Organisasi

download Organisasi

of 67

description

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip. Berikut beberapa pendapat mengenai Organisasi yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli:

Transcript of Organisasi

  • 1

    BAB I

    ORGANISASI

    1.1 Pengertian Organisasi

    Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti

    alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada

    dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip. Berikut beberapa pendapat mengenai

    Organisasi yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli:

    a. Oliver Sheldonn

    Organization is the process of some combining the work which

    individuals or groups have to perform with the faculties necessary for it

    execution that the duties, so formed, provide the best channels for the

    eficient, systematic, positive, and co-ordinate application of the available

    effort.

    Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau

    kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang

    diperlukan untuk melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan

    peranan terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan

    terkoordinasi dari usaha yang tersedia.

    b. Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge

    Organization is a consciously coordinated social unit, composed of two

    or more people, that functions on a relatively continuous basis to achieve

    a common goal or set of goals.

    Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara

    sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang

  • 2

    bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan

    bersama atau sekelompok tujuan.

    c. Chester I. Barnard

    "Organization is a system of consciously coordinated activities or forces of

    two or more persons

    Organisasi adalah suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh

    dua orang atau lebih.

    d. James D. Mooney

    Organization is the form of every human association for the attainment

    of common purpose.

    Organisasi adalah sebagai bentuk setiap perserikatan orang-orang untuk

    mencapai suatu tujuan bersama.

    e. Jerald Greenberg

    Organization is a structured social system consisting of groups and

    individuals working together to meet some agreed-upon objectives

    Organisasi sebagai kerangka kerja kognitif yang terdiri dari sikap, nilai-

    nilai, norma perilaku dan harapan yang diterima bersama oleh anggota

    organisasi.

    f. Huczynski and Buchanan

    Organization is a social arrangement for achieving controlled

    performance inpursuit of collective goals

    Organisasi adalah suatu pengaturan sosial mencapai pengendalian dalam

    mengejar tujuan bersama.

  • 3

    g. J. William Schulze

    Organization is a combination of the necessary human beings, materials,

    tools, equipment, working space and appurnances, brought together in

    systematic and effectice correlation, to aacompolish come desired object.

    Organisasi adalah suatu penggabungan dari orang orang,benda benda,alat

    alat perlengkapan,ruang lingkup kerja dan segala hal yang berhubungan

    dengannya,yang disatukan dalam sebuah hubungan yang teratur dan sangat

    efektif untuk mencapai segala tujuan yang diinginkan.

    h. Luther Gullick

    Organization is as a way of co-ordination requires the establishment of

    authority with an objective of enterprise is translated into reality through

    the combined efforts of many specialists, each working in his own field at a

    particular time and space.

    Organisasi adalah sebagai cara koordinasi yang mengharuskan

    dibentuknya kewenangan dengan tujuan perusahaan diterjemahkan ke

    dalam realitas melalui usaha gabungan dari banyak spesialis , masing-

    masing bekerja di bidang sendiri pada waktu dan ruang tertentu.

    i. Stoner

    Organization is composed of two or more people who work together in a

    structured way to achieve a specific goal or set of goals.

    Organisasi adalah suatu pola hubungan hubungan yang melalui mana

    orang-orang di bawah pengarahan atasan untuk mengejar tujuan bersama.

    Berdasarkan beberapa definisi tentang organisasi dari para ahli di atas, bisa

    ditarik kesimpulan bahwa Organisasi adalah kumpulan beberapa individu yang

  • 4

    saling bekerja sama secara terus menerus untuk mencapai suatu tujuan yang telah

    disepakati bersama. Sebuah organisasi yang baik harus mempunyai kegunaan atau

    kontribusi kepada masyarakat/lingkungan sekitar, tujuan yang jelas dan target

    yang akan dicapai.

    1.2 Teori Organisasi

    1.2.1 Teori Klasik

    Teori organisasi klasik disebut juga, antara lain teori organisasi

    spesialisasi, teori formalisma, teori struktur (the stucture theory of organization).

    Muncul untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi.

    Ciri Teori klasik :

    1. Memiliki tujuan tertentu yang dinyatakan secara explisit (Jelas atau

    penyampaian bahasa secara langsung)

    2. Kerjasama dan koordinasi antara orang-orang yang tergabung dalam

    organisasi itu baik sebagai individu maupun kelompok.

    Teori K lasik dibagi menjadi beberapa teori antara lain:

    1. Teori Birokrasi

    2. Teori Administrassi

  • 5

    1.2.2 Teori Organisasi Neo Klasik

    Human relations movement (pendekatan hubungan kemanusiaan), setiap

    orang berbeda, mempunyai keunikan tersendiri sesuai dengan keadaan, s ikap,

    kepercayaan dan motivasi hidup masing- masing.Dalam bekerja, manusia tidak

    mungkin terlepas dari keunikan, tetapi akan mempengaruhi tindakan dan cara

    berfikir. Faktor yang mendekatkan orang satu sama lain adalah faktor kesamaan

    (daerah, kegemaran, profesi, kepercayaan dan ideologi).

    Keakraban hubungan akan terwujud dalam bentuk organisasi informal

    yang selalu membayangi organisasi formal. Dua orang pemimpin harus menyadari

    dan memperhitungkan kehadiran organisasi informal dalam menganalisis masalah

    organisasi formal.

    1. Dalam pengorganisasian diperlukan perhatian terhadap elemen yang

    menjadi bagian dari keberadaan organisasi tersebut:

    a) Indidvidu

    b) Kelompok kerja (organisasi informal)

    c) Manajemen partisipatif

    2. Dalam perkembangan ini mengacu pada pendekatan hubungan manusia

    (Human Relations) yang bertujuan untuk:

    a) Kepuasan psikologis pegawai

    b) Moral tinggi

    c) Disiplin tinggi

  • 6

    d) Loyalitas tinggi

    e) Motivasi tinggi

    1.2.3 Teori Modern

    Suatu organisasi merupakan suatu proses yang tersusun para individu

    saling mempengaruhi untuk berbagai tujuan:

    1. Karakteristik Teori Modern

    a) Kadang-kadang disebut analisis sistem organisasi,

    b) Mempertimbangkan semua elemen, organisasi,

    c) Memandang organisasi sebagai suatu sistem,

    d) Penyesuaian diri agar organisasi itu dapat bertahan lama dalam

    hidupnya, harus disesuaikan dengan perubahan lingkungannya,

    e) Organisasi dan lingkungannya harus dilihat sebagai sesuatu yang

    saling ketergantungan multidisiplin.

    2. Kontributor Teori Modern

    a) Alfred Korzybski, 1993

    Manusia hidup dalam tiga dunia yang berbeda, yaitu dunia

    peristiwa, dunia objek dan dunia simbol, menitik beratkan masalah

    bahasa dan komunikasi, topik: ringkasan, penyimpulan, kekakuan

    bahasa, lingkungan komunikasi, sifat kata-kata, dan pentingnya

    tanggapan.

  • 7

    b) Mary Parker Follet, 1920

    Keseimbangan antara perhatian individu dan organisasi; mengerjakan

    sesuatu sebagai jalan keluar dalam suatu semangat kerja sama; kesadaran

    cita-cita sehingga setiap orang adalah bagian dari suatu kelompok; dan

    masyarakat; dorongan individu diterima tanpa mengorbankan kepentingan

    organisasi.

    c) Chester I. Barnard, 1983

    Organisasi sebagai suatu sistem sosial yang dinamis; individu,

    organisasi, penyalur, dan konsumen merupakan bagian dari lingkungan

    organisasi aspek organisasi formal dan informal.

    1.3 Azas dan Prinsip Organisasi

    Every organization has some principle that become the key of their

    activities. Therefore, it is important for managers of organizations to know

    and understand these principles to make activities of their organization

    effectively and efficiently, until all people of the organization, understand

    and know what the objectives within the organization. There are some

    opinions about the principle of organization that displayed in the matrix.

    NO

    HENRY FAYOL LYNDALL F URWICK JAMES D.

    MOONEY & ALAN

    C. REILY

    1 Division of Work Principle of The Objective

    Coordinating

    Principle

    2 Authority and Responbility

    Principle of Specialization

    The Scalar Principle

  • 8

    3 Discipline Principle of Coordination

    The Functional Principle

    4 Unity of Command Principle of Authority

    5 Unity of Direction Principle of Responsibility

    6 Subordination of

    Individual Interests to

    The General Interests

    Principle of Definition

    7 Remuneration

    Princicple of Correspondence

    8 Centralization The Span of Control

    9 Scalar Chain Princicple of Balance

    10 Order Princincple of Continuity

    11 Equity

    12 Stability of Tenure of Personnel

    13 Initiative

    14 Espirit de Corp

    Fayol developed 14 administrative principles to provide a form of guidance for

    managers in any type of organization

    1. Division of Work

    Reduces the span of attention or effort for any one person or group.

    Develops practice and familiarity.

    2. Authority and Responsibility

    The right to give orders. Should not be considered without reference to

    responsibility.

  • 9

    3. Discipline

    A successful organization requires the common effort of workers. Penalties

    should be applied judiciously to encourage this common effort.

    4. Unity of Command

    Workers should receive orders from only one manager.

    5. Unity of Direction

    The entire organization should be moving towards a common objective in a

    common direction.

    6. Subordination of Individual Interests to The General Interests

    The interests of one person should not take priority over the interests of the

    organization as a whole.

    7. Remuneration

    Pay should be fair to both the employee and the firm.

