P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

16
PERCOBAAN 5 I. NAMA PERCOBAAN ANTIPIRETIK II. PENDAHULUAN II.1. Tujuan percobaan Mengenal dan mempraktekkan uji anti demam menggunakan metode induksi demam. II.2. Dasar teori Antipiretika adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada keadaan demam. Antipiretik mempunyai suatu efek pada termostat hipotalamus yang berlawanan dengan zat pirogen. Penurunan demam oleh antipiretik seringkali melalui pengurangan pembuangan panas daripada pengurangan produksi panas. Penginduksi demam ada bermacam-macam, antara lain: sengatan panas, toksin mikroorganisme, senyawa pirogenik dan senyawa-senyawa yang dapat menstimulasi metabolisme tubuh.Demam dapat terjadi karena peningkatan suhu di hipotalamus, jika sel tubuh terluka oleh rangsangan pirogen seperti bakteri, virus, parasit, maka membrane sel yang tersusun oleh fosfolipid akan rusak. Salah satu komponen.

Transcript of P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

Page 1: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

PERCOBAAN 5

I. NAMA PERCOBAAN

ANTIPIRETIK

II. PENDAHULUAN

II.1. Tujuan percobaan

Mengenal dan mempraktekkan uji anti demam menggunakan metode

induksi demam.

II.2. Dasar teori

Antipiretika adalah obat yang dapat menurunkan suhu tubuh pada

keadaan demam. Antipiretik mempunyai suatu efek pada termostat

hipotalamus yang berlawanan dengan zat pirogen. Penurunan demam oleh

antipiretik seringkali melalui pengurangan pembuangan panas daripada

pengurangan produksi panas.

Penginduksi demam ada bermacam-macam, antara lain: sengatan

panas, toksin mikroorganisme, senyawa pirogenik dan senyawa-senyawa

yang dapat menstimulasi metabolisme tubuh.Demam dapat terjadi karena

peningkatan suhu di hipotalamus, jika sel tubuh terluka oleh rangsangan

pirogen seperti bakteri, virus, parasit, maka membrane sel yang tersusun

oleh fosfolipid akan rusak. Salah satu komponen.

Demam adalah suatu bagian penting dari mekanisme pertahanan

tubuh melawan infeksi. Kebanyakan bakteri dan virus yang menyebabkan

infeksi pada manusia hidup subur pada suhu 37 derajat C. Demam akan

mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk membuat lebih banyak sel

darah putih, membuat lebih banyak antibodi dan membuat lebih banyak

zat-zat lain untuk melawan infeksi (Wibowo, S., 2006).

Demam merupakan keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu

normal. Demam merupakan istilah umum, sedangkan istilah yang biasa

digunakan adalah pireksia atau hipertemia. Apabila suhu tubuh sangat tinggi

(mencapai sekitar 410 C), demam disebut hiperpireksia. Individu yang

Page 2: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

mengalami demam dikatakan dalam keadaan febril (febris) dan individu

yang tidak mengalami demam disebut afebril (afebris). Peningkatan suhu

37,5-380 C pada manusia dikatakan mengalami kenaikan suhu subfebril atau

kenaikan suhu tubuh ringan (Tamsuri, 2006).

Menurut Nelwan (1996), Demam diindikasikan peningkatan suhu

tubuh diatas rata-rata nilai normal sebagai hasil dari perubahan dalam

pusat pengatur suhu yang terletak di hipotalamus. Suhu normal berkisar

antara 36,50C-37,20C, demam diartikan sebagai suhu tubuh diatas

37,20C-41,20C. Suhu yang telah disebutkan diatas ketika pengukurannya

dilakukan menggunakan thermometer melaui rektal terdapat perbedaan

sebesar 0,50C yaitu lebih tinggi pada pengukuran rektal.

1. Mekanisme kerja antipiretik

- Meningkatkan eliminasi panas pada penderita dengan suhu badan

tinggi, dengan cara menimbulkan dilatasi buluh darah perifer &

mobilisasi air sehingga terjadi pengenceran darah & pengeluaran

keringat

- Penurunan suhu tsb hsl kerja obat pd SSP yg melibatkan pusat kontrol

suhu di hipotalamus

- Pengaruh obat pd suhu badan normal relative kecil.

2. Paracetamol ( Acetaminofen)

- Efek analgetik & antipiretik (+)

- Efek antiinflamasi (-)

- Bekerja pada COX-3

- Merupakan penghambat prostaglandin yang lemah.

- Efek iritasi, erosi, dan perdarahan lambung tidak terlihat pada obat ini,

demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan asam basa

(Wilwana dan Gan, 2007).

3. Pepton

Pepton menginduksi terjadinya demam pada mencit melalui reaksi

tubuh. Sesaat setelah penyuntikan pepton ± 5 menit mencit mengalami

berbagai hal yaitu menggigil, peningkatan rasa haus, peningkatan denyut

jantung dan mengantuk. Pengukuran suhu demam pada mencit yang

Page 3: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

dilakukan pada rektal optimal pada waktu 1 jam sesudah penyuntikan.

