Pandu Pajak Juli 2013

12

description

Buletin Bulanan Kanwil DJP Jakarta Selatan

Transcript of Pandu Pajak Juli 2013

Page 1: Pandu Pajak Juli 2013
Page 2: Pandu Pajak Juli 2013

JAKSEL MENYAPA

Gemah Ripah Loh Jinawi, sering kita menyebutkannyasebagai gambaran mempesonanya alam Indonesia ini. Berbagai komoditas ada disana, alamnyaindah sehingga disebut zamrud khatulistiwa,

manusianya ramah dan sopan penuh dnegan gambaranketimuran. Semuanya tergambar sebagai pesona pemberianYang Maha Kuasa terhadap bumi Indonesia.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi banyakhal yang berbalik 180 derajat dengan gambaran tadi. HutanIndonesia mulai gundul akibat penebangan liar sebagaitumbal pesatnya industrialisasi, ekspor asap ke negeri jiranhingga pribadi manusianya yang jauh dari kesan ramahlingkungan.

Cerita indahnya pesona alam pun hanya menjadi bingki-san kado story telling kepada keturunan-keturunan kita yangmungkin nantinya akan susah menemukan apa yangnamanya badak jawa, harimau sumatra, hingga orang utan.Negeri yang indah seakan telah krisis dalam beberapa tahunterakhir, tak ada lagi kesan Ijo Royo Royo sebagai kesanmenyenangkan, menyejukkan mata dan mendamaikan hatiyang tergambar. Dimanakah Ijo Royo Royo itu?

Tak bisa terpungkiri lagi dalam beberapa tahun terakhirarus modernisasi telah mengerus kita untuk cukup tidakpeduli terhadap lingkungan. Ancaman global warming yangsudah mulai kita rasakan hanya dianggap angin lalu demitumpukan rupiah atau kesenangan sesaat yang tak memper-dulikan masa depan keturunan-keturunan kita. Apakah inipertanda kita sebagai makhluk yang bersyukur?

Pandu Pajak merasa inilah saat yang tepat bagi kita untukkembali mensyukuri pemberian Yang Maha Kuasa tersebut.Kali ini, Pandu Pajak mengetengahkan pentingnya rasa pedulidan ramah terhadap lingkungan kepada seluruh pembaca.Topik inilah yang diangkat pada edisi kali ini dan akan dibahassecara tuntas di Pandu Utama.

Secara kebetulan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) punsedang berinisiatif mendukung program penyelamatanlingkungan. Cara yang dilakukan adalah dengan meman-faatkan aplikasi e-spt dalam pelaporan Pajak PertambahanNilai (PPN). E-spt yang merupakan bagian dari penyempur-naan sistem PPN selain memudahkan wajib pajak dalammelaporkan PPN juga turut mendukung program go greendengan penghematan pemakaian kertas sebagai salah satukampanyenya. Secara eksklusif program e-spt ini akandibahas di Pandu Utama dengan judul "Tertib Adminitrasidan Berfokus Lingkungan".

Sebagai pelengkap sisi tertib administrasi PPN, kali iniPandu Pajak pun telah menyiapkan opini terkait dasar - dasarpembenahan PPN yang sedang digalakkan di DJP. Proses

pembenahan PPN akan dibahas tuntas oleh Arif Rosidi, selakuKepala Seksi Hubungan Masyarakat Kantor Wilayah (Kanwil)DJP Jakarta Selatan.

Bagi pembaca yang bingung dalam pelaporan PPN, kaliini Pandu Pajak pun telah menyiapkan kolom khusus EduPajak yang akan memandu wajib pajak terkait pelaporanSPT Masa PPN 1111 DM yang akan memudahkan pembaca.Pada sajian Pandu Pajak kali ini, ada sekian sajian yang ber-beda pada kolom sumbang suara.

Jika biasanya sumbang suara berisikan suara narasumberyang akrab dengan topik pembahasan, kali ini Pandu Pajakakan memperdengarkan suara dari wajib pajak dalam kolom"Apa Kata Wajib Pajak" yang akan membahas pendapat wajibpajak soal pelaksanaan pembenahan PPN dan sistempenomoran faktur pajak yang baru.

Tentunya semua sajian ini tak lengkap rasanya jika tidakditutup dengan parade foto sorot lensa. Sorot lensa pun taklepas dengan program e-spt. Hasil jepretan yang diberikanmerupakan foto-foto acara sosialisasi kelas pajak yangdilakukan oleh para Kantor Pelayanan Pajak yang ada diJakarta Selatan.

Tak lupa juga keluarga besar Kanwil DJP Jakarta Selatanmengucapkan selamat Menjalankan Ibadah Puasa kepadaseluruh pembaca. Semoga ada perubahan yang kita perolehdi Ramadhan kali ini dan membawa kita kea rah yang lebihbaik. Tetap semangat dan jangan lupakan untuk selalumencintai alam kita sebagai perwujudan kita sebagaimanusia yang berwawasan lingkungan. •(pp)

Ijo Royo Royo

Pembina: Kepala Kanwil DJP Jakarta Selatan • Pengarah: Kepala Bidang P2Humas • Dewan Redaksi: KasiPenyuluhan, Kasi Pelayanan, Kasi Humas • Redaktur Berita: Dedy Antropov, Aris Hidayat Kurniawan, AdeFirmansyah, Hardison • Redaktur Foto: Eko Cayo Putranto, Mahyudin • Tim Layout: Syahrul Yani, Firmania AyuAmbari • Sekretariat: Fera Fanda • Alamat Redaksi: Bidang P2 Humas Kanwil DJP Jakarta Selatan GedungUtama KPDJP Lantai 24 Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan 12190 • email:[email protected].

