Overview & Implementing Accounting Analysis

34
OVERVIEW & IMPLEMENTING ACCOUNTING ANALYSIS Institutional Framework For Financial Reporting (Kerangka Institusional untuk Pelaporan Keuangan) Secara tipikal terdapat pemisahan antara kepemilikan dan manajemen di dalam perusahaan publik. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat pemilik melacak situasi keuangan perusahaannya. Dengan dasar periodik, perusahaan secara tipikal menghasilkan tiga laporan keuangan; (1) Sebuah laporan keuangan yang menjelaskan kinerja operasi selama periode waktu tertentu, (2) Neraca yang menyatakan aset perusahaan dan bagaimana mereka didanai, (3) Laporan arus kas (atau dibeberapa negara, laporan arus dana) yang meringkas arus kas dari suatu perusahaan. Laporan ini disertai catatan kaki yang menyediakan detail tambahan pada item laporan keuangan, sebagaimana juga dengan narasi diskusi atas kinerja perusahaan oleh manajemen pada Bagian Diskusi Manajemen dan Analisa. Untuk mengevaluasi secara efektif dari kualitas data laporan keuangan suatu perusahaan, analis pertama perlu untuk memahami fitur dasar dari pelaporan keuangan dan kerangka kerja institusi yang mengatur mereka, sebagaimana didiskusikan pada bagian selanjutnya. Akuntansi Akrual Salah satu dari fitur fundamental yang membentuk laporan keuangan adalah bahwa laporan keuangan disiapkan dengan akuntansi akrual bukan akuntansi dengan dasar kas. Tidak 1

description

Overview & Implementing Accounting Analysis

Transcript of Overview & Implementing Accounting Analysis

Page 1: Overview & Implementing Accounting Analysis

OVERVIEW & IMPLEMENTING ACCOUNTING ANALYSIS

Institutional Framework For Financial Reporting (Kerangka Institusional

untuk Pelaporan Keuangan)

Secara tipikal terdapat pemisahan antara kepemilikan dan manajemen di dalam perusahaan

publik. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat pemilik melacak situasi keuangan

perusahaannya. Dengan dasar periodik, perusahaan secara tipikal menghasilkan tiga laporan

keuangan; (1) Sebuah laporan keuangan yang menjelaskan kinerja operasi selama periode

waktu tertentu, (2) Neraca yang menyatakan aset perusahaan dan bagaimana mereka didanai,

(3) Laporan arus kas (atau dibeberapa negara, laporan arus dana) yang meringkas arus kas

dari suatu perusahaan. Laporan ini disertai catatan kaki yang menyediakan detail tambahan

pada item laporan keuangan, sebagaimana juga dengan narasi diskusi atas kinerja perusahaan

oleh manajemen pada Bagian Diskusi Manajemen dan Analisa.

Untuk mengevaluasi secara efektif dari kualitas data laporan keuangan suatu perusahaan,

analis pertama perlu untuk memahami fitur dasar dari pelaporan keuangan dan kerangka kerja

institusi yang mengatur mereka, sebagaimana didiskusikan pada bagian selanjutnya.

Akuntansi Akrual

Salah satu dari fitur fundamental yang membentuk laporan keuangan adalah bahwa

laporan keuangan disiapkan dengan akuntansi akrual bukan akuntansi dengan dasar kas.

Tidak seperti akuntansi dengan dasar kas, akuntansi akrual membedakan antara pencatatan

antara biaya dan manfaat yang berhubungan dengan aktivitas ekonomi dengan pembayaran

aktual dan penerimaan dari kas. Laba bersih adalah indeks kinerja utama periodik dibawah

akuntansi akrual. Untuk menghitung laba bersih, dampak dari transaksi ekonomi dicatat

dengan dasar harapan (expected) bukan benar benar yang telah direalisasikan, penerimaan

dan pembayaran kas. Penerimaan kas yang diharapkan dari penyerahan produk atau jasa

diakui sebagai pendapatan, dan pengeluaran kas yang diharapkan sehubungan dengan

pendapatan diatas akan diakui sebagai beban.

Sementara banyak aturan dan konvensi yang mengatur penyajian laporan keuangan dari

suatu perusahaan, hanya ada beberapa blok pembangun konseptual yang membentuk fondasi

dari akuntansi akrual. Definisi dibawah adalah penting pada laporan laba rugi yang

meringkas pendapatan dan beban perusahaan.

1

Page 2: Overview & Implementing Accounting Analysis

Pendapatan adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh selama suatu periode

waktu. Pengakuan pendapatan diatur dengan prinsip realisasi, yang mengusulkan

bahwa pendapatan harus diakui ketika suatu perusahaan telah menyediakan

semuanya, atau secara substantial semuanya, barang atau jasa yang akan diserahkan

kepada konsumen kepada konsumen dan konsumen telah membayar kas atau

diharapkan untuk membayar kas dengan derajat kepastian yang masuk akal.

Beban adalah sumber daya ekonomi yang digunakan selama suatu periode waktu.

Pengakuan beban diatur dengan prinsip pencocokan dan prinsip konservatisme.

Dibawah prinsip ini, beban adalah biaya yang berhubungan dengan pendapatan yang

diakui di dalam periode yang sama, atau biaya yang berhubungan dengan manfaat

yang dikonsumsi di dalam periode ini, atau sumber daya yang manfaat masa

depannya tidak terlalu pasti secara rasional.

Laba adalah perbedaan antara pendapatan perusahaan dan beban di dalam suatu

periode waktu.

Hubungan fundamental dibawah ini kemudian direfleksikan dalam laporan keuangan suatu

perusahaan :

Profit = Revenue – Expenses

Sebagai perbandingan, neraca adalah ringkasan pada suatu titik dalam suatu waktu. Prinsip

yang mendefinisikan aset sebuah perusahaan, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban

adalah sebagai berikut :

Asset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang

kemungkinan besar akan memproduksi manfaat ekonomi dan dapat diukur derajat

kepastian yang masuk akal.

