Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pancasila sebagai asas kerohanian dan dasar filsafat Negara merupakan unsur penentu dari pada ada dan berlakunya tertib hukum Indonesia dan pokok kaidah Negara yang fundamental itu, maka pancasila itu adalah inti dari pada pembukaan. Dengan dicantumkannya pancasila didalam Pembukaan UUD maka pancasila berkedudukan sebagai norma dasar hukum obyektif. Sesuai dengan kedudukan Pembukaan sebagai pokok kaidah fundamental dari pada Negara Republik Indonesia, mempunyai kedudukan yang sangat kuat, tetap, tidak dapat diubah oleh siapapun, dengan perkataan lain perumusan pancasila yang sah adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD. [ 1] Jika kita berbicara tentang Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum, maka kita berbicara [[1] Hartono, Pancasila; Ditinjau Dari Segi Historis, Cetakan Pertama, 1992,hlm.92-93 1

Transcript of Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

Page 1: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai asas kerohanian dan dasar filsafat Negara merupakan

unsur penentu dari pada ada dan berlakunya tertib hukum Indonesia dan pokok

kaidah Negara yang fundamental itu, maka pancasila itu adalah inti dari pada

pembukaan. Dengan dicantumkannya pancasila didalam Pembukaan UUD maka

pancasila berkedudukan sebagai norma dasar hukum obyektif. Sesuai dengan

kedudukan Pembukaan sebagai pokok kaidah fundamental dari pada Negara

Republik Indonesia, mempunyai kedudukan yang sangat kuat, tetap, tidak dapat

diubah oleh siapapun, dengan perkataan lain perumusan pancasila yang sah adalah

seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD.[1]

Jika kita berbicara tentang Pancasila sebagai sumber dari segala sumber

hukum, maka kita berbicara tentang Pancasila dalam kedudukan yang pertama

(sebagai cita hukum). Sumber dari segala sumber hukum berarti sama dengan

sumber sistem hukum atau sumber tertib hukum. Dengan perkataan lain, cita

hukum Pancasila itu adalah sumber dari sistem hukum Indonesia.   

           

 B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan

dibahas adalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Peranan Filsafat Pancasila

Sebagai Sumber Hukum Tata Usaha Negara Ideal Di Indonesia”?

[[1] Hartono, Pancasila; Ditinjau Dari Segi Historis, Cetakan Pertama, 1992,hlm.92-93

1

Page 2: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN SUMBER HUKUM DAN SUMBER HTUN

Pengertian sumber hukum pada umumnya terdiri dari dua (aspek), yaitu

aspek jiwa (sumber hukum materiil) dan aspek raga (sumber hukum formil).

Selanjutnya, dalam buku berjudul Hukum Tata Negara Indonesia Dasar-

Dasarnya, Usep Ranawijaya mengemukakan bahwa perkataan sumber hukum

sebenarnya mempunyai dua (2) arti. Pertama; sumber hukum sebagai penyebab

adanya hukum. penyebab adanya hukum tidak lain adalah keyakinan hukum dari

orang-orang yang melakukan peranan menentukan tentang apa yang harus

menjadi hukum didalam Negara (welbron). Kedua; sumber hukum dalam arti

bentuk perumusan dari kaidah-kaidah Hukum Tata Negara yang terdapat didalam

masyarakat dari mana kita dapat mengetahui apa yang menjadi hukum itu

(kenbron).

Pengertian diatas menunjukkan bahwa sumber hukum terdiri dari segala

sesuatu yang menentukan isi dari hukum (sumber hukum ditinjau dari aspek

materiil) dan sumber hukum yang menunjukkan pada bentuk perumusan kaidah -

kaidah hukum (sumber hukum dalam pengertian formal).

Eugen Ehrlich, pemuka aliran sociological jurisprudence antara lain

mengemukakan bahwa  Hukum Positif yang baik (dan karenanya efektif) adalah

hukum yang sesuai dengan living law yang sebagai inner order dari masyarakat

mencerminkan nilai-nilai yang hidup di dalamnya. Oleh sebab itu, didalam

2

Page 3: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

pembuatan Undang-Undang hendaklah diperhatikan apa yang hidup didalam

masyarakat. pendapat ini bila dihubungkan dengan pendapat dari Usep

Ranawijaya menunjukkan bahwa yang dimaksud sumber hukum dalam arti yang

pertama (welbron) tidak lain wujudnya adalah living law yang mencerminkan

nilai - nilai yang ada di dalam masyarakat. Pendapat ini bila dihubungkan dengan

pendapat dari Usep Ranawijaya menunjukkan bahwa yang dimaksud sumber

hukum dalam arti yang pertama (welbron) tidak lain wujudnya adalah living law

yang mencerminkan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat. Dengan demikian

sumber hukum dalam arti materiil tidak lain adalah nilai-nilai yang hidup dalam

masyarakat yang diakui kebenarannya serta diberlakukan secara umum dan

bersifat mengikat.

