P U T U S A N Nomor 1105 K/Pid/2004 · Tanah Bengkok Desa Sumberejo dengan tanah tambak milik Ari...
Transcript of P U T U S A N Nomor 1105 K/Pid/2004 · Tanah Bengkok Desa Sumberejo dengan tanah tambak milik Ari...
Hal. 1 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
P U T U S A N
Nomor 1105 K/Pid/2004
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
memeriksa perkara pidana dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai
berikut dalam perkara Terdakwa :
Nama : ACHMAD YULIANTO bin ACHMADOEN ;
Tempat lahir : Kendal ;
Umur / tanggal lahir : 35 tahun/20 Juli 1968 ;
jenis kelamin : laki-laki ;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat tinggal : Dukuh Gedangan RT.01/RW.VI, Desa -
Sumberojo, Kecamatan Kaliwungu, Kabu -
paten Kendal ;
Agama : Islam;
Pekerjaan : Kepala Desa Sumberejo, Kecamatan Kali-
Wungu, Kabupaten Kendal ;
Pemohon Kasasi berada di luar tahanan :
yang diajukan dimuka persidangan Pengadilan Negeri Kendal karena didakwa :
PRIMAIR :
Bahwa ia Terdakwa ACHMAD YULIANTO bin ACHMADOEN, dalam
kedudukannya selaku Kepala Desa Sumberejo, Kecamatan KaIiwungu,
Kabupaten Kendal, yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kendal
No, 141/3669/99 tanggal 29 Maret 1999, pada hari dan tanggal yang sudah
tidak dapat ditentukan lagi dengan pasti, akan tetapi dalam waktu antara tahun
2001 sampai dengan tahun 2002, bertempat di Balai Desa Sumberejo,
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, atau setidak-tidaknya di tempat lain
yang termasuk dalam kewenangan mengadili Pengadilan Negeri Kendal, secara
melawan hukum, telah melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara sebesar Rp. 462,.500.000,- (empat ratus enam puluh dua
juta lima ratus ribu rupiah) atau setidak-tidaknya sebesar sekitar jumlah itu
perbuatan tersebut merupakan gabungan dari beberapa perbuatan, yang harus
dipandang sebagai perbuatan-perbuatan yang berdiri sendiri dan yang
menyebabkan terjadinya beberapa kejahatan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
Hal. 2 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
- Bahwa Terdakwa yang karena kedudukan atau jabatannya sebagai Kepala
Desa Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mempunyai
wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut :
- Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa ;
- Membina kehidupan masyarakat desa ;
- Membina perekonomian desa ;
- Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa ;
- Mewakili desanya di dalam dan di luar Pengadilan dan dapat menunjuk
kuasa hukumnya ;
- Mengajukan Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) dan bersama Badan
Perwakilan Desa (BPD) menetapkan sebagai Peraturan Desa (Perdes) ;
- Menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa ;
- Bahwa Terdakwa berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya selaku Ke-
pala Desa Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, pada
tahun 2001, setelah berkenalan dengan ARI WIBOWO pemilik tanah
tambak di Desa Wonorejo seluas ± 2,9 Ha, berkeinginan untuk menukarkan-
nya dengan tanah bengkok seluas ± 2 Ha dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan perangkat desa ;
- Bahwa setelah maksud Terdakwa tersebut disepakati oleh ARI WIBOWO,
kemudian Terdakwa mengajukan permohonan persetujuan tukar menukar
tanah bengkok dengan tanah tambak milik Ari Wibowo tersebut kepada
BPD Sumberejo, dengan surat No. 14/08/XI/2001 tanggal 20 November
2001 ;
- Bahwa 2 (dua) hari kemudian, BPD Sumberejo memberikan persetujuan atas
permohonan yang diajukan oleh Terdakwa, dengan Keputusan BPD No.
08/2001 tanggal 22 Nopember 2001, tentang Persetujuan Tukar Menukar
Tanah Bengkok Desa Sumberejo dengan tanah tambak milik Ari Wibowo di
desa Sumberejo ;
- Bahwa pada tanggal 26 November 2001, Terdakwa membuat Surat Kepu-
tusan Kepala Desa No. 140.10/XI/2O01 tanggal 26 November 2001 tentang
tukar menukar. Tanah Bengkok dengan Tanah Tambak Milik Ari Wibowo ;
- Bahwa selanjutnya Surat Keputusan Kepala Desa dari Surat Keputusan BPD
Sumberejo tersebut oleh Terdakwa diajukan kepada Bupati Kendal untuk
memperoleh ijin tukar menukar tanah bengkok Kepala Desa dan Perangkat
Desa Sumberejo, dengan tanah tambak milik Ari Wibowo dengan surat No.
140/09/2001 tanggal 26 November 2001 ;
Hal. 3 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
- Bahwa setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penaksir Kabupaten
Kendal. Bupati Kendal memberikan ijin tukar menukar tanah bengkok desa
Sumberejo seluas ± 2 Ha dengan tanah tambak milik Ari Wibowo seluas ±
2,9 Ha di desa Wonorejo, dengan surat No. 140/4360/Pemdes tanggal 6
Desember 2001 ;
- Bahwa di dalam Surat Ijin Bupati Kendal No. 140/14360/Pemdes tanggal 6
Desember 2001, sama sekali tidak dicantumkan adanya bantuan biaya
administrasi yang harus diberikan oleh pemilik tambak kepada Terdakwa,
namun kenyataannya Terdakwa telah meminta kepada Ari Wibowo bantuan
administrasi untuk desa Sumberejo yang semula sebesar Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah), tetapi yang disetujui oleh Ari Wibowo hanya sebesar
Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dan akhirnya Terdakwa
menyetujuinya dan menerima uang tersebut pada tanggal 12 Desember
2001 dengan bukti kwitansi ;
- Bahwa sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No.9 Tahun 2000 ten-
tang Sumber Pendapatan Desa dinyatakan bahwa pengelolaan keuangan
dilaksanakan oleh Kaur Keuangan/Bendaharawan Desa dan Peraturan
Daerah Kabupaten Kendal No.12 Tanuh 2000 yang menyatakan bahwa
sumber pendapatan desa dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa namun uang sejumlah Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta
rupiah) tersebut, oleh Terdakwa tidak dimasukkan ke dalam Kas Desa dan
tidak dimasukkan ke dalam Buku Kas Umum Desa Sumberejo yang
dipegang oleh Kaur Keuangan Bendahara Desa, serta tanpa melalui
APBDes melainkan uang tersebut oleh Terdakwa langsung dibagi-bagikan
kepada :
1. Tim Penaksir Kabupaten sebesar Rp. 14.000.000,- ;
2. Honor Anggota BPD dan operasional BPD Rp. 32.000.000,-;
3. Kesejahteraan Perangkat Desa Rp. 20.000.000,- ;
4. Pembangunan Dukuh Gambilangu Rp. 7.800.000,-
5. Untuk kepentingan Terdakwa sendiri Rp. 1.200.000.,
Jumlah Rp. 75.000.000,-
- Bahwa kemudian pada bulan Februari 2002, Terdakwa kembali telah
menawarkan tanah bengkok desa Sumberejo yang lain seluas ± 6,3 Ha
untuk dijual kepada orang lain melalui makelar tanah bernama Munandar,
yang selanjutnya memberitahukan kepada BASUKI BUDI HARTONO,
tentang rencana penjualan tanah bengkok Sumberejo, dan karena saksi
berminat, maka saksi menghubungi melalui telepon ;
Hal. 4 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
- Bahwa setelah pembicaraan per telepon antara Terdakwa dengan Basuki
Budi Hartono, Terdakwa pada hari berikutnya datang ke rumah Basuki Budi
Hartono di Jalan Dr. Cipto No. 286 Semarang, untuk menawarkan tanah
bengkok dengan harga Rp. 26.000,- (dua puluh enam ribu rupiah) per m2
dan setelah tawar menawar akhirnya disepakati dengan harga Rp. 24.000,-
(dua puluh empat ribu rupiah) per m2, sehingga harga seluruhnya
Rp.1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) ;
- Bahwa setelah disepakati harga keseluruhan tanah bengkok sebesar Rp.
1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah), beberapa hari kemudian
Terdakwa datang lagi ke rumah Basuki Budi Hartono dengan maksud
memberitahukan bahwa pada dasarnya jual beli tanah bengkok desa
dilarang, yang diperbolehkan adalah tukar menukar dengan tanah lainnya,
sehingga untuk itu, Terdakwa menawarkan kepada Basuki Budi Hartono, jika
setuju uang dari Basuki Budi Hartono akan digunakan untuk membeli tanah
tambak terlebih dahulu dan setelah itu baru ditukarkan dengan tanah
bengkok dan atas usul tersebut Basuki Budi Hartono menyetujuinya, tetapi
pembayarannya akan dilakukan apabila sudah ada ijin dari Bupati Kendal;
- Bahwa pada tanggal 1 Maret 2002 Terdakwa membuat surat kuasa yang
isinya seolah-olah Basuki Budi Hartono memberikan kuasa kepada
Terdakwa untuk mencairkan/membelikan tanah tambak di daerah
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal dan meminta tanda tangan dari
Basuki Budi Hartono ;
- Bahwa untuk keperluan pembelian tambak tersebut, Terdakwa juga
mengurus pembuatan KTP Basuki Budi Hartono beserta keluarganya yaitu
masing-masing Basuki Budi Hartono, Yuniwati (isteri Basuki Budi Hartono),
Bambang Budi Hartono (anak Basuki Budi Hartono) dan Lieke Nathalie
Notodiharjo (menantu Basuki Budi Hartono) di desa Wonorejo, serta Pranoto
(adik Basuki Budi Hartono) dan Tuti Leonardi (isteri Pranoto) di desa
Sumberejo ;
- Bahwa selanjutnya dengan surat kuasa tersebut, pada bulan April 2002
Terdakwa kemudian mencari tambak di desa Wonorejo dan Mororejo, dan
setelah mendapatkan lokasinya, Terdakwa kemudian melakukan transaksi
dan pembayaran tanah tambak milik H. Zamsuri di desa Wonorejo seharga
Rp.680.400.000,- (enam ratus delapan puluh juta empat ratus ribu rupiah)
pada tanggal 20 April 2002 dan tambak milik Januari di desa Mororejo
seharga Rp. 225.504.000,- (dua ratus dua puluh lima juta lima ratus empat
ribu rupiah) pada tanggal 22 April 2002, dengan dibuatkan masing-masing
Hal. 5 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
surat pernyataan jual beli tanah tambak yang ditandatangani oleh Kepala
Desa Wonorejo dan Mororejo sebagai saksi ;
- Bahwa selanjutnya pada tanggal 1 Mei 2002, Terdakwa mengajukan secara
tertulis permohonan persetujuan tukar menukar tanah bengkok desa
Sumberejo dengan tanah tambak yang seolah-olah sudah menjadi milik
Basuki Budi Hartono dan keluarganya seluas ± 7,5 Ha yang terletak di desa
Wonorejo dan Mororejo ;
- Bahwa atas permohonan persetujuan dari Terdakwa tersebut, BPD
Sumberejo melakukan beberapa kali rapat dan akhirnya pada tanggal 13 Mei
2002 memberikan persetujuannya dengan Berita Acara Persetujuan Tukar
Menukar Tanah Bengkok dengan Tanah Tambak milik Basuki Budi Hartono
dan keluarga serta Keputusan BPD No. 10 Tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002
mewajibkan bagi pemilik tambak untuk memberikan kompensasi untuk Desa
Sumberejo sebesar Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) ;
- Bahwa dengan adanya persetujuan dari BPD Sumberejo tersebut, Terdakwa
kemudian membuat Surat Keputusan Kepala Desa No. 149/09/V/2002
tanggal 30 Mei 2002 dan mengajukan ijin kepada Bupati Kendal.
- Bahwa atas surat dari Terdakwa tersebut, Bupati Kendal memberikan ijin
untuk melakukan tukar menukar tanah bengkok desa Sumberejo dengan
tanah tambak milik Basuki Budi Hartono dan keluarganya di desa Wonorejo
dan Mororejo seluas ± 7,5 Ha dengan kompensasi untuk desa Sumberejo
sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dengan surat No.
140/4792/E/Pemdes tanggal 13 Juni 2002;
- Bahwa dengan dasar Surat Ijin dari Bupati Kendal tersebut, mulai tanggal 14
Juni 2002 secara berturut-turut sampai dengan tanggal 6 November 2002,
dengan lembar kwitansi bukti pembayaran, Terdakwa telah menerima
pembayaran harga beli tanah bengkok sebagaimana yang telah disepakati
dengan Basuki Budi Hartono sebesar Rp. 1.430.000.000.- (satu milyar
empat ratus tiga puluh juta rupiah) yaitu masing-masing:
1. Kwitansi tanggal 14-06-2002 sebesar Rp. 10.000.000,-
2. Kwitansi tanggaI 28-06-2002 sebesar Rp. 47.000.000,-
3. Kwitansi tangga1 18-07-2002 sebesar Rp. 43.000.000.,-
4. Kwitansi tanggal 01-08-2002. sebesar Rp. 20.000.000.,-
5. Kwitansi tanggal 06-08-2002 sebesar Rp. 10.000.000.,-
5. Kwitansi tanggaI 16-08-2002 sebesar Rp. 30.000.000,-
6. Kwitansi tanggal 29-08-2002 sebesar Rp. 1.200.000.000,.-
7. Kwitansi tanggal 20-09-2002 sebesar Rp. 10.000.000,-
Hal. 6 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
8. Kwitansi tanggal 12-10-2002 sebesar Rp. 10.000.000,-
9. Kwitansi tanggal 03-10-2002 sebesar Rp. 35.000.000.,-
10. Kwitansi tanggal 23-10-2002 sebesar Rp. 10.000.000,-
11. Kwitansi tanggal 06-11-2002 sebesar Rp. 5.000.000,-
J u m l a h Rp. 1.430.000.000,-
Sedangkan kekurangannya sebesar Rp. 70.000.000,- (tujuh puluh juta
rupiah) oleh Basuki Budi Hartono akan dibayarkan kepada Terdakwa
apabila sertifikat tanah bengkok telah jadi ;
- Bahwa sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No.9 Tahun 2000 ten-
tang Sumber Pendapatan Desa yang dinyatakan bahwa Pengelolaan
keuangan dilaksanakan oleh Kaur Keuangan Bendahara Desa dan
Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No.12 Tahun 2000 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa yang menyatakan bahwa Sumber
pendapatan desa dikelola melalui Angaran Pendapatan dan Belanja Desa,
namun seluruh uang yang telah diterima oleh Terdakwa dari Basuki Budi
Hartono sebesar Rp. 1.430.000.000,- (satu milyar empat ratus tiga puluh juta
rupiah) tersebut, oleh Terdakwa tidak dimasukkan ke dalam Kas Desa
maupun dicatat dalam Buku Kas Umum Desa Sumberejo yang dikelola oleh
Kaur Keuangan Bendahara Desa Sumberejo dan tanpa melalui APBDes,
melainkan oleh Terdakwa uang tersebut langsung dibagi-bagikan untuk
keperluan :
1. Membayar tanah tambak milik H. Zamsuri sebesar Rp. 680.400.000,-
2. Membayar tanah tambak milik Januari Rp. 225.504.000,-
3. Biaya saksi dan pologoro sebesar Rp. 1.500-000,-
4. Biaya saksi dan pologoro Rp. 4.596.000.,-
5. Kompensasi Rp. 300.000.000,-
6. Bantuan untuk desa Sumberejo Rp. 87.500.000,-
7. Untuk makelar (Munandar) sebesar Rp. 65.000.000.,-
8. Untuk Terdakwa sendiri sebesar Rp. 65.500.000,-
Jumlah Rp. 1.430.000.000,-
- Bahwa selain konpensasi sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
sebagaimana yang ditentukan dalam ijin Bupati Kendal, Terdakwa meminta
lagi dana bantuan untuk desa Sumberejo kepada Basuki Budi Hartono
sebesar Rp. 87.500.000,- (delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) ;
- Bahwa dana kompensasi dan bantuan untuk desa Sumberejo sebesar Rp.
