PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

33
Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO SALINAN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melakukan pengamanan barang milik negara baik pengamanan fisik, administrasi, dan hukum perlu dilaksanakan pengelolaan penatausahaan persediaan; b. bahwa untuk terciptanya tertib administrasi pengelolaan penatausahaan persediaan di lingkungan Ombudsman Republik Indonesia perlu menetapkan Pedoman Penatausahaan Persediaan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman Republik Indonesia tentang Pedoman Penatausahaan Persediaan di Lingkungan Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Transcript of PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

Page 1: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

SALINAN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN 2020

TENTANG

PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN

DI LINGKUNGAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melakukan pengamanan barang milik

negara baik pengamanan fisik, administrasi, dan hukum

perlu dilaksanakan pengelolaan penatausahaan

persediaan;

b. bahwa untuk terciptanya tertib administrasi pengelolaan

penatausahaan persediaan di lingkungan Ombudsman

Republik Indonesia perlu menetapkan Pedoman

Penatausahaan Persediaan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan

Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman Republik

Indonesia tentang Pedoman Penatausahaan Persediaan di

Lingkungan Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Page 2: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 2 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4899);

3. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang

Ombudsman Republik Indonesia (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4899);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja Perwakilan

Ombudsman Republik Indonesia di Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 42,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5207), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 48 Tahun 2017 tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Pembentukan, Susunan, dan Tata Kerja Perwakilan

Ombudsman Republik Indonesia di Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 246,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

6143);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5533), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 142,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

6523);

6. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2009 tentang

Sekretariat Jenderal Ombudsman Republik Indonesia,

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden

Nomor 108 Tahun 2017 tentang Perubahan atas

Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2009 tentang

Sekretariat Jenderal Ombudsman Republik Indonesia

Page 3: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 3 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor

247);

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013

tentang Sistem akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Pemerintah Pusat (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2013 Nomor 1617), sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor

215/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah

Pusat (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2013

Nomor 2137);

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.06/2016

tentang Penatausahaan Barang Milik Negara (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1817);

9. Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman Republik

Indonesia Nomor 5 tahun 2020 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Sekretariat Jenderal Ombudsman Republik

Indonesia;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN

REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEDOMAN

PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya disebut

Ombudsman adalah lembaga negara yang mempunyai

kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan

publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara

negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan

oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik

Page 4: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 4 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan

swasta atau perseorangan yang diberi tugas

menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang

sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran

pendapatan dan belanja negara dan/atau anggaran

pendapatan dan belanja daerah.

2. Sekretariat Jenderal Ombudsman adalah perangkat

pemerintah yang dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Pimpinan Ombudsman.

3. Perwakilan Ombudsman adalah kantor Ombudsman di

provinsi atau kabupaten/kota yang mempunyai hubungan

hierarkis dengan Ombudsman.

4. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi

pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik

negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

5. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung

kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang

dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam

rangka pelayanan kepada masyarakat.

6. Barang Milik Negara yang selanjutnya disingkat BMN

adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas

beban anggaran pendapatan dan belanja negara atau

berasal dari perolehan lainnya yang sah.

7. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan

penggunaan BMN.

8. Kuasa Pengguna Barang yang selanjutnya disingkat KPB

adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk

oleh Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang

berada dalam penguasaanya dengan sebaik-baiknya.

9. Unit Akuntansi Pengguna Barang yang selanjutnya

disingkat UAPB adalah unit yang melakukan

Penatausahaan Persediaan pada Pengguna Barang.

10. Unit Akuntansi Pembantu Kuasa Pengguna Barang yang

selanjutnya disingkat UAPKPB adalah unit yang

Page 5: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 5 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

melakukan Penatausahaan Persediaan pada tingkat

pembantu satuan kerja/KPB.

11. Petugas Pengelola Persediaan adalah petugas yang

ditunjuk untuk menerima, menyimpan, mengeluarkan,

menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan barang

dalam Gudang/tempat penyimpanan secara tertib dan

teratur.

12. Unit Pemakai Barang adalah unit dalam satuan kerja yang

memakai/menggunakan barang untuk kegiatan dinas.

13. Kartu Gantung Barang adalah kartu yang digunakan

untuk mencatat Persediaan berdasarkan jenis barang

dalam Gudang/tempat penyimpanan yang digantung

dalam setiap jenis barang.

14. Penyimpanan adalah kegiatan untuk melakukan

pengurusan, penyelenggaraan, dan pengaturan

Persediaan di dalam ruangan tertentu.

15. Gudang/tempat Penyimpanan adalah suatu ruangan atau

tempat Penyimpanan baik yang tertutup maupun yang

terbuka yang dipakai untuk tempat Penyimpanan barang

dan tempat tersebut tidak untuk umum.

16. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan

penghitungan, pencatatan, pendaflaran, dan penilaian

Persediaan dalam Gudang/tempat Penyimpanan pada

saat tertentu.

17. Laporan Persediaan Semesteran adalah laporan yang

memuat jumlah, nilai dan kondisi Persediaan dalam

jangka waktu enam bulan.

18. Laporan Persediaan Tahunan adalah laporan yang

memuat jumlah, nilai dan kondisi Persediaan dalam

jangka waktu satu tahun.

Page 6: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 6 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP

Pasal 2

Maksud disusunnya Peraturan Sekretaris Jenderal

Ombudsman sebagai acuan dan keseragaman dalam hal

pengelolaan Penatausahaan Persediaan di lingkungan

Ombudsman.

Pasal 3

Tujuan disusunnya Peraturan Sekretaris Jenderal

Ombudsman ini sebagai mendorong tercapainya pengelolaan

Penatausahaan Persediaan di lingkungan Ombudsman.

Pasal 4

Ruang lingkup Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman ini

terdiri atas:

a. klasifikasi Persediaan;

b. Penatausahaan Persediaan; dan

c. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

BAB III

PERSEDIAAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 5

(1) Persediaan diperoleh dari hasil pengadaan atau perolehan

lainnya yang sah dan disimpan di Gudang/tempat

Penyimpanan.

(2) Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

pendistribusian Persediaan harus diketahui oleh KPB dan

Pejabat Pengurus Persediaan yang bertanggung jawab atas

pengurusan Persediaan di Gudang/tempat Penyimpanan.

Page 7: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 7 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

(3) Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

ditatausahakan untuk pertanggungjawaban pelaksanaan

tugas.

Bagian Kedua

Pejabat Pengurus Persediaan

Pasal 6

(1) Pejabat Pengurus Persediaan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 ayat (2) ditunjuk oleh KPB atas nama

Pengguna Barang.

(2) Pejabat Pengurus Pengadaan melakukan pemeriksaan

pada setiap barang hasil pengadaan atau penerimaan

lainnya yang sah.

(3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan pada aspek:

a. jumlah barang;

b. mutu barang;

c. spesifikasi barang; dan

d. kondisi barang.

(4) Aspek pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

harus sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam

Surat Pengantar Barang dan/atau dokumen sumber

perolehan lainnya.

(5) Penunjukan Pejabat Pengurus Persediaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan

Sekretaris Jenderal Ombudsman.

Bagian Ketiga

Penerimaan dan Pemeriksaan Barang Persediaan

Pasal 7

(1) Penerimaan barang yang bernilai sampai dengan Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilakukan

pemeriksaan barang oleh Pejabat Pengurus Persediaan.

Page 8: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 8 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

(2) Dalam hal penerimaan barang yang bernilai lebih dari Rp

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dilakukan

pemeriksaan barang oleh Panitia Pemeriksa Barang.

(3) Panitia Pemeriksa Barang sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) ditetapkan dalam Keputusan Sekretaris Jenderal

Ombudsman.

(4) Ketentuan lebih lanjut tentang penerimaan dan

pemeriksaan barang Persediaan ditetapkan oleh

Sekretaris Jenderal Ombudsman.

BAB IV

KLASIFIKASI BARANG PERSEDIAAN

Pasal 8

(1) Klasifikasi Persediaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

4 huruf a terdiri atas:

a. penggolongan; dan

b. kodefikasi.

(2) Penggolongan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf

a, merupakan kegiatan untuk menetapkan Persediaan

secara sistemik ke dalam golongan, bidang, kelompok, sub

kelompok, dan sub-sub kelompok.

(3) Kodefikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b

merupakan pemberian kode Persediaan sesuai dengan

penggolongan.

(4) Tata cara klasifikasi Persediaan tercantum dalam

Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman ini.

BAB V

PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN

Pasal 9

(1) Penatausahaan Persediaan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf b merupakan rangkaian kegiatan yang

terdiri dari:

a. pembukuan;

Page 9: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 9 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

b. Inventarisasi; dan

c. pelaporan persediaaan.

(2) Penatausahaan Persediaan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan oleh unit kerja yang melakukan

Penatausahaan BMN.

Bagian Kesatu

Pembukuan

Pasal 10

Pembukuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a

merupakan kegiatan pendaftaran dan pencatatan Persediaan

ke dalam daftar Persediaan yang berada dalam penguasaan

Pengguna Barang/KPB menurut penggolongan dan kodefikasi

barang.

Bagian Kedua

Inventarisasi

Pasal 11

(1) Inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9

huruf b merupakan kegiatan melakukan pendataan,

pencatatan dan pelaporan Persediaan untuk mengetahui

jumlah dan nilai kondisi Persediaan yang sebenarnya.

