Organisasi Agribisnis 21 April 2009-Edit Zumi

download Organisasi Agribisnis 21 April 2009-Edit Zumi

of 56

Transcript of Organisasi Agribisnis 21 April 2009-Edit Zumi

Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ORGANISASI AGRIBISNISMK. SISTEM AGRIBISNIS 21 April 2009

Badan Usaha AgribisnisBadan Usaha sering disebut juga dengan istilah Perusahaan (Corporate), adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat (Muhammad Firdaus, 2008). Badan usaha Agribisnis berarti sumbersumber ekonomi atau faktor-faktor produksi yang diolahnya merupakan sumberdaya pertanian (pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan)Badan usaha atau perusahaan yang bergerak di bidang Agribisnis, dapat bergerak dalam kegiatan usaha pada satu sub sistem agribisnis saja, lebih dari satu sub sistem atau mengintegrasikan keseluruhan subsistem agribisnis. Namun dapat pula hanya bergerak secara spesifik dalam satu kegiatan usaha yang ada dalam satu subsistem, misalnya kegiatan distribusi produk hortikultura berpendingin dalam subsistem pemasaran.

Badan Usaha AgribisnisMacam Badan Usaha Agribisnis 1. Badan Usaha menurut lapangan usahanya :a) Badan usaha pertanian primer, yaitu badan usaha yang bergerah di bidang pengolahan lahan (tanah), baik di pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan. b) Badan usaha perdagangan, yaitu badan usaha yang bergerak di bidang pembelian produk agribisnis untuk dijual kembali tanpa mengubah sifat dan bentuk barang tersebut. c) Badan usaha Agroindustri, yaitu badan usaha yang bergerak di bidang pengolahan bahan mentah produk pertanian menjadi barang jadi / setengah jadi. d) Badan usaha ekstraktif, yaitu badan usaha yang usahanya menggali, mengambil, atau mengumpulkan kekayaan alam yang sudah tersedia, seperti penebangan hutan e) Badan usaha jasa, yaitu badan usaha yang usahanya memberikan atau menyewakan jasa kepada orang atau badan lain, misalnya perisahaan transportasi (distribusi) hotikultura, perbankan dan asuransi.

Badan Usaha Agribisnis2. Badan Usaha menurut Kepemilikan Modalnya :a) Badan usaha Negara (BUMN), yaitu badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. b) Badan usaha Swasta, yaitu badan usaha yang seluruh modalnya dimiliki oleh pihak swasta, baik secara perorangan atau sekelompok orang. c) Badan usaha Campuran, yaitu badan usaha yang sebagian modalnya dimiliki pemerintah dan sebagian lagi oleh swasta.

3. Badan Usaha menurut Tanggung Jawab Anggotanya :a) Badan usaha dimana pemiliknya bertanggungjawab penuh terhadap seluruh harta benda yang diikutsertakan dalam usaha maupun pribadinya. Contoh : Perusahaan Perorangan dan Firma b) Badan usaha dimana pemiliknya bertanggungjawab secara terbatas hanya pada harta benda yang diikutsertakan dalam usahanya saja. Kekayaan pribadi pemilik tidak menjadi jaminan terhadap kewajiban badan usaha. Contoh : Perseroan Terbatas

Badan Usaha Agribisnis

Pada hakikatnya Bentuk Badan Usaha terdiri atas : 1. Perusahaan Perorangan 2. Persekutuan, terdiri atas : a. Persekutuan Firma b. Persekutuan Komanditer 3. Perseroan Terbatas 4. Perusahaan Negara (BUMN) 5. Perusahaan Daerah (BUMD) 6. Koperasi 7. Yayasan

Badan Usaha Agribisnis1. Perusahaan PeroranganPerusahaan Perorangan (single proprietorship) adalah bentuk badan usaha yang paling tua sekaligus paling sederhana. Perusahaan perorangan dimiliki, dikelola dan dikendalikan oleh satu orang pemilik. Modal perusahaan berasal dari seseorang yang merupakan pemilik perusahaan, sekaligus pengelola, pengusaha dan pemimpin perusahaan. Perusahaan Perorangan tidak mengenal adanya pemisahan kekayaan perusahaan dan pribadi. Contoh : Toko Pertanian, Perusahaan RMU kecil, Warung Kelontong, Bengkel traktor dsb.

