P U T U S A N SH & ASSOCIATES” yang beralamat di Jalan Banda Aceh – Medan, Nomor 2 Lantai II,...

35
Halaman - 1 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH P U T U S A N Nomor: xxx/Pdt.G/2011/MS-ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar’iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara Wakaf pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara: 1. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Gubernur Aceh Cq. Bupati Bireuen, Cq. Geuchiek Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, alamat di Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Tergugat I sekarang Pembanding I; 2. Kepala Pemuda Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, alamat di Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Tergugat II sekarang Pembanding II; 3. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen Cq. Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf, alamat di Kantor Urusan Agama, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat I sekarang Turut Terbanding I; 4. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Badan Pertanahan Nasional Cq. Badan Pertanahan Aceh Cq. Badan Pertanahan Kabupaten Bireuen, alamat di Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat II sekarang Turut Terbanding II; 5. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen, alamat di Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten

Transcript of P U T U S A N SH & ASSOCIATES” yang beralamat di Jalan Banda Aceh – Medan, Nomor 2 Lantai II,...

Halaman - 1 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

P U T U S A N

Nomor: xxx/Pdt.G/2011/MS-ACEH

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Mahkamah Syar’iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara

Wakaf pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah

menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:

1. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Gubernur Aceh Cq. Bupati Bireuen, Cq.

Geuchiek Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka,

Kabupaten Bireuen, alamat di Gampong Pulo Reudeup,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Tergugat I

sekarang Pembanding I;

2. Kepala Pemuda Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan Jangka, Kabupaten

Bireuen, alamat di Gampong Pulo Reudeup, Kecamatan

Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Tergugat II sekarang

Pembanding II;

3. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen

Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen Cq. Pejabat

Pembuat Akta Ikrar Wakaf, alamat di Kantor Urusan Agama,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, semula Turut

Tergugat I sekarang Turut Terbanding I;

4. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Badan Pertanahan Nasional Cq. Badan

Pertanahan Aceh Cq. Badan Pertanahan Kabupaten Bireuen,

alamat di Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang,

Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat II sekarang

Turut Terbanding II;

5. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen

Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen, alamat di

Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten

Halaman - 2 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Bireuen, semula Turut Tergugat III sekarang Turut

Terbanding III;

Dalam hal ini Terbanding I/Tergugat I dan Terbanding II/Tergugat II telah

memberikan kuasa khusus kepada ANWAR M.D, SH dan MUSTIWAL FITRI,

SH masing-masing Advokad/Penasehat Hukum pada Kantor Hukum “ANWAR

M.D, SH & ASSOCIATES” yang beralamat di Jalan Banda Aceh – Medan,

Nomor 2 Lantai II, Matangglumpangdua, Meunasah Dayah, Kecamatan

Peusangan, Kabupaten Bireuen, sebagaimana surat kuasa khusus tertanggal 02

Agustus 2010, yang telah didaftar pada Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah

Bireuen di bawah Nomor : 49/D/VIII/2010, tanggal 02 Agustus 2010;

M E L A W A N

1. BUSTAMI IBRAHIM, umur 40 tahun, bertindak atas nama Geuchiek

Gampong Lhok Bugeng, Jabatan Geuchiek Gampong Lhok

Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, tempat

tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,

Kabupaten Bireuen;

2. ADNAN MAHMUD, umur 55 tahun, bertindak atas nama Nazir Gampong

Lhok Bugeng, Jabatan Nadzir Gampong Lhok Bugeng,

Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, Tempat tinggal

Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten

Bireuen;

3. M. JAILANI YUSUF, umur 42, bertindak atas nama Nadzir Gampong Lhok

Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama Islam, tempat

tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,

Kabupaten Bireuen;

4. Tgk. MARBAWI HARUN, umur 28 tahun, bertindak atas nama Nadzir

Gampong Lhok Bugeng, Kebangsaan Indonesia, Agama

Islam, Tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan

Jangka, Kabupaten Bireuen;

Halaman - 3 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

5. Tgk. M. ZEIN bin Tgk. H. MAHMUD, umur 84 tahun, Agama Islam,

pekerjaan Pensiunan, tempat tinggal Gampong Lhok

Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

6. SYARIFAH binti Tgk. H. MAHMUD, umur 82 tahun, Agama Islam,

pekerjaan tani, tempat tinggal di Desa Cot Ulim, Kecamatan

Jeumpa, Kabupaten Bireuen;

7. BASYARIAH binti Tgk. H. MAHMUD, umur 80 tahun, Agama Islam,

pekerjaan tani, tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen ;

8. DRS. H. RUSLI bin Tgk. H. MAHMUD, (meninggal dunia saat perkara ini

diajukan), pekerjaan Guru, Agama Islam, tempat tinggal

Desa Tualang Tengah, Kecamatan Kota Langsa, Kotamadya

Langsa (telah meninggal dunia saat perkara ini diajukan dan

sebelum perbaikan surat Kuasa khusus);

9. Hj. MANFARISYAH binti Tgk. H. MAHMUD, umur 70 tahun, pekerjaan

Ibu rumah tangga, Agama Islam, tempat tinggal Gampong

Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

10. SYARBANI binti Tgk. H. MAHMUD, umur 65 tahun, Agama Islam,

pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal, Gampong Rawa

Itek, Kecamatan Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara;

11. MAHDI bin Tgk. H. MAHMUD, umur 34 tahun, Agama Islam, pekerjaan

wiraswasta, tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

12. MARHAMI binti Tgk. H. MAHMUD, umur 38, Agama Islam, pekerjaan

PNS, tempat tinggal Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan

Jangka, Kabupaten Bireuen;

13. JUMIATI binti Tgk. H. MAHMUD, umur 36 tahun, Agama Islam,

pekerjaan PNS, tempat tinggal Gampong Cot Rabo Tunong,

Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;

Halaman - 4 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

14. FADHIL bin Tgk. H. M. AMIN, umur 35 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Wiraswasta, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh,

Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;

15. NURHAYATI binti Tgk. H. M. AMIN, umur 53 tahun, Agama Islam,

pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal Gampong

Seuneubok Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten

Bireuen;

16. HADIANI binti Tgk. H. M. AMIN,umur 50 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Ibu rumah tangga, tempat tinggal Gampong Seuneubok

Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;

17. KEMALA HAYATI binti Tgk. H. M. AMIN, umur 48 tahun, agama Islam,

pekerjaan PNS/Guru, tempat tinggal Gampong Seuneubok

Aceh, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;

18. SYUKRI bin Tgk. H. M. AMIN, umur 46 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Wiraswasta, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh,

Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;

19. AZHARI bin Tgk. H. M. AMIN, umur 44 tahun, pekerjaan, Agama Islam,

PNS/Guru, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh,

Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;

20. ZAHARA binti Tgk. H. M. AMIN, umur 42 tahun, Agama Islam, pekerjaan

BIDES, tempat tinggal Gampong Seuneubok Aceh,

Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;

21. H. NAZARUDDIN bin H. RAZALI, umur 35 tahun, Agama Islam,

pekerjaan Jualan, tempat tinggal Gampong Keutapang,

Kecamatan Bandar Raya, Kotamadya Banda Aceh;

22. NURLAILA binti H. RAZALI, umur 45 tahun, Agama Islam, pekerjaan,

PNS/Guru, tempat tinggal Gampong Blang Dalam,

Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen;

Halaman - 5 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

23. AKLIMA binti H. RAZALI, umur 43 tahun, Agama Islam, pekerjaan PNS,

tempat tinggal Gampong Tanjungan, Kecamatan

Samalanga, Kabupaten Bireuen;

24. NAFSIAH binti H. RAZALI, umur 32 tahun, Agama Islam, pekerjaan Tani,

tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan

Jangka, Kabupaten Bireuen;

25. MANAWIYAH binti H. RAZALI, umur 30 tahun, Agama Islam,

pekerjaan Santri, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

26. TI SUHARNI binti H. RAZALI, umur 27 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Santri, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

27. ROSNIDAR binti H. RAZALI, umur 24 tahun, Agama Islam, pekerjaan eks.

Siswa, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

28. SYARIBANUN binti H. RAZALI, umur 22 tahun, Agama Islam pekerjaan

eks siswa, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

29. YUSLAINI binti H. RAZALI, umur 20 tahun, pekerjaan siswa, tempat

tinggal di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,

Kabupaten Bireuen;

30. HASRUL bin H. SALAM, umur 46 tahun, Agama Islam, pekerjaan Tani,

tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan Langsa

Timur, Kotamadya Langsa;

31. IBRAHIM bin H. SALAM, umur 31 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Pengusaha, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan

Langsa Timur, Kotamadya Langsa;

Halaman - 6 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

32. NAZARUDDIN bin H. SALAM, umur 29 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Jualan, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan

Langsa Timur, Kotamadya Langsa;

