P U T U S A N - ms-aceh.go.id · menyerahkan 1/3 gaji bersih yang diterima setiap bulannya kepada...
Transcript of P U T U S A N - ms-aceh.go.id · menyerahkan 1/3 gaji bersih yang diterima setiap bulannya kepada...
Hal. 1 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
P U T U S A N . Nomor : XXX/Pdt.G/2012/MS-Aceh
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Mahkamah Syar’iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Talak pada
tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan
putusan sebagai berikut dalam perkara antara:
PEMBANDING, umur 50 tahun, agama Islam, pendidikan D-II
PGSD, pekerjaan PNS, tempat tinggal di Kabupaten
Pidie, dahulu TERMOHON sekarang Pembanding;
Melawan
TERBANDING, umur 53 tahun, agama Islam, tempat tinggal di
Kabupaten Pidie, dahulu PEMOHON, sekarang
Terbanding ;
Mahkamah Syar’iyah Aceh;
Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhu-
bungan dengan perkara ini ;
TENTANG DUDUKPERKARANYA
Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam
Putusan Mahkamah Syar’iyah Sigli Nomor: 223/Pdt.G/2011/MS-Sgi tanggal
19 Desember 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 23 Muharram 1433
Hijriyah yang amarnya berbunyi sebagai berikut:
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Memberi izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk menjatuhkan talak
satu raj’i terhadap Termohon (PEMBANDING) dihadapan sidang
Mahkamah Syar'iyah Sigli;
Hal. 2 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
3. Menghukum Pemohon untuk membayar nafkah iddah dan mut’ah kepada
Termohon sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah);
4. Memerintahkan Panitera Mahkamah Syar’iyah Sigli untuk mengirimkan
sehelai salinan penetapan ikrar talak kepada Pegawai Pencatat Nikah/
Kantor Urusan Agama Kecamatan Batee, Kabupaten Pidie, Pegawai
Pencatat Nikah / Kantor Urusan Agama Kecamatan Pidie, Kabupaten
Pidie dan Pegawai Pencatat Nikah / Kantor Urusan Agama Kecamatan
Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, untuk dicatat dalam daftar yang
disediakan untuk itu ;
5. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.
366.000,- (tiga ratus enam puluh enam ribu rupiah) ;
Membaca surat permohonan banding yang dibuat oleh Panitera
Mahkamah Syar’iyah Sigli bahwa Termohon / Pembanding pada tanggal 2
Januari 2012 telah mengajukan permohonan banding atas putusan
Mahkamah Sigli Nomor : 223/Pdt.G/2011/MS-Sgi tanggal 19 Desember
2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 23 Muharram 1433 Hijriyah,
permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawannya pada
tanggal 6 Januari 2012 ;
Memperhatikan memori banding Termohon / Pembanding tanggal 09
Januari 2012 dan kontra memori banding Pemohon / Terbanding tanggal 30
Januari 2012 ;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding dalam perkara
ini telah diajukan oleh Termohon / Pembanding dalam tenggang waktu dan
menurut cara-cara sebagaimana ditentukan Undang-undang maka
permohonan banding tersebut formal dapat diterima;
Hal. 3 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
Menimbang, bahwa Pembanding / Termohon sesuai dengan memori
bandingnya tanggal 09 Januari 2012, intinya keberatan terhadap putusan
Mahkamah Syar’iyah Sigli Nomor: 223/Pdt.G/2011/MS-Sgi tanggal 19
Desember 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 23 Muharram 1433
Hijriyah, baik pertimbangan hukum maupun amar putusannya yang pada
pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Sigli telah salah menerapkan
hukum atau penerapan hukum tidak sebagaimana mestinya, dalam
penerapan hukum pembuktian oleh karenanya, Pembanding / Termohon
sangat keberatan terhadap pertimbangan Majelis hakim yang didasarkan
kepada keterangan saksi-saksi yang dihadirkan oleh Terbanding /
Pemohon dalam persidangan, sebab tempat tinggal (domisili ) para saksi
tersebut sangat jauh dengan kediaman Pembanding / Termohon dan
Terbanding / Pemohon, bukan tetangga dan bukan warga satu desa
( satu kampung) sangat aneh bila para saksi mengatakan pernah melihat
pertengkaran dan perselisihan antara Pembanding dengan Terbanding,
maka terkesan saksi-saksi yang dihadirkan adalah saksi-saksi yang
direkayasa, dengan demikian semua keterangan saksi tersebut tidak
dapat diterima ;
- Bahwa keterangan saksi Suherman bin Jamil dan Yusrial bin Mailah pada
intinya mengatakan tidak pernah melihat secara langsung dan tidak
mengetahui penyebab terjadinya pertengkaran dan perselisihan antara
Pembanding dengan Terbanding, maka keterangan saksi tersebut tidak
memenuhi syarat yang telah diatur dalam hukum pembuktian
sebagaimana yang ditegaskan dalam pasal 171 ayat 1 dan 2 HIR;
- Bahwa Pembanding / Termohon masih mencintai Terbanding/Pemohon
dan bukanlah suatu hal yang mustahil Terbanding / Pemohon akan
Hal. 4 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
menyadarinya dan akan terjalin kembali hidup rukun dan damai
sebagaimana mestinya ;
- Bahwa bilamana Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak
sependapat dengan Pembanding / Termohon sesuai dengan pasal 149
huruf a dan b Kompilasi Hukum Islam bila mana perkawinan putus karena
talak, bekas suami wajib memberi mut’ah yang layak kepada bekas isteri,
nafkah selama masa iddah, maskan, kiswah dengan rincian sebagai
berikut ;
a. Mut’ah sejumlah Rp. 5.000.000,- ( lima juta rupiah ) .
b. Nafkah selama masa iddah sejumlah Rp. 9.000.000,- ( Sembilan juta
rupiah ) .
c. Maskan dan kiswah sejumlah Rp. 6.000.000,- ( enam juta rupiah ) .
- Bahwa dalam ketentuan Undang-undang serta Yurisprodensi Mahkamah
Agung R I. Nomor : 1531/K/Pdt/1987 yang pada pokoknya akibat hukum
bagi seorang PNS yang melakukan perceraian adalah wajib
menyerahkan 1/3 gaji bersih yang diterima setiap bulannya kepada bekas
isterinya dan 1/3 kepada anak-anaknya, untuk itu mohon Majelis Hakim
Mahkamah Syar’iyah Aceh menghukum Terbanding / Pemohon
menyerahkan gajinya kepada Pembanding / Termohon .
Menimbang bahwa Pemohon / Terbanding sesuai dengan kontra
memori bandingnya tanggal 30 Januari 2012 pada pokoknya memper -
tahankan isi putusan Mahkamah Syar’iyah Sigli tersebut ;
Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan meneliti berkas perkara
yang dimintakan banding dan setelah mempelajari putusan Mahkamah
Syar’iyah Sigli Nomor : 223/Pdt.G / 2011/ Ms-Sgi tanggal 19 Desember 2011
Miladiyah bertepatan dengan tanggal 23 Muharram 1433 Hijriyah, Majelis
Hakim tingkat banding akan memberi pertimbangan seperti di bawah ini ;
Hal. 5 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
Menimbang, bahwa berdasarkan keseluruhan dari hasil pemeriksaan
Majelis Hakim tingkat pertama dalam perkara ini, Majelis Hakim tingkat
banding telah menemukan fakta yang pada pokoknya sebagai berikut :
- Bahwa Majelis hakim tingkat pertama telah berupaya mendamaikan
Pemohon / Terbanding dengan Termohon / Pembanding maupun
melalui proses mediasi sebagaimana diamanatkan oleh pasal 82
Undang-Undang Nomor : 7 tahun 1989 dan Peraturan Mahkamah
Agung RI Nomor : 1 Tahun 2008 dan juga oleh POLRES Pidie
ternyata tidak berhasil ( vide BAP tanggal 5 Desember 2011, hal 15).
