OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA...

27
OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA EKSOPOLISAKARIDA DARI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAIR MISBAHUL MUNIR DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA...

Page 1: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA

EKSOPOLISAKARIDA DARI JAMUR TIRAM PUTIH

(Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAIR

MISBAHUL MUNIR

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi
Page 3: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Optimisasi Produksi

dan Aktivitas Senyawa Eksopolisakarida dari Jamur Tiram Putih (Pleurotus

ostreatus) pada Media Cair adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2013

Misbahul Munir

NIM G44104009

Page 4: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi
Page 5: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

ABSTRAK

MISBAHUL MUNIR. Optimisasi Produksi dan Aktivitas Senyawa

Eksopolisakarida dari Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Media Cair.

Dibimbing oleh SUMINAR S ACHMADI dan IWAN SASKIAWAN.

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur tingkat

tinggi dan mengandung eksopolisakarida yang mempunyai sifat antimikrob dan

antioksidan. Jamur ini dapat ditumbuhkan pada media cair dengan ketersediaan

unsur karbon dan nitrogen. Media cair dioptimisasi untuk menghasilkan

eksopolisakarida optimum. Kultur induk jamur tiram putih terlebih dulu

diremajakan pada media potato dextrose agar, kemudian ditumbuhkan pada

media cair mushroom complete medium dengan berbagai jenis sumber karbon dan

nitrogen untuk memproduksi eksopolisakarida dan dilanjutkan dengan uji

aktivitas antimikrob dan antioksidan terhadap eksopolisakarida tersebut. Sukrosa

dan ekstrak khamir merupakan sumber karbon dan nitrogen yang paling baik

dalam produksi eksopolisakarida, yaitu masing-masing 208 dan 100 mg/L. Waktu

inkubasi optimum ialah pada hari ke-15 yang menghasilkan eksopolisakarida 527

mg/L. Eksopolisakarida yang dihasilkan mempunyai aktivitas antimikrob terhadap

Bacillus subtilis dan Escherichia coli. Selain itu, eksopolisakarida juga

mempunyai aktivitas antioksidan.

Kata kunci: eksopolisakarida, ekstrak khamir, jamur tiram putih, sukrosa

ABSTRACT

MISBAHUL MUNIR. Production Optimization and Activities of Exopoly-

saccharides of White Oyster Mushroom (Pleurotus ostreatus) in Liquid Media.

Supervised by SUMINAR S ACHMADI and IWAN SASKIAWAN.

White oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) is one of high level fungal

and contains exopolysaccharide that has antioxidant and antimicrobial activities.

This type of mushrooms can be grown in a liquid medium with the availability of

carbon and nitrogen sources. The liquid media was optimized to produce optimum

exopolysaccharides. The culture of white oyster mushroom stem was first

rejuvenated in potato dextrose agar medium, then grown in liquid mushroom

complete medium with various type of carbon and nitrogen sources for the

production of exopolysaccharide and continued with the test for antimicrobial and

antioxidant activities of the exopolysaccharides. Sucrose and yeast extract were

the best source of carbon and nitrogen, producing 208 and 100 mg/L

exopolysaccharides, respectively. The optimum incubation time was 15 days,

producing 527 mg/L exopolysaccharides. The exopolysaccharides exhibited

antimicrobial activity against Bacillus subtilis and Escherichia coli. In addition,

the exopolysaccharides also had antioxidant activity.

Key words: exopolysaccharide, sucrose, white oyster mushroom, yeast extract

Page 6: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi
Page 7: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Kimia

OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA

EKSOPOLISAKARIDA DARI JAMUR TIRAM PUTIH

(Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAIR

MISBAHUL MUNIR

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 8: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi
Page 9: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

Judul Skripsi : Optimisasi Produksi dan Aktivitas Senyawa Eksopolisakarida dari

Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Media Cair

Nama : Misbahul Munir

NIM : G44104009

Disetujui oleh

Prof Ir Suminar S Achmadi, PhD

Pembimbing I

Dr Iwan Saskiawan

Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi
Page 11: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini

dilaksanakan sejak bulan Maret sampai Juli 2012 di Laboratorium Biokimia

Mikroba, Bidang Mikrobiologi, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia. Judul yang dipilih dalam penelitian ini ialah Optimisasi

Produksi dan Aktivitas Senyawa Eksopolisakarida dari Jamur Tiram Putih

(Pleurotus ostreatus) pada Media Cair.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Prof Ir Suminar S Achmadi, PhD

selaku pembimbing pertama dan Bapak Dr Iwan Saskiawan selaku pembimbing

kedua atas petunjuk dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama

penelitian dan penyusunan karya ilmiah ini. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada istri, bapak, ibu, umi, serta seluruh keluarga, atas segala doa

dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca.