Liabilities adalah kewajiban ekonomi dari suatu perusahaan yang timbul dari

manfaat yang diterima di masa lalu yang akan dipersyaratkan untuk dipenuhi pada

derajat kepastian dan penempatan waktunya didefinisikan dengan baik.

Ekuitas adalah perbedaan antara aset suatu perusahaan dan kewajibannya.

Definisi dari aset, kewajiban, dan ekuitas membawa ke hubungan yang fundamental yang

mengatur neraca suatu perusahaan :

Asset = Liabilities + Equity

2

Page 3: Overview & Implementing Accounting Analysis

Pendelegasian Pelaporan kepada Manajemen

Sementara dasar dari definisi dari suatu elemen laporan keuangan suatu perusahaan adalah

sederhana, aplikasinya dalam praktek seringkali melibatkan penilaian yang kompleks.

Sebagai contoh, bagaimana seharusnya pendapatan diakui ketika sebuah perusahaan menjual

tanah ke konsumen dan juga menyediakan pendanaan konsumen? Jika pendapatan diakui

sebelum kas dikumpulkan, bagaimana seharusnya kegagalan yang potensial diestimasikan?

Apakah investasi yang dihubungkan dengan aktivitas riset dan pengembangan, dimana titik

impasnya tidak tentu, aset atau beban ketika terjadi? Apakah komitmen kontraktual dibawah

pengaturan lease, atau kewajiban rencana pensiun? Atau jika demikian, bagaimana mereka

akan dinilai?

Karena manajer perusahaan telah memiliki pengetahuan yang dalam dari suatu bisnis

perusahaan, mereka dipercaya dengan tugas utama dengan membuat penilaian yang layak

dalam memotret transaksi bisnis dalam jumlah yang besar dengan menggunakan kerangka

kerja akrual akuntansi dasar. Diskresi akuntansi yang diberikan kepada manajer secara

potensial bernilai karena memberikan kesempatan untuk merefleksikan informasi dalam

perusahan pada laporan keuangan. Bagaimanapun juga karena investor memandang laba

sebagai ukuran dari kinerja manajer, manajer memiliki insentif untuk menggunakan diskresi

akuntansi untuk mendistrosi laba yang dilaporkan, dengan membuat asumsi yang bias. Lebih

jauh lagi penggunaan angka akuntansi dalam kontrak antara perusahaan dan pihak luar

memberikan motivasi untuk manajemen memanipulasi jumlah angka akuntansi.

Manajemen laba mendistorsi data akuntansi finansial, sehingga menghasilkan informasi

tidak baik kepada pengguna eksternal dari laporan keuangan. Karenanya keputusan

pendelegasian dari pelaporan keuangan kepada manajer memiliki biaya dan manfaatnya.

Aturan akuntansi dan auditing adalah mekanisme yang didesain untuk mengurangi biaya dan

memelihara manfaat dengan mendelegasikan laporan keuangan kepada manajer. Aturan legal

digunakan untuk menyelesaikan perselisihan antara manajer, auditor, dan investor.

3

Page 4: Overview & Implementing Accounting Analysis

Factors Influencing Accounting Quality (Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitas Akuntansi)

Sistem akuntansi memungkinkan ruang bagi manajer untuk mempengaruhi data laporan

keuangan. Hasilnya adalah bahwa informasi dalam laporan keuangan perusahaan menjadi

terganggu dan bias, meskipun sudah ada peraturan akuntansi dan auditing eksternal. Tujuan

dari analisis akuntansi adalah untuk mengevaluasi tingkat akuntansi perusahaan apakah sudah

mencerminkan realitas bisnis yang terjadi dan untuk memperbaiki semua distorsi akuntansi.

Terdapat tiga sumber potensial dari adanya gangguan dan bias dalam data akuntansi, yaitu

1. Gangguan dan bias yang disebabkan oleh kekakuan dalam peraturan akuntansi.

2. Kesalahan peramalan yang acak.

3. Sistem pelaporan yang dipilih oleh manajer perusahaan untuk mencapai tujuan

yang spesifik.

Gangguan dari Peraturan Akuntansi

Peraturan akuntansi menghasilkan gangguan dan bias karena terkadang sulit untuk

membatasi diskresi manajemen tanpa mengurangi isi informasi dari data akuntansi. Sebagai

contoh, IAS 38 yang dikeluarkan oleh IASB mensyaratkan perusahaan untuk mengakui biaya

asset dalam pengembangan saat diperkirakan akan menghasilkan manfaat ekonomi di masa

depan, tetapi juga mensyaratkan perusahaan untuk membebankan biaya riset pendahuluan.

Biaya pengembangan sangat terkait dengan produk yang sudah jadi. Namun sebaliknya,

biaya riset tidak berhubungan secara langsung dengan produk. Karena IAS 38 tidak

mengizinkan perusahaan untuk membedakan dua tipe biaya tersebut dalam tahap awal riset,

itu akan memungkinkan terjadinya distorsi sistematik dalam pelaporan keuangan.

Kesalahan Peramalan

Sumber lain dari gangguan dalam data akuntansi muncul dari murni kesalahan peramalan,

karena manajer tidak mampu memprediksi keadaan ekonomi yang akan terjadi di masa depan

akibat transaksi ekonomi yang dilakukan saat ini. Kesalahan peramalan ini tergantung dari

beberapa variabel, yaitu kompleksitas dari transaksi bisnis, prediksi dari lingkungan

perusahaan, dan perubahan ekonomi secara keseluruhan.

4

Page 5: Overview & Implementing Accounting Analysis

Pilihan Kebijakan Akuntansi oleh Manajer

Gangguan dan bias dalam data akuntansi juga disebabkan oleh pilihan akuntansi manajer

itu sendiri. Manajer memiliki variasi insentif untuk melaksanakan pilihan kebijakan akuntansi

untuk mendapatkan tujuan tertentu, yaitu

Pilihan akuntansi yang didasarkan pada kontrak hutang. Manajer yang memiliki

kontrak hutang tentu akan berusaha menjaga rasio keuangan perusahaan agar

sesuai dengan harapan kreditur. Oleh karena itu, manajer akan memilih pilihan

kebijakan akuntansi agar tidak melanggar perjanjian dalam kontrak hutang.

