Organisasi Konferensi Islam.doc

19
KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tugas akhir semester ini dapat terselesaikan. Tugas akhir semester ini direkontruksi dengan judul “Organisasi Konferensi Islam (OKI)”. Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Organisasi dan Administrasi Internasional DR.Leny M. Kallau-Tamunu, SU. Tugas ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang di peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Organisasi dan Administrasi Internasional khususnya yang berkaitan dengan Organisasi Konferensi Islam, serta infomasi dari media Internet yang berhubungan dengan Organisasi Konfrensi Islam, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Organisasi dan Administrasi Internasional atas bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas ini. Penulis harap, dengan membaca tugas ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Organisasi Konferensi Islam, khususnya bagi penulis. Memang Tugas ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

description

Organisasi Konferensi Islam

Transcript of Organisasi Konferensi Islam.doc

OKI

KATA PENGANTARPuji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tugas akhir semester ini dapat terselesaikan. Tugas akhir semester ini direkontruksi dengan judul Organisasi Konferensi Islam (OKI). Penulisan tugas ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah Organisasi dan Administrasi Internasional DR.Leny M. Kallau-Tamunu, SU.Tugas ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang di peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Organisasi dan Administrasi Internasional khususnya yang berkaitan dengan Organisasi Konferensi Islam, serta infomasi dari media Internet yang berhubungan dengan Organisasi Konfrensi Islam, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada pengajar matakuliah Organisasi dan Administrasi Internasional atas bimbingan dan arahan dalam penulisan tugas ini.

Penulis harap, dengan membaca tugas ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Organisasi Konferensi Islam, khususnya bagi penulis. Memang Tugas ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Kupang, Awal Januari 2011

H o r m a tBAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangOKI didirikan di Rabat, Maroko oleh negara-negara Islam yang bersidang 25 September 1969 untuk membahas situasi yang sedang berkembang dan berdasarkan Deklarasi Rabat, sepakat untuk membentuk sebuah organisasi yang nantinya dikenal dengan OKI dan secara resmi dibentuk pada bulan Mei 1971.

Lahirnya OKI adalah sebagai reaksi terhadap pembakaran Masjid Al Aqsha yang terletak di kota Al Quds (Yurusalem) pada tanggal 21 Agustus 1969 oleh Israel dan sejak tahun 1967 menduduki Yerusalem. Tindakan Israel ini menggemparkan umat Islam di seluruh dunia. Oleh karena itu Raja Husein dari Maroko segera menyerukan bersatu menuntut pertanggungjawaban Israel. Masjid Aqso dibangun oleh Nabi Daud dan pernah menjadi simbol persatuan umat Islam.

1.2 Perumusan MasalahDengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:

1. Apa Tujuan Didirikannya Organisasi Konferensi Islam?

2. Prinsip Apa Yang Dibangun Oleh Organisasi Konferensi Islam?

3. Bagaimana Struktur Dari Organisasi Konferensi Islam?

4. Bagaimana Struktur Keanggotaan Organisasi Konferensi Islam?

5. Kegiatan Apa Yang Dibangun Oleh Organisasi Konferensi Islam?

6. Bagaimana Peran Indonesia Dalam Keanggotaan Organisasi Konferensi Islam?

1.3 Tujuan

Tujuan penyusunan tugas ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Tujuan Didirikannya Organisasi Konferensi Islam?

2. Untuk Mengetahui Prinsip Organisasi Konferensi Islam?

3. Untuk Mengetahui Struktur Organisasi Konferensi Islam?

4. Untuk Mengetahui Struktur Keanggotaan Organisasi Konferensi Islam?

5. Untuk Mengetahui Kegiatan Organisasi Konferensi Islam?

6. Untuk Mengetahui Peran Indonesia Dalam Keanggotaan Organisasi Konferensi Islam?

1.4 ManfaatManfaat yang didapat dari tugas ini adalah, agar mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan mengetahui mengenai Organisasi Konferensi Islam (OKI), baik dari tujuannya, prinsip, Struktur Keanggotaan, Kegiatan, dan juga peran Indonesia dalam Keanggotaan Organisasi Konferensi Islam.