387.500.000,- oleh Terdakwa juga tidak dimasukkan ke dalam Kas Desa
maupun dicatat ke dalam Buku Kas Umum Desa Sumberejo yang dikelola
Hal. 7 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
oleh Kaur Keuangan/Bendahara Desa dan tanpa melalui APBDes Terdakwa
membagi-bagikan uang tersebut untuk keperluan :
1. Pembangunan sarana dari prasarana 9 Dukuh Rp. 59.000.000,-
2. Pembangunan 13 Mushola Rp. 6.500.000,-
3. Pembangunan Masjid Klansen, Mlaten dan Jami Rp. 170.000,000,-
4. Pembangunan Pura Hindu Dukuh Suking Rp. 1.000.000,-
5. Pembangunan Madrasah Dukuh Gambiran & Duwet Rp. 3.000.000,-
6. Bantuan untuk TK Putro Utomo Rp. 1.000.000,-
7. Kas BPD Sumberejo Rp. 2.000.000,-
8. Honor 16 anggota BPD Sumberejo Rp. 4.800.000,-
9. Biaya Operasional 41 Pengurus RT & RW Rp.10.250.000,-
10. Kegiatan PKK, Karang Taruna, LKMD & Hansip Rp. 4.000.000,-
11. Biaya Operasional Panitia Tukar Menukar Kab. Rp.31.250.000,-
12. Biaya Operasional Panitia Tukar menukar Desa Rp. 2.700.000,-
13. Biaya sertifikat tambak an. Pemdes Rp. 4.500.000,-
14. Tambahan biaya sertifikat tambak Rp.15.500.000,-
15. Pelunasan hutang proyek P3DT Th. 2000 Rp. 5.900.000,-
16. Biaya Operasional Rutin Pemdes Rp.11.100.000,-
17. Kesejahteraan perangkat desa Sumberejo Rp. 20.000.000,-
18. Titipan Basuki Budi Hartono untuk perijinan Rp. 35.000.000,-
19. Sisa yang dikuasai Terdakwa Rp.20.500.000,-
Jumlah Rp.387.500.000,-
- Bahwa dari hasil tukar menukar tanah bengkok dengan tambak tersebut
Terdakwa secara pribadi telah memperoleh kekayaan sebesar Rp.
1.200.000,- + Rp.65.500.000,- + Rp.20.500.000,- = Rp.87.200.000,-
(delapan puluh tujuh juta dua ratus ribu rupiah) ;
- Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut, Desa Sumberejo,
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mengalami kerugian sebesar
Rp.75.000.000,- + Rp.387.500.000,- = Rp.462.500.000,- (empat ratus enam
puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) atau setidak-tidaknya sejumlah sekitar
itu ;
Perbuatan Terdakwa sebagaiaman diatur dan diancam dengan pidana
dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU No.31 Tahun 1999 sebagaimana telah di
ubah dan ditambah dengan UU No.20 Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana ;
SUBSIDAIR :
Hal. 8 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
Bahwa ia Terdakwa ACHMAD YULIANTO bin ACHMADOEN, dalam
kedudukannya selaku Kepala Desa Sumberejo, Kecamatan KaIiwungu,
Kabupaten Kendal, yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kendal
No, 141/3669/99 tanggal 29 Maret 1999, pada waktu dan tempat sebagaimana
telah diuraikan dalam dakwaan primair di atas, dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri, orang lain atau suatu koporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan,
yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara sebesar Rp. 462.500.000,- (empat ratus enam
puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) atau setidak-tidaknya sebesar sekitar
jumlah itu, perbuatan tersebut merupakan gabungan dari beberapa perbuatan
yang harus dipandang sebagai perbuatan-perbuatan yang berdiri sendiri dan
yang menyebabkan terjadinya beberapa kejahatan dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
- Bahwa Terdakwa yang karena kedudukan atau jabatannya sebagai Kepala
Desa Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mempunyai
wewenang dan tanggungjawab sebagai berikut :
- Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa ;
- Membina kehidupan masyarakat desa ;
- Membina perekonomian desa ;
- Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat desa ;
- Mewakili desanya di dalam dan di luar Pengadilan dan dapat menunjuk
kuasa hukumnya ;
- Mengajukan Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) dan bersama Badan
Perwakilan Desa (BPD) menetapkan sebagai Peraturan Desa (Perdes) ;
- Menjaga kelestarian adat istiadat yang hidup dan berkembang di desa ;
- Bahwa Terdakwa berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya selaku Ke-
pala Desa Sumberejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, pada
tahun 2001, setelah berkenalan dengan ARI WIBOWO pemilik tanah
tambak di Desa Wonorejo seluas ± 2,9 Ha, berkeinginan untuk menukarkan-
nya dengan tanah bengkok seluas ± 2 Ha dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan perangkat desa ;
- Bahwa setelah maksud Terdakwa tersebut disepakati oleh ARI WIBOWO,
kemudian Terdakwa mengajukan permohonan persetujuan tukar menukar
tanah bengkok dengan tanah tambak milik Ari Wibowo tersebut kepada
BPD Sumberejo, dengan surat No. 14/08/XI/2001 tanggal 20 November
2001 ;
Hal. 9 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
- Bahwa 2 (dua) hari kemudian, BPD Sumberejo memberikan persetujuan
atas permohonan yang diajukan oleh Terdakwa, dengan Keputusan BPD
No. 08/2001 tanggal 22 Nopember 2001, tentang Persetujuan Tukar
Menukar Tanah Bengkok Desa Sumberejo dengan tanah tambak milik Ari
Wibowo di desa Sumberejo dengan tanah tambak milik Ari Wibowo di desa
Wonorejo ;
- Bahwa pada tanggal 26 November 2001, Terdakwa membuat Surat Kepu-
tusan Kepala Desa No. 140.10/XI/2O01 tanggal 26 November 2001 tentang
Tukar Menukar Tanah Bengkok dengan Tanah Tambak Milik Ari Wibowo ;
- Bahwa selanjutnya Surat Keputusan Kepala Desa dari Surat Keputusan BPD
Sumberejo tersebut oleh Terdakwa diajukan kepada Bupati Kendal untuk
memperoleh ijin tukar menukar tanah bengkok Kepala Desa dan Perangkat
Desa Sumberejo, dengan tanah tambak milik Ari Wibowo dengan surat No.
140/09/2001 tanggal 26 November 2001 ;
- Bahwa setelah mendapatkan pertimbangan dari Tim Penaksir Kabupaten
Kendal, Bupati Kendal memberikan ijin tukar menukar tanah bengkok desa
Sumberejo seluas ± 2 Ha dengan tanah tambak milik Ari Wibowo seluas ±
2,9 Ha di desa Wonorejo, dengan surat No. 140/4360/Pemdes tanggal 6
Desember 2001 ;
- Bahwa di dalam Surat Ijin Bupati Kendal No. 140/4360/Pemdes tanggal 6
Desember 2001, sama sekali tidak dicantumkan adanya bantuan biaya
administrasi yang harus diberikan oleh pemilik tambak kepada Terdakwa,
namun kenyataannya, Terdakwa telah meminta kepada Ari Wibowo bantuan
administrasi untuk desa Sumberejo yang semula sebesar Rp. 100.000.000,-
(seratus juta rupiah), tetapi yang disetujui oleh Ari Wibowo hanya sebesar
Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dan akhirnya Terdakwa
menyetujuinya dan menerima uang tersebut pada tanggal 12 Desember
2001 dengan bukti kwitansi ;
- Bahwa sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No.9 Tahun 2000 ten-
tang Sumber Pendapatan Desa dinyatakan bahwa pengelolaan keuangan
dilaksanakan oleh Kaur Keuangan/Bendaharawan Desa dan Peraturan
Daerah Kabupaten Kendal No.12 Tanuh 2000 yang menyatakan bahwa
sumber pendapatan desa dikelola melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa namun uang sejumlah Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta
rupiah) tersebut, oleh Terdakwa tidak dimasukkan ke dalam Kas Desa dan
tidak dimasukkan ke dalam Buku Kas Umum Desa Sumberejo yang
dipegang oleh Kaur Keuangan/Bendahara Desa, serta tanpa melalui
Hal. 10 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
APBDes melainkan uang tersebut oleh Terdakwa langsung dibagi-bagikan
kepada :
1. Tim Penaksir Kabupaten sebesar Rp. 14.000.000,- ;
2. Honor Anggota BPD dan operasional BPD Rp. 32.000.000,-;
3. Kesejahteraan Perangkat Desa Rp. 20.000.000,- ;
4. Pembangunan Dukuh Gambilangu Rp. 7.800.000,-
5. Untuk kepentingan Terdakwa sendiri Rp. 1.200.000.,
Jumlah Rp. 75.000.000,-
- Bahwa kemudian pada bulan Februari 2002, Terdakwa kembali telah
menawarkan tanah bengkok desa Sumberejo yang lain seluas ± 6,3 Ha
untuk dijual kepada orang lain melalui makelar tanah bernama Munandar,
yang selanjutnya memberitahukan kepada BASUKI BUDI HARTONO,
tentang rencana penjualan tanah bengkok Sumberejo, dan karena saksi
berminat, maka saksi menghubungi melalui telepon ;
- Bahwa setelah pembicaraan per telepon antara Terdakwa dengan Basuki
Budi Hartono, Terdakwa pada hari berikutnya datang ke rumah Basuki Budi
Hartono di Jalan Dr. Cipto No. 286 Semarang, untuk menawarkan tanah
bengkok dengan harga Rp. 26.000,- (dua puluh enam ribu rupiah) per m2
dan setelah tawar menawar akhirnya disepakati dengan harga Rp. 24.000,-
(dua puluh empat ribu rupiah) per m2, sehingga harga seluruhnya
Rp.1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah) ;
- Bahwa setelah disepakati harga keseluruhan tanah bengkok sebesar Rp.
1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah), beberapa hari kemudian
Terdakwa datang lagi ke rumah Basuki Budi Hartono dengan maksud
memberitahukan bahwa pada dasarnya jual beli tanah bengkok desa
dilarang, yang diperbolehkan adalah tukar menukar dengan tanah lainnya,
sehingga untuk itu, Terdakwa menawarkan kepada Basuki Budi Hartono, jika
setuju uang dari Basuki Budi Hartono akan digunakan untuk membeli tanah
tambak terlebih dahulu dan setelah itu baru ditukarkan dengan tanah
bengkok dan atas usul tersebut Basuki Budi Hartono menyetujuinya, tetapi
pembayarannya akan dilakukan apabila sudah ada ijin dari Bupati Kendal;
- Bahwa pada tanggal 1 Maret 2002 Terdakwa membuat surat kuasa yang
isinya seolah-olah Basuki Budi Hartono memberikan kuasa kepada
Terdakwa untuk mencarikan/membelikan tanah tambak di daerah
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal dan meminta tanda tangan dari
Basuki Budi Hartono ;
Hal. 11 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
- Bahwa untuk keperluan pembelian tambak tersebut, Terdakwa juga
mengurus pembuatan KTP Basuki Budi Hartono beserta keluarganya yaitu
masing-masing Basuki Budi Hartono, Yuniwati (isteri Basuki Budi Hartono),
Bambang Budi Hartono (anak Basuki Budi Hartono) dan Lieke Nathalie
Notodiharjo (menantu Basuki Budi Hartono) di desa Wonorejo, serta Pranoto
(adik Basuki Budi Hartono) dan Tuti Leonardi (isteri Pranoto) di desa
Sumberejo ;
- Bahwa selanjutnya dengan surat kuasa tersebut, pada bulan April 2002
Terdakwa kemudian mencari tambak di desa Wonorejo dan Mororejo, dan
setelah mendapatkan lokasinya, Terdakwa kemudian melakukan transaksi
dan pembayaran tanah tambak milik H. Zamsuri di desa Wonorejo seharga
Rp.680.400.000,- (enam ratus delapan puluh juta empat ratus ribu rupiah)
pada tanggal 20 April 2002 dan tambak milik Januari di desa Mororejo
seharga Rp. 225.504.000,- (dua ratus dua puluh lima juta lima ratus empat
ribu rupiah) pada tanggal 22 April 2002, dengan dibuatkan masing-masing
surat pernyataan jual beli tanah tambak yang ditandatangani oleh Kepala
Desa Wonorejo dan Mororejo sebagai saksi ;
- Bahwa selanjutnya pada tanggal 1 Mei 2002, Terdakwa mengajukan secara
tertulis permohonan persetujuan tukar menukar tanah bengkok desa
Sumberejo dengan tanah tambak yang seolah-olah sudah menjadi milik
Basuki Budi Hartono dan keluarganya seluas ± 7,5 Ha yang terletak di desa
Wonorejo dan Mororejo ;
- Bahwa atas permohonan persetujuan dari Terdakwa tersebut, BPD
Sumberejo melakukan beberapa kali rapat dan akhirnya pada tanggal 13 Mei
2002 memberikan persetujuannya dengan Berita Acara Persetujuan Tukar
Menukar Tanah Bengkok dengan Tanah Tambak milik Basuki Budi Hartono
dan keluarga serta Keputusan BPD No. 10 Tahun 2002 tanggal 13 Mei 2002
mewajibkan bagi pemilik tambak untuk memberikan kompensasi untuk Desa
Sumberejo sebesar Rp 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) ;
- Bahwa dengan adanya persetujuan dari BPD Sumberejo tersebut, Terdakwa
kemudian membuat Surat Keputusan Kepala Desa No. 149/09/V/2002
tanggal 30 Mei 2002 dan mengajukan ijin kepada Bupati Kendal.
- Bahwa atas surat dari Terdakwa tersebut, Bupati Kendal memberikan ijin
untuk melakukan tukar menukar tanah bengkok desa Sumberejo dengan
tanah tambak milik Basuki Budi Hartono dan keluarganya di desa Wonorejo
dan Mororejo seluas ± 7,5 Ha dengan konpensasi untuk desa Sumberejo
Hal. 12 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
sebesar Rp.300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dengan surat No.
