P3B

16
Rabu, 04 Desember 2013, 20:59 WIB AIF Danai Transmisi Bawah Laut Jawa-Bali US$25 juta Inda Marlina Share: Twitter | Facebook | Follow Us | Mail Bisnis.com, JAKARTA - The Asean Infrastructure Fund Ltd (AIF) memberikan pinjaman US$25 juta untuk proyek pembangunan kabel transmisi bawah laut Jawa-Bali 500 kilo Volt (kV). Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Murtaqi Syamsuddin mengatakan pembiayaan dari AIF telah direncanakan semula saat proyek dirancang. Dari pinjaman tersebut, maka total pendanaan untuk crossing Jawa-Bali saat ini sebesar US$249 juta. Porsi pinjaman terbesar berasal dari Asia Develpoment Bank (ADB) senilai US$224 juta. "Pendanaan dari AIF sesuai dengan kebutuhan pembangunan transmisi dan sifatnya bukan penambahan biaya," ujarnya melalui siaran persnya hari ini, Rabu (4/12/2013). Total nilai proyek kabel transmisi Jawa-Bali yang melalui bawah laut tersebut diperkirakan kurang lebih US$400 juta. Selain AIF dan ADB, sisa pendanaan akan dibebankan pada PLN dan sumber dana yang lain.

Transcript of P3B

Page 1: P3B

Rabu, 04 Desember 2013, 20:59 WIB

AIF Danai Transmisi Bawah Laut Jawa-Bali US$25 juta

Inda Marlina Share: Twitter | Facebook | Follow Us | Mail

Bisnis.com, JAKARTA - The Asean Infrastructure Fund Ltd (AIF) memberikan pinjaman US$25 juta untuk proyek pembangunan kabel transmisi bawah laut Jawa-Bali 500 kilo Volt (kV).

Direktur Perencanaan dan Pembinaan Afiliasi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Murtaqi Syamsuddin mengatakan pembiayaan dari AIF telah direncanakan semula saat proyek dirancang. Dari pinjaman tersebut, maka total pendanaan untuk crossing Jawa-Bali saat ini sebesar US$249 juta. Porsi pinjaman terbesar berasal dari Asia Develpoment Bank (ADB) senilai US$224 juta.

"Pendanaan dari AIF sesuai dengan kebutuhan pembangunan transmisi dan sifatnya bukan penambahan biaya," ujarnya melalui siaran persnya hari ini, Rabu (4/12/2013).

Total nilai proyek kabel transmisi Jawa-Bali yang melalui bawah laut tersebut diperkirakan kurang lebih US$400 juta. Selain AIF dan ADB, sisa pendanaan akan dibebankan pada PLN dan sumber dana yang lain. 

Pinjaman dari AIF untuk PLN ini merupakan pendanaan pertama dari lembaga tersebut untuk pembangunan infratrukstur di negara-negara anggota Asean. AIF direncanakan dapat mendanai sebanyak US$300 juta untuk proyek transmisi jaringan listrik, saluran air, jalan raya, dan jalur kereta api.

Pemegang saham dari AIF merupakan anggota Asean yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan ADB. Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pemberian dana ini merupakan upaya untuk mobilisasi sumber daya di Asean untuk mengembangkan infrastruktur di kawasan tersebut.

Page 2: P3B

"AIF merupakan investasi baru berbasis Asean dan memberikan kesempatan bagi negara-negara Asean untuk mengerahkan sumber dayanya sendiri dalam pembangunan infrastruktur," ujranya melalu siaran pers yang diterima Bisnis. 

Editor : Sutarno

http://m.bisnis.com/industri/read/20131204/44/190587/aif-danai-transmisi-bawah-laut-jawa-bali-us25-juta

Page 3: P3B

Wins Desain Bid dari SUTET 500kV DKI - BALI Crossing Proyek di Indonesia

waktu rilis :2011 - 09-23 tampilan kali : 922

Pada 13 September 2011 , itu diberitahu oleh PLN dalam bentuk tertulis bahwa kontrak Crossing SUTET 500kV DKI - BALI diberikan kepada konsorsium termasuk NCPE dan NCPE mengambil tanggung jawab untuk desain proyek . Ini adalah pertama kalinya untuk NCPE untuk melakukan desain proyek saluran transmisi persimpangan di luar negeri .

Proyek , diinvestasikan oleh PLN , adalah double- sirkuit 500kV DKI - BALI Crossing saluran transmisi di menara yang sama dengan panjang 4126m dan max . rentang 2689m . Dua menara sudut kisi persimpangan dengan panjang penuh 376m dan 363m masing-masing akan digunakan dalam proyek . Setelah proyek selesai , itu akan menjadi proyek saluran transmisi persimpangan dengan menara penyeberangan tertinggi di dunia .

NCPE , Guangdong Transmisi Power & Substation Engineering Corporation , Changshu Fengfan Power Equipment Co , Ltd dan Tehate dan Wika Indonesia membentuk konsorsium untuk tawaran untuk proyek tersebut . Proses tender meliputi lima tahap , yaitu :

1. kualifikasi pra - pemeriksaan , 2. kunjungan dan pertemuan pra - penawaran,3. penawaran teknis , 4. kunjungan pemilik ke China 5. penawaran komersial .

Dari Cina, konsorsium penawaran Jepang dan Indonesia , sembilan telah lulus kualifikasi pra - pemeriksaan dan tiga telah lulus evaluasi penawaran teknis . Pada tahap penawaran komersial , NCPE memenangkan kepercayaan anggota konsorsium ' dengan penyajian prestasi , gambar perusahaan dan optimasi teknis . Konsorsium dianugerahi tender oleh PLN , meskipun kutipan komersial berada di tempat kedua daftar.

Penghargaan dari proyek desain adalah salah satu prestasi besar NCPE dalam membangun sebuah perusahaan rekayasa internasional dengan nilai tinggi kreativitas dan mengembangkan pasar internasional .

Page 4: P3B

ADB Minati Proyek Kabel Atas Laut Jawa Bali

Categories: Berita IESR dalam Berita | Mar 31, 2011 | Comments 0

Oleh Nurseffi Dwi Wahyuni

29-03-2011

Bali membutuhkan pasokan listrik dari Jawa saat beban puncak. (IFT/STANLIE)JAKARTA (IFT) – Bank Pembangunan Asia (ADB) siap memberikan pinjaman kepada PT PLN (Persero) untuk proyek pembangunan kabel listrik atas laut (overhead crossing) yang menghubungkan pulau Jawa dan Bali senilai US$ 200 juta, kata direktur perusahaan.

PLN saat ini mengalokasikan dana sebesar US$ 70 juta dari kas internal untuk pelaksanaan proyek kabel listrik atas laut tersebut. Kabel ini akan membawa listrik dari Jawa ke Bali sebesar 1.600 megawatt.

Nasri Sebayang, Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN, menjelaskan pembangunan kabel listrik atas laut dilakukan untuk memperkuat  kehandalan pasokan listrik di Bali, yang merupakan salah satu tujuan pariwisata wisatawan mancanegara. Selain itu, mulai 2013 akan ada kelebihan kapasitas pembangkit listrik di Jawa seiring dengan mulai beroperasinya proyek-proyek dalam 10 ribu megawatt tahap I.

Proyek Jawa-Bali overhead crossing 500 kilovolt high voltage alternating current yang menghubungkan Paiton–Banyuwangi–Gilimanuk–New Kapal dibagi dalam dua tahap. Pada tahap pertama, perseroan akan membangun dua menara setinggi 376 meter yang masing-masing berada di Jawa dan Bali.

Setelah menara terbangun, PLN akan mengoperasikan transmisi 150 kilovolt yang sudah ada agar bisa masuk ke sistem kelistrikan gardu induk Gilimanuk, Bali. Ini bertujuan agar pasokan listrik dari Jawa ke Bali sebesar 300 megawatt bisa segera masuk.

Tahap kedua, PLN akan membangun kabel 500 kilovolt yang menghubungkan Paiton di  Jawa Timur ke Bali. Saat ini proses tender rekayasa, pengadaan, dan konstruksi untuk  proyek ini masih berlangsung.

Menurut rencana, PLN akan mengumumkan pemenang tender pada Juni mendatang. IGA Ngurah Adynana, Direktur Operasi Jawa Bali PLN, sebelumnya menyatakan Sumitomo Corp, perusahaan asal Jepang, memenangi konstruksi proyek tersebut. Pembangunan akan dimulai akhir kuatal III atau kuartal IV. Pembangunan tahap pertama kabel listrik atas laut itu selesai pada 2013 dan tahap kedua 2015.

Adnyana menjelaskan kehadiran kabel bawah laut ini dapat memperkuat interkoneksi Jawa Bali yang sudah ada. Saat ini beban puncak Bali sebesar 550 Megawatt, sementara pasokan listrik dari pembangkit di Bali hanya 200 megawatt. Sisa pasokan listrik sebesar 350

Page 5: P3B

megawatt untuk Bali berasal dari Jawa karena kedua pulau ini masuk dalam bagian sistem listrik Jawa, Madura, DAN Bali.

Pasokan listrik tersebut disalurkan melalui kabel listrik interkoneksi Jawa Bali yang sudah ada. Daya mampu listrik sistem Jawa Bali mencapai 22.500 megawatt, sedangkan beban puncaknya mencapai 18.365 megawatt.

Nasri Sebayang mengungkapkan, selain membangun kabel listrik atas laut, PLN juga akan membangun kabel listrik bawah laut Jawa Bali dengan total investasi Rp 450 miliar. Kabel itu akan membawa listrik dari Banyuwangi (Jawa Timur) ke Gilimanuk (Bali) sebesar 200 megawatt. “Kami perkirakan akhir tahun ini pembuatan kabel listrik bawah laut akan selesai,” ujarnya.

Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform, menjelaskan jika dilihat secara teknis dan ekonomis, penyaluran listrik dari Jawa ke Bali melalui kabel listrik jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dibangun pembangkit listrik tenaga uap di Bali.

Bila PLN memilih membangun pembangkit listrik tenaga uap, pembangkit jenis itu akan dibangun di Bali bagian utara. Padahal, daerah itu jauh dari pusat beban yang berada di Selatan, sehingga harus dibangun transmisi yang cukup panjang seperti pembangkit di Celukan Bawang. Lokasi pembangkit itu ada di utara Bali. “Karena itu harus dibangun transmisi ke Denpasar, Sanur, dan Kuta yang merupakan pusat beban,” kata dia.

Namun, lanjut Fabby, pembangunan kabel listrik baik di atas maupun di bawah laut tetap saja memiliki risiko. Dia mencontohkan, kabel listrik bawah laut Jawa Bali yang sudah ada, dari yang awalnya berjumlah lima buah kabel, kini hanya tersisa dua kabel karena terkena jangkar kapal atau terdorong arus laut.

Begitupun dengan kabel atas laut, PLN perlu memperhitungkan kekuatan menara dan kabel yang akan dibangun, serta besar kecepatan angin di wilayah yang dilewati kabel itu.  ”Memang menyambungkan kabel di atas laut, secara teknis akan lebih menantang,” ujarnya.

http://www.indonesiafinancetoday.com/read/5338/ADB-Minati-Proyek-Kabel-Atas-Laut-Jawa-Bali

Page 6: P3B

PLN Butuh US$ 240 Juta Untuk Kabel Atas Laut Jawa-BaliNurseffi Dwi Wahyuni - detikfinance

Selasa, 07/09/2010 12:58 WIB

Jakarta -PT PLN (Persero) membutuhkan dana sekitar US$ 240 juta untuk membangun kabel listrik atas laut (Overhead Crossing) yang menghubungkan pulau Jawa dan Bali.

Menurut Direktur Perencanaan dan Teknologi PLN, Nasri Sebayang, Jawa-Bali Overhead Crossing 500 kV HVAC yang menghubungkan Paiton–Banyuwangi–Gilimanuk–New Kapal tersebut akan selesai pada tahun 2015.

“Kabel ini akan bisa membawa listrik sampai 1.800 MW ke Bali,” jelas Nasri saat dihubungi wartawan, Selasa (7/9/2010).

Ia menyatakan, pembangunan kabel tersebut akan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama, perseroan akan membangun dua tower setinggi 376 meter yang masing-masing berada di Jawa dan Bali. Kemudian, mengoperasikan transmisi 150 KV yang sudah ada dan bisa masuk ke gardu induk Gilimanuk, Bali.

"Supaya pasokan listrik dari Jawa ke Bali sebesar 300 MW bisa segera masuk,"jelasnya.

Untuk tahap pertama, Nasri menargetkan akan bisa selesai pada tahun 2012 sehingga jika ditambah pasokan listrik dari kabel bawah laut yang sudah ada sebesar 160-200 MW, maka pasokan dari Jawa ke Bali bisa mencapai 460-500 MW pada tahun tersebut.

Sementara untuk tahap dua, PLN akan membangun kabel 500 KV yang menghubungkan Paiton ke Bali. Seluruh tahapan ini diharapkan selesai pada tahun 2015.

"Kebutuhan dana untuk dua tahap tersebut sekitarnya USS 240 juta," ungkapnya.

(epi/ang)

Page 7: P3B

Pembangkitan Jawa-BaliDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

PT PJB

Logo PT PJB

Jenis BUMN

Industri Pembangkit listrik

Didirikan 3 Oktober 1995

Pendiri Perusahaan Listrik Negara

Kantor pusat Surabaya, Indonesia

Jumlah lokasi

6 lokasi : • UP Gresik (UP GRK) • UP Paiton (UP PTN) • UP Muara Karang (UP MKR) • UP Muara Tawar (UP MTW) • UP Cirata (UP CRT) • UP Brantas (UP BRS)

Daerah layanan Jawa Timur dan Bali

Produk Listrik

PT Pembangkitan Jawa-Bali (disingkat PT PJB) adalah sebuah anak perusahaan PLN BUMN produsen listrik yang menyuplai kebutuhan listrik di Jawa Timur dan Bali. Saat ini PT PJB mengelola 6 Pembangkit Tenaga Listrik di Pulau Jawa, dengan kapasitas total 6.511 Mega Watt. PT PJB juga mengelola sejumlah unit bisnis, termasuk unit pengelolaan, teknologi informasi, dan pengembangan. Kantor pusat PT PJB berada di Surabaya.

Daftar isi

1 Sejarah 2 Manajemen 3 Award

Page 8: P3B

4 Unit Pembangkitan 5 Referensi 6 Lihat pula

Sejarah

Sejarah PJB bermula sejak tahun 1945, dimana didirikan Perusahaan Listrik dan Gas. Tahun 1965, perusahaan tersebut dibagi menjadi 2: Perusahaan Listrik Negara dan Perusahaan Gas Negara. Tahun 1972, status PLN menjadi Perusahaan umum (Perum). Tahun 1982, PLN dipecah lagi menjadi dua: Unit Divisi dan Unit Pembangkitan Tenaga Listrik dan Transmisi. Tahun 1994, status PLN menjadi Persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi atas PT PLN (Persero) dengan pendirian subsider pembangkitan. Restrukturisasi ini dilakukan untuk memisahkan misi perusahaan atas sosial dan komersial.

Pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk 2 (dua) anak perusahaan untuk mengelola pembangkit listrik yang memasok energi listrik di Pulau Jawa dan Bali. Kedua anak perusahaan PLN tersebut adalah PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) yang berkantor pusat di Jakarta dan PT PLN Pembangkitan Jawa Bali II (PT PLN PJB II) yang berkantor pusat di Surabaya. Pada tahun 2000, PT PLN PJB II diubah nama menjadi PT Pembangkitan Jawa-Bali atau singkatnya PT PJB. Sedangkan PT PLN Pembangitan Jawa Bali I (PT PLN PJB I) berubah nama menjadi PT Indonesia Power.

Manajemen

Direksi PT PJB saat ini adalah:

Susanto Purnomo (Direktur Utama), Muljo Adji A.G. (Direktur Produksi), Hudiono (Direktur Keuangan), Haryanto Widodo (Direktur Pengembangan dan Niaga), dan Trilaksito Sunu (Direktur SDM).

Sedangkan Komisaris PT PJB saat ini adalah:

Bagiyo Riawan (Komisaris Utama), Rachmat Harijanto, Boy W Pamudji, Agus Tribusono, dan Didin Wahyudin.

Award

Emerging Industry Leader

Page 9: P3B

PT PJB mengadopsi Kriteria Kinerja Ekselen Malcolm Baldrige dalam pengukuran kinerjanya sejak 2008. Sistem manajemen kualitas MBPE (Malcolm Baldridge Performance Excellence) diperkenalkan dan diterapkan sebagai guideline bagi perusahaan untuk menjadi perusahaan yang unggul atau excellence dalam era persaingan global ini.

Pengukuran kinerja yang telah digunakan secara luas oleh banyak negara di dunia tersebut dilakukan melalui assessment tiap tahun. Hasil assessment kinerja PJB tiap tahun mengalami peningkatan. Berikut ini perjalanan PT PJB dalam peningkatan kinerja ekselen menurut penilaian MBPE:

Tahun 2008 PJB masuk level Early Improvement (skor 396); Tahun 2009 skor 437 Tahun 2010 masuk level Good Performance (skor 556) Tahun 2011 masuk ke level Emerging Industry Leader (skor 586).

Unit Pembangkitan

PT PJB memiliki 6 (enam) unit pembangkitan (UP) yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta, yaitu UP Gresik, UP Paiton, UP Muara Karang, UP Muara Tawar, UP Cirata dan UP Brantas. Total kapasitas terpasang mencapai 6.977 MW, yang terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

UP Gresik

1. UP Gresik, Alamat : Jl. Harun Tohir Gresik 61112, Telepon : 62-31-3981569, 3984540, Fax : 62-31-3981568 , E-mail : [email protected]

Unit Pembangkit : (total 2.218 MW)[1]

PLTU Unit 1 dan 2 = 2 x 100 MW PLTU Unit 3 dan 4 = 2 x 200 MW PLTGU Blok 1, 2 dan 3 = 3 x 526 MW PLTG Unit 1 dan 2 = 2 x 20 MW

Page 10: P3B

UP Paiton

2. UP Paiton, Alamat : Jl. Raya Surabaya - Situbondo km 142 Paiton, Probolinggo 67291, Telepon : 62-335-771805-9, Fax : 62-335-771810, E-mail : [email protected]

Unit Pembangkit (total 800 MW)[2]

PLTU Unit 1 = 400 MW PLTU Unit 2 = 400 MW

UP Muara Karang

3. UP Muara Karang, Alamat Jl. Raya Pluit Utara Nomor 2A Jakarta Utara 14450, Telepon : 62-21-6600054, 6692784, Fax : 62-21-6692806, E-mail : [email protected]

Unit Pembangkit (total 1.208 MW)[3]

PLTU = 2 x 200 MW PLTGU Blok 1 = 508 MW

Page 11: P3B

UP Muara Tawar

4. UP Muara Tawar, Alamat : Desa Segara Jaya, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi Propinsi Jawa Barat, Telepon : 62-21-88343052, Fax : 62-21-88990055, E-mail : [email protected]

Unit Pembangkit : (total 920 MW)[4]

PLTG Blok 1 = 640 MW PLTG Blok 2 = 280 MW PLTG Blok 3 = 420 MW PLTG Blok 4 = 420 MW

UP Cirata

5. UP Cirata , Alamat : Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered Purwakarta 41162, Telepon : 62-264-270840, 270928, Fax : 62-264-270859, E-mail : [email protected]

Unit Pembangkit (total 1008 MW) [5]

PLTA Cirata = 8 x 126 MW

UP Brantas

Page 12: P3B

6. UP Brantas , Alamat : Jl. Basuki Rakhmad No. 271 Karangkates-Sumberpucung, Malang 65165, Telepon : 62-341-385545, 385546, Fax : 62-341-385462 , E-mail : [email protected]

Unit Pembangkit (total 274 MW) [6]

PLTA Sengguruh Unit 1 dan 2 = 2 x 14,5 MW PLTA Sutami = 3 x 35 MW PLTA Wlingi = 2 x 27 MW PLTA Lodoyo = 4,5 MW PLTA Tulungagung = 2 x 18 MW PLTA Selorejo = 4,48 MW PLTA Mendalan Unit 1 = 5,6 MW PLTA Mendalan Unit 3, 4 dan 5 = 3 x 5,8 MW PLTA Siman Unit 1, 2 dan 3 = 3 x 3,6 MW PLTA Giringan Unit 1 dan 2 = 2 x 0,9 MW PLTA Giringan Unit 3 = 1,4 MW PLTA Golang Unit 1, 2 dan 3 = 3 x 0,9 MW PLTA Ngebel = 2,2 MW PLTA Wonorejo = 6,5 MW

Page 13: P3B

BIDDING DAN PERENCANAAN OPERASI

Pengendalian Transaksi mencakup penyelenggaraan proses bidding variabel charge unit pembangkit Indonesia Power dan PT. Pembangkitan Jawa – Bali yaitu menerima bid, melakukan validasi bid, mengumumkan hasil bidding, nalisis kontrak dengan pembangkit dan rekomendasi pengoperasian.

Peramalan Beban mencakup pembuatan projeksi kebutuhan daya dan energi untuk periode bulanan, mingguan dan harian; termasuk ramalan beban gardu induk guna keperluan studi analisis sistem tenaga.

Perencanaa Operasi mencakup penjadwalan pemeliharaan unit pembangkit Jawa – Bali yaitu menerima bid, melakukan validasi bid, mengumumkan hasil bidding, nalisis kontrak dengan pembangkit dan rekomendasi pengoperasian.

Peramalan Beban mencakup pembuatan projeksi kebutuhan daya dan energi untuk periode bulanan, mingguan dan harian; termasuk ramalan beban gardu induk guna keperluan studi analisis sistem tenaga.

Perencanaa Operasi mencakup penjadwalan pemeliharaan unit pembangkit, penjadwalan pemeliharaan sistem penyaluran 500 kV, pembuatan pola operasi waduk, serta pengalokasian produksi unit pembangkit, kegiatan tersebut dilaksanakan berkoordinasi dengan Region, Pembangkit, Single Buyer dan Distribusi. Hasilnya kemudian dihimpun menjadi rencana operasi tahunan, bulanan dan mingguan.

Analis Sistem Tenaga mencakup pembuatan kajian aliran daya, hubung singkat, dan stabilitas sistem. Hasilnya menjadi landasan untuk menetapkan pola operasi pembangkit dan konfigurasi sistem penyaluran, baik yang berupa pedoman umum maupun pedoman untuk mengatasi masalah yang bersifat sementara, misalnya karena outage instalasi. Selain itu fungsi ini juga merancang skema load shedding dengan underfrequency relay, overcurrent relay dan overload relay untuk mengamankan sistem.