P U T U S A N - ms-aceh.go.id · Langsa melalui Dinas Perhubungan dan Informatika dimana Pemohon...
Transcript of P U T U S A N - ms-aceh.go.id · Langsa melalui Dinas Perhubungan dan Informatika dimana Pemohon...
Hal. 1 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
P U T U S A N . Nomor : xxx/Pdt.G/2011/MS-Aceh
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Mahkamah Syar’iyah Aceh yang mengadili perkara Cerai Talak
pada tingkat banding dalam persidangan Majelis Hakim telah menja-
tuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
PEMBANDING, umur 29 tahun, agama Islam, pendidikan
terakhir SPP, tempat tinggal di Kota Langsa, dahulu
Termohon/Penggugat Rekonvensi, sekarang
Pembanding;
Melawan
TERBANDING, umur 35 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir
SMA, tempat tinggal di Kota Langsa, dahulu
Pemohon/Tergugat Rekonvensi, seka-rang Terbanding;
Mahkamah Syar’iyah Aceh;
Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhu-
bungan dengan perkara ini;
TENTANG DUDUKPERKARANYA
Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat
dalam Putusan Mahkamah Syar’iyah Langsa Nomor : 172/Pdt.G/2011
/Ms-Lgs tanggal 28 September 2011 Miladiyah bertepatan dengan
tanggal 29 Syawal 1432 Hijriyah yang amarnya berbunyi sebagai berikut
Dalam konvensi;
1. Mengabulkan permohonan Pemohon;
2. Memberi izin kepada Pemohon (TERBANDING) untuk menjatuhkan
talak satu raj’i terhadap Termohon (PEMBANDING) di depan sidang
Mahkamah Syar’iyah Langsa;
Hal. 2 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Dalam rekonvensi;
3. Mengabulkan tuntutan rekonvensi Penggugat rekonvensi/Termohon
konvensi sebagian;
4. Menghukum Pemohon konvensi/Tergugat rekonvensi untuk mem-
bayar Nafkah iddah kepada Termohon konvensi/Penggugat rekon-
vensi sejumlah Rp. 3.000.000 (tiga juta rupiah);
5. Menghukum Pemohon konvensi/Tergugat rekonvensi untuk mem-
bayar mut’ah kepada Termohon konvensi/Penggugat rekonvensi
sejumlah Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah);
6. Menghukum Pemohon konvensi/Tergugat rekonvensi untuk mem-
berikan berupa kiswah kepada Termohon konvensi/Penggugat
rekonvensi 1 (satu) set pakaian;
7. Menetapkan dua orang anak (ANAK1) dan (ANAK2) dibawah
asuhan Termohon konvensi/Penggugat rekonvensi;
8. Menetapkan nafkah 2 (dua) orang anak yang harus dibayar Pemo-
hon konvensi/Tergugat rekonvensi kepada Termohon konvensi
/Penggugat rekonvensi sejumlah Rp. 500.000, (lima ratus ribu
rupiah) perbulan;
9. Menyatakan tidak menerima selain dan selebihnya;
Dalam konvensi dan rekonvensi;
10. Memerintahkan Panitera Mahkamah Syar’iyah Langsa untuk mengi-
rim sehelai salinan Penetapan ikrar talak kepada PPN/KUA yang
mewilayahi tempat tinggal Pemohon dan Termohon serta tempat
perkawinan dilangsungkan untuk di catat dalam buku yang disedia-
kan untuk itu;
11. Menghukum Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sejumlah
Rp. 191.000,- (seratus sembilan puluh satu ribu rupiah);
Hal. 3 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Membaca surat permohonan banding yang dibuat oleh Panitera
Mahkamah Syar’iyah Langsa bahwa Termohon/Pembanding pada tang-
gal 03 Oktober 2011 telah mengajukan permohonan banding atas
putusan Mahkamah Syar’iyah Langsa Nomor : 172/Pdt.G/2011/Ms-Lgs
tanggal 28 September 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 29
Syawal 1432 Hijriyah, permohonan banding mana telah diberitahukan
kepada pihak lawannya pada tanggal 6 Oktober 2011;
Memperhatikan memori banding Termohon/Pembanding tanggal
05 Oktober 2011 dan kontra memori banding Pemohon/Terbanding
tanggal 11 Oktober 2011;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding dalam
perkara ini telah diajukan oleh Termohon/Pembanding dalam tenggang
waktu dan menurut cara-cara sebagaimana ditentukan Undang-undang,
maka permohonan banding tersebut formal dapat diterima;
Dalam Konvensi.
