Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia
Transcript of Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia
OutlookLapanganPekerjaanIndonesia
2020 Laporan Teknis
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia2020 Laporan Teknis
Daftar Isi
Kata Pengantar 6
Daftar Singkatan 7
Panduan Pengguna 8
1. Pendahuluan 10
2. Metodologi 18
3. Panorama Perusahaan dan Lapangan Pekerjaan 28
4. Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek 34
5. Faktor Pendorong Prospek Pekerjaan Jangka Pendek 54
6. Ringkasan dan Rekomendasi Langkah Selanjutnya 66
Lampiran A. Praktik-praktik terbaik di dunia 71
Lampiran B. Tingkat reliabilitas indikator: RSE 76
Lampiran C. Panorama Perusahaan dan Lapangan Pekerjaan 76
Lampiran D. Pekerjaan dengan Tanda-tanda Kelangkaan Keterampilan 86
Lampiran E. Daftar Pekerjaan Cerah yang Tumpang Tindih dengan Daftar Pekerjaan Kritis (DPK) 2018 87
Lampiran F. Statistik Tambahan untuk Pekerjaan Cerah 87
Lampiran G. Klaster-klaster 42 Pekerjaan Cerah 89
Lampiran H. Kuesioner SPKK 90
Catatan akhir 109
Referensi 113
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia6 Laporan Teknis
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia 2020 (Indonesia’s Occupational Employment Outlook) merupakan hasil upaya bersama antara Bank Dunia dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia (Bappenas). Laporan teknis ini menganalisis data Survei Pekerjaan dan Kesempatan Kerja, SPKK (Occupational Employment and Vacancy Survey) dan disusun oleh tim dari Bank Dunia yang terdiri dari Julia Granata (Labor Economist, Konsultan Bank Dunia), Juul Pinxten (Economist), dan Josefina Posadas (Senior Economist). SPKK merupakan survei pilot yang dijalankan pertama kali di Indonesia berdasarkan praktik-praktik terbaik dari negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah atas lainnya. Pengembangan instrumen penelitian dan pengawasan proses pengumpulan data dilaksanakan oleh Wendy Cunningham (Lead Economist), Josefina Posadas (Senior Economist), dan Monica Wihardja (Economist). Poer Wanto dan Muhammad Farid merancang kerangka pengambilan sampel serta membantu selama proses pengumpulan data. SurveyMETER berhasil mengumpulkan data dengan sangat baik. Studi kualitatif dilaksanakan oleh Juul Pinxten (Economist). Abror Tregar Pradana juga telah memberikan dukungan yang sangat baik dalam proses analisis untuk perancangan survei serta pengontrolan kualitas data. Tim laporan mengucapkan terima kasih kepada Camilla Holmemo, Mauro Testaverde, dan Maria Monica Wihardja atas masukan-masukan yang bermanfaat pada laporan ini.
Tim Bank Dunia sangat berterima kasih kepada Bappenas atas kepemimpinannya selama proses penelitian. Secara khusus, tim ingin mengucapkan terima kasih kepada Drs. Pungky Sumadi (Seputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan) dan Ibu Mahatmi Parwitasari Saronto (Direktur Ketenagakerjaan dan Perluasan Kesempatan Kerja) atas dukungan dan bimbingan yang diberikan.
Laporan ini dibuat di bawah bimbingan Satu Kahkonen (Country Director untuk Indonesia) dan Philip O’Keefe (Practice Manager untuk Perlindungan Sosial dan Ketenagakerjaan, wilayah Asia Timur dan Pasifik). Tim laporan berterima kasih atas saran-saran luar biasa yang diberikan oleh Clemente Avila dan Abla Safir selaku peninjau sejawat, serta komentar-komentar bermanfaat dari kolega-kolega di Bank Dunia lainnya. Laporan ini dapat terlaksana atas bantuan dana hibah yang diberikan oleh DFAT dan Bappenas melalui PKPR (Partnership for Knowledge-based Poverty Reduction).
Seluruh tim juga berterima kasih kepada Corinne Bernaldez dan Rizky Fitriany atas dukungan administratif terbaik yang telah diberikan. Reyes Work merancang laporan dan infografik.
Temuan, interpretasi, dan kesimpulan yang diungkapkan dalam dokumen ini adalah milik penulis dan tidak mencerminkan pandangan Direktur Eksekutif Bank Dunia, pemerintah yang diwakili, ataupun mitra konsultasi yang terlibat selama proses pembuatan dokumen.
Kata Pengantar
BLS Bureau of Labor Statistics, Biro Statistik Tenaga Kerja
BPS Badan Pusat Statistik
CAPI computer-assisted personal interview, wawancara personal diban-tu komputer
DPK Daftar Pekerjaan Kritis (Critical Occupations List)ISCO International Standard Classification of Occupations, Standar
Baku Jenis Pekerjaan Internasional
JOLTS Jobs Openings and Labor Turnover Survey, Survei Lowongan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja
JVS Job Vacancy Survey, Survei Lowongan Kerja
KBJI Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia
Kemenko Perekonomian
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
LMIS labor market information system, sistem informasi pasar tenaga kerja
LMO labor market observatory, lembaga pengamatan pasar tenaga kerja
NACE Nomenclature of Economic Activities, Nomenklatur Kegiatan Ekonomi
NAICS North American Industry Classification System, Sistem Klasifikasi Industri Amerika Utara
ODS Occupational Demand Survey, Survei Permintaan Pekerjaan
OECD Organisation for Economic Co-operation and Development, Orga-nisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi
OES Occupational Employment Statistics, Statistik Lapangan Pekerjaan
OJK Otoritas Jasa Keuangan
OLE Observatorio Laboral para la Educación
OLPI Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia (Indonesia’s Occupational Employment Outlook, IOEO)
ORS Occupational Requirements Survey, Survei Persyaratan Pekerjaan
OWS Occupational Wage Survey, Survei Upah Kerja
PISA Programme for International Student Assessment, Program Peni-laian Pelajar Internasional
RSE relative standard error, kesalahan standar relatif
SES Structure of Earnings Survey, Survei Struktur Penghasilan
SNIES Sistema Nacional de Información de Educación Superior SOC Standard Occupational Classification, Klasifikasi Baku Jenis
Pekerjaan
SPKK Survei Pekerjaan dan Kesempatan Kerja (Occupational Employ-ment and Vacancy Survey)
SSOC Singapore Standard Occupational Classification, Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Singapura
TI teknologi informasi
TIK teknologi informasi dan komunikasi
TVET technical and vocational education and training, pendidikan dan pelatihan teknis dan vokasi
UBOS Ugandan Bureau of Statistics, Biro Statistik Uganda
YDBI yang berhubungan dengan itu
YTDL yang tidak diklasifikasikan di tempat lain
Daftar Singkatan
7
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia8 Laporan Teknis
Outlook Lapangan Pekerjaan Indone-sia 2020 menganalisis hasil survei pilot yang dirancang untuk mengumpulkan informasi terperinci mengenai dinami-ka pekerjaan jangka pendek di Indo-nesia, dengan tujuan utama menjadi sumber informasi terkait pekerjaan dan keterampilan yang akan dibutuhkan di masa depan bagi para pembuat kebi-jakan pembangunan tenaga kerja ser-ta masyarakat luas. Survei Pekerjaan dan Kesempatan Kerja atau SPKK (Oc-cupational Employment and Vacancy Survey, OEVS) ini didasarkan pada prak-tik-praktik terbaik dari negara-negara berpendapatan tinggi dan menengah atas, sebagai suatu bukti konsep (pro-of of concept), sebelum survey tersebut sepenuhnya dilembagakan di Indonesia.
Analisis tersebut disajikan dalam dua laporan yang saling melengkapi: La-poran Teknis yang disajikan di sini, dan Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pen-dek. Kedua laporan ini dapat digunakan secara bersamaan atau terpisah, sesuai dengan kebutuhan. Laporan-laporan ini dilengkapi dengan referensi silang bagi para pengguna yang akan mendapatkan manfaat dari informasi yang terkandung di dalamnya. SPKK direncanakan untuk menjadi sumber informasi utama bagi platform informasi pasar tenaga kerja online yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia, dengan beragam fitur pencarian serta dengan tambah-an sumber-sumber data lain yang saat ini sedang disiapkan. Laporan-laporan ini memberikan deskripsi metodologi dan gambaran hasil-hasil yang nantinya dapat menjadi sumber informasi bagi platform tersebut.
Laporan Teknis ini ditujukan untuk para pembuat kebijakan dan peneli-ti. Laporan ini menjelaskan kontribusi data terhadap kebijakan pembangun-an tenaga kerja yang berbasis bukti, praktik-praktik terbaik yang digunakan sebagai referensi perancangan instru-men SPKK, serta aspek-aspek teknis survei. Laporan ini juga menyajikan data dan keseluruhan hasil survei se-cara sangat teragregasi untuk merang-kum temuan-temuan utama, termasuk kajian kualitas (quality assessment) singkat yang diperoleh dari perban-
dingan variabel-variabel terpilih dengan sumber-sumber data resmi lainnya. Terakhir, laporan ini menggambarkan jalur-jalur yang mendasari terbentuk-nya pola-pola yang dapat dicermati melalui kombinasi analisis teori dan kualitatif.
Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pendek ditujukan untuk audiensi yang lebih luas dari para pembuat kebijakan dan praktisi dalam bidang bimbingan karier dan konsultasi pencarian ker-ja. Laporan tersebut bertujuan untuk membantu para praktisi tersebut dalam memberikan informasi kepada peng-guna akhir, seperti pelajar dan pencari kerja, mengenai pekerjaan-pekerjaan dengan prospek jangka pendek yang lebih baik. Laporan tersebut dirancang sebagai buletin statistik dan berisi daf-tar lengkap pekerjaan yang disertai de-ngan indikator-indikator penilaian yang memengaruhi prospek-prospek jangka pendeknya. Indikator-indikator terse-but disajikan dalam bentuk nilai abso-lut dan peringkat untuk tiap pekerjaan, agar para praktisi dapat memahami dinamika jangka pendek suatu peker-jaan dengan cepat. Laporan prospek juga menyertakan suatu deskripsi tek-nis singkat mengenai cara memahami beragam informasi yang tersedia dalam laporan tersebut.
Dengan mempertimbangkan potensi konsumsi informasi langsung dari para pengguna akhir, hasil-hasil laporan di-sajikan dengan cara yang mudah dicer-na. Gambar 1.2 dalam Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pendek berisi daftar 42 pekerjaan yang dikategorikan ce-rah—pekerjaan dengan prospek jangka pendek yang baik berdasarkan seluruh indikator penilaian—serta 90 pekerja-an yang dikategorikan redup—peker-jaan dengan prospek jangka pendek yang buruk. Setiap orang dapat meng-gunakan laporan-laporan ini sebagai sumber informasi untuk investasi pen-didikan, serta untuk berdiskusi dengan konsultan mengenai bidang studi dan program-program pendidikan terkait suatu pekerjaan. Secara umum, ha-sil-hasil Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pendek, khususnya pada tabel 4.1 dan lampiran D bertujuan untuk
Panduan Pengguna
Saran Penggunaan Kedua Laporan berdasarkan PembacaKotak 1
Pembuat kebijakan
Praktisi
Pelajar dan orang tua
Pencari kerja dan pekerja
• Pembuat kebijakan yang tertarik dengan kebijakan pembangunan tenaga kerja berbasis bukti sebaiknya merujuk ke kedua laporan.
• Pembuat kebijakan yang ingin memahami rancangan SPKK dan pemanfaatannya dalam pembuatan kebijakan di negara-negara lain sebaiknya merujuk ke bagi-an 1 (pendahuluan) dan 2 (metodologi) serta lampiran A dan G dalam Laporan Teknis.
• Pembuat kebijakan yang ingin memahami metodologi pengklasifikasian pekerja-an menjadi cerah atau redup sebaiknya merujuk ke bagian 4 (pesan utama) dan lampiran C dalam Laporan Teknis dan bagian 1 (pesan utama), 3 (indikator) dan lampiran A dalam Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pendek.
• Pembuat kebijakan yang ingin mengetahui jenis-jenis pekerjaan dengan prospek jangka pendek yang lebih baik sebaiknya merujuk ke bagian 1 (pesan utama) dan lampiran C dalam Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pendek.
• Praktisi sebaiknya merujuk ke bagian 1 (pesan utama) dan 4 (indikator) dalam Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pendek yang memberikan informasi latar be-lakang, serta tabel 3.1 yang merangkum profil tiap jenis pekerjaan yang terdaftar dalam KBJI. Informasi tersebut akan membantu menjawab pertanyaan apakah suatu pekerjaan memiliki prospek yang baik atau buruk, serta apa saja potensi risiko investasi dalam pekerjaan tersebut berdasarkan dinamika jangka pendek yang diamati.
• Praktisi yang ingin mengetahui peringkat berdasarkan penciptaan pekerjaan sebaiknya merujuk ke lampiran C dalam Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pendek.
• Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan se-baiknya menyebarluaskan laporan-laporan ini ke para praktisi dan menyediakan pelatihan lebih lanjut bila diperlukan.
• Pelajar sebaiknya merujuk ke gambar 1.1 dan tabel 4.1 dalam Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pendek atau infografik-infografik yang menyertai.
• Semua pelajar sebaiknya berdiskusi dengan pembimbing karier untuk mengum-pulkan informasi mengenai bidang studi terkait bagi jenis-jenis pekerjaan de-ngan prospek karier yang cerah.
• Pencari kerja dan pekerja yang tertarik untuk berinvestasi lebih lanjut dalam pendidikan sebaiknya merujuk ke gambar 1.1 dan tabel 4.1 dalam Laporan Pros-pek Pekerjaan Jangka Pendek atau infografik-infografik yang menyertai.
• Semua pencari kerja dan pekerja sebaiknya berkonsultasi dengan konselor pe-kerjaan untuk mengumpulkan informasi tentang kesempatan pelatihan terkait jenis-jenis pekerjaan dengan prospek karier yang cerah.
memfasilitasi kegiatan konsultasi para praktisi dan memberikan informa-si pada rancangan platform informasi pasar kerja online. Kotak 1 menampil-kan saran-saran cara penggunaan ke-dua laporan berdasarkan minat dan kebutuhan pembaca.
Perlu diperhatikan, pengumpulan data SPKK telah diselesaikan sebelum pan-demi COVID-19. Krisis yang disebabkan pandemi juga telah menimbulkan per-ubahan pada tren-tren tertentu, se-hingga dapat berdampak pada validitas asumsi dan estimasi.
9
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia10 Laporan Teknis
1. Pendahuluan
Pertumbuhan ekonomi bukanlah seke-dar angka yang penting bagi para politi-si dan ekonom. Di dalam pertumbuhan ekonomi terdapat suatu transformasi struktural yang mengubah cara kita bekerja dan cara kita hidup. Hal terse-but mengubah jenis-jenis keterampilan yang dicari para perusahaan dan meng-ubah perilaku investasi modal manusia bagi para pelajar dan pekerja. Pengeta-huan tentang jenis pekerjaan dan ke-terampilan yang penting untuk hari ini, apalagi di masa depan, sangatlah pen-ting untuk keberlanjutan pertumbuh-an, serta untuk mengurangi kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, yang se-bagian besar berasal dari disparitas pa-sar tenaga kerja.
Pengaruh global ganda dari dimulainya Revolusi Industri Keempat dan pandemi COVID-19 kemungkinan akan memper-tajam perubahan-perubahan tersebut, serta memperbesar kebutuhan untuk memahami sisi permintaan keteram-pilan dan pekerjaan. Setelah keluar dari krisis tersebut secara bertahap, Indo-nesia akan memasuki babak “new nor-mal” yang ditandai dengan munculnya cara baru dalam proses produksi dan konsumsi barang dan jasa. Rantai ni-lai global dan proses produksi harus disesuaikan dengan upaya-upaya miti-gasi yang ada saat ini, serta terhadap langkah-langkah baru yang diperlukan untuk persiapan menghadapi potensi pandemi-pandemi baru. Selain itu, pe-kerja berketerampilan rendah dan pe-muda kemungkinan akan lebih banyak membutuhkan peningkatan keteram-pilan dan pelatihan keterampilan baru demi mengejar perubahan-perubahan yang akan terjadi.
Pengembangan keterampilan dan ka-pabilitas tenaga kerja Indonesia me-rupakan faktor-faktor utama yang mendorong pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan perorangan, serta ko-hesi sosial. Hal tersebut dapat dica-pai melalui pendidikan, pembelajaran seumur hidup di tempat kerja, seko-lah atau rumah, secara online maupun tatap muka, melalui pelatihan formal maupun adhoc. Semakin banyak yang berpendapat bahwa Revolusi Industri Keempat (RI4.0) dan krisis COVID-19 dapat menyebabkan terjadinya per-pindahan pekerjaan massal, kelang-kaan keterampilan yang merugikan, serta persaingan antara manusia dan kecerdasan buatan, yang terjadi de-ngan tingkat laju yang berbeda-beda di seluruh dunia. Dengan demikian, kesuksesan pada dekade berikutnya akan bergantung pada kepemimpinan yang baik dari pemerintah dan sektor swasta dalam mempertahankan laju akumulasi keterampilan untuk meme-nuhi permintaan dunia kerja yang terus berubah.1
Prediksi pekerjaan jangka pendek sa-ngat diperlukan untuk memantau, se-cara terpercaya, implikasi-implikasi transformasi struktural terhadap pasar tenaga kerja. Prediksi permintaan pe-kerjaan jangka pendek sangatlah pen-ting bagi para pembuat kebijakan dan masyarakat umum yang berinvestasi dalam pendidikan, dan merupakan ele-men yang sangat diperlukan dalam sis-tem informasi pasar tenaga kerja (labor market information system, LMIS). Pre-diksi-prediksi tersebut menjadi sumber informasi bagi perancangan kebijakan dan program, serta memungkinkan sis-tem keterampilan untuk beradaptasi terhadap perubahan struktur ketena-gakerjaan yang sedang berlangsung. Prediksi tersebut juga memberikan in-formasi kepada para pelajar, pekerja, dan pemberi kerja mengenai investasi pendidikan dan pelatihan, agar dapat memaksimalkan hasil-hasil investasi tersebut. Pada waktunya, seiring de-ngan konsolidasi sistem informasi, prediksi tersebut dapat membantu menghasilkan prediksi implikasi jangka panjang yang ditimbulkan oleh peru-bahan demografis ketenagakerjaan.
Laporan ini, Outlook Lapangan Pekerja-an Indonesia (OLPI) 2020, menguraikan alasan diperlukannya penelitian me-ngenai permintaan pekerjaan, metodo-logi pengumpulan data yang digunakan, serta analisis yang luas mengenai per-mintaan pekerjaan. Laporan ini mem-berikan prediksi jangka pendek tentang perubahan permintaan pekerjaan yang berasal dari transformasi struktural. Prediksi tersebut merupakan hasil dari analisis 10 indikator yang mencakup dimensi dinamis maupun statis per-mintaan pekerjaan di Indonesia, serta berdasarkan data dari survei pilot baru yang dirancang untuk tujuan tersebut. Laporan OLPI menghasilkan skor-skor yang mengelompokkan jenis-jenis pe-kerjaan dalam kategori cerah, redup, ditandai, dan stabil berdasarkan pros-pek jangka pendeknya masing-masing. Laporan Prospek Pekerjaan menyaji-kan lampiran statistik dengan deskrip-si mendalam tentang permintaan atas semua pekerjaan di sektor dan wilayah yang tercakup dalam sampel.
Tenaga kerja Indonesia sudah menjadi lebih terampil, namun dalam prosesnya muncul tanda-tanda ketidaksesuaian keterampilan. Walaupun telah terjadi peningkatan pendidikan formal dalam satu dekade terakhir, sistem pendi-dikan belum dapat mengembangkan kualitas pembelajaran dan keterampil-an yang dituntut dan dibutuhkan oleh sektor swasta di Indonesia agar dapat bersaing dengan negara-negara berpen-dapatan tinggi. Terdapat tiga tanda-tan-da ketidaksesuaian keterampilan yang jelas. Pertama, para pemberi kerja me-laporkan kesulitan perekrutan pekerja berketerampilan tinggi.2 Kedua, tingkat pengangguran pemuda meningkat. Pada 2019, tingkat pengangguran tersebut mencapai tiga kali lipat dari penduduk usia produktif (18,9 persen vs. 5,3 per-sen) dan tingkat pengangguran lulusan sekolah kejuruan mencapai hampir dua kali lipat (10,4 persen). Selain itu, tingkat pengangguran juga tinggi pada semua lulusan sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan maupun pada pekerja berpendidikan tinggi; wa-laupun pada umumnya mereka memiliki aspirasi untuk gaji yang lebih tinggi dan mampu meluangkan lebih banyak waktu untuk mencari pekerjaan.
Pendahuluan 11
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia12 Laporan Teknis
Sebagai hasil dari transformasi struk-tural, para pekerja berpindah ke sek-tor-sektor yang lebih produktif dengan upah yang lebih tinggi. Pada dekade terakhir, ketenagakerjaan telah beralih dari sektor pertanian ke sektor manu-faktur dan jasa. Dalam periode tahun 2009 sampai 2019, persentase tenaga kerja sektor pertanian mengalami pe-nurunan dari 39,7 menjadi 33 persen, dan mengalihkan angkatan kerjanya ke sektor yang lebih produktif. Lapangan pekerjaan di sektor jasa mengalami pe-ningkatan sebesar 17,8 poin persenta-se (dari 41,5 menjadi 59,3 persen) dan sektor manufaktur sebesar 9,5 poin persentase (dari 18,8 menjadi 28,3 per-sen). Upah median yang lebih tinggi, yang meningkat 63 persen dari tahun 2009 hingga 2019, merupakan mekanis-me yang umumnya memicu terjadinya peralihan ke sektor-sektor yang lebih produktif pada pasar tenaga kerja kom-petitif.3 Selain itu, peralihan serupa juga terjadi karena pencapaian peningkatan efisiensi alokatif. Para pekerja pindah dari perusahaan-perusahaan yang ku-rang produktif ke yang lebih produktif dalam sektornya masing-masing, yang mampu memberikan gaji lebih tinggi dan mungkin membutuhkan keteram-pilan yang berbeda karena adanya per-kembangan teknologi.
Sebagian besar pekerja di Indonesia bekerja di dalam pekerjaan berkete-rampilan sedang, walaupun proporsi-nya mengalami penurunan.4 Indonesia terus mengalami transformasi struk-tural yang meninggalkan sektor perta-nian.5 Pada periode 2007 hingga 2017, persentase pekerjaan berketerampil-an sedang mengalami penurunan dari 74,5 menjadi 69,1 persen. Penurun-an tersebut didorong, salah satunya, oleh pengadopsian teknologi baru yang menggantikan jenis pekerjaan dengan tugas rutin dan manual yang tinggi (Bank Dunia dan CMEA 2020). Hal ini juga disebabkan oleh penurunan kua-litas sistem pendidikan untuk segmen tenaga kerja tersebut. Pada waktu yang bersamaan, walaupun proporsi peker-jaan berketerampilan rendah hampir tidak berubah (dari 18,1 menjadi 18,9 persen), proporsi pekerjaan berkete-rampilan tinggi meningkat hampir dua kali lipat (dari 7,4 menjadi 12,0 persen)
(gambar 1.1). Tingkat tenaga kerja ber-pendidikan tinggi yang hanya sebesar 12,1 persen mengakibatkan kelangkaan keterampilan semakin bertambah.
Di masa depan, investasi modal ma-nusia akan memberikan tuntutan yang lebih besar pada populasi penduduk Indonesia. Ijazah SMA tidak dapat men-jamin kehidupan pekerjaan yang pro-duktif. Para pekerja harus berinvestasi dalam keterampilan-keterampilan yang dicari sektor swasta, serta pada pela-tihan baru dan pelatihan ulang. Hal ini dikarenakan oleh muatan pekerjaan yang berubah dengan munculnya be-berapa jenis pekerjaan baru disertai dengan menghilangnya jenis pekerja-an lain. Para pemberi kerja dan pekerja perlu untuk benar-benar memerhatikan jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan, serta keterampilan yang diperlukan da-lam melaksanakan pekerjaan tersebut. Investasi para pemberi kerja dalam pe-latihan masih sangat rendah6, sehingga pemerintah Indonesia memiliki peran yang penting dalam menyediakan infor-masi dan insentif yang membantu para pemberi kerja dan pelajar mengambil keputusan investasi yang tepat.
Penanganan ketidaksesuaian—khu-susnya pada kelangkaan keteram-pilan—sangatlah penting, karena ketidaksesuaian tersebut berpengaruh negatif terhadap keluaran, produktivi-tas, daya saing, serta inovasi. Ketidak-sesuaian keterampilan dan kualifikasi memiliki banyak bentuk, baik horizontal maupun vertikal.7 Kelangkaan keteram-pilan merupakan bentuk ketidaksesu-aian yang paling umum di Indonesia. Penyebabnya beragam dan terangkum dalam tabel 1.1 berikut ini.
Untuk mengatasi ketidaksesuaian ter-sebut, pemerintah Indonesia berko-mitmen untuk mengembangkan sistem informasi pasar tenaga kerja yang di-perlukan untuk memberikan informasi pada pembuatan kebijakan publik dan pengambilan keputusan swasta/indivi-du yang terkait dengan investasi-inves-tasi keterampilan. Saat ini, informasi pasar tenaga kerja masih langka, terse-bar di berbagai situs pemerintah yang berbeda-beda, serta tidak memenuhi kebutuhan perseorangan. Secara lebih
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Berketerampilan rendah
Berketerampilan sedang
Berketerampilan tinggi
-25%
25%
75%
125%
175%
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Berketerampilan rendah
Berketerampilan sedang
Berketerampilan tinggi
A- Distribusi pekerjaan, berdasarkan kelompok keterampilan
B- Akumulasi pertumbuhan pekerjaan, berdasarkan kelompok keterampilan
Sumber: Perhitungan Bank Dunia berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas).Catatan: Untuk konsistensi, grafik di atas hanya menyampaikan statistik sampai dengan tahun 2017 karena adanya perubahan versi KBJI dalam set data.
Beberapa tahun terakhir, pekerjaan berketerampilan sedang mulai digantikan oleh pekerjaan berketerampilan tinggi
Gambar 1.1
Ketidaksesuaian keterampilan dan penyebabnya
KETIDAKSESUAIAN PENYEBAB
Informasi pasar te-naga kerja yang tidak memadai
Pekerja Indonesia pada umumnya lebih banyak mencari peker-jaan melalui jaringan informal dibandingkan melalui portal kerja, pengumuman lowongan kerja, atau layanan pencarian kerja res-mi. Hal ini menunjukkan adanya kesempatan untuk memperkuat sistem informasi dan layanan perantara pasar tenaga kerja yang sudah ada, baik dari pemerintah maupun sektor swasta.
Kuantitas dan kuali-tas pendidikan yang rendah
Hanya 65 persen pekerja Indonesia yang tamat sekolah mene-ngah atas, mengindikasikan tingkat pendidikan yang relatif ren-dah. Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi peningkatan yang substansial pada keikutsertaan pendidikan menengah atas, yang menunjukkan bahwa generasi masa depan akan memiliki pendi-dikan yang lebih baik. Namun, Indonesia masih memiliki kuali-tas sistem pendidikan yang lemah. Berdasarkan skor Programme for International Student Assessment (PISA) dari Organisation for Economic Co-operation and Development’s (OECD), lebih dari se-tengah pelajar Indonesia tidak memiliki keterampilan yang me-madai untuk bersaing di pasar tenaga kerja.
Kesempatan pelatihan di tempat kerja (on-the-job training) yang terbatas
Berdasarkan Survei Persepsi Pemangku Kepentingan Pasar Tena-ga Kerja Bank Dunia 2016 (World Bank’s Labor Market Stakehol-ders’ Perception Survey), hanya sepertiga perusahaan menengah yang memberikan pelatihan pada pekerjanya. Selain itu, sepertiga perusahaan besar yang diwajibkan menyediakan pelatihan peker-ja oleh peraturan ketenagakerjaan Indonesia, gagal mematuhinya.
Tab. 1.1
Pendahuluan 13
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia14 Laporan Teknis
Data Pembangunan Tenaga Kerja Indonesia
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia merupakan satu dari empat inisiatif yang sedang didukung oleh Bank Dunia untuk mengumpulkan data pasar tenaga kerja yang relevan, yang akan digunakan dalam platform informasi pasar tenaga kerja yang sedang dikembangkan oleh Kementerian Ketena-gakerjaan. Keempat instrumen tersebut merupakan teknik-teknik yang sa-ling melengkapi, bertujuan untuk memberikan pemahaman menyeluruh dan komprehensif mengenai persediaan dan permintaan keterampilan di Indo-nesia. Berikut adalah tiga inisiatif lainnya:
Kotak 1.1
luas, sistem informasi pasar tenaga kerja tersebut dinilai masih berada pada tingkat dasar hingga menengah, jika di-bandingkan dengan sistem-sistem lain yang lebih matang (Bank Dunia, 2020). Pemerintah Indonesia sedang melaksa-nakan beberapa kegiatan untuk mem-benahi sistem informasi pasar tenaga kerja, serta memprioritaskan pengem-bangan sebuah platform online yang komprehensif. Platform baru tersebut akan mencakup berbagai informasi mendalam mengenai tren-tren pasar tenaga kerja, pekerjaan yang banyak dibutuhkan, keterampilan yang diper-lukan untuk pekerjaan tersebut, serta memiliki aplikasi antarmuka (interface) khusus bagi para pelajar dan penca-ri kerja agar mereka dapat memahami bagaimana melakukan investasi modal manusia yang terbaik, sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka serta prospek pasar tenaga kerja (lihat Bank Dunia, 2020).
Bagian yang sangat penting dalam pe-ngembangan platform yang menyedia-kan informasi pasar tenaga kerja untuk masyarakat umum adalah proses pe-ngumpulan, analisis, dan diseminasi data-data relevan. Pemerintah Indone-sia namun masih memiliki sumber data yang terbatas untuk melaksanakan tu-gas tersebut secara memadai. Sebagi-an besar informasi pasar tenaga kerja dihasilkan dari analisis survei angkatan kerja dan data sensus ekonomi. Sum-ber tersebut biasanya dilengkapi dengan survei-survei adhoc dari lembaga think tanks, komunitas penelitian, dan para donor. Namun, sumber-sumber terse-but tidak terlembagakan atau dirancang untuk memberikan informasi bagi ma-syarakat umum. Untuk mengatasi ke-senjangan data, pemerintah Indonesia dan Bank Dunia sedang menguji coba serangkaian instrumen data yang dia-daptasi dari praktik-praktik terbaik yang diterapkan oleh negara-negara berpen-
KETIDAKSESUAIAN PENYEBAB
Biaya mobilitas tenaga kerja yang tinggi
Bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa kenaikan harga rumah dan kenaikan upah minimum membuat pekerja lebih sulit men-dapatkan pekerjaan pasca guncangan ekonomi negatif.
Perubahan struktural serta perkembangan teknologi yang pesat
The Indonesian economy is transitioning from an agricul-ture-based economy toward a more manufacturing-based and service-led economy. This transition, coupled with the quick adoption of new technology, might lead to skills imbalances du-ring market adjustment.
Sumber: Diambil dari CMEA dan Bank Dunia 2020.
• Daftar Pekerjaan Kritis (DPK) Indonesia (Critical Occupations List) yang dijalankan dalam kolaborasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Per-ekonomian (Kemenko Perekonomian), berdasarkan praktik-praktik terbaik internasional di Australia, Malaysia, dan Inggris. Di dunia internasional, DPK telah banyak digunakan dalam penyusunan kebijakan pendidikan dan migrasi dengan target yang spesifik, yaitu untuk mengatasi kesenjang-an keterampilan kritis. DPK Indonesia mengidentifikasi daftar pekerjaan yang memenuhi dua kriteria: (a) persediaannya terbatas dan (b) bersifat strategis bagi perekonomian Indonesia. DPK tersebut meliputi 35 jenis pekerjaan yang mewakili pekerjaan-pekerjaan dari sektor-sektor seperti manufaktur, telekomunikasi dan teknologi informasi (IT), jasa akomodasi dan makanan, konstruksi, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan jasa ilmiah profesional lainnya. Metodologi DPK tersebut bergantung pada sumber-sumber data yang ada dan hasil konsultasi dengan para pemberi kerja. Berdasarkan cakupan dan biayanya, DPK tersebut dapat (dan seba-iknya) dilaksanakan setiap tahun.
• Tugas dan Keterampilan Pekerjaan Indonesia (Indonesia’s Occupational Tasks and Skills, IndOTaSk) merupakan survei pilot yang mengamati ke-terampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan jenis-jenis pekerjaan yang banyak dicari. Instrumen pilot tersebut dibangun dari mo-dul-modul terpilih model US O*NET—basis data yang menyajikan per-syaratan keterampilan, kapasitas, serta kualifikasi pekerja lainnya, untuk hampir seribu jenis pekerjaan di Amerika Serikat—yang disesuaikan ter-hadap konteks di Indonesia. IndOTaSk mengumpulkan informasi menge-nai tugas-tugas yang dijalankan dan keterampilan yang diperlukan untuk 50 jenis pekerjaan yang paling dicari, yang dipilih dari DPK dan Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia.
• Outlook Kesempatan Kerja Online (Online Vacancies Outlook) mengum-pulkan data online tentang lowongan kerja dan keterampilan yang dibu-tuhkan berdasarkan jenis pekerjaan, dari 25 portal kerja dan 100 situs pemberi kerja di Indonesia. Instrumen ini memungkinkan analisis data real-time dan memberikan deskripsi yang lebih terperinci mengenai ke-terampilan yang dibutuhkan pada lowongan pekerjaan yang diumumkan secara online. Alat ini dirancang untuk melengkapi, bukan menggantikan, inisiatif-inisiatif lainnya, karena pekerjaan-pekerjaan yang lebih formal dan berketerampilan tinggi lebih banyak ditemukan secara online.
Semua inisiatif tersebut membentuk suatu toolbox data untuk mengem-bangkan dashboard informasi pasar tenaga kerja dan fungsi-fungsi bimbing-an karier dalam sistem informasi pasar tenaga kerja. Mereka memberikan informasi kepada pencari dan pemberi kerja mengenai keterampilan dan je-nis pekerjaan yang banyak dicari. Selain itu, fungsi-fungsi tersebut berkon-tribusi dalam mendukung pembangunan angkatan kerja dan membantu para pembuat kebijakan untuk menentukan arahan investasi yang berhubungan dengan program-program pelatihan, serta insentif untuk program-program magang.
Bank Dunia juga sedang menyiapkan sebuah laporan pendamping yang ber-isi rekomendasi-rekomendasi untuk pengembangan dashboard informasi pasar tenaga kerja, yang akan menggabungkan informasi yang telah dise-butkan di atas dengan informasi lainnya. Laporan tersebut akan memberi-kan pelajaran-pelajaran menyeluruh dari keempat upaya pengumpulan data pilot tersebut.
Pendahuluan 15
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia16 Laporan Teknis
dapatan tinggi (kotak 1.1). Seperti lapor-an ini, metodologi dan hasil-hasil utama dari setiap kegiatan pilot tersebut akan didiskusikan dalam laporan terpisah, dengan tujuan sebagai sumber informa-si bagi upaya-upaya pemerintah Indone-sia dalam mengembangkan dashboard intelijen pasar tenaga kerja yang disiap-kan untuk penyusunan platform baru.
Laporan Teknis ini menjelaskan me-todologi yang digunakan untuk me-ngembangkan pilot Survei Pekerjaan dan Kesempatan Kerja (SPKK), serta menggambarkan potensi penggunaan data. Laporan ini melengkapi Laporan Prospek Pekerjaan Jangka Pendek, yang menyajikan informasi statistik peker-jaan dari semua jenis pekerjaan yang disurvei secara lebih terperinci—berda-sarkan Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 4 digit—dan ditujukan bagi para pengguna akhir, praktisi, ma-upun pembuat kebijakan. Pilot SPKK dikembangkan sebagai bukti konsep (proof of concept) yang akan ditingkat-kan skalanya oleh pemerintah Indone-sia. SPKK dirancang sebagai instrumen gabungan antara survei pekerjaan dan struktur upah dengan survei lowongan pekerjaan. Bagian selanjutnya dalam la-poran ini akan menjelaskan rincian pen-dekatan metodologi yang digunakan.
Laporan ini memperkenalkan Skor Prospek Pekerjaan Jangka Pendek yang digunakan untuk mengidentifikasi pe-kerjaan dengan prospek yang lebih baik. Laporan pendamping akan mem-bahas secara terperinci mengenai 10 in-dikator permintaan pekerjaan di tingkat spesifikasi yang berbeda-beda (level 1, 2, 3, dan 4 digit). Indikator-indikator tersebut dipilih secara khusus untuk menilai kondisi pekerjaan terbaru di Indonesia dan harus diinterpretasikan secara menyeluruh.8 Tiap pekerjaan
memiliki sebuah skor yang memberikan inti sari informasi dari indikator-indi-kator tersebut, serta mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan di level 4 digit ke dalam kategori cerah, redup, stabil, dan ditandai. Skor tersebut sebaiknya di-terjemahkan sebagai proyeksi permin-taan pekerjaan jangka pendek. Dengan asumsi bahwa perubahan permintaan pekerjaan cenderung bergerak lambat,9 indikator-indikator tersebut dapat di-anggap sebagai proyeksi-proyeksi jang-ka pendek.
Pesan terpenting dari hasil analisis adalah bahwa jenis-jenis pekerjaan yang dinilai memiliki prospek yang ce-rah di Indonesia tidak selalu berasal dari sektor-sektor dengan nilai tambah tinggi ataupun yang memerlukan kua-lifikasi tinggi. Walaupun benar bahwa jenis-jenis pekerjaan dengan prospek cerah memiliki upah yang lebih tinggi dan cenderung lebih banyak dicari baik di sektor-sektor jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur ataupun oleh perusahaan-perusahaan besar, namun hal tersebut bukan merupakan kriteria utama. Hal serupa juga terjadi di ne-gara-negara lain. 9 dari 42 pekerjaan dalam kategori cerah di laporan ini, dicari oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor bernilai tam-bah rendah, yang cenderung berskala kecil dan bersifat informal. 18 dari 42 jenis pekerjaan cerah hanya memi-liki persyaratan pendidikan minimum, walaupun dicari oleh perusahaan dari sektor bernilai tambah tinggi. Temuan penting tersebut menunjukkan bah-wa perjalanan transformasi struktural perekonomian Indonesia dan implika-sinya terhadap pasar tenaga kerja ma-sih panjang. Dalam proses ini, sangat penting untuk mengatasi kendala pada sisi permintaan dan penawaran secara bersamaan.
2. Metodologi
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia20 Laporan Teknis
Survei Pekerjaan dan Kesempatan Kerja (SPKK) adalah bagian dari serangkaian toolbox data yang ditujukan untuk me-mantau tren-tren jangka panjang pada permintaan tenaga kerja secara kom-prehensif dan terperinci. Secara lebih spesifik, SPKK menyediakan data yang digunakan untuk menghasilkan skor prospek pekerjaan jangka pendek yang seiring waktu dapat memberikan pro-yeksi jangka panjang untuk menang-kap perubahan-perubahan demografis. SPKK mengumpulkan data terperinci mengenai persediaan dan arus kete-nagakerjaan pada jenis-jenis pekerja-an yang didefinisikan secara spesifik, dengan tingkat keakuratan yang tidak ditemukan di instrumen survei lain. Penerapan data secara luas dapat membantu menjawab serangkaian per-tanyaan: Pekerjaan apa saja yang paling umum di Indonesia? Seberapa besar kenaikan permintaan tenaga kerja pada pekerjaan-pekerjaan yang didefinisikan secara spesifik? Di wilayah dan sektor mana saja yang pekerjaan berprospek cerahnya mengalami perkembangan, dan di mana pekerjaan berprospek re-dup mengalami penurunan?
Negara-negara melakukan investasi pada survei permintaan pekerjaan seru-pa karena pemantauan permintaan pe-
kerjaan merupakan bagian yang sangat penting dari sistem informasi pasar te-naga kerja dan kebijakan pembangunan angkatan kerja. Sebagian besar negara tersebut mengumpulkan data-data se-rupa secara rutin. Sebagian negara lain menggunakan sumber-sumber data tra-disional (survei, sensus, data adminis-tratif) dan beberapa negara melengkapi sumber tersebut dengan big data se-cara real-time (data lowongan pekerja-an online). Oleh sebab itu, jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas telah dimutakhirkan secara berkala. Setelah instrumen-instrumen data siap, kum-pulan data pekerjaan selama beberapa periode dapat digunakan untuk mem-perkirakan permintaan tenaga kerja jangka menengah dan panjang.
Pengguna informasi pasar tenaga ker-ja beragam dan terdiri dari pelajar, pe-kerja, perusahaan, pembuat kebijakan, serta praktisi yang terlibat dalam bim-bingan karier dan konsultasi pekerjaan. Data tersebut perlu dianalisis dan di-siapkan agar dapat mudah dimengerti oleh masing-masing pengguna terse-but. Biasanya, tanggung jawab tersebut jatuh kepada labor market observatory (LMO) atau lembaga pengamatan pa-sar tenaga kerja.10 LMO bekerja sama dengan para peneliti, ahli statistik,
Contoh-contoh Labor Market Observatory (LMO) di Seluruh Dunia
Labor market observatory (LMO) mengagregasi, menganalisis, dan menyortir informasi tentang tren-tren pasar tenaga kerja untuk membantu para pel-ajar, pencari kerja, penyedia pelatihan, pemberi kerja, serta pembuat kebi-jakan saat ini dan di masa depan untuk mengambil keputusan terinformasi terkait pengembangan keterampilan. Mereka menganalisis dan memantau tren-tren persediaan dan permintaan tenaga kerja untuk mengidentifika-si ketidaksesuaian. Untuk dapat berfungsi dengan baik, LMO harus memi-liki akses ke data pasar tenaga kerja dari berbagai sumber yang beragam, berkolaborasi dengan lembaga-lembaga lain, memiliki infrastruktur statis-tik yang baik, serta merespons permintaan penggunanya. Berikut ini adalah contoh-contoh LMO yang diakui secara internasional:
Kotak 2.1
Survei-survei Permintaan Pekerjaan merupakan Elemen Dasar dari berbagai Sistem Informasi Pasar Tenaga Kerja
psikolog, ahli pemasaran, serta ahli komunikasi untuk menyampaikan in-formasi dengan cara yang paling tepat bagi pembaca tersebut. Kotak 2.1 men-jelaskan beberapa pengalaman LMO-LMO di seluruh dunia.
Secara khusus, para pembuat kebi-jakan dapat menggunakan data terse-but untuk merancang dan memantau kebijakan dan program pembangunan tenaga kerja. Pada level tertinggi, data
tersebut merupakan masukan bagi rancangan upaya-upaya dan kebijak-an pembangunan secara keseluruhan, guna mengatasi segala hambatan per-tumbuhan persediaan dan permintaan tenaga kerja di sektor-sektor ekonomi prioritas. Informasi tersebut dapat ber-pengaruh pada perencanaan anggaran untuk memastikan agar sistem pen-didikan siap melayani bidang-bidang pendidikan yang berhubungan dengan jenis pekerjaan yang banyak dicari. Hal
Mi Futuro (Chile) mengumpulkan informasi dari lembaga-lembaga pendidik-an tentang lulusan-lususan dan mencocokkannya dengan data dari adminis-trasi pajak dan dana pensiun untuk menyajikan informasi publik mengenai pendapatan lulusan program-program profesional dan teknik.