33. TAJUDDIN bin H. SALAM, umur 26 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Jualan, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan

Langsa Timur, Kotamadya Langsa;

34. SURYATI binti H. SALAM, umur 23 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Jualan, tempat tinggal di Gampong Seuriget, Kecamatan

Langsa Timur, Kotamadya Langsa;

35. MUSLIM bin H. RIDWAN, umur 37 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Pengusaha, tempat tinggal di Gampong Lampeunurut,

Kabupaten Aceh Besar;

36. MAHMUDI bin H. RIDWAN, umur 31 tahun, pekerjaan Wiraswasta,

Agama Islam, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

37. MARLINA binti H. RIDWAN, umur 27 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Wiraswasta, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

38. MUNIR bin H. RIDWAN, umur 19 tahun, Agama Islam, pekerjaan

Wiraswasta, tempat tinggal di Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen; semula Para

Penggugat sekarang Para Terbanding;

Dalam hal ini Para Pembanding/Para Penggugat, telah memberikan Kuasa

Khusus kepada M. ALI AHMAD, SH. Sebagai Advokat dan JOHAN

PERKASA, SH. sebagai Asisten Advokat pada Kantor Advokat “Ali &

Partner’S” yang beralamat di Jl. Gajah Nomor 43 Bireuen, sesuai Surat Kuasa

Khusus Nomor: 29/SK-Ag/PPH-2010/AP-Bir tertanggal 03 September 2010

yang telah didaftar pada Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Bireuen di bawah

Nomor: 55/D/X/2010, tanggal 12 Oktober 2010;

Halaman - 7 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

1. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen

Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen Cq. Pejabat Pembuat Akta

Ikrar Wakaf, alamat di Kantor Urusan Agama, Kecamatan Jangka, Kabupaten

Bireuen, semula Turut Tergugat I sekarang Turut Terbanding I;

2. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Badan Pertanahan Nasional Cq. Badan

Pertanahan Aceh Cq. Badan Pertanahan Kabupaten Bireuen, alamat di

Gampong Cot Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, semula

Turut Tergugat II sekarang Turut Terbanding II;

3. Pemerintah Republik Indonesia Cq. Menteri Agama RI Cq. Departemen

Agama Aceh Cq. Departemen Agama Bireuen, alamat di Gampong Cot

Gapu, Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen, semula Turut Tergugat

III sekarang Turut Terbanding III;

TENTANG DUDUKPERKARANYA

Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat

dalam putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor: 251/Pdt.G/2010/MS-

Bir tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 27 Jumadil Akhir

1432 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut:

Dalam Eksepsi

- Menolak Eksepsi Tergugat;

Dalam Pokok Perkara

1. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;

2. Menyatakan, Tanah kosong/lapangan Bola seluas ± 8340 m² yang

terletak di perbatasan Gampong/Desa Pulo Reudeup dan Gampong/Desa

Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, dengan batas-

batas sebagai berikut:

- Utara berbatas dengan Jalan Desa;

- Selatan berbatas dengan kebun Yusuf Azis/keluarga alm Budiman;

- Timur berbatas dengan rencana Jalan;

- Barat berbatas dengan tanah Meunasah Gampong/Desa Lhok

Halaman - 8 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Bugeng;

Adalah Sah wakaf dari alm. Tgk. H. Mahmud kepada Mns (Meunasah)

Gampong/Desa Lhok Bugeng, untuk fungsi kepentingan Masyarakat/

umum;

3. Menyatakan sertifikat Hak Milik Wakaf Nomor 5 Tahun 1997 atas nama

pemegang hak Nazhir Mns (Meunasah) Lhok Bugeng, Kecamatan

Jangka, Kabupaten Bireuen, mempunyai kekuatan hukum;

4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara ini yang

diperhitungkan sebesar Rp. 1,916,000. (Satu juta sembilan ratus enam

belas ribu rupiah);

5. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;

Membaca Akta Pernyataan Banding yang dibuat oleh Wakil Panitera

Mahkamah Syar’iyah Bireuen, bahwa pada hari Kamis tanggal 16 Juni 2011

para Tergugat/para Pembanding telah mengajukan permohonan banding

terhadap putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen permohonan banding tersebut

telah diberitahukan kepada Para Terbanding/Kuasanya tanggal 17 Juni 2011;

Membaca dan memperhatikan memori banding yang diajukan oleh

para Pembanding ke Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Bireuen tanggal 20 Juli

2011, memori banding tersebut telah diberitahukan kepada pihak para

Terbanding/Kuasanya pada tanggal 21 Juli 2011;

Telah pula membaca relaas pemberitahuan memeriksa berkas kepada

para Pembanding/Kuasanya tanggal 21 Juli 2011 dan para Terbanding/Kuasanya

tanggal 20 Juli 2011, bahwa para Terbanding/Kuasanya telah datang untuk

memeriksa berkas tanggal 21 April 2011 dan para Pembanding/Kuasanya

tanggal 25 April 2011, dan para Turut Terbanding pada tanggal 22 Juli 2011;

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding telah

diajukan oleh para Pembanding/para Tergugat/Kuasanya dalam tenggang

Halaman - 9 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

waktu banding dan dengan cara sebagaimana ditentukan menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku maka permohonan banding tersebut harus

dinyatakan dapat diterima;

Menimbang, para Pembanding/paraTergugat/Kuasanya dengan

memori bandingnya pada tanggal 20 Juli 2011 mengajukan keberatan-keberatan

atas putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor: 251/Pdt.G/2010/MS-Bir,

tanggal 31 Mei 2011 sebagai berikut:

1. Bahwa Judex Factie di dalam salinan putusan pada halaman 5 pada alinea ke

2 di baca dari bawah, telah dengan nyata mengakomodir kesalahan yang

diperbuat oleh para Terbanding dengan Kuasa hukumnya, yaitu dalam hal

Kuasa hukum para Terbanding melakukan perbaikan surat kuasa dalam

proses persidangan kali yang ke 4, sesuai dengan BAP yang tercatat dalam

daftar agenda persidangan yang ada pada berkas kuasa hukum para

Pembanding maka sidang kali ke 4 dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober

2010. Namun ternyata Judex Factie telah melakukan kesalahan yang sangat

besar, yaitu telah dengan sengaja bertindak memihak kepada para

Terbanding untuk mengakomodir perbaikan Surat Kuasa Khusus secara

keseluruhan dan telah dengan sengaja melakukan pemunduran tanggal

perbaikan surat kuasa khusus tanggal 03 September 2010, pada hal

pengajuan perbaikan itu pada sidang ke 4 tanggal 12 Oktober 2010.

Seharusnya demi hukum Judex Factie boleh mempertimbangkan alasan

eksepsi Tergugat I dan II sekarang para Pembanding untuk menyatakan

gugatan para Penggugat/para Terbanding tidak dapat diterima (N0);

2. Bahwa untuk meyakinkan Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Provinsi

Aceh dalam tingkat banding, berikut ini Para Pembanding kembali

mengemukakan alasan eksepsi Tergugat I dan II/para Pembanding yang

berkaitan dengan Surat Kuasa Khusus Penggugat-Penggugat cacat hukum,

sebagaimana alasan hukum berikut dibawah ini:

Halaman - 10 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

- Bahwa hubungan hukum antara Fadhil bin Tgk. H. M. Amin dengan

kuasa hukumnya, diawali dengan surat kuasa Insidentil , dimana Fadhil

bin Tgk. H. M. Amin sebelum memberikan kuasa Subtitusi kepada kuasa

hukum (Advokat), telah terlebih dahulu menerima kuasa dari Nur Hayati

binti Tgk. H.M. Amin, dkk (Para Prinsipal Penggugat III). Maka demi

mengajukan gugatan dalam perkara ini, Fadhil bin Tgk. H. M. Amin

bertindak selaku pemberi kuasa Subtitusi kepada kuasa Hukum

(Advokat) yang bertindak selaku penerima kuasa Subtitusi, keadaan

demikian menurut teori hukum hubungan perjanjian memberi dan

menerima kuasa tidak dibenarkan, karena kapasitas Fadhil bin Tgk. H.