(2) Inventarisasi dilaksanakan melalui opname fisik paling

sedikit 4 (empat) kali dalam 1 (satu) tahun.

(3) Inventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan dalam waktu:

a. akhir tahun anggaran;

b. pengecekan kembali;

c. serah terima penanggung jawab Unit Persediaan;

dan/atau

d. sewaktu-waktu jika diperlukan.

(4) Kegiatan Inventarisasi dibuat dalam laporan hasil

Inventarisasi Persediaan.

Page 10: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 10 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Pasal 12

(1) Laporan Hasil Inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 8 ayat (4) dicatat kedalam:

a. berita acara opname fisik Persediaan;

b. kartu gantung barang; dan

c. Laporan Persediaan.

(2) Berita acara opname fisik Persediaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a digunakan sebagai

bahan/data acuan untuk melakukan pemutakhiran

terhadap kartu gantung barang.

(3) Kartu gantung barang sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf b digunakan sebagai bahan untuk untuk

penyusunan Laporan Persediaan.

(4) Laporan Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c digunakan untuk menyusun pelaporan Persediaan

semesteran dan pelaporan Persediaan tahunan.

(5) Format dan tata cara pengisian berita acara opname fisik

Persediaan, kartu gantung barang, laporan persedian

tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Jenderal

Ombudsman ini.

Bagian Ketiga

Pelaporan Persediaan

Pasal 13

(1) Pelaporan Persediaan sebagaimana sebagaimana

dimaksud dalam pasal 9 huruf c merupakan kegiatan

penyusunan dan penyampaian data dan informasi yang

dilakukan oleh unit akuntansi yang melakukan

Penatausahaan BMN pada Pengguna Barang/KPB dan

Pengelola Barang.

(2) Pelaporan Persediaan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) terdiri atas:

a. pelaporan Persediaan pada KPB; dan

b. pelaporan Persediaan pada Pengguna Barang.

Page 11: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 11 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

(3) Pelaporan Persediaan disusun pada kurun waktu

semesteran dan tahunan dalam tahun anggaran.

Pasal 14

(1) Pelaporan Persediaan pada KPB yang disusun pada kurun

waktu semesteran, dikirimkan kepada Pengguna Barang

paling lambat 7 (tujuh) hari setelah berakhirnya semester

dalam tahun anggaran yang bersangkutan.

(2) Pelaporan Persediaan pada KPB yang disusun pada kurun

waktu tahunan dikirimkan kepada Pengguna Barang

paling lambat 12 (dua belas) hari setelah berakhirnya

tahun anggaran yang bersangkutan.

Pasal 15

(1) Pelaporan Persediaan pada Pengguna Barang yang

disusun pada kurun waktu semesteran, dikirimkan

kepada Sekretaris Jenderal paling lambat 35 (tiga puluh

lima) hari setelah berakhirnya semester dalam tahun

anggaran yang bersangkutan.

(2) Pelaporan Persediaan pada Pengguna Barang yang

disusun pada kurun waktu tahunan, dikirimkan kepada

Sekretaris Jenderal paling lambat 40 (empat puluh) hari

setelah berakhirnya tahun anggaran yang bersangkutan.

Bagian Keempat

Pengelola Persediaan

Pasal 16

(1) Kepala unit kerja yang melaksanakan Penatausahaan

BMN sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) dapat

menunjuk Pengelola Persediaan.

(2) Penunjukan Pengelola Persediaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam Keputusan

Sekretaris Jenderal Ombudsman.

(3) Tugas Pengelola Persediaan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) adalah:

Page 12: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 12 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

a. mencatat/membukukan seluruh Persediaan yang

berada di setiap unit kerja di lingkungan

Ombudsman dan Perwakilan Ombudsman yang

berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara kedalam Kartu Inventaris Persediaan, Buku

Inventaris Persediaan sesuai kodefikasi dan

penggolongan Persediaan;

b. menginput dokumen sumber atas belanja

Persediaan kedalam aplikasi Persediaan;

c. melakukan verifikasi atas transaksi dengan

dokumen sumber;

d. melaksanakan rekonsialisasi internal secara

bulanan, semesteran dan tahunan dengan unit kerja

penyusun laporan BMN dan melakukan koreksi

apabila ditemukan kesalahan;

e. menyiapkan Laporan Persediaan setiap bulannya

yang selanjutnya dikirimkan kepada unit kerja yang

menyusun Laporan Persediaan setiap tanggal 5

(lima) bulan berikutnya beserta dokumen

pendukungnya;

f. melakukan pengarsipan atas dokumen-dokumen

pengadaan Persediaan.

(4) Pengelola Persediaan dapat melakukan permintaan

Persediaan.

(5) Dalam hal Pengelola Persediaan di Perwakilan

Ombudsman melakukan permintaan Persediaan, harus

disetujui oleh Pejabat Pembuat Komiten Fasilitasi

Keuangan Perwakilan.

Bagian Keempat

Penyimpanan Persediaan

Pasal 17

(1) Setiap Persediaan harus disimpan di Gudang/tempat

Penyimpanan.

(2) Gudang/tempat Penyimpanan Persediaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus terkunci, terlindung dari

Page 13: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 13 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

pengaruh hujan, sinar matahari, banjir, kebakaran, dan

terhindar dari bahaya lainnya.

(3) Persediaan yang karena sifat dan volumenya

memerlukan penanganan khusus disimpan dalam

Gudang/tempat Penyimpanan khusus.

(4) Pengurusan Persediaan di Gudang/tempat Penyimpanan

dilengkapi dengan:

a. Buku Persediaan/kartu barang untuk setiap jenis

barang;

b. Kartu gantung barang yang digantung pada sarana

penyimpan barang misalnya lemari, rak, filing cabinet,

dan lain-lain;

c. Denah lokasi barang untuk memudahkan pencarian

barang;

d. Alat pengamanan barang seperti alat pemadam

kebakaran, palet, dan lain-lain;

e. Alat bantu seperti tangga, kereta dorong, dan lain-lain;

dan

f. Alat kesehatan seperti masker, sarung tangan, kotak

P3K, dan lain-lain.

Bagian Kelima

Pengamanan dan Pemeliharaan Persediaan

Pasal 18

(1) Pengamanan Persediaan dimaksudkan untuk

menghindari adanya kehilangan, kerusakan, dan bahaya

kebakaran atas Persediaan di Gudang/tempat

Penyimpanan.

(2) Pemeliharaan Persediaan dimaksudkan agar Persediaan

tetap dapat memberikan daya guna yang optimal dengan

menjaga kebersihan, keteraturan, dan kerapian di

Gudang/tempat Penyimpanan.

(3) Pengamanan dan pemeliharaan Persediaan dilakukan

oleh Pejabat Pengurus Persediaan secara rutin.

(4) Dalam hal diperlukan, pemeliharaan Persediaan dapat

dilakukan oleh pihak ketiga sesuai sifat, jenis dan

Page 14: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 14 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

keadaan barang maupun keadaan Gudang/tempat

Penyimpanan.

Bagian Keenam

Penghapusan Persediaan

Pasal 19

(1) KPB mengajukan usul penghapusan Persediaan yang

rusak, susut, kadaluarsa, dan hilang berdasarkan usul

Pejabat Pengurus Persediaan.

(2) Pelaksanaan penghapusan Persediaan dilakukan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

BAB V

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Bagian Kesatu

Pembinaan

Pasal 20

(1) Sekretaris Jenderal selaku Pengguna Barang berwenang

dan bertanggung jawab atas pembinaan terhadap

pengelolaan Persediaan.

(2) Pembinaan terhadap pengelolaan Persediaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh:

a. KPB;

b. Kepala Biro/Bagian/Perwakilan/Unit Kerja

Pengelola Persediaan dan penyusun Persediaan;

c. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fasilitasi

Keuangan Perwakilan;

e. Pengelola Persediaan;

f. Pengelola Persediaan di Perwakilan Ombudsman.

Page 15: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 15 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Bagian Kedua

Pengawasan dan Pengendalian

Pasal 21

(1) Pengawasan dan Pengendalian Persediaan dilakukan

oleh Sekretaris Jenderal selaku Pengguna Barang melalui

pemantauan dan penertiban.

(2) Pengawasan dan pengendalian Persediaan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh :

a. KPB;

b. Inspektorat selaku unit Pengawasan Internal;

c. Kepala Biro/Bagian/Perwakilan/Unit kerja

pengelola Persediaan dan penyusunan Persediaan;

d. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

e. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Fasilitasi

Keuangan Perwakilan;

f. Pengelola Persediaan;

g. Pengelola Persediaan di Perwakilan Ombudsman.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 22

Pada saat Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman ini mulai

berlaku, Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman Nomor

SEK-123a.PL.03.01 Tahun 2015 tentang Pedoman

Penatausahaan Persediaan di Lingkungan Ombudsman

Republik Indonesia dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Page 16: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 16 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Pasal 23

Peraturan Sekretaris Jenderal Ombudsman ini mulai berlaku

pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 27 November 2020

SEKRETARIS JENDERAL,

TTD.

SUGANDA PANDAPOTAN PASARIBU

Page 17: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 17 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

LAMPIRAN I

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN 2020

TENTANG

PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAN

DI LINGKUNGAN OMBUDSMAN REPUBLIK

INDONESIA

KLASIFIKASI PERSEDIAAN

1. Definisi

Definisi persediaan yang dimaksud dalam Peraturan Sekretaris Jenderal

Ombudsman Republik Indonesia ini mengacu kepada Peraturan Pemerintah

Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

menyatakan bahwa persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau

perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional

pemerintah. Suatu barang dapat digolongkan sebagai persediaan:

a. Apabila perencanaan pengadaan barang tersebut bersifat kontinu dan

berkelanjutan, tidak hanya untuk satu kali kegiatan dalam jangka

waktu pendek.

b. Dalam hal barang berasal dari bantuan pemerintah untuk diserahkan

kepada masyarakat/pemda, harus dicatat sebagai persediaan.

2. Klasifikasi

Suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai persediaan manakala aset

tersebut memenuhi salah satu kriteria yang disebutkan dalam Standar

Akuntansi pemerintahan, yaitu :

a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka

kegiatan operasional pemerintah. Termasuk dalam kelompok ini adalah

barang pakai habis seperti alat tulis kantor;

b. Barang yang disimpan untuk diserahkan kepada masyarakat dalam

rangka kegiatan pemerintahan. Contohnya adalah seminar kit/goodie

bag.

3. Jenis-jenis persediaan berdasarkan bentuk dan jenis:

a. barang konsumsi.

b. bahan untuk pemeliharaan.

c. barang untuk diserahkan kepada masyarakat.

Page 18: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 18 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

4. Pencatatan persediaan

a. persediaan dicatat menggunakan metode perpetual, yakni dicatat setiap

terjadi transaksi.

b. pencatatan dilakukan berdasarkan satuan barang yang lazim atau

satuan lain yang dianggap memadai

c. di akhir periode pelaporan catatan persediaan disesuaikan dengan hasil

Inventarisasi fisik (stock opname)

5. Akun Belanja Barang Persediaan pada Segmen akun

a. Belanja Barang Persediaan

52181 Belanja Barang Untuk Persediaan

521811 Belanja Barang Persediaan Barang

Konsumsi

521812 Belanja Barang Persediaan Amunisi

521813 Belanja Barang Persediaan Pita Cukai,

Materai dan Leges

52182 Belanja Barang Persediaan untuk proses

produksi

521821 Belanja Barang Persediaan bahan baku

521822 Belanja Barang persediaan barang dalam

proses

52183 Belanja Barang Persediaan Bahan Lainnya

521831 Belanja Barang Persediaan untuk tujuan

strategis/berjaga-jaga

521832 Belanja Barang Persediaan lainnya

Page 19: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 19 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

b. Belanja Pemeliharaan

52311 Belanja Pemeliharaan Gedung dan

Bangunan

523112 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan

Gedung dan bangunan

52312 Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin

523123 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan

Peralatan dan Mesin

52319 Belanja Pemeliharaan Lainnya

523191 Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan

lainnya.

SEKRETARIS JENDERAL,

TTD.

SUGANDA PANDAPOTAN PASARIBU

Page 20: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 20 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

LAMPIRAN II

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 9 TAHUN 2020

TENTANG

PEDOMAN PENATAUSAHAAN PERSEDIAN

DI LINGKUNGAN OMBUDSMAN REPUBLIK

INDONESIA

I. FORMAT LAPORAN PERSEDIAAN

UAPB : (1)

UAPPB-E1 : (2)

UAPPB-W : (3)

LAPORAN PERSEDIAAN

Untuk Periode Yang Berakhir : (4)

Tahun Anggaran : (5)

UAKPB : (6)

KODE UAKPB : (7)

KODE URAIAN NILAI

PER……. (8)

(9) (10) (11)

JUMLAH ………………… (12)

Keterangan :

1. Persediaan senilai Rp……………….(13)…..dalam kondisi rusak

2. Persediaan senilai Rp……………….(13)…..dalam kondisi usang

Disetujui tanggal……..(15)……. ……………….(16)……………..

Penanggungjawab UAKPB Petugas Pengelola Persediaan

Nama : (17) Nama : (18)

NIP : (17) NIP : (18)

Page 21: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 21 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Keterangan :

(1) Diisi dengan nama Unit Akuntansi Pengguna Barang.

(2) Diisi dengan nama Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Eselon 1.

(3) Diisi denga nam Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang Wilayah.

(4) Diisi dengan periode pelaporan.

(5) Diisi dengan tahun anggaran pelaporan

(6) Diisi dengan nam Unit Akuntansi KPB/Unit Akuntansi Pembantu KPB.

(7) Diisi dengan kode Unit Akuntansi KPB/Unit Akuntansi Pembantu KPB.

(8) Diisi dengan tanggal akhir periode pelaporan.

(9) Diisi dengan kode barang.