Donner mengemukakan bahwa sumber hukum adalah ajaran yang

memberikan ukuran (kriteria) apakah suatu ketentuan itu merupakan ketentuan

yang berlaku umum atau tidak. Jika ketentuan itu berlaku umum maka hal ini

disebut hukum, sedangkan tidak berlaku umum maka bukan merupakan hukum.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk menentukan ukuran (kriteria) tersebut

dikenal adanya dua (2) pendekatan, yakni :

1.      Ukuran materiil, adalah ukuran yang dipergunakan untuk menilai apakah isi

dari ketentuan tersebut dapat menjadi ketentuan hukum atau tidak, dan;

2.      Ukuran formil, yakni yang dipergunakan untuk menilai apakah proses

pembentukan suatu ketentuan itu menjadi ketentuan hukum dapat dipenuhi.

Proses pembentukan disini menyangkut :

a)      Perumusan;

3

Page 4: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

b)      Pembahasan;

c)      Pengesahan; dan

d)     pengundangan.

Bila argumentasi ini diterapkan dalam konteks Hukum Tata Negara

Indonesia, maka dapat ditarik garis pengertian sebagai berikut :

a)      Sumber hukum materiil dari Hukum Tata Negara Indonesia adalah Pancasila.

Pancasila yang berkedudukan sebagai staatsfundamentalnorm dapat dikategorikan

sebagai living law, karena berisi nilai-nilai yang hidup didalam masyarakat dan

bangsa Indonesia yang telah diakui kebenarannya serta mengikat dalam kehidupan

masyarakat dan bangsa. Dengan demikian Pancasila yang terdiri dari 5 (lima)

prinsip (the five principles) merupakan manifestasi dari isi dari hukum di

Indonesia, dan oleh karenanya Pancasila merupakan sumber hukum dalam arti

materiil.

b)      Sumber hukum formil dari Hukum Tata Negara Indonesia tidak lain adalah :

1.      Perundang-undangan;

2.      Yurisprudensi;

3.      Kebiasaan;

4.      Traktat; dan

5.      Doktrin / Pendapat para sarjana.

Kelima hal tersebut diatas dikatakan sebagai sumber hukum dalam arti

formil, karena menunjukan kepada proses pembentukkannya dan sekaligus organ

pembentuknya. Dengan demikian yang disebut sumber hukum dalam artian formil

bagi Hukum Tata Negara Indonesia, bukan menunjuk pada bentuknya, seperti

4

Page 5: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

UUD, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk

perundangan ini pada prinsipnya adalah hasil atau produk dari proses. [2]  [2] 

Van Apeldoorn dalam bukunya Inleiding to de Studie van het

Nederlandsrecht, mengatakan bahwa kadang-kadang perkataan sumber hukum

dimaksud dipakai dalam konteks sejarah, kadang-kadang dalam konteks filsafat,

atau kadang-kadang dalam konteks sosial.

Seperti yang dilakukan oleh Utrecht, kita dapat ,membedakan dua (2)

macam pengertian sumber hukum (source of law), yaitu sumber hukum dalam arti

formal atau formele zin (source of law in its formal sense) dan sumber hukum

dalam arti substansial. materiil, atau in materiele zin (source of law in its material

sense). Sumber hukum dalam arti formal ialah tempat formal dalam bentuk

tertulis dari mana suatu kaidah hukum diambil, sedangkan sumber hukum dalam

arti materiil adalah tempat dari mana norma itu berasal, baik yang berbentuk

tertulis maupun tidak tertulis.[3]

                        

[2]  [2] B. Hestu Cipto Handoyo., Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan Dan Hak Asasi Manusia (Memahami Proses Konsolidasi Sistem Demokrasi di Indonesia), Cetakan.I, Universitas Atmajaya Yogyakarta, 2003., hlm.27-29[[3] Jimly Asshiddiqie., Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Cetakan.3, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011,  hlm.126

5

Page 6: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

B. TATANAN NILAI PANCASILA

Falsafah hidup suatu bangsa akan menjelmakan suatu tata nilai yang di cita-

citakan bangsa yang bersangkutan, ia membentuk keyakinan hidup berkelompok

sekaligus menjadi tolak ukur kesejahteraan kehidupan berkelompok sesuai yang

dicita-citakan bangsa yang bersangkutan.[4]

Tatanan nilai-nilai Pancasila yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1.      Nilai materiil

Nilai ini adalah yang terindah, sifatnya pokok, tetapi kebutuhannya terbatas.

