PANCASILA - GIANYAR

27
SEJARAH Sejarah Kota Gianyar ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No.9 tahun 2004 tanggal 2 April 2004 tentang Hari jadi Kota Gianyar. Sejarah dua seperempat abad lebih, tempatnya 236 tahun yang lalu, 19 April 1771, ketika Gianyar dipilih menjadi nama sebuah keraton, Puri Agung yaitu Istana Raja (Anak Agung) oleh Ida Dewa Manggis Sakti maka sebuah kerajaan yang berdaulat dan otonom telah lahir serta ikut pentas dalam percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan di Bali. Sesungguhnya berfungsinya sebuah kerton yaitu Puri Agung Gianyar yang telah ditentukan oleh syarat sekala niskala yang jatuh pada tanggal 19 April 1771 adalah tonggak sejarah yang telah dibangun oleh raja (Ida Anak Agung) Gianyar I, Ida Dewata Manggis Sakti memberikan syarat kepada kita bahwa proses menjadi dan ada itu bisa ditarik kebelakang (masa sebelumnya) atau ditarik kedepan (masa sesudahnya). Berdasarkan bukti-bukti arkeologis. di wilayah Gianyar sekarang dapat diinterprestasikan bahwa munculnya komunikasi di Gianyar sejak 2000 tahun yang lalu karena diketemukannya situs perkakas (artefak) berupa batu, logam perunggu yaitu nekara (Bulan Pejeng), relief-relief yang menggambarkan kehidupan candi-candi atau goa-goa di tebing-tebing sungai (tukad) Pakerisan. Setelah bukti-bukti tertulis ditemukan berupa prasasti diatas batu atau logam terindetifikasi situs pusat-pusat kerajaan dari dinasti Warmadewa di Keraton Singamandawa, Bedahulu. Setelah ekspedisi Gajah Mada (Majapahit) dapat menguasai Pulau Bali maka di bekas pusat markas laskarnya dirikan sebuah Keraton Samprangan sebagai pusat pemerintahan kerajaan yang dipegang oeleh Raja Adipati Ida Dalem Krena Kepakisan (1350-1380), sebagai cikal bakal dari dinasti Kresna Kepakisan, Kemudian Keraton Samprangan berusia lebih kurang tiga abad. Lima Raja Bali yang bergelar Ida Dalem Ketut Ngulesir (1380- 1460),2) Ida Dalem Waturenggong (1460-1550),3) Ida Dalem Sagening (1580-1625) dan 5) Ida Dalem Dimade (1625-1651). Dua Raja Bali yang terakhir yaitu Ida Dalem Segening dan Ida Dalem Dimade telah menurunkan cikal bakal penguasa di daerah-daerah. Ida Dewa Manggis Kuning (1600-an) penguasa di Desa Beng adalah cikal bakal Dinasti Manggis yang muncul setelah generasi II membangun Kerajaan Payangan (1735-1843). Salah seorang putra raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe yang bernama Ida Dewa Agung Anom muncul sebagai cikal bakal dinasti raja-raja di Sukawati (1711-1771) termasuk Peliatan dan Ubud. Pada periode yang sama yaitu periode Gelgel muncul pula penguasa-penguasa daerah lainnya yaitu I Ariane Rahmadhani Page 1

description

TUGAS

Transcript of PANCASILA - GIANYAR

Page 1: PANCASILA - GIANYAR

SEJARAH

Sejarah Kota Gianyar ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No.9 tahun 2004 tanggal 2 April

2004 tentang Hari jadi Kota Gianyar.

Sejarah dua seperempat abad lebih, tempatnya 236 tahun yang lalu, 19 April 1771, ketika Gianyar dipilih menjadi

nama sebuah keraton, Puri Agung yaitu Istana Raja (Anak Agung) oleh Ida Dewa Manggis Sakti maka sebuah

kerajaan yang berdaulat dan otonom telah lahir serta ikut pentas dalam percaturan kekuasaan kerajaan-kerajaan

di Bali. Sesungguhnya berfungsinya sebuah kerton yaitu Puri Agung Gianyar yang telah ditentukan oleh syarat

sekala niskala yang jatuh pada tanggal 19 April 1771 adalah tonggak sejarah yang telah dibangun oleh raja (Ida

Anak Agung) Gianyar I, Ida Dewata Manggis Sakti memberikan syarat kepada kita bahwa proses menjadi dan ada

itu bisa ditarik kebelakang (masa sebelumnya) atau ditarik kedepan (masa sesudahnya).

Berdasarkan bukti-bukti arkeologis. di wilayah Gianyar sekarang dapat diinterprestasikan bahwa munculnya

komunikasi di Gianyar sejak 2000 tahun yang lalu karena diketemukannya situs perkakas (artefak) berupa batu,

logam perunggu yaitu nekara (Bulan Pejeng), relief-relief yang menggambarkan kehidupan candi-candi atau goa-

goa di tebing-tebing sungai (tukad) Pakerisan.

Setelah bukti-bukti tertulis ditemukan berupa prasasti diatas batu atau logam terindetifikasi situs pusat-pusat

kerajaan dari dinasti Warmadewa di Keraton Singamandawa, Bedahulu. Setelah ekspedisi Gajah Mada (Majapahit)

dapat menguasai Pulau Bali maka di bekas pusat markas laskarnya dirikan sebuah Keraton Samprangan sebagai

pusat pemerintahan kerajaan yang dipegang oeleh Raja Adipati Ida Dalem Krena Kepakisan (1350-1380), sebagai

cikal bakal dari dinasti Kresna Kepakisan, Kemudian Keraton Samprangan berusia lebih kurang tiga abad. Lima Raja

Bali yang bergelar Ida Dalem Ketut Ngulesir (1380-1460),2) Ida Dalem Waturenggong (1460-1550),3) Ida Dalem

Sagening (1580-1625) dan 5) Ida Dalem Dimade (1625-1651). Dua Raja Bali yang terakhir yaitu Ida Dalem Segening

dan Ida Dalem Dimade telah menurunkan cikal bakal penguasa di daerah-daerah. Ida Dewa Manggis Kuning (1600-

an) penguasa di Desa Beng adalah cikal bakal Dinasti Manggis yang muncul setelah generasi II membangun

Kerajaan Payangan (1735-1843). Salah seorang putra raja Klungkung Ida Dewa Agung Jambe yang bernama Ida

Dewa Agung Anom muncul sebagai cikal bakal dinasti raja-raja di Sukawati (1711-1771) termasuk Peliatan dan

Ubud. Pada periode yang sama yaitu periode Gelgel muncul pula penguasa-penguasa daerah lainnya yaitu I Gusti

Ngurah Jelantik menguasai Blahbatuh dan kemudian I Gusti Agung Maruti menguasai daerah Keramas yang

keduanya adalah keturunan Arya Kepakisan.

Dinamika pergumulan antara elit tradisional dari generasi ke generasi telah berproses pada momentum tertentu,

salah seorang diantaranya sebagai pembangunan kota keraton atau kota kerajaan pusat pemerintahan kerajaan

yang disebut Gianyar. Pembangunan Kota kerajaan yang berdaulat dan memiliki otonomi penuh adalah Ida dewa

Manggis Sakti, generasi IV dari Ida Dewa Manggis Kuning. Sejak berdirinya Puri Agung Gianyar 19 April 1771

sekaligus ibu kota Pusat Pemerintah Kerajaan Gianyar adalah tonggak sejarah. Sejak itu dan selama periode

sesudahnya Kerajaan Gianyar yang berdaulat, ikut mengisi lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Bali yangterdiri

atas sembilan kerajaan di Klungkung, Karangasem, Buleleng, Mengwi, Bangli, Payangan, Badung, Tabanan, dan

Ariane Rahmadhani Page 1

Page 2: PANCASILA - GIANYAR

Gianyar. Namun sampai akhir abat ke-19, setelah runtuhnya Payangan dan Mengwi di satu pihak dan munculnya

Jembrana dilain pihak maka Negaraa): Klungkung, Karangasem, Bangli dan Gianyar (ENI, 1917).

Ketika Belanda telah menguasai seluruh Pulau Bali, Kedelapan bekas kerajaan tetap diakui keberadaannya oleh

Pemerintah Guberneurmen namun sebagai bagian wilayah Hindia Belanda yang dikepalai oleh seorang raja

(Selfbestuurder) di daerah Swaprajanya masing-masing. Selama masa revolusi, ketika daerah Bali termasuk dalam

wilayah Negara Indonesia Timur (NIT) otonomi daerah kerjaan (Swapraja) kedalam sebuah lembaga yang disebut

Oka, Raja Gianyar diangkat sebagai Ketua Dewan Raja-raja menggantikan tahun 1947. Selain itu pada periode NTT

dua tokoh lainnya yaitu Tjokorde Gde Raka Sukawati (Puri Kantor Ubud) menjadi Presiden NIT, dan Ida A.A. Gde

Agung (Puri Agung Gianyar) menjadi Perdana Menteri NIT, Ketika Republik Indonesia Serikat (RIS) kembali ke

Negara Kesatuan (NKRI) pada tanggal 17 Agustus 1950, maka daerah-daerah diseluruh Indonesia dengan

dikeluarkan Undang-undang N0. I tahun 1957, yang pelaksanaannya diatur dengan Undang-Undang No.69 tahun

1958 yang mengubah daerah Swatantra Tingkat II (Daswati II). Nama Daswati II berlaku secara seragam untuk

seluruh Indonesia sampai tahun 1960. Setelah itu diganti dengan nama Derah Tingkat II (Dati II).

Namun Bupati Kepala Derah Tingkat II untuk pertama kalinya dimilai pada tahun 1960. Bupati pertama di DatiII

Gianyar adalah Tjokorda Ngurah (1960-1963). Bupati berikutnya adalah Drh. Tjokorda Anom Pudak (1963-1964)

dan Bupati I Made Sayoga, BA (1964-1965).

Ketika dilaksanakannya Undang-Undang No. 18 tahun 1965, maka DATI II diubah dengan nama Kabupaten DATI II.

Kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No.5 tahun 1974 yang menggantikan nama

Kabupaten. Kepala daerahnya tetap disebut Bupati.

Sejak tahun 1950 sampai sekarang yang hampir lima dasawarsa lebih telah tercatat sembilan orang Kepala

Pemerintahan/Bupati Gianyar yaitu: 1. A.A. Gde Raka (1950-1960),2) Tjokorde Ngurah (1960-1963),3) Drh.

Tjokorde Dalem Pudak (1963-1964), 4) I Made Sayonga (1964-1965),5) Bupati I Made Kembar Kerepun (1965-

1969), 6) Bupati A.A. Gde Putra, SH (1969-1983), 7) Bupati Tjokorda Raka Dherana, SH (1983-1993), 8) Bupati

Tjokorda Gde Budi Suryawan, SH (1993-2003), dan 9) Bupati A.A.G. Agung Bharata, SH (2003-2008). Dari sisi

otonomi jelas nampak, proses perkembangan yang terjadi di Kota Gianyar. Otonomi dan berdaulat penuh melekat

pada Pemerintah kerjaan sejak 19 April 1771 kemudian berproses sampai otonomi Daerah di Tingkat II Kabupaten

yang diberlakukan sampai sekarang.

Berbagai gaya kepemimpinan dan seni memerintah dalam sistem otonomi telah terparti di atas lembaran Sejarah

Kota Gianyar. Proses dinamika otonomi cukup lama sejak 19 April 1771 sampai 19 April 2005 saat ini, sejak kota

keraton dibangun menjadi pusat pemerintahan kerajaan yang otonomi sampai sebuah kota kabupaten, nama

Gianyar diabadikan. Sampai saat ini telah berusia 234 tahun, para pemimpin wilayah kotanya, dari raja (kerajaan)

sampai Bupati (Kabupaten), memilikiciri dan gaya serta seni memerintah sendiri-sendiri di bumi seniman. Seniman

yang senantiasa membumi di Gianyar dan bahkan mendunia.

Ariane Rahmadhani Page 2

Page 3: PANCASILA - GIANYAR

PETA DAERAH

Ariane Rahmadhani Page 3

Page 4: PANCASILA - GIANYAR

LAMBANG DAERAH

PENJELASAN

Lambang Daerah KabupatenDaerah Tingkat II Gianyar Sesuai Dengan Peraturan Daerah

Tentang Lambang Daerah Kabupaten Gianyar No.21/PD/dprd/1972 Tanggal 10 Agustus 1972

WARNA LAMBANG

1. Dasar Lambang berwarna Kuning Muda

2. Bintang, Padi berwarna Kuning Emas

3. Pelinggih, Rantai Patung dan Legong berwarna merah bata

4. Dasar gambar di dalam lingkaran rantai berwarna hijau tua

5. Tulisan : Dharma Raksata Raksita berwarna hitamARTI  LAMBANG

1. Segi lima sama sisi : melambangkan falsafah Negara Pancasila

2. Bintang kuning emas bersegi lima : melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa

3. Rantai : dengan mata rantai berjumlah 45 buah, melambangkan tahun Proklamasi

Kemerdekaan 1945

4. Padi dan Kapas : melambangkan kemakmuran - 51 butir padi, mencerminkan

Kabupaten Gianyar terdiri dari 51 buah desa. - 7 tangkai bunga kapas,

mencerminkan Kabupaten Gianyar terdiri dari 7 buah kecamatan.

5. Bulan Pejeng (Nakara) di dalam pelinggih pura Penataran Sasih, merupakan salah

satu peninggalan sejarah (purbakala) dari nenek moyang Bangsa Indonesia yang

tersohor diseluruh dunia, yang melambangkan kepahlawanan , kebesaran/

kemegahan, kekuatan dan kemakmuran.

6. Patung, Pelinggih dan Legong : melambangkan ketinggian nilai-nilai Kebudayaan dan

Keseniannya.

7. Tulisan Dharma Raksata Raksita : artinya barang siapa yang berbuat Dharma, maka

ia akan dilindungi oleh Dharma itu sendiri.

ARTI WARNA LAMBANG

Ariane Rahmadhani Page 4

Page 5: PANCASILA - GIANYAR

1. Warna kuning muda mengandung arti keluhuran dan cinta kasih.

2. Warna merah bata mengandung arti keperwiraan.

3. Warna hijau tua mengandung arti damai, kesuburan, pengharapan dan optimisme.

4. Warna hitam mengandung arti ketegasan. Warna putih menandung arti kesucian

GEOGRAFIS

1. Letak dan Luas Wilayah Gianyar merupakan salah satu dari sembilan Kabupaten/Kota di Propinsi Bali, terletak antara 08o 18'48" - 08o 38'58" Lintang Selatan 115o 13'29" - 115o 22'23" Bujur Timur. Berbatasan dengan Kabupaten Badung dan Kota Denpasar disebelah Barat, Kabupaten Bangli di sebelah Utara, Kabupaten Bangli dan Klungkung disebelah Timur serta selat Badung dan Samudra Indonesia disebelah Selatan. Bagian terluas wilayah Kabupaten Gianyar (20,25%) terletak pada ketinggian 250 - 950 meter dari permukaan laut. Terdapat 12 buah sungai melintasi wilayah Gianyar Sebagian besar air sungai dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan. Gianyar tidak memiliki gunung berapi. Luas Kabupaten Gianyar 36.800 Hektar atau 6,53% dari luas Bali secara keseluruhan. Keadaan sampai akhir tahun 2011 luas sawah 14.732 Ha. Tanah kering 21.879 Ha dan tanah lainnya berupa Rawa-rawa, Tambak, kolam/ tebat/ empang luasnya 171 Ha.

2. Musim Seperti umumnya keadaan musim di daerah lainnya, Kabupaten Gianyar dikenal dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Keadaan ini berkaitan erat dengan arus angin yang bertiup di kawasan Indonesia. Pada bulan Januari sampai Desember arus angin yang berhembus banyak membawa uap air kerena melewati Samudra Pasifik dan beberapa lautan di sekeliling luar Indonesia, sehingga mengakibatkan musim yang tidak menentu dan sering terjadi hujan lebat disertai angin besar.

3. Curah Hujan Curah hujan antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim dan perputaran/pertemuan arus udara. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Sejak tahun 2006 pencatatan curah hujan dilakukan pada tiap-tiap kecamatan dengan masing-masing ada 1 buah tempat pencatatan curah hujan. Berdasarkan hasil pencatatan curah hujan bahwa sepanjang tahun 2011 curah hujan di Kabupaten Gianyar berkisar antara 10 – 560 mm. Kecamatan dengan total curah hujan tertinggi adalah kecamatan Payangan yaitu sebesar 2380 mm, tempat kedua Kecamatan Ubud dengan total curah hujan 2106 mm sedangkan kecamatan dengan curah hujan terkecil adalah Kecamatan Gianyar dengan total curah hujan 1431 mm. Bulan Agustus merupakan bulan terkering selama tahun 2011 dengan curah hujan berkisar 10 - 23 mm. sumber : BPS Kab. Gianyar

Ariane Rahmadhani Page 5

Page 6: PANCASILA - GIANYAR

GAMBARAN UMUM

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 1.1 Populasi dan Karakteristik Penduduk Serangkaian Sensus Penduduk yang telah dilaksanakan tercatat jumlah penduduk Gianyar sebelum Kemerdekaan pada tahun 1930 hanya 164.409 jiwa. Meningkat menjadi 306.129 jiwa pada tahun 1980, 336.738 jiwa tahun 1990 dan menjadi 393.155 jiwa pada tahun 2000. Hasil supas pada tahun 2005 tercatat 421.067 jiwa terdiri dari laki-laki 214.516 dan perempuan 206.551 jiwa. Sedangkan hasil Sensus Penduduk 2010 mencatat penduduk sebanyak 469.777 jiwa dengan laki-laki ada 237.493 jiwa dan Perempuan sebanyak 232.284 jiwa. Pertumbuhan penduduk SP-2010 sebesar 1,79 % setelah Supas 2005, periode tahun 1961 - 1971 sebesar 1,58 % menjadi 1,33 % pada tahun 1980 - 1990 , sedangkan tahun 1990-2000 mencapai 1,56%. Hasil Supas 2005 pertumbuhan penduduk Gianyar 1,38 %. Sex ratio penduduk Gianyar hasil SP-2010 menunjukkan 102,24 artinya bahwa jumlah penduduk laki-laki sudah melebihi penduduk perempuan. Sebaran penduduk antar Desa dan Kecamatan rangenya relatif tinggi, hal ini ditunjukkan oleh tingkat kepadatan, seperti Kecamatan Payangan hanya 542 jiwa per Km2 sedangkan Kecamatan Sukawati sudah mencapai 2.007 jiwa per Km2. Sejalan bertambahnya jumlah penduduk, jumlah Rumah tangga juga bertambah dengan rata-rata banyaknya anggota rumah tangga 4 orang. 1.2 Ketenaga Kerjaan Gambaran mengenai ketenaga kerjaan di Kabupaten Gianyar berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional menunjukkan jumlah angkatan kerja pada tahun 2011 sebanyak 272.944 orang yang terdiri dari penduduk yang bekerja 267.054 orang dan yang mencari pekerjaan sebanyak 5.890 orang. Penduduk yang bukan merupakan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang sekolah sebanyak 24.137 orang, mengurus rumah tangga 43.592 orang dan lainnya 21.545 orang. Dilihat dari distribusi penduduk yang bekerja menurut sektor, sektor Perdagangan Besar , Eceran dan Rumah Makan menduduki posisi teratas yakni sebasar 32,09%, disusul sektor Industri Pengolahan sebasar 18,21%, lainnya 17,40%, sektor Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, Perikanan sebesar 16,89 % dan yang terendah adalah Jasa Kemasyarakatan yaitu sebesar 15,40%.  PERTANIAN Kabupaten Gianyar yang terkenal sebagai daerah tujuan wisata dengan dukungan industri pengolahan baik skala besar sedang maupun kecil termasuk sub sektor industri kecil & kerajinan rumah tangga, yang cukup dominan juga merupakan wilayah agraris hal ini ditunjukkan dengan masih eksisnya pesedahan yang ada. Hingga tahun 2010 luas pesedahan sawah di Gianyar mencapai 11.143,9107 hektar dan pesedahan darat mencapai 11.484,4485 hektar. Dari 14.732 hektar luas sawah di Gianyar, 14.410 hektar atau sekitar 97,81 % berpengairan setengah teknis, 243 hektar atau 1,65 % berpengairan sederhana PU dan 79 hektar sisanya berpengairan tradisional. 1.1. Lahan Pertanian Luas wilayah Kabupaten Gianyar pada dasarnya tidak mengalami perubahan, akan tetapi kenyataan yang terjadi adalah peralihan penggunaan lahan sebagai konsekwensi dari pesatnya pembangunanan di daerah ini. Peralihan terjadi dari lahan sawah menjadi lahan kering seperti bangunan tempat tinggal, Art shop / toko, jalan maupun pembangunan prasarana fisik lainnya. Luas keseluruhan bukan tanah sawah 12.389 Ha sebagian besar merupakan lahan pertanian kering yang terdiri dari tegal kebun seluas 11.247 Ha, tanaman kayu-kayuan seluas 1.135 Ha dan tanaman perkebunan 7 Ha. Kecamatan yang terluas lahan sawahnya adalah Sukawati (2.705 Ha) yang terkecil Tampaksiring (1.337 Ha). Sedangkan Kecamatan yang terluas lahan pertanian tanah keringnya adalah Payangan (3.573 Ha). Yang terkecil Kecamatan Blahbatuh 652 Ha). 1.2. Tanaman Bahan MakananTanaman bahan makanan yang utama dari lahan pertanian yang diusahakan oleh petani adalah padi. Produksi padi sawah di Kabupaten Gianyar tahun 2011 sebesar 186.865,02 ton. Produksi ini mengalami peningkatan sebesar

Ariane Rahmadhani Page 6

Page 7: PANCASILA - GIANYAR

0.80% dari tahun sebelumnya. Tanaman lain seperti sayursayuran dan buah-buahan di daerah ini cukup besar peranannya dalam memenuhi konsumsi masyarakat bahkan mampu mengangkat pendapatan petani secara ekonomi. Beragam buah-buahan terdapat di Kabupaten Gianyar yang terebar di masing-masing kecamatan. 1.3. Perkebunan Luas areal tanaman perkebunan dan luas areal produktif pada tahun 2011 sebagian besar tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada Tabel 5.2.1 terlihat luas areal tanaman tembakau rakyat mengalami peningkatan dari 242 Ha menjadi 283 Ha, demikian pula luas areal produktifnya meningkat dari 242 Ha menjadi 283 Ha. Komoditi kelapa genjah juga mengalami peningkatan luas areal tanam maupun luas areal produktif dibanding tahun sebelumnya. Disisi lain tanaman enau mengalami penurunan luas areal tanam dan luas areal produktif.1.4. Peternakan Populasi ternak besar tahun 2011 yang ada di Kabupaten Gianyar yaitu sapi 47.282 ekor. Di Kecamatan Payangan pemelihara ternak sapi terbanyak yaitu 14.710 ekor disusul Tegallalang 12.040 ekor, dan Kecamatan lainya kurang dari tuju ribu ekor. Populasi ternak kecil yang terbanyak dipelihara adalah babi 131.283 ekor naik 0.47 %. Ternak kecil yang lain yaitu kambing sebanyak 593 ekor. Populasi unggas tahun 2011 seperti ayam kampung, itik, angsa dan merpati mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan ayam ras baik itu ayam petelur maupun ayam pedaging mengalami penurunan. Kalau dilihat produksi telor secara keseluruhan terjadi peningkatan sebesar 3,28 %. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya produksi telor ayam buras sebesar 162,05 %, sedangkan telor ayam ras dan telor itik mengalami penurunan masing-masing sebesar 0.08% dan 58,79%. 1.5. Perikanan Produksi perikanan laut tahun 2011 tercatat 655,30 ton meningkat sebesar 49,34 %, dibanding sebelumnya. Pindang yang merupakan proses pengolahan pasca penangkapan produksinya meningkat dari 145,50 ton menjadi 195,80 ton pada tahun 2011. sedangkan produksi udang mengalami peningkatan sebesar 190,2 ton yaitu dari 582,8 ton pada tahun 2010 menjadi 773 ton tahun 2011. Produksi Ikan air tawar di kolam 1.250,5 ton tahun 2011 meningkat 66,29 persen dimana sebelumnya tahun 2010 produksi sebesar 752 ton. Budidaya ikan di kolam tahun 2011 tersebar di tujuh kecamatan dan produksi terbesar ada di Kecamatan Blahbatuh mencapai 920,2 ton. Produksi terkecil terdapat di Kecamatan Sukawati yang hanya 1,5 ton.  INDUSTRI, PENGGALIAN, LISTRIK DAN AIR MINUM 1.1. Industri pengolahan Konsep Industri Pengolahan yang digunakan BPS pendekatannya adalah tenaga kerja. Industri dikelompokkan menjadi 4 (empat) yaitu: - Industri kerajinan rumahtangga tenaga kerjanya 1 – 4 orang - Industri kecil tenaga kerjanya 5 – 19 orang - Industri sedang tenaga kerjanya 20 – 99 orang - Industri besar tenaga kerjanya 100 orang ke atas Populasi industri besar/ sedang kondisinya sangat labil terutama sub sektor industri kayu (patung). Hal ini disebabkan adanya sistem order (pesanan) sehingga quantitas tenaga kerjanya cenderung berfluktuasi yang cukup tajam. Jumlah industri besar / sedang sampai dengan akhir tahun 2011 ada sebanyak 81 perusahaan. Penyerapan tenaga kerja di sektor industri ini sebanyak 3695 orang. Berbeda dengan konsep tenaga kerja seperti di atas, dengan pendekatan melalui Modal Usaha dan Investasi tercatat di Dinas Perindustrian, Perdagangan & Koperasi Kabupaten Gianyar jumlah usaha sub sektor industri kecil / kerajinan tahun 2011 sebanyak 22.726 unit usaha dengan tenaga kerja 68.382 orang, sedangkan nilai investasi pada industri kecil mencapai Rp. 2.140 triliun, dengan nilai produksi mencapai lebih dari 3.521 triliun rupiah. Pertumbuhan nilai investasi dan nilai produksi pada industri kecil kerajinan pada tahun 2011 menunjukkan nilai masing-masing 60,38 persen dan 99,86 persen dari pada tahun sebelumnya. Industri Kecil Kerajinan terdiri dari industri pertanian dan hasil hutan, industri logam mesin dan kimia serta industri Aneka dan tekstil. Industri Penyosohan merupakan pendukung sektor pertanian dalam proses produksi beras

Ariane Rahmadhani Page 7

Page 8: PANCASILA - GIANYAR

keberadaannya sangat diperlukan. Hingga tahun 2011 industri penyosohan ada 193 unit yang semuanya telah memiliki ijin. 1.2. Pertambangan dan Penggalian Sektor penggalian utamanya Galian C memberikan sumbangan yang sangat kecil bagi perekonomian Gianyar yaitu hanya sebesar 0,41 % tahun 2011. Namun pemerintah daerah Kabupaten Gianyar enggan mengumpulkan data ini karena kegiatan penggalian menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup parah dan mempunyai resiko yang sangat tinggi bagi para pekerjanya. Bahkan kegiatan ini sudah dilarang, namun beberapa pekerja masih saja melakukan kegiatan ini Dalam hal mengantisipasi merambaknya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan Penggalian, Tim Gabungan baik dari Tim Propinsi maupun Kabupaten belakangan ini semakin mengintensipkan pembinaan langsung ke desa-desa kepada para penambang. 1.3. Listrik dan Air Minum Berkat terobosan yang tidak henti-hentinya dari Pemerintah Kabupaten Gianyar seluruh Desa dan Kelurahan di Kabupaten Gianyar sudah terjangkau oleh kedua jenis fasilitas yang strategis ini. Bahkan untuk listrik seluruh Dusun sudah menikmatinya. Total pelanggan listrik pada tahun 2011 adalah 98.844. Data menunjukkan selama lima tahun terakhir pelanggan listrik terus meningkat. Untuk pelayanan kepada pelanggan banyaknya KWH terpakai adalah 232.617.655 KWH. Jenis penggunaan yang terbanyak adalah untuk rumah tempat tinggal ada 132.543.643 KWH berarti hampir sebagian besar yaitu 56,98 %. Untuk Kelompok Bisnis sebesar 31,84 persen, untuk penerangan jalan 3.93 persen, Pemerintah 3,90 %, Badan Sosial 1,89% dan lainnya 1,46%. Gambaran produksi dan distribusi Air Minum di Kabupaten Gianyar tahun 2011 menunjukkan dari total produksi 691 liter per detik didistribusikan sebesar 814,94 liter per detik dengan jumlah sambungan 49.100 unit. Penggunaan air minum tahun anggaran 2011 adalah 21.787.662 m³ dengan rincian penggunaan sebagai berikut : rumah tempat tinggal 37,24 persen; usaha (pertokoan, industri dan hotel) 2,47 persen ; Instansi Pemerintah 0,59 persen. Badan-badan sosial seperti rumah sakit, tempat peribadatan menggunakan sekitar 1,16 persen dan pelanggan khusus PDAM Kota Denpasar sebesar 0,04 persen, sedangkan nilai susut/ hilang diperkirakan mencapai 56.97 persen. PERDAGANGAN 1.1. Populasi Usaha Perdagangan Kesadaran untuk memenuhi kewajiban dari para pengusaha di Kabupaten Gianyar untuk mengurus surat tanda daftar perusahaan cukup tinggi ini terlihat dari jumlah penerbitan tanda daftar perusahan oleh dinas terkait dari tahun ke tahun terus meningkat hingga tahun 2011 sudah 617 TDP yang diterbitkan. Sektor Pedagangan, Hotel & Restauran yang mengajukan permohonan tahun 2011 yang telah dikeluarkan izin usahanya 511 buah, sektor Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan, dan Jasa Keuangan terdapat 41 Usaha. Berturut-turut yang terbanyak adalah Perusahaan Perseorangan, selanjutnya PT kemudian CV dan Koperasi. 1.2. Harga- Harga Observasi pasar untuk memantau perkembangan harga eceran sembilan bahan pokok (sembako) dilakukan setiap minggu, untuk harga-harga komoditi lainnya dan harga perdagangan besar observasinya setiap bulan. Harga komoditi beras giling berfluktuasi dimana pada bulan Januari harganya Rp 8000, kemudian pada bulan Februari sampai Mei turun dan naik lagi pada bulan Juli sampai akhir tahun. Harga ikan asin dan minyak goreng juga berfluktuasi, dimana pada bulan-bulan tertentu harga komoditi tersebut turun seperti ikan asin turun pada bulan Maret, harga minyak goreng turun pada bulan Juli. Harga gula pasir justru tinggi pada awal tahun, bulan April harganya turun dan stabil sampai akhir tahun. Harga kebutuhan non makanan seperti sabun cuci rinso tekstil stabil selama tahun 2011, demikian pula harga bahan bangunan seperti semen gresik masih stabil.   KEUANGAN DAN PERBANKAN 1.1. Keuangan Daerah Dalam Perencanaan Anggaran dan Belanja Daerah (APBD II) Pemerintah menganut prinsip anggaran berimbang dan dinamis. Prinsip dinamis berarti makin meningkatnya jumlah anggaran dan tabungan pemerintah Daerah hingga

Ariane Rahmadhani Page 8

Page 9: PANCASILA - GIANYAR

mampu semakin mandiri. Keberhasilan pembangunan ekonomi memberi peluang meningkatnya penerimaan daerah. Penerimaan tersebut selanjutnya dimanfaatkan kembali dalam bentuk pembiayaan pembangunan di berbagai bidang demi kesejahteraan yang semakin baik bagi masyarakat. Tahun terakhir realisasi penerimaan Rutin Kabupaten Gianyar mengalami peningkatan sebesar 6,81 % dari 832,45 milyar rupiah pada tahun 2010 menjadi 889,17 milyar rupiah pada tahun 2011. Sejak tahun 2005 belanja daerah dibedakan menjadi belanja operasi, belanja modal dan belanja tidak terduga. Tahun 2011 belanja daerah Kabupaten Gianyar mencapai 856,80 miliar rupiah. Belanja operasional menyerap dana belanja terbesar hingga 87,78 % atau sekitar 752,06 miliar rupiah disusul belanja modal menyerap 11,15% sedangkan belanja tak terduga menyerap hanya 0,07 %. Sedangkan transfer ada senilai 18,05 miliar rupiah. 1.2. Perbankan dan Koperasi Data dari Kantor B.R.I Cabang Gianyar menunjukkan Jumlah simpanan pada akhir tahun 2011 adalah Rp. 157,14 milyar dengan kontribusi menurut jenisnya yaitu Giro 8,91 %. Deposito 24,68 % serta Tabungan 66,41 %. (Tabel 9.2.1 - 9.2.2). Kredit Investasi Kecil dan Kredit Kerja Permanen Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Gianyar tahun 2011 berjumlah Rp. 456,76 milyar, posisinya menurut sektor ekonomi seperti: Sektor Pertanian 4,14 %; Industri 2,80 %; perdagangan 21,41 %, sektor perhubungan 0 % dan sektor lainnya 71,64. Tabungan SIBAPA dan SIMPEDA di BPD Cabang Gianyar menurut posisi terakhir adalah Rp 1.204,51 milyar. Perkembangan Koperasi di Gianyar sampai akhir tahun 2011 jumlah Koperasi ada 1.116 buah. Menurut jenis usahanya dapat dibedakan, Pertanian 18 usaha, Industri/Kerajinan ada 24 usaha, serba usaha 804, koperasi pasar ada 2 buah, dan fungsional ada 57 buah. Jumlah anggota koperasi seluruhnya 204.440 orang. Banyaknya KUD di Kabupaten Gianyar 12 buah semuanya sudah mandiri dengan jumlah anggota 28.657 orang.   TRANSPORTASI, KOMUNIKASI DAN PARIWISATA 1.1. Jalan, Jembatan dan Angkutan Darat Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Pembangunan prasarana umum ini memerlukan pula peningkatan pembangunan jalan yang lebih baik untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang. Jalan yang telah diaspal sampai akhir tahun 2011 sudah mencapai 555.538 Km. Jumlah jembatan pada tahun 2011 ada 71 buah. Jembatan Propinsi 12 buah, jembatan Kabupaten 35 buah dan jembatan negara 24 buah. Dari seluruh jembatan yang ada di daerah ini, terdapat 1 buah yang rusak ringan, 15 buah dengan kondisi sedang lainnya sebanyak 55 buah (74,46 %) dengan kondisi baik. Jumlah kendaraan wajib uji di Kabupaten Gianyar seluruhnya 7.047 buah, terdiri dari kendaraan umum 1104 buah (15.67 %) dan kendaraan tidak umum 5.943 buah (84.33 %). Jenis kendaraan umum terdiri dari mobil penumpang 947 buah (13,44%), mobil bus 62 buah (0,88 %) dan mikrobus ada 95 buah (1,35 %). Mobil barang tidak umum sebagian besar berupa Pick Up yaitu 4851 buah, Mini Truck 876 buah dan Truck 216 buah. Pada Tabel 8.1.6 menunjukkan pada tahun 2011 mobil angkutan penumpang pedesaan 67 unit, antar kota 55 unit dan angkutan wisata 480 unit. 2.2. Pos dan Telepon Pembangunan pos dan Telekomunikasi mencakup jangkauan peningkatan jasa telekomunikasi dan informasi, sehingga arus berita dan informasi berjalan lancar. Beberapa usaha telah dilaksanakan untuk memperlancar pelayanan berkenaan dengan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos. Jumlah fasilitas fisik pelayanan PT (Persero) Pos Indonesia di Kabupaten Gianyar pada tahun 2011 adalah sebanyak 32 buah. Kantor pos utama ada di kota Gianyar sedangkan di kecamatan lainnya dilayani oleh Kantor Pos Pembantu. Surat-surat yang dikirim maupun yang diterima meningkat dibanding tahun sebelumnya. Uang yang dikirim meningkat namun yang diterima menurun. Banyaknya unit pelayanan Telekomunikasi akhir tahun 2011 berjumlah 25.002 unit satuan sambungan. Jenis unit pelayanan yang tersedia

Ariane Rahmadhani Page 9

Page 10: PANCASILA - GIANYAR

semua ialah Telepon Otomat. Kecamatan Gianyar memiliki fasilitas Telekomunikasi dan kapasitas sentral Kantor Cabang Telekomunikasi terbanyak. disusul Kecamatan Ubud, Sukawati, dan Tampaksiring. 3.3. Perhotelan dan Kepariwisataan Kepariwisataan diharapkan menjadi sektor andalan yang mampu menggalakkan kegiatan ekonomi, mengkatrol sektor lain yang terkait, membuka lapangan kerja dan pada gilirannya meningkatkan pendapatan masyarakat daerah. Potensi Kepariwisataan daerah Kabupaten Gianyar adalah obyek wisata berupa keindahan alam dan seni budaya yang bersumber dari agama Hindu. Dari banyaknya obyek Pariwisata, disajikan jumlah kunjungan Wisatawan pada beberapa obyek wisata yang cukup potensial di daerah ini. Berdasarkan hasil pendataan akhir tahun 2010 banyaknya Hotel/Penginapan di Kabupaten Gianyar 395 buah, diantaranya 13 buah dengan katagori Hotel berbintang, 378 hotel non bintang dan 4 penginapan lainnya. Dari seluruh akomodasi Hotel/Penginapan tersebut tercatat kapasitas kamarnya adalah 3.746 buah dan tempat tidur 5.006 buah. Hampir seluruh Hotel/ Penginapan berlokasi di Kecamatan Ubud yaitu 338 buah, di Kecamatan Sukawati 16, Kecamatan Blahbatuh 12, Kecamatan Payangan 9, Kecamatan Tegallalang 8, Kecamatan Gianyar dan Tampaksiring masingmasing 6 buah akomodasi. Tingkat hunian kamar hotel untuk hotel berbintang pada tahun 2011 sebesar 50,25 % dan untuk hotel non bintang sebesar 32,84 %.   PENDAPATAN REGIONAL  Sejak tahun 2004 penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gianyar mengalami penyempurnaan, berupa pengalihan tahun dasar dari 1993 ke tahun dasar 2000. Salah satu pertimbangannya ialah untuk memperoleh informasi yang lebih realistis. Dalam Tabel 10.1 disajikan nilai absolut PDRB tahun 2011 sebesar 8.118,67 milyar atas dasar harga berlaku. Kontribusi atau besarnya peranan dari masing-masing sektor dalam mewujudkan sendi perekonomian Gianyar digambarkan seperti Tabel 10.3. Berturut-turut dari sektor yang sumbangannya tertinggi adalah : sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 29,24 %, sektor Industri Pengolahan 18,57 %, Jasa 19,22 %, dan Pertanian 16,15 %. Angkutan dan Komunikasi 4,34 %, Bangunan 5,50 %, Persewaan dan Keuangan 5,30 %, Listrik, Gas, & Air minum 1,10 %, kecuali sektor Penggalian berkontribusi kurang dari satu persen. Laju pertumbuhan PDRB yang menggambarkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gianyar tahun 2011 adalah 6,76 %. Angka ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 0,72 poin, meskipun demikian pertumbuhan ekonomi Gianyar masih lebih baik dari pada pertumbuhan ekonomi Bali. Nilai absolut PDRB atas dasar harga berlaku dibagi jumlah penduduk pertengahan tahun dalam periode yang sama didapatkan angka pendapatan per Kapita penduduk. Pada tahun 2011 pendapatan per Kapita penduduk Kabupaten Gianyar adalah Rp. 16.931.644,37 atas dasar Harga berlaku. Sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah Rp 7.526.753,93. Dengan laju pertumbuhan penduduk pertengahan tahun sebesar 1,76 % dimana tahun 2011 menunjukkan jumlah penduduk 479.497 jiwa (hasil proyeksi), mewujudkan PDRB perkapita dengan peningkatan 8,74 % atas dasar harga berlaku dan 4,91 % atas dasar harga konstan. Sumber : BPS Kab. 

STRUKTUR ORGANISASI

Ariane Rahmadhani Page 10

Page 11: PANCASILA - GIANYAR

Ariane Rahmadhani Page 11

Page 12: PANCASILA - GIANYAR

Ariane Rahmadhani Page 12

Page 13: PANCASILA - GIANYAR

PERATURAN DAERAH

Perda Tahun 2012

No. 1: Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2011.

Perda Tahun 2011

No. 1: Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2010.

No. 2: Pajak Hotel.

No. 3: Pajak Restoran.

No. 4: Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan.

No. 5: Retribusi Pelayanan Pasar.

No. 6: Retribusi Pelayanan Kesehatan.

No. 7: Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

No. 9: Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 6 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar.

No. 10: Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan.

No. 11: Pajak Hiburan.

No. 12: Pajak Penerangan Jalan.

No. 13: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012.

Perda Tahun 2010

No. 1: Pembentukan Desa Tegal Tugu.

No. 2: Pelestarian Warisan Budaya Kabupaten Gianyar.

No. 3: Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah.

No. 4: Retribusi Terminal.

No. 5: Retribusi Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor.

No. 6: Retribusi Tempat Khusus Parkir dan Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.

No. 7: Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

No. 8: Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga.

No. 9: Pajak Reklame.

No. 12: Perubahan Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan

Daerah.

No. 13: Perubahan Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2008 tentang Sistem Penyelenggaraan

Pendidikan.

Ariane Rahmadhani Page 13

Page 14: PANCASILA - GIANYAR

No. 14: Perubahan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2008 tentang Penyertaan Modal

Daerah Pada Pihak ke Tiga.

No. 15: Perubahan Peraturan Daerah No. 9 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik

Daerah.

No. 16: Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

No. 17: Retribusi Izin Gangguan.

No. 18: Pajak Air Tanah.

Perda Tahun 2009

No. 1: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2009.

No. 2: Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2008.

Perda Tahun 2008

No. 1: Pemerintahan Desa.

No. 4: Retribusi Pengelolaan Sampah Medis dan Limbah Cair.

No. 5: Urusan Pemerintah Daerah.

No. 6: Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Gianyar.

No. 7: Sistem Penyelenggaraan Pendidikan.

No. 8: Penyertaan Modal Daerah pada Pihak Ketiga.

No. 9: Pengelolaan Barang Milik Daerah.

No. 10: Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2007.

No. 11: Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2008.

No. 12: Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Gianyar Tahun

2005 - 2025.

No. 13: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJPD) Kabupaten Gianyar

Tahun 2005 - 2013.

No. 14: Penataan, Pembangunan, dan Pengoperasian Menara Telekomunikasi Terpadu

Kabupaten Gianyar.

No. 15: Retribusi Rumah Potong Hewan.

Perda Tahun 2007

No. 12: Pajak Parkir.

No. 14: Pengelolaan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Werdhi Sedana

Kabupaten Gianyar.

No. 15: Penanggulangan HIV/AIDS.

No. 16: Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik.

Ariane Rahmadhani Page 14

Page 15: PANCASILA - GIANYAR

No. 17: Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No. 1 Tahun 2005

Tentang Kedudukan Protokoler dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Gianyar.

Ariane Rahmadhani Page 15

Page 16: PANCASILA - GIANYAR

PARIWISATA

BALI BIRD PARK

Entrance fee (domestic) : Rp.82,500 (adult), 50% for children (2-12 y.o).

Special price for domestic ID card holder (KTP Bali) on weekend only : Rp.60,000

Credit card is accepted. 

Bali Bird Park has a great selection of birds from across the region but all in a fantastic garden

setting.  And for those photo opportunities a mix of  colorful birds available to sit on an arm or

shoulder.  Plus Bali Reptile Park across the road, joint entry tickets to both venues available.  A

great place to spend a few hours. 

Bali Bird Park Event & Time

Guyu Guyu Corner (Hands on Birds) 9am-5.30pm

4D Cinema (am : 10, 11, 12), (pm : 12.30, 13, 13.30, 14, 14.30, 15.30, 16.30)

Papua Rainforest Feeding 9.30 & 12.45

Lory Feeding 9.45 & 12.45

Pelican Feeding 10am & 13pm

Basic Instinct (Bird of Prey Show) 11.30 & 16pm

Mee the Bird Stars (Bali Starling Resto) 12, 13.30, 16.30

The Komodo Experience Tues 11am, Fri 14.30pm

Reptilarium 9am-5.30pm 

BALI SAFARI & MARINE PARK

Ariane Rahmadhani Page 16

Page 17: PANCASILA - GIANYAR

\

Type: Nature/ Wildlife Areas

Fee: Yes

Recommended length of visit: More than 3 hours

Owner description: Home to hundreds amazing animals representing more than 50 species, including

some of rare and endangered species. Combining Balinese cultural ambience with African Savannah, Bali

Ariane Rahmadhani Page 17

Page 18: PANCASILA - GIANYAR

Safari and Marine Park features the following exhibits featuring Sumatran elephant, Sumatran tiger, white

tiger, leopard, komodo dragon and cheetah are just some of the fascinating creatures that can be seen at

the Bali Safari and Marine Park. Fulfilling its mission of conservation, education and recreation through one

of our attractive Elephant Show devoted to animals involved in conservation and education projects and so

much more excitement by riding the elephant with our Elephant Back Safari around the African Savannah

and get to see your favorite animal up close! and and there's a night into the wild names Night Safari where

you can ride with amazing wild experiences ever. In Animal Encounter make the Bali Safari and Marine

Park's leading familiy attraction and adventure in Bali.Taman Safari Indonesia is a member of WAZA (The

World Associations of Zoo and Aquariums), SEAZA (The South East Asians Zoo Associations), CBSG

(Conservations Breeding Specialist Group) and PKBSI (Indonesia Zoological Parks Associations).

BALI THEATRE

Ariane Rahmadhani Page 18

Page 19: PANCASILA - GIANYAR

BALI DHARMA HOUSE OF MASK & PUPPETS

Ariane Rahmadhani Page 19

Page 20: PANCASILA - GIANYAR

BALI ZOO

Ariane Rahmadhani Page 20

Page 21: PANCASILA - GIANYAR

CUCUKAN BEACH

Ariane Rahmadhani Page 21

Page 22: PANCASILA - GIANYAR

BALI FUN WORLD

PURA DALEM SIDAN

Ariane Rahmadhani Page 22

Page 23: PANCASILA - GIANYAR

PURA PENATARAN SASIH

MASTERS OF BALI

Ariane Rahmadhani Page 23

Page 24: PANCASILA - GIANYAR

Ariane Rahmadhani Page 24