P3K Alam Bebas

53
P 3 K di Alam Bebas Kegiatan Alam Bebas adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam bebas saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Bebas justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita. Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar. II. DEFINISI Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti: 1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.

description

may482rw

Transcript of P3K Alam Bebas

P3K di Alam Bebas

Kegiatan Alam Bebas adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan di lokasi yang masih alami baik berupa hutan, perbukitan, pantai dll. Kegiatan di alam bebas saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif wisata, kegiatan pendidikan dan bahkan penelitian. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, kegiatan ini juga bermanfaat untuk mengenal Kebesaran Illahi melalui keajaiban alam yang merupakan ciptaan-Nya berupa berbagai keneragaman hayati yang sangat beraneka ragam yang masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Namun dalam pelaksanaanya, kegiatan ini ternyata memiliki resiko yang cukup tinggi. Karena tidak seperti kegiatan wisata lainnya yang didukung oleh fasilitas yang menunjang keselamatan pelaku atau pengunjung, Kegiatan Alam Bebas justru sangat rentan terjadinya kecelakaan karena memang kegiatan ini dilaksanakan ditempat yang masih alami seperti kondisi perbukitan terjal, jurang, aliran sungai yang deras, dan kondisi alam lainnya yang berpotensi menimbulkan bahaya dan juga mempersulit upaya penyelamatan bagi korban atau penderita.

Meskipun bukan suatu hal yang diharapkan, kecelakaan (accident) memerlukan langkah antisipatif yang diantaranya dengan mengetahui atau mendiagnosa penyakit maupun akibat kecelakaan, penanganan terhadap korban dan evakuasi korban bila diperlukan. Hal ini memerlukan pengetahuan agar korban tidak mengalami resiko cidera yang lebih besar.

II. DEFINISI

Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti:

1. Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.

2. Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban.

III. DASAR-DASAR PERTOLONGAN PERTAMA

Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain itu harus kita garis

bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan, aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.

a. Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:

1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.

2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.

3. Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

b. Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :

1. Jangan Panik

Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.

Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.

3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.

4. Pendarahan.

Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

5. Perhatikan tanda-tanda shock.

Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.

6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.

Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.

7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

IV. KASUS-KASUS KECELAKAAN ATAU GANGGUAN DALAM KEGIATAN ALAM BEBAS

Berikut adalah kasus-kasus kecelakaan atau gangguan yang sering terjadi dalam kegiatan di alam bebas berikut gejala dan penanganannya:

a. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.

Gejala· Perasaan limbung· Pandangan berkunang-kunang· Telinga berdenging· Nafas tidak teratur· Muka pucat· Biji mata melebar· Lemas· Keringat dingin· Menguap berlebihan· Tak respon (beberapa menit)· Denyut nadi lambat

Penanganan1. Baringkan korban dalam posisi terlentang2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan4. Beri udara segar5. Periksa kemungkinan cedera lain6. Selimuti korban7. Korban diistirahatkan beberapa saat8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi kesehatan

b. Dehidrasi yaitu suatu keadaan dimana tubuh mengalami kekurangan cairan. Hal ini terjadi apabila cairan yang dikeluarkan tubuh melebihi cairan yang masuk. Keluarnya cairan ini biasanya disertai dengan elektrolit (K, Na, Cl, Ca). Dehidrasi disebabkan karena kurang minum dan disertai kehilangan cairan/banyak keringat karena udara terlalu panas atau aktivitas yang terlalu berlebihan.

Gejala dan tanda dehidrasi

Dehidrasi ringan· Defisit cairan 5% dari berat badan· Penderita merasa haus· Denyut nadi lebih dari 90x/menit

Dehidrasi sedang· Defisit cairan antara 5-10% dari berat badan· Nadi lebih dari 90x/menit· Nadi lemah· Sangat haus

Dehidrasi berat· Defisit cairan lebih dari 10% dari berat badan· Hipotensi

· Mata cekung· Nadi sangat lemah, sampai tak terasa· Kejang-kejang

Penanganan1. Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock2. mengganti elektrolit yang lemah3. Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada4. Memberantas penyebabnya5. Rutinlah minum jangan tunggu haus

c. Asma yaitu penyempitan/gangguan saluran pernafasan.

Gejala· Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas· Canned be heard the voice of the additional breath· Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)· Irama nafas tidak teratur· Terjadinya perubahan warna kulit (merah/pucat/kebiruan/sianosis)· Kesadaran menurun (gelisah/meracau)

Penanganan1. Tenangkan korban2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk3. Posisikan ½ duduk4. Atur nafas5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan

d. Pusing/Vertigo/Nyeri Kepala yaitu sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan, kelaparan, gangguan kesehatan dll.

Gejala· Kepala terasa nyeri/berdenyut· Kehilangan keseimbangan tubuh· Lemas

Penanganan1. Istirahatkan korban2. Beri minuman hangat3. beri obat bila perlu4. Tangani sesuai penyebab

e. Maag/Mual yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.

Gejala· Perut terasa nyeri/mual· Berkeringat dingin· Lemas

Penanganan1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban2. Beri minuman hangat (teh/kopi)3. Jangan beri makan terlalu cepat

f. Lemah jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.

Gejala· Nyeri di dada· Penderita memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk· Kadang sampai tidak merespon terhadap suara· Denyut nadi tak teraba/lemah· Gangguan nafas. Mual, muntah, perasaan tidak enak di lambung· Kepala terasa ringan· Lemas· Kulit berubah pucat/kebiruan· Keringat berlebihan

Tidak semua nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan pencernaan, stress, tegang.

Penanganan1. Tenangkan korban2. Istirahatkan3. Posisi ½ duduk4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)

f. Histeria yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling) oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.

Gejala

· Seolah-olah hilang kesadaran· Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di tanah)· Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas

Penanganan1. Tenangkan korban2. Pisahkan dari keramaian3. Letakkan di tempat yang tenang4. Awasi

g. Mimisan yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.

Gejala· Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah· Kadang disertai pusing

Penanganan1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman2. Tenangkan korban3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung4. Diminta bernafas lewat mulut5. Bersihkan hidung luar dari darah6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

h. Kram yaitu otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.

Gejala· Nyeri pada otot· Kadang disertai bengkak

Penanganan1. Istirahatkan2. Posisi nyaman3. Relaksasi4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi

i. Memar yaitu pendarahan yang terdi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.

Gejala· Warna kebiruan/merah pada kulit· Nyeri jika di tekan· Kadang disertai bengkak

Penanganan1. Kompres dingin2. Balut tekan3. Tinggikan bagian luka

J. Keseleo yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.

Gejala· Bengkak· Nyeri bila tekan· Kebiruan/merah pada derah luka· Sendi terkunci· Ada perubahan bentuk pada sendi

Penanganan

1. Korban diposisikan nyaman2. Kompres es/dingin

3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan4. Tinggikan bagian tubuh yang luka

k. Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.