    8. Centralization

    Is always present to a greater or lesser extent, depending on the size of

    company and quality of its manager.

    9. Scalar Chain

    The line of authority from top to bottom of the organization.

    10. Order

    For the sake of efficiency and coordination, all materials and people related

    to a specific kind of work should be treated as equally as possible.

    11. Equity

    A combination of kindliness and justice towards employees.

  • 10

    12. Stability of Tenure of Personnel

    Employess need to be given time to settle into their jobs, even though this

    may be a lengthy period in the case of managers.

    13. Initiative

    Within the limits of authority and discipline, all levels of staff should be

    encouraged to show initiavite.

    14. Espirit De Corps

    Harmony is a great strength to an organization, teamwork should be

    encouraged.

    In 1952 Urwick produced a consolidated list of ten principles of organization, as

    follows :

    1. The Principle of The Objective

    Every organisation and every part of the organisation must be an expression

    of the purpose.

    2. The Principle of Specialisation

    The activities of every member of any organised group should be confined,

    as far as possible, to the performance of a single function.

    3. The Principle of Coordination

    The unity of effort- all employees co-ordinate with each other to achieve the

    set goal of the organisation.

    4. The Principle of Authority

    In every organised group the supreme authority must rest somewhere. There

    should be a clear line of authority to every individual in the group.

  • 11

    5. The Principle of Responsibility

    The responsibility of the superior for the acts of the subordinate is absolute.

    6. The Principle of Definition

    The content of each position, both the duties involved, the authority and

    responsibility contemplated and the relationships with other positions

    should be clearly defined in writing and published to all concerned.

    7. The Principle of Correspondence

    States that in every position, the responsibility and the authority should

    correspond (equal).

    8. The Span of Control

    (Refers to how many subordinates can work under one head). No person

    should supervise more than five, or at most, six direct subordinates whose

    work interlocks.

    9. The Principle of Balance

    It is essential that the various units of an organisation should be kept in

    balance.

    10. The Principle of Continuity

    Re-organisation is a continuous process: in every undertaking specific

    provision should be made for it.

    Although Fayols 14 principles dealt with psychological, behavioral, and

    structural issues, the primary focus in the U.S. needed to focused more

    specifically on organizational structure. Their primary piece of literature is

    entitled Onward Industry! The Principles of Organization and Their Significance

    to Modern Industry, which was published in 1931. They emphasized the

    importance of organizational structure being governed by universal principles.

  • 12

    According to Mooney and Reiley, orderly correlation of these principles would

    lead to more efficient applicability to all areas of collective human effort. They

    created three universal principles: coordinative, scalar, and functional

    1. The Coordintive Principle

    Known as the master principle, involves an organization coordinating the

    tasks of multiple workers in order to accomplish their organizational

    objectives. According to Mooney and Reiley, authority figures should be

    responsible for coordinating power. This is done by managing formal

    authority up and down the chain of command.

    2. The Scalar Principle

    Refers to the principle of hierarchy, which was a term first utilized by Fayol.

    Tasks are assigned based on levels of authority arranged vertically in the

    organization. It is created by delegating, which entails authority from a

    higher official to a lower official.

    3. The Functional Principle

    Focuses on horizontal differences based on types of tasks. It identifies the

    method of each individuals work duties and how they contribute to the

    organizations goals. One area of functional differentiation is the line and

    staff principle, which refers to the creation of staff units to advise or

    support line authorities in the performance of their duties.

  • 13

    From some of these opinions can be concluded that, there are some important

    principles in the organization, as follows :

    1. Unity of Objectives

    The entire organization and every part of it should be function effectively to

    accomplish the basic objectives of the enterprise.

    2. Efficiency

    All the accomplishments of the organization should be at the lowest possible

    cost.

    3. Span of Control

    Urwick state that a manager can directly supervise a limited number of

    people. No superior at higher level should have more than six immediate

    subordinates.

    4. Division of Work

    Specialization and division of work should result in separate departments

    established to reflect the most efficient breakdown of enterprise activities.

    Each area of specialization must be interrelated.

    5. Principle of Definition

    The duties and responsibilities must be properly defined. There should not

    be duplication or overlapping of activities.

    6. Coordination

    The efforts of everyone in the organization must be coordinated to achieve

    common goals. Coordination is the orderly arrangements of collective

    efforts to accomplish a common organizational goal.

  • 14

    7. Scalar Principle

    The line of authority flows, from the topmost to the lowest managerial level

    and this continuation chain of command should not be broken.

    8. Unity of Direction

    There must be only one plan for a group of activities directed towards the

    same goal. One person one plan is the best way of achieving unity of

    direction.

    9. Unity of Command

    Each subordinate should have one superior only. Dual command is always

    dangerous and confusing.

    10. Responsibility

    The superior is responsible for the activities of the subordinates and the

    subordinates are responsible to their superiors for their performance.

    Authority should be consistent with responsibility.

    11. Balance

    There should be a reasonable balance between centralization and

    decentralization, different sizes of various departments, limited span and

    longer lines of management.

    12. Communication

    A good organization must have an effective channel of communication for

    smooth flow of information.

    13. Personal Ability

    Ultimately, an organization means people. Proper selection, placement and

    training of people will go a long way in developing a favourable

    organizational climate.

  • 15

    14. Continuity

    There must be a provision for continuity of management and enterprise.

    Management development programmes should be encouraged.

    15. Exeption Principle

    All routine, normal and programmed matters should be handled at the lower

    level it self. Only exceptionally vital decisions of unusual nature should be

    handled by superiors, as they have limited time.

    16. Flexibility

    The organization should adopt built- in devices for any change, expansion,

    etc. with least disturbance. The organizational structure should not be rigid.

    It should be able to adapt it self to all future changes.

    1.4 Jenis Organisasi

    Organizations can be classified in some formations, they are :

    1. Based on the purpose of the formation

    a. Business organization

    Business organizations are organizations which are formed with

    the objective or earning profits. These organizations undertake

    different types of business activities with sole objective of creating

    surplus in the form of profit. They cannot survive and grow without

    making profits. Firms engaged in manufacturing, trading, services etc

    are examples of business organization

    b. Non profit organization

    These organizations do not have primary motive of making profits,

    and they are formed to serve a specific community or a segment of a

  • 16

    society. Thus they are formed for charitable purpose to serve the society. Rotary

    club, orphanages, charitable hospitals, school act are examples of non profit

    organizations.

    2. Based on the proccess of the formation

    a. Formal organizations

    Are those which are officially formed with definite structure, which describes

    authority and responsibility, relationship and behaviors of organizational

    members are governed by well laid down polices, rules and regulations. All

    business organizations, government organizations etc are examples of formal

    organizations.

    b. Informal organizations

    Do not have any official recognition and they are formed because

    social interaction needs of people resulting in different types of social

    networks. They are found in all formal organizations where people

    come together and form social groups for various reasons like

    common interests, friendship or affiliation, satisfaction of emotional

    needs ect. Informal groups are inevitable in every organization and

    they have profound influence on formal organizations through groups

    norms.

  • 17

    (S. nagendra & Manjunath V.S in entrepreneurship and Management,

    2009)

    (Harold koontz & Heinz weihrich in essentials of management, 2008)

  • 18

    c. Nonformal organizations

    Non formal organizations include such groupings as families, clans

    and tribes, friendship, communities and maybe even street gangs.

    Formal and nonformal organizations have much in common. Both

    have rules, authority figures, hierarchies, divisions of labor, goals and

    objectives. But the stucture, behaviors, goals and beliefs of non

    formal organization are maintained by tradition, custom and habit, not

    by written policies. The goals are not thought out and decided upon

    beforehand, but occur almost naturally. Or according to such thing as

    personallity, age or gender.these goals have to do with survival,

    perpetuation of the group, or simply the pursuit of happiness. (Bebb

    Terry in Re- membering libraries, 2000).

    Jenis organisasi selain dibedakan berdasarkan tujuan pembentukan dan

    proses terbentuknya, ada juga referensi yang membedakan organisasi menurut

    hubungan dengan pereaturan pemerintah, menurut mohyi 2010:

    1. Organisai resmi

    Adalah organisasi yang terdaftar di lembaga pemerintahan. Ada yang

    langsung dibentuk oleh pemerintah dan dan ada yang tidak dibentuk oleh

    pemerintah. Organisasi resmi yang dibentuk oleh pemerintah misalnya

    organisasi di departemen pendidikan, departemen agama, dan lain- lain.

    Organisasi yang berhubungan dengan pemerintah tapi tidak dibentuk

    pemerintah contohnya adalah muhammadiyah, NU,dan lain- lain.

    2. Organisasi tidak resmi

    Adalah organisasi yang tidak terdaftar di pemerintahan. Organisasi

  • 19

    ini biasanya bertujuan mengembangkan suatu bakat tertentu sehingga

    tidak harus izin atau terdaftar di pemerintahan. Contohnya klub

    kesenian, klub olahraga, dan lain- lain. (Nurhayati, 2013).

  • 20

    BAB II

    STRUKTUR ORGANISASI

    2.1 Struktur Organisasi

    2.1.1 Pengertian Struktur Organisasi

    Organizational structure can be viewed as the way responsibility

    and power are allocated inside the organization and work procedures

    are carried out by organizational members (Blau dalam Elzaid, 2013).

    Organizational structure defines how job tasks are formally

    divided, grouped, and coordinated (Robbins in Ahmadi et all, 2013).

    Organizational structure is most often thought of as it is

    portrayed on the organizational chart: hierarchy, reporting

    relationships, area of responsibility, status, area of discretion, and so on

    (Czander, 1993).

