PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu...

47
PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) DI SMA Implementasi Kurikulum 2013 Sebuah Model Penyelenggaraan SKS di SMA 2014 Nursyamsudin Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1/1/2014

Transcript of PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu...

Page 1: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

NursyamsudinDirektorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan1/1/20142014

PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) DI SMA

Implementasi Kurikulum 2013Sebuah Model Penyelenggaraan SKS di SMA

Page 2: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Tim Penyusun

1. Drs. Nursyamsuddin, M.M.

2. Drs. Agus Hermawan, M.M.Pd.

Tim Pembahas

1. Drs. Syamsuddin, M.Si

2. Drs. Wasito, M.Si

3. Drs. Abdurochman, M.A.

4. Fatimah Muid, M.Sc.

5. Dr. Enung Suryati Suryana, M.Ed.

6. Drs. Iwan Suyawan

7. Dra. Elya Ulfah

8. Drs. Sumarno, M.Ed.

9. Dra. Hanny Khadijah G., M.Pd.

1

Page 3: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

KATA PENGANTAR

2

Page 4: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

DAFTAR ISI

BAB I. Pendahuluan

A. Latar BelakangB. TujuanC. Landasan Hukum

BAB II. Pengertian dan Konsep

A. PengertianB. PrinsipC. Persyaratan PenyelenggaraanD. Beban BelajarE. Serial Mata PelajaranF. Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan KelulusanG. Pelaksanaan Moving Kelas

BAB III. Strategi dan Implementasi

A. Strategi PenyelenggaraanB. Implementasi Teknis

1. Penetapan beban Belajar dan Struktur Kurikulum2. Penyusunan KI-KD Serial Mata Pelajaran3. Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Pembelajaran4. Pelaksanaan Semester Pendek5. Pemberdayaan PA dan BK6. Layanan Siswa Cerdas Istimewa (SCI)

BAB IV. Evaluasi Pelaksanaan SKS

A. Evaluasi KeterlaksanaanB. Evaluasi Hasil

7.

3

Page 5: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan menengah umum adalah meningkatkan kecerdasan,

pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri

dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Departemen Pendidikan Nasional

menjelaskan dalam visinya bahwa kecerdasan mencakup cerdas intelektual, cerdas

emosional, dan cerdas spiritual. Sementara itu, kemandirian merupakan salah satu

dari tugas perkembangan yang harus dicapai siswa dari sejumlah tugas

perkembangan lainnya.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 menjamin hak peserta didik mendapatkan

layanan pendidikan sesuai dengan minat, potensi, kebutuhan, dan kecepatan

belajarnya. Peraturan Menteri Pedidikan dan Kebuadayaan Nomo 81A (lampiran

IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran) Tahun 2013

menjelaskan konsep dan strategi penerapan sistem kredit semester (SKS) di

SMP/MTs dan SMA/MA/SMK. Dalam lampiran tersebut dijelaskan tentang

kebijakan, konsep, dan prinsip penyelenggaraan SKS di sekolah.

Penjelasan lampiran pedoman tersebut masih bersifat umum sehingga sekolah

masih banyak mengalami kendala di antaranya dalam menentukan beban belajar,

menyusun struktur kurikulum, menfasilitasi pilihan beban beban belajar dan mata

pelajaran, dan menyusun jadwal pelajaran fleksibel dengan pola on/off untuk mata

pelajaran tertentu. Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman

peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan mereka

menyelesaikan studi dalam waktu yang beragam. Oleh karena itu diperlukan

penjelasan teknis lebih rinci, bertahap, dan terarah.

Sebagai respon atas temuan dan masukan tersebut, Direktorat Pembinaan

SMA perlu menyusun Panduan teknis Pelaksanaan SKS di SMA yang memuat

panduan penyelenggaraan, pembelajaran, dan penilaian.

B. Tujuan

4

Page 6: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Secara umum panduan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan teknis lebih

rinci tentang pelaksanaan SKS di SMA. Secara khusus, panduan ini bertujuan:

1. Memberikan penjelasan teknis persiapan, pelaksanaan, dan

pengendalian pelaksanaan SKS di SMA;

2. Memberikan penjelasan tahapan persiapan, pelaksanaan, dan

evaluasi pembelajaran dengan SKS

3. Memberikan penjelasan model penilaian SKS di SMA

4. Mendorong kesiapan SMA untuk melaksanakan SKS sebagai

layanan inovasi pendidikan untuk meningkatan mutu lulusan

C. Landasan

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemernitah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Pendidikan Nasional;

3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tentang

Standar Isi;

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tentang

Standar Proses;

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tentang

Standar Penilaian;

6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A

Tentang Implementasi Kurikulum;

5

Page 7: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

BAB II

PENGERTIAN DAN KONSEP

A. Pengertian

Lampiran IV Permendikbud No 81A menjelaskan bahwa Sistem Kredit

Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang

peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran

yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban belajar

setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit

semester (sks). Beban belajar satu sks meliputi satu jam pembelajaran tatap

muka, satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri.

Beban belajar merupakan ukuran yang menunjukkan kuantitas yang harus

dilakukan oleh siswa mengikuti tugas-tugas pembelajaran dalam bentuk kegiatan

tatap muka, kegiatan tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

dalam rangka mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata pelajaran. Beban

belajar menuntut konsekuensi siswa meluangkan waktu dan tenaga untuk

melakukan kegiatan yang telah didesain dalam silabus mata pelajaran yang

waktunya telah ditentukan. Beban belajar dengan kredit lebih besar menuntut

pengorbanan lebih banyak untuk melakukan tugas pembelajaran. Beban belajar

mata pelajaran dihitung untuk kegiatan tiap semester dan dinyatakan dalam satuan

kredit semeter (sks).

B. Prinsip

Penyelenggaraan SKS di SMA mengacu pada prinsip sebagai berikut.

1. Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran yang

diikuti pada setiap semester sesuai dengan kemampuan, bakat, dan

minatnya;

2. Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat

mempersingkat waktu penyelesaian studinya dari periode belajar yang

ditentukan dengan tetap memperhatikan ketuntasan belajar;

3. Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam

belajar secara mandiri;

6

Page 8: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

4. Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar dengan

lebih fleksibel;

5. Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih kelompok peminatan,

lintas minat, dan pendalaman minat, serta mata pelajaran sesuai dengan

potensinya;

6. Peserta didik dapat pindah ke sekolah lain yang sejenis dan telah

menggunakan SKS dan semua kredit yang telah diambil dapat

dipindahkan ke sekolah yang baru (transfer kredit);

7. Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai secara

teknis dan administratif;

8. Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi

kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta didik yang mencakup

pengetahuan, sikap, dan keterampilan; dan

9. Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan

kemampuan, bakat, dan minatnya.

C. Persyaratan Penyelenggaraan SKS

Penyelenggaraan SKS di SMA memerlukan sumberdaya memadai untuk

mendukung peengelolaan layanan pendidikan yang fleksibel, artinya layanan

pendidikan yang mengakomodir keragaman potensi, kebutuhan, dan kecepatan

belajar. Oleh karena itu diperlukan kriteria minimal kualifikasi sekolah sesuai

dengan acuan delapan standar pada standar pendidikan nasional. SMA yang

terakreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN-S/M)

dapat menyelenggarakan SKS.

Penyelenggaraan SKS pada setiap satuan pendidikan dilakukan dengan tetap

mempertimbangkan ketuntasan minimal dalam pencapaian setiap kompetensi.

Penyelenggaraan SKS di SMA harus didukung persiapan yang mengacu pada

pemenuhan delapan standar nasional pendidikan, yaitu standar kompetensi

lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan

standar penilaian.

7

Page 9: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

D. Beban Belajar

Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMA/MA yaitu minimal

130 sks, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling

lama 5 tahun (10 semester).

Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMA/MA terdiri atas kelompok

A (wajib), B (wajib), dan salah satu dari kelompok C (peminatan), serta

lintas minat dan/atau pendalaman minat.

Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit

semester (sks). Beban belajar 1 (satu) sks terdiri atas 1 (satu) jam

pembelajaran tatap muka, 1 (satu) jam penugasan terstruktur, dan 1 (satu) jam

kegiatan mandiri. Beban belajar sks untuk SMA/MA ditetapkan bahwa setiap

pembelajaran dengan beban belajar 1 sks pada SKS sama dengan beban

belajar 1.88 jam pembelajaran pada Sistem Paket.

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses

interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka

untuk SMA/MA berlangsung selama 45 menit.

Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman

materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk

mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur

ditentukan oleh pendidik.

Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman

materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk

mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya diatur oleh peserta didik

atas dasar kesepakatan dengan pendidik.

Penetapan beban belajar terlebih dahulu memadukan semua komponen beban

belajar, baik untuk Sistem Paket maupun untuk SKS, sebagaimana yang tercantum

dalam Tabel 1.

Tabel 1: Penetapan Beban Belajar sks di SMA berdasarkan pada Sistem Paket

Kegiatan Sistem Paket SKS

Tatap muka 45 menit 45 menit

Penugasan terstruktur 60% x 45 menit = 45 menit

Kegiatan mandiri tidak 45 menit

8

Page 10: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Kegiatan Sistem Paket SKS

terstruktur27 menit

Jumlah 72 menit 135 menit

Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk menetapkan beban

belajar 1 sks yaitu dengan rumus sebagai berikut.

135

1 sks = --------- = 1,88 jam pelajaran

72

Berdasarkan uraian di atas, penetapan beban belajar berpedoman pada perhitungan

kesetaraan pada sistem paket dan SKS, yaitu 1 sks setara dengan 1,88 – 2 jam

pelajaran, maka beban belajar tiap mata pelajaran dapat dihitung seperti pada tabel

berikut.

Tabel 2. Beban Belajar Mata Pelajaran Wajib

NO MATA PELAJARAN JML sksX XI XII

KELOMPOK A

1 6 6 6 18 9

2 4 4 4 12 6

3 Bahasa Indonesia 8 8 8 24 124 Matematika 8 8 8 24 125 Sejarah Indonesia 4 4 4 12 66 Bahasa Ingris 4 4 4 12 6

KELOMPOK B7 4 4 4 12 6

8 4 4 4 12 6

9 6 6 6 18 9Jumlah beban belajar (sks) wajib A dan B 72

Jumlah JP (2 smt)/ Kelas Jumlah

Total

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Seni Budaya (termasuk Mulok)Prakarya dan Kewirausahaan (termasuk Mulok)Penjas Orkes (termasuk Mulok)

9

Page 11: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Tabel 3. Beban Belajar Mata Pelajaran Peminatan (Kelompok C)

NO MATA PELAJARAN JML sksX XI XII

KELOMPOK PEMINATAN IPA1 Matematika 8 8 6 22 112 Fisika 8 8 6 22 113 Kimia 8 8 6 22 114 Biologi 8 8 6 22 115 Lintas Minat 12 8 8 28 14

Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPA 58KELOMPOK PEMINATAN IPS

1 Sejarah 8 8 6 22 112 Ekonomi 8 8 6 22 113 Sosiologi 8 8 6 22 114 Geografi 8 8 6 22 115 Lintas Minat 12 8 8 28 14

Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPS 58KELOMPOK PEMINATAN BAHASA

1 Antropologi 8 8 6 22 112 Bahasa dan Sastra Indonesia 8 8 6 22 113 Bahasa dan Sastra Inggris 8 8 6 22 114 Bahasa Asing 8 8 6 22 115 Lintas Minat 12 8 8 28 14

Jumlah JP (2 smt)/ Kelas Jumlah

Total

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah sebagai

berikut:

1. Fleksibilitas dalam SKS yaitu peserta didik diberi keleluasaan untuk

menentukan beban belajar pada setiap semester;

2. Pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh

Pembimbing Akademik;

3. Pengambilan beban belajar (jumlah sks) pada semester 1 sesuai dengan

prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan sebelumnya atau hasil tes

seleksi masuk dan/atau penempatan peserta didik baru;

4. Pengambilan beban belajar (jumlah sks) semester berikutnya ditentukan

berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh pada semester sebelumnya;

5. Peserta didik wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam

Struktur Kurikulum;

6. Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas

dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan

10

Page 12: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan

kompetensi pada setiap semester.

E. Serial Mata Pelajaran

Penerapan fleksibilatas dalam layanan SKS adalah mampu mengakomodasi

keragaman kecepatan belajar peserta didik yang dapat menyelesaikan

pembelajaran paling cepat dua tahun atau empat semester. Oleh kareta itu setiap

mata pelajaran harus disusun paling banyak dalam empat seri yang dapat

ditempuh seluruhnya dalam empat semester atau dua tahun.

Penyusunan serial mata pelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.

1. Tingkat perkembangan fisik dan mental peserta didik, artinya;

2. Hierarki kompetensi sesuai dengan tingkat kompetensi inti dan kompetensi

dasar;

3. Kontinuitas dan relevansi materi pelajaran dan antar mata pelajaran; dan

4. Kemudahan dalam keterpakaian bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Oleh karena itu penyusunan serial mata pelajaran secara sederhana dapat

dilakukan dengan mengurutkan kompetensi dasar yang tertuang pada

Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013. Penyusunan serial mata pelajaran yang

memuat KI dan KD tidak dapat dilakukan dengan pengelompokkan berdasarkan

keseuaian materi semata seperti pada matematika yang dikelompokkan pada

aljabar, geometri, trigonometri, dan lain-lain. Begitu pula pada mata pelajaran

fisika yang tidak dapat disusun atas klasifikasi materi semata seperti mekanika,

listrik, dan lainnya. Pengelompokkan seperti ini dapat mengabaikan pertimbangan

kontinuitas dan relevansi antar mata pelajaran serta aspek kemudahan dalam

keterpakaian bagi kelanjutan peserta didik dalam laporan hasil belajar.

Konsekuensi dari tersusunya serial mata pelajaran adalah sekolah harus

mengkonstruksi ulang KI dan KD yang semula tersusun atas kelas X, XI, dan XI

menjadi seri 1, 2, dan seterusnya sesuai dengan alokasi beban belajar dengan

keseteraan 1 sks setara dengan 1,88 atau 2 jam pelajaran dalam sistem paket.

Dengan demikian beberapa mata pelajaran yang disusun dalam tiga seri akan

terjadi bahwa KI dan KD seri 1 merupakan keseluruhan KI dan KD kelas X; KI

dan KD seri 2 merupakan keseluruhan KI dan KD kelas XI; dan KI dan KD seri 3

merupakan keseluruhan KI dan KD kelas XII. Contoh penyusunan KI dan KD

11

Page 13: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

mata pelajaran yang tersusun dalam serial mata pelajaran disajikan pada lampiran

Berikut ini contoh serial mata pelajaran untuk kelompok wajib dan peminatan.

Tabel 4. Contoh Serial Mata Pelajaran Wajib

NO MATA PELAJARANSeri ke ..

JML sks1 2 3 4

KELOMPOK A

1 3 3 3 9

2 2 2 2 6

3 Bahasa Indonesia 3 3 3 3 124 Matematika 3 3 3 3 125 Sejarah Indonesia 2 2 2 66 Bahasa Ingris 2 2 2 6

KELOMPOK B7 Seni Budaya 2 2 2 6

8 Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2 6

9 Penjas Orkes 2 2 2 3 9Jumlah beban belajar (sks) wajib A dan B 72

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

12

Page 14: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Tabel 5. Contoh Serial Mata Pelajaran Peminatan

NO MATA PELAJARANSeri ke …

JML sks1 2 3 4

KELOMPOK PEMINATAN IPA1 Matematika 3 3 3 2 112 Fisika 3 3 3 2 113 Kimia 3 3 3 2 114 Biologi 3 3 3 2 115 Lintas Minat* 14

Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPA 58KELOMPOK PEMINATAN IPS

1 Sejarah 3 3 3 2 112 Ekonomi 3 3 3 2 113 Sosiologi 3 3 3 2 114 Geografi 3 3 3 2 115 Lintas Minat* 14

Jumlah beban belajar Kelompok Peminatan IPS 58KELOMPOK PEMINATAN BAHASA

1 Antropologi 3 3 3 2 112 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 3 3 2 113 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 3 2 114 Bahasa Asing 3 3 3 2 115 Lintas Minat* 14

*) Beban belajar mata pelajaran lintas minat bergantung pada pilihan peserta didik

dengan jumlah minimal 14 sks.

F. Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan

Pengaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi, dan kelulusan

adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini.

1. Penilaian

a. Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan,

kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap. Kompetensi

pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1–4

(kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala

Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K), yang dapat

dikonversi ke dalam Predikat A - D seperti pada tabel di bawah ini.

13

Page 15: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Tabel 6. Konversi Kompetensi Pengetahuan, Keterampilan, dan Sikap

PredikatNilai Kompetensi

Pengetahuan Keterampilan Sikap

A 4,00 4,00 SB(SANGAT BAIK)A- 3,66 3,66

B+ 3,33 3,33B

(BAIK)B 3.00 3,00

B- 2,66 2,66

C+ 2,33 2,33C

(CUKUP)C 2,00 2,00

C- 1,66 1,66

D+ 1,33 1,33 K(KURANG)D 1,00 1,00

b. Ketuntasan minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi

pengetahuan dan kompetensi keterampilan yaitu 2.66 (B-). Pencapaian

minimal untuk kompetensi sikap adalah B (Baik).

c. Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan

melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi

berikutnya.

d. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan,

dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki

semester berikutnya.

2. Indeks Prestasi (IP)

a. IP merupakan rata-rata dari gabungan hasil penilaian kompetensi

pengetahuan dan kompetensi keterampilan yang dihitung dengan

rumus sebagai berikut.