Bogor, Januari 2013

Misbahul Munir

Page 12: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

BAHAN DAN METODE 1

Bahan dan Alat 1

Metode 2

HASIL 3

Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih 3

Pengaruh Sumber Karbon 4

Pengaruh Sumber Nitrogen 4

Pengaruh Waktu Fermentasi 5

Pengujian Aktivitas Antimikrob 6

Pengujian Aktivitas Antioksidan 6

PEMBAHASAN 7

Kondisi Optimum 7

Aktivitas Antimikrob 8

Aktivitas Antioksidan 9

SIMPULAN DAN SARAN 9

Simpulan 9

Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 9

LAMPIRAN 11

RIWAYAT HIDUP 13

Page 13: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

DAFTAR GAMBAR

1 Pertumbuhan miselium dari jamur tiram putih pada media PDA (a) dan

pada media cair MCM (b) 4 2 Pengaruh sumber karbon pada produksi eksopolisakarida (a) dan

pertumbuhan miselium (b) 4 3 Pengaruh sumber nitrogen pada produksi eksopolisakarida (a) dan

pertumbuhan miselium (b) 5 4 Kadar eksopolisakarida dan pH media dari jamur tiram putih pada

berbagai waktu inkubasi 5 5 Zona hambat dari akuades (1), kloramfenikol (2), dan senyawa

eksopolisakarida (3 dan 4) terhadap mikrob uji E. coli (A), B. subtilis

(B), dan S. cerevisiae (C) 6 6 Aktivitas antioksidan senyawa eksopolisakarida dari jamur tiram putih

yang ditumbuhkan dalam media dengan sumber C dan N yang terbaik 6

DAFTAR LAMPIRAN

1 Absorbans larutan standar glukosa pada berbagai konsentrasi 11 2 Konsentrasi eksopolisakarida (mg/L) dengan berbagai sumber karbon 11 3 Bobot miselium kering (g/L) dengan berbagai sumber karbon 11 4 Konsentrasi eksopolisakarida (mg/L) dengan berbagai sumber nitrogen 11 5 Bobot miselium kering (g/L) dengan berbagai sumber nitrogen 11 6 Konsentrasi eksopolisakarida (mg/L) dengan berbagai waktu inkubasi 12 7 Persentase sisa pemucatan β-karotena (%) pada uji aktivitas antioksidan

eksopolisakarida 12

Page 14: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi
Page 15: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

PENDAHULUAN

Eksopolisakarida ialah produk polisakarida yang diekskresi oleh

mikroorganisme ke lingkungannya. Kajian tentang eksopolisakarida yang

dihasilkan dari jamur dengan aktivitas fisiologi yang beragam pada akhir-akhir ini

semakin banyak diminati (Kim et al. 2002; Cho et al. 2002; Hwang et al. 2003;

Kim et al. 2004; Cho et al. 2006; Chen et al. 2007). Eksopolisakarida yang

dihasilkan dari jamur merupakan senyawa bioaktif yang penting dan secara ilmiah

mempunyai fungsi-fungsi fisiologi tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan

(Pokhrel dan Ohga 2007).

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur tingkat

tinggi yang dapat ditumbuhkan dengan mudah dan mempunyai kemampuan

adaptasi yang luas terhadap lingkungannya (Miles dan Chang 1997). Menurut

Cohen et al. (2002), jamur tiram mengandung senyawa eksopolisakarida yang

mempunyai sifat antimikrob, antitumor, antiradang, dan antioksidan. Untuk

mempelajari ciri dari senyawa eksopolisakarida pada jamur tiram putih cukup

dengan menumbuhkan kulturnya pada media cair. Menumbuhkan jamur tiram

putih pada media cair mempunyai kelebihan di antaranya adalah memerlukan

ruangan yang lebih kecil, waktu yang lebih cepat, dan kemungkinan kontaminasi

yang lebih kecil (Lin dan Sung 2006).

Optimisasi media cair masih perlu diteliti lebih lanjut untuk mendapatkan

produk eksopolisakarida yang lebih tinggi lagi. Kim et al. (2002) melaporkan

bahwa jamur tiram putih yang ditumbuhkan pada media cair menghasilkan

eksopolisakarida sebesar 865 mg/L dan bobot miselium kering 7.35 g/L dengan

waktu inkubasi selama 15 hari. Pada penelitian ini, upaya optimisasi komposisi

media cair yang akan digunakan untuk pertumbuhan jamur tiram dan produksi

senyawa eksopolisakarida akan dikaji secara lebih mendalam. Salah satu faktor

terpenting dalam pembuatan media cair untuk pertumbuhan jamur adalah

ketersediaan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) dalam media tersebut (Lin dan

Chen 2007). Kedua unsur tersebut dapat diperoleh dari senyawa-senyawa tertentu

yang mengandung C dan N, baik yang berupa senyawa anorganik maupun

senyawa organik.