1.5 Ruang Lingkup Tugas ini membahas mengenai Organisasi Multinasional Berdasarkan Solidaritas Agama Islam (OKI) dan Tujuan didirikannya OKI, Serta membahas mengenai Prinsip, Struktur dan Kegiatan Organisasi Konferensi Islam.

BAB IIMETODE PENULISAN

2.1 Objek Penulisan Objek penulisan Tugas ini adalah mengenai Organisasi Multinasional Berdasarkan Solidaritas Agama Islam (OKI) dan Tujuan didirikannya OKI, Serta membahas mengenai Prinsip, Struktur dan Kegiatan Organisasi Konferensi Islam.

2.2 Metode Analisis

Penyusunan tugas ini berdasarkan metode deskriptif analistis, yaitu mengidentifikasi permasalahan berdasarkan fakta dan data yanag ada, menganalisis permasalahan berdasarkan pustaka dan data pendukung lainnya berupa media Internet.

BAB III

ANALISIS PERMASALAHAN

3.1. Latar Belakang Pembentukan Organisasi Konferensi Islam (OKI)OKI didirikan di Rabat, Maroko oleh negara-negara Islam yang bersidang 25 September 1969 untuk membahas situasi yang sedang berkembang dan berdasarkan Deklarasi Rabat, sepakat untuk membentuk sebuah organisasi yang nantinya dikenal dengan OKI dan secara resmi dibentuk pada bulan Mei 1971.

Lahirnya OKI adalah sebagai reaksi terhadap pembakaran Masjid Al Aqsha yang terletak di kota Al Quds (Yurusalem) pada tanggal 21 Agustus 1969 oleh Israel dan sejak tahun 1967 menduduki Yerusalem. Tindakan Israel ini menggemparkan umat Islam di seluruh dunia. Oleh karena itu Raja Husein dari Maroko segera menyerukan bersatu menuntut pertanggungjawaban Israel. Masjid Aqso dibangun oleh Nabi Daud dan pernah menjadi simbol persatuan umat Islam.

Dari peristiwa ini kemudian muncullah ide dari umat Islam untuk mengadakan konsolidasi dalam rangkan membebaskan kota Yerusalem dari cengkeraman Zionis Israel. Seruan itu mendapat sambutan baik dari para menteri negara-negara anggota Liga Arab. Pertemuan itu disepakati untuk mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Islam dalam waktu singkat. Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, pada tanggal 22-25 September 1969 diselenggarakan KTT negara-negara Islam I di Rabat, Maroko. Konferensi Tingkat Tinggi yang dihadiri 28 negara Islam itu menghasilkan beberapa keputusan yaitu:

1. Mengutuk pembakaran Masjid Al Aqsha oleh Israel

2. Menuntut dikembalikannya kota Yerusalem sebagaimana sebelum perang tahun 1967

3. Menuntut penarikan tentara Israel dari seluruh wilayah Arab yang diduduki

4. Menetapkan pertemuan tingkat Menlu di Jeddah pada bulan Maret 1970

Untuk meningkatkan kerjasama bangsa-bangsa Islam di dunia, kemudian pada tanggal 24-28 April 1978 diadakan KTT OKI di Dakar, Senegal yang dihadiri oleh Menlu negara anggota sebanyak 42 orang. Adapun isu atau masalah yang diagendakan adalah:

1. Persoalan Palestina

2. Masalah masyarakat Islam di Siprus dan Philipina Selatan

3. Masalah hak veto yang dilakukan oleh PBB

4. Masalah pembentukan zona nuklir di Afrika

5. Masalah perdamaian di Timur-Tengah dan Asia Selatan

6. Masalah Zionisme yang dilaksanakan oleh Israel di Palestina

7. Masalah Aphartaid dan rasialisme di Afrika Selatan

8. Masalah bantuan untuk Mozambik

9. Masalah kerjasama ekonomi, teknik dan perdagangan, pertukaran tenaga kerja dan memperkuat angkutan serta telekomunikasi negara-negara Islam, dan

10. Masalah pembentukan uni-internasional dan hal lain-lain yang berbasiskan Islam seperti Bank Islam, Radio Islam, Kantor Berita Islam dll.

Dari pertemuan itu, kemudian disepakati oleh semua peserta KTT OKI tersebut dan diambil keputusan, sebagai berikut:

1. Akan diselenggarakan sidang OKI X dan XI di Maroko dan Pakistan

2. Mengutuk negara-negara yang member bantuan kepada Israel dan mendesak Israel agar segera menarik diri dari Libanon Selatan

3. Mendukung perjuangan PLO, karena PLO adalah satu-satunya wakil yang sah dari rakyat Palestina

4. Meminta AS agar segera mengakui keberadaan PLO

5. Meyakinkan dunia bahwa perdamaian di Timur-Tengah tidak akan terwujud jika mengesampingkan atau mengikutsertakan Palsetina

6. Mendesak agar perjuangan untuk melawan perubahan struktur geopolitik, sosial, dan kebudayaan di daerah Arab yang ikut KTT Islam di Casblanca Januari 1984 dan memasukkan kembali Mesir dalam organisasi tersebut.

Pada pertemuan-pertemuan selanjutnya OKI mengalami perkembangan dalam berbagai bidang, misalnya dalam bidang kelembagaan, sesuai denga hasil konferensi tingkat Menlu di Jeddah (1970), dibentuklah secretariat tetap Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Jeddah dan ditetapkan perlunya pertemuan tingkat mentri luar negeri antar anggota OKI sebelum berlangsungnya KTT.Secara umum latar belakang terbentuknya OKI sebagai berikut :1) Tahun 1964 : Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab di Mogadishu timbul suatu ide untuk menghimpun kekuatan Islam dalam suatu wadah internasional.2) Tahun 1965 : Diselenggarakan Sidang Liga Arab sedunia di Jeddah Saudi Arabia yang mencetuskan ide untuk menjadikan umat Islam sebagai suatu kekuatan yang menonjol dan untuk menggalang solidaritas Islamiyah dalam usaha melindungi umat Islam dari zionisme khususnya.3) Tahun 1967 : Pecah Perang Timur Tengah melawan Israel. Oleh karenanya solidaritas Islam di negara-negara Timur Tengah meningkat.4) Tahun 1968 : Raja Faisal dari Saudi Arabia mengadakan kunjungan ke beberapa negara Islam dalam rangka penjajagan lebih lanjut untuk membentuk suatu Organisasi Islam Internasional.5) Tahun 1969 : Tanggal 21 Agustus 1969 Israel merusak Mesjid Al Agsha. Peristiwa tersebut menyebabkan memuncaknya kemarahan umat Islam terhadap Zionis Israel.Seperti telah disebutkan diatas, Tanggal 22-25 September 1969 diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara-negara Islam di Rabat, Maroko untuk membicarakan pembebasan kota Jerusalem dan Mesjid Al Aqsa dari cengkeraman Israel. Dari KTT inilah OKI berdiri.3.2. Tujuan Didirikannya OKISecara umum tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk mengumpulkan bersama sumber daya dunia Islam dalam mempromosikan kepentingan mereka dan mengkonsolidasikan segenap upaya negara tersebut untuk berbicara dalam satu bahasa yang sama guna memajukan perdamaian dan keamanan dunia muslim. Secara khusus, OKI bertujuan pula untuk memperkokoh solidaritas Islam diantara negara anggotanya, memperkuat kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan iptek.Pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) III OKI bulan February 1972, telah diadopsi piagam organisasi yang berisi tujuan OKI secara lebih lengkap, yaitu :a. Memperkuat/memperkokoh :1) Solidaritas diantara negara anggota;2) Kerjasama dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan iptek.3) Perjuangan umat muslim untuk melindungi kehormatan kemerdekaan dan hak- haknya.b. Aksi bersama untuk :1) Melindungi tempat-tempat suci umat Islam;2) Memberi semangat dan dukungan kepada rakyat Palestina dalam memperjuangkan haknya dan kebebasan mendiami daerahnya.c. Bekerjasama untuk :1) menentang diskriminasi rasial dan segala bentuk penjajahan;2) menciptakan suasana yang menguntungkan dan saling pengertian diantara negara anggota dan negara-negara lain.

3.3. Prinsip OKIUntuk mencapai tujuan diatas, negara-negara anggota menetapkan 5 prinsip, yaitu: 1) Persamaan mutlak antara negara-negara anggota2) Menghormati hak menentukan nasib sendiri, tidak campur tangan atas urusan dalam negeri negara lain.3) Menghormati kemerdekaan, kedaulatan dan integritas wilayah setiap negara.4) Penyelesaian setiap sengketa yang mungkin timbul melalui cara-cara damai seperti perundingan, mediasi, rekonsiliasi atau arbitrasi.5) Abstein dari ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah, kesatuan nasional atau kemerdekaan politik sesuatu negara.

3.4. Struktur Organisasi Konferensi Islam (OKI)1. Badan Utama yang terdiri atas:

a. Konferensi para raja dan kepala negara/pemerintahan (KTT) yang diadakan tiap tahun.

b. Secretariat Jenderal sebagai badan eksekutif di Jeddah

c. Konferensi para Menlu yang diadakan setiap tahun

d. Mahkamah Islam Internasional sebagai badan yudikatif di Kuwait

2. Komite-komite Khusus yang terdiri atas:

a. Komite Al Quds Yerusalem

b. Komite Tetap Keuangan

c. Komite Ekonomi, Sosial dan Budaya

3. Badan-badan Subsider yang bergerak di bidang ekonomi maupun sosial budaya

4. Lembaga dan organisasi yang bersifat otonom dalam lingkungan Organisasi Konferensi Islam

3.5. Struktur Keanggotaan Organisasi Konferensi Islam (OKI)Kenganggotaan Organisasi Konferensi Islam juga mengalami perkembangan. Pada awal mulanya jumlah anggotanya hanya 28 negara, yakni mereka yang hadir pada Konferensi Tingkat Tinggi I di Rabat. Setelah KTT IV di Casablanca tahun 1984, jumlah anggota menjadi 45 negara dari tiga kawasan yakni Arab, Amerika, dan Afrika. Dalam Piagam Organisasi Konferensi Islam dijelaskan bahwa yang menjadi anggota OKI adalah:

1. Negara yang hadir dalam KTT Rabat tahun 1969

2. Negara yang menandatangai Piagam OKI

3. Negara yang hadir dalam KTT Jeddah dan Karachi

Kedudukan Indonesia dalam keanggotan OKI sangat unik karena Indonesia bukan negara Islam atau negara agama apapun, tetapi sebagai negara berdasarkan Pancasila. Dari sudut Politik Luar Negari Indonesia, Indonesia adalah negara anggota OKI yang secara eksplisit menyatakan prinsip-prinsip kebebasan dan independensi sebagai pegangan politik luar negerinya.

Dengan berdasarkan Pancasila, Indonesia berupaya menjadi pemersatu umat Islam di seluruh dunia dan mencarikan jalan keluar dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi umat Islam. Kerlibatan Indonesia dalam OKI adalah sebagai suatu usaha untuk ikut menciptakan kehidupan dunia dan damai.

Sejak semula, Indonesia cukup aktif dalam OKI. Indonesia adalah salah satu pendiri OKI pada tahun 1969 di Maroko. Indonesia pernah menduduki kursi kepemimpinan, misalnya pernah menjadi wakil sekretaris Jenderal, anggota Komite Al-Quds yang diketahui oleh Raja Hasan II dari Maroko dan lain-lain.

Dalam konferensi menteri-menteri penerangan OKI tahun 1988, Indonesia memprakarsai gagasan perlunya membentukTata Informasi Baru Dunia Islam, hal tersebut bertujuan untuk mengimbangi dominasi Barat atas informasi dunia, begitu juga dalam bidang politik, peran Indonesia dalam OKI cukup diperhitungkan dalam KTT OKI 1981 di Thaif, Arab Saudi, Indonesia mengajukan resolusi Solidaritas Islam yang diterima oleh peserta KTT secara spontan, sebagai dasar pembenrukan Komite Perdamaian.

3.6. Kegiatan-kegiatan Organisasi Konferensi Islam (OKI)Pada awal munculnya Organisasi Konferensi Islam (OKI) hanya bergerak dalam kasus pembakaran Masjid Aqso. Dalam perkembnangan lebih lanjut, OKI telah menangani masalah-masalah Islam yang lebih luas seperti politik, ekonomi dan sosial budaya. Hal ini sejalan dengan promosi solidaritas Islam dan kerja sama negara-negara anggota dalam ekonomi, sosial budaya dan ilmu pengetahuan. Untuk terlaksananya kegiatan-kegiatan dalam lingkungan OKI telah dibentuk badan Subsider dan lembaga serta organisasi antara lain:

1. Dana solidaritas Islam di Jeddah

2. Pusat Riset Sejarah dan Budaya Islam di Istambul

3. Dana Ilmu, Teknologi dan pembangunan di Jeddah

4. Komisi Bulan Sabit Islam di Istambul

5. Komisi Warisan Budaya Islam di Istambul

6. Pusat Riset dan Traning Sosial Ekonomi di Ankara (Turki)

7. Pusat Riset dan Latihan Tekhnik di Dacca Bangladesh

8. Bang Pembangunan Islam di Jeddah

9. Kantor Barita Islam Internasional (INA) di Jeddah dan lain-lain

Dalam KTT tahun 1987 di Kuwait muncul berbagai masalah yang harus ditangani dan oleh umat Islam dicari penyelesaiannya mulai dari masalah Palestina. Krisis ekonomi Afrika dan lain-lain. KTT OKI selanjutnya dilaksanakan di Dakar, Senegal. Pada tahun 1991 Azerbaijan masuk menjadi anggota, sehingga anggota OKI berjumlah 45 negara. Keputusan penting dari KTT ini antara lain adalah penyelesaian masalah Palestina secara damai dan mengancam terorisme sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

3.7. Peran Indonesia dalam Keanggotaan OKIKeanggotaan Indonesia dalam OKI sangat unik karena Indonesia bukan negara Islam, tetapi merupakan negara dengan jumlah penganut agama Islam terbanyak di dunia. Dari sudut politik luar negeri, Indonesia adalah negara anggota OKI yang secara eksplisit menyatakan prinsip-prinsip kebebasan dan independensi sebagai pegangan politik luar negerinya. Indonesia memanfaatkan OKI sebagai forum kerjasama yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian dunia.

Dengan melandaskan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia berupaya menjadi pemersatu umat Islam di seluruh dunia dan mencarikan jalan keluar dari masalah-maasalah yang dihadapi oleh umat Islam. Keterlibatan Indonesia dalam OKI telah melahirkan kesempatan yang baik bagi terciptanya kerjasama dengan negara lainnya.

Di bidang politik, peran Indonesia dalam OKI cukup diperhitungkan. Pada KTT OKI 1981 di Thaif, Arab Saudi, Indonesia mengajukan resolusi tentang solidaritas Islam yang diterima oleh peserta KTT secara spontan. Resolusi tersebut kemudian menjadi dasar bagi pembentukan komite perdamaian Islam. Selain itu peran Indonesia dalam mendamaikan sengketa antara Pakistan dan Bangladesh juga diakui negara-negara Islam. Masalah minoritas Moro di Filipina juga diperjuangkan Indonesia dalam forum OKI.

BAB IVPENUTUP4.1. Kesimpulan

1. Organisasi Konferensi Islam beranggotakan negara Islam dan negara yang mayoritas pendukungnya beragama Islam.

2.Pokok persoalan yang menjadi latar belakang berdirinya Organisasi Konferensi Islam adalah dengan terabakarnya Masjid Al Aqsha dan perebutan Yerusalem tahun 1967 oleh Zionisme Israel.

3.Organisasi Konferensi Islam dalam perkembangannya tidak lagi mempersoalkan Palestina dan persoalan utama, melainkan ikut memikirkan semua persoalan yang dihadapi secara bersama oleh dunia Islam.

4.Indonesia ikut mempengaruhi bagaimana tata cara hubungan antara negara anggota OKI di dala Piagam Konferensi Tingkat Menteri di Jeddah.

5.Indonesia Mengajukan prinsip hubungan yang tidak mengikat.

6.Organisasi ini dapat disebut sebagai organisasi internasional, walaupun hanya negara Islam yang menjadi anggotanya, atau paling tidak negara dengan pendukungnya mayoritas Islam.

Daftar Pustaka

Teuku May Rudy, Organisasi dan Administrasi Internasional, 2nd edition, PT Refika Aditama, Bandung, Juni 2005.Added Dawisha(Ed.), Islam in Foreign Policy, Cambridge University Press, Cambridge, 1983

http://tegoehthunat.blogspot.com/2010/06/kemelut-di-timur-tengah-dan-organisasi.html