Sistema Nacional de Información de Educación Superior (SNIES) dan Obser-vatorio Laboral para la Educación (OLE) (Kolombia) memberikan informa-si untuk membantu keluarga-keluarga mengevaluasi kualitas dan potensi manfaat dari berbagai program studi. SNIES adalah suatu sistem informasi komprehensif tentang pendidikan tinggi, sedangkan OLE memberikan infor-masi tentang karakteristik lulusan dan hasil-hasil pasar tenaga kerja (pen-dapatan dan tingkat perekrutan).
Labor Market Information Portal (Australia) memiliki data pasar tenaga kerja terbaru di tingkat nasional, negara bagian, regional, dan lokal untuk mem-bantu masyarakat dalam memahami pasar tenaga kerja setempat.
Direction de l’animation de la recherche, des études et des statistiques (Perancis) menganalisis data pasar tenaga kerja yang menyajikan hasil pe-nelitian dan statistik tentang area pekerjaan, lapangan pekerjaan, dan pe-latihan vokasi.
Occupational Employment Statistics (Amerika Serikat), sebuah program dari Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat yang mengeluarkan estimasi la-pangan pekerjaan dan upah per tahun untuk lebih dari 800 jenis pekerjaan di tingkat nasional, negara bagian, dan area metropolitan/non metropolitan. Estimasi nasional untuk pekerjaan di industri-industri spesifik juga tersedia.
Denmark Employment Statistics (Denmark) mengeluarkan statistik dan ana-lisis pasar tenaga kerja dengan menggunakan berbagai macam sumber data (kabupaten/kota, pusat pekerjaan, daftar perusahaan, kesejahteraan sosial, serta imigrasi). Data time series dapat disesuaikan berdasarkan, misalnya, jenis kelamin, usia, dan wilayah.
Skills Panorama (European Centre for the Development of Vocational Training [CEDEFOP]) adalah sebuah instrumen online yang memberikan data, infor-masi, dan intelijen tentang keterampilan yang dibutuhkan di berbagai nega-ra, jenis pekerjaan, dan sektor di seluruh wilayah negara anggota Uni Eropa. Instrumen tersebut mengumpulkan beberapa basis data untuk memantau keterampilan dan pekerjaan, termasuk Prediksi Keterampilan, Pantauan Pe-kerjaan Eropa, dan Survei Keterampilan dan Pekerjaan dari CEDEFOP, Survei Angkatan Kerja Uni Eropa, dan Program Penilaian Internasional untuk Kom-petensi Orang Dewasa dan PISA dari OECD, dan lain-lain.
Sumber: Berdasarkan informasi dari Rutkowski, de Paz, dan Levine 2018; Sorensen dan Mas 2016.
Metodologi21
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia22 Laporan Teknis
tersebut juga dapat memberikan in-formasi kepada perencanaan insentif keuangan bagi para perusahaan, pel-ajar, dan pencari kerja agar mereka berinvestasi di bidang-bidang pendi-dikan dan pelatihan yang dibutuhkan. Pada dunia kerja, pembimbing karier dan konsultan pencarian kerja dapat menggunakan informasi tersebut untuk memberikan saran yang baik bagi pe-muda dan pencari kerja mengenai pi-lihan-pilihan pendidikan dan pelatihan, serta upaya-upaya pencarian kerja.
Pergeseran permintaan pada pekerja-an dapat diukur melalui beberapa jenis instrumen data dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jenis survei yang paling banyak digunakan untuk tujuan tersebut adalah survei jenis dan struktur pekerjaan atau sur-vei pekerjaan struktural. Survei-survei tersebut berupaya menggambarkan struktur jabatan dalam perusahaan, mengamati jenis-jenis pekerjaan yang didefinisikan secara spesifik (umum-nya pada klasifikasi pekerjaan 4 digit), serta mengumpulkan informasi tentang ketenagakerjaan, upah, dan pendidikan. Data tersebut melengkapi survei-survei perusahaan dan rumah tangga lainnya, serta merupakan sumber informa-si utama untuk proyeksi pekerjaan. In-strumen-instrumen tersebut sebaiknya dikaji secara menyeluruh, karena saling melengkapi satu sama lain.
Survei-survei di tingkat perusahaan sangat cocok untuk memantau dina-mika pekerjaan. Pertama, para pem-beri kerja mengetahui dengan baik pekerjaan-pekerjaan yang dibutuhkan untuk menghasilkan keluaran tertentu. Oleh sebab itu, mereka juga menge-tahui kenaikan dan penurunan jumlah pekerjaan yang terjadi dan menyusun rencana untuk menghadapi perubah-an selanjutnya. Informasi tersebut dapat dikaitkan dengan karakteristik perusahaan agar proses-proses yang mendasari perubahan tersebut dapat dipahami (lihat bagian 5 tentang faktor pendorong prospek pekerjaan jangka pendek). Sebagai contoh, suatu pe-kerjaan dapat mengalami peningkatan karena pengenalan teknologi baru di perusahaan, atau suatu pekerjaan da-
pat menghilang karena integrasi per-usahaan ke dalam rantai nilai global yang dapat menyebabkan tergantinya pekerjaan-pekerjaan di sebagian pro-ses produksi.
Sebagai tambahan, survei perusaha-an dapat dirancang untuk mencakup keseluruhan perekonomian atau sek-tor-sektor utama. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, mengumpul-kan data perusahaan agar dapat me-wakili keseluruhan perekonomiannya; yang lainnya, seperti Singapura, hanya mengumpulkan data pada sektor-sek-tor prioritas. Walaupun memiliki data yang bisa merepresentasikan negara dinilai lebih baik, namun fleksibilitas juga penting karena pelaksanaan sur-vei dapat memakan biaya yang tinggi. Survei menjadi panjang karena ha-rus mencakup struktur jabatan dalam perusahaan dan perlu memiliki sam-pel yang besar agar dapat mempero-leh kekuatan statistik yang memadai untuk mengukur permintaan peker-jaan secara akurat di tingkat industri maupun lokal. Tergantung dari tujuan utama survei, pelaksanaan survei sek-toral dapat menjadi kompromi yang masuk akal dan dapat mengarah ke pengelolaan implementasi survei yang berbeda. Sebagai contoh, di Singa-pura, pengumpulan data survei per-mintaan pekerjaan dan keterampilan sektoral merupakan tugas dewan yang bertanggung jawab atas keterampilan sektoral tersebut. Di Amerika Serikat, Biro Statistik Tenaga Kerja (Bureau of Labor Statistics, BLS) bertanggung ja-wab atas tugas tersebut.
Kekurangan utama dari survei perusa-haan adalah potensi tidak tercakupnya sektor ekonomi informal. Seperti sur-vei-survei perusahaan lainnya, kerang-ka penentuan sampel survei pekerjaan dan struktur upah diambil dari sensus ekonomi yang mungkin tidak menca-kup perusahaan-perusahaan informal, yaitu perusahaan yang tidak resmi ter-daftar untuk menjalankan usahanya. Tingkat ketiadaan informasi tersebut bervariasi antar negara, tergantung dari tingkat informalitas dan cakupan sektor informal dalam sensus pereko-nomian. Contohnya, sensus perekono-
mian Indonesia memberikan cakupan yang cukup baik atas perusahaan-per-usahaan non pertanian formal dan in-formal. Kabar baiknya adalah tingkat bias yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan persentase tenaga kerja yang masuk ke dalam survei ini dengan keseluruhan angkatan kerja yang diukur pada survei populasi dan angkatan kerja.
Survei pekerjaan dan upah biasanya dilengkapi dengan survei lainnya. Sur-vei-survei tersebut meliputi (a) survei kesempatan kerja yang menggambar-kan dinamika pekerjaan jangka pen-dek dan umumnya tidak diagregasikan berdasarkan jenis pekerjaan; (b) survei persyaratan pendidikan yang meng-eksplorasi persyaratan pendidikan tiap jenis pekerjaan; (c) survei keterampil-an yang bertujuan mengukur kualifika-si yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tertentu, serta keterampilan dalam tugas-tugas yang terkait dengan pekerjaan tersebut; (d) survei perusa-haan-karyawan untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai kaitan antara keteram-pilan dengan produktivitas; dan (e) data longitudinal dari survei angkatan kerja dan survei perusahaan-karyawan untuk mengeksplorasi pemetaan transisi dan karier. Negara-negara yang mengumpul-kan survei di tingkat nasional biasanya memiliki semua instrumen tersebut. Se-mentara negara lain yang mengumpul-kan data di tingkat sektoral umumnya mengembangkan survei gabungan yang mencakup sejumlah dimensi di atas ke dalam satu instrumen survei.
Lampiran A mendiskusikan prak-tik-praktik terbaik jenis-jenis survei tersebut dari seluruh dunia.
Survei Pekerjaan dan Kesempatan Kerja Indonesia (SPKK) SPKK dirancang untuk melacak per-geseran permintaan pekerjaan, meng-identifikasi pekerjaan yang menjadi sumber lapangan pekerjaan utama, mengamati pertumbuhan atau penu-runan pekerjaan, serta menghasilkan prediksi-prediksi jangka pendek. Ran-cangan SPKK diambil dari pengalam-
an OES dan JOLTS di Amerika Serikat. Rancangan SPKK tersebut merupakan gabungan antara survei struktur pe-kerjaan dengan survei lowongan, serta mengambil pengalaman survei-sur-vei gabungan serupa di Georgia dan Mongolia. Survei ini adalah satu dari berbagai instrumen yang sedang dipi-lotkan untuk menguji konsep dan me-ngembangkan toolbox pengumpulan data untuk perencanaan pembangun-an tenaga kerja Indonesia.
SPKK mengumpulkan informasi pe-kerjaan perusahaan saat ini, serta perubahan permintaan jangka pendek di tingkat pekerjaan. Pertanyaannya mencakup karakteristik perusahaan (termasuk sektor pada KBLI 5 digit), deskripsi pekerjaan saat ini (misalnya, jenis kontrak dan karyawan), infor-masi persediaan lapangan pekerjaan per jenis pekerjaan (termasuk tingkat pendidikan dan upah), informasi arus lapangan pekerjaan per jenis peker-jaan (termasuk lowongan yang belum dibuka, lowongan yang sedang dibu-ka, kebutuhan perekrutan dan kesu-litan setahun terakhir, pertumbuhan dan penurunan lapangan pekerjaan setahun terakhir, dan rencana per-tumbuhan dan pengurangan lapangan pekerjaan tahun depan), serta kegiat-an pelatihan perusahaan (Lampiran H berisi kuesioner lengkap). Tiap jenis pekerjaan diberi kode level 4 digit se-suai dengan KBJI 2014.
SPKK merupakan sampel represen-tatif beberapa sub-kelompok ekono-mi pada wilayah-wilayah terpilih di Indonesia. Sub-kelompok ekonomi tersebut tersebar pada (a) usaha jasa bernilai tambah tinggi terpilih; (b) usa-ha jasa bernilai tambah rendah yang strategis bagi pertumbuhan Indonesia; serta (c) industri manufaktur.11 Sek-tor-sektor tersebut dipilih karena se-jalan dengan sektor-sektor prioritas pertumbuhan Indonesia: sektor manu-faktur adalah pencipta pekerjaan yang baik dan pariwisata adalah penghasil proporsi pekerjaan yang besar mes-kipun berketerampilan rendah. Kotak 2.2 memberikan rincian kerangka pe-nentuan sampel, ukuran sampel, serta aspek pengumpulan data lainnya.
Metodologi23
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia24 Laporan Teknis
Aspek-aspek rancangan survei dan pengumpulan data
Kerangka sampel dibangun dengan menggunakan Direktori Sensus Ekonomi 2016 untuk kelompok usaha jasa dan Direktori Industri Perusahaan Manufaktur Menengah dan Besar untuk kelompok manufaktur. Sampel tersebut dirancang agar representatif di tingkat sub-kelompok, dengan stratifikasi berdasarkan kegiatan ekonomi (kode KBLI), cakupan geografis, dan skala usaha (menggu-nakan definisi BPS tentang perusahaan mikro, kecil, menengah, dan besar).
Parameter yang digunakan untuk menghitung ukuran sampel adalah proporsi tingkat lowongan (vacancy rate) yang diantisipasi. Berdasarkan perbandingan dengan negara lain yang telah memiliki tingkat lowongan, parameter tersebut secara hipotetis ditetapkan di 5 persen karena Indonesia belum memiliki pa-rameter tersebut. Parameter tersebut ditentukan dengan metode penentuan sampel dua tahap dengan tingkat keyakinan 95% (), tingkat respons yang dianti-sipasi sebesar 80 persen, dan margin of error 2 persen.12 Di tahap pertama, ka-bupaten-kabupaten dipilih dengan metode multivariate probability proportional to size (MPPS); di tahap kedua, perusahaan-perusahaan dipilih sesuai dengan populasi target melalui metode penentuan sampel sistematis (lihat Tabel 2.1). Ukuran sampel ditetapkan cukup tinggi agar representatif di tingkat perusahaan dengan relative standard error (RSE)13 sekitar 18 persen untuk perusahaan jasa dan 20 persen untuk perusahaan manufaktur. Ini memberikan estimasi yang cukup akurat, disajikan dalam persentase, tentang seberapa besar kemungkinan estimasi survei melenceng dari populasi sebenarnya. Estimasi dengan RSE yang tinggi mungkin memiliki kesalahan penentuan sampel yang tinggi dan harus diterjemahkan dengan hati-hati. BPS umumnya mempublikasikan data dengan RSE di bawah 25 persen, tapi batas persentase bisa saja lebih tinggi, tergantung dari seberapa unik variabel yang bersangkutan. Misalnya, untuk survei terkait penyakit yang sangat langka, RSE sampai dengan 40 persen mungkin dapat digunakan.14
Oleh karena SPKK adalah survei pilot yang dikembangkan berdasarkan asumsi variabel-variabel utama yang belum pernah dikumpulkan, maka untuk Indone-sia, standard error-nya ternyata lebih tinggi daripada rekomendasi RSE untuk estimasi pekerjaan dan lowongan yang kuat dalam KBJI 4 digit (Lampiran B mencakup proporsi jenis-jenis pekerjaan dengan indikator RSE tinggi). Untuk menggambarkan ukuran survei pilot ini, SPKK Indonesia dapat dibandingkan de-ngan OES yang dijalankan di Amerika Serikat. SPKK mencakup setidaknya 31 persen lapangan pekerjaan di sampel sub-sektor, sedangkan jumlah tanpa bo-bot (unweighted sum) lapangan pekerjaan di OES mencapai 58 persen dari total lapangan pekerjaan nasional.15 Oleh karena itu, pada fase pilot ini, survei tidak mungkin mencakup semua jenis pekerjaan, namun tetap mampu menunjukkan tren-tren yang memengaruhi pekerjaan-pekerjaan teratas dalam sub-sektor yang diikutsertakan.16 Kekurangan terbesar dari ukuran sampel yang kecil adalah analisis tidak dapat dilaksanakan pada unit-unit geografis lokal.
SPKK berhasil mewawancarai 3.839 perusahaan. Survei dilaksanakan an-tara Desember 2018 dan Maret 2020.17 Pewawancara merekam respons da-lam laptop menggunakan teknologi CAPI. Dengan demikian, data dimasukkan langsung menggunakan program pemasukan data yang sudah dirancang se-belumnya. Konsisten dengan rancangan sampel, sebagian besar perusahaan yang disurvei berlokasi di pulau Jawa: provinsi yang paling relevan antara lain adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Timur (masing-masing dengan 30,6 persen, 23,3 persen, dan 23,4 persen perusahaan yang berlokasi di sana) serta, pada tingkat yang lebih rendah, Jawa Tengah (dengan 11,8 persen perusahaan yang berlokasi di sana).
Kotak 2.2
Kelompok
Cakupan geo-grafis dan skala perusahaan Sub-kelompok
Perusa-haan yang disurvei
Target survei
% Cakupan
Usaha jasa bernilai tambah tinggi
Jawa dan Bali
Menengah dan besar
Teknologi informasi dan komunikasi
233 250 93.2
Keuangan dan bisnis lainnya
631 630 100.1
Pengangkutan dan pergudangan
390 400 97.5
Konstruksi 205 220 93.2
Total kelompok 1,459 1,500 97.3
Usaha jasa bernilai tambah rendah
Jawa dan Bali
Semua skala
Ekonomi kreatif 1,022 1,000 102.2
Pariwisata 518 500 103.6
Total kelompok 1,540 1,500 102.7
Industri manufaktur
Sumatra Utara, Jawa Barat, Ban-ten, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan
Menengah dan besar
Makanan dan minuman 222 245 90. 6
Tekstil dan produk tekstil
263 265 99.2
Kimia 200 220 90.9
Elektronik 57 120 47.5
Otomotif 98 150 65.3
Total kelompok 840 1,000 84.0
Total 3,839 4,000 96.0
Sumber: Data SPKK.
Kerangka Sampling dan Cakupan SPKK Tab. 2.1
Metodologi25
Pengguna informasi pasar tenaga kerja beragam dan terdiri dari pelajar, pekerja, perusahaan,
pembuat kebijakan, serta praktisi yang terlibat dalam bimbingan
karier dan konsultasi pekerjaan.
3. Panorama Perusahaan dan Lapangan Pekerjaan
Oleh karena SPKK merupakan survei pilot, bagian laporan ini akan menje-laskan karakteristik perusahaan dan lapangan pekerjaan, dengan tujuan un-tuk melakukan validasi terhadap ran-cangan penentuan sampel survei dan pesan-pesan dari publikasi lainnya. Ba-gian ini secara singkat membandingkan hasil SPKK dengan survei-survei lain yang representatif di tingkat nasional, dan menemukan hasil yang konsisten secara keseluruhan.18 Namun, ini bu-kanlah perbandingan satu lawan satu karena pilot SPKK belum mencakup keseluruhan perekonomian. Dalam ka-sus-kasus tertentu, hal ini dapat men-jadi sumber kekhawatiran, dan harus dicatat. Untuk analisis lebih terperinci dari sumber-sumber data alternatif ter-sebut, lihat Bank Dunia (akan datang).
Hal yang lebih penting adalah sur-vei pilot memberikan informasi untuk mengukur perputaran tenaga kerja dan indikator pasar tenaga kerja lain yang belum pernah dikumpulkan sebelum-nya. Pengukuran perputaran tenaga kerja merupakan dimensi yang penting, karena memberikan indikasi bagi se-bagian pekerja yang membutuhkan dukungan pencarian kerja. Sementara indikator-indikator lainnya adalah yang terkait dengan variasi jenis keterampilan atau pekerjaan di perusahaan. Rincian lebih lanjut tentang karakteristik pekerja dapat ditemukan di Lampiran C.
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia30 Laporan Teknis
Panorama Perusahaan
Sebagian besar perusahaan adalah usaha skala mikro di bidang jasa ber-nilai tambah rendah, tapi mereka bu-kanlah pencipta lapangan pekerjaan yang utama ataupun pekerjaan-peker-jaan berproduktivitas tinggi.19 90,4 persen perusahaan yang diwawanca-rai adalah usaha mikro, namun mere-ka hanya mempekerjakan 37,4 persen dari total pekerja dalam sampel. Hasil tersebut konsisten dengan, tapi le-bih mencolok, daripada hasil sensus ekonomi 2016.20 Analisis survei manu-faktur menunjukkan bahwa perusaha-an mikro sektor manufaktur memiliki produktivitas rendah (hanya berkon-tribusi 6,2 persen terhadap total nilai tambah), tidak bertumbuh (hanya 4,1 persen yang menjadi perusahaan kecil dan 0,4 persen yang menjadi perusa-haan menengah), serta mempekerja-kan kurang dari seperempat dari total pekerja Indonesia (23,0 persen) (Bank Dunia, akan datang).
Sebaliknya, beberapa perusahaan jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur dapat menghasilkan pekerjaan dalam jumlah besar. Proporsi perusahaan da-lam dua kelompok ekonomi ini cukup kecil dibandingkan dengan keseluruh-an perusahaan (masing-masing 4,8 persen dan 0,3 persen), namun mem-pekerjakan jumlah pekerja yang signi-fikan (masing-masing 24,2 persen dan 15,3 persen). Perusahaan-perusahaan ini umumnya sudah lama berdiri, —khususnya di manufaktur, rata-rata 40 tahun sejak aktivitas pertama—dan berstruktur perseroan terbatas, suatu tanda formalitas dan biasanya cende-rung lebih patuh terhadap peraturan ketenagakerjaan dan memberikan pe-kerjaan yang berkualitas.
Panorama Ketenagakerjaan
Tempat seseorang bekerja lebih pen-ting daripada pekerjaan dan dasar pelatihannya. Di Indonesia, seperti di-tunjukkan dalam studi lainnya, ukuran perusahaan dan aktivitas perusahaan adalah penentu upah yang lebih pen-ting daripada pencapaian pendidikan atau jenis pekerjaan yang dipilih.21 Ope-rator pabrik dengan pendidikan di ba-
wah sekolah menengah, yang bekerja di perusahaan manufaktur besar dapat memiliki pendapatan yang sama, atau bahkan lebih tinggi, daripada lulusan universitas yang bekerja di perusahaan jasa kecil bernilai tambah rendah. Sa-yangnya, terdapat variasi yang sangat besar dalam upah dan aspek-aspek pe-kerjaan lain di seluruh kelompok karak-teristik perusahaan.
Meskipun sebagian besar pekerja da-lam sampel merupakan karyawan penuh yang berpendidikan rendah, terdapat beberapa variasi pada peru-sahaan-perusahaan dengan karakter-istik tersebut. Sebagian besar pekerja (95,3%) adalah karyawan penuh dan digaji langsung oleh perusahaan. Per-usahaan perdagangan grosir memiliki proporsi pekerja paruh waktu yang le-bih tinggi (11,3%). Perempuan secara umum kurang terwakili, dengan pro-porsi 41,3 persen dari semua pekerja. Sebagian besar pekerjaan, terutama di perusahaan yang lebih kecil, memiliki persyaratan yang cukup rendah. Ham-pir dua pertiga pekerjaan di usaha jasa bernilai tambah rendah tidak memiliki persyaratan pendidikan dan 16,7 persen lainnya hanya memerlukan ijazah SMP. Lebih dari dua pertiga pekerjaan ada-lah yang berketerampilan sedang, dan proporsi Tenaga Usaha Jasa dan Tenaga Penjualan mencapai hampir sepertiga dari semua pekerja (29,6%).
Upah meningkat sesuai dengan ukuran perusahaan, dan perusahaan dengan produktivitas lebih tinggi membayar upah yang juga lebih tinggi. Rinci-an upah median berdasarkan ukuran perusahaan dan jenis pekerjaan me-nunjukkan bahwa perusahaan besar membayar upah yang lebih tinggi di semua jenis pekerjaan. Sesuai perki-raan, kecuali pada perusahaan mikro, pekerjaan berketerampilan tinggi—seperti manajer, profesional, teknisi dan asisten profesional—dibayar lebih tinggi dibandingkan dengan pekerjaan berketerampilan rendah. Hal ini kon-sisten dengan hasil positif investasi modal manusia dan penyesuaian upah terhadap produktivitas. Ukuran peru-sahaan adalah faktor penting dalam penentuan upah: pekerja berketeram-pilan tinggi yang dipekerjakan di per-
Perusahaan yang lebih besar menciptakan pekerjaan, sementara perusahaan mikro mengentaskannya
Gambar 3.1
a. Penciptaan atau penghilangan pekerjaan, berdasarkan ukuran perusahaan
b. Penciptaan atau penghilangan pekerjaan, berdasarkan sektor perusahaan
-
15.3
4.65.7
46.7
4.3 11.0
16.49.4
10.90.8
2.5
Mikro(1-9)
Kecil(10-49)
Menengah(50-250)
Besar(250+)
Penciptaan pekerjaanPenggantian karyawan karena pensiun suka relaPenggantian karyawan (alasan lain)Penghilangan Pekerjaan
-15-55
15253545
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i (Jas
a NTT
)
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m (J
asa N
TR)
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elektr
onik
Otom
otif (
Man
ufak
tur)
JasaNTT
JasaNTR
Manufaktur
seba
gai %
dari
total
karya
wan
seba
gai %
dari
total
karya
wan
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: NTT = nilai tambah tinggi. NTR = nilai tambah rendah.
usahaan mikro dengan produktivitas rendah cenderung berpenghasilan le-bih rendah daripada pekerja berkete-rampilan rendah di perusahaan besar. Upah median pada perusahaan jasa bernilai tambah rendah, terlepas dari sektornya, lebih rendah daripada per-usahaan jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur.
Penciptaan dan Penghilangan Pekerjaan
Pekerjaan di perusahaan menengah dan besar, serta di perusahaan yang sangat baru dan sangat lama berdi-ri cenderung memiliki prospek yang lebih baik. Perusahaan-perusahaan dengan karakteristik tersebut lebih cenderung meningkatkan jumlah la-pangan pekerjaan. Meskipun tingkat perputaran pekerjaan, penciptaan la-pangan pekerjaan bersih, dan penghi-langan pekerjaan bersih juga berkaitan erat dengan aktivitas ekonomi atau si-
fat pekerjaan, ukuran perusahaan tetap menjadi salah satu faktor terpenting. Bagian selanjutnya dalam laporan ini akan membahas variasi indikator-indi-kator tersebut di seluruh kategori ka-rakteristik perusahaan. Tahun lalu, pengurangan pekerjaan bersih adalah sebesar 1,1 persen.22 Pola yang mena-rik muncul ketika mempelajari proses perekrutan dan pemutusan hubungan kerja di seluruh kategori karakteristik perusahaan (gambar 3.1.a).23 Perusaha-an mikro lebih cenderung mengurangi pekerjaan (−4,6 persen), sedangkan perusahaan kecil, menengah, dan be-sar lebih cenderung menciptakannya (masing-masing 0,1 persen, 0,8 persen, dan 2,5 persen). Penghilangan pekerja-an di perusahaan mikro terjadi di sek-tor manufaktur ekonomi kreatif,24 TIK, serta keuangan dan bisnis lainnya. Per-usahaan kecil memiliki jumlah pekerja yang stabil tetapi tingkat perputaran-nya tinggi: mereka mengganti rata-rata 62 persen dari semua karyawan setiap
Panorama Perusahaan dan Lapangan Pekerjaan31
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia32 Laporan Teknis
Penciptaan lapangan kerja terjadi di perusahaan baru atau sangat lama,
dan pekerja tampaknya bersedia berhenti ketika diamati terjadi penghilangan pekerjaan yang tinggi
Gambar 3.2Korelasi antara perubahan pekerjaan dan proporsi pekerja yang diberhentikan dan mundur secara sukarela
Penciptaan atau penghilangan pekerjaan, berdasarkan umur perusahaan
Fig. 3.2
a. Penciptaan atau penghilangan pekerjaan, berdasarkan umur perusahaan
b. Korelasi antara perubahan pekerjaan dan proporsi pekerja yang diberhentikan dan mundur secara sukarela
Sumber: Berdasarkan data SPKK.
-3.3 -2.03.2
12.3
29.8
6.8
13.0
20.4
15.7
7.4
0-5 tahun 6-10 tahun 11-20 tahun 20+ tahun
seba
gai %
dari
sem
ua ka
ryawa
n
Penciptaan pekerjaanPenggantian karyawan karena pensiun suka rela
Penggantian karyawan (alasan lain)
Penghilangan Pekerjaan
-15.0 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
% se
mua
peke
rja di
PHK y
ang m
undu
r suk
arela
Penciptaan/Penghancuran Pekerjaan(sebagai % dari total lapangan kerja)
tahunnya. Hal ini sebagian besar ter-jadi pada perusahaan di sektor ako-modasi dan makanan, yang cenderung sangat musiman. Perusahaan formal yang lebih besar menciptakan lebih banyak pekerjaan. Sebagian besar pe-ngurangan pekerjaan ditemukan pada perusahaan yang sudah beroperasi an-tara 6 sampai 20 tahun sejak kegiatan pertama. Perputaran pekerjaan juga lebih tinggi pada perusahaan-perusa-haan usia menengah (gambar 3.2.a).
Perusahaan manufaktur di sektor tekstil serta makanan dan minuman juga men-ciptakan lebih banyak pekerjaan baru. Tingkat penciptaan lapangan pekerjaan bersih masing-masing adalah 3,5 persen dan 6,6 persen. Hal ini konsisten dengan sektor teratas tahun 2013–14 dalam hal penciptaan lapangan pekerjaan bersih, yaitu sektor padat karya dan teknologi
rendah (Bank Dunia, akan datang).25 Di dalam kelompok manufaktur, perusaha-an SPKK di sektor kimia dan elektronik juga menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi mereka menyerap lebih sedikit pekerja (gambar 3.1.b). Penciptaan la-pangan kerja juga terjadi di kelompok jasa bernilai tambah rendah: perusa-haan perdagangan grosir dan eceran serta penyediaan akomodasi dan pe-nyediaan makan minum menciptakan lapangan pekerjaan, masing-masing 1,6 persen dan 1,4 persen. Hal ini memba-wa tanda-tanda positif, karena analisis pekerjaan di Indonesia baru-baru ini menemukan bahwa sektor manufaktur dan jasa (terutama dalam perdagangan grosir dan eceran, restoran, dan hotel) merupakan salah satu kontributor uta-ma pertumbuhan pekerjaan kelas me-nengah selama dekade terakhir. (Bank Dunia, akan datang).
-4.6 % % % %
0.10.82.5
sedangkan
perusahaan mikro
perusahaan kecil
perusahaan menengah
perusahaan besar
lebih cenderung menciptakannya
lebih cenderung mengurangi pekerjaan
Panorama Perusahaan dan Lapangan Pekerjaan33
4. Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek
Bagian ini mengidentifikasi peker-jaan-pekerjaan yang memiliki prospek jangka pendek yang baik dengan meng-analisis seperangkat indikator yang saling melengkapi secara sangat terpe-rinci (KBJI 4 digit). Beberapa indikator perlu dipertimbangkan secara holistik untuk menilai prospek dari suatu pe-kerjaan. Indikator-indikator tersebut dapat dikelompokkan sebagai: (a) pe-kerjaan saat ini, indikator yang meng-gambarkan kondisi tingkat lapangan pekerjaan saat ini; (b) dinamika jang-ka pendek, indikator yang mencakup penciptaan dan penghilangan lapangan pekerjaan dalam satu tahun terakhir; (c) kesempatan kerja, indikator yang menggambarkan permintaan pembe-ri kerja saat ini dan akan datang; serta (d) kelangkaan keterampilan, indikator yang mencakup pekerjaan yang keku-rangan pekerja dengan keterampilan yang sesuai.
Masing-masing kelompok indikator tersebut memberikan informasi yang saling melengkapi dan unik untuk menjelaskan prospek pekerjaan jang-ka pendek.26 Setelah mendeskripsikan setiap kelompok indikator, informasi tersebut kemudian disintesis menjadi suatu sistem skor yang mengelompok-kan pekerjaan-pekerjaan ke dalam ka-tegori cerah, stabil, redup, dan ditandai. Penjelasan mengenai pekerjaan dalam kategori cerah yang lebih mendalam akan disampaikan di bagian berikut-nya, karena jenis-jenis pekerjaan terse-but sebaiknya menjadi fokus kebijakan pembangunan tenaga kerja.
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia36 Laporan Teknis
Pekerjaan-pekerjaan Saat Ini
Total permintaan, didefinisikan seba-gai jumlah pekerja saat ini ditambah jumlah lowongan yang ada, merupa-kan indikator penting untuk memahami pekerjaan mana yang memiliki prospek kerja yang baik.27 Mengidentifikasi je-nis-jenis pekerjaan tersebut menjadi relevan karena perubahan permintaan, walau hanya sedikit, akan memenga-ruhi banyak pekerja. Total permintaan saat ini adalah indikator persediaan (stock indicator), bukan indikator arus (flow indicator). Meskipun tidak mem-berikan informasi tentang bagaimana suatu jenis pekerjaan akan dibutuhkan di masa depan, indikator ini merupa-kan dasar analisis pekerjaan dan harus dipertimbangkan. SPKK adalah survei pertama yang mencoba mengestimasi total permintaan pada jenis pekerjaan di tingkat digit yang lebih tinggi.
Sesuai dengan angkatan kerja Indo-nesia, analisis pekerjaan terperinci menunjukkan bahwa sebagian besar la-pangan pekerjaan terkonsentrasi pada pekerjaan berketerampilan rendah da-lam kelompok jasa bernilai tambah rendah. Gambar 4.1 menunjukkan 15 pe-kerjaan teratas dengan jumlah lapang-an pekerjaan tertinggi. Bilah yang diberi warna, menunjukkan distribusi lapangan pekerjaan menurut kelompok ekonomi (dengan catatan bahwa hanya menca-kup sub-kelompok terpilih yang ada di dalam sampel), dan label di ujung bilah menunjukkan persyaratan pendidikan minimum paling umum untuk suatu pe-kerjaan. Separuh dari pekerjaan terse-but adalah kegiatan yang berhubungan dengan makanan. Lebih tepatnya, ba-nyak pekerja yang merupakan juru ma-sak (KBJI 5120) dan pedagang makanan kaki lima (KBJI 5212). Hal ini konsisten dengan karakteristik dan tingkat infor-
15 Pekerjaan Teratas dengan Permintaan Tertinggi (Volume Lapangan Kerja)
Gambar 4.1 Top 15 Occupations with the Highest Demand (Employment Volume)
Fig. 4.1
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: Label pada bilah menunjukkan persyaratan pendidikan minimum yang paling umum.
0 100 000 200 000 300 000 400 000 500 000
TP
TP
SMA
SMP
TP
TP
TP
TP
TP
TP
SMA
TP
TP
SMA
SMK
5120 - Juru masak
5212 - Pedagang makanan kaki lima
5414 - Penjaga keamanan
8153 - Operator mesin jahit
7512 - Pembuat roti, kue, dan kembang gula
1412 - Manajer penyediaan makanan dan minuman
9411 - Asisten juru masak/Penyiap makanan cepat saji
7533 - Tukang jahit, penyulam, dan YBDI
5131 - Pramusaji
9321 - Buruh pengemasan9112 - Tenaga kebersihan dan juru bantu di kantor,
hotel, dan tempat lainnya9412 - Juru bantu dapur
5223 - Asisten penjualan toko
2431 - Profesional periklanan dan pemasaran
5243 - Pedagang rumah ke rumah
Total Pekerja
Jasa Bernilai Tambah Rendah Jasa Bernilai Tambah Tinggi Manufaktur
Label pada bilah: Persyaratan pendidikanTanpa syarat pendidikan TPSekolah Menengah Pertama SMPSekolah Menengah Atas SMA
Sekolah Menengah Kejuruan SMKMaster MPh.D atau Doktorat PhD
malitas perusahaan-perusahaan SPKK: perusahaan di sektor akomodasi dan makan-minum sangat informal dan mempekerjakan hampir 30 persen dari semua pekerja. Sebagian besar perusa-haan yang merekrut untuk jenis-jenis pekerjaan tersebut tidak mensyaratkan tingkat pendidikan minimum.
Dari 15 pekerjaan teratas, hanya sedikit pekerjaan yang berada di perusahaan bernilai tambah tinggi, dan merupakan konfirmasi dari pesan laporan-lapor-an lain bahwa Indonesia masih perlu melakukan industrialisasi dan profe-sionalisasi. Di perusahaan-perusahaan dengan produktivitas lebih tinggi, pe-kerjaan yang paling banyak dicari ada-lah penjaga keamanan (KBJI 5414) yang dipekerjakan di perusahaan jasa berni-lai tambah tinggi, dan operator mesin jahit (KBJI 8153) yang dipekerjakan di perusahaan manufaktur. Kedua peker-jaan tersebut membutuhkan setidak-nya tingkat pendidikan menengah.
Dinamika Jangka Pendek
Oleh karena permintaan pekerjaan ber-ubah secara relatif perlahan dalam ku-run waktu yang lama, perubahan yang diamati baru-baru ini dapat digunakan untuk memperkirakan tren dalam wak-tu dekat.28 Dinamika jangka pendek me-nunjukkan seberapa besar penciptaan/penghilangan lapangan pekerjaan pada suatu jenis pekerjaan selama setahun terakhir.29 Pekerjaan dengan dinamika jangka pendek yang baik adalah yang semakin banyak dicari oleh pemberi kerja dalam setahun terakhir, semen-tara yang tidak dicari atau yang meng-alami penurunan permintaan dianggap memiliki dinamika jangka pendek yang buruk. Diasumsikan bahwa dinamika yang diamati selama 12 bulan terakhir akan berlaku dalam 12 hingga 24 bulan mendatang.
Dinamika jangka pendek dapat diukur melalui dua indikator: perubahan la-pangan pekerjaan bersih (secara abso-lut)30 dan tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan (relatif terhadap jumlah pe-kerjaan) dalam satu tahun terakhir.31
Kedua indikator tersebut relevan dan saling melengkapi. Perubahan lapang-an pekerjaan bersih (net change in em-
ployment) membantu mengidentifikasi pekerjaan dengan jumlah penciptaan atau penghilangan pekerjaan tertinggi dalam setahun terakhir, memberikan sinyal untuk jenis-jenis pekerjaan de-ngan pekerja dalam jumlah besar yang menemukan atau kehilangan pekerjaan (baik secara sukarela atau tidak). Seba-liknya, persentase bersih tingkat per-tumbuhan (net percentage growth rate) menandakan laju terjadinya perubahan (cepat atau lambat). Pekerjaan-peker-jaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi perlu dipantau secara ketat, terutama untuk melihat apakah tren-tren terse-but dapat dipertahankan dan digenera-lisasikan ke pasar tenaga kerja di masa depan.
Pekerjaan yang membutuhkan perhati-an lebih dari pembuat kebijakan adalah yang mengalami perubahan signifikan untuk kedua indikator tersebut. Peru-bahan-perubahan tersebut memberi-kan tantangan bagi sistem pendidikan dan pada pemberi kerja, karena menun-jukkan bahwa terdapat banyak orang yang perlu dilatih dalam waktu sing-kat. Jika sistem pendidikan tidak dapat merespons dengan cepat, produktivitas dan pertumbuhan ekonomi perusahaan dapat terganggu. Namun, hal ini jarang terjadi karena perubahan cenderung terjadi secara bertahap, sehingga sis-tem pendidikan memiliki waktu untuk beradaptasi dan menyerap sinyal dari pasar tenaga kerja.
Perusahaan bernilai tambah rendah menghasilkan jumlah pekerjaan ter-tinggi secara absolut, sementara peru-sahaan bernilai tambah tinggi tumbuh dengan pesat. Gambar 4.2 menunjuk-kan 15 pekerjaan teratas dari segi jum-lah pekerjaan baru, sedangkan gambar 4.3 menunjukkan 15 pekerjaan teratas dari segi pertumbuhan.
Hanya tiga pekerjaan yang masuk ke 15 pekerjaan teratas pada kedua in-dikator dinamika jangka pendek yang baik. Profesional periklanan dan pe-masaran (KBJI 2431), yang merupakan salah satu pekerjaan terbesar saat ini, dan perancang grafis dan multimedia (KBJI 2166) mengalami peningkatan pe-kerjaan yang besar, baik secara absolut (masing-masing 30.797 dan 4.219 pe-
Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek 37
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia38 Laporan Teknis
15 Pekerjaan Teratas dengan Penciptaan Lapangan Pekerjaan Bersih Tertinggi
15 Pekerjaan Teratas dengan Pertumbuhan Tercepat
Gambar
Gambar
4.2
4.3
Top 15 Occupations with Highest Net Employment CreationFig. 4.2
Sumber: Berdasakan data SPKK.Catatan: Label pada bilah menunjukkan persyaratan pendidikan minimum yang paling umum.
Label pada bilah: Persyaratan pendidikanTanpa syarat pendidikan TPSekolah Menengah Pertama SMPSekolah Menengah Atas SMA
Sekolah Menengah Kejuruan SMKMaster MPh.D atau Doktorat PhD
-1 000 4 000 9 000 14 000 19 000 24 000 29 000
SMASMK
SMASMA
SMATP
SMASMA
SMKTPTPSMASMADIV/SITP
2431 - Profesional periklanan dan pemasaran5243 - Pedagang rumah ke rumah
3123 - Supervisor konstruksi5112 - Kondektur transportasi
9621 - Kurir, pengantar paket dan kuli angkut barang2166 - Perancang grafis dan multimedia8322 - Pengemudi mobil, taksi, dan van
3112 - Teknisi teknik bangunan7231 - Mekanik dan tukang reparasi kendaraan bermotor
7126 - Pekerja perpipaan5113 - Pramuwisata
3423 - Instruktur dan pelatih program kebugaran dan rekreasi2354 - Guru kursus musik
2342 - Guru anak usia dini5221 - Pemilik toko
Perubahan lapangan kerja bersih
Jasa Bernilai Tambah Rendah Jasa Bernilai Tambah Tinggi Manufaktur
Top 15 Occupations with the Fastest GrowthFig. 4.3
Sumber: Berdasakan data SPKK.Catatan: Label pada bilah menunjukkan persyaratan pendidikan minimum yang paling umum.
Label pada bilah: Persyaratan pendidikanTanpa syarat pendidikan TPSekolah Menengah Pertama SMPSekolah Menengah Atas SMASekolah Menengah Kejuruan SMK
Diploma I/II DI/IIDiploma III DIIIDiploma IV and Strata I DIV/SIMaster MPh.D. or Doctorate PhD
Laju pertumbuhan lapangan kerja (%)-5 10 25 40 55
3139 - Teknisi proses kontrol YTDL
3359 - Profesional pemerintah YTDL
3423 - Instruktur dan pelatih program kebugaran dan rekreasi
3112 - Teknisi teknik bangunan
2166 - Perancang grafis dan multimedia
2221 - Profesional keperawatan
5112 - Kondektur transportasi
3123 - Supervisor konstruksi
2431 - Profesional periklanan dan pemasaran
7127 - Mekanik pendingin udara dan lemari pendingin
5164 - Pelatih dan pekerja perawatan hewan
3522 - Teknisi rekayasa telekomunikasi
2342 - Guru anak usai dini
7126 - Pekerja perpipaan
2354 - Guru kursus musik
SMK
DIII
SMA
SMA
TP
DI/II
SMA
SMA
SMA
SMK
SMA
SMA
DIV/SI
TP
SMA
Jasa Bernilai Tambah Rendah Jasa Bernilai Tambah Tinggi Manufaktur
kerjaan baru) dan relatif terhadap base-line (pertumbuhan masing-masing 20,6 persen dan 34,4 persen). Perusahaan jasa bernilai tambah rendah mengha-silkan sebagian besar pekerjaan-peker-jaan tersebut. Teknisi teknik bangunan (KBJI 3112) juga mengalami peningkat-an besar baik secara absolut maupun perubahan persentase (3.306 pekerjaan dan pertumbuhan 39,8 persen). Peru-sahaan jasa bernilai tambah tinggi dan, dalam jumlah yang lebih sedikit, per-usahaan manufaktur, adalah dua per-usahaan yang menciptakan jenis-jenis pekerjaan ini.