Redaksi menerima tulisan Saudara, baik opini,artikel maupun pendapat. Silakan mengirimkanke [email protected]

Ijo Royo Royo

www.kanwiljaksel.pajak.go.id

Kanwil DJP Jakarta Selatan

@djpjaksel

Page 3: Pandu Pajak Juli 2013

Perbaikan dalam sistem adminis-trasi Pajak Pertambahan Nilai(PPN) adalah salah satu agendapenting yang sedang dica-

nangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak(DJP). Bisa dikatakan dalam beberapatahun terakhir DJP memberikan porsiyang berlebih dalam memperbaikiadministrasi PPN yang saat ini berlakudi Indonesia.

Kita mengetahui bersama bagai-mana peran PPN bagi penerimaannegara. PPN memberikan kontribusiyang sangat signifikan bagi penerimaannegara yang nantinya akan diakumu-lasikan dalam Anggaran Pendapatandan Belanja Negara (APBN). Namun,pentingnya peran PPN ini ternyatasering disalahgunakan oleh segelintirorang yang mengeruk keuntungan darikealpaan sistem administrasi PPN yangbelum sempurna.

Kealpaan PPN yang paling seringdimanfaatkan adalah dengan penguna-an faktur pajak fiktif yang marakdiantara para Pengusaha Kena Pajak(PKP). Mekanisme Pengkreditan PajakKeluaran terhadap Pajak Masukanyang membutuhkan faktur pajaksebagai dokumen pendukung menjadimodus yang paling sering dimanfaatkan.Faktur pajak secara tidak langsungdianggap sebagai uang yang dapatmasuk ke kantong pribadi pengusahalewat restitusi PPN.

Melihat banyaknya permasalahanyang terjadi di lapangan ini, sudahwaktunya untuk kembali melakukanpembenahan pada teknis PPN. Atasdasar ini, DJP pun berinisiatif melakukanpembenahan PPN. Pembenahan dilaku-kan terhadap tiga faktor utama PPNyaitu pengukuhan PKP, penerbitanfaktur pajak, dan pengkreditan/pelapo-ran faktur pajak.

Pembenahan pengukuhan PKPdilakukan dengan melakukan pengeta-tan terhadap pelaksanaan pendaftaranPKP. Setiap wajib pajak baru yang inginmelakukan pendaftaran PKP harus

benar-benar memenuhi persyaratansubjektif dan objektif sebagai PKP. Harusjelas keberadaan lokasi usaha, jeniskegiatan usaha, hingga struktur ke-pengurusan usahanya. Sedangkan bagiwajib pajak yang telah berstatus seba-gai PKP sebelumnya, dilakukan prosespembenahan database dengan melak-sanakan kegiatan registrasi ulang PKP.

Program registrasi ulang PKP yangtelah dilakukan menghasilkan sebuahhasil yang cukup baik dimana telahterjaring wajib pajak yang benar-benarmemenuhi persyaratan subjektif danobjektif sebagai PKP. Selain itu, programini pun menghasilkan banyak wajibpajak yang dicabut status PKP–nyasehingga mengurangi beban sistemadministrasi PPN yang ada di DJP.Melalui cara ini wajib pajak yang telahberstatus PKP menjadi lebih mudahuntuk dilakukan pengawasan sertamonitoring terhadap kegiatan usahayang dilakukanny.

Pembenahan selanjutnya pundilaksanakan dengan melakukan pem-benahan dalam mekanisme penomo-ran faktur pajak dimana saat ini kendalipenomoran faktur pajak diberikansepenuhnya kepada DJP. Berbedadengan kebiasaan sebelumnya dimanawajib pajak memegang kuasa dalampenomoran faktur pajak sehinggamemungkinkan terjadinya penyalah-gunaan dalam pemanfaatan fakturpajak.

Pengetatan dalam penomoran inisangat didukung dengan kegiatanregistrasi ulang PKP yang telah dilaku-kan sebelumnya. Memanfaatkan dataolahan hasil registrasi ulang PKP danPKP baru yang telah memenuhi syaratobjektif dan subjektif berdasarkan hasilpenelitian ke lapangan membuat pro-gram penomoran faktur pajak menjadilebih mudah dilakukan.

Pada tahap penomoran ini, DJPtelah menyiapkan sebuah aplikasipendukung yang dinamakan e-nofa.

Sistem e-nofa ini membantu wajib

PANDU PAJAK KANWIL JAKARTA SELATAN JULI 2013 3

OPINI

pajak dalam penomoran faktur pajakyang akan diterbitkannya. Layaknyasebuah sistem komputer yang telahcanggih, lewat pengenalan e-nofa inikontrol dan pengawasan PKP oleh DJPakan lebih mudah dilakukan. Fakturpajak fiktif pun diharapkan mampuditekan karena penomoran faktur pajaktidak bisa dilakukan secara sembarang-an dan hanya diterbitkan lewat per-mohonan PKP yang ditujukan kepadaKantor Pelayanan Pajak terdaftar.