Pada waktu tersebut mencit mengalami demam yang optimal.

Menurut Suwandito (2008), pengertian pepton adalah Bio stimulasi

alami, yang terdiri dari asam Amino dengan bobot molekular rendah

peptida dan asam humic yang berlaku bersama-sama untuk mendukung

metabolisme dan mengkatalisasi proses pertumbuhan.

III. CARA PERCOBAAN

III.1. Bahan dan alat yang digunakan

1. Stimulus Demam

Untuk penginduksi demam dapat digunakan: pirogen 5% atau pepton

5%, 0,6ml tiap hewan

2. Bahan

a. Stimulus demam

b. Larutan tilosan 1% dalam air

c. Suspensi parasetamol 1% dalam tilosa 1%

d. Bahan uji

3. Alat thermometer

4. Hewan uji

Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih atau marmut dengan

umur 2-3 bulan dan bobot badan 200-300 g. Diadaptasikan dengan

lingkungan pengujian selama 1-2 hari. Selanjutnya hewan dibagi

menjadi 3 kelompok (kontrol, uji, pembanding)

Page 4: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

III.2. Cara kerja

Masing-masing hewan diukur suhu tubuhnya melalui rektal

Selanjutnya hewan uji yang memiliki suhu tubuh normal diluar rata-

rata + 1 SD tidak diikutkan dalam proses pengujian.

Hewan diberi stimulus demam lalu suhu tubuh diukur pada setiap

interval waktu yang ditentukan.

Diusahakan bahwa hewan berada dalam satu populasi, memiliki respon

yang sama terhadap stimulus demam yang diberikan.

Bahan kontrol, uji dan pembanding diberikan secara oral, sebelum atau

setelah induksi demam, bergantung efek yang akan dievaluasi.

Untuk mengamati efek terapi bahan uji diberikan setelah

pemberian stimulus nyeri.

sedangkan untuk mengamati efek preventif bahan uji diberikan

sebelum diinduksi demam.

Sebagai pembanding digunakan antipiretik standar atau antipiretik lain

yang telah dikenal potensinya.

Kontrol, bahan uji atau pembanding harus diberikan dalam bentuk

sediaan yang homogen.

Selanjutnya suhu tubuh diukur dalam interval waktu yang ditentukan

selama durasi demam.

Page 5: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

Pengumpulan data dan analisis

Data yang dikumpulkan adalah suhu tubuh pada masing-masing

kelompok.

Selanjutnya dihitung persentasi peningkatan suhu tubuh akibat

simulasi demam.

Hewan dinyatakan dalam keadaan demam patologis bila terjadi

peningkatan suhu tubuh yang bermakna bila dibandingkan dengan

hewan kontrol atau kondisi normal.

Bahan uji yang diberikan dinyatakan memiliki efek antipiretik bila

suhu tubuh hewan dalam keadaan patologik dapat menurun bermakna.

Page 6: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

IV. HASIL PERCOBAAN

1. Hasil Kelompok IV

Suhu mencit ( ° C )

Paracetamol

( 37,1 ° )

As. Mefenamat

( 35,5 ° )

PGS

( 33,8 ° )

10 20 30 10 20 30 10 20 30

36,1 35,6 35,1 34,3 34,2 35,3 34,7 34,9 34,4

2. Hasil Kelompok V

Suhu mencit ( ° C )

Paracetamol

( 36,8 ° )

As. Mefenamat

( 33,5 ° )

PGS

( 36,6 ° )

10 20 30 10 20 30 10 20 30

32,8 32,2 31,8 33,2 33,9 33,5 36,4 35,7 35,4

3. Hasil Kelompok VI

Suhu mencit ( ° C )

Paracetamol

( 36,8 ° )

As. Mefenamat

( 35,9 ° )

PGS

( 36 ° )

10 20 30 10 20 30 10 20 30

35,3 34,8 36,6 33,7 33,5 33,0 35,5 34,7 34,5

Page 7: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

4. Data Statistic

Rumus→ Suhu Awal−( Suhu (10+20+30 )3 )=X

Kelompok ParacetamolAsam

MefanamatPGS

IV -1,5 -0,9 0,87

V -4,53 0,033 -0,77

VI -1,23 -2,5 -1,1

V. PERHITUNGAN

Dosis konversi Dosis larutan stok

Paracetamol 1,305 mg / 20 gr 233,6 mg /75 ml

Asam mefenamat 1,305 mg / 20 gr 136,6 mg /50 ml

PGS Maksimal 1,0 ml

Pepton Maksimal 1,0 ml

1. PGS, BB mencit 30 gr

maksimal pemakaiian 1,0 ml

2. Paracetamol, BB mencit 30 gr

3. Asam Mefenamat, BB mencit 30 gr

30 gr

20 grX 1,305 mg = 1,957 mg

1,957 mg

233,6 mg/75 ml = 0,63 ml

30 gr

20 grX 1,305 mg = 1,957 mg

1,957 mg

136,6 mg/50 ml = 0,72 ml

Page 8: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

LARUTAN STOK ANTIPIRETIK

Diketahui :

- Dosis Paracetamol dan Asam mefenamat = 500 mg

- Berat tablet Paracetamol = 628 mg

- Berat tablet Asam mefenamat = 861 mg

Pembuatan larutan stok :

Dosis untuk mencit = 500 mg x 0,00261

= 1,305 mg / 20 g BB.