Tuhan, Hukum semesta, dan alam menjamin berbagai kemudahan untuk

memenuhi kebutuhan materiil. Nilai materiil itu harus di konkritkan, materi bukan

sebagai tujuan, tetapi sebagai kelengkapan. (segala sesuatu yang mampu

melahirkan kebahagiaan, baik secara fisik maupun lahiriah) Nilai-nilai materiil ini

penting,tetapi hanya sebatas hal-hal tertentu.

2.      Nilai vital

Nilai-nilai yang berupa kemudahan-kemudahan bagi manusia, dalam rangka

melakukan aktivitas-aktivitasnya. Nilai ini mengandung beragam kontekstual

Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan, ketertiban, kemakmuran. Hukum

menjadi nilai vital yang tinggi. Pada nilai vital ini, kebutuhan materiil harus dapat

terpenuhi, kebutuhan rohaniah juga harus terpenuhi.

3.      Nilai Rohaniah

a)   Nilai kebenaran / kenyataan

[[4] Oesman Oetojo., Pancasila Sebagai Ideologi; Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Masyarakat, Berbangsa Dan Bernegara, BP-7 Pusat, 1990, hlm.88-89

6

Page 7: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

b)   Nilai estetika / keindahan

c)   Nilai moral / etika

Akhlak, melalui suatu tata cara yang santun dan sopan. Kaitannya dengan

kepekaan terhadap hati.

Nilai moralitasnya : hukum harus bisa memberikan ketentraman dan kenyamanan

terhadap manusia. Ketika ada hukum, kita merasa terlindungi, terjamin.

d)  Nilai religius / Ketuhanan

Nilai kerohanian merupakan nilai yang repenting, pada bagian-bagian di dalam

pancasila.Setiap orang tentu pada ujung atau puncaknya akan mencari

Tuhan,pencarian seperti ini ada yang dilakukan secara mudah atau sulit. Hukum

harus memiliki nilai religius seperti ini, tidak boleh memisahkan dari nilai agama /

Ketuhanan dengan mengatur segala sesuatunya di dalam dunia ini.

Nilai kerohanian; nilai kebenaran (penting dalam aplikasinya di berbagai ilmu).

Berbicara mengenai ilmu, berbicara kebenaran, sebagai nilai rohani yang dapat

menentramkan hati kita.

Nilai-nilai tersebut diatas kemudian dioperasionalkan dalam bentuk norma.

a)      Nilai positif dioperasionalkan menjadi perintah

b)      Nilai negatif diperasionalkan menjadi larangan

c)      Sanksi / hukuman merupakan sarana untuk penegakan norma.

Undang-Undang Dasar 1945 menggunakan 2 (dua) cara didalam

menentukan petunjuk-petunjuk tentang nilai-nilai  dasar tersebut :

a.       Yang pertama ialah dengan jelas diberikan petunjuk tentang suatu tatanan

dasar;

7

Page 8: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

b.      Nilai suatu tatanan dasar diserahkan pada Undang-Undang untuk

merumuskannya, artinya dengan persetujuan (wakil) rakyat pula.

Beberapa tatanan dasar dengan petunjuk-petunjuknya adalah sebagai beikut :

a)      Tatanan bermasyarakat, nilai-nilai dasarnya ialah tidak boleh ada eksploitasi

sesama manusia (penjajahan), berprikemnusiaan dan berkeadilan sosial (Alinea I

Pembukaan).

