Orbith 8-1-2012 Hal 44-49

download Orbith 8-1-2012 Hal 44-49

of 6

Transcript of Orbith 8-1-2012 Hal 44-49

  • 8/13/2019 Orbith 8-1-2012 Hal 44-49

    1/6

  • 8/13/2019 Orbith 8-1-2012 Hal 44-49

    2/6

    Memanfaatkan Abu Batu Limbah Stone Crusher...Tjokro Hadi

    45

    abu batu ini merupakan limbah danletaknya di sekitar Rembang makaharganya juga jauh lebih murahdibandingkan pasir Mintilan sebagai

    bahan utama pembuatan paving block di

    Rembang.Abu batu ini sulit dipasarkan mengingatkwalitasnya terutma kadar lumpurnyatinggi (lebih besar 5 %), kadar Lumpurmaksimum untuk Beton adalah 5% (PBI,71) maka tidak dapat dijual pada industri

    beton atau Concrette Ready Mix, sehinggabanyak menumpuk sebagai limbah.

    1.2.Perumusan MasalahSeiring dengan berkembangnya

    pembangunan maka meningkat pulakebutuhan akan Paving Block sebagai

    bahan perkerasan jalan sebagai konstruksiutama atau bartgunan pendukung. Disisilain banyak paving block yang dijualdipasaran dengan kwalitas sangat jelek,dikarenakan upaya produsen menekan

    biaya produksi dengan mengurangi jumlahsemen yang dipakai.Paving block sebagai elemen bahan

    bangunan yang dibuat dari camporanSemen Portland, Aggregat Pasir dan air.Pasir merupakan komponen utamasehingga penekanan harga pada pasir akansangat signifikan pengarubnya dalammengurangi biaya produksi.

    2. Tujuan PenelitianTujuan dalam penelitian ini untukmengkaji Karakteristik Abubatu limbahStone Crusher Asal sekitar Rembang

    dalam penggunaannya sebagai penggantipasir. Mencari manfaat limbah berupa abubatu agar memiliki nilai tambah danberharga sehingga menambah keuntunganbagi industri stone crusher dan industripaving block di sekitar Rembang.

    3. Kontribusi PenelitianDari hasil penelitian ini diharapkan dapatmemberikan kontribusi kepada industriyang memproduksi paving block atau

    masyarakat ekonomi lemah yang inginberwira usaha dengan membuat paving

    block sekala home industri atau untukkonsumsi sendiri agar tahu bahwa limbahabu batu dari stone crusher dapatdimanfaatkan untuk bahan paving.Mengatasi masalah pembuangan limbah

    bagi industri stone crusher, sehinggadapat menghemat biaya pembuanganlimbah bahkan jika dimungkinkan limbahtersebut lakujual sehingga akan memberikeuntungan.

    4. Tinjauan PustakaSyarat aggregat halus menurut SK.SNI. S-04-1989 F adalah sebagai berikut;a. Aggregat halus harus terdiri dari butir

    butir yang tajam dan keras, dengan

    indek kekerasa kurang dari atau samadengan 2,2

    b. Butir butir aggregat halus harusbersifat kekal, artinya tidak pecah atauhancur oleh pengaruh cuaca sepertiterik matahari dan hujan.

    c. Sifat kekal apabila diuji denganlarutan jenuh garam sulfat sebagai

    berikut; Jika dipakai Natrium Sulfat,

    bagian yang hancur maximum 12%

    Jika dipakai Magnesium Sulfat,bagian yang hancur maximum10%

    d. Aggregat halus tidak bolehmengandung lumpur lebih dari 5%(ditentukan terhadap berat kering).Yang diartikan dengan lumpur adalah

    bagian bagian yang lolos ayakan 0,06mm, apabila kadar lumpur melebihi

    5% maka harus di cucie. Agregat halus tidak bolehmengandung bahan - bahan organisterlalu banyak yang harus dibuktikandengan percobaan warna dari AbramHerder. Untuk itu bila direndam dalamlarutan 3% NaOH, cairan diatasendapan tidak boleh lebih gelap darilarutan pembanding. Aggregat yangtidak memenuhi percobaan ini dapat