140/4792/E/Pemdes tanggal 13 Juni 2002;
- Bahwa dengan dasar Surat Ijin dari Bupati Kendal tersebut, mulai tanggal 14
Juni 2002 secara berturut-turut sampai dengan tanggal 6 November 2002,
dengan lembar kwitansi bukti pembayaran, Terdakwa telah menerima
pembayaran harga beli tanah bengkok sebagaimana yang telah disepakati
dengan Basuki Budi Hartono sebesar Rp. 1.430.000.000.- (satu milyar
empat ratus tiga puluh juta rupiah) yaitu masing-masing:
1. Kwitansi tanggal 14-06-2002 sebesar Rp. 10.000.000,-
2. Kwitansi tanggaI 28-06-2002 sebesar Rp. 47.000.000,-
3. Kwitansi tangga1 18-07-2002 sebesar Rp. 43.000.000.,-
4. Kwitansi tanggal 01-08-2002. Sebesar Rp. 20.000.000.,-
5. Kwitansi tanggal 06-08-2002 sebesar Rp. 10.000.000.,-
5. Kwitansi tanggaI 16-08-2002 sebesar Rp. 30.000.000,-
6. Kwitansi tanggal 29-08-2002 sebesar Rp. 1.200.000.000,.-
7. Kwitansi tanggal 20-09-2002 sebesar Rp. 10.000.000,-
8. Kwitansi tanggal 12-10-2002 sebesar Rp. 10.000.000,-
9. Kwitansi tanggal 03-10-2002 sebesar Rp. 35.000.000.,-
10. Kwitansi tanggal 23-10-2002 sebesar Rp. 10.000.000,-
11.Kwitansi tanggal 06-11-2002 sebesar Rp. 5.000.000,-
J u m l a h Rp. 1.430.000.000,-
Sedangkan kekurangannya sebesar Rp. 70.000.000,- (tujuh puluh juta
rupiah) oleh Basuki Budi Hartono akan dibayarkan kepada Terdakwa
apabila sertifikat tanah bengkok telah jadi:
- Bahwa sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No.9 Tahun 2000 ten-
tang Sumber Pendapatan Desa yang dinyatakan bahwa Pengelolaan
keuangan dilaksanakan oleh Kaur Keuangan/Bendahara Desa dan
Peraturan Daerah Kabupaten Kendal No.12 Tahun 2000 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa yang menyatakan bahwa Sumber
pendapatan desa dikelola melalui Angaran Pendapatan dan Belanja Desa,
namun seluruh uang yang telah diterima oleh Terdakwa dari Basuki Budi
Hartono sebesar Rp. 1.430.000.000,- (satu milyar empat ratus tiga puluh juta
rupiah) tersebut, oleh Terdakwa tidak dimasukkan ke dalam Kas Desa
maupun dicatat dalam Buku Kas Umum Desa Sumberejo yang dikelola oleh
Kaur Keuangan Bendahara Desa Sumberejo dan tanpa melalui APBDes,
melainkan oleh Terdakwa uang tersebut langsung dibagi-bagikan untuk
keperluan :
Hal. 13 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
1. Membayar tanah tambak milik H. Zamsuri sebesar Rp. 680.400.000,-
2. Membayar tanah tambak milik Januari Rp. 225.504.000,-
3. Biaya saksi dan pologoro sebesar Rp. 1.500.000,-
4. Biaya saksi dan pologoro Rp. 4.596.000.,-
5. Kompensasi Rp. 300.000.000,-
6. Bantuan untuk desa Sumberejo Rp. 87.500.000,-
7. Untuk makelar (Munandar) sebesar Rp. 65.000.000.,-
8. Untuk Terdakwa sendiri sebesar Rp. 65.500.000,-
Jumlah Rp. 1.430.000.000,-
- Bahwa selain konpensasi sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah)
sebagaimana yang ditentukan dalam ijin Bupati Kendal, Terdakwa meminta
lagi dana bantuan untuk desa Sumberejo kepada Basuki Budi Hartono
sebesar Rp. 87.500.000,- (delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) ;
- Bahwa dana kompensasi dan bantuan untuk desa Sumberejo sebesar Rp.
387.500.000,- oleh Terdakwa juga tidak dimasukkan ke dalam Kas Desa
maupun dicatat ke dalam Buku Kas Umum Desa Sumberejo yang dikelola
oleh Kaur Keuangan/Bendahara Desa dan tanpa melalui APBDes Terdakwa
membagi-bagikan uang tersebut untuk keperluan :
1. Pembangunan sarana dari prasarana 9 Dukuh Rp. 59.000.000,-
2. Pembangunan 13 Mushola Rp. 6.500.000,-
3. Pembangunan Masjid Klansen, Mlaten dan Jami Rp. 170.000,000,-
4. Pembangunan Pura Hindu Dukuh Suking Rp. 1.000.000,-
5. Pembangunan Madrasah Dukuh Gambiran & Duwet Rp. 3.000.000,-
6. Bantuan untuk TK Putro Utomo Rp. 1.000.000,-
7. Kas BPD Sumberejo Rp. 2.000.000,-
8. Honor 16 anggota BPD Sumberejo Rp. 4.800.000,-
9. Biaya Operasional 41 Pengurus RT & RW Rp.10.250.000,-
10. Kegiatan PKK, Karang Taruna, LKMD & Hansip Rp. 4.000.000,-
11. Biaya Operasional Panitia Tukar Menukar Kab. Rp.31.250.000,-
12. Biaya Operasional Panitia Tukar menukar Desa Rp. 2.700.000,-
13. Biaya sertifikat tambak an. Pemdes Rp. 4.500.000,-
14. Tambahan biaya sertifikat tambak Rp.15.500.000,-
15. Pelunasan hutang proyek P3DT Th. 2000 Rp. 5.900.000,-
16. Biaya Operasional Rutin Pemdes Rp.11.100.000,-
17. Kesejahteraan perangkat desa Sumberejo Rp. 20.000.000,-
18. Titipan Basuki Budi Hartono untuk perijinan Rp. 35.000.000,-
19. Sisa yang dikuasai Terdakwa Rp.20.500.000,-
Hal. 14 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
Jumlah Rp.387.500.000,-
- Bahwa dari hasil tukar menukar tanah bengkok dengan tambak tersebut
Terdakwa secara pribadi telah memperoleh kekayaan sebesar Rp.
1.200.000,- + Rp.65.500.000,- + Rp.20.500.000,- = Rp.87.200.000,-
(delapan puluh tujuh juta dua ratus ribu rupiah) ;
- Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut, Desa Sumberejo,
Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal mengalami kerugian sebesar
Rp.75.000.000,- + Rp.387.500.000,- = Rp.462.500.000,- (empat ratus enam
puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) atau setidak-tidaknya sejumlah sekitar
itu ;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana
dalam Pasal 3 jo Pasal 18 UU No.31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah
dan ditambah dengan UU No.20 Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) Kitab Undang-
Undang Hukum Pidana ;
Mahkamah Agung tersebut ;
Membaca tuntutan pidana Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri
Kendal tanggal 10 Desember 2003 sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa ACHMAD YULIANTO bin ACHMADOEN tidak
terbukti bersalah melanggar Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20
Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) Dakwaan Primair.
2. Menyatakan Terdakwa ACHMAD YULIANTO bin ACHMADOEN terbukti
bersalah melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun sebagaimana
telah dirubah dan di ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 65
ayat (1) KUHP sebagaimana Dakwaan Subsidair ;
3. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 2
(dua) tahun 6 (enam) bulan dengan perintah supaya Terdakwa ditahan dan
denda sebesar Rp.50.000.000..- (lima puluh juta rupiah) subsidair 6 (enam)
bulan kurungan ;
4. Membayar uang pengganti sebesar Rp. 233.500.000,- (dua ratus tiga puluh
tiga juta lima ratus ribu rupiah), jika Terdakwa tidak membayar uang
pengganti paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan
pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap maka harta bendanya dapat
disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut,
dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk
membayar uang pengganti maka dipidana penjara selama 1 (satu) tahun ;
5. Menyatakan barang bukti berupa surat-surat :
Hal. 15 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
1. Surat Gubernur Jawa Tengah No. 143/9798 tgl 23 Mei 2000 perihal
Permohonan Persetujuan Pengesahan Keputusan Desa/Keputusan
Kepala Kelurahan tentang Mutas Tanah Kas DesaI Eks Tanah Kas Desa;
2. Keputusan Bupati Kendal No. 06 Tahun 2001 tentang Pelaksanaan Per-
da Kabupaten Kendal No.9 tahun 2000 tentang Sumber Pendapatan
Desa;
3. Surat Gubernur Jateng No. 143/651 tanggal 15 Januari 2001 perihal
Penyusunan Perda Kabupaten tentang Sumber Pendapatan Desa.
4. Surat Pernyataan Jual Beli tanah antara Sutomo dan Ariwibowo tanggal
17 Februari 2001.
5. Surat Kades Sumberejo No. 140/08/XII/2001 tanggal 20 November 2001
kepada BPD perihal Mohon Persetujuan Tukar Menukar Tanah.
6. Keputusan BPD Sumberejo No. 08 Tahun 2001 tanggal 22 Nopember
2001 tentang Persetujuan Tukar Menukar Tanah Bengkok Desa
Sumberejo dengan tanah tambak milik ARI WiBOWO di Desa Wonorejo;
7. Berita Acara Tukar Menukar Tanah bengkok Kades dengan tanah Tam-
bak milik ARI Wibowo tanggal 22 November 2001 (persetujuan) ;
8. Keputusan Kades Sumberejo No.140/XI/2001 tanggal 26 November 2001
prihal Tukar Menukar Tanah Bengkok Kepala Desa dan Perangkat Desa
Sumberejo dengan tanah tambak ARI WIBOWO ;
9. Surat Kades Sumberejo kepada Bupati Kendal Nomor 140/09/2001 tang-
gal 26 November 2001 perihal Permohonan Ijin Tukar Menukar ;
10. Berita Acara Tukar Menukar Tanah Bengkok Desa Sumberejo dengan
tanah tambak milik ARI WIBOWO tanggal 4 Desember 2001 ;
11. Surat Bupati Kendal Nomor 140/4360/Pemdes tanggal 6 Desember 2001
perihal Ijin Tukar Menukar Tanah Desa Sumberejo dengan tanah tambak
milik perorangan ;
12. Surat Pernyataan Jual Beli tambak antara H.Zamsuri dengan Yuniwati
seluas kurang lebih 12.300 m2 di Wonorejo sebesar Rp.147.600.000,-
tanggal 22 April 2002 ;
13. Surat Pernyataan Jual Beli tambak antara H.Zamsuri dengan Basuki Budi
Hartono seluas kurang lebih 12.450 m2 di Wonorejo sebesar
Rp.149.400.000,- tanggal 20 April 2002 ;
14. Surat Pernyataan Jual Beli tambak antara H.Zamsuri dengan Lieke Natalie
Notodiharjo seluas kurang lebih 10.850 m2 di Wonorejo sebesar
Rp.130.200.000,- tanggal 20 April 2002 ;
Hal. 16 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
15. Surat Pernyataan Jual Beli tambak antara H.Zamsuri dengan Tuti
Leonardi seluas kurang lebih 5.124 m2 di Wonorejo sebesar
Rp.61.488.000,- tanggal 20 April 2002 ;
16. Surat Pernyataan Jual Beli tambak antara H.Zamsuri dengan Bambang
Budi Hartono seluas kurang lebih 11.100 m2 di Wonorejo sebesar
Rp.133.200.000,- tanggal 20 April 2002 ;
17. Surat Pernyataan Jual Beli tambak antara H.Zamsuri dengan Pranoto
seluas kurang lebih 4.876 m2 di Wonorejo sebesar Rp.58.512.000,-
tanggal 20 April 2002 ;
18. Surat Pernyataan Jual Beli tambak antara Januari dengan Tuti Leonardi
seluas kurang lebih 8.922 m2 di Mororejo sebesar Rp.107.064.000,-
tanggal 22 April 2002 ;
19. Surat Pernyataan Jual Beli tambak antara Januari dengan Pranoto seluas
kurang lebih 9.870 m2 di Mororejo sebesar Rp.118.440.000,- tanggal 22
April 2002 ;
20. Keputusan Pimpinan BPD Nomor 10 Tahun 2002 tentang Persetujuan
Tukar Menukar Tanah Bengkok dengan tanah Tambak Milik Sdr. Pranoto,
Tuti Leonardi, Basuki Budi Hartono, Yuniwati, Bambang Budi Hartono, dan
Lieke Natalie Notodiharjo tanggal 13 Mei 2002 ;
21. Berita Acara Persetujuan Tukar menukar Tanah Bengkok dengan tanah
Tambak Milik Sdr. Pranoto, Tuti Leonardi, Basuki Budi Hartono, Yuniwati,
Bambang Budi Hartono, dan Lieke Natalie Notodiharjo tanggal 13 Mei
2002 ;
22. Keputusan Kades Sumberejo Nomor 149/09/V/2002 tentang Persetujuan
Tukar Menukar Tanah Bengkok dengan tanah Tambak Milik Sdr. Pranoto,
Tuti Leonardi, Basuki Budi Hartono, Yuniwati, Bambang Budi Hartono, dan
Lieke Natalie Notodiharjo tanggal 20 Mei 2002 ;
23. Berita Acara tukar menukar tanah Desa Sumberejo dengan tanah milik
perorangan tanggal 3 Juni 2002 oleh tim penaksir ;
24. Surat Bupati Kendal Nomor 140/4792.E/Pemdes tanggal 13 Juni 2002
perihal ijin tukar menukar tanah bengkok Desa Sumberejo dengan tanah
perorangan ;
25. Kwitansi penerimaan uang dari Basuki Budi Hartono sebesar
Rp.905.994.000,- tanggal 19 April 2002 untuk pembayaran tanah tambak
atas nama H.Zamsuri dan Januari ;
26. Kwitansi Nomor 579/IV/2002 tanggal 22 April 2002 dari Basuki Budi
Hartono sebesar Rp.225.504.000,- untuk pembayaran tanah tambak dan
Hal. 17 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
kwitansi Nomor 02/IV/2002 dari Basuki Budi Hartono tanggal 20 April 2002
untuk pembayaran tanah tambak sebesar Rp.680.400.000,- ;
27. Kwitansi dari Kepala Desa tanggal 7 Juni 2002 sebesar Rp.31.250.000,-
untuk biaya operasional panitia penaksir kabupaten ;
28. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 14 Juni 2002 sebesar
Rp.10.000.000,- uang muka tukar guling tanah ;
29. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 28 Juni 2002 sebesar
Rp.47.000.000,- uang muka kedua penukaran tanah bengkok Desa
Sumberejo ;
30. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 18 Juli 2002 sebesar
Rp.43.000.000,- uang muka transaksi tukar menukar tanah bengkok ;
31. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 1 Agustus 2002 sebesar
Rp.20.000.000,- uang muka tukar tambah tanah bengkok ;
32. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 6 Mei 2002 sebesar
Rp.10.000.000,- uang muka tanah bengkok tukar dengan tambak;
33. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 16 April 2002 sebesar
Rp.30.00.000,- cek BCA XXE 095485 yang ke IV untuk uang muka tanah
Sumberejo ;
34. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 29 Mei 2002 sebesar
Rp.1.200.000.000,- tukar guling tanah bengkok ;
35. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 3 September 2002 sebesar
Rp.300.000.000,- dana kompensasi tukar menukar tanah bengkok ;
36. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 20 September 2002 sebesar
Rp.10.000.000,- untuk uang kekurangan pembayaran bengkok lurah
Sumberejo ;
37. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 12 Oktober 2002 sebesar
Rp.10.000.000,- untuk uang kekurangan pembayaran tanah bengkok;
38. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 3 Oktober 2002 sebesar
Rp.35.000.000,- biaya pengurusan, pengeringan di Sumberejo ;
39. Kwitansi dari Basuki Budi Hartono tanggal 23 Oktober 2003 sebesar
Rp.10.000.000,- untuk uang muka tanah bengkok Sumberejo ;
40. Kwitansi penerimaan uang dari Basuki Budi Hartono sebesar
Rp.5.000.000,- tanggal 6 November 2002 ;
41. Surat Kades Sumberejo Nomor 149/06/IX/2002 tanggal 2 September 2002
kepada BPD tentang Permohonan dan Persetujuan Penggunaan dan
kompensasi tukar menukar tanah bengkok Kades dan perangkat Desa
mendahului Perdes tentang Perubahan APBDesa ;
Hal. 18 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
42. Daftar Penerimaan Dana Kompensasi untuk dana pembangunan desa
dan dana operasional tukar menukar tanah kas desa/bengkok desa
Sumberejo tahun 2002 (lembar 1 s/d 4) ;
43. Perincian penggunaan kompensasi dana (lembar 1 s/d 4) ;
44. Surat Kuasa dari Basuki Budi Hartono kepada Achmad Yulianto untuk
membelikan tanah tambak tanggal 1 Maret 2002 ;
