PADA SISWA KELAS X MI.A SEMESTER II SMK SARASWATI...
Transcript of PADA SISWA KELAS X MI.A SEMESTER II SMK SARASWATI...
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI
AKHLAQ DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY
PADA SISWA KELAS X MI.A SEMESTER II
SMK SARASWATI SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Muhamad Charis
NIM: 111-13-145
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
iii
Prof. Dr. Mansur, M.Ag
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 4 eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Muhamad Charis
Kepada
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadaan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,
kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Muhamad Charis
NIM : 111-13-145
Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Agama Islam
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI
AKHLAQ DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY
PADA SISWA KELAS X MI.A SEMESTER II SMK
SARASWATI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 06 September 2017
Pembimbing
Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
NIP. 19680613 19940 3 1004
iv
NIP. 19680613 199403 3 1004
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PAI MATERI AKHLAQ
DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY
PADA SISWA KELAS X MI.A SEMESTER II
SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Disusun oleh:
MUHAMAD CHARIS
NIM: 111-13-145
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 29 September 2017 dan telah
dinyatakan memenuhi syarat guma memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Mufiq, M.Phil.
Sekretaris penguji : Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
Penguji I : Sutrisna, M.Pd.
Penguji II : Peni Susapti, M. Si.
Salatiga, 29 September 2017
Dekan
Suwardi, M.Pd
NIP. 19670121 199903 1 002
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716
Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]
v
DEKLARASI DAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Muhamad Charis
NIM : 111-13-145
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah. Skripsi ini diperkenankan untuk dipublikasikan pada e-
repository IAIN Salatiga.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 06 September 2017
Yang menyatakan
Muhamad Charis
NIM: 111-13-145
vi
MOTTO
ا ها فسا إله وسعا نا لف للاه لا يكا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah: 286).
"Sephiro Gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung Dadi Coba"
(Sebesar apapun penderitaan apabila diterima dengan hati yang ikhlas
maka hanya akan menjadi cobaan semata).
(PSHT 1922)
vii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta karuniaNya,
skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Alm. Ayah dan Alm. Ibundaku tersayang, Bpk KH Muh. Busyro dan Ibu
Hj. Ngatimah yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih
sayang, dan motivasi selama masih hidup. Dan semoga beliau di berikan
khusnul khotimah oleh Allah Swt amin.
2. Keenam saudara kandungku Mas Slamet sekeluarga, Mas Ali Mursyidi
sekeluarga, Mas Ahmadi sekeluarga, Mbak Siti Rofi’ah sekeluarga, Mas
Abdul Latif sekeluarga dan Mbak Siti Laikhah sekeluarga, terimakasih
atas motivasi yang tak ada hentinya kepadaku sehingga proses
penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.
3. Dosen Pembimbing Akademik, Bapak Mufiq, S. Ag., M.Phil.
4. Dosen pembimbing skripsiku, Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag.
5. Ketua Jurusan PAI, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
6. Ketua Cabang PSHT Salatiga Mas Arifin Rohmat S.E
7. Keluarga besar Persaudaraan Setia Hati Terate Komisariat IAIN Salatiga,
Makhad Putra IAIN Salatiga, Teman-teman bengkel GSS “Gendol Super
Speed”, R-Tech Pak,e Speed, Sahabat-sahabat yang tidak bisa saya
sebutkan namanya satu-persatu, serta Adinda Dhian Rahmawati S.Pd yang
selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan
skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan 2013 khususnya jurusan PAI.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur Alhamdulillahi Robbil’alamin, penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, kaunia, taufik, serta Hidayah-Nya kepada
penulis sehinggap penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Akhlaq Dengan Metode Two Stay Two
Stray Pada Siswa Kelas X MI.A Semester II SMK Saraswati Salatiga Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Tidak lupa Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi agung Muhammad Saw, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-
satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman terang benerang yakni dengan ajarannya agama Islam.
Penulisan skripsi ini pun tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2. Bapak Dekan FTIK IAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd.
3. Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga, Ibu Hj. Siti Rukhayati, M.Ag.
4. Bapak Mufiq, S. Ag., M.Phil. Selaku Pembimbing Akademik.
ix
5. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. Selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya
untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.
6. Mas Uliyadi Satria Raharja S.Pd. Yang telah memberikan ide dan inspirasi
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan,
serta karyawan iain salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 06 September 2017
Penulis
Muhamad Charis
NIM. 111-13-145
x
ABSTRAK
Charis, Muhamad. 2017. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Akhlaq Dengan
Metode Two Stay Two Stray pada Siswa Kelas X MI.A Semester II SMK
Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2016-2017. Skripsi Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Pendidikan Agama Islam. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Mansur, M.Ag.
Kata kunci : Hasil Belajar PAI, Metode Pembelajaran two stay two stray.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI materi
akhlak dengan menggunakan metode pembelajaran two stay two stray pada siswa
kelas X MI A Semester II SMK Saraswati Salatiga tahun pelajaran 2016-2017.
Subyek penelitian sebanyak 28 orang, terdiri dari 1 siswa perempuan dan 27 siswa
laki-laki. Penelitian ini dilaksanakan pada 5 mei 2017 sampai 16 Mei 2017.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiridari 2
siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, aksi,
observasi, dan refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu tes
tertulis dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini yaitu dengan
membandingkan pencapaian nilai dengan KKM dan ditandai dengan adanya
peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada setiap siklusnya.
Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II diperoleh data seperti berikut:
KKM mata pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah 70, sebelum menggunakan
metode pembelajaran two stay two stray, hanya ada 10,7 % (3 siswa) yang tuntas,
sedangkan 89,0% (25 siswa) belum memenuhi KKM. Setelah penggunaan metode
pembelajaran two stay two stray dalam pelajaran PAI pada siklus I diperoleh data
70,4% (19 siswa) tuntas dan 29,6% (8 siswa) tidak tuntas, sehingga terjadi
peningkatan sebesar 59,7% dibandingkan pada prasiklus. Setelah itu dilakukan
refleksi siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu
sebesar 100% (28siswa) tuntas dan 0% (0 siswa) belum memenuhi KKM. Dengan
demikian dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebesar
29,6 %. Prosentase Kriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus II ini mencapai
89,3% dengan nilai rata-rata 90. Dengan kata lain sudah memenuhi indicator
keberhasilan yang ditentukan yaitu prosentase Kriteria Ketuntasan Klasikal
sebesar 80% dengan standar KKM 70.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN BERLOGO.........................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................................iii
PENGESAHAN KELULUSAN............................................................................iv
DEKLARASI..........................................................................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
PERSEMBAHAN................................................................................................vii
KATA PENGANTAR..........................................................................................ix
ABSTRAKS..........................................................................................................x
DAFTAR ISI........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................3
C. Tujuan Penelitian.....................................................................3
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.................3
E. Kegunaan Penelitian................................................................4
F. Definisi Operasional................................................................6
G. Penelitian Terdahulu................................................................7
H. Metode Penelitian...................................................................10
I. Sistematika Penulisan.............................................................21
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................22
A. Hasil Belajar PAI Materi Akhlak...........................................23
B. Metode Two Stay Two Stray..................................................30
xii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................37
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian......................................37
B. Subjek Penelitian....................................................................37
C. Desain Penelitian....................................................................41
D. Deskripsi Awal (Pra Siklus)...................................................42
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I...............................................46
F. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.............................................52
G. Tehnik Analisis Data..............................................................59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................61
A. DeskripsinHasilnPenelitian....................................................61
B. Pembahasan............................................................................69
BAB V PENUTUP .................................................................................76
A. Kesimpulan............................................................................76
B. Saran......................................................................................76
C. Penutup..................................................................................78
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................79
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan utama setiap warga negara, di
mana mereka dapat mengembangkan potensi yang dimiliki seluas-luasnya
sehingga mampu ikut serta dalam pembangunan demi kemajuan suatu
negara. Dalam Undang-Undang System Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003 dinyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertangggung jawab”. (UU. Nomor 20 Tahun 2003: pasal
3).
Pendidikan adalah usaha yang sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi siswa, pendidikan juga merupakan usaha
masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dan masyarakat yang lebih baik
dimasa depan (Haedar Nashir, 2013:14).
Mengingat fungsi pendidikan nasional bagi keberlangsungan
bangsa dan negara yang dilandasi iman dan taqwa kepada Tuhan Yang
2
Maha Esa, maka dalam hal ini pendidikan agama Islam mengambil peran
yang sangat penting bagi pembentukan watak siswa.
Mengingat peran penting pendidikan agama Islam dalam system
pendidikan Nasional, maka dirasa perlu melakukan inovasi dalam
pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam, yang
memungkinkan siswa secara aktif berperan serta dalam proses belajar
mengajar, dimana siswa merasa senang dan tidak merasa jenuh dalam
penyampaian materi pelajaran secara maksimal dan siswa dapat
memahami materi yang diberikan.
Maka penulis memilih untuk menerapkan metode pembelajaran
two stay two stray yaitu pembelajaran ini melatih siswa untuk belajar
sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. sehingga mendorong siswa
untuk berkarakter dalam pembelajaran, meningkatkan interaksi dan
kerjasama diantara siswa untuk bersama-sama meningkatkan hasil belajar,
meningkatkan komunikasi dengan sesama siswa dan interaksi dengan
guru.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Pai Materi
Akhlaq Dengan Metode Two Stay Two Stray Pada Siswa Kelas X MI A
Semester II Smk Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran 2016-2017.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan metode two stay two stray dapat meningkatkan
hasil belajar PAI materi Akhlak Kelas X MI A Semester II SMK
Saraswati Salatiga tahun pelajaran 2016-2017?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui Apakah penggunaan metode two stay two stray dapat
meningkatkan hasil belajar PAI materi Akhlak Kelas X MI A Semester
II SMK Saraswati Salatiga tahun pelajaran 2016-2017
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis dianggap paling mungkin atau paling tinggi tingkat
kebenarannya (Margono, 2009:67). Hipotesis dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah: pembelajaran dengan metode Two Stay Two
Stray dapat meningkatan Hasil Belajar PAI Materi Akhlak Pada Siswa
Kelas X MI A Semester II Smk Saraswati Salatiga Tahun Pelajaran
2016-2017
4
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode two stay two stray ini dikatakan efektif apabila
indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator yang dituliskan
penulis dapat dirumuskan sebagai berikut: Prestasi belajar PAI materi
Akhlaq setelah menggunakan metode three stay three stray kriteria
ketuntasan minimal (kkm) yaitu 70, dan banyaknya siswa yang
memperoleh nilai 70 ke atas adalah 85%. Indikator keberhasilan
mengacu pada KKM yang tercantum pada kurikulum SMK yang
bersangkutan, dalam hal ini SMK Saraswati Salatiga.
E. Kegunaan Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat berguna sebagai
berikut :
1. Kegunaan Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi
dan literature dalam penyempurnaan proses pembelajaran menuju
terciptanya proses belajar mengajar yang lebih inovatif, kreatif dan
menyenangkan.
5
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Penulis
Memberikan kontribusi pengetahuan dan menambah wacana
keilmuan khususnya penggunaan metode pembelajaran two stay
two stray.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan minat belajar dan meningkatkan keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran.
Siswa dapat belajar dengan perasaan senang melalui metode two
stay two stray.
2) Siswa dapat menyerap dan memahami materi pelajaran dengan
lebih mudah.
3) Meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Bagi Guru
1) Memberi masukan bagi guru untuk mengembangkan
keterampilan dan variasi dalam proses pembelajaran.
Memberikan masukan bagi guru dalam memahami metode two
stay two stray sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
d. Bagi Sekolah
1) Sebagai salah satu acuan untuk menentukan kebijakan dalam
upaya meningkatkan mutu sekolah.