2. PersekutuanPerusahaan (partnership) adalah perhimpunan dari dua orang atau lebih sebagai pemilik bisnis. Tidak ada batas jumlah orang yang dapat bergabung dalam persekutuan, hanya biasanya semakin banyak akan semakin sulit pengelolaan bisnisnya.

Badan Usaha Agribisnis2. Persekutuan a. Persekutuan FirmaFirma adalah persekutuan dua orang atau lebih untuk menjalankan perusahaan di bawah nama bersama. Persekutuan ini didirikan tanpa mengeluarkan saham. Jika suatu firma memperoleh keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi diantara para sekutu secara proporsional sesuai dengan banyaknya modal yang telah dikontribusikan oleh masing-masing sekutu. Sebaliknya, jika firma mengalami kerugian dan kekayaan tidak mampu memenuhi pembayaran utang-utangnya, maka kekayaan pribadi para sekutu ikut bertanggungjawab atas pembayaran utang-utang tersebut. Firma adalah badan hukum yang dipilih pengusaha perseorangan jika mereka ingin memperluas usahanya atau jika ingin menambah modal bisnis tetapi tidak ingin terlalu banyak orang ikut campur dalam menjalankan perusahaan.

Badan Usaha Agribisnisb. Persekutuan KomanditerPersekutuan Komanditer ( CV = Commanditer Venootschaap) juga merupakan perluasan bentuk perusahaan perseorangan, dengan pemilik perusahaan lebih dari satu orang. Persekutuan komanditer adalah suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha diantara mereka yang bersedia menjalankan, memimpin dan bertanggungjawab penuh dengan kekayaan pribadinya dengan mereka yang memberikan pinjaman, tetapi tidak bersedia memimpin perusahaan dan bertanggungjawab terbatas pada kekayaan yang diikut sertakan dalam perusahaan tersebut. Persekutuan Komanditer memiliki 2 sekutu, yaitu sekutu komplementer dan sekutu komanditer. Sekutu komplementer adalah sekutu yang menjalankan dan memimpin perusahaan, sedangkan sekutu komanditer adalah mereka yang mempercayakan sejumlah modalnya kepada sekutunya, jadi sekutu komanditer sama sekali tidak terlibat dalam pengelolaan perusahaan.

Badan Usaha Agribisnisb. Persekutuan KomanditerPerbedaan lainnya kedua sekutu tsb dalam tanggungjawab atas utang-utang terhadap pihak ketiga. Sekutu komplementer bertanggungjawab penuh atas utang-utang perusahaan, sementara sekutu komanditer hanya bertanggungjawab sebesar modal yang dipercayakan kepada sekutu komplementer.

3. Perseroan TerbatasPerseroan Terbatas (PT) (NV= Naamloze Vennootschap) adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang diberi hak dan diakui oleh hukum untuk berusaha dan/atau untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Modal usaha dari PT terdiri atas saha-saham dari para pemegang saham, jadi kekayaan PT terpisah dari kekayaan pribadi pemiliknya. Para Pemegang saham bertanggungjawab terhadap segala kerugian sebatas jumlah saham yang dimilikinya.

Badan Usaha Agribisnis3. Perseroan TerbatasPerangkat organisasi dari PT terdiri atas : a) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) b) Dewan Komisaris c) Direksi d) Jika PT melakukan kegiatan perbankan, maka organisasinya dilengkapi dengan Dewan Audit sesuai ketentuan BI.

4.

Perusahaan Negara (BUMN)

BUMN adalah badan usaha dan anak perusahaan yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara. BUMN dapat berupa : a) Perusahaan Jawatan (PERJAN), yaitu perusahaan milik negara yang merupakan bagian dari departemen. b) Perusahaan Umum (PERUM), yaitu perusahaan milik negara yang tujuan utamanya melayani kepentingan umum, baik dalam hal produksi, konsumsi, maupun distribusi. c) Perseroan Terbatas (PERSERO) adalah perusahaan milik negara yang berbentu perseroan terbatas dengan tuajuan untuk memperoleh laba.

Badan Usaha Agribisnis5. Perusahaan Daerah (BUMD)Perusahaan Daerah adalah suatu perusahaan yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah. Modal seluruhnya atau sebagain berasal dari kekayaan pemda yang telah dipisahkan. Contoh Bank Pembangunan Daerah (BPD), Perusahaan Daerah Pemotongan Hewan dsb,

6.

