Pajak Dalam Ekonomi Daerah

18
PAJAK DI DALAM PEREKONOMIAN DAERAH Dahlan TAMPUBOLON Ph.D Disampaikan Di Dalam Seminar Regulasi Perpajakan Untuk Menopang Pertumbuhan Ekonomi’

Transcript of Pajak Dalam Ekonomi Daerah

Page 1: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PAJAK DI DALAM PEREKONOMIAN DAERAH

Dahlan TAMPUBOLON Ph.D

Disampaikan Di Dalam Seminar

“Regulasi Perpajakan Untuk Menopang Pertumbuhan Ekonomi’

Page 2: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi dan perkembangan sosial

Pajak Sumber dana bagiperkembangan sosial

PotensiPotensiPotensiPotensi

DaerahDaerahDaerahDaerah

Otonomi

Daerah

Meningkatkan Kesejahteraan

Rakyat

Demokrasi, Akuntabilitas, Kesejahteraan Keadilan

Page 3: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PAD

kecil

Pengeluaran Daerah

besar

Bukan hanya mengharapkan DAU dan DAK

kecil besar

Perlu Kemandirian

Page 4: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PajakHendaknya

High Cost Economy

Kontraproduktif

Pertumbuhan Ekonomi

tidak

Mendorong

munculnya

Akhirnya

Menghambat

Page 5: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PAJAK MERUPAKAN KONTRA PRODUKTIF BAGI PERTUMBUHAN OUTPUT

� Pajak merupakan kontra produktif bagi pertumbuhan output. Romer dan Romer (2010)menemukan efek negatif pajak dimana kenaikan pajak dari 1 persen dari PDB menurunkanPDB riil sekitar 3 persen setelah sekitar dua tahun. Arnold et al. (2011) menyebutkan pajakberbahaya bagi pertumbuhan ekonomi, terutama pajak korporasi, pajak pribadipenghasilan, pajak konsumsi, dan pajak properti. Barro dan Redlick (2011) melihat, faktorpenghasilan, pajak konsumsi, dan pajak properti. Barro dan Redlick (2011) melihat, faktorperubahan di dalam pajak marjinal lebih berpengaruh dibandingkan rata-rata tarif pajakterhadap penerimaan negara. Ferede dan Dahlby (2012) menemukan potongan pajakperusahaan 10 poin akan menaikkan tingkat pertumbuhan per kapita tahunan sebesar 1sampai 2 poin.

� Gemmell et al. (2011) menemukan menemukan bahwa pajak distorsi yang paling merusakpertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang, diikuti oleh defisit, dan pajak non-distortif.Reed (2008a, 2008b) juga mendapati adanya hubungan negatif yang signifikan antarapajak dan pertumbuhan ekonomi negara di berbagai spesifikasi dan estimasi prosedur.Masih banyak lagi kajian-kajian yang mengemukakan adanya trade-off antara pajak danpertumbuhan seperti Holcombe dan Lacombe (2004), Poulson dan Kaplan (2008) sertaGabe dan Bell (2004).

Page 6: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PAJAK DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH

� Selama PAD masih menjadi titik tolakpembuatan kebijakan, maka persoalan highcost economy akan menghantuicost economy akan menghantuipengusaha, karena di dalam prakteknya diluar biaya yang resmi pengusaha masihharus mengeluarkan biaya-biaya ekstra diluar pajak dan retribusi.

Page 7: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PAJAK DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH (lanjutan)

� Sebaiknya kebijakan pemerintah bertitik tolakpada keinginan menarik investasi sebesar-besarnya, dan peningkatan peningkatanbesarnya, dan peningkatan peningkatanpendapatan asli merupakan hasil kemudianyang diperoleh setelah terjadi kegiatanekonomi secara signifikan.

Page 8: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PAJAK DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN DAERAH (lanjutan)

� Pemerintah daerah dituntut untuk dapatmenempatkan pungutan pajak sesuai denganprinsip manfaat yang dapat digunakanprinsip manfaat yang dapat digunakansecukupnya serta dilokalisir secara tepat bagipembayar pajak di daerahnya. Karena pajakjuga dapat memberikan multiplier effect yanglebih besar sehingga manfaat pajak tersebutdapat dirasakan oleh masyarakat.

Page 9: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

FUNGSI PAJAK

� Fungsi pertama perda pajak dan retribusiadalah fungsi anggaran yang erat kaitannyadengan fungsi perencanaan.dengan fungsi perencanaan.

� Fungsi kedua perda pajak dan retribusi sehu-bungan dengan anggaran adalah fungsipengaturan.

� Fungsi ketiga perda pajak dan retribusisebagai instrumen anggaran adalah fungsidistribusi.

Page 10: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PRINSIP PENGENAAN PAJAK

1. Distribusi dari beban pajak harus adil, setiap orang harusmembayar sesuai dengan bagiannya yang wajar;

2. Pajak-pajak harus sedikit mungkin mencampuri keputusan-keputusan ekonomi;

3. Pajak-pajak haruslah memperbaiki ketidakefisienan yang terjadi di3. Pajak-pajak haruslah memperbaiki ketidakefisienan yang terjadi disektor swasta, apabila instrumen pajak dapat melakukannya;

4. Struktur pajak haruslah mampu digunakan dalam kebijakan fiskaluntuk tujuan stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi;

5. Sistem pajak harus dimengerti wajib pajak;6. Administrasi pajak dan biaya pelaksanaannya haruslah sesedikit

mungkin;7. Pasti;8. Dapat dilaksanakan; dan9. Dapat diterima.

Page 11: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PAJAK DAN PEREKONOMIAN

� Pajak bertujuan untuk stabilisasi ekonomi dan untuk distribusipendapatan dengan mempertimbangkan pengelolaan yang tepat dan benar.

� Namun pajak akan meningkatkan biaya produksi, khususnya terhadap kegiatan usaha yangmenghasilkan produk yang menjadi input bagi perusahaan lain.menghasilkan produk yang menjadi input bagi perusahaan lain.

� Kelebihan beban yang ditimbulkan oleh pajak itulah yang disebut kesejahteraan yanghilang karena pajak (welfare cost of taxation).

� Pengaruh pajak juga dapat mengakibatkan adanya penyimpangan dalampenggunaan faktor produksi.

� Jika pajak progresif dikenakan pada pendapatan tenaga kerja maka tenaga kerja tersebut akan

berkurang keinginannya untuk bekerja.

Page 12: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PAJAK DAERAH

Jenis Pajak Tarif Nasional Prov Kab/Kota Desa

Biaya

pungut

Provinsi

1 Pajak kenderaan bermotor 5 70 30

2 Bea Balik Nama KB 10 70 30

3 Pajak bahan bakar KB 5 30 703 Pajak bahan bakar KB 5 30 70

4 Pajak Air Permukaan 20 30 70

5 Pajak Rokok

Kabupaten/Kota

1 Pajak Hotel 10 90 10

2 Pajak Restoran 10 90 10

3 Pajak Hiburan 35 90 10

4 Pajak Reklame 25 90 10

5 Pajak Penerangan Jalan 10 90 10

6 Pajak Galian Mineral logal dan bukan logam 20 90 10

7 Pajak Parkir 20 90 10

8 Pajak Sarang Burung Walet

9 PBB Pedesaan & Perkotaan 0.1 10 16.2 64.8 9

10 BPHTB 5 20 16 64

Page 13: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PENGALIHAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH

Dasar pemikiran dan alasan pokok:

� pertama berdasarkan teori, property tax lebih bersifat lokal (local origin), visibilitas,objek pajak tidak berpindah-pindah (immobile), dan terdapat hubungan erat antaraobjek pajak tidak berpindah-pindah (immobile), dan terdapat hubungan erat antarapembayar pajak dan yang menikmati hasil pajak tersebut (the benefit tax-linkprinciple).

� Kedua, pengalihan pajak dan retribusi daerah diharapkan akan meningkatkan PADdan sekaligus memperbaiki struktur APBD.

� Ketiga, untuk meningkatkan pelayanan masyarakat (public services), akuntabilitas,dan transparasi dalam pengelolaan pajak dan retribusi daerah di dalam kawasan.

� Keempat, bahwa berdasarkan praktek di banyak negara, pajak dan retribusi daerahdi kawasan ekonomi khusus termasuk dalam jenis local tax.

Page 14: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PAJAK DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH: KOTA PEKANBARU

Tahun Pajak Daerah PAD Penerimaan

1994 2,231.98 5,830.97 35,805.26

1995 2,445.73 7,235.91 41,731.50

1996 3,229.04 8,561.63 50,409.54

1997 3,940.11 12,570.89 44,789.43

1998 4,389.63 9,411.87 66,756.81

1999 7,900.61 12,794.93 77,768.09

2000 8,166.40 15,572.35 123,749.80

2001 17,296.66 37,615.52 346,226.97

2002 22,727.38 48,294.83 440,773.05

2003 30,153.08 58,701.85 519,204.01

2004 38,215.44 71,907.18 644,257.81

2005 46,745.68 86,945.16 846,071.92

2006 49,901.09 104,449.43 1,141,718.57

2007 56,281.86 109,039.13 976,145.59

2008 60,622.24 147,875.83 1,137,672.88

2009 69,865.36 129,859.97 1,034,499.83

2010 80,117.87 158,580.43 1,183,103.11

2011 145,090.88 223,231.57 1,536,062.76

2012 221,993.00 309,534.00 1,284,920.00

Page 15: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PERKEMBANGAN PENERIMAAN PAJAK KOTA PEKANBARU

221.99

200.00

250.00

2.23 2.45 3.23 3.94 4.39 7.90 8.17 17.30

22.73 30.15

38.22 46.75 49.90

56.28 60.62 69.87

80.12

145.09

-

50.00

100.00

150.00

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Page 16: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PERKEMBANGAN OUTPUT KOTA PEKANBARU

Tahun PDRB Pert. (%)

1994 2.32 -

1995 2.52 8.90

1996 2.78 10.08

1997 3.02 8.93

1998 2.90 (4.08)1998 2.90 (4.08)

1999 3.18 9.54

2000 3.46 8.94

2001 3.83 10.74

2002 4.30 12.05

2003 4.72 9.82

2004 5.25 11.36

2005 5.78 10.05

2006 6.37 10.15

2007 7.00 9.89

2008 7.63 9.05

2009 8.30 8.81

2010 9.04 8.88

2011 9.86 9.07

Page 17: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

PENUTUP

� Pajak merupakan pungutan yang dipaksakan oleh pemerintahuntuk tujuan-tujuan tertentu. Pajak juga ditujukan sebagaiforced saving, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan untukpembentukan modal. Semakin banyak aktivitas ekonomi dipembentukan modal. Semakin banyak aktivitas ekonomi didaerah akan mendorong semakin besarnya total output daerah,hal ini mendorong peningkatan penerimaan.

� Undang-undang pajak dan retribusi daerah telah mendorong kearah kemandirian daerah dengan semakin besarnya peranpajak dan retribusi daerah di dalam APBD.

Page 18: Pajak Dalam Ekonomi Daerah

TERIMA KASIH

ORANG BIJAK TAAT PAJAK