Penelitian ini bertujuan mencari kondisi optimum media cair yang

menghasilkan rendemen optimum dengan berbagai macam sumber C dan N yang

digunakan untuk pertumbuhan miselium dan produksi senyawa eksoplisakarida

dari jamur tiram putih. Aktivitas dari senyawa eksopolisakarida tersebut yang

meliputi sifat antimikrob dan antioksidan juga ditentukan.

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah kultur murni P. ostreatus, Escherichia

coli, Bacillus subtilis, Saccharomyces cerevisiae (koleksi LIPI Microbial

Culture), potato dextrose agar (PDA) (Pronadisa 1022.00), pepton (Pronadisa

1616.00), polipepton (Difco 211910), ekstrak daging sapi (Himedia

Page 16: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

2

RM002.500G), sukrosa (Merck 1.07687.0250), glukosa (Pronadisa 1900.00),

laktosa (Criterion C5951), pati (Merck 1.01252.0250), dan ekstrak khamir

(Pronadisa 1702.00). Alat analitis yang digunakan ialah spektrofotometer

ultraviolet-tampak (UV-berkas ganda) dan sentrifus (Kubota 6500).

Metode

Peremajaan Jamur (Pokhrel dan Ohga 2007)

Kultur induk jamur tiram putih dipindahkan secara aseptis ke dalam cawan

petri yang berisi media PDA menggunakan jarum inokulasi. Kultur tersebut

diletakkan pada bagian tengah cawan petri, diinkubasi pada suhu 25 οC selama

±14 hari.

Pembuatan Media Cair (Kim et al. 2002)

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah mushroom complete

medium (MCM). Komposisi media MCM ialah 20 g sumber karbon, 0.46 g

KH2PO4, 1.00 g K2HPO4, 0.50 g MgSO4·7H2O, 2.00 g pepton, dan 2.00 g sumber

nitrogen. Semua bahan tersebut dilarutkan dalam 1.00 L akuades. Setelah itu,

media disterilisasi menggunakan autoklaf.

Pembuatan Bibit Kultur Jamur Tiram Putih pada Media Cair (Pokhrel dan

Ohga 2007)

Jamur tiram putih yang telah ditumbuhkan pada media PDA dilubangi

dengan cork borer berdiameter 5 mm, dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL

yang berisi 50 mL media cair MCM, kemudian diinkubasi di dalam inkubator

penggoyang pada suhu 25 οC dengan kecepatan 125 rpm selama 7 hari.

Pertumbuhan Miselium dan Produksi Eksopolisakarida (Hwang et al. 2003)

Sebanyak 5 mL bibit kultur jamur tiram putih dipipet ke dalam erlenmeyer

250 mL yang berisi 70 mL media cair MCM dan diinkubasi di dalam inkubator

penggoyang pada suhu 25 οC dengan kecepatan 125 rpm. Untuk menguji

pengaruh sumber C (glukosa, laktosa, sukrosa, dan pati) dan N (ekstrak khamir,

polipepton, NH4Cl, dan NH4NO3) pada media cair, inkubasi dilakukan selama 8

hari. Untuk menentukan pengaruh waktu pertumbuhan dilakukan inkubasi selama

5, 10, 15, 20, dan 25 hari. Setiap perlakuan diulang 3 kali dan pada hari tersebut

juga pH media diukur.

Media cair yang sudah ditumbuhi miselium jamur tiram putih disaring,

kemudian dikeringkan untuk mengukur pertumbuhan. Supernatan yang diperoleh

diendapkan dengan menggunakan etanol 96% pada suhu 4 οC selama 24 jam dan

disentrifus dengan kecepatan 10000 g selama 20 menit. Eksopolisakarida kasar

yang berupa endapan kemudian ditentukan kandungan eksopolisakaridanya

dengan metode fenol-asam sulfat, dengan glukosa sebagai standar.

Pengujian Konsentrasi Eksopolisakrida (Dubois et al. 1956)

Sebanyak 2 mL sampel ditambah dengan 0.5 mL fenol 5% dan dikocok.

Setelah itu, ditambah dengan 2.5 mL H2SO4 pekat, dibiarkan selama 10 menit,

dan kemudian ditempatkan pada penangas air dengan suhu 30 οC selama 20 menit.

Page 17: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

Kadar eksopolisakarida diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang

maksimum 490 nm. Kurva standar disiapkan dengan mengukur absorbans larutan

standar glukosa dengan konsentrasi 100˗350 mg/L (Lampiran 1).

Pengujian Aktivitas Antimikrob (Norrel dan Messley 1997)

Aktivitas antimikrob diuji dengan menggunakan metode kertas cakram.

