panduan investigasi untuk ombudsman indonesia .pdf

119
PANDUAN INVESTIGASI UNTUK OMBUDSMAN INDONESIA

description

panduan

Transcript of panduan investigasi untuk ombudsman indonesia .pdf

PANDUAN INVESTIGASI UNTUK OMBUDSMAN INDONESIAiPA N D UAN INVESTIGASIUNTUKOMBUDSMAN INDONESIAPenyusun:Prof. DR. CFG. Sunaryati Hartono, S.HBudhi Masthuri, S.HEnni Rochmaeni, S.HWinarso, S.HKOMISI OMBUDSMAN NASIONAL2003iiSanksiPelanggaranPasal44Undang-undang No. 7/1987 tentangPerubahan atas Undang-undang No. 6/1982Tentang Hak Cipta1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkanmemperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk (...) Dipidanadengan pidana penjara paling lama tujuh tahun dan atau dengan palingbanyak 100.000.000,- (seratus juta rupiah)2. Barang siapa dengan sengaja menyerahkan, memamerkan,mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau baranghal pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dengan ayat (1),dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan atau dendapaling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)Panduan Investigasi Untuk Ombudsman IndonesiaTimPenyusun:SunaryatiHartono,BudhiMasthuri,Enni Rochmaeni ,Wi narso-Jakarta:Komi siOmbudsman Nasional, 2003xii + 114 halaman, 14 x 20,8 cmPenerbitan buku ini didukung :The Asia Foundation IndonesiaiiiKATA SAMBUTANKETUA KOMISI OMBUDSMAN NATIONALSejak dibentuk melalui Keputusan Presiden Nomor 44Tahun2000, telahtigatahunlebihKomisi OmbudsmanNasional ikutmemberikan warna bagi proses pengawasan dan penegakan hukumdi negaraRepublikIndonesia. Berbagai permasalahantelahkami alami sepanjangperjalanan tiga tahun ini, baik pada saat mengembangkan lembaga maupundalamrangkamenindaklanjuti laporandari masyarakat. Sebagai lembagabaru, kami berusahan untuk mengembangkan diri dengan berbagai teori danpengalaman negara lain yang telah lama mempraktekkan konseppengawasan melalui lembaga Ombudsman. Kecuali itu, pengalaman pribadi(internal lembaga) jugasangat bergunasebagi bahanrefleksi danevaluasiuntuk pengembangan lebih lanjut pada masa akan datang.Padaawal pembentukannya, Komisi OmbudsmanNasional belummemiliki format baku yang dapat dipakai sebagai acuan bekerja.Bagaimanapun Ombudsman merupakan lembaga yang unik dan pada masalalubelumpernahadadi Indonesia. TidakadasatupunorangIndonesiayang berpengalamanpernahmenjadi Ombudsman, karena memangkeberadaannyabaruada,sehinggasaatitumasihsangatsulitmencari for-mat bakusebagai acuankerja. Seiringdenganberjalannyawaktukamimencoba memadukan antara berbagai teori, praktek dan asas-asas universalOmbudsman, serta implementasi pengawasandiIndonesia yang telahadaselamaini. Upayatersebut sekaligusjugasebagai bentukrefleksi selamakurang lebih tiga tahun sampai akhirnya mencoba menyusun standar kerjaguna memudahkan Ombudsman dalam menjalankan tugasnya.Dalamrangkatersebut terusdilakukanusahauntukmenyusundanmenerbitkan buku Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia. Penerbitanbukuini merupakan upayadari Komisi OmbudsmanNasional untukmengembangkanmekanismepenangananlaporanmasyarakat. Bukuinitidakhanya berisi teknis pemeriksaanlaporan, tapi didalamnya jugaterkandung uraian tentang prinsip-prinsip umum yang selama ini digunakanivolehOmbudsmandalammenilaisebuahlaporan. Bukuinijugadirancanguntukmengantisipasi kebutuhanbagi OmbudsmanDaerahyangakandibentuk pada masa mendatang. Penerapan dari buku ini juga bukan hanyauntuk Ombudsman Nasional dan Daerah, tetapi sangat mungkin bisa menjadireferensi penting bagi lembaga-lembaga lainyang concernterhadappengawasanadministratifpelayananumum.Sebagai panduan, buku i ni berisi pedoman i nvest igasi yangpelaksanaannyajugasangat tergantungpadajenislaporandansituasi dilapangan, sebab merupakan teks yang sebagian besarnya berisi teori-teori,olehkarenaitupadasaatdipraktekkandi lapangansangatmungkintidakakansamapersis seratus persen. Bagaimanapun, padasaat melakukaninvestigasi diperlukan improvisasi di lapangan. Improvisasi ini dapat dilakukansepanjang tidak melanggar aturan umum dan prinsip-prinsip universal Om-budsman. Setiappengalamanbaruakanmenjadi teori baruyangdapatmenyempurnakan isi buku ini pada cetakan berikutnya.Kami menyambut baikkeberadaanbukuini sertamenyampaikanpenghargaan dan ucapan terima kasih kepada Wakil Ketua Komisi Ombuds-man Nasional Prof. Dr. CFG. Sunaryati Hartono, S.H, Sdr. Budhi Masthuri,S.H, Sdri. Enni Rochmaeni, S.H dan Sdr. Winarso, S.H yang telah berupayakeras menyusun panduan investigasi ini, sehingga berhasil diterbitkan menjadibuku yang sangat bermanfaat bagi perjalanan Ombudsman di Indoesia padamasa akan datang. Apabila nantinya dalambuku ini masih ditemukan berbagaikekurangan itu adalah satu hal yang manusiawi dan wajar. Oleh karena itukritik dan saran akan sangat kami nantikan sebagai bahan untuk penyusunanlebih lanjut pada masa akan datang.Jakarta, 30 Juni 2003KOMISI OMBUDSMANNASIONALAntonius Sujata, S.HKetuav1 Bandingkan : Pierre-Yves Monette (Ombudsman Belgia) dalam The ParliamentaryOmbudsman in Belgium : Strengthening Democracy dalam Kamal Husain etc(editors): Human Rights Commission and Ombudsman Affairs,Kluwer LawInternational, The Hague, 2000, hal.270 dst.PENGANTARBuku Panduan Investigasi untuk Ombudsman Indonesia ini diterbitkandengan tujuan:1. PertamauntukmeningkatkankinerjaKomisi OmbudsmanNasionaldalammenangani keluhan-keluhanmasyarakat2. Kedua untuk semakin menyebar luaskan pengetahuan dan keterampilanmengenai investigasi Ombudsman kepadaparapeminat dancalonOmbudsman di daerah otonomi.Dengandemikiandiharapkanakanterjadi keseragamanmutupenanganan keluhan dan laporan masyarakat oleh Ombudsman Indonesiapada masa yang akan datang, di mana pun dan oleh siapa pun investigasi(pemeriksaan)itudilaksanakan.Macam-MacamOmbudsmanLembagaOmbudsmanmerupakaninstitusi yangsebenarnyaberasaldariSwedia,yangsaatinitelahberkembangsedemikianrupa,sehinggadiseluruh dunia telah ada berbagai macam. Dari cara pengangkatannya, adaOmbudsmanyangdiangkatolehKepalaNegara(ExecutiveOmbudsman),adapulayangdiangkat olehDewanPerwakilanRakyat (ParliamentaryOmbudsman).Ada pula yang merupakan Ombudsman Pers yang hanya menanganiperkara-perkara yangberkaitandenganwartawan, pemberitaanatauperusahaan mass media. Demikian pula ada Ombudsman Perusahaan Swastayangmengawasi perilakudankinerjapengusahadanperusahaanswastasaja.Di Indonesiamisalnya,jugatelahdibentukOmbudsmanSuratKabarKompas dan Ombudsman Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).PerandanFungsi OmbudsmanNasionalKomisi OmbudsmanNasional mempunyai aspirasi menjadi Parlia-mentary Ombudsman. Hal ini telah dituangkan dalam Rancangan Undang-Undang Ombudsman Republik Indonesia, yang mempunyai lima fungsi yaitu1:via. Sebagai pengawas penyelenggaraan pelayanan publik kepadamasyarakat(external overseeer)b. Sebagai pelapor perbuatanatauperilakumaladministrasi kepadaPemerintah, DewanPerwakilan Rakyat, maupun kepada MahkamahAgung.c. Sebagailembagayangmengadakanmediasiantarafihakmasyarakatdan fihak pemerintah.d. Sebagai pemberi saran kepada fihak pemerintah atau Dewan PerwakilanRakyat, mengenai bagaimana kasus-kasus maladministrasi dapat diaturdandicegahdimasayangakandatangmelaluiundang-undangyangbaru, ataudenganmerekomendasikankepadaPemerintahsuatukebijaksanaan tertentu. Hal ini diadakan setelah Ombudsman Nasionalmengadakansistemicreviewatauinvestigasi sistemikatasinisiatifsendiri ( tanpa perlu ada laporan terlebih dahulu).e. Sebagai lembaga kepada siapa masyarakat dapat mencurahkan hatinya(curhat) sehingga melepaskan segala uneg-unegnya kepada Ombuds-man,karenapercayabahwaOmbudsmanakanmencari jalankeluardari bebanmental masyarakat terhadapPemerintah, DewanPerwakilan Rakyat maupun Pengadilan.f. Sebagai hati nurani masyarakat maupun lembaga yang mengingatkansetiaporang terutama pejabat pemerintahdanperadilanakankeharusan menjaga kejujuran, kebenaran dan moral yang tinggi.Tentusajauntukmelaksanakantugas yangbegitumulia(sekaligusberat) itu seorang Ombudsman wajib memiliki integritas yang tinggi, antaralaintidakberafiliasi padasalahsatupartai politik(nonpartisan), tidakberpraktik sebagai Pengacara dan mampu berlaku jujur dan seimbang, denganmelihatsemuafaktoryangdikemukakan,baikolehfihakPelapormaupunTerlapor. BahkanOmbudsmanjugadituntut wajibmemberikanpenilaiansecara objektif terhadap setiap situasi dan lingkungan yang meliputi peristiwasebagaimana dilaporkan masyarakat.ItulahsebabnyaseorangOmbudsmanmaupunAsistenOmbudsmanperlubenar-benar menguasai semuadansebanyakmungkintekniksertametodeinvestigasi sehinggadapat menjalankantugasdengansopandanramah, tanpa harus melupakan tujuan dan maksud investigasi/pemeriksaan.Dengan demikian akhirnya ia dapat mengungkapkebenaran yangsesungguhnya (the real truth) dan berdasar temuannya dapat pula menarikvii2 Lihat Pierre Yves Monette, op cit, hal. 275.kesimpulan sehingga mampu menyusun dan memberikan rekomendasi secaratepat kepada fihak yang tepat sertadengan cara yang tepat pula.Beberapa Pertanyaan yang perl u di j awab ol ehOmbudsmanUntuk melaksanakan investigasi, Ombudsman biasanya harus memper-siapkan diri guna mencari jawaban secara tegas atas pertanyaan-pertanyaaninti. Adapun pertanyaan-pertanyaan inti adalah sebagai berikut2:1. ApakahPejabat atau instansi Pemerintahatau Peradi lanyangbersangkutan telah memberikan keputusan yang tepat, atau bersikapbenar?2. Apakah pertimbangan-pertimbangannya secara hukum sudah benar?3. Apakahiatidakmenyalahgunakankewenangannyadengancaramenggunakan kekuasaannya untuk hal-hal lain untuk mana kekuasaan/kewenangan itu sebenarnya tidak diberikan kepadanya? (abus de droitatau dtournementdepouvoir)4. Apakahpejabat/instansi yangbersangkutantidakmelanggarprinsipkepastianhukum,ataumelanggarasassupremasi hukumatautidakmengabaikanhaksetiapanggotamasyarakat untukmemperolehpelayanan yang baik dari Pemerintah/Pengadilan?5. Apakahpejabat/instansi yangdilaporkanitutelahmemberikanpelayananyangsamadengantidakmembeda-bedakanwargayangsatudenganwargayanglain?