Untuk mencit BB 35 g:

Dosis untuk mencit = 35gr20gr

x1,305mg=2,284mg

1. Pepton = 0,1 % dalam 50 ml

2. Bobot tablet Paracetamol dalam 75 ml

75ml1ml

x 2,284mg=171,3mg

mg Paracetamol = 682mg500mg

x171,3mg=233,653mg / 75 ml

3. Bobot tablet As. Mefenamat dalam 50 ml

50ml1ml

x 2,284mg=171,3m g

mg As. Mefenamat = 861mg500mg

x171,3mg=196,652mg / 50 ml

Page 9: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum pengujian efek antipiretik, menggunakan hewan coba 3

mencit yaitu di berikan parasetamol sebagai antipiretik, di berikan asam

Mefenamat sebagai pembanding antipiretika dari paracetamol, dan di berikan

tilosa tapi praktikum ini diganti dengan PGS. Ketiga obat tersebut di berikan

secara per oral, tapi terlebih dulu diberikan pepton sebagai induksi demam

(demam buatan).

Suhu mencit ( ° C )

Paracetamol

( 37,1 ° )

As. Mefenamat

( 35,5 ° )

PGS

( 33,8 ° )

10 20 30 10 20 30 10 20 30

36,1 35,6 35,1 34,3 34,2 35,3 34,7 34,9 34,4

Mencit control di berikan pepton, 5 menit kemudian di beri PGS per oral,

untuk suhu nya meningkat terus selama 30 menit, sedangkan untuk mencit

perlakuan dengan di berikan pepton, 5 menit kemudian di beri PCT dan Asam

Mefenamat, suhu tubuh mencit sudah bisa menurun dengan cepat.

Penurunan suhu untuk Paracetamol lebih cepat dan tidak mengalami

penaikan, sedangkan untuk Asam Mefenamat lebih lambat dan pada menit ke

30 mengalami penaikan suhu atau suhu tubuh mencit kembali pada suhu awal.

Hal tersebut dikarenakan, parasetamol mempunyai efek analgesic dan

antipiretik lebih kuat dari pada Asam Mefenamat, sehingga mencit yang

mendapatkan perlakuan dengan diberikannya parasetamol, penurunnan suhu

tubuhnya akan lebih cepat, dari pada mencit di berikan Asam Mefenamat.

Jadi hasil praktikum dari percobaan antipiretika ini sesuai dengan teori

dimana suhu paling cepat turun didapat oleh obat Paracetamol, sedangkan

untuk Asam Mefenamat suhu yang turun sedikit dan pada menit 30 kembali

mendekati suhu awal, dan suhu yang terus meningkat didapat oleh PGS.

Page 10: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

Penjelasan tentang Data Statistic

- Data kolom normalitas suhunya untuk kolom Sig. pada Shapiro Wilk

memperoleh 0,423 yang bearti tidak memenuhi syarat karena data yang

di dapat harus < 0,05.

- Data pada kolom homogenitas suhu nya untuk kolom Sig. memperoleh

0,417 yang bearti memenuhi syarat karena data yang didapat harus >

0,05.

- Dan digunakan table kruskal wallis karena suhu pemberian oral pada

normalitas tidak signifikan dan homogenitas signifikan atau terjadi

perbedaan antara normalitas dan homogenitasnya.

VII. KESIMPULAN

1. Pemberian semua obat dilakukan secara per oral.

2. Suhu yang paling cepat turun dari suhu awalnya adalah Paracetamol.

3. Suhu yang paling lambat turun dari suhu awalnya adalah Asam Mefenamat.

4. Suhu yang terus meningkat dari suhu awalnya adalah PGS.

5. Hasil praktikum antipiretik ini sesuai dengan teori.

Page 11: P- 5 - ANTIPIRETIKA.docx

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013, Penuntun praktikum Farmakologi II, Akademi Farmasi ISFI,

Banjarmasin.

Nelwan, R.H. 1996. Demam Dalam Ilmu Penyakit Dalam. Edisi tiga Jilid ke I.

Jakarta: FK UI

Suwandito. 2008. Pepton. Http:www/Haifachem.com. Diakses tanggal 11 Juni

2008.

Tamsuri, Anas. 2007. Tanda-Tanda Vital Suhu Tubuh. Jakarta: EGC Buku

Kedokteran

Tjay, T.H. dan Kirana, R., 2007, Obat – Obat Penting, Edisi VI, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta.