02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

download 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

of 26

Transcript of 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    1/26

    02.TXT"Seperti apa?" Ray bertanya, santai lagi sekarang saat Petey diikat tali.

    Kami semua berpikir untuk sementara waktu.

    "Mungkin kita bisa pergi ke rumamu" usul !s pada Ray.Ray menggeleng. "Tidak, aku tak berpikir begitu," katanya. "Tidak sekarang."

    "#imana semua rang?" $ku bertanya, memandang ke %alan ksng. "&ni benar'benar mati

    di sini, ya?"#ia terkeke. "(a kukira kau bisa mengatakan itu,." Katanya. "Mau pergi ke taman

    bermain di belakang sekla?""(a. )ke," aku setu%u.

    Kami bertiga menu%u %alan, Ray memimpin %alan, aku ber%alan beberapa langka di

    belakangnya, !s memegang *abang pn di satu tangan, tali di tangan lainnya,Petey berlari'lari di %alan ini, maka itu, membuat !s benar'benar ker%a keras

    waktu itu.

    Kami tak meliat germblan anak'anak sampai kita berbelk.$da sepulu atau dua belas dari mereka, sebagian besar anak laki'laki namun ada

    beberapa gadis %uga. Mereka tertawa dan berteriak, mendrng satu sama lain,bermain'main karena mereka datang ke ara kami di tenga'tenga %alan. +eberapa dari

    mereka, aku liat seusiaku. Sisanya rema%a. Mereka mengenakan *elana %ins dan kasberwarna gelap. Sala satu gadis berdiri keluar karena dia punya rambut pirang luruspan%ang dan memakai *elana pan%ang tipis elastis berwarna i%au.

    "ei, liat-" teriak anak laki'laki %angkung dengan rambut itam li*in, menun%uk

    pada kami.Meliat Ray, !s, dan aku, mereka %adi tenang tetapi tak berenti bergerak ke ara

    kami. +eberapa dari mereka tertawa, sela'la mereka menikmati lelu*n pribadi.Kami bertiga berenti dan mengamati mereka mendekat. $ku tersenyum dan menunggu

    untuk menyapa. Petey menarik'narik tali dan menggnggng kepalanya.

    "ai, teman'teman," kata anak %angkung dengan rambut itam, menyeringai.(ang lainnya berpikir ini sangat lu*u untuk beberapa alasan. Mereka tertawa. adis

    ber*elana pan%ang i%au memberi sedikit drngan pada anak laki'laki berambut mera

    yang ampir membuatnya kepadaku."+agaimana kabarmu, Ray?" tanya serang gadis dengan rambut itam pendek, tersenyum

    pada Ray."Tak buruk. ai, teman'teman ," %awab Ray. #ia berbalik pada !s dan aku. "&ni

    adala beberapa temanku. Mereka semua dari lingkungan ini.."

    "ai," kataku, merasa *anggung. $ku berarap Petey berenti menggnggng danmenarik'narik talinya seperti itu. !s yang malang pasti memiliki waktu yang

    mengerikan memeganginya."&ni erge /arpenter," kata Ray, sambil menun%uk anak laki'laki berambut mera

    pendek, yang mengangguk. "#an !erry ranklin, Karen Smerset, +ill regrius..."

    #ia berkeliling lingkaran, menyebu nama setiap anak. Ku*ba mengingat semua nama,tetapi, tentu sa%a itu mustail.

    "+agaimana, kau suka #ark alls ?" tanya sala serang gadis kepadaku.

    "$ku tak benar'benar tau," kataku. "&ni ari pertamaku di sini, sunggu. Sepertinyabagus.."

    +eberapa anak tertawa pada %awabanku, untuk beberapa alasan."$n%ing %enis apa itu?" tanya erge /arpenter pada !s.

    !s, memegang erat pegangan tali, mengatakan kepadanya. erge menatap ta%am Petey,

    mempela%arinya, sela'la ia belum perna meliat an%ing seperti Petey sebelumnya.

    Page 1

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    2/26

    02.TXT

    Karen Smerset, gadis tinggi *antik dengan rambut pirang pendek, mendatangiku

    sementara beberapa anak'anak lain mengagumi Petey."Kau tau, aku dulu tinggal di rumamu," katanya pelan.

    "$pa?" $ku tak yakin aku akan mendengarnya dengan benar.

    "Mari kita pergi ke taman bermain," kata Ray, menyela.Tak ada yang menanggapi usulan Ray.

    Mereka %adi tenang. +akan Petey berenti menggnggng.$paka Karen benar'benar mengatakan bawa ia dulu tinggal di ruma kami? $ku ingin

    bertanya, tapi ia melangka kembali ke dalam lingkaran anak'anak.

    ingkaran itu.Mulutku ternganga saat aku menyadari bawa mereka tela membentuk lingkaran di

    sekitar !s dan aku.

    $ku merasakan tikaman ketakutan. $paka aku membayangkan itu? $paka sesuatu yangter%adi?

    Mereka semua tiba'tiba tampak berbeda bagiku. Mereka tersenyum, namun wa%a merekategang, waspada, sela'la mereka mengarapkan masala.

    #ua dari mereka, aku sadari, membawa pemukul bisbl. adis dengan *elana i%aumenatapku, menatapku dari atas dan bawa, memeriksaku dari luar.Tak ada yang berkata'kata. !alan itu ening ke*uali Petey, yang sekarang merinti

    pelan.

    $ku tiba'tiba merasa sangat takut.Mengapa mereka menatap kami seperti itu?

    $tau ima%inasiku melarikan diriku lagi?$ku berpaling ke Ray, yang masi di sampingku. #ia tidak meliat semua masala itu

    sama sekali. Tapi dia tak menatapku kembali.

    "ei, teman'teman '" kataku. "$pa yang ter%adi?"$ku men*ba untuk tetap tenang, tapi suaraku sedikit gemetar.

    $ku menatap !s. #ia sedang sibuk menenangkan Petey dan belum menyadari bawa

    al'al itu tela beruba.Kedua anak laki'laki dengan pemukul bisbl menaan pemukul setinggi pinggang dan

    bergerak ma%u.$ku meliat ke sekeliling lingkaran,perasaan takut men*ekam dadaku.

    ingkaran diperketat. $nak'anak itu mendekati kami.

    10$wan itam itu tampaknya diatas kepala lebi renda. 3dara terasa berat dan lembab.

    !s sibuk diri dengan ban leer Petey dan masi tak meliat apa yang ter%adi. $ku

    bertanya'tanya apaka Ray akan mengatakan sesuatu, apaka ia akan melakukan sesuatuuntuk mengentikan mereka. Tapi ia tetap diam dan tanpa ekspresi sampingku.

    ingkaran %adi menge*il sepertinya anak'anak menutupnya.

    $ku menyadari bawa aku tela menaan napas. $ku menarik napas pan%ang dan membukamulut untuk berteriak.

    "ei, anak'anak ' apa yang ter%adi?"&tu adala suara serang pria, memanggil dari luar lingkaran.

    Semua rang berbalik untuk meliat Mr #awes datang segera ke ara kami, mengambil

    langka'langka pan%ang saat dia menyeberangi %alan, dia membuka tutup %aket

    Page 2

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    3/26

    02.TXTbelakangnya. #ia memiliki senyum rama di wa%anya.

    "$pa yang ter%adi?" tanyanya lagi.

    #ia tampaknya tak menyadari bawa germblan anak'anak tela mendekati !s dan aku.

    "Kami sedang menu%u ke taman bermain," kata erge /arpenter padanya, memutar'mutar

    tngkat di tangannya. "Kau tau, untuk bermain s4tball..""Kesepakatan yang baik," kata Mr #awes, menarik kebawa dasi bergarisnya, yang tela

    tertiup angin ke atas baunya. &a menatap langit yang mulai gelap. "Semga kaliantak mendapatkan u%an turun."

    +eberapa anak'anak tela mundur. Mereka berdiri dalam kelmpk'kelmpk ke*il terdir

    dari dua dan tiga rang sekarang. ingkaran itu tela benar'benar putus."$paka itu pemukul untuk s4tball atau ardball?" tanya Mr #awes pada erge.

    "erge tak tau," %awab anak lain dengan *epat. "#ia tak perna memukul apa pun

    dengan itu-"$nak'anak semuanya tertawa. erge %enaka pura'pura mengan*am anak itu, datang

    kepadanya dengan pemukul.Mr #awes melambai ke*il dan mulai pergi. Tapi kemudian dia berenti, dan matanya

    terbuka lebar karena terke%ut."ei," katanya, berkedip padaku dengan suatu senyum rama. "!s. $manda. $ku takmeliat kalian di sana."

    "Selamat pagi," gumamku.

    $ku merasa sangat bingung. +eberapa saat yang lalu, aku merasa sangat takut.Sekarang semua rang sekelilingku tertawa dan ber*anda.

    $paka aku membayangkan bawa anak'anak bergerak kepada kami ? Ray dan !ssepertinya tak meliat sesuatu yang ane. $paka itu anya aku dan ima%inasiku yang

    berlebian ?

    $pa yang akan ter%adi %ika Mr #awes tak datang ?"+agaimana kalian berdua dengan ruma baru itu ?" tanya Mr #awes sambil merapikan

    rambut pirangnya yang bergelmbang.

    ")ke," %awab !s dan aku bersama'sama. Sambil menatap Mr #awes, Petey mulaimenggnggng dan menarik'narik tali.

    Mr #awes menampilkan ekspresi terluka berlebian di wa%anya."$ku an*ur," katanya. "$n%ing kalian masi tak menyukaiku." #ia membungkuk di atas

    Petey. "ei, an%ing ' santaila."

    Petey menggnggng kembali dengan mara."#ia ari ini tampaknya tak menyukai siapa sa%a," kataku meminta maa4 pada Mr

    #awes.Mr #awes kembali berdiri dan mengangkat bau.

    "Tak dapat memenangkan semuanya."

    #ia mulai kembali ke mbilnya, yang diparkir beberapa meter di %alan."$ku sedang menu%u ke ruma kalian," katanya pada !s dan aku. "anya ingin meliat

    apaka ada yang bisa kulakukan untuk membantu rang tua kalian.

    +ersenang'senangla, anak'anak.."$ku meliatnya naik ke mbilnya dan pergi.

    "#ia pria yang baik," kata Ray."(a," aku setu%u. $ku masi merasa tak nyaman, bertanya'tanya apa yang akan

    dilakukan anak'anak sekarang saat Mr #awes suda pergi.

    $paka mereka membentuk lingkaran menakutkan lagi?

    Page 5

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    4/26

    02.TXTTidak. Semua rang mulai ber%alan, menu%u ke bawa blk untuk bermain di belakang

    sekla. Mereka saling ber*anda dan berbi*ara nrmal, dan *ukup banyak mengabaikan

    !s dan aku.$ku mulai merasa sedikit knyl. !elas bawa mereka tak berusaa untuk

    menakut'nakuti !s dan aku. $ku arus membuat seluru al itu keluar dari

    pikiranku.$ku arus.

    Setidaknya, aku berkata pada diriku sendiri, aku tak berteriak atau membuatkegaduan. Setidaknya aku tak membuat diriku bd ttal.

    Taman bermain ini benar'benar ksng. Kuduga kebanyakan anak'anak tetap tinggal 6di

    ruma7 dalam karena langit yang gelap. Taman bermain ini adala lapangan besarberumput datar, keempat sisinya dikelilingi le pagar besi tinggi. $da

    ayunan'ayunan dan tempat melun*ur pada akirnya dekat gedung sekla . $da dua

    lapangan bisbl di u%ung lain. #i luar pagar, aku bisa meliat deretan lapangantenis, %uga sepi.

    !s mengikat Petey ke pagar, lalu datang berlari untuk bergabung dengan kami. $naklaki'laki bernama !erry ranklin membuat tim'tim. Ray dan aku berada di tim yang

    sama. !s di tim lain.Tim kami bertugas menangkap dan melempar bla, aku merasa senang dan sedikit gugup.$ku bukan pemain s4tball terbaik di dunia. $ku bisa memukul bla *ukup baik. Tapi

    di lapangan, aku sunggu'sunggu tll. 3ntungnya, !erry mengaturku ke bagian kanan

    di mana tak banyak bla yang terpukul.$wan mulai menge*il dan langit pun lebi terang. Kami bermain dua babak penu. Tim

    lain menang, 8'2. $ku bersenang'senang. $ku anya ka*au pada satu permainan. #an akumemukul ganda di waktu pukulan pertamaku.

    Sangat menyenangkan berada bersama kelmpk baru anak'anak. Mereka tampaknya

    benar'benar baik, terutama gadis itu yang bernama Karen Smerset, yang berbi*aradenganku saat kami menunggu giliran memukul kami. Karen punya senyum yang inda,

    meskipun dia mengenakan kawat gigi pada semua giginya, atas dan bawa. #ia tampak

    sangat ingin berteman.Mataari keluar saat timku mulai menempati lapangan untuk awal inning ketiga.

    Tiba'tiba, aku mendengar suara peluit, keras melengking. $ku meliat sekelilingsampai aku meliat bawa itu !erry ranklin, meniup satu peluit perak.

    Semua rang berlari ke aranya.

    "Sebaiknya kita berenti," katanya, menatap langit yang *era. "Kita ber%an%i4amili'4amili kita, ingat, bawa kita akan pulang untuk makan siang."

    $ku melirik %am tanganku. &tu anya 11.50. Masi lebi awal.Tapi aku terke%ut, tak ada yang prtes.

    Mereka semua saling melambai dan mengu*apkan perpisaan, dan lalu mulai berlari. $ku

    tak bisa per*aya betapa *epat setiap rang pergi . Sela'la mereka sedang balapanatau sesuatu.

    Karen berlari melewatiku seperti yang lain, kepalanya ke bawa, ekspresi serius

    tampak di wa%anya yang *antik. alu ia tiba'tiba berenti dan berbalik."Senang bertemu denganmu, $manda," teriaknya kembali. "Kita arus bertemu

    kapan'kapan.""+agus-" $ku memanggilnya. "$paka kau tau di mana aku tinggal?"

