Optimalisasi Semua Sektor

16
07 10 04 GUBERNUR Aceh dr Tgk H Zaini Abdullah berharap Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM) Aceh mengurai 5 kata kunci yang menjadi visi pembangunan Aceh, yaitu: Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, dan Berlandaskan UUPA sebagai Wujud MoU Helsinki. Gubernur yang dilantik pada tanggal 25 Juni 2012 lalu itu meminta kepada seluruh SKPA untuk terus berlomba dengan waktu dalam membangun Aceh. WAKIL Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menjelaskan bahwa di Aceh sangat besar prospek bisnis ayam petelur. Muzakir mempersilakan perusahaan Jepang tersebut untuk segera mengimplementasikan rencana investasi di Aceh. “Kita sangat mendukung,” kata Muzakkir sambil mengucapkan selamat datang, kepada Mr. Sato dan rombongannya beberapa waktu lalu di ruang kerjanya di kantor Gubernur Aceh. GUNONG Ujeun awalnya adalah kawasan hutan lindung yang asri. Kini, disana bertaburan lobang-lobang bekas pertambangan yang ditinggalkan warga. Kawasan ini terkenal sejak tahun 2009 karena ditetapkan sebagai kawasan pertambangan rakyat. Kawasan ini seolah tak ada matinya karena padatnya aktivitas warga yang berjibaku dengan lobang-lobang yang dibuat untuk mengeluarkan batu-batu emas. Sayangnya, ia belum mendatangkan PAD bagi Aceh dan Aceh Jaya. Edisi 24 TAHUN III JULI 2012 FOTO: CHANDRA Investor Jepang Tertarik Bisnis Ayam Petelur Sejenak Bersama Penambang Emas Gunong Ujeun RPJM Harus Mengurai 5 Kata Kunci Pembangunan

description

Tabangun Aceh Edisi Juli 2012

Transcript of Optimalisasi Semua Sektor

Page 1: Optimalisasi Semua Sektor

07 1004GUBERNUR Aceh dr Tgk H

Zaini Abdullah berharap Rencana Pembangunan Jangka Menegah (RPJM) Aceh mengurai 5 kata kunci yang menjadi visi pembangunan Aceh, yaitu: Bermartabat, Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, dan Berlandaskan UUPA sebagai Wujud MoU Helsinki. Gubernur yang dilantik pada tanggal 25 Juni 2012 lalu itu meminta kepada seluruh SKPA untuk terus berlomba dengan waktu dalam membangun Aceh.

Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, menjelaskan bahwa di Aceh sangat besar prospek bisnis ayam petelur. Muzakir mempersilakan perusahaan Jepang tersebut untuk segera mengimplementasikan rencana investasi di Aceh. “Kita sangat mendukung,” kata Muzakkir sambil mengucapkan selamat datang, kepada Mr. Sato dan rombongannya beberapa waktu lalu di ruang kerjanya di kantor Gubernur Aceh.

GUNoNG Ujeun awalnya adalah kawasan hutan lindung yang asri. Kini, disana bertaburan lobang-lobang bekas pertambangan yang ditinggalkan warga. Kawasan ini terkenal sejak tahun 2009 karena ditetapkan sebagai kawasan pertambangan rakyat. Kawasan ini seolah tak ada matinya karena padatnya aktivitas warga yang berjibaku dengan lobang-lobang yang dibuat untuk mengeluarkan batu-batu emas. Sayangnya, ia belum mendatangkan PAD bagi Aceh dan Aceh Jaya.

Edisi 24 Tahun IIIJulI 2012

foTo: cHAnDRA

Investor Jepang Tertarik Bisnis Ayam Petelur

Sejenak Bersama Penambang Emas Gunong Ujeun

RPJM Harus Mengurai 5 Kata Kunci Pembangunan

Page 2: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 20122

Oleh : Tgk H Faisal Ali

yang akan dijalankan secara bertahap dan konsisten dalam durasi lima tahun ke depan.

Diperkirakan butuh dana sekitar 245 triliun rupiah untuk merealisasi kegiatan pembangunan Aceh selama lima tahun ke depan yang akan dituangkan dalam naskah Renca-na Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA). Kebu-tuhan dana ini tentu tidak sebanding persediaan anggaran yang ada saat ini. Oleh karena itu, para pimpinan SKPA perlu bekerja ekstra keras dalam menggalang berbagai sum-ber pendanaan untuk secara bersama-sama merealisasikan visi pembangunan Aceh.

Keterlibatan semua pihak dengan kontribusi masing-masing dalam pembangunan Aceh menjadi ke-harusan. Selain dana yang bersumber dari APBA dan APBK, kita mesti meyakinkan Pemerintah Pusat agar mengucurkan sumber dana APBN untuk menggerakkan proyek-proyeknya di Aceh. Begitu juga halnya negara-negara sahabat dan donor termasuk NGO internasional perlu diyakinkan untuk tetap melanjutkan bahkan men-

Sejak tanggal 25 Juni 2012 lalu, pasangan dr H Zaini Abdullah – Tgk Muzakir Manaf telah resmi menjadi pem-impin Aceh. Mereka akan menakhodai Aceh untuk lima ta-hun ke depan hingga 2017. Selaku pemimpin yang berbasis akar rumput, pasangan ini memiliki segudang cita-cita yang hendak diwujudkan bagi kesejahteraan rakyat Aceh. Hal ini sesuai visi pembangunan yang mereka usung yaitu “Aceh yang bermartabat, sejahtera, berkeadilan dan mandiri ber-landaskan Undang-undang Pemerintahan Aceh sebagai wujud MoU Helsinki”.

Dalam mewujudkan visi pembangunan yang diusung dr Zaini – Muzakkir tentu butuh dukungan dan kerja keras dari seluruh kompenen masyarakat Aceh, terutama dari instansi-instansi resmi pemerintah. Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA), baik di level provinsi maupun kabupaten/kota, menjadi ujung tombak utama dan mesti bahu-membahu dalam mewujudkan visi besar itu. Seluruh SKPA harus mampu menerjemahkan visi dan misi guber-nur dalam bentuk rencana aksi yang kongkrit dan terukur

ingkatkan aktivitasnya di Aceh. Demikian pula pihak swasta dan investor harus dipermudah dalam melakukan ekspansi bisnisnya di Aceh. Sementara masyarakat juga punya andil dalam pembangunan dengan menjaga kea-manan, ketertiban, perdamaian dan mengikuti aturan yang dibuat Pemerintah Aceh sehingga tidak muncul tuntutan-tuntutan irasional di tengah kemeriahan pem-bangunan Aceh.

Beginilah wujud kerja sama dan keterlibatan semua pihak yang diharapkan akan terwujud dalam jangka lima tahun ke depan sehingga visi pembangunan Aceh yang tertuang dalam RPJM akan mudah terealisir. Keterlibatan semua pihak dalam pembangunan tentunya semuanya akan bermuara pada pewujudan kesejahteraan rakyat yang ditandai meningkatnya pendapatan perkapita, berkurangn-ya jumlah penduduk miskin, berkurangnya angka pen-gangguran.

n ir iskandar msc

OPINI

Alamat Redaksi Bappeda Aceh Jl.Tgk. H. Muhammad Daud Beureueh no. 26 Banda Aceh Telp. (0651) 21440 fax. (0651) 33654 | Web: bappeda.acehprov.go.id email: [email protected], [email protected]

Redaksi menerima kiriman berita kegiatan pembangunan Aceh dan opini dari masyarakat luas. Tulisan diketik dengan spasi ganda dan disertai identitas dan foto penulis, dapat pula dikirim melalui pos atau e-mail

Redaksi

Salam Redaksi

Dewan Pengarah Gubernur Aceh, Wakil Gubernur Aceh, Sekretaris Daerah, Asisten I, II dan III Setda Aceh | Penanggung Jawab Kepala Bappeda Aceh | Wakil Penanggung Jawab Sekretaris Bappeda Aceh | Pemimpin umum Michel oc | Pemimpin Redaksi Aswar Liam, Redaktur Pelaksana Hasan Basri M. nur | Dewan Redaksi M. Zain, Ridwan, cut Triana |Sekretaris Redaksi farid Khalikul Reza, nanda Yuniza | Bendahara Zulliani | Editor Zamnur Usman | Reporter Heri Hamzah, D Zamzami, fauzi Umar | Lay out & editor foto Irvan | Ilustrasi kartun dan grafis Jalaluddin Ismail | Reportasi dan notulensi Bulqaini Ilyas | fotografer RA Karamullah | IT candra | Staf Logistik dan Layanan Umum Iskandar J, firdaus, Akkar Arafat, Rizki Ratih Emelia.

Sebagai sebuah daerah yang baru saja keluar dari dua bencana besar yaitu konflik dan tsunami, maka tentu ban-

yak sekali permasalahan yang ditimbulkan. Selama kurun waktu 30 tahun Aceh didera konflik yang salah satu efeknya adalah lumpuhnya semangat kebersamaan, kekelu-argaan dan kepekaan sosial. Kebersamaan, kekeluargaan dan kepekaan sosial bukanlah sesuatu yang baru di tengah-tengah rakyat Aceh karena manyoritas rakyatnya beraga-ma Islam yang ketiga semangat itu merupa-kan esensi dari nilai-nilai keislaman sehingga ia sudah mendarah daging dalam kehidupan rakyat Aceh tempo dulu.

Kini, rakyat Aceh terkesan tidak lagi mengedepankan rasa ukhuwah dan kebersa-maan baik dalam menanggung beban mau-pun dalam menikmati kemewahan. Padahal pada masa lalu orang miskin tidak perlu mengemis di jalan, tetapi mereka didatangi dan mendapat bantuan dari saudara-sau-daranya secara bersama-sama. Akibat dari terkoyak-koyaknya rasa kebersamaan yang memang diciptakan oleh pihak-pihak tert-entu di masa konflik, maka rakyat Aceh telah hilang identitas keacehannya yang dikenal dengan semangat tolong menolong.

Lebih jauh lagi, perasaan curiga antar-sesama semakin hari semakin naik volu-menya. Satu daerah dengan daerah lain, satu suku dengan suku lain, bahkan satu keluarga dengan keluarga lainnya. Fitnah sudah men-jadi konsumsi dimana-mana. Konflik telah menggorogoti seluruh segmen kehidupan, tidak terkecuali ekonomi dan pendidikan. Ekonomi berjalan di tempat dan roda pen-didikan keropos.

Bencana tsunami telah memperkenalkan kembali Aceh ke seantero dunia. Hampir seluruh penduduk dunia termasuk anak TK mengenal Aceh sekalipun tidak pernah da-tang ke Aceh. Bencana tsunami selain men-gajari rakyat Aceh akan hal-hal positif juga ikut mewarisi nilai-nilai negatif. Tumbuhnya semangat berdemokrasi, memiliki dan kreasi merupakan sesuatu yang positif. Namun di sisi lain, secara tidak disegaja, intervensi masyarakat dunia ke seluruh urat nadi rakyat Aceh tidak bisa dipungkiri telah menggeser kearifan lokal ke sudut yang kelam. Kearifan lokal tergerus oleh pola penanganan bantu-

an secara modern dan dilakukan oleh insan yang kurang memahaminya.

Maka, untuk mengembalikan kehorma-tan Aceh dalam zaman kemajuan teknologi yang di luar prediksi manusia ini filosofi shalat berjama’ah perlu dijadikan sebagai se-mangat oleh “Zikir” (Zaini-Muzakir) dalam membangun kembali Aceh Darussalam. Pola interaksi antara imam (pemimpin) dan makmum (rakyat) sekiranya diimplementa-sikan dalam segala aspek kehidupan, insya Allah kita akan makmur dan memperoleh kembali kehormatan sebagai bangsa yang bermartabat. Sedikitnya, ada lima hal yang bisa ditelaah dalam pola hubungan imam dan makmum yang kita yakin dimiliki oleh “Zikir” dalam mewujudkan cita-cita kemak-muran untuk setiap yang bernyawa di bumi Aceh Darussalam ini.

Pertama, keteladanan. “Zikir” harus mampu menjadikan segala aktivitasnya seha-ri-hari menjadi cermin dalam kebaikan bagi orang di sekelilingnya. Setiap wacana yang dimunculkan mengandung nilai-nilai kebai-kan dan tindakan atau amalannya memberi dampak yang sangat luas dalam masyarakat. Keteladanan akan memancarkan kepekaan dan sensitif terhadap rakyat. Rakyat juga harus memberikan dukungan “kepada Zikir” sebagai bentuk keteladanan dalam menyatu-kan gerak langkah dalam mencapai cita-cita bersama.

Kedua, tawadhu’. “Zikir” harus men-empatkan diri pada posisi yang rendah hati dalam menerima kebenaran. Menerima ke-benaran dari siapapun tidaklah hina bahkan mendatangkan kemuliaan. Sikap tawadhu’ menerima kebenaran bukan hanya dari orang-orang tertentu tetapi dari siapapun dia, baik kaya maupun miskin, kalangan terhormat

maupun rakyat jelata. Ramah dan lembut saat bergaul dengan siapapun. Kerendahan hati “zikir” merupakan ciri yang semestinya dijadi-kan ruh dalam memimpin Aceh.

Ketiga, jujur. “Zikir” perlu memberi inspirasi dalam membangkitkan nilai-nilai kejujuran dalam setiap kebijakan, jujur dalam perkataan, perbuatan, keluarga dan masyarakatnya. Kejujuran akan mendatang-kan kenyamanan pada diri sendiri dan orang lain. Sifat kejujuran adalah milik masyarakat dan pemimpin muslim. Salah satu yang san-gat dibutuhkan adalah adanya kejujuran pada penganggaran dan penggunaannya. Keju-juran, transparan dan akuntabel harus dikede-pankan dalam setiap penggunaan uang rakyat.

Keempat, setia. Imam dan makmum harus saling setia, tidak boleh ada yang mengkhianati satu sama lain. T id ak sempurna iman seorang imam jika tidak bersikap setia pada rakyatnya dan juga seba-liknya. Kesetiaan imam bukan hanya dalam ucapan saja akan tetapi kesetiaannya harus selalu bersemi dalam setiap rukun yang di-laluinya. “Zikir” harus menjadikan kesetiaan sebagai raja dalam menjalankan amanah 5 tahun ke depan. “Zikir” tidak boleh lupa akan jasa dan bantuan rakyatnya sekalipun sepatah kalimat, segelas air dan sesuap nasi. Itulah bentuk kesetiaan yang harus berse-mayam dalam sanubari orang-orang yang bercita-cita mengeluarkan rakyatnya dari keterpurukan. Imam yang tidak berqunut harus memberikan kesempatan dan setia menunggu makmun yang berqunut. Imam tidak boleh merasa hebat karena berdiri di depan, tetapi ia harus berterima kasih kepada rakyat karena telah diberi kesempatan berdiri di depan. Kesetiaan akan menghilangkan kesombongan, keangkuhan, foya-foya. Kes-

etiaan juga akan melahirkan kesantunan dan beretika serta kerja keras untuk meringankan beban rakyat.

Kelima, berani. “Zikir” tidak boleh lesu tapi harus semangat dan berani mendo-brak pintu pengekangan regulasi maupun keuangan oleh Pusat. PP sebagai payung hukum implementasi butir-butir MoU Hel-sinki masih tertahan di tangan pemerintah Pusat. Berani mengangkat Islam dan budaya sebagai simbol Pemerintahan Aceh dalam mencapai kejayaannya kembali. Rakyat Aceh yang dikenal berani dalam mempertahankan marwah bangsanya harus diberikan suple-men untuk berani melawan kemiskinan dan kebodohan akibat oleh penindasan masa lalu. Keberanian bukan untuk berkonflik kembali tetapi berani dalam menegakkan kebenaran dalam pembangunan. MoU Helsinki belum berjalan pada rel yang semestinya maka su-dah sepantasnya nilai-nilai patriotik dikede-pankan dalam mengejar poin-poin kesepaka-tan damai yang masih tersendat.

Berani bukan hanya pada menjalan-kan program tetapi juga dalam menerima amanah dan mampu merealisasikannya ke-pada yang berhak sekaligus berani menerima kritikan-kritikan dari siapapun. Rakyat harus dibekali dengan semangat keberanian untuk memberikan masukan dan kritikan positif dalam rangka memadukan gerak. Rakyat harus diberikan ruang yang luas untuk berek-spresi namun tidak boleh mendahului gerak pemimpin. Mendahului gerak pemimpin akan membatalkan tata tertib kehidupan yang diajarkan oleh Islam.

Kelima pola interaksi di atas bukanlah sesuatu yang ajnabi (tidak terkait) dengan visi-misi “Zikir”. Sebagai orang yang selama ini sangat ngotot dalam menyuarakan keadi-lan dan kemakmuran maka kita sangat-san-gat optimis bahwa “Zikir” dengan segenap rakyatnya akan berusaha sekuat tenaga untuk mendatangkan kemakmuran dan kejayaan yang bermartabat. “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia” (Ali ‘Imran : 110). “Zikir” diyakini mampu menerjemahkan firman Allah ini demi kema-slahatan seluruh rakyat Aceh. Insya Allah!

n Penulis adalah Ketua Nahdhatul

Ulama (NU) Aceh

Harapan dan Pesan pada “Zikir”

Bersama Mewujudkan Visi Pembangunan Aceh

Kalian adalah sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk manusia” (Ali

‘Imran : 110). “Zikir” diyakini mampu menerjemahkan firman Allah ini demi kemaslahatan seluruh rakyat Aceh.

Page 3: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 2012 3CERMIN

Tiada terasa seiring dengan perjalanan waktu, tamu yang agung yaitu ”Ramadhan” telah hadir kembali di tahun 1433 H ini. Ramadhan sebagai tamu yang mulia akan memberi kita tausyiah, nasehat dan pesan-pesan agar kita menjadi hamba Allah yang shaleh baik secara individual maupun shaleh secara sosial. Shaleh secara individual terwujud dalam ibadah keseharian kita yang lebih khusu dan merasakan getaran

kehadiran Allah dimanapun kita berada. Dan shaleh secara sosial tercermin dari hidup kita yang lebih tawadhu, rendah hati dan menebar kasih sayang kepada sesama dan mahluk Allah lainnya.

Hidup kita ini sesungguhnya seperti menulis diatas lembaran kitab, masing-masing kita setiap hari menulis kitab kita sendiri. Ada kitab yang lembarannya berisi hal-hal yang baik, namun ada juga lembaran yang berisi dengan kejelekan. Waktu yang Allah beri kepada setiap kita sama sehari semalam yaitu 24 jam. namun deposito waktu ini tidak semua menggunakannya dalam manfaat dan kebaikan. Ada yang waktunya habis untuk hal yang sia-sia dengan amal perbuatan yang buruk. Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (QS. Al Asr ayat 1-3).

Setiap tahun sesungguhnya kita menghasilkan satu kitab yang memiliki 12 Bab dan setiap Bab berisi 29 sampai 30 halaman, dan setiap lembar halaman berisi 24 catatan kita setiap jam atau 1.440 catatan permenit berbagai aktifitas yang kita lakukan. Maka kalau umur kita hari ini 40 tahun berarti sudah ada 40 kitab yang sudah kita tulis dengan perilaku kita sendiri. Semua yang tertulis itu akan diperhitungkan kelak di Mahkamah Allah pada hari kiamat. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula (QS. Al Zilzalah ayat 7-8).

Ramadhan sesungguhnya hadir mengajak kita untuk memperbaiki Bab dalam buku amal yang sedang kita tulis. Mari jadikan amalan Ramadhan Bab pertama dalam kitab kita tahun ini, dan bertekadlah Bab selanjutnya yang akan kita tulis senantiasa berisi kebajikan sebagai wujud keberhasilan kita dalam melaksanakan puasa Ramadhan. Siapa tahu kita tidak ketemu lagi Ramadhan tahun depan.

MEMPERBAIKI CATATAN AMALTafakkur Oleh: Ir. Faizal Adriansyah, M.Si

BaNyak orang yang menyesal tatkala sudah tidak memiliki apa-apa lagi, sementara volume tanggungan semakin tinggi. Penyesalan terlambat

seperti ini tentu tidak lagi berguna. Maka, untuk itu, kita secara bersama-sama perlu menumbuhkan semangat ingat masa depan kepada generasi baru sejak dini.

Salah satu cara menumbuhkan semangat ingat masa depan itu adalah dengan mengajak dan mengajarkan anak-anak usia dini (TK dan SD) untuk menyisihkan sebagian uang jajan yang dimilikinya untuk ditabung. Awalnya uang itu terasa kecil, namun secara perlahan, dia akan terus meningkat jika sang anak konsisten menabung.

BRI memiliki kepudilan yang tinggi terhadap anak-anak agar bersedia menabung. Salah satu program yang ditawarkan bagi anak-anak adalah BRI Britama Junior. Tabungan ini gratis biaya administrasi, gratis kartu ATM dengan

gambar karakter, real time online, fasilitas e-banking, dan berbagai kemudahan lainnya seperti bunga tetap tanpa pemotongan biaya administrasi bulanan

termasuk kemudahan dapat ditarik oleh orang tuanya. Ayo adik-adik mari kita menabung sejak sekarang. Tunggu apa lagi. Saat

kamu sudah gede nanti, uang tabungan ini pasti sangat bermanfaat untuk menunjang pendidikan yang lebih tinggi.

Putri Rizky Febrianifrontliner BRI cabang Banda Aceh

Email dan facebook: [email protected]

Page 4: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 20124 LAPORAN UTAMA

GUbeRNUR Aceh dr Tgk H Zaini Abdullah berharap Rencana Pem-bangunan Jangka Menegah (RPJM)

Aceh bisa mengurai 5 kata kunci yang men-jadi visi pembangunan Aceh. Gubernur yang baru saja dilantik pada tanggal 25 Juni 2012 lalu, meminta kepada seluruh Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) untuk terus berlomba dengan waktu dalam membangun Aceh.

Gubernur Zaini juga menegaskan, meng-ingat banyaknya agenda pembangunan yang harus diselesaikan. Hal ini tidak terlepas dari dukungan penganggaran dan mengimbau semua pihak bisa menggali potensi sumber-sumber pendanaan baik melalui APBN, swasta, dan sumber lainnya.

Selama ini, kata Zaini, pendapatan Aceh hampir 60 persen didukung melalui dana otonomi khusus yang diperkirakan pada ta-hun 2027 akan berakhir. Sementara penda-patan asli Aceh setiap tahunnya tidak men-unjukkan peningkatan yang signifikan.

“Mengingat dana otsus tersebut men-dominasi pendapatan Aceh, maka formulasi alokasi anggaran untuk kabupaten/kota dan

provinsi sebagaimana tertera di dalam Qa-nun Nomor 2 Tahun 2008 tentang Peman-faatan Dana Otsus dan Dana Migas perlu ditinjau kembali atau direvisi sehingga sasa-ran program dan kegiatan Pemerintah Aceh dalam RPJM 2012-2017 dapat tercapai,” ujar Zaini Abdullah saat menjabarkan visi dan misi Pemerintahan Aceh pada kegiatan Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh, di aula Kantor Bappeda Aceh, awal Juli lalu.

Penyampaian visi dan misi Gubernur/Wakil Gubernur Aceh periode 2012-2017 dalam Rangka Penyusunan Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh ini, dihadiri oleh Ketua DPRA, Tim Pansus VIII, Sekda Aceh, para Asisten Sekda dan Staf Ahli, Sekda Kabupaten/Kota, Kepala Dinas seluruh SKPA, serta Kepala Bappeda Kabupaten/kota se-provinsi Aceh.

Gubernur Zaini Abdullah mengingatkan kembali semua pihak, bahwa visi pembangu-nan Aceh adalah “Aceh yang Bermartabat Sejahtera Berkeadilan dan Mandiri Ber-landaskan Undang Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki.”

ada 5 (lima) kata kunci yang terkand-ung dalam visi ini, sebut Gubernur Zaini, yang harus bisa dijabarkan dalam imple-mentasi RPJM Aceh, yaitu: 1. bermartabat;

Adalah kondisi masyarakat Aceh yang dicirikan dengan ketahanan dan daya juang yang tinggi, cerdas, taat aturan, kooperatif, dan inovatif yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia berlandaskan penera-pan syariat Islam yang kaffah. Perwujudan-nya antara lain melalui penuntasan pera-turan-peraturan hasil turunan UUPA dan peraturan perundangan lainnya, pelaksanaan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, bebas dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Serta penegakan supremasi hukum dan HAM, mengangkat kembali budaya Aceh yang Islami dan pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam dalam tatanan ke-hidupan bermasyarakat.2. Sejahtera;

Adalah terwujudnya kesejahteraan ma-sya rakat Aceh melalui pembangunan ekono-mi berazaskan pada potensi unggulan lokal dan berdaya saing, pengoptimalisasi peman-faatan sumber daya alam dan geopolitik

Aceh, peningkatan indeks pembangunan manusia dan mengembangkan kemampuan menguasai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.3. berkeadilan;

Adalah terwujudnya pembangunan yang adil dan merata yang dilakukan secara partisipatif, proporsional dan berkelanjutan berdasarkan prinsip kebutuhan, dan azas manfaat bagi masyarakat Aceh.4. Mandiri;

Adalah Aceh mampu memanfaatkan po-tensi sumber daya alam yang melimpah dan keunggulan geostrategis melalui penguatan kapasitas sumberdaya manusia, efesiensi, dan efektifitas anggaran, serta penguasaan teknologi informasi, sehingga berman-faat sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat Aceh.5. berlandaskan UUPa sebagai Wujud

MoU Helsinki; Adalah mewujudkan pelaksanaan pemer-

intahan aceh yang efektif dan efesien seba-gaimana yang telah dituangkan dalam undang-undang tersebut guna tercapaianya masyarakat aceh yang mandiri, makmur dan sejahtera dalam bingkai NKRI. (yayan zamzami)

dalaM mewujudkan visi Aceh terse-but ditempuh melalui 5 (lima) misi pemban-gunan Aceh sebagai berikut:

1. Memperbaiki tata kelola Pemerinta-han aceh yang amanah melalui im-plementasi dan penyelesaian turunan UUPa untuk menjaga perdamaian yang abadi;Ini bermaksud mewujudkan penyeleng-garaan pemerintahan yang bersih dan amanah melalui implementasi peraturan-peraturan turunan uupa. Selanjutnya, pen-ingkatan profesionalisme dan pengelolaan sumber daya aparatur, penguatan sistem pendataan penyelenggaraan pemerin-tahan, peningkatan kualitas pelayanan publik melalui efesiensi struktur pemer-intahan, membangun tranparansi dalam perencanaan dan penganggaran pemban-gunan daerah. Menjadikan UUPA dan tu-runan peraturannya sebagai acuan pelak-sanaan dan percepatan pembangunan Aceh secara menyeluruh serta mewujud-kan perdamaian abadi di Provinsi Aceh;

2. Menerapkan nilai-nilai budaya aceh dan nilai-nilai dinul islam di semua sektor kehidupan masyarakat; Adalah membangun masyarakat Aceh yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, beretika dan berkarakter, dengan mengang-kat kembali budaya Aceh yang bernafaskan Islami dalam upaya pengembalian harkat dan martabat masyarakat Aceh. Mengim-plementasikan budaya Aceh dan nilai-nilai Dinul Islam dalam tatanan pemerintahan dan kehidupan bermasyarakat secara efektif dan tepat.

3. Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia; Adalah mengembangkan kerangka eko-nomi kerakyatan melalui peningkatan po-tensi sektor unggulan daerah dalam upaya membangun kualitas hidup masyarakat secara optimal; menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran dalam me-menuhi capaian millenium development

goals (MDGS), memperluas kesempatan kerja melalui pembangunan infrastruktur ekonomi sektor riil dan pemihakan ke-pada ukm dan koperasi. Pembangunan ekonomi yang difokuskan kepada sektor pertanian yang berbasis potensi lokal masing-masing wilayah.

4. Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat aceh; Adalah mewujudkan kualitas pelayanan pendidikan melalui peningkatan angka partisipasi sekolah, menurunkan angka buta aksara, meningkatkan angka par-tisipasi kasar (apk) dan angka partisipasi murni (apm) dalam berbagai tingkat pen-didikan, menurunkan disparitas partisipasi antar wilayah, gender dan sosial ekonomi serta antar satuan pendidikan. Mewujud-kan pelayanan kesehatan yang berkualitas melalui meningkatnya angka harapan hidup, menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka prevalensi gizi buruk serta efektifitas penanganan penyakit menular guna pencapaian MDGS.

5. Melaksanakan pembangunan aceh yang proporsional, terintegrasi, dan berkelanjutan;Adalah terwujudnya pembangunan dae-rah yang berbasis kebutuhan dan keman-faatan melalui perencanaan yang tepat, fokus dan tuntas. Terwujudnya penanga-nan tata ruang terpadu dalam pelaksanaan pembangunan daerah melalui pembangu-nan berbasis lingkungan, pengelolaan dan pengendalian bencana, perbaikan sistem dan jaringan sarana dan prasarana trans-portasi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata.Selanjutnya, mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan SDA demi ter-wujudnya masyarakat Aceh yang mampu memanfaatkan potensi-potensi sumber daya alam yang berdaya guna dan berhasil guna secara optimal dengan mendorong masyarakat yang lebih produktif, kreatif, dan inovatif.(yayan zamzami)

RPJM Harus Mengurai 5 Kata Kunci Pembangunan

Mulai sekarang dimintakan kepada semua SKPA dan

instansi vertikal agar usulan perencanaan harus dibahas dalam satu atap yaitu Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah Aceh (Bappeda), Aceh

Donor coordination forum (ADcf) dapat dijadikan

replikasi.”

-- dr H Zaini abdullah --Gubernur Aceh

5 Kata Kunci Pembangunan

5 Misi Zikir

dalam RPJM Aceh 2012-2017 diharapkan akan memuat gambaran umum kondisi Aceh, isu strategis, strategi, dan arah kebijakan pembangunan, kebijakan umum dan program prioritas pembangunan, serta rencana pendanaan. maka pembangunan Aceh diprioritaskan pada:1. Reformasi birokrasi2. Pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam,

social, dan budaya3. Peningkatan ketahanan pangan dan

nilai tambah produk pertanian4. Pengurangan kemiskinan dan

pengangguran5. Peningkatan dan optimalisasi

pembangunan infrastruktur yang terintegrasi

6. optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam

7. Peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan kesehatan

8. Bina keberlanjutan perdamaian9. Peningkatan kualitas lingkungan dan

pengurangan resiko bencanaMengingat pentingnya dokumen

RPJMA sebagai landasan pelaksanaan program pembangunan di Aceh yang harus diselesaikan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) diminta untuk bisa memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. RPJM Aceh 2012-2017 harus selesai dan ditetapkan dengan qanun paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan.

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh (Bappeda) selaku koordinator dalam penyusunan dokumen perencanaan untuk segera melakukan koordinasi serta membentuk tim penyusun RPJM Aceh 2012-2017 yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Gubernur.

3. Penyelesaian penetapan Qanun tentang RPJPA 2005-2025, Qanun RTRWA 2010-2030, sebagai landasan untuk dipedomani dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan.

4. Mulai sekarang dimintakan kepada semua SKPA dan instansi vertikal agar usulan perencanaan harus dibahas dalam satu atap yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Aceh (Bappeda), Aceh Donor coordination forum (ADcf) dapat dijadikan replikasi.

5. Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), agar bekerja secara sungguh-sungguh dan membantu kelancaran penyusunan dokumen tersebut sehingga semua program dan kegiatan yang mendukung terwujudnya visi dan misi dapat diimplementasikan.

DoK. BAPPEDA AcEH

Hal Penting Terkait RPJMA 2012-2017

Page 5: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 2012 5LAPORAN UTAMA

KeTUa DPRA, Drs H Hasbi Abdul-lah MSi menyatakan dukungannya terhadap kebijakan Gubernur Aceh,

dr H Zaini Abdullah bersama wakilnya, Tgk Muzakir Manaf, melarang Kepala SKPA un-tuk berpergian ke luar negeri. Hasbi menyata-kan sependapat dengan keinginan Gubernur dan Wagub Aceh agar para Kepala SKPA bekerja keras mempercepat penyelesaian pembahasan Rancangan Qanun (Raqan) Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2012-2017 di tingkat eksekutif.

“Kebijakan Kepala Pemerintah Aceh yang baru itu kita dukung, agar dokumen raqan RPJM bisa secepatnya diserahkan ke Dewan untuk dilakukan pembahasan bersama di leg-islatif,” ujar Hasbi Abdullah kepada Taban-gun Aceh, di ruang kerjanya, Selasa (10/7).

Hasbi mengatakan, sudah menjadi ke-wajiban Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih di awal pemerintahannya menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Dokumen RPJM itu wajib segera diselesaikan, karena akan menjadi pegangan dan pedoman Gubernur dan Wagub dalam melaksanakan visi dan misinya selama lima tahun menjalankan pemerintahannya.

Gubernur dan Wakil Gubernur baru, kata Hasbi, harus menguraikan visi dan mis-inya ke dalam dokumen RPJM 2012-2017 nya. Ketua DPRA juga mengingatkan semua pihak, bahwa Visi Pemerintah Aceh yang baru ini adalah ingin mewujudkan Aceh yang bermartabat sejahtera berkeadilan dan man-diri berlandaskan Undang-Undang Pemerin-tah Aceh sebagai wujud MoU Helsinki.

Sebagaimana sudah lazim diketahui, ada lima misi yang ditetapkan untuk menjabar-

kan visi tersebut. Kepala Bappeda Aceh dan para Kepala SKPA lainnya, harus menjabar-kan ke lima misi Gubernur dan Wagub terse-but, ke dalam dokumen RPJM.

“Jadi sangat wajar dan tepat kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur melarang kepala SKPA untuk berpergian ke luar neg-eri guna mempercepat penyelesaian materi dokumen RPJM 2012-2017 di tingkat ekse-kutif,” tegas Ketua DPRA.

Tantangan bagi DPRAKebijakan Gubernur itu, kata Hasbi,

juga menjadi tantangan bagi Pimpinan dan anggota DPRA. Anggota Dewan, menurut Hasbi, juga harus bisa menahan diri untuk tidak melakukan perjalanan ke luar neg-eri, sebelum raqan RPJM itu disahkan. “Ini harus menjadi komitmen bagi anggota De-wan,” tegasnya.

“Jika dokumen RPJM itu bisa diselesai-kan sebelum penyusunan KUA dan PPAS 2013 yang akan menjadi landasan bagi pe-nyusunan RAPBA 2013, maka pembahasan dan pengesahan RAPBA 2013, bisa lebih cepat lagi dari APBA tahun ini. Karena pro-gram dan bahan kegiatannya sudah ada pada dokumen qanun RPJM 2012-2017,” im-buhnya.

Kenapa qanun RPJM 2012-2017 ini penting segera dibahas? Ketua DPRA Hasbi Abdullah mengungkapkan beberapa alasan, yang semuanya bertumpu pada isi dari doku-men qanun RPJM, yang merupakan program dan kegiatan lima tahun yang akan dijalankan dan dilaksanakan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur selama lima tahun ke depan.(Li-hat, Tugas Akan Jadi Lebih Mudah). [heri hamzah]

dENGaN adanya qanun RPJM ini nantin-ya, kata Hasbi Hasbi Abdullah, maka Bap-peda dan SKPA lainnya, tidak perlu repot lagi untuk menyusun dokumen kebijakan umum anggaran (KUA) dan prioritas plafon ang-garan sementara (PPAS) setiap tahunnya. “Bahannya bisa diambil dari program dan kegiatan masing-masing SKPA untuk tahun pertama yang terdapat dalam qanun RPJM,” urai Hasbi Abdullah.

Untuk pelaksanaan tahun ke dua, Bap-peda dan masing-masing SKPA mempe-domani program dan kegiatan tahun kedua yang telah disusun dalam qanun RPJM, dipindahkan ke dalam dokumen KUA dan PPAS serta dokumen RKA RAPBA.

Tidak hanya bagi eksekutif, penyelesa-ian qanun RPJM 2012-2017, sebelum pe-nyusunan KUA dan PPAS 2013, juga akan memudahkan tugas dewan. Para anggota Dewan tinggal mengawasi, apakah usulan program dan kegiatan yang disampaikan Gubernur dalam dokumen RAPBA-nya sudah mengacu kepada isi qanun RPJM yang telah

disahkan Dewan.“Kalau telah mengacu kepada qanun

RPJM, Dewan tinggal melihat apakah ang-garan yang diajukan sudah rasional, efisien, dan efektif untuk dijalankan. Kalau sudah, kita setuju dan tinggal disahkan dalam si-dang paripurna,” ujarnya.

Sebaliknya, jika ada anggaran yang tak rasional, efisien dan efektif, yang dapat memboroskan keuangan daerah, maka De-wan akan meminta kepada Gubernur ber-sama tim anggarannya untuk merasionalkan dan mengefisienkan serta mengefektifkan-nya kembali.

“Misalnya usulan anggaran untuk pem-bayaran tenaga honor yang jumlahnya kini sudah terlalu banyak dan boros. Begitu juga untuk pembayaran TPK PnS provinsi yang pagu anggarannya mencapai Rp 225 miliar/tahun, nilainya sudah tidak rasional lagi. Hal ini akan menjadi fokus utama anggota Badan Anggaran Dewan untuk mengorek-sinya ke depan,” demikian Ketua DPRA, Drs H Hasbi Abdullah MSi. [heri hamzah]

Wakil Gubernur Aceh Tgk Mu-zakkir Manaf, mengimbau jajaran Satuan Perangkat Kerja Pemer-

intah Aceh (SKPA) dan DPR Aceh, agar memprioritaskan pembukaan jalur ekonomi daerah-daerah yang masih terisolasi, dalam program pembangunan jangka pendek dan menengah Aceh. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian warga pedala-man, yang hingga kini masih terisolasi ka-rena sulitnya jalur transportasi.

Menurut Wagub, kebanyakan daerah-daerah yang masih tertinggal perekonomian-nya akibat tidak lancarnya arus transportasi, adalah daerah-daerah yang berada di bagian tengah dan barat selatan Aceh.

“Saya sudah melewati daerah-daerah itu, rakyat di sana tidak bisa menikmati harga premium (besnsin) senilai Rp 4.500 per liter melainkan Rp 12.000/liter. Bisa dibayangkan sulitnya perekonomian mereka, dan ini dika-renakan jalur transportasi yang belum mema-dai,” jelas Wagub saat menyampaikan visi dan misinya terhadap penyusunan Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh, di Aula Kantor Bappeda Aceh, awal Juli 2012.

Mantan Panglima GAM ini, mengimbau DPRA dan Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Aceh supaya memas-ukkan program penuntasan jalan Kutacane-Blangkejeren-Takengon-Bireuen dan Aceh barat-selatan , ke dalam program Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh 2012-2017.

Muzakir memandang sangat penting

penuntasan jalur lintas tengah ini, karena fungsinya yang vital dan strategis untuk mo-bilitas penduduk, pemasaran hasil-hasil per-tanian, dan menggerakkan roda perekono-mian masyarakat Aceh di wilayah tersebut.

“Bisa dibayangkan kondisi jalan di ka-wasan Aceh Tengah menuju Gayo Lues dan Kabupaten Aceh Tenggara, kondisinya san-gat tidak bagus. Kepada dinas terkait, agar pembangunan jalan di wilayah ini harus dip-rioritaskan,” tegas Wagub Muzakir Manaf.

Selain itu, Wagub Muzakir Manaf juga menyatakan komitmennya untuk men-ingkatkan taraf hidup masyarakat petani melalui upaya pemasaran hasil pertanian dengan nilai jual yang tinggi dan terjamin. “Selama ini hasil sayuran dari beberapa daerah penghasil, seperti Gayo masih belum terjamin pemasarannya. Malah celakanya, harga komod-itas andalan mereka anjlok saat panen raya. Ini karena tidak ada pasar yang mampu menam-pung. Kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan maka masyarakat petani di wilayah tengah itu tidak pernah lepas dari penderitaan,” ujarnya.

Untuk itulah jalur transportasi memang harus dibenahi secara cepat, sehingga dengan kondisi transportasi yang baik jalur pemasa-ran pun akan lebih meningkat. “Sekalipun ada pelabuhan bagus, kalau jalan menuju pelabuhan tidak baik, maka tidak ada hasil juga,” ujarnya.

Ia memaparkan, transportasi dan pe-masaran merupakan dua hal yang sangat terkait, dan perbaikan di dua bidang ini harus menjadi prioritas untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.(yayan zamzami)

Wagub: Prioritaskan Daerah Pedalaman“Bisa dibayangkan kondisi jalan di kawasan Aceh Tengah menuju Gayo Lues dan Kabupaten Aceh

Tenggara, kondisinya sangat tidak bagus. Kepada dinas terkait, agar pembangunan jalan di wilayah

ini harus diprioritaskan.”

-- Tgk muzakir manaf --Wakil Gubernur Aceh

“Sangat wajar dan tepat kebijakan Gubernur dan Wakil Gubernur melarang kepala SKPA untuk berpergian ke luar

negeri, guna mempercepat penyelesaian materi dokumen RPJM 2012-2017 di

tingkat eksekutif.”

-- Hasbi abdullah --Ketua DPR Aceh

Raqan RPJM Harus Selesai Tepat Waktu

Tugas akan Jadi Lebih Mudah

DoK. BAPPEDA AcEH

Wakil Gubernur Aceh Tgk Muzakir Manaf saat menyampaikan visi dan misinya terhadap penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh, di Aula Kantor Bappeda Aceh, 2 Juli 2012.

Page 6: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 20126

1. Hari ini (Senin, 2 Juli 2012-red), meru-pakan kesempatan pertama bagi saya untuk berbicara secara langsung kepada karyawan dan karyawati di lingkungan Setda Aceh. Dari kantor inilah nantinya kami akan bertugas sehari-hari dalam menjalankan dan mengendalikan roda Pemerintahan Aceh sebagai amanah rakyat yang telah mempercayai kami melalui Pilkada secara langsung tanggal 9 April lalu.

2. Saya ingin katakan bahwa berbagai laporan yang kami terima, dapat kami simpulkan bahwa Setda Aceh adalah suatu lembaga daerah yang menjadi sentral panutan berbagai lembaga daerah lain dari provinsi sampai kabupaten/kota. Sehingga Setda Aceh dapat menjadi model dan style, serta standar penegakan disiplin terhadap PNS.

3. Fungsi Setda Aceh selain melaksanakan tugas tugas rutin penyelenggaraan pemer-intah daerah, juga berfungsi sebagai koordinator berbagai program kegiatan dan agenda pembangunan daerah baik yang bersumber dari dana APBN, mau-pun dari dana APBD. Oleh karenanya selaku koordinator, saudara-saudara yang dipercayakan di berbagai lini, kiranya harus dapat mengetahui lebih banyak daripada dinas-dinas, badan, dan lembaga teknis daerah lainnya.

4. Selanjutnya, saya menerima laporan bahwa tingkat kedisiplinan di lingkungan Setda Aceh sudah baik, akan tetapi untuk

ke depan perlu lebih ditingkatkan lagi. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mengim-bangi berbagai percepatan pembangunan daerah yang sangat diperlukan.

5. Melalui kesempatan ini saya ingin mene-kankan bahwa kita tetap komit terhadap jam kerja, yaitu 08.00 Waktu Aceh (WA) sampai dengan 16.45 WA. Kita semua harus berkonsentrasi dan bekerja tanpa harus hilir mudik dan melanglang buana ke luar kantor tanpa alasan yang jelas. Saya tidak ingin ada pegawai yang masih nongkrong di warung-warung kopi, terutama di Ulee Kareng ketika jam kerja berlangsung. Saya tegaskan, kalau nantin-ya ditemukan ada PNS yang nongkrong di warung-warung kopi tanpa alasan yang jelas, dan kehadiran mereka di sana tidak dapat dipertanggungjawabkan, saya akan perintahkan saudara Sekda untuk mengambil tindakan sesuai prosedur dan norma kepegawaian yang berlaku. Untuk maksud itulah, mari saya ajak kita semua untuk fokus pada pekerjaan, karena sesungguhnya masyarakat kita sangat membutuhkan pelayanan terbaik dari aparatur pemerintah.

6. Saya ingin katakan pula bahwa sebagai aparatur pemerintah, tidak masanya lagi untuk melakukan indisipliner, KKN, dan perbuatan-perbuatan tercela lainnya. Terkait dengan pembenahan aparatur dalam kaitan bebas KKN, saya ingin tegaskan pula bahwa kalau sudah ada yang halal mengapa mesti mencari yang

haram. Kalau saya temukan ada indikasi aparatur melakukan KKN, maka tidak segan-segan bagi saya untuk menindak tegas. Selanjutnya, terhadap pembinaan aparatur Pemerintahan Aceh, saya tegas-kan untuk sementara waktu belum ada rencana melakukan mutasi, sebab pejabat yang sudah ada, saya nilai bagus-bagus, sampai terbukti sebaliknya.

7. Pada kesempatan ini, perlu juga kita keta-hui bersama, bahwa visi yang saya emban bersama Tgk. Muzakkir Manaf adalah “Aceh yang Bermartabat Sejahtera Berkeadilan dan Mandiri Berlandaskan Undang-undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki”

8. Di samping visi, perlu juga saya sampai-kan misi membangun Aceh ke depan sebagai berikut:- Memperbaiki tata kelola Pemerintahan

Aceh yang amanah melalui implemen-tasi dan penyelesaian turunan uupa un-tuk menjaga perdamaian yang abadi

- Menerapkan nilai-nilai budaya Aceh dan nilai-nilai Dinul Islam di semua sektor kehidupan masyarakat

- Memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumber daya manusia

- Melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi dan berkelanjutan

- Mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan SDA.

- Untuk itu saya minta kepada para unsur aparatur pemerintah aceh untuk dapat menjabarkan kembali visi dan misi terse-but dalam setiap perencanaan pemban-gunan yang akan dilaksanakan di Aceh

9. Selaku gubernur dan juga tentunya bersama Wakil Gubernur Tgk Muzakkir Manaf, yang diberikan amanah untuk melaksanakan berbagai agenda pem-bangunan daerah, kami berharap atas pertolongan Allah dan bantuan saudara-saudara, semua agenda pembangunan yang sudah direncanakan dapat kita laksanakan secara bersama sama dalam suatu koordinasi kerja yang solid.

10. Pada kesempatan apel pagi ini kepada jajaran Setda Aceh secara khusus saya ingin menyampaikan beberapa stressing tambahan sebagai berikut:a. orang yang sangat penting setelah

saya dan Tgk Muzakkir Manaf ada-

lah saudara Sekretaris daerah yang selalu secara cermat mengawal lalu-lintas administrasi perkantoran. Untuk itu secara administrasi saudara Sekda harus mempersiapkan berbagai naskah kebijakan daerah, dan oleh karenanya semua produk kebijakan daerah hen-daknya dilandasi pada aturan hukum yang berlaku, sehingga kebijakan terse-but benar-benar dapat dipertanggung-jawabkan baik secara hukum maupun moral.

b. Selaku pengendali administrasi, hen-daknya berbagai agenda pembangunan daerah dapat dikoordinasikan dengan baik, dengan berbagai instansi terkait, baik di tingkat provinsi maupun ka-bupaten/kota, serta seluruh stakeholders yang ada.

c. Saudara Asisten Sekda yang mem-bawahi biro-biro sebagai pembantu Sekda, hendaknya dapat memfungsi-kan diri sebagai orang yang dapat me-mahami secara detail dan secara teknis tentang berbagai rencana program dan kegiatan yang telah dirancang oleh berbagai dinas dan lembaga daerah, sehingga sewaktu-waktu saya membu-tuhkan data dan kemajuannya, secara cepat, dapat segera direspon.

d. Sudara-saudara Kepala Biro, Kepala Bagian dan Staf, saya berharap dapat melaksanakan tugas untuk mewujud-kan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), good and clean government.

Sebagai suatu penegasan bahwa saya san-gat menyenangi berbagai hal berkaitan dengan pengawasan, komit untuk melaksanakan tata kelola pemerintahan yang baik, dengan mener-apkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkro-nisasi serta melandasi pada prinsip akuntabili-tas, transparansi, dan bebas dari KKN.

Demikian beberapa hal yang patut saya sampaikan pada kesempatan apel perdana ini. mulai hari ini mari kita bersama-sama bertekad untuk melakukan berbagai tero-bosan untuk percepatan pembangunan dae-rah guna mensejahterakan rakyat. Sungguh rakyat menunggu hasil karya nyata kita demi kesejahteraan mereka. Akhirnya saya men-gucapkan selamat bekerja semoga apa yang kita kerjakan menjadi amal ibadah, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

gUbeRNUR aCeHdr. H. ZaiNi abdUllaH

Ini Dia Harapan Gubernur pada PNS

SENiN, 2 Juli 2012, untuk pertama kalinya sejak dilantik oleh Menteri Dalam negeri Gamawan fauzi di Gedung DPRA, 25 Juni 2012, Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah bersama Wakil Gubernur Muzakir Manaf, memberikan pengarahan perdana kepada para pegawai di lingkungan Setda Aceh. Ada beberapa aturan dan harapan yang disampaikan Kepala Pemerintahan Aceh, dalam apel perdana yang berlangsung di halaman Kantor Gubernur Aceh.

Agar tidak mengurangi substansi arahan dan harapan dari Kepala/Wakil Kepala Pemerintahan Aceh kepada para PnS, Tabloid Tabangun Aceh menurunkan secara lengkap butir-butir arahan yang dibacakan oleh Gubernur dr H Zaini Abdullah. Sebagai berikut:

GUBERNUR Aceh dr H Zaini Abdullah membacakan amanatnya pada apel perdana di halaman Kantor Gubernur Aceh, Banda Aceh, Senin (02/07/2012).

“Perlu kita ketahui bersama, bahwa visi yang saya emban bersama Tgk.

Muzakkir Manaf adalah ‘Aceh yang Bermartabat Sejahtera Berkeadilan

dan Mandiri Berlandaskan Undang-undang

Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki’.”

-- dr. H. Zaini abdullah --Gubernur Aceh

foTo: DoK. HUMAS PEMERInTAH AcEH

Page 7: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 2012 7

HaSil Pilkada Aceh 9 April 2012 yang disusul peralihan pucuk pimpi-nan Aceh kepada pasangan yang

diusung partai penguasa Parlemen Aceh (Partai Aceh), dr Tgk H Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, mendapat sambutan luar biasa dari berbagai kalangan. Buktinya bisa terlihat dari banyaknya tamu, dari dalam dan luar negeri, yang hadir saat pelantikan pasan-gan ini sebagai Gubernur dan Wakil Guber-nur Aceh 2012-2017, di Gedung DPR Aceh, 25 Juni lalu.

Penelusuran Tabangun Aceh, sebagian dari tamu itu adalah para diplomat yang merupakan perwakilan resmi dari negara sa-habat. Banyak juga para pengusaha nasional dan internasional yang berminat menanam-kan modalnya di Aceh.

Kini, setelah Gubernur dan Wakil Gu-bernur yang baru ini resmi menjalankan roda pemerintahan, satu persatu para calon investor mulai berdatangan ke Aceh. Sep-erti pada, Selasa (10/07/2012) lalu, Wakil Gubernur Aceh, Tgk Muzakkir Manaf, menerima satu rombongan delegasi ISE Foods, sebuah perusahaan industri perter-nakan ayam terbesar di Asia dan Amerika yang berkedudukan di Jepang.

Direktur ISE Foods Jepang Mr. Sato,

dalam pertemuan dengan Wakil Gubernur Aceh, menyatakan, kedatangan mereka ke Aceh karena dorongan keinginannya untuk melakukan investasi di bidang peternakan ayam petelur dan pakan ternak di Aceh.

Siaran pers yang dikeluarkan Humas Pemerintah Aceh memberitakan, pada kes-empatan tersebut Wagub Muzakkir Manaf didampingi Ketua Bappeda Iskandar, Kadis Kesehatan Hewan dan Peternakan, Mur-tala Usman dan Kabag Humas Pemerintah Aceh, Usamah El-Madny.

Untuk kelancaran rencana investasi terse-but, Mr. Sato yang didampingi dua stafnya Mr. Komaki dan Mr. Yamada, sangat meng-harapkan dukungan penuh dari Pemerintah Aceh. Menurut Sato rencana investasi ini tel-ah disiapkan setahun yang lalu. Namun, baru saat ini dia berkesempatan dan menghadap Pimpinan Pemerintah Aceh guna memper-cepat realisasi keinginan tersebut.

Prospek bagusMenanggapi keinginan perusahaan be-

sar di Jepang itu, Wagub Muzakkir Manaf menjelaskan bahwa di Aceh sangat be-sar prospek bisnis ayam petelur. Muza-kir mempersilakan perusahaan Jepang tersebut untuk segera mengimplementa-sikan rencananya itu. “Kita sangat men-

dukung,” kata Muzakkir sambil mengucap-kan selamat datang, kepada Mr. Sato dan rombongannya.

Menurut Muzakkir Manaf, dari data yang dilaporkan kepadanya, pada tahun 2011 saja konsumsi telur ayam ras di Aceh men-capai 25.566.247 kg/tahun atau setara 409,1 juta butir atau 0,24 butir/kap/hari. Dari jumlah yang dikonsumsi masyarakat Aceh tersebut, jelas Muzakkir, baru 2.753.747 kg (10,77%) berasal dari produksi lokal, sedan-gkan 22.812.500 kg (89,23%) masih harus dipasok dari luar Aceh.

“Ini lah fakta dan data bahwa rencana investasi Anda di Aceh sangat tepat”, kata Muzakkir sambil melirik Mr. Sato.

Agar rencana investasi tersebut tepat sasaran, Muzakkir meminta agar perusahaan Jepang tersebut terlebih dahulu melakukan riset. “Silakan lakukan riset dulu agar se-muanya terukur dan terencana dengan baik. Selain ayam petelur, banyak sektor lainnya yang dapat diinvestasikan di Aceh,” tegas pria yang akrab disapa Mualem ini.

Menurut Muzakkir dengan kondisi fak-tual kekurangan pasokan telur ayam untuk konsumsi masyarakat Aceh tersebut tentu Pemerintah Aceh akan menyambut dengan tangan terbuka siapa saja yang memiliki niat

baik untuk berinvestasi di Aceh, termasuk perusahan Jepang. “Kita membuka pintu selebar-lebarnya bagi ISE Foods untuk ber-investasi di Aceh,” tegas Muzakkir.

Di akhir pertemuan Mr. Sato berjanji akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait di Aceh terkait dengan rencanannya itu. [zamnur usman]

Investor Jepang Tertarik Bisnis Ayam Petelur

Rencana investasi ini telah kami siapkan setahun yang lalu.

namun, baru saat ini kami berkesempatan bertemu Pimpinan

Pemerintah Aceh guna mempercepat realisasi keinginan tersebut.”

-- mr. Sato --Direktur ISE foods

JepangWakil Gubernur Aceh Tgk

Muzakir Manaf menegaskan jaminan kemanan dan kepastian hukum bagi para investor yang ingin menanam modalnya di Aceh. Muzakkir memastikan bahwa dibawah kepemimpinan duet Zaini-Muzakkir, soal keamanan dan kepastian hukum merupakan salah satu prioritasnya di Aceh.

Penegasan yang cukup ditunggu-tunggu kalangan dunia usaha ini, diutarakan kembali oleh mantan Panglima GAM dalam pertemuan dengan delegasi ISE foods, sebuah perusahaan industri perternakan ayam terbesar di Asia dan Amerika yang berkedudukan di Jepang, di ruang kerja Wagub Aceh, Selasa (10/07/2012) lalu.

“Kita akan memberikan kepastian hukum, jaminan keamanan serta berbagai fasilitas kemudahan berinvestasi lainnya di Aceh,” kata Muzakkir, seperti dikutip siaran pers Humas Pemerintah Aceh.

Menurut Muzakir kemudahan berinvestasi di Aceh yang tidak melanggar hukum sangat diperlukan dalam rangka percepatan pembangunan Aceh.(zamnur usman)

Kita akan memberi-kan kepastian hukum,

jaminan keamanan serta berbagai fasilitas kemu-dahan berinvestasi lain-

nya di Aceh.”

Wagub Jamin Keamanan dan

Kepastian Hukum

DoK. HUMAS PEMERInTAH AcEH

Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf bersalaman dengan Mr. Sato, DIrektur ISE foods Jepang beberapa saat setelah melakukan pembicaraan terkait rencana perusahaan pakan ternak terbesar di Asia dan Amerika yang berkedudukan di Jepang itu melakukan investasi di Aceh, Selasa, 10/7/2012.

PeMeRiNTaHaN baru Aceh di bawah pimpinan dr Tgk H Zaini Abdullah dan Tgk Muzakir Manaf,

membawa harapan baru bagi dunia investasi. Tidak hanya pengusaha lokal, kalangan pen-gusaha nasional dan internasional juga ber-harap, Aceh yang kaya dengan sumber daya alam, akan semakin aman, nyaman, dan se-makin terbuka untuk berinvestasi.

“Kami berharap, Aceh akan lebih baik di bawah kepemimpinan Bapak Gubernur dan

Wakil Gubernur yang baru. Bapak Guber-nur Teungku Zaini Abdullah memiliki repu-tasi pribadi yang sangat baik, serta kualitas profesi dan pengalaman internasional yang sudah kita akui bersama. Begitu juga Bapak Teungku Muzakir Manaf adalah orang yang mampu mengendalikan keamanan di Aceh karena figur beliau kita ketahui dekat dengan masyarakat Aceh,” kata Preety Sing, Direk-tur PT Gurukirpa Mitra Sejahtera, melalui surat elektronik (email) kepada Tabangun

Aceh, awal pekan lalu. PT Gurukirpa Mitra Sejahtera sudah

menanamkan modalnya di Aceh sejak tahun 2005 lalu. Perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta ini telah membuka kantor cabang di Jl. Tgk. Abdurrahman No. 1A, Lamteu-men, Banda Aceh.

Perusahaan ini juga telah menjalin kerja sama dengan Bumi Laut Group, dengan kegiatan usaha pada bidang pertambangan mineral dan batubara. “Saat ini kami sedang menelusuri kemungkinan untuk konsorsium dengan pihak-pihak lain yang mampu bek-erja sama dengan kami,” ujarnya.

Karena itu, Preety berharap, di bawah pemimpin baru ini, akan ada kemudahan dalam berinvestasi di wilayah Aceh, teruta-ma dalam proses perijinan. “Badan Promosi dan Investasi Aceh juga harus proaktif un-tuk mensosialisasikan informasi sumberdaya yang ada di wilayah Aceh kepada para inves-tor. Kami juga mengharapkan adanya jami-nan keamanan yang cukup sehingga semua proses kegiatan usaha di Aceh dapat berjalan dengan baik,” ungkap Preety.

Selama ini, kata Preety, keamanan men-jadi salah satu kendala yang mereka hadapi, terutama pada saat akan melaksanakan sur-vei. “Adanya rasa kuatir pada pihak surveyor ketika akan berangkat ke Aceh, karena situ-asi keamanan yang belum sepenuhnya stabil. Semoga di bawah kepemimpinan Bapak Tgk Zaini Abdullah dan Bapak Tgk Muzakir Manaf, Aceh akan semakin aman dan nyaman sebagai tempat tujuan berinvestasi,” ujarnya.

Ia menambahkan, dari beberapa perusa-haan yang bernaung di bawah bendera PT Gurukirpa Mitra Sejahtera, di antaranya ada yang sudah melakukan eksplorasi awal, khu-susnya biji besi. Saat ini, mereka juga sedang berencana untuk melaksanakan eksplorasi di beberapa kabupaten di Aceh, baik eksplorasi mineral logam maupun nonlogam (batuan).

“Aceh memiliki sumber daya energi min-eral dan batubara yang cukup besar yang be-lum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal kebutuhan dan konsumsi akan mineral dan batubara terus meningkat dari tahun ke ta-hun, baik di dalam maupun luar negeri,” de-mikian Preety Singh. [zamnur usman]

“Semoga di bawah kepemimpinan Bapak Tgk Zaini Abdullah dan Bapak

Tgk Muzakir Manaf, Aceh akan semakin aman dan nyaman sebagai

tempat tujuan berinvestasi.”

-- Preety Sing --Direktur PT Gurukirpa Mitra

Sejahtera

Berharap Aceh Semakin Aman

Page 8: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 20128

2

1

Page 9: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 2012 9

foTo-foTo: HUMAS PEMERInTAH AcEH

Hari-hari awal menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur

1. Gubernur dan Wakil Gubernur bersama Sekda Aceh pada apel perdana senin, (2/7) di Kantor Gubernur Aceh

2. Wagub Menjenguk Ayah Din korban penembakan orang tak dikenal pada hari pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh

3. Gubernur Aceh Melantik Bupati dan Wakil Bupati Aceh Besar periode 2012-2017

4. Gubernur Aceh Melantik Walikota dan Wakil Walikota Lhokseumawe periode 2012-2017

5. Gubernur Aceh Melantik Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara periode 2012-2017

6. Gubernur Aceh Melantik Bupati dan Wakil Bupati Aceh Jaya periode 2012-2017

7. Gubernur Aceh Melantik Walikota dan Wakil Walikota Banda Aceh periode 2012-2017

8. Gubernur Aceh Melantik Bupati dan Wakil Bupati Aceh Timur periode 2012-2017

9. Wakil Gubernur Muzakkir Manaf dan Walikota Banda Aceh Mawardi Nurdin pada kunjungan ke Masjid Peunyerat

9

3

5

7 8

4

6

Page 10: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 201210 LAPORAN UTAMA

BadaN Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh bersama unsur SKPA, pakar dari Universitas

Syiah Kuala, serta lembaga non pemerin-tahan, telah mulai menyusun dokumen Ren-cana Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012-2017. Dokumen RPJMA ini merupakan penjabaran dari visi-misi Guber-nur Aceh tahun 2012-2017.

Berdasarkan rancangan awal yang disu-sun, Aceh membutuhkan anggaran sekitar 245 triliun untuk mengimplementasikan se-luruh isi RPJMA tersebut. “Anggaran terse-but tentu tidak bisa dipenuhi kalau kita han-ya mengandalkan APBA saja, tetapi harus didukung oleh APBK, APBN, dan investasi dari swasta,” ungkap Kepala Bappeda Aceh, Ir Iskandar MSc, pada acara Penyam-paian Visi dan Misi Gubernur Aceh, di Aula Majid Ibrahim Bappeda Aceh, Senin (02/07/2012) lalu.

Karena itu, Kepala Bappeda Aceh men-gajak seluruh peserta yang hadir pada acara tersebut, meliputi, unsur kepala SKPA, un-sur pemerintahan kabupaten/kota, DPRA, unsur partai politik, NGO, dan berbagai kalangan lainnya, untuk dapat mengopti-malkan anggaran yang sudah ada. Juga terus berusaha sekuat tenaga mendapatkan angga-ran dari berbagai sumber untuk pembiayaan pembangunan Aceh lima tahun kedepan, terutama dari sektor swasta (investasi).

Kepala Bappeda Aceh juga menyampai-kan, teknis penyusunan dokumen RPJMA tahun 2012-2017 yang dilakukan Bappeda dengan melibatkan unsur SKPA dan beber-apa narasumber (pakar) dari Unsyiah, serta lembaga non pemerintahan, merujuk kepada Permendagri Nomor 54 tahun 2010. Yaitu pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Pe-nyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelak-

sanaan Rencana Pembangunan Daerah.Dari pemetaan permasalahan setelah

dianalisis, kata Iskandar, didapati beberapa permasalahan utama yang harus dicarikan solusi bersama-sama. Menurut Iskandar, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu dilakukan beberapa kebijakan pem-bangunan, terutama sekali perlunya refor-masi birokrasi untuk mewujudkan tata kelola Pemerintahan Aceh yang bersih, amanah dan akuntabel. (lihat tabel, Permasalahan dan Solusinya)

Iskandar juga memaparkan tentang target yang ingin dicapai dalam RPJMA ke depan, secara makro terutama tingkat kemiskanan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan

iflasi. (lihat tabel, Target dalam RPjMa 2012-2017)

Iskandar juga meminta kepada selu-ruh stakeholder untuk dapat berkontribusi dalam penyusunan dokumen RPJMA ta-hun 2012-2017, sehingga dokumen RPJMA tersebut nantinya benar-benar sempurna dan mudah dijabarkan, serta dapat menjawab seluruh permasalahan dalam lima tahun ke depan. “Tentunya semua itu harus sesuai dengan visi-misi Gubernur Aceh dr Tgk H Hasbi Abdullah dan Tgk Muzakir Manaf. Dengan kerja keras bersama, Insya Allah kita dapat mewujudkan masyarakat Aceh yang sejahtera dan makmur,” demikian Kepala Bappeda Aceh, Ir Iskandar MSc. [aswar]

n Butuh 245 Triliun untuk implementasikan RPJm 2012-2017

Aceh Harus Optimalkan Semua Sektor

Permasalahan1. Belum optimalnya pelaksanaan

Undang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai wujud MoU Helsinki

2. Masih tingginya praktik Korupsi, Kolusi, dan nepotisme (KKn)

3. Belum maksimalnya pelaksanaan nilai-nilai Dinul Islam

4. Masih tingginya tingkat kemiskinan 5. Masih tingginya tingkat pengangguran

terbuka (TPT)6. Keterlibatan peran swasta dalam

pembangunan Aceh masih rendah7. Sektor Koperasi dan Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah (UMKM) belum berkembang dengan baik

8. Rendahnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang berdaya guna, berhasil guna, dan berkelanjutan

9. Pertumbuhan ekonomi Aceh masih rendah

10. Masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia

Penyelesaian1. Reformasi birokrasi untuk mewujudkan

tata kelola Pemerintahan Aceh yang bersih, amanah, dan akuntabel

2. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai Dinul Islam, social, dan budaya

3. Memperkuat struktur ekonomi Aceh dengan revitalisasi pertanian dan pengembangan agro industri yang didukung oleh infrastruktur yang memadai

4. Mengurangi Angka Kemiskinan dan Pengangguran

5. Menyediakan Infrastruktur yang terintegrasi, selaras, berkelanjutan, dan berkeadilan sesuai potensi daerah

6. Mengoptimalkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) yang berkelanjutan dengan peningkatan inovasi pengelolaan, kreatifitas, dan produktifitas masyarakat yang ramah lingkungan

7. Menciptakan sumberdaya manusia yang handal melalui penyediaan pendidikan yang berkualitas dan pelayanan kesehatan yang prima

8. Bina keberlanjutan perdamaian yang berpedoman pada UUPA dan MoU Helsinki

9. Meningkatkan kualitas lingkungan dan pengelolaan resiko bencana.

Permasalahan dan Solusi

Anggaran tersebut tentu tidak bisa dipenuhi kalau kita hanya mengandalkan APBA saja, tetapi harus didukung oleh APBK,

APBn, dan investasi dari swasta.”

-- ir iskandar mSc -- Kepala Bappeda Aceh

NO SUMBER DANATAHUN

JUMLAH2013 2014 2015 2016 2017

1 APBN 8,582,943,828,456 8,909,295,173,854 9,248,055,455,249 9,599,696,500,612 9,964,708,078,341 46,304,699,036,512

2 APBA 10,687,636,167,977 10,759,805,130,929 10,987,467,046,370 11,099,964,958,478 11,398,508,570,535 54,933,381,874,289

3 APBK 11,007,292,032,389 11,043,479,649,753 11,079,786,237,672 11,116,212,187,275 11,152,757,890,976 55,399,527,998,065

4 INVESTASI * 10,489,600,000,000 12,600,000,000,000 17,640,000,000,000 24,696,000,000,000 34,574,400,000,000 100,000,000,000,000

TOTAL 40,767,472,028,822 43,312,579,954,536 48,955,308,739,291 56,511,873,646,365 67,090,374,539,852 256,637,608,908,866

iNdikaToR kiNERJaTaRGET/TaHUN (%)

2012 2013 2014 2015 2016 2017

PERTUMBUHAn EKonoMI 6,2 6,5 6,7 6,8 7,2 8,0

TInGKAT KEMISKInAn 19,0 18,0 17,0 16,0 15,0 14,0

PEnGAnGGURAn 8 7,8 7,6 7,4 7,2 7

InfLASI 3,4 4,2 4,4 4,85 5,1 5

PakaR hukum Islam Aceh, Prof DR Syahrizal MA, menyatakan, doku-men Rencana Pembangunan Jangka

Menengah (RPJM) Aceh 2012-2017, harus memuat semua aspek pelaksanaan syariat Islam. Langkah awal untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui kesadaran kolektif stakeholder Aceh sehingga ajaran Islam da-pat dipahami secara komprehensif dan holis-tik baik dalam bidang aqidah, ibadah, mua-malah, munakahat, politik, ekonomi, sosial budaya, dan lain-lain.

“Semua aspek ini harus terintegrasi dan termaktub dalam RPJM Aceh 2012-2017. Ini sangat penting untuk menata kembali masyarakat Aceh menuju masa depan yang dicita-citakan bersama,” kata Guru Besar Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry ini,ketika dimintai pendapatnya terhadap RPJM Aceh

2012-2017, Selasa (10/07/2012). Syahrizal yang menyelesai program Dok-

tor bidang Fikih Hukum Islam di Universitas Pajajaran dengan disertasi “Hubungan Hu-kum Adat dan Hukum Islam Studi Kasus di Aceh” menyampaikan, pelaksanaan Syariat Islam di Aceh harus dilaksanakan secara komprehensif tidak bisa sepotong-sepotong seperti selama ini.

Syahrizal mencontohkan dalam bidang politik, ada etika politik dan lain-lain dengan saling menghormati. “Apabila rakyat telah menentukan pilihannya secara demokra-tis sebagai suatu proses politik maka unsur etika politik tersebut harus termaktub dalam pelaksanaan Syariat Islam. Pelaksanaan Syar-iat Islam bukan hanya terkait dengan aspek hukum seperti yang dipahami selama ini, akan tetapi menyentuh semua aspek sebagai

‘common sense’masyarakat Aceh,” ujarnya.Salah satu aspek yang perlu mendapat

penekanan terlebih dahulu adalah dari un-sur eksekutif dan legislatif. Karena unsur ini merupakan contoh teladan dan panutan dari masyarakat dengan aturan dan hukum yang jelas.

“Apabila eksekutif dan legislatif dapat memberikan contoh teladan dan panutan, maka masyarakat lainnya dengan mudah akan mengikutinya,” kata Syahrizal.

Pria yang mendapatkan gelar guru besar pada usia 34 tahun dan menjadi guru besar termuda di Indonesia kala itu, menambah-kan, upaya-upaya ini dapat terus dilakukan melalui ruang terbuka baik melalui seminar-seminar maupun diskusi publik serta pen-guatan institusi-institusi Islam. Dimulai dari gampong, meunasah dan mukim sebagai unit terkecil dan pilar kehidupan bermasyarakat.

Syahrizal mengharapkan pelaksanaan Syariat Islam di Aceh dapat menjadi contoh yang inspiratif, tidak fundamentalis seperti di Sudan dan beberapa negara Afrika yang jus-tru memberikan kesan dan citra yang negatif terhadap Islam. Karena itu harus dirumus-kan dengan baik hendak dibawa kemana masyarakat ini 5 tahun, 10 tahun atau 25 ta-hun yang akan datang, baik dari sisi ekono-mi, politik, pendidikan, sosial dan budaya sehingga dapat disiapkan langkah-langkah (road map) yang terukur dan sistematis men-

uju cita-cita bersama masyarakat Aceh yang madani, metropolitan, dan egaliter.

Memang cita-cita mulia ini harus dimu-lai dari eksekutif dan legilatif sebagai pelayan masyarakat. Eksekutif dan legislatif Aceh harus menyadari dan menghambakan diri kepada Tu-han serta menyadari amanah, tugas, dan tang-gung jawabnya sebagai khalifah (pemimpin).

“Ini harus dijadikan kesadaran kolektif seluruh stakeholder Aceh sehingga menyadari tugas dan tanggungjawab yang dipikulnya. Se-mua potensi dan sumber daya termasuk para pakar dibidangnya harus dikerahkan sebagai ijtihad kolektif masyarakat Aceh menuju cita-cita bersama,” jelas Syahrizal.

Syahrizal optimis ini dapat dilakukan apabila ada keinginan dan kemauan bersama. Hal ini bercermin dari sejarah perjuangan Ra-sulullah SAW, langkah pertama yang dilaku-kan adalah membangun ideologi ketauhidan (ideology monotheisme) yang menjadikan manu-sia dalam nilai insaniah yang terhormat, ber-adap dan berbudaya dalam koridor nilai-nilai Islam (periode Mekkah). Langkah kedua adalah membangun komunitas yang didasar-kan pada ukhuwah dan silaturahmi antara kaum anshar dan kaum muhajirin. Ideologi yang dibangun adalah kita semua bersaudara. Ini yang perlu dikembangkan sehingga tidak terjadi diskriminatif antar sesama manusia selaku makhluk Allah SWT, jelas Syahrizal mengakhiri pembicaraan. [fzu]

Bangunkan Ideologi Islam dalam RPJM

Apabila eksekutif dan legislatif dapat memberikan contoh teladan dan panutan, maka masyarakat lainnya dengan mudah

akan mengikutinya.”

-- Prof dR Syahrizal ma --Pakar hukum Islam Aceh

Page 11: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 2012 11LAPORAN KHUSUS

SalaH satu dari lima misi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh yang baru, dr Tgk H Zaini Abdullah dan Tgk Muzakir

Manaf adalah “Mewujudkan Peningkatan Nilai Tambah Produksi Masyarakat dan Optimalisasi Pemanfaatan Sda.” Misi ini ditujukan adalah terwujudnya masyarakat Aceh yang mampu memanfaatkan potensi-potensi sumber daya alam yang berdaya guna dan berhasil guna secara optimal dengan mendorong masyarakat yang lebih produk-tif, kreatif, dan inovatif.

Misi ini sangat sejalan dengan kondisi Aceh yang mempunyai keunggulan komper-atif dengan beragam kekayaan sumberdaya alam, antara lain minyak dan gas bumi, pertanian, industri, perkebunan, perikanan darat dan laut, pertambangan umum yang memiliki potensi untuk dikembangkan.

Aceh juga memiliki posisi strategis sebagai pintu gerbang lalu lintas perdagangan nasional dan internasional yang menghubungkan bela-han dunia timur dan barat. “Namun keunggu-lan komperatif tersebut tidak akan bermakna apabila tidak dikelola secara baik dan bijak untuk kesejahteraan rakyat,” ungkap Koordi-nator Penyusunan RPJM-Aceh tahun 2012-2017, Ir Hamdani MSi, kepada Tabangun Aceh awal Juli 2012 lalu.

Untuk mengoptimalkan dan mengelola ke-kayaan alam Aceh ini secara baik, tentu harus dituangkan dalam RPJM-Aceh tahun 2012-2017 yang akan menjadi acuan pembangunan Aceh selama lima tahun ke depan. Terkait hl ini, pihak penyusun RPJMA telah membuka satu ruangan khusus di Bappeda Aceh, yang di kalangan pegawai Bappeda dikenal dengan

nama ruang klinik RPJMA. “Klinik RPJMA ini terbuka untuk umum dan siap menerima berbagai masukan perbaikan untuk penyem-purnaan dokumen RPJMA tahun 2012-2017,” ujar Hamdani.

Selain menjabat sebagai Koordinator Pe-nyusunan RPJMA tahun 2012-2017, Hamdani saat ini juga menjabat sebagai Kepala Bidang Penelitian, Pengembangan, Evaluasi dan pen-gendalian Bappeda Aceh. Ia merupakan tek-nokrat dan master ekonomi pembangunan dari Unsyiah.

Hamdani menyebutkan, dalam upaya “Mewujudkan Peningkatan Nilai Tambah Produksi Masyarakat dan Optimalisasi Pe-manfaatan SDA,” yang menjadi salah satu dari misi Gubernur dan Wakil Gubernur Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, dilak-sanakan berdasarkan analisis-analisis yang cerdas dan terukur.

Banyak metoda analisis yang digunakan dalam menetapkan strategi planning. Kami menggunakan Analisis SWOT yaitu dengan menganilis kekuatan, tantangan/hambatan, peluang, dan ancaman. “Model Analisis SWOT yang digunakan sudah dibahas ber-sama pakar-pakar yang ada di Unsyiah dalam fokus discussion group,” ujarnya.

Strategi pencapaian untuk mewujudkan misi tersebut dengan mengoptimalkan pen-gelolaan SDA yang tersedia dengan pen-ingkatan produksi, produktivitas, kontiniu-tas, dan nilai tambah komoditas unggulan sesuai dengan permintaan pasar. Kemu-dian pengembangan dan peningkatan mutu produk serta keahlian tenaga kerja lokal yang kompetitif. Peningkatkan pengelolaan

industri pariwisata dan agroindustri secara profesional sebagai alternatif pembangunan ekonomi daerah. Dan peningkatkan skala us-aha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan UMKM.

Selanjutnya Hamdani juga menyampai-kan beberapa arah kebijakan yang ditempuh mengenai pengelolaan sumber daya alam Aceh dalam RPJMA tahun 2012-2017 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan inovasi dan kreatifitas yang

memberikan nilai tambah pada produksi masyarakat dengan pemanfaatan sumber daya alam secara optimal dan berkelanju-tan berdasarkan keseimbangan wilayah;

2. Menumbuhkembangkan konsep agribis-nis dan agroindustri untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan me-nyerap tenaga kerja terutama di wilayah perdesaan;

3. Mengembangkan kawasan potensi peri-kanan tangkap untuk menjadi kawasan minapolitan dengan memanfatkan in-vestasi usaha perikanan dalam upaya membuka lapangan kerja dan nilai tam-bah masyarakat;

4. Meningkatkan pemantapan ketahanan pangan dan kemandirian pangan mela-lui produktifitas dan pemanfaatan fungsi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan secara tepat guna dan ber-hasil guna;

5. Meningkatkan dukungan inovasi teknolo-gi untuk menciptakan pemanfaatan sum-ber daya alam terbarukan melalui pem-berdayaan masyarakat dalam rangka pen-ingkatan nilai tambah dan produktifitas;

6. Membangun sistem pengelolaan dan pe-manfaatan hasil pertambangan sebagai kawasan industri dengan memperhatikan dampak lingkungan dan risiko bencana;

7. Mengembangkan kawasan industri wisata melalui pemanfaatan sumberdaya alam dengan membangun prinsip ekonomi kreatif berdasarkan komoditi unggulan daerah;

8. Melakukan pembinaan dan penguatan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mengembangkan hasil peman-faatan sumber daya alam yang berdaya saing dan diterima pasar dalam dan luar negeri.Ditanya bagaimana pengelolaan sumber

daya alam, khususnya dengan pengelolaan tambang dalam RPJMA ini, Hamdani men-gatakan tidak ada masalah. Asalkan dikelola secara baik dan berkelanjutan dengan mem-perhatikan dampak lingkungan yang ditim-bulkan serta memberikan manfaat bagi kes-ejahteraan rakyat.

Hamdani juga berharap agar dalam pengelolaan SDA di Aceh harus melibat masyarakat Aceh sesuai kapasitas yang di-miliki. “SDA tersebut tidak harus diekspor dalam bentuk bahan baku/mentah tetapi harus dapat dalam bentuk bahan olahan (setengah jadi), mendatangkan manfaat yang besar bagi masyarakat Aceh, terutama untuk membuka peluang kerja dan pen-ciptaan lapangan pekerjaan. Sehingga tingkat pengangguran dan kemiskinan pelan-pelan dapat teratasi,” demikian Ir Hamdani MSi, Koordinator Penyusunan RPJM-Aceh tahun 2012-2017.[aswar]

Pengelolaan Sumber Daya Alam Harus Berkelanjutan

SDA tersebut tidak harus diekspor dalam bentuk bahan baku/mentah, tetapi harus dapat dalam bentuk

bahan olahan (setengah jadi), agar mendatangkan manfaat yang besar

bagi masyarakat Aceh, terutama untuk membuka peluang kerja dan penciptaan lapangan pekerjaan.”

-- ir Hamdani mSi -- Koordinator Penyusunan RPJM-Aceh

2012-2017

POTENSI NON-METALNO MINERAL LOKASI POTENSI/TON1 Andesit Aceh Besar

Aceh BaratAceh SelatanAceh TenggaraAceh UtaraAceh Tengah

3.019.450.000 2.081.945.000 2.584.342.000

38.053.159.000 38.892.000 11.603.849.000

2 Limestone Aceh TimurAceh TengahAceh BesarAceh BaratAceh TenggaraAceh SelatanPidie

426.970.000 12.182.992.000 8.900.320.000 35.138.651.000 46.508.534.000 7.495.749.000 986.957.000

3 Bentonite Aceh TimurAceh Tengah

8.730.000 170.000.000

4 Dolomite Aceh Timur 1.192.272.000 5 Kaolin Kec. Bandar, Kab.

Aceh Tenggara Kec. Sukajaya, Kota Sabang

12.383.000

300.000

6 Kuarsit Kab. Aceh Selatan Kab. Aceh Tenggara

64.955.000 1.753.588.000

7 Granite Aceh TimurAceh SelatanAceh Tengah

804.532.500 6.616.845.000

23.280.915.000Data Source Distamben Aceh/Juni 08

Strategi Umum1. Pengembangan Energi Listrik yang ramah lingkungan2. Peningkatan infrastruktur Jalan dan -Jembatan serta infrastruktur

perhubungan 3. Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pemertaan Kesempatan Belajar4. Peningkatan Mutu dan Pemerataan Pelayanan Kesehatan5. Pembangunan Syariat Islam, Sosial dan Budaya6. Penciptaan Pemerintahan yang Baik dan Bersih serta Penyehatan

Birokrasi Pemerintahan7. Peningkatan peran swasta dan mencipatakan lingkungan investasi

yang kondusif8. Penciptaan masyarakat pro-pembangunan

Strategi Khusus1. Percepatan regulasi untuk implementasi UU PA2. Menjadikan Aceh sebagai Food and Agro Center 3. Menjadikan Aceh sebagai Economic Buffer Zone4. Menjadikan Aceh sebagai national Mining dan Mineral center5. Meredesing RTRW Aceh yang terintegrasi

Tantangan1. Pasar yang belum terintergasi2. Kualitas SDM dan Teknologi masih rendah3. Pelayanan Publik belum optimal4. Kepastian Hukum5. Sosial Kultural masyarakat

Strategi Percepatan Pembangunan Aceh

SABANG/ JABOI 74.14 MWe

ENERGI PANAS BUMI 589.42 MWe

SEULAWAH AGAM 250.00 MWe

GAYO LESTEN 15.28 MWe

ENERGI AIR 1,482.50 MW

Teunom (RES) 41.6 m³/det : 41.10 MWJambo Aye (RES) 72.12 m³/det : 192.00 MW

Meureudu (RES) 17.0 m³/det : 62.60 MW

Peusangan (RES) 13.57 m³/det : 88.90 MWRamasan (RES) 10.30 m³/det : 101.80 MWPeureulak (RES) 38.80 m³/det : 20.80 MW

Tampur-Tamiang (RES) 99.35 m³/det : 427.00 MWBidin (RES) 31.30 m³/det : 98.60 MW

Tawar/ Bidin (RES) 7.40 m³/det : 73.30 MWTawar/ Jambo Air (RES) 7.40 m³/det : 41.90 MW

Pantan Dedalu (ROR) 3.20 m³/det : 7.90 MWLawe Alas (RES) 50.00 m³/det : 268.10 MW

Lawe Mamas (ROR) 10.80 m³/det : 65.80 MW

CADANGAN BATU BARAMeurebo & Kec Kaway XVI estimasi : 571 Juta Ton

Cadangan tersedia : 1,7 Miliar Ton

POTENSI ENERGI PRIMER

POTENSI METALNO JENIS METAL LOKASI POTENSI 1 Emas Kec. Silih Nara, Kab. Aceh Tengah

Kec. Blang kejeren, kab. Gayo LuesKec. Tapaktuan, Kab. Aceh Selatan Kec. Seunagan, Kab. Nagan RayaKab. Aceh Besar :Kec. LhoongKec. Pulo Aceh

0,25–0,45 Gr/Ton0,19–0,28 Gr/Ton

0,01–6,81 ppm0,3–0,5 Gr/m3

2,9–22,5 ppm0,14–0,23 ppm

2 Perak Kec. Serbajadi, Kab. Aceh TimurKec. Silihnara, Kab. Aceh TengahKec. Rikit Gaib, Kab. Aceh TenggaraKec. Tapaktuan, Kab. Aceh SelatanKec. Lhoong, Kab. Aceh Besar

Cu: 0,23–2 %Cu: 356–568 Ppm

Cu: 10–470 PpmCu: 1–1730 Ppm

Cu: 150–1520 Ppm 3 Molibdenum Kec. Silih Nara, Aceh Tengah 170 – 291 Ppm 4 Pasir Besei Kab. Aceh Besar

Kab. Bireuen--

5 Biji Besi Kec. Lhoong, Kab. Aceh Besar Kec. Babah Rot, Kab. Abdya

--

Data Source Distamben Aceh/Juni 08

Page 12: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 201212 LAPORAN KHUSUS

“DiSiNi, hampir semua warg-anya menambang emas, Pak,” ujar salah seorang penambang

emas warga Gunong Ujeun, Kecamatan Krueng Sabe, Aceh Jaya kepada Tabangun Aceh, Jumat (13/7/2012). Berkat kandungan emas di perutnya, nama Gunong Ujeun kian terkenal, seolah ia nama sebuah kota keca-matan, padahal sesungguhnya adalah sebuah kawasan pedalaman penggunungan yang sangat jauh dengan aksesibilitas yang rendah.

Meski jalan menuju kesana mulai mem-baik, namun tidak ada kenderaan umum menuju kesana. Hanya kendaraan roda dua yang lalu lalang khusus mengangkut karung-karung batu yang diduga mempunyai kandun-gan emas ke tempat penggelendongan emas.

Gunong Ujeun awalnya adalah kawasan hutan lindung, sekarang tak asri lagi. Kini, disana bertaburan lobang-lobang bekas pert-ambangan yang ditinggalkan warga.

Kawasan tersebut terkenal sejak tahun 2009 karena ditetapkan sebagai kawasan pertambangan rakyat oleh bupati Aceh Jaya. Kawasan Gunong Ujeun seolah tak ada mat-inya karena selalu ada aktivitas masyarakat yang berjibaku dengan lobang-lobang yang dibuat untuk mengeluarkan batu-batu yang ada kandungan emas.

Bagaimana mereka “memanen” emas? Menurut Abdul Manaf, mereka masuk ke dalam hutan, lalu mulai mencari lokasi yang diduga mengandung bijih emas. Pendugaan

lokasi yang mengandung bijih emas dilaku-kan sesuai pengalaman atau bahkan ada yang memakai jasa “orang pintar” melalui ritual magis.

Setelah lokasi ditentukan, maka dengan menggunakan mesin digalilah tanah hingga kedalaman ratusan meter. Bongkahan batu dimasukkan karung dan diangkat ke permu-kaan dengan menggunakan katrol. Bongka-han batu tersebut dihancurkan dengan palu kemudian dibawa ke gelondongan (mesin penhancur batu) untuk disortir.

Abdul Manaf sudah bekerja sebagai penambang selama 3 tahun lebih. Dulunya ia adalah petani. Hasil yang didapatkan dari usaha tambang jauh lebih besar disbanding bertani. Mereka bekerja pada seorang jura-gan. Setiap sumur dikerjakan oleh 5-8 orang setiap. “Sistem pembagian di sini adalah pola bagi hasil setelah dipotong modal kerja. Pe-kerjaan ini memang penuh resiko Pak. Tapi hasilnya juga wah,” ujar Abdul Manaf.

Tanpa pengawasanRoda-roda mesin gelondongan bertabuh

suara benturan batu menggema laksana alu-nan irama musik seriosa. Sesekali decitan melengking menyela nada yang beraturan. Bila sumber suara itu didekati, nampaklah pemandangan yang seolah bagai penari bera-yun-ayun lenggak lenggok, gerakanya juga be-raturan. Begitulah kira-kira suasana di sebuah mesin gelondongan emas traditional yang dikelola oleh Abubakar, warga Krueng Sabee.

KabUPaTeN Aceh Jaya terletak pada kordinat 04022’-05016’ Lintang Utara dan 95002’-96003’ Bujur Timur

dengan luas daerah 3.727 Km2 . Kabupaten Aceh Jaya terbagi dalam 6 Kecamatan, 21 Mukim, 172 Desa. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, penduduk Aceh Jaya berjumlah 76.782 jiwa. Konsentrasi jumlah penduduknya terdapat di Kecamatan Jaya dengan proporsi terbesar yaitu 19.428 jiwa (25,30 persen) dan proporsi terendah di Ke-camatan Panga yaitu 6.546 jiwa (8,53 persen).

Sebagaian besar penduduk Aceh Jaya berprofesi sebagai petani dan nelayan. Aceh Jaya yang beribukota Calang di pertengahan tahun 2009 ramai diberbincangkan orang, karena ditemukannya kandungan logam mu-lia berupa bijih emas dan mineral lainnya, yang melekat dalam bebatuan di kawasan Gunong Ujeuen, di Dusun Geuni, Desa Panggon, Kecamatan Krueng Sabee. Kilauan emas memberikan magnet bagi ribuan orang untuk berburu emas dengan melakukan penambangan secara manual. Perputaran

uang pun meningkat bahkan mencapai Rp 2-5 milyar per hari saat itu.

Tabangun Aceh berupaya menyusuri jejak tersebut termasuk mengunjungi Dinas PU Aceh Jaya yang membidangi pertambangan. Kepala Bidang Pertambangan Dinas PU Aceh Jaya, Irwansyah, ST, membenarkan bahwa bumi Aceh Jaya mengandung banyak komoditas pertambangan yang potensial un-tuk dikelola, yaitu bijih besi, mangaan, emas, antimoni, batubara dan gamping.

Sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 Kabupaten Aceh Jaya telah mengeluarkan izin kepada 13 buah perusahaan untuk melakukan eksplorasi (survey) potensi per-tambangan. Disinggung tentang Gunong Ujeun, Irwansyah memaparkan bahwa itu adalah salah satu lokasi pertambangan emas

“Saat ini kawasan itu telah ditetapkan oleh bupati sebagai wilayah pertambangan rakyat (WPR), yang luasnya hanya 1.000 hektar. Izin pertambangan tidak serta merta bisa dikeluarkan oleh bupati, tetapi harus memperhatikan dan mengikuti berbagai ke-

tentuan dan perundangan termasuk reko-mendasi dari gubernur merupakan suatu hal yang sangat mutlak. Tanpa rekomendasi gu-bernur, bupati tidak bisa mengeluarkan izin pertambangan,” ujar Irwansyah kepada Ta-bangun Aceh, Jumat (13/7/2012).

Ditanya tentang PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang didapatkan dari sektor pert-ambangan, Irwansyah menyebutkan saat ini belum ada PAD dari sektor pertambangan, karena izin yang diberikan kepada perusa-haan tersebut baru sebatas survey tapi belum berproduksi.

“Jadi, sebelum perusahaan tersebut ber-produksi kita belum bisa menentukan be-berapa hak yang harus didapatkan untuk daerah. Jika nanti perusahaan tersebut ingin melakukan produksi tentu akan mengajukan izin baru lagi, dan tentu mekanisme nya nan-

ti akan buat dalam bentuk MoU,” sambung Irwansyah.

Begitu juga di Gunong Ujeun tempat lo-kasi pertambangan rakyat, belum ada PAD yang didapatkan di daerah. “Kita belum bisa memungutnya karena Perda / Qanun belum ada yang mengatur tentang hal tersebut. Se-lama ini KWR Gunong Ujeun dikelola oleh masyarakat secara perorangan, kelompok dan ada juga dalam bentuk koperasi. Namun sampai saat ini hanya satu koperasi yang mempunyai izin pertambangan yaitu Koper-asi Peusahoe Rakan. Sedangkan yang lainnya masih dianggap ilegal, dan kita berencana untuk menertibkannya,” tambah Irwansyah.

Irwansyah juga menghimbau agar ma-syarakat ataupun koperasi yang bergerak di bidang pertambang dapat mengurus izin. [aswar liam]

Berbeda dengan pemandangan di seki-tar mesin itu dibangun, tepat di bawah alat penggelondong yang berputar itu terdapat telaga yang airnya mengeruh. Itulah salah satu limbah akibat dari mesin sederhana pembuat emas ini. Limbah berupa lumpur kuning itu ditampung di sebuah kolam.

“Mesin penggelondong sederhana ini telah berjalan tiga tahun. Saya memperk-erjakan 2 tenaga kerja. Pada pertengahan tahun 2009 memang banyak batu yang di-proses menjadi emas, tetapi sekarang sudah berkurang. Bahkan beberapa gelondong mi-lik warga sudah tutup,” tutur Abubakar.

“Ongkosnya itu tidak kita patok, biasan-ya kita tarik 50 ribu rupiah pergram emas. Tapi itu kalau batunya hanya menghasilkan 3-4 gram emas, ya kita minta 25 ribu rupiah saja. Hitung-hitung untuk ganti harga air raksa saja”, sambungnya.

Abubakar mengaku usahanya itu tidak

ada izin. “Siapa saja boleh mendirikan asal punya modal. Pengawasan dari intansi terkait juga tidak pernah ada,” kata dia.

Tabangun Aceh juga melihat kolam-kolam penampung limbah, yang menurut pemiliknya tidak akan tercemar karena su-dah diproses secara berulang-ulang. Pada-hal menurut beberapa literatur, yang sangat dikhawatirkan dari aktivitas gelondongan ini adalah limbah yang dihasilkannya yang beru-pa senyawa organic zat kimia yang tercam-pur dalam limbah lumpur sangat berbahaya bagi lingkungan sekitar baik secara langsung maupun jangka panjang.

Untuk jangka panjang itu bisa merusak lingkungan sekitar karena senyawa-senyawa yang dihasilkan itu tidak mudah dengan cepat dinetralisir oleh lingkungan. Untuk itu, semoga berharap instansi terkait dapat bertindak cepat sebelum terjadi hal-hal yang diinginkan. [aswar liam]

Gunong Ujeun awalnya adalah kawasan hutan lindung, sekarang

tak asri lagi. Kini, disana bertaburan lobang-lobang bekas pertambangan

yang ditinggalkan warga.

“Kita belum bisa memungutnya karena Perda / Qanun belum ada yang

mengatur tentang hal tersebut,”

-- Irwansyah ST, --Kepala Bidang Pertambangan Dinas

PU Kab. Aceh Jaya

Sejenak Bersama Penambang Emas Gunong Ujeun

Pertambangan Belum Hasilkan PAD

foTo: fARID KHALIKUL REZA

Seorang petambang sedang menjelaskan cara kerja mesin gelondongan kepada Tabangun Aceh.

1. Surat permohonan izin pertambangan rakyat

2. Poto copy KTP3. Phaspoto4. Poto copy nPWP5. Poto copy SITU, SIUP, TDP, nPWP

(koperasi)6. Poto copy akte dan badan hukum koperasi7. Daftar nama anggota/p[engurus koperasi8. Rekomendasi geucik dan camat setempat9. Surat keterangan pembentukan kelompok

dari geucik setempat10. Daftar nama pengurus/anggota kelompok11. Peta dan daftar titik koordinat lokasi

pertambangan12. Gambar kontruksi sumuran yang

dikeluarkan dari bidang pertambangan13. Surat pernyataan dari pengelolaan

lingkungan (SPPL).

SyARAT-SyARAT PERTAMBANGAN RAKyATPerusahan yang telah diberikan Izin Usaha Pertambangan di Aceh Jaya

No Nama Perusahaan KomoditiLuas Area (Ha)

Lokasi

1 PT. GARSINDO SEJATI Bijih Besi 2,592 Krueng Sabee2 PT. TAMTANA TAMBANG NUSA Bijih Besi 1.296 Sampoi Niet3 PT. SURYA TAMBANG PERKASA Mangaan 1.65 Sampoi Niet4 PT. SEULAWAH JAYA Emas 5.47 Jaya & Sampoi Niet5 PT. POTENSI BUMI ENERGI antimoni 7.751 Krueng Sabee6 PT. CAHAYA GEMILANG RIZKI Emas 5.47 Jaya & Sampoi Niet7 PT. AMRITH PERMATA PRIMA Bijih besi 5.194 Seutia Bakti & Krueng Sabee8 PT. KENCANA MITRA SEJAHTERA Batubara 4.55 Panga & Teunom9 PT. KENCANA MITRA SEJAHTERA Gamping 5.149 Setia Bakti & Krueng Sabee10 PT. MAKMUR INDAH LESTARI Bijih besi 4.776 Setia Bakti & Krueng Sabee11 PT. SAHRAN SUMBER MAKMUR Bijih besi 2.995 Jaya12 PT. BARAMULIA ENERGI batubara 7.852 Panga & Teunom13 PT. BERJAYA MINERAL DAN KENCANA batubara 4.227 PanganSumber: Dinas PU Kabupaten Aceh Jaya.

Page 13: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 2012 13LAPORAN KHUSUS

PeNaMbaNgaN atau pemanfaatan sumber daya alam untuk kemakmuran dan kesejahtraan masyarakat yang ter-

dapat di Aceh, seperti minyak bumi dan gas, emas, batu bara, pasir besi, timah hitam, tem-baga, panas bumi, batu marmar, galena, dan lainnya wajib dikelola secara bermartabat.

“Untuk mendapatkan izin eksplorasi dan eksploitasi bahan tambang yang mau diprod-uksi dan dipasarkan, banyak persyaratan dan instansi teknis yang terlibat di dalamnya. Antara lain Dishutbun, Bapedalda, Disper-indagkop, Bea Cukai, dan lainnya,” ungkap Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Aceh, Ir Said Ikhsan kepada Tabangun Aceh, di ruang kerjanya, Rabu (11/07/201).

Didampingi Kabid Pertambangan, Mahdi Nur dan Kasi Pembinaan dan Pen-gawasan, Sugeng Djarot, Kadistamben Aceh mengungkapkan, jumlah perusahaan tam-bang yang telah mengantongi izin eksplorasi (penyelidikan) sebanyak 103 perusahaan.

Dari jumlah tersebut, yang tidak aktif mencapai 68 persen atau sebanyak 70 peru-sahaan. Sedangkan jumlah perusahaan yang telah mendapatkan izin eksploitasi (pengga-lian/produksi) sebanyak 23 perusahaan, dari jumlah itu 4 perusahaan tidak aktif.

Said mengatakan, banyaknya perusahaan tambang yang telah mendapat izin eksplorasi

(penyelidikan kandungan deposit bahan tam-bang yang mau digali), tidak bisa melanjut-kan sampai tahapan eksploitasi ( produksi), disebabkan banyak hal. Di antaranya, lokasi lahan tambang yang diminta, berada dalam areal hutan produksi dan hutan lindung.

Selanjutnya, deposit atau cadangan ba-han galian yang diperoleh tidak ekonomis, dan biaya eksplorasi yang dimiliki terbatas, sehingga tidak bisa dilanjutkan untuk penye-lidikan di lokasi lainnya. Akibat tiga hal tadi, investor tambang yang telah mendapatkan izin eksplorasi/ penyelidikan deposit cadan-gan bahan tambang yang mau digali terpaksa harus menghentikan aktivitasnya.

“Kondisi itu membuktikan bahwa isu yang berkembang di masyarakat selama ini yang menduga Pemerintah Aceh yang lama telah menerbitkan 150 izin pertambangan dan telah menerima fee miliaran rupiah dari perusahaan tambang, merupakan fitnah belaka,”ujar Said.

Bukti lain, kata Said, dari 126 izin pertam-bangan yang telah diterbitkan, paling banyak diterbitkan oleh bupati/wali kota. “Hasil eval-uasi yang kita lakukan pada bulan Mei 2012 lalu, sebanyak 62 izin tambang yang diterbit-kan di kabupaten/kota, tidak memiliki reko-mendasi dari gubernur,” ujarnya

Jadi, kata Said, kalau ada pihak yang ingin

mengoreksi kebijakan penerbitan izin tambang di daerahnya, maka yang lebih dulu dikoreksi adalah kebijakan bupati/wali kotanya, kenapa menerbitkan izin tambang, tanpa meminta re-komendasi dari pemerintah provinsi.

“Para bupati dan wali kota, tidak mem-

inta rekomendasi dari gubernur, perkiraam kami, mereka takut persyaratan yang harus dipenuhi cyukup banyak, sehingga izin tam-bang yang telah dijanjikan kepada pengu-saha, proses penerbitannya jadi lebih lama,” ujarnya. [heri hamzah]

MeSki baru berusia seumur jagung, Kabupaten Pidie Jaya kini telah menjadi salah satu kabupaten hasil

pemekaran yang paling cepat berkembang di Indonesia. Bahkan, disebut-sebut, kabupat-en yang baru pertama kali dipimpin oleh Bu-pati/Wakil Bupati defenitif, yakni M Gade Salam/M Yusuf Ibrahim, lebih cepat berjaya dibandingkan kabupaten induknya Pidie.

Di usianya yang masih ‘balita’ ini, Pi-die Jaya telah menunjukkan eksistensinya dengan menjadi tuan rumah yang baik dan sukses melaksanakan sejumlah even-even secara berkala, seperti Peukan Kebudayaan Pidie Jaya, dan even-even tingkat provinsi maupun tingkat regional se-Sumatera.

Hal ini tidak terlepas dari kemampuan kepemimpinan M Gade Salam/M Yusuf Ibrahim, yang cukup lihai dalam melobi berbagai pihak di pusat maupun provinsi. Kepemimpinan pasangan ini juga menda-pat dukungan penuh dari jajaran pegawai

negeri sipil (PNS) dan elemen masyarakat lainnya. Bupati M Gade Salam juga dikenal cukup dekat dengan masyarakatnya. Den-gan dukungan kuat dari masyarakat inilah, Pemkab Pidie Jaya, selalu sukses dalam me-nyelenggarakan even, tingkat lokal, provinsi, maupun regional Sumatera.

“Masyarakat Pidie Jaya selalu siap meny-ambut setiap pelaksanaan even dan men-dukung penuh program yang dijalankan oleh Pemkab,” ungkap Kepala Bappeda Pidie Jaya Ir Razali Adam MP, di sela-sela kesibukan menerima tamu tim Kementerian Daerah Tertinggal (KPDT), di kantornya, Meureudu Kamis (12/07/2010).

Bahkan, kata Razali, kini masyarakat Pi-die Jaya juga sudah sangat siap untuk men-dukung implementasi RPJM Aceh 2012-2017 yang merupakan perwujudan nyata dari visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.

Menurutnya, salah satu bentuk dukun-

gan yang akan diberikan adalah, Pemkab dan masyarakat Pidie Jaya sudah menetapkan arah pembangunan ke depan. “Peran sektor per-tanian masih mendominasi bahkan mencapai 65% dibandingkan sektor-sektor lain. Pidie Jaya memiliki peluang yang sangat besar men-jadi lumbung pangan guna mendukung ke-mandirian Aceh dalam arti yang sesungguhn-ya,” ungkap Razali dengan penuh keyakinan.

Selanjutnya Razali menyatakan, pada sub sektor tanaman perkebunan saat ini, Pidie Jaya memiliki lahan kering mencapai 46.000 hektar dan yang baru dimanfaatkan hanya 30%, terutama untuk pengembangan komod-iti kakao dan beberapa komoditi lainnya. Se-dangkan luas tanaman padi saat ini mencapai 8.400 hektar yang dapat ditanami 2-2,5 kali setahun dengan pengairan yang baik. “Berarti setahun lahan yang dapat berproduksi seluas 24.000 hektar dengan produktivitas mencapai 156.000 ton,” ujarnya.

“Tentu hal ini akan membantu dan mem-percepat pengentasan kemiskinan dan men-gatasi pengangguran yang menjadi persoalan krusial di Aceh saat ini,” tambah Razali.

Karena itu Razali mengharapkan Tim Pe-nyusun RPJM Aceh 2012-2017 yang dikoor-dinir Bappeda Aceh harus dapat mengako-modir visi dan misi Gubernur terpilih, serta roh dan substansi cita-cita bersama dengan melibatkan seluruh stakeholder Aceh terkait menuju Aceh yang bermartabat, sejahtera, berkeadilan, dan mandiri dengan berlandas-kan UUPA sebagai wujud MoU Helsinki. “Ini merupakan momentum yang sangat strategis yang diharapkan dapat membuat Aceh lebih baik di masa akan datang,” ujarnya.

Razali mengharapkan Aceh dapat men-erapkan konsep one village one commoditi serta dapat memanfaatkan seluruh lahan produk-tif, seperti yang telah berhasil dikembangkan Pemerintah Thailand. Bila perlu, kata Razali, konsep ini ditetapkan dalam SK Gubernur, sehingga adanya pewilayahan pengembangan komoditi yang disesuaikan dengan agrokli-mat serta memperhatikan aspek ekonomi.

Razali mengingatkan pentingnya SK Gu-bernur tersebut karena selama ini tidak kon-sisten dan tidak berkesinambungan dalam pembangunan sub sektor tanaman perkebu-nan. Selain itu harus dikelola secara sinergi dan terintegrasi baik on farm maupun off farmnya.

Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya den-gan dukungan Pemerintah Aceh akan me-netapkan tanaman kakao menjadi salah satu dari tiga komoditi unggulan. Diharapkan, paling lambat pada akhir tahun 2014, Pidie Jaya memiliki minimal 16.000 hektar lahan kakao dengan jumlah KK tani yang terlibat berkisar 16.000 s.d 20.000 KK. Masyarakat Pidie Jaya yang berkecimpung pada sub sek-tor perkebunan diharapkan masing-masing memiliki 1 hektare tanaman kakao.

“Memang luasan kepemilikan lahan kakao saat ini jauh lebih kecil dibanding dengan negara Thailand yang rata-rata men-capai 3 Ha/KK dan Malaysia mencapai 5 Ha/KK. Karena itu tidak usah heran bila petani di Thailand dan Malaysia merupakan petani yang kaya raya dan rata-rata memiliki mobil double cabin,” kata Razali mencerita-kan pengalaman saat berkunjung ke Thai-land dan Malaysia. [fzu]

Tambang Aceh Dikelola secara Bermartabat “Jumlah perusahaan tambang yang telah mengantongi izin eksplorasi (penyelidikan) 103 perusahaan. 68 persen (70

perusahaan) di antaranya tidak aktif. Sedangkan yang telah mendapatkan izin eksploitasi (penggalian/produksi) sebanyak

23 perusahaan. Empat di antaranya tidak aktif.”

-- ir Said ikhsan --Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Aceh

KEPala Dinas Pertambangan dan Energi Aceh, Ir Said Ikhsan, mengingatkan para pelaku usaha pertambangan di Aceh agar

benar-benar memperhatikan semua aturan dan keselamatan lingkungan. Pasalnya, kata Said, mesi kecil peluang merugi, usaha di sek-tor tambang, termasuk usaha beresiko cukup tinggi.

Pengusahanya bisa berurusan dengan aparat hukum, terutama jika salah men-gelola areal yang telah diberikan atau mem-buat kerusakan dan dampak negatif terha-dap masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Masyarakat bisa menggugat pemerintah yang menerbitkan izin tambang, dan pengusahanya yang lalai dalam menjalankan kewajibannya menjaga dampak negatif dari kegiatan ek-sploitasi tambangnya terhadap lingkungan ke pengadilan.

Untuk itu, setiap tiga bulan atau enam bulan sekali, Distamban Aceh melakukan evaluasi terhadap perusahaan tambang yang

pernah mendapat rekomendasi izin tambang dari gubernur. “Jika saat ini Pemerintah Aceh yang baru, akan melakukan penataan dan penertiban pengelolaan usaha pertambangan di Aceh, kita sudah siap menindaklanjuti apa yang menjadi keinginan rakyat dan pemerin-tah yang baru,” ujar Said Ikhsan.

Terkait penerimaan langsung hasil galian bahan tambang untuk daerah, sebut Said, dari regulasi atau aturan yang ada, sangat kecil. Besaran royalty yang diberikan totalnya seki-tar 3 persen, yaitu untuk pemerintah pusat 0,6 persen, provinsi 0,48 persen, dan pemerintah kabupaten/kota penghasil dan bukan peng-hasil masing-masing 0,96 persen.

“Regulasi ini perlu ditinjau kembali, agar penerimaan royalty yang diterima pemerintah sebagai pemilik SDA bisa lebih memberikan besaran yang berkeadilan dan proporsional dengan pihak perusahaan tambang,” demiki-an Kadistambesn Aceh, Ir Said Ikhsan. [heri hamzah]

Evaluasi Enam Bulan Sekali

Perusahaan Tambang Masih Operasi di Aceh

No kaBUPaTEN/koTa JUmlaH BaHaN

TamBaNG1 Aceh Besar 4 perusahaan pasir besi2 Pidie 2 perusahaan pasir besi3 Pidie Jaya 1 perusahaan pasir besi4 Aceh Barat 6 perusahaan 2 emas

4 batu bara5 nagan Raya 1 perusahaan batubara 6 Aceh barat daya 4 perusahaan biji besi7 Aceh Selatan 2 perusahaan 1 emas

1 batu baraSumber: Distamben Aceh

Pembangunan Harus Fokus, Konsisten, dan Bersinergi

“Masyarakat Pidie Jaya sudah sangat siap mendukung implementasi RPJM Aceh

2012-2017 yang merupakan perwujudan nyata dari visi dan misi Gubernur dan

Wakil Gubernur Aceh dr. Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.”

-- ir Razali adam mP --Kepala Bappeda Pidie Jaya

Page 14: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 201214

Berharap Sejahtera dari Hasil AlamAPA KATA MEREKA

TReN kon-sumsi makan makanan sehat bukan dari bahan kimia sudah muncul di Indonesia mis-alkan para artis dan high class. Gaung perta-nian organikpun sudah mulai meninggalkan bahan kimia, tapi kondisi dilapan-

gan masih belum sepenuhnya menerapkan, dikarenakan petani harus mengistirahatkan lahan mereka sampai 5 tahun tapi itukan tidak mungkin, tapi masyarakat sudah mu-lai pelan-pelan dengan mengurangi pupuk kimia yang berlebihan dan digantikan den-gan pupuk kandang. Sekarang beberapa otlet di Aceh sudah mulai terdapat produk –produk organik.

dr. Nat. Techn. Syafruddin, S.P.,MPDosen Fakultas Pertanian Universitas

Syiah Kuala_____________

PeRkeMbaNgaN pembangunan ekonomi di sektor pertanian yang meru-pakan sektor primer saya rasa masih perlu perhatian pemerintah. Menurut saya perlu adanya industri pengolahan yang mengo-lah hasil pertanian untuk mendapatkan value added (nilai tambah) bagi petani. Se-lain itu juga perlu adanya tempat penam-pungan hasil pertanian setiap panen, petani bisa menjualnya ke sana dan pihak penampung bisa mendistribusikannya ke masyarakat secara merata dan konti-

nyu sehingga tidak terjadinya kekurangan atau kelebihan ba-han pangan atau hasil pertanian sehingga harga di pasar menjadi stabil.

Mirzatul Qadri

Mahasiswa Fakultas Eko-nomi Unsyiah

_____________

HUTaN Aceh yang ada tetap dipertah-ankan keles-tariannya dan diperbaiki. Jika ada wilayah-wilayah dalam batas hutan yang telah rusak untuk keseimbangan ekosistemnya sementara daerah-daerah yang memiliki

potensi tambang dalam kawasan hutan bai-knya jangan dieksploitasi dulu. Biarlah itu menjadi tabungan masa depan Aceh ketika sumber daya alam yang lain tidak mampu menopang perekonomian rakyat Aceh di-masa depan.

Mahdi ismailCoordinator Community Ranger Ulu

Masen. Fauna & Floura International - Aceh Programme.

TaNaH kita di Aceh ini memang mengandung SDA yang be-gitu banyak. Di daerah kami di sini Ie Jeuringeh Sampoiniet Aceh Jaya memiliki bebatuan men-gandung emas. Kami dapat mencari rezeki disini. Tapi ya harus dengan tenaga dan alat seadanya yang harus meng-gali kedalam tanah sampai puluhan meter. Ya sebaiknya pemerintah mengelola ini dengan baik, dan juga mempekerjakan kami disini. Jangan seperti pepatah Aceh Buya krueng teudong-dong Buya lua meuraseuki.

RasyidinPenggali Emas Traditional Aceh Jaya

_____________

SelaiN kegigihan dan konsistensi ma-syarakat dalam berusaha di sek-tor pertanian dan perkebunan, dibutuhkan keikhlasan dalam menyumbang sebagian hartanya untuk kemasla-hatan bersama. Pembukaan jalan akses produksi

perkebunan, misalnya, membutuhkan kes-adaran pemilik tanah untuk mewaqafkan se-dikit tanahnya agar jalan itu dapat dibangun oleh pemerintah. Pembukaan jalan produksi itu akan memudahkan petani dalam men-gunjungi kebun dan mengangkut hasil produksi, serta tentu pula, akan meningkat-kan harga lahan perkebunan itu sendiri. Jadi, selain mendapat pahala dari amal jariah, ia juga menguntungkan bagi diri kita sendiri.

H Zainal abidinWarga Trienggadeng Pijay

_____________

PeRkeM-baNgaN per-tanian di Aceh sekarang semakin maju, dibuktikan dengan semakin meningkatnya teknologi. Pemer-intah setempat juga telah turut membantu alat pembajakan tanah dengan menyediakan mesin dan mem-bayarnya setengah dari ongkos pasaran kepada kelompok tani seperti di Aceh Besar. Dulu kita hanya memanen setahun sekali karena alat pembajakan tanah masih meng-gunakan bantuan kerbau (langai), tapi seka-rang sudah menggunakan mesin. Kondisi yang baik diharapkan terus ditingkatkan agar petani sejahtera, bila perlu petani harus dibantu agar dapat memanen padi hingga 4 kali dalam setahun.

ismailPetani Lambaro Samahani

Baik atau buruknya akses masyarakat terhadap air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) ternyata berkai-

tan erat dengan derajat kesehatan masyarakat itu sendiri. Penyediaan fasilitas air minum dan sanitasi berdampak langsung terhadap peningkatan status kesehatan masyarakat yang bermuara pada peningkatan produkti-fitas, penurunan tingkat kemiskinan, pening-katan ekonomi, sosial budaya dan lingkun-gan hidup. Begitu juga sebaliknya.

Pada sisi lain, perbaikan di bidang penye-hatan lingkungan (sanitasi) memiliki andil yang cukup besar dalam memperkecil resiko angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Sani-tasi yang baik juga membantu memperpan-jang usia harapan hidup seseorang. Layanan air minum dan penyehatan lingkungan tidak hanya berdampak pada persoalan peningka-tan derajat kesehatan saja, namun juga memi-liki dampak ekonomi bagi bangsa dan negara.

Program Air dan Sanitasi Bank Dunia telah melakukan Economics of Sanitation Initia-tive (ESI) pada 2007, yang untuk pertama kalinya menunjukkan tingginya dampak eko-nomi akibat sanitasi yang buruk. Indonesia menanggung potensi kerugian sebesar $6,3 milyar atau mendekati Rp. 60 Triliun setiap tahunnya, setara dengan 2,3% produk domes-tik bruto negara. Kerugian itu dipicu akibat terjadinya 120 juta kasus penyakit dan 50 ribu kematian dini pertahun. Potensi ekonomi hi-lang karena masyarakat yang terkena penyakit akibat sanitasi buruk tidak bisa bekerja dan malah mengeluarkan biaya untuk berobat.

Di bidang air minum, terdapat isu-isu strat-egis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya Indonesia untuk mencapai target pem-bangunan air minum dalam kerangka MDGs pada tahun 2015. Isu-isu tersebut adalah:1. Daya Dukung Lingkungan Semakin Ter-

bebani oleh Pertumbuhan Penduduk dan Urbanisasi

2. Interpretasi UU no 22 tahun 2004 Tidak Mendorong Pengembangan dan Ker-jasama Antar Daerah Dalam Penyediaan Air Minum

3. Kebijakan yang Memihak Pada Masyarakat Miskin Masih Belum terlalu Berkembang dan jika pun ada sering sekali terkendala / bias pada implemen-tasi

4. PDAM Tidak Dikelola Dengan Prinsip Kepengusahaan, sehingga sering sekali ia tidak berorientasi pelayanan dan malah menjadi beban negara

5. Kualitas Air Belum Memenuhi Syarat Air Minum

6. Keterbatasan pembiayaan mengakibat-kan rendahnya investasi dalam penyedi-aan air minum

7. Kelembagaan Pengelolaan Air Minum yang ada sudah tidak memadai lagi den-

gan perkembangan saat ini.8. Kemitraan Pemerintah dan Swasta dalam

penyediaan air minum kurang berkem-bang. Demikian juga halnya dengan Kemitraan Pemerintah dan Masyarakat-Pemahaman Masyarakat tentang air minum (misalnya air gratis versus biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan air bersih) tidak mendukung pengembangan usaha pelayanan air minum.Dari gambaran di atas salah satu faktor

penyebab kesenjangan tersebut adalah aki-bat masih rendahnya komitmen semua pihak dalam bidang air minum dan sanitasi , di-mana indikasinya adalah anggaran di bidang AMPL yangmasih minim. Secara nasional anggaran untuk sektor AMPL masih kurang dari 2% dari total anggaran pembangunan. Untuk itu, perlu adanya sinergitas dari berb-agai pihak terkait air minum dan penyehatan lingkungan untuk meminimalisir kondisi bu-ruk tersebut, serta untuk mempercepat pen-

capaian tujuan MDGs.Permasalahan pengelolaan air bersih

adalah lebih pada belum optimalnya pen-gelolaan sistem penyediaan air minum yang memenuhi standar serta belum meratanya jaringan air minum pada masyarakat ber-penghasilan rendah, kawasan kumuh dan ka-wasan khusus. Untuk mengatasi permasala-han tersebut beberapa upaya penting terus dilakukan dengan:1. Menjaga kelestarian lingkungan agar

tetap mampu menyediakan pasokan air baku untuk layanan air minum.

2. Memastikan sarana yang dibangun da-pat diakses secara mudah bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, ka-wasan kumuh dan kawasan khusus.

3. Pengembangan perencanaan yang lebih detail mencakup strategi pemenuhan air minum yang terukur dan dapat me-mandu semua pihak dalam mengopera-sionalisasikannya.Dalam upaya membangun sinergi antara

pemerintah daerah, propinsi dan pihak-pihak lainnya yang terlibat dalam pengelolaan pro-gram AMPL, Pemerintah Aceh berupaya mendorong berbagai sumber pendanaan baik bersifat regular maupun dari para do-nor untuk bersama – sama dapat bersin-ergi dalam menangani pembangunan sektor AMPL di seluruh wilayah Aceh.Salah satu contoh keberhasilan yang dapat menjadi pendorong bagi seluruh pihak pe-mangku kepentingan sektor ini adalah pen-capaian Komite Air Gampong Alue Pochiek Kabupaten Aceh Besar dalam mengelola kebutuhan dan pemenuhan air bersih bagi lingkungan masyarakat gampong tersebut hingga dapat memenuhi kebutuhan mereka sendiri secara mandiri dengan berbasis pada masyarakat setempat.

Sanitasi Sehat dapat Memperpanjang UmurOleh : Muhammad Fadhil

foTo: AMERIcAn RED cRoSS

Acara Sosialisasi dan penjaringan minat PPSP 2013

Page 15: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 2012 15

Gambar mewarnai di atas diperuntukkan bagi siswa-siswi TK/SD/MI. Warnailah, lebih baik menggunakan PaSTEl/kRayoN. Gunting (boleh difoto copy) dan kirimkan ke alamat redaksi d/a Bappeda Aceh Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan mengisi identitas diri. Di sudut kiri amplop ditulis “MEWARnAI”. BRi (Bank Rakyat indonesia) dan Bank aceh menyediakan bingkisan sekolah kepada masing-masing karya terbaik. Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing.

nam

a Sis

wa

: ..

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

..

nam

a Sek

olah

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Ala

mat

Sek

olah

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

Kela

s

:

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

....

nama : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Alamat Rumah : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Sekolah / Alamat : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Kelas : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

TTS ini diperuntukkan bagi siswa-siswi SD/MI. Kirimkan jawaban ke alamat redaksi, d/a Bappeda Aceh, Jl.Muhammad Daud Beureueh Banda Aceh, dengan menyertai potongan TTS dan menulis identitas diri (nama, TTL, Alamat Sekolah). Di sudut kiri amplop ditulis TTS Anak. Hadiah akan dikirim ke alamat sekolah masing-masing (redaksi)BRi (Bank Rakyat indonesia) dan Bank aceh menyediakan bingkisan untuk masing-masing pemenang:

mENdaTaR :1.Suatu pekerjaan atau ibadah yang tidak boleh ditinggalkan 4.Sholat malam di bulan puasa 8.Tanah yang bagus untuk bercocok tanam 11.Masa lalu, lampau 12.Tidak kuat 13.Tinggi rendah nada 15.Air Susu lbu (singkat) 16.Sekumpulan, seberkas 18.Tuhan (Bhs. lnggris) 19.Kantor Urusan Agama (Singkat) 20.Angkatan Alut (Singkat) 22.nama binatang 24.Arena tinju 26.Sarjana Hukum (Singkat) 27.Salah seorang sahabat nabi Muhammad SAW 28.Seni (Bhs. lnggris) 29.Saya (Bhs. Arab) 30.Makin 32.Air yang mengalir 34.Anak terakhir 36.nama buah 39.Ribut, tidak tenang 41.1bukota Jawa Tengah 43.Ketersediaan dana atau uang untuk membiayai sesuatu 45.Kain pembalut luka 48.1stilah dalam pemberian seri atau nomor cetakan 49.Binatang (Bhs.lnggris) 52.Tinta, dawat (Bhs. lnggris) 53.Habis karena gesekan 54.nomor lnduk Pegawai (Singkat) 55.Membaca huruf demi huruf 56.Sampai 57.Tidak hemat 59.Gadis 60.Makan malam saat bulan Ramadhan 61.Hewan khas negeri cina 62.Tidak ada beda 63.Wanita, perempuan (Bhs. Aceh) 64.Salah satu organ tubuh.mENURUN :1.Perempuan 2.Istirahat, berhenti sejenak 3.Buih 4.Danau kecil 5.Bulan yang mewajibkan kita untuk berpuasa 6.Kepala Pemerintahan di wilayah Kota Madya 7.Tidak ada rasa 8.Keadaan udara di suatu tempat 9.Untuk 10.Mata uang Republik Indonesia 14.kata ajakan 17.Binatang mitos negeri cina 21.nyanyian 23.Bunga khas negeri Jepang 25.Aiat pernapasan ikan 26.Kantong pada baju atau celana 31.nama bunga 33.Sesuatu yang tidak boleh diceritakan pada orang lain 34.Mobil penumpang 35.Angka 37.Asin rasanya 38.Lari (Bhs. lnggris) 40.Lawan Kreditur 42.Gembira 44.Senjata (Bhs. lnggris) 45.Panggung 46.Hancur 47.Tumbuhan jenis palm yang daunnya sering digunakan untuk menggulung tembakau hisap 49.0rganisasi negara-negara di Asia Tenggara 50.Amal bakti kepada Tuhan 51.Daerah, tempat 57.Bank Rakyat Indonesia (singkat) 58.Sekolah Pendidikan Guru (singkat)

Edisi 24

Edisi 24

Nama-nama pemenang mewarnai Tabloid Tabangun aceh Edisi 23:1.Baburrayyan, Kelas V, SDn Jl.B.P Komp. PT.Arun, Batuphat Lhoksumawe, 2.m.muharrir al Wathani, Kelas VI,SDn 71 Mibo, Banda Aceh, 3.Arrizki Rofi Hilaby, Kelas B-I, TK HJ cut nyak Awan, Lambaro Aceh Besar, 4.al Hadi, SDn 2 Samadua, Aceh Selatan, 5.Tajul Fuzzary, Kelas 3, SDn 3, Blang Asan Sigli, Pidie, 6.Aufa Rafiki, kelas IV, MIn Merduati, Banda Aceh, 7.Syamil aldura, Kelas A, TK IT Ummi (nurul fikri) Lamthuen Lampeunurut Aceh Besar, 8.dhia annisfa Syarqi, Kelas B, TK Permata Bunda, Punge Blang cut, Banda Aceh, 9.Nurul az Zahra, kelas 2,A MIn I Jambotape Banda Aceh, 10.Muhammad Yasin Alifi, kelas V, MIn Montasik, Aceh Besar,

Nama-nama pemenang TTS Tabloid Tabangun aceh Edisi 23 :1.Ratu Farah Naura, Kls V-A SD Muhammadiyah, Jl.Prof A Majid Ibrahim I Banda Aceh 2.T.m. Haiyqal, Kelas V.B, SDn 12, Jl.R A Kartini, Lrg. Pendidikan no !47, Langsa, 3.M.rafli Pasha, Kelas IV, SDn Sibreh, kec.Sukamakmur Aceh Besar, 4.m.Qaiyys al karni, Kls IV B, SDn Garot ketapang, 5.irma Juliani, Kelas IV B, MIn Suka Damai Banda Aceh, 6. , maulana iqbal, Kelas V, SDn Panga, Desa Gp.Harapan, Kec.Panga, Aceh Jaya, 7.Farahdissyah, Kelas V, MIn Pagar Air,Kec.Ingin Jaya, Aceh Besar, 8.linda mutia, Kelas V-b, SDn 8, Lut Tawar, Aceh Tengah, 9.Syahrul Ramadhan, kelas 2, SDn Rabo Pulo nasi, Kec,Pulo Aceh Aceh Besar, 10.afdal Hidayah, Kelas V, SDn 2, Batu Itam Tapaktuan, Aceh Selatan.

JaWaBaN TTS EdiSi 22 :mENdaTaR: 1.Lebah, 4.Persiraja, 7.Sumur, 10.Abi, 11.Mei, 12.Peluh, 14.Suara, 17.Ide, 18.oli, 19.Lunak, 22.Dahan, 23.Lambang, 25.Imbalan, 28.golok, 29.Uban, 31.Sama, 32.obat, 33.Gula, 35.namun, 37.Timbang, 40.Garansi, 43.RRI, 45.ATK, 47.Kapal, 50.Dusun, 52.Lumba, 54.Arena, 55.Abang, 58.Gejala, 60.Rimbun, 62.Bali, 63.Puisi, 66.Tani, 67.Tank, 69.Suka, 70.Huli, 71.Banda Aceh, 72.Lusa.mENURUN: 1.Luas, 2.Bisa, 3.Haba, 4.Piring, 5.Islah, 6.Amfibi, 7.Sial, 8.Main, 9.Riak, 12.Pedagang, 13.Hongkong, 15.Usa, 16.Rabun, 20.Udang, 21.Apa, 23.Leuser, 24.nasib, 26.Mitra, 27.nyamuk, 30.Arti, 34.Usia, 36.Mempelai, 38.Muka, 39.nya, 41.Aku, 42.nona, 44.RSU, 46.Ton, 48.Pula, 49.Lahap, 50.Damri, 51.Swim, 52.Lembah, 53.Begitu, 56.Bantal, 57.Gurita, 59.Jin, 61.Bau, 64.UUD, 65.Sua, 68.KB, 69.SH.

Rubrik Kreatifitas Anak terselenggara atas dukungan dan kerjasama dengan

Page 16: Optimalisasi Semua Sektor

Tabloid TabaNGUN aCEH - Edisi 24 | jUli 201216