Outline Cavity Entrance Perawatan Saluran Akar Gigi Permanen

18
OUTLINE   CAVITY EN TRANCE  PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI PERMANEN SKENARIO I Penderita laki-laki umur 23 tahun datang ke RSGM ingin memeriksakan gigi  belakang bawah kiri sakit cekot-cekot yang menjalar sampai ke kepala, terutama bila kemasukan makanan sejak 2 hari yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan pada gigi 36 didapatkan karies media klas I, tes vitalitas positif. Tindakan apa yang dilakukan  pada penderita tersebut sebelum dilakukan preparasi saluran akar. STEP 1 1. Outline Cavity entrance Merupakan garis bantu untuk memproyeksikan ruang pulpa ke bagian oklusal/singulum untuk membuat jalan masuk ke saluran akar, menemukan orifice, dan menghindari pengurangan jaringan yang berlebihan. 2. Preparasi Saluran Akar Merupakan tindakan cleaning dan shaping yang bertujuan untuk mempersiapkan saluran akar sebagai tempat untuk pengisian bahan saluran akar. Cleaning merupakan tindakan pembersihan pada ruang pulpa dan saluran akar dengan tujuan mengambil dan mengeluarkan jaringan nekrotik  pada gigi. Sedangkan shap ing merupakan tindakan untuk membentuk dinding saluran akar sebagai persiapan untuk tahap pengisian saluran akar. Preparasi saluran akar dilakukan post pembuatan akses. 3. Perawatan Saluran Akar Merupakan perawatan dengan mengeluarkan jaringan pulpa nekrotik maupun  jaringan yang sehat (untuk mencegah reinfeksi ataupun diskolorisasi) yang diikuti dengan cleaning, shaping, dan filling untuk mendisinfeksi jaringan

Transcript of Outline Cavity Entrance Perawatan Saluran Akar Gigi Permanen

OUTLINE CAVITY ENTRANCE PERAWATAN SALURAN AKAR GIGI PERMANENSKENARIO IPenderita laki-laki umur 23 tahun datang ke RSGM ingin memeriksakan gigi belakang bawah kiri sakit cekot-cekot yang menjalar sampai ke kepala, terutama bila kemasukan makanan sejak 2 hari yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan pada gigi 36 didapatkan karies media klas I, tes vitalitas positif. Tindakan apa yang dilakukan pada penderita tersebut sebelum dilakukan preparasi saluran akar.

STEP 11. Outline Cavity entranceMerupakan garis bantu untuk memproyeksikan ruang pulpa ke bagian oklusal/singulum untuk membuat jalan masuk ke saluran akar, menemukan orifice, dan menghindari pengurangan jaringan yang berlebihan.2. Preparasi Saluran AkarMerupakan tindakan cleaning dan shaping yang bertujuan untuk mempersiapkan saluran akar sebagai tempat untuk pengisian bahan saluran akar. Cleaning merupakan tindakan pembersihan pada ruang pulpa dan saluran akar dengan tujuan mengambil dan mengeluarkan jaringan nekrotik pada gigi. Sedangkan shaping merupakan tindakan untuk membentuk dinding saluran akar sebagai persiapan untuk tahap pengisian saluran akar. Preparasi saluran akar dilakukan post pembuatan akses.3. Perawatan Saluran AkarMerupakan perawatan dengan mengeluarkan jaringan pulpa nekrotik maupun jaringan yang sehat (untuk mencegah reinfeksi ataupun diskolorisasi) yang diikuti dengan cleaning, shaping, dan filling untuk mendisinfeksi jaringan yang telah terinfeksi oleh kuman. Tujuan dari perawatan saluran akar yakni mengembalikan fungsi gigi tersebut.

STEP 21. Apa diagnosa dari skenario tersebut?2. Apa rencana perawatan dan pertimbangannya?3. Bagaimana struktur anatomi gigi 36 pada laki-laki usia 23 tahun? Bagaimana bentuk outlinenya?4. Tindakan apa yang dilakukan sebelum preparasi saluran akar?