    So it can be concluded that the organizational structure is an

    arrangement and relationship between each hierarchy, duties, area of

    responsibilities, and authority of any person who is in an organization

    or company in carrying out its activities to achieve the goal.

    2.1.2 Bentuk Struktur Organisasi

    There are the form of organization structure by some sources:

    Agarwal (2007) Zaharuddin (2008)

    1) Line Organization

    2) Functional Organization

    3) Line and Staff Organization

    4) Committee Organization

    5) Project Organization

    6) Matrix Organization

    1) Line Organization

    2) Staff Organization

    3) Line and Staff Organization

    4) Project Organization

    5) Matrix Organization

  • 21

    Agarwal (2007) said that there are six forms of organizational

    structure. Sixth form of organizational structure is seen based on the

    flow of the delegation of authority and responsibility.

    1) Line Organization

    Line organization structure is characterized by direct vertical

    authority-responsibility-accountability relationships which connects jobs

    and positions at each level with those above and below it. It thus creates a

    network of hierarchy of inter relationships throughout the organization

    based on a chain command. Line structure are historically the oldest type

    and all other kinds of structures are modifications of line structures. The

    basic advantage of line organization structure is its simplicity and clarity.

    The basic disadvantage of line structure of organization is that in the

    absence of staff specialists like personnel, quality control, safety experts,

    etc., line managers are required to perform all the functions related to their

    jobs.

    2.1 Graphic of Line Organization Structure

  • 22

    2) Functional Organization

    A functional organization structure are created when a staff specialist

    not merely renders asvice and service to a line executive, but also exercises

    command authority of a specific nature in relation to him. For example, if a

    quality control manager not merely advises a production manager, but

    prescribes quality specifications which are binding on the latter, he

    exercises functional authority over the latter. Similarly, the personnel

    manager may lay down specifications for hiring and promotion; and the

    financial manager may lay down costing system which the line managers

    are obliged to follow. It may be emphasized that functional authority is a

    specific type of authority delegated to a staff specialist. It generally

    pertains to laying down procedures and methods of work performance.

    Functional authority is not authority over someone but over something.

    The chief advantage of functional structure is that it makes it possible

    to have uniform policies, systems and procedures throughout the

    organization. Its major disadvantage is that it creates dual accountability

    and weakens the unity of command.

    Line authority

    Staff advisory relationships

    Functional authority

    2.2 Line authority, Staff advisory relationships Functional authority

    General Manager

    Production

    Manager

    Personnel

    Manager

  • 23

    3) Line and Staff Organization

    In line and staff organization structure, staff units are created to

    provide specialized advice, service and support to line executives. Line

    organization result from primary functional differentiation by the creation

    of primary departments or divisions such as production, sales, and finance.

    Staff units are the result of secondary functional differentiation. Personnel,

    quality control, purchasing, accounting, security, etc., are staff units. These

    staff units represent functional specialists who provide advice, guidance,

    service and support to line managers in the effective performance of their

    functions. Staff units may also develop on vertical dimension.

    The principal advantage of the line and staff structure is that line

    managers receive specialized advice and services form staff specialists.

    Disadvantages of line-staff structure make the organizational relationships

    more complex, and complicate the problems of coordination,

    communication and control.

    Line relationships

    Staff relationhips

    2.3 Line and Staff Organization Structure

    General

    manager

    Sales

    manager

    Personnel

    manager

    Production

    manager

    Recruitment

    manager

    Training

    manager

  • 24

    4) Committee Organization

    Committees are created in almost all large organizations, on a

    permanent (standing committees). The primary function of committees is to

    make or suggest decisions on problems requiring an integration of needs of

    various departments or divisions, viewpoints or idea. Generally speaking,

    permanent committees are policy making and decision making bodies such

    as the executive committee, the finance committee, the purchase committee,

    etc. Such committees are generally created to find solutions to specific

    problems for consideration, and are not vested with authority to make

    enforceable decisions.

    Advantages of committees are setting objectives, plans and policies,

    dealing with complex problems, reduce bias and conflict, improving

    interpersonal relations, and democratizing. Disadvantages of committees

    are least denominator, time cost and splits accountability.

    2.4 Committee Structure

    Finance

    committee

    General

    manager

    Appointments and

    promotions

    Bonus and

    salary

    Bonus and

    salary

    Bonus and

    salary

    Bonus and

    salary

    Board of directors

    Executive

    committee

  • 25

    5) Project Organization

    The emphasis in project organization is on horizontal relationships

    and creation of teams for the achievement of specific goals. The project

    goal may be construction of a prototype of spacecraft, developing a new

    product, producing a weapon system, or construction of a bridge. Project

    managers are drawn from various functional areas of the enterprise, and

    formed into a team specialists for the performance of total task of the

    project and its execution until its completion. When the project is

    completed, the project team is abolished and its members are reassigned to

    other activities.

    The advantage of project structure is its flexibility and

    responsiveness to innovative ideas. Project structure has also been found

    that project personnel entertain considerable dear that termination of a

    project may being discharge rather than reassignment to a new project.

    Frequent movements from one project to another also create considerable

    anxiety about career progress.

    The emphasis in project organization is on horizontal relationships

    and creation of teams for the achievement of specific goals. The project

    goal may be construction of a prototype of spacecraft, developing a new

    product, producing a weapon system, or construction of a bridge. Project

    managers are drawn from various functional areas of the enterprise, and

    formed into a team specialists for the performance of total task of the

    project and its execution until its completion. When the project is

    completed, the project team is abolished and its members are reassigned to

    other activities.

  • 26

    The advantage of project structure is its flexibility and

    responsiveness to innovative ideas. Project structure has also been found

    that project personnel entertain considerable dear that termination of a

    project may being discharge rather than reassignment to a new project.

    Frequent movements from one project to another also create considerable

    anxiety about career progress.

    2.5 Project Organization Structure

    6) Matrix Organization

    Matrix structure have gained popularity during the last few years. In

    matrix organizations authority flows vertically within functional

    departments, while authority of project managers flows horizontally

    crossing vertical lines. This two way flow of authority creates a grid of

    matrix of authority flows. This combination of functional and project

    structures overcomes the disadvantages of both when used singly. The

    matrix structure emphasizes technology as well as project characteristics of

    specific goals in terms of cost, quality and completion time. It thus combines

  • 27

    the benefits of the functional as well as project structure.

    2.6 Matrix Organization Structure

    2.1.3 Langkah Menyusun Struktur Organisasi

    Untuk menyusun struktur organisasi, ada beberapa langkah yang perlu

    diperhatikan, antara lain:

    1) Menentukan dan memperjelas misi dan tujuan didirikannya organisasi

    tersebut.

    2) Memperkirakan dan menentukan kemungkinan serta aktivitas (kegiatan)

    yang dilakukan organisasi untuk mencapai tujuannya.

    3) Mengelompokan kegiatan-kegiatan (pekerjaan) yang sama atau berkaitan

    kedalam bagian (departemen-departemen atau unit-unit) tertentu baik secara

    horizontal maupun vertikal.

    4) Memberikan nama bagian-bagian tersebut dan kemungkinan siapa yang

    menduduki dengan berlandasankan pada spesifikasi jabatan atau

    persyaratan pekerjaannya.

    5) Menentukan hubungan kerjasama atau sistem manajemen (siapa yang

  • 28

    menjadi pemimpin, bawahan, pengambil keputusan, memberi

    perintah/wewenang, memberi laporan, dll) dalam organisasi.

    6) Membuat suatu bagan atau gambar dari struktur organisasi tersebut untuk

    memperjelas dan mempertegas alur aktivitasnya.

  • 29

    BAB III

    KAJIAN ORGANISASI

    3.1 Definition Culture

    Culture is defined as : the shared philosophies, ideologies, values,

    assumptions, belief, expectations, attitudes, and norms that knit a community

    together (Kilman, Saxton Serpa et al., 1986, p.5) The culture concept is rooted

    in social anthropology where culture is deciphered by examining the myths,

    values, heroes, and symbols it embraces ( Dulfer, 1991).

    3.1.1 Definitions and related concepts

    1. Schein 1985 and Becker 1982

    Organizational culture refers to a system of shared meaning held by

    members that distinguishes the organization from other organizations.

    Organizational culture provides employees with a clear understanding

    of the way things are done around here.

    2. Bush, 2003

    Beliefs, values and ideology are at the heart of organisations.

    Individuals hold certain ideas and value-preferences which influence

    how they behave and how they view the behaviour of other members.

    These norms become shared traditions which are communicated within

    the group and are reinforced by symbols and ritual.

    3. Dessler , 1976

    Dessler provides three different approaches to define the culture

    structural, subjective and synthetic. The structural approaches

    define

  • 30

    culture as a set of enduring characteristics wich describe an organization,

    differentiate it from other organizations and effect the behavior of human

    resource in it. The subjective approaches analyse culture from the

    standpoint of the feel that people have for the organization. The synthetic

    approaches strees both structural and subjective elements.

    4. Litwin and Stringer, 1986

    According to this view, organizational culture is the perceived, subjective

    influence of the formal system, the informal style of managers and other

    significant environmental factors on the attitudes, beliefs, values and

    motivation of people in a particular organization (Litwin and Stringer,

    1986).

    5. Beckhard, 1986 and Hofstede, Neujien, Ohayv and Sanders, 1990 and O

    reilly-III, Chantman, and Chaldwell, 1991.