Koperasi

Menurut Undang-Undang RI No. 25/1992 tentang Perkoperasian, Koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. keberadaan koperasi di Indonesia sangat penting karena sebagai salah satu urat nadi dan sokoguru perekonomian rakyat Indonesia.

7.

Yayasan

Yayasan adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang bertujuan sosial, yakni meningkatkan kesejahteraan dan tidak mencari laba (nirlaba)

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

KoperasiKoperasi adalah organisasi ekonomi formal yang berwatak sosial, yang ditumbuhkan dan dikembangkan secara swadaya oleh sekelompok orang (dalam hal ini para petani) dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan dan kepentingan ekonomi dan sosial anggotanya

Perangkat organisasi koperasi : Rapat anggota Pengurus Pengawas

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Kriteria keanggotaan dan kepengurusan koperasi petani / kelompok tani harus memperhatikan aspek ekonomi dan manfaat dari pendirian koperasi Keanggotaan koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jas koperasi Pengurus koperasi harus mempunyai kualitas sumber daya manusia yang memadai, mempunyai jiwa wirausaha, dan berpihak kepada anggota Landasan Koperasi 1. Cita cita (idealisme) falsafah dan moral suatu bangsa. 2. Ketentuan tata tertib yang mengatur terselenggaranya falsafah hidup dan moral sesuatu, yaitu landasan strukturil koperasi. 3. Rasa dan karsa untuk hidup tolong menolong antar sesama manusia (self helf) berdasarkan ketinggian budi dan harga diri sebagai manusia pribadi, yaitu landasan mental koperasi.

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Langkah langkah pembentukan koperasi 1. Identifikasi masalah dan inventarisasi keberadaan koperasi Menentukan kebutuhan koperasi tani dan kesiapan kelompok tani untuk menjadi koperasi tani dengan memperhatikan pula skala usaha dari koperasi tani yang akan didirikan 2. Penerangan dan penyuluhan Meningkatkan kesadaran petani / kelompok tani akan pentingnya perhimpunan dalam wadah koperasi, bahwa bekerja secara koperatif jauh lebih efektif dan efisien daripada bekerja secara individu

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Koperasi, Mengapa Menarik ? Waktu Perubahan Dramatik Keinginan Untuk Menangkap peluang Nilai Tambah

15DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Perubahan Struktural Pada Agribisnis Waktu perubahan yang dramatik Meningkatnya konsolidasi/konsenstrasi/ koordinasi

vertikal diantara pelaku agribisnis pada semua tingkatan Memanfaatkan keunggulan skala ekonomis dan efisiensi yang dikaitkan dengan koordinasi Peluang apakah yang dapat dimanfaatkan koperasi untuk melakukan investasi dalam peningkatan nilai tambah agribisnis

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Perusahaan Agribisnis Paling Aktif Monsanto Farmland Ind. Cargill Novartis AG Dow AgroSci. AgriBioTech Land OLakes Con Agra Inc.DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

53 48 41 28 27 22 22 20

DuPont ADM Zeneca Mycrogen Corp Suiza Foods Terra Ind. Dean Foods Pioneer Hi-Bred

20 17 17 16 16 16 14 14

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Pembinaan Dan Pemberdayaan Koperasi1.

Kebijaksanaan pembinaan dan pemberdayaan koperasi pengusah kecil dan menengah Kebijaksanaan pokok Kebijaksanaan oprasional Manajemen koperasi Ciri utama organisasi koperasi ialah anggotanya yang berstatus ganda yaitu sebagai pemilik sekaligus sebagai pengguna jasa atau pelanggan perusahaan koperasi

2.

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

3.

Pembinaan koperasi Tahap peningkatan kesadaran Tahap ofisialisasi Tahap Deofisialisasi Tahap kemandirian / otonomi Pengembangan usaha Pendekatan pemecahan masalah Pendekatan kelayakan usaha

4.

