Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

36
1 LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI 2 ND GROUP BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di satu sisi masih terdapat kesenjangan antara dunia pendidikan, khususnya dari kalangan Perguruan Tinggi dengan dunia kerja yang sebenarnya. Kenyataan yang kita temui saat ini adalah para sarjana lulusan Perguruan Tinggi hanya sebagai sumber daya yang siap latih, bukan siap pakai. Penyebab utamanya adalah ketertinggalan Perguruan Tinggi terhadap perkembangan teknologi dan informasi yang ada di dunia luar. Oleh karena itu perlu diadakan kuliah lapangan yang dapat menjadi sarana bagi mahasiswa untuk terjun langsung ke dunia kerja khususnya dalam bidang Hidrologi. Kuliah lapangan ini dapat memudahkan mahasiswa untuk mengetahui implementasi dari teori dan konsep yang telah diajarkan selama ini di perkuliahan. Hal ini merupakan salah satu faktor penting dalam pekerjaan teknik sipil di lapangan. Dengan kuliah lapangan diharapkan mahasiswa dapat menambah pengalaman serta membuka cakrawala pandang yang lebih luas yang tidak didapatkan di bangku kuliah. I.2 Dasar Pemikiran Dasar pemikiran dari pelaksanaan kuliah lapangan ini antara lain adalah sebagai berikut : 08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA 08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

description

Laporan Kuliah Lapangan Hidrologi - DAM Lengkong Baru Mojokerto & Waduk Wonorejo Tulungagung

Transcript of Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

Page 1: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

1LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Di satu sisi masih terdapat kesenjangan antara dunia pendidikan,

khususnya dari kalangan Perguruan Tinggi dengan dunia kerja yang sebenarnya.

Kenyataan yang kita temui saat ini adalah para sarjana lulusan Perguruan Tinggi

hanya sebagai sumber daya yang siap latih, bukan siap pakai. Penyebab utamanya

adalah ketertinggalan Perguruan Tinggi terhadap perkembangan teknologi dan

informasi yang ada di dunia luar.

Oleh karena itu perlu diadakan kuliah lapangan yang dapat menjadi sarana

bagi mahasiswa untuk terjun langsung ke dunia kerja khususnya dalam bidang

Hidrologi. Kuliah lapangan ini dapat memudahkan mahasiswa untuk mengetahui

implementasi dari teori dan konsep yang telah diajarkan selama ini di perkuliahan.

Hal ini merupakan salah satu faktor penting dalam pekerjaan teknik sipil di

lapangan. Dengan kuliah lapangan diharapkan mahasiswa dapat menambah

pengalaman serta membuka cakrawala pandang yang lebih luas yang tidak

didapatkan di bangku kuliah.

I.2 Dasar Pemikiran

Dasar pemikiran dari pelaksanaan kuliah lapangan ini antara lain adalah

sebagai berikut :

Pentingnya pemahaman dan pengalaman dalam dunia nyata tentang penerapan

disiplin ilmu Hidrologi yang telah dipelajari di bangku kuliah.

Pentingnya bersosialisasi dalam kehidupan masyarakat, karena kuliah

lapangan merupakan salah satu cara bersosialisasi dalam lingkungan yang

lebih heterogen.

Pelaksanaan kuliah lapangan merupakan persyaratan kelulusan mahasiswa

dalam mata kuliah Hidrologi.

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 2: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

2LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

I.3 Tujuan Kuliah Lapangan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kuliah lapangan ini

adalah sebagai berikut :

Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penerapan atau implementasi

dari ilmu atau teori yang selama ini diperoleh dalam mata kuliah Hidrologi

khususunya mengenai Waduk dan Dam.

Untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman yang akan

membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu

Hidrologi yang ditekuni selama ini.

