P2M diare anak

16
UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR PENYULUHAN DIARE PADA ANAK Pendamping dr. Dwi Retno S Disusun Oleh dr. Fifiana Dewi Permatasari DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG UPTD PUSKESMAS AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG

description

pencegahan diare anak

Transcript of P2M diare anak

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASANPENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

PENYULUHAN DIARE PADA ANAK

Pendamping dr. Dwi Retno S

Disusun Oleh dr. Fifiana Dewi Permatasari

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANGUPTD PUSKESMAS AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG 2015

UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASANPENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

PENYULUHAN DIARE PADA ANAK

Disusun olehdr. Fifiana Dewi Permatasari

Telah disahkan padaTanggal 2015

Pendampingdr. Dwi Retno SNIP. 197403132006042017

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar BelakangDiare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi tubuh. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua.Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Di Indonesia, diare adalah pembunuh balita nomor dua setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Sementara UNICEF (Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak) memperkirakan bahwa, setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare.Data di Indonesia, setiap tahun 100.000 balita meninggal karena diare. Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Kasubdit Diare dan Kecacingan Depkes, I Wayan Widaya mengatakan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007 angka kematian akibat diare 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2007 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, utamanya disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk, dan perilaku hidup tidak sehat. Laporan 119 Dinkes Kab/Kota tahun 2007 air bersih yang memenuhi syarat kesehatan 57,00 persen dan persentase keluarga yang menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan 67,12 persen. Menurut Wayan, pihaknya memfokuskan strategi penanganan penatalaksanaan diare pada tingkat rumah tangga, sarana kesehatan dan KLB diare.Oleh karena hal tersebut diatas, penulis mengangkat tema Diare pada anak untuk menurunkan angka kejadian Diare di daerah jangkauan Puskesmas Ambarawa.

BAB IIBENTUK KEGIATAN

I. PERMASALAHAN1. Keluargaa. Kurangnya pengetahuan tentang Diare pada anak dan peran penting mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang serius pada penderita diare pada anak. b. Kesadaran yang kurang dari orang tua penderita untuk memeriksakan penderita diare untuk mendapatkan penanganan dari tenaga kesehatan. 2. Masyarakat Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap faktor risiko Diare pada anak dan cara penanganan awal serta mengenali gejala bahaya diare pada anak.

II. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSIKegiatan penyuluhan Diare pada anak di TK Kanisius Lodoyong, Ambarawa dilakukan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kepada masyarakat PERMASALAHANPERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Individu

Kurangnya pengetahuan orang tua pasien terhadap diare yang berbahaya bagi anak

Menggandeng tokoh masyarakat untuk mengajak masyarakat lain untuk turut ikut serta dalam penyuluhan mengenai pentingnya mengenali penyakit diare terutama pada anak

Kurangnya pengetahuan penderita tentang bahaya diare dan komplikasinya pada anak, serta penanganan awalnya. Mengadakan penyuluhan secara terus-menerus dan berkelanjutan tentang Diare pada Anak.

Keluarga

Kurangnya pengetahuan dan motivasi pentingnya pola makan yang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat pada keluarga dalam upaya pencegahan dan komplikasi diare pada anak.Penyuluhan tentang diare pada anak. Terkait dengan beberapa hal diantaranya pengenalan gejala, tatalaksana awal dan pencegahan komplikasi apabila telah terkena serta pola hidup bersih dan sehat pada anak

Masyarakat

Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penyakit Diare pada anak (faktor resiko, komplikasi, dan pencegahannya)Penyuluhan tentang penyakit Diare pada anak

BAB IIIPELAKSANAAN

A. SasaraanSasaran pada penyuluhan ini orang tua dan anak yang sedang mengikuti kegiatan di TK Kanisiun Lodoyong, Ambarawa.