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Nilai Tambah dan Generasi Baru Koperasi New Generation Cooperatives (NGCs)DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Struktur Koperasi Generasi Baru (NGCs) Keterkaitan kontribusi kepemilikan produsen dengan hak

penyampaian produk Pembagian kepemilikan yang dapat dialihkan dan hak penyampaian Satu anggota, satu suara Distribusi pendapatan didasarkan langganan Pengolahan nilai tambah untuk komoditas yang dimiliki anggota Invetasi modal yang nyata dari anggota

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Kelebihan NGCs Memberikan kesempatan bagi produsen untuk menjadi

bagian dari sistem agribisnis terpadu Pembagian keuntungan Mengimbangi isu ketidakseimbangan kekuatan pasar Mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi koperasi tradisional

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Strengths of NGCs Free Rider Problem

Why should I invest in the cooperative so long as everyone else invests? Horizon Problem Refers to the investment perspective of the cooperative members. Members may have little incentive to support long term investments that will pay off after they retire.

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Kelemahan NGCs Beberapa produsen tidak mampu memenuhi kebutuhan

investasi koperasi Produsen yang ingin membeli setelah modal awal harus membeli lebih tinggi jika nilai pembagiannya meningkat Implikasi resiko keuangan Menyelaraskan tujuan koperasi dengan tujuan pemiliki merupakan hal yang sulit

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Langkah-Langkah Untuk Mengorganisasikan Suatu NGCs Mengadakan pertemuan anggota yang potensial dan

bentuk suatu panitia penyelenggara, kumpulkan modal awal Melakukan studi kelayakan Mengadakan pertemuan untuk membahas hasil studi kelayakan Menyiapkan rencana bisnis Menbentuk kelembagaan koperasi secara legal/formal

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Langkah-langkah Untuk mengorganisasikan Suatu NGCs

Menjamin pembiayaan untuk koperasi Merekrut anggota untuk koperasi Merekrut manajaer koperasi dan staf Mengadakan pertemuan anggota koperasi dan pengurus Memulai operasi

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Aspek Yang Harus Diperhatikan

Ketidakjelasan misi yang ditetapkan Perencanaan yang tidak matang Kegagalan dalam memanfaatkan penasehat dan konsultan Kelemahan kepemimpinan Komitmen anggota yang rendah Ketidakmampuan manajemen Kegagalan dalam mengidentifikasi dan meminimalisasi resiko

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Aspek Yang Harus Diperhatikan Asumsi yang telalu optimis Modal yang tidak cukup dan rasio utang terhadap modal

yang berlebihan Komunikasi yang tidak berjalan Pabrik dan Operasi fisik yang bermasalah Lokasi bisnis yang tidak tepat Noncompetitive Business Location

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Padjadjaran

LPM-UNPAD

Koperasi

Tanggapan Terhadap Perubahan Struktural Peningkatan konsentrasi/konsolidasi/koordinasi

vertikal membuat koperasi harus proaktif Aliansi/kerjasama/jaringan akan bekerja apabila Invetasi bisnis yang baik Struktur organisasi yang bekerja Tujuan lain yang tercapai

DIVISI DINAMIKA INOVASI DAN KELEMBAGAAN

KemitraanKemitraan Salah satu bentuk hubungan bisnis antara dua perusahaan atau individu yang sarat dengan etika adalah kemitraan kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan Kemitraan dapat terjalin antara perusahaan dengan perusahaan, perusahaan dengan individu, ataupun individu dengan individu

KemitraanAzas dalam kemitraan : 1. Dari segi hukum kedudukan antar sesama mitra usaha adalah sama 2. Saling menguntungkan 3. Saling mempercayai 4. Saling memerlukan sebagai contoh pengusaha memerlukan pasokan bahan baku dan petani memerlukan penampungan hasil dan bimbingan 5. Saling melaksanakan etika bisnis

KemitraanFaktor-faktor yang menjadi alasan dilakukannya kemitraan adalah : 1. Dalam upaya menurunkan biaya produksi 2. Ada teknologi yang spesifik dalam rangka peningkatan kualitas produksi 3. Adanya transaksi direct market yang berarti mencegah fluktuasi supply dan demand 4. Membangun mitra dalam penelitian dan pengembangan (research and development) 5. Saling tergantung, terutama dalam bidang produksi yang ditangani rakyat

KemitraanTujuan Struktural Kemitraan : 1. Terjalin hubungan usaha antara usaha menengah/besar dengan usaha kecil berdasarkan asas saling membutuhkan, saling memperkuat dan saling menguntungkan 2. Menciptakan nilai tambah, efisiensi dan produktivitas usaha bagi kedua pihak dan selanjutnya akan memperkuat perekonomian dan industri nasional 3. Menciptakan dan meningkatkan alih pengetahuan, keterampilan, manajemen, dan teknologi 4. Mengatasi kesenjangan sosial

KemitraanTujuan Kultural Kemitraan : Agar mitra usahanya dapat menerima dan mengadopsi nilainilai baru dalam berusaha seperti perluasan wawasan, kreativitas, berani mengambil resiko, etos kerja, kemampuan aspek-aspek manajerial, bekerja atas dasar perencanaan dan berwawasan ke depan

KemitraanKemitraan merupakan suatu proses yang dimulai dengan perencanaan, kemudian rencana itu diimplementasikan dan selanjutnya dimonitor dan dievaluasi oleh pihak yang bermitra. Dalam kemitraan terdapat alur tahapan pekerjaan yang jelas dan teratur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Karena kemitraan merupakan suatu proses, maka keberhasilannya tidak dapat diukur dalam waktu yang singkat. Keberhasilan kemitraan dapat diukur dari pencapaian nilai tambah didapat oleh pihak yang bermitra baik dari segi material maupun non-material.

KemitraanPenerapan Etika Bisnis Dalam Bermitra : 1. Integritas dan kejujuran 2. Kepercayaan 3. Komunikasi yang terbuka 4. Adil 5. Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra 6. Keseimbangan antara insentif dan resiko

KemitraanTahapan-tahapan Kegiatan Dalam Persiapan Kemitraan 1. Identifikasi dan pendekatan kepada pelaku usaha 2. Membentuk wadah organisasi ekonomi 3. Menganalisis kebutuhan pelaku usaha 4. Merumuskan program 5. Kesiapan bermitra 6. Temu usaha 7. Adanya koordinasi

KemitraanPola Kemitraan Usaha berdasarkan jangka waktunya:a.

Kemitraan Insidentil Didasari atas kepentingan ekonomi bersama dalam jangka waktu yang pendek. Jalinan kemitraan ini akan dihentikan jika kegiatan diantara para pelaku kemitraan telah selesai Kemitraan Jangka Menengah Bentuk kemitraan berdasarkan motif ekonomi bersama dalam jangka waktu menengah, seperti pada musim produksi tertentu Kemitraan Jangka Panjang Bentuk kemitraan berdasarkan motif ekonomi bersama dalam jangka waktu yang panjang atau periode waktu tertentu

b.

c.

KemitraanPola Kemitraan Usaha berdasarkan Jalinan Kerjasamanya: a. Pola inti plasma Hubungan kerjasama antara perusahaan besar/menengah sebagai inti, dengan beberapa usaha kecil atau individu sebagai plasma. Perusahaan inti menyediakan input produksi, bimbingan teknik budidaya, bimbingan manajemen, sampai menampung, mengolah dan memasarkan hasil pertanian. Sementara mitra plasma berkewajiban memenuhi permintaan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati.

Kemitraana. Pola inti plasmaPetani Plasma

Petani Plasma

Perusahaan Inti

Petani Plasma

Keterangan : Pembelian hasil produksi Bantuan input produksi, bimbingan teknis Koordinasi

Petani Plasma

Kemitraanb.

Pola Kerjasama Operasional Dalam kerjasama operasional, perusahaan tidak hanya menyediakan bantuan input produksi tetapi juga membayar lahan yang digunakan petani untuk menanam komoditi yang dibutuhkan prusahaan. Dengan kata lain perusahaan menyewa lahan yang digarap petani/kelompok tani Penyewaan lahan tersebut biasa disebut imbalan penggunaan lahan (IPL). IPL biasanya dibayarkan pada awal kontrak dengan durasi per musim tanam

Kemitraanb. Pola Kerjasama Operasionaly Penentuan komoditas yang ditanam y Pembayaran sewa lahan y Bantuan input produksi Perusahaan y Pengaturan jadwal tanam (konfirmasi dengan perusahaan) y Penjualan seluruh hasil produksi Petani/Kelompok Tani Mitra

Kemitraanc. Pola Multi Pelaku Pola multi pelaku merupakan pola yang paling kompleks dimana selain melibatkan perusahaan juga bisa melibatkan organisasi, koperasi, lembaga keuangan, penyuluh, bahkan pemerintah. Struktur multi pelaku yang paling komplit terdiri dari organisasi atau lembaga yang bertanggung jawab pada bantuan kredit, produksi, managemen, pascapanen dan pemasaran