Kompensasi manajer. Motivasi lain dari pemilihan kebijakan akuntansi manajer

adalah terkait dengan kompensasi dan jabatan mereka. Sebagai contoh, beberapa

top manajer akan mendapatkan kompensasi bonus jika mereka mencapai target

laba tertentu.

Persaingan mengontrol perusahaan. Dalam persaingan kontrol perusahaan, seperti

takeover, manajemen akan mencoba atau berusahan untuk mendapatkan dukungan

dari pemegang saham. Sehingga, manajer mungkin membuat keputusan akuntansi

yang bertujuan untuk mempengaruhi persepsi investor dalam persaingan

mengontrol perusahaan.

Pertimbangan pajak. Manajer mungkin juga membuat pelaporan dengan

didasarkan pada tujuan untuk pelaporan keuangan dan pertimbangan pajak.

Sebagai contoh, perusahaan di US mensyaratkan penggunaan metode LIFO untuk

pelaporan kepada pemegang saham dalam tujuannya untuk pelaporan pajak.

Dengan menggunakan LIFO, saat harga naik, perusahaan melaporkan laba yang

turun, sehingga mengurangi pajak yang harus dibayar.

Pertimbangan peraturan. Sejak angka akuntansi digunakan oleh regulator untuk

konteks atau hal yang bervariasi, manajer dari beberapa perusahaan mungkin

membuat keputusan akuntansi untuk mempengaruhi keputusan regulator.

Pertimbangan pasar modal. Manajer mungkin membuat keputusan akuntansi untuk

mempengaruhi persepsi dari pasar modal. Saat terjadi asimetri informasi antara

manajer dan pihak di luar perusahaan, strategi ini mungkin sukses untuk

mempengaruhi persepsi investor.

Pertimbangan stakeholder. Manajer mungkin juga membuat keputusan akuntansi

untuk mempengaruhi persepsi dari stakeholder yang penting di dalam perusahaan.

Misalnya terkait hubungan antara serikat pekerja dengan manajemen. Stakeholder

5

Page 6: Overview & Implementing Accounting Analysis

lain yang mungkin dapat dipengaruhi oleh pelaporan keuangan perusahaan yang

dibuat oleh manajemen adalah supplier dan pelanggan.

Pertimbangan kompetisi. Dinamika dari kompetisi dalam sebuah industri mungkin

juga mempengaruhi pilihan pelaporan perusahaan. Manajer perusahaan tidak akan

mengungkapkan informasi yang mungkin dapat menguntungkan pesaing.

Sebagai tambahan dalam estimasi dan pilihan kebijakan akuntansi, tingkat dari

pengungkapan juga salah satu faktor yang menentukan kualitas akuntansi sebuah perusahaan.

Manajer perusahaan dapat memilih kebijakan pengungkapan yang menghasilkan lebih

banyak biaya atau lebih sedikit biaya untuk pengguna eksternal laporan keuangan agar lebih

memahami gambaran ekonomi sebenarnya dari bisnis mereka.

Steps in Accounting Analysis (Langkah-Langkah dalam Analisis Akuntansi)

a. Mengidentifikasi kebijakan akuntansi yang penting

Karakteristik industri dan strategi kompetitif perusahaan menentukan faktor kunci

sukses dan risiko. Salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk

mengevaluasi seberapa baik faktor sukses dan risiko tersebut dikelola oleh perusahaan.

Dalam analisis akuntansi, analis harus mengidentifikasi dan mengevaluasi kebijakan

dan estimasi perusahaan untuk menentukan faktor kritis dan risiko.

Setiap industri memiliki faktor kunci sukses yang berbeda-beda. Industri bank kunci

suksesnya adalah pengelolaan manajemen risiko kredit dan bunga, sedangkan untuk

industri retail kunci suksesnya adalah pengelolaan manajemen persediaan. Untuk hal ini

analis harus mampu mengidentifikasi pengukuran akuntansi yang dilakukan oleh

manajemen sehingga menggambarkan kondisi bisnis perusahaan sebenarnya.

b. Menaksir fleksibilitas akuntansi

Tidak semua perusahaan memiliki fleksibilitas yang sama dalam memilih kebijakan

dan estimasi akuntansi. Beberapa perusahaan pemilihan metode akuntansinya

didasarkan pada standar dan konvensi akuntansi, misalnya saja perusahaan bioteknologi

yang kunci suksesnya didasarkan pada tahap penelitian dan pengembangan. Dalam hal

ini, akibat standar akuntansi, perusahaan sulit memisahkan tahap penelitian dan

pengembangan karena manfaat masa depan dari biaya pengembangan sangat sulit untuk

ditaksir. Jika manajer memiliki fleksibilitas yang rendah dalam memilih estimasi dan

6

Page 7: Overview & Implementing Accounting Analysis

kebijakan akuntansi, data akuntansi yang dihasilkan akan memiliki informasi yang

kurang untuk memahami ekonomi perusahaan.

c. Mengevaluasi strategi akuntansi

Saat manajer memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka dapat menggunakan itu untuk

mengkomunikasikan situasi ekonomi perusahaan mereka atau menyembunyikan

informasi tersebut. Beberapa strategi pertanyaan dapat digunakan untuk memeriksa

bagaimana manajer menggunakan fleksibilitasnya dalam memilih kebijakan akuntansi,

yaitu

Bagaimana kebijakan akuntansi perusahaan jika dibandingkan dengan praktek

pada industri?

Apakah manajer memiliki insentif yang kuat untuk menggunakan diskresi

akuntansi dalam pengelolaan laba?

Apakah perusahaan melakukan perubahan dalam estimasi dan kebijakan

akuntansi perusahaan?

Apakah estimasi dan kebijakan perusahaan dapat diterapkan dengan baik pada

masa lalu?