- Bahwa Termohon / Pembanding dalam jawabannya :
a. pada tanggal 15 April 2009, Pemohon / Terbanding pergi dari
rumah tanpa ada penjelasan kepada Termohon / Pembanding,
sejak itulah Pemohon / Terbanding tidak pernah memberi nafkah
lahir dan batin kepada Termohon / Pembanding ;
b. Pemohon / Terbanding tidak pernah lagi mengurus rumah tangga
beserta anak.
c. POLRES Pidie telah pernah mengusahakan perdamaian antara
Pemohon / Terbanding dengan Termohon / Pembanding tetapi
tidak ada titik terang.
d. Termohon / Pembanding tidak menyetujui cerai dengan Pemohon /
Terbanding .
- Bahwa antara Pemohon / Terbanding dengan Termohon/ Pembanding
telah terjadi perselisihan dan pertengkaran yang sifatnya terus
menerus sehingga mengakibatkan Pemohon / Terbanding dan
Termohon / Pembanding telah hidup berpisah tempat tinggal sejak 15
April 2009 sampai dengan sekarang dan tidak pernah ada hubungan
lagi sebagai layaknya suami isteri ;
Hal. 6 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
- Bahwa Pemohon / Terbanding sebagai seorang anggota POLRI telah
mendapat surat izin cerai Nomor : SIC/01/VII/2011 yang dikeluarkan
oleh Kepala Kepolisian Resor Pidie tanggal 5 Agustus 2011.
- Bahwa saksi-saksi yang dihadirkan Pemohon / Terbanding
menyatakan antara Pemohon / Terbanding dan Termohon /
Pembanding telah berpisah tempat tinggal sejak tahun 2009 sampai
dengan sekarang .
Menimbang, bahwa keberatan yang diajukan Temohon / Pembanding
dalam memori bandingnya dapat dipertimbangkan sebagai berikut:
Menimbang, bahwa salah satu alasan perceraian adalah antara
suami-isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak
ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga, sesuai Pasal 19
huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 Tahun 1975;
Menimbang, bahwa dari fakta sebagaimana telah di uraikan di atas,
Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa apabila terjadi
perselisihan antara suami isteri dan telah diupayakan damai tetapi tidak
berhasil, kemudian terbukti pisah tempat tinggal maka hal tersebut sebagai
indikator kuat terpenuhinya alasan perceraian sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor : 9 Tahun
1975, dan sesuai pula dengan Yurisprudensi putusan Mahkamah Agung RI
Nomor: 273 / K / AG / 1998 tanggal 17 Maret 1999 yang menyatakan bahwa
cekcok, hidup berpisah tidak dalam satu tempat kediaman bersama /
berpisah tempat tidur, salah satu pihak tidak berniat meneruskan kehidupan
bersama dengan pihak lain merupakan fakta yang cukup memenuhi alasan
suatu perceraian, dan mempertahankan rumah tangga yang demikian itu
adalah sia-sia, dalam hal ini keterangan saksi-saksi yang dihadirkan oleh
Pemohon / Terbanding telah sesuai maka keberatan Pembanding tentang
Hal. 7 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
keterangan saksi yang domisilinya jauh dari kediaman Pembanding dan
Terbanding tidak beralasan, maka Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh
patut menyampingkannya.
Menimbang bahwa keberatan tentang keterangan saksi Suherman
bin Jamil dan Yusrial bin Mailah yang tidak sesuai dengan pasal 171 ayat (1)
dan (2) HIR, Majelis Hakim tingkat banding berpendapat bahwa
pertimbangan Majelis hakim tingkat pertama telah tepat dan benar sesuai
dengan Yurispudensi Mahkamah Agung RI Nomor : 299 K/AG/2003 tanggal
8 Juni 2005 yang menyatakan keterangan 2 (dua) orang saksi dalam
sengketa cerai talak yang hanya menerangkan suatu akibat hukum,
mempunyai kekuatan hukum sebagai dalil pembuktian, oleh sebab itu Majelis
hakim tingkat banding menyatakan keberatan Pembanding tersebut tidak
beralasan maka dikesampingkan.
Menimbang, bahwa tetap bersikerasnya Terbanding / Pemohon untuk
bercerai dengan Pembanding / Termohon meskipun Majelis Hakim tingkat
pertama telah mendamaikan secara langsung maupun melalui mediasi,
Majelis Hakim tingkat banding berpendapat sikap Terbanding / Pemohon
tersebut telah menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak memiliki rasa cinta
lagi kepada Termohon / Pembanding, padahal adanya rasa saling mencintai,
saling menghormati, setia dan saling bantu membantu antara suami-isteri
seperti yang diamanatkan oleh pasal 33 Undang-Undang Nomor : 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan dan juga Pasal 77 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam
(KHI), adalah merupakan pondasi yang utama untuk dapat tegak berdirinya
sebuah rumah tangga yang sejahtera dan bahagia, maka keberatan
Termohon / Pembanding tentang masih mencintai Terbanding / Pemohon
keinginan tersebut adalah keinginan yang tidak mendapat sambutan dari
Hal. 8 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
Terbanding / Pemohon, oleh karenanya keberatan tersebut harus
dikesampingkan.
Menimbang bahwa Pembanding / Termohon dalam memori
bandingnya memohon supaya Terbanding / Pemohon memberi kepada
Pembanding / Termohon selama masa iddah sebagai berikut ;
a. Mut’ah sejumlah Rp. 5.000.000,- ( lima juta rupiah ) .
b. Nafkah selama masa iddah sejumlah Rp. 9.000.000,- ( Sembilan juta
rupiah ) .
c. Maskan dan kiswah sejumlah Rp. 6.000.000,- ( enam juta rupiah ) .
Menimbang bahwa Majelis hakim tingkat pertama telah menghukum
Pemohon / Terbanding untuk membayar nafkah iddah dan mut’ah sejumlah
Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah ) menurut Majelis hakim
tingkat banding harus diperbaiki karena jumlah yang telah ditetapkan oleh
Yudex facti belum mencukupi kebutuhan hidup, kelayakan ( kepatutan ) dan
kemaslahatan yang didasarkan kepada kemampuan Terbanding / Pemohon ,
maka perlu menambah besaran jumlah mut’ah, nafkah iddah dan kiswah
yang jumlah dan nilainya akan ditetapkan dalam amar putusan ini ;
Menimbang bahwa tentang ketentuan bagi seorang Pegawai Negeri
Sipil yang melakukan perceraian wajib menyerahkan 1/3 gaji bersih yang
diterima setiap bulannya kepada bekas isterinya dan 1/3 kepada anak-
anaknya, menurut pendapat Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh hal
tersebut telah diatur dalam peraturan Kepala Kepolisian Negara RI Nomor 9
tahun 2010, merupakan norma aturan yang bersifat administratif, oleh
karenanya keberatan Pembanding / Termohon tersebut harus di
kesampingkan.
Menimbang, bahwa tujuan yang fundamental dibentuknya sebuah
rumah tangga menurut Syari’at Islam, yaitu adanya keserasian dan
Hal. 9 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
keharmonisan antara suami isteri yang diliputi suasana damai, sejahtera dan
bahagia serta kasih sayang ( mawaddah warahmah ) sebagaimana
dimaksudkan oleh al-Qur’an surat ar-Rum ayat 21;
Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kekuasaan Allah) bahwa ia (Allah) menciptakan pasanganmu dari jenismu sendiri agar kamu tenteram bersamanya, dan ia mengikat kamu dengan cinta (biologis) dan kasih sayang, sesungguhnya yang demi-kian adalah tanda-tanda bagi orang yang berpikir (QS.Ar-Rum 21);
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis
Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat apabila kehidupan rumah
tangga Pemohon / Terbanding dengan Termohon / Pembanding dipaksakan
rukun lagi akan menimbulkan penderitaan berkepanjangan bagi kedua belah
pihak, karena hubungan suami isteri dalam rumah tangga sudah dirasa
hampa tanpa ruh, maka kondisi rumah tangga yang demikian sudah
dianggap patut dan cukup alasan untuk menempuh jalan perceraian
berdasarkan al-Qur’an surat al-Nisa’ ayat 130 sebagai berikut:
Artinya: Jika keduanya bercerai, Maka Allah akan memberi kecukupan kepada
masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. dan adalah Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana;
Menimbang, bahwa mempertahankan rumah tangga tersebut para
pihak justru akan menimbulkan mafsadah bagi kedua belah pihak
sedangkan perceraian juga menghilangkan kemaslahatan yang tentu juga
mafsadah bagi kedua belah pihak, namun oleh karena berhadapan dua
mafsadah , maka harus dipilih mafsadah yang lebih ringan akibatnya, hal ini
sesuai dengan qaedah fiqh yang diambil menjadi pendapat dan
pertimbangan hukum Majelis hakim berbunyi.:
إذا تعارض مفسدتان روعي أعظمهما ضررا بارتكاب أخفهما
Hal. 10 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadah dihindari mafsadah yang paling besar kemudharatannya dengan melakukan yang lebih ringan mafsadahnya. (vide : al Asbah wa al-Nadzair: Asy-Syuyuti, halaman 161);
Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pertimbangan hukum dan putusan
Mahkamah Syar’iyah Sigli Nomor : 223 / Pdt.G / 2011/ Ms-Sgi tanggal 19
Desember 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 23 Muharram 1433
Hijriyah. Setentang permohon Pemohon / Terbanding sudah benar dan baik,
tentang penetapan akibat putus perkawinan karena talak, menurut pendapat
Majelis hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh harus diperbaiki, sehingga amar
selengkapnya sebagaimana akan disebutkan dibawah ini .
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-
Undang Nomor : 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama sebagaimana
yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor : 3 Tahun 2006, dan
perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor : 50 tahun 2009, biaya
perkara dalam tingkat pertama dibebankan kepada Pemohon dan dalam
tingkat banding dibebankan kepada Pembanding ;
Mengingat, Pasal-pasal dari peraturan perundang-undangan serta
ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini
MENGADILI:
Menerima permohonan banding dari Pembanding (PEMBANDING) ;
Memperbaiki putusan Mahkamah Syar’iyah Sigli Nomor : 223/Pdt.G/
2011/ MS-Sgi tanggal 19 Desember 2011 Miladiyah bertepatan dengan
tanggal 23 Muharram 1433 Hijriyah, sehingga amar selengkapnya
sebagai berikut :
1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;
Hal. 11 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
2. Memberi izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk menjatuhkan
talak satu raj’i terhadap Termohon (PEMBANDING) didepan sidang
Mahkamah Syar'iyah Sigli;
3. Menghukum Pemohon untuk membayar kepada Termohon :
3.1. Nafkah selama masa iddah sejumlah Rp. 3.000.000,- ( tiga juta
rupiah ) .
3.2. Mut’ah sejumlah Rp. 3.000.000,- ( tiga juta rupiah )
3.3. Kiswah dalam bentuk uang sejumlah Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah )
4. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.
366.000,- ( tiga ratus enam puluh enam ribu rupiah) ;
Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara pada
tingkat banding sejumlah Rp. 150,000. (Seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah, diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada hari Rabu, tanggal 11 April 2012
Miladiyah bertepatan dengan tanggal 19 Jumadil Awal 1433 Hijriyah oleh
kami Dra. Masdarwiaty, MA Hakim Tinggi yang ditunjuk sebagai Ketua
Majelis, Drs. A. Mu’thi, MH. dan Drs. Asri Damsy, SH masing-masing
sebagai Hakim Anggota dan diucapkan pada hari itu juga dalam sidang
terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis yang didampingi para Hakim
Anggota tersebut, dan dibantu oleh Drs. Azmi sebagai Panitera Pengganti
tanpa dihadiri pihak-pihak yang berperkara ;
Hakim Anggota Ketua Majelis,
Drs. A. MU’THI, MH. Dra. MASDARWIATY, MA
Hal. 12 dari 12 hal. Putusan Nomor :21/Pdt.G/2012/MS-Aceh
Drs. ASRI DAMSY, SH
Panitera Pengganti,
Drs. AZMI
Perincian Biaya Banding:
1. Materai ............................................ Rp. 6,000.
2. Redaksi .......................................... Rp. 5,000.
3. Leges .............................................. Rp. 5,000.
4. Biaya Proses ................................... Rp. 134,000.
J u m l a h ....................................... Rp. 150,000.
---------------------------- (Seratus lima puluh ribu rupiah) ------------------------