Gejala· Terbukanya kulit· Pendarahan· Rasa nyeri·

Penanganan

1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)2. Tutup luka dengan kasa steril/plester3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:

1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:o Keluarkan tanpa menyinggung lukao Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)o Evakuasi korban ke pusat kesehatan

2. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

l. Pendarahan yaitu keluarnya darah dari saluran darah kapan saja, dimana saja, dan waktu apa saja. Penghentian darah dengan cara

1. Tenaga/mekanik, misal menekan, mengikat, menjahit dll2. Fisika:· Bila dikompres dingin akan mengecil dan mengurangi pendarahan· Bila dengan panas akan terjadinya penjedalan dan mengurangi3. Kimia: Obat-obatan4. Biokimia: vitamin K5. Elektrik: diahermik

m. Patah Tulang/fraktur yaitu rusaknya jaringan tulang, secara keseluruhan maupun sebagian

Gejala· Perubahan bentuk· Nyeri bila ditekan dan kaku· Bengkak· Terdengar/terasa (korban) derikan tulang yang retak/patah· Ada memar (jika tertutup)· Terjadi pendarahan (jika terbuka)Jenisnya

· Terbuka (terlihat jaringan luka)· Tertutup

Penanganan

Tenangkan korban jika sadarUntuk patah tulang tertutup1 Periksa Gerakan (apakah bagian tubuh yang luka bisa digerakan/diangkat)Sensasi (respon nyeri)Sirkulasi (peredaran darah)2. Ukur bidai disisi yang sehat3. Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah4. Pasang bantalan didaerah patah tulang5. Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka6. Ikat bidai7. Periksa GSS

Untuk patah tulang terbuka1.Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat2.Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin3.Ikat dengan ikatan V4.Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup

Tujuan Pembidaian1. Mencegah pergeseran tulang yang patah2. memberikan istirahat pada anggota badan yang patah3. mengurangi rasa sakit4. Mempercepat penyembuhan

n. Luka Bakar yaitu luka yangterjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)

Penanganan1. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen. Perhatikan keadaan umum penderita3. Pendinginan· Membuka pakaian penderita/korban· Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah, cukup dikompres air

1. Mencegah infeksio Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada lukao Penderita dikerudungi kain putiho Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll

2. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama3. Bila luka bakar luas penderita diKuasakan4. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan

ketat selama perjalanan.5. Khusus untuk luka bakar daerah wajah, posisi kepala harus lebih tinggi dari tubuh.

o. Hipotermia yaitu suhu tubuh menurun karena lingkungan yang dingin

Gejala· Menggigil/gemetar· Perasaan melayang· Nafas cepat, nadi lambat· Pandangan terganggu· Reaksi manik mata terhadap rangsangan cahaya lambat

Penanganan1. Bawa korban ketempat hangat2. Jaga jalan nafas tetap lancar3. Beri minuman hangat dan selimut4. Jaga agar tetap sadar5. Setelah keluar dari ruangan, diminta banyak bergerak (jika masih kedinginan)

p. Keracunan makanan atau minuman

Gejala· Mual, muntah· Keringat dingin· Wajah pucat/kebiruan

Penanganan1. Bawa ke tempat teduh dan segar2. Korban diminta muntah3. Diberi norit4. Istirahatkan5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik

q. Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.

Pertolongan Pertamanya adalah:

· Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat dengan sedikit antiseptik· Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut

Ada beberapa jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di alam bebas, diantaranya:

1. Gigitan Ular

Tidak semua ular berbisa, akan tetapi hidup penderita/korban tergantung pada ketepatan diagnosa, maka pad keadaan yang meragukan ambillah sikap menganggap ular tersebut berbisa. Sifat bisa/racun ular terbagi menjadi 3, yaitu:

1. Hematotoksin (keracunan dalam)2. Neurotoksin (bisa/racun menyerang sistem saraf)3. Histaminik (bisa menyebabkan alergi pada korban)

Nyeri yang sangat dan pembengkakan dapat timbul pada gigitan, penderita dapat pingsan, sukar bernafas dan mungkin disertai muntah. Sikap penolong yaitu menenangkan penderita adalah sangat penting karena rata-rata penderita biasanya takut mati.

Penanganan untuk Pertolongan Pertama:

1. Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.

2. Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat

3. Cegah penyebaran bias penderita dari daerah gigitano Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik

o Letakkan daerah gigitan dari tubuho Berikan kompres eso Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri

4. Perawatan luka

o Hindari kontak luka dengan larutan asam Kmn 04, yodium atau benda panaso Zat anestetik disuntikkan sekitar luka jangan kedalam lukanya, bila perlu pengeluaran ini dibantu dengan pengisapan melalui breastpump sprit atau dengan isapan mulut sebab bisa ular tidak berbahaya bila ditelan (selama tidak ada luka di mulut).

5. Bila memungkinkan, berikan suntikan anti bisa (antifenin)

6. Perbaikan sirkulasi darah

o Kopi pahit pekato Kafein nabenzoat 0,5 gr im/ivo Bila perlu diberikan pula vasakonstriktor

7. Obat-obatan laino Atso Toksoid tetanus 1 mlo Antibiotic misalnya: PS 4:1

2. Gigitan Lipan

Ciri-ciri1. Ada sepasang luka bekas gigitan2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang dengan sendirinya setelah 4-5 jam

Penanganan1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedik3. Gigitan Lintah dan Pacet

Ciri-ciriPembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)

Penanganan1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal

4. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya

Biasanya sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang sangat menyakiti.

Perhatian:· Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping· Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

V. EVAKUASI KORBAN

Adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk memindahkan korban ke lingkungan yang aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

Prinsip Evakuasi1. Dilakukan jika mutlak perlu2. Menggunakan teknik yang baik dan benar3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian

Alat Pengangutan

Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:

1. Manusia

Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.

Bila satu orang maka penderita dapat:· Dipondong : untuk korban ringan dan anak-anak· Digendong : untuk korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang· Dipapah : untuk korban tanpa luka di bahu atas· Dipanggul/digendong· Merayap posisi miring

Bila dua orang maka penderita dapat:

Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban patah tulang leher atau tulang punggung.· Dipondong : tangan lepas dan tangan berpegangan· Model membawa balok· Model membawa kereta

2. Alat bantu· Tandu permanen· Tandu darurat· Kain keras/ponco/jaket lengan panjang· Tali/webbing

Persiapan

Yang perlu diperhatikan:1. Kondisi korban memungkinkan untuk dipindah atau tidak berdasarkan penilaian kondisi dari: keadaan respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan gangguan persendian2. Menyiapkan personil untuk pengawasan pasien selama proses evakuasi3. Menentukan lintasan evakusi serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut4. Memilih alat

5. Selama pengangkutan jangan ada bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak dalam posisi benar

VI. FARMAKOLOGI

Farmakologi adalah pengetahuan mengenai obat-obatan. Yang dibahas disini hanya sekedar obat-obatan standar yang sering dibutuhkan dalam Kegiatan Alam Bebas.

