Pancasila Tata Negara

18
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

description

k

Transcript of Pancasila Tata Negara

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

PANCASILADALAM KONTEKSKETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hukum. Oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan. Dalam pengertian inilah maka negara dilaksanakan berdasarkan pada suatu konstitusi, baik meliputi pembagian kekuasaan, sistem pemerintahan negara, fungsi dan kedudukan lembaga negara hubungan negara dan warga negara dan sebagainya. Hal inilah yang dimaksud dengan pengertian Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia.Bagaimanakah Kedudukan Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia ?Di dalam mempelajari Pancasila, tidak lepas dari pembahasan tentang Pembukaan UUD 1945, karena di dalam Pembukaan UUD 1945 itulah terdapat rumusan Pancasila yang secara formal diakui sejak ditetapkannya oleh pembentuk negara tanggal 18 Agustus 1945. Oleh karena itu Pembukaan UUD 1945 dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena merupakan staatfundamentalnorm (pokok kaidah negara yang fondamental).Pertanyaan berikutnya, apakah implikasi dari kedudukan Pembukaan UUD 1945 sebagai staatfundamentalnorm ?Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya memuat rumusan dasar negara mempunyai konsekuensi sebagai :Tertib Hukum Indonesia TertinggiPembukaan UUD 1945 memenuhi kriteria sebagai tertib hukum Indonesia tertinggi karena di dalamnya telah memuat unsur-unsur recht order atau legal order (kebulatan/ keseluruhan peraturan-peraturan hukum, yakni (1) kesatuan subyek (penguasa yang mengadakan hukum), (2) kesatuan azaz kerokhanian (dasar keseluruhan hukum), (3) kesatuan daerah (wilayah yurisdiksi), (4) kesatuan waktu (kesamaan waktu berlakunya).Dengan demikian maka Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan dalam Tertib Hukum Indonesia :Menjadi DasarMemasukkan diri dalam Tertib Hukum Indonesia sebagai ketentuan hukum tertinggi.Oleh karena itu, menurut Padmo Wahjono, UUD 1945 semestinya tidak termasuk dalam kategori peraturan perundang-undangan seperti yang dimaksud oleh TAP MPRS No. XX/MPRS/1966, melainkan :Grund Norm (norma dasar).............. Pembukaan UUD 1945Grund Gesetze (aturan dasar) .......... Batang Tubuh UUD 1945Melekat pada kelangsungan Hidup Negara RIOleh karena merupakan staatfundamentalnorm, maka Pembukaan UUD 1945 memilki hakikat kedudukan hukum yang kuat dan tidak dapat diubah dan melekat pada kelangsungan hidup negara. Hal ini dengan beberapa alasan :

Peraturan hukum hanya dapat diubah atau dihapuskan oleh penguasa atau peraturan hukum yang lebih tinggi.Fungsi sebagai tertib hukum tertinggi, dimana Pembukaan UUD 1945 berperan untuk memberikan faktor-faktor mutlak (syarat mutlak) bagai adanya tertib hukum IndonesiaMateri (isi) Pembukaan UUD 1945 yang merupakan pengejawantahan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.RUANG LINGKUP PANCASILA DALAM KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPancasila Sebagai Hukum Dasar Negara

Bahwa Pancasila yang mengandung nilai-nilai dasar itu dalam keterkaitannya dengan hukum nasional Indonesia oleh beberapa faktor dikatakan sebagai Grundnorm (Saleh R), Staatfundamentalnorm (notonagoro), Cita Hukum atau Rechsidee (Attamimi), yang memberikan pengertian bahwa kesatuan dan keseluruhan dasar itu menjadi landasan konfigurasi bagi hukum nasioal. Memang hukum nasional semestinya mencerminkan budaya bangsa, hal ini ditegaskan oleh Kusumaatmaja (Majalah Pembinaan Hukum Nasional, Nomor 2, 1995:97) yang menyatakan bahwa pedoman yang dapat digunakan dalam membangun hukum nasional adalah untuk mengusahakan kesatuan dimana mungkin, membolehkan keanekaragaman bila keadaan menghendakinya, tetapi bagaimanapun juga menguatamakan kepastian.Dengan demikian Pancasila merupakan sumber tertib hukum atau disebut juga sebagai sumber dari segala sumber hukum negara Indonesia. Secara filsafati ini berarti bahwa Pancasila adalah nilai-nilai luhur yang terlekat pada keberadaan bangsa Indonesia serta diyakini kebenarannya. Oleh karena itu, secara yuridis kenegaraan Pancasila adalah dasar negara Republik Indonesia.Amandemen UUD 1945Berbagai kajian ilmiah telah mengidentifikasi bahwa salah satu penyebab terjadinya sentralisasi kekuasaan pada Presiden di masa orde lama dan orde baru adalah isi UUD 1945. UUD ini memberikan kekuasaan terlalu besar kepada Presiden (ekskutif heavy), memuat pasal-pasal yang dapat ditafsirkan secara berbeda-beda yang pada akhirnya penafsiran dari Presidenlah yang harus dianggap benar, dan menyerahkan masalah-maslah penting dan prinsip untuk diatur dengan UU yang dalam kenyataan Presidenlah yang dominan menentukan isi UU organik itu.Oleh sebab itu, upaya reformasi hukum harus mencakup reformasi atas UUD yang dalam implementasinya dapat dilakukan melalui amandemen-amandemen. Amandemen adalah prosedur penyempurnaan tanpa harus langsung mengubah UUDnya, ia lebih merupakan pelengkap dan rincian yang dijadikan lampiran otentik UUD tersebut.Konsistensi Pancasila dalam Ketatanegaraan

Di dalam kedudukannya sebagai staatfondamentalnorm (pokok kaidah negara yang fondamental), seharusnya pancasila dijadikan dasar derivasi penyusuan peraturan perundang-undangan di semua tingkatan. Dalam hal ini perlu adanya konsistensi, yakni nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila harus mempunyai hubungan terpadu, teks dengan teks, degan dokumen-dkumen lain seperti UUD, Penjelasan UUD, Keputusan MPR, Keptusan Presiden, Peraturan Pemerintah, dan pernyataan pejabat.Produk hukum Orde Baru pada umumnya memberi peluang yang sangat luas kepada pemerintah untuk membuat interpretasi atas hukum dan peraturan perundang-undangan yang lebih rendah menurut kehendak dan kekuatan politiknya sendiri. Kerapkali peraturan peraturan yang dimaksud sebagai peraturan pelaksanaan ini menimbulkan kontroversi karena muatannya oleh masyarakat dinilai bertentangan dengan peraturan dasarnya. Yang terjadi dalam kasus-kasus ini adalah munculnya inkonsistensi suatu peraturan dengan peraturan yang lebih tinggi. Terjadinya inkonsistensi tersebut, seperti dikemukakan di atas, bertentangan dengan tuntutan keteraturan dalam hubungan hierarkisnya antara satu peraturan dengan peraturan-peraturan lainnya.Ini menjadi jelas bahwa produk hukum di negara kita selama lebih dari 50 tahun terakhir (sejak1959) masih ada yang keluar dari kerangka berpikir, acuan nilai-nilai atau paradigma Pancasila. Jika ditelusuri penyebabnya yang utama adalah tampilnya sistem yang tidak demokratis sehingga kekuasaan tersentralisasi di satu tangan.