    juga dipakai asal kekuatan tekan

    adukan tersebut pada umur 7 dan 28hari tidak kurang dari 95% dari

  • 8/13/2019 Orbith 8-1-2012 Hal 44-49

    3/6

    ORBITH Vol. 8 No. 1 Maret 2012: 44-49

    46

    kekuatan adukan yang sama tetapidicuci dalam larutan 3% NaOH yangkemudian dicuci hingga bersih denganair, pada umur yang sama

    f. Sususnan butir aggregat halus harusmemiliki modulus kehalusan antara1,5 - 3,8 % dan harus terdiri dari butir

    butir yang beraneka ragam besarnya.Apabila diayak dengan susunanayakan yang ditentukan, harus masukdalam salah satu Zona; 1, 2, 3, atau 4 (SKBI / BS. 882 ) dan harus memenuhisyarat syarat sebagai berikut; Sisa diatas ayakan 4,8 mm,

    maksimum 2% berat Sisa diatas ayakan 1,2 mm,

    maksimum 10% berat Sisa di atas ayakan 1,3 mm,

    maksimum 15% berat.g. Untuk beton dengan tingkat keawetan

    tinggi, reaksi pasir terhadap alkaliharus negatif (tidak terjadi reaksiantara pasir dengan alkali)

    h. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagaiaggregat halus untuk semua mutu

    beton, kecuali dengan petinjuk-

    petunjuk dari lembaga lembagapemeriksaan bahan bahan yang diakui.i. Aggregat halus yang digunakan untuk

    maksud sepesi plesteran dan sepesiterapan harus memenuhi persyaratandi atas (pasir pasang)

    Gradasi aggregat HAWS yang selama initerjadi tergantung pasir alam atau pasir

    buatan yang dikirim oleh leveransir,sehinga abu batu yang memiliki gradasilebih kasar kemungkinan dapat langsung

    digunakan atau perlu penambahan pasirsebagai campuran, mengingatketerbatasan waktu dan biaya penelitianini abu batu langsung digunakan untuk

    paving, tentang penambahan pasir danpengaruhnya akan diteliti kemudian.Air sebagai bahan untuk mengadukdigunakan air bersih dari PDAM, Airyang digunakan untuk Beton harus bersih,tidak,boleh mengandung Minyak, Asam,Alkali, Garam-garam, Zat Organik atau

    bahan bahan lain yang dapat merusakbeton, air tawar yang umumnya dapat

    diminum, baik air yang telah diolah diperusahaan air minum maupun tanpadiolah dapat dipakai untuk pembuatan

    beton.

    5. Metode PenelitianDalam penelitian ini merupakan penelitiandi Laboretorium, sehingga semua aktifitasdilakukan di laburatorium dalam hal inimenggunakan laboratorium bahan

    bangunan Jurusan Teknik Sipil PoliteknikNegeri Semarang. Pengambilan sampleberupa Abu batu sebagai bahan bangundipilih yang kadar lumpurnya palingtinggi.

    5.1.BahanBahan - bahan yang dipakai dalam

    penelitian ini adalah abu batu yangdiambil dari RembangCara pembanding sementara (hanya satukali pakai) caranya :a. Membuat larutan asam tannin dalam

    10% alcohol;b. Membuat larutan 3% sodium

    hidroksida;c. Campuran 2,5 ml larutan asam tannin

    dengan 97,5 ml larutan sodiumhidroksida 3%;

    d. Menyimpan dalam botol tertutuprapat;

    e. Mengocok dan diamkannya 24 jam.Cairan pembanding permanen. Caranya:a. Masukkan campuran 9 gram ferri

    chlorida (FeCl36H2O) dengan 1 gramcobalt chlorida (Co C12 6H2O)kedalam 100 ml air yang telah

    mengandung 1/3ml asam HCL;b. Simpan larutan ini dalam botoltertutup rapat dan mempunyai warnayang permanen.