Pembenahan dalam administrasiPPN semakin disempurnakan denganperbaikan mekanisme pelaporan SPTPPN yang mewajibkan sistem e-spt.Penerapan ini sangat mendukungkinerja PKP dan DJP sendiri. Pelaporanlewat e-spt membuat mekanismeperekaman pajak masukan dan pajakkeluaran dalam sistem DJP secara oto-matis dapat teratasi.

PKP pun mendapat keuntungandengan perekaman pajak masukan danpajak keluaran tersebut dimana prosesrestitusi PPN yang diajukan menjadilebih mudah sehingga mendukung pro-gram pelayanan prima kepada PKP.Kedepannya akan diupayakan pembe-nahan dalam mekanisme penerbitanfaktur pajak dengan pengenalan apli-kasi e-tax invoice yang semakin memu-dahkan pengawasan PKP dari sisi DJP.

Segala perbaikan ini menunjukkanbahwa DJP merupakan institusi mod-ern yang senantiasa beranjak ke arahyang lebih baik. Ada ketegasan wewe-nang dalam pembenahan administrasiPPN namun tidak melupakan tuntutanuntuk memberikan pelayanan primayang berkualitas. •(pp)

MembenahiAdministrasi PPN

Arif Rosidi, Kepala Seksi Humas Kanwil DJPJakarta Selatan

Page 4: Pandu Pajak Juli 2013

Simpang siurnya kegiatan PPN diIndonesia berdampak terhadapkurang berkontribusinya kurvaperekonomian Indonesia ter-

hadap penerimaan pajak walapun bisadikatakan ekonomi Indonesia relatifstabil dalam kurun waktu terakhiR.

Sebagai salah satu jenis pajak yangsangat akrab dengan perekonomiandan menguasai arus barang dan jasadalam proses produksi, konsumsimaupun distribusi sudah saatnya

dilakukan pembenahan terkait keboco-ran penerimaan pajak dari sektor PPN.

Setelah dilakukan penelitian, indi-kasi kebocoran PPN sebagian besardisumbangkan oleh penggunaan fakturpajak yang tidak benar. Carut-marut-nya penggunaan faktur pajak tersebutmengakibatkan banyak uang yangseharusnya telah menjadi milik negaradisalahgunakan demi kepentingankantong pribadi pengusaha.

Mekanisme pengkreditan Pajak

Keluaran (PK) terhadap Pajak Masukan(PM) melalui sarana restitusi PPNdijadikan ajang permainan bagi peng-usaha nakal untuk mengeruk uangnegara. Padahal pada dasarnya fakturpajak adalah simbol utama bagi PPNdalam penyetoran uang pajak.

Permainan faktur pajak dalammekanisme pengkreditan PK terhadapPM pun menjadi sebuah barangdagangan antar pengusaha. Terutamabagi perusahaan ecek-ecek, kegiatanmemperdagangkan faktur pajak seper-ti menjadi salah Standard OperatingProcedure–nya dalam bekerja ataudengan kata lain perusahaan tersebutmemang dibentuk sebagai kerangkadalam mencetak faktur pajak fiktif.

Tentunya berbagai kegiatan pen-yimpangan ini telah mendapat perhati-

PANDU UTAMA

4 PANDU PAJAK KANWIL JAKARTA SELATAN JULI 2013

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Pajak Pertambahan Nilai(PPN) merupakan salah satu komoditi terbesar penyumbangkebocoran penerimaan negara dari sektor pajak. Tingginyatingkat kebocoran pajak dari PPN membuat DirektoratJenderal Pajak (DJP) kesulitan untuk memenuhi targetpenerimaan pajak yang diamanahkan.

Tertib Administrasi danTertib Administrasi danTertib Administrasi danTertib Administrasi danTertib Administrasi danBerfokus LingkunganBerfokus LingkunganBerfokus LingkunganBerfokus LingkunganBerfokus Lingkungan

Page 5: Pandu Pajak Juli 2013

an dari DJP. Menyadari adanya kesala-han prosedur dalam proses PPN, DJPtak tinggal diam. DJP pun telah meng-giatkan beberapa perbaikan dalammekanisme administrasi PPN. DJP punseperti memberi perhatian khususkepada PPN. Berbagai kegiatan pendu-kung penyempurnaan PPN terusdigiatkan oleh DJP terutama dalambeberapa tahun terakhir.

Kita bisa melihat dalam dua tahunterakhir saja DJP terus membenahisistem PPN di Indonesia. Kegiatanpembenahan dimulai dengan melaku-kan program registrasi ulang PKP.Lewat registrasi ulang PKP, DJP meng-harapkan adanya kesinambungan datawajib pajak yang berstatus PKP. Perusa-haan yang tidak jelas persyaratansubjektif dan objektifnya sebagaiPengusaha Kena Pajak (PKP) berusahadikikis lewat program ini.