    Thus, a strong and healthy culture would be where organization can have

    growth and active changefulness with innovativeness, autonomy,

    adaptation and problem solving adequacy (Beckhard, 1986). This depends

    on leadership skill, trust, structure,reward, consideration, warmth, support

    and openness. Organizational culture, therefore, can be defined as a set of

    attributes which are perceived by the individuals and which are deemed to

    have an impact on the willingness of the individual to perform at his best.

    In fact, culture is what one reacts to both physical and psychological and

    which ultimately determines the quality of the organization.

    Our group concluded, organizational culture is philosophies,

    ideologies, values, assumptions, belief, expectations, attitudes, and norms

    which describe an organization, differentiate it from other organizations,

  • 31

    and how the behaviour of human resource

    3.1.2 Characteristics of Organizational Culture

    Research suggests that there are ten primary characteristics that, in

    aggregate, capture the essence of organizations culture ( Hofstede,

    Neujien, Ohayv and Sanders, 1990 and O Reilly- III, Chantman, and

    Chaldwell, 1991.)

    Characteristics :

    1. Member Identity : the degree to which employees identify with the

    organization as a whole rather than with their type of job or field of

    professional expertise.

    2. Group Emphasis : The degree to which work activities are organized

    around groups rather than individuals

    3. People Focus : The degree to which managemement decisions taken

    into consideration the effect of outcomes on people within the

    organization

    4. Unit Integration : the degree to which units within the organization are

    encouraged to operate in a coordinated or interdependent manner

    5. Control : the degree to which rules, regulations and direct supervision

    are used to oversee and control employee behavior

    6. Risk tolerance : the degree to which employess are encouraged to be

    aggressive, innovative, and risk seeking.

  • 32

    7. Reward Criteria : the degree to which rewards such as salary increases

    and promotions are allocated according to employees performance

    rather then seniority, favouritism or other non performance factors

    8. Conflict Tolerance : The degree to which employees are encouraged to

    air conflicts and criticisms openly

    9. Means-ends Orientation : The degree to which management focuses on

    results or outcomes rather than on the techniques and processes used to

    achieve those outcomes

    10. Open system Focus : the degree to which the organization monitors

    and responds to change in the external environment.

    According (Robbins, 2013) there are seven main characteristics seems to

    capture the essence of the organizational culture

    1. Innovation and risk taking. The degree to which employees are

    encouraged to be innovative and take risks.

    2. Attention to detail. The degree to which employees are expected to

    exhibit precision, analysis, and attention to detail.

    3. Outcome orientation. The degree to which management focuses on

    results or outcomes rather than on the techniques and processes used to

    achieve them.

    4. People orientation. The degree to which management decisions take into

    consideration the effect of outcomes on people within the organization.

    5. Team orientation. The degree to which work activities are organized

    around teams rather than individuals.

  • 33

    6. Aggressiveness. The degree to which people are aggressive and

    competitive rather than easygoing.

    7. Stability. The degree to which organizational activities emphasize

    maintaining the status quo in contrast to growth.

    This is a matrix of cultural organizations, according to some experts

    (Hofstede, Neujien, Ohayv and

    Sanders, 1990 and O Reilly- III, Chantman, and Chaldwell, 1991)

    Robbins, 2013

    Member Identity Innovation and risk taking

    Group Emphasis Attention to detail

    People Focus Outcome orientation

    Unit Integration People orientation

    Control Team orientation

    Risk tolerance Aggressiveness

    Reward Criteria Stability

    Conflict Tolerance

    Means-ends Orientation

    Open system Focus

    Table.3.3 Characteristics Matrix Organizational Culture

    Our group concluded the characteristics to assess the organization and how

    things are done in it, and the way they are supposed to behave

    3.1.3 The Types of Organizational Culture

    Cultural elements and their relationship create a pattern that is distinct to

    an organization. However, organizational cultures do have some common

    characteristics. One proposed framework is presented in figure. The vertical

    axis reflects the relative control orientation of an organization, ranging, from

    stable to flexible. The horizontal axis reflects the relative focus of attention of

  • 34

    The follo

    wing definitions of types of cultural organizations

    an organization, ranging from internal functioning to external functioning.

    The extrame corners of the four quadrants represent four pure types of

    organizational culture : bureaucratic, clan, entrepreneurial, and market.

    Framework of Types of Organizational Culture

    1. Bereaucratic Culture

    An organization that practices formality, rules, standard operating

    procedures, and hierarchical coordination has a bureaucratic culture.

    That the goals of a bureaucracy are predictability, efficiency, and

    stability. Its members highly values standardized goods and customer

    service. Behavioral norms support formality over informality.

    Managers view theirs roles as being good coordinators, organizers, and

    enforcers of written rules and standards. Tasks, responsibilities, and

    authority for all employees are clearly defined. The organizations

    many rules and processes are spelled out in thick manuals, and

    employees believe that their duty is to go by the book and follow

    legalistic procedures (Hellriegel and Slocum. 2009).

  • 35

    2. Clan Culture

    Tradition, loyalty, personal commitment, extensive socialization,

    teamwork, self- management and social influence are attributes of a clan

    culture. Its members recognize an obligation beyond the simple

    exchange of labor for a salary. They understand that contributions to the

    organization (e.g., hours worked per week) may exceed any contractual

    agreements. The individuals long-term commitment to the organization

    (loyalty) is exchanged for the organizations long-term commitment to

    the individual (security). Because individuals believe that the

    organization will treat them fairly in term of salary increases,

    promotions, and other forms of recognition, they hold themselves

    accountable to the organization for their actions.

    A clan culture achieves unity by means of a long and thorough

    socialization process. Long-time clan members serve as mentors and

    role models for newer members. The clan is aware of its unique history

    and often documents its origins and celebrates its traditions in various

    rites.

    In a clan culture, members share feelings of pride in membership. They

    have a strong sense of identification and recognize their common fate in

    the organization. The up-through-the-ranks career pattern results in an

    extensive network of colleagues whose path have crossed and who have

    shared similar experiences. Share goals, preseptions, and behavioral

    tendencies foster communication, coordination, and integration. A clan

    culture generates feelings of personal ownership of a business, a

    product, or an idea. In addition, peer pressure to adhere to important

  • 36

    norms is strong. The richness of the culture creates an environment in

    which few areas are left totally free from normative pressures.

    Depending on the types its norms, the culture may or may not generate

    risk-taking behavior on innovation. Success is assumed to depend

    substantially on sensitivity to customers and concern for people.

    Teamwork, participation, and consensus decision making are believed

    to lead to this success ( Hellriegel and Slocum. 2009).

    3. Entrepreneurial culture

    High levels of risk taking and creativity characterize an

    entrepreneurial culture. There is a commitment to experimentation,

    innovation, and being on the leading edge. This culture doesnt just

    quickly react to change in the environment- it creates change.

    Entrepreneurial cultures usually are associated with small to midsized

    companies that are still run by a founder. Innovation and

    entrepreneurship are values held by the founder, innovation and

    entrepreneurship are values held by the founder (Hellriegel and Slocum.

    2009).

    4. Market Culture

    The market and the market place also formed a concrete physical

    location and the centre for community interchange, not only economic

    but also social and political. The market was the principal focus of

    community identity. It was a place where relationships were made and

    developed, where news and gossip were exchanged, where values,

    attitudes and opinions were disseminated, acquired or debated (Randal,

    A and Charlesworth, A. 1996)

  • 37

    Our group concluded, different organizational cultures may be

    appropriate under different conditions, with no one type of culture being

    ideal for every situation , as you read about each type of culture,

    consider which best fits your preferences, and a culture should reflect

    the organizationals goals

    3.1.4 Functions of Culture

    Culture performs a number of functions within an organization

    (Robins, 1993). First it has boundary defining role, that is. It creates

    distinctions between one organization and others. Second, it conveys a

    sense of identity for organization members. Third, culture facilitates the

    generation of commitment to something larger than ones individual self

    interest. Fourth, it enhances social system stability. Culture is the social

    glue that helps hold the organization together by providing appropriate

    standards for what employees should say and do. Finally culture serves as

    a sense making and control mechanism that guides and shapes the

    attitudes and behavior of employees.

    3.1.5 Organizational Culture and Structure

    Handy (1986) argues that organizational culture is usually represented or

    associated with a particular structural form. This implies that

    organizational design and culture are relate. He classifies culture in four

    ways :

    1. Power cultures : this culture depends upon a single source of influence

    and is often referred to as the spiders web with the most powerful

    spider at its centre. Such an organization is typically a family firm of a

    small business. In the extreme case, the central influence and

  • 38

    prevailing culture might be centred upon just one person, although it is

    more likely to be a power clique comprising a small number of

    persons.

    working in such organizations requires that employees correctly

    anticipate what is expected of them form the power holders and

    perform accordingly.

    2. The Role Culture : the role culture is one which attempts to achieve

    logic and reason in highly specified way similar to bureaucratic

    organizational structure. It is called a role culture because roles (or

    positions in the firm) are given primacy over the individuals who fill

    them. The firm is best described by its role set. In this way, the firm

    can sustain its existence beyond the contribution of specific individuals

    and can recruit people successively into present roles

    3. The Task Culture : this culture has no single source of power endowed

    by hierarchical location. Senior management allocates projects to the

    various parts of the organization and projects are worked on and

    developed autonomously by teams of staff who often get together for

    that project alone. The culture is inherently cross- functional, mixing

    different levels of expertise together in project teams and deliberately

    sub jugating hierarchical authority to the development of the project or

    task. This culture is often associated with organizatio ns which adopt

    matrix or project based structural designs. The task culture depends

    upon the right people being brought together at the right time in order

    to assemble the relevant resources for the completion of a particular

    project. The culture is one of teamwork rather than individual effort

  • 39

    and reward.

