Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

12
SEMINAR ARSITEKTUR Pembimbing : Ir. Nurachmad Sujudwijono A S, Tito Haripradianto, ST.,MT Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang OPTIMALISASI MATERIAL ALAMI BAMBU DAN KAYU PADA PERANCANGAN PUSAT INFORMASI MANGROVE WONOREJO Subagus Gondho Cahyono 0910653055

description

Tugas Seminar Arsitektur

Transcript of Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

Page 1: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

SEMINAR ARSITEKTUR

Pembimbing : Ir. Nurachmad Sujudwijono A S,

Tito Haripradianto, ST.,MTJurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang

OPTIMALISASI MATERIAL ALAMI BAMBU DAN KAYU

PADA PERANCANGAN PUSAT INFORMASI MANGROVE WONOREJO

Subagus Gondho Cahyono0910653055

Page 2: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

PENDAHULUAN

SEMINAR ARSITEKTUR

- 4O% DARI 81000 KM PANTAI INDONESIA MENGALAMI ABRASI

- INDONESIA NEGERI RAWAN BENCANA

- SURABAYA KOTA METROPOLITAN DENGAN PERMASALAHAN KOMPLEKS DI SEPANJANG PESISIR PANTAINYA

Indonesia dengan Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau dan

panjang pantai kurang lebih 81.000 km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat besar, baik hayati maupun nonhayati. Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis dan ekonomis.

Fungsi ekologis hutan mangrove antara lain : pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat (tempat tinggal), tempat mencari makan (feeding ground), tempat asuhan dan pembesaran (nursery ground), tempat pemijahan (spawning ground) bagi aneka biota perairan, serta sebagai pengatur iklim mikro. Sedangkan fungsi ekonominya antara lain : penghasil keperluan rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit.

Peta persebaran mangrove di dunia.

Page 3: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

Issue & fenomena1. Degradasi ekosistem laut indonesia

2. Surabaya sebagai kota pesisir yang butuh akan keberadaan mangrove.3.Arah pengembangan pesisir timur surabaya sebagai sektor wisata dan

daerah konservasi.

Identifikasi masalah1.Terpuruknya kondisi mangrove di daerah pesisir indonesia

2.Kerusakan daerah pantai suabaya dikarenakan :- pengembangan kota surabaya sebagai kota industri dan megapolitan

- Kesadaran generasi muda akan pentingnya menjaga ekosotem dan peduli lingkungan.3.Fasilitas & akomodasi yang tidak memadahi sebagai kawasan konservasi dan wisata

Rumusan masalahBagaimana merancang kawasan edutourism mangrove wonorejo surabaya yang mampu

merevitalisasi kawasan tersebut ?

1. Mengangkat pelestarian mengrove di daerah wonorejo - pesisir yimur surabaya yang diterjemahkan dalam kawasan edutourism yang sesuai dengan masyarakat alam dan masyarakat manusianya2. Mengangkat dan memaksimalkan potensi serta sumber daya setempat yang terintegrasi dengan desain kawasan edutourism

TUJUAN

1. Perancangan fasilitas kawasan edutourism ini difokuskan pada pengelolan magrove2. Perancangan ini terdiri dari penataan bangunan bermassa majemuk, sirkulasi, pengolahan tapak, Serta pemanfaatan workshop pengembangan mangrove sebagai objek edutourism3. Kondisi lingkunan menjadi faktor pertimbangan utama dalam aspek perancangan

BATASAN MASALAH DAN FOKUS DESAIN

KERANGKA PEMIKIRAN

Page 4: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

SEMINAR ARSITEKTUR

ARSITEKTUR EKOLOGIS

Arsitektur yang ekologis akan tercipta apabila dalam proses berarsitektur menggunakan pendekatan desain yang ekologis (alam sebagai basis desain). Proses pendekatan desain arsitektur yang menggabungkan alam dengan teknologi, menggunakan alam sebagai basis design, strategi konservasi, perbaikan lingkungan, dan bisa diterapkan pada semua tingkatan dan skala untuk menghasilkan suatu bentuk bangunan, lansekap, permukiman dan kota yang revolusioner dengan menerapkan teknologi dalam perancangannya.

Perwujudan dari desain ekologi

arsitektur adalah bangunan yang

berwawasan lingkungan yang sering disebut dengan green

building.

Kriteria dan syarat.

Page 5: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

Dengan pemanfaatan

teknologi bambu dan proses

pengawetan yang tepat, bambu dapat

menjadi sebuah potensi yang nyata

bagi dunia konstruksi.

Material Terbaruan

Green building – ramah lingkungan

Budidaya material alami + sebagai paru – paru kota.

Bambu

Kayu memiliki sifat spesifik yang tidak dapat ditiru oleh bahan lain yang dibuat manusia. Misalnya sifat

elastic, ulet, mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak lurus dengan seratnya atau

sejajar seratnya dan masih banyak lainnya.

Page 6: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

METODE

Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah pengumpulan data,

Pengumpulan data berupa data kawasan konservasi ekosistem mangrove.

Metode Perancangan

GagasanInformasi ( pengumpulan data )

Analisis dan Sintes

Perancangan

Evaluasi

Data Primer

Survey Lapangan

Dokumentasi Pribadi

Data Skunder

Survey Lapangan Komparasi

Page 7: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

PEMBAHASAN

Ekosistem Mangrove Wonorejo

Alternatif Konsep

Material

Studi Objek Komparasi

Mangrove Information Centre Sanur – Bali

Green School – Bali

Skematik desain

Page 8: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

Ekosistem Mangrove Wonorejo

Kondisi daerah bagian timur Surabaya yaitu daerah Wonorejo keadaannya kurang mendukung

program Pemda yaitu menghijaukan kawasan tersebut

sebagai kawasan konservasi lingkungan. Kawasan ini perlu

adanya fasilitas penunjang yang dapat memfasilitasi kegiatan di

kawasan tesebut.

Aspek perancangan yang dicappai melalui elemen yang terintregrasi dengan desain

Page 9: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

Alternatif Konsep Material

Dari kondisi ekosistem mangrove sebagai area konservasi perlu adanya perlakuan khusus

terhadap proses pembangunan maupun pemeliharaan bangunan. Oleh sebab itu perlu adanya efisiensi energi maupun efisiensi bahan

material pada proses konstruksinya.

Optimalisasi Konservasi

Page 10: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

Mangrove Information Centre Sanur – Bali

FasilitasAnekajenis tumbuhan mangrove .Jalan Tracking.Menara (Tower).Pondok Peristirahatan . Aneka jenis burung (Bird Watching)Tempat Ibadah Umat Hindu: Pura Candi Narmada / Tanah Kilap Tempat Ibadah Estuary Dam Intregrasi Fungsi Arsitektur dengan

lingkungan manggrove.

Page 11: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

Green School – Bali

1. angunan yang mengadopsi bentuk dan material kebudayaan lokal Bali sebagai

inspirasi desain arsitekturalnya.

2. Bambu dapat di olah dengan beragam bentuk yang fleksibel. Bentuk-bentukan

lengkung dengan bentang lebar.

3. Material alami optimal

4. memaksimalkna potensi lahan dan lingkungan sekitar. Green school juga

berusaha menyuplai sendiri kebutuhan energi bangunannya.

Page 12: Optimalisasi Material Alami pada PErancangan Wonorejo

KESIMPULAN

Dari beberapa teori arsitektur ekologi yang ada, penulis mengambil teori yang dijabarkan oleh Ken Yang, Heinz Frick serta Georg

Lippsmeier dalam upaya pengoptimalan fungsi arsitektur dalam peran sertanya pada ekologi lingkungan.

Ekosistem mangrove dengan kondisi yang khas membutuhkan sebuah penanganan khusu dalam proses penolahan area tersebut,

ttentunya jika merupakan area konservasi sebisa mungkin mengurangi dampak lingkungan akibat proses pembangaunannya.

Arsitektur Ekologi bukan semata diterapkan pada sistem baangunan dan lingkungannya tetapi juga perlu memperhatikan dampak dari

pembangunan fungsi arsitektur serta keberlangsungan dengan lingkungan sekitarnya.

Perlu adanya peran dari semua pihak untuk melakukan semangat pelestarian lingkungan, tidak hanya itu berbagai elemen perlu

diberdayakan baik sektor penggerak yaitu pendududk dan pemerintah dan objek berupa kawasan alam Wonorejo.