Apakah struktur transaksi bisnis signifikan yang dilakukan perusahaan

bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu?

d. Mengevaluasi kualitas dari pengungkapan

Manajer dapat membuat analis lebih sulit atau lebih mudah untuk menaksir kualitas

akuntansi perusahaan dan menggunakan laporan keuangan untuk memahami realita

bisnis. Saat aturan akuntansi mensyaratkan jumlah minimum dari pengungkapan yang

harus dilakukan, manajer harus mengikuti pilihan tersebut. Kualitas pengungkapan

merupakan bagian yang penting dari kualitas akuntansi perusahaan. Dalam menaksir

kualitas pengungkapan perusahaan, analis harus mengikuti beberapa pertanyaan

barikut, yaitu

Apakah perusahaan memberikan pengungkapan yang cukup untuk menaksir

strategi bisnis perusahaan dan konsekuensi ekonominya?

Apakah catatan dalam laporan keuangan dapat menjelaskan dengan baik asumsi

dan kebijakan akuntansi perusahaan?

Apakah perusahaan menjelaskan dengan baik kinerja perusahaan saat ini?

Apakah perusahaan melakukan pengungkapan tambahan untuk membantu pihak

di luar manajemen memahami kinerja perusahaan?

7

Page 8: Overview & Implementing Accounting Analysis

Jika perusahaan memiliki segmen bisnis yang beragam, apa kualitas dari

pengungkapan segmen?

Bagaimana reaksi manajemen terhadap adanya bad news mengenai perusahaan?

Apakah perusahaan memberikan buku fakta yang berisi data mendetail

mengenai kinerja dan bisnis perusahaan?

e. Mengidentifikasi “red flags” yang potensial

Sebagai tambahan untuk langkah sebelumnya, pendekatan untuk analisis kualitas

akuntansi adalah untuk melihat adanya “red flags.” Indikator ini menyarankan bahwa

analis harus memeriksa beberapa item secara mendetail atau mendapatkan lebih banyak

informasi mengenai item tersebut. Beberapa tanda adanya “red flags,” yaitu

Adanya perubahan dalam kebijakan akuntansi yang tidak dapat dijelaskan,

terutama saat kinerja perusahaan turun.

Adanya transaksi yang tidak dapat dijelaskan untuk meningkatkan laba.

Adanya perbedaan antara laba yang dilaporkan oleh perusahaan dengan arus kas

dari aktivitas operasi.

Adanya keinginan untuk menggunakan mekanisme keuangan seperti kerjasama

penelitian dan pengembangan dan entitas dengan tujuan yang khusus.

Opini auditor eksternal terkait dengan laporan keuangan perusahaan.

Mekanisme pengelolaan perusahaan yang lemah.

Adanya transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa.

Saat analisis “red flags” ini mengindikasikan adanya kualitas akuntansi yang rendah,

adalah sangat penting untuk melakukan analisis lebih lanjut sebelum menentukan

keputusan final.

f. Memperbaiki distorsi akuntansi

Jika analisis akuntansi menyarankan bahwa angka akuntansi yang dilaporkan oleh

perusahaan memiliki kesalahan, analis harus berusaha untuk menyatakan kembali atau

mengulangi angka yang dilaporkan untuk mengurangi distorsi yang ada. Salah satu cara

yang dapat digunakan adalah dengan menganalisis laporan arus kas dan catatan dalam

laporan keuangan.

Laporan arus kas sebuah perusahaan memberikan sebuah rekonsiliasi dari kinerja

berdasarkan akuntansi akrual dan akuntansi berbasis kas. Jika analis ragu terhadap

kualitas dari akuntansi akrual perusahaan, laporan arus kas memberikan alternatif

pengukuran kinerja.

8

Page 9: Overview & Implementing Accounting Analysis

Catatan dalam laporan keuangan juga dapat memberikan informasi yang berguna untuk

memperbaiki distorsi akuntansi. Sebagai contoh, saat sebuah perusahaan merubah

kebijakan akuntansi, hal ini memberikan catatan indikasi efek dari perubahan tersebut

jika bersifat material.

9

Page 10: Overview & Implementing Accounting Analysis

KASUS

PT. KRAKATAU STEEL, Tbk

1. Pendahuluan

Analisis akuntansi dalam tugas ini akan mencoba untuk menganalisis laporan keuangan

dan laporan tahunan (annual report) PT. Krakatau Steel, Tbk. Pertama akan dijelaskan

terlebih dahulu mengenai bagaimana kondisi bisnis baja dan risiko bisnis yang mungkin

dihadapi. Setelah itu akan dilakukan analisis akuntansi terhadap laporan keuangan dan annual

report PT. Krakatau Steel, Tbk.

2. Kondisi bisnis dan risiko bisnis PT. Krakatau Steel, Tbk

Bisnis industri baja di Indonesia umumnya mencakup produksi baja lembaran panas, baja

lembaran dingin, dan batang kawat sebagai produk utama, seperti yang diungkapkan dalam

annual report tahun 2012. Hal ini dijelaskan juga pada laporan keuangan tahun 2012 dimana

berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi

industri baja terpadu (termasuk perdagangan dan kegiatan usaha penunjang. Pada tanggal 31

Desember 2012, PT. Krakatau Steel, Tbk memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp 10,096

triliun di Bursa Efek Indonesia.

Kinerja perusahan pada tahun 2012 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

tahun 2011. Pendapatan dari penjualan Perusahaan pada tahun 2012 mencapai US$ 2.287,45

Juta atau naik sebesar 12,5% dibanding tahun 2011 yang mencapai US$ 2.032,85 Juta.

Meningkatnya nilai penjualan produk baja terutama disebabkan oleh meningkatnya volume

penjualan produk baja domestik. Penjualan untuk tahun 2012 diprioritaskan untuk memenuhi

pasar domestik yang harganya lebih baik dibandingkan dengan harga ekspor. Namun, karena

harga jual dalam negeri dinyatakan dalam denominasi Rupiah, maka dengan penerapan

PSAK 10, jumlah pendapatan Perusahaan dalam US dollar menjadi semakin mengecil pada

saat nilai tukar rupiah melemah, dan akan semakin tinggi dalam kondisi penguatan.