6
2) Memberikan masukan bagi sekolah dalam pelaksanaan dan
pengembangan kurikulum untuk meningkatkan mutu
pendidikan sekolah.
F. Definisi Operasional
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang setelah
melakukan pekerjaan atau aktifitas tertentu, adapun arti belajar dalam
kamus besar bahasa Indonesia adalah berusaha untuk mendapatkan
kepandaian (Poerwadarminta, 2007:121), menurut Muhibbin Syah
(2009:69) Belajar adalah tahapan perubahan pada tingkah laku
individu yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi
lingkungan yang melibatkan proses kognitif, dengan kata lain yang
dimaksud hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang atau
siswa setelah melalui proses belajar.
2. Metode two stay two stray
Motode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray adalah
pengembangan metode dari pembelajaran jigsaw dengan
pengkhususan jumlah kelompok adalah enam orang saja. Materi
pembelajaraan diberikan pada siswa dalam bentuk teks. Setiap anggota
bertanggung jawab untuk mempelajari bagian tertentu bahan yang
diberikan itu. Anggota dari masing-masing kelompok yang berbeda
dan mendapatkan tugas topik yang sama berkumpul serta berdiskusi
tentang topik tersebut, oleh karena itu kelompok ini disebut kelompok
7
ahli dalam bidangnya. Selanjutnya separuh dari masing-masing tim
ahli saling berkunjung untuk saling menjelaskan apa yang dipelajari
dari kelompoknya masing-masing hingga faham, begitu seterusnya.
setelah itu masing-masing kelompok yang berkunjung kembali pada
kelompoknya sendiri untuk mendiskusikan hasil dari kunjungannya
tersebut (Kagan 1992 dalam Dimyati UNNES 2011:25).
G. Penelitian terdahulu
1. Santi (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta:2011), melakukan penelitian
tentang Implementasi strategi pembelajaran kooperatif pada
matapelajaran PAI di Sekolah (Study kasus di SMP Islam Al-Azhar 4
Komandon).
Hasil penelitian ini menemukan bahwa penerapan strategi
kooperatif mata pelajaran PAI di Sekolah adalah efektif. Hal tersebut
diketahui setelah siswa belajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif, semua unsur-unsur dari pembelajaran
kooperatif dapat tercapai. Kemudian adanya akibat dari proses
pembelajaran memberikan hasil yang memuaskan pada perolehan
nilai, terlaksanakan tugas pokok, tercapainya tujuan/indikator,
terbentuknya kompetensi, dan adanya partisipasi aktif dari anggota
kelompok.
Menurut penulis, penelitian tersebut dinilai kurang spesifik karena
tidak mencantumkan jenis metode apa yang digunakan.
8
Sedangkan pada penelitian ini Penulis akan lebih spesifik
menerapkan metode two stay two stray yang mana merupakan bagian
dari pembelajaran kooperatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran PAI.
2. Siti Juwariyah (UIN walisongo Semarang: 2015), Melakukan
Penelitian Tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement
Division) Pada Pokok Bahasan Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad
SAW. Periode Mekah Mata Pelajaran SKI Kelas VII MTS Yasinta
Salatiga Tahun Pelajaran 2014/2015.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Division) dapat berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) khususnya pada pokok bahasan
perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW periode Mekah. serta
metode ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
SKI. Selain itu metode pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif
digunakan pada bidang studi SKI di MTs Yasinta Salatiga. Keefetifan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD ini disebabkan memberi
kemudahan pada siswa dalam memahami pelajaran sehingga hasil
belajar akan meningkat.
Menurut penulis, penerapan metode stad dalam pembelajaran PAI
sudah umum digunakan di kalangan praktisi pendidikan Islam.
9
Sedangkan metode yang akan penulis terapkan merupakan hal baru
dan langka dalam pembelajaran pai.
3. Candra Wicaksana (UIN Sunan Kalijaga Yogjakarta:2014), melakukan
penelitian tentang pembelajaran Aqidah Akhlaq dengan pendekatan
contextual teaching and learning (CTL) siswa kelas XI di man
yogyakarta III.
Hasil penelitian menunjukkan: 1. Pelaksanaan pembelajaran
Aqidah Akhlaq meliputi: pertama, perencanaan. Perencanaan yang
telah disusun oleh guru Aqidah Akhlaq berupa RPP yang telah sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai dan mengedepankan proses
pembelajaran yang membuat siswa berpartisipasi aktif dan mandiri.
Kedua, pelaksanaan. Pembelajaran aqidah akhlaq sudah melakukan
komponen-komponen CTL yang meliputi tujuh komponen. Ketiga,
evaluasi. Guru aqidah akhlak menilai kemajuan siswanya dengan
menggunakan komponen yang sebenarnya. 2. Pembelajaran aqidah
akhlak dengan pendekatan CTL dapat dikatakan berhasil jika dalam
pelaksanaannya guru menerapkan komponen-komponen CTL yang
berlandaskan pada ketiga prinsip CTL, yaitu prinsip kesaling-
ketergantungan, diferensi dan pengorganisasian diri. Sedangkan bagi
siswa, keberhasilan pembelajaran aqidah akhlak dengan menggunakan
metode CTL dapat dilihat dari keaktifan, kreatifitas, dan kemandirian
siswa untuk mencapai standar tinggi yang telah ditentukan.
10
Menurut peneliti, metode yang digunakan di atas berbeda dengan
metode yang akan dilakukan oleh peneliti meskipun ada kesamaan
dalam materi dan subjek penelitian yaitu aqidah akhlak untuk sekolah
menengah atas. Adanya penelitian ini akan memberikan warna baru
dalam khazanah pembelajaran PAI materi akhlaq untuk tingkat SMA.
H. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah belajar dikelas.
Menurut Mills, penelitian tindakan kelas merupakan penyelidikan
sistematis yang dilaksanakan guru dan peneliti dengan mengumpulkan
informasi tentang bagaimana sekolah mereka bekerja, bagaimana
mereka mengajar, dan bagaimana siswa belajar. Informasi ini
dikumpulkan dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman,
pengembangan praktik refleksi, mempengaruhi perubahan-perubahan
positif dalam lingkungan sekolah dan praktik-praktik pendidikan
secara umum serta untuk meningkatkan hasil-hasil pembelajaran siswa
(David Hopkins, 2008:88).
3. Dalam rancangan penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan
sistem siklus, dimana siklus pertama untuk mengetahui sejauh mana
pencapaian siswa dalam menggunakan metode two stay two stray dan
siklus kedua untuk memenuhi kekurangan-kekurangan yang dilakukan
11
pada siklus I, begitu seterusnya jika belum mencapai kriteria yang
diinginkan.
Metode penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
spiral penelitian tindakan yang didasarkan pada Kemmis dan Mc
Taggrat (Hopkins 2011:92):
12
Penjelasan gambar di atas
a. Pra siklus
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan observasi
terhadap proses belajar mengajar (PBM) yang dilakukan bapak Sandi
Utomo S.Pd.I selaku pengampu mata pelajaran pendidikan agama islam
dengan memakai metode konvensional, yakni ceramah, dilanjutkan tanya
jawab dan di akhiri proses belajar mengajar. Peneliti melakukan observasi
menggunakan tes pilihan ganda untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami dan menyerap materi pelajaran.
Disamping itu, peneliti juga melakukan observasi untuk
mengetahui situasi, minat, sikap dan antusias siswa dan observasi terhadap
guru pengampu selama proses belajar mengajar. Dari hasil tes dan
observasi, peneliti mendapatkan data untuk dijadikan pertimbangan untuk
melakukan rencana penelitian.
b. Siklus I
Prosedur kerja dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan
dalam bentuk siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan
kegiatan, yaitu : menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan,
melakukan pengamatan, dan melakukan refleksi. Tahapan kegiatan yang
akan dilaksanakan pada siklus satu adalah sebagai berikut:
1) Tahap I: Perencanaan tindakan
Tahap ini berupa menyusun rancangan tindakan yang di jelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan
13
tersebut akan dilakukan. Untuk memperlancar tindakan, peneliti bersama
guru mempersiapkan instrument pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). dan juga mempersiapkan instrument penelitian yang
digunakan sebagai alat pengumpul data.
2) Tahap II: Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan ini berupa pelaksanaan RPP yang telah
dibuat. dengan gambaran umum sebagai berikut:
a) Kegiatan awal (10 menit)
(1) Guru beserta peserta didik melakukan doa bersama untuk
mengawali pembelajaran.
(2) Guru memperkenalkan diri.
(3) Absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.
(4) Apersepsi
b) Kegiatan inti (30 menit)
Guru menjelasan prosedur mengenai cara belajar dengan strategi three
stay three stray kepada siswa.
(1) Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 6 siswa.
(2) Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan materi yang
akan dipelajari dengan pembagian sub materi berbeda pada
setiap kelompok.
(3) Guru menginstruksikan tiga orang dari tiap kelompok untuk
mengunjungi kelompok lain untuk melakukan pertukaran
14
informasi. Tiga orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
untuk menjelaskan hasil temuannya kepada tiga orang yang
akan bertamu.
(4) Guru menginstruksikan agar siswa yang berkunjung ke
kelompok lain kembali pada kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikan hasil temuannya dari kelompok yang
dikunjungi.
(5) Guru mengarahkan untuk diskusi dikelas dan
mempresentasikan hasil temuannya setelah berkunjung pada
kelompok lain.
c) Kegiatan ahir
(1) Guru memberikan penguatan materi dan kesimpulan tentang
materi yang dipelajari pada pertemuan ini dan memberikan
informasi tentang apa yang akan dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
(2) Guru mengadakan post test untuk mengukur pemahaman siswa.
(3) Guru memotivasi siswa untuk belajar.
(4) Menutup kegiatan pembelajaran dengan membaca do’a
kafarotul majelis.
3) Tahap III pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan waktu pembelajaran,
pengamatan yang dilakukan adalah mengamati setiap tindakan meliputi:
keaktifan siswa, karakter siswa, interaksi siswa dengan guru, interaksi
15
siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan bahan ajar atau semua fakta
yang ada selama proses pembelajaran.
4) Tahap IV refleksi
Guru menjelaskan dan penyimpulkan pelaksanaan pembelajaran
yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan, meliputi: kesesuaian
antara pelaksanaan dan rencana pembelajaran yang dibuat, kekurangan
yang ada selama proses pembelajaran, kemajuan yang telah dicapai siswa,
dan rencana tindakan pembelajaran selanjutnya.
c. Siklus II
Siklus ini merupakan perbaikan dari siklus I. siklus II dilakukan
dengan maksud untuk menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
pada siklus I. tahapan pada siklus ini sama dengan siklus I. hanya pada
siklus II ditekankan pada perbaikan jika indikator belom tercapai maka
akan dilakukan siklus selanjutnya hingga indikator yang diharapkan
tercapai.
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi:
a. Siswa kelas X MI A Semester II SMK Saraswati Salatiga Tahun
pelajaran 2016-2017 yang terdiri dari 36 laki-laki dan 1
perempuan.
b. Peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan kolaborasi
antara bapak Sandi Utomo S.Pd.I selaku guru pendidikan agama
Islam dengan peneliti, sehingga peneltian tindakan kelas ini terdiri
16
dari dua orang peneliti sekaligus. Dimana peneliti berperan dalam
mengaplikasikan Metode two stay two stray dalam pembelajaran.
Sedangkan guru pendidikan agama islam mengamati dan
membantu jalannya proses pembelajaran dengan Metode two stay
two stray.