IP=Σ( N i xBi )

ΣBi

Keterangan:

IP : Indeks Prestasi

14

Page 16: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Ni : Nilai tiap mata pelajaran

Bi : Beban belajar tiap mata pelajaran (sks)

Penghitungan IP dapat dilakukan dalam proses penilaian melalui konversi

skor menjadi nilai dengan menggabungkan skor pemgetahuan dan

keterampilan. Berikut ini contoh skema perolehan indeks prestasi yang

dikonversi dari skor.

No Mata Pelakaran Skor/Nilai NilaiPeng. Ketr. Rata-rata Predikat IP

1.Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 1

85 90 87,5 A- 3,66

2. PPKn 1 93 92 91 A 4,00

3. Bahasa Indonesia 2 76 78 77 B 3.00

4. Matematika 2 76 74 75 B- 2,665. Fisika 2 77 82 79,5 B 3,00

Dan seterusnyaKeterangan:

Rentang Skor/Nilai PredikatLebih dari 90 A86 – 90 A-81 – 85 B+76 – 80 B71 – 75 B-66 – 70 C+61 – 60 C56 - 60 C-51 – 55 D+Kurang dari 51 D

b. Peserta didik pada semester 2 dan seterusnya dapat mengambil

sejumlah mata pelajaran dengan jumlah sks berdasarkan IP semester

sebelumnya dengan ketentuan sebagai berikut:

(1) IP < 2.66 dapat mengambil maksimal 24 sks.

(2) IP 2.66 – 3.32 dapat mengambil maksimal 28 sks.

(3) IP 3.33 – 3.65 dapat mengambil maksimal 32 sks.

(4) IP > 3.65 dapat mengambil maksimal 36 sks.

Selain itu, nilai kompetensi sikap paling rendah B

c. Indeks Prestasi (IP) tiap semester dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

dilaporkan dalam Laporan Capaian Kompetensi (LCK) pada tiap akhir

15

Page 17: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

semester. Contoh bentuk LCK yang memuat IP dan IPK disajikan dalam

lampiran …

3. Kelulusan

a. Peserta didik dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk

mengulang mata pelajaran yang belum tuntas. Bagi yang sudah tuntas

(mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah) tidak

diperbolehkan untuk mengikuti semester pendek.

b. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang

menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada setiap akhir semester.

c. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di SMA/MA

setelah:

(1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

(2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran;

(3) lulus ujian sekolah/madrasah; dan

(4) lulus Ujian Nasional.

G. Pelaksanaan Moving Class

Pelaksanaan SKS sering dikaitkan dengan pelaksanaan sistem belajar berbasis

mata pelajaran dimana kelas didesain sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.

Akibat penerapan sistem ini, peserta didik akan berpindah dari satu ruang kelas ke

ruang kelas lainnya sesuai dengan jadwal mata pelajaran. Dengan kondisi siswa

sering bergerak pindah, maka sering dikenal dengan sebutan moving classroom.

Moving class bukan merupakan persyaratan mutlak bagi pelakasanaan SKS di

SMA. Sistem ini dapat mendorong kultur lebih kuat pada pelaksanaan SKS karena

dipandang ada kesamaan karakter dimana peserta didik akan memilih mata

pelajaran yang dimungkinkan berbeda dari teman seangkatannya. Perbedaan

pilihan mata pelajaran memungkinkan pergerakan siswa dari satu kelas ke kelas

lain yang berbeda karena perbedan pilihan mata pelajaran.

Moving class adalah manajemen kelas berbasis mata pelajaran atau sebuah sistem

pembelajaran yang bercirikan kelas berkarakter mata pelajaran. Dengan moving

class, pada saat pergantian mata pelajaran, peserta didik akan berpindah menuju

ruang kelas lain sesuai mata pelajaran yang dijadwalkan.

Prinsip penyelenggaraan moving class di SMA sebagai berikut.

16

Page 18: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

a. Pembagian dan pengelolaan ruang kelas berdasarkan mata pelajaran.

b. Pada pelaksanaannya bersinergi dengan keseluruhan sistem yang dilaksanakan

Satuan Pendidikan.

c. Jadwal pelajaran disusun berdasarkan mata pelajaran dengan memperhatikan

ruang mata pelajaran.

d. Pembelajaran berpusat pada peserta didik.

e. Pengelolaan kelas sesuai karakter mata pelajaran.

f. Ruang kelas ditandai dengan nama mata pelajaran, misalnya Bahasa Inggris 1,

Bahasa Inggris 2, atau Kimia.

Moving class memiliki beberapa manfaat sebagai berikut.

a. Proses pembelajaran lebih efektif.

b. Pendidik lebih leluasa mengembangkan proses pembelajaran dalam

menggunakan berbagai metode seperti demonstrasi, penggunaan alat peraga,

dan lain-lain.

c. Ruang kelas didesain sesuai dengan karakter mata pelajaran bersangkutan.

d. Ruang belajar membawa suasana khas sehingga peserta didik lebih fokus pada

kompetensi yang dipelajari.

Strategi dan implementasi pelaksanaan moving class dapat dipelajari lebih lanjut

pada buku pedoman pelaksanaan sistem belajar moving class.

17

Page 19: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

BAB III

STRATEGI DAN IMPLEMENTASI

A. Strategi Penyelenggaraan

Pelaksanaan atau penyelenggaraan SKS dilakukan secara bertahap dengan strategi

phasing in/out dimulai tahun pertama. Sehingga, kelas X menerapkan SKS

sedangkan kelas XI dan XII menggunakan sistem paket. Pada tahun kedua, ada 2

angkatan yang sudah menerapkan SKS dan pada tahun ketiga, seluruh jenjang di

Satuan Pendidikan menerapkan SKS.

Pada tahap awal penyelenggaraan SKS, satuan pendidikan.

1. Menyusun KTSP yang memuat struktur kurikulum dengan sistem paket dan

SKS yang telah ditandatangani Dinas Pendidikan Provinsi.

2. Menyusun perangkat pembelajaran (Silabus dan RPP) SKS sesuai dengan

serial mata pelajaran, minimal untuk tahun pertama.

3. Menyusun jadwal mata pelajaran dan jadwal konsultasi Pembimbig Akademik

(PA) dan Konselor/BK.