Mengingat bahwa operasional PT. Krakatau Steel, Tbk pada bisnis industri baja, maka

terdapat beberapa risiko bisnis yang mungkin dihadapi oleh Perusahaan, yaitu

Risiko ekonomi

Industri baja adalah industri penghasil bahan baku untuk memenuhi kebutuhan

baja dasar untuk industri hilir, terutama industri infrastruktur, properti, otomotif,

10

Page 11: Overview & Implementing Accounting Analysis

aneka mesin dan peralatan. Karena itu, kinerja bisnis Perusahaan sangat

dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi secara umum.

Risiko kelangkaan bahan baku

Sebagian besar bahan baku utama Perusahaan, yaitu bijih besi dan scrap, masih

berasal dari impor sehingga terdapat risiko kelangkaan bahan baku produksi.

Risiko fluktuasi kurs

Sistem nilai tukar mengambang yang diperlakukan pemerintah sejak Agustus 1997

membuat pergerakan kurs rupiah terhadap mata uang asing, termasuk dolar

Amerika Serikat, sulit diperkirakan.

Risiko persaingan usaha

Industri baja Indonesia relatif terbuka. Permintaan tak mengakibatkan pembatasan

yang signifikan terhadap impor produk baja sehingga pasar baja nasional sangat

terbuka bagi pasok baja internasional.

Risiko peraturan internasional

Pasang surut globalisasi, yang antara lain ditandai oleh peningkatan peran World

Trade Organization (WTO), melahirkan berbagai peraturan baru yang membuat

persaingan bisnis terhadap seluruh rantai produksi, dari pengadaan bahan baku

sampai distribusi dan penjualan produk menjadi semakin ketat.

Risiko Operasi Pabrik

Semua perusaan pasti mengalami risiko kemungkinan gangguan operasi pabrik

Risiko Dampak Lingkungan

Isu kerusakan lingkungan yang disebabkan limbah Perusahaan, yang akan

berdampak pada gangguan sosial kemasyarakatan dan reputasi Perusahaan

Untuk menghadapi risiko-risiko yang mungkin dihadapi, maka Perusahaan harus

melakukan antisipasi terhadap dampak negatif yang mungkin timbul, antara lain

Bekerja sama dengan lembaga riset universitas dan pihak swasta dalam penelitian

untuk memaksimalkan pemanfaatan potensi bahan baku lokal.

Menetapkan kebijakan lindung nilai khususnya untuk transaksi perdagangan.

Meningkatkan cost competitiveness di segala bidang dan memenuhi on time

delivery dan kualitas yang sesuai dengan permintaan. Selain itu, Perusahaan juga

dapat mengadakan customer gathering yang dilaksanakan setiap tahun untuk

mempererat hubungan Perusahaan dengan para konsumen, sekaligus meningkatkan

loyalitas para konsumen.

11

Page 12: Overview & Implementing Accounting Analysis

Secara reguler melakukan kajian dampak peraturan internasional terhadap kegiatan

Perusahaan

Melaksanakan program preventive maintenance secara konsisten dan melakukan

kajian harian, mingguan dan bulanan terhadap kinerja operasi fasilitas produksi.

Menerapkan sistem manajemen lingkungan serta melakukan penghijauan di sekitar

wilayah Perusahaan dengan melibatkan seluruh karyawan Perusahaan dan

penduduk sekitar.

3. Langkah-langkah dalam proses akuntansi

a. Mengidentifikasi kebijakan akuntansi yang penting

Karakteristik industri dan strategi kompetitif Perusahaan menentukan faktor kunci

sukses dan risiko. Salah satu tujuan dari analisis laporan keuangan adalah untuk

mengevaluasi seberapa baik faktor sukses dan risiko tersebut dikelola oleh Perusahaan.

Dalam analisis akuntansi, harus diidentifikasi dan dievaluasi kebijakan dan estimasi

Perusahaan untuk menentukan faktor kritis dan risiko. Setiap industri memiliki faktor

kunci sukses yang berbeda-beda.

Kebijakan akuntansi yang dibuat oleh manajemen PT. Krakatau Steel, Tbk dapat dilihat

pada laporan keuangan, misalnya pada laporan keuangan tahun 2012. Kebijakan

akuntansi tersebut sebagai berikut, yaitu

1. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan pernyataan kepatuhan.

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas konsolidasian,

telah disusun secara akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan

(historical cost). Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan

menggunakan metode langsung.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan

konsolidasian adalah Dolar Amerika Serikat.

2. Prinsip-prinsip konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan

dan semua entitas anak yang dikendalikan oleh Perusahaan.

Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu

tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal

entitas induk kehilangan pengendalian.

Entitas yang dikendalikan bersama dengan entitas lain dalam rangka suatu

perjanjian kontraktual dikonsolidasi dengan menggunakan metode

12

Page 13: Overview & Implementing Accounting Analysis

konsolidasian proporsional sesuai dengan PSAK No. 12 (Revisi 2009),

“Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama.”

3. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10

(Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”, yang

menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan

kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan

laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.

Masing-masing Entitas mempertimbangkan indikator utama dan indikator

lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya. Perusahaan dan anak

Perusahaan menentukan mata uang fungsional adalah Dolar AS sejak tahun

2000 dan memutuskan mata uang penyajian laporan keuangan

konsolidasian menggunakan Dolar AS.

Sehubungan dengan perubahan mata uang penyajian tersebut, laporan

posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2011 dan 1 Januari

2011/ 31 Desember 2010 dan laporan laba rugi komprehensif

konsolidasian, laporan perubahan ekuitas konsolidasian dan laporan arus

kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2011 disajikan kembali dengan menggunakan mata uang penyajian Dolar

AS.

4. Instrumen keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak menerapkan

PSAK No. 50 (Revisi 2010), PSAK No. 55 (Revisi 2011), PSAK No. 60,

dan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Perusahaan juga menerapkan ISAK No.

26.

Instrumen derivatif dicatat pada pengakuan awal sebesar nilai wajar melalui

laba atau rugi pada tanggal perjanjian derivatif ditandatangani dan diukur

kembali setiap tanggal pelaporan. Derivatif dicatat sebagai aset keuangan

saat nilai wajar positif dan liabilitas keuangan saat nilai wajar negatif.

