Panduan Asistensi 1

download Panduan Asistensi 1

of 6

Transcript of Panduan Asistensi 1

Panduan Asistensi 11. PENJELASAN SINGKAT MULTILEVEL TREE DAN MULTILEVEL BOMTolong dibaca dulu ya temen2, biar penjelasan kita seragam: Multilevel tree adalah bentuk terstruktur yang menggambarkan hierarki dari komponen-komponen penyusun suatu assembly atau subassembly. Biasanya, multilevel tree lebih lanjut akan digunakan untuk penjadwalan produksi, khususnya metode MRP (material requirement planning). Berikut ini adalah ilustrasi logika dari MRP. Misalnya struktur suatu produk A adalah sebagai berikut.

A B (1) D (1) E (2) C (1) E (1) F (1) D (1)

LEVEL 0

LEVEL 1

LEVEL 2

G (1)Gambar 1 Multilevel Tree A1

LEVEL 3

Angka di dalam kurung menunjukkan jumlah komponennya. Struktur di atas dapat digunakan untuk membuat perencanaan produksi seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2 Penjadwalan

Penjelasan singkat dari gambar di atas: a. Untuk memenuhi due date produk A pada minggu 8, di minggu 7, B dan C harus sudah ada karena proses pembuatan produk A dari komponen B dan C membutuhkan waktu seminggu b. Pada minggu ke-5, D dan E (sejumlah yang dibutuhkan untuk membuat B, yaitu 2) harus sudah ada karena dibutuhkan waktu 2 minggu untuk proses pembuatan B dari D dan E c. Pada minggu ke-6, E (sejumlah yang dibutuhkan untuk membuat C, yaitu 1) dan F harus sudah ada karena dibutuhkan waktu seminggu untuk proses pembuatan C dari E dan F d. Dst. Multilevel tree bergantung pada sistem produksi yang digunakan oleh perusahaan pembuat produk. Contohnya, jika proses produksi produk A dilakukan hanya dalam satu langkah, berarti proses produksi A akan dimulai jika semua komponen penyusunnya sudah ada, dengan begitu strukturnya akan menjadi:

A D (2) E (3) G (1)

LEVEL 0

LEVEL 1

Gambar 3 Multilevel Tree A2

Jadi multilevel tree dari suatu produk bisa bermacam-macam strukturnya, bergantung pada sistem produksi perusahaan yang membuat produknya. Multilevel BOM harus sesuai dengan multilevel tree yang telah dibuat. Dalam multilevel BOM, part yang sama namun berada pada dua hierarki yang berbeda wajib ditulis secara terpisah. Contoh multilevel BOM untuk multilevel tree A1: Item No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Part Number S1 A1 A2 S2 A2 S21 A3 A1 Description Subassembly B Part D Part E Subassembly C Part E Subassembly F Part G Part D Quantity 1 1 2 1 1 1 1 1 Unit of Measure Each Each Each Each Each Each Each Each

Pada laporan tubes DPTI ini, praktikan diberi kebebasan untuk menentukan berapa level yang akan digunakan untuk multilevel tree-nya, asal masih sesuai penjelasan di atas. Selanjutnya, misal multilevel tree suatu mesin adalah sbb.

Mesin X

LEVEL 0

Subassembly 1

Subassembly 2

Fastener 1

LEVEL 1

Part 1

Part 2

Part 3

Part 4

Fastener 2

LEVEL 2

Jika fastener 1 adalah fastener yang digunakan untuk menggabungkan subassembly 1 dan subassembly 2, maka fastener 1 berada satu level dengan kedua subassembly tersebut, yaitu di level 1. Fastener 2 pada gambar di atas digunakan untuk menggabungkan part 3 dan part 4 menjadi subassembly 2 sehingga fastener 2 berada satu level dengan kedua part tersebut dan berada di bawah hierarki subassembly 2. Misalnya suatu kelompok pada mesin X di tubes DPTI ini (sebut saja kelompok besar B) adalah kelompok yang mendapat subassembly 2, dan kelompok B tersebut mendapat part 3, part 4, fastener 2, serta fastener 1. Pada multilevel tree dan multilevel BOM subassembly 2 yang dibuat kelompok B ini, fastener 1 TIDAK dicantumkan walaupun kelompok B bertanggung jawab atas fastener 1. Multilevel tree dan multilevel BOM yang benar untuk kelompok B adalah:

Subassembly 2

Part 3

Part 4

Fastener 2

Item No. 1. 2. 3.