Hal lain yang tidak kalah penting ada-lah mempelajari pekerjaan-pekerjaan yang mulai memudar. Pembuat kebijak-an perlu mengalihkan sumber daya dari pekerjaan-pekerjaan ini (gambar 4.4). Beberapa lembaga dan program pen-didikan perlu ditutup atau disesuaikan. Banyak pekerja yang saat ini dipeker-jakan dalam jenis pekerjaan tersebut perlu mencari pekerjaan yang saat ini sedang dibutuhkan. Terkadang, jika pe-kerjaan yang sedang dibutuhkan meru-pakan pekerjaan sejenis yang menuntut keterampilan lebih tinggi, maka perge-seran pekerjaan tersebut hanya mem-butuhkan peningkatan keterampilan.
Beberapa pekerjaan dengan dinamika jangka pendek yang buruk adalah pe-kerjaan terkait tekstil di perusahaan jasa bernilai tambah rendah. Jenis-jenis pekerjaan seperti operator mesin ja-hit (KBJI 8153), tukang jahit, penyulam, dan YBDI (KBJI 7533), operator mesin pembuat sepatu dan YDBI (KBJI 8156), pembuat pakaian, pakaian dari kulit, dan penutup kepala (KBJI 7531), dan pembuat kerajinan dari tekstil, kulit, dan bahan YBDI (KBJI 7318) memiliki penghilangan pekerjaan tertinggi seca-ra absolut. Hasil ini konsisten dengan keseluruhan penghilangan pekerjaan yang ditemukan pada perusahaan ma-nufaktur ekonomi kreatif. Namun, dina-mika jangka pendek yang buruk ini ada pada kelompok dengan nilai tambah rendah, sementara beberapa pekerjaan tersebut sedang diciptakan di kelom-pok manufaktur. Hal ini menunjukkan tanda-tanda kemungkinan transforma-si struktural dari perusahaan dengan produktivitas rendah ke perusahaan
dengan produktivitas lebih tinggi (yang masih membutuhkan pekerjaan terse-but, tetapi dengan jumlah pekerja yang tidak sebanyak sebelumnya).
Dinamika jangka pendek yang buruk pada pekerjaan-pekerjaan lain dapat disebabkan oleh perubahan teknolo-gi atau penurunan permintaan terha-dap produk. Pekerja pencetakan (KBJI 7322) dan pekerja penyelesaian dan penjilidan cetakan (KBJI 7323) terma-suk ke dalam pekerjaan teratas yang mengalami penurunan secara absolut. Jenis-jenis pekerjaan tersebut mung-kin mengalami penurunan permintaan karena perubahan pola konsumsi (mi-salnya, masyarakat beralih dari materi cetak ke digital), dan perubahan yang sama tersebut juga mungkin terkait dengan dinamika jangka pendek baik yang diamati pada perancang grafis dan multimedia (KBJI 2166).
Kesempatan Kerja
Pekerjaan akan memiliki kesempat-an kerja yang menjanjikan jika jumlah lowongan kerja tinggi, jumlah peru-sahaan yang merekrut pekerja tinggi, dan tingkat perputaran pekerja ren-dah. Jika banyak lowongan yang diu-mumkan, maka kemungkinan pencari kerja untuk menemukan pekerja yang cocok juga lebih besar. Namun, to-tal lowongan saja tidak cukup untuk mengukur kesempatan berkelanjut-an, karena lowongan tersebut mung-kin terkait dengan pekerjaan musiman atau jangka pendek. Oleh karena itu, ketersediaan lowongan yang berke-lanjutan juga penting. Lowongan lebih mungkin tersedia sepanjang tahun dan di banyak lokasi jika terdapat banyak perusahaan yang merekrut, dibanding-kan jika hanya sedikit perusahaan yang merekrut. Kesempatan untuk menda-patkan pekerjaan juga meningkat jika lebih banyak perusahaan yang merek-rut. Selain itu, perputaran pekerjaan perlu dipertimbangkan saat mengu-kur kesempatan kerja, karena peker-jaan dengan tingkat perputaran yang tinggi cenderung berarti lebih banyak perusahaan yang merekrut, serta lebih banyak lowongan yang dibuka, tetapi tidak selalu menjanjikan kesempatan kerja yang baik. Oleh karena itu, terda-
Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek 39
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia40 Laporan Teknis
15 Pekerjaan Teratas dengan Penghilangan Lapangan Pekerjaan Bersih Tertinggi
Gambar 4.4 Top 15 Occupations with the Highest Net Employment Destruction
Fig. 4.4
Sumber: Berdasakan data SPKK. Catatan: Label pada bilah menunjukkan persyaratan pendidikan minimum yang paling umum.
Label pada bilah: Persyaratan pendidikanTanpa syarat pendidikan TPSekolah Menengah Pertama SMPSekolah Menengah Atas SMASekolah Menengah Kejuruan SMK
Diploma I/II DI/IIDiploma III DIIIDiploma IV and Strata I DIV/SIMaster MPh.D. or Doctorate PhD
-100 000 -80 000 -60 000 -40 000 -20 000 0
TPDIV/SI
TPTPTP
TPTP
TPSMP
TPTP
TPSMA
SMPTP
TP
9312 - Buruh teknik sipil2341 - Guru sekolah dasar5223 - Asisten penjualan toko7318 - Pembuat kerajinan dari tekstil, kulit, dan bahan YBDI7323 - Pekerja penyelesaian dan penjilidan cetakan5212 - Pedagang makanan kaki lima9411 - Asisten juru masak/Penyiap makanan cepat saji9412 - Juru bantu dapur8153 - Operator mesin jahit5246 - Petugas konter layanan makanan7322 - Pekerja pencetakan7531 - Pembuat pakaian, pakaian dari kulit, dan penutup kepala5414 - Penjaga keamanan8156 - Operator mesin pembuat sepatu dan YBDI7533 - Tukang jahit, penyulam, dan YBDI7512 - Pembuat roti, kue, dan kembang gula
Perubahan lapangan kerja bersih
Jasa Bernilai Tambah Rendah Jasa Bernilai Tambah Tinggi Manufaktur
15 Jenis Pekerjaan Teratas dengan Penghilangan Lapangan Pekerjaan Tercepat
Gambar 4.5Top 15 Occupations with the Fastest Job DestructionFig. 4.5
Sumber: Berdasakan data SPKK.Catatan: Label pada bilah menunjukkan persyaratan pendidikan minimum yang paling umum.
Label pada bilah: Persyaratan pendidikanTanpa syarat pendidikan TPSekolah Menengah Pertama SMPSekolah Menengah Atas SMASekolah Menengah Kejuruan SMK
Diploma I/II DI/IIDiploma III DIIIDiploma IV and Strata I DIV/SIMaster MPh.D. or Doctorate PhD
-100 -80 -60 -40 -20 0
US
DIV/SI
LS
NR
DIV/SI
LS
NR
US
NR
US
LS
NR
DI/II
DIII
4229 - Tenaga tata usaha informasi pelanggan YTDL
2341 - Guru sekolah dasar
6130 - Pekerja campuran pertanian dan peternakan
4413 - Juru kode, juru koreksi, dan YBDI
2632 - Ahli sosiologi, antropologi dan profesional YBDI
7534 - Pelapis furnitur (upholster) dan YBDI
7115 - Tukang kayu bangunan
2131 - Ahli biologi, botani, zoologi dan YDBI
7111 - Pekerja bangunan rumah
2652 - Musisi, penyanyi dan komposer
8156 - Operator mesin pembuat sepatu dan YBDI
2653 - Penari dan koreografer
3521 - Teknisi penyiaran dan audio-visual
5169 - Tenaga usaha jasa perorangan YTDL
2112 - Ahli meteorologi dan klimatologi
Jasa Bernilai Tambah Rendah Jasa Bernilai Tambah Tinggi Manufaktur
15 Pekerjaan Teratas dengan Jumlah Lowongan Tertinggi Gambar 4.6Top 15 Occupations with the Highest Number of VacanciesFig. 4.6
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: Label pada bilah menunjukkan persyaratan pendidikan minimum yang paling umum.
Label pada bilah: Persyaratan pendidikanTanpa syarat pendidikan TPSekolah Menengah Pertama SMPSekolah Menengah Atas SMASekolah Menengah Kejuruan SMK
Diploma I/II DI/IIDiploma III DIIIDiploma IV and Strata I DIV/SIMaster MPh.D. or Doctorate PhD
0 10 000 20 000 30 000 40 000 50 000
TPTP
SMASMP
TPTP
SMATP
TPSMA
TPTP
SMKSMA
TP
3321 - Perwakilan asuransi5249 - Pekerja penjualan YTDL
4214 - Penagih hutang dan YBDI8153 - Operator mesin jahit
5212 - Pedagang makanan kaki lima7533 - Tukang jahit, penyulam, dan YBDI
9112 - Tenaga kebersihan dan juru bantu di kantor, hotel, dan tempat lainnya7531 - Pembuat pakaian, pakaian dari kulit, dan penutup kepala
5131 - Pramusaji5414 - Penjaga keamanan
9412 - Juru bantu dapur9411 - Asisten juru masak/Penyiap makanan cepat saji
5243 - Pedagang rumah ke rumah5242 - Peraga penjualan
5120 - Juru masak
Total Lowongan Pekerjaan
Jasa Bernilai Tambah Rendah Jasa Bernilai Tambah Tinggi Manufaktur
pat tiga indikator yang digunakan un-tuk mengukur kesempatan kerja yang baik: total lowongan (jumlah),32 total perusahaan yang mencoba merekrut dalam setahun terakhir (jumlah),33 dan tingkat perputaran (persen).34 Gam-bar 4.6 sampai 4.8 menyajikan indika-tor-indikator tersebut.
Beberapa pekerjaan yang memiliki di-namika jangka pendek yang baik juga memiliki kesempatan kerja yang baik. Contohnya, pedagang rumah ke rumah (KBJI 5243) memiliki dinamika jangka pendek yang baik dan menunjukkan tanda-tanda positif untuk semua in-dikator yang mengukur kesempatan kerja: pekerjaan ini adalah salah satu pekerjaan teratas dengan lowongan yang paling banyak dibuka, ditemukan di dalam daftar pekerjaan dengan jum-lah perusahaan yang merekrut paling banyak (peringkat 18 dari 353), serta memiliki tingkat perputaran yang rela-tif rendah (peringkat 82 dari 353).
Dalam kasus lain, data juga menun-jukkan tren-tren kontradiktif sehingga memerlukan analisis lebih lanjut. Con-tohnya, tiga jenis pekerjaan untuk pro-duksi tekstil memiliki dinamika jangka pendek yang buruk dan ada di dalam pekerjaan teratas dengan jumlah lo-wongan tertinggi dan perusahaan per-ekrut terbanyak (KBJI 8153, 7533, dan 7531). Sekilas, hal tersebut tampak kontradiktif. Namun, tren-tren tersebut mungkin disebabkan oleh dua kekuatan mendasar. Pertama, hal tersebut dapat dikaitkan dengan musim, karena tiga je-nis pekerjaan tersebut memiliki tingkat perputaran yang relatif tinggi (termasuk 60 dari 352 pekerjaan teratas). Kedua, khusus untuk pekerjaan operator mesin jahit (KBJI 8153), lowongan yang terbuka sebagian besar berasal dari perusahaan manufaktur, sedangkan penghilangan pekerjaan banyak terjadi di perusahaan manufaktur industri kreatif, suatu tan-da lain dari kemungkinan transformasi struktural.
Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek 41
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia42 Laporan Teknis
15 Pekerjaan Teratas dengan Tingkat Perputaran Tertinggi Gambar 4.8Top 15 Occupations with the Highest Rate of TurnoverFig. 4.8
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: Label pada bilah menunjukkan persyaratan pendidikan minimum yang paling umum.
Label pada bilah: Persyaratan pendidikanTanpa syarat pendidikan TPSekolah Menengah Pertama SMPSekolah Menengah Atas SMASekolah Menengah Kejuruan SMK
Diploma I/II DI/IIDiploma III DIIIDiploma IV and Strata I DIV/SIMaster MPh.D. or Doctorate PhD
0 25 50 75 100 125 150 175 200
N/ADIII
DI/IITP
SMASMP
TPSMA
TPDIV/SISMP
SMADIV/SISMK
TP
2112 - Ahli meteorologi dan klimatologi5169 - Tenaga usaha jasa perorangan YTDL3521 - Teknisi penyiaran dan audio-visualv
2653 - Penari dan koreografer2652 - Musisi, penyanyi dan komposer
8156 - Operator mesin pembuat sepatu dan YBDI7111 - Pekerja bangunan rumah
2131 - Ahli biologi, botani, zoologi dan YBDI7115 - Tukang kayu bangunan
2632 - Ahli sosiologi, antropologi dan profesional YBDI7534 - Pelapis furnitur (upholster) dan YBDI
3142 - Teknisi pertanian2641 - Pengarang dan penulis YBDI3139 - Teknisi proses kontrol YTDL
4413 - Juru kode, juru koreksi, dan YBDI
Tingkat perputaran (%)
Jasa Bernilai Tambah Rendah Jasa Bernilai Tambah Tinggi Manufaktur
15 Pekerjaan Teratas dengan Jumlah Perusahaan yang Berupaya Merekrut Tertinggi
Gambar 4.7 Top 15 Occupations with the Highest Number of Firms That Tried to Hire
Fig. 4.7
Sumber: Berdasarkan data SPKK. Catatan: Label pada bilah menunjukkan persyaratan pendidikan minimum yang paling umum.
Label pada bilah: Persyaratan pendidikanTanpa syarat pendidikan TPSekolah Menengah Pertama SMPSekolah Menengah Atas SMASekolah Menengah Kejuruan SMK
Diploma I/II DI/IIDiploma III DIIIDiploma IV and Strata I DIV/SIMaster MPh.D. or Doctorate PhD
0 5 000 10 000 15 000 20 000 25 000 30 000 35 000
TPTP
TPTP
TPTP
SMPTP
TPTP
TPSMA
TPTP
DIII
9411 - Asisten juru masak/Penyiap makanan cepat saji9412 - Juru bantu dapur
7512 - Pembuat roti, kue, dan kembang gula5131 - Pramusaji
5223 - Asisten penjualan toko7533 - Tukang jahit, penyulam, dan YBDI
8153 - Operator mesin jahit5120 - Juru masak
9321 - Buruh pengemasan5212 - Pedagang makanan kaki lima
5246 - Petugas konter layanan makanan9112 - Tenaga kebersihan dan juru bantu di kantor, hotel, dan tempat lainnya
7322 - Pekerja pencetakan7531 - Pembuat pakaian, pakaian dari kulit, dan penutup kepala
4211 - Teller bank dan YBDI
Total Perusahaan
Jasa Bernilai Tambah Rendah Jasa Bernilai Tambah Tinggi Manufaktur
Kelangkaan Keterampilan
Kelangkaan keterampilan muncul keti-ka penawaran dan permintaan terha-dap suatu pekerjaan tidak bertumbuh, atau berkurang, dengan selaras. Namun demikian, mengidentifikasi kelangkaan keterampilan sangatlah penting un-tuk merancang intervensi yang dapat mengatasi ketidaksesuaian tersebut.35 Meskipun tidak ada indikator tung-gal untuk mengukur kelangkaan kete-rampilan, berikut adalah tanda-tanda kelangkaan: (a) pekerjaan yang sulit diisi,36 (b) pekerjaan yang sulit direk-rut karena kelangkaan keterampilan,37 dan (c) pekerjaan dengan lowongan yang tidak dibuka karena perusahaan memperkirakan tidak akan menemu-kan pekerja dengan keterampilan yang dibutuhkan.38 Walaupun dua indikator terakhir secara eksplisit menanyakan pendapat perusahaan mengenai ke-langkaan keterampilan, ukuran yang pertama merupakan ukuran yang objek-tif. Secara khusus, jika lowongan telah dibuka dalam waktu lama dan terdapat pasokan tenaga kerja yang mengang-
gur dengan keterampilan terkait, maka dapat disimpulkan bahwa para pekerja tersebut sebenarnya tidak memiliki ke-terampilan yang dibutuhkan. Gambar 4.9 menunjukkan semua kemungkinan kombinasi dari tanda-tanda kelangkaan keterampilan untuk 353 pekerjaan yang disurvei. Lampiran D menunjukkan daf-tar 38 pekerjaan dengan lebih dari satu tanda-tanda kelangkaan keterampilan (persimpangan). Contohnya, pengarang dan penulis YDBI (KBJI 2641), wartawan (KBJI 2642), dan pengacara (KBJI 2611) menunjukkan ketiga tanda kelangkaan keterampilan.
Beberapa pekerjaan dengan dinamika jangka pendek yang baik dan kesem-patan kerja yang relatif baik juga me-nunjukkan tanda-tanda kelangkaan keterampilan. Pekerjaan-pekerjaan ter-sebut membutuhkan perhatian paling besar dari para pembuat kebijakan dan perorangan, karena mengindikasikan potensi hasil yang baik, serta memiliki berbagai peluang untuk pemanfaatan-nya. Sebagai contoh, profesional perik-lanan dan pemasaran (KBJI 2431) dan
Jumlah Pekerjaan yang Menunjukkan Tanda Kelangkaan Keterampilan
Gambar 4.9 Number of Occupations Showing Any Sign of Skill ShortagesFig. 4.9
Sumber: Berdasarkan data SPKK.
SULIT DIREKRUT
11
4
25
36
TIDAK DIBUKA LOWONGAN
57
SULIT DIISI
9 TIDAK ADA TANDA KELANGKAAN KETERAMPILAN49
Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek 43
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia44 Laporan Teknis
perancang grafis dan multimedia (KBJI 2166) muncul di daftar teratas untuk kedua indikator dinamika jangka pen-dek, memiliki kesempatan kerja yang relatif baik (peringkat 16 dan 111 untuk lowongan, peringkat 23 dan 21 untuk perusahaan yang merekrut, dan memi-liki tingkat perputaran sedang), serta menunjukkan lebih dari satu tanda ke-langkaan keterampilan.
Sebaliknya, pekerjaan lain dengan di-namika jangka pendek yang buruk juga memiliki kesempatan kerja yang baik dan berbagai tanda kelangka-an keterampilan. Sebagai contoh, tiga di antaranya adalah pekerjaan di bi-dang tekstil: operator mesin jahit (KBJI 8153), tukang jahit, penyulam, dan YBDI (KBJI 7533), pembuat pakaian, pakai-an dari kulit, dan penutup kepala (KBJI 7531). Hasil yang tampak kontradiktif ini mungkin terkait dengan perubahan permintaan keterampilan untuk peker-jaan yang bersangkutan atau transfor-masi struktural pada pasar. Misalnya, tugas dari pekerjaan tersebut mungkin sudah bergeser, membutuhkan kete-rampilan yang berbeda dari apa yang telah dimiliki pekerja saat ini.
Prospek Pekerjaan Jangka Pendek
Tidak ada indikator tunggal yang dapat menggambarkan prospek pekerjaan untuk tahun-tahun yang akan datang. Akan tetapi, jika semua indikator di-periksa secara bersama-sama, maka dapat dinilai apakah jenis-jenis peker-jaan pada level 4 digit lebih cenderung
memiliki prospek baik dalam beberapa tahun ke depan. Penilaian ini bergan-tung pada asumsi bahwa transformasi struktural terjadi secara bertahap dan bahwa permintaan keterampilan ber-ubah dengan laju yang relatif lambat. Untuk itu, skor prospek pekerjaan jang-ka pendek mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ke dalam empat katego-ri—cerah, stabil, redup, dan ditan-dai—sesuai dengan 10 indikator di atas. Gambar 4.10 adalah representasi grafis dari skor tersebut, dan gambar 4.11 me-nunjukkan jenis pekerjaan seperti apa yang termasuk dalam masing-masing kelompok tersebut.39
Versi skor prospek pekerjaan jangka pendek di masa depan sebaiknya me-nyertakan informasi mengenai upah. Upah memberikan informasi menge-nai perubahan permintaan. Di pasar yang kompetitif, ketika para pemberi kerja bersaing untuk mendapatkan je-nis-jenis pekerjaan yang langka, me-reka menawarkan upah yang lebih tinggi. Oleh karena itu, pekerjaan de-ngan prospek cerah cenderung me-nunjukkan peningkatan upah. Pekerja yang kehilangan pekerjaan dan kesulit-an mencari peluang-peluang baru akan bersedia menerima upah yang lebih rendah. Pekerjaan dengan prospek re-dup cenderung mengalami penurunan upah atau memiliki upah yang stagnan. SPKK mengumpulkan informasi upah berdasarkan jenis-jenis pekerjaan KBJI 4 digit; namun, RSE dari variabel ini ter-lalu besar untuk dapat digunakan se-cara meyakinkan, dan telah dikeluarkan dari pertimbangan penentuan skor.
Skor Prospek Pekerjaan Jangka Pendek Gambar 4.10 The Short-Term Occupational Prospects ScoreFig. 4.10
Ditandai
Dinamika Jangka Pendek
Pelua
ng Pe
luang
Peke
rjaan
Buruk
Sedang
Tidak Berubah Baik
Rendah
TinggiStabil
Redup
Cerah
Skor pekerjaan untuk area yang pudar bergantung pada tingkat perekrutan pekerjaan tersebut dan ada tidaknya tanda-tanda kelangkaan keterampilan.
Kategorisasi prospek pekerjaan jang-ka pendek untuk 353 pekerjaan yang disurvei di tingkat KBJI 4 digit diser-takan dalam Laporan Prospek Pekerja-an Jangka Pendek pendamping. Untuk ambang batas spesifik yang digunakan dalam penyusunan skor, lihat lampiran C dalam laporan tersebut.
Pengamatan Lebih Dekat terhadap Pekerjaan Cerah
Bagian ini menelaah 42 pekerjaan yang diklasifikasi sebagai pekerjaan cerah secara lebih mendalam (tabel 4.1).40 Pekerjaan tersebut memiliki karakter-istik-karakteristik berkualitas tinggi. Perusahaan dengan produktivitas yang lebih tinggi—yaitu, usaha jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur—ser-ta perusahaan besar membutuhkan pekerjaan-pekerjaan cerah tersebut. Pekerjaan cerah memerlukan tingkat pendidikan minimum yang lebih tinggi dan menawarkan upah yang lebih ting-gi daripada rata-rata pekerjaan lain. Namun, hal sebaliknya tidak selalu be-nar: tidak semua pekerjaan di bidang jasa bernilai tambah tinggi dan manu-faktur memiliki prospek yang cerah.
Perusahaan jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur membutuhkan peker-jaan-pekerjaan cerah tersebut, namun masih banyak pekerjaan cerah yang juga dibutuhkan oleh perusahaan jasa berni-lai tambah rendah. Dua kelompok per-tama tersebut mempekerjakan seluruh pekerja pada 20 pekerjaan cerah (dari 42 pekerjaan cerah). Gambar 4.12 menun-jukkan distribusi lapangan pekerjaan un-tuk pekerjaan cerah di semua kelompok ekonomi. Setiap pekerjaan cerah diwakili sebuah bilah, dan diurutkan berdasarkan proporsi lapangan pekerjaan dalam tiga kelompok ekonomi. Tujuan dari gambar 4.12 adalah untuk menyampaikan dengan cepat bahwa pekerjaan cerah sangat di-cari oleh perusahaan yang beroperasi di kelompok ekonomi bernilai tambah tinggi (hijau). Sebagian besar perusa-haan tersebut bergerak di sektor bisnis dan keuangan, konstruksi, makanan dan minuman, serta tekstil. Jasa berni-lai tambah rendah menyerap lebih dari setengah pekerja pada 12 jenis pekerjaan cerah. Perusahaan-perusahaan ini seba-gian besar bergerak di bidang manufak-tur ekonomi kreatif serta akomodasi dan makanan. Untuk analisis yang lebih deta-il, lihat gambar D.1 pada lampiran F yang menyajikan distribusi lintas sektor KBLI.
Prospek Pekerjaan Jangka Pendek Gambar 4.11 Short-Term Occupational ProspectsFig. 4.11
Cerah
Stabil
Redup
Ditandai
Ini adalah pekerjaan dengan permintaan yang tinggi dan perusahaan-perusahaan menunjukkan minat untuk merekrut pekerjanya, serta dengan tingkat pertumbuhan lapangan pekerjaan yang tinggi dan tingkat perputaran (turnover) yang rendah atau menunjukkan kelangkaan keterampilan yang membatasi pertumbuhan lapangan pekerjaan.
Ini adalah pekerjaan yang mengikuti tren pertumbuhan lapang-an pekerjaan normal atau mungkin menunjukkan beberapa kelangkaan keterampilan namun memiliki permintaan yang tidak cukup tinggi untuk dianggap cerah.
Ini adalah pekerjaan yang tidak memiliki permintaan atau mengalami penyusutan.
Ini adalah pekerjaan yang datanya tidak memadai untuk dinilai secara akurat dan, oleh karena itu, harus dipantau. Kelompok ini dapat mencakup jenis pekerjaan musiman, atau sedang mengalami perubahan struktural, atau datanya tidak konsisten dan membutuhkan jumlah sampel yang lebih banyak untuk dapat dinilai secara akurat.
Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek 45
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia46 Laporan Teknis
Perusahaan besar cenderung merekrut pekerja untuk pekerjaan cerah, namun perusahaan menengah dan kecil masih memiliki permintaan yang cukup signi-fikan pada pekerjaan-pekerjaan cerah tersebut. Berdasarkan logika di atas, gambar 4.13 mengurutkan pekerjaan berdasarkan permintaan rata-rata dari berbagai ukuran perusahaan. Sekilas, terlihat bahwa perusahaan menengah dan besar mempekerjakan lebih dari setengah pekerja (28 dari 42 pekerja-an cerah). Perusahaan besar mempe-kerjakan lebih dari setengah pekerja untuk 9 jenis pekerjaan cerah. Peru-sahaan kecil mempekerjakan setengah atau lebih pekerja pada 5 jenis peker-jaan cerah. Perusahaan mikro, seba-liknya, bukanlah pemberi kerja utama pada pekerjaan cerah. Perusahaan mikro mempekerjakan setengah atau lebih dari keseluruhan pekerja pada 2 jenis pekerjaan: pengawas kebersihan dan perawatan kantor, hotel dan ba-ngunan lainnya (KBJI 5151) serta perakit YTDL (KBJI 8219). Hal tersebut konsis-
ten dengan pola penciptaan pekerjaan yang dijelaskan di sub-bagian laporan tentang penciptaan dan penghilangan pekerjaan. Perusahaan yang merek-rut jenis pekerjaan cerah umumnya telah berdiri selama 16,7 tahun, kecu-ali 4 pekerjaan yang ada di perusaha-an yang telah berdiri jauh lebih lama: wartawan (KBJI 2642), agen kliring dan pengiriman (KBJI 3331), mekanik pendi-ngin udara dan lemari pendingin (KBJI 7127), dan operator mesin pengolahan karet (KBJI 8141) (tabel D.1 di lampiran F merinci pekerjaan cerah menurut umur perusahaan).
Walaupun pekerjaan cerah memer-lukan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan pekerjaan pada umumnya, kualifikasi tersebut masih relatif rendah dengan hanya 21 per-sen yang membutuhkan pendidikan pasca sekolah menengah. Sebagian besar pekerjaan dalam SPKK memiliki persyaratan pendidikan yang rendah: 37 persen hanya memerlukan ijazah
Distribusi Lapangan Pekerjaan untuk Jenis Pekerjaan Cerah, berdasarkan Sektor Ekonomi
Gambar 4.12 Distribution of Employment in Bright Occupations, by Economic Group
Sumber: Berdasarkan data SPKK. Catatan: Label-label KBJI dapat ditemukan di Gambar 4.12. Pada versi final, gambar akan label tersebut.
Jasa Bernilai Tambah RendahJasa Bernilai Tambah Tinggi
seba
gai %
dari
total
lapa
ngan
kerja
4-digit KBJI
Manufaktur
Fig. 4.13
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2161
1346
3123
7127
2142
4222
2512
3112
4120
2263
2413
4110
4132
4419
3341
3257
3513
8344
9621
5244
4416
9214
8322
3331
5243
2431
3131
2141
3322
2642
7233
2149
5249
9329
2166
9334
8219
5151
3122
8211
8141
8131
Distribusi Lapangan Kerja untuk Jenis Pekerjaan Cerah, berdasarkan Ukuran Perusahaan
Gambar 4.13 Distribution of Employment in Bright Occupations, by Firm Size
Fig. 4.14
Sumber: Berdasarkan data SPKK.
Kecil (10-49) Menengah (50-250) Besar (250+)Mikro (1-9)
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
9329
2149
7233
3122
8211
8141
8344
2263
2141
3131
2413
8131
4110
3331
2142
9621
2161
3341
3257
3112
3123
4132
4416
9334
8322
4419
3322
3513
4120
2431
4222
5249
2512
9214
2166
7127
5244
5243
1346
2642
5151
8219
seba
gai %
dari
total
lapa
ngan
kerja
4-digit KBJI
sekolah menengah dan hanya 12 per-sen yang memerlukan setidaknya ge-lar tersier (Diploma I atau lebih tinggi) (gambar 4.14). Persyaratan pendidik-an untuk pekerjaan cerah jauh lebih tinggi. Secara keseluruhan, 77 persen pekerjaan cerah membutuhkan seti-daknya ijazah sekolah menengah. Le-bih spesifik lagi, untuk 34 pekerjaan cerah, sebagian besar pekerjaan me-merlukan setidaknya ijazah sekolah menengah; dan pada 6 pekerjaan ce-rah tersebut, sebagian besar membu-tuhkan gelar tersier.41 Misalnya, analis keuangan (KBJI 2413) dan pengembang perangkat lunak (2512) mengharuskan sebagian besar pekerja untuk menyele-saikan pendidikan setidaknya Diploma IV. 8 pekerjaan cerah lainnya membu-tuhkan tingkat pendidikan yang lebih rendah: mereka tidak memiliki persya-ratan atau hanya memerlukan ijazah sekolah menengah atau lebih rendah. Contohnya, sebagian besar pekerjaan (75 persen) untuk pekerja penjualan YTDL (KBJI 5249) tidak memerlukan
pendidikan formal. Demikian pula de-ngan separuh pekerjaan untuk perakit YTDL (KBJI 8219) yang tidak memiliki persyaratan pendidikan, dan sepertiga di antaranya tidak memerlukan ijazah sekolah menengah.
Pekerjaan cerah cenderung membayar upah yang lebih tinggi. Upah rata-rata untuk semua pekerjaan di sampel SPKK mencapai hampir Rp 3 juta, tetapi se-bagian besar pekerjaan cerah mem-bayar upah yang lebih tinggi (gambar 4.15). Upah rata-rata untuk 35 dari 42 pekerjaan cerah lebih tinggi dari upah rata-rata keseluruhan. Khusus untuk 15 pekerjaan cerah, sebagian besar pekerjanya (75 persen) berpenghasil-an di atas upah rata-rata, yang seba-gian besar merupakan jenis pekerjaan manajerial dan profesional. Sebagai contoh, untuk manajer cabang jasa keuangan dan asuransi (KBJI 1346), 75 persen pekerja teratas berpenghasilan lebih dari Rp 4,5 juta dan 50 persen teratas berpenghasilan lebih dari Rp
Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek 47
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia48 Laporan Teknis
Distribusi Upah pada Pekerjaan CerahGambar 4.15
Distribution of Wages in Bright Occupations
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: Upah ditunjukkan untuk persentil ke 25 (p25), median, dan persentil ke 75 (p75) untuk tiap jenis pekerjaan. Area yang diwarnai = p25, median, dan p75 untuk seluruh 353 pekerjaan.
Fig. 4.15
p50-p75 untuk seluruh pekerjaan
Upah
(Rp,
jutaa
n)
p25-p50 p50-p75p25-p50 untuk seluruh pekerjaan
0
2
4
6
8
10
12
14
2263
2413
2141
2512
1346
2166
8141
2161
3112
8211
4222
2142
8344
8131
3341
3122
3123
3257
2642
3513
3331
3131
4416
2431
5244
9214
7233
2149
3322
8322
4132
9329
4110
9334
4419
5249
5243
9621
8219
4120
7127
5151
4-digit KBJI
Persyaratan Pendidikan Minimum, berdasarkan Jenis PekerjaanGambar 4.14Minimum Educational Requirements, by Occupation
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: Label-label KBJI dapat ditemukan di Gambar 4.12. Pada versi final, gambar akan label.
Fig. 4.15
Kurang dari sekolah menengah Ijazah sekolah menengah Pendidikan tersier (D I +)Tanpa syarat pendidikan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2642
2512
2263
1346
2413
2142
3341
4110
4416
3257
3112
4222
4120
2161
2149
3123
3513
2141
4132
4419
3122
5244
3331
2431
5243
3322
2166
5151
5249
3131
8131
8322
7233
9329
9621
7127
8211
8219
9334
8344
9214
8141
Avg.
all
seba
gai %
dari
total
lapa
ngan
kerja
4-digit KBJI
6,9 juta. Hanya 2 jenis pekerjaan ce-rah yang pekerjanya memperoleh upah lebih rendah daripada seluruh pekerja dalam sampel. Contohnya, semua pe-rakit YTDL (KBJI 8219) berpenghasilan kurang dari upah rata-rata.
Memahami Pekerjaan Cerah
Walaupun pekerjaan cerah memiliki aspek-aspek yang menarik, terdapat variasi yang substansial di dalam-nya. Terdapat berbagai variasi dalam hal persyaratan pendidikan, sektor ekonomi, ukuran perusahaan, dan upah. Untuk memahami perbedaan-nya, pekerjaan dapat dikelompokkan menggunakan analisis klaster yang mempertimbangkan aspek-aspek umum mereka.42 Dari analisis klaster, pekerjaan cerah diurutkan menjadi empat kelompok:
• Klaster 1: Pekerjaan dengan persya-ratan pendidikan rendah di perusa-haan kecil bernilai tambah rendah (9 pekerjaan). Pekerja pada jenis pekerjaan ini bekerja di perusahaan kecil hingga menengah; dua pertiga karyawan bekerja di perusahaan jasa bernilai tambah rendah, dan seper-empat bekerja di perusahaan jasa bernilai tambah tinggi. Memiliki per-syaratan pendidikan minimum, serta tingkat upah terendah pada kategori pekerjaan cerah dan cenderung ber-ada di bagian bawah distribusi upah seluruh pekerja. Cakupan pekerjaan tersebut mencapai 46 persen peker-ja di pekerjaan cerah dan 7 persen dari seluruh pekerja.
• Klaster 2: Pekerjaan dengan per-syaratan pendidikan menengah di perusahaan bernilai tambah tinggi (18 pekerjaan). Pekerja pada jenis pekerjaan ini bekerja di perusahaan menengah; lebih dari separuh kar-yawan bekerja di perusahaan jasa bernilai tambah tinggi, dan ham-pir sepertiganya bekerja di perusa-haan jasa bernilai tambah rendah. Memiliki persyaratan pendidikan minimum dan tingkat upah me-
nengah jika dibandingkan dengan pekerja pada kategori cerah lain-nya atau dengan rata-rata pekerja. Pekerjaan-pekerjaan ini mencakup 40 persen pekerja dalam pekerja-an cerah dan 6 persen dari seluruh pekerja.
• Klaster 3: Pekerjaan dengan per-syaratan pendidikan menengah di perusahaan manufaktur besar (8 pekerjaan). Pekerja pada jenis pe-kerjaan ini bekerja di perusahaan besar; sebagian besar bekerja di perusahaan jasa bernilai tambah tinggi, dan beberapa bekerja di per-usahaan manufaktur. Memiliki per-syaratan pendidikan minimum dan tingkat upah menengah hingga ting-gi jika dibandingkan dengan peker-ja pada kategori cerah lainnya atau dengan rata-rata pekerja. Peker-jaan-pekerjaan tersebut mencakup 10 persen pekerja di dalam kategori pekerjaan cerah dan 2 persen dari seluruh pekerja.
• Klaster 4: Pekerjaan dengan per-syaratan pendidikan tinggi di per-usahaan bernilai tambah tinggi (7 pekerjaan). Pekerja pada jenis peker-jaan ini bekerja di perusahaan me-nengah hingga besar; sebagian besar karyawan bekerja di perusahaan manufaktur, dan beberapa bekerja di perusahaan jasa bernilai tambah tinggi. Memiliki persyaratan pendi-dikan minimum dan upah yang le-bih tinggi jika dibandingkan dengan pekerja cerah lainnya atau dengan rata-rata pekerja. Pekerjaan tersebut mewakili sebagian kecil dari seluruh pekerja: 3 persen pekerja di dalam kategori pekerjaan cerah dan 0,5 persen dari seluruh pekerja.
Gambar 4.16 memvisualisasikan klas-ter-klaster, dan gambar 4.17 menyajikan korelasi yang lebih rinci antara karak-teristik perusahaan dan pekerja pada jenis-jenis pekerjaan tersebut. Tabel 4.1 menampilkan daftar pekerjaan untuk setiap klaster, dan Lampiran G menya-jikan ringkasan statistik terperinci.
Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek 49
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia50 Laporan Teknis
Korelasi antar Aspek-aspek Utama Pekerjaan CerahGambar 4.17
Correlations between Main Features of Bright Occupations
Sumber: Berdasarkan data SPKK.
Fig. 4.17
Persyaratan tahun rata-rata pendidikan minimum
Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Cluster 4
Upah rata-rata
Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4
Pekerjaan Cerah Pekerjaan Cerah
600
500
400
300
200
10050
00 5 10 15
600
500
400
300
200
10050
02 000 000
Upah rata-rata
Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4
% lapangan kerja di kelompok manufaktur
Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4
Pekerjaan Cerah Pekerjaan Cerah
15
10
5
0
1
0.8
0.6
0.4
0.2
00 0.2 0.4 0.6 0.8 1
4 000 000 6 000 000 8 000 000 1.00 e+ 07 1.20 e+ 0
2 000 000 4 000 000 6 000 000 8 000 000 1.00 e+ 07 1.20 e+ 0
Occupations Clusters
Sumber: Berdasarkan data SPKK. Catatan: NTR = perusahaan bernilai tambah rendah. NTT = perusahaan bernilai tambah tinggi. Man. = manufaktur.
Fig. 4.17
Pend
idika
n dan
Upa
h
+
+-Ukuran Perusahaan
NTR
NTT Man.
Klaster PekerjaanGambar 4.16
Daftar Pekerjaan, Berdasarkan Klaster Tab. 4.1
Pekerjaan di perusahaan kecil bernilai tambah rendah.
Pekerjaan dengan syarat pendidikan menengah di perusahaan bernilai tambah tinggi.
Pekerjaan dengan syarat pendidikan menengah di perusahaan manufaktur besar.
Pekerjaan dengan syarat pendidikan tinggi di perusahaan bernilai tambah tinggi.
Perancang grafis dan multimedia
Tenaga kebersihan dan juru bantu di kantor, hotel, dan tempat lainnya
Pedagang rumah ke rumah
Pekerja penjualan YTDL
Perakit YTDL
Pengemudi mobil, taksi, dan van
Buruh kebun bibit dan taman
Buruh industri pengolahan YTDL
Kurir, pengantar paket dan kuli angkut barang
Profesional periklanan dan pemasaran
Wartawan
Teknisi teknik bangunan
Supervisor konstruksi
Perwakilan penjualan komersial
Agen kliring dan pengiriman
Supervisor kantor
Teknisi jaringan dan sistem komputer
Tenaga tata usaha umum
Sekretaris
Petugas entri data
Tenaga tata usaha informasi pusat kontak
Juru tata usaha personalia
Juru tata usaha YTDL
Pedagang melalui pusat informasi
Mekanik pendingin udara dan lemari pendingin
Operator mesin pengolahan bahan kimia
Buruh penata barang
Ahli teknik industri dan produksi
Ahli teknik lain YTDL
Supervisor manufaktur
Operator mesin produksi tenaga listrik
Mekanik dan tukang reparasi mesin pertanian dan industri
Operator mesin pengolahan karet
Perakit mesin mekanik
Operator forklift
Manajer jasa keuangan dan asuransi
Ahli teknik sipil
Arsitek bangunan
Ahli kesehatan dan kebersihan lingkungan kerja
Analis keuangan
Pengembang perangkat lunak
Asisten dan pengawas kesehatan lingkungan dan pekerjaan
46%dari pekerja di pekerjaan cerah
7%dari seluruh pekerja
40%dari pekerja di pekerjaan cerah
6%dari seluruh pekerja
10%dari pekerja di pekerjaan cerah
2%dari seluruh pekerja
3%dari pekerja di pekerjaan cerah
0.5%dari seluruh pekerja
Rendah
Upah dan Keterampilan
TinggiSedang Rendah
Upah dan Keterampilan
TinggiSedang Rendah
UpahKeterampilan
TinggiSedang Rendah
Upah dan Keterampilan
TinggiSedang
9 pekerjaan
18 pekerjaan
8 pekerjaan
7 pekerjaan
Dinamika Pekerjaan Jangka Pendek 51
5. Faktor Pendorong Prospek Pekerjaan Jangka Pendek
Pembuat kebijakan tidak hanya ber-kepentingan untuk mengidentifikasi pekerjaan dengan permintaan tinggi demi memastikan sistem pendidikan dan pelatihan dapat merespons secara efektif, namun juga untuk memahami faktor-faktor pendorong pertumbuhan pekerjaan-pekerjaan berprospek baik dan berupah tinggi. Faktor pendorong tersebut beragam. Walaupun beberapa pergeseran dalam lanskap pekerjaan dapat dipahami secara intuitif, namun faktor-faktor pendorong lainnya tidak-lah sejelas itu. Bagian laporan ini meng-eksplorasi faktor pendorong potensial yang muncul dari bukti anekdotal yang dikumpulkan dari 7 perusahaan utama (kotak 5.1), serta teori-teori dari litera-tur akademis. Jalur-jalur yang dibahas di sini tidak menyeluruh ataupun saling eksklusif.
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia56 Laporan Teknis
Wawancara mendalam dengan peru-sahaan bertujuan untuk mengkonteks-tualisasikan faktor-faktor pendorong potential pada dinamika pekerjaan jangka pendek yang diidentifikasi di bagian laporan di atas. Secara khusus, wawancara tersebut bertujuan untuk memahami perspektif pakar global ten-tang pekerjaan cerah yang relevan de-ngan perusahaan atau sektor mereka. Wawancara tersebut juga menyertakan beberapa pertanyaan untuk menghu-bungkan dinamika tersebut dengan satu set jalur terpilih yang mungkin menjelaskannya. Terdapat empat jalur yang ditelaah:
• Gangguan pasar tenaga kerja yang disebabkan oleh teknologi serta efek dari adopsi teknologi terhadap la-pangan pekerjaan,
• Perubahan permintaan produk dan jasa, termasuk sebagai akibat dari globalisasi, serta tanggapan-tang-gapan perusahaan terhadap peru-bahan tersebut,
• Restrukturisasi pasar untuk suatu barang atau jasa, dan implikasinya terhadap permintaan tenaga kerja,
• Perubahan kebijakan dan regulasi.