4. Mendapat izin tertulis dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Provinsi.

Izin tersebut kemudian dilaporkan kepada Direktorat PSMA.

5. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan orangtua.

Skema pelaksanaan SKS diperlihatkan berikut ini.

TahapanDeskripsi Kegiatan

Out PutKepala Sekolah Tim Pelaksana

Kurikulum Guru PA/BK

Persiapan

o Sosialisasi internal

o Membentuk Tim Pelaksana

o Mengajukan ijin kepada Dinas Pendidikan

o Membuat jadwal kegiatan

o Membuat draft dokumen

o Merancang sistem aplikasi pendukung

o Merancang struktur kurikulum dan peta pembelajaran untuk 6 semester

o Merevisi draft dokumen

o Menyusun KI-KD serial mata pelajaran

o Merancang Silabus dan RPP

o Merancang program layanan

o Merancang program konsultasi

Dokumen KTSP dan Ijin Pelaksanaan

Awal Pelaksanaan

o Sosialisasi eksternal kepada masyarakat

o Menetapkan

o Menghimpun dokumen perangkat pembelajaran dan penilaian

o Menyiapkan perangkat pembelajaran dan penilaian

o Meningkatkan

o Menyiapkan perangkat layanan dan konsultasi bimbingan

o Dukungan warga sekolah dan publik

o Kelengkapa

18

Page 20: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

TahapanDeskripsi Kegiatan

Out PutKepala Sekolah Tim Pelaksana

Kurikulum Guru PA/BK

tugas guru, PA, dan BK kelas X

o Pembagian tugas guru/PA/BK

o Menyusun peta pembelajaran enam semester

o Menyusun jadwal pelajaran

pemahaman pembelajaran SKS

n dokumen perangkat pembelajaran dan penilaian

Pelaksanaan

o Mengontrol dan mengevaluasi pelaksanaan

o Memotivasi dan mengispirasi warga sekolah

o Menjamin pelaksanaan pembelajaran dan penilaian

o Menjamin penjadwalan dan pembagian tugas mengajar

o

o Melaksanakan pembelajaran

o Melakukan penilaian

o Menganalisis hasil belajar

o Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis

o Melaporkan penilaian kompetensi peserta didik

o Melaksanakan layanan dan bimbingan

o Menganalisis hasil layanan dan bimbingan

o Menindak-lanjuti hasil analisis

o Melaporkan hasil layanan dan bimbingan

Efektifitas pelaksanaan

Pelaksanaan SKS di SMA dilakukan secara bertahap dengan pola passing in/out,

sehingga pada tahun pertama sistem ini diberlakukan pada peserta didik kelas X.

Pada tahun ke dua dan seterusnya terjadi kelanjutan secara bertahap seperti

ditunjukan pada skema dibawah ini.

Tahun Ke Kelas X Kelas XI Kelas XII Keterangan

Pertama SKS Sistem Paket

Sistem Paket

Ke Dua SKS SKS Sistem Paket

o Dapat melaksanakan Ujian Sekolah bertahap bagi peserta didik yang telah menyelesaikan pembelajaran seri terakhir

o Pelaksanaan UN bagi peserta didik yang menyelesaikan pembelajaran dalam 2 tahun

Ke Tiga SKS SKS SKS

B. Implementasi

19

Page 21: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

SMA pelaksana SKS perlu melakukan beberapa implementasi teknis, antara lain

sebagai berikut.

1. Penetapan beban belajar dan struktur kurikulum

Beban belajar dan struktur kurikulum pada tahun pertama dan ke dua

mencakup dua jenis yaitu beban belajar dan struktur kurikulum yang mengacu

pada sistem paket dan SKS. Beban belajar untuk kelas XI dan XII mengacu

pada sistem paket dinyatakan dengan sataan jam pelajaran (JP) sesuai dengan

Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013, sedangkan untuk kelas X struktur

kurikulum dinyatakan dengan satuan kredit semester (sks). Berikut ini contoh

struktur kurikulum untuuk Program IPA.

Tabel 6. Contoh Struktur Kurikulum dan Beban Belajar Kelas XII dan XII Program IPA

No Mata Pelajaran Kelas XI(JP)

Kelas XII (JP)

Kelompok Wajib A1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 32. Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn)2 2

3. Bahasa Indonesia 4 44. Matematika 4 45. Sejarah Indonesia 2 26. Bahasa Inggris 2 2Kelompok Wajib B7. Seni Budaya 2 28. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan

Kesehatan3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2Kelompok C (Peminatan)10. Matematika 4 411. Fisika 4 412. Kimia 4 413. Biologi 4 4

14.Lintas Minat (Ekonomi, Geografi, Sosiologi, bahasa Arab, bahasa Jepang, atau Bahasa dan Sastra Inggeris)

4 4

Jumlah A, B, dan C 44 44

20

Page 22: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Tabel 7. Contoh Struktur Kurikulum Kelas X Program IPA

NO MATA PELAJARANJML sks

Seri ke … (sks)

1 2 3 4KELOMPOK A

1 9 3 3 3

2 6 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 12 3 3 3 34 Matematika 12 3 3 3 35 Sejarah Indonesia 6 2 2 26 Bahasa Ingris 6 2 2 2

KELOMPOK B7 Seni Budaya 6 2 2 2

8 Prakarya dan Kewirausahaan 6 2 2 2

9 Penjas Orkes 9 2 2 2 372

KELOMPOK PEMINATAN (C )11 Matematika IPA 11 3 3 3 212 Fisika 11 3 3 3 213 Kimia 11 3 3 3 214 Biologi 11 3 3 3 215

Mata Pelajaran Lintas (Opsional) 14

1. Ekonomi 3 3 3 22. Sosiologi 3 3 3 23. Geografi 3 3 3 24. Bahasa Arab 3 3 3 25. Bahasa jepang 3 3 3 26. Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 3 2

58

Pendidikan Agama dan Budi Pekerti

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Jumlah beban belajar (sks) wajib A dan B

Jumlah beban belajar (sks) Peminatan

2. Penyusunan KI dan KD Serial mata pelajaran

Konsekuensi dari penyusunan serial mata pelajaran adalah merekostruksi KI

dan KD yang semula tersusun atas tingkatan kelas X, XI, dan XII menjadi KI

dan KD yang tersusun menjadi serial mata pelajaran. Penyusunan KI dan KD

mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: tingkat perkembangan fisik dan

mental peserta didik; hierarki kompetensi inti dan kompetensi dasar;

21

Page 23: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

kontinuitas dan kontinuitas materi pelajaran dan antar mata pelajaran; dan

kemudahan dalam keterpakaian.

Penyusunan KI dan KD serial mata pelajaran dilakukan dengan cara

mengurutkan KD sesuai serial dan beban belajar (sks) setiap seri dengan

mengacu pada kesetaraan satu sks setara dengan 1,88 – 2 jam pelajaran.

Berikut ini contoh ilustrasi konversi serial mata pelajaran.

Tabel 8. Contoh Konversi Serial Mata Pelajaran

Mata PelajaranAlokasi (JP) tiap

SemesterSerial MP

(sks) KeteranganX XI XII 1 2 3 4

PPKn, Sejarah Indonesia, seni Budaya, atau Bhasa Inggris

2, 2 2, 2 2, 2 2 2 2

o Seri 1 memuat KI-KD Kelas X

o Seri 2 memuat KI-KD Kelas XI

o Seri 3 memuat KI-KD Kelas XII

Bahasa Indonesia atau Matematika 4, 4 4, 4 4, 4 3 3 3 3

o Seri 1 memuat KI-KD kelas X semester 1 dan sebagian semester 2

o Seri 2 memuat KI-KD dari sebagian semester 2 kelas X dan semester 1 kelas XI

o Seri 3 memuat KI-KD kelas XI semester 2 dan sebagian semester 1 Kelas XII

o Seri 4 memuat sebagian KI-KD kelas XII semester 1 dan KI-KD semester 2 Kelas XII

Fisika, Ekonomi, Bahasa Arab, atau Bahasa dan Sastra Indonesia

3, 3 4, 4 4, 4 3 3 3 2

o Seri 1 memuat KI-KD kelas X

o Seri 2 dan 3 memuat KI-KD dari semester 1 dan 2 kelas XI dan semester 1 kelas XII

o Seri 4 memuat KI-KD semester 2 kelas XII

Selanjutnya KI dan KD yang sudah tersusun dalam serial mata pelajaran

dijadikan dokumen KTSP dan acuan dalam mengembangkan Silabus dan RPP.

Contoh hasil rekonstruksi KI-KD serial maa pelajaran tersaji pada lampiran

….

22

Page 24: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

3. Penyusunan Peta Jalan (Roadmap) Pembelajaran

Pelaksanaan SKS mendorong sekolah mendesain strategi pembelajaran On/Off

mata pelajaran bagi peserta didik. Peserta didik yang menyelesaikan

pembelajaran enam semester akan mengalami On dalam 4 semester dan Off

dalam 2 semester pada mata pelajaran tertentu yang terbagi dalam 4 seri.

Begitu pula pada mata pelajaran tertentu yang terbagi dalam 3 seri akan

mengalami On dalam 3 semester dan Off dalam 3 semester. Oleh karena itu

diperlukan pengaturan jumlah kelas (rombongan belajar) yang terjadwal On

dan Off agar distribusi tugas mengajar guru memenuhi beban mengajar 24 jam

pelajaran tiap semester.

Pengaturan dilakukan dengan mempertimbangkan distribusi beban mengajar

guru merata tiap semester, sehingga perlu dibuat rencana On/Off selama enam

semester yang mengakomodir kebutuhan siswa dalam bentuk Peta Jalan

(Roadmap) Pembelajaran. Roadmap dirancang agar dapat mengakomodir

fleksibilitas layanan bagi peserta didik, termasuk peserta didik yang dapat

menyelesaikan pembelajaran selama dua tahun atau empat semester.

Contoh Peta Jalan Pembelajaran dapat dilihat pada tabel 9.

4. Pelaksanaan Semester Pendek

Kegiatan semester pendek dilaksanakan hanya untuk perbaikan nilai bagi

mereka yang belum mencapai kelulusan mata pelajaran sampai akhir semester.

Ketentuan tentang semester pendek adalah sebagai berikut.

a. Jadwal ditentukan oleh Satuan Pendidikan dengan waktu pelaksanaan

disesuaikan dengan kebutuhan dan daya dukung.

b. Waktu belajar dilaksanakan pada jeda antarsemester atau sore hari setelah

jadwal belajar berakhir.

c. Pembelajaran semester pendek mengacu pada hasil ketuntasan standar

kompetensi (SK) mata pelajaran.

d. Jumlah kegiatan dilakukan sekurang-kurangnya 8 jam pelajaran tatap

muka sesuai dengan beban belajar (sks) mata pelajaran terkait yang

diakhiri dengan penilaian.

23

Page 25: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Tabel 9. Contoh Peta Jalan Pembelajaran

Mata Pelajaran Program Peminatan dan Semester

Matematika dan Ilmu AlamIlmu-ilmu Sosial (A,B)

Alternatif 1 (ABC) Alternatif 2 (DEF) Alternatif 4 (CI)Kelompok Wajib 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 1 2 3 4 5Kelompok A

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 Bahasa Indonesia 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 Matematika 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 Sejarah Indonesia 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26 Bahasa Inggris 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Kelompok B 1 Seni Budaya 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 Prakarya dan Kewirausahaan 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 23 Penjasorkes 9 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2

Kelompok Peminatan ( C) Matematika dan Ilmu Alam

1 Matematika 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 22 Biologi 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 23 Fisika 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 24 Kimia 11 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2

Ilmu-ilmu Sosial1 Geografi 11 3 3 3 22 Sejarah 11 3 3 3 23 Sosiologi 11 3 3 3 24 Ekonomi 11 3 3 3 2

Pendalaman Minat atau Lintas Minat 141 sejarah2 Geografi 3 33 Ekonomi 3 3 3 34 Sosiologi 35 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 3 3 3 3 36 Bahasa Asing (Mandarin/Arab) 3 3 3 3

Jml sks

Page 26: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

e. Guru yang mengajar di semester pendek adalah guru mata pelajaran terkait

yang mendapat tugas dari kepala sekolah. Beban mengajar semester

pendek dapat dihitung sebagai bagian tugas mengajar wajib 24 jam

pelajaran.

5. Pemberdayaan PA dan BK

Pembimbing Akademik (PA) adalah guru yang diberi tugas untuk

membimbing perkembangan prestasi akademik peserta didik sampai akhir

masa studinya. PA membimbing peserta didik maksimal 20 orang dengan

tugas sebagai berikut:

a. Memantau dan melakukan analisis terhadap data potensi, kebutuhan,

minat, dan prestasi yang diperoleh dari Konselor/BK, serta memberikan

rekomendasi konstruktif selama mengikuti pendidikan di sekolah agar

peserta didik berkembang potensi akademiknya secara maksimal;

b. Membimbing siswa pada saat pengisian kartu rencana studi (KRS),

pemilihan jurusan, pembagian laporan hasil belajar (LHB), dan/ atau

melaksanakan konsultasi akademik;

c. Mengelola hasil penilaian akhlak mulia dan kepribadian berdasarkan hasil

penilaian dari guru mata pelajaran pendidikan agama dan pendidikan

kewarganegaraan dan masukan guru mata pelajaran lainnya;

d. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orangtua, Konselor/BK, dan

guru mata pelajaran;

e. Memberikan layanan konsultasi akademik minimal enam kali dalam tiap

semester.

Konselor/BK adalah pendidik profesional yang bertugas memberikan

pelayanan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan formal.

Konselor/BK memberikan bimbingan dan konsultasi pada peserta didik

(konseli) agar mampu mengembangkan potensi dan mandiri dalam mengambil

keputusan dan pilihan untuk mewujudkan kehidupan yang produktif, sejahtera,

dan peduli kemaslahatan umum. Dalam pelaksanaan SKS, Konselor/BK

membimbing siswa dengan jumlah minimal 150 orang selama masa studi

dengan tugas sebagai berikut.

Page 27: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

a. Memantau, menghimpun dan mendokumentasi data, serta melakukan

analisis potensi, kebutuhan, minat, dan prestasi peserta didik.

b. Memantau, mendeteksi, dan memberikan rekomendasi konstruktif agar

peserta didik mampu mencapai tugas perkembangannya melalui kegiatan

pengembangan diri di Satuan Pendidikan termasuk peserta didik yang

membutuhkan layanan khusus.

c. Memberikan bimbingan siswa pada saat kegiatan layanan dan kosultasi

kelompok sesuai jadwal layanan, serta layanan individu sesuai dengan

kebutuhan peserta didik.

d. Melaporkan hasil penilaian kegiatan pengembangan diri tiap semester.

e. Menjalin komunikasi dan kerjasama dengan orang tua, PA, dan guru mata

pelajaran.

6. Layanan Siswa Cerdas Istimewa (SCI)

Pelaksanaan SKS memungkinkan peserta didik dapat menyelesaikan

pembelajaran sesuai dengan kecepatan belajaranya. Peserta didik dengan

kecepatan belajar tinggi dapat menyelesaikan mpembelajaran paling cepat dua

tahun. Peserta didik dengan kecepatan belajar normal dapat menyelesaikan

rata-rata selama tiga tahun, atau mengatur pembelajaran sesuai dengan

kebutuhannya dalam lima, tujuh, atau delapan semeser.

Peserta didik yang dapat menyelesaikan pembelajaran dalam dua tahun harus

menempuh beban belajar rata-rata 30 sks tiap semester. Pengemabilan beban

belajar tiap semester ditentukan berdasarkan IP yang diperoleh semester

sebelumnya. Jika di semester pertama telah ditempuh 24 sks, maka pada

semester 2, 3, dan 4 rata-rata harus menempuh 35 – 36 sks tiap semester.

Untuk dapat mengambil beban belajar 34 s.d 36 sks IP semester 2 di atas 3,60

yang sangat tinggi. Perolehan IP tinggi seperti ini dapat diraih oleh peserta

didik dengan kerja keras dan kecerdasan tinggi, bahkan umunya terjadi pada

siswa khusus dengan kecerdasan istimewa (SCI).

Sekolah penyelenggara SKS dapat memberikan layanan bagi siswa cerdas

istimewa (SCI) dengan pembelajaran khusus sesuai dengan kemampuan dan

daya dukung. Pembelajaran khusus bagi siswa cerdas istimewa dapat

dilakukan dengan merekonstruksi secara khusus strategi tatap muka dan tugas

1

Page 28: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

terstruktur. Sekolah dapat menyusun kriteria beban belajar secara khusus bagi

siswa cerdas istimewa.

Kriteria penentuan siswa cerdas istimewa dilakukan oleh sekolah dengan

mengacu pada karakteristik SCI, yaitu:

a. Memiliki tingkat kecerdasan intelegensi tinggi di atas rata-rata secara

konsisten;

b. Memiliki riwayat belajar istimewa secara konsisten;

c. Memiliki karakter mandiri, cepat memahami, gemar membaca, dan

motivasi tinggi dalam belajar; dan

d. Memiliki keingintahuan dan kreativitas tinggi serta komitmen tinggi dalam

melaksanakan tugas yang ditunjukan dengan skor kreativitas (CQ) dan

komitmen tugas (TC).

Dengan kriteria SCI dan pembelajaran khusus yang dirancang, maka beban

tatap muka terjadwal di semester 2, 3, dan 4 di atas 30 sks setiap hari rata-rata

sama dengan peserta didik lain dengan beban 22 – 24 sks. Dengan demikian

peserta didik yang memenuhi kriteria SCI dapat menyelesaikan pembelajaran

dalam 4 semester dengan jadwal masuk dan pulang relatif sama.

Beban belajar khsus bagi peserta didik yang memenuhi kriteria SCI disajikan

seperti pada tabel berikut ini.