45. Kartu keluarga Nomor 00835 atas nama Basuki (KK), Yuniawati (isteri),
Bambang Budi Partono dan A. Gunawan (anak), Desa Wonorejo,
Kaliwungu Kendal ;
46. Kartu keluarga Nomor 1110209 – 02 – 01678 atas nama Pranoto (KK),
Tuti Leonardi (isteri) Natalie Notodiharjo (anak) Desa Sumberejo ;
47. KTP atas nama Basuki Budi Hartono, Natalie Notodiharjo, Tuti Leonardi,
Pranoto, Bambang Budi Hartono, Yuniwati (BB No.1 s/d 47 berupa
fotocopy) ;
48. Kwitansi Nomor 579/IV/2002 tanggal 22 April 2002 dari Basuki Budi
Hatono Cs. Untuk pembayaran sebidang tanah tambak Blok Tunggak ex
Psl II No.SPPT 025-0001 ± seluas 18.792 M2 seharga Rp.225.504.000,- ;
49. Kwitansi Nomor 02/IV/2002 tanggal 20 April 2002 dari Basuki Budi
Hartono Cs. Untuk pembayaran sebidang tanah + seluas 56.700 m2
seharga Rp.680.400.000,- ;
50. Kwitansi dari Kas Sumberejo sebesar Rp.4.500.000,- untuk titipan biaya
pensertifikatan tanah tambak tanggal 3 September 2002 ;
51. Kwitansi dari Kades Sumberejo tanggal 3 September 2002 sebesar
Rp.15.500.000,- untuk titipan biaya pensertifikatan tanah tambak
pengganti di Mororejo ;
52. Kwitansi dari Kades Sumberejo tanggal 3 September 2002 sebesar
Rp.2.700.000,- untuk dana kompensasi operasional tema 9 dukuh ;
53. Kwitansi dari Desa Sumberejo tanggal 24 Desember 2002 sebesar
Rp.14.000.000,- untuk operasional tukar menukar tanah kas desa
Sumberejo dengan tanah Hak Milik ;
54. Berita acara serah terima dana bantuan administrasi tukar menukar tanah
bengkok Desa Sumberejo tahun 2001 sebesar Rp.75.000.000,- tanggal
12 Desember 2001 ;
55. Keputusan Kades Sumberejo Nomor 140.10/XI/2001 tanggal 26
November 2001 tentang tukar menukar tanah bengkok Kades dan
Perangkat Desa Sumberejo dengan tanah milik ARI WIBOWO di Desa
Wonorejo ;
Hal. 19 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
56. Surat Kades Sumberejo kepada Bupati Kendal Nomor 140/09/2001
tanggal 26 November 2001 perihal Permohonan Ijin Tukat Menukar ;
57. Surat Kades Sumberejo Nomor 140/08/XII/2001 tanggal 20 November
2001 kepada BPD perilah mohon persetujuan tukar menukar tanah ;
58. Keputusan BPD Sumberejo NO.08 Tahun 2001 tanggal 22 November
2001 tentang persetujuan tukar menukar tanah bengkok Desa Sumberejo
dengan tanah tambak milik ARI WIBOWO di Desa Wonorejo ;
59. Daftar Konpensasi dana pembangunan desa dan dana operasional tukar
guling tanah desa/bengkok desa Sumberejo tahun 2002 (lembar 1 s/d 4 ) ;
60. Surat Kuasa dari BASUKI BUDI HARTONO kepada ACHMAD YULIANTO
untuk membelikan tanah tambak tanggal 1 Maret 2002 ;
61. Kwitansi dari ACHMAD YULIANTO tanggal 2 April 2003 guna kegiatan
lomba HUT RI ke- 57 (kwitansi sebagai pengganti atas kwitansi tanggal 31
Juli 2002 yang hilang ) ;
62. Kwitansi dari ACHMAD YULIANTO tanggal 31 Juli 2002 sebesar
Rp.2.000.000,- untuk kegiatan HUT RI ke- 57 ;
63. Kwitansi dari ACHMAD YULIANTO tanggal 22 April 2002 sebesar
Rp.20.000.000,- untuk komisi atas pembayaran tanah tambak JANUARI
di Mororejo ;
64. Kwitansi dari ACHMAD YULIANTO tanggal 2 November 2002 sebesar
Rp.2.500.000,- untuk bantuan pembangunan Madrasah Miftahul Huda di
Dukuh Gambiran ;
65. Kwitansi dari ACHMAD YULIANTO tanggal 13 Oktober 2002 sebesar
Rp.500.000,- untuk bantuan pembangunan Gapura di Dukuh Gambiran ;
66. Kwitansi dari ACHMAD YULIANTO tanggal 12 Desember 2002 untuk
bantuan perbaikan jalan Dukuh Gambiran sebesar Rp.10.000.000,-;
67. Kwitansi dari SENIN tanggal 7 Juli 2002 untuk sewa alat berat (loder)
sebesar Rp.1.500.000,- ;
68. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari Kades Sumberejo atas tanah
bengkok kamituwo seluas + 2.870 M2 dan kaur Kesra + 2.210 m2 tanggal
7 November 2002 ;
69. Surat Pelepasan Hak dari Kades Sumberejo ;
70. Atas tanah bengkok Kades seluas + 11.845 M2 tanggal 7 November
2002;
71. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari Kades Sumberejo atas tanah
bengkok Kades seluas + 5.034 M2 tanggal 7 November 2002 ;
Hal. 20 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
72. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari Kades Sumberejo atas tanah
bengkok Kades seluas + 3.650 M2 tanggal 7 November 2002 ;
73. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari Kades Sumberejo atas tanah
bengkok Kades seluas + 11.256 M2 tanggal 7 November 2002 ;
74. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari Kades Sumberejo atas tanah
bengkok Kades seluas + 9.665 M2 tanggal 7 November 2002 ;
75. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari Kades Sumberejo atas tanah
bengkok Kades seluas + 10.672 M2 tanggal 7 November 2002 ;
76. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari Kades Sumberejo atas tanah
bengkok Kades seluas + 4.070 M2dan 2.363 M2 tanggal 7 November
2002 ;
77. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari BAMBANG BUDI HARTONO atas
tanah seluas + 11.100 M2 tanggal 7 November 2002 ;
78. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari LIEKE NATALIE NOTODIHARDJO
atas tanah seluas + 10.850 M2 tanggal 7 November 2002 ;
79. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari BASUKI BUDI HARTONO atas
tanah seluas + 12.450 M2 tanggal 7 November 2002 ;
80. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari TUTI LEONARDI atas tanah seluas
+ 5.124 M2 tanggal 7 November 2002 ;
81. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari TUTI LEONARDI atas tanah seluas
+ 8.922 M2 tanggal 7 November 2002 ;
82. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari PRANOTO atas tanah seluas +
4.876 M2 tanggal 7 November 2002 ;
83. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari YUNIWATI atas tanah seluas +
12.300 M2 tanggal 7 November 2002 ;
84. Surat Pernyataan Pelepasan Hak dari PRATONO atas tanah seluas +
9.870 M2 tanggal 7 November 2002 ;
85. 2(dua) buah buku kas umum Desa Sumberejo Kaliwungu Kendal ;
Tetap disita untuk dilampirkan dalam berkas perkara ;
6. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar
Rp.5.000,00 (lima ribu rupiah) ;
Membaca putusan Pengadilan Negeri Kendal Nomor 80/Pid.B/2003/PN.
Kdl. Tanggal 23 Maret 2004 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
- Menyatakan bahwa Terdakwa ACHMAD YULIANTO bin ACHMADOEN
tidak terbukti dengan sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana yang
didakwakan kepadanya baik dalam dakwaan primair maupun dalam
dakwaan subsidair ;
Hal. 21 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
- Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari segala dakwaan ;
- Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat
sertaa martabatnya ;
- Menetapkan surat-surat bukti yang disita dalam perkara ini dikembalikan
kepada yang berhak ;
- Menentukan biaya perkara ini dibebankan kepada negara ;
Mengingat akan akta tentang permohonan kasasi Nomor
02/Akta.Pid/2004/PN.Kdl. yang dibuat oleh Panitera pada Pengadilan Negeri
Kendal yang menerangkan, bahwa pada tanggal 2 April 2004 Jaksa/Penuntut
Umum pada Kejaksaan Negeri Kendal telah mengajukan permohonan kasasi
terhadap putusan Pengadilan Negeri tersebut ;
Memperhatikan memori kasasi bertanggal 15 April 2004 dari Jaksa/
Penuntut Umum sebagai Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Kendal pada tanggal 15 April 2004 ;
Membaca surat-surat yang bersangkutan ;
Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dijatuhkan
dengan hadirnya Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan
Negeri Kendal pada tanggal 23 Maret 2004 dan Pemohon Kasasi/Jaksa/
Penuntut Umum mengajukan permohonan kasasi pada tanggal 2 April 2004
serta memori kasasinya telah diterima Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kendal
pada tanggal 15 April 2004, dengan demikian permohonan kasasi beserta
alasan-alasannya telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara
menurut undang-undang ;
Menimbang, bahwa pasal 244 KUHAP (Kitab Undang-Undang Hukum
Acara Pidana) menentukan bahwa terhadap putusan perkara pidana yang
diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain, selain daripada Mahkamah
Agung, Terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasi
kepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas ;
Menimbang, bahwa akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat bahwa
selaku badan Peradilan Tertinggi yang mempunyai tugas untuk membina dan
menjaga agar semua hukum dan undang-undang diseluruh wilayah Negara
diterapkan secara tepat dan adil, Mahkamah Agung wajib memeriksa apabila
ada pihak yang mengajukan permohonan kasasi terhadap putusan pengadilan
bawahannya yang membebaskan Terdakwa, yaitu guna menentukan sudah
tepat dan adilkah putusan pengadilan bawahannya itu ;
Menimbang, bahwa namun demikian sesuai yurisprudensi yang sudah
ada apabila ternyata putusan pengadilan yang membebaskan Terdakwa itu
Hal. 22 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
merupakan pembebasan yang murni sifatnya, maka sesuai ketentuan Pasal 244
KUHAP ( Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana ) tersebut, permohonan
kasasi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa sebaliknya apabila pembebasan itu didasarkan pada
penafsiran yang keliru terhadap sebutan tindak pidana yang dimuat dalam surat
dakwaan dan bukan didasarkan pada tidak terbuktinya suatu unsur perbuatan
yang didakwakan, atau apabila pembebasan itu sebenarnya adalah merupakan
putusan lepas dari segala tuntutan hukum, atau apabila dalam menjatuhkan
putusan itu pengadilan telah melampaui batas kewenangannya ( meskipun hal
ini tidak diajukan sebagai alasan kasasi ), Mahkamah Agung atas dasar
pendapatnya bahwa pembebasan itu bukan merupakan pembebasan yang
murni harus menerima permohonan kasasi tersebut ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi
/Jaksa/Penuntut Umum pada pokoknya adalah sebagai berikut :
I. Bahwa Pengadilan Negeri Kendal yang menjatuhkan putusan yang amarnya
berbunyi seperti tersebut diatas, dalam mengadili dan memeriksa perkara
tersebut telah melakukan kekeliruan, yaitu “ Putusan Hakim Majelis
Pengadilan Negeri Kendal yang membebaskan Terdakwa dari semua
dakwaan tersebut bukan merupakan pembebasan murni” karena :
1. Hakim Majelis telah salah menafsirkan sebutan unsur tindak pidana
yang dimuat dalam dakwaan primair dan subsidair, dalam hal ini sebagai
berikut :
Bahwa pada dakwaan primair unsur “melawan hukum” sebagaimana
yang terkandung dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun
1999 sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan UU Nomor 20
Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP ;
Bahwa pada dakwaan subsidair unsur “dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukannya” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 jo
Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dan
ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP ;
2. Hal-hal yang Pemohon temukan dalam putusan Hakim Majelis yang
ternyata telah menjatuhkan putusan pembebasan tidak murni tersebut
adalah karena Hakim Majelis telah salah menafsirkan sebutan unsur
melawan hukum dalam Dakwaan Primair. Hakim Majelis dalam
Hal. 23 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
pertimbangannya bahwa unsur secara melawan hukum tidak terbukti
karena alasan-alasan:
- Bahwa dengan ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima dan ban-
tuan administrasi tukar menukar tanah bengkok Desa Sumberejo oleh
Terdakwa selaku Kepala Desa dan oleh saudara Nasroni selaku Ketua
BPD (Badan Perwakilan Desa) dihubungkan dengan keterangan Ketua
BPD sendiri selaku saksi dalam perkara ini yang telah menerangkan
bahwa penerimaan dan penggunaan dana bantuan telah disetujui oleh
BPD (Badan Perwakilan Desa) maka Majelis berpendapat bahwa
tindakan Terdakwa menerima bantuan administrasi dan
menyalurkan/menggunakan dana bantuan tersebut tidaklah bersifat
melawan hukum karena sudah mendapat persetujuan dari BPD (Badan
Perwakilan Desa) dan Ketua BPD juga telah menandatangani Berita
Acara Serah Terima dana bantuan administrasi tukar menukar tanah
bengkok Desa Sumberejo Tahun 2001 yang berarti bahwa Ketua BPD
telah menyetujui penerimaan dan penggunaan dana administrasi
tersebut; (Putusan hal. 56 alenia 1) ;
- Demikian pula bahwa perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh
Terdakwa dalam hal menerima dan menyalurkan atau menggunakan
dana kompensasi dan dana bantuan untuk desa tersebut bukanlah
merupakan suatu perbuatan melawan hukum, karena baik dalam
penerimaan maupun penggunaan dana kompensasi dan dana bantuan
untuk desa telah dicatat dalam surat bukti no. 43 tentang "Perincian
Penggunaan Kompensasi Dana" serta dalam surat bukti no. 42 tentang
"Kompensasi untuk dana pembangunan desa dan dana operasional tukar
guling tanah kas desa I bengkok Desa Sumberejo tahun 2002 yang telah
disetujui oleh Ketua BPD serta diketahui oleh Ketua LKMD; (putusan hal.
56 alenia 2) ;
Alasan-alasan yang dikemukakan oleh Majelis Hakim seperti tersebut di
atas adalah tidak benar, oleh karena :
- Bahwa dengan pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim men-
syaratkan bahwa untuk terpenuhinya unsur melawan hukum apabila
uang bantuan administrasi dan dana kompensasi dengan adanya tukar
menukar tanah desa/bengkok penggunaannya tidak mendapat
persetujuan dari Ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Desa Sumberejo
dalam perkara ini Majelis Hakim berpendapat bahwa penggunaan uang
bantuan dan administrasi serta konpensasi dari tukar menukar tanah
Hal. 24 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
desa/bengkok sudah mendapat persetujuan Ketua Badan Perwakilan
Desa (BPD);
- Penafsiran Majelis Hakim yang demikian ini adalah sangat keliru. oleh
karena penafsiran tersebut jelas hanya didasarkan pada pendapat
subyektif dari pribadinya selaku Hakim dan tidak didasarkan pada
penafsiran yang obyektif dari Hakim yang tolok ukurnya adalah ketentuan
perundang-undangan dan peraturan lainnya di bawah Undang-Undang.