Menimbang, bahwa Termohon/Pembanding sesuai dengan me-
mori bandingnya tanggal 05 Oktober 2011, intinya keberatan terhadap
putusan Mahkamah Syar’iyah Langsa Nomor : 172/Pdt.G/2011/Ms-Lgs
tanggal 28 September 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 29
Syawal 1432 Hijriyah, baik pertimbangan hukum maupun amar
putusannya yang pada pokoknya sebagai berikut :
- bahwa Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Langsa telah terburu-
buru dan kurang cermat dalam memberikan pertimbangan hukum
sebagaimana tersebut pada putusan halaman 2, dimana seakan-
akan pada jawaban Termohon setuju untuk bercerai dari Pemohon,
Hal. 4 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
padahal Termohon masih ingin mempertahankan rumah tangga
sebagaimana mestinya;
- bahwa belum ada upaya damai maksimal tentang perselisihan
Pemohon dan Termohon, seharusnya pihak Pemerintah Kota
Langsa melalui Dinas Perhubungan dan Informatika dimana
Pemohon bekerja harus terlebih dahulu memanggil kedua belah
pihak untuk didamaikan. Dan Surat Walikota Langsa Nomor :
Peg.800/2547/2011, tanggal 29 September 2011 telah membatalkan
Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika Kota
Langsa Nomor : 485/550/2011 Tentang Pemberian Izin Perceraian
terhadap saudara TERBANDING;
- bahwa Termohon/Pembanding menuntut agar Pemohon/Terbanding
membayar kepada Termohon/Pembanding berupa :
1. Nafkah iddah sebesar Rp. 7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu
rupiah;
2. Mut’ah berupa 5 mayam emas;
3. Kiswah sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah);
4. Maskan sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah);
5. Nafkah anak/hadhanah sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah)
setiap bulan;
Menimbang, bahwa Pemohon/Terbanding sesuai dengan kontra
memori bandingnya tanggal 11 Oktober 2011, pada pokoknya tetap
mempertahankan isi putusan Mahkamah Syar’iyah Langsa tersebut;
Menimbang, bahwa setelah mempelajari dan meneliti berkas per-
kara yang dimintakan banding dan setelah mempelajari putusan Mahka-
mah Syar’iyah Langsa Nomor : 172/Pdt.G/2011/Ms-Lgs tanggal 28
September 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 29 Syawal 1432
Hal. 5 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Hijriyah, majelis hakim tingkat banding akan memberi pertimbangan
seperti di bawah ini;
Menimbang, bahwa berdasar keseluruhan dari hasil pemeriksaan
majelis hakim tingkat pertama dalam perkara ini, majelis hakim tingkat
banding telah menemukan fakta yang pada pokoknya sebagai berikut :
- bahwa majelis hakim tingkat pertama telah berupaya mendamaikan
Pemohon/Terbanding dan Termohon/Pembanding maupun melalui
proses mediasi sebagaimana diamanatkan oleh pasal 82 Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan Peraturan Mahkamah Agung RI
Nomor 1 Tahun 2008, namun pada akhirnya ternyata tetap tidak
berhasil (vide berita acara persidangan tanggal 24 Agustus 2011);
- bahwa Termohon/Pembanding dalam jawabannya mengakui pernah
terjadi keributan antara Pemohon/Terbanding dan Termohon/Pem-
banding, dan Termohon/Pembanding tidak keberatan bercerai dari
Pemohon/Terbanding (vide berita acara persidangan tanggal 24
Agustus 2011);
- bahwa Termohon/Pembanding mengajukan gugat rekonvensi
berupa nafkah iddah sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)
per hari, mut’ah 4 (empat) mayam emas, kiswah berupa 2 (dua) set
pakaian, hak asuh 2 (dua) orang anak diserahkan kepada Termohon
/Pembanding dan biaya/nafkah anak tersebut sebesar Rp. 800.000,-
(delapan ratus ribu rupiah) perbulan serta pembayaran hutang oleh
Pemohon/Terbanding berupa 4 (empat) mayam emas;
- bahwa Pemohon/Terbanding sebagai seorang PNS telah mendapat
surat izin perceraian Nomor : 485/550/2011 tanggal 11 Juli 2011
(vide berita acara persidangan tanggal 7 September 2011);
Hal. 6 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
- bahwa saksi keluarga yang dihadirkan para pihak menyatakan telah
terjadi perselisihan dan keributan antara Pemohon/Terbanding dan
Termohon/Pembanding serta telah berpisah tempat tinggal sejak
Agustus 2010 yang lalu sampai sekarang (vide berita acara
persidangan tanggal 7 September 2011);
Menimbang, bahwa keberatan yang diajukan Termohon/Pemban-
ding dalam memori bandingnya dapat dipertimbangkan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa salah satu alasan perceraian adalah antara
suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan
tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga sesuai
Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975;
Menimbang, bahwa dari fakta di atas, majelis hakim tingkat ban-
ding berpendapat bahwa apabila terjadi perselisihan antara suami isteri
kemudian terbukti pisah tempat tinggal dan telah diupayakan damai
tetapi tidak berhasil, maka hal tersebut sebagai indikator kuat terwujud-
nya maksud pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun
1975, dan sesuai dengan putusan Mahkamah Agung RI Nomor :
273/K/AG/1998 tanggal 17 Maret 1999 yang menyatakan bahwa cek-
cok, hidup berpisah tidak dalam satu tempat kediaman bersama
/berpisah tempat tidur, salah satu pihak tidak berniat meneruskan
kehidupan bersama dengan pihak lain merupakan fakta yang cukup
alasan suatu perceraian, dan mempertahankan rumah tangga yang
demikian itu adalah sia-sia, maka meskipun Termohon/Pembanding
ingin rukun lagi dengan Pemohon /Terbanding, keinginan tersebut ada-
lah keinginan yang tidak mendapat sambutan dari Pemohon/Terban-
ding, oleh karenanya keberatan Termohon/Pembanding tersebut harus
dikesampingkan;
Hal. 7 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Menimbang, bahwa tetap bersikerasnya Pemohon/Terbanding
untuk bercerai dengan Termohon/Pembanding meskipun majelis hakim
tingkat pertama telah mendamaikan secara langsung maupun melalui
mediasi, majelis hakim tingkat banding berpendapat sikap Pemohon
/Terbanding tersebut telah menunjukkan bahwa ia benar-benar tidak
memiliki rasa cinta lagi kepada Termohon/Pembanding, padahal adanya
rasa saling mencintai, saling menghormati, setia dan saling bantu
membantu antara suami-isteri seperti yang diamanatkan oleh pasal 33
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan juga
Pasal 77 ayat (2) Kompilasi Hukum Islam (KHI), adalah merupakan
pondasi yang utama untuk dapat tegak berdirinya sebuah rumah tangga
yang sejahtera dan bahagia, maka keberatan Termohon/Pembanding
tentang belum adanya upaya damai secara maksimal, harus dikesam-
pingkan;
Menimbang, bahwa setentang surat Walikota Langsa Nomor :
Peg.800/2547/2011, tanggal 29 September 2011 telah membatalkan
Surat Keputusan Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika Kota
Langsa Nomor : 485/550/2011 Tentang Pemberian Izin Perceraian
terhadap saudara TERBANDING, hal tersebut telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 jo Peraturan Pemerintah
Nomor 45 Tahun 1990 merupakan norma aturan yang bersifat
administratif dan tidak dapat mempengaruhi proses persidangan pada
Mahkamah Syar’iyah, oleh karenanya keberatan Termohon
/Pembanding tersebut harus dikesampingkan;
Menimbang, bahwa dalam perkara a quo Pemohon/Terbanding
hanya menghadirkan 1 (satu) orang saksi dari pihak keluarga (Ibu
kandung Pemohon/Terbanding) dan Termohon/Pembanding juga
Hal. 8 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
menghadirkan 1 (satu) orang saksi dari pihak keluarga (Ibu kandung