Nilai wajar dari instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif

ditentukan dengan merujuk pada harga yang ditentukan. Untuk instrumen

keuangan dimana tidak ada pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan

menggunakan teknik penilaian.

5. Persediaan

13

Page 14: Overview & Implementing Accounting Analysis

Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan

dan nilai realisasi neto. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata

tertimbang kecuali biaya perolehan persediaan Entitas Anak tertentu yang

ditentukan dengan metode identifikasi khusus.

6. Biaya dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi sesuai dengan masa manfaatnya dengan

menggunakan metode garis lurus.

7. Penyertaan saham

Penyertaan saham pada entitas dimana Perusahaan tidak memiliki pengaruh

yang signifikan dicatat sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011).

8. Aset tetap

Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) dan PSAK No. 47.

Perusahaan memilih menggunakan model biaya sebagai kebijakan

akuntansi untuk pengukuran aset tetap. Aset tetap dicatat sebesar harga

perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan

nilai, jika ada.

Tanah dinyatakan sebesar harga perolehan dan tidak diamortisasi karena

manajemen berpendapat bahwa besar kemungkinan hak atas tanah tersebut

dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo.

Bunga, biaya komitmen dan biaya pinjaman lainnya yang dapat

diatribusikan langsung dengan perolehan, pengembangan dan konstruksi

proyek-proyek dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset dalam

penyelesaian. Kapitalisasi biaya pinjaman akan dihentikan apabila

konstruksi sudah selesai dan aset siap untuk digunakan sesuai dengan

tujuannya.

9. Biaya penerbitan emisi efek ekuitas

Biaya emisi efek ekuitas disajikan sebagai pengurang “Tambahan Modal

Disetor” sebagai bagian dari ekuitas pada laporan posisi keuangan

konsolidasian.

10. Pengakuan pendapatan dan beban

Penjualan barang diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas

barang kepada pelanggan, yaitu pada saat penyerahan barang

14

Page 15: Overview & Implementing Accounting Analysis

Pendapatan dari jasa rekayasa dan konstruksi dan jasa instalasi komputer

diakui berdasarkan pada tingkat penyelesaian aktivitas pekerjaan (metode

persentase penyelesaian pekerjaan). Kemungkinan kerugian diakui pada

saat kerugian tersebut dapat ditentukan. Pendapatan dari penjualan real estat

anak Perusahaan diakui dengan menggunakan metode akrual penuh (full

accrual method), sesuai dengan PSAK No. 44, “Akuntansi Aktivitas

Pengembangan Real Estate”.

Pendapatan atau biaya bunga dicatat dengan menggunakan metode Suku

Bunga Efektif (“SBE”), yaitu suku bunga yang secara tepat

mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa yang

akan datang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan,

Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).

11. Imbalan kerja

Efektif 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010),

“Imbalan Kerja”. Revisi SAK ini antara lain memperbolehkan entitas untuk

menerapkan metode sistematis atas pengakuan yang lebih cepat dari

keuntungan/kerugian aktuaria yang timbul dari imbalan pasti, antara lain

pengakuan langsung keuntungan/kerugian yang terjadi pada tahun berjalan ke

dalam pendapatan komprehensif lain.

Pada tahun 2012 terdapat banyak perubahan kebijakan akuntasi, termasuk perhitungan

dan laporan yang harus didasarkan pada PSAK, antara lain penyajian laporan keuangan

sesuai dengan mata uang penyajian, pencatatan imbalan kerja dan instrument derivativ.

Perubahan kebijakan akuntansi ini lebih dikarenakan adanya revisi kebijakan PSAK,

sehingga mengharuskan laporan keuangan dilakukan penyajian ulang bahkan sampai

pada tahun 2011.

b. Menaksir fleksibilitas akuntansi

Tidak semua Perusahaan memiliki fleksibilitas yang sama dalam memilih kebijakan

dan estimasi akuntansi. Beberapa Perusahaan pemilihan metode akuntansinya

didasarkan pada standar akuntansi yang berlaku. Jika dilihat dari keharusan manajemen

Perusahaan untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sesuai dengan PSAK yang

berlaku, maka manajemen dalam hal ini memiliki fleksibilitas yang rendah dalam

memilih kebijakan akuntansi. Kebijakan akuntansi yang dipilih oleh manajemen harus

15

Page 16: Overview & Implementing Accounting Analysis

bisa mencerminkan kondisi sebenarnya dari bisnis yang dihadapi oleh Perusahaan

dalam bisnis industri baja.

c. Mengevaluasi strategi akuntansi

Saat manajer memiliki fleksibilitas akuntansi, mereka dapat menggunakan itu untuk

mengkomunikasikan situasi ekonomi Perusahaan mereka atau menyembunyikan

informasi tersebut. Beberapa hal yang menurut kami penting dalam mengevaluasi

strategi akuntansi manajemen Perusahaan, yaitu

Insentif manajer dalam menggunakan diskresi akuntansi.

Jika dilihat pada annual report tahun 2012, manajemen telah mengakui adanya

rugi bersih yang terjadi. Dalam hal ini, menurut kami, manajemen tidak

memiliki insentif untuk menggunakan diskresi akuntansi dalam pengelolaan

laba. Tapi harus dicermati estimasi manajemen dalam hal efisiensi biaya. Bisa

jadi rugi bersih yang terjadi sebenarnya lebih besar, namun karena adanya

estimasi manajemen dalam pos-pos lainnya dalam laporan keuangan, nilai rugi

bersih tersebut dapat ditekan agar tidak terlalu besar.

Perubahan dalam estimasi dan kebijakan akuntansi Perusahaan.

Jika dilihat pada annual report tahun 2011 dan 2012, tidak ada perubahan dalam

estimasi dan kebijakan akuntansi Perusahaan. Perubahan hanya terjadi dari

tahun 2011 ke 2012 mengingat ada beberapa PSAK yang mengalami revisi.