Wawancara Informan Utama (Key Informant Interviews)
Wawancara dengan perusahaan-perusahaan utama diikuti dengan kuesioner semi terstruktur dan tidak dimaksudkan untuk merepresentasikan peker-jaan-pekerjaan atau jalur-jalur. Namun demikian, keseimbangan dicapai di seluruh kerangka pengambilan sampel SPKK agar dapat mencakup sebanyak mungkin pekerjaan dalam kategori cerah. Tujuh perusahaan dipilih, dua dari jasa bernilai tambah tinggi, tiga dari jasa bernilai tambah rendah, dan dua dari industri manufaktur. Selain itu, keseimbangan juga diupayakan terkait dengan ukuran perusahaan, dengan perusahaan terkecil mempekerjakan 5 pekerja dan yang terbesar mempekerjakan 3.000 pekerja, demikian pula dengan umur perusahaan.
Karakteristik Perusahaan yang Diwawancarai
KelompokNo. Peru-sahaan
Ukuran (jumlah karyawan) Sektor Aktivitas Utama Usia
Jasa Bernilai Tambah Tinggi
1 Besar (320) Keuangan dan bisnis, peng-angkutan dan pergudangan
Perantara antara kon-sumen dan produsen makanan primer
Muda
Jasa Bernilai Tambah Rendah
2 Kecil (35) Ekonomi krea-tif, TIK
Platform game E-sport online kompetitif
Muda
3 Mikro (5) Ekonomi kreatif Pemasaran, pe-riklanan, dan jasa konsultasi strategi manajemen
Tua
4 Menengah (200) Ekonomi kre-atif, keuangan dan bisnis
Produksi dan manu-faktur tekstil
Tua
Industri Manufak-tur
5 Besar (1,500) Tekstil Textile production and manufacturing
Tua
6 Besar (600) Keuangan dan bisnis
Manufaktur makana Tua
Catatan: TIK = teknologi informasi dan komunikasi.
A. Wawancara dengan perusahaan ini ditunda sampai akhir Agustus. Tim laporan akan menyelesaikan
entri data setelah rapat pengambilan keputusan atau untuk mengeluarkannya dari tabel.
Kotak 5.1
Masing-masing jalur ini dibahas secara bergantian, termasuk hasil temuan dari wawancara. Diskusi yang dilakukan ti-dak terkait langsung dengan perusa-haan yang diwawancarai. Untuk alasan tersebut, perusahaan memberikan per-spektif tentang temuan kuantitatif, te-tapi tidak mewakili sektor tertentu.
Gangguan Pasar Tenaga Kerja Akibat Teknologi
Walaupun adopsi teknologi sering di-gembar-gemborkan sebagai kom-ponen penting dalam pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, namun pe-nerapannya juga dapat menyebabkan gangguan pasar tenaga kerja. Adopsi teknologi merupakan prasyarat penting untuk pertumbuhan perusahaan: untuk menghasilkan peningkatan produktivi-tas pada proses produksi dan mengin-tensifkan skala ekonomi (economies of scale), meningkatkan persaingan, serta mendorong inovasi lebih lanjut (Bank Dunia 2016, 2019c). Berdasarkan teori yang ada dan bukti- bukti yang bermun-culan, banyak pengamat memperkira-kan bahwa robot akan mengambil alih pekerjaan dari manusia. Leontief, mi-salnya, mempertanyakan apakah mesin akan membuat para pekerja mengikuti “way of the horses” (sebagaimana tena-ga kuda telah tergantikan mesin) (Tay-lor 2016). Studi-studi terbaru di Amerika Serikat menemukan bahwa negara yang lebih “terpapar” perkembangan robot telah mengalami penurunan lapang-an pekerjaan yang lebih besar daripa-da negara lain (Acemoglu dan Restrepo 2020), dan dampaknya telah meluas ke negara-negara lain melalui jalur perda-gangan (Artuc, Bastos dan Rijkers 2018). Pertanyaan penting yang ingin dijawab oleh para akademisi adalah apakah para pekerja yang diberhentikan tersebut akan menemukan pekerjaan alternatif di sektor yang sama (karena saling me-lengkapi dalam proses produksi) atau di sektor lain, atau apakah mereka akan keluar begitu saja dari angkatan kerja.
Komunitas peneliti dan akademisi mu-lai berpikir bahwa robot tidak mungkin menciptakan masa depan tanpa peker-jaan, karena peningkatan produktivi-tas membutuhkan waktu untuk dapat terwujud.43 Pertama, inovasi teknolo-
gi cenderung terjadi di negara-negara berpendapatan tinggi, dan penerapan-nya di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah biasanya terjadi setelah adanya jeda waktu. Umumnya, tenaga kerja jauh lebih murah di ne-gara-negara berpendapatan rendah dan menengah daripada di negara-negara berpendapatan tinggi. Hal ini semakin memperlambat adopsi teknologi baru di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Kedua, dan yang lebih penting, pekerjaan baru yang tidak dapat dilakukan oleh mesin juga cenderung terus muncul (Bank Dunia 2016, 2019c). Otomatisasi dan kecerdasan buatan le-bih mungkin menggantikan tugas-tugas rutin, sedangkan tugas-tugas kognitif dan manual yang tidak rutin akan tetap dibutuhkan, dan revolusi industri keem-pat (dikenal sebagai RI4.0) akan lebih banyak membutuhkan pekerjaan-peker-jaan tersebut. Oleh karena itu, kita harus siap menghadapi pergeseran perminta-an pekerjaan, bukan suatu masa depan tanpa pekerjaan.
Indonesia ingin mengadopsi tekno-logi-teknologi baru, sama seperti yang telah dilakukan beberapa negara te-tangga pada beberapa dekade terakhir. Secara khusus, investasi publik dan swasta yang berkelanjutan dalam tek-nologi dan TIK merupakan kunci untuk meningkatkan produktivitas di Indone-sia. Untuk dapat menuai keuntungan dari investasi tersebut, faktor penentu-nya adalah ketersediaan angkatan kerja berketerampilan tepat demi memfasili-tasi deviden teknologi yang dibutuhkan untuk peningkatan produktivitas. Dan hingga saat ini, keterampilan tepat ter-sebut cukup banyak ditemukan di kelas menengah Indonesia yang jumlahnya kecil namun sedang berkembang (Bank Dunia 2019a). Seperti yang diperkirakan berdasarkan kriteria seleksi, sebagian besar perusahaan yang diwawancarai untuk bab ini melaporkan bahwa me-reka telah berinvestasi secara signifi-kan dalam teknologi (baik fisik maupun digital) untuk meningkatkan keluaran atau untuk meningkatkan kecepatan produksi. Sebagai contoh, perusaha-an no. 6 di sektor manufaktur makan-an telah berinvestasi pada mesin yang memungkinkan peningkatan kecepatan pengemasan produk dari 7–10 bungkus
Faktor Pendorong Prospek Pekerjaan Jangka Pendek57
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia58 Laporan Teknis
per menit menjadi 50–100. Demikian pula dengan perusahaan no. 1 di sektor transportasi dan logistik yang telah be-rinvestasi dalam teknologi penyortiran, sehingga lebih banyak barang yang da-pat dikelola untuk pengiriman daripada ketika barang disortir secara manual. Kedua perusahaan tersebut telah me-lakukan investasi dalam mesin-mesin untuk menangani volume faktor ma-sukan yang terus tumbuh serta untuk memenuhi permintaan yang meningkat; kedua perusahaan tersebut mencatat bahwa tidak terjadi penurunan signi-fikan dalam keseluruhan permintaan produk dan layanan mereka karena CO-VID-19; namun demikian, perusahaan no. 1 mencatat bahwa mereka melihat pergeseran permintaan konsumen dan bahwa mereka dapat melakukan pe-nyesuaian untuk memenuhi perminta-an tersebut.
Secara global, perolehan produktivi-tas terbesar terjadi di sektor-sektor yang berinvestasi dalam teknologi digital untuk melengkapi keterampil-an dan meningkatkan produktivitas melalui peningkatan proses produksi dan manajemen (Bank Dunia, 2019c). Perusahaan no. 1 dan 4 (dalam industri pemasaran dan periklanan) mencatat bahwa investasi perangkat lunak me-reka telah memungkinkan pemantauan yang lebih baik terhadap proses-pro-ses produksi dan masukan esensi-al dalam rantai nilai mereka. Sebagai contoh, untuk perusahaan no. 1, peng-gunaan TIK sangatlah penting dalam memprediksi kebutuhan rantai paso-kan di masa depan demi memenuhi permintaan yang tumbuh pesat; salah satu contoh kasusnya adalah perusa-haan no. 1 yang menemukan bahwa sepertinya COVID-19 mengarahkan konsumen untuk lebih banyak men-cari produk-produk kesehatan seperti jahe dan bawang putih; oleh karena itu produsen diminta untuk meningkat-kan produksi produk-produk tersebut. Dua perusahaan lain di ekonomi kreatif (perusahaan no. 4 dan 5) melaporkan bahwa mereka telah berinvestasi da-lam perangkat lunak untuk mening-katkan transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi proses produksi digital mereka. Perusahaan no. 4 di sektor pemasaran dan periklanan mencatat
bahwa, dalam beberapa tahun tera-khir, klien-kliennya menuntut penje-lasan yang lebih luas tentang apa saja yang telah mereka belanjakan; untuk memenuhi permintaan tersebut, per-usahaan mulai menggunakan platform perangkat lunak pada berbagai tahap-an proses produksi kreatif. Tren ini da-pat dipercepat oleh COVID-19; karena menurunnya ketersediaan platform pemasaran tradisional, setiap rupiah yang dibelanjakan untuk pemasaran digital diawasi dengan lebih ketat dari-pada sebelumnya.
Konsisten dengan prediksi teoritis, in-vestasi teknologi untuk beberapa per-usahaan tidak selalu mengarah pada substitusi tenaga kerja namun merupa-kan penjelasan akan permintaan yang lebih tinggi untuk serangkaian jenis pe-kerjaan baru. Walaupun pekerjaan baru memerlukan karyawan baru, sejumlah posisi tersebut diisi oleh karyawan yang berasal dari internal perusahaan, jika peningkatan keterampilan atau pela-tihan diberikan kepada karyawan lama. Konsisten dengan hasil kuantitatif yang dijelaskan di bagian 4 (dinamika peker-jaan jangka pendek), perusahaan no. 3 mencatat bahwa, meskipun belum me-lakukan perekrutan baru-baru ini, pada saat membeli mesin baru, perusahaan harus melatih ulang karyawannya un-tuk mengelola mesin baru tersebut dan harus merekrut staf baru yang memi-liki spesialisasi dalam jenis pekerjaan baru—perancang grafis—untuk menge-lola konten digital. Ini adalah salah satu pekerjaan yang cerah. Namun, perusa-haan no. 6 mengambil pendekatan yang berbeda dalam menanggapi pergeser-an pekerjaan dalam kebutuhan pro-ses produksi. Untuk mempertahankan tingkat perputaran yang relatif rendah, perusahaan memilih untuk melaku-kan pelatihan keterampilan baru untuk karyawan yang tidak lagi dibutuhkan karena mesin-mesin tersebut telah membuat beberapa tahapan produk-si menjadi tidak diperlukan lagi. Staf yang dipertahankan tersebut sekarang berkontribusi ke bagian bisnis lainnya, dalam jenis pekerjaan baru. Perusahaan no. 2 dan 4 melaporkan bahwa mereka telah merekrut pekerja untuk pekerja-an cerah terkait penggunaan teknologi digital.
Kelangkaan keterampilan dapat mun-cul dan bergantung pada laju dan skala perubahan yang ada, serta kemampuan beradaptasi dari sistem keterampil-an. Perusahaan no. 6 mencatat bahwa, meskipun selama beberapa tahun ter-akhir biaya tenaga kerja relatif stabil, biaya tersebut diperkirakan akan me-nurun di masa depan. Hal ini menunjuk-kan bahwa, untuk pekerjaan-pekerjaan yang mereka rekrut, pengurangan jum-lah pekerja per unit modal karena adopsi teknologi diharapkan lebih be-sar daripada kenaikan upah. Perusa-haan no. 1 mengakui bahwa investasi mereka dalam teknologi baru-baru ini juga telah menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk jenis-jenis pe-kerjaan baru, seperti pemrogram ap-likasi, pengembang perangkat lunak, tenaga tata usaha informasi pusat kontak, dan juga perwakilan penjualan komersial. Menurut mereka, pekerjaan terakhir sangat sulit untuk diisi. Sela-in itu, sangat sulit untuk menemukan kandidat perempuan yang terampil, se-suai dengan temuan yang menunjukkan partisipasi perempuan yang umumnya rendah dan bervariasi di semua sektor, terutama di sektor jasa bernilai tambah tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan tersebut telah merekrut lebih banyak pekerja untuk berbagai je-nis pekerjaan cerah. Alasan utamanya adalah karena perusahaan telah berge-ser dari perusahaan perantara perda-gangan menjadi perusahaan teknologi yang dapat berfungsi dalam skala be-sar; untuk memenuhi regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan berjalan se-cara efisien, mereka harus melakukan investasi teknologi dan merekrut pe-kerja untuk pekerjaan-pekerjaan baru, termasuk yang tercantum di atas, dan juga merekrut pengemudi mobil van karena bagian logistik pada bisnis per-usahaan sedang tumbuh.
Dalam konteks ini, hasil penelitian ku-alitatif sejalan dengan prediksi teore-tis bahwa penggunaan teknologi akan menggeser permintaan pekerjaan. Be-berapa keterampilan dan pekerjaan akan menjadi usang karena beberapa tugas dapat dilakukan oleh robot, di-otomatisasi oleh perangkat lunak digi-tal, atau bahkan diselesaikan melalui algoritma pembelajaran mesin. Na-
mun, kemungkinan besar keterampilan dan pekerjaan yang diperlukan untuk menggunakan teknologi baru tersebut akan terus dicari. Pekerjaan dan kete-rampilan tersebut dibutuhkan untuk mendukung pengadopsian dan penggu-naan teknologi baru demi inovasi yang lebih jauh lagi, serta untuk merespons dengan cepat dan melunakkan dampak guncangan pasar terhadap perusahaan, misalnya karena COVID-19. Oleh karena itu, adopsi teknologi merupakan faktor kunci yang perlu dipertimbangkan saat melakukan prediksi jangka menengah terhadap tingkat permintaan pekerjaan di masa depan.
Perubahan Permintaan Produk dan Globalisasi
Perubahan preferensi konsumen me-rupakan salah satu konsekuensi dari transisi demografis, perubahan iklim, urbanisasi, globalisasi, dan mega tren inovasi. Oleh karena itu, perusahaan baru dan perusahaan yang sudah ada harus menyesuaikan diri untuk meme-nuhi permintaan baru. Hasil dari bagian 4 (dinamika pekerjaan jangka pendek) menunjukkan bahwa beberapa peker-jaan cerah memiliki permintaan yang tinggi karena industri-industri baru te-ngah menyediakan produk dan layanan yang baru. Pekerjaan-pekerjaan cerah tersebut meliputi, antara lain peran-cang grafis, pemrogram aplikasi, dan profesional pemasaran dan periklanan. Penjelasan potensial dari meningkat-nya permintaan untuk pekerjaan cerah tersebut mungkin karena masuknya perusahaan-perusahaan ke pasar baru (global atau domestik), yang sering kali digital dan semakin bergantung pada pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Pertumbuhan ekonomi digital di Indone-sia telah menyebabkan berkembangnya produk, layanan, dan pekerjaan cerah baru. Perusahaan no. 2 yang aktif di eko-nomi kreatif digital memberikan contoh yang menarik. Perusahaan inovatif ini menggabungkan dua pasar yang relatif baru, yaitu game online dan e-sports. E-sports adalah acara besar di mana para gamer berkumpul untuk bersa-ing memperebutkan hadiah. Sementara game online, yang terkait dengan konsol game, biasanya tidak secara langsung
Faktor Pendorong Prospek Pekerjaan Jangka Pendek59
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia60 Laporan Teknis
melibatkan hadiah di dunia nyata. Peru-sahaan no. 2 menggabungkan keduanya ke dalam satu platform ponsel, sehing-ga memungkinkan pengguna untuk ber-saing dengan para gamer di berbagai kawasan untuk mendapatkan hadiah uang, dengan biaya dan hambatan yang jauh lebih rendah untuk berpartisipasi dibandingkan model e-sports tradisio-nal. Oleh karena itu, layanan tersebut merupakan salah satu layanan dengan pertumbuhan tercepat di industri game. Produk dan jasa yang disediakan oleh perusahaan no. 2 dan juga perusahaan no. 4 (di sektor pemasaran dan perik-lanan) yang sebagian besar berbentuk digital menyebabkan kedua perusahaan memerlukan pekerjaan yang umumnya bersifat teknis, meskipun hanya bebe-rapa posisi di kedua perusahaan terse-but yang memerlukan pendidikan tinggi. Meskipun demikian, kedua perusahaan tersebut telah secara aktif merekrut pekerja untuk beberapa pekerjaan yang disebutkan di atas, pemrogram aplika-si, pengembang perangkat lunak, tena-ga tata usaha informasi pusat kontak, serta perwakilan penjualan komersial, yang merupakan jenis-jenis pekerjaan yang sangat menjanjikan dengan dina-mika jangka pendek yang baik. Ketika ditanya tentang munculnya COVID-19; perusahaan no. 2 melaporkan adanya peningkatan aktivitas, sebuah tren yang dapat dimaklumi karena layanan yang disediakannya bergantung pada penggu-naan ponsel cerdas, namun juga karena biaya iklan yang lebih rendah, sehingga akuisisi pengguna baru pun lebih murah. Perusahaan no. 4 sebaliknya mencatat penurunan permintaan, terutama untuk periklanan tradisional; yang ingin mere-ka isi dengan mengalihkan layanan, dan sebanyak mungkin pasokan tenaga kerja terkait, ke dunia digital.
Keterampilan yang dicari oleh perusa-haan di bidang game ini dapat melibat-kan keahlian di luar kualifikasi teknis yang ditemui, misalnya, dari seorang perancang grafis. Baik perusahaan no. 2 maupun no. 4 mencatat bahwa po-sisi-posisi di perusahaan mereka mem-butuhkan lebih banyak “generalis” daripada “spesialis”. Meskipun mereka memiliki departemen atau “vertikal” yang jelas, tugas-tugas tertentu me-merlukan kolaborasi erat di beberapa
vertikal dan, dengan demikian, membu-tuhkan pekerja yang sangat terampil di vertikal tertentu tetapi juga mampu be-kerja lintas vertikal. Hal ini konsisten de-ngan pesan yang datang dari teori yang memprediksi bahwa keterampilan dasar utama seperti pemecahan masalah dan bekerja dalam tim akan menjadi lebih penting dalam pasar tenaga kerja masa depan (Dicarlo et al. 2016; Bank Dunia 2016). Gagasan tentang pekerjaan cerah berketerampilan tinggi yang harus adap-tif tersebut juga disetujui oleh perusa-haan no. 2, 3, dan 4. Perusahaan no. 4 mencatat bahwa, beberapa tahun yang lalu mereka akan menyewa “perencana TV” untuk membeli dan menjual spot iklan TV. Namun, para pemberi kerja sekarang mencari kandidat yang dapat mengkomunikasikan produk kepada kli-en potensial melalui TV, radio, media cetak, dan media digital, sehingga me-merlukan perubahan mentalitas lama mengenai keterampilan yang dibutuh-kan untuk pekerjaan tersebut. Memang, perusahaan no. 3, sebuah perusaha-an mikro usaha percetakan, mencatat bahwa untuk menemukan perancang grafis yang cocok bagi perusahaan ter-bukti sulit. Perusahaan tersebut telah mempekerjakan beberapa karyawan se-lama beberapa tahun terakhir sebelum akhirnya menemukan seseorang dengan keterampilan teknis utama yang dibu-tuhkan untuk pekerjaan tersebut, yang juga memiliki pengetahuan yang cukup tentang sub-sektornya. Perancang gra-fis telah diidentifikasi dalam laporan ini sebagai pekerjaan cerah dan dalam Daf-tar Pekerjaan Kritis 2018 sebagai peker-jaan kritis dan langka (Bank Dunia dan CMEA 2019).
Pergeseran preferensi konsumen dari produk fisik ke digital dapat membuka peluang bagi perusahaan untuk men-jangkau pasar baru, namun perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dapat merugi. Gagasan ini berlaku, khususnya untuk perusahaan no. 3, usaha mik-ro yang bergerak di bidang percetakan dan perancangan. Pada tahun-tahun awal, perusahaan ini bergerak di bidang percetakan murni. Tetapi, beberapa ta-hun yang lalu perusahaan harus me-masuki dunia digital karena klien-klien mulai menuntut lebih sedikit perce-takan dan lebih banyak rancangan dan
produksi digital. Perusahaan menca-tat bahwa, karena permintaan untuk produk percetakan fisik menurun, ke-butuhan untuk jenis-jenis pekerjaan seperti pekerja penyelesaian dan pen-jilidan cetakan juga menurun, seja-lan dengan temuan pada 15 pekerjaan teratas dengan penghilangan lapangan kerja bersih. Pekerjaan tersebut terka-it erat dengan pergeseran keseluruhan pola konsumsi ke produk-produk digi-tal. Oleh karena itu, perusahaan harus mengubah proses produksinya dan me-rekrut perancang grafis untuk meme-nuhi peningkatan permintaan produk digital. Responden dari perusahaan ini juga mencatat bahwa, sebelum CO-VID-19, permintaan sudah mulai berge-ser ke produk digital daripada produk fisik dan, karena COVID-19, permintaan tersebut kini telah bergeser sepenuh-nya ke produk digital, seperti yang juga dilaporkan oleh perusahaan lain yang diwawancarai untuk bab ini.
Meskipun permintaan akan layanan di-gital terus meningkat di Indonesia, CO-VID-19 telah mendorong pertumbuhan perusahaan-perusahaan yang sudah aktif di ranah digital atau yang mam-pu bergeser untuk menjangkau pasar digital. Tren ini disetujui oleh sebagian besar perusahaan yang diwawancarai untuk bagian ini. Secara intuitif, de-ngan banyaknya calon konsumen yang beralih ke platform digital, platform belanja online kemungkinan besar te-lah mengalami peningkatan penjualan dengan mengorbankan pengecer fisik karena penutupan toko. Artinya, aktivi-tas periklanan harus lebih banyak men-jangkau konsumen melalui jalur digital daripada sebelumnya. Perusahaan no. 4 mencatat penurunan tajam dalam bi-aya iklan, membuat akuisisi pengguna juga menjadi lebih murah. Permintaan untuk pekerjaan bidang periklanan dan pemasaran serta perwakilan penjualan komersial, yang banyak dicari sebelum pandemi, mungkin telah jatuh, mes-kipun perusahaan dan karyawan yang mampu mengalihkan pekerjaan mere-ka ke dunia digital kemungkinan besar tetap memiliki permintaan yang tinggi.
Beberapa pekerjaan lain juga diidentifi-kasi sebagai cerah dan dapat bertumbuh karena adanya pasar produk dan jasa
baru, walaupun tidak dieksplorasi dalam analisis kualitatif. Contohnya, mekanik pendingin udara dan lemari pendingin dapat berkembang karena pasarnya te-lah meluas dan produk-produknya telah dipopulerkan dan menjadi lebih terjang-kau bagi lebih banyak populasi. Tenaga tata usaha informasi pusat kontak dapat meningkat pesat karena lebih banyak layanan yang disediakan secara online, sehingga membutuhkan jenis dukungan pelanggan seperti ini. Tetapi untuk be-berapa pekerjaan lainnya, permintaan dan penawaran bisa bergerak bersama-an, sehingga menempatkan mereka di dalam kategori pekerjaan stabil.
Terakhir, perubahan permintaan produk juga merupakan akibat dari peningkatan perdagangan. Meskipun literatur aka-demis telah mengekstrapolasi model perdagangan sederhana dari dua pro-duk dan dua faktor produksi—model Heckscher Ohlin 2X2 yang terkenal—ke model dengan banyak produk dan fak-tor, kesimpulannya tetap sama. Ketika suatu negara membuka perdagangan, faktor-faktor produksi berpindah dari sektor impor ke sektor ekspor. Dalam konteks kami, hal ini menyiratkan bah-wa permintaan keterampilan yang di-butuhkan di sektor ekspor meningkat, dan permintaan keterampilan di sektor impor menurun. Realokasi ini juga ter-cermin dalam premi keterampilan (skills premium), seperti yang ditunjukkan oleh Brambilla et al. 2011. Tim penulis mene-mukan bahwa karakteristik negara mau-pun industri merupakan faktor penting dalam menjelaskan hasil pendidikan (returns to schooling) dan premi kete-rampilan. Jumlah ekspor dalam industri, pendapatan rata-rata per kapita di da-lam negeri, dan kelimpahan relatif jum-lah pekerja terampil menjelaskan premi keterampilan, dan akhirnya faktor realo-kasi. Singkatnya, ekspor terhubungkan secara positif dengan premi keterampil-an, upah dan permintaan keterampilan.
Restrukturisasi Pasar
Ketika dunia menjadi lebih tergloba-lisasi dan hambatan terhadap perda-gangan dan untuk masuk ke pasar luar negeri berkurang, rantai nilai global dan “lokal” harus berubah. Studi ku-alitatif ini mengungkapkan dua jalur
Faktor Pendorong Prospek Pekerjaan Jangka Pendek61
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia62 Laporan Teknis
perubahan rantai nilai di Indonesia. Perusahaan no. 1 menyediakan layanan yang menggabungkan beberapa tahap-an dalam rantai nilai, mempersingkat waktu dan modal yang dibutuhkan untuk membawa produk pertanian ke konsumen Indonesia. Proses yang tumpang tindih dalam rantai nilai baru akan menyebabkan peningkatan peng-angguran bagi para perantara yang terjebak di tengah, tetapi juga mening-katkan jumlah pekerjaan pada perusa-haan yang sedang merestrukturisasi pasar. Dampak bersih pada lapangan pekerjaan mungkin tidak signifikan, tergantung pada industri. Misalnya, perusahaan no. 1 harus meningkat-kan skala operasinya, yang mengarah pada pertumbuhan berkelanjutan da-lam keluaran dan perekrutan, terma-suk perekrutan sejumlah pekerjaan yang diidentifikasi cerah dalam studi ini. Perubahan struktur pasar seperti ini pada awalnya dapat berkontribusi pada peningkatan lapangan kerja. Se-bagai contoh, perusahaan no. 1 telah lama mempekerjakan pengemudi truk dan van, tetapi memperkirakan bah-wa, ketika perusahaan mencapai ska-la yang lebih besar, perusahaan akan berhenti menggunakan perusahaan pi-hak ketiga dan memilih untuk meng-integrasikan transportasi secara lebih vertikal.
Dalam beberapa hal, integrasi vertikal dapat mengubah permintaan pekerja-an, karena perusahaan memilih untuk menghasilkan masukan atau layanan proses produksi di dalam perusahaan mereka sendiri daripada di luar per-usahaan, atau memperluasnya untuk mencakup hubungan-hubungan usaha di masa depan. Masuk akal atau tidak-nya perubahan tersebut bergantung pada berbagai faktor yang ada di per-usahaan, seperti ukuran, umur, kom-pleksitas, lingkungan operasi, jumlah tahapan dalam rantai nilai, jumlah per-usahaan yang bersaing di tiap segmen rantai nilai, penyebaran geografis ran-tai nilai, keandalan penyedia masukan, dan sebagainya. Selain perusahaan no. 1, yang selama ini menggunakan pihak ketiga untuk mengangkut barang na-mun melihat potensi untuk kegiatan usaha ini jika perusahaan setelah men-
capai skala yang lebih besar, perusaha-an no. 6 dan 7 juga telah menyiapkan langkah-langkah untuk, secara verti-kal, mengintegrasikan layanan-layan-an yang dibutuhkan untuk beroperasi. Perusahaan no. 6 misalnya, menca-tat bahwa proses produksi tekstilnya bergantung pada mesin sehingga ke-gagalan mekanis dapat menghentikan produksi. Oleh sebab itu, departemen pemeliharaan internal mulai dibangun, karena penggunaan pihak ketiga mem-butuhkan waktu terlalu lama dan tidak hemat biaya. Perusahaan no. 7 menca-tat bahwa pemesanan suku cadang dari luar negeri juga membutuhkan wak-tu lama dan sekarang memesan suku cadang dan mesin dari pasar domes-tik. Perusahaan no. 7 sekarang memi-liki garasi internal di pabrik pembuatan makanannya dan telah mempekerjakan mekanik industri atau tenaga repara-si untuk merawat mesinnya langsung. Secara keseluruhan, integrasi vertikal melalui restrukturisasi pasar dapat menjadi faktor pendorong utama pada pergeseran yang terlihat dalam laporan ini. Karena perusahaan memindahkan layanan seperti transportasi, pemeliha-raan, dan perancangan grafis ke dalam proses produksi internal, perusahaan tersebut mulai merekrut pekerja de-ngan keterampilan tersebut.
Seiring waktu, peningkatan-pening-katan kecil pada lapangan pekerjaan tersebut dapat diimbangi dengan pe-ningkatan efisiensi di tingkat negara melalui, pertama, peningkatan rantai nilai domestik dan, kedua, partisipa-si dalam rantai nilai global (ADB 2019). Perusahaan no. 1 telah mengambil pendekatan pertama, sedangkan per-usahaan no. 6 mengambil pendekatan kedua, berupaya agar siap ekspor. Mes-kipun 79 persen permintaan di Indone-sia datang dari dalam negeri, terdapat manfaat yang nyata untuk menjadi ba-gian dari rantai nilai global. Oleh kare-na itu, perusahaan no. 6 dalam bidang industri tekstil merintis jalan untuk menjadi “siap ekspor,” yang meliputi perekrutan serangkaian pekerjaan baru di perusahaan tersebut. Pekerjaan baru tersebut meliputi supervisor manufak-tur, yang didatangkan dari luar negeri untuk mengawasi manajemen pabrik
perusahaan, serta ahli kesehatan dan kebersihan lingkungan kerja. Perminta-an ini didorong oleh kebutuhan peru-sahaan untuk memenuhi standar dan regulasi guna memanfaatkan pasar global untuk memenuhi permintaan tekstil domestik, yang telah pulih sejak COVID-19, serta untuk mempersiapkan proses produksi agar dapat menyerap permintaan luar negeri di masa depan. Oleh karena itu, perusahaan tersebut mencatat bahwa mereka terus mem-pekerjakan operator mesin jahit, yang diidentifikasi sebagai pekerjaan cerah. Perusahaan juga menegaskan bahwa mereka telah menaikkan pendidikan minimum yang diperlukan untuk posisi ini, lebih memilih pelamar dengan pen-didikan sekolah kejuruan dan yang ber-pengalaman di industri tersebut. Pada tahun-tahun sebelumnya, perusahaan memperoleh manfaat dari program pe-latihan pemerintah yang menghubung-kan calon lulusan sekolah kejuruan dengan posisi magang yang berhubung-an dengan latar belakang pendidikan mereka. Setelah menyelesaikan pendi-dikan, beberapa lulusan memilih untuk kembali ke perusahaan tempat mereka magang, dan perusahaan mendapatkan karyawan yang lebih terampil dan me-miliki pemahaman mengenai kebutuh-an pekerjaan tersebut.
Walaupun sebagian besar contoh dari analisis kualitatif terkait dengan in-tegrasi vertikal, pembatasan pasar lainnya juga dapat mengakibatkan per-geseran permintaan pekerjaan. Dalam beberapa kasus perusahaan merasa lebih nyaman untuk melakukan out-sourcing baik untuk satu segmen jalur produksi ataupun untuk beberapa ma-sukan dan layanan daripada melakukan integrasi vertikal. Perubahan teknologi, perubahan biaya transportasi dan ma-sukan lainnya, globalisasi, perubahan skala dan jumlah perusahaan di indus-tri, serta perubahan peraturan, meru-pakan alasan-alasan yang paling umum mendasari keputusan tersebut. Con-tohnya antara lain penjaga keamanan, tenaga kebersihan, dan tenaga peme-liharaan gedung atau mesin. Di masa lalu, layanan ini lebih banyak dilakukan oleh pekerja upah harian, namun seka-rang, banyak perusahaan yang menga-
lihkan layanan tersebut ke pihak ketiga. Sebagai hasil dari outsourcing, total permintaan untuk pekerjaan terkait bisa berubah. Di satu sisi, permintaan dapat menurun karena skala ekonomis (economies of scale) untuk membeli layanan tersebut dari luar perusaha-an dapat menyebabkan pemanfaatan tenaga kerja yang lebih efisien. Di sisi lain, permintaan di sektor ekonomi la-innya dapat meningkat karena pening-katan efisiensi menurunkan harga. Efek keseluruhan akan bervariasi dari satu negara ke negara lain, tergantung pada tahap proses outsourcing dan struktur perekonomian.
Perubahan Kebijakan dan Peraturan
Perubahan peraturan terkait ketenaga-kerjaan atau ruang lingkup usaha dan perdagangan suatu industri juga dapat menyebabkan pergeseran permintaan pekerjaan jangka pendek. Sebagai con-toh, perubahan peraturan untuk mema-tuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja atau standar sanitasi dapat men-ciptakan permintaan untuk posisi peng-awas di berbagai titik lini produksi. Peraturan baru untuk industri penga-suhan, khususnya untuk pengasuhan anak atau lanjut usia, juga dapat menye-babkan profesionalisasi pekerjaan yang saat ini tidak memerlukan keterampilan teknis, kualifikasi, atau sertifikasi.
Selain memenuhi standar terkait ke-siapan ekspor, dua perusahaan yang diwawancarai mengatakan bahwa mereka telah merekrut pekerja dalam kategori pekerjaan cerah untuk me-menuhi standar atau peraturan lain. Perusahaan no. 8 menyebutkan bah-wa, untuk memenuhi standar terkait kesehatan dan kebersihan kerja yang semakin banyak, perusahaan telah membentuk tim jaminan kualitas yang melakukan audit internal dan mena-ngani inspeksi kesehatan. Beberapa tahun lalu, perusahaan mulai mema-suki pasar ekspor, yang berarti ha-rus memenuhi beberapa standar lain. Perusahaan no. 1 menjelaskan bahwa perusahaan tersebut bertransforma-si dari perdagangan menjadi perusa-haan keuangan dan bisnis yang lebih
Faktor Pendorong Prospek Pekerjaan Jangka Pendek63
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia64 Laporan Teknis
mengandalkan teknologi, sehingga ha-rus mengikuti kriteria ketat yang dite-tapkan oleh OJK. Sebagai bagian dari peralihan ke produk dan layanan baru, perusahaan no. 1 harus memperluas struktur perusahaan itu sendiri, yang mengharuskan perekrutan untuk be-berapa pekerjaan yang dianggap cerah, karena perusahaan perlu memenuhi serangkaian standar yang terkait eks-por serta kesehatan dan sanitasi.
Meskipun belum memainkan peran penting dalam periode analisis, jalur ini diperkirakan akan memiliki dampak yang lebih besar dalam waktu dekat mengingat reformasi terkini yang dia-
dopsi dalam RUU Omnibus Penciptaan Lapangan Kerja. Selama wawancara mendalam dengan perusahaan, res-pons perusahaan terhadap perubahan kebijakan dan kelembagaan relatif lebih sedikit. Hal ini tidak mengherankan ka-rena tidak ada reformasi besar yang di-perkenalkan pada tahun 2019. Namun, Omnibus Law yang disetujui pada tang-gal 5 Oktober 2020 mengedepankan re-formasi substantif yang memengaruhi produktivitas perusahaan dan lemba-ga pasar tenaga kerja. Jika upaya ini dilembagakan oleh Pemerintah Indo-nesia, studi ini akan dapat memantau respons pekerjaan-pekerjaan terhadap reformasi baru tersebut.
6. Ringkasan dan Rekomendasi Langkah Selanjutnya
Kegiatan pilot SPKK dan publikasi la-poran-laporan Outlook Lapangan Pe-kerjaan Indonesia merupakan upaya pengembangkan toolbox data men-dasar untuk kebijakan pembangunan tenaga kerja. Pilot survei ini penting karena, berdasarkan gabungan sur-vei yang dikumpulkan BPS, survei ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan data, dengan mengumpulkan informasi terperinci mengenai lapangan pekerja-an dan kesempatan kerja di perusaha-an, yang diklasifikasikan berdasarkan pekerjaan yang didefinisikan dengan spesifik. Instrumen ini melengkapi tiga instrumen lainnya yang juga dipilotkan pertama kalinya oleh Bank Dunia di In-donesia: yaitu, Daftar Pekerjaan Kritis, yang menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif untuk mengidentifikasi pekerjaan yang mengalami kelangkaan pasokan dan sangat kritis bagi pertum-buhan Indonesia, penilaian keterampil-an dengan permintaan tinggi melalui penyesuaian Survei O*NET dengan kon-teks lokal (IndOTaSk), dan analisis data kesempatan kerja online.
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia68 Laporan Teknis
Laporan Teknis ini memberikan infor-masi latar belakang mengenai bagaima-na negara-negara lain mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data yang serupa dengan SPKK, serta men-jelaskan konstruksi dan pelaksanaan SPKK. Laporan ini menyampaikan me-todologi pengumpulan data dan instru-men survei, serta keterbatasan survei pilot, yang hanya mencakup tiga sektor dan wilayah tertentu di Indonesia. Ke-mudian, laporan ini menganalisis data pilot untuk memastikan bahwa ran-cangan survei sesuai dengan karak-teristik utama perusahaan dan tenaga kerja yang diperoleh dari survei nasio-nal yang lebih besar dengan kekuatan statistik yang lebih besar.
Hasil terpenting dari Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia adalah skor pros-pek pekerjaan jangka pendek berda-sarkan penilaian menyeluruh pada 10 indikator permintaan pekerjaan jangka pendek yang saling melengkapi. Lapor-an Prospek Pekerjaan Jangka Pendek menyajikan daftar lengkap indikator dan penilaian yang digunakan untuk menentukan pekerjaan cerah dan re-dup, sedangkan Laporan Teknis ini memberikan analisis lebih lanjut me-ngenai pekerjaan cerah dan redup ter-sebut. Hanya 15 persen angkatan kerja Indonesia yang dipekerjakan dalam pekerjaan cerah, dan 2 persen lainnya bekerja pada pekerjaan redup. Sesu-
ai perkiraan, sebagian besar angkatan kerja dipekerjakan dalam pekerjaan stabil, karena perubahan dalam peker-jaan terjadi secara bertahap yang di-sebabkan laju transformasi struktural yang juga bertahap, meskipun lebih ce-pat dibandingkan di masa lalu.44
Walaupun pekerjaan cerah cenderung membutuhkan pekerja berketerampil-an tinggi, Indonesia berada pada titik transformasi struktural dengan banyak pekerjaan berketerampilan rendah dan menengah yang juga memiliki prospek pekerjaan yang baik. Melalui analisis klaster, bagian 4 (memahami pekerjaan yang cerah) dalam Laporan Teknis ini mengelompokkan pekerjaan menurut empat karakteristik utama. Hampir se-perempat dari pekerjaan cerah berada dalam kelompok ekonomi bernilai tam-bah rendah, dalam perusahaan mikro dan kecil yang membutuhkan tingkat pendidikan minimal dan membayar upah lebih rendah. Hampir setengah dari pekerjaan cerah menuntut tingkat pendidikan menengah atas dan bera-da di kelompok ekonomi manufaktur. Pekerjaan tersebut ada di perusahaan ukuran menengah yang menawarkan upah yang cukup baik untuk mendu-kung konsumsi kelas menengah. Kurang dari seperempat pekerjaan cerah yang terkait dengan perusahaan-perusahaan bernilai tambah tinggi dan berketeram-pilan tinggi, baik di bidang manufaktur
15% of employment
42 pekerjaan
2% of employment
90 pekerjaan
Cerah Redup
maupun jasa. Perusahaan-perusahaan yang membutuhkan pekerjaan ini cen-derung berukuran besar untuk peru-sahaan manufaktur, serta berukuran menengah atau besar untuk perusaha-an jasa bernilai tambah tinggi.
Analisis tersebut memunculkan poin lain yang sangat penting: keuntungan dari pekerjaan akan sangat bergantung pada karakteristik perusahaan. Hasil ini tidak hanya terjadi di Indonesia; hal tersebut diamati secara global (Abowd dan Kramarz 1999). Analisis tersebut menegaskan bahwa pekerja berkete-rampilan rendah dengan pendidikan menengah atau kurang, yang bekerja untuk perusahaan besar bernilai tam-bah tinggi di Indonesia berpenghasilan rata-rata sebesar lulusan perguruan tinggi yang bekerja di perusahaan mikro atau kecil bernilai tambah rendah. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan te-naga kerja perlu dikembangkan selaras dengan insentif untuk mendorong pe-ningkatan produktivitas di sisi permin-taan tenaga kerja.
Penggerak utama pergeseran peker-jaan dieksplorasi melalui kombinasi teori dan wawancara mendalam de-ngan informan kunci. Beberapa pendo-rong utama yang diidentifikasi meliputi perubahan teknologi dan, khususnya, ekonomi digital; restrukturisasi pasar melalui integrasi vertikal dan outsour-
cing; serta perkembangan industri baru yang berasal dari perubahan preferensi yang didorong oleh perubahan teknolo-gi dan demografis.
Laporan pendamping Prospek Pekerja-an Jangka Pendek merincikan definisi indikator permintaan pekerjaan, serta skor dan peringkat untuk semua peker-jaan di Indonesia. Meskipun informasi ini mungkin sulit dicerna oleh penggu-na akhir, namun seharusnya berguna bagi praktisi (pembimbing karier dan konsultan pekerjaan) yang membantu pengguna akhir. Informasi tersebut me-rupakan dasar yang kuat untuk mem-persiapkan dashboard intelijen tenaga kerja dan bimbingan karier dari platform informasi pasar tenaga kerja yang se-dang disiapkan pemerintah Indonesia. Situs tersebut akan menyajikan infor-masi dengan beberapa titik akses dan dengan cara yang mudah dicerna untuk digunakan langsung oleh para pelajar, pencari kerja, serta pekerja yang ter-tarik untuk meningkatan keterampilan dan mendapatkan keterampilan baru. Informasi tersebut akan dihubungkan dengan basis data lain untuk mem-bantu pengguna akhir memahami cara mendapatkan pendidikan dan pelatihan relevan yang dibutuhkan dalam peker-jaan tertentu, termasuk tautan ke ha-sil-hasil dari alat data lain yang sedang dikembangkan, yang dijelaskan dalam kotak 2.1.
15% of employment
129 pekerjaan
68% of employment
92 pekerjaan
Stabil Ditandai
Ringkasan dan Rekomendasi Langkah Selanjutnya69
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia70 Laporan Teknis
Lampiran
Lampiran ini menjelaskan praktik-prak-tik yang paling menonjol dalam upaya pemantauan lapangan pekerjaan yang digunakan di seluruh dunia, diikuti de-ngan penerapannya di Indonesia.
Amerika SerikatDi Amerika Serikat, Biro Statistik Te-naga Kerja (Bureau of Labor Statistics, BLS) bertugas mengumpulkan dan menganalisis data pasar tenaga kerja. Dengan kata lain, biro tersebut ber-tanggung jawab untuk mengumpulkan data dan dengan demikian merupa-kan LMO negara tersebut.45 Untuk me-mantau dinamika pasar tenaga kerja, termasuk pergeseran dalam pekerja-an dan keterampilan, BLS melakukan tiga survei yang sudah mapan di ting-kat perusahaan: Statistik Lapangan Pekerjaan (Occupational Employment Statistics, OES), Survei Lowongan Pe-kerjaan dan Perputaran Tenaga Ker-ja (Jobs Openings and Labor Turnover Survey, JOLTS), dan Survei Kualifikasi Pekerjaan (Occupational Requirements Survey, ORS). Survei ini, bersama survei khusus lainnya, seperti Survei Populasi Saat Ini (Current Population Survey)46 dan O*NET, merupakan sumber uta-ma data informasi pasar kerja yang di-masukkan ke dalam sistem informasi pasar tenaga kerja (Labor Market Infor-mation System, LMIS).
OES adalah survei panel setengah ta-hunan yang dirancang untuk mengha-silkan perkiraan lapangan pekerjaan dan upah bagi pekerja dengan dengan terperinci untuk hampir 800 pekerjaan. Data OES telah tersedia untuk masya-rakat umum sejak 1988, tetapi survei-nya sudah dimulai sejak awal 1970-an. Setiap enam bulan, OES mensurvei 180.000 sampai 200.000 perusahaan non-pertanian. Agar tidak membebani pemberi kerja, panel dirancang untuk mewawancarai perusahaan yang sama maksimal setiap tiga tahun sekali, mengumpulkan informasi dari 1,1 juta sampel perusahaan unik setiap tiga ta-hun, yang mewakili sekitar 57 persen dari lapangan pekerjaan di Amerika Serikat.47 Partisipasi bersifat sukarela namun relatif tinggi peminatnya, se-bagian besar karena adanya kampanye kesadaran akan manfaat analisis yang dihasilkan untuk perusahaan-perusa-
haan. Kuesionernya sangat sederhana. Selain menanyakan informasi dasar terkait perusahaan, survei tersebut juga meminta jumlah total karyawan per pekerjaan dalam kisaran upah tertentu.48 Dengan informasi ini, BLS dapat memperkirakan lapangan kerja dan upah untuk sekitar 800 pekerjaan, dengan menggunakan Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan (Standard Occupatio-nal Classifications, SOC) di tingkat na-sional, negara bagian, metropolitan/non-metropolitan, industri, dan ke-pemilikan.49 BLS bekerja sama dengan lembaga ketenagakerjaan negara bagi-an untuk melakukan survei tersebut. Lembaga tersebut bertanggung jawab untuk menyalurkan survei melalui surat, faks, telepon, web, email, dan panggilan telepon lanjutan.
Survei OES adalah satu-satunya sum-ber estimasi yang komprehensif me-ngenai pekerjaan dan upah nasional berdasarkan jenis pekerjaan, membe-rikan informasi ke berbagai pemang-ku kepentingan dan data ke berbagai produk diseminasi di Amerika Serikat. Di tingkat nasional dan negara bagian, OES digunakan untuk mengembangkan informasi terkait permintaan saat ini dan yang akan datang untuk lapangan pekerjaan dan kesempatan kerja, kete-rampilan industri dan studi teknologi, serta analisis pasar. Analisis tersebut digunakan untuk tujuan yang sangat praktis, seperti rencana pendidikan dan pembangunan tenaga kerja, konsultasi dan perencanaan vokasi, serta penem-patan kerja untuk program pelatihan teknis karier. Selain itu, beberapa pro-gram pemerintah juga menggunakan data OES. Misalnya, program Adminis-trasi Ketenagakerjaan dan Pelatihan (Employment and Training Administra-tion) menggunakan data tersebut un-tuk mengelola program visa H1-B bagi pekerja dalam jenis pekerjaan khusus, serta untuk membantu pencari kerja dan pemberi kerja dalam menentukan kisaran gaji di CareerOneStop.50 Yaya-san, peneliti akademis dan pemerintah, dewan investasi swasta, dan program pembangunan ekonomi juga menggu-nakan data tersebut.
JOLTS adalah survei bulanan ting-kat perusahaan yang dirancang untuk
Lampiran A. Praktik-praktik terbaik di Dunia
Lampiran71
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia72 Laporan Teknis
mengumpulkan data sisi permintaan tentang kekurangan tenaga kerja di tingkat nasional. JOLTS diluncurkan pada tahun 2000, memiliki sampel bu-lanan sekitar 16.400 perusahaan publik dan swasta non-pertanian di seluruh AS, mencakup pekerja paruh waktu dan penuh waktu serta pekerja tetap, jangka pendek, atau musiman.51 Parti-sipasinya bersifat sukarela. Kuesioner-nya mengumpulkan informasi dasar terkait perusahaan, seperti sebera-pa sering karyawan digaji, dan jumlah total karyawan, lowongan pekerjaan, perekrutan, dan pemutusan hubung-an kerja (termasuk pengundurkan diri, pemberhentian sementara [layoff], dan pemecatan [discharge]).52 Survei tersebut mengumpulkan angka kese-luruhan, bukan data di tingkat pekerja-an. Perusahaan disurvei menggunakan perangkat wawancara pribadi dibantu komputer (computer-assisted perso-nal interview, CAPI) selama enam bulan pertama, lalu menggunakan web, faks, email, atau surat untuk seterusnya. JOLTS dirancang untuk memahami di-namika pasar tenaga kerja, dan datanya digunakan untuk menginformasikan kebijakan ekonomi nasional, analisis siklus bisnis, tingkat retensi industri, penelitian dan perencanaan ekonomi,53 studi industri, serta program pendidik-an dan pelatihan kerja. Pengguna JOL-TS adalah pemerintah maupun swasta. Contohnya, pemerintah menggunakan JOLTS untuk memahami kekuatan pa-sar tenaga kerja, membuat prediksi (misalnya, bahwa penurunan tingkat perekrutan mungkin mengikuti kena-ikan tingkat pengangguran), serta un-tuk memahami perubahan siklus atau struktur dalam pasar tenaga kerja; industri swasta menggunakan JOLTS untuk mengukur efisiensi biaya relatif saat membandingkan tingkat perpu-taran karyawan di perusahaan dengan rata-rata di industri.
ORS adalah survei tingkat perusa-haan yang mengumpulkan informasi mengenai tuntutan kognitif dan fisik di tingkat pekerjaan. Survei tersebut, yang dipilotkan pada tahun 2012 dan diluncurkan pada tahun 2015, merupa-kan survei tahunan yang representatif secara nasional. Untuk memaksimal-kan sampel, BLS menerbitkan estimasi
berdasarkan tiga tahun pengumpul-an data, memiliki sampel yang men-capai sekitar 25.300 perusahaan, dan mewakili sekitar 140,8 juta pekerja.54 Kuesioner mengumpulkan data di tingkat pekerjaan (kode 6 digit Klasi-fikasi Baku Jenis Pekerjaan [Standard Occupational Classification, SOC]) tentang tuntutan fisik (misalnya, ber-diri, mengangkat, mendorong, postur, pendengaran, penglihatan), kondisi lingkungan (paparan terhadap panas, dingin, air, kelembaban, kontaminan berbahaya), dan kebutuhan kognitif (hubungan pribadi, pemecahan masa-lah, interaksi dengan orang lain), serta informasi tentang pendidikan mini-mum, pelatihan di tempat kerja, peng-alaman, dan kredensial.55 Perusahaan dapat menjawab survei melalui kun-jungan pribadi, melalui telepon, atau melalui email. Data ORS digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk un-tuk membantu Administrasi Jaminan Sosial dalam proses ajudikasi disabili-tas, membuat tolak ukur deskripsi pe-kerjaan atau mengembangkan rencana rekrutmen yang ditargetkan, memban-tu perusahaan asuransi dalam menilai manajemen risiko, membantu peru-sahaan penyedia bantuan sementara untuk mencocokkan karyawan dengan lowongan pekerjaan yang tepat, mela-kukan penelitian (oleh akademisi atau pemerintah), serta melacak karakteris-tik pekerjaan.
Tingkat respons survei ini cukup baik, sebagian besar karena perusahaan-per-usahaan menganggap analisis yang di-hasilkan bermanfaat. Selama dekade terakhir, tingkat respons OES di atas 70 persen dan JOLTS di atas 60 persen.56 Tingkat respons ORS untuk putaran ta-hun 2019 adalah 69 persen (McNulty dan Yu 2019). Jika mempertimbangkan tingkat rincian survei dan partisipasi yang bersifat sukarela, tingkat respons dari perusahaan-perusahaan ini cukup tinggi. Hal ini sebagian dikarenakan para pemberi kerja menghargai manfa-at informasi yang didapatkan dari sur-vei-survei tersebut.
Uni Eropa
Eurostat, kantor statistik Uni Eropa, mempromosikan dan sedang berupaya
menyelaraskan Survei Struktur Peng-hasilan (Structure of Earnings Survey, SES). Survei ini memberikan data yang akurat dan selaras mengenai pengha-silan pekerjaan di negara-negara ang-gota maupun kandidat Uni Eropa dan negara-negara dari Asosiasi Perdagang-an Bebas Eropa untuk tujuan pembu-atan kebijakan dan penelitian.57 Data yang diselaraskan tersebut tersedia sesuai permintaan mulai tahun 2002 dan seterusnya. Data dari 24 negara diselaraskan dalam SES terbaru yang telah diterbitkan (2014).58 SES meru-pakan upaya bersama antara Eurostat dan lembaga-lembaga statistik nasio-nal: lembaga-lembaga statistik nasional bertanggung jawab untuk memilih sam-pel, menyiapkan kuesioner menggu-nakan skema pengkodean umum, dan melakukan survei, sedangkan Eurostat mengumpulkan dan menyelaraskan data. Jadi, tidak ada kuesioner khusus untuk SES di tiap negara. Sebaliknya, setiap negara mengumpulkan data un-tuk SES, dengan mengikuti standar ku-alitas dan reliabilitas, melalui kuesioner yang disesuaikan, survei yang sudah ada, sumber-sumber administratif, atau kombinasi dari berbagai sumber data tersebut. SES dilakukan setiap em-pat tahun (karena ini adalah frekuensi paling umum di antara negara-negara terkait) dan mencakup data dari peru-sahaan-perusahaan dengan setidaknya 10 karyawan yang beroperasi di semua bidang perekonomian, kecuali sektor pertanian dan administrasi publik.59 Cakupannya meliputi semua karyawan penerima upah yang bekerja di peru-sahaan-perusahaan tersebut. Data SES yang diselaraskan tersebut meliputi tingkat remunerasi sesuai karakteristik spesifik pekerja—jenis kelamin, usia, pekerjaan menggunakan Klasifikasi Baku Pekerjaan Internasional (Interna-tional Standard Classification of Occu-pations, ISCO)-08 dari Organisasi Buruh Internasional (International Labour Or-ganization), lama masa kerja, tingkat pendidikan terakhir, jenis karyawan, dan kontrak—dan karakteristik dasar pemberi kerja—, serta sektor ekonomi berdasarkan klasifikasi Eropa,60 ukur-an, dan lokasi.61 Pengguna data meliputi lembaga nasional dan internasional, se-rikat pekerja dan asosiasi ketenagaker-jaan, lembaga swasta, dan peneliti.
Singapura
Singapura memiliki dua survei tahunan tingkat perusahaan yang mengumpul-kan informasi tingkat pekerjaan: Survei Lowongan Pekerjaan (Job Vacancy Su-rvey, JVS) dan Survei Upah Kerja (Oc-cupational Wage Survey, OWS). JVS, yang dilakukan oleh Kementerian Te-naga Kerja Singapura, mengumpulkan informasi pekerjaan komprehensif me-ngenai lowongan-lowongan pekerja-an untuk mengidentifikasi pergeseran pola perekrutan akibat perubahan tun-tutan ekonomi (Kementerian Tenaga Kerja Singapura, 2019). Survei ini per-tama kali dilakukan pada tahun 1990. Sampelnya mencakup lebih dari 15.000 perusahaan, yang meliputi perusaha-an swasta dengan setidaknya 25 kar-yawan dan sektor publik. Selain untuk mengumpulkan informasi dasar ting-kat perusahaan, kuesioner survei ini juga mengumpulkan informasi terpe-rinci tentang lowongan, meliputi jabat-an (yang kemudian diklasifikasikan ke dalam Klasifikasi Baku Pekerjaan Si-ngapura [Singapore Standard Occupa-tional Classification, SSOC] 2015), upah bulanan kotor yang siap dibayar peru-sahaan, keterampilan dan pengalaman yang dibutuhkan, kualifikasi minimum, dan seberapa sulit lowongan terse-but terisi (apakah tidak terisi selama setidaknya enam bulan atau apakah sulit diisi oleh penduduk setempat). JVS dilakukan melalui web, fax, email, atau surat, dengan klarifikasi melalui telepon.
OWS, yang dilaksanakan oleh Central Provident Fund (CPF) Board atas nama Kementerian Tenaga Kerja Singapura, mengumpulkan data gaji bulanan se-mua karyawan yang bekerja di peru-sahaan swasta (lihat CPF Board 2019; Kementerian Tenaga Kerja Singapura 2018). OWS mulai tersedia sejak tahun 1999 dan mencakup sampel perwakil-an dari sekitar 3.000 perusahaan sektor swasta dengan setidaknya 25 karya-wan, dikelompokkan berdasarkan in-dustri. Kuesioner OWS mengumpulkan data tiap karyawan di perusahaan, ter-masuk jabatan (yang kemudian dikode-kan ke dalam SSOC), cara pembayaran, gaji awal bulanan, gaji pokok dan ko-tor, jenis karyawan (paruh waktu/penuh
Lampiran73
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia74 Laporan Teknis
waktu), jenis kontrak, dan lokasi peker-jaan.62 OWS dilakukan melalui web, fax, e-mail, atau surat, dengan klarifikasi melalui telepon.
Selain pemerintah pusat, Infocomm Media Development Authority, sebuah asosiasi industri, juga melakukan Sur-vei Tahunan Tenaga Media Infocomm untuk menilai profil tenaga profesional informasi dan komunikasi.63 Survei ini pertama kali dilaksanakan pada tahun 1999, diatur di bawah Undang-Undang Statistik Bagian 5 (Bab 317), dan bersi-fat wajib. Survei ini mencakup sampel perwakilan dari perusahaan publik dan swasta dari semua sektor industri yang dipilih dari Kerangka Penentuan Sam-pel Perusahaan Departemen Statistik (IMDA 2019). Kuesionernya mencakup informasi dasar perusahaan dan pe-kerjaan serta informasi terperinci un-tuk 41 peran komunikasi dan informasi yang terkait dengan pekerjaan (total, kualifikasi minimum), lowongan (ting-kat pengalaman dan apakah lowongan sulit diisi), dan perkiraan perubahan pekerjaan dalam tiga tahun ke depan. Survei ini juga menanyakan dua per-tanyaan spesifik untuk 91 keterampil-an: Apakah perusahaan membutuhkan lebih banyak karyawan dengan kete-rampilan spesifik tersebut? Apakah perusahaan dapat menemukan pen-duduk setempat dengan keahlian ter-sebut? Survei ini disampaikan melalui web, fax, email, atau surat.
Pendekatan yang Disesuaikan dan Mandiri
Negara-negara lain telah memperke-nalkan survei khusus yang mengga-bungkan lebih dari satu pendekatan. Contohnya, pada tahun 2015 Georgia melakukan Survei Permintaan Peker-jaan (Occupational Demand Survey, ODS), yaitu sebuah survei perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui rin-cian perubahan jenis-jenis pekerjaan dalam lapangan pekerjaan dan kesem-patan kerjanya masing-masing selama 12 bulan terakhir. Sampel ODS terdiri dari 6.000 perusahaan di seluruh Ge-orgia, dan mewakili sekitar 10 persen dari total jumlah perusahaan di Geor-gia. Survei ini mengumpulkan informa-si tentang persediaan (stock) saat ini
dan perencanaan arus (flow) (kenaik-an dan penurunan) lapangan pekerja-an, serta kesempatan kerja yang ada menggunakan klasifikasi ISCO-08 4 digit. Survei tersebut ditujukan unuk mengumpulkan informasi tentang upah, namun ternyata kurang berha-sil. Pemangku kepentingan utama dari informasi ini meliputi pengguna akhir (pelajar, pencari kerja, pekerja, dan pemberi kerja) dan pembuat kebijak-an. Hasil ODS disebarluaskan melalui laporan-laporan dan digunakan untuk mengembangkan informasi tren pa-sar tenaga kerja dalam situs portal in-formasi pasar tenaga kerja yang baru diluncurkan. Para pembuat kebijakan di Georgia menggunakan hasil survei untuk menginformasikan perencanaan anggaran untuk pendidikan dan pela-tihan teknis dan kejuruan (technical and vocational education and training, TVET). Lebih khusus lagi, Kementerian Pendidikan Georgia menggunakan data tersebut untuk memprediksi tingkat pendaftaran dan membuka pembica-raan dengan Kementerian Keuangan tentang kebutuhan anggaran. Kantor Layanan Ketenagakerjaan Publik (Of-fice of Public Employment Services) menggunakan hasil ODS untuk menga-lokasikan pelatihan jangka pendek bagi pekerja yang baru menganggur, dengan berfokus kepada para pemuda.
Biro Statistik Uganda (Ugandan Bureau of Statistics, UBOS) melaksanakan Sur-vei Ketenagakerjaan Uganda (Uganda Manpower Survey) 2016/17. Ini adalah survei ketenagakerjaan komprehen-sif pertama yang dilakukan di Uganda. Survei ini memiliki tiga modul: sektor formal, pemberi kerja informal, dan lembaga pendidikan. Survei sektor formal menargetkan lebih dari 6.000 perusahaan, dan kuesionernya mena-nyakan informasi pekerjaan terperin-ci tentang tingkat lapangan pekerjaan saat ini, lowongan pekerjaan, dan pro-yeksi pekerjaan tiga tahun ke depan. Rincian informasi tersebut meliputi nama jabatan (dikodekan sesuai klasi-fikasi ISCO-08 4 digit), jenis pekerja-an, persyaratan pendidikan minimum, upah, kebangsaan, dan keterampilan (kategori).64 Survei dilakukan selama 12 bulan oleh 42 staf lapangan terlatih menggunakan perangkat CAPI geng-
gam. Sejauh ini UBOS telah menerbit-kan laporan dengan statistik deskriptif dasar untuk survei komprehensif ini, namun tujuan utama survei adalah agar pemangku kepentingan dapat melakukan analisis yang lebih menda-lam sebagai sumber informasi pemba-hasan kebijakan.
Pemerintah Mongolia melaksanakan Survei Barometer (Barometer Survey) pada tahun 2019. Survei tersebut ber-tujuan untuk mengetahui permintaan pasar tenaga kerja jangka pendek ber-dasarkan kualifikasi dan sektor ekono-mi untuk memberikan informasi yang
benar kepada para pembuat kebijakan. Survei memiliki tiga bagian: (i) infor-masi umum tentang badan dan orga-nisasi; (ii) permintaan angkatan kerja dan kekurangan angkatan kerja tahun 2020, meliputi tingkat lapangan peker-jaan dan lowongan; (iii) sumber daya manusia, termasuk kegiatan pelatihan. Survei mengumpulkan data pekerjaan di tingkat 6 digit menggunakan Klasifi-kasi Baku Jenis Pekerjaan Internasional (International Standard Classification of Occupations, ISCO). Survei ini men-cakup 3.642 badan dan organisasi yang berkaitan dengan 18 sektor ekonomi di 21 provinsi dan 9 distrik.
Negara Survei Mengumpulkan data tentang Kuesioner
Amerika Serikat OES Estimasi lapangan pekerjaan dan upah berdasarkan jenis pekerjaan
https://www.bls.gov/respondents/oes/pdf/forms/uuuuuu_fillable.pdf
Amerika Serikat JOLTS Lapangan pekerjaan, lowongan, perek-rutan, dan PHK
https://www.bls.gov/jlt/jltc1.pdf
Amerika Serikat ORS Kualifikasi pekerjaan tingkat jabatan https://www.bls.gov/ors/informa-tion-for-survey-participants/collection-materials.htm
Uni Eropa SES Penghasilan berdasarkan karakteristik individu
https://ec.europa.eu/eurostat/documen-ts/203647/203707/SES_variables_list.xls/b287a6fc-19b2-493d-a3f2-4ee70d3439b1
Singapura JVS Lowongan pekerjaan
Singapura OWS Upah berdasarkan pekerjaan Untuk contoh kuesioner, lihat p.10: https://www.cpf.gov.sg/assets/employers/Documents/OWS_2019_Booklet.pdf
Uganda MAPU 2016/17
Lapangan dan lowongan pekerjaan berdasarkan jabatan
https://www.ubos.org/wp-content/uploads/pub-lications/08_20182018_Uganda_Manpower_Su-rvey_Report.pdf
Daftar dan tautan survei struktur pekerjaan di seluruh duniaTab. A.1
Lampiran75
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia76 Laporan Teknis
Tabel di bawah ini menunjukkan total jumlah pekerjaan yang melebihi am-bang batas RSE tertentu. Misalnya, un-tuk indikator ‘total lapangan pekerjaan’, pada tingkat 1 digit, 1 dari 9 pekerjaan (atau 11%) memiliki RSE lebih dari 25
dan 1 dari 9 pekerjaan (atau 11%) me-miliki RSE lebih dari 40. Demikian pula pada tingkat 4 digit, 250 dari 353 pe-kerjaan (atau 71%) memiliki RSE lebih dari 25 dan 159 dari 353 pekerjaan (atau 45%) memiliki RSE lebih dari 40.
Lampiran B. Tingkat reliabilitas indikator: RSE
Tingkat digit
pekerjaan1 2 3 4
Total pekerjaan 9 39 119 353
Ambang batas RSE 25 40 25 40 25 40 25 40
Pekerjaan yang mele-
bihi ambang batas # % # % # % # % # % # % # % # %
Total lapangan
pekerjaan1 11% 1 11% 14 36% 6 15% 69 58% 35 29% 250 71% 159 45%
Perubahan bersih
lapangan pekerjaan9 100% 9 100% 35 90% 35 90% 92 77% 90 76% 204 58% 194 55%
Pertumbuhan bersih
lapangan pekerjaan9 100% 8 89% 36 92% 36 92% 93 78% 90 76% 206 58% 197 56%
Tingkat perputaran
(turnover) 4 44% 0 0% 32 82% 16 41% 89 75% 60 50% 205 58% 167 47%
Lowongan pekerjaan 7 78% 3 33% 28 72% 20 51% 63 53% 50 42% 137 39% 116 33%
Tingkat lowongan
pekerjaan8 89% 4 44% 35 90% 29 74% 79 66% 72 61% 156 44% 144 41%
Jumlah perusahaan
yang merekrut4 44% 1 11% 23 59% 14 36% 61 51% 45 38% 164 46% 134 38%
Lowongan yang tidak
dibuka5 56% 2 22% 23 59% 19 49% 49 41% 41 34% 97 27% 85 24%
Karakteristik Perusahaan
Sebagian besar perusahaan meru-pakan usaha mikro yang bergerak di bidang jasa bernilai tambah rendah, namun perusahaan-perusahaan terse-but bukanlah pencipta pekerjaan yang utama, khususnya untuk jenis peker-jaan dengan produktivitas tinggi.65 Perusahaan mikro, yang ditentukan berdasarkan ukuran perusahaan (un-tuk manufaktur) atau ukuran penda-patan (untuk jasa), mewakili 93 persen perusahaan dalam sampel. Perusaha-an jasa bernilai tambah rendah ada di mana-mana di Indonesia, mewakili 90,4 persen dari semua perusahaan yang
diwawancarai; sebagian besar berge-rak di bidang penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum (68,1 persen), manufaktur ekonomi kreatif (18,1 persen) (misalnya, jahit-menjahit atau kerajinan peralatan dapur dari bambu), dan perdagangan grosir dan eceran (10,9 persen). Namun, lapangan pekerjaan di perusahaan kelompok ini hanya menyumbang 37,4 persen dari semua pekerjaan. Hasil tersebut kon-sisten dengan hasil sensus ekonomi 2016.66 Analisis dari survei manufak-tur menunjukkan bahwa perusahaan mikro di bidang manufaktur memiliki produktivitas rendah (hanya berkon-tribusi 6,2 persen terhadap total nilai
Lampiran C. Panorama Perusahaan dan Lapangan Pekerjaan
tambah), tidak bertumbuh (hanya 4,1 persen yang menjadi perusahaan kecil dan 0,4 persen menengah), dan mem-pekerjakan kurang dari seperempat total pekerja Indonesia (23,0 persen) (Bank Dunia, akan datang).
Sebaliknya, beberapa perusahaan jasa bernilai tambah tinggi dan manufak-tur menciptakan pekerjaan dalam jumlah besar. Perusahaan dalam dua kelompok ekonomi ini merupakan se-bagian kecil dari semua perusahaan (masing-masing 4,8 persen dan 0,3
persen), namun mempekerjakan kar-yawan dalam jumlah yang signifikan (masing-masing 24,2 persen dan 15,3 persen). Kecuali perusahaan di industri TIK, sebagian besar perusahaan di ke-dua kelompok ekonomi ini berukuran lebih besar daripada perusahaan mik-ro (gambar C.1). Sekitar setengah dari perusahaan jasa bernilai tambah tinggi adalah perusahaan skala kecil atau le-bih besar, dan sebagian besar perusa-haan manufaktur (76,4 persen) adalah perusahaan skala menengah atau lebih besar (gambar C.2).
Meskipun perusahaan jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur lebih sedikit, mereka menciptakan cukup banyak pekerjaan
Gambar C.1 While there are fewer high-value-added services and manufacturing firms, they generate a large number of jobs
Fig. C.1
0
5
10
15
20
25
30
Jasa NTT Jasa NTR Manufaktur
% da
ri to
tal pe
kerja
Jasa NTT Jasa NTR Manufaktur
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/ Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elek
tronik
Otom
otif
% da
ri se
mua
peru
saha
an
Mikro 1-9 Kecil 10-49 Menengah 50-249 Besar 250+
a. Distribusi perusahaan b. Distribusi karyawan
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: NTT = bernilai tambah tinggi. NTR = bernilai tambah rendah.
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/ Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elek
tronik
Otom
otif
Lampiran77
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia78 Laporan Teknis
Umur perusahaan terkait dengan ke-lompok ekonomi dan ukuran peru-sahaan. Rata-rata, perusahaan jasa bernilai tambah rendah telah berdiri selama lebih dari 16 tahun (gambar C.3). Perusahaan jasa bernilai tambah tinggi, kecuali perusahaan TIK, memi-liki umur rata-rata yang kurang lebih sama (17 tahun). Perusahaan TIK, yang sebagian besar berskala mikro, adalah
yang termuda (rata-rata 11 tahun), se-dangkan perusahaan manufaktur ada-lah yang paling lama berdiri. Rata-rata, perusahaan manufaktur telah berope-rasi selama lebih dari 25 tahun, dan beberapa telah aktif selama lebih dari 40 tahun. Demikian pula perusahaan besar yang umumnya telah berdiri le-bih lama berdiri dibanding perusahaan kecil.
Sebagian besar perusahaan SPKK adalah usaha mikro dan bergerak di bidang jasa bernilai tambah rendah. Namun demikian, sejumlah kecil perusahaan jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur mampu menciptakan pekerjaan dalam jumlah yang besar.
Gambar C.2
Most OEVS firms are micro and dedicated to low-value added services, but the few firms in high-value added services and manufacturing create a large number of jobs
Jasa Bernilai Tambah Rendah Jasa Bernilai Tambah Tinggi Manufaktur
Fig. C.2
a. Distribusi perusahaan b. Distribusi karyawan
Sumber: Berdasarkan data SPKK.
90.4 4.1
% da
ri to
tal pe
kerja
% da
ri se
mua
peru
saha
an
0.4 0.0
Mikro (1-9
karyawan)
Kecil (10-49
karyawan)
Menengah (50-250
karyawan)
Besar (250+
karyawan)
Mikro (1-9
karyawan)
Kecil (10-49
karyawan)
Menengah (50-250
karyawan)
Besar (250+
karyawan)
2.06.9
7.5
7.8
37.4
14.3 8.8
0.0
Sebagian besar perusahaan SPKK ber-sifat informal, sesuai dengan temuan survei-survei nasional.67 Sejauh ini, sebagian besar perusahaan bernilai tambah rendah, yang sebagian besar merupakan perusahaan mikro, ada-lah usaha rumah tangga (94,9 persen) (gambar C.4).68 Perusahaan jenis ini tidak memiliki dasar hukum. Hal ini konsisten dengan laporan sensus ter-baru, yang menemukan bahwa hanya 4 persen perusahaan yang memiliki status hukum di lembaga pemerintah (BPS 2017), dan dengan analisis ter-
kini (Bank Dunia, akan datang). Seba-liknya, kebanyakan perusahaan besar, yang umumnya bergerak di bidang manufaktur atau jasa bernilai tambah tinggi, berbentuk perseroan terbatas dan kemungkinan besar dimiliki asing (gambar C.5). Analisis dari sumber lain menemukan bahwa perusahaan be-sar di bidang manufaktur cenderung mematuhi peraturan ketenagakerjaan dan menyediakan pekerjaan berkua-litas lebih baik daripada perusahaan menengah dan kecil (Bank Dunia, akan datang).
Umur perusahaan sangat terkait dengan kelompok ekonomi dan ukuran perusahaan
Gambar C.3
Firm Age is highly associated to the economic group and firm size
Fig. C.3
a. Umur perusahaan, berdasarkan sektor b. Umur perusahaan, berdasarkan ukuran (kernel density)
Sumber: Berdasarkan data SPKK.
Catatan: Garis horizontal abu-abu = rata-rata untuk seluruh perusahaan. Area abu-abu = rata-rata +/− 1 dari standard deviation. NTT = bernilai tambah tinggi. NTR = bernilai tambah rendah.
Catatan: : Salah satu perusahan besar telah beroperasi selama 331 tahun. Hasil observasi tersebut dikecualikan dari grafik di atas untuk keperluan presentasi.
11
1520 19 19 18
15 15
28
2325
20 21
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/ Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elek
tronik
Otom
otif
Jasa NTT Jasa NTR Manufaktur
Rata-
rata
Umur
Peru
saha
an
.08
.06
.04
.02
00 25 50 75 100 125 150
Kden
sity -
Um
ur Pe
rusa
haan
Umur Perusahaan
Mikro (1-9)
Medium (50-249)
Kecil (10-49)
Besar (250+)
Lampiran79
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia80 Laporan Teknis
Sebagian besar perusahaan bersifat informal, namun proporsi pekerja yang bekerja di perusahaan formal cukup besar
Sebagian besar perusahaan adalah perusahaan domestik, sedangkan perusahaan asing terkonsentrasi di bidang manufaktur
Gambar
Gambar
C.4
C.5
Most firms are informal, but a large share of employees work at formal firms
Fig. C.4
a. Distribusi perusahaan dan lapangan kerja formal, berdasarkan jenis perusahaan
b. Distribusi perusahaan, berdasarkan ukuran dan jenis perusahaan
Sumber: Berdasarkan data SPKK.
0
20
40
60
80
Perse
roan
Terb
atas
Perse
kutu
an Te
rbata
s
Perse
kutu
an U
mum
Kope
rasi/
dana
pens
iun
Yaya
san
Izin i
zin kh
usus
Pena
nam
an M
odal
Asing
(PM
A)
Bada
n Usa
ha M
ilik N
egar
a (BU
MN)
Usah
a Prib
adi/R
umah
Tang
ga
Rum
ah Ta
ngga
Lainn
ya
Formal Informal
% da
ri se
mua
peru
saha
an
Perusahaan Lapangan Kerja
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
% da
ri se
mua
peru
saha
an
LainnyaPersekutuan Terbatas (Formal)Perseroan Terbatas (Formal)
Mikro(1-9)
Kecil(10-49)
Menengah(50-249)
Besar(250+)
Badan Usaha Milik Negara (Formal)Rumah Tangga (Informal)Usaga Perorangan/Rumah Tangga (Informal)
Most firms are domestic, and foreign owned firms are concentrated in manufactures
Fig. C.5
a. Distribusi perusahaan, berdasarkan sektor dan jenis perusahaan
b. Distribusi perusahaan, berdasarkan sektor dan kepemilikan
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: NTT = bernilai tambah tinggi. NTR = bernilai tambah rendah.
0102030405060708090
100
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Jasa B
ernil
ai Ta
mba
h Ren
dah
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elektr
onik
Otom
otif
Jasa NTT Manufaktur
% da
ri se
mua
peru
saha
an
0
20
40
60
80
100
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/ Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elektr
onik
Otom
otif
Jasa NTT Jasa NTR Manufaktur
% da
ri se
mua
peru
saha
an
Persekutuan terbatas (Formal)Perseroan terbatas (Formal)BUMN (Formal)Rumah tangga (Informal)Usaha perorangan/rumah tangga (Informal)
LainnyaSepenuhnya milik asingUsaha patungan (joint venture) dengan asingSepenuhnya domestik
Panorama Lapangan Pekerjaan
Tempat bekerja lebih penting daripada siapa atau apa saja pelatihan seorang pekerja. Di Indonesia, seperti yang di-tunjukkan dalam penelitian lainnya,69 ukuran perusahaan dan aktivitas peru-sahaan merupakan penentu upah yang lebih penting dibanding pencapaian pendidikan atau pekerjaan yang dipilih. Seorang operator pabrik dengan pen-didikan kurang dari sekolah menengah yang bekerja di perusahaan manufaktur besar cenderung berpenghasilan sama, atau bahkan lebih, dari lulusan pergu-ruan tinggi yang bekerja di perusahaan jasa kecil bernilai tambah rendah. Sa-yangnya, terdapat variasi yang sangat besar pada upah dan aspek-aspek pe-kerjaan lainnya di seluruh kelompok karakteristik perusahaan.
Meskipun sebagian besar perusahaan SPKK menawarkan pekerjaan berupah penuh waktu, jaminan tersebut berva-riasi di setiap pekerjaan dan aktivitas perusahaan. Jenis pekerjaan yang pa-ling umum adalah penuh waktu, se-tahun penuh, dan digaji langsung oleh
perusahaan. Walaupun proporsi rata-rata karyawan paruh waktu hanya 4,7 persen, bentuk kontrak ini lebih la-zim di perusahaan perdagangan grosir dan eceran (11,3 persen). Selain itu, 3,2 persen dari semua karyawan bersifat musiman dan sebagian besar bekerja di perusahaan konstruksi (15 persen). Perusahaan-perusahaan melakukan outsourcing untuk 2,4 persen dari se-mua karyawan, tetapi perusahaan TIK melakukan outsourcing untuk 28,8 persen dari semua karyawan (gambar B.6). Hampir seperlima karyawan me-miliki kontrak jangka waktu tetap (17,7 persen), sebagian besar di bidang ke-uangan dan bisnis (42,3 persen), teks-til (48,9 persen), dan elektronik (59,4 persen). Namun, pekerjaan yang tidak penuh waktu/setahun penuh atau di-gaji langsung perusahaan perlu dikait-kan dengan pekerjaan dengan gaji yang lebih buruk. Sebagian aspek pekerjaan tersebut melekat pada sifat pekerjaan, dan yang perlu diketahui adalah apakah hal tersebut terkait dengan pekerjaan dengan kelebihan pasokan, yang tidak berkembang dan dengan upah yang menurun.
Tipe Kerja dan Pekerja yang DirekrutGambar C.6 Type of Work and Workers EmployedFig. C.6
a. Berdasarkan tipe kerja b. Berdasarkan tipe kerja dan sektor
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: NTT = bernilai tambah tinggi. NTR = bernilai tambah rendah.
0
20
40
60
80
100
% da
ri to
tal ka
ryawa
n
Paru
h Wak
tu
Mus
iman
Jangk
a Wak
tu Te
tap
Outso
urcin
g
Pere
mpu
an
Tena
ga Ke
rja As
ing
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/ Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elek
tronik
Otom
otif
Jasa NTT Jasa NTR Manufaktur
% da
ri to
tal ka
ryawa
n
Paruh WaktuMusiman
Jangka Waktu TetapOutsourcing
Lampiran81
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia82 Laporan Teknis
Bagi perempuan, tempat mereka beker-ja mungkin lebih penting, karena me-reka banyak bekerja di sektor-sektor berupah rendah. Kurang dari separuh pekerja adalah perempuan (41,3 persen), namun dengan variasi yang besar dalam partisipasi perempuan di seluruh kegi-atan ekonomi. Perusahaan jasa bernilai tambah tinggi cenderung mempekerja-kan lebih sedikit perempuan dibanding-kan perusahaan jasa bernilai tambah rendah (20,9 persen vs. 47,0 persen), berkisar dari 11,4 persen di perusahaan konstruksi hingga 28,8 persen di peru-sahaan TIK (gambar C.7). Separuh dari pekerja di perusahaan manufaktur ada-lah perempuan, tetapi lebih sedikit pe-rempuan yang bekerja di industri yang lebih padat modal seperti perusahaan otomotif dan kimia (masing-masing 12,9 persen dan 22,2 persen), sementara ba-nyak yang bekerja di industri yang lebih padat karya seperti tekstil dan perusa-haan elektronik (masing-masing 66,0 persen dan 63,3 persen). Pola ini sangat mirip dengan data representatif nasional dari Sakernas dan Sensus Perusahaan Manufaktur Menengah dan Besar.70
Bekerja di perusahaan kecil dikaitkan dengan upah rendah bahkan untuk pe-kerja berpendidikan tinggi, tetapi seba-gian besar perusahaan kecil memang membutuhkan persyaratan pendidikan yang cukup rendah. Hampir dua pertiga pekerjaan di perusahaan jasa bernilai tambah rendah tidak memiliki persya-ratan pendidikan, dan 16,7 persen tam-bahan hanya membutuhkan lulusan sekolah menengah pertama (gambar C.8). Persyaratan ini sangat rendah mengingat pada tahun 2019, 60,3 per-sen pekerja telah menyelesaikan se-tidaknya pendidikan menengah (BPS 2019). Perusahaan manufaktur memiliki proporsi lebih tinggi untuk pekerjaan yang membutuhkan pendidikan me-nengah (baik kejuruan atau umum).71 Di sisi lain, pekerjaan pada perusahaan jasa bernilai tambah tinggi membutuh-kan kualifikasi yang lebih tinggi: hampir semua pekerja membutuhkan setidak-nya ijazah sekolah menengah (rata-rata kelompok, 95,1 persen); khususnya, se-tengah dari pekerjaan di TIK membu-tuhkan Diploma IV.
Perusahaan merekrut lebih sedikit perempuan, kecuali di tiga sektor
Gambar C.7Firms hire fewer females, except in three sectorsFig. C.7
Lapangan pekerjaan, berdasarkan jenis kelamin dan sektor
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: : Persentase pekerja perempuan menurut kategori sektor utama berdasarkan data Sakernas (BPS 2019). Persentasenya sama untuk semua sektor manufaktur, karena laporan tersebut tidak merinci data lebih lanjut. NTT = bernilai tambah tinggi. NTR = bernilai tambah rendah.
0102030405060708090
100
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/ Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elek
tronik
Otom
otif
Jasa NTT Jasa NTR Manufaktur
% da
ri se
mua
peru
saha
an
Perempuan Laki-laki Perempuan (Sakernas Agustus 2019)
Lebih dari dua pertiga pekerjaan ada-lah pekerjaan berketerampilan se-dang.72 Tentunya apa yang dikerjakan tergantung pada tempat bekerja. Pe-kerjaan-pekerjaan yang berbeda dite-mukan di sektor-sektor yang berbeda. Hampir sepertiga dari pekerjaan berada di bidang usaha jasa dan penjualan (29,6 persen) (gambar C.9). Pekerjaan tersebut sebagian besar dibutuhkan oleh per-usahaan jasa bernilai tambah rendah, terutama untuk aktivitas terkait perda-gangan grosir dan eceran serta penyedi-aan akomodasi dan penyediaan makan minum. Pekerjaan tersebut membutuh-kan kualifikasi yang sangat rendah: 44 persen pekerjaan tidak membutuhkan pendidikan formal, dan 14 persen lain-nya membutuhkan sekolah menengah
pertama. Sebaliknya, perusahaan jasa bernilai tambah tinggi membutuhkan tingkat keterampilan yang relatif lebih tinggi: lebih dari separuh (53 persen) membutuhkan setidaknya pendidikan tinggi (Diploma I atau lebih). Hanya per-usahaan TIK serta keuangan dan bisnis yang membutuhkan tingkat keterampil-an yang lebih tinggi (84 persen), seperti teknisi dan asisten profesional, mana-jer, dan pekerja tata usaha. Pekerjaan di perusahaan manufaktur sebagian besar bersifat kerah biru, terutama untuk je-nis pabrik tertentu serta untuk operator dan perakit mesin. Hal ini sesuai dengan temuan Bank Dunia (akan datang), yang melaporkan bahwa sebagian besar pe-kerjaan manufaktur adalah kerah biru dan sangat sedikit yang kerah putih.
Persyaratan pendidikan cukup rendah, terutama untuk perusahaan mikro dan kecil ... namun hal ini bergantung pada aktivitas perusahaan
Gambar C.8Persyaratan pendidikan cukup rendah, terutama untuk perusahaan mikro dan kecil ... namun hal tersebut juga tergantung dari aktivitas perusahaan
Fig. C.8
a. Kualifikasi minimum yang dibutuhkan, berdasarkan ukuran perusahaan
b. Kualifikasi minimum yang dibutuhkan, berdasarkan sektor
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: NTT = bernilai tambah tinggi. NTR = bernilai tambah rendah.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Mikro(1-9)
Kecil(10-49)
Menengah(50-249)
Besar(250+)
% da
ri se
mua
karya
wan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/ Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elektr
onik
Otom
otif
Jasa NTT Jasa NTR Manufaktur
% da
ri se
mua
karya
wan
Diploma I/IIDiploma III
Tanpa syarat pendidikanLainnyaStrata III (PhD/Doktor)
Strata II (Master) Diploma IV/Strata ISekolah Kejuruan Sekolah Menengah Atas
Sekolah Menengah Pertama
Lampiran83
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia84 Laporan Teknis
Hasil pengamatan yang lebih menda-lam terhadap para perusahaan me-nunjukkan tingkat spesialisasi yang tinggi, dengan ratra-rata perusahaan mempekerjakan dua pekerjaan unik dari KBJI 4 digit. Sesuai perkiraan, se-makin besar perusahaan, semakin be-sar pula jumlah pekerjaan unik yang dipekerjakan (gambar C.10). Median perusahaan mikro mempekerjakan 1 pekerjaan unik, median perusahaan kecil mempekerjakan 5, median peru-
sahaan menengah mempekerjakan 13, dan median perusahaan besar mem-pekerjakan 18. Selain itu, terlepas dari ukuran perusahaan, lapangan pekerja-an sangat terkonsentrasi di satu, dua, atau tiga pekerjaan unik. Sebagai con-toh, median perusahaan besar (yang mempekerjakan 18 pekerjaan unik) mempekerjakan 57 persen pekerjanya hanya untuk satu jenis pekerjaan, 15 persen untuk pekerjaan kedua, dan 8 persen untuk pekerjaan ketiga, menyi-
Pekerjaan berketerampilan sedang adalah yang paling dicari, namun permintaan pekerjaan bervariasi sesuai dengan sektor
Gambar C.9
Distribusi Pekerjaan, berdasarkan Ukuran PerusahaanGambar C.10
Distribution of Occupations, by Firm Size Fig. C.10
a. Distribusi permintaan pekerjaan unik 4 digit, berdasarkan ukuran perusahaan
b. Konsentrasi lapangan pekerjaan untuk pekerjaan yang paling banyak, berdasarkan ukuran perusahaan
Sumber: Berdasarkan data SPKK.
15
13
18
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Num
ber o
f uniq
ue 4-
digit o
ccupa
tions
Mikro(1-9)
Kecil(10-49)
Menengah(50-249)
Besar(250+)
% da
ri lap
anga
n pek
erjaa
n
Mikro(1-9)
Kecil(10-49)
Menengah(50-249)
Besar(250+)
77
52 4757
18
1817
15
3
119
8
1
1927 21
Semua pekerjaan lainPekerjaan ke 3 terbanyakPekerjaan ke 2 terbanyak
Pekerjaan terbanyak
Mid-level skill occupations are the most demanded but occupational demand vary by sector
Fig. C.9
a. Distribusi lapangan kerja, berdasarkan jenis pekerjaan 1 digit
b. Distribusi lapangan kerja, berdasarkan sektor dan jenis pekerjaan 1 digit
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan:NTT = bernilai tambah tinggi. NTR = bernilai tambah rendah.
9.6
4.8
5.5
8.3
29.6
0.1
14.5
11.6
16.0
Manager
Profesional
Teknisi dan asisten profesional
Tenaga Tata Usaha
Tenaga Usaha Jasa dan Tenaga Penjualan
Pekerja Terampil Pertanian,Kehutanan dan Perikanan
Pekerja Pengolahan,Kerajinan, dan YBDI
Operator dan Perakit Mesin
Pekerjaan dasar
Keter
ampil
an Ti
nggi
Keter
ampil
anSe
dang
:Ke
rah P
utih
Keter
ampil
anSe
dang
:Ke
rah B
iruKe
teram
pilan
Rend
ah
0102030405060708090
100
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/ Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elek
tronik
Otom
otif
Jasa NTT Jasa NTR Manufaktur
% of
all e
mplo
yees
Keterampilan RendahKeterampilan Tinggi
Keterampilan Sedang: Kerah PutihKeterampilan Sedang: Kerah Biru
sakan 21 persen lapangan pekerjaan untuk 15 pekerjaan yang tersisa.
Upah meningkat mengikuti skala per-usahaan. Rincian upah median menu-rut ukuran perusahaan dan pekerjaan menunjukkan bahwa perusahaan besar membayar upah yang lebih tinggi untuk semua jenis pekerjaan (gambar C.11). Sesuai perkiraan, kecuali perusahaan mikro, pekerjaan berketerampilan ting-gi—seperti manajer, profesional, teknisi dan asisten profesional—dibayar lebih tinggi dibanding yang berketerampilan rendah. Hal ini konsisten dengan hasil positif investasi modal manusia dan pe-nyesuaian upah terhadap produktivitas. Ukuran perusahaan merupakan faktor penting penentu upah: pekerja berke-terampilan tinggi yang dipekerjakan di perusahaan mikro dengan produktivi-tas rendah cenderung berpenghasilan lebih rendah daripada pekerja berkete-rampilan rendah di perusahaan besar. Upah rata-rata bulanan untuk manajer dan profesional di perusahaan mikro
(Rp 3 juta) lebih rendah daripada upah rata-rata bulanan untuk pekerja berke-terampilan sedang dan rendah di peru-sahaan besar (antara Rp 3,89 juta dan Rp 3,5 juta).
Sektor yang terkait dengan produkti-vitas yang lebih tinggi membayar upah yang lebih tinggi. Upah median un-tuk perusahaan jasa bernilai tambah rendah, terlepas dari sektornya, le-bih rendah dibanding perusahaan jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur. Hal ini konsisten dengan hasil analisis berdasarkan data survei manufaktur: produktivitas dan upah tenaga ker-ja cenderung lebih tinggi pada aktivi-tas dengan intensitas teknologi tinggi (seperti perusahaan kimia, elektronik, dan otomotif) dan lebih rendah pada aktivitas tekstil serta makanan dan minuman (Bank Dunia, akan datang). Perbedaan upah juga mungkin terkait dengan formalitas perusahaan (per-usahaan yang lebih besar umumnya formal).
Upah Bulanan Median, berdasarkan Jenis Pekerjaan, Ukuran Perusahaan, dan Sektor
Gambar C.11 Median Monthly Wages, by Occupation, Firm Size, and Sector Fig. C.11
a. Upah bulanan median, berdasarkan pekerjaan dan ukuran perusahaan
b. Upah bulanan median, berdasarkan sektor
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: NTT = bernilai tambah tinggi. NTR = bernilai tambah rendah.
0
2
4
6
8
10
12
14
Man
ajer
Prof
esion
al
Tekn
isi da
n Asis
ten Pr
ofes
ional
Tena
ga Ta
ta Us
aha
Tena
ga U
saha
Jasa
dan
Tena
ga Pe
njuala
n
Peke
rja Te
ram
pil Pe
rtania
n
Peke
rja Pe
ngola
han,
Kera
jinan
, dan
YBDI
Op. &
Pera
kit M
esin
Peke
rjaan
Das
ar
Keterampilan Tinggi Keterampilan Sedang KeterampilanRendah
Upah
Rata-
rata
(IDR)
Mikro (1-9) Kecil (10-49) Menengah (50-249) Besar (250+)
0
1
2
3
4
5
6
7
TIK
Keua
ngan
& Bi
snis
Peng
angk
utan
& Pe
rgud
anga
n
Kons
truks
i
Lainn
ya
Man
ufak
tur E
kon K
r
Gros
ir/ Ec
eran
Akom
odas
i & M
akan
-Minu
m
Mak
anan
& M
inum
an
Teks
til
Kimia
Elektr
onik
Otom
otif
Jasa NTT Jasa NTR Manufaktur
Upah
Rata-
rata
(IDR)
Lampiran85
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia86 Laporan Teknis
Lampiran D. Pekerjaan dengan Tanda-tanda Kelangkaan Keterampilan
KBJI Nama jabatan Tanda kelangkaan
1221 Manajer Penjualan Dan Pemasaran Sulit diisi dan tidak dibuka
1323 Manajer Konstruksi Sulit direkrut dan tidak dibuka
2144 Ahli Teknik Mekanika Sulit diisi dan tidak dibuka
2166 Perancang Grafis Dan Multimedia Sulit direkrut dan tidak dibuka
2411 Akuntan Sulit direkrut dan tidak dibuka
2431 Profesional Periklanan Dan Pemasaran Sulit diisi dan tidak dibuka
2434 Profesional Penjualan Produk Teknologi Komunikasi Dan Informasi
Sulit direkrut dan sulit diisi
2514 Pemrogram Aplikasi Sulit direkrut dan sulit diisi
2611 Pengacara Semua tanda
2641 Pengarang Dan Penulis YBDI Semua tanda
2642 Wartawan Semua tanda
3122 Supervisor Manufaktur Sulit diisi dan tidak dibuka
3123 Supervisor Konstruksi Sulit diisi dan tidak dibuka
3141 Teknisi Ilmu Hayati (Selain Kedokteran) Sulit direkrut dan sulit diisi
3321 Perwakilan Asuransi Sulit diisi dan tidak dibuka
3334 Agen Real Estate Dan Manajer Properti Sulit diisi dan tidak dibuka
3513 Teknisi Jaringan Dan Sistem Komputer Sulit diisi dan tidak dibuka
4229 Tenaga tata usaha informasi pelanggan YTDL Sulit direkrut dan tidak dibuka
4323 Juru tata usaha transportasi Sulit diisi dan tidak dibuka
5131 Pramusaji Sulit diisi dan tidak dibuka
5246 Petugas Konter Layanan Makanan Sulit diisi dan tidak dibuka
5414 Penjaga Keamanan Sulit diisi dan tidak dibuka
7233 Mekanik Dan Tukang Reparasi Mesin Pertanian Dan Industri
Sulit diisi dan tidak dibuka
7422 Pekerja Instalasi Dan Servis Peralatan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Sulit diisi dan tidak dibuka
7511 Pemotong Hewan, Penjual Ikan Segar, Dan Pengolah Makanan YBDI
Sulit diisi dan tidak dibuka
7531 Pembuat Pakaian, Pakaian Dari Kulit, Dan Penutup Kepala Sulit diisi dan tidak dibuka
7532 Pembuat Dan Pemotong Pola Garmen Dan YBDI Sulit diisi dan tidak dibuka
7533 Tukang Jahit, Penyulam, Dan YBDI Sulit diisi dan tidak dibuka
7543 Penguji Dan Penilai Kualitas Produk (Selain Produk Ma-kanan Dan Minuman)
Sulit diisi dan tidak dibuka
8152 Operator Mesin Tenun dan Rajut Sulit diisi dan tidak dibuka
8153 Operator Mesin Jahit Sulit direkrut dan tidak dibuka
8183 Operator Mesin Pengisian Botol, Pelabelan, dan Pengemasan
Sulit diisi dan tidak dibuka
8322 Pengemudi mobil, taksi, dan van Sulit diisi dan tidak dibuka
9214 Buruh Kebun Bibit Dan Taman Sulit direkrut dan sulit diisi
9321 Buruh Pengemasan Sulit diisi dan tidak dibuka
9329 Buruh Industri Pengolahan YTDL Sulit diisi dan tidak dibuka
9411 Asisten Juru Masak/Penyiap Makanan Cepat Saji Sulit diisi dan tidak dibuka
9622 Pekerja Serabutan Sulit direkrut dan tidak dibuka
Catatan: Mencakup 38 pekerjaan dengan satu atau lebih tanda kelangkaan. Sulit diisi = pekerjaan yang sulit diisi. Sulit direkrut = pekerjaan yang sulit direkrut karena keterbatasan pelamar dengan keterampilan yang tepat. Tidak dibuka = pekerjaan yang lowongannya tidak dibuka oleh perusahaan karena dianggap su-lit menemukan pekerja dengan keterampilan yang sesuai. Semua tanda = pekerjaan dengan ketiga tanda.
KBJI Nama Jenis Pekerjaan Cerah Jabatan spesifik DPK yang defisit dan tumpang tindih
2141 Ahli Teknik Industri Dan Produksi Ahli Teknik Lingkungan (Environmental Engineer);
Ahli Teknik Produksi (Production Engineer);
Ahli Teknik Proses (Process Engineer)
2142 Ahli teknik sipil Ahli Teknik Sipil
2166 Perancang grafis dan multimedia Desainer Grafis, Desainer Layout, dan Animator
2263 Ahli Kesehatan Dan Kebersihan Lingkungan Kerja
Ahli Teknik Lingkungan (Environmental Engineer);
Ahli Teknik Produksi (Production Engineer);
Ahli Teknik Proses (Process Engineer)
2413 Analis keuangan Bendahara (dalam Industri Perbankan)
2512 Pengembang perangkat lunak Pengembang Aplikasi dan Sistem
3112 Teknisi teknik bangunan Surveyor
3131 Operator Mesin Produksi Tenaga Listrik
Operator Pembangkit Listrik
3257 Asisten Dan Pengawas Kesehatan Lingkungan Dan Pekerjaan
Pengawas Keamanan, Kesehatan, dan Kualitas
3322 Perwakilan penjualan komersial Manajer Area, Manajer Cabang dan Manajer Regional Bidang Retail
7233 Mekanik Dan Tukang Reparasi Mesin Pertanian Dan Industri
Petani terampil dalam bidang pertanian organik dan berkelanjutan dan Petani terampil dalam bidang mi-nyak kelapa sawit dan penanaman cokelat
8344 Operator Forklift Pengemudi Truk Berat
9214 Buruh Kebun Bibit Dan Taman Petani terampil dalam bidang minyak kelapa sawit dan penanaman cokelat
Lampiran E. Daftar Pekerjaan Cerah yang Tumpang Tindih dengan Daftar Pekerjaan Kritis (DPK) 2018
Distribusi Lapangan Pekerjaan untuk Jenis Pekerjaan Cerah, berdasarkan Sektor Perusahaan
Gambar F.1Lampiran F. Statistik Tambahan untuk Pekerjaan Cerah
Distribution of Employment in Bright Occupations, by Firm Sector
Fig. F.1
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: Ekon Kr. = ekonomi kreatif. TIK = teknologi informasi dan komunikasi.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1346
2141
2142
2149
2161
2166
2263
2413
2431
2512
2514
2641
2642
3112
3122
3123
3131
3257
3322
3331
3341
3513
4110
4120
4132
4222
4416
4419
5112
5151
5243
5244
5249
7126
7127
7233
7319
7412
7413
8131
8141
8211
8219
8322
8344
9214
9329
9334
9621
Lainnya Manufaktur (Ekon Kr.) Grosir/Eceran (Ekon Kr.) Akomodasi & makan-minumTIK Keuangan & Bisnis Pengangkutan & pergudangan KonstruksiMakanan & Minuman Tekstil Kimia ElektronikOtomotif
4-digit KBJI
seba
gai %
dari
total
lapa
ngan
kerja
Lampiran87
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia88 Laporan Teknis
Rata-rata Umur Perusahaan yang Melakukan Perekrutan untuk Pekerjaan Cerah
Gambar F.2
Tingkat Pendidikan yang Diperlukan untuk Pekerjaan CerahGambar F.3
Average Age of Firms Hiring Bright OccupationsFig. F.2
Sumber: Berdasarkan data SPKK.Catatan: Garis abu-abu di seluruh pekerjaan adalah umur rata-rata dari semua perusahaan. Area abu-abu adalah +/−1 standard deviation untuk semua perusahaan.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1346
2141
2142
2149
2161
2166
2263
2413
2431
2512
2514
2641
2642
3112
3122
3123
3131
3257
3322
3331
3341
3513
4110
4120
4132
4222
4416
4419
5112
5151
5243
5244
5249
7126
7127
7233
7319
7412
7413
8131
8141
8211
8219
8322
8344
9214
9329
9334
9621
4-digit KBJI
Rata-
rata
Umur
Peru
saha
an
Education Level Required for Bright OccupationsFig. F.3
Sumber: Berdasarkan data DPKK.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1346
2141
2142
2149
2161
2166
2263
2413
2431
2512
2642
3112
3122
3123
3131
3257
3322
3331
3341
3513
4110
4120
4132
4222
4416
4419
5151
5243
5244
5249
7127
7233
8131
8141
8211
8219
8322
8344
9214
9329
9334
9621
Tanpa syarat pendidikan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menegah AtasSekolah Kejuruan Diploma I/II Diploma IIIDiploma IV/Strata I Strata II (Master) Strata III (PhD/Doktor)
4-digit KBJI
seba
gai %
dari
total
lapa
ngan
kerja
Lampiran G. Klaster-klaster 42 Pekerjaan Cerah
Kla
ster
Jum
lah
tota
l
peke
rjaa
n
Uku
ran
peru
saha
an
(tot
al p
eker
ja)
Pen
didi
kan
Upa
hS
ekto
rLa
pang
an P
eker
jaan
Uku
ran
Jum
lah
rata
-rat
a
peke
rja
Ting
kat
Tahu
n
rata
-rat
a
Ting
kat
upah
Nila
iU
tam
a
(Ked
ua)
%
NTR
%
NTT
%
Man
.
Ting
kat
Tota
l%
dar
i
cera
h
% d
ari
sem
ua
19
Keci
l-m
enen
gah
54Ren
dah
6.1
Ren
dah
3,07
9,73
1 N
TR (N
TT)
6423
13Le
bih
besa
r
651,61
2 46
7
218
Men
enga
h10
6Sed
ang
13.1
Sed
ang
4,08
5,68
6 N
TT (N
TR)
2759
14Le
bih
besa
r
566,
265
40
6
38
Lebi
h be
sar
372
Sed
ang
12.0
Sed
ang-
ting
gi5,
279,
757
Man
. 1
1980
Lebi
h
keci
l
145,
624
102
47
Men
enga
h-be
sar
195
Ting
gi15
.1Ti
nggi
9,00
8,78
0 N
TT0
8911
Lebi
h
keci
l
44,7
10
30.
5
Cat
atan
: NTT
= N
ilai T
amba
h Ti
nggi
. NTR
= N
ilai T
amba
h Ren
dah.
Man
. = M
anuf
aktu
r.
Lampiran89
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia90 Laporan Teknis
Lampiran H. Kuesioner SPKK
1
Lam
pira
n H
. Kue
sion
er S
PKK
SURV
EI P
EKER
JAAN
DAN
KES
EMPA
TAN
KERJ
A
RAHA
SIA
ID U
SAHA
/PER
USA
HAAN
└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
IDT.
STA
TUS
USA
HA/P
ERU
SAHA
AN
1.
NO
N M
ANU
FAKT
UR
2.
MAN
UFA
KTU
R
Info
rmas
i Pew
awan
cara
IV
WR.
Pew
awan
cara
SU
P. P
enga
was
Nam
a __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__└─┴
─
┴─┘
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
└─┴
─
┴─┘
Nom
or te
lepo
n └─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┘
COV.
A AP
AKAH
USA
HA/P
ERU
SAHA
AN P
ENGG
ANTI
?
1. Ya
3.
Tidak
è L
EMBA
R PE
RSET
UJUA
N
COV.
A1
JIKA
“YA”
, MAS
UKK
AN ID
USA
HA/P
ERU
SAHA
AN O
RIGI
NAL
/YAN
G DI
GAN
TI
└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
COV.
A2
JIKA
“YA”
, BER
APA
KALI
PEW
AWAN
CARA
TEL
AH B
ERU
SAHA
MEL
AKU
KAN
PEN
GGAN
TIAN
?
└─┴
─┘
LEM
BAR
PERS
ETU
JUAN
Se
lam
at p
agi/
sian
g/so
re, n
ama
saya
[m
asuk
kan
nam
a]. S
aat
ini s
aya
seda
ng m
engu
mpu
lkan
dat
a un
tuk
sebu
ah s
tudi
ten
tang
jeni
s pe
kerja
an y
ang
diin
gink
an o
leh
pem
ilik/
pim
pina
n us
aha/
peru
saha
an d
i Ind
ones
ia.
3
a.III
.3
NAM
A BE
RDAS
ARKA
N 2
DIG
IT K
BLI [
CAPI
]
(GO
LON
GAN
PO
KOK
USA
HA/P
ERU
SAHA
AN)
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
(CAP
I CEK
, PRO
GRA
M LO
AD D
ARI
2 DI
GIT
KBL
I)
a.III
.4
2-DI
GIT
KBLI
[CAP
I] └─┴
─┘
III.5
Ap
akah
keg
iata
n ut
ama
dari
usah
a/pe
rusa
haan
ini a
dala
h
[BAC
AKAN
GO
LON
GAN
PO
KOK
BERD
ASAR
KAN
2-D
IGIT
KBL
I ]
1.
Ya è
SEK
SI I
3.
Tida
k
a.III
.5ax
Ap
a ya
ng d
ilaku
kan
dan
diha
silka
n ol
eh p
erus
ahaa
n in
i
(TU
LISK
AN P
ROSE
SNYA
, BA
HAN
, M
ANU
AL/M
ESIN
, KE
PEM
ILIK
AN,
WIL
AYAH
OPE
RASI
ON
AL/P
EMAS
ARAN
,LO
KASI
USA
HA B
ERPI
NDA
H –
PIN
DAH/
MEN
ETAP
)
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
_
III.5
a KA
TEGO
RI
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___ _
____
____
____
____
____
____
__ └
─┘
III.5
b GO
LON
GAN
PO
KOK
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___ _
____
____
____
____
____
____
__ └
─┴─┘
è H
ASIL
KU
NJU
NG
AN
Lampiran91
Indonesia’s Occupational Employment Outlook 92 Technical Report
1
Lam
pira
n H
. Kue
sion
er S
PKK
SURV
EI P
EKER
JAAN
DAN
KES
EMPA
TAN
KERJ
A
RAHA
SIA
ID U
SAHA
/PER
USA
HAAN
└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
IDT.
STA
TUS
USA
HA/P
ERU
SAHA
AN
1.
NO
N M
ANU
FAKT
UR
2.
MAN
UFA
KTU
R
Info
rmas
i Pew
awan
cara
IV
WR.
Pew
awan
cara
SU
P. P
enga
was
Nam
a __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__└─┴
─
┴─┘
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
└─┴
─
┴─┘
Nom
or te
lepo
n └─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┴
─┴─┘
COV.
A AP
AKAH
USA
HA/P
ERU
SAHA
AN P
ENGG
ANTI
?
1. Ya
3.
Tidak
è L
EMBA
R PE
RSET
UJUA
N
COV.
A1
JIKA
“YA”
, MAS
UKK
AN ID
USA
HA/P
ERU
SAHA
AN O
RIGI
NAL
/YAN
G DI
GAN
TI
└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
COV.
A2
JIKA
“YA”
, BER
APA
KALI
PEW
AWAN
CARA
TEL
AH B
ERU
SAHA
MEL
AKU
KAN
PEN
GGAN
TIAN
?
└─┴
─┘
LEM
BAR
PERS
ETU
JUAN
Se
lam
at p
agi/
sian
g/so
re, n
ama
saya
[m
asuk
kan
nam
a]. S
aat
ini s
aya
seda
ng m
engu
mpu
lkan
dat
a un
tuk
sebu
ah s
tudi
ten
tang
jeni
s pe
kerja
an y
ang
diin
gink
an o
leh
pem
ilik/
pim
pina
n us
aha/
peru
saha
an d
i Ind
ones
ia.
2
Unt
uk m
embe
rikan
info
rmas
i kep
ada
Pem
erin
tah
Indo
nesi
a te
ntan
g pe
rmin
taan
tena
ga k
erja
di I
ndon
esia
, Bap
pena
s bek
erja
sam
a de
ngan
Ban
k Du
nia
dan
Surv
eyM
ETER
m
elak
ukan
Sur
vei P
eker
jaan
dan
Low
onga
n Ke
rja. S
urve
i ini
men
gum
pulk
an d
ata
yang
aku
rat d
an le
ngka
p te
ntan
g pe
kerja
an sa
at in
i dan
pek
erja
an y
ang
diha
rapk
an d
i se
tiap
usah
a/pe
rusa
haan
yan
g di
surv
ei, s
erta
info
rmas
i des
krip
tif d
asar
tent
ang
usah
a/pe
rusa
haan
dan
sum
ber d
aya
man
usia
nya.
U
saha
/Per
usah
aan
I/B/
S te
lah
terp
ilih
seca
ra a
cak,
bes
erta
ratu
san
usah
a/pe
rusa
haan
yan
g la
in u
ntuk
men
jadi
sam
pel d
ari s
tudi
ini.
Info
rmas
i yan
g ak
an I/
B/S
berik
an
sepe
nuhn
ya b
ersi
fat
raha
sia.
Na m
a da
n da
ta u
saha
/per
usah
aan
I/B/
S tid
ak a
kan
pern
ah d
imun
culk
an d
alam
lapo
ran
mau
pun
data
set.
Info
rmas
i yan
g di
pero
leh
dari
stud
i ini
aka
n sa
ngat
ber
man
faat
dal
am m
emfo
rmul
asik
an k
ebija
kan-
kebi
jaka
n da
n pr
ogra
m-p
rogr
am b
aru
untu
k m
enin
gkat
kan
akse
s us
aha/
peru
saha
an t
erha
dap
peke
rja y
ang
berk
eahl
ian.
Su
rvei
ini a
kan
berla
ngsu
ng s
ekita
r 1 ja
m. J
ika
I/B/
S m
emili
ki p
erta
nyaa
n la
njut
an, I
/B/S
dap
at m
engh
ubun
gi B
onda
n Si
koki
di b
onda
n_si
koki
@su
rvey
met
er.o
rg (+
62-
811-
253-
956)
. CO
V.0.
Apa
kah
usah
a/pe
rusa
haan
ber
sedi
a di
waw
anca
rai ?
1. Y
a
3. T
idak
è H
asil
Kunj
unga
n
4
SEKS
I I. I
NFO
RMAS
I USA
HA/P
ERU
SAHA
AN
Istil
ah ‘u
saha
/per
usah
aan’
dis
ini m
enga
cu p
ada
‘pen
diria
n/te
mpa
t ker
ja’,
beru
pa lo
kasi
fisi
k ya
ng je
las d
iman
a pe
kerja
/pem
beri
kerja
mel
akuk
an a
ktiv
itas e
kono
mi.
‘Usa
ha/p
erus
ahaa
n’ b
ukan
men
gacu
pad
a ru
anga
n ka
ntor
, bag
ian,
ban
guna
n at
au ja
lur p
rodu
ksi y
ang
men
jadi
bag
ian
dari
kesa
tuan
yan
g le
bih
besa
r.
I.1
PROP
INSI
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
KO
DE: └
─┴
─┘
I.2
KA
BUPA
TEN/
KOTA
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
KO
DE: └
─┴
─┘
I.3
KE
CAMA
TAN
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__
KODE
: └─
┴─
┴─
┘
I.4
DESA
/KEL
URAH
AN
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__
KODE
: └─
┴─
┴─
┘
I.5
Klas
ifikas
i des
a 1.
Kota
2. De
sa
I.6
Nama
usah
a/per
usah
aan
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__
I.7
Alam
at us
aha/p
erus
ahaa
n ( T
ULIS
SAM
PAI K
ECAM
ATAN
) __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
I.8
Nomo
r tele
pon
A. P
STN└
─┴
─┴
─┴
─┘
-└─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┘
B. H
P. └
─┴
─┴
─┴
─┘
-└─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┘pe
milik
____
____
____
____
____
_
W.
TB
I.9
Nomo
r fax
1.└
─┴
─┴
─┴
─┘
-└─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┘
6. T
IDAK
BER
LAKU
I.1
0 Em
ail
1.___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
_
6.
TIDA
K BE
RLAK
U
I.11
Web
site
1.___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
_
6.
TIDA
K BE
RLAK
U
I.12
Jarin
gan u
saha
/peru
saha
an
1. Ka
ntor t
ungg
al è
SEK
SI II
2. Ka
ntor p
usat
è S
EKSI
II 3.
Kanto
r cab
ang
4. Pe
rwak
ilan
5. Pa
brik
(man
ufaktu
r) 6.
Unit p
emba
ntu /p
enun
jang
I.13
[JIKA
JAW
ABAN
I.12 =
3, 4,
5, 6]
a.
Nama
kanto
r pus
at : _
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
b. Al
amat
kanto
r pus
at : _
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
c. Pr
opins
i
: ___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__ └
─┴
─┘
d. Ka
bupa
ten/K
ota
: ___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__ └
─┴
─┘
Lampiran93
Indonesia’s Occupational Employment Outlook 94 Technical Report
5
SEKS
I II.
INFO
RMAS
I RES
PON
DEN
U
ntuk
usa
ha/p
erus
ahaa
n de
ngan
jum
lah
peke
rja le
bih
sedi
kit d
ari 2
0 or
ang,
resp
onde
n ya
ng d
iwaw
anca
rai a
dala
h pe
mili
k/CE
O/m
anaj
er. U
ntuk
usa
ha/p
erus
ahaa
n ya
ng le
bih
besa
r, id
ealn
ya m
anaj
er su
mbe
r day
a m
anus
ia (S
DM) d
an m
anaj
er p
rodu
ksi b
isa
men
jaw
ab b
ersa
ma-
sam
a; ji
ka ti
dak,
waw
anca
rai m
anag
er S
DM te
rlebi
h da
hulu
kem
udia
n m
anaj
er p
rodu
ksi.
JIka
kedu
a m
anaj
er te
rseb
ut ti
dak
ada,
waw
anca
rai C
EO/p
emili
k/m
anaj
er u
mum
.
Cata
t nam
a, n
omer
tele
pon,
ala
mat
em
ail,
jeni
s kel
amin
, um
ur d
ari s
etia
p re
spon
den
yang
diw
awan
cara
i. Jik
a te
rdap
at b
eber
apa
oran
g da
ri us
aha/
peru
saha
an y
ang
sam
a be
rhas
il di
waw
anca
rai,
tand
ai m
odul
man
a sa
ja y
ang
mer
eka
sele
saik
an.
1
2 3
II.0
Mod
ul
└──┴
──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┴
──┘
II.1
Nam
a __
____
____
____
____
____
____
____
___
____
____
____
____
____
____
____
____
_ __
____
____
____
____
____
____
____
___
II.2
Hand
phon
e
1. └
─┴
─┴
─┴
─┘
-└─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┴─
┘
1.└─
┴─
┴─
┴─
┘-└
─┴
─┴
─┴
─┴
─┴
─┴
─┴
─┘
1.
└─
┴─
┴─
┴─
┘-└
─┴
─┴
─┴
─┴
─┴
─┴
─┴
─┘
6. TB
6.
TB
6. TB
II.3
Jeni
s kel
amin
1.
La
ki-la
ki
3.
Pere
mpu
an
1.
Laki
-laki
3.
Pe
rem
puan
1.
La
ki-la
ki
3.
Pere
mpu
an
II.4
Um
ur
└──┴
──┘
Tahu
n └─
─┴──
┘ Ta
hun
└──┴
──┘
Tahu
n
II.5
Jam
mul
ai w
awan
cara
└
─┴
─┘
:└─
┴─
┘
└─
┴─
┘:└
─┴
─┘
└
─┴
─┘
:└─
┴─
┘
II.6
Jam
sele
sai w
awan
cara
└
─┴
─┘
:└─
┴─
┘
└─
┴─
┘:└
─┴
─┘
└
─┴
─┘
:└─
┴─
┘
II.7
Lam
a w
awan
cara
(d
ihitu
ng
oleh
pro
gram
) └─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
II.8
Jaba
tan
di u
saha
/per
usah
aan
└─┴
─┘__
____
____
____
____
____
____
└─┴
─┘__
____
____
____
____
____
____
└─┴
─┘__
____
____
____
____
____
____
II.9
Uni
t/de
part
emen
└─
─┘__
____
____
____
____
____
____
└─
─┘ _
____
____
____
____
____
____
_ └─
─┘__
____
____
____
____
____
____
II.10
Ka
pan
[…]
mul
ai
beke
rja
di
usah
a/pe
rusa
haan
ini
└─
┴─
┘/└
─┴
─┘
/└─
┴─
┴─
┴─
┘
└─
┴─
┘/└
─┴
─┘
/└─
┴─
┴─
┴─
┘
└─
┴─
┘/└
─┴
─┘
/└─
┴─
┴─
┴─
┘
Kode
unt
uk II
.8:
01.
Man
ajer
SDM
04
. Pa
rtne
r 08
. M
anaj
er
Kode
unt
uk II
.9:
A.
Pem
asar
an
D.
Keua
ngan
. G.
Ba
gian
um
um
6
02.
Pem
ilik
03.
Pres
iden
/wak
il pr
esid
en/C
hief
Ex
ecut
ive
Offi
cer (
CEO
)
05.
Dire
ktur
06
. M
anaj
er
umum
07
. St
af k
euan
gan
09.
Man
ajer
pro
duks
i 95
. La
inny
a,
sebu
tkan
__
____
___
B.
Prod
uksi
C.
Ope
rasi
E.
SDM
F.
Hu
kum
V.
La
inny
a,
sebu
tkan
____
____
____
_ W
.
TB
7
SEKS
I III.
MO
DUL
1: IN
FORM
ASI D
ASAR
& U
SAHA
/PER
USA
HAAN
Sa
ya a
kan
mem
ulai
den
gan
men
anya
kan
bebe
rapa
per
tany
aan
umum
.
III.1
CA
PI C
EK :
JIKA
I.1
2 D
IJAW
AB 3
,4,5
,6
Pada
ta
hun
bera
pa
usah
a/pe
rusa
haan
in
duk
dari
usah
a/pe
rusa
haan
ini m
ulai
ber
oper
asi?
1.
Tahu
n └─┴
─┴─┴
─┘
8. T
IDAK
TAH
U
III.2
Pa
da ta
hun
bera
pa u
saha
/per
usah
aan
ini m
ulai
ber
oper
asi ?
1.
Ta
hun
└─┴
─┴─┴
─┘
8. T
IDAK
TAH
U
III.3
N
AMA
BERD
ASAR
KAN
2 D
IGIT
KBL
I [CA
PI]
(GO
LON
GAN
PO
KOK
USA
HA/P
ERU
SAHA
AN)
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
_
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
(CAP
I CEK
, PRO
GRA
M L
OAD
DAR
I 2
DIG
IT K
BLI)
III.4
2-
DIGI
T KB
LI [C
API]
└─┴
─┘
III.5
ax
Apa
yang
dila
kuka
n da
n di
hasil
kan
oleh
per
usah
aan
ini
(TU
LISK
AN P
ROSE
SNYA
, BAH
AN, M
A NU
AL/M
ESIN
, KEP
EMIL
IKAN
, W
ILAY
AH
OPE
RASI
ON
AL/P
EMAS
ARAN
,LO
KASI
U
SAHA
BE
RPIN
DAH
– PI
NDA
H/M
ENET
AP )
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
III.5
c GO
LON
GAN
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
_ └─┴
─┴─┘
III.5
d SU
B GO
LON
GAN
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
_ └─┴
─┴─┴
─┘
III.5
e KE
LOM
POK
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
└─┴
─┴─┴
─┴─┘
III.6
SA
AT IN
I APA
KEG
IATA
N U
TAM
A DA
RI U
SAHA
/PER
USA
HAAN
INI?
CA
PI L
OAD
DAR
I III.
5e
a.
5-di
git K
BLI
:
└─┴
─┴─┴
─┴─┘
b.
Nam
a be
rdas
arka
n 5-
digi
t KBL
I :__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
III.7
Je
nis u
saha
/per
usah
aan
? 01
. Pe
rusa
haan
mili
k ne
gara
(Ba
dan
Usa
ha M
ilik
Neg
ara/
Daer
ah, B
UM
N/D
) 02
. Pe
rser
oan
Terb
atas
(PT)
06.
Yaya
san
07
. Ba
dan
usah
a kh
usus
08
. Pe
rusa
haan
asin
g/pe
rwak
ilan
09
. U
saha
rum
ah ta
ngga
/indi
vidu
8
03.
Kerja
sam
a te
rbat
as
(Com
man
dita
ire
Venn
oots
chap
, CV)
04
. Ke
rjasa
ma
umum
05
. Ko
pera
si/da
na p
ensiu
n
10.
Rum
ah ta
ngga
95
. La
inny
a, se
butk
an _
____
____
__
III.8
Se
butk
an k
epem
ilika
n da
ri u
saha
/per
usah
aan
ini
1.
Sepe
nuhn
ya k
epem
ilika
n do
mes
tik
2.
Join
t ven
ture
den
gan
asin
g
3.
Sepe
nuhn
ya k
epem
ilika
n as
ing
III.9
Da
lam
3
tahu
n te
rakh
ir,
apak
ah
peng
hasil
an
dari
usah
a/pe
rusa
haan
ini (
….)
1.
Sang
at b
erku
rang
2.
Be
rkur
ang
3.
Stab
il
4.
Men
ingk
at
5.
Sang
at m
enin
gkat
8
TIDA
K TA
HU (J
ANGA
N D
IBAC
AKAN
!)
III.1
0 Da
lam
3 ta
hun
kede
pan,
I/B/
S m
empr
edik
sikan
pen
ghas
ilan
dari
usah
a/pe
rusa
haan
ini a
kan
[…](B
ACAK
AN P
ILIH
AN )
1.
Sang
at b
erku
rang
2.
Be
rkur
ang
3.
Stab
il
4.
Men
ingk
at
5.
Sang
at m
enin
gkat
8.
TI
DAK
TAHU
(JAN
GAN
DIB
ACAK
AN!)
Seka
rang
, say
a ak
an m
enan
yaka
n te
ntan
g te
naga
ker
ja d
i tem
pat i
ni. M
ohon
diin
gat k
emba
li ha
ri ga
jian
tera
khir
di u
saha
/per
usah
aan
ini (
mis
al. t
angg
al 1
).
Peke
rja te
rmas
uk p
eker
ja su
b ko
ntra
k ya
ng m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i, te
rlepa
s dar
i apa
kah
peke
rja te
rseb
ut se
men
tara
ata
u te
tap,
mus
iman
ata
u se
panj
ang
tahu
n, p
enuh
ata
u pa
ruh
wak
tu, a
sing
ata
u do
mes
tik.
Peke
rja ti
dak
term
asuk
pek
erja
lepa
s, m
agan
g, p
eker
ja su
b ko
ntra
k/ou
tsou
rcin
g ya
ng d
ipek
erja
kan
oleh
pi
hak
ketig
a da
n TI
DAK
men
erim
a pe
mba
yara
n up
ah la
ngsu
ng d
ari u
saha
ini/
tida
k m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i.
[CAT
ATAN
PEW
AWAN
CARA
: Def
inis
i ‘pe
kerja
’ ini
dite
rapk
an u
ntuk
sep
anja
ng su
rvei
.]
III.1
1 Be
rapa
ora
ng p
eker
ja y
ang
saat
ini d
ipek
erja
kan
di u
saha
/per
usah
aan
ini,
YAN
G DI
BAYA
R LA
NGS
UN
G O
LEH
PERU
SAHA
AN (M
ASU
K DA
LAM
DAF
TAR
LIST
GAJ
I PER
USA
HAAN
) ? [C
ATAT
AN P
EWAW
ANCA
RA: I
sika
n “0
” jik
a tid
ak a
da]
To
tal j
umla
h pe
kerja
di u
saha
/per
usah
aan
ini (
term
asuk
pek
erja
par
uh w
aktu
dan
pek
erja
mus
iman
) └─
─┴──┴
──┘
A.
Pe
kerja
par
uh w
aktu
(keb
alik
an d
ari p
eker
ja p
urna
wak
tu)
└──┴
──┴
──┘
B.
Pe
kerja
mus
iman
(keb
alik
an d
ari p
eker
ja y
ang
beke
rja se
panj
ang
tahu
n)
└──┴
──┴
──┘
Lampiran95
Indonesia’s Occupational Employment Outlook 96 Technical Report
9
C.
Pe
kerja
den
gan
kont
rak
deng
an p
erio
de k
ontr
ak y
ang
suda
h di
tent
ukan
(ke
balik
an d
ari p
eker
ja k
ontr
ak d
enga
n pe
riode
ko
ntra
k te
rbuk
a)
└──┴
──┴
──┘
D.
Pe
kerja
sub
kont
rak/
outs
ourc
e ya
ng m
ener
ima
pem
baya
ran
lang
sung
dar
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i └─
─┴──┴
──┘
E.
Pe
kerja
per
empu
an
└──┴
──┴
──┘
F.
Pe
kerja
asin
g
└──┴
──┴
──┘
III.1
2 Be
rapa
ora
ng p
eker
ja b
aru
yang
bar
u di
peke
rjaka
n da
lam
12
bula
n te
rakh
ir? (t
erm
asuk
pek
erja
yan
g ba
ru m
asuk
dan
kem
udia
n ke
luar
dal
am 1
2 bu
lan
tera
khir,
i.e.
tota
l pek
erja
bar
u)?
└─
─┴──┴
──┘
III.1
3 a.
Be
rapa
ora
ng p
eker
ja y
ang
kelu
ar d
ari u
saha
/per
usah
aan
ini d
alam
12
bula
n te
rakh
ir?
└──┴
──┴
──┘
b.
M
engu
ndur
kan
diri
seca
ra su
kare
la
└──┴
──┴
──┘
8
03.
Kerja
sam
a te
rbat
as
(Com
man
dita
ire
Venn
oots
chap
, CV)
04
. Ke
rjasa
ma
umum
05
. Ko
pera
si/da
na p
ensiu
n
10.
Rum
ah ta
ngga
95
. La
inny
a, se
butk
an _
____
____
__
III.8
Se
butk
an k
epem
ilika
n da
ri u
saha
/per
usah
aan
ini
1.
Sepe
nuhn
ya k
epem
ilika
n do
mes
tik
2.
Join
t ven
ture
den
gan
asin
g
3.
Sepe
nuhn
ya k
epem
ilika
n as
ing
III.9
Da
lam
3
tahu
n te
rakh
ir,
apak
ah
peng
hasil
an
dari
usah
a/pe
rusa
haan
ini (
….)
1.
Sang
at b
erku
rang
2.
Be
rkur
ang
3.
Stab
il
4.
Men
ingk
at
5.
Sang
at m
enin
gkat
8
TIDA
K TA
HU (J
ANGA
N D
IBAC
AKAN
!)
III.1
0 Da
lam
3 ta
hun
kede
pan,
I/B/
S m
empr
edik
sikan
pen
ghas
ilan
dari
usah
a/pe
rusa
haan
ini a
kan
[…](B
ACAK
AN P
ILIH
AN )
1.
Sang
at b
erku
rang
2.
Be
rkur
ang
3.
Stab
il
4.
Men
ingk
at
5.
Sang
at m
enin
gkat
8.
TI
DAK
TAHU
(JAN
GAN
DIB
ACAK
AN!)
Seka
rang
, say
a ak
an m
enan
yaka
n te
ntan
g te
naga
ker
ja d
i tem
pat i
ni. M
ohon
diin
gat k
emba
li ha
ri ga
jian
tera
khir
di u
saha
/per
usah
aan
ini (
mis
al. t
angg
al 1
).
Peke
rja te
rmas
uk p
eker
ja su
b ko
ntra
k ya
ng m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i, te
rlepa
s dar
i apa
kah
peke
rja te
rseb
ut se
men
tara
ata
u te
tap,
mus
iman
ata
u se
panj
ang
tahu
n, p
enuh
ata
u pa
ruh
wak
tu, a
sing
ata
u do
mes
tik.
Peke
rja ti
dak
term
asuk
pek
erja
lepa
s, m
agan
g, p
eker
ja su
b ko
ntra
k/ou
tsou
rcin
g ya
ng d
ipek
erja
kan
oleh
pi
hak
ketig
a da
n TI
DAK
men
erim
a pe
mba
yara
n up
ah la
ngsu
ng d
ari u
saha
ini/
tida
k m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i.
[CAT
ATAN
PEW
AWAN
CARA
: Def
inis
i ‘pe
kerja
’ ini
dite
rapk
an u
ntuk
sep
anja
ng su
rvei
.]
III.1
1 Be
rapa
ora
ng p
eker
ja y
ang
saat
ini d
ipek
erja
kan
di u
saha
/per
usah
aan
ini,
YAN
G DI
BAYA
R LA
NGS
UN
G O
LEH
PERU
SAHA
AN (M
ASU
K DA
LAM
DAF
TAR
LIST
GAJ
I PER
USA
HAAN
) ? [C
ATAT
AN P
EWAW
ANCA
RA: I
sika
n “0
” jik
a tid
ak a
da]
To
tal j
umla
h pe
kerja
di u
saha
/per
usah
aan
ini (
term
asuk
pek
erja
par
uh w
aktu
dan
pek
erja
mus
iman
) └─
─┴──┴
──┘
A.
Pe
kerja
par
uh w
aktu
(keb
alik
an d
ari p
eker
ja p
urna
wak
tu)
└──┴
──┴
──┘
B.
Pe
kerja
mus
iman
(keb
alik
an d
ari p
eker
ja y
ang
beke
rja se
panj
ang
tahu
n)
└──┴
──┴
──┘
10
MO
DUL
2: IN
FORM
ASI T
ENTA
NG
PEK
ERJA
BER
DASA
RKAN
JEN
IS P
EKER
JAAN
Se
kara
ng sa
ya a
kan
men
anya
kan
tent
ang
peke
rja y
ang
saat
ini b
eker
ja d
i usa
ha/p
erus
ahaa
n I/
B/S.
[CA
TATA
N P
EWAW
ANCA
RA: D
efin
isi ‘
peke
rja’ y
ang
sam
a di
tera
pkan
. Pe
kerja
term
asuk
pek
erja
sub
kont
rak
yang
mas
uk k
e da
lam
daf
tar g
aji u
saha
/per
usah
aan
ini,
terle
pas d
ari a
paka
h pe
kerja
ters
ebut
sem
enta
ra a
tau
teta
p, m
usim
an a
tau
sepa
njan
g ta
hun,
pen
uh a
tau
paru
h w
aktu
, asi
ng a
tau
dom
estik
. Pe
kerja
tida
k te
rmas
uk p
eker
ja le
pas,
mag
ang,
pek
erja
sub
kont
rak/
outs
ourc
ing
yang
dip
eker
jaka
n ol
eh
piha
k ke
tiga
dan
TIDA
K m
ener
ima
pem
baya
ran
upah
lang
sung
dar
i usa
ha in
i/ ti
dak
mas
uk k
e da
lam
daf
tar g
aji u
saha
/per
usah
aan
ini.]
N
o Pe
kerja
an
IV.5
IV
.6
IV.6
a IV
.7
IV.1
a IV
.1
IV.2
IV
.3
IV.4
Ju
mla
h pe
kerja
SA
AT
INI
Kual
ifika
si m
inim
um
yang
di
butu
hka
n
Perio
de/c
ara
pem
baya
ran
Upa
h/Ga
ji
Upa
h ra
ta-r
ata
per b
ulan
(in
Rupi
ah) [
Pew
awan
cara
m
engk
onve
rsi m
enja
di u
pah
per b
ulan
]
Apa
tuga
s ut
ama
[.....
] JO
BDES
Sebu
tkan
pek
erja
an
apa
pada
dig
it pe
rtam
a KB
JI ya
ng
ada
peke
rjany
a di
us
aha/
peru
saha
an in
i [G
UN
AKAN
MEN
U
DRO
P DO
WN
]
Sebu
tkan
pek
erja
an
apa
pada
dig
it ke
dua
KBJI
yang
ad
a pe
kerja
nya
di
usah
a/pe
rusa
haan
in
i [GU
NAK
AN
MEN
U D
ROP
DOW
N]
Sebu
tkan
pek
erja
an
apa
pada
dig
it ke
tiga
KBJI
yang
ad
a pe
kerja
nya
di
usah
a/pe
rusa
haan
t i
ni [G
UN
AKAN
M
ENU
DRO
P DO
WN
]]
Sebu
tkan
pek
erja
an
apa
pada
dig
it ke
empa
t KBJ
I yan
g ad
a pe
kerja
nya
di
usah
a/pe
rusa
haan
in
i [GU
NAK
AN
MEN
U D
ROP
DOW
N]]
Pe
kerja
an
1
└──┴
──┘
└──┴
──┘
1. Pe
rjam
2.
Perh
ari
3. Pe
rmin
ggu
4. Pe
rbul
an
5. Bo
rong
an
6. Pe
runi
t pe
kerja
an
1. └─
─┴──
┘└──┴
──┴
──┘└
──┴
──┴
──┘
6. TI
DAK
BERL
AKU
7. M
ENO
LAK
MEN
JAW
AB
8. TI
DAK
TAHU
Pe
kerja
an
2
└──┴
──┘
└──┴
──┘
1. Pe
rjam
2.
Perh
ari
3. Pe
rmin
ggu
4. Pe
rbul
an
5. Bo
rong
an
6. Pe
runi
t pek
erja
an
1. └─
─┴──
┘└──┴
──┴
──┘└
──┴
──┴
──┘
6. TI
DAK
BERL
AKU
7. M
ENO
LAK
MEN
JAW
AB
8. TI
DAK
TAHU
Pe
kerja
an
3
└──┴
──┘
└──┴
──┘
1. Pe
rjam
2.
Perh
ari
3. Pe
rmin
ggu
4. Pe
rbul
an
5. Bo
rong
an
6. Pe
runi
t pek
erja
an
1. └─
─┴──
┘└──┴
──┴
──┘└
──┴
──┴
──┘
6. TI
DAK
BERL
AKU
7. M
ENO
LAK
MEN
JAW
AB
8. TI
DAK
TAHU
ds
t └─
─┴──
┘ └─
─┴──
┘
1. Pe
rjam
2.
Perh
ari
3. Pe
rmin
ggu
1. └─
─┴──
┘└──┴
──┴
──┘└
──┴
──┴
──┘
6. TI
DAK
BERL
AKU
11
4. Pe
rbul
an
5. Bo
rong
an
6. Pe
runi
t pek
erja
an
7. M
ENO
LAK
MEN
JAW
AB
8. TI
DAK
TAHU
Kode
unt
uk IV
.6:
01.
SMP
atau
dib
awah
nya
02
. SM
A
03.
SMK
04.
Dipl
oma
I/II
05.
Dipl
oma
III
06.
Dipl
oma
IV/S
trat
a I
07.
Stra
ta II
(Mas
ter)
08
. St
rata
III (
PhD/
Dokt
or)
95.
Lain
nya,
sebu
tkan
____
____
___
96.
T
idak
ada
kua
lifik
asi P
endi
dika
n
MO
DUL
3: IN
FORM
ASI K
ELU
AR M
ASU
K PE
KERJ
A BE
RDAS
ARKA
N JE
NIS
PEK
ERJA
AN
Seka
rang
saya
aka
n m
enan
yaka
n te
ntan
g lo
won
gan
dan
arus
kel
uar m
asuk
pek
erja
di u
saha
/per
usah
aan
I/B/
S. [C
ATAT
AN P
EWAW
ANCA
RA: D
efin
isi ‘
peke
rja’ y
ang
sam
a di
tera
pkan
. Pe
kerja
term
asuk
pek
erja
sub
kon
trak
yan
g m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i, te
rlepa
s da
ri ap
akah
pek
erja
ters
ebut
sem
enta
ra a
tau
teta
p,
mus
iman
ata
u se
panj
ang
tahu
n, p
enuh
ata
u pa
ruh
wak
tu, a
sing
ata
u do
mes
tik.
Peke
rja ti
dak
term
asuk
pek
erja
lepa
s, m
agan
g, p
eker
ja s
ub k
ontr
ak/o
utso
urci
ng y
ang
dipe
kerja
kan
oleh
pih
ak k
etig
a da
n TI
DAK
men
erim
a pe
mba
yara
n up
ah la
ngsu
ng d
ari u
saha
ini/
tida
k m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i.]
V.1
Dala
m 1
2 bu
lan
tera
khir,
apa
kah
usah
a/pe
rusa
haan
I/B
/S i
ni p
erna
h m
eren
cana
kan
mem
buka
lo
won
gan
peke
rjaan
na
mun
m
emba
talk
an
renc
ana
ters
ebut
kar
ena
khaw
atir
tidak
aka
n m
enda
patk
an p
eker
ja d
enga
n ke
tram
pila
n ya
ng d
iper
luka
n?
1.
Ya
3 Ti
dak è
V.3
V.2
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an y
ang
I/B/
S re
ncan
akan
aka
n di
buka
low
onga
n na
mun
tida
k ja
di te
rseb
ut
Dekr
ipsi
KB
JI
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Lampiran97
Indonesia’s Occupational Employment Outlook 98 Technical Report
11
4. Pe
rbul
an
5. Bo
rong
an
6. Pe
runi
t pek
erja
an
7. M
ENO
LAK
MEN
JAW
AB
8. TI
DAK
TAHU
Kode
unt
uk IV
.6:
01.
SMP
atau
dib
awah
nya
02
. SM
A
03.
SMK
04.
Dipl
oma
I/II
05.
Dipl
oma
III
06.
Dipl
oma
IV/S
trat
a I
07.
Stra
ta II
(Mas
ter)
08
. St
rata
III (
PhD/
Dokt
or)
95.
Lain
nya,
sebu
tkan
____
____
___
96.
T
idak
ada
kua
lifik
asi P
endi
dika
n
MO
DUL
3: IN
FORM
ASI K
ELU
AR M
ASU
K PE
KERJ
A BE
RDAS
ARKA
N JE
NIS
PEK
ERJA
AN
Seka
rang
saya
aka
n m
enan
yaka
n te
ntan
g lo
won
gan
dan
arus
kel
uar m
asuk
pek
erja
di u
saha
/per
usah
aan
I/B/
S. [C
ATAT
AN P
EWAW
ANCA
RA: D
efin
isi ‘
peke
rja’ y
ang
sam
a di
tera
pkan
. Pe
kerja
term
asuk
pek
erja
sub
kon
trak
yan
g m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i, te
rlepa
s da
ri ap
akah
pek
erja
ters
ebut
sem
enta
ra a
tau
teta
p,
mus
iman
ata
u se
panj
ang
tahu
n, p
enuh
ata
u pa
ruh
wak
tu, a
sing
ata
u do
mes
tik.
Peke
rja ti
dak
term
asuk
pek
erja
lepa
s, m
agan
g, p
eker
ja s
ub k
ontr
ak/o
utso
urci
ng y
ang
dipe
kerja
kan
oleh
pih
ak k
etig
a da
n TI
DAK
men
erim
a pe
mba
yara
n up
ah la
ngsu
ng d
ari u
saha
ini/
tida
k m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i.]
V.1
Dala
m 1
2 bu
lan
tera
khir,
apa
kah
usah
a/pe
rusa
haan
I/B
/S i
ni p
erna
h m
eren
cana
kan
mem
buka
lo
won
gan
peke
rjaan
na
mun
m
emba
talk
an
renc
ana
ters
ebut
kar
ena
khaw
atir
tidak
aka
n m
enda
patk
an p
eker
ja d
enga
n ke
tram
pila
n ya
ng d
iper
luka
n?
1.
Ya
3 Ti
dak è
V.3
V.2
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an y
ang
I/B/
S re
ncan
akan
aka
n di
buka
low
onga
n na
mun
tida
k ja
di te
rseb
ut
Dekr
ipsi
KB
JI
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
13
V.3
Apak
ah u
saha
/per
usah
aan
ini p
erna
h m
enco
ba m
erek
rut p
eker
ja d
alam
12
bula
n te
rakh
ir?
1.
Ya
3.
Tida
k è
V.5
V.4
Sebu
tkan
pek
erja
an y
ang
dico
ba u
ntuk
dire
krut
ters
ebut
V.
4A
V.4B
V.
4C
V.4D
De
skrip
si 4-
digi
t KBJ
I Ap
akah
susa
h un
tuk
mer
ekru
t pek
erja
unt
uk
peke
rjaan
[..]?
Apa
peny
ebab
uta
ma
rekr
utm
en su
sah?
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3 Ti
dak ê
1. Y
a └─
─┴──
┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Kode
unt
uk V
.4D:
1.
Tida
k ad
a/se
diki
t pel
amar
2.
Pel
amar
tida
k mem
iliki
keah
lian
yang
dip
erlu
kan
3.
Pela
mar
mem
inta
upa
h le
bih
tingg
i dar
i yan
g di
taw
arka
n
4.
Pela
mar
tida
k m
enyu
kai k
ondi
si ke
rja
5.
Lain
nya,
sebu
tkan
___
____
____
_
8.
TIDA
K TA
HU
11
4. Pe
rbul
an
5. Bo
rong
an
6. Pe
runi
t pek
erja
an
7. M
ENO
LAK
MEN
JAW
AB
8. TI
DAK
TAHU
Kode
unt
uk IV
.6:
01.
SMP
atau
dib
awah
nya
02
. SM
A
03.
SMK
04.
Dipl
oma
I/II
05.
Dipl
oma
III
06.
Dipl
oma
IV/S
trat
a I
07.
Stra
ta II
(Mas
ter)
08
. St
rata
III (
PhD/
Dokt
or)
95.
Lain
nya,
sebu
tkan
____
____
___
96.
T
idak
ada
kua
lifik
asi P
endi
dika
n
MO
DUL
3: IN
FORM
ASI K
ELU
AR M
ASU
K PE
KERJ
A BE
RDAS
ARKA
N JE
NIS
PEK
ERJA
AN
Seka
rang
saya
aka
n m
enan
yaka
n te
ntan
g lo
won
gan
dan
arus
kel
uar m
asuk
pek
erja
di u
saha
/per
usah
aan
I/B/
S. [C
ATAT
AN P
EWAW
ANCA
RA: D
efin
isi ‘
peke
rja’ y
ang
sam
a di
tera
pkan
. Pe
kerja
term
asuk
pek
erja
sub
kon
trak
yan
g m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i, te
rlepa
s da
ri ap
akah
pek
erja
ters
ebut
sem
enta
ra a
tau
teta
p,
mus
iman
ata
u se
panj
ang
tahu
n, p
enuh
ata
u pa
ruh
wak
tu, a
sing
ata
u do
mes
tik.
Peke
rja ti
dak
term
asuk
pek
erja
lepa
s, m
agan
g, p
eker
ja s
ub k
ontr
ak/o
utso
urci
ng y
ang
dipe
kerja
kan
oleh
pih
ak k
etig
a da
n TI
DAK
men
erim
a pe
mba
yara
n up
ah la
ngsu
ng d
ari u
saha
ini/
tida
k m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i.]
V.1
Dala
m 1
2 bu
lan
tera
khir,
apa
kah
usah
a/pe
rusa
haan
I/B
/S i
ni p
erna
h m
eren
cana
kan
mem
buka
lo
won
gan
peke
rjaan
na
mun
m
emba
talk
an
renc
ana
ters
ebut
kar
ena
khaw
atir
tidak
aka
n m
enda
patk
an p
eker
ja d
enga
n ke
tram
pila
n ya
ng d
iper
luka
n?
1.
Ya
3 Ti
dak è
V.3
V.2
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an y
ang
I/B/
S re
ncan
akan
aka
n di
buka
low
onga
n na
mun
tida
k ja
di te
rseb
ut
Dekr
ipsi
KB
JI
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
11
4. Pe
rbul
an
5. Bo
rong
an
6. Pe
runi
t pek
erja
an
7. M
ENO
LAK
MEN
JAW
AB
8. TI
DAK
TAHU
Kode
unt
uk IV
.6:
01.
SMP
atau
dib
awah
nya
02
. SM
A
03.
SMK
04.
Dipl
oma
I/II
05.
Dipl
oma
III
06.
Dipl
oma
IV/S
trat
a I
07.
Stra
ta II
(Mas
ter)
08
. St
rata
III (
PhD/
Dokt
or)
95.
Lain
nya,
sebu
tkan
____
____
___
96.
T
idak
ada
kua
lifik
asi P
endi
dika
n
MO
DUL
3: IN
FORM
ASI K
ELU
AR M
ASU
K PE
KERJ
A BE
RDAS
ARKA
N JE
NIS
PEK
ERJA
AN
Seka
rang
saya
aka
n m
enan
yaka
n te
ntan
g lo
won
gan
dan
arus
kel
uar m
asuk
pek
erja
di u
saha
/per
usah
aan
I/B/
S. [C
ATAT
AN P
EWAW
ANCA
RA: D
efin
isi ‘
peke
rja’ y
ang
sam
a di
tera
pkan
. Pe
kerja
term
asuk
pek
erja
sub
kon
trak
yan
g m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i, te
rlepa
s da
ri ap
akah
pek
erja
ters
ebut
sem
enta
ra a
tau
teta
p,
mus
iman
ata
u se
panj
ang
tahu
n, p
enuh
ata
u pa
ruh
wak
tu, a
sing
ata
u do
mes
tik.
Peke
rja ti
dak
term
asuk
pek
erja
lepa
s, m
agan
g, p
eker
ja s
ub k
ontr
ak/o
utso
urci
ng y
ang
dipe
kerja
kan
oleh
pih
ak k
etig
a da
n TI
DAK
men
erim
a pe
mba
yara
n up
ah la
ngsu
ng d
ari u
saha
ini/
tida
k m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i.]
V.1
Dala
m 1
2 bu
lan
tera
khir,
apa
kah
usah
a/pe
rusa
haan
I/B
/S i
ni p
erna
h m
eren
cana
kan
mem
buka
lo
won
gan
peke
rjaan
na
mun
m
emba
talk
an
renc
ana
ters
ebut
kar
ena
khaw
atir
tidak
aka
n m
enda
patk
an p
eker
ja d
enga
n ke
tram
pila
n ya
ng d
iper
luka
n?
1.
Ya
3 Ti
dak è
V.3
V.2
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an y
ang
I/B/
S re
ncan
akan
aka
n di
buka
low
onga
n na
mun
tida
k ja
di te
rseb
ut
Dekr
ipsi
KB
JI
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
12
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 7
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 8
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 9
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 1
0 __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
11
4. Pe
rbul
an
5. Bo
rong
an
6. Pe
runi
t pek
erja
an
7. M
ENO
LAK
MEN
JAW
AB
8. TI
DAK
TAHU
Kode
unt
uk IV
.6:
01.
SMP
atau
dib
awah
nya
02
. SM
A
03.
SMK
04.
Dipl
oma
I/II
05.
Dipl
oma
III
06.
Dipl
oma
IV/S
trat
a I
07.
Stra
ta II
(Mas
ter)
08
. St
rata
III (
PhD/
Dokt
or)
95.
Lain
nya,
sebu
tkan
____
____
___
96.
T
idak
ada
kua
lifik
asi P
endi
dika
n
MO
DUL
3: IN
FORM
ASI K
ELU
AR M
ASU
K PE
KERJ
A BE
RDAS
ARKA
N JE
NIS
PEK
ERJA
AN
Seka
rang
saya
aka
n m
enan
yaka
n te
ntan
g lo
won
gan
dan
arus
kel
uar m
asuk
pek
erja
di u
saha
/per
usah
aan
I/B/
S. [C
ATAT
AN P
EWAW
ANCA
RA: D
efin
isi ‘
peke
rja’ y
ang
sam
a di
tera
pkan
. Pe
kerja
term
asuk
pek
erja
sub
kon
trak
yan
g m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i, te
rlepa
s da
ri ap
akah
pek
erja
ters
ebut
sem
enta
ra a
tau
teta
p,
mus
iman
ata
u se
panj
ang
tahu
n, p
enuh
ata
u pa
ruh
wak
tu, a
sing
ata
u do
mes
tik.
Peke
rja ti
dak
term
asuk
pek
erja
lepa
s, m
agan
g, p
eker
ja s
ub k
ontr
ak/o
utso
urci
ng y
ang
dipe
kerja
kan
oleh
pih
ak k
etig
a da
n TI
DAK
men
erim
a pe
mba
yara
n up
ah la
ngsu
ng d
ari u
saha
ini/
tida
k m
asuk
ke
dala
m d
afta
r gaj
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i.]
V.1
Dala
m 1
2 bu
lan
tera
khir,
apa
kah
usah
a/pe
rusa
haan
I/B
/S i
ni p
erna
h m
eren
cana
kan
mem
buka
lo
won
gan
peke
rjaan
na
mun
m
emba
talk
an
renc
ana
ters
ebut
kar
ena
khaw
atir
tidak
aka
n m
enda
patk
an p
eker
ja d
enga
n ke
tram
pila
n ya
ng d
iper
luka
n?
1.
Ya
3 Ti
dak è
V.3
V.2
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an y
ang
I/B/
S re
ncan
akan
aka
n di
buka
low
onga
n na
mun
tida
k ja
di te
rseb
ut
Dekr
ipsi
KB
JI
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
_ └─
─┴──┴
──┴
──┘
13
V.3
Apak
ah u
saha
/per
usah
aan
ini p
erna
h m
enco
ba m
erek
rut p
eker
ja d
alam
12
bula
n te
rakh
ir?
1.
Ya
3.
Tida
k è
V.5
V.4
Sebu
tkan
pek
erja
an y
ang
dico
ba u
ntuk
dire
krut
ters
ebut
V.
4A
V.4B
V.
4C
V.4D
De
skrip
si 4-
digi
t KBJ
I Ap
akah
susa
h un
tuk
mer
ekru
t pek
erja
unt
uk
peke
rjaan
[..]?
Apa
peny
ebab
uta
ma
rekr
utm
en su
sah?
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3 Ti
dak ê
1. Y
a └─
─┴──
┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
3. T
idak
ê 1
. Ya
└──┴
──┘
Kode
unt
uk V
.4D:
1.
Tida
k ad
a/se
diki
t pel
amar
2.
Pel
amar
tida
k mem
iliki
keah
lian
yang
dip
erlu
kan
3.
Pela
mar
mem
inta
upa
h le
bih
tingg
i dar
i yan
g di
taw
arka
n
4.
Pela
mar
tida
k m
enyu
kai k
ondi
si ke
rja
5.
Lain
nya,
sebu
tkan
___
____
____
_
8.
TIDA
K TA
HU
14
V.5
Apak
ah u
saha
/per
usah
aan
ini s
edan
g m
embu
ka lo
won
gan
peke
rjaan
bar
u at
au b
eren
cana
men
gum
umka
n lo
won
gan
peke
rjaan
bar
u da
lam
dua
m
ingg
u ke
dep
an?
1.
Ya
3.
Tida
k è
V.7
V.6
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an y
ang
dibu
ka/a
kan
dibu
ka lo
won
gan
dala
m d
ua m
ingg
u ke
dep
an
V.6A
V.
6B
V.6C
V.
6D
Desk
ripsi
4-di
git K
BJI
Bera
pa lo
won
gan
yang
di
buka
? [IS
IKAN
“9
998”
JIKA
TID
AK
TAHU
]
Suda
h be
rapa
lam
a lo
won
gan
ters
ebut
dib
uka?
[MIN
GGU
] [E
NU
MER
ATO
R: IS
IKAN
“99
98”
JIKA
TIDA
K TA
HU. I
SIKA
N “
0” JI
KA
LOW
ON
GAN
BEL
UM
DIB
UKA
]
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Lampiran99
Indonesia’s Occupational Employment Outlook 100 Technical Report
14
V.5
Apak
ah u
saha
/per
usah
aan
ini s
edan
g m
embu
ka lo
won
gan
peke
rjaan
bar
u at
au b
eren
cana
men
gum
umka
n lo
won
gan
peke
rjaan
bar
u da
lam
dua
m
ingg
u ke
dep
an?
1.
Ya
3.
Tida
k è
V.7
V.6
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an y
ang
dibu
ka/a
kan
dibu
ka lo
won
gan
dala
m d
ua m
ingg
u ke
dep
an
V.6A
V.
6B
V.6C
V.
6D
Desk
ripsi
4-di
git K
BJI
Bera
pa lo
won
gan
yang
di
buka
? [IS
IKAN
“9
998”
JIKA
TID
AK
TAHU
]
Suda
h be
rapa
lam
a lo
won
gan
ters
ebut
dib
uka?
[MIN
GGU
] [E
NU
MER
ATO
R: IS
IKAN
“99
98”
JIKA
TIDA
K TA
HU. I
SIKA
N “
0” JI
KA
LOW
ON
GAN
BEL
UM
DIB
UKA
]
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
15
Peni
ngka
tan
jum
lah
peke
rja
[CAT
ATAN
PEW
AWAN
CARA
: pe
ning
kata
n be
rart
i pe
nam
baha
n da
lam
art
i ‘b
ersi
h’,
mis
al j
umla
h pe
kerja
bar
u ya
ng d
ipek
erja
kan
diku
rang
i ju
mla
h pe
kerja
yan
g di
peca
t/m
engu
ndur
kan
diri]
V.7a
Ap
akah
ada
jeni
s pek
erja
an, d
iman
a ju
mla
h pe
kerja
nya
men
ingk
at d
alam
12
bula
n te
rakh
ir ?
1.
Ya
3.
Tida
k è
V.8
V.7
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an d
iusa
ha/p
erus
ahaa
n in
i dim
ana
jum
lah
peke
rjany
a m
enin
gkat
dal
am 1
2 bu
lan
tera
khir
:
V.7A
V.
7B
V.7C
V.
7D
Desk
ripsi
4-di
git K
BJI
Bera
pa b
anya
k le
bihn
ya
jum
lah
peke
rja d
i […
.]
diba
ndin
gkan
12
bula
n ya
ng
lalu
[ISI
KAN
“99
98”
JIKA
TIDA
K TA
HU]
Bera
pa b
anya
k ju
mla
h pe
kerja
yan
g be
kerja
di
[,,,,]
saat
ini [
ISIK
AN
“999
8” JI
KA T
IDAK
TAH
U]
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
16
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
17
V.8
Apak
ah u
saha
/per
usah
aan
ini m
eren
cana
kan
men
ingk
atka
n ju
mla
h pe
kerja
da
lam
12
bula
n m
enda
tang
?
1.
Ya
3.
Tida
k è
V.1
1
V.9
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an d
iusa
ha/p
erus
ahaa
n in
i dim
ana
jum
lah
peke
rjany
a ak
an d
iting
katk
an d
alam
12
bula
n m
enda
tang
:
V.9A
V.
9B
V.9C
V.
9D
Desk
ripsi
4-di
git K
BJI
Sebe
rapa
ban
yak
peni
ngka
tan
jum
lah
peke
rja y
ang
diha
rapk
an p
ada
[…] d
alam
12
bula
n m
enda
tang
[IS
IKAN
“9
998”
JIKA
TID
AK T
AHU
]
Bera
pa b
anya
k ju
mla
h pe
kerja
yan
g be
kerja
di
[…] s
aat i
ni [I
SIKA
N
“999
8” JI
KA T
IDAK
TAH
U]
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
V.10
A.
Men
ingk
atny
a in
vest
asi p
ada
mes
in/p
eral
atan
└──┘
Lampiran101
Indonesia’s Occupational Employment Outlook 102 Technical Report
17
V.8
Apak
ah u
saha
/per
usah
aan
ini m
eren
cana
kan
men
ingk
atka
n ju
mla
h pe
kerja
da
lam
12
bula
n m
enda
tang
?
1.
Ya
3.
Tida
k è
V.1
1
V.9
Sebu
tkan
jeni
s pek
erja
an d
iusa
ha/p
erus
ahaa
n in
i dim
ana
jum
lah
peke
rjany
a ak
an d
iting
katk
an d
alam
12
bula
n m
enda
tang
:
V.9A
V.
9B
V.9C
V.
9D
Desk
ripsi
4-di
git K
BJI
Sebe
rapa
ban
yak
peni
ngka
tan
jum
lah
peke
rja y
ang
diha
rapk
an p
ada
[…] d
alam
12
bula
n m
enda
tang
[IS
IKAN
“9
998”
JIKA
TID
AK T
AHU
]
Bera
pa b
anya
k ju
mla
h pe
kerja
yan
g be
kerja
di
[…] s
aat i
ni [I
SIKA
N
“999
8” JI
KA T
IDAK
TAH
U]
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
V.10
A.
Men
ingk
atny
a in
vest
asi p
ada
mes
in/p
eral
atan
└──┘
18
M
enga
pa
usah
a/pe
rusa
haan
in
i m
eren
cana
kan
peni
ngka
tan
jum
lah
peke
rja?
Sebu
tkan
3 a
lasa
n pa
ling
utam
a [R
ANGK
ING]
B.
Men
ingk
atny
a pr
oduk
si
└──┘
C. P
enge
mba
ngan
bisn
is, m
embu
ka c
aban
g/ou
tlet b
aru
└──┘
D. F
akto
r mus
iman
yan
g m
endu
kung
, misa
l cua
ca
└──┘
E. M
enin
gkat
nya
perm
inta
an p
asar
dan
/ata
u pe
sana
n └─
─┘
V. L
ainn
ya, _
____
____
____
____
____
____
└─
─┘
19
Peng
uran
gan
jum
lah
peke
rja
CATA
TAN
PEW
AWAN
CARA
: pen
gura
ngan
ber
arti
peng
uran
gan
dala
m a
rti b
ersi
h, m
isal
jum
lah
peke
rja y
ang
dipe
cat/
dibe
rhen
tikan
/men
gund
urka
n di
ri d
ikur
angi
jum
lah
peke
rja b
aru
yang
men
ggan
tikan
yan
g di
peca
t/di
berh
entik
an/m
engu
ndur
kan
diri
ters
ebut
.
V.11
Ap
akah
usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i men
gura
ngi j
umla
h pe
kerja
dal
am 1
2 bu
lan
tera
khir?
1.
Ya
3.
Tida
k è
V.1
3
V.12
Se
butk
an je
nis p
eker
jaan
diu
saha
/per
usah
aan
ini d
iman
a ju
mla
h pe
kerja
nya
berk
uran
g da
lam
12
bula
n te
rakh
ir :
V.12
A V.
12B
V.12
C V.
12D
Desk
ripsi
4-di
git K
BJI
Bera
pa b
anya
k be
rkur
angn
ya
jum
lah
peke
rja d
i […
] di
band
ingk
an 1
2 bu
lan
yang
la
lu [I
SIKA
N “
9998
” JIK
A TI
DAK
TAHU
]
BERA
PA B
ANYA
K JU
MLA
H PE
KERJ
A YA
NG
BEKE
RJA
DI […
] SAA
T IN
I [IS
IKAN
“9
998”
JIKA
TID
AK T
AHU
]
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
20
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
21
V.13
Ap
akah
usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i mer
enca
naka
n m
engu
rang
i jum
lah
peke
rja
dala
m 1
2 bu
lan
men
data
ng?
1.
Ya
3.
Tida
k è
MO
DUL
5
V.14
Se
butk
an je
nis p
eker
jaan
diu
saha
/per
usah
aan
ini d
iman
a ju
mla
h p
eker
jany
a ak
an d
ikur
angi
dal
am 1
2 bu
lan
men
data
ng :
V.14
A V.
14B
V.14
C V.
14D
Desk
ripsi
4-di
git K
BJI
Sebe
rapa
ban
yak
peng
uran
gan
jum
lah
peke
rja
yang
dih
arap
kan
pada
[…]
dala
m 1
2 bu
lan
men
data
ng
[ISIK
AN “
9998
” JIK
A TI
DAK
TAHU
]
BERA
PA B
ANYA
K JU
MLA
H PE
KERJ
A YA
NG
BEKE
RJA
DI […
] SAA
T IN
I [IS
IKAN
“9
998”
JIKA
TID
AK T
AHU
]
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
V.15
Men
gapa
us
aha/
peru
saha
an
ini
mer
enca
naka
n pe
ngur
anga
n ju
mla
h pe
kerja
? Se
butk
an 3
ala
san
palin
g ut
ama
[RAN
GKIN
G]
A. P
engu
rang
an in
vest
asi p
ada
mes
in/p
eral
atan
└─
─┘
B. P
eker
ja d
igan
tikan
mes
in
└──┘
C. B
erku
rang
nya
prod
uksi
└──┘
Lampiran103
Indonesia’s Occupational Employment Outlook 104 Technical Report
21
V.13
Ap
akah
usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i mer
enca
naka
n m
engu
rang
i jum
lah
peke
rja
dala
m 1
2 bu
lan
men
data
ng?
1.
Ya
3.
Tida
k è
MO
DUL
5
V.14
Se
butk
an je
nis p
eker
jaan
diu
saha
/per
usah
aan
ini d
iman
a ju
mla
h p
eker
jany
a ak
an d
ikur
angi
dal
am 1
2 bu
lan
men
data
ng :
V.14
A V.
14B
V.14
C V.
14D
Desk
ripsi
4-di
git K
BJI
Sebe
rapa
ban
yak
peng
uran
gan
jum
lah
peke
rja
yang
dih
arap
kan
pada
[…]
dala
m 1
2 bu
lan
men
data
ng
[ISIK
AN “
9998
” JIK
A TI
DAK
TAHU
]
BERA
PA B
ANYA
K JU
MLA
H PE
KERJ
A YA
NG
BEKE
RJA
DI […
] SAA
T IN
I [IS
IKAN
“9
998”
JIKA
TID
AK T
AHU
]
Pe
kerja
an 1
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 2
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 3
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 4
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 5
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
Pe
kerja
an 6
__
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
ds
t __
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
___
____
└─
─┴──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
└──┴
──┴
──┴
──┘
V.15
Men
gapa
us
aha/
peru
saha
an
ini
mer
enca
naka
n pe
ngur
anga
n ju
mla
h pe
kerja
? Se
butk
an 3
ala
san
palin
g ut
ama
[RAN
GKIN
G]
A. P
engu
rang
an in
vest
asi p
ada
mes
in/p
eral
atan
└─
─┘
B. P
eker
ja d
igan
tikan
mes
in
└──┘
C. B
erku
rang
nya
prod
uksi
└──┘
22
D. P
enur
unan
usa
ha, b
erku
rang
nya
caba
ng/o
utle
t └─
─┘
E. F
akto
r mus
iman
yan
g tid
ak m
endu
kung
└─
─┘
F. E
fisie
nsi k
erja
└─
─┘
G. P
engu
ndur
an d
iri
└──┘
V. L
ainn
ya, _
____
____
____
____
____
____
└─
─┘
MO
DUL
5: P
ELAT
IHAN
Be
rikut
ini s
aya
akan
men
anya
kan
tent
ang
pel
atih
an d
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i
VII.1
Ap
akah
us
aha/
Pe
rusa
haan
m
embe
rikan
pe
latih
an
bagi
pa
ra
peke
rja?
Pe
latih
an d
isini
ter
mas
uk p
elat
ihan
for
mal
(da
lam
kel
as)
mau
pun
info
rmal
(m
ento
ring,
on
-the
-job,
be
laja
r sa
mbi
l m
elak
ukan
, m
agan
g, d
ll)
1.
Ya
3.
Tida
k è
VII.
10
VII.2
Ap
akah
usa
ha/P
erus
ahaa
n m
embe
rikan
pel
atih
an?
A.
Set
elah
pek
erja
per
tam
a ka
li di
terim
a be
kerja
1.
Ya
3.
Ti
dak
B.
Ru
tin u
ntuk
sem
ua p
eker
ja
1.
Setia
p 3
bula
n
2.
Setia
p 6
bula
n
3.
Setia
p ta
hun
4.
Setia
p 2
tahu
n
6.
Tida
k a
da
C.
Ru
tin u
ntuk
beb
erap
a pe
kerja
tert
entu
1.
Ya
3.
Ti
dak
D.
Ter
gant
ung
kebu
tuha
n bi
snis
1.
Ya
3.
Ti
dak
E.
Jik
a (V
II.2)
D =
1]
sebu
tkan
con
toh
alas
an p
alin
g ak
hir
unt
uk
pela
tihan
yan
g be
rdas
arka
n ke
butu
han
01
. Pr
oses
bisn
is ya
ng b
aru
02.
Jalu
r bisn
is ya
ng b
aru
03.
Mes
in a
tau
tekn
olog
i yan
g ba
ru
04.
Peng
emba
ngan
bi
snis
yang
m
emer
luka
n ba
nyak
rekr
utm
en b
aru
05.
Suda
h la
ma
tidak
mel
akuk
an p
elat
ihan
se
jak
pela
tihan
yan
g te
rakh
ir
22
D. P
enur
unan
usa
ha, b
erku
rang
nya
caba
ng/o
utle
t └─
─┘
E. F
akto
r mus
iman
yan
g tid
ak m
endu
kung
└─
─┘
F. E
fisie
nsi k
erja
└─
─┘
G. P
engu
ndur
an d
iri
└──┘
V. L
ainn
ya, _
____
____
____
____
____
____
└─
─┘
MO
DUL
5: P
ELAT
IHAN
Be
rikut
ini s
aya
akan
men
anya
kan
tent
ang
pel
atih
an d
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i
VII.1
Ap
akah
us
aha/
Pe
rusa
haan
m
embe
rikan
pe
latih
an
bagi
pa
ra
peke
rja?
Pe
latih
an d
isini
ter
mas
uk p
elat
ihan
for
mal
(da
lam
kel
as)
mau
pun
info
rmal
(m
ento
ring,
on
-the
-job,
be
laja
r sa
mbi
l m
elak
ukan
, m
agan
g, d
ll)
1.
Ya
3.
Tida
k è
VII.
10
VII.2
Ap
akah
usa
ha/P
erus
ahaa
n m
embe
rikan
pel
atih
an?
A.
Set
elah
pek
erja
per
tam
a ka
li di
terim
a be
kerja
1.
Ya
3.
Ti
dak
B.
Ru
tin u
ntuk
sem
ua p
eker
ja
1.
Setia
p 3
bula
n
2.
Setia
p 6
bula
n
3.
Setia
p ta
hun
4.
Setia
p 2
tahu
n
6.
Tida
k a
da
C.
Ru
tin u
ntuk
beb
erap
a pe
kerja
tert
entu
1.
Ya
3.
Ti
dak
D.
Ter
gant
ung
kebu
tuha
n bi
snis
1.
Ya
3.
Ti
dak
E.
Jik
a (V
II.2)
D =
1]
sebu
tkan
con
toh
alas
an p
alin
g ak
hir
unt
uk
pela
tihan
yan
g be
rdas
arka
n ke
butu
han
01
. Pr
oses
bisn
is ya
ng b
aru
02.
Jalu
r bisn
is ya
ng b
aru
03.
Mes
in a
tau
tekn
olog
i yan
g ba
ru
04.
Peng
emba
ngan
bi
snis
yang
m
emer
luka
n ba
nyak
rekr
utm
en b
aru
05.
Suda
h la
ma
tidak
mel
akuk
an p
elat
ihan
se
jak
pela
tihan
yan
g te
rakh
ir
23
95.
Lai
nnya
____
____
____
____
___
VII.3
VI
I.4
VII.5
VI
I.6
VII.7
Siap
a ya
ng
bias
anya
di
berik
an
pela
tihan
[P
ILIH
SE
MU
A YA
NG
SE
SUAI
]
Mat
eri
pela
tihan
ap
a ya
ng
bias
anya
Per
usah
aan
berik
an?
Siap
a ya
ng
bias
anya
m
embe
rikan
pe
latih
an?
[P
ILIH
SEM
UA
YAN
G S
ESU
AI]
Dim
ana
pela
tihan
bi
asan
ya
dila
kuka
n? [
PILI
H SE
MU
A YA
NG
SE
SUAI
]
Bera
pa la
ma
bias
anya
pe
latih
an
berla
ngsu
ng?
A. P
eker
ja de
ngan
keter
ampil
an
rend
ah (p
endid
ikan S
MP/S
MA)
A. K
eter
ampi
lan
tekn
is
B. K
eter
ampi
lan
sosio
em
osio
nal
C.
Ket
eram
pila
n m
anaj
emen
D.
Nila
i-nila
i bi
snis
dan
tuju
an
usah
a/pe
rusa
haan
V.
Lain
nya,
sebu
tkan
___
____
__
A. P
eker
ja se
nior y
ang l
ebih
berp
enga
laman
/supe
rviso
r B.
Lemb
aga p
elatih
an te
rakre
ditas
i C.
Pen
yedi
a ja
sa p
elat
ihan
swas
ta (m
is.
Peny
edia
ja
sa
pela
tihan
no
n ak
redi
tasi)
A. D
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i B.
Sek
olah
C.
Tem
pat P
elat
ihan
V.
Lai
nnya
, seb
utka
n __
____
___
1. K
uran
g da
ri 1
hari
2. 2
-4 h
ari
3. 1
min
ggu
4. 1
-4 m
ingg
u
5. 1
– 6
bul
an
23
95.
Lai
nnya
____
____
____
____
___
VII.3
VI
I.4
VII.5
VI
I.6
VII.7
Siap
a ya
ng
bias
anya
di
berik
an
pela
tihan
[P
ILIH
SE
MU
A YA
NG
SE
SUAI
]
Mat
eri
pela
tihan
ap
a ya
ng
bias
anya
Per
usah
aan
berik
an?
Siap
a ya
ng
bias
anya
m
embe
rikan
pe
latih
an?
[P
ILIH
SEM
UA
YAN
G S
ESU
AI]
Dim
ana
pela
tihan
bi
asan
ya
dila
kuka
n? [
PILI
H SE
MU
A YA
NG
SE
SUAI
]
Bera
pa la
ma
bias
anya
pe
latih
an
berla
ngsu
ng?
A. P
eker
ja de
ngan
keter
ampil
an
rend
ah (p
endid
ikan S
MP/S
MA)
A. K
eter
ampi
lan
tekn
is
B. K
eter
ampi
lan
sosio
em
osio
nal
C.
Ket
eram
pila
n m
anaj
emen
D.
Nila
i-nila
i bi
snis
dan
tuju
an
usah
a/pe
rusa
haan
V.
Lain
nya,
sebu
tkan
___
____
__
A. P
eker
ja se
nior y
ang l
ebih
berp
enga
laman
/supe
rviso
r B.
Lemb
aga p
elatih
an te
rakre
ditas
i C.
Pen
yedi
a ja
sa p
elat
ihan
swas
ta (m
is.
Peny
edia
ja
sa
pela
tihan
no
n ak
redi
tasi)
A. D
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i B.
Sek
olah
C.
Tem
pat P
elat
ihan
V.
Lai
nnya
, seb
utka
n __
____
___
1. K
uran
g da
ri 1
hari
2. 2
-4 h
ari
3. 1
min
ggu
4. 1
-4 m
ingg
u
5. 1
– 6
bul
an
24
6. L
ebih
dar
i 6 b
ulan
8.
TIDA
K TA
HU
B. P
eker
ja de
ngan
keter
ampil
an
seda
ng (p
endid
ikan S
MK,
Diplo
ma I/I
I, Dipl
oma I
II)
A. K
eter
ampi
lan
tekn
is
B. K
eter
ampi
lan
sosio
em
osio
nal
C.
Ket
eram
pila
n m
anaj
emen
D.
Nila
i-nila
i bi
snis
dan
tuju
an
usah
a/pe
rusa
haan
V.
Lain
nya,
sebu
tkan
___
____
__
A. P
eker
ja se
nior y
ang l
ebih
berp
enga
laman
/supe
rviso
r B.
Lemb
aga p
elatih
an te
rakre
ditas
i C.
Pen
yedi
a ja
sa p
elat
ihan
swas
ta (m
is.
Peny
edia
ja
sa
pela
tihan
no
n ak
redi
tasi)
A. D
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i B.
Sek
olah
C.
Tem
pat P
elat
ihan
V.
Lai
nnya
, seb
utka
n __
____
___
1. K
uran
g da
ri 1
hari
2. 2
-4 h
ari
3. 1
min
ggu
4. 1
-4 m
ingg
u
5. 1
– 6
bul
an
6. L
ebih
dar
i 6 b
ulan
8.
TIDA
K TA
HU
C. P
eker
ja d
enga
n ke
tera
mpi
lan
tingg
i (p
endi
dika
n Di
plom
a IV
/Str
ata
I, St
rata
II
(Mas
ter)
, St
rata
III (
PhD/
Dokt
or)
A. K
eter
ampi
lan
tekn
is
B. K
eter
ampi
lan
sosio
em
osio
nal
C.
Ket
eram
pila
n m
anaj
emen
D.
Nila
i-nila
i bi
snis
dan
tuju
an
usah
a/pe
rusa
haan
V.
Lain
nya,
sebu
tkan
___
____
__
A. P
eker
ja se
nior y
ang l
ebih
berp
enga
laman
/supe
rviso
r B.
