Pandangan Amerika Tentang Peran Abri

download Pandangan Amerika Tentang Peran Abri

If you can't read please download the document

description

98

Transcript of Pandangan Amerika Tentang Peran Abri

P U S A T I N F O R M A S I K O M P A SPalmerah Selatan 26 - 28 Jakarta, 10270Telp. 5347710, 5347720, 5347730, 5302200Fax. 5347743=============================================KOMPAS Minggu, 17-05-1998. Halaman: 3 PANDANGAN AMERIKA TENTANG PERAN ABRI TANGGAL 8 Mei, Pemerintah AS menyatakan keyakinan, Pangab Jenderal TNI Wiranto "telah melakukan tugasnya dengan sangat baik, berhasil menjaga aparat keamanan untuk menahan diri dan menghargai HAM dalam menghadapi unjuk rasa mahasiswa". Pangab juga dinilai memahami pentingnya ABRI untuk membatasi berbagai perannya menghadapi gejolak politik belakangan ini. Tapi di saat yang sama, Pemerintah AS juga membatalkan latihan militer dengan ABRI karena memprihatinkan gejolak sosial yang terjadi di Indonesia. Washington juga akan mengkaji ulang satu persatu rencana berbagai latihan militer di masa mendatang dengan Indonesia. Pernyataan dikemukakan sebelum penembakan mahasiswa tanggal 12 Mei. Keputusan yang diambil Menhan William Cohen itu diambil menyusul desakan Gedung Putih yang berulangkali meminta aparat keamanan menahan diri dan menghargai HAM dalam menghadapi unjuk rasa mahasiswa belakangan ini. Keputusan itu bertujuan untuk menyampaikan keprihatinan Washington atas penggunaan peluru tajam dan tindak kekerasan lain yang dilakukan aparat keamanan Indonesia. "Pertama, kami memprihatinkan situasi di Indonesia. Kedua, kami tetap ingin melanjutkan hubungan dengan militer Indonesia, namun itu menjadi sulit mengingat situasi saat ini," kata seorang pejabat Dephan AS. Kami terus melanjutkan dialog dengan Indonesia mengenai pentingnya kebijakan-kebijakan HAM yang baik. Pembatalan ini bukan protes. Mereka (ABRI) kini sedang sibuk. Ini bukan saat yang tepat untuk mengadakan latihan," kata seorang pejabat lain. Latihan bernama sandi "Balanced Iron 98-6" dijadwalkan 1-20 Mei, melibatkan latihan terjun, navigasi dan operasi pesawat terbang rendah. Sekitar 95 serdadu dari pasukan komando angkatan darat dan udara AS yang ditempatkan di pengkalan Okinawa, dijadwalkan akan turut serta, dibatalkan. Namun 17 serdadu terlanjur sudah berada di Indonesia sebelum pembatalan diumumkan. Selain "Balanced Iron 98-6" ada enam latihan gabungan lain yang akan diadakan di Indonesia tahun 1998 ini. Meski bantuan militer untuk Indonesia dilarang sejak 1992, Pentagon telah berulang kali mengadakan latihan gabungan dengan pasukan elite Indonesia melalui program JCET (Joint Combined Exchange and Training). Sejak 1993 program JCET telah diadakan 41 kali, menelan biaya sekitar 3,4 juta dollar AS. Bantuan E-IMET ABRI masih akan menerima program Pentagon lainnya, yakni E-IMET (Expanded International Military Education and Training) yang tidak akan dibatalkan. Pentagon masih tetap ingin menjalin kerja sama dengan ABRI karena peranannya yang penting dalam situasi politiknya dan karena posisi strategis Indonesia yang penting di Asia Tenggara. Selain pembatalan latihan bersama, Pemerintah AS membatalkan pula kunjungan sebuah delegasi Pentagon. Maksud kunjungan itu meminta Pemerintah Indonesia untuk menahan diri dalam menghadapi unjuk rasa mahasiswa. Menurut Asisten Menlu Urusan Asia-Pasifik Stanley Roth, kunjungan dibatalkan meningat situasi panas di Jakarta. Delegasi itu dipimpin Komandan Pasukan AS di Pasifik Laksamanan Joseph Prueher. Dua hari lalu disiarkan sebuah acara khusus, Special Presentation: Indonesia, Challenge From the Streets oleh jaringan televisi CNN. Pembawa acara Jonathan Mann bertanya kepada Patrick Croninn, dari US Institute of