Kebijakan akuntansi Perusahaan untuk tahun 2012 dan 2013 tetap sama

termasuk juga estimasi manajemen untuk umur manfaat aset pun tetap sama.

16

Page 17: Overview & Implementing Accounting Analysis

d. Mengevaluasi kualitas dari pengungkapan

Manajer dapat membuat analis lebih sulit atau lebih mudah untuk menaksir kualitas

akuntansi Perusahaan dan menggunakan laporan keuangan untuk memahami realita

bisnis. Saat aturan akuntansi mensyaratkan jumlah minimum dari pengungkapan yang

harus dilakukan, manajer harus mengikuti pilihan tersebut. Kualitas pengungkapan

merupakan bagian yang penting dari kualitas akuntansi Perusahaan. Beberapa hal yang

menurut kami penting dalam mengevaluasi kualitas dari pengungkapan yang dilakukan

manajemen, yaitu

Pengungkapan manajemen dalam menaksir strategi bisnis Perusahaan dan

konsekuensi ekonominya.

Pengungkapan manajemen tentang kinerja Perusahaan saat ini.

Pada bagian Ulasan & Analisis Manajemen (tinjuan keuangan) di annual report

tahun 2012, manajemen sudah menjelaskan bahwa Perusahaan mengalami

kerugian karena meningkatnya harga pokok penjualan harga pokok penjualan

dimana faktor dominannya adalah kenaikan biaya jasa rekayasa dan konstruksi

sepanjang tahun 2012.. Pada bagian tersebut juga dijelaskan tentang proses

akuisisi yang dilakukan oleh Perusahaan dan rasio-rasio keuangan Perusahaan.

Sehubungan dengan rugi bersih yang dinyatakan pada tahun 2012, manajemen

juga mengakui bahwa ekuitas Perusahaan mengalami penurunan sebesar 4,7%.

Reaksi manajemen terhadap adanya bad news mengenai Perusahaan.

Reaksi manajemen terkait dengan adanya bad news dapat dilihat pada annual

report tahun 2012. Manajemen sangat memperhatikan perkembangan kasus

hukum yang dihadapi Perusahaan. Namun, manajemen tetap berkeyakinan

bahwa perselisihan tersebut tidak akan mengganggu kinerja manajemen.

Pengungkapan segmen

Pada annual report tahun 2012, manajemen menjelaskan bahwa Perusahaan

memiliki 5 segmen, yakni segmen produk baja, segmen real estate dan

perhotelan, segmen rekayasa dan konstruksi, segmen jasa pengelolaan

pelabuhan, dan segmen jasa lainnya. Manajemen telah menetapkan strategi

untuk masing-masing segmen dan penjelasan yang memadai pada laporan

keuangan terkait 5 segmen tersebut.

17

Page 18: Overview & Implementing Accounting Analysis

e. Mengidentifikasi “red flags” yang potensial

Sebagai tambahan untuk langkah sebelumnya, pendekatan untuk analisis kualitas

akuntansi adalah untuk melihat adanya “red flags.” Indikator ini menyarankan bahwa

analis harus memeriksa beberapa item secara mendetail atau mendapatkan lebih banyak

informasi mengenai item tersebut. Beberapa red flags menurut kami yang harus

dicermati pada annual report PT. Krakatau Steel, Tbk, yaitu

Isu utama pada tahun 2012 adalah penurunan laba yang cukup signifikan

dikarenakan meningkatnya harga pokok penjualan dimana faktor dominannya

adalah kenaikan biaya jasa rekayasa dan konstruksi sepanjang tahun 2012.

Adanya pergantian komisaris dan dewan direksi. Manajemen merasa bahwa

perubahan ini sangat substansial, namun manajemen yakin bahwa hal ini tidak

akan menggangu kinerja Perusahaan ke depan.

Manajemen tidak melakukan perubahan dalam kebijakan, perhitungan, dan

pelaporan akuntansi berdasarkan kebijakan akuntansi yang telah dilakukan pada

tahun 2011. Selain itu, manajemen berpendapat bahwa beberapa perubahan

yang akan datang tidak memiliki dampak material terhadap perhitungan atau

penyajian laporan keuangan Perusahaan.

Perusahaan melakukan bisnis dengan sejumlah pihak berelasi, yang terdiri dari

entitas yang dikendalikan secara bersama, afiliasi, dan entitas asosiasi.

Walaupun kegiatan dengan pihak terkait meningkat, manajemen berpendapat

bahwa jumlahnya relatif tetap dan tidak material di masing-masing area secara

keseluruhan.

f. Memperbaiki distorsi akuntansi

Jika analisis akuntansi menyarankan bahwa angka akuntansi yang dilaporkan oleh

Perusahaan memiliki kesalahan, analis harus berusaha untuk menyatakan kembali atau

mengulangi angka yang dilaporkan untuk mengurangi distorsi yang ada. Salah satu cara

yang dapat digunakan adalah dengan menganalisis laporan arus kas dan catatan dalam

laporan keuangan.

Secara keseluruhan, posisi arus kas konsolidasian Perusahaan relatif stabil

dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2011 dengan penurunan sebesar kurang dari

US$ 115 miliar.

18

Page 19: Overview & Implementing Accounting Analysis

1. Arus kas dari aktivitas operasional

Kas netto yang diperoleh dari aktivitas operasi untuk tahun 2012 adalah sebesar US$

20,45 juta, atau turun 67,2% dibanding tahun 2011. Penurunan kas neto yang

diperoleh dari aktivitas operasi terutama disebabkan oleh peningkatan pada

pengeluaran operasi. Kontribusi terbesar meningkatnya pengeluaran operasi berasal

dari pembayaran ke pemasok dan pembayaran pajak yang masing-masing meningkat

sebesar 23,3% dan 109,2% menjadi US$ 1.915,27 juta dan US$ 246,89 juta.

Penerimaan operasional tahun ini mencapai US$ 2.364,49 juta atau naik sebesar

9,6% dibanding tahun 2011, sejalan dengan meningkatnya penjualan Perusahaan.

