OsyDin
-
Upload
andry-purnama-putra -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of OsyDin
-
S
OSEANOGRAFI DINAMIK
Kuliah ke-11 Perairan Lintang Sedang
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 1
-
Aliran Quasi-Geostropik
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 2
o Mekanisme perairan yang berotasi menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang lambat (skala waktu >> f -1 perlu mendapat perhatian khusus
o Karena perubahan-perubahan dinamika arus dari minggu satu ke minggu berikutnya mempunyai kaif iat (characteristics) serupa
o Dasar untuk memahami mekanisme ini berasal dari persamaan geostropik, dimana aliran geostropik memenuhi persamaan sinambung sepenuhnya
o Dengan lain kata, ada tiga persamaan tetapi hanya memberikan solusi untuk 2 variabel (bukan 3) !!
-
Aliran Quasi-Geostropik (2)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 3
o Kita tidak bisa mengetahui komponen arus vertikal (w) dari persamaan geostropik murni
o Sehingga untuk mengetahui alirannya, perubahan (departures) dari kondisi geostropik perlu dikaji lebih lanjut (walau pun perubahannya kecil)
o Perubahan-perubahan yang kecil ini dikenal sebagai quasi-geostrophic
-
Aliran Quasi-Geostropik (3)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 4
o Untuk mendapatkan nilai (u, v) dari (ug, vg), perlu ditetapkan bahwa D/Dt haruslah kecil dibandingkan dengan nilai f
DuDt f v =
1px f vg (1)
DvDt + f u =
1py + fug (2)
o dimana ug dan vg dikenal sebagai geostrophic wind
f ug = 1py (3.a)
f vg = +1px (3.b)
-
Aliran Quasi-Geostropik (4)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 5
o Solusinya dapat dilakukan dengan menghilangkan u dan v dari pers (1) dan (2) untuk memperoleh persamaan berikut
D2uDt 2 + f
2u = f 2 ug fDvgDt
f py
DDt
1 px
&
' (
)
* + (4)
D2vDt 2 + f
2v = f 2 vg + fDugDt +
f p x
DDt
1 py
&
' (
)
* + (5)
o Dan karena D/Dt
-
Aliran Quasi-Geostropik (5)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 6
o Pada kasus linier, dapat dilakukan pendekatan berikut:
o Sehingga persamaan (6) menjadi:
u ug 1fvgt
1f 0
%p y
1f 20
2 %ptx (7.a)
v vg +1fugt +
1f 0
%p x
1f 20
2 %pty (7.b)
1. Operator D/Dt dapat diganti menjadi 2. Densitas diganti menjadi densitas stabil 0 3. Tekanan p dapat diganti dengan nilai perturbasinya yaitu p
/t
-
Aliran Quasi-Geostropik (6)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 7
o Pada kondisi linier maka pers (7) menghasilkan konvergensi horisontal sbb
ux +
vy =
1f 20
t
2 % p x 2 +
2 % p y 2
&
' (
)
* +
1f
t
vgx
ugy
&
' (
)
* + (8)
o Kontur dari laju perubahan (rate of change) tekanan dikenal sebagai ISALLOBAR
o Yang dimaksud dengan konvergensi horisontal adalah o Untuk kondisi linier, pers (7) memperlihatkan
bahwa kontribusi kepada horisontal convergence hanya berasal dari komponen issalobaric
1 f ug ,vg( )
t#
$ % %
&
' ( (
-
Geostrophic
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 8
-
Isallobar
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 9
-
Isallobar
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 10
Garis Hitam isobar
Garis Merah isallobar
VG Kec. Geostrophic
VI Kec. Isallobar
V Resultante Kec.
-
Issalobaric-Wind
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 11
-
Aliran Quasi-Geostropik (7)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 12
vx
uy
1f 20
2 & p x 2 +
2 & p y 2
'
( )
*
+ ,
vgx
ugy
'
( )
*
+ , (9)
o Di sisi lain, pers (7) juga memperlihatkan bahwa komponen issalobaric tidak memberikan kontribusi kepada pusaran (vorticity)
o Pada aliran dengan frekuensi , dengan pers (8) dan (9) diperoleh bahwa
divergencepusaran berkisar pada nilai
f (10)
o dimana nilai /f diasumsikan kecil
-
Aliran Quasi-Geostropik (8)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 13
t
vx
uy
$
% &
'
( ) + f u
x +vy
$
% &
'
( ) = 0 (11)
o Persamaan-persamaan di atas juga menunjukkan bagaimana pers. pusaran (vorticity) memegang peranan sentral dalam teori aliran fluida yang lambat pada perairan yang berputar
o Menghilangkan komponen tekanan dari pers. (8) dan (9) akan menghasilkan
o Pers (11) ini sama persis jika kita turunkan dari persamaan gerak yang linier
o Ini berarti bahwa persamaan vorticity mengandung informasi2 tentang perubahan (departures) dari kondisi geostropik
o Ini juga berarti bahwa persamaan vorticity dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang gerak fluida yang belum diperoleh dari persamaan Geostropik saja
-
Aliran Quasi-Geostropik (9)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 14
o Mengapa kita perlu mengetahui divergensi horisontal (horisontal divergence) pada suatu perairan yang diteliti, walaupun nilainya kecil ?
o JAWABNYA: o Karena divergensi horisontal memberikan kemungkinan
terjadinya gerakan vertikal
o Dan gerakan vertikal ini perlu diketahui jika kita ingin menghitung bagaimana gravitasi bekerja untuk mencapai kondisi yang ekuilbrium
-
Aliran Quasi-Geostropik (10)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 15
o Persamaan yang mengandung persamaan pusaran dengan persamaan yang mengatur aliran menegak (vertikal) adalah: PERSAMAAN PUSARAN POTENSIAL
o Persamaan pusaran potensial menjadi acuan penting utama dalam teori fluida yang berputar (seperti yang ditemukan oleh Rossby untuk perairan yang homogen)
-
Aliran Quasi-Geostropik (11)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 16
-
Aliran Quasi-Geostropik (12)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 17
-
Pada Aliran Fluida Yang Lambat
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 18
o Pada aliran fluida yang lambat, pers (9) dapat digunakan untuk mendapatkan persamaan aproksimasi bagi persamaan pusaran potensial
o Untuk kasus fluida yang tan-mampat (in-compressible), ruas kiri dari pers (8) dapat diganti menjadi
wz
o Dan w berkaitan dengan gaya gravity restoring forces, dan dapat dinyatakan sbb
N 2 w = 10
2 % p z t (12)
-
Pada Aliran Fluida Yang Lambat (2)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 19
o Dengan menggabungkan pers (12) dengan (8) , diperoleh
o Pers (13) merupakan persamaan Quasi-geostropik dari perubahan (perturbation) pusaran potensial, untuk:
Fluida tan-mampat Berotasi secara seragam (uniform) (nilai f = konstan)
t
1f 2
# $ %
2 & p x 2 +
2 & p y 2
'
( )
*
+ , + 0
z
10N 2
& p z
'
( )
*
+ , . / 0
= 0 (13)
-
Pada Aliran Fluida Yang Lambat (3)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 20
o CONTOH: aliran quasi-geostropik melewati bukit berbentuk lingkaran
0 > 0
< 0
> 0 0
-
Bidang Beta di Katulistiwa
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 21
o Untuk dinamika di dekat katulistiwa, maka aproksimasi yang dapat digunakan adalah:
o Aproksimasi ini dikenal sebagai aproksimasi bidang beta (beta-plane approximation)
o Dengan aproksimasi ini nilai beta merupakan suatu konstanta dengan nilai
sin , dan cos 1
= 2 r = 2.3 1011 m1 s1
-
Bidang Beta di Katulistiwa (2)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 22
o Dan parameter Coriolis f menjadi
o Aproksimasi ini dapat digunakan hingga sekitar 300 lintang, dimana kesalahan maksimum di lintang tersebut adalah sekitar 14%
f = ydimanay = r
-
Bidang Beta di Lintang Sedang
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 23
o Parameter Coriolis f bervariasi terhadap lintang bumi o Keadaan ini berdampak kepada gelombang-gelombang
yang berada di lautan o Berkaitan dengan parameter Coriolis tersebut, kita dapat
menyebutkan bahwa gelombang-gelombang tersebut dapat digolongkan ke dalam 2 kelas yang berbeda:
Gelombang berfrekuensi t inggi, yang tidak terpengaruh oleh variasi Coriolis f. Contohnya: gelombang-gelombang gravitasi
G e l o m b a n g b e r f r e k u e n s i r e n d a h , d i m a n a keberadannya ditentukan oleh nilai f.
Frekuensi tertinggi dari gelombang ini = ( c / 2 f ), dan frekuensi minimumnya adalah f
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (2)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 24
o Nisbah (ratio) antara kedua frekuensi tersebut cukup besar yaitu 2/ , dimana dinyatakan dengan
o Contoh, pada lintang 450 , nisbah frekuensi tersebut adalah
= c f 2 (L _1)
2 =
2 f 2 c =
1300ms1( )c (L _2)
o Karena kelas gelombang ini begitu berbeda dengan ge lombang grav i tas i , maka dapa t d ipe la ja r i menggunakan aproksimasi tertentu
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (3)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 25
o Gerak perairan berfrekuensi rendah cenderung mengikuti keseimbangan geostropik
o Akan tetapi variasi (departure) dari keseimbangan geostropik sangat penting untuk diketahui
o Mengapa? o Karena gerak vertikal hanya terjadi akibat variasi dari
keseimbangan geostropik ini
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (4)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 26
o Kita mulai pembahasan kita dengan persamaan gerak untuk komponen horisontal di bidang bola (tanpa friksi, sebagai berikut
DuDt 2 +
urcos
%
& '
(
) * v sin = 1
rcosp
(L _ 3)
DvDt + 2 +
urcos
%
& '
(
) * u sin = 1
rp
(L _ 4)
o Kemudian kita ingin mendapatkan solusi untuk kondisi quasi-geostropik menggunakan koordinat Cartesian
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (5)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 27
o Untuk itu perlu didapatkan koordinat yang cocok untuk keperluan ini
o Koordinat yang memenuhi keperluan ini adalah proyeksi Merkator lokal
o Jika radius bumi adalah R dan adalah bujur, maka koordinat Merkator lokal dinyatakan sebagai berikut
x = Rcos0 (1.a)
y = R d $ cos0cos $ 0
= Rcos0 ln1+ sin( )cos01+ sin0( )cos
& ' (
) * +
, + (1.b)
-
Proyeksi Mercator
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 28
Diciptakan untuk keperluan navigasi oleh Gerardus Mercator dari Flander (wilayah di Belanda dan Belgia) pd tahun 1569
Proyeksi Mercator adalah proyeksi silindris
-
Proyeksi Mercator (2)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 29
-
Proyeksi Mercator (3)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 30
-
Proyeksi Mercator (4)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 31
-
Proyeksi Mercator (5)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 32
Untuk bidang yang terbatas, sudut PKQ 900
-
Proyeksi Mercator (6)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 33
tan RcosR , tan =xy
maka,
-
Proyeksi Mercator (7)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 34
parallel scale factor k ( ) = !P !MPM =x
Rcos
meridian scale factor h ( ) = !P !KPK =yR
-
Proyeksi Mercator (8)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 35
tan = Rsec!y ( )
tan , k = sec , h = !y ( )R
Karena meridian di petakan pada sumbu x dengan nilai tetap, maka
-
Proyeksi Mercator (9) (Faktor skala k)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 36
Pada lintang 30 k= sec 30 = 1.15 Pada lintang 45 k= sec 45 = 1.41 Pada lintang 60 k= sec 60 = 2.00 Pada lintang 80 k= sec 80 = 5.76 Pada lintang 85 k= sec 85 =11.50
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (6)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 37
o Untuk persamaan sinambung, kita perlu membuat modifikasi dari komponen2 kecepatannya sbb
u = u , v = v (2)dimana = cos0 cos = R
1 dyd (3)
o Nilai hampir = 1 di pusat lintang dari bidang yang diamati
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (7)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 38
o Menggunakan pers (2) dan (3) ke dalam pers L_3 & L_4, akan diperoleh
D u Dt f
v = 1 % p x (4)
D v Dt + f
u + 1R u 2 + v 2( ) tan = 1
% p y (5)
o dimana
DDt
t +
2 u x +
v y
$
% &
'
( ) + w
z (6)
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (8)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 39
o Persamaan sinambung untuk perairan tan-mampat dalam koordinat bola
f = 2 sin (7)
o dimana
2 u x +
v y
#
$ %
&
' ( +
wz = 0 (8)
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (9)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 40
o Persamaan ini adalah persamaan gerak untuk bidang f, akan tetapi f sekarang merupakan fungsi dari y
o Untuk gerakan beramplitudo kecil, komponen kuadrat pada pers (4) dan (5) dapat diabaikan, sehingga dalam koordinat Merkator, persamaan gerak menjadi
u t f
v = 1 % p x (9)
v t + f
u = 1 % p y (10)
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (10)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 41
o Dimana v0 adalah skala kecepatan dan L skala jarak mendatar
o Aproksimasi bidang beta, adalah memperluas nilai f dari lintang pusat bidang yang diamati, sebagai fungsi linier dari y
o Untuk itu dilakukan dengan memperkenalkan scaled variables
x* = x L , y* = y L , t
* = L t(11)
u* = u v0 , v* = v v0 , p
* = # p L f v0
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (11)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 42
o Dimana f0 adalah nilai f di lintang pusat/sumbu, dan L dinyatakan sebagai
o Dengan penskalaan tersebut, maka parameter Coriolis f dapat dinyatakan dalam y*
f f0 1+ L y*( ) (12)
L =Lcot0 R =
Lf0 (13)
o Dimana adalah gradien dari parameter Coriolis
= 2R$ % & '
( ) cos0 (14)
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (12)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 43
o Karena aliran geostopik merupakan tan-divergen, maka perlu mengetahui kondisi aliran hingga aproksimasi berikutnya
o Ini adalah untuk mengetahui bagaimana aliran fluida berubah terhadap waktu
o Untuk aproksimasi pertama dari persamaan di atas, aliran adalah geostropik, sehingga u = ug dan v = vg
f0 ug = 1 % p y , f0 vg = +
1 % p x (15)
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (13)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 44
o Pada saat ini cukup disebutkan bahwa komponen aliran a-geostropik mempunyai ordo L relatif terhadap komponen geostropik
o Maka diperkenalkan komponen a-geostropik dari aliran yang diamati (ua, va), sehingga
u = ug + ua , v = vg + va (16)
f0 ua = y ug vg
t 1 f0 y ' p
y( ) * +
, -
2 ' p tx
. / 0
1 2 3
(17)
f0 va = y vg +ug
t 1 f0 y ' p
x( ) * +
, -
2 ' p ty
. / 0
1 2 3
(18)
-
A-Geostrophic Wind
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 45
-
Bidang Beta di Lintang Sedang (14)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 46
o Pers (17) dan (18) ini merupakan persamaan gerak quasi-geostropik linier dari aliran yang berubah terhadap waktu
f0 ua = y ug vg
t 1 f0 y ' p
y( ) * +
, -
2 ' p tx
. / 0
1 2 3
(17)
f0 va = y vg +ug
t 1 f0 y ' p
x( ) * +
, -
2 ' p ty
. / 0
1 2 3
(18)
-
Kontribusi bid-Beta Di Aliran a-geostropik
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 47
o Ada dua komponen yang berkontribusi ke aliran a-geostropik di atas:
Komponen beta Komponen issalobarik
f0 ua = y ug vg
t 1 f0 y ' p
y( ) * +
, -
2 ' p tx
. / 0
1 2 3
(17)
f0 va = y vg +ug
t 1 f0 y ' p
x( ) * +
, -
2 ' p ty
. / 0
1 2 3
(18)
-
Kontribusi bid-Beta Di Aliran a-geostropik (2)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 48
o Komponen beta menunjukkan bahwa untuk gradien tekanan yang diberikan, maka kecepatan aliran yang berada dalam keseimbangan geostropik pada setiap lintang, akan bertambah besar sejalan mendekati katulistiwa
f0 ua = y ug vg
t 1 f0 y ' p
y( ) * +
, -
2 ' p tx
. / 0
1 2 3
(17)
f0 va = y vg +ug
t 1 f0 y ' p
x( ) * +
, -
2 ' p ty
. / 0
1 2 3
(18)
o Ini berarti bahwa alirannya adalah divergen
-
Kontribusi bid-Beta Di Aliran a-geostropik (3)
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 49
o Komponen beta dari kecepatan a-geostropiknya adalah
o dan divergennya diberikan oleh
= y f0 ug ,vg( ) (19)
divergence = vg f0 f02
&
' (
)
* + - p
x
-
Kontribusi Issalobarik Di Aliran a-geostropik
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 50
o Komponen issalobarik dari kecepatan a-geostropiknya adalah
o dan divergennya diberikan oleh
= 1 f02
x , y
% & ' (
) * + p t% & ' (
) * (20)
divergence = 1 f0 g
t%
& '
(
) * 1
f02%
& '
(
) *
2( ) . p t
-
Mei 2015 J.I. Pariwono - Dept. ITK 51