Peace, apakah gerangan sikap ABRI dalam menghadapi situasi politik. Croninn menjawab, tidak pada tempatnya secara gegabah menilai terjadi "perpecahan" dalam tubuh ABRI. Pangkostrad Letjen TNI Prabowo, Jumat pagi di televisi nasional juga menegaskan, isu perpecahan yang selalu ditiupkan oleh mereka yang menyukai ABRI pecah itu, tidak benar. Croninn menjelaskan panjang lebar peran ABRI melalui Dwifungsi. Dari uraian Croninn itu tertangkap kesan, dunia internasional masih menilai ABRI sebagai kekuatan sospol yang berpengaruh, dan harus menunjukkan wibawanya dalam kondisi politik apapun. Keith Richburg di harian The Washington Post edisi 10 Mei, mengungkapkan tesis yang sama. "Pertanyaan kunci yang ditanyakan setiap orang, apa yang akan dilakukan ABRI?" tulisnya. Menurut Richburg ABRI merupakan satu-satunya organisasi nasional yang kohesif, yang ada di mana-mana. "Menurut saya, ABRI sebetulnya tidak menyukai tindak kekerasan. Ideologi ABRI adalah, mereka merupakan tentara rakyat. Meski begitu, mereka tidak menyukai terjadinya instabilitas," kata seorang diplomat asing di Jakarta. Menurut Harold Crouch, ahli ABRI asal Australia, "Jika mereka diminta untuk memulihkan ketertiban, mereka akan melakukannya.""People power" Menurut pandangan internasional, mahasiswa Indonesia merasa ABRI mendukung unjuk rasa. "Jika memahami pernyataan-pernyataan dari ABRI, saya yakin akan tiba saatnya mereka akan mendukung dari belakang," kata seorang mahasiswa kepada The Washington Post. Karena itu, ketika dulu pernah meruyak kemungkinan people power, itu tak mungkin tanpa keterlibatan militer. "Bahkan di Filipina, people power hanya bisa sukses ketika militernya mengalami perpecahan. Di Indonesia, itu sulit terjadi," kata Crouch. Menurut Crouch, ABRI akan selau loyal kepada pemerintah. "Mereka mengagumi Presiden Soeharto, menghormati, dan merasa ia amat berjasa bagi Indonesia," lanjut Crouch. Ditegaskan, perebutan kekuasaan secara inkonstitusional tidak akan terjadi di Indonesia. Menurut luar negeri, Wiranto merupakan sosok seorang thinking general yang tidak menentang atau mendukung usulan reformasi dari kampus selama dilakukan secara bertahap dan konstitusional. Wiranto dianggap sebagai agen perubahan dari dalam karena menyadari benar bahwa reformasi dibutuhkan untuk menanggulangi kesulitan-kesulitan ekonomi akibat krisis moneter. Menurut Antara, Wiranto mengakui kedatangan pasukan di beberapa lokasi kerusuhan di Jakarta ada yang terlambat, karena rasio jumlah personel yang tidak sebanding dalam mengatasi aksi serupa di seluruh pelosok Ibukota. "Pasukan ABRI memang tidak didisain untuk mengatasi kerusuhan yang dilakukan massa secara serentak. Karena itu, ABRI sengaja menggelar sejumlah kendaraan tempur utama di jalan-jalan," kata Wiranto dalam Raker dengan Komisi I. Menanggapi pertanyaan kasus aksi mahasiswa Universitas Trisakti, Pangab mengemukakan, juga sudah menemui titik terang mengenai penyebab kematian mahasiswa yang tewas. "Peluru yang menyebabkan kematian mahasiswa itu adalah peluru tajam, bukan peluru karet. Ini berarti ada kesalahan prosedur," jelas Wiranto. Wiranto menegaskan, ABRI sudah mengetahui seluruh posisi pasukan pada saat aksi demo berlangsung, dan hasil dari penyelidikan intensif bisa secepatnya diumumkan. Begitu pengumuman tentang penembakan itu diungkapkan, niscaya kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia akan pulih kembali. Pembatalan latihan militer AS bukan merupakan sebuah vonis mati. Mereka tetap akan melanjutkan hubungan militer yang selama ini baik. Tapi tentu saja mereka ingin menyampaikan pula terus menerus pentingnya pemahaman aspek HAM dan demokrasi oleh kalangan militer secara umum. (bas)Foto: 1Kompas/jsPangab Jenderal TNI Wiranto