STEP 31. Berdasarkan skenario, didapatkan karies media yang dilakukan perawatan saluran akar. Hal ini dikarenakan karies telah mencapai dentin dimana terdapat tubuli dentin yang nantinya akan menghantarkan rangsangan ke pulpa sehingga dapat mengiritasi pulpa. Diagnosa pada skenario ini yakni pulpitis irreversibel. Pertimbangannya dilihat dari gejala yang ada pada skenario.2. Rencana perawatan pada scenario ini yakni pertama dengan pembersihan kavitas, kemudian relief of pain. Pembersihan kavitas ini dilakukan untuk menghilangkan bakteri dan merangsang pembentukan dentin tersier. Berdasar dari diagnosa yang telah ditentukan yakni pulpitis irreversibel, maka rencana perawatan yang dilakukan yakni pulpektomi. Dengan menonvitalkan pulpa terlebih dahulu dengan cara anastesi maupun menggunakan bahan kimia seperti arsen/TKF kemudian mengambil seluruh jaringan pulpanya.3. Anatomi gigi 36 : Kamar pulpa : Empat, berbentuk persegi panjang, dinding mesial lurus, dinding distal bulat. Orifice : Orifice mesiobukal, mesiolingual, distal. Terdapat 2-3 saluran akar, 2 pada mesial, 1 pada distal. Saluran akar distal lebih besar Ujung akar bengkok ke distal Ukuran kamar pulpa mengecil seiring bertambahnya usia Pada ras mongoloid memiliki 3 saluran akar yakni pada mesial, distal, dan distolingual. Akar berbentuk oval/bulat pada sepertiga servikalBentuk outline gigi 36 yakni trapezoid untuk yang memiliki saluran akar 3 dan ujung membulat, bentuk persegi panjang untuk yang memiliki saluran akar empat.4. Tindakan sebelum preparasi saluran akar: Asepsis Anastesi, jika alergi dilakukan devitalisasi menggunakan arsen/TKF Cavity entrance memakai fissure longshank dari tengah outline sampai mencapai ruang pulpa kemudian membentuk sesuai outline lalu menghilangkan tanduk pulpa dengan round bur besar Mecari orifice dengan jarum miller Ekstirpasi jaringan pulpa dengan instrumentasi kemudian irigasi NaOCl 5,2% Mengukur panjang kerja dengan DWF Untuk outline harus sebetul mungkin pertama dengan menggunakan mata bur tapered lalu round bur, mencari orifice menggunakan miller, lalu dilanjutkan dengan bur silinder, kemudian menggunakan round bur untuk menghilangkan tanduk pulpa, cek dengan sonde lurus yang tajam

PemeriksaanSubjektifObjektifDiagnosa Pulpitis IrreversibelRencana PerawatanRelief of painPulpektomiAnastesiNon anastesiOutline Cavity EntrancePreparasi Cavity EntranceAnatomi gigi 36STEP 4

STEP 51. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami penegakan diagnosa sesuai skenario2. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami rencana perawatan sesuai skenario3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami outline form cavity entrance4. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui dan memahami preparasi cavity entranceSTEP 7

1. Diagnosa Kasus yang Sesuai dengan SkenarioHasil pemeriksaan subyektif pada skenario yang menjadi informasi diagnostik adalah pasien merasakan sakit yang menjalar sampai ke kepala terutama bila kemasukan makanan sejak dua hari lalu. Sedangan hasil pemeriksaan obyektif pada skenario adalah pada gigi 36 didapatkan karies media kelas I, dan tes vitalitas positif.Berdasarkan pada diskusi yang telah kami lakukan dengan mengkaji beberapa referensi, diagnosa kasus pada skenario adalah pulpitis irreversible. Sedangkan diagnosis banding pada kasus pada skenario adalah Pulpitis Reversible. Perbedaan antara pulpitis irreversible dengan pulpitis reversible adalah jika pulpitis irreversible rasa sakit berangsur lama serta lebih tajam dibandingkan dengan gejala pulpitis reversible. Pada gejala pulpitis irreversible, rasa sakit bersifat spontan (asimptom). Gejala pada kasus pulpitis irreversible dapat kambuh walaupun tanpa ada stimulus sedangkan gejala pada pulpitis reversible terjadi ketika terdapat stimulus. Pada skenario, pasien merasakan sakit yang menjalar sampai ke kepala terutama bila kemasukan makanan. Rasa sakit yang menjalar sudah merupakan indikasi dari rasa sakit yang sangat tajam. Serta pasien merasa sakit terutama bila kemasukan makanan, hal ini mengartikan bahwa ketika tidak kemasukan pasien juga merasakan sakit. Kondisi pasien yang juga merasakan sakit ketika tidak kemasukan makan mengartikan bahwa rasa sakit tetap berjalan walaupun tidak terdapat stimulus. Data-data inilah yang memperkuat bahwa diagnosa kasus pada skenario adalah Pulpitis Irreversible.2. Rencana Perawatan Sesuai SkenarioPulpitis irreversible artinya telah terjadi peradangan pada jaringan pulpa dan tidak bisa kembali ke kondisi saat masih sehat dan normal. Dalam keadaan pulpitis irreversible, biasanya terdapat jaringan-jaringan pulpa yang terinflamasi, nekrotik, ataiu terinfeksi. Apabila dibiarkan terus seperti itu, maka dapat mengakibatkan peradangan jaringan di sekitar akar, terutama daerah apeks. Apabila gigi tetap ingin dipertahankan, maka perawatan saluran akar adalah perawatan yang dapat menjadi solusi karena pada perawatan ini meliputi pembuangan jaringan pulpa atau sisa-sisanya, pembersihan serta pembentukan ruang pulpa, dan kemudian pengobturasian ruang pulpa dengan tetap mempertahankan gigi.Tahapan-tahapan rencana perawatan pada pulpitis irreversible sendiri adalah :1. Relief of pain Dilakukan dengan membersihkan kavitas terlebih dahulu, kemudian dioleskan kapas dan eugenol2. PulpektomiPulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi dibagi menjadi dua yaitu pulpektomi vital dan devital. Pulpektomi vital merupakan pulpektomi dengan melakukan anastesi terlebih dahulu. Sedangkan pulpektomi devital sudah jarang dipakai karena mengandung bahan yang berbahaya yaitu arsen.Pulpektomi dilakukan dibawah pengaruh anestesi dengan terlebih dahulu dilakukan pembuatan foto rontgen pada gigi untuk mengetahui panjang dan jumlah saluran akar serta keadaan jaringan sekitar gigi yang akan dirawat. Selanjutnya dilakukan restorasi sementara pasca pulpektomi. Namun, selain pulpektomi yang dilakukan dibawah pengaruh anestesi juga bisa dilakukan devitalisasi gigi. Devitalisasi gigi ini dilakukan pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi atau alergi terhadap obat anestesi. Bahan yang dapat digunakan untuk melakukan devitalisasi ini adalah Arsen dan TKF, namun khusus untuk bahan Arsen telah lama ditinggalkan karena bersifat toksik.Indikasi pulpektomi:1. Saluran akar dapat dimasuki instrument2. Kelainan jaringan periapeks dalam gambaran radiografi kurang dari sepertiga apikal. 3. Gigi sulung dengan infeksi yang melewati kamar pulpa