(10) Diisi dengan uraian barang.

(11) Diisi dengan nilai barang.

(12) Diisi dengan jumlah total nilai barang.

(13) Diisi dengan nilai barang dalam kondisi rusak.

(14) Diisi dengan nilai barang dalam kondisi using.

(15) Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun pelaporan disetujui.

(16) Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun laporan dibuat.

(17) Diisi dengan nama dan NIP penangung jawab KPB/Kuasa Pembantu

Pengguna Barang.

(18) Diisi dengan nama dan NIP petugas pengelola Persediaan.

Page 22: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 22 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

II. FORMAT LAPORAN PERSEDIAAN PERWAKILAN

OPNAME FISIK PERSEDIAAN PER ......(a).........

PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI ...........(b)....................

TAHUN .....(c).........

NO NAMA

BARANG SATUAN

SALDO

PER

....(d)....

JUMLAH

PEMAKAIAN

JUMLAH

PEMBELIAN

SALDO

AKHIR

(e) (f) (g) (h) (i) (j) (k)

…………(l)……………

Pengelola Persediaan Kepala Perwakilan/Kepala Bagian

Provinsi …………(m)…………

(n) (o)

NIP. (p) NIP. (q)

Page 23: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 23 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Keterangan :

1. Huruf (a) : Diisi dengan tanggal opname fisik.

2. Huruf (b) : Diisi dengan nama Perwakilan Ombudsman RI.

3. Huruf (c) : Diisi dengan Tahun Anggaran.

4. Huruf (d) : Diisi dengan saldo akhir setiap bulan.

5. Huruf (e) : Diisi dengan nomor urut barang.

6. Huruf (f) : Diisi dengan nama barang.

7. Huruf (g) : Diisi dengan satuan barang.

8. Huruf (h) : Diisi dengan jumlah saldo akhir barang tiap bulan.

9. Huruf (i) : Diisi dengan jumlah pemakaian barang.

10. Huruf (j) : Diisi dengan jumlah pembelian barang.

11. Huruf (k) : Diisi dengan saldo akhir barang.

12. Huruf (l) : Diisi dengan tanggal penandatanganan laporan persediaan.

13. Huruf (m) : Diisi dengan nama Kepala Bagian atau Kepala Perwakilan

Ombudsman RI.

14. Huruf (n) : Diisi dengan nama dan tanda tangan pengelola persediaan.

15. Huruf (p) : Diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala Perwakilan

Ombudsman RI.

Page 24: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 24 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

III. FORMAT SURAT PERMINTAAN BARANG

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

FORM PEMAKAIAN ALAT TULIS KANTOR

Nama : ..................................... (a)

Bagian/Biro : ..................................... (b)

Hari/Tanggal/Jam : ..................................... (c)

Nomor Pemakaian* : …………………………………. (d)

NO JENIS BARANG JUMLAH

SATUAN KETERANGAN ANGKA HURUF

(e) (f) (g) (h) (i) (j)

Yang Menyerahkan Pemohon

(..............(k)...............) (................(l)..............)

Mengetahui

Kepala Perwakilan/Kepala Bagian

(.................(m)...................)

Page 25: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 25 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Keterangan :

Petunjuk Pengisian Surat Permintaan Barang :

1. Penjelasan Umum

1) SPB dibuat apabila ada permintaan barang habis pakai dari unit

pemakai barang.

2) SPB diarsipkan di tempat /Gudang Penyimpanan.

2. Cara Pengisian

(1) Huruf (a) :Diisi dengan nama pemakai barang.

(2) Huruf (b) :Diisi dengan nama unit pemakai barang.

(3) Huruf (c) :Diisi dengan hari, tanggal, dan jam permintaan

barang.

(4) Huruf (d) :Diisi oleh petugas gudang.

(5) Huruf (e) :Diisi nomor urut.

(6) Huruf (f) :Diisi dengan nama barang.

(7) Huruf (g) :Diisi dengan jumlah permintaan barang berupa angka.

(8) Huruf (h) :Diisi dengan jumlah permintaan barang berupa huruf.

(9) Huruf (i) :Diisi dengan satuan barang.

(10) Huruf (j) :Diisi dengan keterangan.

(11) Huruf (k) :Diisi dengan nama dan tanda tangan petugas gudang.

(12) Huruf (l) :Diisi dengan nama dan tanda tangan pemakai barang.

(13) Huruf (m) :Diisi dengan nama dan tanda tangan Kepala

Perwakilan atau Kepala Bagian Ombudsman RI.