    $ku tak bisa mendengar %awabannya dengan sangat baik. #ia mengangguk, dan kupikir

    dia berkata, "(a. $ku tau itu aku dulu tinggal di rumamu.."

    Page 9

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    5/26

    02.TXTTapi tak mungkin apa yang dikatakannya itu.

    11

    +eberapa ari berlalu. !s dan aku mulai terbiasa dengan ruma baru kami dan

    teman'teman baru kami.$nak'anak yang kami temui setiap ari di taman bermain itu belum benar'benar

    berteman. Mereka berbi*ara dengan !s dan aku, dan membiarkan kami di tim mereka.Tapi itu sangat sulit untuk mengenal mereka.

    #i kamarku, aku terus mendengar bisikan'bisikan di larut malam, dan *ekikikan

    lembut, tapi aku memaksakan diri untuk mengabaikannya. Suatu malam, kupikir akumeliat serang gadis berpakaian serba puti di u%ung lrng lantai atas. Tapi

    ketika aku ber%alan untuk menyelidiki, anya ada setumpuk lembar seprai ktr dan

    lain pada dinding.!s dan aku tela menyesuaikan diri, tapi Petey masi bertingka sangat ane. Kami

    membawanya dengan kami ke taman bermain setiap ari, tetapi kami arus mengikatnyapagar. !ika tidak, ia akan menggnggng dan mendadak menggigit pada semua anak.

    "#ia masi gugup berada di tempat yang baru," kataku pada !s. "#ia akan tenang."Tapi Petey tak tenang. #an sekitar dua minggu kemudian, kami menyelesaikan satupermainan s4tball dengan Ray, dan Karen Smerset, dan !erry ranklin, dan erge

    /arpenter, dan sekelmpk anak'anak lain, ketika aku meliat ke pagar dan meliat

    bawa Petey pergi.:nta bagaimana ia berasil lepas dari tali dan melarikan diri.

    Kami men*ari ber%am'%am, memanggil "Petey-" berkeliling dari blk ke blk, men*aridi alaman depan dan alaman belakang, di tana'tana ksng dan utan'utan.

    Kemudian, setela berputar'putar di lingkungan itu dua kali, !s dan aku tiba'tiba

    menyadari bawa kami tak tau di mana kami berada.!alan'%alan #ark alls tampak sama. Mereka semua dibatasi dengan batu bata tua lebar

    atau ruma papan, semua penu dengan pn'pn tua yang rindang.

    "$ku tak per*aya. Kita tersesat," kata !s, bersandar ke batang pn, berusaamengatur napas.

    "$n%ing tll itu," gumamku, mataku men*ari di %alanan. "Mengapa dia melakukan ini.#ia tak perna melarikan diri sebelumnya.?"

    "$ku tak tau bagaimana dia bisa lepas," kata !s, menggelengkan kepalanya, lalu

    menyeka dainya yang berkeringat dengan lengan kasnya. "$ku mengikatnya sangatbaik."

    "ei ' mungkin ia berlari pulang," kataku.&de itu segera membuatku gembira.

    "(a-" !s melangka men%au dari pn dan kembali ke araku. "$ku berani bertaru

    kau benar, $manda #ia mungkin berada di ruma selama ber%am'%am.. ;w. Kita sudamen%adi bd. Kita arusnya memeriksa ruma pertama kali. Mari kita pergi-"

    "(a," kataku, memandang berkeliling pada pekarangan yang ksng, "kita anya arus

    men*ari tau mana %alan ke ruma."$ku mendngak dan ke bawa %alan, men*ba untuk men*ari tau kemana kami akan

    berbelk ketika kami meninggalkan alaman sekla. $ku tak ingat, %adi kami anyamulai ber%alan.

    3ntungnya, saat kami tiba di tikungan berikutnya, sekla mulai terliat. Kami tela

    membuat sebua lingkaran penu. Muda untuk menemukan %alan kita dari sana.

    Page

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    6/26

    02.TXTMelewati taman bermain itu, aku menatap tempat di pagar dimana Petey tela diikat.

    $n%ing pembuat nar itu. #ia bertindak begitu buruk se%ak kami datang ke #ark alls.

    $paka ia berada di ruma saat kami sampai di sana? $ku berarap begitu.

    +eberapa menit kemudian, !s dan aku berlari di %alanan berkerikil, memanggil nama

    an%ing sekuat kita. Pintu depan terbuka dengan keras dan &bu, rambutnya diikat disebua sapu tangan besar berwarna mera terang, lutut *elana %eans'nya tertutup

    dengan debu, melngk keluar. #ia dan $ya tela menge*at teras belakang."#ari mana sa%a kalian berdua ? Makan siang dua %am yang lalu-"

    !s dan aku sama'sama men%awab pada waktu yang sama. "$paka Petey di sini?"

    "Kami sedang men*ari Petey-""$paka dia di sini?"

    ;a%a &bu penu dengan kebingungan.

    "Petey? Kupikir dia bersama kalian."atiku tenggelam. !s merst ke %alan masuk dengan satu desaan keras, telentang

    datar di atas kerikil dan daun."Kau belum meliatnya?" tanyaku, suaraku gemetar menun%ukkan keke*ewaanku. "#ia

    bersama kami Tapi dia lari..""), aku. Maa4," kata &bu, isyarat bagi !s untuk bangun dari %alan masuk. "#ialari, kupikir kalian tela menaan dirinya dengan tali.?"

    "Kau arus membantu kami menemukannya," pinta !s, tak bergeming dari tana. "+awa

    mbil. Kita arus menemukannya '. Sekarang-""$ku yakin dia tak %au," kata &bu. "Kalian pasti kelaparan. Masukla dan makan

    siang dan kemudian kita akan '.""Tidak. Sekarang %uga-" %erit !s.

    "$pa yang ter%adi?" tanya $ya, wa%a dan rambutnya tertutup dengan bintik'bintik

    ke*il dari *at puti, bergabung &bu di teras depan. "!s ' apa maksud teriakanini?"

    Kami men%elaskan kepada $ya apa yang ter%adi. #ia mengatakan bawa ia terlalu sibuk

    untuk berkeliling men*ari Petey. &bu bilang dia akan melakukannya, tetapi anyasetela kami makan siang. $ku menarik kedua lengan !s dan menyeretnya ke dalam

    ruma.Kami men*u*i dan menelan beberapa selai ka*ang dan %elly sandwi*. Kemudian &bu

    mengambil mbil keluar dari garasi, dan kami berkendara di sekeliling dan di sekitar

    lingkungan men*ari ewan peliaraan kami yang ilang.Tak berasil.

    Tak ada tanda darinya.!s dan aku sedi. Pata ati. &bu dan $ya menelepn plisi setempat. $ya terus

    mengatakan bawa Petey memiliki perasaan yang baik akan ara, bawa dia akan mun*ul

    sebentar lagi.Tapi kita tak benar'benar per*aya.

    #i mana dia?

    Kami berempat makan malam dalam keeningan. &tu adala malam ari terpan%ang palingmengerikan dalam idupku.

    "$ku mengikatnya benar'benar baik," ulang !s, ampir menangis, piring makannyamasi penu.

    "$n%ing adala seniman melarikan diri yang bagus," kata $ya, "!angan kawatir. #ia

    akan mun*ul.."

    Page =

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    7/26

    02.TXT"+eberapa malam untuk suatu pesta," kata &bu murung.

    $ku suda lupa bawa mereka akan keluar. +eberapa tetangga di blk sebela tela

    mengundang mereka ke pesta besar makan malam seadanya."$ku yakin tak ingin berpesta, %uga," kata $ya sambil mendesa. "$ku mengaduk *at

    sepan%ang ari. Tapi kurasa kita arus bertetangga.. Kalian anak'anak tentunya akan

    baik'baik sa%a di sini kan ?""(a, kurasa," kataku, berpikir tentang Petey. $ku terus mendengar gngngannya,

    mendengarkan garukan di pintu.Tapi tidak. +er%am'%am berlalu. Petey masi belum mun*ul pada waktunya tidur.

    !s dan aku sama'sama menyelinap ke atas. $ku merasa benar'benar lela, *apek dari

    semua kekawatiran, berlari'lari dan men*ari Petey, kurasa. Tapi aku tau aku takkanperna bisa tidur.

    #i lrng di luar pintu kamar tidurku, aku mendengar bisik'bisik dari dalam kamarku

    dan langka'langka pelan. &tu suara yang biasa terdengar kamarku. $ku sama sekalitak takut padanya atau terke%ut lagi.

    Tanpa ragu, aku melangka ke kamarku dan mengidupkan lampu. Ruangan itu ksng,seperti searusnya, kutau itu. Suara'suara misterius itu mengilang. $ku melirik

    grden, berbaring lurus dan diam.alu aku meliat pakaian yang berserakan di tempat tidurku.+eberapa pasang %eans. +eberapa kas. +eberapa sweater. Satu'satunya ba%u atasan

    rkku.

    &tu ane, pikirku. &bu penggila kerapian. !ika dia tela men*u*i pakaian'pakaianini, dia pasti akan menggantungnya atau menempatkannya ke dalam lemari pakaian.

    Sambil mengela napas leti, aku mulai mengumpulkan pakaian dan menyimpannya.Kupikir &bu terlalu banyak yang arus dilakukannya untuk diganggu. #ia mungkin

    tela men*u*i barang'barang itu dan kemudian meninggalkannya di sini bagi saya untuk

    disingkirkan. $tau dia tela menaru semuanya, beren*ana untuk kembali lagi nantidan menyimpannya, dan lalu sibuk dengan peker%aan'peker%aan lain.

    Setenga %am kemudian, aku masuk ke tempat tidurku ter%aga, menatap bayangan di

    langit'langit. +eberapa waktu setela itu ' aku tak tau waktunya ' $ku masiter%aga, masi berpikir tentang Petey, berpikir tentang anak'anak baru yang kutemui,

    berpikir tentang lingkungan baru, ketika aku mendengar pintu kamarku berderit danberayun terbuka.

    angka'langka kaki berderit di papan lantai.

    $ku duduk di kegelapan sepertinya seserang bergerak pelan ke kamarku."$manda ' sss ' ini aku."

    Kaget, aku butu beberapa detik untuk mengenali yang berbisik."!s, $pa yang kau inginkan. $pa yang kau lakukan di sini??-"

    $ku tersentak saat satu *aaya menyilaukan memaksaku untuk menutupi mataku.

    "3ps. Maa4," kata !s. ". Senterku. $ku tak bermaksud '""$du, itu terang," kataku, berkedip. #ia mengarakan srtan yang kuat dari *aaya

    puti ke langit'langit.

    "(a. &ni senter algen," katanya.">a, apa yang kau inginkan?" Tanyaku kesal.

    $ku masi tak bisa meliat dengan baik. $ku mengusap mataku, tapi tak membantu."$ku tau di mana Petey," bisik !s, "dan aku akan pergi mengambilnya. $y pergi

    bersamaku ?."

    "a?"

    Page

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    8/26

    02.TXT$ku menatap %am ke*il di me%a tempat tidurku.

    "&ni suda tenga malam, !s."

    "!adi ? Tak akan lama. Sunggu."Mataku ampir nrmal sekarang. Menatap !s dengan *aaya dari lampu senter algen,

    aku meliat untuk pertama kalinya bawa ia berpakaian sepenunya, *elana %ins dan

    kas lengan pan%ang."$ku tak mengerti, !s," kataku, berbalik dan menempatkan kakiku di lantai. "Kita

    tela men*ari kemana'mana. #i mana kau pikir Petey berada ?.""#i pemakaman," %awab !s. Matanya tampak besar, gelap dan serius dalam *aaya

    puti.

    "a?""&tu tempat ia lari pertama kalinya, ingat ? Saat kita pertama kali datang ke #ark

    alls elap ? #ia berlari ke pemakaman melalui sekla."

    "Sekarang, tunggu sebentar '" aku memulai."Kita berkeliling sre ini, tapi kita tak meliat ke dalam. #ia ada di sana,

    $manda.. $ku tau dia di sana. #an aku akan pergi mengambilnya. $paka kau ikut atautidak.."

    "!s, tenang," kataku, meletakkan tanganku di baunya yang sempit. $ku terke%utmenemukan bawa ia gemetar. "Tak ada alasan bagi Petey berada di pemakaman itu.""#i situla ia pergi pertama kalinya," tegas !s. "#ia men*ari sesuatu di sana ari

    itu aku tau.. $ku tau dia ada di sana lagi, $manda."

    #ia mendrngku."Kau ikut atau tidak?"

    $dikku adala paling keras kepala, rang yang paling kepala batu di dunia."!s, kau benar'benar akan pergi ke pemakaman yang ane selarut malam ini ?"

    tanyaku.

    "$ku tak takut," katanya, menyrtkan *aaya terang di sekeliling kamarku.Se%enak, kupikir lampu menangkap seserang, bersembunyi di balik grden. $ku membuka

    mulutku untuk berteriak. Tapi tak ada rang di sana.

    "Kau ikut atau tidak?" ulangnya tak sabar.$ku akan mengatakan tidak. Tapi lalu, melirik grden, kupikir, itu mungkidi luar

    sana di kuburan itu tak lebi menakutkan dari pada di kamar tidurku sendiri -"(a. )ke," kataku enggan. "Keluar dari sini dan biarkan aku berpakaian."

    ")ke," bisiknya, mematikan senter, membuat kami ke dalam kegelapan. "Temui aku di

    u%ung %alan masuk.""!s ' liat pemakaman itu satu kali se*epatnya, lalu kita buru'buru pulang.

    Paam?." kataku padanya."(a +enar.. Kita akan ada di ruma sebelum &bu dan $ya kembali dari pesta itu."

    #ia bergerak pelan keluar. $ku bisa mendengarnya ber%alan *epat menuruni tangga.

    &ni adala ide paling gila yang perna ada, aku berkata pada diriku sendiri saat akumen*ari dalam kegelapan selama beberapa pakaian untuk dipakai.

    #an ini %uga %enis yang kesenangan.

    !s sala. Tak diragukan lagi. Petey tak akan berkeliaran di kuburan itu sekarang.Kenapa dia arus ?

    Tapi setidaknya ini bukan per%alanan yang lama. #an ini adala sebua petualangan.Sesuatu bisa %adi tulisan untuk Katy %ika kembali ke ruma.

    #an %ika !s ter%adi benar, dan kami berasil menemukan Petey malang yang ilang,

    well, itu baik %uga.

    Page 8

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    9/26

    02.TXT+eberapa menit kemudian, mengenakan %eans dan kaus, aku bergerak pelan'pelan keluar

    dari ruma dan bergabung dengan !s di alaman bawa. Malam itu masi

    angat. Satu lapisan awan tebal menutupi bulan. $ku menyadari untuk pertama kalinyabawa tak ada lampu %alan di blk kami.

    !s menyrtkan senter algen ke ara bawa pada kaki kami.

    "Kau suda siap?" tanyanya.Pertanyaan bd. $paka aku akan berdiri di sini %ika aku tak siap?

    Kami ber%alan dengan membuat suara berderak di atas daun'daun kering saat kamimenu%u ke blk itu, menu%u ke sekla. #ari sana, itu anya dua blk ke pemakaman.

    "&ni sangat gelap," bisikku.

    Ruma'ruma itu itam dan ening. Tak ada angin sama sekali. Sela'la kami semuasendirian di dunia.

    "&ni terlalu tenang," kataku, bergegas untuk terus dengan !s. "Tak ada %angkrik

    atau apapun. $paka kau yakin kau benar'benar ingin pergi ke pemakaman ?""$ku yakin," katanya, matanya mengikuti lingkaran *aaya dari senter karena

    membentur di atas tana. "$ku benar'benar berpikir Petey ada di sana."Kami ber%alan di %alan, terus merapat ke tepi %alan. Kami suda pergi ampir dua

    blk. Sekla itu akan tampak ke dalam pengliatan di blk berikutnya ketika kamimendengar langka'langka bersemangat di belakang kami di trtar.!s dan aku sama'sama berenti. #ia menurunkan *aaya.

    Kami berdua mendengar suara. $ku tak membayangkan mereka.

    Seserang sedang mengikuti kami.

    12

    !s begitu kaget, senter %atu dari tangannya dan berdentang ke %alan. ampu

    berkedip'kedip tapi menyala.Pada saat !s berasil mengambilnya, penge%ar kami tela menangkap kami. $ku

    berbalik untuk mengadapinya, atiku berdebar di dadaku.

    "Ray. $pa yang kau lakukan di sini?-"!s mengarakan *aaya senter ke wa%a Ray, tapi Ray menga%ukan lengannya untuk

    melindungi wa%anya dan menunduk kembali ke kegelapan."$pa yang kalian lakukan di sini?" teriaknya, terdengar ampir sama terke%ut seperti

    yang aku.

    "Kau ' kau menakut'nakuti kami," kata !s mara, mengarakan senter kembali di kakikami.

    "Maa4," Ray berkata, "$ku mau memanggil, tapi aku tak yakin itu adala kau.""!s punya ide gila tentang di mana mungkin Petey berada," kataku, masi berusaa

    untuk mengatur napas. "&tula sebabnya kami di sini."

    "+agaimana denganmu ?" tanya !s pada Ray."(a, kadang'kadang aku mengalami kesulitan tidur," kata Ray pelan.

    "$pa rang tuamu tak berpikiran kau keluar begitu makam ?" tanyaku.

    #alam pan*aran *aaya dari senter, aku bisa meliat senyum %aat melintas wa%anya."Mereka tak tau."

    "$paka kita akan ke pemakaman atau tidak?" !s bertanya tak sabar.Tanpa menunggu %awaban, ia mulai berlari di %alan, lampu terapung'apung di trtar

    di depannya. $ku berbalik dan mengikuti, ingin berada dekat dengan *aaya.

    "Kemana kalian akan pergi?" Ray memanggil, bergegas untuk menge%ar.

    Page @

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    10/26

    02.TXT"Ke pemakaman," aku balas.

    "Tidak," kata Ray. "Kalian tak ble ke sana."

    Suaranya begitu renda, begitu mengan*am, membuatku berenti."$pa?"

    "Kalian tak ble ke sana," ulang Ray.

    $ku tak bisa meliat wa%anya. ;a%anya tersembunyi dalam kegelapan. Tapikata'katanya terdengar mengan*am.

    "/epat-" panggil !s kembali kepada kami.#ia tak melambat. #ia tak memperatikan an*aman dalam kata'kata Ray.

    "+erenti, !s-" panggil Ray. &ni terdengar lebi seperti perinta daripada

    permintaan. "Kau tak ble pergi ke sana-""Mengapa tidak?" aku menuntut, tiba'tiba takut. $paka Ray mengan*am !s dan aku?

    $paka dia tau sesuatu yang kami tak tau ? $tau aku tak membuat kesepakatan besar

    sekali lagi?$ku menatap ke dalam kegelapan, men*ba untuk meliat wa%anya.

    "Kau akan %adi rang gila %ika pergi ke sana di malam ari-" ia menyatakan.$ku mulai berpikir aku tela sala menilainya. &a takut ke sana. &tula sebabnya dia

    berusaa mengentikan kami."$paka kau akan ikut atau tidak?" tuntut !s, semakin %au dan %au di depan kami.

    "$ku tak berpikir kita arus," Ray memperingatkan.

    (a, dia takut, aku memutuskan. $ku anya membayangkan bawa ia mengan*am kami."Kau tak perlu. Tapi kami arus melakukannya," desak !s, mengambil ke*epatan.

    "Tidak. Sunggu," kata Ray. "&ni adala ide yang buruk."Tapi sekarang dia dan aku ber%alan berdampingan untuk menge%ar !s.

    "Petey di sana," kata !s, "$ku tau dia ada di sana."

    Kami melewati sekla yang gelap dan sunyi. Rasanya %au lebi besar di malam ari./aaya senter !s melintas melalui *abang'*abang pn renda saat kami berbelk ke

    %alanan pemakaman.

    "Tunggu ' tlng," pinta Ray. Tapi !s tak melambat. +egitu pula aku aku sangatingin ke sana dan segera menyelesaikannya.

    $ku mengusap daiku dengan lenganku. 3dara panas dan masi tetap. $ku berarap akutak perna memakai ba%u lengan pan%ang. $ku merasakan rambutku. &tu basa kuyup.

    $wan'awan masi menutupi bulan saat kami men*apai kuburan. Kami melangka melalui

    gerbang di tembk yang renda. #alam kegelapan, aku bisa meliat deretan lengkunganbatu nisan.

    /aaya senter !s ber%alan dari batu ke batu, melmpat naik turun saat diaber%alan.

    "Petey-" panggilnya tiba'tiba, meme*akan kesunyian.

    #ia mengganggu tidur rang mati, pikirku, tiba'tiba merasakan awa dingin ketakutan.

    !angan knyl, $manda.

    "Petey-" $ku memanggil %uga, memaksa mengilangkan pikiran'pikiran mengerikanku."&ni adala ide yang sangat buruk," kata Ray, berdiri sangat dekat denganku.

    "Petey - Petey -" panggil !s."$ku tau ini ide buruk," aku mengakui pada Ray. "Tapi aku tak ingin !s datang ke

    sini sendiri."

    "Tapi kita tak searusnya berada di sini," desak Ray.

    Page 10

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    11/26

    02.TXT$ku mulai berarap dia akan pergi. Tak ada yang memaksa dia untuk datang. Mengapa ia

    memberi kita waktu yang sulit?

    "ei ' liat ini-" panggil !s dari beberapa meter di depan.Sepatuku berbunyi di atas tana lunak, aku bergegas antara deretan kuburan. $ku tak

    menyadari bawa kami suda ber%alan pan%ang ke seluru kuburan.

    "#engar," kata !s lagi, senternya bermain atas susunan ane yang dibangun di tepikuburan.

    $ku butu sedikit waktu untuk men*ari tau apa itu yang di dalam lingkaran ke*il*aaya. &tu sangat tak terduga. &tu adala sema*am teater. Satu ampiteater 6stadin

    Aal besar7, kurasa kau bisa menyebutnya, barisan bangku pan%ang melingkar tertan*ap

    di tana, turun seperti tangga bertingkat ke panggung renda di bagian bawa."$pa ini -" seruku.

    $ku mulai ma%u untuk meliat lebi dekat.

    "$manda '. Tunggu. $y pulang," panggil Ray.#ia merai lenganku, tapi aku bergegas pergi, dan ia anya merai udara.

    "$ne. Siapa yang akan membangun teater terbuka di tepi pemakaman ?-" tanyaku.$ku menle ke belakang untuk meliat apaka !s dan Ray mengikutiku, dan sepatuku

    terkena sesuatu. $ku tersandung ke tana, lututku terbentur keras."$du apa. &tu?"!s menyrtkan senter di atasnya saat aku naik perlaan'laan berdiri, sakit

    sekali. $ku tersandung akar besar pn yang terangkat.

    #alam *aaya berkedip'kedip, aku mengikuti benggl akar itu ke pn besar tuabeberapa meter. Pn yang luar biasa besar dan tingginya sedang membungkuk di atas

    teater bawa tana yang ane, bersandar di sudut renda yang mungkin tampak akantumbang setiap saat. umpalan besar dari akar terangkat dari tana. #i atas,

    *abang'*abang pn, berat dengan daun, tampak miring ke tana.

    "Timberrr-" !s berteriak."$ne-" $ku berseru. "ei, Ray ' apa tempat ini?"

    "&ni adala tempat pertemuan," kata Ray pelan, berdiri dekat di sampingku, menatap

    lurus ke depan pada pn yang melengkung. "Mereka menggunakannya sema*am balai ktaMereka memiliki pertemuan kta di sini.."

    "#i pemakaman?" teriakku, sulit untuk per*aya."$y pergi," desak Ray, tampak sangat gugup.

    Kami bertiga mendengar langka kaki. Mereka di belakang kami, di suatu tempat di

    deretan kuburan. Kami berbalik. /aaya !s menyapu tana."Petey-"

    #i sana ia, berdiri di antara deretan , penanda batu nisan renda terdekat . $kuberbalik gembira pada !s.

    "$ku tak per*aya-" $ku berteriak. "Kau benar-"

    "Petey - Petey -"!s dan aku berdua mulai berlari ke ara an%ing kami.

    Tapi Petey melengkungkan kembali kaki belakangnya sela'la ia sedang bersiap'siap

    untuk melarikan diri. #ia menatap kami, matanya mera sebagai permata dalam *aayasenter.

    "Petey - Kami menemukanmu -" $ku berteriak.$n%ing itu menundukkan kepalanya dan mulai berlari men%au.

    "ei Petey '- Kembali. $pa kau tak mengenali kami?-"

    #engan ke*epatan penu, !s menangkapnya dan menyambar dia dari tana.

    Page 11

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    12/26

    02.TXT"ei, Petey, ada apa, bung?"

    Saat aku bergegas, !s menurunkan Petey kembali ke tana dan melangka mundur.

    ") ' dia berbau busuk -""$pa?" teriakku.

    "Petey ' dia bau. +aunya seperti tikus mati-." !s memegang idungnya.

    Petey mulai ber%alan perlaan'laan."!s, dia tak senang meliat kami," rengekku. "#ia bakan keliatannya tak

    mengenali kita. iatla dia-."Memang benar. Petey ber%alan ke baris berikutnya dari batu nisan, lalu berbalik dan

    memeltti kami.

    $ku tiba'tiba merasa sakit. $pa yang ter%adi dengan Petey? Mengapa ia bertindakbegitu berbeda? Mengapa dia tak senang meliat kami ?

    "$ku tak mengerti," kata !s, wa%anya masi tetap dari bau an%ing yang tersebar.

    "+iasanya, %ika kita meninggalkan ruangan untuk tiga pulu detik, dia %adi gila saatkita kembali."

    "Sebaiknya kita pergi-" panggil Ray.#ia masi di tepi pemakaman dekat pn yang melengkung.

    "Petey ' apa yang sala denganmu?" aku memanggil an%ing itu. #ia tak menanggapi."$pa kau tak ingat namamu ? Petey ? Petey ?""(u*k. +au sekali -" Seru !s.

    "Kita arus membawanya pulang dan memandikannya," kataku. Suaraku gemetar. $ku

    merasa sangat sedi. #an ketakutan."Mungkin ini bukan Petey," kata !s berpikir.

    Mata an%ing itu meltt mera dalam sinar senter."&tu benar'benar dia," kataku pelan. "iatla. #ia menyeret tali. Tangkap dia, !s

    '... #an mari kita pulang"

    "(w. menangkapnya-" teriak !s. "+aunya terlalu buruk-""anya ambil tali kekangnya. Kau tak arus mengangkatnya," kataku.

    "Tidak. Kau."

    !s sedang keras kepala lagi. $ku bisa meliat bawa aku tak punya pilian.")ke," kataku. "$ku akan memanggilnya Tapi aku butu senter.."

    $ku merai senter dari tangan !s dan mulai berlari menu%u Petey."#udukla, Petey #uduk-." perintaku. &tu adala perinta yang anya Petey patui.

    Tapi dia tak menurut kali ini. Sebaliknya, dia berbalik dan berlari pergi, menaan

    renda kepalanya."Petey '- +erenti Petey, ayla-" $ku berteriak, %engkel. "!angan membuatku

    menge%armu.""!angan biarkan dia lls-" !s berteriak, berlari di belakangku.

    $ku memindakan senter dari sa%u sisi ke sisi lain sepan%ang tana. "#i mana dia?"

    "Petey. Petey-" panggil !s, terdengar nyaring dan putus asa.$ku tak bisa meliatnya.

    "), tidak. !angan bilang kita suda keilangan dia lagi-" Kataku.