Program ini pun membuat peluang

penerbitan faktur pajak fiktif yangumumnya dikelola oleh PKP ecek - ecekmenjadi lebih mudah diawasi. PKPdengan alamat dan jenis usaha yangtidak jelas langsung dilakukan usulpenghapusan. Penghapusan PKP ecek -ecek ini diharapkan mampu menekanpenggunaan faktur pajak fiktif danbodong yang umumnya digunakandalam pemanfaatan barang - barangblack market yang saat ini sangatmengancam merusak tatanan

peredaran barang di Indonesia.Selain itu kegiatan registrasi ulang PKPpun mengisyaratkan adanya kejelasanbagi PKP terkait lokasi usaha hinggajenis kegiatan usahanya. Kelengkapandata - data ini pun nantiinya diharapkanmampu membantu para Account Rep-resentative dalam pembuatan profilewajib pajak sehingga dapat menggalipotensi perpajakan wajib pajak yangselama ini belum terlihat. Selain itu,database yang telah sempurna pascakegiatan registrasi ulang PKP punmembuat kegiatan monitoring danpengawasan terhadap wajib pajak lebihmudah sehingga apabila terjadipenyimpangan yang dilakukan olehwajib pajak sudah terdeteksi sejak awal.Regitrasi ulang ini pun seperti momokyang menakutkan bagi PKP ecek - ecek.Lebih dari ratusan ribu PKP terpaksakehilangan hak-nya. Namun, kehilanganhak ini bukanlah pertanda bahwa DJP

bersikap keras terhadap para PKPtersebut. Tetap saja bagi PKP yangtelah kehilangan hak-nya karena prosesregistrasi ulang masih dapat kembalimendapatkan statusnya sebagai PKPsetelah mampu menjawab unsursubjektif dan objektifnya sebagaiseorang PKP.Hasil dari kegiatan registrasi ulang PKPini membawa langkah positif. Setelahmelakukan registrasi ulang akhirnyadiperoleh PKP yang benar-benar

potensial untuk dilakukan penggalianpotensi pajaknya. Selain itu perbaikantertib administrasi telah terjadi sehing-ga peluang pemanfaatan faktur pajakmenjadi teratasi. Para PKP yang telahdilakukan registrasi ulang pun menjadilebih mudah untuk dilakukan pengawa-san oleh para Account Representative.

Tertib administrasi pelaksanaanregistrasi ulang PKP pun memberikanefek terhadap pelaksanaan penyidikanpajak yang selama ini sering dimulai daripenyalahgunaan faktur pajak. Regis-trasi ulang PKP memungkinkan paraPKP yang sering menjadi sosok pentingdalam rantai penerbitan faktur pajakfiktif menjadi dipersempit prosedurkerjanya.

Lewat cara ini penyidikan pajak pundapat terbantu dalam mengidentifikasipara PKP ecek-ecek tersebut. Selain itupara suspect list yang masuk dalamdaftar hitam PKP pun lebih mudahuntuk dieliminasi berdasarkan indikasi-indikasinya. Bisa dikatakan muararegistrasi ulang tak hanya berbuahpada perbaikan sisi administrasi PPNtetapi juga memper-mudah kinerjapenyidikan hukum.

Setelah membereskan masalahdapur PKP, selanjutnya konsentrasi DJPditujukan kepada perbaikan teknisfaktur pajak. Faktur pajak yang menjadimuara dalam kebocoran PPN mulaidiperbaiki. Untuk sisi ini, DJP telahmemberlakukan peraturan baru bagi

PANDU PAJAK KANWIL JAKARTA SELATAN JULI 2013 5

PANDU UTAMA

Page 6: Pandu Pajak Juli 2013

PKP. Peraturan tersebut tertuangdalam PER-24/PJ/2012 yang merupa-kan kelanjutan dari proses registrasiulang tersebut. Peraturan ini meng-isyaratkan pengaturan terkait penomo-ran faktur pajak.

Sistem penomoran baru ini memak-sa PKP untuk mengikuti sistem peno-moran seperti yang diperintahkan olehDJP. Penomoran yang diberikan kepadaDJP membuat PKP hanya boleh meng-gunakan nomor yang berasal dari DJPdengan mekanisme PKP memohon-kannya kepada DJP. Selain itu penera-pan faktur pajak yang baru memung-kinkan adanya alamat yang jelas sertapenanggung jawab yang jelas ataspenanda tangan faktur pajak yangsebelumnya telah mendapat verifikasikelayakan oleh DJP.

Melalui mekanisme ini terlihat adakejelasan kepada siapa dan dimanaapabila terjadi penyalahgunaan fakturpajak harus dipertanggungjawabkan.Tentunya ini membuat peluang terjadi-nya penyalahgunaan faktur pajakmenjadi lebih sulit. Mekanisme peno-moran yang dilakukan oleh DJP dalamsuatu periode tertentu pun membuatpeluang jual beli faktur pajak menjaditerlihat susah karena DJP mampu me-monitor dari seorang PKP nomor danpada masa apa saja faktur pajak ter-sebut digunakan.

Pada sisi ini terlihat ketegasan DJPyang ingin memperbaiki struktur PPNnasional yang ternyata selama ini men-jadi sasaran empuk bagi beberapa PKPnakal.

E-SPT Go GreenKedua pemberesan dasar dalam

administrasi perpajakan tersebut puntak membuat DJP puas. Setelah kedualangkah tersebut, selanjutnya sistempelaporan PPN yang diperbaiki. Padasisi ini DJP mengisyaratkan sistem pela-poran yang lebih tertata dengan me-manfaatkan fasilitas elektronik sebagaipendukungnya.

Lewat pengenalan e-spt, PKP baikwajib pajak badan maupun orangpribadi diminta untuk memberikan

PANDU UTAMA

6 PANDU PAJAK KANWIL JAKARTA SELATAN JULI 2013

pelaporan secara elektronik. Kemuda-han-kemudahan pun diberikan dalammemberikan layanan pelaporan SPTMasa PPN ini. Instalasi dan peman-faatan user manual diberikan sebagaipetunjuk kepada wajib pajak dalampelaporannya.