Part Number B1 B2 FB3

Description Part 3 Part 4 Fastener 2

Quantity 1 1 2

Unit of Measure Each Each Each

Kesimpulan instruksi untuk multilevel tree & BOM: a. Multilevel tree & multilevel BOM yang dicantumkan adalah multilevel tree & multilevel BOM satu subassembly (1 kelompok besar), bukan masing-masing kelompok kecil b. Multilevel tree dibuat di visio (kaya yang udah dibilangin di template laporan) c. Pada multilevel tree tidak perlu dicantumkan jumlah komponen d. Kotak-kotak pada multilevel tree diisi dengan nomor part (part number), buakan nama part. Untuk subassembly, beri nomor dengan aturan: S(kelompok besar)(i); i=1,2,dst. Contoh: SB1, SB2, dst. Penomoran subassembly di atas hanya untuk mempermudah saja, kalu mau memberi nomor dengan ketentuan lain diperbolehkan, asal dalam pemberian nomor ada keteraturan. e. Jumlah level terserah f. Tidak ada part yang berada di bawah hierarki part lain g. BOM yang digunakan adalah multilevel BOM atau Indented BOM, perhatikan nomor part yang menjorok ke dalam, harus sesuai dengan multilevel tree h. Pada BOM, untuk subassembly, quantity dan unit of measure tetap harus diisi i. Part yang sama, namun berada pada hierarki yang berbeda wajib dicantumkan secara terpisah j. Untuk multilevel tree dan multilevel BOM subassembly, JANGAN masukkan fastener/ring/washer yang digunakan untuk menggabungkan subassembly tersebut dengan subassembly lain. Fastener/ring/washer tersebut hanya akan ditampilkan pada BOM mesin . Sebagai gantinya, di laporan subbab 2.1.2, fastener/ring/washer tersebut harus tetap ditampilkan pada BOM terpisah setelah BOM subassembly, contoh: BOM part yang berada di bawah tanggung jawab kelompok B, namun tidak termasuk dalam subassembly 2: Item No. 1. Part Number FB4 Description Fastener 1 Quantity 4 Unit of Measure Each

Jadi, jika suatu kelompok besar mendapat tanggung jawab part (biasanya fastener) di luar subassembly-nya, di subbab 2.1.2 kelompok tersebut harus mencantumkan 2 BOM: BOM subassembly BOM part di luar subassembly k. Bila perlu (dan dianjurkan), beri penjabaran dan penjelasan singkat pada multilevel tree dan multilevel BOM yang telah dibuat.

2. TAMBAHAN UNTUK LAPORAN

a. Flowchart praktikum (subbab 1.2) adalah flowchart dari responsi tugas besar, bongkar mesin, sampai dengan laporan jadi. Bukan hanya flowchart saat bongkar mesin b. Peringatkan kepada praktikan! Untuk semua judul bab dan khusus untuk judul subbab 2.1, 2.2, dan 2.3 diprint di halaman ganjil Cover, lembar pengesahan, lembar asistensi, dan rekap lembar asistensi diprint pada lembar yang terpisah c. Periksa lagi yang udah disuruh dikerjain waktu asistensi 0: Drawing part: sheet format, tipe proyeksi, datum, toleransi dimensi, toleransi geometri Modelling part Nomor part jangan sampe salah, kalo bisa udah ada nama2 part yang bener Semua ulir yang tidak memiliki fungsi gear dibuat dengan cosmetic thread d. Yang harus dikerjakan selanjutnya: 2.2.1. AC Subassembly AC di sini adalah AC satu kelompok besar ya, bukan kelompok kecil. Dibuat di visio kaya yang udah dijelasin di template laporan, header untuk AC:

Node part diisi dengan item number atau nomor pada BOM, bukan part number. Contoh:SAW MACHINE Bill of Material, C-2 No Part Number Description Quantity Measure 5 6 7 8 C2-1 C2-2 FC2-1 FC2-2 Dynamo Cap Dynamo Box Base Fillister Head Screw Fillister Head Screw 1 1 1 2 Each Each Each Each Unit of

2.2.2. Penjelasan AC Subassembly Kaya yang udah dijelasin di template laporan, cukup jelasin 3 node / 3 bagian pada AC, yang dijelaskan sebisa mungkin yang ada fastenernya, jangan lupa cantumin gambar solidworks-nya 2.2.3. Drawing Subassembly Drawing isometric view dan explode view (terpisah), tanpa BOM di drawingnya, kertas A3

e. Tiap kelompok subassembly membuat satu folder untuk di kumpulkan yang berisi

File drawing yang sudah final di save dalam bentuk pdf.

TARGETKAN: Asistensi 2 untuk membahas analisis laporan, yang harus sudah ada saat asistensi 2: 1. Subbab 2.2 2. Revisi dari asistensi 1 Asistensi 2 paling lambat Kamis, 24 November 2011