    Kami berdua mulai memanggilnya."$pa yang sala dengan an%ing itu?" teriakku.

    $ku memindakan berkas *aaya ke bawa satu baris pan%ang batu nisan, lalu, bergerak*epat, turun berikutnya. Tak ada tanda darinya. Kami berdua terus memanggil namanya.

    #an kemudian lingkaran *aaya berenti menimpa di depan sebua nisan granit.

    Page 12

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    13/26

    02.TXTMemba*a nama di batu, aku berenti singkat.

    #an tersentak.

    "!s ' liat-" $ku menyambar lengan !s. $ku memegang erat'erat."a apa ? Sala ?" ;a%anya penu dengan kebingungan.

    "iat - >ama di batu nisan itu -."

    &tu Karen Smerset.!s memba*a nama. #ia menatapku, masi bingung.

    "&tu teman baruku Karen. )rang yang kua%ak bi*ara di tempat bermain setiap ari,"kataku.

    "a ? &tu pasti neneknya atau sesuatu," kata !s, dan kemudian menambakan dengan

    tak sabar, "$y. /arila Petey.""Tidak. iatla tanggalnya," kataku padanya.

    Kami berdua memba*a tanggal di bawa nama Karen Smerset itu. 1@=0'1@2.

    "&ni tak mungkin ibunya atau neneknya," kataku, men%aga srt senter pada batumeskipun tanganku gemetar. "adis ini meninggal ketika dia berumur dua belas taun

    seusiaku.. #an Karen berumur dua belas taun, %uga. #ia bilang.""$manda '" !s *emberut dan memalingkan muka.

    Tapi aku mengambil beberapa langka dan menyrtkan *aaya ke nisan berikutnya. $danama di atasnya yang belum perna kudengar sebelumnya. $ku pinda ke batuberikutnya. >ama lain aku tak perna kudengar.

    "$manda, ayla-" !s merengek.

    +atu nisan berikutnya memiliki nama erge /arpenter di atasnya. 1@

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    14/26

    02.TXT$ku mundur selangka, sepatuku tenggelam ke dalam tana lunak. 3dara terasa berat

    dan tetap. Tak ada yang bersuara. Tak ada yang pinda.

    Mati.$ku dikelilingi le kematian, pikirku.

    Kemudian, membeku di tempat, tak bisa bernapas, kegelapan berputar'putar di

    sekitarku, batu'batu nisan berputar dalam bayang'bayang itam mereka sendiri, akuberpikirB $pa yang akan dilakukannya padaku?

    "Ray '" aku berasil memanggil. Suaraku terdengar samar dan %au. "Ray, apaka kaubenar'benar suda mati?"

    "Maa4kan aku. Kau tak searusnya tau, belum saatnya," katanya, suaranya renda dan

    berat mengambang di udara malam menyesakkan."Tapi ' bagaimana ? Maksudku ... $ku tak mengerti?......."

    $ku memandang melewatinya dengan *aaya puti yang keluar dari senter. !s beberapa

    baris %aunya, ampir ke %alan, masi men*ari Petey."Petey-" $ku berbisik, rasa takut men*ekik tenggrkanku, perutku menyempit ngeri.

    "$n%ing selalu tau," kata Ray dengan nada renda datar. "$n%ing selalu mengenalirang mati yang idup. &tu sebabnya mereka arus pergi dulu. Mereka selalu tau."

    "Maksudmu ' Petey mati...?" $ku ter*ekik kata'kata.Ray mengangguk. "Mereka membunu an%ing terlebi daulu.""Tidak-"

    $ku men%erit dan mundur selangka lagi, ampir keilangan keseimbangan saat aku

    menabrak nisan marmer renda. $ku melmpat men%au dari itu."Kau tak searusnya meliat ini," kata Ray, wa%anya yang sempit tanpa ekspresi

    ke*uali matanya yang gelap, yang mengungkapkan kesedian yang nyata. "Kau taksearusnya tau Tidak untuk beberapa minggu lagi., +agaimanapun %uga. $ku adala

    pengawas. $ku searusnya untuk meliat, untuk memastikan kau tak meliat sampai tiba

    saatnya."#ia melangka ke araku, matanya bersinar menyala mera, membakar ke pikiran.

    "$paka kau mengawasiku dari %endela?" teriakku. "$paka itu kau di kamarku?"

    Sekali lagi ia mengangguk ya."$ku dulu tinggal di rumamu," katanya, melangka mendekat, memaksaku kembali ke

    batu marmer dingin. "$ku pengawas itu."$ku memaksa diriku untuk berpaling, untuk mengentikan menatap mata bersinarnya. $ku

    ingin berteriak pada !s untuk lari dan men*ari bantuan. Tapi ia terlalu %au. #an

    aku membeku di sini, membeku ketakutan."Kami membutukan dara segar," kata Ray.

    "$pa ?" teriakku. "$pa katamu ?""Kta ini ' tak dapat bertaan tanpa dara segar. Tidak serang pun dari kita dapat.

    Kau akan segera mengerti, $manda. Kau akan memaami mengapa kita arus mengundangmu

    ke ruma ini, ke Ruma Mati......."#alam lesatan, srtan senter yang Cig'Cag, aku bisa meliat !s bergerak mendekat,

    menu%u %alan kami.

    ari, !s, pikirku. ari men%au. /epat. /ari seserang. /ari siapa pun.$ku bisa memikirkan kata'kata. Kenapa aku tak bisa meneriakkannya ?

    Mata Ray bersinar lebi terang. #ia berdiri tepat di depanku sekarang, rman mukanyadiatur, keras dan dingin.

    "Ray ?" +akan melalui *elana %eansku, batu nisan marmer terasa dingin teradap

    bagian belakang kakiku.

    Page 19

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    15/26

    02.TXT"$ku penga*au," bisiknya. "$ku adala pengawas. Tapi aku penga*au.."

    "Ray ' apa yang akan kau lakukan?"

    Matanya mera berkelap'kelip."$ku benar'benar menyesal."

    #ia mulai mengangkat dirinya sendiri dari tana, melayang di atasku.

    $ku bisa merasakan diriku mulai ter*ekik. $ku tak bisa bernapas. $ku tak bisabergerak. $ku membuka mulutku memanggil !s, tapi tak ada suara yang keluar.

    !s? #i mana dia?$ku menunduk meliat barisan batu nisan tapi tak bisa meliat *aaya senternya.

    Ray melayang sedikit lebi tinggi. #ia melayang'layang di atasku, aku ter*ekik enta

    bagaimana, membutakanku, men*ekikku.$ku mati, pikirku. Mati.

    Sekarang aku mati %uga.

    19#an kemudian, tiba'tiba, *aaya menerbs kegelapan.

    /aaya menyinari wa%a Ray, lampu algen puti terang.D$pa yang ter%adi ?E tanya !s, dengan suara bernada tinggi, gugup. D$manda ' apayang ter%adi ?E

    Ray berteriak dan %atukan kembali ke tana.

    "Matikan - Matikan -" teriaknya, suaranya berbunyi nyaring, seperti angin melaluika*a %endela pe*a.