Hakim Majelis telah salah menafsirkan persetujuan Ketua BPD pada
tukar menukar tanah desa / bengkok tahun 2001 dimana dalam Berita
Acara Serah Terima Dana Bantuan Tukar Menukar Tanah Bengkok Desa
Sumberejo tahun 2001 (Surat Bukti Nomor 54) yang pada pokoknya yaitu
penyerahan bantuan administrasi sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh
lima juta rupiah) dari ARIWlBOWO dan dana tersebut Terdakwa
pergunakan untuk kepentingan pribadi Terdakwa, kepentingan pribadi
perangkat desa dan kepentingan pribadi BPD serta pembangunan Dukuh
Gambilangu yang ditandatangani oleh Terdakwa selaku Kepala Desa
Sumberejo dan NASRONI selaku Ketua BPD, didalam surat tersebut
tidak tersirat/tidak ada kalimat yang menyatakan bahwa NASRONI selaku
Ketua BPD memberikan persetujuan penggunaan dana tersebut.
- Demikian pula dalam penggunaan dana kompensasi dari tukar menukar
tanah desa/bengkok Desa Sumberejo kedua tahun 2002, Majelis Hakim
salah menafsirkan fotokopi perincian penggunaan kompensasi dana
(surat bukti Nomor 43) dimana dalam surat tersebut hanya berisikan
perincian penggunaan uang konpensasi yang dibuat oleh Terdakwa
tanpa ditandatangani oleh Terdakwa selaku Kepala Desa serta tanpa
ditandatangani oleh Ketua BPD Desa Sumberejo dan bukan merupakan
persetujuan dari Ketua BPD. Majelis Hakim juga telah keliru dalam
menafsirkan surat kompensasi dana pembangunan desa dan dana
operasional tukar guIing tanah kas desa/bengkok Desa Sumberejo tahun
2002 tanggal 3 September 2002 yang ditandatangani oleh Terdakwa
selaku Kepala Desa dan NASRONI selaku Ketua BPD (surat bukti nomor
42). Dimana surat tersebut hanya merupakan tanda penerimaan uang
bukan merupakan persetujuan penggunaan dana kompensasi dari Ketua
BPD.
- Bahwa berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 14
Tahun 2000 tentang Peraturan Desa pada Pasal 1 butir e dijelaskan
bahwa Badan Perwakilan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah
Hal. 25 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
badan di desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat
peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan desa,
dan dalam Pasal 1 butir f dijelaskan bahwa Peraturan Desa adalah
semua keputusan yang telah ditetapkan oleh Kepala Desa setelah
mendapat persetujuan dari BPD. Selanjutnya dalam Pasal 45 yang
berbunyi: "Dalam hal Rancangan Perdes telah mendapatkan persetujuan
anggota BPD dan persetujuan sudah dituangkan dalam Berita Acara
BPD Harus menetapkan persetujuan tersebut dalam suatu Keputusan
BPD, yang ditandatangani oleh Ketua dan Wakil Ketua BPD." (fotokopi
terlampir). Jadi, adalah sangat keliru pertimbangan, kesimpulan dan
pendapat Majelis Hakim dalam menafsirkan asas melawan hukum hanya
didasarkan pada pendapat subyektif dari pribadinya selaku hakim tanpa
mengindahkan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 14 Tahun
2000 tentang Peraturan Desa dimana jelas diatur bahwa dalam
memberikan persetujuan Ketua BPD harus menetapkan persetujuan
tersebut dalam suatu Keputusan BPD, yang ditandatangani oleh Ketua
dan Wakil Ketua BPD.
- Bahwa seharusnya Majelis Hakim terhadap sebutan perbuatan melawan
hukum mengenai tidak dibukukannya dana administrasi dan dana
kompensasi dalam buku Kas Umum Desa Sumberejo serta
penggunaannya tidak Terdakwa laksanakan melalui APBDes tidak
didasarkan pada Peraturan hukum sebagaimana yang dipertimbangkan
Hakim Majelis dalam putusan sebagai berikut :
- Bahwa oleh karena masalah tidak dimasukkannya dana bantuan
administrasi tersebut ke dalam Kas Desa dan tidak dibukukan ke dalam
buku Kas Umum Desa serta penggunaanya tanpa melalui APBDes
adalah merupakan prosedur administratif Pemerintahan Desa, maka
apabila dipandang ada kesalahan atau penyimpangan dalam prosedur
adminsitrasi tersebut haruslah diselesaikan melalui sarana penerapan
hukum administrasi bukan dengan sarana penerapan hukum pidana
karena hukum pidana mempunyai azas subsidalitas yang artinya
bahwa hukum pidana tidak dapat digunakan kalau masih ada sanksi
lain yang masih bisa dikenakan seperti hukum administrasi atau hukum
perdata; (Putusan hal 56 alenia 3) ;
- Bahwa Majelis tidak dapat menerima alasan dari pada saksi IS-
TlQOMAH mengingat situasi keamanan pada saat itu sehingga terlalu
Hal. 26 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
beresiko tinggi apabila Terdakwa harus membawa uang dalam jumlah
yang sangat besar juga dengan mengingat perkembangan kemajuan
jaman dimana penyerahan uang tidak mesti dalam bentuk tunai akan
tetapi bisa dalam bentuk transfer melalui bank, sehingga majelis menilai
alasan penolakan saksi ISTlQOMAH untuk membukukan "bukti
transfer" dana konpensasi dan dana bantuan untuk desa tersebut tidak
tepat, sehingga oleh karenanya tidak dibukukannya dana kompensasi
dan dana bantuan untuk desa tersebut ke dalam Buku Kas Umum Desa
Sumberejo bukan kesalahan Terdakwa karena Terdakwa telah
memerintahkan kepada saksi ISTlQOMAH selaku Kaur Keuangan
untuk membukukan dana konpensasi dan dana bantuan untuk desa ke
dalam Buku Kas Umum Desa Sumberejo akan tetapi ditolak oleh saksi
ISTlQOMAH dengan alasan seperti tersebut di atas; (Putusan hal 58
alenia 3) ;
- Bahwa untuk penggunaan dana kompensasi dan dana bantuan untuk
desa Terdakwa telah mengajukan permohonan dan persetujuan
penggunaan dana-dana tersebut kepada Ketua BPD, dalam hal ini
adalah saksi NASRONI, mendahului peraturan desa tentang
Perubahan APBDes. (Putusan hal 59 alenia 1) ;
Penafsiran Majelis Hakim yang demikian ini adalah sangat keliru oleh
karena penafsiran tersebut jelas hanya didasarkan pada pendapat
subyektif dari pribadinya selaku Hakim dan tidak didasarkan pada
penafsiran yang obyektif dari Hakim yang tolak ukurnya adalah ketentuan
perundang-undangan dan peraturan-peraturan lain di bawah undang-
undang dan ternyata pertimbangan Majelis Hakim tanpa menelaah,
mengupas dan tidak mempertimbangkan Peraturan Daerah Nomor 9
tahun 2000 tentang Sumber Pendapatan Desa dimana dalam Pasal 2
sudah jelas bahwa penerimaan bantuan dari pihak lainIpihak ketiga
merupakan Sumber Pendapatan Desa dan Sumber Pendapatan Desa
dibukukan ke dalam Buku Kas Umum milik Desa dan dikelola oleh
Bendahara Desa dalam hal ini Kaur Keuangan. Adapun pengeluaran
serta penggunaan uang milik desa harus melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDes) sebagaimana diatur dalam Pasal 4, 5, dan 6
serta Pasal 17, 18, dan 19 Perda Nomor 12 Tahun 2000 tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
Bahwa pertimbangan Hakim tentang penggunaan dana kompensasi
mendahului Peraturan Desa tentang APBDes jelas tidak dibenarkan, hal
Hal. 27 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
tersebut dikuatkan oleh keterangan saksi AGUS SUSANTO, SH selaku
Kabag Hukum Setda Kendal yang menerangkan bahwa penggunaan
Sumber Pendapatan Desa mendahului Peraturan Desa tentang APBDes
tidak ada aturan hukumnya, seharusnya dimasukkan dalam Perobahan
APBDes menurut Perda Nomor 12 Tahun 2000 tentang APBDes, Pasal
19 menyebutkan bahwa "Perubahan APBDes dapat diajukan oleh
Pemerintahan Desa kepada BPD sekali dalam satu tahun, selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran". Oleh
karena pendapatan desa yang merupakan sumber pendapatan desa
tidak dicatat dalam Buku Kas Umum Desa Sumberejo dan
pengelolaannya tidak dilaksanakan oleh Bendahara Desa sehingga
bertentangan dengan Perda Nomor 9 Tahun 2000 tentang Sumber
Pendapatan Desa, dan pengeluaran serta penggunaan uang milik desa
harus melalui APBDes sehingga bertentangan pula dengan Perda Nomor
12 Tahun 2000 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes).
Bahwa apabila Majelis Hakim konsekuen dalam pertimbangannya pada
putusan halaman 54 bahwa yang dimasukan dengan melawan hukum
berarti bertentangan dengan hukum atau undang-undang, atau tidak
sesuai dengan larangan atau keharusan yang ditentukan dalam undang-
undang, atau menyerang suatu kepentingan yang dilindungi oleh undang-
undang atau hukum ( dikutip dari buku : Azas-azas Hukum Pidana di
Indonesia dan Penerapannya, halaman 143, karangan E. Y. KANTER,
SH dan S.R. SIANTURI, SH), seharusnya Majelis Hakim mempertim-
bangkannya sesuai dengan pendapat yang dikutipnya. Bahwa perbuatan
melawan hukum tidak hanya mencakup perbuatan tercela yang
bertentangan dengan kepatutan di masyarakat, apalagi melanggar
Undang-Undang (hukum tertulis). Pertimbangan Hakim tersebut keliru
dikarenakan jelas perbuatan Terdakwa bertentangan dengan Undang-
Undang atau Peraturan dibawah Undang-Undang (hukum tertulis) dan
azas kepatutan sebagaimana menurut Buku Hukum Pidana halaman 78
butir b karangan Prof Sudarto adalah : " Menurut ajaran sifat melawan
Materiil : Suatu perbuatan itu melawan hukum atau tidak, tidak hanya
yang terdapat dalam undang-undang (yang tertulis) saja, akan tetapi
harus dilihat berlakunya azas-azas hukum yang tidak tertulis. Sifat
melawan hukumnya perbuatan yang nyata-nyata masuk dalam rumusan
Hal. 28 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
delik itu dapat hapus didasarkan ketentuan undang-undang dan juga
berdasarkan aturan-aturan yang tidak tertulis (ubergesetzlich).
Jadi menurut ajaran ini melawan hukum sama dengan bertentangan
dengan undang-undang (hukum tertulis) dan juga bertentangan dengan
hukum yang tidak tertulis termasuk tata susila dan sebagainya".
Hal demikian ini terjadi oleh karena Majelis Hakim tidak menelaah,
mengupas dan tidak mempertimbangkan apa yang disebut sifat melawan
hukum yang mengakibatkan Majelis Hakim keliru dan kekeliruan Majelis
Hakim ini terjadi karena ketidak cermatan dalam menyusun pertimbangan
dalam putusannya (Onvoldoende gemotiveerd); dan akibat dari tidak
cermatnya Majelis Hakim dalam pertimbangannya tersebut Majelis Hakim
sampai pada kesimpulan dan pendapatnya yang keliru yaitu membebas-
kan Terdakwa dari segala dakwaan.
- Hakim Majelis ternyata telah salah dalam menafsirkan unsur "dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukannya" sebagaimana dalam
Dakwaan Subsidair.
- Bahwa Majelis Hakim dalam pertimbangannya menyatakan Terdakwa
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana
sebagaimana dalam Dakwaaan Subsidair adalah dengan alasan
sebagai berikut :
- Menimbang, bahwa dari tukar menukar dari tanah bengkok Desa
Sumberejo yang pertama Terdakwa telah meminta dan menerima dana
bantuan administrasi untuk Desa Sumberejo sebesar Rp. 75.000.000,-
(tujuh puluh lima juta rupiah), karena dalam tukar menukar tanah
bengkok desa yang pertama tersebut sesuai dengan ijin yang
dikeluarkan oleh Bupati Kendal tidak ditentukan adanya konpensasi
atas tukar menukar tanah bengkok desa tersebut, sehingga Terdakwa
meminta dan menerima dana bantuan administrasi untuk desa sebesar
Rp.75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) kepada pihak yang telah
melakukan tukar menukar tanah bengkok desa dalam hal ini adalah
saudara Ari Wibowo, guna biaya operasional atau administrasi dalam
proses tukar menukar tanah begkok desa tersebut; (Putusan hal. 61
alenia 4) ;
- Bahwa kalaupun Terdakwa atau orang lain dalam hal ini adalah para
perangkat Desa Sumberejo lainnya ikut menerima bagian dari dana
Hal. 29 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
bantuan administrasi untuk desa tersebut, maka hal tersebut bukanlah
merupakan tujuan Terdakwa untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain karena memang salah satu tujuan dilakukannya tukar
menukar tanah bengkok desa tersebut adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan perangkat desa hal mana telah disebutkan pula oleh
penuntut umum dalam dakwaannya bahwa tujuan dilakukannya tukar
menukar tanah bengkok desa adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan perangkat desa; (putusan bal. 62 alenia 4) ;
- Bahwa perihal tidak dimasukkannya dana bantuan administrasi untuk
desa ke dalam Kas Desa dan tidak dibukukan ke dalam Buku Kas
Umum Desa Sumberejo serta pengelolaannya tanpa melalui APBDes,
hal tersebut telah majelis pertimbangkan dalam pertimbangan hukum
dalam dakwaan Primair, maka dengan mengambil alih pertimbangan
hukum dalam Dakwaan Primair tersebut untuk dijadikan pertimbangan
hukum dalam dakwaan Subsidair dan menjadi satu kesatuan dengan
pertimbangan hukum dalam dakwaan Subsidair, maka majelis tidak
perlu menguIang lagi pertimbangan hukum tersebut dalam Dakwaan
Subsidair; (Putusan hal.63 alenia 1) ;
- Bahwa kalaupun Terdakwa atau perangkat desa ikut menerima bagian
atau ikut menikmati dari dana konpensasi dan dana bantuan untuk
desa, maka hal tersebut bukanlah merupakan tujuan Terdakwa untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain, karena memang salah satu
tujuan dari pada dilakukannya tukar menukar tanah bengkok desa
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan perangkat desa, demikian
juga dalam hal menjalankan kewenangannya, Terdakwa daIam
jabatannya atau kedudukannya sebagai Kepala Desa Sumberejo dalam
menerima dan menggunakan atau menyalurkan dana-dana yang
diperoIeh dari tukar menukar tanah bengkok desa Sumberejo tidak
terjadi penyalahgunaan kewenangan, kesempatan atau sarana yang
ada pada diri Terdakwa karena jabatan atau kedudukannya sebagai
Kepala Desa Sumberejo karena Terdakwa telah bertindak sesuai
dengan kewenangannya dalam jabatannya atau dalam kedudukannya
sebagai Kepala Desa Sumberejo untuk menerima dan menyalurkan
atau menggunakan dana-dana bantuan administrasi untuk desa, dana
kompensasi dan dana bantuan untuk desa atas persetujuan BPD Desa
Sumberejo. (Putusan hal. 64 alenia 5) ;
Hal. 30 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
- Bahwa dengan pertimbangan Majelis Hakim tersebut sebagaimana
kami kutip pada butir 1 sampai dengan butir 4 di atas sebenamya
Majelis Hakim telah mengakui bahwa dalam perkara aquo ini terdapat
perbuatan Terdakwa dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain dimana menuntut Majelis Hakim perbuatan Terdakwa telah
meminta dan menerima dana dari ARIWIBOWO (pemilik tambak)
sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) guna bantuan
untuk Desa Sumberejo merupakan keinginan Terdakwa sendiri karena
dalam Surat Bupati Kendal Nomor : 140I4360IPemdes tanggal 6
Desember 2001 tentang ijin tukar menukar tanah desa Sumberejo
dengan tanah tambak milik perorangan sama sekali tidak dicantumkan
adanya bantuan yang harus diberikan oleh pemilik tambak kepada
Terdakwa. Selanjutnya dana bantuan sejumlah Rp. 75.000.000,-
(tujuhpuluh lima juta rupiah) yang seharusnya untuk pembangunan
desa tersebut oleh Terdakwa dibagi-bagi untuk kepentingan pribadi
perangkat desa sebesar Rp. 20.000.000,- (duapuluh juta rupiah),
bantuan dana anggota BPD sebesar Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua
juta rupiah), kepentingan pribadi Terdakwa sebesar Rp. 1.200.000,-
(satu juta dua ratus ribu rupiah) dan untuk pembangunan desa hanya
sebesar Rp. 7.800.000,- (tujuh juta delapan ratus ribu rupiah) sehingga
jelas uang tersebut sebagian besar telah digunakan untuk kepentingan
Terdakwa dan orang lain dalam hal ini perangkat desa dan anggota
BPD. Dengan dilakukannya tukar menukar tanah bengkok adalah
merupakan tujuan Terdakwa untuk mendapatkan keuntungan yang
dapat dilihat dari Terdakwa minta uang kepada pemilik tambak
(ARIWIBOWO) dengan dalih untuk pembangunan dan administrasi
desa padahal kenyataannya sebagian uang tersebut digunakan untuk
kepentingan Terdakwa, perangkat desa dan anggota BPD ;
- Bahwa demikian pula dalam Surat Bupati Kendal Nomor : 140 I 4792/ F
Pemdes tanggal 13 Juni 2002 tentang Ijin Tukar Menukar Tanah Milik
DesaIBengkok Desa Sumberejo kedua tahun 2002 dengan mendapat
dana kompensasi sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).
Bahwa dalam kompensasi sebesar Rp. 300.000.000,- sebagaimana
yang ditentukan dalam Surat Ijin Bupati Kendal, Terdakwa meminta lagi
dana bantuan untuk Pembangunan Desa Sumberejo kepada BASUKI
sebesar Rp. 87.500.000,- (delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu
rupiah). Perbuatan Terdakwa meminta lagi uang sebesar Rp.
Hal. 31 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
87.500.000,- (delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) telah
bertentangan dengan Surat Bupati Kendal Nomor: 140I4792/F Pemdes
tanggal 13 Juni 2002 tersebut. Selanjutnya uang sejumlah Rp.
387.500.000,- (tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah)
oleh Terdakwa langsung dibagi-bagikan untuk kepentingan
pembangunan desa dan kepentingan pribadi perangkat desa,
kepentingan pribadi BPD dan untuk Terdakwa sendiri sebesar Rp.
20.500.000,- (dua puluh juta lima ratus ribu rupiah). Juga dari tukar
menukar tanah Desa tahun 2002 Terdakwa mendapat keuntungan
sebesar Rp. 65.000.000,- (enam puluh lima juta rupiah). Pada
hakekatnya yang mempunyai inisiatif melakukan tukar menukar tanah
desaIbengkok Desa Sumberejo sejak dari proses mencari tanah adalah
Terdakwa sendiri dengan dibuatnya surat kuasa yang isinya seolah-
olah pemilik tambak (Basuki) memberi kuasa kepada Terdakwa untuk
membelikan tanah tambak, sampai pada proses terjadinya tukar
menukar dilakukan sendiri oleh Terdakwa selaku Kepala Desa
Sumberejo tanpa melibatkan Perangkat Desa dan Lembaga Desa
lainnya. Apakah orang yang jelas-jelas sudah mendapatkan
keuntungan dan telah menikmatinya dari hasil tukar menukar tanah
bengkok desa oleh Majelis Hakim dinyatakan bukan merupakan tujuan
Terdakwa untuk mendapatkan keuntungan dari tukar menukar tanah
desaItanah bengkok. Bahwa pertimbangan dan sekaligus merupakan
pendapat Majelis Hakim tersebut adalah sangat keliru oleh karena tidak
hanya mempersempit akan tetapi adalah merupakan kesalahan besar
dalam mengartikan unsur menguntungkan diri sendiri atau suatu badan.
- Bahwa kalaupun Terdakwa atau orang lain dalam hal ini adalah para
perangkat Desa Sumberejo lainnya ikut menerima bagian dari dana
bantuan administrasi untuk desa tersebut maka hal tersebut bukanlah
merupakan tujuan Terdakwa untuk menguntungkan diri sendiri atau
orang lain karena memang salah satu tujuan dilakukannya tukar
menukar tanah bengkok desa tersebut adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan perangkat desa. Hakim dalam pertimbangannya keliru
dalam menafsirkan" untuk meningkatkan kesejahteraan perangkat desa
". karena yang dimaksud untuk meningkatkan kesejahteraan perangkat
desa di sini adalah hasil dari tanah tambak yang ditukar dengan tanah
bengkok milik perangkat desa yang nantinya bisa digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan perangkat desa dan bukan uang bantuan
Hal. 32 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
administrasi untuk desa yang digunakan untuk kesejahteraan perangkat
desa karena uang bantuan administrasi untuk desa seharusnya hanya
digunakan untuk pembangunan desa dan bukan untuk dibagi-bagikan
kepada perangkat desa.
- Bahwa perihal tidak dimasukkannya dana bantuan administrasi untuk
desa ke dalam Kas Desa dan tidak dibukukan ke dalam Buku Kas
Umum Desa Sumberejo serta pengelolaannya tanpa melalui APBDes.
Hakim dalam pertimbangannya menyebutkan tidak dapat menerima
alasan saksi ISTlQOMAH (Kaur Keuangan) mengingat karena situasi
keamanan pada saat itu, sehingga terlalu beresiko tinggi apabila
Terdakwa harus membawa uang dalam jumlah yang sangat besar.
Pertimbangan Majelis Hakim mengenai hal tersebut di atas adalah
terlalu berlebihan, dikarenakan uang dalam jumlah yang sangat besar
tersebut bisa diambil secara bertahap tidak sekaligus. Uang bisa
diambil disesuaikan dengan kebutuhan desa/warga lalu dibukukan oleh
Kaur Keuangan sesuai dengan skala prioritas kebutuhan mana yang
akan didahulukan. Selain itu bukti transfer baru diserahkan oleh
Terdakwa kepada Kaur Keuangan pada tanggal 3 September 2002
dimana pada tanggal tersebut uang kompensasi dan dana bantuan
untuk desa juga dibagi-bagikan oleh Terdakwa untuk pembangunan
desa, untuk perangkat desa, anggota BPD dan untuk Terdakwa sendiri
di Balai Desa. Dikarenakan hal tersebut di atas maka Kaur Keuangan
tidak mau membukukan uang yang sudah habis dibagi-bagi
sebagaimana diperintahkan oleh Terdakwa. Selain itu, Majelis Hakim
telah keliru dengan menyatakan bahwa tidak dibukukannya dana
kompensasi dan dana bantuan untuk desa tersebut ke dalam buku Kas
Umum Desa Sumberejo bukan kesalahan Terdakwa, karena Terdakwa
telah memerintahkan kepada saksi ISTIQOMAH selaku Kaur Keuangan
untuk membukukan dana konpensasi dan dana bantuan untuk desa ke
dalam Buku Kas Umum desa Sumberejo akan tetapi ditolak oleh saksi
ISTIQOMAH. Hal tersebut dikarenakan Terdakwa selalu membubuhkan
tandatangannya pada buku Kas Desa setiap akhir bulan yang berarti
Terdakwa menyetujui pembukuan yang dilakukan oleh Kaur Keuangan.
Dalam hal ini berarti tanggung jawab tetap pada Terdakwa selaku
Kepala Desa. Hal tersebut dapat dilihat dalam buku Kas Desa milik
desa Sumberejo yang diajukan sebagai barang bukti dalam
persidangani dimana sampai dengan bulan Maret 2003 Terdakwa
Hal. 33 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
masih menandatangani bahkan sampai dengan bulan Desember 2002
diketahui oleh Camat Kaliwungu Kabupaten Kendal.
- Bahwa Terdakwa dalam jabatannya atau kedudukannya sebagai
Kepala Desa Sumberejo dalam menerima dan menggunakan atau
menyalurkan dana-dana yang diperoleh dari tukar menukar tanah
bengkok Desa Sumberejo tidak terjadi penyalahgunaan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada pada diri Terdakwa karena jabatan
atau kedudukannya sebagai Kepala Desa Sumberejo karena Terdakwa
telah bertindak sesuai dengan kewenangannya dalam jabatannya atau
kedudukannya sebagai Kepala Desa Sumberejo untuk menerima dan
menyalurkan atau menggunakan dana-dana bantuan administrasi untuk
desa, dana konpensasi dan dana bantuan untuk desa atas persetujuan
BPD Desa Sumberejo. Hakim dalam pertimbangannya tidak didasarkan
pada bukti yang ada karena selama di persidangan tidak pernah
terungkap ada bukti tertulis mengenai persetujuan BPD Desa
Sumberejo terhadap penggunaan dana bantuan administrasi untuk
desa maupun penggunaan dana konpensasi untuk desa yang ada
hanya perincian pembagian dana bantuan adminstrasi untuk desa dan
uang kompensasi yang ditandatangani oleh Ketua BPD dan bukan
merupakan Surat Keputusan BPD Desa Sumberejo. Bahwa menurut
Perda Nomor 14 Tahun 2000 tentang Peraturan Desa, persetujuan
BPD tersebut seharusnya dituangkan dalam Keputusan Badan
Perwakilan Desa yang ditandatangani oleh Ketua BPD dan Wakil Ketua
BPD untuk kemudian Keputusan BPD tersebut dijadikan landasan
untuk membuat Peraturan Desa tentang persetujuan penggunaan dana
bantuan administrasi desa maupun dana kompensasi. Dengan
demikian sebelum ada persetujuan BPD secara tertulis yang
seharusnya dituangkan dalam bentuk Peraturan Desa, Terdakwa
selaku Kepala Desa telah membagi-bagikan uang bantuan untuk desa
dan dana kompensasi untuk desa. Hal ini berarti Terdakwa telah
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukannya selaku Kepala Desa,
tanpa memenuhi ketentuan yang berlaku telah membagi-bagikan uang
bantuan untuk desa dan dana kompensasi mendahului Peraturan
Desa. Jadi dengan demikian adalah sangat keliru pertimbangan Majelis
Hakim yang menafsirkan sebutan unsur dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi menyalah gunakan
Hal. 34 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
kewenangan kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukannya. Sebagaimana telah kami uraikan di atas
mengakibatkan Majelis Hakim keliru dalam mengambil kesimpulan dan
pendapat sehingga putusannya "membebaskan Terdakwa dari segala
dakwaan" yang apabila Majelis Hakim tidak melakukan kesalahan/
kekeliruan tersebut maka putusannya bukan pembebasan dari
dakwaan melainkan akan menyatakan perbuatan Terdakwa terbukti
dan menyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan
dalam Dakwaan Subsidair. Dan oleh karena kekeliruan yang diperbuat
oleh Majelis Hakim itulah maka putusan tersebut sebenarnya
merupakan "bebas yang tidak murni".
- Bahwa sebagaimana yurisprudensi yaitu dalam putusan Mahkamah
Agung R.I. tanggal 4 Mei 2000 Nomor : 934.K/Pid/1999 yang isinya
sebagai berikut : " Apabila Terdakwa tidak terbukti menyalahgunakan
wewenangnya, namun Terdakwa terbukti unsur alternatifnya yaitu
menyalahgunakan kesempatan atau sarana yang ada pada Terdakwa,
disamping menyalahgunakan wewenang juga menyalahgunakan
kesempatan atau menyalahgunakan sarana yang ada pada Terdakwa
karena jabatan/kedudukannya".
Oleh karena itu adalah beralasan bagi kami Jaksa Penuntut Umum
mengajukan kasasi atas putusan bebas tersebut karena sesungguhnya
putusan tersebut merupakan "putusan bebas tidak murni".
II. Bahwa putusan seharusnya berbunyi dilepas dari tuntutan hukum,
tetapi oleh Hakim Majelis dibuat sebagai putusan "bebas dari segala
dakwaan (vrijspraak)".
- Bahwa dari berbagai putusan Mahkamah Agung RI disebutkan antara lain,
apabila perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa terbukti, tetapi
kesalahan tidak dapat dibuktikan maka dalam hal ini seharusnya putusan
“Terdakwa dilepas dari segala tuntutan hukum" sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 191 ayat (2) KUHAP, bukannya dibebaskan dari segala
dakwaan sebagaimana putusan Majelis Hakim yang akan kami uraikan
lebih lanjut sebagai berikut :
1. Majelis Hakim dalam putusannya atas dakwaan primair dan subsidair
menyatakan : " .Bahwa dana konpensasi pertama langsung dibagi-
bagikan oleh Terdakwa hingga habis yaitu digunakan untuk operasional
Tim Kabupaten sejumlah Rp. 14.000.000,- (empat belas juta rupiah),
honor BPD Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua juta rupiah), honor
Hal. 35 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
Perangkat Desa sejumlah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah),
pembangunan Dukuh Gambilangu Rp. 7.800.000,- (tujuh juta delapan
ratus ribu rupiah), kepentingan Terdakwa sejumlah Rp. 1.200.000,- (satu
juta dua ratus ribu rupiah) hingga keseluruhan berjumlah Rp.
75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah). (putusan hal 52 alenia 2 point
8 dan hal 53) ;
2. Bahwa dana kompensasi yang kedua sejumlah Rp. 387.500.000,- (tiga
ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) telah habis
dikeluarkan dengan persetujuan BPD (Badan Perwakilan Desa) yaitu
untuk pembangunan sarana dan prasarana 9 dukuh (lihat putusan hal. 53
butir 1 s/d butir 18) dan seterusnya, uang yang dikuasai Terdakwa Rp.
20.500.000,- (dua puluh juta lima ratus ribu rupiah) tanpa melalui Buku
Kas Desa dan sampai sekarang belum dibuat RAPBDes. (putusan hal.
53 butir 19) ;
3. Bahwa dalam keterangan Terdakwa pada putusan halaman 44 yang me-
nerangkan bahwa dana konpensasi pertama langsung dibagi-bagikan
oleh Terdakwa hingga habis yaitu digunakan untuk operasional Tim
Kabupaten sejumlah Rp. 14.000.000,- (empat belas juta rupiah), honor
BPD Rp. 32.000.000,- (tiga puluh dua juta rupiah), honor Perangkat Desa
sejumlah Rp. 20.000.000,- (dua puluh juta rupiah), pembangunan Dukuh
Gambilangu Rp. 7.800.000,- (tujuh juta delapan ratus ribu rupiah),
kepentingan Terdakwa sejumlah Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu
rupiah) hingga keseluruhan berjumlah Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima
juta rupiah) ;
4. Selanjumya dalam keterangan Terdakwa pada putusan hal. 45 butir 19
yang menerangkan bahwa uang yang dikuasai terdakwa Rp.
20.500.000,- (dua puluh juta lima ratus ribu rupiah) tanpa melalui Buku
Kasa Desa dan sampai sekarang belum dibuat RAPBDes. ;
5. Pada putusan hal 46 dinyatakan " Bahwa bagian Terdakwa sejumlah Rp.
65.500.000,- (enam puluh lima juta lima ratus ribu rupiah) telah habis,
dibagikan kepada para warga". ;
- Bahwa dari pernyataan Hakim sebagaimana kami kutip pada butir 1 s/d 5
diatas, sebenarnya Hakim nyata-nyata telah mengakui bahwa telah terjadi
perbuatan melawan hukum dan tindak pidana menguntungkan diri sendiri
atau orang lain dengan kata lain bahwa perbuatan-perbuatan melawan
hukum dengan tidak dibukukannya dana bantuan dari pihak lain (Ari
Wibowo) dari tukar menukar tanah bengkok pertama tahun 2001 dan
Hal. 36 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
penggunaan dana Konpensasi dari pemilik tambak (Basuki Budi Hartono)
pada tukar menukar tahap 2 tahun 2002. Terdakwa selaku Kepala Desa
mengetahui bahwa keuangan desa baik yang berasal dari bantuan
pemerintah maupun bantuan pihak lain harus dimasukkan atau dibukukan
kedalam Buku Kas Desa dan dikelola oleh Bendahara Desa daIam hal ini
Kaur Keuangan sebagaimana diatur dalam Perda Nomor 9 Tahun 2000
tentang Sumber Pendapatan Desa. Namun oleh Terdakwa uang
administrasi/bantuan dari pihak lain (Ari Wibowo) sejumlah Rp. 75.000.000,-
(tujuh puluh lima juta rupiah) dan dana kompensasi dari pemilik tambak
(Basuki Budi Hartono) sejumlah Rp. 387.500.000,- (tiga ratus delapan puluh
tujuh juta lima ratus ribu rupiah) tidak dimasukkan maupun dicatat dalam
Buku Kas Umum Desa Sumberejo yang pengelolaannya dilakukan oleh
Bendahara daIam hal ini Kaur Keuangan Desa Sumberejo. Hal tersebut
bertentangan dengan ketentuan yang diatur dalam Perda Nomor 9 Tahun
2000 tentang Sumber Pendapatan Desa ;
- Bahwa demikian pula pengeluaran dan penggunaan uang milik Desa harus
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), namun uang
sejumlah Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah) dari tukar menukar
tanah bengkok pertama tahun 2001 dan uang sejumlah Rp. 387.500.000,-
(tiga ratus delapan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dari tukar menukar
tanah bengkok kedua tahun 2002 tanpa melalui APBDes uang kompensasi
dan dan bantuan milik Desa Sumberejo telah dibagi-bagikan Terdakwa yang
mana peruntukannnya tidak sesuai dengan Surat Ijin Bupati Kendal yaitu
dana konpensasi digunakan untuk pembangunan desa dan rehab Masjid
MushoIa, akan tetapi oleh Terdakwa dana kompensasi tersebut dibagi-
bagikan untuk kepentingan pribadi Terdakwa, kepentingan pribadi perangkat
desa, kepentingan BPD (Badan Perwakilan Desa), pembangunan desa dan
rehab Masjid/Mushola. Hal tersebut bertentangan dengan ketentuan yang
diatur daIam Perda Nomor 12 Tahun 2000 ten tang APBDes.
- Bahwa sebenarnya Majelis Hakim telah mengakui dana bantuan untuk Desa
Sumberejo dan dana kompensasi tersebut telah dinikmati Terdakwa antara
lain dari tukar menukar tanah bengkok pertama Terdawka telah mengakui
sejumlah Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) untuk kepentingan
pribadi dan dari tukar menukar tanah bengkok kedua Terdakwa mengaku
telah menguasai sejumlah Rp. 65.500.000,- (enam puluh lima juta lima ratus
ribu rupiah) serta dari kompensasi Terdakwa telah menikmati sejumlah Rp.
20.500.000,- (dua puluh juta lima ratus ribu rupiah) dan jelas-jelas dalam
Hal. 37 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
putusan Majelis Hakim mengakui bahwa uang tersebut oleh Terdakwa tidak
dibukukan dalam Buku Kas Umum dan pengeluaran serta penggunaannya
tidak melalui APBDes. Hal tersebut bertentangan dengan ketentuan yang
diatur dalam Perda Kabupaten Kendal Nomor 9 Tahun 2000 tentang Sumber
Pendapatan Desa dan Perda Kabupaten Kendal Nomor 12 Tahun 2000
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ;
- Bahwa fakta perbuatan melawan hukum yang dilakukan Terdakwa dengan
melanggar peraturan yang berlaku yaitu melanggar Perda Nomor 9 Tahun
2000 dan Perda Nomor 12 Tahun 2000 telah dapat dibuktikan, serta dari
perbuatan Terdakwa yang telah menikmati uang negara dapat didakwakan
kepada Terdakwa melakukan tindak pidana korupsi karena telah merugikan
keuangan negara dalam hal ini Pemerintah Desa Sumberejo sebesar Rp.
233.500.000,- (dua ratus tiga puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah)
sebenarnya telah terbukti.
- Bahwa namun demikian, Majelis Hakim dalam putusannya pada hal. 65
alenia 1 menyatakan : " menimbang bahwa dari uraian pertimbangan
tersebut diatas Majelis berkesimpulan bahwa unsur-unsur dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukannya", tidak terpenuhi oleh
perbuatan Terdakwa, sehingga oleh karena salah satu unsur dalam
dakwaan subsidair ini tidak terpenuhi oleh perbuatan Terdakwa, maka
dakwaan subsidair tersebut harus dinyatakan tidak terbukti dan Terdakwa
harus dibebaskan dari dakwaan subsidair tersebut ;
- Bahwa apabila Majelis Hakim konsekuen dalam pertimbangan tersebut, maka
berdasarkan ketentuan Pasal 191 ayat (2) KUHAP putusan tersebut
berbunyi “Terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum" dan
bukannya membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan.
- Bahwa Pemohon akan membuktikan lagi putusan Majelis Hakim merupakan
putusan yang tidak murni yaitu dalam pertimbangan putusan halaman 56
alenia 3 "menimbang oleh karena masalah tidak dimasukkannya dana
bantuan administrasi tersebut ke dalam Kas Desa dan tidak dibukukan ke
dalam buku Kas Umum Desa serta penggunaannya tanpa melalui APBDes
adalah merupakan prosedur administratif Pemerintah Desa, maka apabila
dipadang ada kesalahan atau penyimpangan dalam prosedur adminsitratif
tersebut haruslah diselesaikan melalui sarana penerapan hukum
administrasi bukan dengan sarana penerapan hukum pidana karena hukum
Hal. 38 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
pidana mempunyai azas subsidalitas yang artinya bahwa hukum pidana
tidak dapat digunakan kalau masih ada sanksi lain yang masih bisa
dikenakan seperti hukum administrasi atau hukum perdata".
- Bahwa pertimbangan Majelis Hakim sebagaimana kami kutip diatas,
sebenarnya Hakim nyata-nyata telah mengakui bahwa telah ada kesalahan
atau penyimpangan prosedur dengan tidak dimasukkannya dana bantuan
administrasi dan kompensasi ke dalam kas desa dan tidak dibukukan dalam
Buku Kas Umum Desa Sumberejo sebagai sumber pendapatan desa serta
pengelolaannya tanpa melalui APBDes.
- Bahwa dari pertimbangan-pertimbangan Majelis Hakim tersebut diatas, maka
perbuatan yang dilakukan kepada Terdakwa melakukan tindak pidana
korupsi yang telah merugikan keuangan negara dalam hal ini Pemerintahan
Desa Sumberejo sebesar Rp. 233.500.000,- (dua ratus tiga puluh tiga juta
lima ratus ribu rupiah) sebenarnya telah terbukti. Akan tetapi karena Majelis
berpendapat bahwa kesalahan atau penyimpangan dalam prosedur
adminstratif maka diselesaikan melalui sarana penerapan Hukum
Administrasi bukan dengan sarana penerapan Hukum Pidana, mengakibat-
kan Majelis Hakim dalam amar putusannya membebaskan Terdakwa dari
semua dakwaan (vrijspraak), padahal seharusnya menurut Pasal 191 ayat
(2) KUHAP putusan tersebut berupa pelepasan dari tuntutan hukum. Hal
demikian ini menjadikan putusan Majelis Hakim tersebut sebagai "putusan
bebas yang tidak murni".
- Bahwa berdasarkan uraian diatas telah kami buktikan lagi bahwa putusan
yang diambil oleh Majelis Hakim adalah putusan bebas yang tidak murni dan
karena itu adalah tepat bagi kami Jaksa Penuntut Umum mengajukan upaya
hukum kasasi. Oleh karena itu dengan mengingat alasan-alasan
sebagaimana yang telah kami kemukakan diatas, kami mohon kiranya
Mahkamah Agung menerima " permohonan kasasi Pemohon dan
membatalkan seluruh pertimbangan dan putusan Majelis Hakim daIam
perkara tindak pidana korupsi atas nama terdakwa ACHMAD YULIANTO bin
ACHMADAOEN. Kemudian sebagai lembaga peradilan tertinggi kiranya
berkenan mengadili sendiri dan memutus perkara atas nama Terdakwa
ACHMAD YULIANTO bin ACHMADOEN tersebut.
Selanjutnya Pemohon bahas bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Kendal dalam mengadili dan memutus perkara tindak pidana korupsi telah
melakukan hal- hal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253 ayat (1) huruf a
dan b KUHAP, sebagai berikut :
Hal. 39 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
1. MajeIis Hakim Pengadilan Negeri Kendal tidak menerapkan atau
menerapkan hukum tidak sebagaimana mestinya :
- Bahwa dalam memutus perkara, sebelum MajeIis Hakim sampai pada
kesimpulan dan pendapatnya yang menyatakan tidak terbuktinya
kesalahan Terdakwa haruslah mempertimbangkan dengan cermat
disertai kearifan bahwa perbuatan Terdakwa tidak memenuhi semua
unsur dalam rumusan tindak pidana yang didakwakan, akan tetapi jelas
ternyata bahwa MajeIis Hakim tanpa membahas dan mempertimbang-
kan semua unsur dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan UU
Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP yaitu unsur telah
melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara, demikian pula MajeIis Hakim tanpa membahas
dan mempertimbangkan semua unsur yang terdapat dalam Pasal 3 jo
Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dan
ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP
yaitu unsur yang secara langsung atau tidak langsung dapat merugikan
keuangan negara, telah mengambil kesimpulan dan pendapat bahwa
Terdakwa tidak terbukti bersalah melakukan perbuatan sebagaimana
didakwakan dalam dakwaan Primair dan Subsidair. Bahwa dengan
demikian MajeIis Hakim telah tidak menerapkan Pasal197 ayat (1)
huruf d dan h KUHAP .
- Bahwa MajeIis Hakim telah tidak menerapkan atau menerapkan Pasal 3
jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dan
ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasa165 ayat (1) KUHP
sebagaimana mestinya.
- Bahwa hal demikian terjadi oleh karena kekeIiruan hakim dalam menafsirkan
dan mempertimbangkan unsur "dengan tujuan menguntungkan diri sendiri
atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau
kedudukannya" sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 jo Pasal18 UU Nomor
31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah ditambah dengan UU Nomor 20
Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP ;
Bahwa kekeliruan Hakim sampai tidak konsekuen menerapkan Pasal 3 jo
Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dan
ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP
Hal. 40 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
tersebut, tidak sebagaimana mestinya disebabkan Majelis Hakim
mempertimbangkan bahwa "kalaupun Terdakwa atau perangkat desa yang
lain ikut menerima bagian atau ikut menikmati dari dana kompensasi dan
dana bantuan untuk desa, maka hal tersebut bukanIah merupakan tujuan
Terdakwa untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain, karena memang
salah satu tujuan dari pada dilakukannya tukar menukar tanah bengkok desa
adalah untuk meningkatkan kesejahteraan perangkat desa, demikian juga
dalam hal menjalankan kewenangannya Terdakwa dalam jabatannya atau
dalam kedudukannya sebagai Kepala Desa Sumberejo dalam menerima dan
menggunakan atau menyalurkan dana-dana yang diperoleh dari tukar
menukar tanah bengkok desa Sumberejo tidak terjadi penyalahgunaan
kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada pada diri Terdakwa karena
jabatan atau kedudukannya sebagai Kepala Desa Sumberejo untuk
menerima dan menyalurkan atau menggunakan dana-dana bantuan
administrasi untuk desa, dana kompensasi dan dana bantuan untuk desa
atas persetujuan BPD Desa Sumberejo" (putusan hal. 64 alenia 5).
Sehingga Hakim berkesimpulan bahwa unsur "dengan tujuan
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukannya" selaku kepala desa tidak ada
pada Terdakwa ;
- Bahwa pertimbangan dan pendapat Hakim yang demikian adalah salah
besar oleh karena :
1. Bahwa didalam pertimbangannya Majelis Hakim sebenarnya telah
mengakui bahwa Terdakwa, perangkat desa dan Ketua serta anggota
Badan Perwakilan Desa (BPD) telah menerima bagian atau ikut
menikmati dari dana kompensasi dan dana bantuan untuk Desa
Sumberejo, akan tetapi selanjutnya Majelis Hakim dalam
pertimbangannya menyatakan bahwa Terdakwa telah menikmati uang
milik Desa Sumberejo bukanlah merupakan tujuan Terdakwa untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain dan sebagai Kepala Desa
Terdakwa telah bertindak sesuai dengan kewenangannya dalam
menerima dan mengelola atau menggunakan uang milik desa tersebut.