Penerimaan tersebut sebagian besar disumbangkan oleh penerimaan dari pelanggan

yang naik 11,0% menjadi US$ 2.349,06 juta. Walaupun demikian, kenaikan ini tidak

dapat mengimbangi kenaikan dalam pengeluaran operasionalnya.

2. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Kas bersih aktivitas pendanaan memperoleh surplus sebesar US$ 56,69 juta atau

naik sebesar 21,3% dibanding tahun lalu disebabkan oleh meningkatnya penerimaan

pendanaan sebesar 20,9%. Meningkatnya penerimaan pendanaan terutama berasal

dari naiknya penerimaan pinjaman jangka pendek sebesar 107,3% menjadi US$

100,32 juta. Sedangkan penerimaan pinjaman jangka panjang mencapai US$ 25,26

juta.

3. Analisis aktivitas investasi

Pada bagian ini, kami akan mencoba untuk menganalisis aset tetap yang dimiliki

oleh Perusahaan. Analisis ini terdiri dari analisis mengenai penilaian properti,

pabrik, dan peralatan (PPE) serta menilai sumber daya alam milik Perusahaan.

Menilai properti, pabrik, dan peralatan

Prinsip biaya historis digunakan saat menilai properti, pabrik, dan peralatan.

Penilaian biaya historis mengharuskan suatu Perusahaan pertama kali

mencatat aset sebesar harga belinya. Biaya ini mencakup beban apa pun yang

diperlukan agar aset tersebut siap untuk digunakan oleh Perusahaan. Seluruh

biaya akuisisi dan persiapan dikapitalisasi pada saldo akun aset. Alasan

digunakannya biaya historis terutama sehubungan dengan objektivitasnya.

Penilaian aset tetap dengan biaya historis, jika diterapkan secara konsisten,

biasanya tidak menghasilkan distorsi yang serius.

19

Page 20: Overview & Implementing Accounting Analysis

Penyusutan

Tingkat penyusutan bergantung pada dua faktor, yaitu masa manfaat dan

metode alokasi.

Umur (masa) manfaat

Asumsi yang terkait masa manfaat aset dibuat berdasarkan kondisi

ekonomi, pemahaman teknik, pengalaman, dan informasi mengenai fisik

dan sifat produktif suatu aset. Frekuensi dan kualitas pemeliharaan

memengaruhi kerusakan fisik. Pemeliharaan dapat memperpanjang masa

manfaat namun tidak dapat membuat masa manfaat menjadi tak terbatas.

Metode alokasi

Ketika manfaat aset ditetapkan, beban penyusutan periodik dihitung

berdasarkan metode alokasi. Dalam hal ini akan dibahas metode

penyusutan garis lurus. Metode ini mengalokasi biaya aset pada masa

manfaat berdasarkan beban periodik yang sama. Alasan penyusutan garis

lurus adalah asumsi bahwa kerusakan fisik terjadi seragam sepanjang

waktu. Asumsi ini biasanya terbukti untuk struktur tetap seperti

bangunan dibandingkan untuk mesin di mana penggunaannya

merupakan faktor yang lebih penting. Kita harus mewaspadai kelemahan

konseptual penyusutan garis lurus. Metode ini secara implisit

mengasumsikan bahwa penyusutan pada tahun-tahun awal sama dengan

tahun berikutnya saat aset mungkin telah kurang efisien dan

membutuhkan pemeliharaan yang makin tinggi. Kelemahan lain dalam

metode ini adalah distorsi terhadap tingkat pengembalian. Dengan kata

lain, penyusutan garis lurus menghasilkan bias yang makin besar pada

pola tingkat pengembalian aset sepanjang waktu.

Menganalisis aset tetap

Valuasi aset tetap menekankan objektivitas biaya historis. Namun, biaya

historis sangat tidak relevan dalam penilaian nilai pengganti atau dalam

menentukan kebutuhan aset operasi pada masa depan. Pada periode tingkat

harga meningkat, biaya historis mencerminkan gabungan pengeluaran yang

mencerminkan daya beli yang beda. Peningkatan nilai aset tetap menjadi

sebesar nilai pasar tidak diperbolehkan dalam akuntansi. Namun,

konservatisme mengizinkan adanya penghapusan nilai karena adanya

penurunan nilai yang permanen. Penurunan nilai menghilangkan beban yang

20

Page 21: Overview & Implementing Accounting Analysis

terkait dengan aktivitas operasi pada periode di masa depan. Menganalisis

penyusutan membutuhkan evaluasi kelayakannya. Untuk tujuan ini kita dapat

menggunakan pengukuran seperti rasio penyusutan terhadap aset total atau

rasio penyusutan terhadap faktor yang terkait dengan ukuran lainnya.

Pengukuran mengenai rata-rata jangkauan waktu total, umur rata-rata, dan

umur sisa rata-rata memberikan estimasi yang layak untuk Perusahaan yang

menggunakan penyusutan garis lurus tetapi tidak terlalu bermanfaat untuk

Perusahaan yang menggunakan metode dipercepat. Untuk analisis penurunan

nilai, beberapa hal yang harus dipertimbangkan adalah pertama, identifikasi

aset yang diklasifikasikan akan diturunkan (write down) atau dihapuskan

(write off). Kemudian, ukur persentase aset yang dihapuskan dan evaluasi

apakah nilai penghapusan layak atau tidak untuk kelas aset yang

bersangkutan. Dalam hal ini, catatan atas laporan keuangan berisi informasi

detail mengenai alasan melakukan penurunan dan penghapusan.

Berdasarkan annual report tahun 2012, perusahan menjelaskan bahwa biaya

perolehan asset tetap disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan

taksiran masa manfaat ekonomisnya. Manajemen mengestimasi masa manfaat

ekonomis asset tetap antara 2 sampai 50. Hal ini merupakan umur yang secara umum

diterapkan dalam industri dimana Perusahaan dan entitas anak menjalankan bisnisnya.

Menurut manajemen, perubahan pada tingkat pemakaian dan perkembangan teknologi

dapat mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa asset, dan oleh sebab itu

biaya penyusutan masa depan dapat direvisi (sesuai dengan catatan 3 dalam laporan

keuangan).

21