M. Amin, ia hanya boleh bertindak mewakili orang lain yang kemudian

melepaskan kuasa secara subtitusi kepada advokat sebagai penerima

kuasa subtitusi. Hal tersebut dibenarkan, apabila dilakukan sesama

advokat untuk mewakili kepentingan orang lain. Demikian pula, sama

halnya apa yang dilakukan oleh H. Nazaruddin bin H. Razali, setelah

ianya secara insidentil mewakili orang lain (Nurlaila binti H. Razali

dkk/Para prinsipal Penggugat IV) kemudian H. Nazaruddin bin H. Razali

melapaskan kuasa secara Subtitusi kepada advokat selaku penerima

kuasa Subtitusi. Selanjutnya Hasrul bin H. Salam telah bertindak sama

dengan H. Nazaruddin bin H. Razali, dimana ianya selaku penerima

kuasa Insidentil dari Ibrahim bin H. Salam, dkk, kemudian melepaskan

secara subtitusi kepada advokat selaku Penerima Kuasa Subtitusi. Fakta

hukum yang Tergugat I dan II terangkan tersebut, telah mengakibatkan

Surat Kuasa Khusus yang diterima oleh Advokat untuk kepentingan

hukum Penggugat-Penggugat menjadi cacat hukum. Oleh karena itu

cukup berasalan hukum, apabila Mejelis Hakim persidangan perkara ini

menyatakan gugatan Penggugat tidak diterima (NO) ;

- Bahwa terjadinya perubahan atau perbaikan Surat Kuasa Khusus oleh

Penggugat-Penggugat kepada kuasa hukumnya dalam proses

Halaman - 11 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

persidangan perkara ini, menjadi permasalahan tersendiri. Di mana

setelah Tergugat I dan II membaca register gugatan perkara nomor:

251/Pdt.G/2010/MS-BIR tertanggal 9 Juli 2010 membandingkan dengan

persidangan perkara yang dimulai 3 Agustus 2010, kemudian perbaikan

surat kuasa terjadi pada sidang ke 4 tanggal 12 Oktober 2010. Maka

telah terjadi perbaikan surat kuasa oleh Penggugat-Penggugat kepada

kuasa hukumnya dalam proses persidangan, secara hukum seharusnya

dengan telah terjadinya perubahan atau perbaikan surat kuasa, maka

dengan sendirinya surat gugatan dan segala sesuatu yang berhubungan

dengan kepentingan hukum Penggugat-Penggugat dimulai dari awal,

artinya seharusnya Penggugat-Penggugat melalui kuasa hukumnya dapat

mencabut gugatan untuk menyesuaikan dengan perubahan atau

perbaikan surat kuasa tersebut. Oleh karena itu demi hukum, Mahkamah

Syar’iyah Bireuen menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

- Bahwa ketika terjadinya perubahan atau perbaikan surat kuasa dalam

proses persidangan perkara ini, telah dengan nyata Penggugat-Penggugat

tidak mengikutsertakan prinsipal Penggugat II huruf c (Drs. H. Rusli bin

Tgk. H. Mahmud). Ketidak ikutsertaan Penggugat II huruf c tersebut,

juga mengakibatkan surat kuasa menjadi cacat hukum, oleh karena itu

segala tindakan Penggugat-Penggugat melalui kuasa hukumnya menjadi

cacat, maka demi hukum gugatan Penggugat-Penggugat sangat pantas

dinyatakan tidak dapat diterima;

3. Bahwa sebagaimana telah dengan nyata terurai didalam salinan Judex Factie

dalam perkara a quo pada halaman 1 s/d 6 tentang uraian identitas masing-

masing Penggugat, mulai angka 1 s/d 38 merupakan kesalahan yang sangat

besar, yaitu Judex Factie telah bersikap melampuai batas wewenang,

dengan mencantumkan identitas masing-masing Penggugat diluar daripada

uraian gugatan para Penggugat/para Terbanding sehingga kesemua identitas

Penggugat tersebut oleh Judex Factie disebut dengan Penggugat (saja),

Halaman - 12 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

padahal Para Penggugat, dalam gugatannya telah dengan terang menulis

identitas dari masing-masing kelompok Penggugat, mulai dari Penggugat I,

Penggugat II, III, IV, V, dan VI, dengan maksud untuk menerangkan

kapasitas dari masing-masing. Keadaan penyebutan identitas para

Penggugat sebagaimana terurai dalam salinan putusan Judex factie, demi

hukum sangatlah keliru, oleh karena itu cukup beralasan hukum putusan

Judex factie Mahkamah Syar’iyah Bireuen tersebut dinyatakan cacat

yuridis;

4. Bahwa selanjutnya Judex Factie telah melakukan kesalahan yang sangat

fatal, yaitu kurang tepat penerapan pertimbangan hukumnya tentang alasan-

alasan eksepsi yang dikemukakan oleh Tergugat I dan II/Para Pembanding

dalam perkara a quo. Maka berikut ini para Pembanding mengemukakan

kembali alasan eksepsi tersebut sebagai berikut:

Gugatan Melanggar Kompetensi Absolut.

- Bahwa inti permasalahan gugatan Penggugat-Penggugat adalah

mengenai adanya perselisihan batas Wilayah Gampong antara Gampong

Lhok Bugeng dengan Gampong Pulo Reudeup, dimana selama ini

masyarakat Gampong Lhok Bugeng telah mengklaim tanah objek

terperkara berada di dalam wilayah administrasi Gampong Lhok Bugeng

sementara pada sisi lain, masyarakat Pulo Reudeup pada pemanfaatan

tanah objek terperkara tersebut, maka masyarakat Gampong Pulo Ieboih

dan Gampong Pulo Seuna juga ikut memanfaatkan tanah tersebut untuk

berbagai kegiatan olah raga dan keagamaan. Oleh karena itu cukup

beralasan hukum Mahkamah Syar’iyah Bireuen menyatakan tidak

berwenang mengadili perkara ini;

Penggugat II, III, IV, V, dan VI tidak mempunyai kapasitas hukum:

- Bahwa salah satu substansi gugatan Penggugat-Penggugat adalah

mengenai Wakaf, maka secara hukum diketahui bahwa peralihan tanah

milik menjadi tanah wakaf dilangsungkan di hadapan Nazir, dan secara

Halaman - 13 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

hukum telah beralih segala tanggung jawab terhadap tanah wakaf

kepada Nazir baik secara intern maupun ekstern. Hal tersebut diperkuat

dengan ketentuan dalam Bab. I, tentang Ketentuan Umum Pasal 1 ayat

(4) yang menjelaskan Nazir adalah kelompok orang atau badan hukum

yang diserahi tugas pemeliharaan dan pengurusan benda wakaf.

Selanjutnya mengenai tugas-tugas Nazir sebagaimana dimaksud dalam

bagian 3, Pasal 7 tentang kewajiban dan hak-hak Nazir ayat (1) Nazir

berkewajiban untuk mengurus dan mengawasi kekayaan wakaf serta

hasilnya menurut ketentuan yang diatur lebih lanjut oleh Menteri

Agama, sesuai dengan tujuan wakaf, ayat (2) Nazir diwajibkan membuat

laporan secara berkala atas semua hal yang menyangkut kekayaan wakaf

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat(3) Tatacara pembuatan

laporan seperti dimaksud dalam ayat (2), diatur lebih lanjut oleh Menteri

Agama, selanjutnya Undang Undang No. 41 Tahun 2004 tentang

Wakaf, Pasal 11, menegaskan Nazir mempunyai tugas: a. Melakukan

pengadministrasian harta benda wakaf, b. Mengelola dan

mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan

peruntukannya, c. Mengawasi dan melindungi harta benda wakaf, d.

Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia. Oleh

karena itu demi hukum, Penggugat II, III, IV, V dan VI selaku ahli waris

alm.Tgk. H. Mahmud tidak lagi mempunyai kepasitas untuk mengajukan

gugatan perkara ini. Maka karena demikian, demi hukum gugatan

Penggugat-Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima;

Subyek Tergugat-Tergugat Tidak Lengkap

- Bahwa apabila yang dimasudkan oleh Penggugat-Penggugat tentang

objek perkara sebagaimana terurai di dalam angka 3 lembaran ke 5

gugatan, maka sesuai fakta hukum yang telah berlansung turun-temurun,

tanah objek terperkara tersebut telah dimiliki dan dimanfaatkan dengan

sebesar-besarnya oleh masyarakat 2 (dua) Gampong lainnya yaitu

Halaman - 14 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Gampong Pulo Ieboih dan Gampong Pulo Seuna. Karena keadaan

demikian, maka demi hukum masyarakat atau yang mewakili Gampong

Pulo Ieboih dan Gampong Pulo Seuna juga seharusnya dijadikan sebagai

subjek hukum Tergugat dalam perkara ini. Oleh karena itu, cukup

beralasan hukum apabila gugatan Penggugat-Penggugat dinyatakan tidak

dapat diterima;

5. Bahwa Judex Factie dalam perkara a quo telah melakukan tindakan yang

dapat dikatagorikan sebagai tindakan yang melampaui batas wewenang,

yaitu antara lain tercermin dalam keseluruhan diktum amar putusan yang

sangat berlainan dan atau bertentangan dengan dalil gugatan dan petitum

gugatan Para Penggugat/Para Terbanding. Objek tanah terperkara

sebagaimana terurai dalam posita gugatan Para Penggugat pada point 3,

terletak di Gampong Lhok Bugeng, Kecamatan Peusangan, Kabupeten

Bireuen seluas 8471 m2, yang berbatas sebelah:

- Utara : Jalan,

- Selatan : Tanah dr. M. Yusuf Aziz dan tanah alm. Budiman,

- Barat : Tanah Meunasah dan tanah dayah/Balai pengajian, kebun

(Ismail Asyek),

- Timur : Lorong, kebun sekolah Taman Kanak-Kanak dan tanah Isa

Asyek;

Sedangkan dalam bagian petitum gugatan Para Penggugat/Para

Terbanding, dengan terang terurai pada point 5 ”Menyatakan tanah

objek terperkara yang terletak di Desa/Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen seluas 8471 M, yang berbatas

sebelah:

- Utara : Tanah M. Aridha M. Umar,

- Selatan : Tanah M. Syaifullah M. Umar,

- Barat : Jalan Merdeka,

- Timur : Tanah Nurdi;

Halaman - 15 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Sementara itu dalam bagian diktum amar putusan Judex Factie pada

halaman 76 bagian mengadili, point 2 dengan terang tertulis

menyatakan tanah kosong/lapangan bola seluas lebih kurang 8340 m2,

yang terletak di perbatasan Gampong/Desa Pulo Reudeup dan

Gampong/Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen,

dengan batas-batas sebagai berikut:

- Utara berbatas dengan Jalan Desa,

- Selatan berbatas dengan kebun Yusuf Aziz/Keluarga alm.Budiman,

- Timur berbatas dengan rencana Jalan,

- Barat berbatas dengan tanah Menasah Gampong/Desa Lhok Bugeng;

Adalah sah wakaf dari alm Tgk. H. Mahmud kepada Meunasah

Gampong Lhok Bugeng untuk fungsi kepentingan masyarakat/umum;

6. Bahwa tindakan Judex Factie dalam perkara a quo yang telah

memberanikan diri menyatakan tentang letak dan batas-batas tanah objek

terperkara yang sangat berbeda jauh dengan dalil dan petitum gugatan

Para Pengggugat/Para Terbanding merupakan tindakan yang sewenang-

wenang, jauh dari tuntunan hukum perdata dan hukum acara perdata

yang berlaku. Seolah-olah Judex Factie demi keberpihakannya kepada

Para Penggugat/Para Terbanding telah mengesampingkan seluruh aturan

hukum tentang hukum acara perdata yang berlaku dalam memeriksa,

mengadili dan memutuskan suatu perkara, Judex Factie dalam perkara a

quo terkesan memaksakan kehendaknya untuk meng akomodir

kepentingan (bukan kepentingan umum) untuk memenuhi selera Para

Penggugat/Para Terbanding, sungguh naif dan ironi sekali;

7. Bahwa sejatinya apabila Judex Factie memutuskan perkara a quo secara

fair, maka Judex Factie setelah membaca Sertifikat Hak Milik Wakaf

No. 5 tahun 1997, kemudian membandingkan dengan kenyataan tanah

objek perkara saat diadakannya sidang setempat (decente), ternyata

sama sekali tidak sama dengan kenyataan di lapangan, maka demi

Halaman - 16 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

hukum Judex Factie dapat memberikan pertimbangan hukum bahwa

tanah objek terperkara kabur, atau ternyata Para Penggugat/Para

Terbanding tidak dapat membuktikan kebenaran objek terperkara

sebagaimana kehendak apa yang didalilkan dan dimohonkan oleh Para

Penggugat/Para Terbanding, tidak sesuai dengan data yang terurai dalam

Sertifikat Hak Milik Wakaf No. 5 Tahun 1997, dan sangat jauh berbeda

dengan letak dan batas-batas tanah objek terperkara sebagaimana

didalilkan dan dituntut oleh Para Penggugat/Para Terbanding. Mengapa

Judex Faktie harus memaksakan kehendak untuk menyatakan tanah

objek terperkara di luar yang digugat dan dituntut, ini jelas sebuah

pelanggaran terhadap hukum acara, yang berakibat kepada tidak fair dan

bermuara kepada terjadinya konflik yang berkepanjang antara dua desa

yaitu Desa Pulo Reudeup dan Desa Lhok Bugeng;

8. Bahwa Judex Factie dalam perkara a quo telah salah dalam meminpin

acara persidangan dalam sesi pembuktian dengan agenda pemeriksaan

saksi-saksi. Judex Factie telah melarang dengan sangat keras terhadap

kuasa Tergugat I dan II/para Pembanding untuk mengajukan pertanyaan

kepada saksi-saksi yang diajukan oleh kuasa Para Penggugat, demikian

juga sebaliknya Mejelis Hakim telah bersikap arogan dengan tidak

memberikan kesempatan kepada kuasa Para Penggugat/Para Terbanding

untuk mengajukan pertanyaan kepada saksi-saksi yang dihadirkan oleh

kuasa hukum Tergugat I dan II/para Pembanding. Keadaan persidangan

seperti yang diterapkan oleh Judex Factie dalam perkara a quo telah

melanggar asas indepedensi dan keterbukaan dalam memimpin proses

persidangan sehingga dengan keadaan demikian tidak membuka ruang

pembuktian yang seluas-luasnya kepada para pihak yang berperkara.

Maka oleh karena itu putusan dalam perkara a quo demi hukum sangat

pantas disebut cacat yuridis, maka untuk itu dalam tingkat banding

haruslah dibatalkan dengan mengadili sendiri menyatakan gugatan Para

Halaman - 17 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Penggugat ditolak atau setidak-tidaknya gugatan Para Penggugat

dinyatakan tidak dapat diterima untuk seluruhnya;

9. Bahwa Judex factie telah salah memberikan pendapat untuk menolak

alasan eksepsi Tergugat I dan II tentang Penggugat II, III, IV, V, VI tidak

mempunyai kapasitas untuk mengajukan gugatan perkara a quo,

mengingat mengenai wakaf telah ada Nazir wakaf yang berwenang

bertindak kedalam dan keluar untuk mempertahankan, melindungi,

mengambil hasil untuk kepentingan umat Islam dan sebagainya.

Kesalahan pendapat/pandangan yang sangat fatal yang dibuat oleh Judex

Factie untuk menolak eksepsi tersebut, telah dengan nyata terurai pada

halaman 63, dari bawah ke atas baris ke 6 s/d 8 yaitu dengan redaksi

”terhadap eksepsi para Tergugat tersebut dapat dibenarkan jika

pelaksanaan wakaf yang dilakukan alm. Tgk. H. Mahmud mempunyai

kekuatan hukum dan dibenarkan secara hukum serta tidak terjadi

sengketa”. Pendapat Judex Factie tersebut sungguh sangat keliru, karena

dalam hal sudah ada kekuatan hukum terhadap objek wakaf, memang

secara otomatis tidak ada gugatan dari siapapun alias tidak ada sengketa.

Dengan demikian, demi hukum apabila ada sengketa, maka pemangku

objek wakaf dalam hal ini disebut Nazir Wakaf, maka marekalah yang

bertindak keluar untuk menggugat siapa? Guna mempertahankan dan

melindungi objek wakaf dari kerusakan dan atau peralihan kepada

orang/badan lain. Oleh karena itu justru yang berkepentingan secara

hukum untuk mempertahankan objek wakaf adalah Nazir Wakaf

bukanlah ahli waris alm. yang mewakafkan. Sungguh naif pendapat yang

terlalu sempit dan tidak berdasar telah dibuat oleh Judex Factie. Demi

hukum dan keadilan, maka telah sepantasnya dalam tingkat banding,

putusan Judex Factie dalam perkara a quo dinyatakan dibatalkan dengan

mengadili sendiri menyatakan gugatan para Penggugat dinyatakan tidak

dapat diterima;

Halaman - 18 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

10. Bahwa lagi-lagi Judex Factie dalam perkara a quo membuat kesalahan

besar, yaitu sebagaimana terurai pada halaman 63 dari bawah ke atas

baris ke 1, tertulis Penggugat V sampai XXXII. Sesungguhnya landasan

awal Judex Factie dalam memutuskan perkara a quo adalah gugatan

maka didalam sebuah gugatan antara lain harus terpenuhi syarat formal,

subjek Penggugat, maka apabila merujuk kepada subjek Penggugat

sebagaimana tertera dalam gugatan Para Penggugat maka sama sekali

tidak ditemukan penulisan identitas Penggugat V sampai XXXII, yang

ada hanya Penggugat I, II, III, IV,V dan VI. Pertanyaannya darimana

Judex Factie mengambil identitas Penggugat V sampai XXXII. Judex

Factie dalam perkara a quo sangatlah pantas disebut melampui batas

wewenang, nampak sekali keberpihakannya kepada Para Penggugat.