Pemanfaatan e- spt pun memung-kinkan langkah yang lebih mudah dalammendeteksi kesalahan yang dilakukanoleh PKP saat pelaporan SPT. Selain ituyang jauh lebih penting lagi suksesnya

kegiatan pelaporan e-spt berdampakterhadap kemudahan PKP dalamproses restitusinya. Mekanisme pela-poran secara e-spt PPN mengakibat-kan pengkreditan Pajak Keluaran (PK)dan Pajak Masukan (PM) yang menjadidasar dalam proses restitusi menjadilebih mudah untuk dimonitor, Jika masa-lah pengkreditan ini telah termonitordengan baik tentunya PKP sendirilahyang akhirnya memperoleh kemudahandalam prosedur restitusinya.

FOTO KERTAS

”“Setiap 15 rim kertas ukuran A4 akan menebang 1 pohon.

Setiap 7000 eks lempar koran yang kita baca setiap harimenghabiskan 10-17 pohon hutan. Dalam satu hari adaberapa jutaan lembar kertas yang dipakai oleh orang

Indonesia dan ini artinya ada jutaan pohon hutan yangditebang untuk memenuhi kebutuhan itu

Page 7: Pandu Pajak Juli 2013

PANDU UTAMA

PANDU PAJAK KANWIL JAKARTA SELATAN JULI 2013 7

Selain itu masalah lawan transaksiyang sering memanfaatkan faktur pajakfiktif ketika bertransaksi pun dapatdihindarkan oleh PKP yang benar-benaringin memakai mekanisme PK-PMkarena penomoran faktur pajak yangtelah jelas dan sesuai dengan apa yangdiberikan oleh DJP

Namun, selain kemudahan terse-but, kemudahan dalam pemanfaatane-spt pun secara tidak langsung men-dukung program go green yang sedangdigalakkan di dunia modern saat ini.Modernisasi perpajakan yang digalak-kan dalam administrasi PPN ini men-yimpan tugas mulia untuk mendukungprogram penghijauan dunia.Siapa pun sadar dalam beberapa tahunterakhir kegiatan go green sangatmarak dilaksanakan di mana-mana.Selain dikarenakan efek pemanasanglobal yang sudah mulai mengancamdunia, program go green adalah peng-gambaran bagaimana sebaiknya se-buah institusi bergerak dalam menyo-kong perbaikan di lingkungan seki-tarnya.

E-spt PPN yang mulai diperkenalkanoleh DJP memberikan kemungkinandalam pengurangan pemanfaatankertas yang berarti juga mendukungprogram pengurangan laju penggundu-lan hutan (deforestasi) yang sangatmengancam keturunan kita di masadepan. Bayangkan saja pemanfaatankertas yang tinggi selama ini telahmenghabiskan banyak pohon yangsesungguhnya sangat berguna bagikehidupan manusia.

Setiap 15 rim kertas ukuran A4 akanmenebang 1 pohon. Setiap 7000 ekslempar koran yang kita baca setiap harimenghabiskan 10-17 pohon hutan.Dalam satu hari ada berapa jutaanlembar kertas yang dipakai oleh orangIndonesia dan ini artinya ada jutaanpohon hutan yang ditebang untukmemenuhi kebutuhan itu.

E-spt menjadi salah satu senjatamodern untuk menanggulangi proyekpengurangan ini. Menghemat peman-faatan kertas pun berarti menghematpenggunaan air yang sangat diperlukan

dalam pembuatan kertas. Selain itu,pemanfaatan energi dalam produksikertas pun bisa dikurangi.

Gambaran-gambaran tersebutmerupakan salah satu kebijakan DJPyang perlu mendapat apresiasi. Tigalangkah yang dilakukan oleh DJP inimerupakan gambaran bagaimana DJPterus berusaha memperbaiki adminis-trasi PPN.

Dari ketiga kegiatan tersebut padada-sarnya memang terlihat lebihmemberikan efek yang tidak seimbangkarena DJP lebih memegang kuasa da-lam menetapkan peraturan sehinggaterkadang ada anggapan bahwa DJPmenghilangkan peran pelayanan pajak.Akan tetapi anggapan ini tak sepenuh-nya benar, peran pelayanan tetapdiberikan terutama dalam pemberian

layanan unggulan tetapi penekananmemang lebih diterapkan kepadapenguatan kewenangan pajak dalampengaturan administrasi.

Intinya dari semua penerapanadministrasi PPN ini adalah penegasanakan otoritas yang lebih kuat kepadaDJP dalam mengatur mekanisme PPN.Lewat sistem administrasi yang barupula mekanisme pengkreditan PKterhadap PM menjadi lebih terawasidan mampu dimonitor.

Restitusi yang sering menjadilubang kebocoran PPN diharapkanmampu teratasi juga. Harapan untukmemperbaiki kondisi carut marut PPNterutama terkait PKP mulai bisa dimi-nimalkan. Selain itu efek sosial dalammendukung go green pun tak lupadiberikan. •(pp)

Page 8: Pandu Pajak Juli 2013

8 PANDU PAJAK KANWIL JAKARTA SELATAN JULI 2013

SUMBANG SUARA

Pelaksanaan sistem baru dalampenomoran faktur pajak secaraelektronik yang dilaksanakanoleh Direktorat Jenderal Pajak

tentunya mengundang kritik danmasukan bagi wajib pajak. Bagaimanakritik dan masukan tersebut? Berikutwajib pajak memberikan pendapatnya.

Arthur Sumilat(Chief Finance and AccountingPT Mabua Motor Indonesia)))))

"Pengenalan aplikasi e-nofa tentu-nya sangat memberikan manfaat ter-sendiri bagi perusahaan dan pekerjaansaya sehari-hari terutama bagi sayayang merupakan akuntan sangat ter-bantu dengan adanya aplikasi ini. Keun-tungan sebagai PKP (Pengusaha KenaPajak) yang saya rasakan jelas terhadapmudahnya pelaksanaan penomoranfaktur pajak saat ini. Kita tidak perlulagi susah-susah melakukan pengecek-an nomor faktur pajak.

Misalnya kita yang memiliki banyakcabang di berbagai daerah, denganadanya mekanisme penomoran ini, kitamenjadi dimudahkan tidak perlu kecabang-cabang lagi dalam pengawasanpenomoran faktur pajaknya. Semuafaktur pajak kan telah ditentukan olehDitjen Pajak dan nomornya pun telahberaturan.

Menurutnyaa ini adalah suatu peng-em-bangan yang merupakan langkahawal yang baik bagi kita sebagai wajibpajak dimana dalam hal ini kita diper-mudah dalam pelaksanaannya. Jelas inimembuktikan komitmen Ditjen Pajakuntuk terus melakukan pengawasandan pembenahan dalam sistem per-pajakan.

Namun, dalam penerapannya sayamasih merasakan ada beberapa ken-dala. Misalnya dalam proses meng-adopsi sistem baru ini. Kita yang awamkesulitan mengadopsi sistem e-nofa ini.Sekarang semua sistematis dalam

suatu sistem, kita tinggal mengajukanpermohonan sehingga mendapatkankode aktivasi, dikasih password danpakai untuk pengajuan nomor fakturpajak berbeda dengan dahulu yangdilakukan secara manual padahal kitakan telah terbiasa dengan cara manual.

Harapan saya kedepannya akan adasistem penomoran yang bisa dilakukansecara online tanpa harus datang kekantor pajak sehingga pengusaha yangterkenal sibuk tidak tidak susah-susahlagi. Biasanya kan pengusaha yangsibuk hanya memerintahkan bawahan-nya yang datang, padahal pada sisteme-nofa kan perlu kode aktivasi dan pass-word yang menurut saya kalau dilihatdari segi sekuriti ini kan nggak pas. Bisasaja kan nomor password itu disalah-gunakan."

Apa Kata Wajib Pajak

Arthur Sumilat

Aris Prasetyo Utomo(Tax Manager PerusahaanOtomotif)

"Tentunya dengan terlaksananyaaplikasi ini saya sangat dimudahkandalam melakukan control ke beberapacabang perusahaan. Tiap cabang yangada penomorannya, masing masingselama ini kalau kita ngontrol harus percabang karena ada kode cabangmasing-masing. Nah kalau sekarang sihsudah pakai nomor generik kita bisalangsung ketahuan nomornya. Kalaudulu ngontrol tiap minggu kalau adayang loncat nomornya.

Saya merasakan sistem e-nofasudah cukup baik hanya sedikit kendalayang saya rasakan adalah aturan dalamproses permohonan penomoran yangdilakukan selama tiga bulan sekali.Alangkah baiknya dijadikan setahunsaja bahwa wajib pajak itu diperboleh-kan minta faktur pajak dari Januari -Desember. Wajib pajak harus mengurusproses yang sama berkali-kali, itu kesanyang agak merepotkan.

Selain itu kendala lapangan lain yangsaya rasakan soal banyaknya customerperusahaan saya yang meminta nomorblok yang diberi Ditjen Pajak. Padahaldi surat yang berisi blok nomor itu ter-cantum tulisan 'rahasia'. Saya jadibingung. Kalau nggak kita kasih tahu,customer bisa nahan pembayaran. Itusifat rahasianya gimana sebenanya.Inilah kendala saya dengan sistem baruini." •(pp)

Page 9: Pandu Pajak Juli 2013

PANDU PAJAK KANWIL JAKARTA SELATAN JULI 2013 9

EDU PAJAK

Dalam rangka meningkatkanpengawasan, monitoringkepatuhan pemenuhan kewa-jiban Pajak Pertambahan

Nilai (PPN), dan sinkronisasi denganketentuan PER-24/PPER-24/PPER-24/PPER-24/PPER-24/PJ/2012 J/2012 J/2012 J/2012 J/2012 tentangBentuk, Ukuran, Tata Cara PengisianKeterangan, Prosedur Pemberitahuandalam rangka Pembuatan, Tata CaraPembetulan atau Penggantian, danTata Cara Pembatalan Faktur Pajak,maka Dirjen Pajak menerbitkan PER-11/PJ/2013 tertanggal 12 April 2013 peru-bahan atas PER-44/PJ/2010 tentangBentuk, Isi, dan Tata Cara Pengisianserta Penyampaian SPT Masa PPN.

Beberapa perubahan terjadisebagai berikut :1. Pajak Masukan yang menurut

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakandapat dikreditkan namun tidakdilakukan pengkreditan oleh PKP,harus dilaporkan dalam Formulir1111 B3.