(asasnon-diskriminasi)6. ApakahTerlapor telahmelaksanakanhukumsecarapatut (reason-able) danadil, ataukahpejabat/instansi yangdilaporkanitulebihdiuntungkan dibanding dengankekecewaan atau kerugian yang dideritaoleh Pelapor sebagai akibat penerapan (kaidah) hukum oleh Terlaporyang bersangkutan (asas keseimbangan dan keadilan).7. Apakah perkara Pelapor telah ditangani secara sungguh-sungguh, hati-hati, tepat waktu dan dengan memberikan kesempatan (kepada Telapor)untukmembeladiri ataumelengkapi syarat-syarat yangdiperlukandan sebagainya.Jelas, bahwa tugas Ombudsman Nasional maupun Ombudsman Daerahsangat erat kaitannya denganpenegakanasas-asas penyelenggaraanviiipemerintahan yang baik (algemene beginselen van behoorlijk bestuur) ataupenyelenggaraan good governance. Padahal asas-asas tersebut sudah lamadikenal dalambidangHukumAdministrasi Negaradi Indonesia, tetapisayangnya sudah sekitar 30 tahun lupa di terapkan di negara kita.3Investigasi Ombudsman sebagai Pisau Bedah MaladministrasiTelahmerupakanconditiosinequanonbahwasetiapOmbudsmanatau Asisten Ombudsman (yang melakukan investigasi) terlebih dahulu benar-benar memahami dan menjiwai semua asas-asas penyelenggaraanpemerintahanyangbaik. Tanpamemiliki pemahamantersebut, makainvestigasi yangdilakukannyahanyaakanmenjadi pisaubedahyangtumpul, dan dapat menjadi sesuatu yang sangat membahayakan masyarakat.Padahal yang kita harapkan adalah penggunaan pisau bedah yang sangattajam, dantidakhanyabermanfaat bagi Pelapor, tetapi sekaligus dapatmengembalikan kepercayaan masyarakat kepada hukum, Pemerintah maupunPeradilan.Apabila rekomendasi-rekomendasi Ombudsman benar-benar diterapkankarena dianggap wajar, benar, dan adil, maka dengan demikian administrasinegaradanpelayananpublikakansemakinbaikkarenaakanmenjadisemakin sesuai dengan asas-asas good governance dan behoorlijk bestuur.Di sisi lain, para Hakim dan badan-badan Pengadilan kita juga akan kembalidipercayai orang, sehingga tidak lagi menjadi objek tertawaan maupun caci-maki masyarakat, sebabpadasaat itumasyarakat telahdapat merasakanbahwa kepentingan-kepentingannya sungguh diperhatikan, baik oleh DPR,Pemerintah maupun oleh badan-badan Pengadilan.Semoga buku ini akan membantu kami semua untuk secepat mungkinmenciptakan pemerintahan yang baik yang memberikan pelayanan terbaikkepada seluruh warga dan masyarakat Indonesia.Jakarta, 30 Juni 2003Prof. DR. CFG. Sunaryati Hartono, SHWakil Ketua Komisi Ombudsman Nasional3 Baca Sunaryati Hartono: Hubungan Sistemik Antara Pelayanan Publik danPenyelenggaraan Pemerintahan yang Baik, Makalah Seminar, 2003.ixKata Sambutan ...........................................................................................iiiPengantar .................................................................................................... vBAB I : PENDAHULUANA. Good Governance dan Asas-Asas UmumPenyelenggaraanPemerintahan yang Baik ........................................................ 1B. Maksud dan Tujuan PembentukanOmbudsman........................................................................................... 5C. Tentang Perbuatan Maladministrasi ............................................ 6D. BahanAcuan........................................................................................ 7E. PendekatanSistemik......................................................................... 8F. Sistematika............................................................................................ 9BAB II :ADMINISTRASI DAN SELEKSILAPORAN.................................................................................. 11A. Cara Penerimaan Laporan ............................................................ 111. Laporan Tertulis Langsung .................................................112. Laporan Lisan Langsung....................................................123. Laporan Tertulis Tidak Langsung ........................................134. LaporanLisanMelalui Telpon............................................ 14B. Meneliti Persyaratan Administrasi Laporan ........................... 14C. Menyusun Resume Laporan......................................................... 16D. Klasifikasi Laporan.......................................................................... 171. Penundaan Berlarut ............................................................182. Tidak Menangani ..............................................................183. Persekongkolan ..................................................................184. Pemalsuan..........................................................................18DAFTAR ISIx5. DiluarKompetensi ............................................................186. TidakKompeten ................................................................187. PenyalahgunaanWewenang................................................198. BertindakSewenang-wenang.............................................. 199. Permintaan Imbalan Uang/Korupsi ......................................1910. Kolusi danNepotisme........................................................ 1911. Penyimpangan Prosedur.....................................................2012. MelalaikanKewajiban ......................................................... 2013. Bertindak Tidak Layak/ Tidak Patut ....................................2014. Penggelapan Barang Bukti ..................................................2015. Penguasaan Tanpa Hak......................................................2016. Bertindak Tidak Adil ...........................................................2017. Intervensi ...........................................................................2118. Nyata-nyataBerpihak......................................................... 2119. Pelanggaran Undang-Undang. ............................................. 2120. Perbuatan Melawan Hukum.................................................21E. Pemeriksaan Laporan Tidak Dilanjutkan ................................ 21BABIII. PERMINTAANKLARIFIKASI ............................................. 23A. Pendahuluan....................................................................................... 23B. Permintaan Klarifikasi Oleh Ombudsman.............................. 241. Klarifikasi di Lapangan atau Kalrifikasi Langsung..................242. Klarifikasi Melalui Surat Resmi ............................................ 25C. Menyusun Permintaan Klarifikasi .................................... ........ 261. Draf Surat Permintaan Klarifikasi .........................................262. Permintaan Klarifikasi Sekaligus Rekomendasi ..................... 27BABIV: INVESTIGASI ........................................................................... 29A. Pendahuluan.......................................................................................... 29B. Investigasi Atas Inisiatif Sendiri ..................................................... 311. PermasalahanSistemikdanInvestigasiAtasInisiatifSendiri ............................................................................... 312. PengertianInvestigasiAtasInisiatifSendiri ..........................35xi3. TypeInvestigasi AtasInisiatifSendiri ..................................354. Tata Cara Melakukan Investigasi Atas Inisiatif Sendiri ..........38C. Investigasi Atas Dasar Laporan Masyarakat ......................... 381. Prinsip Investigasi Ombudsman ........................................... 382. PersiapanInvestigasi ..........................................................403. MenyusunRencanaInvestigasi ............................................ 434. SistematikaPenulisanUsulanInvestigasi .............................45D. Bukti Bukti DalamInvestigasi .......................................................... 471. Memilih informasi dan Bukti Pendukung Laporan.................472. Menguji Informasi dan Bukti ................................................493. Menguji Informasi dan Bukti ................................................514. Beberapa Jenis Bukti. .........................................................535. Mencatat Bukti ..................................................................54BABV.WAWANCARA..........................................................................55A. Menyiapkan Wawancara .................................................................. 551. Beberapa Hal Penting dan Mendasar ...................................552. Cara Menyusun Daftar Pertanyaan ......................................563. Merencanakan Wawancara..................................................57B. Checklist Persiapan dan Proses Wawancara ............................ 57C. Melaksanakan wawancara............................................................... 581. Sepuluh Langkah Wawancara .............................................582. Trik Terlapor Pada Saat Wawancara ....................................63D. Dokumentasi Wawancara................................................................. 641. Dokumentasi Berupa Catatan .............................................642. Dokumentasi Berupa Rekaman Kaset ..................................653. Dokumentasi Dengan Handy Cam ......................................66BAB VI : MENYUSUN LAPORAN INVESTIGASI.................... 67A. Beberapa Tahap Penyusunan laporan Investigasi .................. 671. Uraian Dugaan Maladministrasi ..............................................682. Kronologi Kejadian ................................................................693. Identifikasi Peristiwa Relevan ..................................................694. Identifikasi Bukti-Bukti Relevan...............................................69xiiB. Hal-hal Penting DalamPenyusunan Laporan........................... 701. SistematikaPenulisan Laporan Investigasi di Lapangan....... 702. FormatLaporan .................................................................733. Redaksi Laporan ................................................................744. Revisi dan Perbaikan Laporan. ............................................ 745. LaporanSementaraInvestigasi ........................................... 75BABVII: REKOMENDASI ...................................................................... 77A. Pengertian Rekomendasi .................................................................. 77B. Jenis Rekomendasi .......................................................................... .. 781. RekomendasiMembantuPenyelesaianMasalahPelapor ....... 782. Rekomendasi Pemberian Sanksi ..........................................803. Rekomendasi Untuk Mencegah TindakanMaladministrasi ..................................................................814. RekomendasiMengubahProsesatauSistem.......................82C. Menyusun Rekomendasi ................................................................... 841. Bahan Kerangka Awal Rekomendasi .......................................842.Hal-hal Penting TerkaitRekomendasi .....................................853.PenyelesaianTanpaRekomendasi ..........................................85BABVIII. MONITORING........................................................................ 87A. Memantau Tindaklanjut Rekomendasi secara Periodik ....... 87B. Hasil Sementara Investigasi ............................................................88C. Memberikan Pemahaman Tentang Rekomendasi .................. 89D. Menghentikan Penanganan Laporan.......................................... 90E. Memperbaiki Rekomendasi .............................................................. 90BABIX. PENUTUP.................................................................................. 93LAMPIRAN.................................................................................................. 95Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia1BAB IPENDAHULUANA. GoodGovernancedanAsas-AsasUmumPenyeleng-garaanPemerintahanyangBaikPenyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan efekt ifmerupakandambaansetiapwarganegaradimanapun. Haltersebut telah menjadi tuntutan masyarakat yang selama ini hak-haksipil merekakurangmemperolehperhatiandanpengakuansecaralayak, sekalipun hidup di dalam negara hukum Republik Indonesia.Padahal pelayanankepada masyarakat (pelayananpublik) danpenegakanhukumyangadil merupakanduaaspekyangtidakterpisahkan dari upaya menciptakan pemerintahan demokratis yangbertujuanmeningkatkankesejahteraanmasyarakat, keadi lan,kepastianhukumdankedamaian(goodgovernance).GoodGovernanceakandapatterlaksanasepenuhnyaapabilaadakeinginankuat(political will) penyelenggarapemerintahandanpenyelenggara negara untukberpegangteguhpada peraturanperundangandankepatutan. Namunyangjugasangat mendasaryaituadanyakerelaanparapenyelenggarapemerintahansertapenyelenggaranegarauntukbersediadikontrol dandiawasi; baiksecarainternal maupuneksternal. OmbudsmanIndonesiaadalahinstitusi pengawasaneksternal yang bersifat independendanmerupakanpenjelmaandari institusi pengawasanmasyarakat.