3. Waktu dan tempat penelitian
a. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2016-
2017, di mana siklus I dan siklus II akan dilaksanakan pada bulan
April hingga Mei 2017.
b. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Saraswati Jl. Hasanudin No. 738
Salatiga.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi atau data yang akan dibutuhkan dalam suatu
penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a. Tes
Tes dalam hal ini adalah tes prestasi belajar yang digunakan
untuk mengukur penguasaan dan pemahan siswa terhadap
materi sebagai hasil dari proses belajar dalam penelitian ini. tes
17
yang digunakan adalah tes Essay (menjelaskan) dan tes
obyektif yang berupa tes Multiple Choice (pilihan ganda).
b. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini telah disusun secara
terstruktur dimana segala kegiatan observasi telah ditetapkan
sehingga tidak lepas dari permasalahan dan tujuan yang
diangkat dalam penelitian ini.
c. Lembar Skala Pengukuran
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat,
perhatian, motivasi yang disusun dalam bentuk pernyataan
untuk menilai angka sesuai dengan kriteria yang dibuat peneliti
(Nana Sudjana, 2001:105). Dalam penelitian ini, lembar skala
yang digunakan adalah skala penilaian untuk mengukur
penampilan guru pengampu mata pelajaran pendidikan agama
islam kelas X MI B SMK Saraswati Salatiga dan skala
penilaian untuk mengukur tingkat partisipasi, sikap minat dan
perhatian siswa.
5. Pengumpulan Data
a. Teknik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (S. Margono,
2001:158). Pengamatan dan pencatatan dilakukukan peneliti secara
18
langsung dimana peneliti berada bersama obyek yang diselididki
dan ikut berpartisipasi dalam situasi yang sedang terjadi.
b. Teknik Komunikasi
Teknik komunikasi adalah cara mengumpulkan informasi
melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data
dengan sumber data (S. Margono, 2009:165). Pertanyaan yang
diajukan sudah terlebih dahulu disusun secara tersetruktur sehingga
wawancara yang dilakukan tidak keluar dari bahasan sekripsi ini.
Menurut Samsu Somadayo (2013:80) wawancara digunakan untuk
mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat atau
wawasan.
c. Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran dimaksud mengumpulkan data yang
bersifat kuantitatif yang digunakan untuk mengukur prestasi
belajar siswa sebelum dan sesudah mendapatkan materi melalui
metode two stay two stray, dan mengumpulkan data untuk
mengukur sifat nilai-nilai dan minat baik guru pengampu maupun
siswa.
d. Teknik Dokumenter
Cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti
arsip-arsip dan juga buku tentang pendapat, teori, dalil, atau
hukum-hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian (S. Margono, 2001:181). Teknik ini berfungsi untuk
19
mengumpulkan data yang mendukung dan menguatkan hipotesis
dalam skripsi ini.
Dokumentasi dapat berupa foto, daftar nilai siswa, lembar
tugas siswa, hasil tes siswa, susunan daftar guru, sarana dan pra-
sarana sekolah, keadaan siswa dan struktur organisasi sekolah.
6. Analisis Data
Data yang terkumpul lewat pengumpulan data dengan
menggunakan instrument yang dipakai menghasilkan data mentah dan
masih harus diolah dan dianalisis lebih lanjut untuk menjawab masalah
yang diangkat dalam penelitian ini
a. Penilaian tugas dan tes
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa
yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas
tersebut. Sehingga diperoleh rata-rata dengan rumus sebagai
berikut:
∑ ∑
∑
∑
20
b. Penilaian untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu individual dan
klasikal, berdasarkan petunjuk teknik penilaian dalam KTSP
seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar secara individual
jika mencapai KKM dari mata pelajaran yang ditentukan,
dalam hal ini mata pelajaran PAI yaitu nilai 70. Selanjutnya
kelas tersebut dinyatakan tuntas belajar secara klasikal apabila
jumlah siswa yang mendapatkan nilai 70 ke atas adalah 85%
atau lebih. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar
digunakan rumus sebagai berikut:
P=∑
∑
Ketuntasan belajar secara klasikal akan digunakan untuk
menentukan banyaknya siklus penelitian, khusunya dalam
penelitian ini akan dilaksanakan beberapa siklus sampai ketuntasan
belajar secara klasikal mencapai 85%.
21
I. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini adalah
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan yang berisi: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan,
kegunaan penelitian, definisi operasional, penelitian terdahulu, metode
penelitian, sistematika penulisan.
Bab II Kajian Pustaka yang berisi tentang teori belajar, prestasi
belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, mata pelajaran pai
materi akhlaq, hasil belajar pai materi akhlaq dan metode three stay three
stray dan profil sekolah.
Bab III Pelaksanaan Penelitian yang berisi tentang rancangan
penelitian dan deskripsi pelaksanaan penelitian persiklus pembelajaran
yang terdiri dari:rencana, pelaksanaan, pengamatan, pengumpulan data
dan refleksi.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang deskripsi
hasil penelitian persiklus pembelajaran dan pembahasan.
Bab V Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran serta pada bagian
akhir dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar PAI Materi Akhlak
1. Pengertian belajar
Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan tersebut akan nyata dalam
seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2003:2). Belajar adalah suatu
usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan
sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik,
mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya,
demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi,
minat dan sebagainya (Dalyono, 2005: 49).
Darsono mengemukakan ciri-ciri belajar antara lain (2000:30-31):
a. Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai
arah kegiatan dan sebagai tolak ukur keberhasilan.
b. Belajar merupakan pengalaman sendiri (bersifat individual),
tidak dapat diwakilkan oleh orang lain.
c. Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan
lingkungan, berarti individu harus aktif dengan menggunakan
berbagai potensi yang dimiliki untuk belajar, misalnya
perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi, dan lain-lain.
23
d. Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan yang bersifat
internal dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
terpisah satu dengan yang lain pada diri orang yang belajar.
Penulis menyimpulkan bahwa belajar akan mengubah kepribadian
seseorang dimana kepribadian terbentuk sebagian besar dipengaruhi
oleh lingkungan baik lingkungan sekolah, keluarga maupun
lingkungan sekitar.
2. Hasil Belajar
Menurut Purwanto, hasil belajar adalah perubahan perilaku yang
terjadi setelah mengikuti suatu proses belajar mengajar sesuai dengan
tujuan pendidikan (Purwanto, 2009:54). Sedangkan menurut Nana
Syaodih, hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang
(Nana Syaodih, 2005:102). Untuk memperoleh hasil belajar dilakukan
evaluasi atau yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur
penguasaan siswa. Hasil belajar termasuk komponen pendidikan yang
harus disesuaikan dengan pendidikan, karena hasil belajar diukur
untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan melalui proses
belajar mengajar (Purwanto, 2009:47).
Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk
pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
24
a. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
b. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analisis-sintesis fakta
konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
c. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai stsndar
perilaku (Suprijono, 2001:5-06).
Berdasarkan definisi di atas, maka dapat dijelaskan pengertian
hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami oleh
subyek belajar di dalam suatu interaksi dengan lingkungannya.
Dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar, siswa
berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan
untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu
25
yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang
menjadi hasil belajar.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor,
menurut Muhibbin Syah (2009:144) ada tiga faktor yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu:
a. Faktor internal siswa
Faktor-faktor yang berasal dari diri siswa itu sendiri, yang meliputi
beberapa aspek diantaranya:
1) Aspek fisiologis
Aspek fisiologis merupakan kondisi jasmani yang berkaitan
dengan kesehatan segenap bagian-bagiannya maupun kondisi
cacat tubuh yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurnanya tubuh/badan.
2) Aspek psikologis
Aspek ini meliputi antara lain intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
3) Aspek kelelahan
Kelelahan pada siswa walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani yang terlihat dari lemah lunglainya tubuh karena
terjadi kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh
sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian
26
tertentu. Dan kelelahan rohani yang terlihat dengan adanya
kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor eksternal siswa
Faktor ini terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Lingkungan sosial
Meliputi lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial
masyarakat, tetangga dan teman-teman sepermainan disekitar
pekampungan siswa tersebut, dan lingkungan sosial yang
paling banyak mempengaruhi kegiatan belajar yaitu orang tua
dan keluarga siswa itu sendiri.
2) Lingkungan nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga
siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa.
c. Faktor pendekatan belajar
Sebagai cara atau strategi yang digunakan siswa untuk
menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari sesuatu.
Strategi dalam hal ini menjadi seperangkat langkah operasional
yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan belajar tertentu. Dalam hal ini faktor pendekatan
belajar diambil sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar
27
PAI materi akhlaq dengan menggunakan metode two stay two
stray.
4. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada
term at-Tarbiyah, at-Ta’dib dan at-Ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut
term yang paling populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam
ialah term at-tarbiyah, sedangkan term at-ta’dib dan at-ta’lim jarang
sekali digunakan. Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak
awal pertumbuhan pendidikan Islam (Nizar, 2002:25).
Achmadi dalam Ismail (2008:35) mengemukakan bahwa
pendidikan agama Islam adalah segala usaha untuk memelihara fitrah
manusia, serta sumber daya insani yang ada padanya menuju
terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai dengan norma
Islam.
Sedangkan menurut Muhaimin pendidikan agama Islam adalah
usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,
menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan
untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional
(2004:75-76).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
28
peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati dan
mengamalkan Agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
dan latihan agar terbentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan anak
didik berdasarkan pada hukum-hukum agama Islam.
5. Akhlak
a. Pengertian akhlak
Secara etimologis, akhlak adalah bentuk jama’ dari khuluq
yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat
(Anwar, 2010:11). Berakar dari kata khalaqa yang berarti
menciptakan, seakar dengan khalaq (pencipta), makhluq (yang
diciptakan) dan khalq (penciptaan) (Ilyas, 2007:1).
Dalam pengertian sehari-hari “akhlaq” umumnya disamakan
artinya dengan arti kata “budi pekerti” yang terdiri dari kata budi
dan pekerti. “budi” ialah yang ada pada manusia, yang
berhubungan dengan kesadaran yang didorong oleh pemikiran ratio
yang disebut karakter. “pekerti” ialah apa yang terlihat pada
manusia, karena didorong oleh perasaan hati yang disebut
behavior. Jadi, budi pekerti adalah perpaduan dari hasil ratio dan
rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia
(Djatmika, 1992:26).
Dari pengertian secara etimologis diatas, akhlaq bukan saja
merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur
hubungan antara manusia saja, akan tetapi dengan tuhan dan
29
bahkan dengan alam semesta. Karenanya akhlaq secara kebahasaan
biasa baik atau buruk tergantung pada tata nilai yang dipakai
sebagai landasanya.
Secara terminologis, ada beberapa definisi tentang akhlaq, menurut
para ahli adalah sebagai berikut:
1) Menurut Ahmad Amin “akhlaq adalah kehendak yang
dibiasakan”. Maksudnya jika kehendak tersebut membiasakan
sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akhlaq (Amin, 1993:62).
2) Menurut Iman Abdul Mukmin Sa’adiuddin, “akhlaq adalah
kondisi dalam diri yang melahirkan tindakan tanpa
perluberpikir dan pertimbangan” (Sa’adiuddin, 2006:18).
Dari definisi akhlaq tersebut, dapat disimpulkan bahwa akhlaq
adalah kehendak dan tindakan yang sudah menyatu dengan pribadi
seseorang dalam kehidupannya sehingga sulit untuk dipisahkan.
Karena kehendak dan tindakannya itu dengan mudah tidak
memerlukan banyak pertimbangan dan pemikiran. Kata lain dari
akhlaq adalah budi pekerti. Akhlaq yang baik akan membuahkan
hasil yang baik, sebaliknya akhlaq yang buruk akan menghasilkan
pekerjaan yang buruk pula (Ash-Shiddieqy, 1999:63).
