Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

23
BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal dari bahasa Latin ‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh.Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum mempunyai “pengalaman.” Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak. Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau

Transcript of Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

Page 1: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.  LATAR BELAKANG

Apakah yang dimaksudkan dengan sistem imun? Kata imun berasal dari bahasa Latin

‘immunitas’ yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator

Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan

terhadap dakwaan. Dalam sejarah, istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya

berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi, terhadap penyakit

menular. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel serta produk

zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk

melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya, yang masuk ke dalam

tubuh.Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka

sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada

umumnya, reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh

belum mempunyai “pengalaman.” Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan seterusnya, tubuh

sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi

terjadi dalam waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak.

Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan

tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar

tubuh tidak terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan

menimbulkan akibat yang fatal.

2. TUJUAN

Untuk mengetahui hubungan antara agama dengan Imunisasi

Page 2: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

BAB I

PENDAHULUAN

A.   Pengertian Imunisasi

Secara literal, imunisasi berasal dari kata ‘imun’ yang berarti kebal terhadap suatu penyakit.

Dengan demikian ‘imunisasi’ berarti pengebalan terhadap suatu penyakit. Prosedur 

pengebalan tubuh terhadap penyakit melalui  teknik vaksinasi. Kata ‘vaksin’ itu sendiri

berarti senyawa antigen yang berfungsi untuk  meningkatkan imunitas atau sistem kekebalan

tubuh terhadap virus. Itulah sebabnya imunisasi identik dengan vaksinasi. Vaksin terbuat dari

virus yang telah dilemahkan dengan menggunakan bahan tambahan seperti formaldehid dan

thyrmorosal.

1. Jenis-Jenis Vaksin

Di antara jenis vaksin adalah:  hepatitis (untuk mengusahakan kekebalan hati terhindar dari

penyakit), polio (untuk mengusahakan atropi otot sehingga kebal dari penyakit dan jika kebal

manfaatnya antara lain bentuk kaki lurus atau normal tidak seperti huruf O atau huruf X, dan

kelumpuhan), rubella (supaya kebal dari serangan campak), BCG [Bacillus Calmitte Guerine]

untuk mencegah serangan TBC [Tuber Culocis], DPT [Dipteri Portucis Tetanus] mencegah

timbulnya penyakit gomen atau sariawan dan batuk rejan serta tetanus, MMR [Measless

Mumps   Rubella]. Di Indonesia, praktik vaksinasi-imunisasi terhadap balita [bayi di bawah

umur lima tahun] antara lain: hepatitis B, BCG, polio, MMR, IPV, dan DPT. Vaksinasi-

imunisasi bahkan telah deprogramkan secara  internasional oleh WHO [World Health

Organization].

2. Bahan-Bahan Vaksin

Disebutkan bahwa materi yang digunakan sebagai bahan vaksin ada dua macam, (1) bahan

alami,  antara lain: enzim yang berasal dari babi, seline janin bayi, organ bagian tubuh

seperti: paru-paru, kulit, otot, ginjal, hati, thyroid, thymus, dan hati yang diperoleh dari aborsi

janin. Vaksin polio terbuat dari babi; atau campuran dari ginjal kera, sel kanker manusia, dan

cairan tubuh hewan tertentu antara lain serum dari sapi atau nanah dari cacar sapi, bayi kuda

atau darah kuda dan babi, dan ekstrak mentah lambung babi, jaringan ginjal anjing, sel ginjal

kera, embrio ayam, dan jaringan otak kelinci. (2) Bahan yang berasal dari unsur kimia antara

lain: merkuri, formaldehid, aluminium, fosfat, sodium, neomioin, fenol, dan aseton.

Page 3: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

3. Efek Vaksinasi

Efek pemberian vaksinasi terhadap balita [bayi umur lima tahun ke bawah, selanjutnya

cukup disebut balita] berdasar laporan-laporan resmi secara  garis besar ada dua macam:

1. Berbahaya. Conggres Amerika Serikat (AS) membentuk “The National

Chilhoodvaccib injury act” berkesimpulan vaksinasi menyebabkan luka dan kematian.

Dr. Wiliam Hay berkomentar, “tidak masuk akal memikirkan bahwa anda

menyuntikkan  nanah  ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan

meningkatkan kesehatannya.

2. Bermanfaat. Disimpulkan bahwa imunisasi merupakan sebab utama penurunan

jumlah penyakit. Dicatat oleh ‘The Brithis Association for the Advancement of

Science” menemukan bahwa di Amerika Serikat dan Enggris mengalami penurunan

penyakit sebanyak 80 % hingga 90 %.