B. Pelaksanaan1. Tanggal: 10 Desember 20142. Waktu : 09.00 WIB 12.00 WIB3. Tempat: TK Kanisius Lodoyong4. Peserta : 15 orang5. Kegiatan: Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan penyakit tidak menular mengenai Diare pada Anak6. Metode: Ceramah dan Diskusi Dua Arah7. Kegiatan: Penyuluhan tentang Diare pada Anak8. Hasil: Antusias yang tinggi ditunjukan dengan adanya umpan balik berupa diskusi dua arah pada saat sesi tanya jawab.

C. Tahap Pelaksanaan KegiatanPelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi beberapa tahap1. Tahap Penggalian Pengetahuan PesertaSebelum dilakukan penyajian materi tentang pengetahuan dan persepsi peserta tentang diare terutama diare pada anak serta faktor risiko yang terkait. Setelah itu, dilaksanakan pembahasan dan jawaban hasil prestest yang dilanjutkan dengan brain stroming dengan tema diare pada anak. 2. Tahap Penyajian MateriPenyajian materi penyuluhan melalui diskusi. Adapun materi penyuluhan meliputi definisi diare pada anak, penyebab, kriteria diagnosis, faktor risiko, dan hal yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya diare pada anakTerdapat beberapa pertanyaan ketika dilakukan sesi tanya jawab : Dok, Apa yang menyebabkan Diare pada anak bisa berdampak kematian pada Anak ? Jawab :Diare mempunyai komplikasi yang berbahaya yakni Dehidrasi. Dehidrasi adalah keadaan kekurangan cairan dalam tubuh. Cairan penting dalam menjaga stabilitas fungsi tubuh secara vital. Anak mempunyai kandungan cairan dalam tubuhnya tidak sama dengan dewasa. Oleh karena itu, diare pada anak lebih mudah mengalami dehidrasi dibandingkan pada dewasa. Dok, katanya kalau anak diare, gara-gara susu ya ? Jawab : Diare dapat disebabkan beberapa hal. Selain infeksi, diare juga dapat disebabkan oleh malabsorbsi kandungan susu. Beberapa anak sensitif terhadap kandungan laktosa yang tinggi pada susu. Oleh karena itu penghentian sementara susu dan menggantinya dengan susu dengan kandungan rendah laktosa menjadi solusi penanganan diare tipe tersebut.

Dok, kapan diare harus dibawa ke IGD, kapan ke Puskesmas ? Jawab : Penanganan awal diare seharusnya dapat dilakukan lebih dini agar tidak terjadi kemungkinan komplikasi dehidrasi. Sebaiknya apabila keadaan anak sudah lemah, alangkah baiknya segera dibawa ke IGD untuk dilakukan pertolongan penggantian cairan tubuh secara langsung ke pembuluh darah agar tidak terjadi kemungkinan yang mengancam jiwa.

3. Tahap PenutupanDiakhir presentasi materi, pemateri memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya langsung apabila ada materi yang tidak dimengerti.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

I. KesimpulanKegiatan promosi kesehatan terutama kaitannya dengan pemberantasan penyakit menular dan tidak menular penting dilaksanakan secara berkala dan berkelanjutan, Hal ini terkait dengan pengetahuan masyarakat terntang kesehatan masih cukup rendah. Proses peningkatan pengetahuan tentang Diare pada Anak yang telah dilaksanakan dengan menggunakan metode penyuluhan diharapkan mampu memberikan sumbangan positif dalam memperbaiki perilaku masyarakat dan kesadaran masyarakat dalam menanggapi penyakit Diare pada Anak.

II. Saran Penyuluhan mengenai berbagai penyakit lain selain diare pada anak penting dilaksanakan secara berkelanjutan. Perlu adanya kerjasama dengan pihak swasta sebagai sponsor kegiatan dan adanya kerjasama pemerintah desa berperan penting dalam meningkatkan kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan pada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2005). Pedoman Teknis Tingkat Puskesmas. Depkes RIJuffrie, Mohammad. Dkk. (2010). Gastroenterologi-hepatologi Jilid I. Jakarta: IDAI.Simadibrata, M, Setiati S. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen.Soegijanto S. 2006. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan+. Surabaya: Airlangga University Press.

12