Tabel 10. Contoh Beban Belajar Khusus Siswa Cerdas Istimewa (SCI)

No Mata Pelajaran Beban sks tiap Semester dan Konversi Jam Pelajaran (JP)

Kelompok Wajib 1 2 3 4

Kelompok A1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 (3) 3 (3) 3 (3)

2Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 (2) 2 (2) 2 (2)

3 Bahasa Indonesia 3 (6) 3 (4) 3 (4) 3 (4)4 Matematika 3 (6) 3 (4) 3 (4) 3 (4)5 Sejarah Indonesia 2 (2) 2 (2) 2 (2)6 Bahasa Inggris 2 (4) 2 (2) 2 (2)

Kelompok B

1 Seni Budaya 2 (2) 2 (2) 2 (2)2 Prakarya dan Kewirausahaan 2 (2) 2 (2) 2 (2)3 Penjasorkes 2 (4) 2 (2) 2 (2) 3 (3)

Kelompok Peminatan ( C)Matematika dan Ilmu Alam

1 Matematika 3 (6) 3 (4) 3 (4) 2 (2)2 Biologi 3 (6) 3 (4) 3 (4) 2 (2)3 Fisika 3 (6) 3 (4) 3 (4) 2 (2)

2

Page 29: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

No Mata Pelajaran Beban sks tiap Semester dan Konversi Jam Pelajaran (JP)

4 Kimia 3 (6) 3 (4) 3 (4) 2 (2)Ilmu-ilmu Sosial

1 Geografi2 Sejarah3 Sosiologi4 Ekonomi

Pendalaman Minat atau Lintas Minat1 Bahasa Arab 3 (3)2 Geografi3 Ekonomi 3 (6) 3 (3) 3 (3) 2 (2)

Jumlah sks dan jam pelajaran (JP) 25 (50) 36 (40) 36 (40) 33 (35)Keterangan: Layanan khusus SCI diasumsikan muncul di semester 2 sehingga di semester 1 memilki beban yang sama dengan peserta didik lainnya

3

Page 30: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

BAB IV

EVALUASI PELAKSANAAN SKS

A. Evaluasi Keterlaksanaan

Evaluasi pelaksanaan SKS meliputi evaluasi kinerja satuan pendidikan yang

dilakukan oleh satuan pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan

pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi dilakukan oleh

satuan pendidikan pada setiap akhir semester, meliputi: tingkat kehadiran peserta

didik, pendidik, dan tenaga kependidikan; pelaksanaan kurikulum tingkat satuan

pendidikan dan kegiatan ekstrakurikuler; hasil belajar peserta didik; hasil evaluasi

dilaporkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Evaluasi terhadap kurikulum meliputi:

1. Struktur beban belajar dan struktur kurikulum setiap program,

2. Serial mata pelajaran,

3. Susunan SK dan KD sesuai dengan serial mata pelajaran,

4. Peraturan akademik,

5. Mekanisme pemilihan beban belajar,

6. Mekanisme penjurusan,

7. Menentukan pembimbing akademik,

8. Melaksanakan penilaian hasil belajar untuk menentukan Indeks Prestasi.

Evaluasi terhadap pengelola dilakukan setahun sekali, mencakup:

1. tingkat relevansi pendidikan terhadap visi, misi, dan tujuan;

2. tingkat pencapaian Standar Nasional Pendidikan oleh satuan pendidikan;

3. tingkat efisiensi dan produktivitas satuan pendidikan;

4. tingkat daya saing satuan pendidikan pada tingkat daerah, nasional, regional,

dan global.

B. Evaluasi Hasil

Evaluasi hasil dilakukan melalui analisis hasil belajar peserta didik dalam bentuk

hasil tiap mata pelajaran dan perubahan perilaku. Setiap mata pelajaran memilki

data hasil belajar pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Evaluasi

4

Page 31: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

dilakukan setiap semester hingga hasil akhir UTK, UMTK, UN, dan kelanjutan

peserta didik di perguruan tinggi.

Evaluasi terhadap prilaku dilakukan melalui survey dan pengamatan pada aspek

kemandirian, motivasi, dan kepuasan terhadap layanan pembelajaran dan

penilaian.

Hasil evaluasi menjadi data pendukung bagi penguatan mutu pendidikan melalui

pelaksanaan SKS.

5

Page 32: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

BAB IV

PENUTUP

6

Page 33: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

DAFTAR PUSTAKA

7

Page 34: PANDUAN PELAKSANAAN SISTEM KREDIT Web view2014. Nursyamsudin ... Di sisi lain sekolah belum mampu memfasiltasi keragaman peserta didik dalam hal kecepatan belajarnya sehingga memungkinkan

Lampiran ….

CONTOH LAPORAN CAPAIAK KOMPETENSI

Nama Pesertadidik : Tahun Pelajaran :

NIS/NISN : Peminatan :

Nama Sekolah : Kelas/Semester :

No Kode Mata PelajaranBeban

(B)Capaian Predikat

Indeks (I)

B X I

Kelompok A (Wajib)1 IND2 Bahasa Indonesia 2 3 sks 82 B+ 3,33 9,992 MAT2 Matematika 2 3 sks 87 A- 3,66 10,983 PPKN1 Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan 12 sks 94 A 4,00 8,00

4 SJI1 Sejarah Indonesia 1 2 sks 88 A- 3,66 7,32Kelompok B (Wajib)

5. SNB1 Seni Budaya 1 2 sks 78 B 3,00 6,006. PJO2 Pendidikan Jasmani

Olahraga dan Kesehatan 22 sks 81 B+ 3,33 6,66

Kelompok C (Peminatan)7. MIPA

1Matematika IPA 3 sks 82 B+ 3,33 9,99

8. FIS2 Fisika 2 3 sks 88 A- 3,66 10,9810. BIO2 Biologi 2 3 sks 79 B 3,00 9.0011. ARB1 Bahasa Arab 1 3 sks 80 B 3,00 9,00

JUMLAH 26 sks 87,92

Indeks Prestasi Semester : 3,38

Indeks Prestasi Kumulatif : 3,32

8