NO Nama Obat Kegunaan1 CTM Alergi, obat tidur2 Betadine Antiseptik3 Povidone Iodine Antiseptik4 Neo Napacyne Asma, sesak nafas5 Asma soho Asma,sesak nafas6 Konidin Batuk7 Oralit Dehidrasi8 Entrostop Diare

9 Demacolin Flu, batuk10 Norit Keracunan11 Antasida doen Maag12 Gestamag Maag13 Kina Malaria14 Oxycan Memberi tambahan oksigen murni15 Damaben Mual16 Feminax Nyeri haid17 Spasmal Nyeri haid18 Counterpain Pegal linu19 Alkohol 70% Pembersih luka/antiseptic20 Rivanol Pembersih luka/antiseptic21 Chloroetil (obat semprot luar) Pengurang rasa sakit22 Pendix Pengurang rasa sakit23 Antalgin Pengurang rasa sakit, pusing24 Paracetamol Penurun panas25 Papaverin Sakit perut26 Vitamin C Sariawan27 Dexametason Sesak nafas

VII. PENUTUP

Pertolongan Pertama adalah sebagai suatu tindakan antisipatif dalam keadaan darurat namun memiliki dampak yang sangat besar bagi penderita atau korban. Kesalahan diagnosa dan penanganan dapat mendatangkan bahaya yang lebih besar, cacat bahkan kematian. Satu hal yang perlu diingat adalah Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Serahkan penanganan selanjutnya (bila diperlukan) pada dokter atau tenaga medis yang berkompeten.

PETUGAS P3K

(PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN) – Sertifikasi Depnakertrans

 

 

Deskripsi

Setiap proses pekerjaan di perusahaan beresiko mengakibatkan kecelakaan kerja dari mulai ringan sampai dengan berat. Kecelakaan tersebut bisa terjadi karena kondisi tempat kerja yang tidak aman (Unsafe Condition) maupun karena kelalaian pekerja (Unsafe Action). Kecelakaan kerja yang terjadi tentu sangat merugikan perusahaan. Hal ini karena setiap kecelakaan mengancam terjadinya korban jiwa dan kerusakan property/fasilitas perusahaan. Kecelakaan berat seringkali meminta korban jiwa karyawan terbaik perusahaan yang bersangkutan.

Guna dapat mengantisipasi terjadinya gangguan kesehatan yang mendadak dan kecelakaan kerja diperlukan pedoman Undang-undang No. 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.

Salah  satu regulasi terbaru terkait dengan K3 adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja & Transmigrasi RI No. PER15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja pada Bab 2, Pasal 3, ayat 1 & 2  sebagaimana ayat 1 yang berbunyi: “Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari kepala Instansi yang bertanggung di bidang ketenagakerjaan”, dan ayat 2 yang berbunyi: “Untuk mendapatkan lisensi sebagai mana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

Bekerja pada perusahaan yang bersangkutan; Sehat jasmani dan rohani;

Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K; dan

Memiliki pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang P3K di Tempat kerja yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan

Oleh karena itu setiap tempat kerja harus memiliki petugas P3K [First Aider] yang siap dan mampu melakukan pertolongan ketika terjadi kecelakaan kerja maupun kegawatan medik. Untuk dapat ditunjuk sebagai Petugas P3K di tempat kerja oleh perusahaan, petugas P3K tersebut perlu mendapatkan pelatihan dengan kurikulum yang sesuai dengan Permenakertrans No. 15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja.

Untuk keperluan pembuatan sertifikat dan surat penunjukan sebagai Petugas P3K, maka para peserta diharuskan menyerahkan:

1. Photo berwarna ukuran 4×6 sebanyak 2 lembar, dan ukuran 3×4 sebanyak 2 lembar2. Fotocopy ijazah terakhir sebanyak 2 lembar

3. Foto Copy KTP masih berlaku

4. Surat Keterangan sehat dari Dokter terbaru

5. Surat pengalaman kerja dari perusahaan yang bersangkutan sesuai dengan sertifikasi yang akan di ikuti.

Materi

Pre-Test Kebijakan Nasional

Undang-Undang No. 1 tahun 1970

Dasar-dasar pertolongan pertama

Penilaian korban (Body Check): Pemeriksaan primer dan pemeriksaan sekunder

Teknik memanggil bantuan medis

Penunjang Hidup Dasar/Basic Life Support : Resusitasi Jantung dan Paru (CPR)

Syok dan pingsan

Luka perdarahan, Shock Perdarahan (Stop Bleeding): memar, perdarahan luar, perdarahan dalam, luka bakar

Cedera tulang dan sendi : terkilir, dislokasi sendi, patah tulang

Alat dan perlengkapan pertolongan pertama.

Pembalutan dan Pembidaian

Keracunan, termasuk gigitan dan sengatan binatang berbisa

Penyakit-penyakit darurat : serangan jantung, stroke, epilepsi, diare

Gangguan akibat suhu ekstrem : kelelahan panas, heat stroke, hypothermia

Teknik evakuasi dan transportasi korban

Simulasi & Praktek

Ujian Akhir Sertifikasi

TRAINING METHODE

Presentation, Discussion, Case Study, Evaluation

WAKTU DAN TEMPAT

23 – 25 September 2013

Jogjakarta Plaza Hotel

BIAYA PELATIHAN

Rp. 9.000.000,- / Peserta / Non Recidential

Urgency P3K Di Perusahaan

I.          PendahuluanSumber daya alam yang dimiliki indonesia sangat berlimpah, salah satu diantaranya adalah

minyak bumi, gas alam, batubara dan masih banyak jenis yang lain. Hal ini yang menjadi pemicu bagi investor asing maupun anak bangsa untuk mencoba memanfaatkanya dengan mendirikan perusahaan-perusahaan untuk mengekplorasi tambang-tambang yang ada, supaya dapat dipergunakan untuk keperluan dalam negeri maupun untuk ekspor.

Eksplorasi tambang membutuhkan banyak element yang terlibat demi kelancaran dan kesuksesan dalam proses pengelolaanya. Peralatan berat, tehnologi mutakhir kadang didatangkan demi memuluskan tujuan ekslporasi tersebut. Terpenting lagi adalah Sumber Daya Manusia yang merupakan aset yang sangat berharga dan tidak pernah bisa tergantikan bagi perusahaan.

Keselamatan dan Kesehatan kerja bagi karyawan merupakan hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan karena hal ini juga memang telah diatur di perundang-undangan di republik ini.

Lokasi penambangan sering kali terletak didaerah terpencil yang jauh dari sarana kesehatan, hal ini yang bisa menyulitkan dalam melakukan pertolongan pertama kepada karyawan yang mengalami kecelakaan kerja. Keberhasilan penyelamatan terhadap korban di tentukan oleh kecepatan menemukan korban dan ketepatan dalam melakukan pertolongan pertama. Hampir 85% kegagalan dalam menolong korban adalah terjadi di fase pra rumah sakit, korban meninggal saat di lokasi atau saat dalam perjalanan menuju klinik perusahaan atau rumah sakit. Hal ini disebabkan karena salah dalam melakukan tindakan pertolongan pertama. Korban yang tidak mendapat tindakan segera setelah ditemukan akan mengalami kematian, ataupun segera dilakukan tindakan setelah ditemukan tetapi dengan cara yang salah juga daat menyebabkan kematian atau bahkan kecacatan.

Tindakan preventif, promotif dan antisipatif sangat perlu dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalisir bahkan mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Membekali karyawan dengan Pelatihan Firs Aid Training ( Pelatihan Pertolongan pertama) merupakan sebuah keharusan mengingat pentingnya peran karyawan di sebuah perusahaan yang tidak tergantikan. Semakin

banyak karyawan yang memahami cara pertolongan pertama akan semakin baik bagi perusahaan untuk menjaga karyawanya tetap produktif.

II.        System  Pertolongan Pertama korban di Site

Pertolongan pertama tidak hanya ditentukan oleh kecepatan korban ditemukan atau kecepatan dilakukan tindakan, tetapi harus ada sebuah sistem yang terbangun dengan baik.Komponen-komponen sistem pertolongan pertama korban :

1. Alarm Centre ( Pusat Informasi )Alarm center peranya sangat vital, karena merupakan tempat mengumpulkan informasi dari

berbagai sumber( departemen) kemudian harus mampu mencatat dan memastikan keakuratan informasi tersebut serta mendistribusikan informasi tersebut ke bagian yang berkaitandengan tepat dan akurat.

Kesalahan dan ketidakakuratan dalam mengolah serta mengumpulkan informasi akan berakibat ketidaktepatan dalam memberikan informasi sehingga selanjutnya akan berdampak terhadap kesalahan dalam penyelesaian akhir. Alat-alat komunikasi :

Telepon Radio komunikasi (RIG) Handy Talky ( HT ) White Board Spidol Penghapus Dan lain-lain

2. Sarana KesehatanKeberhasilan pertolongan korban selanjutnya betumpu kepada kelengkapan dan kesiapan

sarana kesehatan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut . a. Klinik perusahaan

Ini merupakan terminal pertama untuk korban mendapatkan pertolongan lanjutan setelah dari tempat kejadian. Keberhasilan pertolongan yang dilakukan berkaitan erat kelengkapan peralatan dan sumber daya manusia yang tersedia.

1) . Peralatan & Obat-obatan :a) Emergency Kito Alat Airway OPA ( Oropharingeal Airway ) NPA ( Nasopharingeal Airway ) Mouth Gag Tongue spatel Magil Forcep Pinset Anatomis Pinset Cirurgis

Suction Manual Canul suction soft Canul suction rigito Alat Breathing Nasal Canul Reabreathing Mask Non reabthiting Mask Pocket mask Bag Valve Mask Canul Bagingo Alat Circulation Cairan ringer Laktat Cairan Nacl 0,9% IV Catheter no 14 IV Catheter no 16 IV Catheter no 18 IV Catheter no 20 IV Catheter no 22 IV Catheter no 24 Infus Set Kassa gulung 5 cm Kasa gulung 10 cm Plester Microfore Alkohol Betadin Blood Set Stuing Gunting Verban Gunting Jaringan Spuit 3 cc Spuit 5 cc Spuit 10 cc Spuit 20 cc Spuit 50 cco Alat Disability Pen Light Hamero Alat Eksposure Selimut Gunting Bajuo Alat Folley Catether Catheter Jellyo Alat Gastri Tube

NGT Spuit 50 cco Obat-obat Emergency Adrenalin / Epineprin Lidocain Dexametason Avil Amiodarone Aminophilinb) Alat-alat Evakuasi & Stabilisasio Long Spine Board ( LSB )o Short Spine Board ( SSB )o Scoop Streachero Tanduo Vacum Matraso Basket Streachero Kendrik Ekstrikasi Device ( KED )o Bidai Kayuo Air Splinto Vacum Splinto Traction Splinto Mitelao Slingc) Ruang Periksa ( Observasi )o Brankar ( tempat tidur pasien )o Tiang Infuso Lemari Obato Tempat cuci tangano Minor seto Suction elektriko AED ( automatic eletrical Defibrilation )o Cairan Infuso Bak Sampaho Meja Periksao Lampu Sorot pasieno Obat-obatano Hanscoono Maskerd) Alat-alat laino Lakeno Stik Lakeno Tensimetero Stetoscop

o Timbangan Dewasao Timbangan bayio Tabung Oksigen2) . Sumber Daya Manusiaa) First Responder

Orang awam yang dilatih untuk melakukan pertolongan pertama pada korban. Keberhasilan dalam melakukan tindakan pertolongan pertama pada korban akan menentukan tingkat cedera atau kesembuhan dari korban. Respons time sangat berharga untuk keselamatan korban, karena korban yang henti nafas dan henti jantung dalam waktu 4 sampai 6 menit tidak dapat pertolongan akan meninggal. Hal ini terjadi karena sel-sel otak sudah tidak bisa bertahan untuk tetap hidup karena cadangan oksigen sudah menipis bahkan habis.

Jika korban sudah memasuki kematian biologis, ini akan memengaruhi keberhasilan dalam penyelamatan, karena sel-sel otaknya ireversible untuk kembalikan fungsinya seperti semula. First Aid Training ( FAT ) sangat diperlukan untuk orang-orang awam, karena akan menentukan kondisi korban.

Kemampuan dasar yang harus dimiliki orang awam dalam memberikan pertolongan pertama antara lain :

Call For Help ( Kemampuan meminta tolong ) Resusitasi Jantung paru Balut Bidai Evakuasi dan stabilisasi korban Initial asessment ( penilaian korban ) Triage ( mengkatagorikan korban )

b) ParamedikSeorang profesional yang telah menyelesaikan pendidikan dibidang keperawatan. Selain

pendidikan formal juga semestinya memiliki pelatihan-pelatihan lain yang bisa menunjang keahlian danketerampilan bagi petugas paramedik.

Ideal Jumlah petugas paramedik dalam satu shif adalah 2 orang. Ini berkaitan dengan saat terjadi Trauma atau kecelakaan kerja pada karyawan, tidak bisa dilakukan penanganan oleh satu orang paramedik, karena ada tindakan-tindakan yang diharuskan dilakukan oleh beberapa orang.

Pelatihan minimal yang harus dimiliki oleh petugas paramedik adalah : BTCLS ( Basic Trauma and Cardiak Life Support ) Hyperkes

c) DokterAdalah seseorang yang telah menyelesaian jenjang pendidikan dalam waktu tertentu yang

telah ditetapkan oleh organisasi profesi kedokteran. Aspek legalitas dari seorang dokter diperlukan karena mereka diberikan mandat oleh undang-undang untuk melakukan tindakan medis terhadap pasien.

Pelatihan – pelatihan yang mesti dimiliki : ATLS ( Advance Trauma Life Suport )

ACLS Advance Cardiac Laife Suport )

3) . Perlengkapan AdministrasiFungsi Supporting system juga tidak kalah penting, karena termasuk dalam rangkaian

kegiatan pekerjaan. Pelaporan serta dokumentasi dari tindakan yang telah dilakukan harus di simpan dengan baik dengan didukung dengan sarana yang memadai.Peralatan-peralatan yang diperlukan :

Komputer Printer Kertas HVS Bolpoin Spidol Meja kerja Kursi kerja Kartu pasien Binder Plastik obatb. Ambulans

Transportasi yang tersedia juga menjadi penyumbang kesuksesan atau kegagalan dalam melakukan pertolongan korban. Sebagian besar korban kecelakaan meninggal karena salah dalam memilih alat transportasi, ini terjadi karena korban-korban tersebut mendapat tambahan cedera dari alt tranportasi yang salah.

Ambulans merupakan salah satu alat transportsi yang harus tersedia untuk mengangkut korban yang mengalami kecelakaan kerja, sampai saat ini paradigma yang masih melekat di masyarakat tentang ambulans adalah hanya sebatas alat untuk membawa korban saja atau alat untuk mengangkut jenazah.

Standar ambulans yang harus dipenuhi untuk keperluan pertolongan kasus-kasus emergency : Brankar ( Streacher ) Emergency Kit Long Spine board ( LSB ) Scoop Streacher Tabung Oxigen KED ( Kendrik Extrikasi Device ) Neck Collar Head Stabilizer Spalk Kayu Vakum Splint Air Splint Suction Manual Suction Elektrik AED Monitor EKG

c. Rumah Sakit Rujukan

Rumah sakit rujukan dibutuhkan ketika ada pasien yang tidak mampu ditangani di klinik perusahaan. Kerjasama dengan rumah sakit yang terdekat perlu dilakukan karena bisa menjadi tempat rujukan.

III.      Penutup

Tujuan tindakan pertolongan pertama bertujuan mengurangi angka kematian dan mencegah kecacatan. System yang baik tidak bisa berjalan baik jika tidak di barengi dengan latihan atau simulasi.

Apa itu Heat Cramps, Heat Exhaustion & Heat Stoke 1. Heat Cramps Heat Cramps ( Kram Karena Panas ) adalah kejang otot hebat akibat keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas.Heat cramps disebabkan oleh hilangnya banyak cairan dan garam ( termasuk natrium, kalium dan magnesium ) akibat keringat yang berlebihan, yang sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Jika tidak segera diatasi, Heat Cramps bisa menyebabkan Heat Exhaustion.

Gejalanya :- Kram yang tiba – tiba mulai timbul di tangan, betis atau kaki.- Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk dikendurkan, terasa sangat nyeri.Penanganannya :- Dengan meminum atau memakan minuman / makanan yang mengandung garam.

2. Heat Exhaustion Heat Exhaustion ( Kelelahan Karena Panas ) adalah suatu keadaan yang terjadi akibat terkena /terpapar panas selama berjam – jam, dimana hilangnya banyak cairan karena berkeringat menyebabkan kelelahan, tekanan darah rendah dan kadang pingsan.Jika tidak segera diatasi, Heat Exhaustion bisa menyebabkan Heat Stroke.

Gejalanya :- Kelelahan.- Kecemasan yang meningkat, serta badan basah kuyup karena berkeringat.- Jika berdiri, penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.- Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.

- Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.- Penderita menjadi linglung / bingung terkadang pingsan.Penanganannya :- Istirahat didaerah yang teduh.- Berikan minuman yang mengandung elektrolit.

3. Heat StrokeHeat Stroke adalah suatu keadaan yang bisa berakibat fatal, yang terjadi akibat terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Jika tidak segera diobati, Heat Stroke bisa menyebabkan kerusakan yang permanen atau kematian. Suhu 41° Celsius adalah sangat serius, 1 derajat diatasnya seringkali berakibat fatal.Kerusakan permanen pada organ dalam, misalnya otak bisa segera terjadi dan sering berakhir dengan kematian.

Gejalanya :- Sakit kepala.- Perasaan berputar ( vertigo ).- Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.- Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit ( normal 60-100 kali / menit ).- Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.- Suhu tubuh meningkat sampai 40 – 41° Celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar.- Penderita bisa mengalami disorientasi ( bingung ) dan bisa mengalami penurunan kesadaran atau kejang.Penanganannya :- Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya.- Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap basah. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 380 Celcius.- Saat temperatur mencapai 380 celcius, ganti selimut basah dengan yang kering, lanjutkan perawatan pada korban secara hati – hati.

Balut & Bidai 1. PembalutanTujuannya:

Untuk mengurangi atau menghentikan perdarahan Untuk meminimalkan kontaminasi

Untuk stabilisasi benda yang menancap

Kapan dilakukan: Pada luka terbuka yang memungkinkan terkontaminasi dengan lingkungan luar Ada perdarahan eksternal, sehingga darah mengalir melalui luka yang ada

Ada luka tusuk dengan benda yang masih menancap, dengan kemungkinan benda tersebut menembur arteri atau pembuluh darah besar

Alat balut: Kassa atau kain, banyak tenaga medis yang menggunakannya dalam kondisi kegawatan Elastic bandage, mudah penggunaannya dan juga elastis sehingga hasil balutan juga bagus

Bagaimana: Bebat tekan untuk perdarahan eksternal Balutan donat untuk stabilisasi benda yang menancap

2. PembidaianTujuannya:

Immobilisasi sehingga membatasi pergerakan antara 2 bagian tulang yang patah saling bergesekan Mengurangi nyeri

Mencegah kerusakan jaringan lunak, pembuluh darah dan syaraf di sekitarnya

Kapan dilaksanakan: Pasien dengan multiple trauma Jika terdapat tanda patah tulang pada ekstremitas

Prinsip Umum Pembidaian

Lihat bagian yang mengalami cedera dengan jelas Periksa dan catat sensasi, motoris dan sirkulasi distal sebelum dan sesudah pembidaian

Jika terdapat angulasi hebat dan denyut nadi tidak teraba, lakukan fiksasi dengan lembut. Jika terdapat tahanan, bidai ekstremitas dalam posisi angulasi.

Tutup luka terbuka dengan kassa steril sebelum dibidai, pasang bidai di sisi yang jauh dari luka tersebut

Gunakan bidai yang dapat mengimobilisasi satu sendi di proksimal dan distal jejas

Pasang bantalan yang memadai

Jangan mencoba untuk menekan masuk kembali segmen tulang yang menonjol, jaga agar ujung segmen fraktur tetap lembab

Jika ragu akan adanya fraktur, lakukan pembidaian pada cedera ekstremitas

Jenis Bidai Bidai Kaku/Rigid Splint (bahan apapun, kayu, logam) Bidai Lunak/Soft Splint (air splint, bantal)

Bidai Traksi/Traction Splint (Thomas splint, hare traction splint)

Spesifikasi Ambulans Gawat Darurat Medik Landasan Hukum : 

Kepmekes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik. Kepmenkes No 143/Menkes-kesos/SK/II/2001, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik. Diperlukan standarisasi perlengkapan umum dan medik pada kendaraan ambulans AGDT, khususnya untuk keseragaman dan peningkatan mutu pelayaan rujukan kegawatdaruratan medik. Yang diatur dalam Kepmenkes adalah jenis kendaraan : 1. Ambulans transportasi; 2. Ambulans gawat darurat; 3. Ambulans rumah sakit lapangan; 4. Ambulans pelayanan medik bergerak; 5. Kereta jenazah. 6. Ambulans udara.

Acuan lain : 

Surat Ketua IKABI, nomor 005./IKABI/PP/VIII/2002, tanggal 12 Agusutus 2002, perihal : Spesifikasi AGD 118 Homepage : http://www.ikabi.or.id Diperlukan rekomendasi komisi trauma IKABI atas ambulans yang dibuat atau di supplay oleh perusahaan karoseri lokal.

AMBULANS TRANSPORT 

Tujuan Penggunaan : Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus/ tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan. Persyaratan Kendaraan :Teknis Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak Warna kendaraan : putih (DKI warna hijau lapis ) Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri tertulis : ambulans dan logo : bintang enam biru dan ular tongkat. Ruang penderita mudah dicapai dari tempat pengemudi Tempat duduk bagi petugas dan keluarga di ruangan penderita Dilengkapi sabuk pengaman untuk petugas dan penderita Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya satu tandu Ruangan penderita berhubungan langsung dengan tempat pengemudi Gantungan infus terletak sekurangnya 90 sm di atas tempat penderita Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita Lampu ruangan secukupnya/bukan neon, dan lampu sorot yang dapat digerakan Lemari obat dan peralatan Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Sirine dua nada Lampu rotator warna merah dan biru, di tengah atas kendaraan Radio komunikasi dan atau radio genggam di ruang kemudi Tersedia peta wilayah Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia Tanda pengenal ambulans transportasi dari bahan pemantul sinar Kendaraan mudah dibersihkan, lantai landai dan batas dinding dengan lantai tidak menyudut Dapat membawa inkubator transport Persyaratan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku

Medis Tabung oksigen dengan peralatannya Alat penghisap cairan/lendir 12 Volt DC Peralatan medis PPGD (tensimeter dengan manset anak-dewasa, dll) Obat-obatan sederhana, cairan infus secukupnya 

Petugas 1 (satu) supir dengan kemampuan BHD (bantuan hidup dasar) dan berkomunikasi 1 (satu) perawat dengan kemampuan PPGD 

Tata tertibSewaktu menuju tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan rotator Selama mengangkut penderita hanya menggunakan lampu rotator . Mematuhi semua peraturan lalu lintas Kecepatan kendaraan maksimum 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit. Petugas memakai seragam awak ambulans dengan identitas yang jelas. 

AMBULANS GAWAT DARURAT; 

Tujuan Penggunaan : Pertolongan Penderita Gawat Darurat Pra Rumah Sakit Pengangkutan penderita dawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat tindakan definitif atau ke Rumah Sakit Sebagai kendaraan transport rujukan.

Persyaratan :Teknis Kendaraan Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak Warna kendaraan : kuning muda Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri tertulis : Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas. Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat. Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan Meja yang dapat dilipat Lemari obat dan peralatan Tersedia peta wilayah dan detailnya Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Sirine dua nada Lampu rotator warna merah dan biru Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia Peralatan rescue Lemari obat dan peralatan Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar Peta wilayah setempat – Jabotabek Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin. Medis

Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang Peralatan medis PPGD Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi Suction pump manual dan listrik 12 V DC Peralatan monitor jantung dan nafas Alat monitor dan diagnostik Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa Minor surgery set Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya Entonok Kantung mayat Sarung tangan disposable Sepatu boot 

Petugas 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS 

Tata tertib berkendara Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator. Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas. 

AMBULANS RUMAH SAKIT LAPANGAN Tujuan Penggunaan : Merupakan gabungan beberapa ambulans gawat darurat dan ambulans pelayanan medik bergerak. Sehari-hari berfungsi sebagai ambulans gawat darurat

Persyaratan :Teknis Kendaraan Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak

Warna kendaraan : kuning muda Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda : Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. Kendaraan menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi. Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas. Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat. Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan Meja yang dapat dilipat Lemari obat dan peralatan Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Sirine dua nada Lampu rotator warna merah dan biru terletak di atap sepertiga depan. Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia Peralatan rescue Lemari obat dan peralatan Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar Peta wilayah setempat – Jabotabek dan detailnya Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin. Medis Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang Peralatan medis PPGD Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi Suction pump manual dan listrik 12 V DC Peralatan monitor jantung dan nafas Alat monitor dan diagnostik Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa Minor surgery set Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya Entonok / .. Kantung mayat Sarung tangan disposable Sepatu boot 

Petugas 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD BTLS/BCLS 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS 

Tata tertibSaat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.

AMBULANS PELAYANAN MEDIK BERGERAK 

Tujuan Penggunaan : Melaksanakan salah satu upaya pelayanan medik di lapangan Digunakan sebagai ambulans transport. . Persyaratan

Teknis Kendaraan Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak. Berbentuk kontainer dan berfungsi sebagai poliklinik Warna kendaraan : kuning muda Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda : Poliklinik dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. Sirine satu atau dua nada Lampu rotator warna merah dan biru di atap sepetiga depan Kendaraan berpengatur udara /AC dengan pengendali di ruang pengemudi. Ruang kerja cukup luas dan atap tinggi sehingga petugas dapat berdiri untuk melakukan tindakan dan gantungan infus tinggi sehingga cairan infus dapat menetes dengan lancar. Meja kerja yang dapat dilipat Tempat duduk petugas di ruang periksa yang dapat diatur/ dilipat Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan penderita Tempat tidur atau tandu dapat dilipat sekurangnya untuk satu pasien. Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita Generator 220/240 Volt AC dengan peralatannya, dan alih tegangan arus Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan Lemari obat dan peralatan Kapasitas penyimpanan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi Peralatan rescue Peta wilayah setempat – Jabotabek , Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin. Medis Tabung oksigen dengan peralatan. Peralatan medis PPGD (terlampir) Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi Suction pump manual dan listrik 12 V DC Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya Sarung tangan disposable Sepatu boot 

Petugas 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi Perawat berkemampuan PPGD dengan jumlah sesuai kebutuhan Paramedis lain sesuai kebutuhan Dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS 

Tata tertib berkendaraBila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh dihidupkan Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.

AMBULANS GAWAT DARURAT MEDIK SEPEDA MOTOR 

Tujuan Penggunaan : Pertolongan Penderita Gawat Darurat pra Rumah Sakit, sebagai kendaraan pendahulu.Persyaratan Teknis Kendaraan Kendaraan roda dua, bahan bakar minyak/ bensin Silinder 100 cc atau lebih Warna kendaraan : kuning muda – hijau Tempat duduk dua orang Sirine satu atau dua nada Lampu rotator warna biru Radio komunikasi atau radio genggam Helmet, jaket dengan identitas dibuat dari bahan pemancar cahaya Tanda pengenal tertulis gawat darurat/ Emergency dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. Medis Tabung oksigen dengan peralatan. Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi Alat pertolongan luka (terlampir) Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya Sarung tangan disposable Sepatu boot 

Petugas  Sepeda Motor2 (dua) orang perawat berkemampuan PPGD dan yang mempunyai SIM C sebagai pengemudi.