Kertas cakram yang sudah direndam dengan larutan sampel ditempatkan di

lapisan atas media nutrient agar (NA) pada cawan petri yang sudah diinokulasi

dengan mikrob uji, kemudian dimasukkan ke dalam ruang pendingin pada suhu 5 οC selama 12 jam. Setelah itu, materi uji diinkubasi pada suhu 37

οC selama 24

jam. Zona bening yang terbentuk menunjukkan aktivitas antimirob dan diukur

diameternya. Dalam uji aktivitas antimikrob ini digunakan kontrol positif, yaitu

kloramfenikol, dan kontrol negatif, yaitu akuades.

Pengujian Aktivitas Antioksidan (Handayani dan Sulistyo 2008)

Aktivitas antioksidan diuji dengan menggunakan metode β-karotena/asam

linoleat. Lamanya waktu pemucatan warna jingga dari β-karotena menunjukkan

tinggi rendahnya aktivitas antioksidan, semakin lama waktu yang diperlukan

untuk pemucatan, semakin baik mutu antioksidan tersebut. Larutan β-karotena

disiapkan dengan melarutkan 2 mg β-karotena dalam 10 mL kloroform. Dari

larutan tersebut dipipet 1 mL ke dalam erlenmeyer 100 mL, lalu diuapkan sampai

kering pada suhu 40 οC. Selanjutnya ditambahkan berturut-turut 20 µL asam

linoleat 50 mM, 184 µL Tween 80, dan 50 mL akuades. Kemudian campuran

diaduk menggunakan pengaduk magnet sampai terbentuk emulsi. Dengan segera

dipipet masing-masing 5 mL emulsi tersebut ke dalam tabung yang berisi 1 mL

larutan sampel, kemudian diukur nilai absorbans waktu ke-0 dan setiap selang 30

menit setelah inkubasi pada 50 οC, dibaca pada λ 470 nm. Dalam uji aktivitas

antioksidan ini senyawa hidroksitoluena berbutil (BHT) digunakan sebagai

kontrol positif dan akuades sebagai kontrol negatif. Nilai aktivitas antioksidan

dinyatakan sebagai persentase sisa pemucatan warna dari β-karotena.

HASIL

Pertumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih

Kultur induk jamur tiram putih pada awalnya ditumbuhkan pada media

padat PDA. Miselium yang terbentuk pada media tersebut seperti benang-benang

berwarna putih, tumbuh menyebar pada permukaan media PDA (Gambar 1a).

Pertumbuhan miselium pada media cair MCM dengan berbagai sumber C dan N

menghasilkan kumpulan miselium berupa pelet-pelet yang berukuran 0.5˗2 cm

berbentuk bulat lonjong (Gambar 1b).

Page 18: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

4

(a) (b)

Gambar 2 Pengaruh sumber karbon pada produksi eksopolisakarida (a) dan

pertumbuhan miselium (b)

Pengaruh Sumber Karbon

Pertumbuhan miselium dari jamur tiram putih pada media cair dengan

berbagai macam sumber karbon menunjukkan bahwa glukosa memberikan hasil

dengan bobot miselium kering yang paling tinggi, tetapi produksi

eksopolisakaridanya rendah (Lampiran 2 dan 3). Hasil produksi eksopolisakarida

berkisar dari 86 sampai 208 mg/L. Sukrosa merupakan sumber karbon yang baik

dalam produksi eksopolisakarida dan memberikan hasil eksopolisakarida yang

paling tinggi, hampir 2.5 kali dibandingkan jika sumber karbonnya glukosa.

Sumber karbon pati dan laktosa memberikan hasil lebih tinggi daripada glukosa

(Gambar 2).

Pengaruh Sumber Nitrogen

Dari berbagai sumber nitrogen yang digunakan dalam penelitian ini, ekstrak

khamir merupakan sumber nitrogen yang baik dalam pertumbuhan miselium dan

(a) (b)

Gambar 1 Pertumbuhan miselium dari jamur tiram putih pada media

PDA (a) dan pada media cair MCM (b)

Page 19: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

5

(a) (b)

Gambar 3 Pengaruh sumber nitrogen pada produksi eksopolisakarida (a) dan

pertumbuhan miselium (b)

produksi eksopolisakarida, masing-masing kira-kira 100 mg/L eksopolisakarida

dan hampir 6 g/L bobot kering miselium (Lampiran 4 dan 5). Ekstrak khamir

memberikan hasil dengan bobot miselium kering dan produksi eksopolisakarida

yang paling besar di antara sumber nitrogen yang lain (Gambar 3).