    c. Berat contoh agregat kering minimumtergantung pada ukuran agregatmaksimum sesuai daftar:

    Ukuran AgregatMaksimum (mm)

    Berat Contoh AgregatKering Minimum (mm)

    2,36 1004,8 500

    9,6 200019,1 250038,1 5000

  • 8/13/2019 Orbith 8-1-2012 Hal 44-49

    4/6

    Memanfaatkan Abu Batu Limbah Stone Crusher...Tjokro Hadi

    47

    5.2.Alata. Ayakan standard, untuk mengayak

    pasir dengan susunan berdasar lobangayakan4mm, 2 mm, lmm, 0,5mm,0,25mm, 0,125mm, 0,075mm.

    b. Timbangan, menggunakan timbangankecil dan besar timbangan kecildengan ketelitian 0,1 gram untukanalisa Laborat dan timbangan besaruntuk produssi atau pembuatan bendauji.

    c. Botol yang mempunyai garis pembagivolume ml lengkap dengan tutupnya.

    d. Saringan No. 200e. Bejana gelas dan pengadukf. Oven yang dilengkapi dengan

    pengatur suhu untuk memanasi sampai(110 5)C

    g. Timbangan ketelitian maksimum 0.1%dari berat benda uji

    h. Cawani. Penjepit

    j. Desikator5.3.Pelaksanaan Uji dan Hasil Ujia. Pengujian kadar organik dalam

    agregat halusDalam Praktik pengujian kadarorganik agregat halus mempunyaitujuan antara lain Menentukandipakai atau tidaknya agregat halusuntuk adukan berdasarkan kadarorganik di dalam agregat halus.Zat organik yang terdapat dalamagregat biasanya berasal dari hasil

    penghancuran zat-zat tumbuh-tumbuhan, terutama asam tanin dan

    derivatnya, yang berbentuk humusdan lumpur organik. Umumnya lebihbanyak terdapat dalam agregat halusdaripada dalam agregat kasar.Kandungan organik berinteferensidengan reaksi-reaksi kimia hidrasisemen, sehingga sangat perlumemeriksa kadar zat organik yangmengganggu sifat-sifat beton/paving.

    b. Pengujian kadar butir halus lewatSaringan No. 200.

    Dalam Praktik pengujian kadar butirhalus leeat saringan no 200 atau kadar

    lumpur mempunyai tujuan antara lain:1)Menentukan kandungan butir halus

    lewat saringan no 200 yang adapada agregat. ( kadar lumpur

    agregat)2)Menilai mutu agregat berdasar

    kandungan butir halus lewatsaringan no 200.

    3)Yang dimaksud dengan butiranhalus lewat saringan no 200 adalah

    partikel berukuran antara 0,002mm dan 0,006 mm (2-6 mikron).Butiran ini berupa lumpur, debuatau tanah liat yang menutupi

    permukaan butir agregat yang

    memperlemah ikatan antara pastasemen dengan agregat. Adanyatanah liat, lumpur atau partikelyang sangat halus akanmenyebabkan: Bertambahnya air pengaduk

    yang diperlukan dalampembuatan beton

    Berkurangnya ikatan antarapasta semen dengan agregat

    Menambah penyusutan dancreep

    Karena pengaruh jelek ini makajumlahnya di dalam agregat harusdibatasi yaitu tidak boleh lebih dari5% untuk agregar halus dan 1%untuk agregat kasar.

    5.4.Prosedur Pelaksanaana. Mengisi botol dengan agregat halus

    sampai 130 ml;

    b.