I.4 Rumusan Masalah

Dalam Kuliah Lapangan ini, kelompok kami mendapatkan beberapa tugas

yang menjadi rumusan masalah dari Laporan ini mengenai Dam Lengkong dan

Waduk Wonorejo, antara lain:

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 3: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

3LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Perum Jasa Tirta I (www.jasatirta1.co.id)

Perusahaan melaksanakan kegiatan-kegiatan usaha di sungai Kali Brantas

beserta 40 anak-anak sungainya, serta di wilayah sungai Bengawan Solo yang

merupakan penambahan Wilayah Kerja sesuai dengan KEPPRES No. 129 tahun

2000 tanggal 14 September 2000.

Daerah pengaliran yang masuk wilayah kerja pada wilayah sungai Brantas

meliputi :

N

oNama Sungai

Panjan

g

Sungai

(km)

N

oNama Sungai

Panjan

g

Sungai

(km)

1 K. Brantas 320.00 21 K. Badak 20.00

2 K. Amprong 31.70 22 K. Serinjing 35.50

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 4: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

4LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

3 K. Lesti 69.50 23 K. Konto 86.20

4 K. Metro 39.20 24 K. Kedak 14.10

5 K. Lahor 27.40 25 K. Widas 129.00

6 K. Bambang 20.60 26 K. Kedungsuko 23.80

7 K. Lekso 18.80 27 K. Ulo 12.60

8 K. Semut 21.40 28 K. Kuncir 52.70

9 K. Jari 12.50 29 K. Bening 9.00

10 K. Putih 19.20 30 K. Beng 20.00

11 K. Ewuh 18.90 31 K. Watudakon 24.10

12 K. Dawir 47.40 32 K. Brankal 53.50

13 K. Parit Agung 54.80 33 K. Sadar 26.20

14 K. Parit Raya 15.60 34 K. Kambing 13.00

15 K. Ngrowo 10.80 35 K. Porong 62.50

16 K. Ngasinan 32.10 36 K. Marmoyo 43.50

17 K. Tawing 15.00 37 K. Surabaya 39.70

18 K. Tugu 18.00 38 K. Kedurus 13.20

19 K. Bodeng 20.00 39 K. Wonokromo 12.30

20 K. Song 21.50 40 K. Mas 13.20

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 5: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

5LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

Daerah pengaliran yang masuk wilayah kerja pada wilayah sungai

Bengawan Solo meliputi :

No Nama Sungai

Panjang

Sungai

(km)

No Nama Sungai

Panjang

Sungai

(km)

1. Bengawan Solo 300,00 13. Gambiran 10,00

2. Tirtomoyo 55,00 14. Madiun 300,00

3. Keduwang 45,50 15. Ketegan 14,00

4. Walikan 43,00 16. Cemer 6,00

5. Dengkeng 67,00 17. Catur 16,40

6. Blora 5,50 18. Brangkal 15,60

7. Ceper 7,00 19. Gandong 23,00

8. Ujung 13,00 20. Kukur 6,00

9. Lohgede 2,00 21. Jungke 12,00

10. Siwaluh 10,50 22. Ketonggo 5,00

11. Grompol 7,00 23. Tinil 6,00

12. Tempuran 4,00 24. Floodway Plangwot 12,50

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 6: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

6LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

II.2 Pengembangan Daerah Kali Brantas

Kali Brantas mempunyai Daerah Pengaliran Sungai ( DPS ) seluas 12.000

km2 atau 25% dari luas Jawa Timur. Total panjang sungai 320 km, mengalir

melingkari sebuah gunung berapi yang masih aktif yaitu Gunung Kelud. Jumlah

curah hujan rata-rata mencapai 2000 mm/tahun dan dari jumlah tersebut sekitar

85% jatuh pada musim hujan. Potensi air permukaan pertahun rata-rata 12 milyar

m3. Kapasitas waduk yang ada hanya dapat memanfaatkan potensi tersebut sekitar

2,6 - 3,0 milyar m3/tahun.

Penduduk yang tinggal di Wilayah Kali Brantas mencapai 13,70 juta orang

(1994) atau 43,2 % dari penduduk Jawa Timur dan mempunyai kepadatan rata-

rata 989 orang/km2 atau 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata Jawa Timur.