2. Setiap PKP wajib menyampaikanSPT Masa PPN 1111 dalam bentukdata elektronik.

3. Dikecualikan dari ketentuan poin 2diatas, adalah PKP Orang Pribadiyang :a. Melaporkan tidak lebih dari 25

(dua puluh lima) dokumen(Faktur Pajak/dokumen tertentuyang kedudukannya dipersama-kan dengan Faktur Pajak dan/atau Nota Retur/Nota Pembata-lan) pada setiap Lampiran SPTdalam 1 (satu) Masa Pajak; dan

b. Jumlah seluruh penyerahanbarang dan jasanya dalam 1(satu) Masa Pajak kurang dariRp400.000.000,00 (empat ratus

juta rupiah), dapat menyampai-kan SPT Masa PPN 1111 dalambentuk formulir kertas (hardcopy) atau dalam bentuk dataelektronik.

4. Dalam hal SPT Masa PPN 1111disampaikan dalam bentuk dataelektronik dengan media elektronik,PKP harus menggunakan aplikasi e-SPT yang telah disediakan olehDirektorat Jenderal Pajak dan IndukSPT Masa PPN 1111 tetap disampai-kan dalam bentuk formulir kertas(hard copy).

5. PKP dianggap tidak menyampaikanSPT Masa PPN 1111 dalam hal SPTMasa PPN 1111 disampaikan tidaksesuai dengan ketentuan sebagai-mana tersebut pada poin 2, 3, dan 4diatas.

6. SPT Masa PPN 1111 tidak perludilampiri dengan Lampiran SPTMasa PPN 1111 dalam hal tidak adadata yang dilaporkan dalam Lam-piran SPT Masa PPN 1111 tersebut.

7. Tata cara pembetulan SPT MasaPPN akibat adanya penggantianFaktur Pajak yang dilakukan setelahMasa Pajak April 2013 atas FakturPajak yang diterbitkan sebelumMasa Pajak April 2013 mengikutiketentuan sebagaimana diaturdalam Peraturan Direktur JenderalPajak Nomor PER-24/PJ/2012 ten-tang Bentuk, Ukuran, Tata CaraPengisian Keterangan, ProsedurPemberitahuan dalam rangkaPembuatan, Tata Cara Pembetulanatau Penggantian, dan Tata CaraPembatalan Faktur Pajak.

8. Formulir 1111 AB dan Formulir 1111B3 SPT Masa PPN 1111 sebagai-mana ditetapkan dalam Lampiran IPER-44/PJ/2010 diubah menjadi

sebagaimana ditetapkan dalamLampiran I PER-11/PJ/2013.a. Formulir 1111 AB berubah pada

poin IIC, yaitu menjadi : Imporatau perolehan yang PM-nyaTidak Dikreditkan dan/atauImpor atau perolehan yangmendapat fasilitas.

b. Formulir 1111 B3 berubah padabagian judul, yaitu menjadi:Daftar Pajak Masukan YangTidak Dikreditkan Atau YangMendapat Fasilitas.

9. Lampiran II PER-44/PJ/2010 diubahmenjadi sebagaimana ditetapkandalam Lampiran II PER-11/PJ/2013.

Peraturan Direktur Jenderal PajakPER-11/PJ/2013 mulai diberlakukanuntuk pengisian dan pelaporan SPTMasa PPN mulai Masa Pajak Juni 2013.

Kelengkapan LaporanSPT Masa PPN

Surat Pemberitahuan Masa PajakPertambahan Nilai yang selanjutnyadisebut dengan SPT adalah surat yangoleh Wajib Pajak digunakan untukmelaporkan penghitungan dan/ataupembayaran Pajak Pertambahan Nilaidan/atau Pajak Penjualan atas BarangMewah, objek dan/atau bukan objekPajak Pertambahan Nilai dan/atauPajak Penjualan atas Barang Mewahuntuk suatu Masa Pajak sesuai denganketentuan peraturan perundang-

SPT MASA PPN 1111"SPT masa PPN 1111 DM digunakan/wajib diisi oleh setiap PKPyang menggunakan pedoman penghitungan pengkreditan PajakMasukan berdasarkan peredaran usaha atau kegiatan usahasebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (7) dan ayat (7a)Undang-Undang PPN Tahun 1984 dan perubahannya."

Page 10: Pandu Pajak Juli 2013

EDU PAJAK

10 PANDU PAJAK KANWIL JAKARTA SELATAN JULI 2013

undangan perpajakan.Sehubungan dengan telah ditetap-

kannya Peraturan Direktur JenderalPajak Nomor PER-11/PJ/2013 tentangPerubahan atas Peraturan DirekturJenderal Pajak Nomor PER-44/PJ/2010tentang Bentuk, Isi, dan Tata CaraPengisian serta Penyampaian SPTMasa PPN, maka perlu ditegaskanterkait kelengkapan laporan SPT MasaPPN yang mulai berlaku Masa Pajak Juni2013 sesuai PER-21/PJ/2013 tertanggal

30 Mei 2013.

1. Bagi PKP yang tidak menggunakanpedoman penghitungan pengkredi-tan pajak masukan SPT terdiri dari :" Induk SPT Masa PPN 1111 -

Formulir 1111 (F.1.2.32.04);" Formulir 1111 AB - Rekapitulasi

Penyerahan dan Perolehan(D.1.2.32.07);

" Formulir 1111 A1 - DaftarEkspor BKP Berwujud, BKP

Tidak Berwujud dan/atau JKP(D.1.2.32.08); Formulir 1111 A2- Daftar Pajak Keluaran atasPenyerahan Dalam Negeridengan Faktur Pajak(D.1.2.32.09);

" Formulir 1111 B1 - DaftarPajak Masukan yang DapatDikreditkan atas Impor BKPdan Pemanfaatan BKP TidakBerwujud/JKP dan Luar DaerahPabean (D.1.2.32.10);

" Formulir 1111 B2 - DaftarPajak Masukan yang DapatDikreditkan atas PerolehanBKP/JKP Dalam Negeri(D.1.2.32.11); dan

" Formulir 1111 B3 - DaftarPajak Masukan yang TidakDikreditkan atau yangMendapat Fasilitas(D.1.2.32.12).

2. Bagi PKP yang menggunakan pedo-man penghitungan pengkreditanpajak masukan, SPT terdiri dari :" Induk SPT Masa PPN 1111 DM -

Formulir 1111 DM (F.1.2.32.05);" Formulir 1111 A DM - Daftar

Pajak Keluaran atas PenyerahanDalam Negeri Dengan FakturPajak (D.1.2.32.13); dan

" Formulir 1111 R DM - DaftarPengembalian BKP dan Pemba-talan JKP oleh PKP yang Meng-gunakan Pedoman Penghitung-an Pengkreditan Pajak Masukan(D.1.2.32.14).

3. Bagi Pemungut PPN, SPT terdiri dari :" Induk SPT - Formulir 1107 PUT

(F.1.2.32.02);" Lampiran 1 Daftar PPN dan

PPnBM Yang Dipungut OlehBendaharawan PemerintahFormulir 1107 PUT 1(D.1.2.32.03); dan

" Lampiran 2 Daftar PPN danPPnBM Yang Dipungut OlehSelain BendaharawanPemerin-tah Formulir 1107PUT 2 (D.1.2.32.04).

SPT sebagaimana dimaksud diataswajib dilampiri dengan lampiran-lampiran lainnya yang dipersyaratkansesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan.•(pp)

Page 11: Pandu Pajak Juli 2013

Pelaksanaan Kelas Pajak E-SPT PPN KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga

Sosialiasi E-SPT PPN di KPP Pratama Jakarta Pasar Minggu Tanya Jawab Peserta Kelas Pajak E-SPT PPN KPP PratamaJakarta Kebayoran Baru Satu

Suasana Pelaksanaan E-SPT PPN KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga

SOROT LENSA

PANDU PAJAK KANWIL JAKARTA SELATAN JULI 2013 11

Page 12: Pandu Pajak Juli 2013

KPP Madya Jakarta Selatan Jalan Ridwan Rais No. 5A-7, Gambir, Jakarta Pusat 10110, Telp: 021-3447971, 3447972, 3504170. Fax: 021-3447971•KPP Pratama Jakarta Setiabudi Satu Jalan Rasuna Said Blok B Kav. 8, Jakarta Selatan 12190, Telp: 021-5254237-5253622, Fax: 021-5252825 •KPPPratama Jakarta Setiabudi Dua Jalan Rasuna Said Blok B Kav. 8, Jakarta Selatan 12190, Telp: 021-5254237-5253622, Fax: 021-5252825 •KPPPratama Jakarta Setiabudi Tiga Jalan Raya Pasar Minggu No. 11, Pancoran, Jakarta Selatan 12780, Telp: 021-7993028-7992961, Fax: 021-7994253 •KPP Tebet Jalan Tebet Raya No. 9, Jakarta Selatan, Telp: 021-8296869,8296937, Fax: 021-8296901 •KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru SatuGedung Patra Jasa Lantai 1 & 14, Jalan Jend. Gatot Subroto-Jakarta, Telp: 021-52920983, 52921276, Fax: 021-52921274 •KPP Pratama Jakarta KebayoranBaru Dua Jalan Ciputat Raya No. 2 Pondok Pinang, Jakarta Selatan 12310, Telp: 021-75818842,75908704, Fax: 021-75818874 •KPP Kebayoran BaruTiga Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 14 A, Jakarta Selatan 12130, Tel: 021-7245735,7245785, Fax: 021-7246627 •KPP Pratama Jakarta KebayoranLama Jalan Ciledug Raya No. 65, Jakarta Selatan 12250, Telp: 021-5843105-5843109, Fax: 021-5860786 •KPP Pratama Jakarta Mampang PrapatanJalan Raya Pasar Minggu No. 1, Jakarta Selatan 12780, Telp: 021-79191232 /7949574-5/7990020, Fax: 021-7949575 •KPP Pratama Jakarta PancoranJalan T.B. Simatupang Kav. 5 Kebagusan, Jakarta Selatan 12520, Telp: 021-7804462, 7804667, 7804451. Fax: 021-7804862 •KPP Pratama JakartaCilandak Jalan T.B. Simatupang Kav. 32, Jakarta Selatan 12560, Telp: 021-78843521-23, Fax: 021-78836258 •KPP Pratama Jakarta Pasar MingguJalan T.B. Simatupang Kav. 39, Jakarta Selatan 12510, Telp: 021-7816131-4 /78842674, Fax: 021-78842440.