    Menambahkan larutan sodiumhidroksida 3 % sampai dengan 200ml;

    c. Menutup botol dengan rapat;d. Mengocok botol selama 10 menit;e. Mendiamkan benda uji selama 24

    jam;f. Mengamati sampel setelah 24 jamg. Menimbanglah wadah tanpa benda uji

    (W2);h. Menimbang benda uji dan masukkan

    kedalam wadah;

  • 8/13/2019 Orbith 8-1-2012 Hal 44-49

    5/6

    ORBITH Vol. 8 No. 1 Maret 2012: 44-49

    48

    i. Memasukkan air pencuci yang sudahberisi sejumlah bahan pembersihkedalam wadah, sehingga benda ujiterendam;

    j. Mengaduk benda uji dalam wadahsehingga menghasilkan pemisahanyang sempurna antara butir kasar dan

    butir halus yang lolos saringan No.200;

    k. Menuangkan air pencuci dengandiatas saringan No. 16 yangdibawahnya dipasang saringan No.200;

    l. Mengulangi pekerjaan (3), (4), dan(5), sehingga tuangan air jernih;

    m. Mengembalikan semua benda ujiyang tertahan saringan No. 16 dan

    No. 200 kedalam wadah lalumengeringkan dalam oven dengansuhu 115C, sampai mencapai berattetap.

    Data Hasil Uji Kadar Organik AgregatHalusNo benda

    ujiHasil

    pemeriksaanKeterangan

    1 Warna lebihmuda

    Kadar organikrendah

    Catatan Kelembaban : 35 % HR Suhu ruang : 28 C

    5.5.PerhitunganKadar butir lewat saringan No. 200 =35

    3

    100%

    KeteranganW1 = berat kering oven benda uji +

    wadah (gram)W2 = berat wadah (gram)W3 = W1-W2 = berat benda uji kering

    oven awal (gram)W4 = berat benda uji kering oven

    sesudah pencucian+wadah (gr)W5 = W4-W2 = berat benda uji kering

    sesudah pencucian (gr)W6 = % bahan lolos saringan No. 200.

    Hasil uji kadar butir halus lewat saringanno. 200Agregat Halus

    Nomor tes I II

    Berat agregat kering(semula) + wadah (gram)

    534 534

    Berat agregat kering (akhir)+ wadah (gram)

    477 470

    Berat wadah (gram) 34 34Berat agregat kering semula(A) (gram)

    511 504

    Berat agregat kering akhir(B) (gram)

    435 424

    Kadar lumpur dan lempung=

    ( )

    100%

    14,9 15,9

    Kadar lumpur dan lempungrata-rata

    15,4

    Catatan Kelembaban :35%HR Suhu ruang : 28C

    6. KesimpulanDari pengujian kadar organik agregathalus, dapat disimpulkan bahwa kadarorganik agregat rendah ditunjukkandengan hasil pemerikasaan warna lebihmuda dari larutan pembanding sehinggadapat digunakan untuk bahan paving.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim, 1983. Pengujian Bahan, PEDC,Bandung.

    Anonim, 1989, Spesifikasi BahanBangunan Bagian A, SK SNI S - 04- 1089 F, Yayasan LPMB, Bandung.

    Anonim, 1995 Annual Book of ASTMStandards Vol. 04.02, Philadelphia.

    Kusdiyono,dkk, 2002, Modul PraktikumUji Bahan Bangunan I, PpliteknikNegeri Semarang.

    Murdock LJ dan Brook KM. ( alih bahasa: Stefanus Hendarko Ir. ), 1986,

    Bahan dan Praktek Beton, edisi keempat, Penerbit Erlangga Jakarta.

    Moh. Nasir Ph.D.,1983, MetodePenelitian, Ghalia Indonesia,Jakarta.

    Neville AM., 1981, Propertis of

    Concrette, 3rd

    Edition, The English

  • 8/13/2019 Orbith 8-1-2012 Hal 44-49

    6/6

    Memanfaatkan Abu Batu Limbah Stone Crusher...Tjokro Hadi

    49

    Language Books Society andPitman Publishing, London.

    Subakti Aman, 1994, Teknologi BetonDalam Praktek, ITS, Surabaya.

    Supardjo,dkk., 2002, Penelitian "

    Studi Komparasi Karakteristik BatuBata di Semarang "Politeknik

    Negeri SemarangTrihendardi Cornelius,2004, Memecahkan

    Kasus

    Statistik;Deskriptif,Parametri, dan

    Non-Parametrik dengan SPSS12,

    Andi Yogyakarta.