Termohon/Pembanding), dengan demikian maksud Pasal 22 ayat (2)
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo Pasal 76 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 7 Tentang Peradilan Agama sebagaimana yang
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, dan
perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 telah
terpenuhi, maka keterangan saksi keluarga dari Pemohon/Terbanding
dan keluarga dari Termohon/Pembanding dianggap sebagai pembuktian
yang cukup karena keterangan saksi tersebut saling bersesuaian serta
saling melengkapi dan kedua saksi tersebut adalah orang yang paling
dekat dengan Pemohon/Terbanding dan Termohon/Pembanding;
Menimbang, bahwa tujuan yang fundamental dibentuknya sebu-
ah rumah tangga yaitu adanya keserasian dan keharmonisan antara
suami isteri yang diliputi suasana damai, sejahtera dan bahagia serta
kasih sayang (mawaddah warahmah) sebagaimana dimaksudkan oleh
Al-Qur’an surat Ar- Rum ayat 21 :
Artinya : Dan di antara tanda-tanda (kekuasaan Allah) bahwa ia (Allah) menciptakan pasanganmu dari jenismu sendiri agar kamu tenteram bersamanya, dan ia mengikat kamu dengan cinta (biologis) dan kasih sayang, sesungguhnya yang demi-kian adalah tanda-tanda bagi orang yang berpikir (QS. 21);
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, majelis
hakim tingkat banding berpendapat apabila kehidupan rumah tangga
Pembanding dengan Terbanding dipaksakan rukun lagi akan menimbul-
kan penderitaan berkepanjangan bagi kedua belah pihak, karena
hubungan suami isteri dalam rumah tangga yang demikian sudah dirasa
hampa tanpa ruh, maka menurut Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah
Hal. 9 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Aceh kondisi rumah tangga yang demikian sudah dianggap patut dan
cukup alasan untuk menempuh jalan perceraian berdasarkan Al-Qur’an
surat al-Nisa’ ayat 130 sebagai berikut :
Artinya : Jika keduanya bercerai, Maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masingnya dari limpahan karunia-Nya. dan adalah Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana.
Menimbang, bahwa mempertahankan rumah tangga tersebut
justru akan menimbulkan mafsadah bagi kedua belah pihak, sedangkan
perceraian juga menghilangkan kemaslahatan yang tentu juga
mafsadah bagi kedua belah pihak, namun oleh karena berhadapan dua
mafsadah maka harus dipilih mafsadah yang lebih ringan akibatnya, hal
ini sesuai dengan qaedah fiqh yang diambil menjadi pendapat dan
pertimbangan hukum putusan ini yang berbunyi :
إذا تعارض مفسدتان روعي أعظمهما ضررا بارتكاب أخفهما
Artinya : Apabila berhadapan dua mafsadah dihindari mafsadah yang paling besar kemudharatannya dengan melakukan yang lebih ringan mafsadahnya. (vide : Al Asbah wa al-Nadzair : Asy-Syuyuti, halaman 161);
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, dapat
disimpulkan bahwa majelis hakim tingkat pertama telah melaksanakan
ketentuan pasal 39 ayat 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo
Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan pasal 70 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua Undang-
Undang Nomor 50 tahun 2009 jo pasal 115 Kompilasi Hukum Islam,
sehingga berdasarkan fakta tersebut dalam perkara a quo, majelis
hakim tingkat banding berpendapat permohonan yang diajukan oleh
Pemohon/Terbanding agar diberi izin untuk menjatuhkan talak 1 (satu)
raj’i terhadap Termohon/Pembanding dapat dikabulkan, dengan demi-
Hal. 10 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
kian Putusan Mahkamah Syar’iyah Langsa Nomor : 172/Pdt.G/2011/Ms-
Lgs tanggal 28 September 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal
29 Syawal 1432 Hijriyah harus dikuatkan ;
Dalam Rekonpensi.
Menimbang, bahwa Termohon/Pembanding dalam jawabannya
mengajukan gugat rekonvensi tentang, akibat putusnya perkawinan
karena cerai talak dan hak asuh anak serta nafkah anak; maka berda-
sarkan Pasal 66 ayat (5) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989
Tentang Peradilan Agama, gugat rekonvensi tersebut dapat diterima;
Menimbang, bahwa Termohon/Penggugat Rekonvensi/Pemban-
ding dalam memori bandingnya keberatan atas putusan Mahkamah
Syar’iyah Langsa tersebut dan menuntut agar majelis hakim tingkat
banding memutus setentang gugat rekonvensi sebagaimana dalam
memori banding tersebut, untuk itu majelis hakim tingkat banding akan
mempertimbangkan seperti di bawah ini;
Menimbang, bahwa oleh karena jumlah nilai nafkah iddah,
mut’ah, dan kiswah selama masa iddah yang ditetapkan oleh majelis
hakim tingkat pertama belum memenuhi kebutuhan hidup minimum,
kepatutan dan keadilan, maka majelis hakim tingkat banding meman-
dang perlu untuk menambah jumlah nilai nafkah iddah, mut’ah, dan
kiswah selama masa iddah yang besarnya sebagaimana ditetapkan
dalam amar putusan ini;
Menimbang, bahwa setentang tuntutan Termohon/Penggugat
Rekonvensi/Pembanding agar ditetapkan sebagai pemegang hak asuh
terhadap 2 (dua) orang anak Pemohon/Tergugat Rekonvensi/Terban-
ding dan Termohon/Penggugat Rekonvensi/Pembanding, majelis hakim
tingkat banding berpendapat bahwa kedua anak tersebut belum
Hal. 11 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
mumayyiz dan belum berusia 12 tahun, maka sesuai dengan Pasal 105
huruf (a) Kompilasi Hukum Islam, tuntutan Termohon/Penggugat
Rekonvensi/Pembanding tersebut dapat dikabulkan, yaitu menetapkan
Termohon/Penggugat Rekonvensi/Pembanding sebagai pemegang hak
asuh terhadap kedua anak tersebut;
Menimbang, bahwa setentang nafkah 2 (dua) orang anak yang
ditetapkan oleh majelis hakim tingkat pertama belum memenuhi
kebutuhan hidup minimum, kepatutan dan keadilan, maka majelis hakim
tingkat banding memandang perlu untuk menambah jumlah nilai nafkah
2 (dua) orang anak tersebut yang besarnya sebagaimana ditetapkan
dalam amar putusan ini;
Menimbang, bahwa setentang tuntutan Termohon/Penggugat
/Rekonvensi/Pembanding agar Pemohon/Tergugat Rekonvensi/Terban-
ding membayar utang 4 mayam emas, majelis hakim tingkat banding
berpendapat, dikarenakan tuntutan tersebut tidak jelas apakah 4 mayam
emas tersebut utang mas kawin atau mas kawin yang dipinjam tapi
belum dibayar atau emas itu dari harta bersama lalu karena ada keper-
luan digunakan oleh Pemohon/Tergugat Rekonvensi/Terbanding, maka
oleh karena itu tuntutan tersebut tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
tersebut di atas, majelis hakim tingkat banding mengabulkan gugatan
Penggugat Rekonvensi/Pembanding sebagian dan menolak selain dan
selebihnya, oleh karenanya memperbaiki amar putusan Mahkamah
Syar’iyah Langsa Nomor : 172/Pdt.G/2011/Ms-Lgs tanggal 28 Septem-
ber 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 29 Syawal 1432 Hijri-
yah sebagaimana disebutkan dalam amar putusan ini;
Dalam Konvensi dan Rekonvensi.
Hal. 12 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Menimbang, bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 84 Undang
Undang No. 7 tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan yang kedua Nomor 50
tahun 2009, maka Panitera Mahkamah Syar`iyah Langsa, harus
diperintahkan untuk mengirimkan sehelai salinan Penetapan Ikrar talak
kepada PPN/Kantor Urusan Agama Kecamatan yang mewilayahi
tempat tinggal Pemohon dan Termohon dan PPN/Kantor Urusan Agama
Kecamatan tempat perkawinan dilangsungkan untuk dicatat dalam
daftar yang disediakan untuk itu;
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama
sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2006, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50
tahun 2009, biaya perkara dalam tingkat pertama dibebankan kepada
Pemohon dan dalam tingkat banding dibebankan kepada Pembanding;
Mengingat Pasal-Pasal dari Peraturan Perundang-undangan
serta ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI
Menerima permohonan banding dari Pembanding (PEMBANDING);
Dalam Konvensi :
Menguatkan putusan Mahkamah Syar’iyah Langsa Nomor :
172/Pdt.G/2011/Ms-Lgs tanggal 28 Septem-ber 2011 Miladiyah
bertepatan dengan tanggal 29 Syawal 1432 Hijriyah 1432 Hijriyah;
Dalam Rekonvensi :
Memperbaiki putusan Mahkamah Syar’iyah Langsa Nomor :
172/Pdt.G/2011/Ms-Lgs tanggal 28 September 2011 Miladiyah
Hal. 13 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
bertepatan dengan tanggal 29 Syawal 1432 Hijriyah 1432 Hijriyah,
sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi untuk sebagian;
2. Menghukum Tergugat Rekonvensi membayar kepada Penggugat
Rekonvensi berupa :
a. Nafkah iddah sebesar Rp. 4.500.000.- (empat juta lima ratus
ribu rupiah);
b. Mut’ah dalam bentuk emas murni seberat 3 (tiga) mayam;
c. Kiswah dalam bentuk uang sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta
rupiah);
3. Menetapkan dua orang anak Maulizatul Ahya, perempuan, umur
6 tahun dan Hasanatul Asyura, perempuan, umur 6 bulan di
bawah asuhan /Penggugat Rekonvensi;
4. Menghukum Tergugat Rekonvensi untuk memberikan nafkah 2
(dua) orang anak sebagaimana diktum nomor 3 (tiga) di atas
kepada /Penggugat Rekonvensi sejumlah Rp. 800.000, (delapan
ratus ribu rupiah) setiap bulan;
5. Menolak dan tidak dapat menerima selain dan selebihnya;
Dalam Konvensi dan Rekonvensi :
Memperbaiki putusan Mahkamah Syar’iyah Langsa Nomor :
172/Pdt.G/2011/Ms-Lgs tanggal 28 September 2011 Miladiyah
bertepatan dengan tanggal 29 Syawal 1432 Hijriyah 1432 Hijriyah,
sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut :
1. Memerintahkan Panitera Mahkamah Syar`iyah Langsa untuk
mengirimkan sehelai salinan Penetapan Ikrar talak kepada
PPN/Kantor Urusan Agama Kecamatan yang mewilayahi tempat
tinggal Pemohon dan Termohon dan PPN/Kantor Urusan Agama
Hal. 14 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
Kecamatan tempat perkawinan dilangsungkan untuk dicatat
dalam daftar yang disediakan untuk itu;
2. Membebankan kepada Pemohon/Tergugat Rekonvensi untuk
membayar biaya perkara dalam tingkat pertama sejumlah Rp.
191.000,- (seratus sembilan puluh satu ribu rupiah);
Membebankan kepada Pembanding untuk membayar biaya perkara
di tingkat banding sejumlah Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu
rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh pada hari Rabu, tanggal 21 Desem-
ber 2011 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 25 Muharram 1433
Hijriyah oleh kami Dra. Masdarwiaty, MA Hakim Tinggi yang ditunjuk
sebagai Ketua Majelis, Drs. H. Abdul Muin dan Drs. H. Abd. Hamid
Pulungan, SH, MH masing-masing sebagai Hakim Anggota dan
diucapkan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh
Ketua Majelis tersebut yang didampingi para Hakim Anggota dan
dibantu oleh Drs. Azmi sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri
pihak-pihak yang berperkara.
Hakim Anggota : Ketua Majelis,
Drs. H. ABDUL MUIN Dra. MASDARWIATY, MA
Drs. H. ABD. HAMID PULUNGAN, SH, MH
Panitera Pengganti,
Drs. AZMI
Perincian Biaya Banding :
Hal. 15 dari 15 hal. Putusan Nomor : 127/Pdt.G/2011/MS-Aceh
1. Materai ............................................ Rp. 6.000,-
2. Redaksi .......................................... Rp. 5.000,-
3. Leges .............................................. Rp. 5.000,-
4. Biaya Proses ................................... Rp.134.000,-
J u m l a h ....................................... Rp. 150.000,-
------------------------------(seratus lima pulu ribu rupiah)--------------------------