Tata tertib berkendara Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh dihidupkan Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan. Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas. 

KERETA JENAZAH. 

Tujuan Penggunaan : Merupakan kendaraan yang digunakan khusus untuk mengangkut jenazahPersyaratan Kendaraan :Teknis Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak Warna kendaraan : hitam, di kanan-kiri bertulis : Kereta Jenazah Dilengkapi sabuk pengaman bagi penumpang Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi Lampu ruangan secukupnya, dan lampu sorot yang dapat digerakan Sirine satu atau dua nada Lampu rotator warna merah dan biru Dapat mengangkut sekurangnya satu peti jenazah, dan ada sabuk pengaman peti jenazah. Ruang jenazah terpisah dari ruang kemudi. Tempat duduk/ duduk lipat bagi sekurang-kurangnya 4 (empat) orang di samping jenazah. Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah Tanda pengenal kereta jenazah dari bahan pemantul sinar Gantungan karangan bunga di depan, samping kiri dan kanan. Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku 

Petugas 1 (satu) pengemudi yang dapat berkomunikasi 1 (satu) pengawal jenazah atau lebih 

Tata tertib berkendara Sirine hanya digunakan saat bergerak dalam iringan jenazah dan mematuhi peraturan lalau lintas tentang konvoi Bila tidak dalam iringan hanya boleh menghidupkan rotator. Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.

Pertolongan Pertama Pada Dehidrasi

Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh.

Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan

(misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan

gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh.

Dehidarasi terjadi karena

kekurangan zat natrium

kekurangan air;

kekurangan natrium dan air.

Dehidrasi terbagi dalam tiga jenis berdasarkan penurunan berat badan, yaitu

Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan),

dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat

badan), dan dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen

dari berat badan).

Selain mengganggu keseimbangan tubuh, pada tingkat yang sudah sangat

berat, dehidrasi bisa pula berujung pada penurunan kesadaran, koma, hingga

meninggal dunia, atau tidak. Dan Jangan coba-coba menurunkan berat badan

dengan cara dehidrasi karena anda akan menanggung resiko gangguan pada

ginjal anda.

JANGAN pernah menganggap remeh rasa haus. Jika dibiarkan dalam jangka waktu yang lama bisa mengundang dehidrasi. Lebih lanjut, dehidrasi bisa menimbulkan tubuh yang lemas. Sebaiknya, kenali tanda-tanda dehidrasi berikut ini:

1. Sakit kepala bisa menjadi salah satu tanda dehidrasi

Jangan biarkan keluhan ini dibiarkan begitu saja. Minumlah air putih yang banyak

secara perlahan.

2. Anda patut waspada jika warna urine cenderung gelap

Gejala yang satu ini diakibatkan karena Anda kurang mengonsumsi air putih.

3. Lesu dan mengantuk adalah bisa jadi tanda Anda tidak minum cukup air

Ini cara tubuh melambat untuk menghemat air. Cobalah untuk mengonsumsi air

dingin secara perlahan.

4. Kekurangan air juga dapat menyebabkan kulit yang kering

Jika Anda sudah menggunakan pelembab kulit. Namun tetap terasa kering, itu

adalah tanda bahwa Anda kurang minum.

5. Dehidrasi juga bisa ditandai dengan detak jantung yang meningkat

Usahakan untuk mencukupi tubuh dengan konsumsi air minimal 2 liter per hari.

Tips Mengetahui Gejala & Cara Mengatasi Dehidrasi

Saat melakukan banyak aktivitas, tanpa kita sadari tubuh bisa kekurangan

 cairan (air) dan Elektrolit (larutan ber-ion) sehingga tubuh jadi lemas dan tidak

bertenaga. Jangan biarkan hal ini terjadi, karena dapat merusak organ tubuh

secara perlahan.

Badan kita membutuhkan kadar air yang lebih banyak pada saat kita ; berada

di daerah yang beriklim panas, berada di dataran tinggi (jauh dari permukaan

laut), melakukan aktivitas yang menguras keringat, melakukan penerbangan

panjang, terkena flu dan diare, dalam masa pengobatan tertentu.

Gejala dehidrasi yaitu rasa haus yang berlebihan, pusing, frekwensi buang air

kecil menurun dan urine berwarna kuning gelap serta mengeluarkan bau yang

menyengat, mulut dan Hidung terasa kering, merasa lelah dan lemah, mual,

dan jantung berdetak lebih kencang.

Cara mengatasi dehidrasi :

- Jaga kadar cairan dan elektrolit dalam tubuh ; Walau air penting untuk

mencegah dehidrasi, tapi air tidak mengandung elektrolit. Jadi, air putih saja

tidak cukup untuk mengatasi dehidrasi. Untuk menambah kadar elektrolit,

makan kaldu sup yang kaya akan sodium, minum jus buah serta makan buah-

buahan dan sayur-sayuran yang mengandung banyak air dan potassium. Selain

itu juga ditambah energy drink, seperti Pocari Sweat.

- Kalau sudah merasa haus, pusing, dan lemas, segera hindari tempat yang

panas dan berteduhlah.

- Sebelum melakukan aktivitas outdoor, minumlah banyak air terlebih dahulu

dan jangan sampai menunggu haus.

Diposkan oleh Sigma Emergency di Selasa, Mei 08, 2012 0 komentar

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook

Reaksi:

Sabtu, 05 Mei 2012

Pertolongan Pertama Pada Gigitan Ular Berbisa  Ketika digigit ular, yang pertama kali harus dilakukan adalah memastikan jenis ularnya. Jika ada bekas taring, maka dipastikan yang mengigit adalah ular berbisa sehingga korbannya harus segera mendapat pertolongan pertama berikut ini. 

Selain ada bekas taring, ciri lain dari gigitan ular berbisa adalah munculnya rasa nyeri disertai perubahan warna pada lokasi gigitan dalam beberapa saat usai digigit. Dalam 10-15 menit, gejala lain yang menyertai adalah mual-muntah, pusing, gelisah dan kadang-kadang sesak napas. 

Pertolongan pertama untuk korban gigitan ular yang menunjukkan gejala-gejala tersebut seperti dikutip dari Net Doctor, Kamis (14/7/2011) adalah: 

1. Jangan panik Tidak semua gigitan ular mengandung bisa yang berbahaya, bahkan meski yang menggigit adalah spesies ular berbisa. Contohnya tidak semua gigitan Ular Derik mengeluarkan bisa, hanya 20-30 persen saja gigitan Ular Derik yang berbahaya. Begitu juga dengan Ular Karang hanya 50 persen saja gigitan yang mengeluarkan bisa. 