Dari pengertian akhlaq diatas, dapat dipahami bahwa mata
pelajaran PAI materi akhlaq mempunyai peran penting bagi
kehidupan siswa, karena disamping mata pelajaran yang harus
30
diketahui dan dipahami, juga harus diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
a. Metode two stay two stray
Menurut Slavin’s dalam Jacobs (1997:16), all cooperative learning
methods share the idea that students work together to learn and are
responsible for their teammates’ learning as well as their own. (semua
metode kooeratif membagi ide di mana para murid bekerja sama untuk
belajar dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran satu kelompok dan
dirinya sendiri).
Davidson dalam Jacobs (1997:17), memaparkan definisinya sebagai
berikut:
1. task for group completion, discussion, and (if possible) resolution;
2. Face-to-face interaction in small groups;
3. An atmosphere of cooperation and mutual helpfulness within each
group; and,
4. Individual accountability (everyone does their share).
(1. sebuah tugas sebagai wadah penyelesaian, diskusi dan jika
memungkinkan resolusi yang dilakukan dalam kelompok. 2.
interaksi tatap muka dalam sebuah kelompok kecil. 3. atmosfir
kerjasama dan gotong royong yang saling menguntungkan
dalam setiap kelompok, dan 4. Akuntabilitas individu, setiap
orang memiliki hak ntuk berbagi).
31
Kagan dan Kagan dalam Jacobs (1997:17), mendiskripsikan 4
prinsip kunci untuk pendekatan struktural.
1. Simultaneous interaction;
2. Equal participation;
3. Positive interdependence;
4. Individual accountability.
(1. Interaksi serentak; 2. Partisipasi yang setara; 3.
Ketergantungan yang positif; 4. Akuntabilitas individu).
Penulis menyimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif
mengedepankan pembelajaran kelompok dalam memahami materi yang
diberikan guru. Yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yaitu gotong
royong, interaksi serentak, partisipasi yang setara sehingga pembelajaran
tidak terpusat pada guru namun pada siswa itu sendiri.
1. Pengertian Metode two stay two stray
Metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TS-TS)
“dua tinggal-dua tamu” dikembangkan oleh spencer kagan (1990:51).
Metode ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk
semua tingkatan siswa. Metode TS-TS merupakan sistem pembelajaran
kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerja sama,
bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah, dan
saling mendorong satu sama lain untuk berprestasi. Metode ini juga
melatih siswa untuk bersosialisasi dengan baik (Huda, 2014:207).
32
Metode pembelajaran kooperatif two stay two stray adalah dua
orang siswa tinggal dikelompok dan dua orang siswa bertamu
kekelompok lain. Dua orang yang tinggal bertugas memberikan
informasi kepada tamu tentang hasil kelompoknya, sedangkan yang
bertamu bertugas mencatat hasil diskusi kelompok yang dikunjungi
(Shoimin, 2014:222).
Metode pembelajaran ini bukan hanya terpaku pada two stay two
stray (dua tinggal-dua tamu), namun bisa dibuat variasi tergantung
jumlah siswa dan kondisi dalam kelas tersebut. Misalnya one stay
three stray (satu tinggal-tiga tamu), three stay three stray (tiga tinggal-
tiga tamu). Tujuannya adalah memberi kesempatan pada kelompok
untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain (Aqib,
2016:35).
2. Kelebihan dan kekurangan metode two stay two stray
Kelebihan metode two stay two stray menurut Shoimin (2014:225)
adalah sebagai berikut:
a. Mudah dipecah menjadi berpasangan.
b. Lebih banyak tugas yang bisa dilakukan.
c. Guru mudah memonitor.
d. Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan.
e. Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna.
f. Lebih berorientasi pada keaktifan.
g. Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya.
33
h. Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa.
i. Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan.
j. Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar.
3. Adapun kekurangan dari metode two stay two stray adalah:
a. Membutuhkan waktu yang lama.
b. Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok.
c. Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana, dan
tenaga).
d. Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas.
e. Memb utuhkan waktu lebih lama.
f. Membutuhkan sosialisasi lebih baik.
g. Jumlah ganjil bisa menyulitkan pembentukan kelompok.
h. Siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak
memerhatikan guru.
i. Kurang kesempatan untuk memerhatikan guru.
4. Langkah-langkah penerapan metode two stay two stray
Menurut Shoimin (2014:223) Langkah-langkah penerapan metode
two stay two stray adalah sebagi berikut:
a. Siswa bekerja sama dalam kelompok berenam seperti biasa.
b. Setelah selesai, dua siswa dari masing-masing kelompok akan
meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke
kelompok lain.
34
c. dua siswa yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan
hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.
d. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan
melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.
e. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.
5. Tahapan-tahapan penerapan metode two stay two stray
Metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray terdiri dari
beberapa tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan
Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah
membuat silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran,
menyiapkan tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok dengan masing-masing anggota 6 siswa. Setiap anggota
kelompok harus heterogen berdasarkan prestasi akademik siswa
dan suku.
b. Presentasi guru
Pada tahap ini guru menyampaikan indicator pembelajaran,
mengenal dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat.
c. Kegiatan kelompok
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan
yang berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa
dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan yang
35
berisi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan konsep
materi dan klasifikasinya, siswa mempelajarinya dalam kelompok
kecil (4 siswa), yaitu mendiskusikan masalah tersebut bersama-
sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok
menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan
cara mereka sendiri. Kemudian 2 dari 4 anggota dari masing-
masing kelompok meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke
kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam
kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi
mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari tiga anggota
yang tinggal, tamu mohon diri untuk kembali ke kelompok masing-
masing dan melaporkan temuannya serta mencocokkan dan
membahas hasil-hasil kerja mereka.
d. Formalisasi
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan
permasalahan yang diberikan, salah satu kelompok
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk
dikomunikasikan atau didiskusikan dengan kelompok lainnya.
Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa kebentuk
formal.
e. Evaluasi kelompok dan penghargaan.
Tahap evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan siswa memahami materi yang telah diperoleh dengan
36
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe two stay two
stray Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-
pertanyaan dari hasil pembelajaran dengan metode two stay two
stray yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan
terhadap kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
(Shoimin, 2014: 223-225).
Menurut penulis, metode pembelajaran two stay two stray
tepat digunakan untuk proses belajar mengajar sekaligus
meningkatkan hasil belajar. Karena, dalam metode ini siswa
diajarkan untuk bersosialisasi pada teman satu kelompok dan
kelompok lainnya. Penanaman tanggung jawab yang baik dan
saling membantu memecahkan masalah menjadi modal untuk
bekal kelak hidup di masyarakat agar tidak mempunyai sifat
individualisme. Meski membutuhkan waktu yang lama dalam
penerapan metode ini, hal tersebut malah menambah kekompakan
dan rasa percaya diri pada siswa karena lebih berorientasi pada
keaktifan.
37
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian
Tempat penelitian ini adalah di SMK Saraswati Jl. Hasanudin No. 738
Salatiga.
1. Visi
2. Misi
3. Keadaan siswa
Keadaan siswa pada semester 2 tahun ajaran 2016-2017 adalah
sebagai berikut:
4. Keadaan guru
5. Susunan komite sekolah
B. Subjek penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang kelas X MI A SMK Saraswati
Salatiga. Sedangkan subjek penelitian tersebut adalah 28 dari 37 siswa
kelas X MI A SMK Saraswati Salatiga karena di dalam kelas tersebut
tidak semuanya menganut agama islam. Jumlah 37 siswa tersebut terdiri
dari 36 laki-laki dan 1 perempuan. Adapun data selengkapnya sebagai
berikut:
38
Tabel 3.1
Daftar Nama Siswa Kelas X MI A SMK Saraswati Salatiga
Tahun Ajaran 2016-2017
No
Nama Siswa Jenis kelamin Agama
1 Abdul Aziz Mas’ud Laki-laki Islam
2 Agung Wahyu
Nugroho
Laki-laki Islam
3 Agus Jarwanto Laki-laki Islam
4 Aji Sadewo Lakilaki Islam
5 Amelia Mujiantini Perempuan Islam
6 Andre Dharmawan Laki-laki Islam
7 Andre Kurniawan Laki-laki Islam
8 Antonius Sandy
Purjianto
Laki-laki Katolik
9 Bayu Irawan Laki-laki Islam
10 Catur Eri Widianto Laki-laki Protestan
39
11 Danang Bangun
Pamungkas
Laki-laki Islam
12 Danu Herwanto Laki-laki Islam
13 David Dwi Nugroho Laki-laki Protestan
14 Dicky Hernawan
Armananda
Laki-laki Protestan
15 Dodi Kusuma
Armadani
Laki-laki Islam
16 Fahmi Abiyuga Laki-laki Islam
17 Firman Aji Pramurti Laki-laki Islam
18 Ichsan Nuryaeni Laki-laki Islam
19 Leonardus Deva
Sabda Putra
Laki-laki Katolik
20 Muhammad Adi
Prasetyo
Laki-laki Islam
21 Muhammad Ghofar
Al Akbar
Laki-laki Islam
22 Muhammad Hafidz Laki-laki Islam
40
Hasani
23 Muhammad Ulil Azmi Laki-laki Islam
24 Muhammad Ulil Azmi Laki-laki Islam
25 Muhammad Zidni
Syifa
Laki-laki Islam
26 Rahmat Arif Purnomo Laki-laki Islam
27 Ridwan Prasetya Laki-laki Islam
28 Rifqi Riza Ismail Laki-laki Islam
29 Rivaldo Armando
Bekobel
Laki-laki Protestan
30 Rohmat Riyanto Laki-laki Islam
31 Stefanus Adi Arfianto Laki-laki Protestan
32 Taufiq Hidayat Laki-laki Islam
33 Tri Yulianto Laki-laki Islam
34 Vega Rosi Danang
Pratama
Laki-laki Protestan
35 Wahyu Aji Prastiyo Laki-laki Islam
41
36 Wahyu Wibowo Laki-laki Islam
37 Yovin Antonius Laki-laki Protestan
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
merupakan bentuk kajian yang sistematis dan reflektif dilakukan oleh guru
untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, dan penelitian ini dilakukan
oleh guru dengan tidak mengubah situasi dan jadwal yang telah ada,
dengan demikian jika guru melakukan beberapa penelitian tindakan tidak
akan mengganggu jadwal yang telah ada (Arikunto, 2006:6).
42
Dari gambar diatas, penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi
dua siklus, tiap siklusnya terdiri atas dua tahapan yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam tahapan awal yaitu pra siklus bertujuan untuk mengetahui
kondisi siswa terhadap pembelajaran PAI materi akhlaq sebelum
diterapkan metode two stay two stray. Setelah dilakukan refleksi terhadap
pra siklus, maka akan mendapat permasalahan yang muncul dalam kelas
tersebut. Sehingga untuk memecahkan masalah tersebut, perlu dilakukan
perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang, dan refleksi ulang
pada siklus I. Sedangkan siklus II dilakukan untuk mengetahui adanya
peningkatan prestasi belajar PAI materi akhlaq dengan metode three stay
three stray setelah dilakukan perbaikan pada siklus II.