Page 26: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 26 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

IV. FORMAT BERITA ACARA OPNAME FISIK PERSEDIAAN

A. OMBUDSMAN (PUSAT)

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA ACARA

OPNAME PERSEDIAAN (STOCK OPNAME)

Bahwa dalam rangka melakukan kegiatan Opname Persediaan di Kantor

Ombudsman Republik Indonesia Tahun Anggaran …(a).., pada hari ini …(b)….. tanggal

..(c).. bulan ……(d)……. tahun …(e)…., yang bertandatangan di bawah ini:

1. Nama

NIP

Jabatan

:

:

:

(f)

(g)

(h)

2. Nama

NIP

Jabatan

:

:

:

(i)

(j)

(k)

Menyatakan bahwa telah melakukan opname persediaan (stock opname) pada

Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi .......(l)........... . Demikian

Berita Acara Cek Fisik Persediaan Barang Milik Negara (BMN) ini dibuat untuk dapat

diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pengelola Persediaan, Petugas Gudang Persediaan,

(m) (n)

NIP: (o) NIP: (p)

Mengetahui,

Kepala Subbagian Perlengkapan dan Penatausahaan Aset

(q)

NIP: (r)

Page 27: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 27 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Keterangan :

Petunjuk Pengisian Berita Acara Opname Fisik Persediaan

1. Penjelasan Umum

1) Berita Acara Opname Fisik Persediaan dibuat setelah menghitung jumlah fisik

barang oleh petugas pengelola persediaan.

2) Berita Acara Opname Fisik Persediaan di arsipkan di Kantor Ombudsman RI.

2. Cara Pengisian

1) Huruf (a) : Diisi Tahun Anggaran.

2) Huruf (b) : Diisi hari pelaksanaan opname fisik persediaan.

3) Huruf (c) : Diisi tanggal pelaksanaan opname fisik persediaan.

4) Huruf (d) : Diisi bulan pelaksanaan opname fisik persediaan.

5) Huruf (e) : Diisi tahun pelaksanaan opname fisik persediaan.

6) Huruf (f) : Diisi nama petugas pengelola persediaan.

7) Huruf (g) : Diisi NIP petugas pengelola persediaan.

8) Huruf (h) : Diisi jabatan petugas pengelola persediaan.

9) Huruf (i) : Diisi nama petugas gudang persediaan.

10) Huruf (j) : Diisi NIP petugas gudang persediaan.

11) Huruf (k) : Diisi jabatan petugas gudang persediaan.

12) Huruf (l) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.

13) Huruf (m) : Diisi nama dan tanda tangan petugas pengelola persediaan.

14) Huruf (n) : Diisi nama dan tanda tangan petugas gudang persediaan.

15) Huruf (o) : Diisi NIP petugas pengelola persediaan.

16) Huruf (p) : Diisi NIP petugas gudang persediaan.

17) Huruf (q) : Diisi nama dan tanda tangan.

18) Huruf (r) : Diisi dengan NIP.

Page 28: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 28 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

B. PERWAKILAN OMBUDSMAN

PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA PROVINSI …………(a)…………………..

BERITA ACARA

OPNAME PERSEDIAAN (STOCK OPNAME)

Bahwa dalam rangka melakukan kegiatan Opname Persediaan di Kantor

Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi ……..(b)……..Tahun Anggaran

…(c).., pada hari ini …(d)….. tanggal ..(e).. bulan ……(f)……. tahun …(g)…., yang

bertandatangan di bawah ini:

1. Nama

NIP

Jabatan

:

:

:

(h)

(i)

(j)

2. Nama

NIP

Jabatan

:

:

:

(k)

(l)

(m)

Menyatakan bahwa telah melakukan opname persediaan (stock opname) pada

Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi .......(n)........... . Demikian

Berita Acara Cek Fisik Persediaan Barang Milik Negara (BMN) ini dibuat untuk dapat

diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pengelola Persediaan, Petugas Gudang Persediaan,

(o) (p)

NIP: (q) NIP: (r)

Mengetahui,

Kepala Perwakilan Ombudsman RI

Provinsi .........(s)............

(t)

Page 29: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 29 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Keterangan :

Petunjuk Pengisian Berita Acara Opname Fisik Persediaan

3. Penjelasan Umum

3) Berita Acara Opname Fisik Persediaan dibuat setelah menghitung jumlah fisik

barang oleh petugas pengelola persediaan.

4) Berita Acara Opname Fisik Persediaan di arsipkan di Kantor Perwakilan

Ombudsman RI dan mengirimkan softcopy ke Kantor Pusat Ombudsman RI.

4. Cara Pengisian

19) Huruf (a) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.

20) Huruf (b) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.

21) Huruf (c) : Diisi Tahun Anggaran.

22) Huruf (d) : Diisi hari pelaksanaan opname fisik persediaan.

23) Huruf (e) : Diisi tanggal pelaksanaan opname fisik persediaan.

24) Huruf (f) : Diisi bulan pelaksanaan opname fisik persediaan.