Pengaruh Waktu Fermentasi

Produksi eksopolisakarida meningkat dari awal pertumbuhan jamur tiram

putih, hari ke-15 menunjukkan produksi eksopolisakarida paling besar (Lampiran

6). Kenaikan produksi eksopolisakarida sangat nyata terjadi antara hari ke-10 dan

hari ke-15, kemudian menurun setelah hari ke-15. pH media selama waktu

inkubasi tidak berubah secara nyata, yaitu berkisar dari 6.5 sampai 8.0 dan

cenderung stabil pada kondisi netral (Gambar 4).

Gambar 4 Kadar eksopolisakarida dan pH media dari jamur tiram putih

pada berbagai waktu inkubasi. ( ) [Eksopolisakarida] dan

( ) pH

Page 20: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

6

Pengujian Aktivitas Antimikrob

Hasil pengujian aktivitas antimikrob eksopolisakarida terhadap mikrob uji

ditandai dengan terbentuknya suatu zona hambat di sekitar kertas cakram. Zona

hambat dari eksopolisakarida dengan menggunakan mikrob uji B. subtilis ialah

sebesar 13.5 mm dan kloramfenikol sebesar 32 mm, tetapi untuk E. coli, zona

hambat dari eksopolisakarida hanya sebesar 12 mm. Untuk mikrob uji S.

cerevisiae tidak terbentuk zona hambat (Gambar 5).

Pengujian Aktivitas Antioksidan

Berdasarkan data yang diperoleh, pengujian aktivitas antioksidan

menunjukkan warna β-karotena memucat. Pada eksopolisakarida selama waktu

inkubasi, sisa pemucatan warna β-karotenanya hampir sama dengan senyawa

Gambar 6 Aktivitas antioksidan senyawa eksopolisakarida dari jamur tiram

putih yang ditumbuhkan dalam media dengan sumber C dan N

yang terbaik. ( ) kontrol, ( ) BHT, dan ( )

eksopolisakarida

Gambar 5 Zona hambat dari akuades (1), kloramfenikol (2), dan senyawa

eksopolisakarida (3 dan 4) terhadap mikrob uji E. coli (A), B.

subtilis (B), dan S. cerevisiae (C)

Page 21: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

BHT. Nilai sisa pemucatan warna untuk eksopolisakarida dan BHT selalu

beriringan dari awal sampai akhir waktu inkubasi, meskipun eksopolisakarida

masih sedikit di bawah BHT. Penurunan nilai sisa pemucatan warna selama waktu

inkubasi untuk eksopolisakarida dan BHT selama waktu inkubasi tidak nyata,

berbeda dengan kontrol yang menunjukkan penurunan nilai sisa pemucatan warna

hampir setengahnya (Gambar 6).

PEMBAHASAN

Kondisi Optimum

Secara umum, faktor penentu pertumbuhan jamur termasuk jamur tiram

terbagi menjadi 2, yaitu faktor nutrisi dan faktor lingkungan pertumbuhannya.

Pada penelitian ini, jamur tiram putih ditumbuhkan pada media cair MCM dengan

menggunakan sumber karbon dan nitrogen yang berbeda-beda. Media MCM

merupakan media lengkap yang sangat cocok untuk pertumbuhan jamur karena

mengandung sumber karbon, nitrogen, vitamin, dan mineral, termasuk untuk

memproduksi eksopolisakarida (Kim et al. 2002).

Di antara sumber karbon yang digunakan dalam penelitian ini, sukrosa

merupakan sumber karbon yang paling baik dalam produksi eksopolisakarida dari

jamur tiram putih. Diperkirakan bahwa jamur tiram putih lebih mudah

memetabolismekan sukrosa dibandingkan dengan sumber karbon lain yang

diujikan dalam penelitian ini. Kemudahan dalam menggunakan sukrosa sebagai

sumber karbon ini memungkinkan untuk pertumbuhan dan pembentukan

biomassa sel dari jamur tiram putih sehingga sel tersebut dapat mengekskresikan

eksopolisakarida secara optimum. Hasil yang sama telah dilaporkan pada jamur

Paecilomyces sinclairii (Kim et al. 2002). Akan tetapi, berbeda pada pertumbuhan

jamur Tremella fuciformis dan Lyophyllum decastes, glukosa merupakan sumber

karbon yang paling baik (Cho et al. 2006; Pokhrel dan Ohga 2007). Berdasarkan

hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa produksi eksopolisakarida dari jamur

dengan spesies berbeda membutuhkan sumber karbon pada media pertumbuhan

yang berbeda pula.