Lemb
aga p
elatih
an te
rakre
ditas
i C.
Pen
yedi
a ja
sa p
elat
ihan
swas
ta (m
is.
Peny
edia
ja
sa
pela
tihan
no
n ak
redi
tasi)
A. D
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i B.
Sek
olah
C.
Tem
pat P
elat
ihan
V.
Lai
nnya
, seb
utka
n __
____
___
1. K
uran
g da
ri 1
hari
2. 2
-4 h
ari
3. 1
min
ggu
4. 1
-4 m
ingg
u
5. 1
– 6
bul
an
6. L
ebih
dar
i 6 b
ulan
8.
TIDA
K TA
HU
D. B
erda
sark
an k
ebut
uhan
A.
Ket
eram
pila
n te
knis
B.
Ket
eram
pila
n so
sio e
mos
iona
l
C. K
eter
ampi
lan
man
ajem
en
D. N
ilai-n
ilai
bisn
is da
n tu
juan
us
aha/
peru
saha
an
V. La
inny
a, se
butk
an _
____
____
A. P
eker
ja se
nior y
ang l
ebih
berp
enga
laman
/supe
rviso
r B.
Lemb
aga p
elatih
an te
rakre
ditas
i C.
Pen
yedia
jasa
pelat
ihan s
wasta
(mis.
Pe
nyed
ia jas
a pela
tihan
non
akre
ditas
i)
A. D
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i B.
Sek
olah
C.
Tem
pat P
elat
ihan
V.
Lai
nnya
, seb
utka
n __
____
___
1. K
uran
g da
ri 1
hari
2.
2-4
har
i 3.
1 m
ingg
u 4.
1-4
min
ggu
5. 1
– 6
bul
an
6. L
ebih
dar
i 6 b
ulan
8.
TI
DAK
TAHU
Lampiran105
Indonesia’s Occupational Employment Outlook 106 Technical Report
24
6. L
ebih
dar
i 6 b
ulan
8.
TIDA
K TA
HU
B. P
eker
ja de
ngan
keter
ampil
an
seda
ng (p
endid
ikan S
MK,
Diplo
ma I/I
I, Dipl
oma I
II)
A. K
eter
ampi
lan
tekn
is
B. K
eter
ampi
lan
sosio
em
osio
nal
C.
Ket
eram
pila
n m
anaj
emen
D.
Nila
i- nila
i bi
snis
dan
tuju
an
usah
a/pe
rusa
haan
V.
Lain
nya,
sebu
tkan
___
____
__
A. P
eker
ja se
nior y
ang l
ebih
berp
enga
laman
/supe
rviso
r B.
Lemb
aga p
elatih
an te
rakre
ditas
i C.
Pen
yedi
a ja
sa p
elat
ihan
swas
ta (m
is.
Peny
edia
ja
sa
pela
tihan
no
n ak
redi
tasi)
A. D
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i B.
Sek
olah
C.
Tem
pat P
elat
ihan
V.
Lai
nnya
, seb
utka
n __
____
___
1. K
uran
g da
ri 1
hari
2. 2
-4 h
ari
3. 1
min
ggu
4. 1
-4 m
ingg
u
5. 1
– 6
bul
an
6. L
ebih
dar
i 6 b
ulan
8.
TIDA
K TA
HU
C. P
eker
ja d
enga
n ke
tera
mpi
lan
tingg
i (p
endi
dika
n Di
plom
a IV
/Str
ata
I, St
rata
II
(Mas
ter)
, St
rata
III (
PhD/
Dokt
or)
A. K
eter
ampi
lan
tekn
is
B. K
eter
ampi
lan
sosio
em
osio
nal
C.
Ket
eram
pila
n m
anaj
emen
D.
Nila
i- nila
i bi
snis
dan
tuju
an
usah
a/pe
rusa
haan
V.
Lain
nya,
sebu
tkan
___
____
__
A. P
eker
ja se
nior y
ang l
ebih
berp
enga
laman
/supe
rviso
r B.
Lemb
aga p
elatih
an te
rakre
ditas
i C.
Pen
yedi
a ja
sa p
elat
ihan
swas
ta (m
is.
Peny
edia
ja
sa
pela
tihan
no
n ak
redi
tasi)
A. D
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i B.
Sek
olah
C.
Tem
pat P
elat
ihan
V.
Lai
nnya
, seb
utka
n __
____
___
1. K
uran
g da
ri 1
hari
2. 2
-4 h
ari
3. 1
min
ggu
4. 1
-4 m
ingg
u
5. 1
– 6
bul
an
6. L
ebih
dar
i 6 b
ulan
8.
TIDA
K TA
HU
D. B
erda
sark
an k
ebut
uhan
A.
Ket
eram
pila
n te
knis
B.
Ket
eram
pila
n so
sio e
mos
iona
l
C. K
eter
ampi
lan
man
ajem
en
D. N
ilai- n
ilai
bisn
is da
n tu
juan
us
aha/
peru
saha
an
V. La
inny
a, se
butk
an _
____
____
A. P
eker
ja se
nior y
ang l
ebih
berp
enga
laman
/supe
rviso
r B.
Lemb
aga p
elatih
an te
rakre
ditas
i C.
Pen
yedia
jasa
pelat
ihan s
wasta
(mis.
Pe
nyed
ia jas
a pela
tihan
non
akre
ditas
i)
A. D
i usa
ha/p
erus
ahaa
n in
i B.
Sek
olah
C.
Tem
pat P
elat
ihan
V.
Lai
nnya
, seb
utka
n __
____
___
1. K
uran
g da
ri 1
hari
2.
2-4
har
i 3.
1 m
ingg
u 4.
1-4
min
ggu
5. 1
– 6
bul
an
6. L
ebih
dar
i 6 b
ulan
8.
TI
DAK
TAHU
25
VII.8
Ap
akah
usa
ha/p
erus
ahaa
n m
elak
ukan
inisi
atif
atau
diu
ndan
g ol
eh
inst
itusi
pela
tihan
/lem
baga
pem
erin
tah/
dll,
untu
k te
rliba
t/be
rsam
a sa
ma
mem
buat
kur
ikul
um/k
ompe
tens
i tek
hnis
A. Y
a, d
enga
n le
mba
ga p
elat
ihan
B.
Ya,
den
gan
pem
erin
tah
C.
Mel
alui
aso
siasi
peng
usah
a at
au K
amar
Dag
ang
è
Has
il Ku
njun
gan
W
. Ti
dak
VII.9
M
enga
pa u
saha
/per
usah
aan
I/B/
S tid
ak te
rliba
t dal
am p
enyu
suna
n ku
rikul
um p
elat
ihan
?
A. T
idak
tahu
kal
au b
isa (t
erlib
at)
B. T
erla
lu m
ahal
bia
yany
a
C. T
idak
mem
baw
a pe
ruba
han
apa-
apa
D.
Tid
ak a
da P
erm
inta
an/T
idak
dip
erlu
kan
Y. T
IDAK
TAH
U
è H
asil
Kunj
unga
n VI
I.10
Men
gapa
usa
ha/P
erus
ahaa
n tid
ak m
embe
rikan
pel
atih
an k
epad
a pe
kerja
? [P
ILIH
SEM
UA
YAN
G S
ESU
AI ]
A. M
erek
a se
haru
snya
suda
h m
enda
patk
an p
elat
ihan
di l
uar s
ebel
um b
eker
ja d
isini
B. T
idak
pun
ya su
mbe
r day
a un
tuk
mel
atih
pek
erja
C. U
saha
/per
usah
aan
tidak
mem
erlu
kan
peke
rja y
ang
lebi
h te
ram
pil/
kepe
rluan
bisn
is tid
ak m
enju
stifi
kasi
pela
tihan
V.La
inny
a___
____
____
____
___
25
VII.8
Ap
akah
usa
ha/p
erus
ahaa
n m
elak
ukan
inisi
atif
atau
diu
ndan
g ol
eh
inst
itusi
pela
tihan
/lem
baga
pem
erin
tah/
dll,
untu
k te
rliba
t/be
rsam
a sa
ma
mem
buat
kur
ikul
um/k
ompe
tens
i tek
hnis
A. Y
a, d
enga
n le
mba
ga p
elat
ihan
B.
Ya,
den
gan
pem
erin
tah
C.
Mel
alui
aso
siasi
peng
usah
a at
au K
amar
Dag
ang
è
Has
il Ku
njun
gan
W
. Ti
dak
VII.9
M
enga
pa u
saha
/per
usah
aan
I/B/
S tid
ak te
rliba
t dal
am p
enyu
suna
n ku
rikul
um p
elat
ihan
?
A. T
idak
tahu
kal
au b
isa (t
erlib
at)
B. T
erla
lu m
ahal
bia
yany
a
C. T
idak
mem
baw
a pe
ruba
han
apa-
apa
D.
Tid
ak a
da P
erm
inta
an/T
idak
dip
erlu
kan
Y. T
IDAK
TAH
U
è H
asil
Kunj
unga
n VI
I.10
Men
gapa
usa
ha/P
erus
ahaa
n tid
ak m
embe
rikan
pel
atih
an k
epad
a pe
kerja
? [P
ILIH
SEM
UA
YAN
G S
ESU
AI ]
A. M
erek
a se
haru
snya
suda
h m
enda
patk
an p
elat
ihan
di l
uar s
ebel
um b
eker
ja d
isini
B. T
idak
pun
ya su
mbe
r day
a un
tuk
mel
atih
pek
erja
C. U
saha
/per
usah
aan
tidak
mem
erlu
kan
peke
rja y
ang
lebi
h te
ram
pil/
kepe
rluan
bisn
is tid
ak m
enju
stifi
kasi
pela
tihan
V.La
inny
a___
____
____
____
___
26
Hasi
l Kun
jung
an
Tang
gal w
awan
cara
/pem
erik
saan
└
─┴
─┘
/└─
┴─
┘/└
─┴
─┴
─┴
─┘
└
─┴
─┘
/└─
┴─
┘/└
─┴
─┴
─┴
─┘
Ja
m m
ulai
waw
anca
ra/p
emer
iksa
an
└─
┴─
┘:└
─┴
─┘
└
─┴
─┘
:└─
┴─
┘
Jam
sele
sai w
awan
cara
/pem
erik
saan
└
─┴
─┘
:└─
┴─
┘
└─
┴─
┘:└
─┴
─┘
COV1
Ha
sil k
unju
ngan
1.
Se
lesa
i è C
P 2.
Se
lesa
i seb
agia
n
3.
Tida
k se
lesa
i 1.
Se
lesa
i è C
P 2.
Se
lesa
i seb
agia
n
3.
Tida
k se
lesa
i
COV2
Al
asan
sel
esai
seb
agia
n/tid
ak
sele
sai
01. R
espo
nden
tida
k ad
a di
tem
pat,
, dig
anti
deng
an ID
usa
ha/p
erus
ahaa
n:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
02. R
espo
nden
sa
kit
para
h,
, di
gant
i de
ngan
ID
us
aha/
peru
saha
an:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
03. R
espo
nden
m
enol
ak,
diga
nti
deng
an
ID
usah
a/pe
rusa
haan
:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
04. T
idak
di
tem
ukan
, di
gant
i de
ngan
ID
us
aha/
peru
saha
an:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
05. P
inda
h/Be
rada
di
lu
ar
wila
yah
sam
pel,
diga
nti
deng
an
ID
usah
a/pe
rusa
haan
:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
06. T
utup
, di
gant
i de
ngan
ID
us
aha/
peru
saha
an
:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
95. L
ainn
ya,
diga
nti
deng
an
[ID
usah
a/pe
rusa
haan
:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
01. R
espo
nden
tida
k ad
a di
tem
pat,
, dig
anti
deng
an ID
usa
ha/p
erus
ahaa
n:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
02. R
espo
nden
sa
kit
para
h,
, di
gant
i de
ngan
ID
us
aha/
peru
saha
an:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
03. R
espo
nden
m
enol
ak,
diga
nti
deng
an
ID
usah
a/pe
rusa
haan
:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
04. T
idak
di
tem
ukan
, di
gant
i de
ngan
ID
us
aha/
peru
saha
an:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
05. P
inda
h/Be
rada
di
lu
ar
wila
yah
sam
pel,
diga
nti
deng
an
ID
usah
a/pe
rusa
haan
:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
06. T
utup
, di
gant
i de
ngan
ID
us
aha/
peru
saha
an
:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
95. L
ainn
ya,
diga
nti
deng
an
[ID
usah
a/pe
rusa
haan
:
[└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
]
COV2
_ID
ID
usah
a/pe
rusa
haan
pe
ngga
nti
└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┘└─┴
─┘└─
┘└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
└─┴
─┴─┘
Lampiran107
Indonesia’s Occupational Employment Outlook 108 Technical Report
27
SEKS
I CP.
CAT
ATAN
PEW
AWAN
CARA
CP01
BA
HASA
APA
YAN
G DI
GUNA
KAN
PADA
KES
ELUR
UHAN
/SEB
AGIA
N BE
SAR
WAW
ANCA
RA?
00.
INDO
NESI
A 04
. MA
DURA
08
. GO
RONT
ALO
01.
BETA
WI
05.
SASA
K 09
. BU
GIS
02.
SUND
A 06
. MA
NDAR
IN
10.
MAKA
SAR
03
. JA
WA
07. M
ANAD
O 95
. LA
INNY
A, __
____
____
____
__
CP02
AD
AKAH
BAH
ASA
LAIN
YAN
G DI
GUNA
KAN?
1.
ADA,
└─
┴─
┘,
(KOD
E PI
LIHAN
SAM
A DE
NGAN
CP0
1)
3. TI
DAK
ADA
CP03
SI
APA
SAJA
(ORA
NG LA
IN) S
ELAI
N RE
SPON
DEN
YANG
HAD
IR P
ADA
SAAT
WAW
ANCA
RA
BERL
ANGS
UNG?
A.
__
____
____
____
____
____
____
____
_ C.
__
____
____
____
____
____
____
___
B.
____
____
____
____
____
____
____
___
D.
____
____
____
____
____
____
____
_
CP04
BA
GAIM
ANA
PENI
LAIA
N EN
UMER
ATOR
TER
HADA
P KE
TEPA
TAN
JAW
ABAN
RES
POND
EN?
1. SA
NGAT
BAI
K 4.
TIDA
K BA
IK
2. BA
IK
5. SA
NGAT
TID
AK B
AIK
3. CU
KUP
BAIK
CP05
BA
GAIM
ANA
PENI
LAIA
N EN
UMER
ATOR
TER
HADA
P KE
SUNG
GUHA
N PE
RHAT
IAN
RESP
ONDE
N?
1. SA
NGAT
BAI
K 4.
TIDA
K BA
IK
2. BA
IK
5. SA
NGAT
TID
AK B
AIK
28
3. CU
KUP
BAIK
CP06
PE
RTAN
YAAN
MAN
A YA
NG M
EMBU
AT R
ESPO
NDEN
MER
ASA
SULIT
, MAL
U, A
TAU
BING
UNG
DALA
M ME
NJAW
AB? (
TULIS
SEK
SI D
AN N
OMOR
PER
TANY
AANN
YA)
___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__
___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__
___
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
____
__
SEKS
I N
O
CATA
TAN
PEW
AWAN
CARA
1 Diskusi terbaru yang dilakukan secara mendalam dapat dilihat di World Econo-mic Forum, 2020 dan Bank Dunia, 2019c.
2 77 persen pemberi kerja menyatakan bahwa mereka mengalami kesulitan me-rekrut pekerja berketerampilan tinggi (ma-najer, tenaga profesional senior), 67 persen mengalami kesulitan merekrut pekerja berketerampilan sedang (seperti teknisi non produktif, asisten profesional, tenaga penjualan), dan 43 persen mengalami ke-sulitan merekrut pekerja berketerampilan rendah (pekerja tidak terampil, non pro-duktif) (Gomez-Mera dan Hollweg 2018).
3 Untuk diskusi lebih dalam tentang di-namika pasar tenaga kerja saat ini, lihat Bank Dunia (akan datang).
4 Kategori keterampilan yang digunakan di dalam laporan ini didefinisikan berdasar-kan jenis-jenis pekerjaan pada KBJI (Kla-sifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia) 1 digit: pekerjaan berketerampilan rendah adalah pekerja kasar (KBJI 9); pekerjaan berketerampilan sedang adalah tenaga tata usaha, tenaga usaha jasa dan tena-ga penjualan, pekerja terampil pertanian, perhutanan dan perikanan, pekerja peng-olahan, kerajinan dan YDBI, serta opera-tor dan perakit mesin (KBJI 4 - 8); dan pekerjaan berketerampilan tinggi adalah manajer, profesional, teknisi dan asisten profesional (KBJI 1 - 3). Untuk klasifika-si keterampilan empat arah yang meng-gabungkan tipe pekerjaan dengan tingkat keterampilan, lihat Bank Dunia (akan da-tang), Gambar 2.7, Tambahan Gambar 2.11.
5 Bank Dunia (akan datang), Gambar 2.7 menunjukkan bahwa dalam jenis-jenis pekerjaan, peralihan terbesar terjadi pada pekerjaan pertanian, perhutanan dan per-ikanan terampil (-18 persen, yaitu pekerja-an kerah biru berketerampilan sedang) ke pekerjaan dasar (22 persen, yang berkete-rampilan rendah) dan ke tenaga usaha jasa dan tenaga penjualan (27 persen, pekerja-an kerah putih berketerampilan sedang).
6 Berdasarkan Survei Perusahaan Bank Dunia 2015 (World Bank Enterprise Su-rvey), hanya 8 persen perusahaan yang memberikan pelatihan bagi pekerjanya
pada tahun 2015. Perusahaan manufaktur yang melakukan pelatihan hanya membe-rikan pelatihan kepada 48 persen karya-wannya (Gomez-Mera dan Hollweg 2018).
7 Untuk penjelasan lebih terperinci ten-tang ketidaksesuaian, lihat CEDEFOP (2018).
8 Indikator-indikator tidak dapat diter-jemahkan secara terpisah karena dapat menghasilkan penilaian yang tidak aku-rat. Contohnya, suatu pekerjaan dengan jumlah lowongan atau pertumbuhan la-pangan pekerjaan yang tinggi belum ten-tu memiliki kesempatan kerja yang baik karena, tergantung sifat industri atau pe-kerjaan, jenis pekerjaan tersebut mungkin juga memiliki tingkat PHK dan perputaran yang tinggi. Kasus ini dapat terjadi, mi-salnya, pada tukang ledeng yang dipeker-jakan saat konstruksi bangunan dimulai dan diberhentikan ketika selesai.
9 Diasumsikan bahwa perubahan pada permintaan pekerjaan hanya dapat dide-teksi setelah tiga sampai lima tahun.
10 Lihat Rutkowski, de Paz, dan Levine (2018) untuk definisi LMO.
11 Perusahaan jasa bernilai tambah ting-gi mencakup perusahaan menengah dan besar yang bergerak di bidang informa-si dan komunikasi (KBLI 58–63), keu-angan dan bisnis lainnya (KBLI 63–64, 68, 69–75, 77–82), pengangkutan dan pergudangan (KBLI 49–53), serta kon-struksi (KBLI 42 dan 432). Perusahaan bernilai tambah rendah meliputi semua perusahaan di bidang industri kreatif, se-suai definisi dalam Peraturan Presiden no.77/2015, dan di industri pariwisata, sesuai definisi dalam Peraturan Menteri Pariwisata No.10/2018.
12 Jumlah populasi untuk industri ma-nufaktur adalah 5.371, untuk jasa berni-lai tambah rendah sebesar 1.595.250 dan untuk jasa bernilai tambah tinggi sebesar 84.607.
13 RSE adalah eror standar yang dinya-takan dalam bentuk pecahan terhadap estimasi.
14 Tabel A1 dalam laporan pendamping Prospek Pekerjaan Jangka Pendek mela-porkan RSE untuk semua indikator yang digunakan dalam laporan teknis ini.
15 31 persen dihitung menggunakan la-pangan pekerjaan total berbobot (we-ighted) dari sampel SPKK (9.288.368 pekerja) dibanding total berbobot kar-yawan dalam Sakernas 2018 pada sam-pel provinsi dan sub-sektor (25.550.803 pekerja). Tidak mungkin memperkirakan tingkat lapangan pekerjaan yang akurat menggunakan Sakernas 2019 karena ba-sis data tidak memiliki kode KBLI 5 digit. Namun, dengan asumsi bahwa sub-sek-tor tumbuh secara merata di provinsi sampel, maka persentase cakupannya adalah 30 persen.
16 Penghitungan penuh pekerjaan memer-lukan pengumpulan data pekerjaan yang didefinisikan secara spesifik (pada kla-sifikasi 4 digit) dalam sensus penduduk. Survei ini akan didasarkan pada sampel, bukan populasi.
17 Karena wabah COVID-19, pengumpul-an data di perusahaan manufaktur tidak dapat diselesaikan, menyebabkan sampel perusahaan elektronik dan otomotif di bawah ukuran target.
18 Pembaca yang telah mengetahui hasil dari survei lain dapat melewati bagian ini.
19 Di sepanjang laporan ini, perusahaan dibagi ke dalam tiga kelompok ekonomi dan ke dalam sektor-sektor di kelompok tersebut. Kelompok ekonomi mencakup jasa bernilai tambah rendah, jasa berni-lai tambah tinggi, dan manufaktur. Jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur didefinisikan dengan kode KBLI 2 digit, sedangkan jasa bernilai tambah rendah didefinisikan dengan kode KBLI 5 digit, sebagaimana dijelaskan pada catatan kaki 11. Dengan demikian, beberapa per-usahaan dalam kelompok ekonomi jasa bernilai tambah rendah dapat terma-suk dalam sektor manufaktur. Perusa-haan-perusahaan bernilai tambah rendah ini disebut “manufaktur ekonomi kreatif” (dan ditandai sebagai “manufaktur ekon kr” pada gambar) untuk membedakan
Catatan Akhir
Catatan Akhir109
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia110 Laporan Teknis
mereka dari perusahaan-perusahaan da-lam kelompok ekonomi manufaktur.
20 Dengan mempertimbangkan cakupan SPKK yang terbatas, distribusi perusa-haan berdasarkan skalanya disesuaikan dengan sensus ekonomi terakhir. Pada ta-hun 2016, sensus melaporkan bahwa 92,1 persen perusahaan dalam negeri memi-liki kurang dari 10 pekerja, sebagian besar di bidang perdagangan grosir dan eceran, penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum, dan sub-sektor manufak-tur (BPS 2017).
21 Lihat Bank Dunia (akan datang) untuk hasil tentang Indonesia. Temuan ini ti-daklah jarang dalam literatur. Karya pen-ting dari Abowd, Kramarz dan Margolis (1999) menunjukkan bahwa faktor tetap perusahaan (firm fixed effects) menje-laskan proporsi substansial dari perbe-daan upah. Perusahaan yang membayar upah lebih tinggi, dengan kontrol terha-dap faktor manusia (person effect), ada-lah perusahaan yang lebih produktif dan lebih menguntungkan. Mereka juga lebih padat modal, tetapi tidak lebih padat karya pada kategori pekerjaan berkete-rampilan tinggi. Kami menemukan bahwa faktor manusia menjelaskan sekitar 90% perbedaan upah antar industri dan se-kitar 75% dari faktor upah berdasarkan ukuran perusahaan (firm-size wage ef-fect), sedangkan faktor perusahaan (firm effect) hubungannya relatif sedikit atau tidak ada terhadap perbedaan upah an-tar industri.
22 Dengan menggunakan data Sakernas, Agustus 2018 dan 2019, Bank Dunia (akan datang) memperkirakan bahwa 1,6 juta pekerjaan telah diciptakan di Indonesia. Namun, jumlahnya tidak dapat diekstra-polasi untuk survei ini, karena sampelnya berbeda (hanya tiga kelompok ekonomi, yang terdiri dari sub-sektor ekonomi yang sangat terpilah, yang informasi/datanya tidak tersedia di Sakernas dan daerah tertentu).
23 Statistik ini tidak dapat dibandingkan persis dengan sumber lain, karena per-tanyaan dirumuskan dengan cara yang berbeda. Analisis data Sakernas hanya mencakup penurunan pekerjaan untuk se-luruh perekonomian antara Agustus 2018 dan 2019 untuk sektor-sektor berikut:
pertanian, keuangan, dan pertambangan. Sebagaimana dijelaskan di sepanjang la-poran ini, perbandingan satu lawan satu antara Sakernas dan SPKK tidak dimung-kinkan karena kerangka/rancangan peng-ambilan sampel yang berbeda, karena SPKK tidak mencakup semua sektor atau semua wilayah. Untuk indikator dengan variasi yang lebih besar di berbagai sektor atau ruang, beberapa perbedaan mung-kin tidak sepenuhnya terkait dengan sifat survei atau pada potensi masalah selama pengumpulan data.
24 Dari baseline lapangan kerja sebesar 1.976.549 (atau 21,3 persen dari semua pekerja).
25 Garmen dari produk tekstil, rajutan, dan bordir, minyak sawit yang dapat dimakan.
26 Dengan lebih banyak jumlah putaran pengumpulan data SPKK, dimungkinkan untuk melakukan analisis jangka panjang. Namun, data saat ini cukup untuk mema-hami pekerjaan-pekerjaan dalam jangka pendek (dua hingga tiga tahun).
27 Total permintaan di setiap jenis peker-jaan dapat dihitung sebagai jumlah total pekerja yang dipekerjakan untuk jenis pekerjaan tersebut dan jumlah total lo-wongan yang tersedia di perusahaan saat survei dilakukan.
28 Setelah survei pilot dilembagakan dan diulangi secara teratur, validitas asumsi dapat diuji.
29 Hal ini dimaksud secara bersih.
30 Perubahan bersih dalam lapangan kerja (jumlah) adalah perubahan lapangan kerja selama 12 bulan terakhir dalam suatu je-nis pekerjaan.
31 Pertumbuhan lapangan pekerjaan ber-sih (persen) adalah persentase perubahan lapangan pekerjaan selama 12 bulan tera-khir dalam suatu jenis pekerjaan.
32 Indikator “total lowongan” didefinisikan sebagai jumlah total lowongan pekerjaan untuk suatu jenis pekerjaan yang tersedia di perusahaan saat survei dilakukan.
33 Indikator “total perusahaan yang men-coba merekrut” adalah jumlah total
perusahaan yang melaporkan upaya per-ekrutan pekerja selama 12 bulan terakhir untuk suatu jenis pekerjaan, terlepas dari keberhasilannya.
34 Tingkat perputaran adalah persentase karyawan yang keluar masuk pekerjaan dalam satu tahun terakhir.
35 CEDEFOP (2018). Menjelaskan penyebab umum ketidaksesuaian tersebut.
36 Pekerjaan yang sulit diisi adalah peker-jaan yang telah dibuka untuk waktu yang lama. Definisi waktu yang lama adalah jika rata-rata jumlah hari lowongan dibuka untuk jenis pekerjaan tertentu telah me-lebihi 67 hari, yang merupakan nilai yang sesuai dengan persentil ke-75 dari distri-busi jumlah hari lowongan terbuka untuk semua jenis pekerjaan.
37 Suatu pekerjaan dianggap sulit untuk direkrut jika lebih dari setengah peru-sahaan menjawab sulit untuk merekrut pekerja karena kurangnya pelamar atau kurangnya pelamar dengan keterampilan yang sesuai.
38 Terdapat dua tanda lain yang menun-jukkan kelangkaan keterampilan: (a) pe-kerjaan yang mengalami kenaikan upah yang cepat dan (b) pekerjaan yang diisi oleh pekerja dengan keterampilan yang tidak sesuai untuk jenis pekerjaan terse-but. Survei ini tidak dapat mengukur dua kasus lain tersebut.
39 Laporan pendamping Prospek Peker-jaan Jangka Pendek berisi buletin sta-tistik yang menyajikan skor dan juga 10 indikator permintaan pekerjaan yang dipilih dengan cermat untuk setiap je-nis pekerjaan yang disurvei pada tingkat spesifikasi yang berbeda (tingkat 1, 2, 3, dan 4 digit). Laporan tersebut juga berisi lampiran metodologis yang menjelaskan persyaratan-persyaratan yang menentu-kan skor untuk jenis-jenis pekerjaan di tingkat 4 digit.
40 14 dari 42 pekerjaan cerah juga ada di DPK 2018. Lihat lampiran E untuk daftar pekerjaan yang tumpang tindih.
41 Sebagian besar berarti setidaknya 75 persen pekerjaan membutuhkan tingkat pendidikan minimum tersebut.
42 Analisis klaster adalah teknik analisis data eksplorasi yang mengukur jarak un-tuk menentukan tingkat kesamaan atau perbedaan antara pengamatan-penga-matan yang didadasarkan pada satu set variabel. Untuk kelompok pekerjaan ce-rah, variabelnya mencakup total lapang-an pekerjaan di perusahaan, upah, serta persyaratan pendidikan. Kekuatan analisis klaster telah diuji, termasuk dalam sektor lapangan pekerjaan.
43 Chuah, Loayza, dan Schmillen (2018) memberikan contoh dari revolusi industri sebelumnya untuk mendukung pernyata-an ini, mengakui bahwa semua revolusi industri memiliki ciri khas masing-masing.
44 Transformasi struktural sekarang me-nuntut individu untuk memperoleh ke-terampilan baru lebih dari sekali seumur hidup.
45 Di negara-negara lain, kantor statis-tik nasional bertanggung jawab atas pengumpulan data dan LMO hanya mela-kukan survei yang disesuaikan.
46 Survei Populasi Saat Ini (Current Po-pulation Survey) adalah survei angkatan kerja bergilir di Amerika Serikat. Ini adalah survei angkatan kerja utama yang digu-nakan untuk memantau tingkat pengang-guran dan seterusnya.
47 Untuk OES, lihat www.bls.gov/oes/. OES mencakup pekerja penuh waktu dan paruh waktu, namun tidak mencakup pekerja mandiri, pemilik dan mitra di perusahaan yang tidak berbadan hukum (unincorporated), pekerja rumah tangga, atau pekerja keluarga yang tidak dibayar.
48 Untuk kuesioner Maret 2020, lihat https://www.bls.gov/respondents/oes/pdf/forms/
uuuuuu_fillable.pdf.
49 Karena perkiraan tidak selalu repre-sentatif di tingkat pekerjaan, BLS mener-bitkan rata-rata (mean) dan kesalahan standar relatif (relative standard error, RSE), sebagai tolak ukur tingkat relia-bilitas atau presisi perkiraan. Perkiraan tingkat industri mencakup hingga 6 di-git kelompok industri Sistem Klasifikasi Industri Amerika Utara (North American Industry Classification System, NAICS), yaitu sekitar 415 klasifikasi.
50 CareerOneStop adalah portal yang dis-ponsori oleh US Department of Labor, yang mengintegrasikan beberapa alat dan sumber informasi ketenagakerjaan yang dapat dipercaya di satu tempat bagi pencari kerja, pelajar, pekerja, perantara tenaga kerja, dan pemberi kerja, guna me-ningkatkan kesempatan kerja dan usaha. Lihat www.careeronestop.org
51 Program JOLTS dimulai pada tahun 1999, dan perkiraan pertama dirilis pada tahun 2002. Sebelumnya, BLS mengumpulkan informasi lowongan kerja dan perputaran pekerja melalui survei di negara bagian atau industri tertentu sesuai ketersediaan anggaran (Clark 2004). Ini tidak mencakup antara lain pemilik dan mitra bisnis yang tidak berbadan hukum, pekerja keluarga yang tidak dibayar, atau karyawan yang mogok atau cuti tanpa bayaran.
52 Untuk kuesionernya, lihat https://www.bls.
gov/jlt/jltc1.pdf.
53 Untuk publikasi BLS terbaru yang meng-gunakan data JOLTS, lihat https://www.bls.
gov/jlt/publications.htm.
54 Untuk ORS, lihat https://www.bls.gov/opub/
hom/ors/. Pekerja sipil yang tercakup meli-puti para pekerja di industri swasta, pe-merintah negara bagian, dan pemerintah lokal, kecuali pekerja di pemerintah fede-ral, militer, sektor pertanian, serta rumah tangga dan pekerja mandiri. Karena esti-masi mungkin tidak selalu representatif di tingkat pekerjaan, BLS mempublikasikan nilai rata-rata (mean) dan RSE, sebagai tolak ukur tingkat reliabilitas atau presisi estimasi.
55 Untuk kuesioner ORS, lihat https://www.
bls.gov/ors/information-for-survey-participants/
collection-materials.htm.
56 Untuk tingkat respons OES dan JOLTS, lihat https://www.bls.gov/osmr/response-rates/
home.htm#chart2a.
57 Lihat https://ec.europa.eu/eurostat.
58 Data yang diselaraskan untuk lima ne-gara tahun 1995 tersedia berdasarkan permintaan. Untuk daftar semua nega-ra peserta berdasarkan putaran SES, lihat https://ec.europa.eu/eurostat/documen-
ts/203647/771732/Datasets-availability-table.
pdf/8b046263-8535-4161-8b7c-b1df47fbeb3c.
59 Beberapa negara memberikan informasi tentang perusahaan dengan kurang dari 10 karyawan secara sukarela.
60 Kategorisasi aktivitas A-Q, yaitu antara 1 sampai 2 digit dari Nomenclature of Eco-nomic Activities (NACE).
61 Untuk daftar lengkap variabel, li-hat https://ec.europa.eu/eurostat/documen-
ts/203647/203707/SES_var iables_l ist .x ls/
b287a6fc-19b2-493d-a3f2-4ee70d3439b1.
62 Gaji awal mengacu pada gaji pokok untuk karyawan baru tanpa pengalaman kerja. Gaji pokok tidak termasuk kontri-busi pemberi kerja untuk Central Provi-dent Fund, bonus, uang lembur, komisi, tunjangan (misalnya, giliran atau shift), makanan, perumahan, dan transportasi), pembayaran moneter lainnya, dan pem-bayaran dalam bentuk barang, sedang-kan gaji kotor mencakup hal-hal tersebut. Untuk contoh kuesioner, lihat CPF Board (2019, 10).
63 Profesional infocomm adalah “orang yang utamanya terlibat dalam pekerjaan terkait infocomm, meliputi analitik data infocomm, baik di penyedia peralatan dan/atau layanan IT atau telekomunika-si, atau organisasi pengguna (seperti di bank).”
64 Untuk kuesioner ketiga modul tersebut, lihat lampiran dalam UBOS (2018).
65 Di seluruh laporan, perusahaan-per-usahaan dibagi menjadi tiga kelompok ekonomi dan ke dalam sektor-sektor dari masing-masing kelompok tersebut. Kelompok ekonomi meliputi jasa berni-lai tambah rendah, jasa bernilai tambah tinggi, dan manufaktur. Perusahaan jasa bernilai tambah tinggi dan manufaktur di-definisikan dengan kode KBLI 2 digit, se-dangkan perusahaan jasa bernilai tambah rendah didefinisikan dengan kode KBLI 5 digit, seperti yang telah dijelaskan dalam catatan kaki 11. Dengan demikian, bebe-rapa perusahaan dari kelompok ekono-mi jasa bernilai tambah rendah mungkin juga termasuk dalam sektor manufaktur. Perusahaan bernilai tambah rendah ini disebut sebagai “manufaktur ekonomi kreatif” (dan diberi label dalam grafik se-bagai “manufaktur ekon kr”) untuk mem-bedakan mereka dari perusahaan dalam kelompok ekonomi manufaktur.
Catatan Akhir111
Outlook Lapangan Pekerjaan Indonesia112 Laporan Teknis
66 Dengan mempertimbangkan cakupan geografis SPKK yang terbatas, distribusi perusahaan menurut ukuran disesuaikan dengan sensus ekonomi terakhir. Pada tahun 2016, sensus tersebut melaporkan bahwa 92,1 persen perusahaan di negara ini memiliki kurang dari 10 pekerja, dan sebagian besar bergerak di bidang per-dagangan grosir dan eceran, penyediaan akomodasi dan penyediaan makan mi-num, serta sub-sektor manufaktur (BPS 2017).
67 Jenis perusahaan dapat dianggap me-wakili formalitas bisnis: Badan Usaha Milik Negara (BUMN), perseroan terbatas, per-sekutuan terbatas, persekutuan umum,
koperasi dan dana pensiun, yayasan, izin khusus, dan perusahaan penanaman mo-dal asing (PMA) semuanya wajib memiliki dasar hukum dan dapat dianggap formal; sebaliknya, usaha perorangan atau rumah tangga belum tentu memiliki dasar hu-kum dan dapat dianggap informal.
68 Perusahaan rumah tangga adalah bis-nis swasta yang tidak berbadan hukum. Biasanya tidak ada pemisahan antara ke-kayaan pribadi pemilik dan kekayaan per-usahaan. Dengan demikian, risiko atau kewajiban apa pun menjadi tanggung ja-wab pemilik atau rumah tangga.
69 Lihat Bank Dunia (akan datang)
70 Menurut data Sakernas, 38,5 persen dari seluruh pekerja adalah perempuan. Pada saat yang sama, perempuan me-rupakan kurang dari 5 persen pekerja di sektor transportasi dan konstruksi dan hampir setengahnya di jasa akomoda-si dan makanan, perdagangan grosir dan eceran, serta manufaktur (perhitungan Bank Dunia dari BPS 2019).
71 Pada tahun 2015, 43 persen pekerja di sektor manufaktur berpendidikan mene-ngah, sementara 43 persen berpendidikan lebih rendah (Bank Dunia, akan datang).
72 Lihat catatan 3 untuk definisi tingkat keterampilan.
Abowd, John M., dan Francis Kramarz. 1999. “The Analysis of Labor Markets Using Matched Employer-Employee Data.” Handbook of Labor Economics 3 (Part B): 2629–710.
Abowd, J.M., Kramarz, F. dan Margo-lis, D.N., 1999. “High wage workers and high wage firms.” Econometrica, 67(2), pp.251-333.
Acemoglu, Daron, dan Pascual Restrepo. 2020. “Unpacking Skill Bias: Automation and New Tasks.” AEA Papers and Procee-dings 110 (Mei): 356–61.
ADB (Asian Development Bank). 2019. “The evolution of Indonesia’s partici-pation in Global Value Chains.” Manila, Filipina.
Artuc, Erhan, Paulo Bastos, dan Bob Rij-kers. 2018. “Robots, Tasks, and Trade.” Policy Research Working Paper 8674, Bank Dunia, Washington, DC.
BPS (Badan Pusat Statistik). 2017. “Hasil Pendaftaran Usaha/Perusahaan Sensus Ekonomi, 2017.” BPS, Jakarta.
BPS (Badan Pusat Statistik). 2019. “Kea-daan Ketenagakerjaan Indonesia, Agustus 2019.” BPS, Jakarta.
Brambilla, I., Dix Carneiro, R., Lederman, D., Porto, G. 2011. “Skills, Exports, and the Wages of Seven Million Latin American Workers.” NBER working paper 15996.
CEDEFOP (European Centre for the De-velopment of Vocational Training). 2018. “Insights into Skills Shortages and Skills Mismatches: Learning from CEDEFOP’s European Skills and Jobs Survey.” Thermi, Greece: CEDEFOP.
Chuah, Lay Lian, Norman V. Loayza, dan Achim D. Schmillen. 2018. “The Future of Work: Race with—Not Against—the Mac-hine.” Research & Policy Brief from the World Bank Malaysia Hub 16 (Agustus), Bank Dunia, Washington, DC.
Clark. 2004. “The Job Openings and Labor Turnover Survey: what initial data show.” U.S. Department of Labor, Bureau of Labor Statistics 127(11).
CPF (Central Provident Fund) Board. 2019. “Occupational Wage Survey (OWS), June 2019: Guide on How to Fill in and Submit the Survey Forms.” CPF, Singapura. https://
www.cpf.gov.sg/assets/employers/Documents/
OWS_2019_Booklet.pdf.
Dicarlo, E., Lo Bello, S., Monroy-Taborda, S., Oviedo, A., Sanchez Puerta, M., Santos, I. 2016. “The Skill Content of Occupations across Low and Middle Income Countries: Evidence from Harmonized Data.” IZA Dis-cussion Papers No 10224.
Gomez-Mera, Laura, dan Claire H. Hollweg. 2018. “Firm Performance and Constraints in Indonesia.” Bank Dunia, Washington, DC.
IMDA (Infocomm Media Development Authority). 2019. “Annual Survey on Infocomm Media Manpower.” IMDA, Singapore.
McNulty, Erin, dan Alice Yu. 2019. “Evalua-tion of a Sample Design Based on Predic-ted Occupational Frame Data.” Bureau of Labor Statistics, Washington, DC.
Kementerian Tenaga Kerja Singapura. 2018. “Survey Coverage and Methodology: Occupational Wage Survey, 2018.” Kemen-terian Tenaga Kerja, Singapura. https://stats.
mom.gov.sg/iMAS_Tables1/Wages/Wages_2018/Co-
verage_and_Methodology_of_OWS_2018.pdf
Kementerian Tenaga Kerja Singapura. 2019. “Annual Report: 2019 Job Vacancies.” Ke-menterian Tenaga Kerja, Singapura. https://
stats.mom.gov.sg/Pages/Job-Vacancies-2019.aspx.
Rutkowski, Jan, Carmen de Paz, dan Vic-toria Levine. 2018. “Labor Market Obser-vatories: Critical Success Factors.” Job Notes 4, Bank Dunia, Washington, DC.
Sorensen, Kjartan, dan Jean-Michel Mas. 2016. “A Roadmap for the Development of Labor Market Information Systems.” Was-hington, DC: Workforce Connections.
Taylor, Timothy. 2016. “Automation and Job Loss: Leontif in 1982.” Conversable Economist (blog), Agustus 22. https://con-
versableeconomist.blogspot.com/2016/08/auto-
mation-and-job-loss-leontief-in-1982.html?m=1
UBOS (Uganda Bureau of Statistics). 2018. Manpower Survey Uganda (MAPU) 2016/2017 Report. Kampala: UBOS. https://
www.ubos.org/wp-content/uploads/publicati-
ons/08_20182018_Uganda_Manpower_Survey_
Report.pdf.
Bank Dunia. 2016. World Development Report 2016: Digital Dividends. Washing-ton, DC: Bank Dunia.
Bank Dunia. 2019a. Aspiring Indonesia—Expanding the Middle Class. Washington, DC: Bank dunia.
Bank Dunia. 2019b. Economic Quarterly Reports: Investing in People. Bank dunia, Washington, DC.
Bank Dunia. 2019c. World Development Report 2019: The Changing Nature of Work. Washington, DC: Bank Dunia.
Bank Dunia. 2020. Toward a World-Class Labor Market Information System for In-donesia An Assessment of the System Managed by the Indonesian Ministry of Manpower. Washington, DC: Bank dunia
Bank Dunia dan CMEA. 2020. Daftar Pe-kerjaan Kritis Indonesia 2018. Social Pro-tection & Jobs Global Practice. Bank Dunia. http://documents.worldbank.org/curated/
en/763611585857010121/Indonesias-Critical-Occu-
pations-List-2018-Technical-Report
Bank Dunia. Akan datang. “Pathways to Middle-Class Jobs in Indonesia.” Washing-ton, DC: Bank Dunia.
World Economic Forum.2020. “The Future of Jobs Report 2020.” Geneva.
Referensi
Referensi113