Oleh karena itu telah sepantasnya dalam tingkat banding, putusan Judex

Factie dalam perkara a quo dinyatakan dibatalkan dengan mengadili

sendiri menyatakan gugatan Para Penggugat dinyatakan ditolak untuk

seluruhnya atau setidak-tidaknya gugatan Para Penggugat dinyatakan

tidak dapat diterima;

11. Bahwa Judex Factie telah salah dalam hal melakukan penerapan hukum

dalam perkara a quo, hal ini terbukti dengan jelas sebagai terurai di

dalam pertimbangan hukumnya, yaitu mengenai pertimbangan hukum

Judex Factie tentang surat bukti P.1, terhadap surat bukti P.1, Judex

Factie menguraikan bukti tersebut merupakan akta autentik dan

mempunyai kekuatan hukum pembuktian yang sempurna, sedangkan

terhadap surat bukti P.II karena dipersidangan perkara a quo, Para

Penggugat tidak dapat memperlihatkan aslinya, maka Judex Factie

berpendapat surat bukti tersebut hanya menjadi sumber persangkaan

Hakim, namun pada bagian lain sebagaimana dengan cukup terang

tertulis pada halaman 71 alinea ke 2, yang intinya ternyata disebabkan

para Penggugat sama sekali tidak dapat mengajukan alat bukti Akta

Halaman - 19 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Pengganti Ikrar Wakaf tanggal 24 September 1992 No. W3/5/606/1993,

maka petitum Para Penggugat pada point 3 haruslah ditolak. Dari karena

keadaan demikian, maka sungguh Judex Factie telah sangat salah dalam

hal mengabulkan petitum Para Penggugat setentang Sertifikat Hak Milik

Wakaf Nomor: 5 tertanggal 23 Januari 1997 dinyatakan berkekuatan

hukum. Pertanyaan Para Pembanding tentang hal ini: Mengapa Judex

Factie telah mengabulkan petitum tentang bukti P.1, pada hal bukti P. II

sebagai alas hak untuk bukti P.1 telah diabaikan oleh Judex Factie

sendiri dengan sebab tidak ada aslinya? Maka dari itu Para Pembanding

memandang bahwa Judex Factie telah memaksakan kehendak untuk

meluluskan hasrat besar para Penggugat. Pada hal ditinjau dari segi

Pembuktian surat, posisi Para sangatlah lemah;

12. Bahwa telah nyata Judex Factie membuat kekeliruan yang sangat besar

yaitu dalam hal tidak memberikan pertimbangan sama sekali tentang

uraian tanah objek wakaf sebagaimana tertera pada Sertifikat Hak Milik

Wakaf Nomor: 5 tertanggal 23 Januari 1997 sangatlah bertentangan

tanah lapang bola milik 4 Desa (Pulo Reudeup, Pulo Seuna, Lhok

Bugeng dan Pulo Iboih)P, artinya mengenai letak dan batas-batas tanah

objek wakaf terperkara yang di dalilkan oleh Para Penggugat sama sekali

tidah ada realita dilapangan, tetapi ironi dan menyedihkan, mengapa

Judex Factie dalam perkara a quo dengan gagah berani mengklaim tanah

yang dilihat pada saat sidang setempat (decente) disebut sebagai tanah

objek Wakaf;

13. Bahwa disamping itu, telah nyata Judex Factie membuat kesalahan besar

dalam segi penerapan hukum dalam perkara a quo, yaitu dalam hal Judex

Factie tidak mempertimbangkan satu persatu alasan diterima atau ditolak

petitum gugatan Para Penggugat/Para Terbanding mulai dari petitum 1

sampai dengan 13, sehingga karena keadaan demikian menyebabkan

putusan Judex Factie mengalamai cacat yuridis, maka untuk itu pada tingkat

Halaman - 20 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

banding haruslah dibatalkan, dengan mengadili sendiri menolak gugatan

Para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan

gugatan Para Penggugat tidak dapat diterima;

Maka berdasarkan atas segala apa yang terurai diatas, para Pembanding

mohon dengan hormat sudilah kiranya Mejalis Hakim Tingkat Banding

berkenan memutuskan:

- Menyatakan menerima permohonan banding dari Para Pembanding;

- Membatalkan putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor:

251/Pdt.G/2010/MS-BIR dan dengan mengadili sendiri:

- Menghukum Para Penggugat/Para Terbanding untuk membayar segala

biaya yang timbul dalam perkara ini;

Menimbang, bahwa Para Penggugat/Para Terbanding telah pula

mengajukan kontra memori pada tanggal 10 Agustus 2011 menjawab memori

banding yang diajukan oleh Tergugat I,Tergugat II/Pembanding dengan alasan-

alasan sebagai berikut:

1. Putusan dalam perkara ini, dimana Mahkamah Syar’iyah Bireuen telah

benar dalam pertimbangan hukum dan dalam petitum, oleh karena itu

segala alasan dan pertimbangan hukum Mejelis Hakim Tingkat Pertama,

merupakan satu kesatuan dijadikan alasan Terbanding dalam menjawab

kontra memori banding para Pembanding;

2. Memori banding (MB) pada: Point A.1. tentang: Perbaikan surat kuasa

para Penggugat/para Terbanding.

- Kontra Memori Banding (KMB): bahwa gugatan boleh dirubah oleh

Penggugat atau kuasanya berdasarkan Pasal 127 Rv sejauh Tergugat

belum mengajukan jawaban. Perubahan boleh dilakukan mengenai

peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar gugatan dan boleh juga

merubah petitum gugatan;

- Bahwa apalagi dalam perkara ini Majelis Hakim telah menggunakan

rumusan Pasal 58 (2) UU No. 7 tahun 1989 Jo. Pasal 143 R.Bg, Jo.

Halaman - 21 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Pasal 5 (2) UU No. 4 tahun 1970, sehingga Majelis

Hakim/Pengadilan membantu para pencari keadilan dan berusaha

sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk

tercapainya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan.

Hakim aktif dalam menangani perkara merupakan anjuran undang-

undang, apalagi mengingat para Penggugat sebagai orang desa dan

kurang faham dibidang hukum;

- Disamping itu Majelis Hakim mempertimbangkan juga ketidak

siapan jawaban para Tergugat/para Pembanding, yang dalam perkara

ini Tergugat I, II, baru mampu mengajukan jawaban atas gugatan

yang tak terbantah dan lagi pula diajukan dalam waktu yang sangat

lama sekali yaitu pada tanggal 14 Desember 2010;

3. MB: Point A. 2. tentang: Dalam perbaikan surat kuasa, nama: Penggugat

II c (Drs. H. Rusli bin alm Tgk. H. Mahmud) tidak ikut lagi sebagai

pemberi kuasa;

- KMB: bahwa Penggugat II c (Drs. H. Rusli bin Tgk. Mahmud)

tidak ikut lagi sebagai pemberi kuasa, karena meninggal dunia

sebelum surat kuasa diperbaiki;

4. MB: Point A. 3 tentang: Identitas Para Penggugat beda dengan gugatan;

- KMB: bahwa hal ini para Pembanding/para Tergugat bukan salah

tapi agak keliru memahami, yakni: Pada putusan diberi nomor urut,

bukan merubah Penggugat I menjadi Penggugat XIII. Diberi nomor

urut dengan tujuan, agar pertimbangan putusan dan petitum yang

telah tepat dan benar, bertambah bagus dan indah dengan adanya

nomor urut yang ditambah;

5. MB pada: Point A. 4 tentang: ulangi eksepsi;

- KMB: bahwa tidak ditanggapi karena pengulangan saja;

6. MB pada: Point A. 5 tentang: Melampaui batas kewenangan, karena

beda luas dan batas tanah dalam gugatan dengan alasan putusan;

Halaman - 22 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

- KMB: para Pembanding jangan salah, inilah Majelis Hakim yang

paling tepat dan benar, sebab menggunakan Pasal 180 R.Bg, yaitu

melakukan pemeriksaan setempat (Gerechttelijk Plaatsopneming);

- Tujuan Gerechttelijk Plaatsopneming, ialah:

a. Untuk mengetahui secara jelas dan pasti letak dan luas serta batas

tanah objek perkara;

b. Untuk mengetahui secara jelas dan pasti kuantitas dan kualitas

barang yang disengketakan;

c. Untuk non-executable jika putusan inkracht nantinya ke pihak

Penggugat;

Makanya pada hari Majelis Hakim yang paling tepat dan benar

Gerechttelijk Plaatsopneming, dari mengukur dan menggambar

situasi tanah, juga hal ini para Penggugat lakukan;

- Intermezzo = selingan (o ka gura = selingan sederhana/selingan

sebukit Bhs, Jepang), yaitu dimana pihak para Pembanding/para

Tergugat di hari pemeriksaan setempat, turun ramai ke objek perkara,

yang para Penggugat/para Terbanding tidak ketahui tujuannya;

- Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim dalam perkara ini

bukan melampaui batas kewenangan, akan tetapi undang-undang

memberikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan setempat

sehingga adanya perbaikan batas dan luas objek perkara telah jelas

dan pasti serta executable;

7. MB. Point A. 6 tentang: Letak dan batas objek perkara beda digugatan

dengan diputusan, ini naif dan ironi sekali;

- KMB: Para Pembanding jangan keliru dan bukan ironi tetapi harus

mengikuti simponi dan irama hukum dari isi Yurisprudensi MA

Nomor: 3537 K/Pdt/1984, Jo. Surat Edaran Mahkamah Agung RI,

Nomor 7 Tahun 2001, Jo. Pasal 351 HIR, yaitu Gerechttelijk

Plaatsopneming berfungsi untuk memperjelas objek gugatan secara

Halaman - 23 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

difinitif, yang tujuan akhirnya adalah: tidak naif dan tidak ironi

putusan inkracht ketika dieksekusi riil, atas permohonan Penggugat;

8. MB: Point A. 7 tentang: Pemeriksaan setempat melanggar hukum acara

sebab Majelis Hakim menyatakan objek perkara diluar gugatan;

- KMB: Mengulangi hal atau inti yang sama, dalam hal ini

pembanding menganggap terbanding tidak mengerti Bahasa

Indonesia. Bahwa untuk jawaban MB point A. 7 mohon diangkat

jawaban KMB untuk point 6. A;

9. MB: Point A. 8 tentang: Tergugat tidak boleh bertanya kepada saksi

Penggugat dalam persidangan;

- KMB: Boleh via Majelis Hakim, jika inti dan tujuan pertanyaan tidak

sama dengan yang telah ditanya oleh Majelis Hakim kepada saksi.

Jika itu ke itu laksana MB ini yang berulang-ulang patut Majelis

Hakim tak memberi kesempatan untuk bertanya atau MB yang berkali

menerangkan;

10. MB: Point A. 9 tentang: Eksepsi nomor 2 Tergugat/Pembanding I dan

Tergugat/Pembanding II mengenai ada pihak yang tak berkapasitas

sebagai Penggugat, tetapi eksepsi ditolak;

- KMB: Bahwa ada dalam gugatan sebagai Penggugat adalah Nazir

Gampong Lhok Bugeng;

- Bahwa maksud dari pertimbangan hukum pada halaman 63 dari

putusan dalam perkara ini, sudah tepat dan benar, sebab harus

dipahami jika tiada sengketa, namun jika bersengketa atas dasar objek

wakaf maka ahli waris pewakaf sungguh sangat punya kepentingan

untuk mengajukan perkara, yang dalam hal ini atas Tergugat I dan

Tergugat II (para Pembanding);

- Bahwa hal ini sesuai dengan konsideran dan tujuan UU No. 41 Tahun

2004, Jo. PP No. 28 Tahun 1997, Jo. PP No. 42 tahun 2006 tentang

Wakaf. Bahwa lagi pula antara Nazir Gampong Lhok Bugeng ada

Halaman - 24 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

hubungan hukum yang wajib dipertanggungjawabkan oleh ahli waris,

dikarenakan perbuatan hukum alm.Tgk. H. Mahmud telah

mewakafkan objek perkara hak miliknya penuh kepada para

Penggugat/Nazir Gampong Lhok Bugeng;

- Shabru (sabar-tenang) pembanding membaca pertimbangan putusan

agar tak ironi arti dan tidak naif pemahaman atas putusan yang telah

tepat dan benar. Caranya: tarik nafas dalam-dalam, lepas (ulangi 3 x),

konsentrasi positive thingking, Insya Allah dapat natijah yang benar

untuk point no. 2 halaman 63 dari putusan dalam perkara ini;

11. MB: Point A. 10 tentang: Dalam putusan ada identitas V sampai XXXII

(= A.3). KMB: bukan merobah identitas – o ka gura akan tetapi

diberikan nomor urut;

12. MB: Point A. 11 tentang: Salah penerapan hukum atas bukti P.1

Sertifikat Hak Milik Wakaf, juga atas bukti yaitu APAIW menjadi

sumber persangkaan Hakim sementara APAIW tiada aslinya;

- KMB: sertifikat dibuat oleh Pejabat yang berwenang untuk itu,

berdasarkan asli surat APAIW. Oleh karena itu APAIW yang asli ada

pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Utara;

13. MB: Point A.12 tentang: Objek perkara milik 4 Desa (Pulo Seuna, Pulo

Ieboih, Lhok Bugeng dan Pulo Reudeup);

- KMB: Bahwa dari fakta dan data yang didapat dalam persidangan atau

diluar persidangan tidak seperti para Pembanding utarakan, hal ini

dapat para Terbanding utarakan sebagai berikut:

a. Kades Pulo Seuna dan Kades Pulo Ieboih tidak ambil pusing

dengan tanah Hak Milik Wakaf Nazir Desa Lhok Bugeng, malah

kedua kades tersebut enggan dan malu menjadi saksi dalam

perkara ini karena mereka tahu pasti tentang kepemilikan objek

perkara;

Halaman - 25 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

b. Ada 1 (satu) saksi dari Desa Pulo Seuna yang dipaksakan sehingga

saksi 3 dari para Tergugat yaitu Tgk. M. Yusuf Daud

memberikan keterangan palsu dan sumpah palsu pada

persidangan di Mahkamah Syar’iyah Bireuen dalam perkara ini

pada tanggal 22 Pebruari 2011;

c. Konsekwensinya para Penggugat/para Terbanding ajukan pidana

pada tanggal 26 Pebruari 2001 ke Polres Bireuen Sektor Jeumpa;

d. Bahwa Terbanding mendengar keterangan saksi M. Yusuf bin

Daud yang intinya tidak sudi lagi memberikan keterangan yang

ianya tidak mengetahui tapi disuruh untuk itu;

e. Bahwa oleh karena tutur M. Yusuf bin Daud yang demikian

tulus, para Terbanding luluh mendengarnya dan para Terbanding

sudi menerima perdamaian yang diajukannya dan mengingat

usianya yang telah uzur. Kemudian dibuat pernyataan bersalah

bersumpah palsu dan memberikan keterangan palsu yang

dilampirkan dalam surat M. Yusuf bin Daud yang dikirim ke

Mahkamah Syar’iyah Bireuen bertanggal 01 Maret 2011, yang

inti surat tersebut adalah: M. Yusuf bin Daud mencabut semua

keterangan yang pernah diberikan dalam perkara Nomor:

251/Pdt.G/2010/MS-BIR (point 3) sehingga aslinya surat ini ada

dalam berkas perkara atau di Mahkamah Syar’iyah Bireuen (foto

copinya terlampir dalam KMB ini);

f. Jadi oleh karena itu tidak ada 1 (satu) orangpun dari Desa Pulo

Seuna dan Desa Pulo Iboih yang mau bersaksi atas objek perkara

milik 4 Desa, minimal ada milik Desa Pulo Seuna atau milik Desa

Pulo Ieboih, sementara di dua Desa tersebut ada penduduk 2011

orang lebih;

g. Bahwa hal ini menjadi petunjuk bagi Majelis Hakim dalam

memutuskan perkara ini, hanya ada 1 dan itupun palsu pula,

Halaman - 26 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

disamping para Tergugat/para Terbanding tidak memiliki sepucuk

suratpun yang diajukan sebagai bukti;

14. MB: Point A.13 tentang: Putusan cacat yuridis, oleh karena itu mohon

dibatalkan pada tingkat Mahkamah Syar’iyah Aceh;

- KMB: Putusan yang telah benar dalam pertimbangan hukumnya, yang

konstruksinya dibangun diatas alat bukti yang sah serta disandarkan pada

fakta dan data yang diperoleh dalam persidangan serta dibarengi oleh

petunjuk dan persangkaan positive thingking maka putusan tersebut

merupakan mahkota bagi seorang hakim sehingga siapapun yang

membacanya akan berkata: mohon maaf untuk membatalkannya, atau

sorry ya karena wajib saya benarkan putusan ini sebab tepat yuridisnya

serta tiada cacat yuridis;

Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh setelah mempelajari

dengan seksama berkas perkara a quo, berpendapat bahwa atas dasar apa yang

telah dipertimbangkan Judex factie pada tingkat pertama dalam memutuskan

perkara sebagaimana tercantum dalam putusannya Nomor: 251/Pdt.G/2010/MS-

Bir, tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah, bertepatan dengan tanggal 20 Jumadil