Nitrogen dapat tersedia sebagai amonia, nitrat, atau dalam komponen-

komponen organik seperti sebagai asam amino dan protein. Penghilangan nitrogen

pada media tanam sangat berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Dari berbagai

sumber nitrogen yang digunakan dalam penelitian ini, ekstrak khamir merupakan

sumber nitrogen yang paling baik. Hasil yang sama juga telah dilaporkan pada

jamur L. decastes (Pokhrel dan Ohga 2007). Akan tetapi, berbeda pada jamur P.

sinclairii dan Phellinus linteus, tepung jagung merupakan sumber nitrogen yang

paling baik dalam pertumbuhan miselium dan produksi eksopolisakarida (Kim et

al. 2002; Hwang et al. 2003). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pertumbuhan miselium dan produksi eksopolisakarida dari jamur dengan spesies

berbeda membutuhkan sumber nitrogen pada media pertumbuhan yang berbeda

pula. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, hal sama juga terjadi pada

Page 22: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

8

sumber karbon, yakni spesies yang berbeda membutuhkan sumber karbon berbeda

pula.

Penentuan waktu inkubasi optimum yang tepat merupakan faktor terpenting

untuk produksi eksopolisakrida secara maksimum dari jamur pada media cair

(Pokhrel dan Ohga 2007). Waktu inkubasi optimum untuk produksi

eksopolisakarida dari jamur tiram putih pada penelitian ini jatuh pada hari ke-15.

Hasil yang sama telah dilaporkan pada jamur P. linteus dan L. decastes (Hwang et

al. 2003; Pokhrel dan Ohga 2007). Pada waktu inkubasi optimum bagi jamur

tiram putih ini, jamur masuk dalam fase stasioner, yaitu fase pertumbuhan jamur

yang ditandai dengan tidak ada kenaikan populasi karena berangsur-angsur jamur

mulai berhenti tumbuh dan beralih ke tingkat metabolisme yang lebih rendah

sehingga pada fase ini jamur menghasilkan pertumbuhan miselium dan produksi

senyawa metabolit yang optimum (Pelczar dan Chan 1986).

Beberapa jamur mengekskresikan eksopolisakarida di sekitar lingkungan

pertumbuhannya. Jumlah dan komposisi eksopolisakarida ini sangat beragam

bergantung pada genus, spesies, dan galur jamur tersebut. Dalam beberapa kasus

bergantung pula pada kondisi lingkungan pertumbuhan jamur itu sendiri. Jamur

sangat membutuhkan energi untuk menghasilkan eksopolisakarida. Oleh karena

itu, adanya sumber karbon dan nitrogen di dalam media tumbuh selain dapat

berfungsi sebagai komponen pembentukan sel, dapat pula berfungsi sebagai

sumber energi yang diperlukan untuk sintesis dan ekskresi eksopolisakarida. Hasil

optimum yang diperoleh dari penelitian ini (527 mg/L) masih lebih rendah

daripada hasil yang dilaporkan oleh Kim et al. (2002), yaitu 865 mg/L. Hal ini

karena galur yang digunakan dalam penelitian ini berbeda.

Aktivitas Antimikrob

Zat antimikrob adalah zat yang dapat mengganggu pertumbuhan atau

metabolisme mikrob. Berdasarkan aktivitasnya, zat antimikrob dibedakan menjadi

2 jenis, yaitu yang memiliki aktivitas bakteriostatik atau menghambat prtumbuhan

bakteri dan yang memiliki aktivitas bakterisidal atau membunuh bakteri. Aktivitas

antimikrob ditandai dengan terbentuknya suatu zona bening atau zona hambat di

sekitar kertas cakram. Zona hambat yang dihasilkan dari eksopolisakarida jamur

tiram putih lebih kecil dibandingkan dengan kloramfenikol (kontrol positif), yaitu

antibiotik yang sudah murni.

Zona hambat yang terbentuk berupa zona hambat total (zona hambat di

sekitar kertas cakram benar-benar bersih) dan zona hambat parsial (zona hambat

di sekitar kertas cakram masih terdapat sedikit mikrob uji yang tumbuh). Zona

hambat pada B. subtilis lebih jernih dibandingkan dengan E. coli, sedangkan

untuk S. cerevisiae (khamir) tidak terbentuk zona hambat (Gambar 5). Perbedaan

ini dikarenakan sensitivitas bakteri terhadap senyawa antimikrob berbeda.

Struktur dinding sel B. subtilis (Gram positif) lebih sederhana dibandingkan

dengan E. coli (Gram negatif) sehingga memudahkan masuknya senyawa

antimikrob (Dewi 2010). Hasil ini menunjukkan bahwa eksopolisakarida dari

jamur tiram putih aktif sebagai senyawa antimirob terhadap B. subtilis dan E. coli,

tetapi tidak untuk S. cerevisiae. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Pushpa dan

Page 23: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

Purushothama (2010), yang melaporkan ekstrak senyawa dari L. decastes aktif

sebagai senyawa antimirob terhadap B. subtilis dan E. coli.

