Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

9
PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA “ TEUKU UMAR XI – MIA 3 SMA NEGERI 1 KEJAYAN Kab. Pasuruan Andri Ferdiansyah Aditya Firman Syahbana Rizki Apriliangga Putra Prasetya

Transcript of Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

Page 1: Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

PAHLAWAN NASIONAL INDONESIA

“ TEUKU UMAR “

XI – MIA 3

SMA NEGERI 1 KEJAYANKab. Pasuruan

• Andri Ferdiansyah• Aditya Firman Syahbana

• Rizki Apriliangga Putra Prasetya

Page 2: Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

Foto – Foto Tentang Teuku Umar

Teuku Umar

Teuku Umar bersama Pengikutnya

Rumah Teuku Umar di Lampisang, Peukan

Bada, Aceh Besar thn. 1896

Makam Teuku Umar di Mugo Rayek, Panton

Reu, Aceh Barat

Page 3: Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

Monumen Teuku Umar di Meulaboh

Gelang Akarbahar Milik Teuku Umar

(koleksi Tropen Museum)

Jas Teuku Umar(koleksi Tropen

Museum)

Page 4: Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

Biografi Teuku UmarTeuku Umar berasal dari keluarga keturunan Minangkabau yang merantau ke Aceh pada akhir abad ke-17. Teuku Umar lahir di Meulaboh Aceh Barat pada tahun 1854, anak seorang Uleebalang bernama Teuku Achmad Mahmud dari perkawinan dengan adik perempuan Raja Meulaboh. Umar mempunyai dua orang saudara perempuan dan tiga saudara laki-laki. 

Teuku Umar dari kecil dikenal sebagai anak yang cerdas, dan terkadang suka berkelahi dengan teman-teman sebayanya. Ia juga memiliki sifat yang keras dan pantang menyerah dalam menghadapi segala persoalan. Teuku Umar tidak pernah mendapakan pendidikan formal yang baik. Meski ia tidak mendapatkan pendidikan yang baik, ia mampu menjadi seorang pemimpin yang kuat, cerdas , dan pemberani.Teuku Umar menikah saat berusia 20 tahun, dengan Nyak Sofiah, anak Uleebalang Glumpang. Untuk meningkatkan derajat dirinya, Teuku Umar kemudian menikah lagi dengan Nyak Malighai, puteri dari Panglima Sagi XXV Mukim.

Pada tahun 1880, Teuku Umar menikahi janda Cut Nyak Dhien, puteri pamannya Teuku Nanta Setia. Suami Cut Nya Dien, yaitu Teuku Ibrahim Lamnga meninggal dunia pada Juni 1878 dalam peperangan melawan Belanda di Gle Tarun. Kemudian mereka berdua berjuang bersama untuk melancarkan serangan terhadap Belanda.

Page 5: Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

Perlawanan dengan Penjajah

Perang Aceh meletus pada  tahun1873, pada saat itu Teuku Umar ikut serta berjuang bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya, umurnya baru menginjak 19 tahun. Mulanya ia berjuang di kampungnya sendiri, kemudian dilanjutkan ke Aceh Barat. Pada umur yang masih muda ini, Teuku Umar sudah diangkat sebagai kepala desa atau keuchik gampong di daerah Daya Meulaboh.

Pada tahun 1878, Belanda berhasil menguasai Kampung Darat yang pada waktu itu merupakan markas Teuku Umar beserta pasukannya. Karena sudah dikuasai oleh Belanda, maka ia beserta pasukannya mundur ke daerah Aceh Besar sambil menyusun kekuatan dan melancarkan Wakil Panglima Besar (1962-1965) Ketua MPRS (1966-1972) perang gerilya.

Teuku Umar kemudian mencari strategi untuk mendapatkan senjata dari pihak Belanda yang akan ia gunakan untuk menghadapi perlawan Belanda. Akhirnya, Teuku Umar berpura-pura tunduk pada Belanda dengan menyatakan sumpah setia kepada Van Teijin Gubernur yang merangkap sebagai panglima Belanda di Aceh.

Page 6: Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

Akhir Perjuangan Teuku Umar

Pada Februari 1899, Jenderal Van Heutsz mendapat laporan dari mata-matanya mengenai rencana kedatangan Teuku Umar di Meulaboh, dan segera menempatkan sejumlah pasukan yang cukup kuat diperbatasan Meulaboh. Malam menjelang 11 Februari 1899 Teuku Umar bersama pasukannya tiba di pinggiran kota MeulabohPasukan Aceh terkejut saat pasukan Van Heutsz mencegat. Posisi pasukan Umar tidak menguntungkan dan tidak mungkin mundur. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pasukannya adalah bertempur. Dalam pertempuran itu Teuku Umar gugur terkena peluru musuh yang menembus dadanya.

Jenazahnya dimakamkan di Mesjid Kampung Mugo di Hulu Sungai Meulaboh. Mendengar berita kematian suaminya, Cut Nyak Dhien sangat bersedih, namun bukan berarti perjuangan telah berakhir. Dengan gugurnya suaminya tersebut, Cut Nyak Dhien bertekad untuk meneruskan perjuangan rakyat Aceh melawan Belanda. Ia pun mengambil alih pimpinan perlawanan pejuang Aceh.

Page 7: Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

DISUSUN OLEH :

NAMA : Andri Ferdiansyah

KELAS : XI-MIA 3

NO. : 03

SEKOLAH : SMAN 1 Kejayan

Page 8: Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

NAMA : Aditya Firman Syahbana

KELAS : XI-MIA 3

NO. : 01

SEKOLAH : SMAN 1 Kejayan

Page 9: Pahlawan Nasional Indonesia - TEUKU UMAR (Sejarah Indonesia)

NAMA : Rizki Apriliangga Putra P.

KELAS : XI-MIA 3

NO. : 19

SEKOLAH : SMAN 1 Kejayan