2. Kurangi gerak Setiap gerakan yang tidak perlu hanya akan menyebabkan bisa ular menyebar lebih luas melalui peredaran darah. Usahakan untuk tetap diam, sebisa mungkin gunakan alat transportasi dan jangan berjalan kaki untuk mencapai lokasi yang menyediakan pertolongan pertama. 

3. Cuci bekas gigitan Jika tersedia, gunakan sabun dan air matang untuk membersihkan luka sesegera mungkin. 

4. Cuci mata jika kena semburan bisa Beberapa spesies ular kobra yang hidup di Asia dan Afrika mampu menyemburkan bisa mematikan tanpa harus

menggigit korbannya. Jika semburan ini mengenai mata atau lapisan mukosa tipis lainnya, segera cuci dengan air bersih. 

5. Ikat kuat-kuat daerah di sekitar luka (tidak dianjurkan untuk gigitan Ular Derik) Ikatan yang kuat di sekitar bekas gigitan dapat menghambat penyebaran racun hingga mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Namun untuk gigitan Ular Derik yang racun atau bisanya sangat kuat, risiko kerusakan jaringan pada lokasi gigitan justru akan meningkat ketika diikat. 

6. Bawa ke dokter secepat mungkin Serum antibisa ular bisa didapatkan di Puskesmas atau tempat praktik dokter terdekat. Jika dalam perjalanan korban muntah-muntah, tempatkan dalam posisis duduk atau berbaring untuk memastikan muntahannya tidak menyumbat saluran napas. Meski sebagian besar racun ular beraksi lambat, sebaiknya jangan ditunda karena beberapa orang punya alergi racun ular yang membuatnya makin rentan terhadap kemungkinan terburuk. 

7. Jangan suntikkan antiracun sendiri Injeksi antiracun memang dibutuhkan dengan segera, namun sebagiknya tetap dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang terampil. Adanya pengotor pada alat suntik misalnya, kadang malah dapat membahayakan pasien.

Airway Management

Intubation Skill.

Intubasi   adalah memasukkan pipa jalan nafas buatan kedalam trachea melalui mulut.

Tujuan Intubasi

1. Membebaskan jalan nafas

2. Untuk pemberian pernafasan mekanis (dengan ventilator).

Persiapan Alat

1. Laryngoscope

2. Endotracheal tube (ETT)

3. Mandrin

4. Xylocain jelly

5. Sarung tangan steril

6. Xylocain spray

7. Spuit 10 cc

8. Orofaringeal tube (guedel)

9. Stetoskop

10.Bag Valve Mask  (ambubag)

11. Suction kateter

12. Plester

13. Gunting

14.Masker

Langkah – langkah Intubasi

1. Posisi pasien terlentang dengan kepala ekstensi

2. Petugas mencuci tangan

3. Petugas memakai masker dan sarung tangan

4. Melakukan suction

5. Melakukan intubasi dan menyiapkan mesin pernafasan

6. Memompa dengan ambu bag

7.Mendengarkan suara nafas dengan stetoskop

8. Mengisi cuff dengan udara

9.Fiksasi ETT dengan plaster

10. Pasang Orofaringeal tube

11. Hubungkan pasien ke ventilator yang sudah disiapkan

12. Pernafasan yang adekuat dapat di monitor melalui AGD ± ½ – 1jam setelah intubasi selesai

13. Mencuci tangan sesudah melakukan intubasi

Tags: Intubasi, protap intubasi

Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support)

Apa yang akan anda lakukan jika anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernapas spontan? apakah anda dapat menentukan orang tersebut sudah mati ?Seseorang yang mengalami henti napas ataupun henti jantung belum tentu ia mengalami kematian, mereka masih dapat ditolong. Dengan melakukan tindakan pertolongan pertama, seseorang yang henti napas dan henti jantung dapat dipulihkan kembali.Tindakan pertolongan pertama yang dilakukan untuk memulihkan kembali seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung disebut bantuan hidup dasar, atau dalam istilah Inggris disebut Basic Life Support. Algoritma Bantuan Hidup Dasar

   Jika menemukan seseorang (selanjutnya disebut penderita) dalam keadaan tidak sadar, lakukan : Perhatikan keadaan sekitar. Perhatikan dahulu keselamatan diri anda sebelum

menolong orang lain. Periksa apakah penderita tersebut tidak responsif, lakukan dengan mengguncangkan

tubuhnya atau panggil dengan nama sapaan.

Mintalah bantuan

   Jika penderita tidak responsif, lakukan : Mulailah ABC, yaitu :   

  A, Airway. Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan napas. Ini meliputi pemeriksaan adanya sumbatan jalan napas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah, fraktur rahang bawah atau rahang atas, fraktur batang tenggorok. Usaha untuk membebaskan airway harus melindungi tulang leher. Dalam hal ini dapat dilakukan chin lift atau jaw thrust. Pada penderita yang dapat berbicara, dapat dianggap jalan napas bersih, walaupun demikian penilaian ulang terhadap airway harus tetap dilakukan.

  B, Breathing. Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Pertukaran gas yang terjadi pada saat bernapas mutlak untuk pertukaran oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru, dinding dada, dan diafragma. Setiap komponen ini harus dievaluasi dengan cepat. Periksa breathing dengan cara Lihat, Dengar, dan Rasakan.

    Jika penderita bernapas :  Jika pernapasannya optimal dengan frekuensi normal, tempatkan penderita pada posisi

pemulihan.  Jika pernapasannya tidak optimal dan frekuensinya lebih cepat atau lebih lambat dari normal,

lakukan tiupan napas dengan 1 tiupan setiap 5 detik.  Periksa denyut nadi pada daerah samping leher, tiap 30 sampai 60 detik.

   Jika penderita tidak bernapas :  Lakukan pernapasan dari mulut ke mulut (mouth to mouth) atau dari mulut ke hidung (mouth

to nose), dengan tiupan napas perlahan. Lakukan 2 detik per tiupan napas.  Periksa C (Circulation), dengan cek denyut nadi.

   Penderita dengan sirkulasi :

  Mulai lakukan pernapasan buatan, 1 tiupan napas tiap 5 detik.  Monitor terus denyut nadi tiap 30 sampai 60 detik.

   Penderita tanpa sirkulasi :  Mulailah kompresi dada  Kombinasikan kompresi dan pernapasan buatan (disebut resusitasi jantung paru)  Lakukan dengan 30 kompresi dan 2 tiupan napas.

   Lakukan terus kompresi dan pernapasan buatan sampai ditemukan adanya denyut nadi dan pernapasan spontan dari penderita.

  Anda merasa lelah.  Bantuan dari petugas kesehatan datang.

   Jika penderita masih terus mengalami henti napas dan henti jantung, lakukan terus tindakan diatas sampai :

   Jika penderita masih terus mengalami henti napas dan henti jantung, lakukan terus tindakan diatas sampai :

  Anda merasa lelah.  Bantuan dari petugas kesehatan datang. atau minimal sudah di lakukan selama 30 menit

Dirangkum dari berbagai sumber ( Sigma Emergency Team )