    4. The Person Culture : This is the least common form of culture found in

    complex organizations. This culture is commonly desired by

    individuals who work in other kinds of cultures, since it often accords

    with their personal wishes and values. The individual is the keynote of

    the firm. The firm is there to serve the interests of the individuals who

    form it. Professionals such as lawyers, architects and some consultants

    initially organize themselves into this kind of culture.

    In short, power cultures are designed like a spiders web around the

    power clique, role cultures are reflected in functionally differentiated

    structures, task cultures have virtually no formal structural and cultural

    relationships as described by Handy (1986).

    Picture of Culture and Structure

  • 40

    3.2 Perilaku Organisasi

    3.2.1 Definisi Perilaku Organisasi

    Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari

    bagaimana seharusnya perilaku tingkat individu, tingkat kelompok, serta

    dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun

    organisasi).

    Perilaku Organisasi adalah telah dan penerapan tentang bagaimana

    orang-orang bertindak di dalam organisasi. Perilaku Organisasi adalah

    sarana manusia bagi keuntungan manusia. Perilaku Organisasi dapat

    diterapkan secara luas dalam perilaku orang-orang di semua jenis

    organisasi, seperti bisnis, pemerintahaan, sekolah, dan organisasi jasa.

    3.2.2 Unsur Perilaku Organisasi

    Apapun organisasi itu, ada kebutuhan untuk memahami perilaku

    organisasi. Unsur pokok dalam perilaku organisasi adalah orang, struktur,

    teknologi, dan lingkungan tempat organisasi beroperasi.

    1. Orang : Orang-orang membentuk system sosial intern organisasi.

    Mereka terdiri dari orang-orang dan kelompok, serta kelompok-

    kelompokbesar, termasuk juga kelompok kecil.Selain itu ada juga

    kelompok tidak resmi dan informal. Orang-orang adalah makhluk

    hidupyang berjiwa, berpikiran, dan berperasaan yang menciptakan

    organisasi untuk mencapai tujuan mereka.Organisasi dibentuk untuk

    melayani manusia, dan bukan sebaliknya orang hidup untuk melayani

    organisasi.

    2. Struktur : Struktur menentukan hubungan resmi orang-orang dalam

    organisasi. Berbagai pekerjaan yang berbeda diperlukan untuk

  • 41

    melakukan semua aktivitas organisasi. Ada manajer dan pegawai bukan

    manajer, akuntan, dan perakit. Orang-orang ini harus dihubungkan

    dengan cara tertentu yang terstruktur agar pekerjaan mereka efektif.

    Semua hubungan ini menimbulkan berbagai masalah kerjasama,

    perundingan, dan pengambilan keputusan yang rumit.

    3. Teknologi : Teknologi menyediakan sumber daya yang digunakan

    orang-orang untuk bekerja dan sumber daya itu mempengaruhi tugas

    yang mereka lakukan. Mereka tidak dapat menghasilkan banyak hal

    dengan tangan kosong ; jadi mereka mendirikan bangunan,merancang

    mesin, menciptakan proses kerja, dan merakit sumber daya. Teknologi

    yang dihasilkan menimbulkan pengaruh signifikan atas hubungan kerja.

    Lini perakitan tidak sama dengan laboratorium penelitian, dan pabrik

    baja tidak memiliki kondisi kerja yang sama dengan rumah sakit.

    Teknologi yang besar berguna sebagai sarana memungkinkan manusia

    melakukan lebih banyak pekerjaan dengan kualitas yang lebih baik.

    Tetapi teknologi juga menghambat orang-orang dalam berbagai cara.

    Teknologi mengandung kerugian dan juga maslahat bagi manusia.

    4. Lingkungan : Semua organisasi beroperasi di dalam lingkungan luar.

    Organisasi tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian dari system yang

    lebih besar yang memuat banyak unsur lain, seperti pemerintah,

    keluarga, dan organisai lainnya. Semua unsur ini saling mempengaruhi

    dalam suatu system yang rumit yang menjadi corak hidup sekelompok

    orang. Suatu organisasi, seperti pabrik atau sekolah, tidak dapat

    menghindar dari pengaruh lingkunga luar. Lingkungan luar

    mempengaruhi sikap orang-orang, mempengaruhi kondisi kerja, dan

  • 42

    menimbulkan persaingan untuk memperoleh sumber daya dan

    kekuasaan. Oleh sebab itu, lingkungan luar harus dipertimbangkan

    untuk menelaah perilaku manusia dalam organisasi.

    3.2.3 Pentingnya Mempelajari Perilaku Organisasi

    Perilaku organisasi juga dikenal sebaagai Studi tentang organisasi.

    Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari

    organisasi, dengan memanfaatkan metode- metode dari ekonomi, sosiologi,

    ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait

    dengan studi ini adalah studi tentang Sumber daya manusia dan psikologi

    industri serta perilaku organisasi. Tinjauan umum Studi

    organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan

    konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang

    berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi

    organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model- model dari

    faktor- faktor ini. Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku

    organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan..

    Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam

    perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja.

    3.3 Pengembangan Organisasi

    3.3.1 Pengertian Pengembangan Organisasi

    Menurut Stephen P. Robbins pengembangan organisasi

    diartikan sebagai berikut:

    Organization development is a collection of planned-

    change intervention, builts on humanistic-democratic values that

    seek to improve organizational effectiveness and employee well-

  • 43

    being.

    Pengembangan organisasi adalah kumpulan perubahan

    terencana yang dibangun dari nilai demokrasi kemanusiaan yang

    bertujuan untuk meningkatkan keefektivan organisasi dan

    kesejahteraan karyawan.

    Menurut Warren G. Bennis:

    Organization development is a response to change, a

    complex educational strategie intended to change the belifs,

    attitutes, values, and structure of organization so that they can

    better adapt to new technologies, market, and challenges, dizzing

    rate of it self .

    Pengembangan organisasi adalah suatu jawaban terhadap

    perubahan, suatu strategi yang komplek yang diharapkan merubah

    kepecayaan, sikap, nilai dan susunan organisasi, sehingga

    organisasi dapat lebih baik dalam menyesuaikan dengan

    teknologi, kasar dan tantangan yang baru serta perputaran yang

    cepat dari perubahan itu sendiri.

    Berdasarkan pendapat tokoh tentang organisasi di atas,

    dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu jawaban terhadap

    perubahan atau suatu strategi yang terencana yang diharapkan

    dapat meningkatkan keefektifan organisasi sehingga

    organisasi dapat lebih baik dalam menyesuaikan dengan

    cepat.

  • 44

    3.3.2 Karakteristik Pengembangan Organisasi

    Menurut Gary N. Mclean karakteristik pengembangan

    organisasi adalah sebagai berikut:

    1. Organisasi Development (OD) adalah pendekatan ilmu

    interdisipliner dan terutama perilaku yang menarik dari bidang-

    bidang sepertiperilakuorganisasi, manajemen, bisnis, psikologi,

    sosiologi,antropologi, ekonomi, pendidikan, konseling, dan

    administrasi publik.

    2. Tujuan pengembangan organisasi adalah untuk meningkatkan

    efektivitas organisasi.

    3. Target dari upaya perubahan adalah seluruh organisasi,

    departemen, kelompok kerja, atau individu, dalam organisasi

    dapat memperpanjang untuk menyertakan masyarakat, bangsa,

    atau wilayah.

    4. Pengembangan organisasi mengakui pentingnya komitmen

    manajemen puncak, dukungan,dan keterlibatan. Hal ini juga

    menegaskan sebuah bottom-up pendekatan ketika budaya

    organisasi mendukung seperti upaya untuk meningkatkan

    organisasi.

    5. Pengembangan organisasi merupakan suatu strategi yang

    direncanakan dan jangka panjang untuk mengelola perubahan,

    sementara juga mengakuibahwa lingkungan yang dinamis di

    mana kita hidup memerlukan kemampuan untuk merespon

    dengan cepat terhadap perubahan keadaan.

    6. Fokus utama pengembangan organisasi adalah pada sistem total

  • 45

    dan saling tergantung yang bagian.

    7. Pengembangan organisasi menggunakan pendekatan kolaboratif

    yang melibatkan mereka yang terkena dampak oleh perubahan

    dalam proses perubahan.

    8. Pengembangan organisasi merupakan suatu program pendidikan

    berbasis dirancang untuk mengembangkan nilai- nilai, sikap,

    norma, dan praktik manajemen yang menghasilkan iklim

    organisasi yang sehat yang memberikan penghargaan perilaku

    hidup sehat.OD digerakkan oleh nilai-nilai kemanusiaan.

    9. Pengembangan organisasi adalah pendekatan berbasis data untuk

    memahami dan mendiagnosis organisasi.

    10. Hal ini dipandu oleh agen perubahan, tim perubahan, atau

    manajemen lini utamanya berperan sebagai fasilitator, guru,

    danPelatih daripada ahli subyek.

    11. Pengembangan organisasi mengakui kebutuhan untuk rencana

    tindak lanjut untuk menjaga perubahan.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan karakteristik

    pengembangan organisasi merupakan ilmu interdisipliner yang

    bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi yang mengakui

    pentingnya komitmen manajemen puncak, dukungan, dan

    keterlibatan yang berfokus pada sistem total dengan menggunakan

    pendekatan kolaboratif suatu program pendidikan berbasis data

    yang dipandu oleh agen perubahan untuk memenuhi kebutuhan

    untuk rencana tindak lanjut untuk menjaga perubahan.