Bahwa apabila majelis Hakim konsekuen dalam pertimbangannya
seharusnya Majelis Hakim mempertimbangkan surat Bupati Kendal
Nomor140/4792/E/Pemdes tanggal 13 Juni 2002 (surat bukti No.24) pada
pokoknya menyatakan tukar menukar tanah bengkok dengan mendapat
Hal. 41 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
dana konpensasi dan dipergunakan untuk pembangunan desa dan rehab
Masjid/Mushola, lebih-lebih lagi disini Majelis Hakim tidak
mempertimbangkan Surat Bupati Kendal Nomor 140/4792/E/Pemdes
tanggal 13 Juni 2002, seharusnya Terdakwa melaksanakan Surat Bupati
Kendal tersebut akan tetapi dana konpensasi tersebut oleh Terdakwa
dibagi-bagikan untuk kepentingan pribadi Terdakwa, perangkat desa dan
BPD dan lain-lain sehingga mencapai jumlahRp.233.500.000,- (dua ratus
tiga puluh tiga juta lima ratus ribu rupiah),sehingga bertentangan dengan
surat Bupati Kendal dimaksud ;
- Bahwa tolok ukur untuk menentukan tidak terjadi penyalahgunaan kewe-
nangan dalam jabatan bukan didasarkan pada ketentuan undang- un-
dang atau peraturan (yuridis) akan tetapi dilaksanakan pada keadaan
yang non yuridis dalam hal ini Majelis Hakim tidak mempertimbangkan
Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Sumber Pendapatan Desa dan Nomor 12 Tahun 2000 tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ;
Bahwa dari berbagai ketentuan yang mengatur tentang Pemerintahan
Desa,dalam hal ini Perda Kabupaten Kendal Nomor 9 Tahun 2000 dan
Perda Nomor 12 Tahun 2000 beserta peraturan pelaksanaannya,
menyatakan bahwa uang atau dana bantuan untuk desa yang berasal
dari bantuan pihak lain/pihak ketiga merupakan kekayaan desa
sebagaimana bunyi Pasal 7 Perda Kabupaten Kendal Nomor 9 Tahun
2000 tentang Sumber Pendapatan Desa dan penyaluran atau
Penggunaannya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBDes) sebagaimana diatur dalam Pasal 4,5 dan 6, serta Pasal 17,18
dan 19 Perda Kabupaten Kendal Nomor 12 Tahun 2000 tentang APBDes
serta APBDes ditetapkan BPD bersama Kepala Desa sebagaimana bunyi
Pasal 15 Perda Kabupaten Kendal Nomor 7 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Badan Perwakilan Desa.
- Bahwa berdasarkan hal-hal diatas maka teranglah bahwa Majelis Hakim
telah tidak menerapkan atau menerapkan peraturan Pasal 3 jo Pasal 18
UU Nomor 3Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan
UU Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 65 ayat (1) KUHP tidak sebagaimana
mestinya.
2. Hakim Majelis keliru menerapkan hukum pembuktian dalam hal :
- Hanya memperhatikan bukti surat berupa Berita Acara Serah Terima dana
bantuan administrasi tukar menukar tanah bengkok Desa Sumberejo tahun
Hal. 42 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
2001 (bukti surat no. 54) tanggal 12 Desember 2001, kompensasi untuk
dana pembangunan desa dan dana operasional tukar guling tanah kas
desa/bengkok Desa Sumberejo tahun 2002 tanggal 3 September 2002
(surat bukti no. 42 dan 43) tanpa memperhatikan substansi isi surat
tersebut. Bahwa bukti surat tersebut merupakan penerimaan dana bantuan
untuk desa dari pihak ketiga (Ari Wibowo) dan penerimaan dana
konpensasi yang dibagi-bagikan oleh Terdakwa. Bahwa Badan Perwakilan
Desa (BPD Desa Sumberejo) tidak pernah membuat persetujuan secara
tertulis (yuridis) mengenai penggunaan dana bantuan dan kompensasi
tersebut dan selain itu Terdakwa telah mendapat bagian uang secara
tanpa hak dari tukar menukar tanah kas desa/bengkok Desa Sumberejo
dan Terdakwa telah menikmati sebesar Rp. 1.200.000,- (satu juta dua
ratus ribu rupiah) (dari bantuan tukar guling pertama) Rp. 20.500.000,-
(duapuluh juta lima ratus ribu rupiah) (dari dana kompensasi tukar guling
kedua) dan Rp. 65.500.000,- (enam puluh lima juta lima ratus ribu rupiah)
(dari pelaksanaan tukar guling kedua) sehingga keseluruhannya berjumlah
Rp. 87.200.000,- (delapan puluh tujuh juta dua ratus ribu rupiah).
- Bahwa Majelis Hakim juga mempertimbangkan Surat Permohonan dan
persetujuan penggunaan dana konpensasi tukar menukar tanah bengkok
Kepala Desa dan Perangkat Desa mendahului Peraturan Desa tentang
perubahan ABPDes Tanggal 2 September 2002 (surat bukti no. 41) tanpa
mempertimbangkan keterangan saksi Agus Susanto, SH (Kepala Bagian
Hukum Pemda Kendal) yang menerangkan bahwa tidak dibenarkan
penggunaan sumber pendapatan desa mendahului APBDes (putusan hal.
43 point 1).;
3. Hakim Majelis telah mengesampingkan hukurn pembuktian yaitu :
- Bahwa Majelis Hakim dalam putusannya tidak mempertimbangkan
keterangan saksi-saksi dari Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten
Kendal, dalam hal ini antara lain keterangan saksi Edy Suparno, SH
(Kepala Bagian Pemerintahan Desa), saksi Sri Budiningsih (Kabag
Pemdes pada waktu terjadinya tukar guling) dan saksi Agus Susanto, SH
(Kabag Hukurn) yang menerangkan bahwa dana konpensasi merupakan
sumber pendapatan desa dan harus dimasukkan terlebih dahulu kedalam
Buku Kas Umurn Desa yaitu selambat-lambatnya 1 x 24 jam dan
penggunaannya dialokasikan melalui APBDes dan apabila tidak
dimasukkan ke dalam Buku Kas Umum Desa dan pengunaannya tidak
Hal. 43 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
melalui APBDes merupakan penyimpangan dan yang dirugikan adalah
desa.
- Bahwa Majelis Hakim telah mengesampingkan keterangan saksi
Istiqomah binti Sapuan (Kaur Keuangan Desa Sumberejo) yang
menerangkan bahwa saksi tidak pernah mendapat perintah dari Kepala
Desa untuk membukukan dana kompensasi dan dana bantuan dari pihak
lain (putusan hal. 40) dengan tidak mencantumkan pada bagian fakta
dalam putusannya keterangan saksi tersebut, padahal saksi tersebut
diperiksa didepan persidangan dengan mengangkat sumpah.
- Bahwa Majelis Hakim dalam putusannya juga tidak mempertimbangkan
keterangan saksi Agus Susanto, SH (Kabag Hukum Pemda Kendal) yang
menerangkan bahwa tidak dibenarkan penggunaan sumber pendapatan
desa mendahului APBDes dikarenakan sebagaimana Perda Kabupaten
Kendal Nomor 12 Tahun 2000 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa (APBDes) penyaluran dan penggunaan kekayaan desa
atau sumber pendapatan desa harus melalui APBDes dan tidak boleh
mendahului APBDes, bahwa penggunaan sumber pendapatan desa
boleh digunakan terlebih dahulu apabila dalam keadaan yang mendesak
misalnya : bencana alam, namun setelah digunakan secepatnya
dimasukkan dalam perubahan APBDes atau dibuatkan APBDes.
- Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana Pemohon uraikan diatas, Hakim
Majelis terbukti telah mengesampingkan hukum pembuktian dan hal
demikian berarti Majelis Hakim telah tidak menerapkan atau menerapkan
peraturan Pasal 185 ayat (6), Pasal 189 ayat (2) jo Pasal 197 hurnf d
KUHAP ;
III. Bahwa cara mengadili tidak dilaksanakan Majelis Hakim menurut ketentuan
Undang- Undang. Hal demikian dapat diketahui dalam hal sebagai berikut :
- Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kendal cara mengadili tidak
melaksanakan ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 220 ayat (2)
KUHAP yaitu tentang pengunduran dari sebagai Hakim yang memeriksa
dan mengadili suatu perkara.
Bahwa berdasarkan Penetapan Hakim Pengadilan Negeri Kendal Nomor :
80/Pen.Pid/2003/PN.Kdl tanggal 30 Juli 2003 selaku Ketua Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ACHMAD YULIANTO
bin ACHMADOEN adalah Magdalena Sidabutar, SH selaku Ketua
Pengadilan Negeri Kendal, akan tetapi setelah sidang berlangsung Ketua
Majelis Hakim yang memeriksa mengadili perkara tersebut (Magdalena
Hal. 44 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
Sidabutar,SH.) mengundurkan diri dan selanjutnya sidang dipimpin oleh R.
Matras Supomo, SH dan dalam putusan ditandatangani oleh R. Matras
Supomo, SH (putusan hal. 66 alenia 2) selaku Ketua Majelis.
Bahwa pada waktu pergantian Ketua Majelis Hakim, Jaksa Penuntut
Umum tidak pernah diberitahukan tentang penunjukan penggantinya,
bahkan Jaksa Penuntut Umum tidak pernah diberikan penetapannya
sesuai tata cara pelaksanaan yang berwenang menunjuk penggantinya
untuk pengadilan tingkat pertama adalah Ketua Pengadilan Tinggi
berdasarkan pakar hukum M. Yahya Harahap, SH dalam bukunya
"Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Jilid II hal. 677 yang
menyatakan jika yang bersidang Ketua Pengadilan Negeri yang
berwenang menunjuk penggantinya adalah Ketua Pengadilan Tinggi". ;
- Bahwa selanjutnya dalam Putusan Pengadilan Negeri Kendal Nomor :
80/Pid.B/2003/PN .Kdl tertanggal 23 Maret 2004 pada halaman 1 alenia 2
disebutkan "Setelah membaca Surat Penetapan Ketetapan Pengadilan
Negeri Kendal tertanggal 26 Juni 2002 dan 11 Agustus 2003 tentang
penetapan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini".
Disini perlu ditekankan bahwa pelimpahan perkara atas nama ACHMAD
YULIANTO bin ACHMADOEN oleh Jaksa Penuntut Umum ke Pengadilan
Negeri Kendal adalah tanggal 25 Juni 2003 (terlampir) Nomor : B-04
/O.3.27/Ft.l/06/2003 dan penetapan Majelis Hakim yang mengadili dan
memeriksa perkara ini yang diterima oleh Jaksa Penuntut Umum adalah
tertanggal 14 Juli 2003 Nomor : 80/Pid.B/2003/PN.Kdl (terlampir). Dan
Jaksa Penuntut Umum hanya menerima penetapan Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara atas nama ACHMAD YULIANTO bin
ACHMADOEN hanya satu kali yaitu tertanggal 14 Juli 2003 Nomor
80/Pid.B/2003/PN .Kdl. Jadi putusan Pengadilan Negeri Kendal Nomor
80/Pid.B/PN.Kdl tertanggal 24 Maret 2004 yang memuat masalah
penetapan Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara atas
nama ACHMAD YULIANTO bin ACHMADOEN adalah tidak benar.
Bagaimana mungkin perkara belum dilimpahkan akan tetapi sudah
diterbitkan penetapan tertanggal 26 Juni 2002 dan penetapan tertanggal
11 Agustus 2003 pun tidah pernah diterima oleh Jaksa Penuntut Umum ;
- Bahwa putusan Majelis Hakim pada saat diucapkan masih dalam bentuk
konsep tulisan tangan dan setelah dibacakan tidak ditandatangani oleh
Hakim maupun Panitera dan salinannya tidak segera diberikan kepada
Hal. 45 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
Jaksa Penuntut Umum. Hal tersebut jelas bertentangan dengan azas hukum
acara cepat, sederhana dan malanggar Pasal 200 dan 206 KUHAP ;
- Bahwa Pengadilan melampaui batas wewenangnya karena Majelis Hakim
telah memutus melebihi kewenangannya yaitu mempertimbangkan hal-hal
yang bersifat non yuridis seperti halnya bahwa Majelis tidak dapat menerima
alasan dari pada saksi Istiqomah mengingat karena situasi keamanan saat
itu sehingga terlalu berisiko tinggi apabila Terdakwa harus membawa-bawa
uang dalam jumlah yang sangat besar, juga dengan mengingat
perkembangan kemajuan jaman dimana penyerahan uang tidak mesti
dalam bentuk tunai akan tetapi bisa dalam bentuk transfer melalui bank,
sehingga Majelis menilai bahwa alasan penolakan saksi Istiqomah untuk
membukukan "bukti transfer" dana konpensasi dan dana bantuan untuk desa
tersebut tidak tepat, pertimbangan Majelis Hakim mengenai hal tersebut
diatas adalah telah berlebihan karena bukti transfer baru diserahkan oleh
Terdakwa kepada Kaur Keuangan yaitu Istiqomah setelah uang kompensasi
dan uang bantuan desa telah habis dibagi-bagikan ;
- Bahwa berdasarkan alasan-alasan sebagaimana Pemohon uraikan diatas,
jelaslah bahwa Majelis Hakim tidak menerapkan atau menerapkan ketentuan
hukum tidak sebagaimana mestinya. Oleh karena itu Pemohon berpendapat
bahwa apabila Majelis Hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara
Terdakwa ACHMAD YULIANTO bin ACHMADOEN ini dilaksanakan secara
sungguh-sungguh, melaksanakan peradilan dan mengambil keputusan
berdasarkan ketentuan Undang-undang sebagaimana mestinya, maka
Terdakwa seharusnya dinyatakan bersalah melakukan perbuatan
sebagaimana Pemohon dakwakan kepada Terdakwa yang Pemohon uraikan
dalam requisitoir terlampir.
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat bahwa ternyata Pemohon Kasasi tidak dapat membuktikan bahwa
putusan tersebut adalah merupakan pembebasan yang tidak murni, karena
Pemohon Kasasi tidak dapat mengajukan alasan-alasan yang dapat dijadikan
dasar pertimbangan mengenai dimana letak sifat tidak murni dari putusan bebas
tersebut ;
Menimbang, bahwa disamping itu Mahkamah Agung berdasarkan
wewenang pengawasannya juga tidak dapat melihat bahwa putusan tersebut
dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri dengan telah melampaui batas
wewenangnya, oleh karena itu permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum/
Hal. 46 dari 46 hal.Put.No.1105 K/Pid/2004
Pemohon Kasasi berdasarkan pasal 244 Undang-Undang No.8 tahun 1981
(KUHAP) harus dinyatakan tidak dapat diterima ;
Menimbang, bahwa karena permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum
dinyatakan tidak dapat diterima dan Terdakwa tetap dibebaskan, maka biaya
perkara dibebankan kepada Negara ;
Memperhatikan Undang-Undang No.4 tahun 2004, Undang-Undang No.8
tahun 1981 dan Undang-Undang No.14 tahun 1985 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang No.5 tahun 2004 dan peraturan perundang-undangan
lain yang bersangkutan ;
M E N G A D I L I
Menyatakan tidak dapat diterima permohonan kasasi dari Pemohon
Kasasi : Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kendal tersebut ;
Membebankan biaya perkara dalam tingkat kasasi kepada Negara;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah
Agung pada hari Kamis tanggal 15 Februari 2007 oleh Bagir Manan, Hakim
Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,
H.Mansur Kartayasa,SH.MH. dan Prof.DR.H. Kaimuddin Salle,SH.MH. Hakim-
Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta H.Mansur
Kartayasa,SH.MH. dan Prof.DR.H. Kaimuddin Salle,SH.MH. Hakim-Hakim
anggota tersebut, dan dibantu oleh Roki Panjaitan,SH. Panitera Pengganti dan
tidak dihadiri oleh Pemohon kasasi : Jaksa/Penuntut Umum dan Terdakwa.
Hakim-Hakim – Anggota K e t u a :
ttd./ H. Mansur Kartayasa, SH.MH. ttd./ Bagir Manan
ttd./ Prof.Dr.H.Kaimuddin Salle,SH.MH.
Panitera Pengganti :
ttd./ Roki Panjaitan, SH.
Untuk Salinan
Mahkamah Agung R.I.
Panitera
Panitera Muda Perkara Pidana Khusus
S U H A D I, SH.MH.
NIP : 04.033.261