Padi
description
Transcript of Padi
![Page 1: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya
terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman
budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga
(genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari
India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang
migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.
Di Indonesia padi merupakan sumber pangan utama, lebih dari 70% penduduk
Indonesia mengonsumsi olahan padi. Oleh karena itu budidaya tanaman padi
dilakukan secara besar-besaran di berbagai daerah di Indonesia untuk memenuhi
kebutuhan, ketahanan, dan permintaan pangan.
Salah satu tantangan dalam pembangunan pertanian adalah adanya
kecenderungan menurunnya produktivitas lahan. Disisi lain sumber daya alam
terus menurun sehingga perlu diupayakan untuk tetap menjaga kelestariannya.
Demikian pula dalam usaha tani padi, agar usaha tani padi dapat berkelanjutan,
maka teknologi yang diterapkan harus memperhatikan faktor lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, sehingga agribisnis padi dapat
berlanjut.
Salah satu strategi dalam upaya pencapaian produktivitas usaha tani padi
adalah penerapan inovasi teknologi yang sesuai dengan sumberdaya pertanian di
suatu tempat (spesifik lokasi). Teknologi usahatani padi spesifik lokasi tersebut
dirakit dengan menggunakan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT).
Penggunaan bahan-bahan kimia sintetis berupa pestisida dan lain sebagainya
memberikan dampak negatif. Efek negatif tersebut berupa timbulnya hama dan
patogen yang tahan terhadap pestisida, munculnya hama baru, terjadinya
1
![Page 2: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/2.jpg)
peningkatan populasi hama dan patogen sekunder, berkurangnya populasi
serangga yang bermanfaat, keracunan terhadap ternak dan manusia, residu bahan
kimia dalam tanah dan tanaman, dan kerusakan tanaman.
Oleh karena itu kami melakukan kegiatan wawancara kepada petani untuk
melihat bagaimana pengetahuan petani seputar pengendalian hama terpadu pada
komoditas padi.
2.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan wawancara kepada petani adalah untuk mengetahui
bagaimana sistem penanganan dan penanggulangan hama maupun penyakit dari
petani. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani melalui penguatan
studi PHT sehingga mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan PHT dalam seluruh proses budidaya tanaman.
2.3 Taksonomi Tanaman Padi
Berdasarkan tata nama atau sistematika tumbuh-tumbuhan menurut
Tjitrosoepomo (1994), tanaman padi (Oryza sativa L) dimasukkan ke dalam
klasifikasi sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (Tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta
Sub-divisio : Angiospermae
Kelas : Monokotil (monocotyledoneae)
Ordo : Glumiflorae (poales)
Familia : Gramineae (poaceae)
Sub-familia : Oryzoideae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa
L
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan rumput berumur pendek 5-6 bulan,
berakar serabut, membentuk rumpun dengan mengeluarkan anakan-anakan,
batang berongga beruas-ruas, dapat mencapai tinggi sampai lebih kurang 1,5 m.
2
![Page 3: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/3.jpg)
Daun berseling, bangun garis dengan pelepah yang terbuka. Bunga pada ujung
batang berupa suatu malai dengan bulir kecil yang pipih, masing-masing terdiri
atas 1 bunga. Tiap bunga disamping gluma mempunyai 1 palae inferior, 2 palae
superior, 2 lodiculae, 3 benang sari dan satu putik dengan kepala putik berbentuk
bulu (Tjitrosoepomo, 1994). Buah padi adalah biji padi itu sendiri yaitu
putihlembaga (endosperm) yang erat terbalut kulit ari. Besar kecil, bentuk dan
warna besar tergantung dari jenis padi. Beras yang baik ialah yang besar, panjang,
putih, mengkilap tidak berperut (Hardjodinomo, 1987).
2.4 Hama, Penyakit, dan Musuh Alami pada Padi
Hama dalam arti luas adalah setiap organisme yang dapat mengganggu,
merusak ataupun mematikan organisme lain. Organisme yang sering menjadi
hama pada tanaman padi adalah serangga. Musuh alami adalah organisme yang
dapat mengendalikan populasi hama atau organisme lain. Di daerah tropis terdapat
banyak jenis musuh alami, baik predator maupun parasitoid (Sembel, 2012). Pada
pertanaman padi terdapat beberapa hama berupa tikus, hama penggerek batang,
wereng coklat, keong mas, hama ganjur, ulat tentara, dan masih banyak lagi.
Sedangkan dari penyakit terdapat penyakit tungro, penyakit hawar daun bakteri
dan lain-lain. Dan musuh alami berupa ular, burung hantu, kucing untuk hama
tikus; laba-laba, Opionea, Paedorus, dan Coccinella sebagai musuh alami dari
hama wereng.
2.5 Konsep Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu
Konsep PHT muncul sebagai tindakan koreksi terhadap kesalahan dalam
pengendalian hama yang dihasilkan melalui pertemuan panel ahli FAO di Roma
tahun 1965. Di Indonesia, konsep PHT mulai dimasukkan dalam GBHN III, dan
diperkuat dengan Keputusan Presiden No. 3 tahun 1986 dan undang-undang No.