Kemitraanc. Pola Multi PelakuLembaga Keuangan Kredit modal produksi Penjualan hasil panen Pembayaran kredit Setelah panen Bimbingan teknik budidaya dan manajemen Ahli Pertanian Pembayaran jasa bimbingan Pembayaran kredit perbulan

Petani

Perusahaan

Kemitraand. Pola sub kontrak Pola subkontrak merupakan pola hubungan kerjasama antara perusahaan dengan perusahaan lain atau individu, dimana ada perusahaan yang berkewajiban memproduksi kebutuhan perusahaan mitranya sebagai bagian dari komponen produksinya. Biasanya perusahaan yang memasok merupakan perusahaan kecil atau individu sedangkan mitranya perusahaan yang lebih besar

Kemitraand. Pola sub kontrakPemesanan produk pendukung Penentuan volume, waktu pengiriman, dan harga

Produksi produk jadi dan pemasaran

Perusahaan Besar/Menengah

Perusahaan Kecil

Produksi produk pendukung

Penjualan produk pendukung

Kemitraane.

Pola dagang umum Pola dagang umum merupakan hubungan kemitraan antara usaha kecil dengan usaha menengah atau besar, dimana usaha kecil berkewajiban memenuhi kebutuhan pasokan perusahaan mitranya dengan volume, waktu pengiriman, dan harga yang telah disepakati. Keuntungan dari pola ini adalah adanya jaminan harga atas produk yang dihasilkan dan kualitas sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati

Kemitraane. Pola dagang umumPenentuan produk, volume, waktu pengiriman, dan harga

Perusahaan

Petani/ Kelompok Tani

Penjualan produk

Kemitraanf.

Pola kredit bayar panen Kemitraan pola kredit bayar panen banyak dilakukan oleh para bandar atau pedagang pengumpul dengan para petani kecil secara individu. Pada kemitraan ini, bandar memberikan bantuan kredit input produksi (benih, pupuk dan pestisida) kepada petani mitranya. Setelah panen, petani mitra berkewajiban menjual seluruh hasil produksinya ke bandar tersebut, lalu pada saat pembayaran nilai penjualan dipotong oleh nilai pinjaman input produksi

Kemitraanf. Pola kredit bayar panenPinjaman input produksi

Bandar

Petani

Penjualan seluruh hasil panen

Kemitraang.

Pola perantara (Intermediary) Pada model ini perusahaan tidak langsung melakukan kontrak kerjasama dengan petani, tetapi melalui perantara. Perantara tersebut biasanya pedagang pengumpul atau bandar di daerah setempat. Perusahaan melakukan kontrak pembelian dengan perantara sementara kerjasama antara perantara dan petani dilakukan secara nonformal, bahkan banyak perantara yang hanya mengadalkan pembelian secara bebas

Kemitraang. Pola perantara (Intermediary)Penentuan komoditi, volume, grade dan harga Petani

Perusahaan

Perantara

Petani

Penjualan produk

Petani

Kemitraanh. Pola Keagenan Pada pola keagenan perusahaan menengah atau besar bertindak seagai produsen, sementara perusahaan kecil bertindak sebagai pemasar. Perusahaan kecil diberi hak khusus untuk memasarkan barang atau jasa dari perusahaan menengah atau besar sebagai mitranya. Kelebihan dari pola ini adalah mendorong tumbuhnya usahausaha kecil yang berfungsi sebagai agen perusahaan besar sehingga pemasaran produk atau jasa perusahaan besar atau menengah semakin berkembang

Kemitraani. Pola Waralaba Pada pola hubungan waralaba terdapat perusahaan yang memiliki hak lisensi terhadap produk atau jasa, dan perusahaan mitra yang diberikan hak lisensi untuk mengembangkan pemasarannya. Perusahaan pemilik hak lisesi bertanggung jawab terhadap sistem operasi, pelatihan, program pemasaran, dll terhadap perusahaan mitranya. Sementara perusahaan yang diberikan hak lisensi berkewajiban mengikuti pola yang telah ditetapkan oleh pemberi lisensi

Kemitraani. Pola WaralabaPerusahaan pemilik lisensi Hak lisensi Pembayaran atas hak lisensi yProduksi yPemasaran Perusahaan yang diberi hak lisensi

yPelatihan ySistem operasi yBimbingan

Terima Kasih