b)      Tatanan bernegara, dengan nilai dasar merdeka, berdaulat, bersatu adil dan

makmur (Alinea II Pembukaan)

c)      Tatanan kerja sama antar Negara atau tatanan luar negeri dengan nilai tertib

dunia, kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial (Alinea IV

Pembukaan)

d)     Tatanan pemerintahan daerah dengan nilai permusyawaratan dan mengakui

asal usul keistimewaan daerah (Pasal 18)

e)      Tatanan keuangan Negara ditentukan dengan Undang – Undang (Pasal 23)

f)       Tatanan hidup beragama dengan nilai dasar dijamin oleh Negara

kebebasannya serta beribadahnya dengan agama dan kepercayaannya itu (Pasal

29)

g)      Tatanan bela negara, hak dan kewajiban warga Negara merupakan nilai

dasarnya (Pasal 30)

h)      Tatanan pendidikan diatur dengan Undang – Undang (Pasal 31)

i)        Tatanan berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat

8

Page 9: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

j)        Tatanan hukum dan keikutsertaan dalam pemerintahan dengan nilai – nilai

dasar kesamaan bagi setiap warga Negara dan kewajiban menjunjungnya tanpa

kecuali (Pasal 27 ayat 1)

k)      Tatanan pekerjaan dan penghidupan, dengan nilai dasar harus layak dari segi

kemanusiaan

l)        Tatanan budaya dengan nilai dasar, berdasarkan budaya daerah, menuju

kemajuan adab, dan persatuan serta tidak menolak budaya asing yang dapat

memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta

mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa

m)    Tatanan kesejahteraan sosial dengan nilai dasar kemakmuran masyarakat

yang diutamakan dan bukan kemakmuran orang seorang

n)      Tatanan gelar dan tanda kehormatan diatur dengan Undang-Undang (Pasal

15)

            Penjabaran nilai tersebut di atas menjadi suatu keharusan agar diperoleh

suatu gambaran yang lebih konkrit dari setiap tatanan sehingga memudahkan

perumusan haluan Negara ataupun pembangunan di setiap bidangnya.

C. PERANAN FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI SUMBER HUKUM TATA

USAHA NEGARA

Pengertian Filsafat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah 1)

Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang

ada, sebab, asal, dan hukumnya, 2) Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu

9

Page 10: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

kegiatan atau juga berarti ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika dan

epistemologi.

Pakar Filsafat kenamaan Plato (427 - 347 SM) mendefinisikan filsafat

adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli, Kemudian

Aristoteles (382 - 322 SM) mengartikan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang

meliputi kebenaran, dan berisikan di dalamnya ilmu ; metafisika, logika, retorika,

etika, ekonomi, politik, dan estetika.

Secara Umum Pengertian Filsafat adalah Ilmu pengetahuan yang ingin

mencapai hakikat kebenaran yang asli dengan ciri-ciri pemikirannya yang 1)

rasional, metodis, sistematis, koheren, integral, 2) tentang makro dan mikro

kosmos 3) baik yang bersifat inderawi maupun non inderawi. Hakikat kebenaran

yang dicari dari berfilsafat adalah kebenaran akan hakikat hidup dan kehidupan,

bukan hanya dalam teori tetapi juga praktek.

Istilah “Pancasila” berasal dari kata Sansekerta “Pancasyila” (Panca =

lima, Syila = dasar atau asas atau diartikan juga prinsip), yang diartikan “lima

dasar” atau “lima prinsip”. Selanjutnya kedua istilah digabungkan menjadi

“Filsafat Pancasila”, yang secara etimologis berarti “cinta kebijaksanaan yang

berlandaskan lima dasar”, atau diartikan juga “cinta kebijaksanaan dengan

berpedoman pada lima prinsip”.[5]  

Di dalam setiap negara terdapat suatu dasar fundamental atau pokok

kaidah yang merupakan sumber hukum positif yang dalam ilmu hukum tata

negara disebut staatsfundamentalnorm. Di negara Indonesia, sumber hukum

[[5] Noor Ms Bakry., Orientasi Filsafat Pancasila, Edisi Kedua Cetakan I, Liberty, Yogyakarta, 1994, hlm.1-2

10

Page 11: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

positif tersebut intinya adalah Pancasila. Dengan demikian Pancasila merupakan

cita-cita hukum, kerangka berpikir, sumber nilai serta sumber arah penyusunan

dan perubahan hukum positif di Indonesia.[6]

Untuk mencari hakikat Pancasila adalah dengan mengamati rumusan lima

sila dari Pancasila, yang sesungguhnya identik dengan pokok-pokok pikiran

dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila merupakan suatu kesatuan, sila yang satu

tidak bisa dilepas-lepaskan dari sila yang lain, keseluruhan sila di dalam Pancasila

merupakan suatu kesatuan organis, atau suatu kesatuan keseluruhan yang bulat.[7]

Dengan demikian maka Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan dua

macam terhadap tertib hukum Indonesia. Pertama, menjadi dasarnya, karena

Pembukaanlah yang memberikan faktor-faktor mutlak bagi adanya tertib hukum

Indonesia itu. Kedua, memasukkan diri di dalamnya sebagai ketentuan hukum yang

tertinggi, sesuai dengan kedudukannya asli sebagai asas bagi hukum dasar lainnya, baik

Undang-Undang Dasar yang tertulis maupun Undang-Undang Dasar yang tidak tertulis

dan peraturan-peraturan hukum lainnya yang lebih rendah.[8]

Rumusan Pancasila yang dijumpai dalam Alinea keempat Pembukaan

UUD 1945 adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia yang

merupakan produk filsafat hukum negara Indonesia, Pancasila ini muncul diilhami

dari banyaknya suku, ras, kemudian latar belakang, serta perbedaan ideologi

dalam masyarakat yang majemuk, untuk itu muncullah filsafat hukum untuk

menyatukan masyarakat Indonesia dalam satu bangsa, satu kesatuan, satu bahasa,

[[6] Kaelan., Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2003, hlm.244[7] Darji Darmodiharjo., Santiaji Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya, 1991, hlm.37  [8] Notonagoro., Pancasila Dasar Falsafah Negara, Bina Aksara, Jakarta 1984, hlm.74.[

[

11

Page 12: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

dan prinsip kekeluargaan. Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila ini

merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tersusun secara sistematis-

hierarkhis. Artinya bahwa antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnya

saling berhubungan, tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-pecahkan, maupun

ditukar tempatnya.[9]

             Pengertian, fungsi dan perwujudan cita hukum (rechtidee) menunjukkan

betapa fundamental kedudukan dan peranan cita-cita hukum adalah sumber

genetik dari tata hukum (rechtsorder). Oleh karena itu cita hukum (rechtidee)

hendaknya diwujudkan sebagai suatu realitas. Maknanya bahwa filsafat hukum

menjadi dasar dan acuan pembangunan kehidupan suatu bangsa serta acuan bagi

pembanguan hukum dalam bidang-bidang lainnya. Kewajiban negara untuk

menegakkan cita keadilan sebagai cita hukum itu tersirat didalam asas Hukum

Kodrat yang dimaksud untuk mengukur kebaikan Hukum Positif, apakah betul-

betul telah sesuai dengan aturan yang berasal dari Hukum Tuhan, dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan dengan kebaikan Hukum Etis dan dengan asas

dasar hukum umum abstrak Hukum Filosofis.[1[10]

Berdasarkan teori jenjang hukum (Stufentheorie) gagasan Hans Kelsen.

Kelsen menyatakan bahwa Grundnorm (Norma Dasar) adalah norma tertinggi

dalam suatu sistem norma yang tidak lagi dibentuk oleh suatu norma yang lebih

tinggi lagi. Grundnorm adalah norma terakhir yang bersifat hopotetis dan fiktif

yang menurut Indrati “ditetapkan terlebih dahulu oleh masyarakat”, sebagai

[[9] Subandi Al Marsudi., Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm.39[1[10]Notonagoro.,Pembukaan Oendang-oendang Dasar 1945, Pokok Kaidah Negara yang Fundamental Negara Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,1948

12

Page 13: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

gantungan bagi norma-norma yang berada di bawahnya, sehingga suatu Norma

Dasar itu dikatakan pre-supposed (ditetapkan terlebih dahulu).[11]

Hans Nawiasky tidak sependapat dengan Kelsen dalam penggunaan istilah

Grundnorm sebagai norma tertinggi. Menurut Nawiasky, norma hukum tertinggi

dan merupakan kelompok pertama dalam hierarki norma hukum negara adalah

Staatsfundamentalnorm, yang diterjemahkan A. Hamid S. Attamimi sebagai

“Norma Fundamental Negara”. Staatsfundamentalnorm sebagai norma tertinggi

suatu negara merupakan norma yang tidak dibentuk oleh suatu norma yang lebih

tinggi lagi, namun bersifat pre-supposed oleh masyarakat dalam suatu negara, dan

merupakan norma hukum bagi bergantungnya norma-norma hukum di

bawahnya.[12]

[[11] S. Maria Farida Indrati., Ilmu Perundang-Undangan (1) (Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan. Kanisius, Yogyakarta, 2007, hlm.41[12] A. Hamid S Attamimi.,“Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara (Suatu Studi Analisis mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu PELITA I – PELITA IV)”, Disertasi. Universitas Indonesia, Jakarta, 1990, hlm.43