B. Pandangan Islam Tentang Vaksinasi-Imunisasi

a. Wasiat Rasulullah

Sebelum  Rasulullah wafat, tepatnya ketika beliau khutbah pada haji wada’, haji terakhir

beliau atau dikenal sebagai haji perpisahan beliau dengan umat Islam,  sempat berwasiat:

“Taraktu fiikum amraini. Lan tad}illu> abada> ma> intamassaktum bihima> kitaba-lla>hi

wa sunnata Rasu>lihi

 

امرين فيكم تضلوا  تركت ما  لن تمسكتم  ابدا الله  بهما ان رسوله  كتاب وسنة . Artinya:

Aku tinggalkan kepadamu dua perkara. Kamu tidak akan tersesat selamanya selagi berpegang

teguh keduanya, yaitu kitabullah (Alquran) dan Sunnah Rasulnya – al-Hadis; Iwan Gayo,

2008: 36). Oleh karena masalah vaksinasi-imunisasi belum terjadi pada masa Rasulullah,

maka belum ada petunjuk sedikitpun tentang imunisasi. Terhadap masalah yang bersifat

kontemporer menjadi lapangan dan lahan bagi para ulama untuk melakukan ijtihad

menemukan solusi hukum perkara tersebut haram atau halal, baik atau buruk, bermanfaat

atau berbahaya bagi kesehatan.

Para ulama dalam berijtihad untuk menetapkan hukum terhadap masalah-masalah 

kontemporer pasti tidak pernah menghasilkan keputusan ijma’yyah ‘amiyyah (kesepakatan

umum), melainkan khlafiyyah (perbedaan pendapat diantara mereka). Bentuk khilafiyyah

yang paling ekstrim adalah halal atau haram. Tidak terkecuali mengenai vaksinasi-imunisasi.

Page 4: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

Dalam Ilmu Fikih memang terdapat  adagium “Man laa ya’lamu khilaafiyyatan laa ya’lamu

raaihatal fiqhi” (Barang siapa tidak mengenal perbedaan pendapat, sesungguhnya ia tidak

mengenal baunya Fikih”). Baunya saja tidak mengetahui, apalagi ilmu fikihnya itu sendiri.

b.   Pro Versus Kontra: Haram versus Halal Tentang Vaksinasi-Imunisasi

1). Haram

Para ulama, pemikir, mujtahid ada yang menghukumi haram terhadap tindakan vaksinasi-

imunisasi. Argumen yang diajukan antara lain memasukkan barang najis dan racun ke dalam

tubuh manusia. Manusia iu merupakan khaifatullah fi al-ard} dan asyraf al-makhlu>qa>t

(maskhluk yang paling mulia) dan memiliki kemampuan alami melawan semua mikroba,

virus, serta bakteri asing dan berbahaya.Berbeda dengan orang kafir yang berpendirian

manusia sebagai makluk lemah sehingga perlu vaksinasi untuk meningkatkatkan imunitas

pada manusia.

Solusi yang diajukan untuk meningkatkan kekebalan balita adalah menghindari tindakan

vaksinasi-imunisasi pada balita maupun manusia pada umumnya, selanjutnya  menerapkan

syariat tahnik kepada balita, yaitu memasukkan kurma yang telah dikunyah lembut atau madu

ke dalam rongga mulut si bayi ketika melaksanakan uapaca ‘aqiqah pada hari ke tujuh dari

kelahiran anak. Tahnik dipandang sebagai vaksinasi-imunisasi. Perlu ditambahkan bahwa

pada zaman Nabi tidak ada anak yang divaksinasi dan kenyataannya juga sehat-sehat dan

banyak yang berumur panjang. Artinya umur harapan hidup rata-rata sejak zaman Rasulullah

dan zaman sekarang  kurang lebih sama.

1. Kandungan dan Manfaat  Kurma

Kurma  mengandung banyak hal bagi kebutuhan tubuh manusia,  antara lain:

(a)    Karbohidrat

Kandungan karbohidrat sederhana (glukosa dan fruktosa) yang tinggi merupakan andalan

utama dari kurma. Keduanya berkalori tinggi, dan mudah dicerna. Selain itu, kandungan

gulanya dapat menenangkan saraf yang gelisah serta memberikan rasa aman pada kejiwaan.

(b)   Protein

Kandungan protein didalam kurma sebesar 1.8 – 2.0 persen, yang   memberikan manfaat

besar kepada otak. Protein-protein ini melindungi tubuh dari serangan penyakit dan infeksi,

menunjang sel-sel tubuh memperbaharui diri, dan menyeimbangkan cairan-cairan tubuh.

(c)    Lemak

(d)    Mineral

Page 5: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

Kurma mengandung banyak mineral yang esensial bagi tubuh: seperti potassium, sodium,

kalsium, besi, mangan, dan tembaga.

(e)    Vitamin

Dalam buah kurma terkandung berbagai macam vitamin, diantaranya adalah vitamin A, B1,

B2 dan vitamin C.

(f)     Zat gizi

Kurma juga mengandung banyak zat gizi.

(g)    Serat

(1).  Peranan Kurma Pada Wanita Melahirkan

Dalam kurma terdapat hormon yang mirip dengan hormon oksitosin (hormon yang dihasilkan

neurohipofisa, bekerja untuk merangsang kontraksi otot polos dinding rahim selama coitus

dan melahirkan) yang membantu proses kelahiran. Caranya, hormon oksitosin tersebut

menyatu dengan reseptornya memulai kontraksi otot yang teratur secara bertahap, sehingga

menyebabkan perluasan leher rahim dan dari situ terjadilah proses kelahiran.

(2)    Peranan Kurma dalam membangkitkan sifat kelembutan dari .kaum pria

Sungguh besar manfaat hormon oksitosin yang diperoleh dari kurma. Hormon yang sangat

bermanfaat ini melunakkan hati dan perasaan, menimbulkan sifat kasih-sayang, dan itu

muncul secara natural, bukan dibuat-buat

(3)   Peranan Kurma dalam Mengatur hormon estrogen

Telah diketahui adanya unsur lain di dalam kurma yang komposisi dan fungsinya sangat

mirip dengan hormon estrogen.

(4)   Peranan lain dari Kurma

Selain manfaat-manfaat di atas, kurma jg masih memiliki banyak manfaat lain. Diantaranya

adalah :

1. Mencegah stroke.

2. Mengobati anemia, lesu dan letih.

3. Menambah berat badan anak.

4. Meningkatkan vitalitas.

5. Memperlancar saluran kencing.

6. Meningkatkan trombosit dalam darah dan mengatasi DBD.

7. Mengatasi rheumatik.

8. Mencegah tubuh dari bakteri dan kanker

9. Memelihara dari kerabunan.

10. Mentabilkan kejiwaan bagi anak dan lansia

Page 6: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

11. Memperlambat penuaan tubuh.

12. Menyehatkan kulit

13. Membantu pertumbuhan tulang.

14. Cocok untuk diet

15. Mengatasi wasir.

Kurma memang jenis makanan yang sangat istimewa dibanding dengan makanan lainnya.

Maka wajar kalau Alquran maupun Alhadis banyak menyinggung tentang kurma ini. Allah

Subhanahu Wa Ta’ala telah melebihkan kurma dari buah-buahan yang lain. Allah

menyebutkannya dalam Alquran dalam 20 tempat yang berbeda dengan memakai lafal pohon

kurma: an-Nakhl, an-Nakhiil, dan an-Nakhlah. Kurma mendapat tempat istimewa di dalam

Alquran dan kita tahu bahwa sebenar-benar perkataan adalah kalaamullah, al-Qur’an al-

Karim. Di bawah ini merupakan ayat-ayat al-Qur’an yang menyebutkan tentang Kurma.

2.     Pohon kurma sangat kukuh,sebagaimana firman:

Artinya :

Tidakkah kamu-kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat

yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ( menjulang ) kelangit,

pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Rabb-Nya. Allah membuat

perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

(QS. Ibrahim/14 : 24-25).

Kandungan ayat ini  antara lain bahwa pohon kurma yang akarnya teguh dan cabangnya

menjulang ke langit serta berbuah setiap musim, merupakan tamsil bahwa kita sebagai

manusia harus mempunyai iman yang teguh serta selalu berbuat baik kepada siapa pun.

Kelebihan pohon kurma dibandingkan dengan pohon lain

Seperti disebutkan dalam Al Qur’an surat Ar-Ra’du, pohon kurma memiliki   kelebihan

dibandingkan dengan pohon lain,yang artinya:

 “Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,

tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan tidak bercabang, disirami dengan air

Page 7: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman di atas sebagaian yang lain tentang

rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi

kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ra’du : 4)

3. Peranan buah kurma bagi wanita hamil

Buah kurma mengandung banyak manfaat, di antaranya sangat dianjurkan bagi   perempuan

yang hamil dan yang akan segera melahirkan. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala

memerintahkan Maryam binti ‘Imran untuk memakan buah kurma ini ketika ia sedang nifas.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : Surah Maryam Ayat 25,26

Artinya:

“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan

buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum, dan bersenang hatilah kamu. Jika

kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah bernazar

berpuasa untuk Rabb Yang Yaha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang

manusia pun pada hari ini.’” (QS. Maryam: 25-26)

Karena terbukti secara ilmiah bahwa buah kurma banyak kandungannya dan banyak pula

manfaatnya bagi kesehatan tubuh mupun jiwa manusia, maka wajar pula jika Rasulullah

menggunakan kurma sebagai tamsil (kalimat mutiara)  sebagai seorang mukmin sejati.

Demikian sabda beliau:

نفعك شيئ% من أخذت ما خلة الن كمثل المؤمن مثل إن“Sesungguhnya permisalan mukmin seperti pohon kurma. Tidaklah kamu mengambil sesuatu

darinya, niscaya bermanfaat bagimu.” (HR. ath Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, 12/

no.13514 dan Al Hafidz Ibnu Hajar menyatakan: “Sanadnya shahih).

Page 8: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

Kurma sebagai penawar racun

Pada Zaman Islam generasi pertama telah ada pengetahuan bahwa racun itu ada penawarnya

sehingga dapat menyelamatkan manusia dari kerusakan fungsional organ tubuh atau selamat

dari maut. Beliau bersabda:

  ( هريره ( ابى عن البخارى رواه سحر وال سم اليوم ذالك يضره لم عجوة تمراة بسبع اصطبح من      Artinya:

Barang siapa yang pagi-pagi benar memakan tujuh buah kurma beserta kulitnya (kurma itu

hampir matang, dalam bahasa Jawa gemadung) maka ia akan terhindar racun dan sihir di hari

itu (H.R. al-Bukhari dari Abu Hurairah).

Kandungan kedua Hadis di atas dapat disebutkan di sini bahwa:

1. Telah ada kesadaran umum bahwa racun adalah sesuatu yang membahayakan bagi

makhluk hidup.

2. Ada kesadaran menetralisir racun bagi yang terlanjur meminumnya.

3. Ada bibit-bibit kesadaran melakukan eksperimentasi penawaran racun. Eksperimen

pertama menggunakan kurma beserta kulitnya, direbus, dan ditentukan dosisnya

(tujuh buah).

4. d.      Proyeksi lebih jauh  dapat melakukan eksperimen apa saja sejak dari mineral,

buah-buahan, hingga isi bumi yang lainnya, kalau-kalau dapat ditemukan kandungan

zat-zat yang berguna bagi kesehatan atau penawar racun, atau meningkatkan

ketajamannya.

 2). Halal

Kelompok kedua mengatakan bahwa vaksinasi-imunisasi adalah halal.  Pada prinsipnya

vaksinasi-imunisasi adalah boleh alias halal karena; (1) vaksinasi-imunisasi sangat

dibutuhkan sebagaimana penelitian-penelitian di bidang ilmu kedokteran, (2) belum

ditemukan bahan lainnya yang mubah, (3) termasuk dalam keadaan darurat,(4) sesuai dengan

prinsip kemudahan syariat di saat ada kesempitan atau kesulitan.

Ayat tersebut menjelaskan prinsip kemudahan dalam pelaksaan syariat Islam:

Page 9: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

Artinya:

Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang

yang jika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barang siapa dalam keadaan

terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas,

maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang

(QS al-Baqarah/2 : 172).

C.  Pertimbangan-pertimbangan Umum Kehalalan Vaksinasi-Imunisasi

Dalam kesempatan ini penulis memberikan lima macam  reasioning yang kiranya dapat

menghantarkan pada sikap yang mudah-mudahan objektif, sesuai syariat, dan sejalan dengan

paradigma  ilmu kesehatan.

      1). Istih}a>lah

Istih}a>lah adalah berubahnya benda najis atau haram menjadi benda lain yang berbeda

nama maupun sifatnya. Contoh (1) adalah khamer menjadi cuka. Khamer haram hukumnya

dan sifatnya memabukkan, setelah menjadi cuka halal hukumnya dan tidak memabukkan

sifatnya. Khamer memang berasal dari benda-benbda suci seperti anggur, kurma, singkong,

  2). Istihla’

            Istihla’ adalah bercampunya benda haram atau najis dengan benda lainnya yang suci

dan halal yang lebih banyak sehingga menghilangkan sifat najis dan keharamannya karena

benda najis dan haram tersebut telah hilang rasa, bau, maupun warna. Relefan dengan kasus

ini adalah sabda Nabi Saw.:

( أحمد ( وصححه الثالثة اخرجه شيئ ينجسه ال طهور الماء .إن “ al-maa u thahuurun laa yunajjisuhu syaiun” (Air itu suci, tidak ada yang menajiskannya –

HR. tiga orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, dan Ahmad bin Hanbal] dan dishahihkan oleh

Ahmad – Ibnu Hajar al-Asqalani, 2000 : 27).

Atau

. . االربعة اخرجه ينجس لم لفظ وفى الخبث يجعل لم قلتين الماء كان إذاخزيمة إبن .وصححه

Page 10: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

‘Apabila air telah mencapai dua qullah maka tidak kotor. Dalam suatu riwayat ‘tidak najis.

HR. Empat orang [at-Turmuzi, Abu Dawud, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah. Ibnu Khuzaimah

menshahihkannya – Ibnu Hajar a-Asqalanbi, 2000: 28).

 3). Kemudahan dalam kesempitan

Imam asy-Syatibi, ulama dari Andalusia, Spanyol, sekurun dan sekelas Imam Syafi’i,

mengatakan bahwa dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat Islam telah mencapai derajat

yang pasti. Di antara dalil itu berbunyi; Allah berfirman sebagai berikut:

 Artinya:

Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit

(apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya;

niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-

sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih.

(QS. Al-Fath/48 : 17).

4). Berobat dengan yang Haram secara prinsip itu boleh menurut imam syafi’i, Imam Hanafi,

dan Ibnu Hazm Kalau keadaannya terpaksa dengan mengajukan ayat Alquran  sebagai

berikut:

Artinya :

Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal) yang disebut nama Allah

ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa

yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan

sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak menyesatkan (orang lain)

dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih

mengetahui orang-orang yang melampaui batas (QS. Al-An’am/6 : 119).

Page 11: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara literal, imunisasi berasal dari kata ‘imun’ yang berarti kebal terhadap suatu

penyakit. Dengan demikian ‘imunisasi’ berarti pengebalan terhadap suatu penyakit.

Prosedur  pengebalan tubuh terhadap penyakit melalui  teknik vaksinasi. Kata

‘vaksin’ itu sendiri berarti senyawa antigen yang berfungsi untuk  meningkatkan

imunitas atau sistem kekebalan tubuh terhadap virus. Itulah sebabnya imunisasi

identik dengan vaksinasi. Vaksin terbuat dari virus yang telah dilemahkan dengan

menggunakan bahan tambahan seperti formaldehid dan thyrmorosal.

B. SARAN

Semoga uraian ini ada manfaatnya bagi siapa saja, termasuk untuk memberi

penerangan kepada sementara umat Islam yang masih terbatas informasinya mengenai

masalah vaksinasi-imunisasi. Hanya kepada Allah kami mohon ridlo-Nya, kami

mohon ampunan-Nya atas kesalahan, dan kasih sayang-Nya sehingga senantiasa

dalam keadaan lapang.

Page 12: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

DAFTAR PUSTAKA

Http:danusin.dosen.unimus.ac.id/materi-kuliah/kebidanan/pandangan-islam-

tentang-imunisasi

Http://quran.com/14/24-25

Http://www.thepaktv.me/forum/showtread.php

Http://quran.com/2/172

Http://quran.com/48/17

Http://quran.com/6/119

KATA PENGANTAR

Page 13: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta Hidayah-

Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini

adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan agama Islam dengan tema Pandangan

Islam tentang Imunisasi. Selain itu juga diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-

rekan mahasiswi khususnya mahasiswa D3 Kebidanan Paramata Raha.

Dalam kesempatan ini kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu memberi

bimbingan, ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.

Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa isi maupun penyajian makalah

ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,Amin.

Raha, November 2013

Penyusun

DAFTAR ISI

Page 14: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang..................................................................................................1

B.  Tujuan................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Imunisasi .........................................................................................2

B. Pandangan Islam tentang Vaksinasi...................................................................3

C. Pertimbangan-pertimbangan umum Kehalalan Vaksinasi.................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................................11

B. Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

MAKALAH

Page 15: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)

PANDANGAN ISLAM TENTANG IMUNISASI

DI SUSUN OLEH:NAMA : HASLIA NIM : 2013.IB.0014TINGKAT : I A.

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHAKABUPATEN MUNA

2013 / 2014

Page 16: Pandangan islam tentang imunisasi(nama,haslia.nim 2013.ib.0014)