    Tapi !s menaan srtan lampu terang ke Ray."$pa yang ter%adi ? $pa yang kat lakukan ?"

    $ku bisa bernapas lagi. $ku menatap ke lampu, aku ber%uang untuk mengentikan

    %antungku dari berdebar begitu keras.Ray memindakan tangannya untuk melindungi diri dari *aaya. Tapi aku bisa meliat

    apa yang ter%adi padanya. /aaya itu suda melukainya.

    Kulit Ray tampaknya men*air. Seluru wa%anya mengendr, lalu %atu, men%atukantengkraknya.

    $ku menatap ke dalam lingkaran *aaya puti, tak mampu berpaling, saat kulit Raytergulung, terkulai dan melele. Sepertinya tulang di bawanya terbuka, bla matanya

    bergulir keluar dari rngganya dan ter%atu pelan ke tana.

    !s, membeku karena ketakutan, enta bagaimana memegang lampu terang dengan stabil,dan kami berdua menatap tengkrak menyeringai, lubang gelap menatap kembali pada

    kami.")-"

    $ku men%erit saat Ray melangka ke araku.

    Tapi lalu aku sadar bawa Ray tak ber%alan. #ia %atu.$ku melmpat ke samping saat dia reba ke tana. #an tersentak saat kepalanya

    mengantam bagian atas batu nisan marmer, dan pe*a'pe*a terbuka dengan per*ikan

    memuakkan."$y-" teriak !s. "$manda ' ayla -"

    #ia merai tanganku dan men*ba menarikku pergi.Tapi aku tak bisa berenti menatap Ray, yang sekarang men%adi tumpukan tulang di

    dalam genangan pakaian kusut.

    "$manda, ayla -"

    Page 1

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    16/26

    02.TXTKemudian, bakan sebelum aku menyadarinya, aku berlari, ber%alan di samping !s

    se*epat mungkin menuruni deretan pan%ang %alan menu%u kuburan. ampu menyrt lagi

    pada batu nisan yang seperti kabur saat kami berlari, tergelin*ir di atas rumputyang lembut tertutup embun, terenga'enga di udara yang masi panas.

    "Kita arus memberitau &bu dan $ya. Kita arus segera pergi dari sini -" teriakku.

    "Mereka ' mereka tak akan per*aya -" kata !s, saat kami men*apai %alanan. Kami

    terus ber%alan, sepatu kami berbunyi keras di trtar."$ku tak yakin. $ku sendiri per*aya -"

    "Mereka arus per*aya pada kita -" kataku padanya. "!ika mereka tak per*aya, kita

    akan menyeret mereka keluar dari ruma itu."Sinar puti lampu menun%ukkan %alan saat kami berlari melalui %alan'%alan gelap dan

    sunyi. Tak ada lampu %alan, tak ada lampu di dalam %endela'%endela ruma kita

    lewati, tak ada lampu mbil.Sepertinya dunia kegelapan tela kami masuki.

    #an sekarang suda waktunya untuk keluar.Kami berlari pada sisa per%alanan pulang. $ku terus meliat ke belakang untuk

    meliat apaka kami sedang diikuti. Tapi aku tak meliat siapa pun. ingkungan initetap dan ksng.$ku merasakan sakit yang ta%am di pinggangku saat kami tiba di ruma. Tapi aku

    memaksakan diri untuk terus ber%alan, di %alan berkerikil dengan selimut tebal daun

    mati, dan ke teras depan.$ku membuka pintu dan baik !s dan aku mulai men%erit.

    "&bu - $ya- Kalian di mana ?"Sunyi.

    Kami berlari ke ruang tamu. ampu'lampu itu mati semua.

    "&bu - $ya - $paka kalian di sini ?"Kuarap berada di sini, pikirku, %antung berlmba, rasa sakit di punggungku masi

    ta%am. Kuarap ada di sini.

    Kami men*ari ruma. Mereka tak ada di ruma."Pesta seadanya -", !s tiba'tiba teringat. "$paka mereka masi di pesta itu ?"

    Kami berdiri di ruang tamu, kami berdua terenga'enga. Rasa sakit di pinggangkutela berkurang sedikit. $ku suda menyalakan semua lampu, tapi ruangan masi terasa

    suram dan mengan*am.

    $ku melirik %am di atas perapian. ampir %amdua pagi."Mereka searus pulang sekarang," kataku, suaraku gemetar dan lema.

    "Ke mana mereka pergi ? $paka mereka meninggalkan nmr 6telepn7 ?"!s suda dalam per%alanan ke dapur.

    $ku mengikutinya, menyalakan lampu saat kami pergi. Kami pergi kanan ke kertas

    *atatan di me%a tempat &bu dan $ya selalu meninggalkan kita *atatan.Tak ada. Kertas itu ksng.

    "Kita arus menemukan mereka-" teriak !s. #ia terdengar sangat ketakutan. Mata

    lebarnya men*erminkan rasa takutnya. "Kita arus pergi dari sini."+agaimana %ika tela ter%adi sesuatu pada mereka ?

    &tula yang akan kukatakan. Tapi aku menaan diri tepat pada waktunya. $ku tak inginmembuat !s lebi ketakutan.

    Selain itu, dia mungkin akan memikirkan itu %uga.

    "aruska kita menelepn plisi " tanyanya, saat kami ber%alan kembali ke ruang tamu

    Page 1=

  • 7/24/2019 02.TXT - NotSelamat datang di rumah mati - part 02

    17/26

    02.TXTdan mengintip ke luar %endela depan ke dalam kegelapan.

    "$ku tak tau," kataku, menekan keningku yang panas ke ka*a yang dingin. "$ku tak

    tau arus berbuat apa. $ku ingin mereka pulang.. $ku ingin mereka di sini seinggakita semua bisa pergi."

    "Kenapa buru'buru ?" suara serang gadis berkata dari belakangku.

    !s dan aku sama'sama berteriak dan berputar.Karen Smerset berdiri di tenga ruangan, tangan bersedekap di depan dada.

    "Tapi ' kau suda mati -" kataku tanpa berpikir.#ia tersenyum, senyum sedi, senyum pait.

    #an kemudian dua anak lagi melangka dalam dari kridr. Sala satunya mematikan

    lampu."Terlalu terang di sini," katanya.

    Mereka pinda di samping Karen.

    #an anak lain, !erry ranklin ' anak mati lainnya' mun*ul di perapian. #an akumeliat gadis dengan rambut itam pendek, yang tela kuliat di tangga, pinda

    sampingku di grden.Mereka semua tersenyum, mata mereka bersinar suram dalam *aaya redup, semua

    bergerak kepada !s dan aku."$pa yang kalian inginkan ?" $ku men%erit dengan suara bakan tak kukenali. "$payang akan kalian lakukan ?"

    "Kami dulu tinggal di rumamu," kata Karen pelan.

    a. $ku berteriak."Kami dulu tinggal di rumamu," kata erge.

    "#an sekarang, *ba tebak -" !erry menambakan. "Sekarang kami mati di rumamu -"(ang lain mulai tertawa, terbaak'baak, tertawa kering, karena mereka semua

    menutupi !s dan aku.

    1