  • 46

    3.3.3 Teknik Pengembangan Organisasi

    Dalam pengembangan organisasi terdapat beberapa macam

    teknik atau pendekatan, antara lain:

    1. Latihan kepekaan (sensitivity training) atau dinamakan

    pendekatan T- group, T berasal dari Training.

    Latihan kepekaan merupakan teknik latian dalam kelompok

    dengan maksud untuk mempertajam daya peka, kecepatan reaksi,

    mempertajam perasaan dalam menghadapi berbagai masalah yang

    timbul. Kelompok kepekaan ada tiga macam, yaitu:

    a. Kelompok tak kenal, para peserta latihan berasal dari bermacam-

    macam organisasi dan mereka satu sama lain tidak saling

    mengenal.

    b. Kelompok semi kenal, peserta latihan berasal dari organisasi yang

    sama tetapi lain satuan sehingga ada sebagian yang telah saling

    mengenal dan sebagian belum saling mengenal.

    c. Kelompok kenal, peserta latihan berasal dari satuan yang sama

    sehingga mereka telah saling mengenal satu sama lain.

    2. Latihan Jaringan (Grid Training)

    Menurut Robert Blakke dan Jane Mouton, bahwa latihan jaringan

    merupakan salah satu teknik pengembangan organisasi yang

    dikembangkan berdasarkan jaringan menejerial (managerial grid).

    Dalam teknik ini dikenal adanya dua macam perilaku pimpinan, yaitu

    perilaku pimpinan dengan perhatian pada produksi, dan perilaku

    pimpinan dengan perhatian pada orang.

  • 47

    3. Umpan balik (survey feedback)

    Teknik umpan balik survei dikembangkan oleh Kurt Lewin. Wujud

    pelaksanaan dari teknik umpan balik survei berupa usaha

    pengumpulan data dari para anggota organisasi yang berhubungan

    dengan sikap, tingkah laku, hubungan motivasi, kepuasan kerja, serta

    berbagai perasaan lain. Data yang terkumpul kemudian diberikan

    kembali kepada mereka yang telah disurvei untuk didiskusikan

    sehingga dapat di peroleh kesimpulan perlu tidaknya dilakukan

    perubahan.

    4. Konsultasi proses (process consultation)

    Teknik ini dikembangkan oleh Edgar Schein. Pengertian konsultasi

    proses adalah seperangkat kegiatan dari konsultan untuk memberikan

    bantuan kepada para anggota organisasi dalam merasakan, mengerti,

    dan bertindak terhadap peristiwa-peristiwa tentang proses yang terjadi

    dalam lingkungan organisasi, seperti berbagai macam tindakan

    anggota organisasi yang timbul dalam aliran pekerjaan , dalam

    memimpin pertemuan, dalam melakukan hubungan baik formal

    maupun informal, peranan fungsional anggota kelompok, pemecahan

    masalah dan pembuatan keputusan kelompok, norma dan pertumbuhan

    kelompok, kepemimpinan dan wewenang, serta proses antar

    kelompok.

    5. Perdamaian oleh pihak ketiga ( third-party peacemaking)

    Teknik ini dikenalkan oleh Richard Walton.Teknik ini digunakan

    untuk mendiaknosis sebab-sebab terjadinya pertentangan dan usaha

    menyelesaikan pertentangan tersebut dengan bantuan pihak ketiga.

  • 48

    6. Pembentukan tim (Team building)

    Pembentukan tim sebagai salah satu teknik pengembangkan

    organisasi dimaksudkan agar dapat menyesuaikan dengan masalah

    yang timbul yang perlu dipecahkan. Tim bersifat sementaraselalu

    berubah sesuai perubahan masalah yang timbul. Pemecahan masalah

    atau pelaksanaan kerja oleh tim relatif lebih mudah karena

    keanggotaan tim diharapkan sesuai dengan masalah ataupun

    pelaksanaan kerja yang dihadapi.

    Dengan demikian teknik pengembangan organisasi terdapat 6

    teknik yaitu latihan kepekaan (Sensitivity Training), latihan jaringan

    (Grid Training), Umpan balik (Survey Feedback), Konsultasi proses

    (process consultation), perdamaian oleh pihak ketiga (Third-party

    peace making), serta pembentukan tim (Team building).

    3.3.4 Prinsip dan Proses Pengembangan Organisasi

    1. Prinsip pengembangan organisasi

    Berikut terdapat enam prinsip pengembangan organisasi untuk

    mempromosikan kinerja dari pegawai dan sistem organisasi yang

    efektif.

    a. Prinsip Integritas

    Sebuah organisasi tidak bisa berada dalam keadaan baik dalam

    jangka panjang jika tidak memiliki integritas. Organisasi harus fokus

    pada intervensi pengembangan organisasi untuk mempertahankan

    integritas. Makna utama dari integritas adalah keutuhan. Integritas

    mencakup aspek internal yang penting untuk menciptakan harmoni,

  • 49

    stabilitas, vitalitas, dan kebajikan yang memiliki dampak yang

    signifikan terhadap kehidupan organisasi serta pada kualitas SDM dan

    dalam mengintegrasikan sistem.

    Prinsip Integritas adalah prinsip menyeluruh untuk sinergi

    organisasi yang efektif dan kinerja organisasi yang tinggi. Prinsip ini

    adalah prinsip tertinggi yang mendefinisikan karakter prinsip-prinsip

    lainnya. Hal ini juga menentukan nilai intervensi pengembangan

    organisasi.

    b. Prinsip Komitmen

    Pegawai akan memberikan kinerja yang terbaik ketika mereka

    berkomitmen dalam suatu hal. Pegawai akan memberikan yang terbaik

    jika organisasi memberikan sumber daya yang mereka perlukan.

    Komitmen diperlukan dari setiap individu dan sumber daya yang ada

    dan menghidari sikap meremehkan untuk mencapai keberhasilan

    tinggi.

    Perencanaan sumber daya, mengembangkan strategi komunikasi

    terfokus, memperkenalkan komitmen meja bundar, dan profil juara

    pengembangan organisasi adalah pusat untuk menggunakan prinsip

    komitmen. Hal terpenting adalah cara organisasi melakukan hal tersebut

    dan hal yang ditunjukkan organisasi. Harus ada kesepakatan tentang

    program, proses dan strategi yang akan memfasilitasi kepemilikan

    intervensi pengembangan organisasi oleh pegawai.

    c. Prinsip Pemberdayaan

    Intervensi pengembangan organisasi harus memberdayakan orang

    dan sistem masyarakat sehingga mereka dapat bekerja dengan kinerja

  • 50

    yang baik. Hal ini disertai dengan dibangunnya kapasitas internal dan

    stamina, meningkatkan pergerakkan orang untuk mencapai bisnis (dan

    strategis) hasil, dan memfasilitasi keselarasan dan vitalitas dalam dan di

    antara unsur-unsur sistem. Harus ada kesepakatan tentang program,

    proses dan strategi yang akan memfasilitasi pe mberdayaan pegawai dan

    respon dari integrasi sistem.

    d. Prinsip Multifungsi

    Prinsip multifungsi adalah konsekuensial dari prinsip

    pemberdayaan. Prinsip Multifungsi menekankan pentingnya adaptasi,

    responsif, fleksibilitas, inovasi, vitalitas, dan spontanitas pegawai dan

    mengintegrasikan sistem. Prinsip ini sangat penting untuk memastikan

    bahwa orang dan sistem bekerja dengan baik dalam mengintegrasikan

    sistem sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Membangun

    pembelajaran organisasi dan mengoptimalkan eleme n sistem dalam

    intervensi pengembangan organisasi adalah beberapa desain dalam

    menggunakan prinsip multifungsi.

    e. Prinsip Pembaruan

    Jantung dari setiap intervensi pengembangan organisasi adalah

    pembaharuan dari SDM dan mengintegrasikan sistem. Prinsip

    pembaruan terkait dengan prinsip multifungsi. Mencapai kinerja yang

    tinggi berkelanjutan, pegawai dan sistem integrasi harus beroperasi

    ulang untuk suatu pembaharuan. Mengoptimalkan dan menghidupkan

    kembali sistem sumber daya manusia dan elemen, pengembangan

    organisasi dan kerangka teknologi harus memasukkan mekanisme dan

    alat untuk sistematik, penilaian berkelanjutan, mengulas kembali dan

  • 51

    umpan balik.

    f. Prinsip Integrasi

    Hal yang penting adalah sebuah adaptasi yang baik dan rencana

    integrasi dalam intervensi pengembangan organisasi. Integrasi adalah

    sebuah konsep dalam riset Lawrence dan Lorsch yang mengacu kepada

    proses mencapai kesatuan usaha diantara berbagai macam subsistem

    organisasi. Ada berbagai teknik untuk mencapai integrasi, dari

    peraturan, prosedur, dan rencana sampai saling penyesuaian. Proses

    pemantauan hasil pengembangan organisasi memerlukan pengendali

    rencana integrasi. Sistem mekanisme yang efektif sangat

    diperlukan untuk memastikan kepemilikan rencana integrasi oleh

    pegawai dan operasi.

    Dapat disimpulkan bahwa prinsip dalam OD terdiri dari prinsip

    integritas, prinsip komitmen, prinsip pemberdayaan, prinsip

    multifungsi, prinsip pembaruan, prinsip integrasi. Prinsip tersebut satu

    sama lain saling terkait dalam proses pengmbangan organisasi untuk

    mempromosikan kinerja dari pegawai dan system organisasi yang

    efektif.

    3.3.5 Proses Pengembangan Organisasi

    Pengembangan organisasi (OD) adalah pendekatan situasional atau

    kontingensi untuk meningkatkan efektifitas perusahaan. Meskipun

    berbagai teknik banyak digunakan, pada prosesnya sering melibatkan

    tahapan berikut.

    a. Penemuan masalah

    Ketika mencari bantuan dari ahli OD, organisasi biasanya dimulai

  • 52

    dengan penyajian masalah- masalah yang telah menyebabkan mereka

    untuk mempertimbangkan proses OD. Selain itu suatu organisasi tidak

    hanya dimulai ketika adanya masalah, melainkan karena adanya tujuan

    untuk mengembangkan organisasi tersebut. Misalnya saja, sebuah

    perusahaan membuat suatu pertimbangan terhadap masalah tertentu,

    seperti konflik diantara unit organisasi, moral rendah, keluhan pelanggan,

    dan meningkatnya biaya. Kemudian bagian eksekutif menghubungi ahli

    OD (konsultan) untuk mendiskusikan situasi di perusahaan.

    b. Diagnosis organisasi

    Diagnosis adalah proses memahami bagaimana organisasi saat ini

    berfungsi dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk merancang

    intervensi perubahan. Hal ini melibatkan pengumpulan informasi,

    menganalisis data-data, dan menarik kesimpulan untuk perubahan

    potensial dan perbaikan. Misalnya setelah bagian eksekutif menghubungi

    ahli OD (konsultan) untuk mendiskusikan situasi di perusahaan kedua

    belah pihak kemudian menyepakati perlunya diagnosis. Konsultan

    kemudian mengumpulkan informasi dari beberapa unit organisasi dengan

    menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi. Lalu data di analisis

    dan di persiapkan untuk umpan balik.

    c. Umpan balik

    Umpan balik adalah informasi mengenai hasil output dari sistem.

    Namun, tidak semua informasi hasil output tersebut adalah umpan balik.

    Misalnya saja setelah konsultan mengumpulkan informasi dari beberapa

    unit organisasi dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan

    observasi. Kemudian data di analisis dan di persiapkan untuk umpan balik.

  • 53

    d. Pengembangan strategi perubahan

    Tahap ini adalah tahap dimana suatu organisasi mulai melebarkan

    sayapnya. Adanya umpan balik yang di dapatkan dapat mempermudah

    suatu organisasi tersebut untuk berkembang. Misalnya setelah data

    dianalisis dan kemudian dipersiapkan untuk umpan balik, bagian eksekutif

    memerintahkan manager lain untuk membuat sebuah pertemuan dengan

    ahli OD.

    Saat pertemuan, setelah beberapa komentar pendahuluan, konsultan

    menyajikan temuan antara lain hubungan antara departemen, tujuan

    perusahaan, dan hubungan dengan pelanggan. Kelompok ini kemudian

    membuat urutan peringkat dari masalah yang penting. Dengan bimbingan

    konsultan, kelompok ini membahas kesulitan, mengidentifikasi penyebab,

    dan mencari solusi yang memungkinkan.

    e. Campur tangan

    Campur tangan adalah keadaan dimana suatu organisasi

    membutuhkan bantuan dari seseorang atau kelompok yang lain. Misalnya

    ketika bagian eksekutif memerintahkan manager lain untuk membuat

    sebuah pertemuan dengan ahli OD, maka hal ini menunjukkan bahwa

    organisasi tersebut membutuhkan campur tangan OD. Peran konsultan

    (OD) adalah sebagai seorang pelatih yang memfasilitasi proses OD.

    Pemberian penjelasan singkat dan latihan pada pengambilan keputusan,

    membangun tim, dan pemecahan masalah yang terintegrasi dala m proses

    OD. Pada waktu tertentu, dibentuk suatu kelompok untuk menangani isu-

    isu spesifik. Penekanannya adalah pada keterbukaan dan objektivitas.

    Pertemuan berakhir dengan kesepakatan mengenai strategi perubahan.

  • 54

    f. Pengukuran dan penilaian

    Pengukuran dan penilaian ini sama halnya dengan kegiatan evaluasi

    dari mulai adanya permasalahan kemudian berlanjut hingga campur tangan

    dan kemudian pengukuran dan penilaian. Misalnya setelah pertemuan

    berakhir dengan kesepakatan mengenai strategi perubahan. Maka

    intervensi yang spesifik mungkin termasuk perubahan dalam struktur

    organisasi, beberapa prosedur yang lebih efektif untuk mengatasi keluhan

    pelanggan, dan pembentukan tim dibebankan dengan tanggung jawab

    untuk melaksanakan program pengurangan biaya. Selanjutnya, kelompok

    setuju untuk bertemu lagi 3 bulan kedepan untuk mengukur dan

    mengevaluasi efektivitas upaya OD.

    Dapat disimpulkan bahwa proses dalam OD terdiri dari penemuan

    masalah, diagnosa organisasi, umpan balik, pengembangan strategi

    perubahan, campur tangan serta pengukuran dan penilaian.

  • 55

    BAB IV

    ORGANISASI KESEHATAN

    4.1 Bentuk Organisasi Kesehatan

    World United States Indonesia

    WHO

    (World Health Organization)

    HHS

    (Department of Health and Human Services)

    a. Kementerian Kesehatan

    b. Dinas Kesehatan c. Puskesmas

    d. IDI e. PDGI

    f. PPNI g. IBI h. IAI

    i. PERSAKMI j. BKKBN k. BPJS

    4.1.1 Organisasi Kesehatan Tingkat Internasional

    1. WHO (World Health Organization)

    Organisasi Kesehatan Pemerintah Tingkat Internasional yang

    paling terkenal saat ini adalah WHO (World Health Organization).

    Markas besarnya berada di Switzerland dan di dunia terdapat enam

    kantor regional. Nama Akronim dan Kota, serta tempat kantor regional

    WHO itu berada antara lain sebagai berikut :

    - Afrika (AFRO), Harare, Zimbabwe ; Americas/Pan American

    Health Organization (AMRO/PAHO), Washington D.C., Amerika

    Serikat ; Timur Tengah (SEARO), New Delhi, India ; Pasifik Barat

    (WPRO) ; Manila, Filipina.

  • 56

    Walau WHO saat ini merupakan organisasi internasional terbesar,

    organisasi tersebut bukan yang tertua. Di antara organisasi organisasi

    (terdata dengan tanggal terbentuknya) yang mendahului WHO adalah:

    a) International DHygiene Publique (1907), yang melebur ke dalam

    WHO ;

    b) The Health Organization of The League of Nations (1919), yang

    menghilang saat WHO didirikan ;

    c) The United Nations Relief and Rehabilitation Administration

    (UNRAA)

    d) The United Nations Childrens Fund (UNICEF) (1946), yang

    sebelumnya dikenal sebagai The United Nations Internasional and

    Childrens Emergency Fund ;

    e) The Pan American Health Organization (PAHO) (1902), yang

    masih menjadi organisasi yang independen tetapi bergabung

    dengan WHO dalam sebuah kantor regional.

    Pada tahun 1946, dalam Konfrensi Kesehatan Internasional,

    perwakilan dari semua negara yang tergabung dalam PBB berhasil

    membentuk dan mensahkan konstitusi WHO. Namun, baru pada 7 April

    1948, konstitusi tersebut benar benar berlaku dan organisasi tersebut

    secara resmi mulai berfungsi. Keanggotaan WHO terbuka bagi negara

    manapun yang bersedia mengikuti konstitusi WHO dan menerima suara

    terbanyak dalam Dewan Kesehatan Dunia (World Helath Assembly). 191

    negara terdaftar sebagai anggota.

  • 57

    Tujuan utama WHO seperti yang dinyatakan dalam konstitusi

    adalah pencapaian derajat kesehatan yang paling baik oleh semua orang.

    WHO memiliki 4 fungsi utama yakni :

    1. Memberikan panduan di seluruh dunia tentang bidang kesehatan.

    2. Menetapkan standar global untuk kesehatan.

    3. Bekerja sama dengan pemerintah dalam memperkuat program

    kesehatan nasional.

    4. Mengembangkan dan menyalurkan teknologi, informasi dan

    standar kesehatan yang sesuai.

    4.1.2 Organisasi Kesehatan di Amerika

    1. HSS (Department of Health and Human Service)

    Di Amerika Serikat, organisasi kesehatan lokal yang utama adalah

    Department of Health and Human Service (HSS), yaitu lembaga pokok

    pemerintahan Amerika Serikat untuk melindungi kesehatan semua

    penduduk Amerika dan memberikan layanan penduduk yang esensial,

    terutama bagi mereka yang kurang mampu. HSS dikepalai oleh seorang

    menteri. HSS merupakan departemen yang paling terlibat dengan

    masalah kemanusiaan di Amerika karena pada dasarnya memang

    departemen dari penduduk yang melayani penduduk.

    Ada beberapa divisi operasional yang membentuk HSS antara lain

    1. Administration on Aging (AoA), penduduk lansia.

    2. Administration for Children and Families (ACF), anak dan

    keluarga yang kurang mampu.

  • 58

    3. Agency forHealthcare Research and Quality (AHRQ), sponsor

    penelitian kesehatan

    4. Agency fo Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR),

    pembersihan bahan berbahaya bagi kesehatan manusia dalam

    lingkungan.

    5. Centers for Disease Control and Prevention (CDC),

    pengembangan dan penerapan aktivitas pencegahan dan

    pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan, aktivitas

    promosi dan pendidikan kesehatan.

    6. Food and Drusgs Administration (FDA), peningkatan dan

    perlindungan produk secara aman dan efektif, serta izin

    mengeluarkan produk baru.

    7. Healthcare Financing Administrastion (HCFA), memastikan

    layanan kesehatan bagi kelompok khusus (penyandang cacat).

    8. Health Resources and Services Administration

    (HRSA),penduduk kurang mampu, yang tidak memiliki

    jaminan dan penduduk terisolasi.

    9. Indian Health Services (IHS), penduduk suku Indian Amerika

    dan penduduk pribumi Alaska.

    10. National Institutes of Health (NIH), mengungkap pengetahuan

    baru yang mengarah pada kesehatan.

    11. Program Support Center (PSC), layanan administrasi

    kesehatan yang bermutu.

  • 59

    12. Subtanse Abuse and Mental Health Services Administration

    (SAMHSA), pengobatan gangguan ketergantungan dan

    gangguan mental.

    4.1.3 Organisasi Kesehatan di Indonesia

    1. Kementerian Kesehatan

    Kementerian Kesehatan memiliki Visi yaitu Masyarakat Sehat

    Yang Mandiri dan Berkeadilan. Oleh karena itu, adapun Misi

    Kementerian Kesehatan yaitu :

    1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui

    pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat

    madani.

    2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin

    tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu

    dan berkeadilan.

    3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya

    kesehatan.

    4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

    Untuk mencapai Visi dan Misinya beberapa Strategi Kementerian

    Kesehatan antara lain :

    1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan

    masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui

    kerja sama nasional dan global.

  • 60

    2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau,

    bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan

    pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.

    3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama

    untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.

    4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM

    kesehatan yang merata dan bermutu.

    5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan

    obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat,

    kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

    makanan.

    6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan

    berdayaguna dan berhasil guna untuk memantapkan

    desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.

    2. Dinas Kesehatan

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota adalah unsur pelaksana otonomi

    daerah dalam bidang kesehatan dan dipimpin langsung oleh seorang

    Kepala Dinas (Kadin). Kadin berkedudukan di bawah Bupati serta

    bertanggung jawab langsung pada bupati melalui Sekretaris Daerah

    (Sekda).

    Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan

    pemerintah daerah sesuai dengan asas otonomi serta kewajiban

    pembantuan dalam bidang kesehatan di lingkup daerah atau kabupaten.

  • 61

    Dalam melaksanakan tugasnya, Dinkes memiliki beberapa fungsi, di

    antaranya adalah:

    1. Fungsi penyelenggara urusan pemerintah dan layanan umum dalam

    bidang medis di ruang lingkup kabupaten.

    2. Fungsi pelaksanaan dan pembinaan tugas dalam bidang pelayanan,

    pencengahan penyakit, dan rujukan, usaha kesehatan masyarakat,

    serta sumber daya kesehatan di ruang lingkup kabupaten.

    3. Fungsi pemantauan, pelaporan, dan evaluasi dalam bidang medis di

    ruang lingkup kabupaten.

    4. Fungsi pelaksana tugas kesekretariatan dinas.

    5. Fungsi pelaksana tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang

    diserahkan dari Bupati sesuai dengan tugas pokok serta fungsinya.

    (dinkes.indramayukab.go.id)

    3. Puskesmas

    Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah

    organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang

    bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh

    masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil

    pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya

    yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan

    tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan

    untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal,

    tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

    Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana

    pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia.

  • 62

    Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang

    bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau

    wilayah kerja (Depkes, 2007).

    Visi puskesmas adalah tercapainya kecamatan sehat menuju

    Indonesia sehat. Indikator utama yakni:

    a) Lingkungan sehat.

    b) Perilaku sehat.

    c) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.

    d) Derajat kesehatan penduduk kecamatan

    Misi puskesmas, yaitu:

    a) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah

    kerjanya.

    b) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat

    di wilayah kerjanya.

    c) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan

    keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

    d) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

    masyarakat berserta lingkungannya.

    ( Depkes RI, 2007)

    4. IDI (Ikatan Dokter Indonesia)

    IDI adalah organisasi kesehatan khusus profesi dokter. Sejarah

    terbentuknya IDI dimulau sejak perkumpulan Vereniging van Indische

    Artsen berubah namanya menjadi Vereniging Van Indonesische

  • 63

    Genesjkundigen (VGI). Menurut Prof. Bahder Djohan (Sekretaris VIG

    selama 11 tahun -1928-1938), perubahan nama ini berdasarkan landasan

    politik yang menjelma dari timbulnya rasa nasionalisme (dimana dokter

    pribumi dianggap sebagai dokter kelas dua), sehingga membuat kata

    indische menjadi Indonesische dalam VIG. Dengan demikian,

    profesi dokter telah menimbulkan rasa kesatuan atau paling tidak

    meletakkan sendi-sendi persatuan. Bahder Djohan mengatakan pula,

    Tujuan VIG ialah menyuarakan pendapat dokter, dimana pada masa itu

    persoalan yang pokok ialah mempersamakan kedudukan antara dokter

    pribumi dengan dokter Belanda dari segi kualitasnya..

    Pada tanggal, 24 Oktober 1950 Dr. Soeharto (pantia Dewan

    Pimpinan Pusat IDI waktu itu), atas nama sendiri, dan atas nama

    pengurus lainnya, yakni Dr. Sarwono Prawirohardjo, Dr. R. Pringgadi,

    Dr. Puw Eng Liang, Dr. Tan Eng Tie, dan Dr. Hadrianus Sinaga

    menghadap notaries R. Kadiman untuk memperoleh dasar hukum

    berdirinya perkumpulan dokter dengan nama Ikatan Dokter Indonesia.

    Di dalam IDI sendiri masih banyak organisasi kesehatan yang

    merupakan organisasi hinpunan dari IDI, diantaranya ; Perhimpunan

    Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi

    Indonesia (IAPI), Perhimpunan Ahli Telinga, Hidung, Tenggorok,

    Kepala dan Leher (PERHATI-KL), Perhimpunan Dokter Spesialis

    Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia

    (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Indonesia (IKABI),

  • 64

    Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia

    (PABOI), Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia (PERDAMI), dll

    ( www.idionline.org )

    5. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

    Adapun Visi organisasi ini, The Indonesian National Nurses

    Association (INNA) is a strong voice for nursing, society and committed

    to the provision of quality professional nursing care in the public

    interest. (Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai wadah

    nasional yang memiliki kekuatan suara komunitas keperawatan dan

    peduli terhadap pemberian pelayanan/asuhan keperawatan yang bermutu

    bagi kepentingan masyarakat).

    Sedangkan Misi organisasi ini antara lain :

    1. To strengthen management & leadership of INNA to achieve good

    governance and strong network at Central, Provincial,

    District/Municipal, and Commissariat (Menguatkan manajemen

    dan kepemimpinan PPNI untuk mencapai organisasi yang

    berwibawa jejaring yang kuat di tingkat kepengurusan Pusat,

    Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Komisariat. Levels.)

    2. To support Indonesian nurses in the provision of safe, competent,

    professional nursing care for the people of Indonesia. (Mendukung

    perawat Indonesia untuk melakukan praktik keperawatan yang

    aman, kompeten dan professional bagi masyarakat Indonesia.)

  • 65

    3. To become the gateway to regional and international nursing

    standards. (Menjadi pintu gerbang standar keperawatan regional

    dan internasional.)

    (http://www.inna-ppni.or.id/ )

    6. IBI (Ikatan Bidan Indonesia)

    Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merupakan organisasi profesi bidan di

    Indonesia. Wadah Para bidan dalam mencapai tujuan melalui kebijakan

    peningkatan profesionalisme anggota guna menjamin masyarakat

    mendapatkan pelayanan berkualitas. IBI didirikan pada tanggal 24 Juni

    1951, menjadi anggota Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) pada

    tahun 1951 dan bergabung menjadi anggota ICM (International

    Confederation of Midwives) pada tahun 1956. Kantor pusat

    berkedudukan di Jakarta, IBI memiliki perwakilan di 33 Provinsi, 445

    kota/kabupaten dan 1944 ranting diseluruh indonesia.

    Visi IBI adalah mewujudkan bidan profesional berstandar global.

    Misi IBI adalah meningkatkan kekuatan organisasi, meningkatkan peran

    IBI dalam meningkatkan mutu pendidikan bidan serta pelayanan,

    meningkatkan kesejahteraan anggota dan mewujudkan kerjasama

    dengan jejaring kerja. Nilai nilai yang mendasari IBI adalah

    mengutamakan kebersamaan, mempersatukan diri dalam satu wadah,

    pengayoman terhadap anggota, pengembangan diri, peran serta dalam

    komunitas, mempertahankan citra Bidan dan pelayanan berkualitas

    kepada Ibu dan Anak. (www.ibi.or.id/ )

  • 66

    7. BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)

    BKKBN mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas

    pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan

    keluarga berencana.Visinya adalah menjadi lembaga yang handal dan

    dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga

    berkualitas, dengan misinya sebagai berikut :

    1. Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan Kependudukan

    2. Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi

    3. Memfasilitasi Pembangunan Keluarga

    4. M