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia2Untuk dapat menuju pada penyelenggaraan pemerintahan yangbaik(goodgovernance) perlukitaketahui terlebihdahuluapayangdimaksud dengan good governance dan asas-asas umumpemerintahanyangbaik. Menurut BankDunia, goodgovernanceadalahtheexerciseof political power tomanageanations af-fairs1yang diperjelas lagi menjadi2the way state power is used inmanagingeconomicandsocial resourcesfordevelopment of soci-etyAdapunciri-ciri ataukarakteristiknormatif goodgovernancedirumuskansebagai3Anefficient publicservice; anindependentjudicial systemandlegal frameworktoenforcecontracts; theac-countableadministrationofpublicfunds;anindependentpublicau-ditor; responsibletoarepresentativelegislature; respect for lawandhumanrightsat all level of government; apluralisticinstitu-tional structure; and freepressTetapi, bagaimanamencapai semuaitu, terutamabagaimanamencapai penyelenggaraan pelayanan publik yang efisien, atau suatusistemperadilanyangindependen, atausistempenegakanhukumyang baik, belum dijelaskan oleh Bank Dunia. Sementara itu UNDP(PBB) memberi definisi tentanggoodgovernancesebagai;4theexercise of political, economic and administrature authority to man-agethenationsaffairsat all levelsLembagaAdministrasi Negaramembedakantigamacamgov-ernanceyaitu:51. EconomicGovernanceyangmempunyai implikasi terhadapeq-uity(kedilan), poverty(kemiskinan) danquality of life(mutukehidupan);2. Political Governance yang menyangkut proses pembuatankebijakan; dan3. AdministrativeGovernance yangberkaitandenganimplikasikebijakan.1 Riant Nugroho D, Reinventing Pembangunan, P.T Elex Media Komputendo, KelompokGramedia, 2003, hal 120-1212 Op.cit3 Loc.cit4 Riant Nogroho D, op cit, hal. 1215 Loc.citPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia3Good Governance selanjutnya tercermin dari adanya hubungansinergis dan konstruktif antara negara, sektor swasta dan masyarakat.Berhubung dengan itu, maka untuk mencapainya diadakan sembilantolokukuryaitu:1. Participation2. RuleofLaw3. Transparancy4. Responsivenes5. Consensus Orientation6. Equity7. EffectivenessandEfficiency8. Accountability, dan9. StrategicVisionApa yang menjadi tolok ukur bagi rule of Law? Disana tidakdirinci lebihlanjut. Untukitukitaharuskembali padafilsafahdanteori hukumitusendiri, yaituasas-asas umumpenyelenggaraanpemerintahan yang baik (disingkat APPB). Dalamkepustakaan hukumadministrasi (Hindia) BelandaAPPBdikenal sebagai algemenebeginselenvanbehoorlijkbestuur (abbb).Mengenai hal ini P.de Haan, Th G.Drupsteen dan R. Fernhoutdal am buku Bestuursrecht i n de Soci al e Recht sstaatmengemukakan6, bahwadalamrangkamencapai negarahukumyang berkeadilan sosial7(atausociale rechtsstaat) baik fihakperadilan, eksekutif maupunlegislatif wajibberpegangpadaasas-asashukumsebagai berikut:1. Asas kepastianhukum(rechtszeherheidsbeginsel)2. Asas keseimbangan(evenredigheidsbeginsel)3. Asas kesamaan(gelijkheidsbeginsel)4. Asas kecermatan(zorgvuldigheids beginsel)5. Asas motivasi (motiveringsbeginsel)6. Asas tidakmenyalahgunakanwewenang/laranganterhadapdtournement depouvoir.6 P.de Haan, Drupsteen dan Fernhout, Bestuurs recht in de Sociale Rechtstaat, KluwerDevrenters, 1996, hal 80-1287 CeramahProfesor.Dr.LaicaMarzuki,S.Hpadatanggal16Juni2003dikantorKomisiOmbudsman Nasional.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia47. Asaspermainan/sikapyangjujur (fairplaybeginsel)8. Asas keadilan(rechtvaardigheidsbeginsel)9. Asasmenumbuhkanharapanyangwajar(vertrouwensbeginselataumaterieelrechtelijkezekerheidsbeginsel)10. Asaspeniadaanakibat keputusanyangbatal11. Asas perlindungan atas pandangan dan cara hidup pribadi (pri-vacy)12. Asas kebijaksanaan13. Asaspenyelenggaraankepentinganumum.Semua asas-asas tersebut di atas dengan sendirinya juga harusdiperhatikanolehOmbudsman8dalammelaksanakaninvestigasidanmenganalisakasus-kasusyangdilaporkankepadanya. Apabilasalahsatuasas tidakditerapkanolehinstansi pemerintah/negaradalamrangkapenyelenggaraanpelayananpublik, niscayainstansitersebut telahbersalahmelakukansalahsatuperbuatan/tindakanmaladministrasi.DengansendirinyaOmbudsmanjugaterikat padaasas-asasumumpenyelenggaraan pemerintahan yang baik, pada saatmenjalankantugasnyamaupundalamhal mengadakaninvestigasiterhadapkeluhandan/ataulaporanyangmasukmengenai perilakuyangtidakbaik/terpuji ataubahkanperilakuyangmelawanhukum(maladministrasi) aparat pemerintahanatauperadilan, ataubahkanlembagalegislatif Indonesia.Olehsebabitu, setiapOmbudsmandanAsistenOmbudsmanperlu benar-benar memahami arti dan luas lingkup asas-asas umumpenyelenggaraanpemerintahanyangbaikini, agar supayaia-pundapat melaksanakan tugas pengawasan terhadap lembaga eksekutifdan peradilan dengan sebaik-baiknya sebagaimana menjadi harapankitasemua.8 Mengenai asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik (APPB) ini Prof. DR.SunaryatiHartono,S.HmemberiulasanyanglebihrincidalammakalahHubunganSistemik Antara Pelayanan Publikdan Pemberantasan serta Pencegahan KKNPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia5B.MaksuddanTujuanPembentukanOmbudsmanOmbudsmansebagai institusi pengawassekaligusmerupakanwadah untuk menjembatani antara rakyat sebagai sumber kekuasaandengan Pemerintah sebagai pemegang mandat kekuasaan tersebut9OmbudsmanIndonesia dibentuk dengan tujuanuntuk:Pertama, mendorongpenyelenggaraanpemerintahanyangbersih; baikdi pusat maupundi daerahsesuai denganasas-asaspemerintahanyangbaik, dalamkerangka negara hukumyangdemokratis, transparandanbertanggungjawab.Kedua,meningkatkanmutupelayanannegaradisegalabidangsehingga setiap warga negara dan penduduk Indonesia memperolehkeadilan, rasaamansertapeningkatankesejahteraan.Ketiga, membantumenciptakansertameningkatkanupayapemberantasan praktek-praktek maladministrasi, diskriminasi, kolusi,korupsi dannepotisme.Keempat, meni ngkatkan budaya hukumnasi onal danmembangunkesadaranhukummasyarakat, sehinggasupremasihukumdapatditegakkanuntukmencapai kebenarandankeadilan.Keempat tujuantersebut tentuakandapat tercapai manakalaOmbudsman Indonesia mampu menjalankan fungsi pengawasannyasecara baik. Pada saat yang sama, baik tidaknya pelaksanaan fungsipengawasan yang dijalankan Ombudsman Indonesia sangattergantung dari supra struktur berupa peraturan perundang-undangandaninfrastrukturberupasaranadanprasarana yangmenunjangkegiatandanpelaksanaankerjaOmbudsman.Sebagai lembagayangmengembantugas pengawasan, Om-budsmanIndonesiasekaligus memiliki kewenanganmelakukanpemeriksaan-pemeriksaan tertentu, khsususnya yang terkait dengandugaanadanya tindakanmaladminstrasi yang dilakukanolehpenyelenggara pemerintahan, penyelenggara negara, serta lembagaperadilan; baikyangdilaporkanmasyarakat ataupunatas inisiatifsendiri.9Antonius Sujata dan RM Surahman, Ombudsman Indonesia di tengah OmbudsmanInternasional, Komisi Ombudsman Nasional2002, hal. 11-12.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia6C. TentangPerbuatanMaladministrasiAdapunpengertianmaladministrasi secara umumadalahperilaku yang t idak wajar (termasuk penundaan pemberianpelayanan), tidaksopandankurangpeduli terhadapmasalahyangmenimpaseseorangdisebabkanolehperbuatanpenyalahgunaankekuasaan, termasukpenggunaankekuasaansecarasemena-menaataukekuasaanyangdigunakanuntukperbuatanyangtidakwajar,tidakadil, intimidatif ataudiskriminatif, dantidakpatut didasarkanseluruhnya atau sebagian atas ketentuan undang-undang atau fakta,tidakmasukakal, atauberdasarkantindakanunreasonable, unjust,oppressive, improper dandiskriminatif. Maladministrasi dapatmerupakanperbuatan, sikapmaupunprosedur dantidakterbataspada hal -hal admi ni strasi atau tata usaha saj a. Hal -halmaladministrasi tersebut menjadi salah satu penyebab bagi timbulnyapemerintahanyangtidakefisien,burukdantidakmemadai.Dengan lain perkataan, tindakan atau perilaku maladministrasibukansekadar merupakanpenyimpangandari prosedur atautatacarapelaksanaantugas pejabat atauaparat negaraatauaparatpenegakhukum, tetapi jugadapat merupakanperbuatanmelawanhukum (onrechmatige overheidsdaad), dtournement de pouvoir ataudtournement deprocedure, yangsudahlama(sejaktahun1924)dikenal olehhukumIndonesia.Hanyasajaselamakuranglebih30tahunlupaditerapkanolehpejabat pemerintahmaupunhakim-hakim kita, akibat pendekatan legalistik yang sangat formalistik danhanya memperhatikan hukum positif, bahkan hanya didasarkan padaundang-undang saja. Akibatnya, korupsi, kolusi dan nepotisme mudahmerajalela sebagai akibat dari berbagai tindakandanperilakumaladministrasi yangtidakterjaringolehhukumyangmestinyadiharapkanmampumenciptakankondisi yangsangatkondusifbagipemerintahan,tetapi kenyataannyajusterumengakibatkanlembagaperadilandanlembagalegislatifjugaikutkorup.Dalam konteks Ombudsman Indonesia, pemeriksaan terhadapperilaku maladministrasi lebih dikenal dengan istilah investigasi. Kataini berasal dari bahasaInggris, investigation yangdalamkontekskasus dapat mengandungmaknapemeriksaanataupengusutan,tetapi dalam konteks penelitian (research) dapat mengandung maknaPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia7penyel i di kan.10Penggunaan istilah i nvestigasi dipi lih untukmembedakanpemeriksaanataupenyelidikanyangdilakukanOm-budsmanIndonesiadenganpemeriksaanolehPetugasPenyelidik/Penyidik lainnyaseperti misalnya Kepolisian,KejaksaandanPPNS.D.BahanAcuanBagaimanapunpengawasanaparaturnegaraataupemerintaholeh Ombudsman adalah suatu hal yang masih sangat baru di Indo-nesia. Olehkarenaitudiperlukansebanyakmungkinliteratur danreferensi tentangOmbudsmandi Indonesia. Selamakurunwaktut iga tahun lebih, Komisi Ombudsman Nasional sendiri telahmenyusunbeberapabuku,antaralain;1. Ombudsman Indonesia di tengah OmbudsmanInternasional (sebuahAntologi), disusunolehAntoniusSujata, S.H(Ketua Komisi OmbudsmanNasional) danRM.Surahman, SH, APU(AnggotaKomisi OmbudsmanNasional).Diterbitkanpadatahun2002. Bukuini berisi kumpulantulisanAntoniusSujatadanRM. Surahmantentangke-ombudsman-ansepanjangtahun2002.2. Ombudsman Indonesia, Masa Lalu, Sekarang dan MasaMendatang,disusunolehAntoniusSujata,S.H(KetuaKomisiOmbudsmanNasional) danbeberapaAsisten/Staf Komisi Om-budsmanNasional padatahun2002. Bukuini menceritakansejarah awal mula Komisi Ombudsman Nasional dibentuk, sampaidengankiprahnyaselamaduatahundi belantaranegarahukumRepublikIndonesia.3. Efektifitas OmbudsmanIndonesia, Kajiantindaklanjutkasus-kasustertentu(DigestofSelectedCases), disusunolehAntoniusSujata,S.H(KetuaKomisiOmbudsmanNasional)danRM. Surahman, S.H, APU(AnggotaKomisi Ombudsman10 John M Echlos dan Hasan Shadlily, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia, Cetakan XXTahun 1992, hal. 330Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia8Nasional) padatahun2003. Bukuini berisi beberapacontohkasus yangditangani Komisi OmbudsmanNasional besertacontoh-contohrekomendasi yangdikeluarkandanberhasil.Dengan semakin meningkatnya keinginan daerah untukmenghadirkanOmbudsmanDaerah,makapadasaatini diperlukanpenyusunan berbagai Buku Panduan yang lebih bersifat teknis untukmendukungpersiapansumberdayabagi OmbudsmanDaerahdanmeningkatkan mutu serta kualitas kerja Ombudsman Nasional padamasaakandatang. BukuPanduanInvestigasi ini adalahsalahsatuhal yang dibutuhkan sebagaiacuanInvestigatorOmbudsmanIndo-nesiadalammelakukantugasinvestigasi terhadapdugaantindakanmaladministrasi olehpenyelenggara pemerintahandanpenye-lenggara negara. Untuk itulah Komisi Ombudsman NasionalmenyusunBukuPanduanInvestigasiuntukOmbudsmanIndonesia.Dengandemikian, bukupanduaninvestigasi ini diharapkandapat menjadi salahsatusumber informasi danreferensi utamaguna meningkatkan ketrampilan dan keahlian Investigator Ombuds-man dal am mel akukan i nvest i gasi , khususnya terhadappermasalahandankasus-kasus dugaanmaladministrasi. Bagai-manapunketerampilandankeahlianinvestigasi Ombudsmantidakdatangbegitusaja,tetapi hanyadapatdicapai melalui suatuprosesbelajar, pembinaan,danpengalamandilapangan.E. PendekatanSistemikBuku ini bukan hanya menyajikan teknik-teknik investigasi Om-budsman, tetapi sekaligus memberikan gambaran sederhanabagaimanacaramelakukananalisis terhadaplaporanmasyarakatatau permasalahan yang berkembang di masyarakat denganmenggunakanpendekatansistem(systemicapproach). Pendekatansistemikmerupakansalahsatustrategi yangditerapkanOmbuds-manIndonesiadalammelakukankerjapengawasannya, khususnyauntukpermasalahan-permasalahanyanghanyadapat diselesaikandengancaramelakukanperubahandalamsistemadministrasi dan/atausistemhukumdanperadilan. Adapunyangdimaksuddenganpendekatan sistemik disini adalah melihat penyelenggaraanPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia9pemerintahansebagai satusistemuntukmencapai negarahukumyang berkeadilan sosial, di mana berbagai unsurnya saling berinteraksidanbersinergi,sehingga tidakadasatuunsurataufaktornyayangberdiri sendiri.Pendekataninvestigasi yangdilakukansecarasistemikakansangat membantu, sehingga dapat dipastikan bahwa Tim Investigasimampu menghasilkan kinerja optimal sebelum, selama dan sesudahdilakukannyainvestigasi. Setiaporangyangterlibat dalamTimInvestigasi menjadi bagianpentingdari sisteminvestigasi Ombuds-mansejaktahapanperencanaan, pelaksanaan, penyusunandraftpermintaanklarifikasi, draft rekomendasi, monitoringdanbahkansampai padaprosesevaluasi investigasi itusendiri.F. SistematikaSusunanbukuiniterdiridaridelapanbab.BabIsecaraumummenguraikantentanglatar belakangpenyusunanbukupanduaninvestigasi. Uraiannya juga dilengkapi dengan pengertian good gov-ernancedanasas-asasumumpenyelenggaraanpemerintahanyangbaik, maksuddantujuanpembentukanOmbudsman, termasukpengertianmaladministrasi. Dalambabini jugadiuraikantentangpendekatansistemikyangmenjadi salahsatustrategi Ombudsmandalammenindaklanjuti keluhanmasyarakat.Bab II berisi uraian tentang proses penerimaan dan penyeleksianlaporanmasyarakat sertabagaimanamenyusunresumelaporan.Dalambabini diuraikansecaradetail tentangapasajasyarat yangharusdipenuhi Pelaporagarlaporannyadapat ditindaklanjuti Om-budsman, jenis-jenislaporandansubstansi permasalahanapasajayangmenjadi kewenanganOmbudsman, danlaporanseperti apayangtidakdapatditindaklanjuti Ombudsman.Bab III menguraikan tentang proses permintaan klarifikasi yangdilakukan Ombudsman, apa saja jenis klarifikasi yang bisa dimintakandan bagaimana cara menyusun permintaan klarifikasi kepada TerlaporatauAtasanTerlapor.BabIVberisi uraiantentanginvestigasi yangdilakukanolehOmbudsman, termasuk apa saja proses dan prinsip-prinsip dasarnya,bagaimanamerencanakan, menyiapkannyadanmelaksanakannya,Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia10sertatahapanapasajayangdibutuhkan. Dalambabkeempat inijuga diuraikan secara sederhana tentang sistematika penulisan usulaninvestigasi dantentangbukti-bukti. Babini diawali denganuraiantentang investigasi yang dilakukan Ombudsman atas inisiatif sendiri.Investigasi atas inisiatif sendiri dilakukan Ombudsman, baik terhadapkasus-kasusyangbersifatindividual maupunyangsifatnyasistemik.Bab Vberisi uraian seputar wawancara sebagai bagianinvestigasi, bagaimana merencanakandanmenyiapkan sertamelaksanakan wawancara, juga hal apa saja yang perlu diperhatikan.Dalambab ini juga diuraikanmodel dokumentasi yang dapatdigunakan untuk mendukung wawancara termasuk metodedokumentasi seperti apa yang bisa dilakukan untuk merekam prosesdanhasil wawancara.Bab VI menguraikan bagaimana menyusun laporan investigasi,diawali dengan uraian tentang tahapan penyusunan laporan, analisakasus danhasil temuaninvestigasi, sistematikapenulisanlaporansampai bagaimanaformat penulisanlaporanBabVII menguraikantentangtindaklanjut hasil investigasiberupapenyusunanrekomendasi. Dalambabini terdapat uraiantentang bagaimana menyusun rekomendasi, berbagai jenisrekomendasi danbagaimanamenyiapkannya, termasukpilihankalimatyangsemestinyadigunakan.BabVIII menguraikantentangprosesmonitoringyangharusdilakukan terhadap tindaklanjut rekomendasi Ombudsman, termasukbagaimana memberikan pemahaman kepada Terlapor agarmenindaklanjuti rekomendasi Ombudsman, sampai dengankapansuaturekomendasi perlumemperolehperbaikan, baikredaksionalmaupunsubstansial.Bab IX merupakan bab penutup, berisi kesimpulan dan harapansemogabukupanduaninvestigasi ini bermanfaatbagi pelaksanaantugasOmbudsman.Di masayangakandatang,sesudahbukuini diterapkanakandilakukanperbaikansecaraterus menerus sesuai perkembangandanpengalamandi lapangan.Selainitu,diharapkanbukupanduanini juga dapat dijadikan acuan bagi Ombudsman Daerah pada masaakandatang.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia11BAB IIADMINISTRASI DAN SELEKSILAPORANA. CaraPenerimaanLaporanSetiapwarganegaradanpendudukyangtinggal di wilayahnegaraRepublikIndonesiaberhakmenyampaikanlaporankepada Ombudsman sepanjang mengenai tindakan pelayanan umumataupenyimpanganlainyangmengakibatkanburuknyakualitaspelayanan umumyang diterima masyarakat. Dalamhal ini masyarakatdapat menyampaikan laporan kepada Ombudsman melalui beberapacara, yaitu:1. LaporanTertulis LangsungBiasanya masyarakat menyampaikan laporannya secara tertulislangsung kepada Ombudsman. Untuk Pelapor yang menyampaikanlaporannya secara tertulis masih diberikan kesempatan menjelaskankronologi permasalahannyasecaralisanpadasaat menyampaikanlaporantertulis tersebut.Penjelasansecaralisandapatdiberikanlangsungolehpetugasadministrasi apabila pertanyaannya masih terkait dengan hal-hal yangsifatnya administratif di kantor Ombudsman. Adapun untuk substansilaporannya, apabilaPelapor menghendaki penjelasanlebihlanjut,Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia12dapat meminta bertatap muka dengan Ombudsman dan/atau denganAsisten Ombudsman. Dalam hal-hal tertentu Ombudsman dapat jugamengambil inisiatif untukbertatapmukadenganPelapor apabilamateri laporannyasangatunik,urgendankrusial.2. LaporanLisanLangsungAdakalanyaPelapor datangke kantor Ombudsmantanpasebelumnyamenyiapkanlaporansecaratertulis. BeberapaPelaporkadangkalalebihbisamengemukakankeluhannyasecaralisan.Menghadapi hal ini, Petugas Administrasi dapat mempertimbangkanapakahharus memintaPelapor kembali padahari laindenganmembawa laporannya secara tertulis ataukahcukupdiberikanpengarahan agar laporan lisan tersebut bisa dituangkan secara tertulisdi kantorOmbudsman.Biasanyasebelummenyampaikanlaporannyasecaratertulis,Pelapor inginmemperolehkejelasantentangbagaimanasertaapasajakewenanganyangdimiliki Ombudsman.Dalamhal ini PetugasAdministrasi dapat memberikanpenjelasanbagaimanaprosedurmenyampaikanlaporankepadaOmbudsman, persyaratanapasajayangdiperlukan, dandisertai penjelasanpentingbahwaOmbuds-manTIDAKMEMUNGUTBIAYA, dan/atauTIDAKMENERIMAPEMBERIANdalambentukapapun.Untuk Pel apor yang ber tempat t i nggal j auh sehi nggadiperkirakan akan membutuhkan biaya dan tenaga yang tidak sedikitapabilaharus kembali lagi, makaperludipertimbangkanuntukmemberikanbeberapapilihan. Pertama, disarankanagar disusunlaporansecaratertulis sesuai denganapayangsudahdijelaskanPetugas Administrasi dandisampaikanmelalui pos ataufaximili.Namun harus di tel usuri j uga bahwa untuk kasus yangpermasalahannya urgen dan tidak dapat ditunda, sebaiknyadisarankankepadaPelapor untukmenyusunlaporannyasecaratertulis di kantor Ombudsman. Akanlebihbaikapabiladi kantorOmbudsmantersediablangkoisianlaporanyangsudahtersusunsecarasistematis.Untuk Pelapor yang tidak mampu membaca dan menulis BahasaIndonesia, sedapat mungkindisarankanagar Pelapor memintaPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia13seorang yang dapat diberi kuasa untuk mendampingi dan menuliskanlaporannya.Dalamkeadaanmendesak,AsistenOmbudsmandapatmembuatkanresumedari apayangsecaralisantelahdisampaikanolehPelapor, namunsebelumlaporanditandatangani, Pelaporharuslahdiberikankesempatanuntukmelakukanverifikasi hasil re-sumetersebut,apakahtelahsesuai denganyangdisampaikanatauada hal-hal yang tidak sesuai. Verifikasi dapat dilakukan dengan caramembacakannya langsung di depan Pelapor, didampingi dandisaksikan setidaknya oleh dua orang Saksi yang ikut membubuhkantandatangankesaksiannya.3. LaporanTertulisTidakLangsungTentunya tidak semua Pelapor dapat menyampaikan laporannyasecaralangsungkekantor Ombudsman. Sebagianbesar Pelaporyangtempat tinggalnya jauhbiasanyamemilihmenyampaikanlaporan tertulis secara tidak langsung. Ada tiga jenis laporan tertulisyangdisampaikansecaratidaklangsung.Pertama, laporantertulisyangdisampaikanlewat layananPosbiasaatautercatat, lewat biropengirimanswasta, danlewatkurir.Kedua, laporantertulis yangdisampaikanlewat faximili.Biasanya masyarakat menyampaikan laporan lewat faximi lidikarenakanmendesaknya permasalahanyangmereka hadapisementaralokasimerekasangatberjauhandengankantorOmbuds-man. Olehkarenaitu, perludipertimbangkanuntukmemberikanperhatian khusus terhadap laporan-laporan yang disampaikan lewatfaximili. Dalamhal ini Petugas Administrasi perlusegeramenelitiapakahhasil faximilinyadapat terbacadenganbaikataukurangterangsehinggatidakdapat terbacadenganbaik. Apabiladalamlaporantidakdicantumkandokumen-dokumenpendukung, adabaiknya Petugas Administrasi segera memberikan konfirmasi kepadaPelapor bahwalaporannyatelahditerima, disertai pemberitahuanbahwalaporankurangterbacadan/atauadadokumenlainyangmasihperludisertakan.Ketiga, laporan tertulis yang disampaikan lewat e-mail (suratelektronik). Dalam hal ini biasanya ada kesulitan teknis bagi PelaporPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia14melampirkandokumen-dokumenpendukung. Walaupuntentunyasudahadayangmengenal teknologi scanningkomputer, tetapikarenamasihadaaspekyangterkait dengankeabsahandokumenhukum melalui scan komputer, maka sebaiknya Petugas Administrasitetapmelakukankonfirmasi kepadaPelapor agar menyampaikandokumen-dokumen pendukungnya melalui pos atau diantar langsung.4. LaporanLisanMelalui TelponPenyampaianlaporankepada Ombudsmandimungkinkandilakukansecaralisanmelalui telpon.Adabeberapakendalaterkaitdenganhal ini, terutamatentangakurasi laporandanidentitasPelapor. Olehkarenaitu, penerimaanlaporanmasyarakat lewattelpondapat dilakukandenganpertimbanganbahwahal tersebutdicatat sebagai laporanawal, sehinggadalamhal ini Pelaportetapmasihharus menyampaikanlaporannya secara tertulis kepadaOmbudsman.B. Meneliti PersyaratanAdministrasi LaporanTidaksemualaporanmasyarakat dapat ditindaklanjuti Om-budsman. Secara umumada tiga hal persyaratanyang harusterpenuhi. Persyaratanyang sifatnya administratif formal danpersyaratanyangmenyangkutsubstansi terkaitdengankompetensiOmbudsman, sertatidakmelampaui masakadaluarsapelaporan.Sebelummelakukan proses registrasi laporan, PetugasAdministrasi Ombudsmanharus meneliti apakahlaporanyangdisampaikan masyarakat tersebut telah memenuhi persyaratan yangbersifat administratif formal. Syarat-syarat administratif adalah:1. Identitas Pelapor harus jelas, bila diperlukan dapat disertai namakeluargabinataualias.2. Adabukti fotocopydiri berupaKTP,SIM,atauPaspor.3. AlamatPelaporharusjelas,bilaadadisertainomortelpon,faxataualamat e-mail.4. Dalam hal Pelapor tidak menetap, harus ada alamat orang yangdipercayakanmenerimakorespondensi denganOmbudsmandanmengetahui keberadaanPelapor.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia155. Identitas Terlapor, nama harus jelas, bila mungkin dapat disertaiNIPuntukPegawai Negeri Sipil, atauNRPuntukPetugasKepolisian atau TNI, dan nomor identitas kepegawaian lainnya.6. Alamat dan nama Kantor atau Instansi dimana Terlaporbertugas harus disebutkansecarajelas. BilamungkindisertaiPangkat danJabatan. Dalamhal diperkirakanTerlapor sudahpindah tugas, harus dapat dipastikan alamat baru dimana instansi(baru) iabertugas.7. Identitas termasuk alamat/tempat tinggal orang-orang dan/ataupihak ketiga yang diharapkan dapat menjadi Saksi dan berkenanmemberikanketerangan.Namaharusjelas,untukmenghindarikesamaannamadapatjugadisertai binataualias.8. Belum melampaui tenggang waktu kadaluarasa untuk dilaporkankepadaOmbudsman.9. Telahmenyampaikankeluhanresmi kepada instansi yangdilaporkantetapi kurangmendapat tanggapan.Setelahmemenuhi persyaratanadministratif formal, barulahpetugas Administrasi OmbudsmanmendaftarkanlaporanPelaporke dalam Buku Register Laporan dengan memberi nomor registrasi.Nomor registrasi ini kemudiandigunakanolehPelapor untukmengetahui perkembanganpenanganananlaporannya.Masalah-masalahsubtantif ditentukanolehOmbudsmanatauAsistenOmbudsman, adapunyangmenyangkut substansi sebagaiberikut:1. Materi laporan yang disampaikan harus terkait denganpemberianpelayananumumatau pelaksanaankewajibanpenyelenggarapemerintahandanpenyelenggaranegarayangpelaksanaanyatidaksesuai prosedur, ketentuanhukumdanperundangan, sertajauhdari kepatutanmasyarakat.2. Laporanharus menekankanpadapengutaraantentangfaktakejadian ; bukan asumsi-asumsi atau pendapat dari hasil analisayangmasihsubjektif, dandisertai bukti-bukti dokumenataukesaksianpendukungsecukupnya.3. Materi laporantidakmenyangkut tentangkewenanganteknisyustitial hakim dalam persidangan, dan bukan merupakan pokokPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia16perkarayangsudahmempunyai kekuatanhukumtetap.4. Laporan disusun secara kronologis berisi urutan uraian kejadiankasus yang dilaporkan, jujur dan sistematis. Disampaikan denganbahasayangsederhana(tidakharus menggunakanbahasahukum).C. MenyusunResumeLaporanBiasanyaketikaseorangPelapor menyampaikankeluhannya,iamemiliki ekspektasi atauharapanyangcukupbesar kepadaOmbudsmanuntukdapat menyelesaikanseluruhpersoalanyangsedang dihadapi. Hal ini menjadikan laporan yang semestinya dapatditulis secara sederhana menjadi bertele-tele, atau bahkan kadangkalamenyimpang jauh dari inti permasalahan yang dilaporkan. Laporanseperti ini biasanya lebih susah dimengertikarena kurang mengenapada sasaran yang ingin dilaporkan, atau lebih banyak menguraikanhal-hal menyangkut masalah teknis yustisial yang menjadi kewenanganHakimdi lembagaPeradilan. Karenaitudiperlukanresumekasusuntuk membantu Anggota Ombudsman, AsistendanPetugasAdministrasi memahami inti permasalahan secara cepat. PenyusunanresumekasusdilakukanolehAsistenOmbudsman yangmenanganilaporandan/ataumenerimaPelapor padasaat menyampaikanlaporannyasecaralisan.Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusunresumeadalahsebagai berikut:11. Data lengkap mengenai Pelapor, harus dapat dipastikan denganjelas hal-hal tentang nama, alamat, copy bukti diri, dansebagainya.2. Uraian laporan tidak terlalu panjang dan kongkrit baik mengenaifakta, waktu, tempat dan masalah, termasuk jabatan dan namapejabat yangdikeluhkankarenatelahmelakukantindakanmaladministrasi.3. Dasar hukummengenai tindakan yang dilakukan, sehingga dapatdipastikantindakanyangdikeluhkanmerupakantindakan1 Antonius Sujata, Resume Kasus dan Permohonan Klarifikasi, Makalah TOT OmbudsmanNasional, Jakarta 5-6 Februari 2002.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia17maladminsirasi dan karena itu termasuk dalamlingkupkewenanganOmbudsman.4. Apakahperbuatandimaksudtelahdikeluhkansecararesmikepadapejabatyangbersangkutan,bagaimanaresponnyadanapahasil yangdicapai.Adapun pertanyaan dan sistematika yang dapat digunakan agarproses penyusunan resume dapat berjalan efektif dan efisien adalahsebagai berikut:1. Agar resumemenjadi jelas makauraiannyaharus didasarkanatas pertanyaanAPA, SIAPA, BAGAIMANA, BILAMANA(KAPAN), DI MANA, dan pertanyaan lain yang dianggap perlu.APA, bentuk kongkrit atau fakta penyimpangan yang dilakukanTerlapor.SIAPA, pejabat atauinstansi yangmelakukanpenyimpangan,danSIAPApulayangmenjadi korbandari perbuatantersebut,termasukSIAPAsaksi-saksinya.BAGAIMANA, cara-caraTerlapor melakukanpenyimpangan.BILAMANA, (kapan) penyimpangandilakukanDIMANA, tempat dilakukannyapenyimpangan.2. Fakta penyimpangan disusun secara kronoligis sesuai urut-urutankejadiannya. Denganmenguraikansecarakronologis makafakta-fakta penyimpangan yang disampaikan dapat lebih mudahdifahami.3. Untuk mendukung kebenaran resume perlu di lampirkandokumenyangturutmembuktikanadanyafakta-faktapenyim-pangan. Tidak seluruh dokumen yang dilampirkan Pelapor perludilampirkanjugadalamresumekasus.4. Perludicari ketentuanhukumdanperundang-undanganyangberkaitandenganfaktayangdilaporkan. Termasukteori danpendapat paraahli.D. Klasifikasi LaporanUntukmengetahui apakahpermasalahanyangdilaporkanmasyarakat memenuhi kriteria kompetensi Ombudsman atau tidak,maka dapat dilihat substansi permasalahan yang menjadi kewenanganPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia18Ombudsman. Adapun substansi permasalahan yang menjadikompetensi Ombudsmandapat diklasifikasi sebagai berikut:1. PenundaanBerlarutDal am proses pemberi an pel ayanan umum kepadamasyarakat, seorang pejabat publik secara berkali-kali menunda ataumengulur-ulur waktu dengan alasan yang tidak dapat dipertanggung-jawabkansehinggaproses administrasi yangsedangdikerjakanmenjadi tidaktepat waktusebagaimanaditentukan(secarapatut)danmengakibatkanpelayananumumtidakadakepastian.2. Tidak MenanganiSeorangpejabatpubliksamasekali tidakmelakukantindakanyangsemestinyawajibdilakukan(menjadi kewajibannya) dalamrangkamemberikanpelayananumumkepadamasyarakat.3. PersekongkolanBeberapa pejabat publik yang bersekutu danturut sertamel akukan kejahatan, kecurangan, mel awan hukumdal ammemberikanpelayananumumkepadamasyarakat.4. PemalsuanPerbuatan meniru suatu secara tidak sah atau melawan hukumuntuk kepentingan menguntungkan diri sendiri, orang lain dan/ataukelompoksehinggamenyebabkantidakdapat dilaksanakannyapelayananumumkepadamasyarakat secarabaik.5. Diluar KompetensiDalamprosespemberianpelayananumum, seorangpejabatpublikmemutuskansesuatuyangbukanmenjadi wewenangnyasehinggamasyarakat tidakmemperolehpelayanansecarabaik.6. TidakKompetenDalamprosespemberianpelayananumum, seorangpejabatpubliktidakmampuatautidakcakapdalammemutuskansesuatuPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia19sehingga pelayanan yang diberikan kepada masyarakat menjadi tidakmemadai (tidakcukupbaik).7. PenyalahgunaanWewenangSeorangpejabatpublikmenggunakanwewenangnya(hakdankekuasaanuntukbertindak) untukkeperluanyangtidaksepatutnyasehingga menjadikan pelayanan umumyang diberikantidaksebagaimanamestinya.8. BertindakSewenang-wenangSeorangpejabatpublikmenggunakanwewenangnya(hakdankekuasaan untuk bertindak) melebihi apa yang sepatutnya dilakukansehinggatindakandimaksudbertentangandenganketentuanyangberlakudanmengakibatkanpelayananumumtidakdapatdiberikansecaramemadai.9. PermintaanImbalanUang/Korupsi9.a. Dalamproses pemberian pelayanan umumkepadamasyarakat, seorang pejabat publik meminta imbalan uangdansebagainyaataspekerjaanyangsudahsemestinyadialakukan(secaracuma-cuma) karenamerupakantanggungjawabnya.9.b. Seorang pejabat publik menggelapkanuang negara,perusahaan(negara), dansebagainyauntukkepentinganpribadi atauoranglainsehinggamenyebabkanpelayananumumtidak dapat diberikan kepada masyarakat secara baik.10. Kolusi danNepotismeDal am proses pemberi an pel ayanan umum kepadamasyarakat, seorangpejabat publikmelakukantindakantertentuuntuk mengutamakan sanak famili sendiri tanpa kriteria objektif dantidakdapat dipertanggungjawabkan(tidakakuntable), baikdalammemperolehpelayananmaupununtukdapat dudukdalamjabatanatauposisi dilingkunganpemerintahan.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia2011. PenyimpanganProsedurDalamprosespemberikanpelayananumum,seorangpejabatpubliktidakmematuhi tahapankegiatanyangtelahditentukandansecarapatut.12. MelalaikanKewajibanDalamprosespemberianpelayananumum, seorangpejabatpublik bertindak kurang hati-hati dan tidak mengindahkan apa yangsemestinyamenjadi tanggungjawabnya.13.BertindakTidakLayak/TidakPatutDalamprosespemberianpelayananumum, seorangpejabatpublikmelakukansesuatuyangtidakwajar, tidakpatut, dantidakpantas sehi ngga masyarakat t idak mendapatkan pelayanansebagaimanamestinya.14. PenggelapanBarangBuktiSeorangpejabat publikterkait denganproses penegakanhukumtelahmenggunakanbarang, uang dansebagainyasecaratidaksah, yangmerupakanalat bukti suatuperkara sehinggamengakibatkanpelayananumumyangsemestinyaditerimapihakyangberperkaramenjadi terganggu.15. PenguasaanTanpaHakSeorang pejabat publik memenguasai sesuatu yang bukan milikatau kepunyaannya secara melawan hak, mengakibatkan pelayananumumterkait denganhaktersebut tidakdiperolehsipemilikhak.16.BertindakTidakAdilDalamprosespemberianpelayananumum, seorangpejabatpublik melakukan tindakan memihak, melebihi atau mengurangi dariyang sewajarnya, sehingga masyarakat memperoleh pelayanan tidaksebagaimanamestinya.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia2117. IntervensiSeorangpejabat publikmelakukancampur tanganterhadapkegiatanyangbukanmenjadi tugasdankewenangannyasehinggamempengaruhi proses pemberian pelayanan umumkepadamasyarakat.18. Nyata-nyataBerpihakDalamprosespemberianpelayananumum, seorangpejabatpublikbertindakberat sebelahdanlebihmementingkansalahsatupihaktanpamemperhatikanketentuanberlakusehinggakeputusanyangdiambil merugikanpihaklainnya.19. PelanggaranUndang-Undang.Dalamprosespemberianpelayananumum, seorangpejabatpublik secarasengajamelakukantindakanmenyalahi atautidakmematuhi ketentuan perundangan yang berlaku sehingga masyarakattidakmemperolehpelayanansecarabaik.20. PerbuatanMelawanHukumDalamprosespemberianpelayananumum, seorangpejabatpublikmelakukan perbuatan bertentangan dengan ketentuan berlakudankepatutansehinggamerugikanmasyarakat yangsemestinyamemperolehpelayananumum.E. PemeriksaanLaporanTidakDilanjutkanApabiladalamhal resumekasusdiketahui hal-hal tersebut dibawah i ni, maka Ombudsman t idak dapat meni ndaklanjut ipemeriksaanlaporanyangdisampaikanmasyarakat kepadanya,yaitu:1. Masal ah yang dil aporkan merupakan kebij akan umumpemerintahtermasukkebijakanuntukmemeliharaketertibandankeamanan, ataukebijakanumumdi instansi pemerintahyangbersangkutan,misalnyakebijakankenaikantarif.2. Perilaku dan keputusan pejabat yang dilaporkan ternyata sesuaidenganperaturanperundang-undanganyangberlaku.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia223. Masalahyang dilaporkanmasihdapat diselesaikansesuaidengan ketentuan hukum administrasi dan/atau pada saat yangsamamasalahtersebut masihdalamproses pemeriksaanad-ministratif.4. MasalahyangdilaporkansubstansinyasedangdiperiksadiPengadilan, atau masih terbuka kemungkinan untuk mengadakanpemeriksaan banding dan kasasi di Pengadilan yang lebih tinggi.5. Terhadap masalah yang dilaporkan tercapai kesepakatan antaraPelapordanTerlaporbaikkarenaprakarsakeduabelahpihakataukarenamediasi Ombudsman.6. Pelapor meninggal duniaatauPelapor mencabut laporannya,terkecuali untuktindakanmaladministrasi yangmengadungdimensi pelanggaranpidana.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia23BAB IIIPERMINTAAN KLARIFIKASIA. PendahuluanSetelahmenulis resumekasus seringkali baruterlihat adanyapertanyaan-pertanyaanyangbelumterjawab. Dalamhal iniOmbudsman memerlukan klarifikasi, baik dari Pelapor maupun dariTerlapor.Apabila diperlukan klarifikasi dariPelapormakaOmbuds-manlangsungdapat menanyakanpadasaat Pelapor menghadap,atauPelapordapat jugadimintauntukmenyerahkandokumenasliyangsah. ApabilaPelapor tidakdapat memberikanklarifikasinyaatautidakdapatmenunjukkandokumenasli yangsahkepadaOm-budsman, maka pemeriksaan keluhan Pelapor tidak dapat dilanjutkan,baikkarena Pelapor tidakmempunyai bukti-bukti yangcukupmeyakinkanalasankeluhandantuduhannyakepadasalahsatuinstansi pemerintah/ negara, ataupun karena secara hukumkeluhannyamasihterlalulemah.Apabilaperludiperolehklarifikasi dari Terlapor, makasegerapula disusunsurat permintaanklarifikasi Ombudsmandenganmenyebutkan secara singkat adanya laporan tentang maladministrasidansejauhmanakahperistiwayangbersangkutandiketahui danditanggapi oleh instansi yang bersangkutan. Lebih jauh perlu diajukansecarajelas sejumlahpertanyaanyangperludijawabolehpihakPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia24terlapor. Dari jawaban Terlapor kepada Ombudsman dapat diketahuiapakahOmbudsmanmasihperlumelanjutkanpemeriksaankasusyang bersangkutan dengan investigasi di lapangan atau segera dapatmengirimsurat rekomendasi kepadaTerlapor/AtasanTerlapor.B. PermintaanKlarifikasi OlehOmbudsmanPermintaanklarifikasi merupakansalahsatutindaklanjutyangdapat dilakukanolehOmbudsman. Dalamkasusyangtidakterlalurumit permintaanklarifikasi kepadaTerlaporatauAtasanTerlapordapat dilakukanberdasarkaninvestigasi di belakangmeja. Tetapikadang-kadangsetelahmendapat klarifikasi, Ombudsmanjusteruperlu mengadakan investigasi di lapangan untuk menguji kebenaranklarifikasi dari Terlapor atau/dan Pelapor, sehingga dengan demikiandapat diperolehketeranganmengenai peristiwayangbenar-benarterjadi. Pada dasarnya, pada saat wawancara dilakukan dalam rangkaInvestigasi, tindakantersebut dapat dikategorikansebagai bentukpermintaanklarifikasi.Hanyasajasifatnyalebihaktif.Tentusedikitberbeda dengan permintaan klarifikasi yang dilakukan secara tertulismelalui suratresmi.Olehkarenaitu,dalamhal ini perludibedakanbentukbentukklarifikasi sebagai berikut:1. Klarifikasi di Lapangan(Klarifikasi Langsung)Saat Ombudsman mewawancarai Terlapor atau AtasanTerlapordanmemeriksadokumenterkait di kantorTerlapor, padadasarnya saat itu sedang terjadi proses permintaan klarifikasi secaralangsung. Disebut klarifikasi langsung karena proses penggalian datadanpermintaanpenjelasandilakukansecara langsung denganbertatapmuka. Seperti diuraikandi atas, kadangkalapermintaanklarifikasi langsungini masihharus dilengkapi denganpermintaanklarifikasi secara tidak langsung melalui surat resmi guna melengkapihasi l analisis terhadap temuan lapangan selama i nvest igasidiselenggarakan.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia252. Klarifikasi Melalui Surat Resmi (Klarifikasi tidaklangsung)Permintaanklarifikasi melalui surat resmi (klarifikasi tidaklangsung) adaduajenis,sebagai berikut:a. MendasarkanHasil Investigasi Dokumen(DibelakangMeja)Sebagaimana diuraikan dalam bab tentang investigasi, Ombuds-manmenganut duatahapansisteminvestigasi yaituinvestigasi dibelakangmejadaninvestigasi di lapangan. Investigasi di belakangmejaini disebutjugasebagai investigasi dokumen.Hasil investigasidi belakang meja sangat menentukan tindakan apa yang selanjutnyadapat dilakukan.Apabilalaporanyangdisampaikancukupjelas, objektif dankronologis, serta dokumen pendukung yang dilampirkan juga cukupsahih (valid) dan dapat dipertanggung jawabkan, maka Ombudsmandapat langsung menyusunsurat permintaanklarifikasi kepadaTerlapordan/atauAtasanTerlapor. Dalamhal ini, untukefisiensidan efektifitas, Ombudsman tidak perlu meminta keterangan melaluikunjungan langsung ke instansi Terlapor ataupun observasi lapangan.Tetapi apabilajawabanTerlapor tidakmeyakinkanOmbuds-man,makaperludiadakaninvestigasi di lapangan.b. MendasarkanHasil TemuanLapanganAdakalanyaperludiadakanpemeriksaan/investigasi dan/atauobesrvasi di lapangan. Setelahdilakukananalisaterhadaphasilinvestigasi dan/atau observasi lapangan tersebut ternyata masih adabeberapa hal yang perlu mendapat penjelasan lebih lanjut dari atasanTerlapor, makaOmbudsmandapat menyusunsurat permintaanklarifikasi, ditujukan kepada atasan Terlapor guna memi ntapenjelasanlebihlanjut tentanghal-hal terkait dengantindakanTerlapor.Permintaan klarifikasi seperti ini perlu dipertimbangkanapabilaOmbudsman masih merasa perlu melengkapi, memastikan dan/ataumenguatkanhasil analisistemuanlapanganTimInvestigasi (selamainvestigasi) sebelumakhirnyamemberikanpendapat akhir sebagaidasar bagi Ombudsmanmemberikanrekomendasi kepadaPejabatterkait.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia26C. MenyusunPermintaanKlarifikasi1. Draft Surat PermintaanKlarifikasiKlarifikasi pada intinya adalah langkah-langkah untuk membuatsuatulaporanmenjadi lebihjelas dudukpersoalannya, sehinggapokok masalah yang dilaporkan lebih mudah dimengerti bukan sajaolehTerlaportetapijugaolehpihaklaintermasukPelaporsendiri.1Dengandemikian, klarifikasi yangdiberikanolehTerlapor sangatdiperlukan oleh Ombudsman dalam upaya melakukan analisa secaramendalam,menyeluruhdanobjektif.Adabeberapahal yangperludiperhatikandalammenyusundraftpermintaanklarifikasi,yaitu:a. Uraikanpermasalahanpokoksecarakronologis, singkat danjelas.b. Tentukanlahhal-hal apasajayangmembutuhkanklarifikasi dariTerlapor.c. Susunlah permintaan klarifkasi diawali dengan kalimat tanya yangsifat jawabanya terbuka. Contohnya, ..mengapa telah sedemikianlamaKepolisianbelummenindaklanjuti laporannomorxxx.d. Usahakanmembuat kalimat se-persuasif mungkin. Tempatkanposisi Terlapor sebagai subjekyangdibutuhkangunadidengarpenjelasannya untuk membantu Ombudsman memahamipersoalansecaralebihadil danobjektif.e. Sedapat mungkinrumuskanlahpermintaansecarajelas dankonkrit, hal-hal apayangolehOmbudsmaningindimintakanklarifikasi. Misalkan, apabi la keluhan Pelapor mengenaiketerlambatan pelayanan, harus dirumuskan pertanyaan klarifikasitentang, bagaimana prosedur sebenarnya, mengapa sampaiterjadi keterlambatan, upaya-upaya apa saja yang sudah dilakuaknTerlapor untuk memperbaiki keterlambatan tersebut, danseterusnya.1 Antonius Sujata, Resume Kasus dan Permohonan Klarifikasi, Makalah TOT OmbudsmanNasional di Jakarta 5-7 Februari 2002.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia272. PermintaanKlarifikasi Sekaligus RekomendasiAdakalanya Ombudsman berada pada satu keadaan dimana iasecara bersamaan harus mempertimbangkan efektifitas dan efisiensiwaktudalammenindaklanjuti keluhanmasyarakat.Alurbirokrasi dilembaga pemerintahan dan lembaga negara biasanya sangat panjangdanberliku. Misalnya, untuk meresponsatusurat permintaanklarifikasi dari Ombudsman,makasebelumnyasurattersebutharusmelewati beberapa level administrasi birokrasi. Akibatnya, Ombuds-manharus mengalokasikanwaktulebihlamauntukmenunggupenjelasan atau klarifikasi yang diharapkan. Bahkan sangat mungkinsurat-surat permintaan klarifkasi yang dikirimkan tidak akan pernahsampai kepada pejabat yang berwenang dikarenakan kurang rapinyasistem administrasi yang ada, atau lebih buruk lagi karena ada oknum-oknumyangsengajamelenyapkansurat-surat Ombudsman.Di sisi lain, Pelapor sudahsangat urgenuntukmemperolehpenyelesaianmasalahnya. Dikhawatirkanapabila Ombudsmanmelalui tahapanbiasa denganterlebihdahuluhanya memintaklarifikasi, makapenyelesaiannyamenjadi terlambat. Menghadapikondisi seperti ini, Ombudsman diharapkan memiliki kepekaan untukmendesain Permintaan Klarifikasi yang sekaligus berisi rekomendasiOmbudsmantentangpermasalahanyangdiadukan. Hal ini bisadilakukandengansyarat bahwalaporanyangdisampaikancukupjelas, objektif dankronologis, sertadokumenpendukungyangdilampirkanjugacukupvaliddandapat dipertanggungjawabkan,sedangkanpadasaatsamakondisiPelapormemangmembutuhkanpenyelesaianatas permasalahantersebut secarapatut, misalkankondisiPelaporsudahcukuprenta, sakit-sakitan, atau Pelaporyangakansegeradieksekusi ataspenetapaneksekusi yangjanggal/saratKKN, dansebagainya. Permintaanklarifikasi yangsekaligusberisirekomendasi biasanyadiformulasikandengankalimat, misalnya...apabilakeluhanyangdisampaikanpelaporanadalahbenar, makakiranyadapat dilakukanhal-hal sebagai berikut...Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia28Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia29BAB IVINVESTIGASIA. PendahuluanInvestigasi merupakansalahsatukewenanganOmbudsmanIndonesiadalamrangkamenindaklanjuti kasus-kasus dugaanmaladministrasi baikyangdilaporkanmasyarakat maupunatasinisiatifsendiri (ownmotioninvestigation).Bagi OmbudsmanIndo-nesia investigasi diperlukan guna memperoleh informasi yang lebihlengkap, tajam, seimbangdanobjektif yangakandijadikanbahanuntukmerumuskantindakanseperti apayangdapat dilakukanselanjutnya, apakahmemintaklarifikasi terlebihdahuluatausudahsegeradapat memberikanrekomendasi tertentu.1Ombudsman Indonesia menganut dua tahapan sisteminvestigasi yangberjenjang. Tahappertamaadalahinvestigasi dibelakangmeja, yaitumemeriksakeputusan, surat menyurat ataudokumen-dokumen l ai n yang di sampai kan Pel apor untukmemperolehkebenaranlaporanmasyarakat. Hasil pemeriksaantersebutsangatmenentukantindakanselanjutnya.Apabilalaporanyangdisampaikancukupkronologis danobjektif sertadokumen-1 Budhi Masthuri, Investigasi Ombudsman Nasional (Sebuah Refleksi dari Pengalamandi Lapangan),Makalah TOT Ombudsman Nasional di Jakarta 5-7 Februari 2002.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia30dokumenpendukungnyacukupvaliddandapat dipertanggungjawabkan, Ombudsman dapat saja langsung meminta klarifikasi gunamemberikan kesempatan kepada pihak Terlapor untuk menjelaskansebaliknya. Namun demikian, apabila laporan dan dokumen-dokumenyang disampaikan masih sangat awal dan minim, Ombudsman masihharusmemintakelengkapanlebihlanjutdari Pelapor/Terlapor,danuntukitumakadapat segeradipersiapkaninvestigasi lapangan.Investigasi lapangan ini merupakan jenjang dan tahapan keduasetelah investigasi dokumen dilakukan di belakang meja. Pengertianlapangan bukan berarti semata-mata hanya di lokasi terbuka sepertimisalnya tanah sebagai objek sengketa, tetapi meliputi juga ruangankantor instansi dimana Terlapor bekerja. Investigasi lapangandilakukandenganmemintaketerangansecaralisandari TerlapormaupunPelapor,ataupunpihaklainyangterkaitlangsungmaupuntidaklangsungdenganpermasalahanyangdilaporkan. Dalamhalini, perlindungan hak akan kebebasan memperoleh informasi adalahmenjadi sangat pentingsehinggadengandemikianOmbudsmanmemperolehkesempatanluas untukmengaksesinformasi berupadokumen-dokumen yang diperlukan dari kantor Terlapor atau instansiterkait lainnya.Sebagaimanatelahdiuraikansebelumnya, penggunaanistilahInvestigasi adalah untuk membedakan pemeriksaan atau penyelidikanyang dilakukan oleh petugas penyidik/penyelidik lainnya. Oleh karenaituinvestigasi yangdilakukanOmbudsmanadalahberbedadenganpenyelidikanyangdilakukanolehKepolisiandanKejaksaandalamrangka penegakan hukum( pro just it ia). Ombudsman t idakberkewaj i ban membukt i kan tuduhan mal admi ni strasi yangdisampaikanmasyarakat, tetapi dalamhal ini pihakTerlapor-lahyang berkewajiban menerangkan bahwa tindakan yang ia ambil bukanmerupakanperbuatanmaladministrasi karenatelahsesuai denganketentuandankepatutanumumsehinggaapa-apayangdituduhkanoleh Pelapor adalah tidak benar. Tentu saja penjelasan dan bantahantersebut harus disertai argumentasi serta dokumen-dokumenpendukungyangdapat diterimajugabernilai hukum. Tugas Om-budsman adalah memberi pendapat apakah dari aspek pemerintahanyang baik (good governance) penjelasan tersebut dapat diterima atauPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia31tidak. Proses penilaianitu harus dilakukansecarailmiah, wajar,adil danobjektif denganmempertimbangkanfakta-faktayangadadanyangdiperolehdari keduabelahpihak.ApabilapenjelasanTerlapor dapat meyakinkanOmbudsmanbahwa apa yang dikeluhkan Pelapor adalah tidak benar dan tindakanyang dikeluhkantersebut pada dasarnya telahsesuai denganprosedur, ketentuan, dankepatutanmasyarakat, sementaradi sisilain laporan dan dokumen-dokumen yang disampaikan Pelapor tidakmenunjukkan fakta sebaliknya, maka Ombudsman harus memberikanpendapatnya secara objekt if kepada Pelapor. Demikian jugasebaliknya, apabilaTerlapor tidakdapat menjelaskanataudapatmenjelaskantetapi penjelasanyangdiberikansulit diterimakarenatidaksesuai denganfakta-faktayangdisampaikanPelapor, makaOmbudsman dapat segera memberikan pendapat serta rekomendasibaikkepadaTerlapor secaralangsung, maupunmelalui AtasanTerlapor.Bentuk-bentuktindakanberupapemeriksaanlebihlanjut,pemberiansanksi administratif maupunpidana dapat direko-mendasikankepadaAtasanTerlapor sesuai mekanismeinternalinstitusi terkaitdenganmengikuti koridorhukumdanperundanganyangberlaku. OmbudsmantidakberwenangmemberikansanksiapapunterhadapTerlapor.B.Investigasi AtasInisiatifSendiri1. PermasalahanSistemik danInvestigasi Atas InisiatifSendiria. PengertianPermasalahanSistemikKeahlianmelakukananalisis terhadapsebuahpermasalahanakansangat menentukanakurasi diagnosaterhadapakar masalahyang menjadi keluhan Pelapor. Penanganan set iap laporanmasyarakat olehOmbudsmansecarajangkapendekadalahuntukmenolong Palapor, tetapi secara jangka panjang sebenarnya sebagaiupaya untuk memperbaiki mutu dankualitas pelayananataumerevitalisasi pejabat-pejabat publik yang kerap melakukanmal admi ni strasi . Ol eh karena i tu pada saat menganal i saPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia32permasalahan, perludiberikanperhatianterhadaphal-hal sistemikdari kasusmaladministrasi yangmenjadi keluhanPelapor. Apakahmaladministrasi tersebut berdiri sendiri ataumerupakanakibat darikekeliruanpembuatankebijakanyangmenyebabkantindakanyangdilakukanpejabatpublikmenjadi tidaktepat.Misalnya, ketika anda menemukan bolam listrik di rumah putussecaraterus menerus walaupundiganti denganyangbaru, makaadaduahal tindakanyangperludipertimbangkan, yaitubertindakcepat (urgen) dan/ataubertindak tepat (akurat). Tentu saja menggantibolamdengan yang baru adalah tindakan yang urgen untuk mengatasikegelapan sementara. Tetapi sebenarnya tindakan yang paling tepatadalahbukanmengganti bolamlistrikbarusecaraterusmenerus,melainkan mencari penyebab mengapa tiap kali diganti bolam barutidaklamakemudiantetapputus,adakahsistemalokasi dayalistrikyang memang tidak normal sehingga mengakibatkan tegangan aruslistrik mengalir secara flukt iatif melebihi kemampuan bolammenampungaruslistrik.Ilustrasi lainnyamisalnya, padasaat andamenemukanbayihidup yang hanyut disungai setiap hari, tindakan yang urgen adalahmenyelamatkan bayi-bayi tersebut, tetapi tindakan yang paling tepatadalah mencari tahu siapa si pembuang bayi tersebut danmenghentikannyasehinggaesoktidakadalagi bayi yangdibuanghanyut disungai. Begitulah ilustrasi sederhana yang barangkali mudahdifahami bagi kita untuk memperoleh gambaran apa itu permasalahansistemik.b. Mengidentifikasi PermasalahanSistemikPermasalahansistemikdapat diketahui denganberbagai cara.Kadangkalapermasalahansistemikdapat ditelusuri dari laporanmasyarakat yangsifatnyaindividual kasus perkasus. Tetapi, yanglebihseringpermaslahansistemikdiketahui denganmelakukanpenelitiandanobservasi i lmiah. Cara lainnya adalahdenganmelakukan monitoring berita-berita di media massa terhadap kasus-kasus tertentuyangsejakawal dapat diperkirakanmengandungpermasalahansistemik. LalubagaimanasikapOmbudsmandalammeresponpermasalahansistemik?TentusajasebuahkeluhanyangPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia33telahdiidentifikasi sebagai permasalahansistemik harusmendapatperhatian dari Ombudsman atau setidaknya Senior Asisten Ombuds-man.Permasalahansistemikdapat direspondengancaramenelitidan menguji secara khusus laporan masyarakat, berita-berita di mediamassa, dan hasil penelitian. Pada kasus-kasus tertentu, jika terhadaplaporantersebut telahadapenyelesaiansecarakasuistikdanindi-vidual makaperludilakukandokumentasi secarabaik. Dalamhalini, bukanberarti permasalahansistemiknyaselesai begitusaja.Ombudsman tetap meni ndakl anj ut i kaj ian anal isis tentangpermasalahan sistemiknya sampai akhirnya dikeluarkan rekomendasitertentu.Untuktetapdapatmenindaklanjuti permasalahansistemik(yangkasusindividunyasudahselesai), makadapat diawali denganmencari data(tambahanbaru) secaraownmotiondari instansidanpejabatpublikyangrelevan.Beberapapermasalahansistemikkadangkalamengandungkompleksitastinggi sehinggadalamhal ini harusdilibatkanbanyaksumber daya yang ada di Ombudsman karena membutuhkan prosesinvestigasi yangmenyeluruh. Perhatikanpulaketerbatasansarana,prasaranadansumber dayamanusiayangadadi Ombudsman.Apabilateridentifikasi jumlahpermasalahansistemikbegitubanyaksedangkanSumberDayadi Ombudsmantidakcukup,makadalamhal ini harus adaindikator sebagai saringan, permasalahanmanayang menjadi prioritas untuk ditindaklanjuti. Ada beberapa indikatoryangdapat digunakanuntukmengukur skalaprioritas, sebagaiberikut:1) Tingkat keseriusandanurgensi masalah2) Seberapa jauh dampaknya terhadapOmbudsman apabilapermasalahan tersebut diinvestigasi, misalkan berapa orang yangakanterlibat ataudilibatkandalaminvestigasi danberapadanayangdibutuhkan. Apakahdampaktersebut realistis dengankemampuanOmbudsmanatautidak.3) Apakahpermasalahannya merupakanbagiandari programprioritas Ombudsman.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia344) Apakahpermasalahannyamenyangkut hal daninstansi yangmenjadi prioritasuntukdiawasi/diperbaiki.5. Adakahinstansi lainyangakanmelakukaninvestigasi lebihmendalamdari Ombudsman.c. PermasalahanSistemikDalamLaporanTahunanSebagaimanadiuraikansebelumnya, output dari investigasiterhadappermasalahansistemikadalahberupasarandanusulanperubahan kebijakan publik dalam suatu instansi guna meningkatkanmutupelayananumumkepadamasyarakat. Dalamhal ini perlukembali diingat bahwa kebijakan publik dalam tingkatan yang palingrendah bisa berbentuk prosedur, aturan-aturan teknis dan sebagainyayang terkait dengan pelayanan umum. Tetapi dalam tingakatan yanglebihtinggi adalahberupaPeraturanPerundang-undanganyangmengatur bagaimana semestinya pejabat publik memberikanpelayanankepadamasyarakatterkaitdenganbidangtertentu.Olehkarenaituharusdapatdipertimbangkansecaratepatkepadasiapasemestinyarekomendasi diberikan. KarenaOmbudsmanmemilikimekani sme pel aporan kepada l embaga Legi sl at i f, makapermasalahanpermasalahansistemiksemestinyadipertimbangkanuntukdijadikansebagai salahsatuhal yangdicantumkandalamLaporan Tahunan Ombudsman. Hal ini penting sesuai dengan salahsatutugas lembagaLegislatif sebagai penyusunkebijakanpublikberupaUndang-UndangatauPeraturanDaerah.Selainlaporanmasyarakat tentangpermasalahansistemik,laporan yang mengandung keunikan tersendiri dan menjadi berita diberbagai media massa dapat pula dipertimbangkan untuk dimasukkandalamlaporantahunan. Agardapat diuraikansecaraefektif dalamlaporantahunan, terlebihdahuluperluditulis laporansingkat danmendalamtentangkasus tersebut. Laporansingkat itunantinyadisampaikan dan dibahas Ombudsman guna memperoleh persetujuantentanglayaktidaknyadimasukkankedalamlaporantahunan.Adapunsistematikasederhanayangdapat dijadikancontohdalammenyusunlaporansingkatdimaksudadalah;1) Pertama, uraikanlahapapermasalahanpokokyangdikaluhkanPelapor ataumasyarakat,Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia352) Kedua, bagaimanadantindakanapasajayangtelahdilakukanOmbudsmandalammeresponlaporantersebut,3) Ket iga, apa saja temuan temuan yang diperoleh selamainvestigasi dilakukan,4) Keempat, apakesimpulandanbagaimanarekomendasi yangdikeluarkanOmbudsmanuntukpermasalahantersebut,5) Kelima, apasajahasil-hasil yangtelahdicapai (tindaklanjutTerlapor terhadaprekomendasi yangdiberikan).2. PengertianInvestigasi AtasInisiatifSendiriDalambahasaInggris, investigasi atas inisiatif sendiri lebihdikenal denganistilahOwnMotionInvestigation. Pengertianatasinisiatif sendiriadalahbahwainvestigasi tersebut dilakukanbukankarenaadanyakeluhanmasyarakat secaraindividual melainkankarenahasil dari kajianmendalamtentangpermasalahanyangberkembangdi masyarakat.Umumnya investigasi atas inisiatif sendiri ini dilakukan terhadappermasalahan-permasalahanyangsifatnyasistemik. Tetapi untukkasus-kasus tertentuyangbukansistemikjugasangat mungkindilakukan investigasi atas inisiatif sendiri. Hasil investigasi atas inisiatifsendiri terhadapkasus-kasus sistemikkemudianmenjadi bahanevaluasi terhadapsistempelayananumumyang mengandungpermasalahan(systemicreview).3.TypeInvestigasi AtasInisiatifSendiriAda empat type utama dari investigasi atas inisiatif sendiri atauOwnMotionInvestigation, sebagai berikut:a. KasusIndividual MengandungPermasalahanSistemikPada saat Ombudsman telah berhasil menemukan akarpermasalahandari kasus peroranganmakadalamhal ini dapatdipertimbangkanapakahperlumelakukaninvestigasi lebihlanjutuntukmenggali akar permasalahanyanglebihluas danmendasardari sekadar kasus individuPelapor, atausegeramenutupkasusPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia36karenapermasalahannyadianggapselesai disebabkankepentinganPelapor telahterpenuhi. Investigasi atas inisiatif sendiri dilakukanapabila dapat dipastikan bahwa di balik permasalahan individual yangdiajukanPelapor mengandungpermasalahansistemikdi instansiterkait.Dalam hal ini tujuan atau target investigasi atas inisiatif sendiritidak akan mempengaruhi hasil dari penanganan keluhan individualyangsudahtercapai sebelumnya. Karenahasil dari investigasi atasinsisiatif sendiri dapat berupa rekomendasi Ombudsmanuntukmengubahkebijakanatauproseduryangakandatang(prospectivepolicy), bukankebijakanatauprosedur padamasalalu(retrospec-tivepolicy) dimanaPelaportelahmenjadi korban.b. Dari Hasil PenelitianIlmiahSebagaimana telahdiuraikansebelumnya, permasalahansistemik dapat diketahui dengan berbagai cara. Selain menggali lebihdalam dari laporan Individual, permasalahan sistemik umumnya jugadapat diketahui dari hasil penelitianilmiahterhadappermasalahantertentu. Misalkan, setelahdilakukanpenelitianmendalamtentangtrendkeluhanmasyarakat (tidakhanyadi Ombudsman) terhadapsuatuinstansi ternyatadiketahui adakebijakanyangsalahsehinggamemberikanpeluangterjadinyamaladministrasi, makainvestigasiterhadaphal tersebut dapat dilakukanatas inisiatif sendiri tanpaharusmenunggulaporanmasyarakat.c. Berawal dari MediaMassaInvestigasi atas inisiatif sendiri jugadapat dilakukandenganmengacupadahasil monitoringpemberitaanmediamassaselamakurunwaktutertentuterhadapsatupermasalahantertentu. Dalamhal ini, asumsi yangcobadibangunadalahbahwaapabilaterdapatpermasalahandankeluhanmasyarakatyangmemiliikikarakterisitiksama, makakemungkinandidalamnyaterkandungpermasalahansistemik.Beberapamediamassajurnalisnyajugamenggunakanmetodepeliputan yang investigatif, sehingga dalam hal ini tentu berita-beritatersebut lebihkredibel untukditindaklanjuti OmbudsmanmenjadiPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia37investigasi atas inisiatif sendiri. Basis data pemberitaanyangdigunakanharuslahyangberkualitastinggi. Hal ini sangat pentingkhususnyasebagai bahanataudatayangakandigunakanOmbuds-manpadasaat melakukanwawancaradenganpihak-pihakterkait.Kualitaspemberitaansangat ditentukansejauhmanavaliditasdatadanfakta-faktayangditampilkandalamberitadi mediamassa.d. Informasi dari WhistleBlowerDalamkasus-kasus ter tentu biasanya masyarakat takutmenyampaikanlaporannya kepada Ombudsman. Hal tersebutdikarenakan kurangnya perlindungan hukum terhadap Pelapor. Adabeberapa kasus justru Pelapor dituntut balik telah dianggapmencemarkannamabaikTerlapor. Dalamhal seperti ini, biasanyamasyarakat hanyaberani menulis surat laporantanpanamadanalamat Pelapor. Kitabiasamenyebutnyasebagai Surat Kaleng.Hal yangsamajugaterjadi di dalamsebuahinstansi publik.Ketikaseorangpegawai dalaminstansi tertentumelihat adanyapenyimpangandanketidakberesandikantornya,umumnyamerekamemilihdiamataubahkanterseret menjadi bagiandari pelakupenyimpangan itu sendiri. Ada beberapa yang berani menyampaikanlaporan kepada instansi berwenang, tetapi biasanya denganmenyembunyikanidentitas. Inilahyangdisebut sebagai whistleblower. Bagaimanapunwhistel blower i ni perlu memperolehperlindungan sehingga ia tidak lagi khawatir dan takut menyampaikanpraktek-praktekpenyimpangandiinstansinya.Bentukperlindunganyangdapat diberikanOmbudsmanadalahdengancaramenyem-bunyikannamadanalamat (identitas) Pelapor. Ini bukanberartiPelapor dapat menyampaikanSurat Kaleng. Surat Kalengsangatsulit pertanggungjawabannyasehinggadalamhal ini Ombudsmantidakakanpernahmenindaklanjutinya. Olehkarenaitu, kepadawhistleblowerataumasyarakatdianjurkanmenyertakannamadanidentitas lengkap dalam laporan yang disampaikan kepada Ombuds-man.ApabilaadakekhawatiranmakaPelapordapatmemintaOm-budsman untuk tidak menyebutkan nama dan identitas mereka dalamsurat-surat yangdikeluarkanOmbudsman. Dalamhal ini Ombuds-mansemestinyamemiliki penilaiandanalat ukur sendiri untukPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia38menentukan apakah nama dan i dent i tas Pel apor l ayakdisembunyikanatautidak,tergantungdenganbobotrisikonya.Terhadapinformasi yangdiberikanseorangwhistlebloweriniOmbudsmandapat melakukaninvestigasi atas inisiatif sendiri.Informasi yangdisampaikanolehseorangwhistleblower dapatdianggapbukansebagai laporan, sehinggadalamhal ini padasaatmelakukaninvestigasi, Ombudsman(TimInvestigasi) harus tetapkonsistenmerahasiakankeberadaanpemberi informasi.4.TataCaraMelakukanInvestigasi AtasInisiatifSendiriKeputusanmelakukaninvestigasi atas inisiatif sendiri lebihmerupakankebijakanOmbudsman. Usulaninvestigasi atasinisiatifsendiri padadasarnyasamadenganinvestigasi biasa, hanyasajadalamhal ini pertimbangannya lebihditekankanpada uraianpermasalahan yang akan diinvestigasi. Sehingga permasalahan yangmenjadi dasar pengajuanharuslahbenar-benar memenuhi kriteriauntukdilakukaninvestigasi atasinisiatif sendiri.Investigasi atas inisiatif sendiri dapat diawali dengan melakukanpenelitiandanmonitoring terhadappermasalahanyang akandiinvestigasi setelahsebelumnya memperolehpersetujuandariOmbudsman. Adapun tahapan persiapan dan pelaksanaanselanjutnyalebihkurangsamaseperti investigasi biasa(investigasiatas dasar laporanmasyarakat).C. Investigasi AtasDasar LaporanMasyarakat1. PrinsipInvestigasi OmbudsmanInvestigasi OmbudsmanIndonesiadilakukanolehanggotaOmbudsmandibantuAsistenOmbudsman(selanjutnyadisebutTimInvestigasi). Kegiataninvestigasi Ombudsmandiperlukanuntukmenggali informasi yang lengkap tajam, seimbang dan objektif; baikitu di belakang meja tulis, melalui telaah dokumen maupun investigasidi lapangan (onside investigation). Hasil temuan investigasi kemudiandijadikanbahanuntukmerumuskanrekomendasi tentangtindakanapayangharusdilakukanTerlapor dalamrangkamenindaklanjutikeluhanmasyarakat.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia39Adalimasyarat yangperludiperhatikanselamamelakukaninvestigasi, sebagai berikut:a. Kewajibanmenjagakerahasiaan.b. KewajibanuntukbersikapObjektif dantidakberpihak(impar-tiality)c. Kewajibanmendengarkansertamemperhatikanketerangandaninformasi dari kedua belah pihak, baik Pelapor maupun Terlapor,termasukSaksi-saksi.d. MemperlakukanPelapor maupunTerlapor secarasetara.e. Ombudsmandilarangmenangani laporanyangsangat mungkindapatmenimbulkanconflictofinterest.Hal-hal mendasar yang perlu diperhatikan Tim Investigasi padasaat melakukaninvestigasi adalahsebagai berikut:a. Sebelummemeriksadanmenganalisadokumen,TimInvestigasiharus sudahmemahami prinsip-prinsipadministrasi yangbaiktermasuk bagaimana proses dan alur pelayanan yang semestinyadiikuti di instansi tempat dimanaTerlaporbekerja.b. Benar-benar memahami proses investigasi.c. Harus memahami dandapat menggunakanmetodeintepretasihukum.d. MemahamisemuaissuataupermasalahanyangdikeluhkanolehPelapor.e. Menampi l kan fakta-fakta yang rel evan sehi ngga dapatmembuktikankebenaranlaporan.f. Memahami caramelakukananalisaatas fakta-faktadanbukti-bukti untuk mengetahui hal-hal mana yang masih membutuhkanpenjelasanlebihlanjut (klarifikasi)g. Harus dapat membedakanmanayangmerupakanfaktamanayangmerupakanopini (pendapat) atauhasil analisa.h. Memahami korelasi permasalahan antara fakta satu dengan faktalainnya.i. Mendokumentasi temuanawal secaramemadai dantepat.j. Membuat daftar pertanyaanyang perlu dijawab Terlapor/Pelapor/Saksi-Saksi.k. Perluadakomunikasi, koordinasi dansinkronisasi antar TimInvestigasi.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia40l. Harus dipastikan bahwa telah ada bukti yang cukupdanmendukungkebenarankeluhanPelapor sebagai landasanbagipengambilankeputusanolehOmbudsman.m. Perlu diperhatikan ukuran-ukuran objektif serta standar kepatutandankewajaranuntukmemutuskanapakahsuatu laporanharusditindaklanjuti atautidak.n. Untuk kasus-kasus yang unik dan eksklusif perlu ada fleksibilitas.2. PersiapanInvestigasia. Identifikasi LaporanProses investigasi di Ombudsman diawali dengan pengumpulaninformasi. Pelapor memberikaninformasi penting, olehOmbuds-man dengan dibantu Asisten Ombudsman kemudian mulai dilakukanpengumpulan serta seleksi terhadap berbagai informasi yang masuk.Analisakasusawalnyadilakukandari sudut pandangPelaporgunamengetahui apayangmenjadi keluhandanharapanPelapor.Informasi yangdisampaikanPelaporharusdiverifikasi terlebihdahulu sebelumdiambil keputusanapakahsebuahinvestigasidiperlukanatautidak. BiasanyaseorangPelapor akanmemberiinformasi yangsangat banyakkepadaOmbudsman. Dalamhal iniPel apor begi tu membutuhkan bantuan Ombudsman untukmenyelesaikankeluhannyasehinggasangat mungkiniaakanterusmenerus menghubungi Ombudsman atau Asisten Ombudsman, baiklangsung maupun melalui telpon. Tetapi Ombudsman dapat menyaringinformasi atau dokumen apa yang diperlukan untuk investigasi lebihlanjut. Selain itu dapat dijelaskan kapan Ombudsman membutuhkanketerangantambahandari Pelapor, dankapanpulaPelapordapatmenyampaikanlaporantambahannya. Kadangkala antusiasmePelapor menghubungi Ombudsman atau Asisten Ombudsman justeruakan berdampak pada terganggunya produktifitas kerja, sebab padasaat samaOmbudsmanatauAsistenOmbudsmanjugasedangmenangani pekerjaanuntukPelapor-Pelapor lainnya. Olehkarenaitu, untukhal-hal yangsemestinyadapat dijelaskanolehCustomerService atau Petugas Administrasi Ombudsman maka sebaiknya tugaspenjelasandiserahkankepadamerekatanpaharusmenungguOm-budsmanatauAsistenOmbudsman. Tentunyadalamhal ini harusPanduan Investigasi Ombudsman Indonesia41ada komunikasi yang baik antara Ombudsman/Asisten Ombudsmandengan Petugas Administrasi atau Customer Service, sehingga tidakterjadi perbedaanpenjelasan.Proses ident ifikasi laporan diawali dengan melakukaninventarisasi fakta-faktayangdilaporkanolehPelapor, dilanjutkandenganpengumpulanperaturanhukumdanperundangundangansertadatasekunder, identifikasi saksi-saksi dandokumenlainnya,jugamenggali danidentifikasi harapan/tujuanPelapor.b. Inventarisasi Fakta-Fakta.Beberapa cara yang dapat dilakukanguna menggali danmenginventarisir fakta-faktaadalahsebagai berikut:1) Untuk memperolehpernyataandari Pelapor maka berikankesempatanagarPelapormenjelaskankasusnyaterlebihdahulu.Tim Investigasi sebaiknya jangan langsung mengambil kesimpulanataumemotongpenjelasanPelapor di tengahjalankecualimemangdalamkeadaanyangbenar-benarurgent.2) SetelahPelapor selesai menjelaskanurut-urutankasus danpermasalahannya, barulah Tim Investigasi menyiapkan diri untukmelakukantanyajawabsecarasistematisdanterarah.3) Dal ammel akukan tanya j awab, Ti mInvest i gasi har usmemusatkanperhatianpadaorangdankejadiansebagaimanasebelumnyatelahdiceritakanPelapor. Sebaiknyamenggunakanpertanyaaninvestigatif yang sifat jawabannyaterbukadiawalidengan kalimat tanya siapa, apa, kapan, dimana, mengapa, dsb.4) Kalimat tanya mengapa biasanya menjadi awal pertanyaan yangsangat pentingkarenadengandemikiankitadapat memahamipersepsi Pelapor tentangpermasalahanyangdikeluhkan. Olehkarenaitu, cobalah untuk menggali danmemintaketegasanbagaimanapandanganPelapor tentangtindakanTerlapor danalasanyangmenyertai tindakantersebut sampai iamengambilkeputusanmenyampaikanlaporankepadaOmbudsman.5) Pencatatansemuainformasi harusdilakukansecaraakurat danbenar serta kronologis. Janganlah ragu untuk meminta konfirmasiulangapabila masihada keraguanterhadapinformasi yangdisampaikanPelapor.Panduan Investigasi Ombudsman Indonesia426) Apabila dipandang perlu menambah informasi-informasi lain yangbelum tercakup, ajukan pertanyaan-pertanyaan tambahan kepadaPelapor.7) TimInvestigasi harus dapat memahami secarabaikpersepsiPelapor tentangpermasalahanapa yangsaat ini sedangiakeluhkan.c.MengumpulkandanMenganalisaDataPrimerSetiappermasalahanyangdikeluhkanPelapor mengandungdimensi hukumnyasendiri-sendiri.Dalamtahapini,TimInvestigasimengumpulkanketentuanperundang-undanganyangrelevandarimulai UUsampai peraturanorganiklembagayangrelevandenganpermasalahanyangdikeluhkan. Setelahitudilakukanlahanalisayuridis guna melihat permasalahan yang dikeluhkan dalam perspektifhukum.Dengandemikiandapatlahdiketahuiapakahadaperaturanperundangan yang dilanggar, diabaikan, atau ada aplikasi yang keliru.Untukmemperkuat hasil analisayangdilakukandiperlukanjugadoktrindanpendapatparaahli hukum.d.MengumpulkandanMenganalisaDataSekunderKetikapelapor bersikapkooperatif, tanyakaninfromasi yanglebih umumsifatnya sehingga dapat membantu Investigatormemahami permasalahansecara lebihkomprehensif. Misalnyainformasi tentang perselisihan antara Pelapor dengan Terlapor yangnotabene merupakan pejabat penyelenggara pemerintahan/ negara,serta informasi tentang upaya penyelesaian apa yang sudahdilakukan, danbagaimanahasilnya.Datasekunderseperti ituakansangatmembantumendukungbangunananalisis terhadapfakta-faktayangterdapat dalamdataprimer laporanPelapor.e. Mengidentifikasi Saksi danDokumenApabi la Pel