12/1992 tentang sistem budidaya tanaman, dan dijabarkan dalam paket Supra
Insus, PHT menjadi jurus yang dianjurkan. (Arifin dan Iqbal, 1993; Baco, 1993;
Soegiarto, et, al., 1993). Adapun tujuan PHT adalah meningkatkan pendapatan
petani, memantapkan produktifitas pertanian, mempertahankan populasi hama
3
![Page 4: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/4.jpg)
tetap pada taraf yang tidak merugikan tanaman, dan mempertahankan stabilitas
ekosistem pertanian.
4
![Page 5: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB III
PEMBAHASAN
OPT atau organisme pengganggu tanaman merupakan salah satu
permasalahan serius yang selalu dihadapi oleh petani. Dampak yang disebabkan
oleh keberadaan OPT antara lain dapat mengganggu kelangsungan hidup tanaman
dan menggangu siklus pertumbuhan tanaman. Telah banyak kasus mengenai OPT
yang merugikan dan berdampak buruk bagi petani, salah satunya OPT yang
mengganggu pertanaman komoditas padi. Permasalahan mengenai OPT
komoditas padi telah banyak dijumpai pada wilayah Jatinangor. Berikut hasil
observasi organisme pengganggu tanaman komoditas padi:
3.1 Hama
Hama merupakan makroorganisme hidup (berupa serangga, binatang, dll)
yang dapat menurunkan produktivitas tanaman, baik secara langsung dengan
memakannya atau secara tidak langsung sebagai vektor penyakit. Beberapa hama
yang terdapat di wilayah persawahan Jatinangor adalah:
3.1.1 Walang Sangit
Nama daerah: Kungkang
Menurut petani hama walang sangit banyak meyerang mulai dari padi
matang susu sampai matang biji. Walang sangit ada yang berwarna berwarna
hijau dan coklelat kekuningan. Walang sangit menempel pada bagian malai padi
dan daun padi (Gambar 1). Hama ini merugikan bagi petani karena menyebabkan
bulir padi hampa dan mengurangi nilai produksi tanaman padi. Jumlah walang
sangit yang menyerang cukup banyak bahkan pada serangan yang parah
keberadaan hama walang sangit sangat banyak.
5
![Page 6: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/6.jpg)
Oleh karena itu kami melakukan kegiatan wawancara kepada petani untuk
melihat bagaimana pengetahuan petani seputar pengendalian hama terpadu pada
komoditas padi.
Menurut literatur walang sangit Leptocorisa oratorius – merupakan salah satu dari
beberapa spesies walang sangit yang merusak bulir padi pada fase pemasakan. Baik
serangga dewasa maupun nimfa menusuk bulir padi di antara lemma dan palea. Hisapan
selam fase masak susu menyebabkan bulir hampa. Hisapan selama fase pengisian
menyebabkan rendahnya mutu bulir dan beras pecah. Serangga dewasa berwarna cokelat
dan ramping dengan tungkai dan antena yang panjang. Telur-telur diletakkan secara
berbaris pada permukaan daun dan malai. Baik serangga dewasa maupun nimfa yang
berwarna hijau mempunyai bau busuk yang khas.
3.1.2 Tikus
Nama daerah: Beurit
Menurut petani tikus merupakan hama merugikan yang menyerang dengan
menggigit habis bagian pangkal batang padi dan memakan bakal bulir padi. Tikus
menyerang saat tanaman padi masih kecil (belum menghasilkan malai) sampai
tanaman padi cukup besar (menghasilkan malai). Serangan terbesar hama ini
dimulai pada saat tanaman padi mulai menghasilkan bulir. Tingkat kerusakan
dapat dilihat dari tanda-tanda pangkal batang padi rusak dan patah-patah
6
![Page 7: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/7.jpg)
Menurut literatur tikus sawah Rattus argentiventer -- memakan tanaman pada berbagai
fase pertumbuhan tetapi kerusakan yang paling besar terjadi setelah pembentukan bakal
malai, sewaktu tikus memakan pangkal pucuk malai, atau memotong seluruh batang
untuk memakan butir gabah. Kerusakan yang diakibatkan oleh serangan tikus memiliki
tanda-tanda yang berbeda dengan kerusakan akibat serangan hama penggerek padi. Tikus
bergerak melintasi lahan cukup jauh dn menyerang mulai dari titik tengah petak sawah
dan terus menyebar dan merusaka pertanaman kecuali yang berada di sekitar tepian
petakan. Apabila kerusakan terjadi di awal, tanaman dapat memproduksi anakan baru,
sehingga padat menghasilkan malai muda di tengah malai tua. Tanaman bisa dikatakan
rusak total apabila serangan terjadi pada tanaman yang tua atau matang malai.
3.2 Penyakit
Penyakitmerupakan suatu penyimpangan fisiologis yang permanen dari
pertumbuhan tanaman yang normal sehingga menimbulkan gejala dan akibatnya
merugikan terhadap mutu dan menurunkan nilai ekonomis dari tanaman tersebut.
Pertanaman padi milik para petani diwilayah Jatinangor adalah:
3.2.1 Tungro
Nama daerah: Hama beureum
Menurut petani penyakit ini disebabkan oleh ulat yang menyerang dari
bagian perakaran tanaman padi. penyakit ini menurut penuturan para petani
menyebabkan daunnya berwarna kuning kemerahan baik pada saat tanaman kecil
sampai tanaman yang besar. Bagian perakaran tanaman membusuk, rumpun daun
7
![Page 8: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/8.jpg)
kebanyakan berwarna kuning kemerahan dan tanaman tumbuh kerdil. Menurut
petani penyakit ini belum ada obatnya sehingga sangat sulit untuk ditanggulangi.
Menurut literatur Tungro adalah penyakit virus yang biasanya menyerang
tanaman padi pada fase pertumbuhan vegetatif. Tungro menyebabkan tanaman
tumbuh kerdil dan berkurangnya jumlah anakan. Pelepah dan helaian daun
memendek. Daun yang terserang sering berwarna kuning sampai kuning-oranye.
Daun muda sering berlurik atau strip berwarna hijau pucat sampai putih dengan
panjang berbeda sejajar dengan tulang daun. Gejala mulai dari ujung daun yang
lebih tua. Daun menguning berkurang bila daun yang lebih tua terinfeksi(Gambar
5). Biasanya beberapa bidang lahan terserang sepanjang sawah. Dua spesies
wereng hijau Nephotettix malayanus dan N. virescens adalah serangga utama yang
menyebarkan virus tungro.
8
![Page 9: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/9.jpg)
3.2 Pengendalian yang Dilakukan
Hama
1. Walang Sangit
Pengendalian yang dilakukan oleh petani dalam menanggulangi walang
sangit hanya menggunakan pestisida. Karena menurutnya pestisida itu cocok
untuk mengendalikan hama. Pestisida yang digunakan adalah regen.
2. Tikus
Rata-rata pengendalian yang dilakukan oleh para petani berupa pemberian
racun temik dan pemberian perangkap. Menurut pemaparan petani perlakuan ini
dapat mengurangi tingkat serangan yang dilakukan tikus pada pertanaman padi.
Namun, dewasa ini perlakuan tersebut tidak efektif karena tikus masih saja
menyerang sekalipun lahan telah diberi racun tikus dan diberi perangkap.
Penyakit
1. Tungro
Petani tidak melakukan suatu pengendalian yang berarti karena menurut
petani penyakit hama beureum ini belum ada obatnya di pasaran dan sulit diobati
karena rusaknya dari bagian pangkal bawah batang dekat perakaran atau bahkan
pada perakaran tanaman padi. Petani melakukan tindakan pencabutan terhadap
tanaman yang telah terserang oleh penyakit hama beureum bahkan sampai
melakukan pembabatan habis terhadap tanaman yang telah terserang seluruhnya.
Hal ini menyebabkan tidak adanya hasil produksi karena tanamannya terjangkit
penyakit dan tidak dapat berproduksi.
9
![Page 10: Padi](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082409/5695d2911a28ab9b029ae940/html5/thumbnails/10.jpg)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Komoditas padi merupakan jenis tanaman yang sangat penting. Dalam
praktik budidayanya terdapat berbagai halangan yang harus dihadapi seperti
gangguan hama dan penyakit. Berdasarkan hasil wawancara terdapat beberapa
hama utama yang menyerang pertanaman padi yaitu walang sangit dan penyakit
yaitu tungro atau lebih populer dengan nama hama beureum dikalangan petani.
Berdasarkan hasil wawancara juga dapat diambil kesimpulan bahwa petani belum
paham betul apa sebenarnya yang dimaksud dengan pengendalian hama terpadu
pada komoditas yang diusahakan.
4.2 Daftar Pustaka
Balai Besar Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian dan Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya Padi.
Bank Pengetahuan Padi Indonesia. 2009. Tungro.
Hardjodinomo, Soekirno. 1987. Bertanam Padi. Bina Cipta. Bandung.
Lembaga Penelitian Padi Internasional. 1995. Permasalahan Lapangan tentnag
Padi di Daerah Tropika. Jakarta .
Roja, Atman. 2009. Pengendalian Hama dan Penyakit Secara Terpadu (PHT) pada
Padi Sawah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.
Soegiarto, B., Djafar B., dan Edi S. 1993.Strategi dan program penelitian hama-
hamatanaman pangan PJPT II. Seminar Hama Tanaman, 4-7 Maret 1993 di
Sukarami. PusatPenelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai
penelitian Tanaman PanganSukarami.
Tjitrosoepomo, G. 1994. Taksonomi Tumbuhan Obat-Obatan. Cetakan I. Gajah
Mada university Press. Yogyakarta.
10