D. Deskripsi Awal (Pra Siklus)
1. Perolehan Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran PAI
Pada Tahap Ini Peneliti Menggunakan Nilai Ulangan Harian Mata
Pelajaran Pai Untuk Mengetahui Kemampuan Siswa Kelas XI MI A
Semester II SMK Saraswati Salatiga. Berikut Ini Hasil Nilai Ulangan
Harian Sebelum Diberikan Pembelajaran Menggunakan Metode two
stay two stray
43
Tabel 3.2
Nilai ulangan harian pra siklus
No
Nama Siswa Nilai Ketuntasan Agama
1 Abdul Aziz Mas’ud Islam
2 Agung Wahyu Nugroho Islam
3 Agus Jarwanto Islam
4 Aji Sadewo Islam
5 Amelia Mujiantini Islam
6 Andre Dharmawan Islam
7 Andre Kurniawan Islam
8 Antonius Sandy
Purjianto
Katolik
9 Bayu Irawan Islam
10 Catur Eri Widianto Protestan
11 Danang Bangun
Pamungkas
Islam
12 Danu Herwanto Islam
44
13 David Dwi Nugroho Protestan
14 Dicky Hernawan
Armananda
Protestan
15 Dodi Kusuma Armadani Islam
16 Fahmi Abiyuga Islam
17 Firman Aji Pramurti Islam
18 Ichsan Nuryaeni Islam
19 Leonardus Deva Sabda
Putra
Katolik
20 Muhammad Adi Prasetyo Islam
21 Muhammad Ghofar Al
Akbar
Islam
22 Muhammad Hafidz
Hasani
Islam
23 Muhammad Ulil Azmi Islam
24 Muhammad Ulil Azmi Islam
25 Muhammad Zidni Syifa Islam
26 Rahmat Arif Purnomo Islam
27 Ridwan Prasetya Islam
45
28 Rifqi Riza Ismail Islam
29 Rivaldo Armando
Bekobel
Protestan
30 Rohmat Riyanto Islam
31 Stefanus Adi Arfianto Protestan
32 Taufiq Hidayat Islam
33 Tri Yulianto Islam
34 Vega Rosi Danang
Pratama
Protestan
35 Wahyu Aji Prastiyo Islam
36 Wahyu Wibowo Islam
37 Yovin Antonius Protestan
Tabel 3.3
Hasil Evaluasi Pra Siklus
Indikator Pra siklus
Banyaknya siswa yang memperoleh nilai >70
46
Banyaknya siswa yang memperoleh nilai <70
Nilai rata-rata
Ketuntasan belajar
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam materi akhlak. Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran
two stay two stray yang dilaksanakan sebanyak II siklus.
Adapun waktu penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada jum’at 5 mei 2017
b. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada jum’at 12 mei 2017
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I yaitu sebagai berikut:
Hari/Tanggal : jum’at 5 mei 2017
Waktu : 08:35-09:55
Tempat : Ruang Kelas X MI A SMK Saraswati Salatiga
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut:
Mata Pelajaran : PAI materi Akhlak
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : Membiasakan perilaku terpuji
Metode Pembelajaran : two stay two stray
47
Tabal 3.4
Kompetensi dasar dan indikator
kompetensi dasar Indikator
1. Menjelaskan pengertian
adab dalam berpakaian,
berhias, perjalanan,
bertamu dan atau
menerima tamu.
1. Menjelaskan pengertian
adab dalam berpakaian.
2. Menjelaskan pengertian
adab dalam berhias
3. Menjelaskan pengertian
adab dalam perjalanan.
4. Menjelaskan pengertian
adab dalam bertamu dan
menerima tamu
2. Menampilkan contoh-
contoh adab dalam
berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu atau
menerima tamu.
1. Menunjukkan contoh adab
dalam berpakaian.
2. Menunjukkan contoh adab
dalam berhias.
3. Menunjukkan contoh adab
dalam perjalanan
4. Menunjukkan adab dalam
bertamu dan menerima
tamu.
3. Mempraktikkan adab 1. Mempraktikkan perilaku
48
dalam berpakaian,
berhias, perjalanan,
bertamu dan atau
menerima tamu dalam
kehidupan sehari-hari.
yang baik dan benar dalam
berpakaian.
2. Mempraktikkan perilaku
yang baik dan benar dalam
berhias.
3. Mempraktikkan perilaku
yang baik dan benar dalam
perjalanan.
4. Mempraktikkan perilaku
yang baik dan benar dalam
bertamu dan menerima
tamu
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan
kelas adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Guru merencanakan materi pembelajaran membiasakan akhlak
terpuji yaitu adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu
dan atau menerima tamu dengan metode three stay three stray.
b. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Menyusun lembar pengamatan peserta dalam kegiatan
pembelajaran.
49
d. Menyiapkan tes dengan materi membiasakan akhlak terpuji.
2. Pelaksanaan tindakan
Table 3.5
Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru beserta peserta didik melakukan doa
bersama untuk mengawali pembelajaran.
Guru memperkenalkan diri.
Absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.
Apersepsi
10 menit
Inti Eksplorasi
Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan
siswa tentang materi pembelajaran, guru
mengawali dengan mengajukan pertanyaan:
Apa yang kalian ketahui tentang Adab dalam
berpakaian, Adab dalam berhias, Adab dalam
perjalanan, Adab dalam bertamu dan menerima
tamu?
Elaborasi
Guru menjelasan prosedur mengenai cara
belajar dengan metode three stay three stray
30 menit
50
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
waktu
kepada siswa.
Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 6 siswa.
Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan
materi yang akan dipelajari (pengertian: Adab
dalam berpakaian, Adab dalam berhias, Adab
dalam perjalanan, Adab dalam bertamu dan
menerima tamu) dengan pembagian sub materi
berbeda pada setiap kelompok.
Guru menginstruksikan tiga orang dari tiap
kelompok untuk mengunjungi kelompok lain
untuk melakukan pertukaran informasi. Tiga
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
untuk menjelaskan hasil temuannya kepada
tiga orang yang akan bertamu.
Guru menginstruksikan agar siswa yang
berkunjung ke kelompok lain kembali pada
kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikan hasil temuannya dari kelompok
yang dikunjungi.
51
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
waktu
Guru mengarahkan untuk diskusi dikelas dan
mempresentasikan hasil temuannya setelah
berkunjung pada kelompok lain.
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan materi dan
kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada
pertemuan ini
Penutup Guru memberikan informasi tentang apa yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Guru memotivasi siswa untuk belajar.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan
membaca do’a kafarotul majelis.
5 menit
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan waktu pembelajaran,
pengamatan yang dilakukan adalah mengamati setiap tindakan
meliputi: keaktifan siswa, karakter siswa, interaksi siswa dengan guru,
52
interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan bahan ajar atau
semua fakta yang ada selama proses pembelajaran.
4. Refleksi
Guru menjelaskan dan penyimpulkan pelaksanaan pembelajaran
yang telah dilakukan berdasarkan hasil pengamatan, meliputi:
kesesuaian antara pelaksanaan dan rencana pembelajaran yang dibuat,
kekurangan yang ada selama proses pembelajaran, kemajuan yang
telah dicapai siswa, dan rencana tindakan pembelajaran selanjutnya.
Dari prestasi belajar siswa juga terjadi peningkatan kemampuan
siswa dalam menyelesaikan tugas dengan baik. Terbukti dari tingkat
ketuntasan belajar klasikal pra siklus sebesar 10,7% dengan nilai rata-
rata 56, pada siklus I menjadi 70,4% dengan nilai rata-rata 71 Dengan
demikian dapat disimpulkan terdapat peningkatan kemampuan siswa
dalam hasil belajar siswa sebesar 59,7%.
Setelah melaksanakan tindakan pengamatan dalam pembelajaran di
dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang
dilakukan. Data-data yang diperoleh dari observasi dikumpulkan,
dianalisis dan digunakan sebagai dasar untuk membuat perencanaan
pembelajaran siklus II.
F. Deskripsi pelaksanaan siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus kedua yaitu sebagai berikut:
Hari/Tanggal : jum’at 12 mei 2017
Waktu : 08:35-09:55
53
Tempat : Ruang Kelas X MI A SMK Saraswati Salatiga
Adapun materi yang diajarkan adalah sebagai berikut:
Mata Pelajaran : PAI materi Akhlak
Kelas/Semester : X/2
Standar Kompetensi : Membiasakan perilaku terpuji
Metode pembelajaran : two stay two stray
Table 3.6
Kompetensi Dasar dan indikator
kompetensi dasar Indikator
1. Menjelaskan pengertian
adab dalam berpakaian,
berhias, perjalanan,
bertamu dan atau
menerima tamu.
1. Menjelaskan pengertian
adab dalam berpakaian.
2. Menjelaskan pengertian
adab dalam berhias
3. Menjelaskan pengertian
adab dalam perjalanan.
4. Menjelaskan pengertian
adab dalam bertamu dan
menerima tamu
1. Menampilkan contoh-
contoh adab dalam
berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu atau
1. Menunjukkan contoh adab
dalam berpakaian.
2. Menunjukkan contoh adab
dalam berhias.
54
menerima tamu. 3. Menunjukkan contoh adab
dalam perjalanan
4. Menunjukkan adab dalam
bertamu dan menerima
tamu.
1. Mempraktikkan adab
dalam berpakaian,
berhias, perjalanan,
bertamu dan atau
menerima tamu dalam
kehidupan sehari-hari.
1. Mempraktikkan perilaku
yang baik dan benar dalam
berpakaian.
2. Mempraktikkan perilaku
yang baik dan benar dalam
berhias.
3. Mempraktikkan perilaku
yang baik dan benar dalam
perjalanan.
4. Mempraktikkan perilaku
yang baik dan benar dalam
bertamu dan menerima
tamu
55
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan kelas
adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
a. Guru merencanakan materi pembelajaran membiasakan akhlak
terpuji yaitu adab dalam berpakaian, berhias, perjalanan, bertamu
dan atau menerima tamu dengan metode three stay three stray.
b. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Menyusun lembar pengamatan peserta dalam kegiatan
pembelajaran.
d. Menyiapkan tes dengan materi membiasakan akhlak terpuji.
2. Pelaksanaan tindakan Pertemuan Kedua
Table 3.7
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru beserta peserta didik melakukan doa
bersama untuk mengawali pembelajaran.
Guru memperkenalkan diri.
Absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.
Apersepsi
10 menit
56
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
waktu
Inti Eksplorasi
Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan
siswa tentang materi pembelajaran, guru
mengawali dengan mengajukan pertanyaan:
Apa saja contoh adab dalam: Berpakaian,
Berhias, Perjalanan, bertamu atau menerima
tamu?
Elaborasi
Guru menjelasan prosedur mengenai cara
belajar dengan metode three stay three stray
kepada siswa.
Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 6 siswa.
Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan
materi yang akan dipelajari (Contoh-contoh
adab dalam: Berpakaian, Berhias, Perjalanan,
bertamu atau menerima tamu) dengan
pembagian sub materi berbeda pada setiap
kelompok.
Guru menginstruksikan tiga orang dari tiap
30 menit
57
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
waktu
kelompok untuk mengunjungi kelompok lain
untuk melakukan pertukaran informasi. Tiga
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
untuk menjelaskan hasil temuannya kepada
tiga orang yang akan bertamu.
Guru menginstruksikan agar siswa yang
berkunjung ke kelompok lain kembali pada
kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikan hasil temuannya dari kelompok
yang dikunjungi.
Guru mengarahkan untuk diskusi dikelas dan
mempresentasikan hasil temuannya setelah
berkunjung pada kelompok lain.
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan materi dan
kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada
pertemuan ini.
Penutup Guru memberikan informasi tentang apa yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Guru memotivasi siswa untuk belajar.
5 menit
58
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Alokasi
waktu
Menutup kegiatan pembelajaran dengan
membaca do’a kafarotul majelis.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan dengan waktu pembelajaran,
pengamatan yang dilakukan adalah mengamati setiap tindakan
meliputi: keaktifan siswa, karakter siswa, interaksi siswa dengan guru,
interaksi siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan bahan ajar atau
semua fakta yang ada selama proses pembelajaran.
4. Refleksi
Setelah melaksanakan tindakan pengamatan dalam pembelajaran di
dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi dari tindakan yang
dilakukan.
Dalam kegiatan pada siklus II didapatkan sebagai berikut:
a. Proses belajar mengajar dengan metode three stay three stray ini
berjalan lancar , semua siswa telah memahami dan berjalan sendiri
tanpa harus diperintah oleh guru.
b. Suasana kelas dalam pembelajaran sudah aktif, sebagian besar
siswa sudah memperhatikan dengan baik. Suasana kelas terlihat
kondusif sebagaimana proses belajar mengajar pada umumnya.
59
c. Pelaksanaan siklus II berlangsung dengan baik, kondusif, serta
aktivitas belajar siswa meningkat.
Sedangkan hasil belajar siswa telah mencapai nilai rata-rata 90
sehingga meningkat lebih baik dari siklus sebelumnya. Tingkat
ketuntasan klasikal sudah memenuhi indikator keberhasilan 85%
dengan prosentase mencapai 100%. Dengan demikian, dapat
dikatakan pelaksanaan siklus II ini berhasil, karena ada peningkatan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas dengan baik. Hal ini
terbukti dari daya serap yang dicapai berturut-turut, sehingga peneliti
dapat mengatakan siklus II telah berhasil dengan baik.
G. Tehnik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisis data. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisi deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai data
yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang
dicapai siswa juga untuk respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran
serta aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk menganalisis prosentase keberhasilan siswa setelah proses
belajar mengajar, setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan
evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap ahir putaran.
60
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana
yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa yang
selanjutnya dibagi dengan banyaknya siswa yang mengikuti tes.
Sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dirumuskan sebagai berikut:
∑ ∑
∑
∑
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar di
SMK Saraswati Salatiga, siswa dikatakan tuntas belajar jika mencapai
nilai KKM yaitu 70. Dan kelas disebut tuntas belajar jika rata-rata
siswa mendapat nilai 70 sebanyak 85% atau lebih. Untuk menghitung
prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
P=∑
∑
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti melaksanakan Penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray.
Metode pembelajaran two stay two stray bukanlah model pembelajaran
baru di dunia pendidikan Indonesia, namun metode pembelajaran yang
baru bagi SMK Saraswati Salatiga dan metode pembelajaran baru untuk
mata pelajaran PAI. Acuan penilaian pada penelitian ini, peneliti
menggunakan Kriteria ketuntasan Klasikal 85% dari jumlah sluruh siswa
yang berpatokan pada nilai Kriteria Ketuntasan Minima (KKM).
Berdasarkan data nilai ulangan harian mata pelajaran PAI diperoleh kelas
X. MI.A SMK Saraswati Salatiga menunjukkan bahwa KKM untuk mata
pelajaran PAI adalah 70. Adapun dibawah ini dipaparkan hasil nilai
ulangan harian mata pelajaran PAI pra siklus, siklus I, dan siklus II:
62
Table 4.1
Nilai ulangan harian pra siklus
No
Nama Siswa Nilai Ketuntasan Agama
1 Abdul Aziz Mas’ud 55 Islam
2 Agung Wahyu Nugroho 60 Islam
3 Agus Jarwanto 60 Islam
4 Aji Sadewo 50 Islm
5 Amelia Mujiantini 50 Islam
6 Andre Dharmawan 40 Islam
7 Andre Kurniawan 55 Islam
8 Antonius Sandy Purjianto Katolik
9 Bayu Irawan 60 Islam
10 Catur Eri Widianto Protestan
11 Danang Bangun Pamungkas 60 Islam
12 Danu Herwanto 70 Islam
13 David Dwi Nugroho Protestan
63
14 Dicky Hernawan Armananda Protestan
15 Dodi Kusuma Armadani 60 Islam
16 Fahmi Abiyuga 65 Islam
17 Firman Aji Pramurti 55 Islam
18 Ichsan Nuryaeni 50 Islam
19 Leonardus Deva Sabda Putra Katolik
20 Muhammad Adi Prasetyo 50 Islam
21 Muhammad Ghofar Al Akbar 60 Islam
22 Muhammad Hafidz Hasani 60 Islam
23 Muhammad Ulil Azmi 50 Islam
24 Muhammad Ulil Azmi 40 Islam
25 Muhammad Zidni Syifa 50 Islam
26 Rahmat Arif Purnomo 60 Islam
27 Ridwan Prasetya 65 Islam
28 Rifqi Riza Ismail 50 Islam
29 Rivaldo Armando Bekobel Protestan
64
30 Rohmat Riyanto 60 Islam
31 Stefanus Adi Arfianto Protestan
32 Taufiq Hidayat 70 Islam
33 Tri Yulianto 75 Islam
34 Vega Rosi Danang Pratama Protestan
35 Wahyu Aji Prastiyo 60 Islam
36 Wahyu Wibowo 60 Islam
37 Yovin Antonius Protestan
Tabel 4.2
Nilai Evaluasi Siklus I
No
Nama Siswa Nilai Ketuntasan Agama
1 Abdul Aziz Mas’ud 65 Islam
2 Agung Wahyu Nugroho 70 Islam
3 Agus Jarwanto 75 Islam
4 Aji Sadewo 60 Islam
5 Amelia Mujiantini 60 Islam
65
6 Andre Dharmawan 60 Islam
7 Andre Kurniawan 65 Islam
8 Antonius Sandy Purjianto Katolik
9 Bayu Irawan 70 Islam
10 Catur Eri Widianto Protestan
11 Danang Bangun Pamungkas 65 Islam
12 Danu Herwanto 75 Islam
13 David Dwi Nugroho Protestan
14 Dicky Hernawan Armananda Protestan
15 Dodi Kusuma Armadani 70 Islam
16 Fahmi Abiyuga 75 Islam
17 Firman Aji Pramurti Islam
18 Ichsan Nuryaeni 75 Islam
19 Leonardus Deva Sabda Putra Katolik
20 Muhammad Adi Prasetyo 70 Islam
21 Muhammad Ghofar Al Akbar 75 Islam
66
22 Muhammad Hafidz Hasani 70 Islam
23 Muhammad Ulil Azmi 65 Islam
24 Muhammad Ulil Azmi 75 Islam
25 Muhammad Zidni Syifa 70 Islam
26 Rahmat Arif Purnomo 80 Islam
27 Ridwan Prasetya 80 Islam
28 Rifqi Riza Ismail 65 Islam
29 Rivaldo Armando Bekobel Protestan
30 Rohmat Riyanto 75 Islam
31 Stefanus Adi Arfianto Protestan
32 Taufiq Hidayat 75 Islam
33 Tri Yulianto 85 Islam
34 Vega Rosi Danang Pratama Protestan
35 Wahyu Aji Prastiyo 80 Islam
36 Wahyu Wibowo 70 Islam
37 Yovin Antonius Protestan
67
Tabel 4.3
Nilai Evaluasi Siklus II
No
Nama Siswa Nilai Ketuntasan Agama
1 Abdul Aziz Mas’ud 80 Islam
2 Agung Wahyu Nugroho 95 Islam
3 Agus Jarwanto 95 Islam
4 Aji Sadewo 85 Islam
5 Amelia Mujiantini 85 Islam
6 Andre Dharmawan 90 Islam
7 Andre Kurniawan 80 Islam
8 Antonius Sandy Purjianto Katolik
9 Bayu Irawan 95 Islam
10 Catur Eri Widianto Protestan
11 Danang Bangun Pamungkas 95 Islam
12 Danu Herwanto 100 Islam
13 David Dwi Nugroho Protestan
68
14 Dicky Hernawan Armananda Protestan
15 Dodi Kusuma Armadani 95 Islam
16 Fahmi Abiyuga 85 Islam
17 Firman Aji Pramurti 90 Islam
18 Ichsan Nuryaeni 90 Islam
19 Leonardus Deva Sabda Putra Katolik
20 Muhammad Adi Prasetyo 80 Islam
21 Muhammad Ghofar Al Akbar 95 Islam
22 Muhammad Hafidz Hasani 95 Islam
23 Muhammad Ulil Azmi 80 Islam
24 Muhammad Ulil Azmi 95 Islam
25 Muhammad Zidni Syifa 90 Islam
26 Rahmat Arif Purnomo 90 Islam
27 Ridwan Prasetya 90 Islam
28 Rifqi Riza Ismail 85 Islam
29 Rivaldo Armando Bekobel Protestan
69
30 Rohmat Riyanto 90 Islam
31 Stefanus Adi Arfianto Protestan
32 Taufiq Hidayat 90 Islam
33 Tri Yulianto 100 Islam
34 Vega Rosi Danang Pratama Protestan
35 Wahyu Aji Prastiyo 95 Islam
36 Wahyu Wibowo 95 Islam
37 Yovin Antonius Protestan
B. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, dari data
yang diperoleh menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai siswa yang
cukup baik. Selain itu antusias siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran juga sangat tinggi. Dengan demikian, apabila dipadukan
dengan menggunakan metode pembelajaran two stay two stray dalam
pembelajaran PAI dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X.MI.A
Semester II SMK Saraswati Salatiga. Hal ini dapat dilihat tabel gabungan
nilai evaluasi dari siklus ke siklus sebagai berikut:
70
Tabel 4.4
Gabungan Nilai Evaluasi Antar Siklus
No
Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Abdul Aziz Mas’ud 55 65 80
2 Agung Wahyu Nugroho 60 70 95
3 Agus Jarwanto 60 70 95
4 Aji Sadewo 50 60 85
5 Amelia Mujiantini 50 60 85
6 Andre Dharmawan 50 60 85
7 Andre Kurniawan 40 65 90
8 Antonius Sandy Purjianto
9 Bayu Irawan 60 70 95
10 Catur Eri Widianto
11 Danang Bangun Pamungkas 60 65 95
12 Danu Herwanto 70 75 100
13 David Dwi Nugroho
71
14 Dicky Hernawan Armananda
15 Dodi Kusuma Armadani 60 70 95
16 Fahmi Abiyuga 65 75 85
17 Firman Aji Pramurti 55 90
18 Ichsan Nuryaeni 50 75 90
19 Leonardus Deva Sabda Putra
20 Muhammad Adi Prasetyo 50 70 80
21 Muhammad Ghofar Al Akbar 60 75 95
22 Muhammad Hafidz Hasani 60 70 95
23 Muhammad Ulil Azmi 50 65 80
24 Muhammad Ulil Azmi 40 75 95
25 Muhammad Zidni Syifa 50 70 90
26 Rahmat Arif Purnomo 60 80 90
27 Ridwan Prasetya 65 80 90
28 Rifqi Riza Ismail 50 65 85
29 Rivaldo Armando Bekobel
72
30 Rohmat Riyanto 60 75 90
31 Stefanus Adi Arfianto
32 Taufiq Hidayat 70 75 90
33 Tri Yulianto 75 85 100
34 Vega Rosi Danang Pratama
35 Wahyu Aji Prastiyo 60 80 95
36 Wahyu Wibowo 60 70 95
37 Yovin Antonius
Berdasarkan pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa perolehan
rata-rata nilai pada siklus I meningkat dibandingkan pada pra siklus, yaitu
dari 56 menjadi 71 Pada siklus II juga mengalami peningkatan secara
signifikan yaitu dengan nilai rata-rata mencapai 90, dari siklus sebelumnya
71 Berdasarkan data tersebut, maka dapat diketahui bahwa pelaksanaan
PTK dengan menggunakan metode pembelajaran two stay two stray
berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa. Berikut penjabaran dari hasil
penelitian dari siklus ke siklus:
1. Siklus I
Proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menggunakan
metode pembelajaran two stay two stray. Adapun dalam
73
penelitian mencakup 4 tahap yaitu tahap perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum dilakukan
penelitian, peneliti melakukan observasi ke SMK Saraswati
Salatiga. Pada tahap ini hasil tes evaluasi siklus I adalah 70,4%
siswa tuntas (19siswa) dan yang tidak tuntas 29,6% (8siswa).