[

13

Page 14: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Peranan Filsafat Pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal

di Indonesia, yakni Pancasila merupakan Grundnorm atau sumber dari segala

sumber hukum di Indonesia, rumusan Pancasila ini dijumpai dalam Alinea

keempat Pembukaan UUD 1945, maka dapat dikatakan bahwa Pembukaan UUD

1945 adalah filsafat hukum Indonesia, maka Batang Tubuh berikut dengan

Penjelasan UUD 1945 adalah teori hukumnya, dikatakan demikian karena dalam

Batang Tubuh UUD 1945 itu akan ditemukan landasan hukum positif Indonesia.

Teori Hukum tersebut meletakkan dasar-dasar falsafati hukum positif kita,

Dengan demikian filsafat hukum Indonesia di mulai dari pemaham kembali (re

interpretasi) terhadap pembukaan UUD 1945; hal ini merupakan peran penting

bagi aparat pemerintah dalam hal pembuatan produk hukum tersebut selalu

dijiwai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum maka setiap butir

ketetapan harus mencerminkan sila-sila Pancasila sebagai suatu landasan yang

kokoh dalam negara hukum Pancasila.

Bahwa di Indonesia, Pancasila (staatsfundamentalnorm) merupakan

sumber dari segala sumber hukum, yang berarti bahwa segala bentuk hukum di

Indonesia harus diukur menurut nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, dan

didalam aturan hukum itu harus tercermin kesadaran dan rasa keadilan yang

sesuai dengan kepribadian dan falsafah hidup bangsa. Nilai-nilai Pancasila

merupakan nilai-nilai yang mencerminkan atau menggambarkan keanekaragaman

14

Page 15: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

budaya, suku, bahasa, daerah dari suatu kemajemukan bangsa Indonesia, yang

oleh Negara melalui aparatur pemerintah mengatur sistem nilai-nilai dasar

tersebut menjadi suatu norma/hukum yang mengatur kehidupan masyarakat

bangsa indonesia sendiri, yang tidak berakar secara utuh pada salah satu budaya

masyarakat etnik atau tradisi keagamaan melainkan berakar pada semua sistem

budaya yang ada.

B. SARAN

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa

saran yang dapat penulis rekomendasikan sebagai berikut :

Bahwa pemerintah dalam upaya untuk melakukan pembangunan hukum

yang mencakup upaya-upaya  pembaharuan tatanan hukum, hendaknya Filsafat

Pancasila dijadikan paradigma hidup bangsa Indonesia yang akan berperan

menjelmakan suatu tata nilai yang dicita-citakan bangsa Indonesia dalam

membentuk peraturan perundang-undangan atau norma-norma hukum

berdasarkan UUD 1945, demi memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa.

15

Page 16: Peranan filsafat pancasila sebagai sumber hukum tata usaha negara ideal di indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, Jimly., Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Cetakan.3, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2011

Attamimi, A. Hamid S. “Peranan Keputusan Presiden Republik Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara (Suatu Studi Analisis mengenai Keputusan Presiden yang Berfungsi Pengaturan dalam Kurun Waktu PELITA I – PELITA IV”), Disertasi. Universitas Indonesia, Jakarta, 1990

Bakry, Noor Ms., Orientasi Filsafat Pancasila, Edisi Kedua Cetakan I, Liberty, Yogyakarta, 1994

Darji, Darmodiharjo., Santiaji Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya, 1991

Handoyo, B. Hestu Cipto., Hukum Tata Negara, Kewarganegaraan Dan Hak Asasi Manusia (Memahami Proses Konsolidasi Sistem Demokrasi di Indonesia), Cetakan.I, Universitas Atmajaya Yogyakarta, 2003

Hartono, Pancasila; ditinjau dari segi historis, cetakan pertama, 1992

Indrati, S. Maria Farida., Ilmu Perundang-Undangan (1) (Jenis, Fungsi, dan Materi Muatan. Kanisius, Yogyakarta, 2007

Kaelan., Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta, 2003

Marsudi, Subandi Al., Pancasila dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2001

Notonagoro., Pancasila Dasar Falsafah Negara, Bina Aksara, Jakarta 1984

----------------.,Pembukaan Oendang-oendang Dasar 1945, Pokok Kaidah Negara yang Fundamental Negara Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta,1948

Oetojo,Oesman., Pancasila Sebagai Ideologi; dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, BP-7 Pusat, 1990

16