Akhir 1432 Hijriyah, dalam hal yang sudah benar dan memenuhi syarat serta

ketentuan hukum yang berlaku maka pertimbangan tersebut sepenuhnya dapat

disetujui untuk dijadikan sebagai pertimbangan dan pendapat Mahkamah

Syar’iyah Aceh sendiri;

Dalam Eksepsi

Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim Mahkamah

Syar’iyah Aceh mempertimbangkan tentang keberatan-keberatan para

Pembanding/para Tergugat dalam memori bandingnya mengenai kualitas ahli

waris alm Tgk. H. Mahmud sebagai pihak dalam perkara a quo sesuai

Penjelasan Umum Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006 angka 3 bahwa

prinsip Undang Undang Nomor 41 Tahun 2004 yang tidak memisahkan antara

Wakaf ahli yang pengelolaan dan pemanfaatan harta benda wakaf terbatas untuk

Halaman - 27 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

kaum kerabat (ahli waris) dengan Wakaf khairi yang dimaksudkan untuk

kepentingan masyarakat umum sesuai dengan tujuan dan fungsi wakaf;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P. 2 tanah terperkara

berupa tanah wakaf yang berasal dari Tgk. H. Mahmud untuk kepentingan Mns

(Meunasah) masyarakat Gampong Lhok Bugeng artinya sesuai peruntukannya

untuk kepentingan keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan masyarakat umum

menurut prinsip-prinsip Syari’at Islam;

Menimbang, bahwa keikutsertaan para ahli waris alm Tgk. H.

Mahmud sebagai pihak dalam perkara a quo dimungkinkan untuk

mempertahankan dan mengembangkan harta terperkara sesuai amanat Wakif

berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (2) dan ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor

42 Tahun 2006;

Menimbang, bahwa eksepsi yang telah dipertimbangkan oleh

Judex factie tidak bertentangan dengan hukum dan telah sesuai dengan

peraturan perundang-undangan yang berlaku sepenuhnya dapat disetujui dan

sebagai pertimbangan Mahkamah Syar’iyah Aceh sendiri;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa keberatan-

keberatan para Pembanding/para Tergugat dalam memori bandingnya tidak

beralasan hukum karenanya eksepsi dalam perkara a quo harus ditolak;

Dalam Pokok Perkara

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam

eksepsi merupakan rangkaian tidak terpisahkan dengan pokok perkara, dengan

demikian tidak perlu diulang kembali dan dapat dijadikan pertimbangan dalam

pokok perkara;

Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat

bahwa atas dasar apa yang telah dipertimbangkan Judex factie tingkat pertama

dalam memutuskan perkara sebagaimana tercantum dalam putusannya Nomor:

251/Pdt.G/2010/MS Bir tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah bertepatan dengan

Halaman - 28 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

tanggal 27 Jumadil Akhir 1432 Hijriyah menyangkut tentang pokok perkara

mengenai apa yang telah dipertimbangkan dan diputuskan sudah benar dan

memenuhi syarat serta ketentuan hukum maka pertimbangan tersebut

sepenuhnya dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan pendapat Mahkamah

Syar’iyah Aceh sendiri;

Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak sependapat

dengan Majelis Hakim Tingkat Pertama atas penilaiannya terhadap bukti P. 2

sebagaimana dinyatakan pada pertimbangan hukumnya halaman, 69 bahwa

sebagai alat bukti Akta Sepihak walaupun telah memenuhi syarat formil dan

materil sebagai Akta Pengakuan Sepihak (APS) oleh karena Penggugat (para

Penggugat) tidak memperlihatkan aslinya di persidangan sehingga Majelis

Hakim hanya menilai alat bukti P. 2 tertanggal 6 Juli 1962 tersebut sebagai

persangkaan Hakim akan tetapi tidak dipertimbangkan lebih lanjut untuk

menolak atau mengabulkan petitum surat gugatan para Penggugat/para

Terbanding pada angka 3, halmana bertentangan dengan Yurisprudensi

Mahkamah Agung Nomor: 1498 K/Pdt/2006 tanggal 23 Januari 2008 bahwa

dalam keadaan tertentu foto copy dari foto copy dapat diterima sebagai bukti;

Menimbang, bahwa sesuai Yurisprudensi Nomor: 1498 K/Pdt/

2006 tersebut maka bukti P. 2 sebagai Akta Pengakuan Sepihak (APS) merujuk

pada ketentuan Pasal 1875 KUH Perdata dianggap sebagai Akta Bawah Tangan

(ABT) sehingga pada bukti P. 2 tersebut memiliki nilai kekuatan pembuktian

sempurna dan mengikat (volledig en bindende bewijskracht) yang dijadikan

dasar oleh Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf/Kepala Kantor Urusan Agama

Kecamatan Peusangan (sekarang setelah dimekarkan menjadi Kecamatan

Jangka) menerbitkan Akta Pengganti Ikrar Wakaf tanggal 24 September 1992

Nomor: W 3/5/606/1993 karena Wakif (orang yang mewakafkan sudah

meninggal dunia) dengan susunan Nadzir: 1. Ketua: Tgk. Budiman Ali, 2.

Wakil: Muhammad Ismail, 3. Sekretaris: M. Ali Mahmud, 4. Bendahara: Adnan

Mahmud, 5. Anggota: M. Jailani Yusuf;

Halaman - 29 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Menimbang, bahwa oleh karena mana Akta Pengganti Ikrar

Wakaf yang diterbitkan oleh Pejabat Pemuat Akta Ikrar Wakaf, Nomor: W

3/5/606/1993 tenggal 24 September 1992 menurut hukum adalah sah;

Menimbang, bahwa Akta Pengganti Ikrar Wakaf tersebut telah

dijadikan dasar pula oleh Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Aceh Utara

(sekarang setelah dimekarkan menjadi Kabupaten Bireuen) menerbitkan

Sertifikat Hak Milik Nomor 5 Wakaf Tahun 1997, sesuai ketentuan Pasal 31

Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006;

Menimbang, bahwa berdasarkan petimbangan tersebut

Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat bahwa petitum surat gugatan para

Penggugat/para Terbanding yang memohon agar Akta Penganti Akta Ikrar

Wakaf tanggal 24 September 1992 Nomor: W 3/5/606/1993 dinyatakan

mempunyai kekuatan hukum dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak sependapat

dengan putusan Hakim Tingkat Pertama yang telah melaksanakan pemeriksaan

setempat (decente) atas tanah yang sudah bersertifikat telah melampaui batas

kewenangan dengan melakukan pengukuran atas obyek tanah terperkara sebab

pengukuran atas tanah merupakan wewenang Badan Pertanahan Nasional maka

sesuai ketentuan Pasal 284 R.Bg bahwa hasil pemeriksaan setempat tidak

termasuk alat bukti;

Menimbang, bahwa oleh karena objek tanah terperkara telah

memiliki sertifikat (bukti P. 1) berupa: Sertifikat Hak Milik Wakaf Nomor 5

Tahun 1997 seluas 8471 m2 (Delapan ribu empat ratus tujuh puluh satu meter

persegi) atas nama pemegang Hak Nadzir Mns (Meunasah) Desa/Gampong

Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka (dahulu Kecamatan Peusangan), Kabupaten

Bireun (dahulu Kabupaten Aceh Utara), Mahkamah Syar’iyah Aceh dipandang

perlu menetapkan baik batas maupun luas tanah terperkara kecuali terjadi

perubahan atas kepemilikan disekitar tanah terperkara sehingga dapat terjadi

perubahan para pemilik baru saat dilakukan pemeriksaan setempat;

Halaman - 30 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak cermat

dan kurang dalam memberikan pertimbangan hukumnya bahwa para

Tergugat/para Pembanding dinyatakan tidak terbukti menguasai atau hendak

menguasai tanah terperkara padahal secara nyata para Tergugat/para

Pembanding telah menggunakan atau memanfaatkan sebagai lapangan bola kaki

maupun kegiatan keagamaan baik sendiri-sendiri atau bersama-sama dengan

masyarakat gampong lainnya dan tidak bersedia menyerahkan tanah terperkara

kepada Nadzir yang telah menerima Wakaf dari alm Tgk. H. Mahmud

merupakan perbuatan melawan hukum;

Menimbang, bahwa mengenai posisi atau letak keberadaan tanah

terperkara apakah berada diwilayah administrasi Gampong Lhok Bugeng atau

diwilayah administrasi Gampong Pulo Reudeup tidak mengurangi keabsahan

bagi seorang Wakif (pihak yang mewakafkan harta benda miliknya) untuk

mewakafkan harta benda/tanah miliknya kepada Nadzir (perseorangan,

organisasi, atau badan hukum) dimana salah seorang nadzir harus bertempat

tinggal di Kecamatan tempat benda wakaf berada, sesuai ketentuan Pasal 4 ayat

(6) Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2006;

Menimbang, bahwa alm Tgk. H. Mahmud telah mewakafkan atas

sebidang tanah dan telah disertifikatkan (bukti P. 1) kepada Nadzir perseorangan

yang telah ditunjuk olehnya sendiri terdiri atas: 1. Ketua: Tgk. Budiman Ali, 2.

Wakil: Muhammad Ismail, 3. Sekretaris: M. Ali Mahmud, 4. Bendahara: Adnan

Mahmud, (Penggugat II), 5. Anggota: M. Jailani Yusuf (Penggugat III);

Menimbang, bahwa fakta yang terungkap dipersidangan nadzir

harta benda wakaf atau tanah terperkara dimaksud semuanya bertempat tinggal

di Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen;

Menimbang, bahwa oleh karena itu segala kegiatan apapun yang

dilakukan oleh siapapun tanpa mendapat persetujuan dari Nadzir yang telah

menerima amanat atas tanah terperkara dari alm Tgk. H. Mahmud adalah dapat

dikatagorikan sebagai perbuatan melawan hukum;

Halaman - 31 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Menimbang, bahwa dengan demikian para Pembanding/Tergugat

I, dan Tergugat II yang tidak bersedia menyerahkan obyek tanah terperkara

kepada Nadzirnya dapat dikatagorikan sebagai menguasai atau hendak

menguasai tanah terperkara yang secara nyata-nyata bukan haknya adalah

perbuatan melawan hukum;

Menimbang, bahwa dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa

permohonan para Penggugat/para Terbanding pada petitum angka 6 surat

gugatannya agar perbuatan Tergugat I, dan Tergugat II yang menguasai atau

hendak menguasai tanah terperkara yang bukan haknya merupakan perbuatan

melawan hukum dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa dengan demikian petitum surat gugatan para

Penggugat/para Terbanding angka 7 agar menghukum Tergugat I, dan Tergugat

II untuk menyerahkan obyek tanah terperkara kepada para Penggugat/para

Terbanding atau Nadzir tanah Wakaf Mns (Meunasah) Gampong Lhok Bugeng,

Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, secara bebas tanpa ikatan hukum

dengan pihak manapun dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para

Terbanding angka 8 agar menghukum Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, dan

Turut Tergugat III bertanggung jawab dalam hal penyerahan obyek tanah

terperkara kepada para Penggugat/para Terbanding secara bebas tanpa ikatan

hukum dengan pihak manapun karena bertentangan dengan hukum harus

ditolak;

Menimbang, bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para

Terbanding angka 9 agar menghukum Tergugat I, dan Tergugat II untuk

membuat permohonan permintaan maaf kepada para Penggugat pada 1 (satu)

surat kabar harian Serambi Indonesia dan pada 1 (satu) surat kabar harian

Waspada seluas satu halaman penuh selama 3 (tiga) hari berturut-turut, tidak

terbukti pemanfaatan tanah terpekara untuk kepentingan pribadi dan wakaf

Halaman - 32 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

diperuntukkan bagi kepentingan masyarakat/umum sesuai prinsip Syariah maka

tuntutan demikian harus ditolak;

Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah tidak melakukan sita

jaminan dan Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak melihat adanya alasan para

Tergugat/para Pembanding memindah tangankan tanah terperkara maka tuntutan

demikian harus ditolak;

Menimbang, bahwa petitum surat gugatan para Penggugat/para

Terbanding angka 11 agar menghukum para Tergugat/para Pembanding dan

para Turut Tergugat/para Turut Terbanding untuk tunduk dan patuh atas putusan

perkara ini dapat dikabulkan;

Menimbang, bahwa oleh karena pihak para Tergugat/para

Pembanding merupakan pihak yang kalah maka sesuai dengan ketentuan Pasal

192 R.Bg. kepada mereka dibebankan untuk membayar biaya perkara pada

kedua tingkatan dan untuk tingkat banding diperhitungkan sebesar Rp. 150,000.

(Seratus lima puluh ribu rupiah);

Dengan mengingat pada segala peraturan yang perundang-undangan

yang berlaku dan dalil Syar’i yang berkaitan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I

Menerima permohonan banding para Pembanding;

Membatalkan, putusan Mahkamah Syar’iyah Bireuen Nomor:251/Pdt.G/2010/

MS Bir, tanggal 31 Mei 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 27

Jumadil Akhir 1432 Hijriyah;

DENNGAN MENGADILI SENDIRI:

Dalam Eksepsi:

- Menolak Eksepsi para Pembanding/para Tergugat;

Dalam Pokok Perkara:

1. Mengabulkan gugatan para Penggugat/para Terbanding untuk sebagian;

2. Menetapkan, sah wakaf tanah objek perkara milik Tgk. H. Mahmud

kepada Meunasah Gampong/Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka,

Halaman - 33 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Kabupaten Bireuen;

3. Menetapkan, Akta Pengganti Ikrar Wakaf tertanggal 24 September 1992,

Nomor: W.3/5/606/1993 berdasarkan “Surat Keterangan Wakaf“

tertanggal 6 Juli 1962 mempunyai kekuatan hukum;

4. Menetapkan, Sertifikat Hak Milik Nomor: 5 Tahun 1997, tanggal 23

Januari 1997 atas nama pemegang hak Nadzir Mns (Meunasah)

Gampong/ Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen,

mempunyai kekuatan hukum;

5. Menetapkan, tanah objek terperkara yang terletak di Gampong/Desa

Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen, seluas 8471 m2

(meter persegi) dengan batas-batas sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Jalan Desa;

- Sebelah Selatan : kebun Yusuf Aziz/Keluarga alm. Budiman;

- Sebelah Timur : rencana Jalan;

- Sebelah Barat : Meunasah Gampong/Desa Lhok Bugeng;

adalah tanah wakaf dari alm Tgk. H. Mahmud kepada Meunasah

Gampong/Desa Lhok Bugeng, Kecamatan Jangka, Kabupeten Bireuen;

6. Menyatakan, perbuatan Pembanding I/Tergugat I dan Pembanding

II/Tergugat II atau siapa saja selain dari Nadzir yang menguasai atau

hendak menguasai tanah obyek terperkara merupakan perbuatan

melawan hukum;

7. Menghukum Pembanding I/Tergugat I dan Pembanding II/Tergugat

II untuk menyerahkan tanah terperkara kepada Para Terbanding/Para

Penggugat secara bebas dan tanpa ikatan hukum dengan pihak

manapun;

8. Menghukum Pembanding I/Tergugat I dan Pembanding II/Tergugat II

serta para Turut Terbanding untuk tunduk dan patuh atas putusan

perkara ini;

9. Menolak gugatan para Penggugat untuk selain dan selebihnya;

Halaman - 34 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

10. Menghukum para Tergugat untuk membayar biaya perkara ini yang

diperhitungkan sebesar Rp. 1,916,000. (Satu juta sembilan ratus enam

belas ribu rupiah);

Menghukum para Pembanding untuk membayar biaya perkara pada

tingkat banding sebesar Rp. 150,000. (Seratus lima puluh ribu rupiah );

Demikianlah, diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis

Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada Kamis tanggal 10 November 2011

Miladiyah bertepatan dengan tanggal 14 Zulhijjah 1432 Hijriyah, oleh kami

Drs. H. Abd. Mannan Hasyim, S.H., M.H. Hakim Tinggi Mahkamah

Syar’iyah Aceh yang ditunjuk sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. Ridhuan

Santoso dan Drs. A. Mu’thi, M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota

berdasarkan Surat Penetapan Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh Nomor:

92/Pdt.G/2011/MS-ACEH, tanggal 22 Agustus 2011 dan diucapkan pada hari

itu juga dalam sidang terbuka untuk oleh Ketua Majelis yang didampingi para

Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Drs. Hasanuddin Abbas sebagai

Panitera Pengganti tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara;

Hakim-Hakim Anggota Ketua Majelis

D.t.o D.t.o

Drs. Ridhuan Santoso Drs.H. Abd. Mannan Hasyim,S.H.,M.H.

D.t.o

Drs. A. Mu’thi, M.H.

Panitera Pengganti

D.t.o

Drs. Hasanuddin Abbas

Halaman - 35 - dari 35 hal, Putusan No. 92/Pdt.G/2011/MS-ACEH

Perincian Biaya Perkara:

1. Biaya Redaksi ……………………….. Rp. 5,000.

2. Biaya Meterai ………………………… Rp. 6,000.

3. Biaya Leges ………………………….. Rp. 6,000.

4. Biaya Proses …………………………. Rp. 134,000.

J u m l a h ………………. Rp. 150,000.

----------------------------- Seratus lima puluh ribu rupiah --------------------------

Banda Aceh, 30 Desember 2011

Untuk salinan yang sama bunyinya

PANITERA MAHKAMAH SYAR’IYAH ACEH

dto

Drs. H. SYAMSIKAR