Aktivitas Antioksidan

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa eksopolisakarida dari jamur tiram

putih mempunyai aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan eksopolisakarida ini

juga dibandingkan dengan senyawa BHT (antioksidan sintetik) yang dijadikan

kontrol positif. Meskipun nilai aktivitasnya lebih rendah daripada BHT, sebagai

senyawa alamiah eksopolisakarida memiliki segi keamanan yang lebih baik

terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, menurut para peneliti,

senyawa BHT bersifat karsinogenik. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh Jose

dan Janardhanan (2000) bahwa ekstrak senyawa dari P. florida juga mempunyai

aktivitas antioksidan.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pertumbuhan miselium dan produksi eksopolisakarida dari jamur tiram

putih pada media cair MCM memberikan hasil yang optimum dengan

menggunakan sumber karbon sukrosa dan sumber nitrogen ekstrak khamir.

Sukrosa menghasilkan bobot kering miselium 5.5 g/L dan eksopolisakarida 208

mg/L, sedangkan ekstrak khamir menghasilkan bobot kering miselium 5.6 g/L dan

eksopolisakarida 100 mg/L. Waktu inkubasi yang optimum untuk produksi

eksopolisakarida ialah 15 hari dengan kadar eksopolisakarida 527 mg/L.

Eksopolisakarida yang dihasilkan dari jamur tiram putih mempunyai aktivitas

antimikrob terhadap B. subtilis dan E. coli. Selain itu, senyawa eksopolisakarida

juga mempunyai aktivitas antioksidan yang mendekati BHT.

Saran

Untuk dapat memperoleh hasil yang lebih optimum, perlu diteliti berbagai

galur dari jamur tiram putih. Selain itu, perlu dilakukan isolasi dan purifikasi

eksopolisakarida untuk menggali informasi lebih lanjut tentang ciri dari

eksopolisakarida tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Chen W, Zhao Z, Chen SF, Li YQ. 2007. Optimization for the production of

exopolysaccharides from Fomes fomentarius in submerged culture and its

antitumor effect in vitro. Biores Technol. 99:3187-3194.

Page 24: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

10

Cho YS, Kim JS, Crowley DE, Cho BG. 2002. Growth promotion of the edible

fungus Pleurotus ostreatus by fluorescent pseudomonads. Microbiol Lett.

218:271-276.

Cho EJ, Young J, Chang HY, Yun JW. 2006. Production of exopolysaccharides

by submerged mycelial culture of a mushroom Tremella fuciformis. J

Biotechnol. 127:129-140.

Cohen R, Persky L, Hadar Y. 2002. Biotechnological application and potential of

wood-degrading mushrooms of the Genus Pleurotus. Appl Microbiol

Biotechnol. 58:582-594.

Dewi FK. 2010. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol buah mengkudu (Morinda

citrifolia, Linnaeus) terhadap bakteri pembusuk daging segar [skripsi].

Surakarta (ID): Universitas Sebelas Maret.

Dubois M, Gilles KA, Hamilton JK, Rebers PA, Smith F. 1956. Colorimetric

method for determination of sugar and related substance. Anal Chem.

28:350-356.

Handayani R, Sulistyo J. 2008. Sintesis senyawa flavonoid α-glikosida secara

reaksi transglikosilasi enzimatik dan aktivitasnya sebagai antioksidan.

Biodiversitas. 9:1-4.

Hwang HJ, Kim SW, Choi JW, Yun JW. 2003. Production and characterization of

exopolysaccharides from submerged culture of Phellinus linteus KCTC

6190. Enzyme and Microbial Technol. 33:309-319.

Jose N, Janardhanan KK. 2000. Antioxidant and antitumor activity of Pleurotus

florida. Curr Sci. 79:941-943.

Kim HO, Lim JM, Joo JH, Kim SW, Hwang HJ, Choi JW, Yun JW. 2004.

Optimization of submerged culture condition for the production of mycelial

biomass and exopolysaccharides by Agrocybe cylindracea. Biores Technol.

96:1175-1182.

Kim SW, Hwang HJ, Park JP, Cho YJ, Song CH, Yun JW. 2002. Mycelial growth

and exobiopolymer production by submerged culture of various edible

mushrooms under different media. Lett Appl Microbiol. 34:56-61.

Lin ES, Sung SC. 2006. Cultivating conditions influence exopolysaccharides

production by the edible Basidiomycete Antrodia cinnamomea in

submerged culture. Int J Food Microbiol. 108:182-187.

Miles PG, Chang ST. 1997. Mushrooms Biology. Concise Basics and Current

Developments. Singapore (SG): World Scientific.

Norrel SA, Messley KE. 1997. Microbiology Laboratory Manual Principles and

Applications. New Jersey (US): Prentice Hall.

Pelczar MJJ, Chan ECS. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Hadioetomo RS, Imas

T, Tjitrosomo SS, Angka SL, penerjemah; Jakarta (ID): UI-Pr. Terjemahan

dari: Element of Microbiology.