Dengan demikian siklus I mengalami peningkatan dibanding
pra siklus sebesar 59,7%.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh mitra peneliti pada
siklus I
adalah sebagai berikut:
a. Kehadiran Siswa
Pada siklus I yang dilaksanakan pada tanggal 5mei
2017, 100% dari seluruh siswa kelas X.MI.A SMK
Saraswati Salatiga dapat hadir di kelas.
b. Pemahaman siswa terhadap Materi
Pada siklus I 70,4% (19 siswa) telah memahami
materi yang disampaikan guru, sedangkan 29,6% (8 siswa)
kurang memahami materi. Terdapat 4 siswa yang tidak
tuntas, nilai yang mereka peroleh belum mencapai KKM
yang ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Dengan demikian,
pada siklus I belum memenuhi indikator keberhasilan
sebesar 80%, sehingga diperlukan langkah selanjutnya
melalui siklus II.
74
2. Siklus II
Pada siklus II tindakan penelitian mempertimbangkan
kekurangan dan kendala yang muncul pada siklus I. Untuk
proses pembelajaran masih sama dengan siklus I yaitu dengan
menggunakan metode pembelajaran two stay two stray. Pada
siklus II ini persentase ketuntasan klasikal siswa meningkat
sebesar 29,6%. Dari siklus sebelumnya sebesar 70,4% menjadi
100% siswa tuntas. Dari data ini, diperoleh data siswa yang
tidak tuntas sebesar 0%. Dengan demikian, presentase nilai
yang diperoleh pada siklus II telah memenuhi indikator
keberhasilan dengan tingkat ketuntasan sebesar 100% siswa
mencapai KKM. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh mitra
peneliti pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Kehadiran Siswa
Pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal ...
mei 2017, 100% dari seluruh siswa kelas X.MI.A Semester
II SMK Saraswati Salatiga dapat hadir di kelas.
b. Pemahaman Siswa terhadap Materi
Pada siklus II, 100% (28 siswa) telah memahami
materi yang disampaikan guru. Dengan demikian, pada
siklus II sudah memenuhi indikator keberhasilan sebesar
85%.
75
3. Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan
Tabel 4.5
Rekapitulasi Ketuntasan Gabungan
No Kategori Pra siklus Siklus I Siklus II
frek % Frek % frek %
1 Tuntas 3 10,7% 19 70,4% 28 100%
2 Tidak
tuntas
25 89,3% 8 29,6% 0 0%
Jumlah 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa
ketuntasan siswa kelas X.MI.A SMK Saraswati Salatiga
meningkat. Dari pra siklus, presentase ketuntasan klasikal
sebesar 10,7% menjadi 70,4% pada siklus I. kemudian
meningkat lagi pada siklus II sebesar 100%. Dan pada siklus II
meningkat sebesar 29,6% dengan presentase ketuntasan
klasikal mencapai 100%. Artinya siklus II sudah mencapai
indikator keberhasilan dengan presentase yang ditentukan yaitu
85%.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di kelas X.MI.A
SMK Saraswati Salatiga selama dua siklus dan berdasarkan seluruh
pembahasan sertaanalisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penerapan metode pembelajaran two stay two stray dapat
meningkatkan prestasi belajar PAI materi akhlak di kelas X.MI.A
Semester II SMK Saraswati Salatiga. Siswa mencapai KKM ditandai
dengan peningkatan Kriteria Ketuntasan Klasikal pada siklus 1 sebesar
70,4% dan siklus II sebesar 100%.
Penerapan metode pembelajaran two stay two stray mempunyai
pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
yang ditunjukkan dengan hasil observasi dengan siswa selama
pembelajaran berlangsung. Siswa merasa tertarik dan berminat
terhadap metode pembelajaran two stay two stray, sehingga mereka
termotivasi untuk belajar.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian
penutup skripsi ini antara lain:
77
1. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru lebih variatif dalam menggunakan metode
pembelajaran, termasuk menggunakan metode pembelajaran two
stay two stray. Hal ini akan menghilangkan rasa bosan bagi siswa
selama mengikuti proses belajar mengajar.
b. Guru hendaknya tidak perlu khawatir dalam mencoba metode baru
dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Sebelum melaksanakan metode pembelajaran jenis baru,
hendaknya guru melakukan persiapan sebaik-baiknya dengan
mempertimbangkan materi yang sesuai.
2. Bagi siswa
Peserta didik hendaknya senantiasa meningkatkan motivasi dalam
pembelajaran PAI maupun pembelajaran lainnya, karena dengan
motivasi belajar yang tinggi akan mempengaruhi tercapainya tujuan
pembelajaran yang dapat diukur dari hasil belajar peserta didik.
3. Bagi Sekolah
Peneliti menyarankan, penggunaan metode pembelajaran three stay
three stray sebagai alternatif dalam meningkatkan prestasi belajar PAI.
Selain itu, untuk lebih mendukung peningkatan prestasi belajar siswa,
hendaknya pihak sekolah menyediakan alat, atau media pembelajaran
yang berbasis teknologi. Sehingga terdapat inovasi dalam menunjang
tercapainya tujuan pembelajaran.
78
C. Penutup
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Berkat ridho Allah
lah penulis mampu melewati hambatan-hambatan dalam penelitian dan
penyusunan karya ini.
Penulis menyadari dalam karya ini masih banyak kekurangan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna perbaikan karya selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat
memberi sumbangsih pada perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya
dalam dunia pendidikan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat
bagi penulis dan pembaca. Amin.
79
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Ahmad. 1993. Meneladani Akhlaq Nabi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Anwar, Rosihon. 2010. Akhlaq Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia.
Aqib, Zainal. 2016. Model-Model, Media, Dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: Ikip Semarang Press.
Djatmika, Rachmat. 1992. System Etika Islami. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Dimyati, Mahfudh. 2011. The Implementation Of ‘Kagan Structure: One Stay
Two Stray’ In Managing Class-Discussion In Speaking Class Of Grade
Vii Of Junior High School: An Action Research on the First Year Students
of SMP Negeri 13 Semarang in the Academic Year of 2011/2012. Skripsi.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Hopkin, David. 2008. Panduan Guru, Penelitian Tindakan Kelas. Terjemahan
oleh Achmad Fawaid, 2011. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ilyas, Yunahar. 2007. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: LPPI.
Isjoni, Dkk. 2007. Pembelajaran Visioner. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jabir, Abu Bakar. 1996. Pedoman Hidup Muslim. Jakarta: Litera Antar Nusa.
Juwariyah, Siti. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Division) Pada Pokok
Bahasan Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad Saw. Periode Mekah
Mata Pelajaran Ski Kelas VII MTS Yasinta Salatiga Tahun Pelajaran
2014/2015. Skripsi. Semarang: UIN Walisongo.
80
Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Tindakan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Muhaimin, Dkk..2004. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam Di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Teungku. 1999. Al-Islam. Semarang: Rizki
Putra.
Muhammad, Syaikh. 2009. Syarah Riyadus Shalihin Jilid 3. Jakarta: Darus
Sunnah.
Nashir, Haedar. 2013. Pendidikan Karakter Berbasis Agama Dan
Kebudayaan.Yogyakarta: Multi Presindo.
Nizar, Samsul, 2002, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis
dan Praktis, Cet. Ke-1, Jakarta: Ciputat Pers.
Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Qardahawi, Yusuf. 2003. Halal Dan Haram Dalam Islam. Surabaya: Bina Ilmu
Offset.
Santi. 2011. Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Pada Matapelajaran
PAI Di Sekolah (Study Kasus Di SMP Islam Al-Azhar 4 Komandon).
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sm, Ismail. 2008. Strategi Pembelajaran Berbasis Paikem. Semarang: Rasail
Media Group.
Somadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sudjana, Nana. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Sukmadita, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2001. Cooperatif Learning: Teori Dan Aplikasi Paikem.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
81
Syah, Muhibbin. 2009. Pesikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarata: Prestasi Pustaka.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang System
Pendidikan Nasional, 2004. Semarang: Aneka Ilmu.
Uwaidah, Syaikh Kamil. 1998. Faqih Wanita. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Wicaksana, Candra. 2014. Pembelajaran Aqidah Akhlaq Dengan Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) Siswa Kelas XI Di MAN
Yogyakarta III. Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
YAYASAN PEMBINA REHABISASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SARASWATI SALATIGA
Jl. Hasanudin No. 738 Salatiga 50721 telp. (0298) 326516 Fax. 0298 312224
email: [email protected]
RENCANA PELAKSANAAN PEMELAJARAN (RPP)
SATUAN PENDIDIKAN : SMK SARASWATI SALATIGA
BIDANG STUDI KEAHLIAN : SEMUA PROGRAM KEAHLIAN
PROGRAM STUDI KEAHLIAN : SEMUA PROGRAM STUDI
KOMPETENSI KEAHLIAN : SEMUA KOMPETENSI
KEAHLIAN
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS / SEMESTER : X/2
ALOKASI WAKTU : 6 X 45 MENIT (3 Pertemuan)
ASPEK : AKHLAK
I. Standar Kompetensi :
9. (Akhlaq) Membiasakan perilaku terpuji
II. Kompetensi dasar dan indikator
No Kompetensi dasar Indikator
9.1 Menjelaskan pengertian
adab dalam berpakaian,
berhias, perjalanan,
bertamu dan atau
menerima tamu.
Menjelaskan pengertian adab dalam
berpakaian.
Menjelaskan pengertian adab dalam
berhias
Menjelaskan pengertian adab dalam
perjalanan.
Menjelaskan pengertian adab dalam
bertamu dan menerima tamu
9.2 Menampilkan contoh-
contoh adab dalam
berpakaian, berhias,
perjalanan, bertamu atau
menerima tamu.
menunjukkan contoh adab dalam
berpakaian.
menunjukkan contoh adab dalam
berhias.
menunjukkan contoh adab dalam
perjalanan
menunjukkan adab dalam bertamu dan
menerima tamu.
9.3 Mempraktikkan adab
dalam berpakaian,
berhias, perjalanan,
bertamu dan atau
Mempraktikkan perilaku yang baik dan
benar dalam berpakaian.
Mempraktikkan perilaku yang baik dan
benar dalam berhias.
menerima tamu dalam
kehidupan sehari-hari.
Mempraktikkan perilaku yang baik dan
benar dalam perjalanan.
Mempraktikkan perilaku yang baik dan
benar dalam bertamu dan menerima
tamu
III. Tujuan Pembelajaran :
Diharapkan siswa mampu:
Menjelaskan pengertian adab dalam berpakaian.
Menjelaskan pengertian adab dalam berhias.
Menjelaskan pengertian adab dalam perjalanan.
Menjelaskan pengertian adab dalam bertamu dan menerima tamu.
Diharapkan siswa mampu:
Menunjukkan contoh adab dalam berpakaian.
Menunjukkan contoh adab dalam berhias.
Menunjukkan contoh adab dalam perjalanan.
Menunjukkan adab dalam bertamu dan menerima tamu.
Diharapkan siswa mampu:
Mempraktikkan perilaku yang baik dan benar dalam berpakaian.
Mempraktikkan perilaku yang baik dan benar dalam berhias.
Mempraktikkan perilaku yang baik dan benar dalam perjalanan.
Mempraktikkan perilaku yang baik dan benar dalam bertamu dan
menerima tamu
IV. Materi Pembelajaran:
Pengertian:
Adab dalam berpakaian.
Adab dalam berhias
Adab dalam perjalanan
Adab dalam bertamu dan menerima tamu
Contoh-contoh adab dalam:
Berpakaian
Berhias
Perjalanan
bertamu atau menerima tamu
Praktik adab dalam:
Berpakaian
Berhias
Perjalanan
Bertamu dan atau menerima tamu.
V. Metode Pembelajaran: Three stay three stray
VI. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru beserta peserta didik melakukan doa
bersama untuk mengawali pembelajaran.
Guru memperkenalkan diri.
Absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.
Apersepsi
10 menit
Inti Eksplorasi
Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan siswa
tentang materi pembelajaran, guru mengawali dengan
mengajukan pertanyaan:
Apa yang kalian ketahui tentang Adab dalam
berpakaian, Adab dalam berhias, Adab dalam
perjalanan, Adab dalam bertamu dan menerima
tamu?
Elaborasi
Guru menjelasan prosedur mengenai cara
belajar dengan metode three stay three stray
kepada siswa.
Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 6 siswa.
Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan
materi yang akan dipelajari (pengertian: Adab
dalam berpakaian, Adab dalam berhias, Adab
dalam perjalanan, Adab dalam bertamu dan
menerima tamu) dengan pembagian sub materi
berbeda pada setiap kelompok.
Guru menginstruksikan tiga orang dari tiap
kelompok untuk mengunjungi kelompok lain
untuk melakukan pertukaran informasi. Tiga
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
untuk menjelaskan hasil temuannya kepada
tiga orang yang akan bertamu.
Guru menginstruksikan agar siswa yang
berkunjung ke kelompok lain kembali pada
kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikan hasil temuannya dari kelompok
yang dikunjungi.
Guru mengarahkan untuk diskusi dikelas dan
mempresentasikan hasil temuannya setelah
berkunjung pada kelompok lain.
Konfirmasi
30 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Guru memberikan penguatan materi dan
kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada
pertemuan ini
Penutup Guru memberikan informasi tentang apa yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Guru memotivasi siswa untuk belajar.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan
membaca do’a kafarotul majelis.
5 menit
B. Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
Pendahuluan Guru beserta peserta didik melakukan doa
bersama untuk mengawali pembelajaran.
Guru memperkenalkan diri.
Absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.
Apersepsi
10 menit
Inti Eksplorasi
Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan
siswa tentang materi pembelajaran, guru
mengawali dengan mengajukan pertanyaan:
Apa saja contoh adab dalam: Berpakaian,
Berhias, Perjalanan, bertamu atau menerima
tamu?
Elaborasi
Guru menjelasan prosedur mengenai cara
belajar dengan metode three stay three stray
kepada siswa.
Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 6 siswa.
Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan
materi yang akan dipelajari (Contoh-contoh
adab dalam: Berpakaian, Berhias, Perjalanan,
bertamu atau menerima tamu) dengan
pembagian sub materi berbeda pada setiap
kelompok.
Guru menginstruksikan tiga orang dari tiap
kelompok untuk mengunjungi kelompok lain
untuk melakukan pertukaran informasi. Tiga
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
30 menit
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
waktu
untuk menjelaskan hasil temuannya kepada
tiga orang yang akan bertamu.
Guru menginstruksikan agar siswa yang
berkunjung ke kelompok lain kembali pada
kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikan hasil temuannya dari kelompok
yang dikunjungi.
Guru mengarahkan untuk diskusi dikelas dan
mempresentasikan hasil temuannya setelah
berkunjung pada kelompok lain.
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan materi dan
kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada
pertemuan ini.
Penutup Guru memberikan informasi tentang apa yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Guru memotivasi siswa untuk belajar.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan
membaca do’a kafarotul majelis.
5 menit
C. Pertemuan ketiga
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
waktu
pendahuluan 1. Guru beserta peserta didik melakukan doa
bersama untuk mengawali pembelajaran.
2. Guru memperkenalkan diri.
3. Absensi untuk mengetahui kehadiran siswa.
4. Apersepsi
10 menit
Inti Eksplorasi
Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan
siswa tentang materi pembelajaran, guru
mengawali dengan mengajukan pertanyaan:
Pernahkah kaian mempraktik adab dalam:
Berpakaian, Berhias, Perjalanan, Bertamu dan
atau menerima tamu? Jelaskan.
Elaborasi
Guru menjelasan prosedur mengenai cara
belajar dengan metode three stay three stray
kepada siswa.
30 menit
Membagi siswa menjadi kelompok-kelompok
kecil yang beranggotakan 6 siswa.
Guru mengarahkan siswa untuk mendiskusikan
materi yang akan dipelajari (Praktik adab
dalam: Berpakaian, Berhias, Perjalanan,
Bertamu dan atau menerima tamu.) dengan
pembagian sub materi berbeda pada setiap
kelompok.
Guru menginstruksikan tiga orang dari tiap
kelompok untuk mengunjungi kelompok lain
untuk melakukan pertukaran informasi. Tiga
orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
untuk menjelaskan hasil temuannya kepada tiga
orang yang akan bertamu.
Guru menginstruksikan agar siswa yang
berkunjung ke kelompok lain kembali pada
kelompoknya masing-masing dan
mendiskusikan hasil temuannya dari kelompok
yang dikunjungi.
Guru mengarahkan untuk diskusi dikelas dan
mempresentasikan hasil temuannya setelah
berkunjung pada kelompok lain.
Konfirmasi
Guru memberikan penguatan materi dan
kesimpulan tentang materi yang dipelajari pada
pertemuan ini.
Penutup Guru memberikan informasi tentang apa yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
Guru memotivasi siswa untuk belajar.
Menutup kegiatan pembelajaran dengan
membaca do’a kafarotul majelis.
5 menit
VII. Media/Bahan/Sumber Belajar :
1. Depag (1996) Alquran dan Terjemahnya, Jakarta, Proyek
Pengadaan Alquran
2. Sudarno,S.Ag(2009), PAI SMK Klas X , Surakarta;New
Master
3. Buku teks MGMP
4. Internet
VIII. Penilaian dan butir soal :
1. Penilaian: TES TERTULIS
2. Butir soal:
SOAL:
1. Jelaskan pengertian adab berpakaian!
2. Sebutkan 3 contoh/tata krama berpakaian bagi wanita!
3. Sebutkan 3 larangan berhias dalam Islam!
4. Sebutkan masing-masing 2 point adab dalam perjalanan bagi pejalan kaki,
pengemudi, dan penumpang!
5. Jelaskan menurut pendapat Anda, adab bertamu dan menerima tamu yang
baik dan benar!
KUNCI JAWABAN
1. Pengertian adab dalam berpakaian
Pakaian yang Islami adalah pakaian yang dapat menutup
aurat. bagi laki-laki harus dapat menutup bagian tubuhnya
antara pusar dan lutut, sedangkan bagi wanita harus dapat
menutup seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan.
2. Adab berpakaian bagi wanita
Memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuh kecuali muka
dan telapak tangan.
Tidak menampakkan (memamerkan) perhiasannya, kecuali
yang biasa nampak seperti cincin atau gelang.
Menampakkan perhiasaan hanya dibolehkan bagi mahram dan
suaminya.
Memanjangkan kerudung sehingga menutupi dada.
Tidak boleh memakai pakaian yang terlalu tipis sehingga
membuat bagian-bagian tubuhnya terlihat membayang.
Tidak boleh memakai pakaian yang terlalu ketat yang membuat
lekukan-lekukan tubuhnya terlihat dengan jelas.
Dilarang memakai pakaian yang seronok.
3. Larangan berhias dalam islam
Laki-laki dilarang memakai cincin emas.
Dilarang bertato dan mengikir gigi.
Dilarang menyambung rambut.
Jangan berhias secara berlebihan
4. Adab dalam bepergian
a. Bagi pejalan kaki hendaknya :
berjalan disebelah kiri jalan dan di trotoar
menyeberang di jembatan penyeberangan atau di zebracross
menunggu lampu hijau bagi penyeberang atau saat yang
aman untuk menyeberang.
menjaga sopan santun dan tidak melakukan tindakan yang
mengganggu ketertiban umum.
b. Bagi pengemudi kendaraan bermotor hendaknya :
memerhatikan dan mentaati rambu-rambu lalu lintas.
melengkapi perlengkapan berkendaraan, seperti SIM,
STNK, dan helm (bagi pengendara sepeda motor.
mengemudi dalam batas kecepatan yang sesuai dengan
keadaan jalan raya.
tidak membuang sampah sembarangan.
c. Tata Krama bagi Para Penumpang Kendaraan Umum
bermanis muka dan bertutur kata yang baik terhadap para
penumpang yang lainnya.
bersikap hotmat kepada penumpang yang lain, terutama
kepada yang lebih tua.
saling tolong menolong dengan sesama penumpang yang
lain.
jangan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengganggu
dan merugikan para pemunpang lain.
5. Adab bertamu dan menerima tamu
a. Contoh dan praktik adab dalam bertamu
Dalam bertamu didahului dengan niat untuk melaksanakan
sunnah Rasul dan beribadah kepada Allah. Apabila ada
keperluan sampaikan dengan cara yang baik. Sebaik-
baiknya tamu adalah yang membawa kabar gembira dan
menyenangkan tuan rumah yang didatangi.
Sebelum berkunjung sebaiknya memberitahu dahulu bahwa
kita mau bersilaturrahmi, baik melalui tepoh, SMS, surat
maupun yang lainnya.
Menggunakan pakaian yang sopan, rapi, dan menutup aurat
dan berpenampilan yang Islami.
Usahakan dalam bertamu itu ketika orang yang ditamuni
dalam keadaan tenggang waktu. Jangan bertamu apabila
orang yang ditamuni itu dalam keadaan sibuk, sedang tidur,
dan waktu makan, karena apabila bertamu dan orang yang
ditamuni itu sedang dalam keadaan tidak memungkinkan
akan dapat mengganggu yang di tamuni.
Ketika bertamu terlebih dahulu sebelum masuk memberi
isyarat dengan salam, mengetuk pintu atau membunyikan
bel, atau yang lainnya.
Dalam bertamu, kalau memeang harus menginap,usahakan
jangan sampai lebih dari tiga hari. Karena hal itu dapat
mengganggu atau memberatkan tuan rumah.
Hendaknya bersikap dan bertuturkata yang sopan, sehingga
orang yang dikunjungi merasa senang serta menaruh
hormat kepada tamunya.
Jangan bertamu kepada orang wanita yang suaminya
sedang tidak berada di rumah, karena dapat menimbulkan
fitnah.
b. Contoh dan praktik adab dalam menerima tamu.
Segaralah membukakan pintu bila ada tamu datang,
menjawab salam serta segera mempersilahkan masuk.
Dengan sikap yang baik dan muka yang menyenagkan.
Tuan rumah menyambut tamu dengan pakaian yang sopan
dan menutup aurat Karena kedatangan tamu akan
membawa manfaat tersendiri.
Tamu hendaklah dijamu, paling tidak disuguhi minuman
atau makanan ringan.
Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan rasa
senang serta dengan wajah yang ceria.
Bila tamu yang datang itu tidak kita inginkan, jangan
sekali-kali menunjukkan sikap yang membuatnya
tersinggung. Jika ingin menolaknya, maka tolaklah denga
cara yang bijaksana.
Soal A benar dikalikan 10. Contoh 10x10=100
Soal B
1. Soal tidak dijawab sama sekali, poin : 0
2. Soal di jawab tetapi salah, poin : 5
3. Soal di jawab benar sedikit, poin : 10
4. Soal di jawab hampir benar, poin : 15
5. Soal di jawab sempurna benar, poin : 20
Hasil ahir di kalikan 5. Contoh 20x5 : 100
Salatiga, Mei 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
Drs. H. Edy Triyanto Basuki, M.Pd Nur Hudha Sandi U, S.Pd.i
NIP. 19600125 198403 1 006 NIP.