3. Outline Form Cavity entranceCavity entrance adalah teknik untuk membuat akses ke saluran akar dalam perawatan endodontic. Untuk dapat melakukan cavity entrance dibuat suatu outline form untuk mempermudah pekerjaan cavity entrance tersebut. Outline Form Cavity entrance merupakan proyeksi ruang pulpa ke permukaan gigi di bagian cingulum untuk gigi anterior atau oklusal untuk gigi posterior. Tujuanya untuk membuat akses yang lurus, menghemat preparasi jaringan gigi, membuka atap ruang pulpa.Cavity entrance pada tiap gigi berbeda baik dari segi bentuk outlinenya serta teknik yang dilakukan untuk cavity entrancenya. Hal ini dikarenakan perbedaan bentuk anatomis pada tiap-tiap gigi sehingga antar gigi memiliki perbedaan dalam proses cavity entrancenya.A. Outline Form Cavity entrance Insisiv Sentral dan LateralRuang Pulpa memiliki dua bagian yaitu bagian mahkota dan bagian akar. Pada ruang pulpa terdapat tanduk pulpa yang menjadi salah satu pertimbangan dalam membuat proyeksi pada incisal ataupun oklusal. Selain ruang pulpa, posisi oriface saluran akar juga menjadi salah satu pertimbangan pembuatan proyeksi. Pada gigi insisif terdapat dua tanduk pulpa bagian mesial dan distal. Pada gigi insisif memiliki satu oriface. Sehingga jika diproyeksikan antara 1 oriface dan dan duatanduk pulpa,didapatkan bentuk outline triangular pada incisal. Outline pada gigi insisif sentral dan lateral adalah sama, hanya ukuran besar atau kecilnya triangular yang berbeda. Gambar 1. Outline gigi Insisif

B. Outline Form Cavity entrance CaninusPada gigi caninus terdapat satu tanduk pulpa dan satu oriface sehingga proyeksi outline pada incisal berbentuk oval atau berbentuk bulat.Gambar 2. Outline gigi Caninus

C. Outline Form Cavity entrance Gigi Premolar pertama maksilaGigi premolar pertama maksila memiliki panjang raata-rata 21,5 mm. Gigi ini memiliki kamar pulpa yang sempit di bagian mesiodistal. Pada kedua cusp terdapat tanduk pulpa dimana bagian bukal lebih menonjol daripada bagian palatal. Gigi ini mempunyai dua orifis saluran yang terletak di sepertiga koronal dibawah servikal. Kamar pulpa gigi premolar pertama maksila lebar dan berbentuk ovoid. Menurut penelitian, didapatkan 54,6 % memiliki dua saluran akar. 21,9 % diantaranya kedua akarnya terpisah dan 32,7 % lainnya kedua akarnya menyatu. 43% gigi memiliki satu akar dan 2,4% gigi memiliki tiga akar. Saluran palatal ukurannya lebih besar jika disbanding saluran akar bukal. Saluran ini terletak langsung dibawah cusp palatal yang orifisnya bisa langsung ditembus dengan mengikuti dinding palatal. Outline cavity entrance dari gigi premolar pertama maksila berbentuk ovoid pada arah bukolingual dimana pada saat pengeburan untuk preparasi cavity entrance tidak boleh meluas melebihi separuh kecondongan fasial cusp palatal.Gambar 3. Outline Cavity entrance gigi Premolar pertama rahang atas

D. Outline Form Cavity entrance Gigi Premolar Kedua MaksilaGigi ini memiliki panjang rata-rata 21,6 mm. Kamar pulpa gigi premolar dua maksila sama dengan premolar satu rahang atas namun lebih bagian bukopalatal lebih lebar. 90,3 % gigi ini bberakar tunggal dan 7,7 % memiliki dua akar yang menyatu. Pada dasarnyaa bentuk outline form cavity entrance gigi premolar dua rahang atas sama dengan premolar satu rahang atas.Gambar 4. Outline Cavity entrance gigi Premolar Kedua rahang atas

E. Outline Form Cavity entrance Gigi molar Pertama MaksilaPanjang rata-rata gigi ini yaitu 21,3 mm dan memiliki tiga akar dan tiga saluran akar. Gigi ini memiliki empat tanduk pulpa pada mesiobukal, distobukal, mesiopalatal, distopalatal. Dasar kamar pulpa gigi ini berbentuk segitiga dan orifisnya saluran akar terletak pada ketiga sudut dasar. Orifis terbesar terletak pada bagian palatal yang bentuknya bulat atau oval. Outline cavity entrance gigi ini berbentuk segitiga dengan alas sejajar bukal. Gambar 5. Outline Cavity entrance gigi Molar Pertama rahang atas

F. Outline Form Cavity entrance Molar kedua rahang atasPanjang gigi rata-rata gigi molar kedua rahang atas yakni 21,7 mm. Kamar pulpa gigi molar kedua rahang atas sama dengan kamar pulpa gigi molar pertama rahang atas kecuali ke arah mesiodistal lebih sempit. Kadang-kadang ketiga orifice saluran hamper pada garis lurus. Gigi molar kedua rahang atas biasanya memiliki tiga akar yang berkelompok berdekatan. Bentuk outline dari cavity entrance gigi molar kedua rahang atas berbentuk triangular dengan alas sejajar bukal.Gambar 6. Outline Cavity entrance Molar kedua rahang atas

G. Outline Form Cavity entrance Gigi Premolar Rahang BawahPremolar rahang bawah terdiri dari premolar pertama dan kedua rahang bawah. Panjang rata-rata gigi premolar pertama rahang bawah 21.9 mm, sedangkan untuk panjang gigi premolar kedua rahang bawah memiliki panjang rata-rata 22.3 mm. Keduanya memiliki bentuk outline yang sama yaitu berbentuk oval dala arah bukal lingual, namum terkadang dapat juga berbentk bulat. Gambar 7. Outline cavity entrance gigi premolar rahang bawah dari pandangan bukal, mesiodistal, dan oklusal

Gambar 8. Cavity entrance gigi premolar rahang bawah dari pandangan bukal, mesiodistal, dan oklusal

H. Outline Form Cavity entrance Gigi Molar Rahang Bawah Gigi molar rahang bawah terdiri dari gigi molar pertama, molar kedua dan molar ketiga rahang bawah. Ketiganya memiliki 2 akar (mesial-distal) dan umumnya memiliki 2 saluran akar. Namun, terdapat beberapa variasi jumlah saluran akar. Misalnya pada gigi molar pertama jumlahnya dapat mencapai 4 saluran (2 mesial-2 distal) dan pada gigi molar kedua rahang bawah terdapat bentukan khusus dari saluran akarnya yang disebut C-shaped. Umumnya pada molar rahang bawah bentuk outlinenya berupa triangular denga alas sejajar mesial / rhomboid.Gambar 9. Outline form gigi molar rahang bawah dari pandangan bukal, mesio-distal dan oklusal Gambar 10. Molar bawah dengan 3 saluran akar (kiri), 4 saluran akar dan bentukan c-shaped

4. Preparasi Cavity entrancePrinsip preparasi cavity entrance :A. Membentuk jalan masukPembentukan jalan masuk diperlukan agar operator mendapatkan lapang pandang dan cahaya yang memadai untuk melihat kavitas. Jalan masuk ini harus dibentuk sedemikian rupa untuk semua bentuk instrumen. Pembentukan jalan masuk sangat perlu untuk diperhatikan, karena jalan masuk ke kavitas akan sangat memengaruhi preparasi operator nantinya. Pembentukan jalan masuk yang baik akan menghasilkan preparasi yang baik pula.

B. Menghilangkan karies dan jaringan yang lemah akibat kariesPerlu diketahui dan dipahami bahwa posisi dan luas karies menentukan bentuk dasar dan teknik preparasi kavitas. Dalam membentuk sebuah cavity entrance, prinsip yang perlu diingat adalah membuang semua jaringan yang terserang karies dengan membuang sesedikit mungkin jaringan sehat.

C. Membuat bentuk yang memuaskan secara biologisPrinsip penting dari pembuatan bentuk yang memuaskan secara biologis adalah melakukan perluasan untuk mencegah karies timbul kembali. Dalam hal ini, tepi kavitas harus dilebarkan ke daerah dimana karies tidak mudah terjadi, yang berarti daerah permukaan gigi yang mudah dibersihkan oleh pasien. Hal ini dipengaruhi oleh letak karies dan oral hygiene pasien. Selain itu, perlu diperhatikan pula hubungan antara kavitas dengan bentuk kamar pulpa. Sangat penting bagi operator untuk mengetahui dan memahami bentuk dan posisi kamar pulpa masing-masing gigi agar dapat membentuk cavity entrance yang baik.D. Membuat bentuk yang memuaskan secara mekanisHal ini berkaitan dengan mencegah pergeseran atau patahnya restorasi. Dalam hal pembuatan cavity entrance perlu mempertimbangkan stabilitas restorasi. Apabila ingin mendapatkan kavitas yang stabil bagi restorasi kita nantinya, kavitas harus dibuat agar memiliki dinding dan bagian dasar yang lurus, juga memiliki sudut tegak lurus antara satu dengan yang lain. Kavitas tidak harus memiliki sudut yang tajam, justru sudut kavitas lebih baik agak membulat pada beberapa kasus, namun kavitas tidak boleh dibuat dengan dasar benar-benar bulat membentuk cekungan seperti mangkuk. Bentuk kavitas yang membulat seperti mangkuk dapat menyebabkan restorasi berotasi keluar dari kavitas.Tahap Sebelum Preparasi Saluran AkarPada perawatan saluran akar, terdapat beberapa tahap yang dilakukan sebelum memulai tahapan preparasi saluran akar. Tahap yang dilakukan sebelumnya yaitu pemeriksaan, isolasi dan asepsis daerah kerja, serta preparasi cavity enterance. 1. PemeriksaanTahap ini bertujuan untuk memastikan gigi yang akan dilakukan perawatan saluran akar, karena sedikit informasi akan sangat berharga agar tidak keliru melakukan perawatan. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan keadaan jaringan periodonsium. Jaringan periodonsium penting untuk diperiksa karena penyakit periodontal tingkat lanjut sudah merupakan kontraindikasi bagi perawatan saluran akar. Contohnya pada pasien yang telah mengalami resorpsi tulang alveolar yang parah, maka apabila dilakukan perawatan saluran akar juga tetap tidak dapat mempertahankan gigi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan vitalitas jaringan pulpa, karena kevitalan jaringan pulpa akan menentukan macam perawatan saluran akar yang akan dilakukan. Apabila pada gigi terdapat karies, maka karies harus dibersihkan terlebih dahulu agar tidak terjadi kontaminasi bakteri terhadap saluran akar selama perawatan. Terakhir, gigi juga sebaiknya diperiksa secara radiografi. sebelum melakukan perawatan saluran akar, foto radiografi dari gigi dapat membantu memeriksa jumlah akar dan kelengkungannya, jumlah dan ukuran saluran akar, letak dan ukuran kamar pulpa, melihat resorpsi akar serta penyakit lainnya.2. Isolasi dan asepsis daerah kerjaDalam melakukan perawatan saluran akar, tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan tidak boleh dilupakan. Tahap isolasi yaitu meletakkan cotton roll di sekitar gigi yang akan dirawat, sedangkan asepsis dilakukan dengan mendesinfeksikan permukaan gigi memakai cotton pallate yang telah dibasahi desinfektan, misalnya natrium hipoklorit. Tujuan dari tahapan ini adalah utuk mencegah infeksi jaringan pulpa lebih lanjut.3. Preparasi cavity entrancePreparasi cavity entrance dapat dilakukan setelah pembentukan outline cavity entrance. Dimana alat alat yang digunakan dalam preparasi cavity entrance adalah sebagai berikut: Macam macam mata bur low speed Round bur kecil Round bur besar Fissure silindris Fissure tapered Long shank flat end dan round end

Untuk teknik preparasi cavity entrance sendiri berbeda antara gigi berakar tunggal dan ganda. Perbedaannya terletak pada saat pengarahan mata bur untuk mencari orifice. Untuk preparasi cavity entrance pada akar tunggal gigi insisiv, preparasi dimulai dengan menggunakan mata bur round bur kecil sejajar dengan elemen, lalu sekiranya mata bur sudah menembus bagian terluar dari dentin mata bur dapat di ganti dengan mata bur fissure silindris untuk kemudian di arahkan kembali sejajar sumbu gigi sampai terasa menembus ruang kosong, yang berarti sudah menembus kamar pulpa. Jika sudah demikian pencarian orifice dapat di cari menggunakan smooth broach. Jika orifice sudah di temukan gunakan round bur besar untuk menghilangkan tanduk pulpa. Caranya, yaitu dengan menggerakkan mata bur round besar inside to out side sampai tanduk pulpa benar benar rata. Cara mengecek tanduk pulpa sudah rata yaitu dengan menggunakan explorer yang di masukkan ke dalam saluran akar, jika dalam pergerakannya masih ada sangkutan, maka tanduk pulpa masih perlu di bersihkan kembali. Langkah yang terakhir adalah dengan menggunakan mata bur fissure silindris untuk meratakan dan membentuk kavitas sesuai dengan outline yang sudah di buat. Hal ini bertujuan agar instrument yang kita gunakan untuk perawatan dapat masuk dengan baik dan tidak ada hambatan.Alasan pentingnya pembuangan atap dan tanduk pulpa ialah sebagai berikut:1. Membantu menemukan orifis saluran akar2. Memungkinkan diperolehnya akses yang lurusAkses yang lurus diperlukan untuk memudahkan memasukkan instrument pada saluran akar pada tahapan selanjutnya dari perawatan saluran akar3. Menurunkan insidens diskolorisasi pada gigi anteriorHal ini terjadi karena tanduk pulpa berisi debris yang jika tidak dibersihkan akan menyebabkan diskolorisasi dalam beberapa bulan atau tahun.Pembuangan tanduk pulpa harus dibuka secara hati-hati dan tidak perlu membuang terlalu banyak email atau dentin.Sedangkan pada gigi berakar ganda, perbedaannnya terletak pada pengarahan mata bur saat tahap awal cavity entrance. Pada saluran akar ganda, sebaiknya setelah round bur menembus enamel, round bur di arahkan ke akar distal. Mengapa? Karena akar distal cenderung memiliki saluran akar yang jauh lebih besar dari pada saluran akar yang terletak di mesial. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan arah pada saat preparasi cavity entrance.Berikut adalah kesalahan kesalahan yang di mungkinkan dapat terjadi pada saat melakukan cavity entrance Preparasi salah arah menyebabkan terjadinya step atau perforasi lateral Perforasi terlalu dalam menyebabkan perforasi menembus bifurkasi Preparasi cavity entrance yang terlalu lebar sehingga menyebabkan permukaan gigi yang tersisa terlalu tipis sehingga mudah pecah jika di tumpat.

DAFTAR PUSTAKA

Bonce, R. 1990. Buku Pedoman Endodontik Klinik, terjemahan Sundoro, Jakarta : Penerbit Universitas Inndonesia. Eccles, J. D. & R. M. Green. 1994. Konservasi Gigi, terjemahan Lilian Yuwono, Jakarta: Widya Medika. Ford, T.R., Pitt. 1993. The Restoration of Teeth, alih bahasa Narlan Sumawinata, Jakarta: EGC. Grossman, Louis I, dkk. 1995. Ilmu Endodonik dalam Praktek, alih bahasa, Rafiah Abyono ; editor, Sutatmi Suryo. Ed. 11, Jakarta : EGC. Tarigan, Rasinta 2004. Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti) Edisi 2, Jakarta : EGC. Walton, Torabinejad. 2008. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia, Jakarta: EGC.