Pokhrel CP, Ohga S. 2007. Submerged culture conditions for mycelial yield and

polysaccharides production by Lyophyllum decastes. Food Chem. 105:641-

646.

Pushpa H, Purushothama KB. 2010. Antimicrobial activity of Lyophyllumdecates

an edible wild mushroom. World J Agric Sci. 6(5):506-509.

Page 25: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

11

Lampiran 1 Absorbans larutan standar glukosa pada berbagai konsentrasi

Ulangan Konsentrasi glukosa (mg/L)

100 150 200 250 300 350

1 0.144 0.265 0.443 0.554 0.618 0.834

2 0.142 0.265 0.443 0.554 0.619 0.834

Rerata 0.143 0.265 0.443 0.554 0.619 0.834

Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan regresi linear.

Persamaan garis yang diperoleh adalah y = 0.0026x – 0.1187 dengan r2= 0.9832

Lampiran 2 Konsentrasi eksopolisakarida (mg/L) dengan berbagai sumber karbon

Ulangan Glukosa Pati Laktosa Sukrosa

1 85.51 164.05 119.07 212.14

2 75.98 161.67 128.11 201.66

3 95.98 161.44 116.21 210.47

Rerata 85.82 ± 3.69 162.39 ± 1.45 121.13 ± 6.21 208.09 ± 5.54

Lampiran 3 Bobot miselium kering (g/L) dengan berbagai sumber karbon

Ulangan Glukosa Pati Laktosa Sukrosa

1 6.6836 6.9809 4.5122 5.3573

2 7.82.07 6.7369 4.5042 5.3919

3 7.1196 6.4970 4.9174 5.6626

Rerata 7.2080 ±

0.0758

6.7383 ±

0.2419

4.6446 ±

0.2363

5.4706 ±

0.1672

Lampiran 4 Konsentrasi eksopolisakarida (mg/L) dengan berbagai sumber

nitrogen

Ulangan Ekstrak khamir Polipepton NH4Cl NH4NO3

1 97.64 82.88 70.98 71.69

2 103.83 86.74 73.36 70.27

3 99.31 81.22 75.03 71.22

Rerata 100.26 ± 3.20 83.61 ± 2.83 73.12 ± 2.04 71.06 ± 0.72

Page 26: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

12

Lampiran 5 Bobot miselium kering (g/L) dengan berbagai sumber nitrogen

Ulangan Ekstrak khamir Polipepton NH4Cl NH4NO3

1 6.1451 4.2629 1.4996 2.7073

2 5.2533 4.3056 1.0344 1.6529

3 5.3853 4.6162 1.9635 1.8062

Rerata 5.5946 ±

0.0792

4.3949 ±

0.1928

1.4992

±0.0355

2.0555 ±

0.0495

Lampiran 6 Konsentrasi eksopolisakarida (mg/L) dengan berbagai waktu

inkubasi

Ulangan Hari ke-5 Hari ke-10 Hari ke-15 Hari ke-20 Hari ke-25

1 131.44 218.14 521.54 445.36 431.08

2 135.25 224.32 519.16 435.84 427.51

3 134.06 213.38 540.58 450.13 435.84

Rerata 133.58 ±

1.95

218.61 ±

5.49

527.09 ±

11.74

443.78 ±

7.28

431.48 ±

4.18

Lampiran 7 Persentase sisa pemucatan β-karotena (%) pada uji aktivitas

antioksidan eksopolisakarida

Waktu inkubasi

(menit) Kontrol BHT Eksopolisakarida

0 100 ± 0 100 ± 0 100 ± 0

30 63.10 ± 1.16 98.07 ± 0.52 92.96 ± 3.42

60 56.40 ± 1.74 95.81 ± 0.64 91.70 ± 3.25

90 49.72 ± 1.48 92.18 ± 1.18 88.61 ± 2.13

120 40.38 ± 0.73 87.60 ± 0.98 84.05 ± 2.53

Page 27: OPTIMISASI PRODUKSI DAN AKTIVITAS SENYAWA …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/62924/G13mmu.pdf · Bahan dan Alat 1 Metode 2 HASIL 3 ... mempunyai fungsi-fungsi fisiologi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pasuruan pada tanggal 17 Maret 1985 dari bapak

bernama Buadi dan ibu Mahsudah. Penulis merupakan anak ketiga dari empat

bersaudara.

Tahun 2001 penulis menyelesaikan sekolah di MTsN Mojosari dan pada

tahun 2004 penulis menyelesaikan sekolahnya di SMAN 3 Pasuruan. Tahun 2007

penulis lulus dari Program D3 Analis Kimia, Universitas Brawijaya Malang.

Tahun 2010 penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui

jalur seleksi penerimaan mahasiswa alih jenis. Penulis memilih Departemen

Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti

kuliah, penulis juga aktif bekerja di Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI).