Paleontologi2015-02

18
DISKUSI MATERI I: 1. Apa yang disebut dengan Paleontologi? 2. Apa yang menjadi obyek dari ilmu paleontologi tersebut?

description

Presentasi Pleontologi

Transcript of Paleontologi2015-02

Page 1: Paleontologi2015-02

DISKUSI MATERI I:

1. Apa yang disebut dengan Paleontologi?

2. Apa yang menjadi obyek dari ilmu paleontologi tersebut?

Page 2: Paleontologi2015-02

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN KONSEP DASAR

PALEONTOLOGI

Oleh:

Hita Pandita

Program Studi: Teknik Geologi (S-1)

Sekolah Tinggi Teknologi NasionalYogyakarta

Page 3: Paleontologi2015-02

Strabo (58 SM – 25 M), melihat bentuk-bentuk lensa dan butiran seperti beras pada batugamping yang digunakan untuk membangun piramid. Pada saat itu fenomena tersebut belum dapat dijelaskan oleh Strabo, dan diduga berasal dari makanan pekerja piramid. Bentuk-bentuk tersebut kemudian dikenal sebagai Nummulites.

Page 4: Paleontologi2015-02

. . .

. . .

. . .

. . .

Abbe Giraud de Saulave (1777)

Law of Faunal Succession (Hukum Urut-urutan fauna)

Jenis-jenis fosil itu berada sesuai dengan umurnya. Fosil pada formasi terbawah tidak serupa dengan formasi yang di atasnya.

Page 5: Paleontologi2015-02

William Smith (1769 - 1839),

Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil)

Kemenerusan suatu lapisan batuan dapat dikenali dari kandungan fosilnya.

Page 6: Paleontologi2015-02

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

. . .

Law of Strata Identified by Fossils (Hukum Mengenali Lapisan Dengan Fosil)

Page 7: Paleontologi2015-02

Chevalier de Lamarck (1774 - 1829),

Pencetus Hipotesa Evolusi

Organisme melakukan perubahan diri untuk beradaptasi dengan lingkungannya.

Baron Cuvier (1769 – 1832)

Penyusun sistematika Paleontologi (Taksonomi)

Charles Robert Darwin (1809 - 1882)

Perubahan makhluk hidup disebabkan oleh adanya faktor seleksi alam

Page 8: Paleontologi2015-02

KONSEP-KONSEP DASAR PALEONTOLOGI

• Taksonomi• Konsep Spesies• Filogeni• Metode Identifikasi

Page 9: Paleontologi2015-02

TAKSONOMI

Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik tertentu.

Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan taksonominya belum diketahui.

Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah kingdom.

Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh: super kingdom, merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom.Jika ditambahkan sub terletak di bawah unit baku, contoh: sub filum, terdapat di bawah unit filum.

Page 10: Paleontologi2015-02

Kingdom

Ordo Ordo Ordo

Filum Filum Filum

KlasKlas Klas

FamiliFamili Famili

GenusGenus Genus

SpesiesSpesies Spesies

Animalia

Moluska

Turritella

Turritellidae

Mesogastropoda

Gastropoda

Turritella subulata

10 Filum

4 Klas

Page 11: Paleontologi2015-02

KONSEP SPESIES

Spesies, merupakan unit terkecil di dalam taksonomi. Pengelompokan spesies dibatasi oleh kemampuan suatu organisme untuk berkembang biak dengan organisme yang sama. Di dalam paleontologi pengelompokan spesies berdasarkan atas kesamaan ciri fisik secara keseluruhan.

Page 12: Paleontologi2015-02

Spesifikasi Nama

1. Deskriptif, Pemberian nama di dasarkan pada ciri fisik, dapat berupa:

a. Bentuk tubuh: Turritella angulata, memperlihatkan bentuk tubuh

turreted (meninggi) dan menyudut pada kamarnya.

b. Struktur: Tubipora musica, memperlihatkan struktur tubuh berpipa

(tube) dan terangkai seperti alat musik (musica).

2. Geografis: Pemberian nama yang berdasarkan pada lokasi dimana fosil tersebut pertama kali diketemukan. Contoh: Fussulina sumatrensis, Fussulina yang diketemukan di sumatera.

3. Personal: Mencantumkan nama penemunya. Contoh: Discoaster martinii, Martini adalah penemu fosil tersebut.

Page 13: Paleontologi2015-02

Aturan Pemberian Nama Fosil

1. The Principle of Binomial Nomenclature (Penamaan binomial)

Dalam penamaan terhadap spesies harus mengkombinasikan dua nama (binomial). Nama di depan adalah genus sedangkan nama belakang adalah spesiesnya. Contoh: Laevidentalium sexangulum, genus adalah Laevidentalium sedangkan spesiesnya adalah sexangulum.

2. The Principle of Priority

Nama yang pertama kali dikeluarkan merupakan nama yang diprioritaskan untuk dipergunakan.

3. Bahasa dan Penulisan

Bahasa yang dipergunakan dalam penamaan adalah bahasa Latin, dan ditulis miring atau diberi garis bawah.

Page 14: Paleontologi2015-02

4. Nama Penemu

Nama penemu yang pertama kali harus dicantumkan. Contoh: Turritella duplicata MARTIN, 1879.

5. Spesies Baru

Penamaan pada spesies baru harus ditambahkan kata n. sp. dibelakang nama fosil, dan hanya dipergunakan sekali pada saat dipublikasikan pertama kali.

6. Istilah Tambahan

Suatu fosil kadang sulit untuk diidentifikasikan/dibedakan dengan fosil yang lainnya. Untuk itu dapat dipergunakan beberapa istilah tambahan antara lain: aff. (affinitas), cf. (mirip dengan), sp/spp (spesies/spesies jamak).

Page 15: Paleontologi2015-02

FILOGENI

Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme dengan organisme lainnya.

Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi.

Evolusi sendiri dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu organisme terhadap lingkungannya (Lamarck dan Darwin).

Page 16: Paleontologi2015-02

Metode Penyusunan Filogeni

1. Fenetik, Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Analisa pola dan berbagai indeks yang lain.Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisis punya kedudukan yang sama.

2. Kladistik, Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda.

Page 17: Paleontologi2015-02

METODE IDENTIFIKASI

1. Morfologi. Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif. Meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya berkembang, dan sebagainya.

2. Biometri, Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme.

Page 18: Paleontologi2015-02

D

L

a