Kali Brantas mempunyai peran yang cukup besar dalam menunjang Jawa

Timur sebagai lumbung pangan nasional yang memberi kontribusi lebih besar 30

% dari stok pangan Nasional. Pengembangan Wilayah Sungai Kali Brantas

dilakukan dengan pendekatan yang terencana, terpadu, menyeluruh,

berkesinambungan dan berwawasan lingkungan serta dengan sistem pengelolaan

yang terpadu dengan berlandaskan pengertian bahwa basin itu merupakan satu

kesatuan wilayah (One River, One Plan, One Integrated Management).

Pelaksanaan pengembangan ini berdasar kepada suatu Rencana Induk

(Master Plan) Pengembangan Wilayah Sungai Kali Brantas yang ditinjau kembali

pada setiap jangka waktu kurang lebih 10 tahun sekali, yakni :

1. Rencana Induk I (tahun 1961), yang dititikberatkan kepada

pengendalian banjir dengan membuat waduk-waduk besar sebagai

penampung hujan di daerah hulu dan memperbaiki kapasitas

pengaliran sungai di hilir. Disamping itu, waduk-waduk yang dibangun

dapat dimanfaatkan pula untuk suplai air irigasi dan pembangkit

tenaga listrik.

2. Rencana Induk II (tahun 1973), yang dititikberatkan kepada

penyediaan air irigasi guna menunjang swasembada pangan disamping

juga untuk pengendalian banjir maupun pemanfaatan potensi air untuk

tenaga listrik dan pariwisata.

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 7: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

7LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

3. Rencana Induk III (tahun 1985), yang dititikberatkan kepada

pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum dan industri ,

terutama untuk kota Surabaya dan sekitarnya sampai tahun 2000.

4. Rencana Induk III (tahun 1985), yang dititikberatkan kepada

pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum dan industri ,

terutama untuk kota Surabaya dan sekitarnya sampai tahun 2000.

5. Rencana Induk IV (tahun 1997; dalam pelaksanaan), yang

dititikberatkan pada konservasi dan pengelolaan terpadu sumber daya

air guna meningkatkan kelestariannya dan mengoptimumkan

penggunaannya.

No Nama No Nama

1 Bendung Gunungsari Batu 8 Bendungan Lahor

2 Bendung Gerak Jatimlerek 9 Bendungan Selorejo

3 Bendung Gerak Mrican 10 Bendungan Sengguruh

4 Bendung Karet Menturus 11 Bendungan Sutami

5 Bendung Lengkong Baru 12 Bendungan Wlingi

6 Bendung Lodoyo 13 Bendungan Wonorejo

7 Bendung Bening

II.3 Pengelolaan Daerah Sungai Bengawan Solo

WS Bengawan Solo terbentang dari arah barat daya di pantai selatan

Propinsi Jawa Tengah ke arah timur laut di pantai utara Jawa Timur, dan

berbatasan dengan WS Progo-Opak-Oyo di sebelah barat, WS Jratunseluna di

sebelah barat laut, Laut Jawa di sebelah utara, WS Brantas di sebelah timur dan

Lautan Indonesia di sebelah selatan serta melewati 9 Kabupaten/Kotamadya di

Jawa Tengah dan 11 Kabupaten/Kotamadya di Jawa Timur, dengan jumlah

penduduk diperkirakan telah mencapai 15 juta jiwa (1995). Sungai terbesar dalam

WS Bengawan Solo adalah Sungai Bengawan Solo dengan panjang sungai sekitar

600 km mengalir di dua propinsi yaitu Propinsi Jawa Tengah dan Propinsi Jawa

Timur dengan luas daerah pengaliran sebesar 16.000 km2, yang merupakan DPS

terbesar dan utama. Dalam kurun waktu 30 tahun, pembangunan prasarana

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 8: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

8LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

pengairan di wilayah sungai Bengawan Solo telah mencapai tingkat

pengembangan yang cukup jauh. Hal ini ditandai antara lain telah selesainya

bangunan-bangunan pengairan yang sudah dan sedang dibangun berupa

bendungan, bendung, tanggul, jaringan irigasi dan lain sebagainya. Investasi

untuk mencapai tingkat pengembangan ini telah menelan biaya yang cukup besar.

Bangunan-bangunan tersebut berfungsi sebagai pengendali banjir, Pembangkit

Listrik Tenaga Air, penyediaan air untuk pertanian, industri, air minum, perikanan

dan lain-lain.

Prasarana Pengairan yang selesai dan dalam pembangunan, antara lain :

a. Bendungan Serbagunan Wonogiri (selesai 1981) dengan tampungan sebesar

735 juta m3, berfungsi sebagai penyimpan air untuk keperluan irigasi,

pertanian, pembangkitan tenaga listrik dan sekaligus pengendali banjir.

b. Bendungan-bendungan pemasok air irigasi yaitu Nawangan, Parang joho,

Songputri, Nekuk, Gondang dan Pondok.

c. Dam penahan sedimen dan groundsill di DPS Bengawan Solo bagian Hulu 27

unit, di sub DPS Kali Madiun dan DPS Pacitan (Kali Grindulu) 37 unit.

d. Pembangunan jaringan irigasi Daerah Irigasi Wonogiri, Nawangan, Parangjoho,

Songputri, Nekuk, Gondang, Hulu Saluran Induk Colo Timur, Pompa di

Bengawan Solo Hilir.

e. Perbaikan sungai Bengawan Solo Hulu dan anak-anak sungainya dan Kali

Madiun untuk mengendalikan banjir rencana masing-masing 10 tahunan dan 5

tahunan.

f. Pembangunan bendung karet Tirtonadi di Surakarta, Bendung Karet Jati, Kori,

Gombal, Celeng, Sungkur, Bringin, Pulo dan Jejeruk di daerah Madiun serta

Bendung Karet Kali Lamong.

g. Perbaikan sungai Bengawan Solo Hilir yaitu perbaikan sungai Bengawan Solo

dari Babat sampai Kali Mireng untuk melindungi daerah produksi pangan di

Bengawan Jero seluas + 40 ha., saluran pengelak banjir (flood way) Plangwot

Sedayu lawas dengan kapasitas 600 m3/detik.

Total dana yang diinvestasikan oleh Pemerintah dalam Pengembangan WS

Bengawan Solo sampai dengan tahun 1999 adalah sebesar ± Rp 1 triliun (APBN +

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 9: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

9LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

BLN). Manfaat yang diperoleh Dengan selesainya pembangunan prasarana

pengairan di WS Bengawan Solo, telah memberikan manfaat sebagai berikut :

a.Pengendalian banjir untuk periode ulang 10 tahunan dan 5 tahunan.

b.Penyediaan air irigasi untuk Daerah Irigasi seluas 43.174 Ha.

c.Pembangkit enersi listrik sebesar 57,365 juta KWh/th.

d.Penyediaan air baku air minum sebesar ± 4,2 juta m3/tahun

e.Penyediaan air baku untuk industri sebesar ± 54,3 juta m3/tahun.

f.Perikanan waduk dengan sistem tebar bebas.

g.Potensi Pariwisata dan Olah Raga air (Waduk Wonogiri).

Bangunan prasarana pengairan di WS Bengawan Solo, antara lain :

No

.Nama Bangunan Nama Sungai

1. Bendungan Wonogiri Bengawan Solo

2. Bendung Colo Bengawan Solo

3. Bendung Karet Jati Madiun

4. Bendung Karet Sedayu Lawas Floodway Plangwot Sedayulawas

5. Bendung Delimas Ceper

6. Bendung Juranggantung Lohgede

7. Bendung Kalongan Siwaluh

8. Bendung Delingan Tempuran

9. Bendung Dilem Cemer

10. Bendung Catur Catur

11. Bendung Brangkal Brangkal

12. Bendung Junke Junke

13. Bendung Karet Jejeruk Gandong

14. Bendung Gayung Tinil

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 10: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

10LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

BAB III

METODE SURVEY

III.1 Data yang Diperlukan

a. Dimensi dan jumlah pintu gerak DAM Lengkong Baru, Mojokerto serta

debit yang dikeluarkan.

b. Info tentang alat ukur kecepatan angin (tipe alat, data yang dihasilkan,

fungsi dan perumusan alat) pada Bendungan Wonorejo, Tulungagung.

III.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuliah lapangan atau

tinjauan langsung ke lapangan. Dimensi, jumlah pintu gerak DAM Lengkong

Baru, Mojokerto dan debit yang dikeluarkan, serta info tentang alat ukur

kecepatan angin (tipe alat, data yang dihasilkan, fungsi dan perumusan alat) pada

Bendungan Wonorejo, Tulungagung didapatkan dengan cara bertanya secara

langsung kepada pengurus Perum Jasa Tirta I dan studi pustaka (internet, dsb)

Adapun pembagian data tersebut menurut sifatnya adalah sebagai berikut :

a. Data Kualitatif

Data-data yang tidak berupa angka. Misalnya, dokumentasi kuliah

lapangan, slide power point dan brosur dari Perum Jasa Tirta I.

b. Data Kuantitatif

Data-data yang berupa angka. Semua data yang diperlukan dalam

penyusunan laporan seperti dimensi, jumlah pintu dan debit yang

dikeluarkan pada DAM Lengkong Baru, Mojokerto merupakan data

kuantitatif.

III.3 Waktu dan Pelaksanaan Kuliah Lapangan

Kuliah Lapangan dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2010. Pertama,

mengunjungi DAM Lengkong Baru, Mojokerto. Berikutnya mengunjungi

Bendungan Wonorejo, Tulungagung. Kuliah Lapangan ini diikuti oleh semua

kelas Hidrologi, Jurusan Teknik Sipil, FTSP-ITS.

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 11: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

11LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

BAB IV

DAM LENGKONG BARU

IV.1 Dam Lengkong Baru (Mojokerto)

Bendung Lengkong Baru terletak di akhir kali Brantas sebelum masuk ke

kali Porong di desa Lengkong (±5 km di sebelah timur kota Mojokerto)

kecamatan Magersari, kota Mojokerto. Bendung ini merupakan bendung gerak

yang dibangun untuk menggantikan bendung Lengkong Lama yang sudah ada

sejak tahun 1857 yang kondisi pintu-pintunya sudah tidak berfungsi lagi. Bendung

Lengkong Lama ini sudah dibongkar.

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 12: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

12LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

Di sisi kiri sungai Brantas, di hulu bendung Lengkong Baru terdapat 2

buah saluran, yaitu Voor Kanaal I dan Voor Kanaal II yang memasok air DAM

Kepajaran untuk selanjutnya dibagikan ke Porong Kanaal dan Mangetan Kanaal

(ke irigasi Delta Brantas) dank e saluran irigasi Kemlaten). Di sisi kanan sungai

K. Brantas di hulu bendung Lengkong Baru juga terdapat sebuah pintu air yang

memasok air ke saluran irigasi Jatikulon. Semua bangunan tersebut

pengoperasiannya saling terkait untuk dapat mengendalikan, mengatur dan

memasok air kali Brantas ke bagian hilir, daerah irigasi delta Brantas ini terkenal

kesuburannya.

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 13: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

13LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

Bendung Lengkong Baru sudah dicanangkan sejak 1961, yaitu pada

rencana Induk Pengembangan Wilayah Sungai Kali Brantas yang pertama.

Pelaksanaan pengembangan Bendung Lengkong Baru dimulai pada bulan Juli

1970 dan diselesaikan pada bulan Nopember 1974. Pekerjaan sipil dilaksanakan

secara swakelola oleh proyek Brantas, sedangkan pekerjaan hidromekanis (metal

works) diborongkan kepada kontraktor Jepang (Toyo Menka – Takada Kiko

J.V.A) mulai dari perencanaan sampai terpasang dengan baik. Bertindak sebagai

supervise di lapangan adalah Nippon Koei Co.Ltd.

IV.2 Data-Data Mengenai DAM Lengkong Baru

DAM Lengkong Baru memiliki beberapa manfaat, antara lain :

1. Menyediakan air irigasi untuk daerah irigasi Delta Brantas seluas 22.947

ha (th. 2010) melalui dua saluran utama yaitu : Saluran Porong dan

Saluran Mangetan

2. Sebagai pintu pembagi air atau pengatur pemberian air ke kali Surabaya,

kali Porong dan saluran-saluran irigasi Jatikulon, Kemlaten, Porong

Kanaal, Mangetan Kanaal untuk air baku, air minum, air industri, air

irigasi dan air penggelontor sungai (maintenance flow)

3. Pengendalian banjir di Delta Brantas dan membebaskan genangan daerah

pertanian seluas 7000 ha

4. Pariwisata dan perikanan darat

Bendung Utama

1. Tipe pelimpah berpintu (gated weir)

2. Panjang bendung (termasuk beton blok) : 151.00 m

3. Lebar (termasuk apron) : 30.5 m

4. Tinggi mercu ambang : 13.00 m

5. Tinggi puncak pilar : 20.00 m

6. Elevasi puncak menara pintu air : El. 25.95 m

7. Elevasi mercu weir : El. 13.00 m

8. Muka Air Rendah : El. 17.80 m

9. Muka Air Tinggi : El. 17.90 m

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 14: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

14LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

10. Muka Air Banjir di hulu : El. 19.20 m

11. Muka Air Banjir di hilir : El. 19.00 m

12. Debit banjir rencana : 1450 m3/det

Pintu Air

1. Tipe : Pintu roda tetap / fixed wheel gate

2. Jumlah pintu : 8 buah ( 1 dengan flap gate / pintu pelimpah)

3. Ukuran tinggi : 5.00 m

4. Ukuran lebar : 11.1 m

5. Berat pintu : 20 ton

6. Tinggi angkat : 7.30 m

7. Flap Gate berdimensi : tinggi 1 m dan lebar 8 m

DAM Lengkong Baru memiliki 7 buah fixed wheel gate (pintu roda tetap) dan

1 buah flap gate (pintu pelimpah). Pintu pelimpah merupakan pintu dengan sistem

klep dimana daun pintu bersifat fleksible. Pada saat muka air di hulu (upstream)

lebih tinggi daripada muka air di hilir (downstream) maka secara otomatis pintu

membuka. Pintu ini baik untuk digunakan daerah pasang surut cukup besar yang

berpotensi mengganggu pencucian air masam pada musim hujan.

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Pintu (gate)

Page 15: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

15LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

Stop Log

1. Tipe Stop Log baja

2. Jumlah : 1 set (5 balok)

3. Lebar x Tinggi : 11.10 m x 5.00 m

4. Tinggi tekanan air : depan 4.90 m dan belakang 0.00 m

5. Tinggi operasi : sistem beban air seimbang depan belakang

6. Sistem kedap air : kedap air 3 sisi karet di belakang

7. Sistem operasi : gerakan naik turun dengan listrik dikendalikan

lokal dan gerakan horizontal dioperasikan manual

8. Tipe hoist : digerakkan secara elektrik

9. Kecepatan hoist : 0.6 m/menit

10. Tinggi angkat : maks. 12 m

11. Korosi yang diizinkan : 1 mm untuk bagian yang terkena air

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Stop Log

Page 16: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

16LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

BAB V

BENDUNGAN WONOREJO

V. 1 Bendungan Wonorejo (Tulungagung)

Bendungan Wonorejo terletak di Desa Wonorejo Kecamatan Pagerwojo

Kabupaten Tulungagung. Lokasi bendungan berada pada Kali Gondang. ± 400 m

di hilir pertemuan antara Kali Bodeng dengan Kali Wangi. Hulu Kali Gondang

berada di selatan Gunung Wilis.

Pembangunan bendungan Wonorejo dilaksanakan dari tahun 1994 sampai

tahun 2000. Pelaksana pembangunan adalah KPPT JO. (Kajima Coorporation,

Pembangunan Perumahan, Teguh Raksa Jaya Joint Operation) untuk bangunan

sipil dan CV. Bintang Kadiri untuk jaringan listrik. Pekerjaan konstruksi baja oleh

Amarta Sakai – JO. Pengawasan dilakukan oleh Nippon Koei Co.Ltd, PT.Indra

Karya, PT. Yodya Karya, PT. Bhakti Wredhatama dan PT. Wiratman and

Associates (NIWY) serta proyek Brantas. Bendungan ini diresmikan pada tanggal

21 Juni 2001 oleh Wakil Presiden RI saat itu, Ibu Megawati Soekarnoputri.

Jumlah dana/biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan proyek ini meliputi

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 17: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

17LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

dana APBN sebesar Rp 77,000 M dan dana dari BLN (OECF) ¥ 18,465 M dari

APBN.

V.2 Data-Data Mengenai Bendungan Wonorejo

Bendungan wonorejo memiliki beberapa manfaat, antara lain :

1. Penyediaan air baku untuk industri dan rumah tangga bagi Kota Surabaya dan

sekitarnya sebesar 8,02 M3/detik

2. Mengendalikan banjir Kali Gondang di hilir bendungan Wonorejo

3. Tambahan tenaga listrik 6,020 MW

4. Perikanan darat, dan pariwisata

5. Sambil memanfaatkan air yang keluar lewat Hollow Jet Valve dipasang juga

PLTA Mini Hidro sebesar 2 x 118 kW yang bisa dikonsumsi untuk keperluan

di dalam lokasi bendungan Wonorejo sendiri

Waduk

1. Daerah Aliran : 126.3 km2 termasuk kali Song

2. Debit rata-rata tahunan : 8.1 m3/det atau 225,000,000 m3/tahun

3. Luas waduk : 3.85 km2 pada MAT

4. Muka air tinggi (MAT) : El. 183 m

5. Muka air rendah (MAR) : El. 141 m

6. Muka air rata-rata untuk pembangkit listrik : El. 173 m

7. Operasi muka air minimum untuk pembangkit listrik : El. 153 m

8. Banjir rencana 1000 tahun : 820 m3/det

9. Muka air banjir : El. 185 m

10. Kapasitas waduk kotor : 122,000,000 m3

11. Kapasitas waduk efektif : 106,000,000 m3

12. Beban melayang : 1 mm/tahun

Bendungan Utama

1. Tipe : Timbunan batu dengan inti kedap air

2. Vol. Timbunan : 6.15 juta m3

3. Tinggi : 100 m (elevasi puncak 188 m)

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 18: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

18LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

4. Panjang : 545 m

5. Luas Genangan : 3.85 km2

6. Daya Tampung : 122 juta m3

Bendungan Pelimpah

1. Tipe pelimpah bebas tak berpintu, saluran terbuka dengan stilling basin

horizontal.

2. Panjang Saluran : 456.56 m

3. Lebar : 8 – 16 m

Alat Pengukur Cuaca (khususnya kecepatan angin)

Wind velocity adalah suatu besaran vektor tiga dimensi dengan fluktuasi

acak dalam skala kecil di atmosfer dan dalam waktu yang bersamaan mengikuti

pergerakan udara dalam skala yang lebih besar. Pengamatan angin permukaan

umumnya dijabarkan dalam vektor dua dimensi melalui dua parameter, yaitu; arah

dan kecepatan (mazzarella, 1972, wmo no.8).

Umumnya pengamatan angin permukaan (e.g. Horizontal wind speed)

adalah rata-rata pengamatan selama periode 10 s/d 60 menit, sesuai dengan

kebutuhan forecast. Climatological statistics biasanya memerlukan data rata-rata

pengamatan untuk setiap jam, rata-rata periode siang hari dan periode malam hari.

Untuk laporan synoptic, pengamatan dilakukan dalam rata-rata 10 menit.

Kebutuhan penerbangan (aeronautical applications) justru membutuhkan

rata-rata pengamatan yang lebih singkat, yaitu rata-rata setiap 1 menit, untuk

mengetahui fluktuasi angin turbulensi dan gusty.

Pengamatan wind speed dilaporkan dalam 0.5 m/s atau dalam satuan lain

seperti: knots, km/jam, mil/jam atau satuan kecepatan lainnya yang relevan.

Beberapa macam alat ukur angin :

1. Cup counter dan wind vane anemometer

2. Ultrasonic anemometer

3. Pressure tube anemometer

4. Hot wire anemometer

5. Karman vortex devices

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 19: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

19LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

6. Lidar (light detection and ranging)

7. Sodar (sonic detection and ranging)

8. Radar (radio detection and ranging)

Cup Counter Dan Wind Vane Anemometer

(Alat Pengukur Arah Dan Kecepatan Angin)

Sistem Optocoupler

Diameter =10cm  →  1m =10 putaran.

1 putaran=10 hole → 1m =100 hole.

1 hole = 1 pulse maka,

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 20: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

20LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

1m = 100 pulse

1m/s = 100 pulse/s

Wind Vane Anemometer

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 21: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

21LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

Instalasi Anemometer

1. Letaknya harus bebas hambatan, idealnya berjarak 10x dari tinggi hambatan.

2. Ketinggian Anemometer = 10 meter

3. Tiang harus kuat dan diberi pijakan untuk dinaiki.

4. Penahan tiang diberi pondasi dan labrang àsalah satu labrang menghadap utara

dari tiang anemometer dan antar labrang membentuk sudut 1200.

5. Bila sensor WS dan WD terpisah, maka kedudukannya menghadap Utara-

selatan.

6. Bila menggunakan Solar Cell, dipasang menghadap selatan dengan sudut 10-

300

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 22: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

22LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

7. Untuk proteksi dipasang Lighting Protector, sourge protektor dan line protector.

8. Bila dipasang tersendiri maka harus diberi pagar

Ultrasonic Anemometer

Anemometer ini menggunakan gelombang ultrasonic untuk mendeteksi

pergerakan partikel di udara (diasumsikan sebagai angin). Alat ini dapat

mengukur pergerakan udara vertikal (3 dimensi), namun bila terjadi hujan lebat

maka partikel yang dideteksi akan tercampur dengan kecepatan jatuh air

hujan/presipitasi. Alat ini menggunakan dua/tiga pasang tranduser piezoelektrik

yang bekerja pada frekuensi Resonansi 40 atau 250 kHz (frek. Ultrasonic). Asas

pengukuran alat pengukur parameter angin ini didasarkan pada perbedaan waktu

transit (ITTD- inverse transit time difference).

Pressure Tube Anemometer

Anemometer ini menggunakan prinsip tekanan udara dalam tabung yang

besarnya dipengaruhi oleh hembusan angin.Wind vane digunakan untuk

mengarahkan tabung agar selalu menghadap kearah datangnya angin sehingga

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA

Page 23: Field Trip Report (Hydrology) - DAM Lengkong Baru & Waduk Wonorejo

23LAPORAN KULIAH LAPANGAN HIDROLOGI

2ND GROUP

udara dapat masuk dan merubah tekanan didalam tabung.Perubahan tekanan

dalam tabung kemudian dihubungkan dengan alat indikator atau pena recorder.

Hot Wire Anemometer

Anemometer ini menggunakan prinsip flow meter dengan kawat platinum

tipis. Pemanas listrik digunakan untuk menciptakan temperatur konstan pada

kawat platinum yang diletakan dalam tabung. Jika udara melewati tabung maka

kawat akan mengalami pendinginan, sehingga memerlukan ekstra energi agar

membuatnya tetap pada temperatur konstan. Besarnya energi ekstra kemudian

dihitung dan dikonversi menjadi kecepatan angin. Kelemahan alat ini adalah

mudah rusak dan sangat sensitif terhadap komposisi dan temperatur udara,

sehingga harus ditangani dengan sangat hati-hati.

08-005 WINDA , 08-006 FAYUMI , 08-017 FIFIN , 08-025 HELDA , 08-065 FRIDA08-072 SANDI , 08-093 FARAY , 08-095 NATRYA , 08-120 RIZQY , 08-137 REZA