25) Huruf (g) : Diisi tahun pelaksanaan opname fisik persediaan.

26) Huruf (h) : Diisi nama petugas pengelola persediaan.

27) Huruf (i) : Diisi NIP petugas pengelola persediaan.

28) Huruf (j) : Diisi jabatan petugas pengelola persediaan.

29) Huruf (k) : Diisi nama petugas gudang persediaan.

30) Huruf (l) : Diisi NIP petugas gudang persediaan.

31) Huruf (m) : Diisi jabatan petugas gudang persediaan.

32) Huruf (n) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.

33) Huruf (o) : Diisi nama dan tanda tangan petugas pengelola persediaan.

34) Huruf (p) : Diisi nama dan tanda tangan petugas gudang persediaan.

35) Huruf (q) : Diisi NIP petugas pengelola persediaan.

36) Huruf (r) : Diisi NIP petugas gudang persediaan.

37) Huruf (s) : Diisi Provinsi Perwakilan Ombudsman RI.

38) Huruf (t) : Diisi nama dan tanda tangan Kepala Perwakilan Ombudsman RI.

Page 30: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 30 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

V. FORMAT LAMPIRAN BERITA ACARA OPNAME FISIK PERSEDIAAN

A. OMBUDSMAN (PUSAT)

OPNAME FISIK PERSEDIAAN PER ......(a).........

OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

NO NAMA BARANG SATUAN JUMLAH

(b) (c) (d) (e)

Keterangan :

1. Huruf (a) : Diisi dengan tanggal opname fisik.

2. Huruf (b) : Diisi dengan nomor urut barang.

3. Huruf (c) : Diisi dengan nama barang.

4. Huruf (d) : Diisi dengan satuan barang.

5. Huruf (e) : Diisi dengan jumlah fisik barang.

Page 31: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 31 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

B. PERWAKILAN OMBUDSMAN

OPNAME FISIK PERSEDIAAN PER ......(a).........

PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI ...........(b)....................

NO NAMA BARANG SATUAN JUMLAH

(c) (d) (e) (f)

Keterangan :

1. Huruf (a) : Diisi dengan tanggal opname fisik.

2. Huruf (b) : Diisi dengan nama Perwakilan Ombudsman RI.

3. Huruf (c) : Diisi dengan nomor urut barang.

4. Huruf (d) : Diisi dengan nama barang.

5. Huruf (e) : Diisi dengan satuan barang.

6. Huruf (f) : Diisi dengan jumlah fisik barang.

Page 32: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 32 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

VI. FORMAT KARTU KARTU GANTUNG BARANG

O

KARTU BARANG PERSEDIAAN

SATUAN BARANG :

..............(c)...............

NAMA BARANG :

............(a)............... KODE LETAK :

...........(d)..............

KETERANGAN :

............(b).................

NO.

URUT TANGGAL

NO.

DOKUMEN MASUK KELUAR SISA PARAF

1 2 3 4 5 6 7

(e) (f) (g) (h) (i) (j) (k)

Page 33: PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL OMBUDSMAN …

- 33 -

Koord. Kel. Hukum Kabag PRT dan LP Kabiro SDM dan Umum Kabiro HKO

Keterangan :

Petunjuk Pengisian Kartu Barang Persediaan :

1. Penjelasan Umum

1) Kartu barang dibuat oleh petugas yang mengelola gudang/tempat

Penyimpanan.

2) Saldo awal kartu barang berasal dari hasil Inventarisasi persediaan atau sisa

dari tahun sebelumnya.

3) Kartu barang dicatat apabila ada mutasi penambahan/pengurangan.

4) Kartu barang sebagai salah satu bahan dalam penyusunan buku persediaan.

5) Kartu barang ditutup pada setiap akhir bulan.

2. Cara Pengisian

1) Huruf (a) : Diisi dengan nama barang.

2) Huruf (b) : Diisi dengan keterangan barang.

3) Huruf (c) : Diisi dengan satuan barang.

4) Huruf (d) : Diisi dengan kode letak barang dalam gudang/tempat

Penyimpanan barang.

5) Huruf (e) : Diisi dengan nomor urut.

6) Huruf (f) : Diisi dengan tanggal transaksi barang.

7) Huruf (g) : Diisi dengan nomor dokumen permintaan barang.

8) Huruf (h) : Diisi dengan jumlah barang masuk.

9) Huruf (i) : Diisi dengan jumlah barang keluar.

10) Huruf (j) : Diisi dengan jumlah sisa barang.

11) Huruf (k) : Diisi dengan paraf petugas gudang/tempat Penyimpanan barang.

SEKRETARIS JENDERAL,

TTD.

SUGANDA PANDAPOTAN PASARIBU