Optalmic
-
Upload
riza-frisilia -
Category
Documents
-
view
133 -
download
5
description
Transcript of Optalmic
TUGAS
BIOFARMASI
“ DRUG DELIVERY OPTALMIK “
Di Susun Oleh:
Riza FrisiliaFera Kurniawati
JURUSAN FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONALJAKARTA
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME kerena hanya dengan rahmat dan
karunia- Nya kami dapat menyelesaikan paper Drug Delivery System Ophthalmic.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Teti, selaku dosen yang telah banyak
memberikan bimbingannya dan kami juga mengharapkan tugas ini dapat memberikan
manfaat bagi kami selaku penyusun.
Dalam kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesailah paper ini.
Penulis menyadari dalam paper ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan paper ini.
Akhir kata penulis berharap semoga paper ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan semoga Tuhan YME melimpahkan rahmat dan hikmat-Nya kepada kita semua.
Amin.
Jakarta, Desember 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
1. KATA PENGANTAR...........................................................................1
2. DAFTAR ISI.......................................................................................... 2
3. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................3
B. Tujuan..............................................................................................3
C. Manfaat............................................................................................4
D. Permasalahan...................................................................................4
4. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A...Mengenal Organ Mata................................................................. 5
B...Penyebab Refraksi........................................................................ 5
C...Macam Kelainan Refraksi............................................................ 6
D...Katarak......................................................................................... 7
E.. .Sistem Perjalanan Obat Pada Mata.............................................. 9
5. BAB III PEMBAHASAN
6. BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................20
B. Saran. ....20
7. DAFTAR PUSTAKA............................................................................21
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mata adalah lokasi dengan mudah dapat diakses untuk pemberian utama
suatu pengobatan. Obat biasanya diberlakukan bagi mata untuk suatu tindakan
dilokalisir pada permukaan atau di dalam bagian dalam mata.
Suatu masalah utama dalam pengobatan penglihatan adalah tindakan
pencapaian konsentrasi obat secara optimal. Bioavailabilas obat yang lemah dari
format dosis berkenaan dengan penglihatan sebagian besar dalam kaitan dengan
precorneal yang faktor rugi meliputi dinamika air mata, penyerapan tidak produktif,
waktu tempat kediaman temporer dan sifat tak tembus yang relatif corneal epithelial
selaput. Dalam kaitan dengan batasan anatomis dan fisiologis ini hanya suatu
pecahan yang kecil obat, yang secara efektif 1% atau bahkan lebih sedikit dosis
yang ditanamkan/disuling secara berkenaan dengan penglihatan diserap. Dosis
pengobatan yang efektif mengatur ophthalmically mungkin diubah dengan
bermacam-macam kekuatan, volume, atau frekwensi administrasi pengobatan atau
waktu ingatan pengobatan dalam hubungan dengan permukaan mata. Tinjauan ulang
ini adalah suatu usaha untuk memusatkan pada penemuan yang terbaru,
pengembangan didalam sistem penyerahan obat yang berkenaan dengan
penglihatan. Berbagai pendekatan digunakan untuk meningkatkan corneal penetrasi
suatu molekul obat dan menunda penghapusan nya dari mata dibahas secara lebih
terperinci didalam tinjauan ulang saat ini.
B. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan paper ini adalah untuk dapat memahami dan
mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana proses Drug Delivery System
Opthalmic.
C. Manfaat
Pembuatan paper ini bermanfaat dalam memberikan pengetahuan atau
informasi pada penyusun ataupun pembaca untuk memahami tentang
berbagai konsep biofarmasi tentang Drug Delivery System Opthalmic.
D. Permasalahan
1. Bagaimana proses Drug Delivery System Opthalmic?
2. Bagaimana cara pengobatan secara Opthalmic?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mengenal Organ Mata
Organ mata bisa diibaratkan kamera. Bola mata yang terdiri atas kornea mata
dan lensa mata merupakan bagian sistem optik yang cara kerjanya sama dengan
sistem optik dikamera. Sementara retina yang berfungsi sebagai sensor pada mata
bisa dianalogikan sebagai film yang dipasang dalam kamera. Imej semua benda
yang dilihat mata, akan difokuskan diretina. Bila konstruksi bola matanya
mengalami ketidaksempurnaan, seperti lensanya tidak sempurna atau tidak sesuai
dengan keseluruhan konstruksi bola mata maka fokus bisa jatuh di depan retina atau
di belakang retina. Akibatnya mata anak tidak bisa memfokuskan gambar benda-
benda yang dilihatnya atau disebut refraksi. Kelainan refraksi tak memandang usia,
bisa terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa.
Deteksi kelainan refraksi pada anak-anak biasanya berlangsung dengan
melihat perilakunya pada saat menyaksikan televisi yang terlalu dekat. Sedangkan
pada anak usia sekolah, gejala kelainan refraksi dapat terlihat dari seringnya anak
berjalan mendekati papan tulis atau sering kedapatan salah menyalin. Untuk
mengatasinya anak harus mengenakan lensa buatan berupa kacamata. Dengan alat
bantu ini barulah matanya bisa melihat dengan tajam dan bersih.
B. Penyebab Refraksi
Kuat-lemahnya sistem optik pada mata terjadi dengan sendirinya.
Penyebabnya antara lain, faktor genetik. Banyak pasangan atau salah satu orang tua
yang berkacamata memiliki anak yang juga berkacamata. Memang fakta tersebut
belum didukung kuat dengan suatu data penelitian, tetapi gen pembawa bakat
kelainan refraksi ini bisa dikatakan kuat.
Namun, tentunya kita tidak dapat menghilangkan fakta, orang tua yang tak
berkacamata bisa saja memiliki anak berkacamata. Apa pemicunya jika bukan
karena faktor keturunan, hingga kini belum diketahui. Apakah frekuensi nonton TV
atau duduk di depan komputer yang terlalu sering, pernyataan tersebut belum
dibuktikan secara empiris. Lagi pula tidak semua orang yang banyak nonton teve
akan mengenakan kacamata. Bisa jadi pemicu makin banyaknya orang berkacamata
dipengaruhi pola hidup masyarakat yang sudah berubah. Dulu anak-anak memang
sudah nonton teve tapi kalau sore masih bisa main layang-layang di luar rumah.
Namun, sekarang lingkungan di luar rumah menjadi semakin tak bersahabat
sehingga anak jadi lebih sering menghabiskan waktu di rumah, di depan monitor
teve atau komputer. Tapi sekali lagi hal ini belum pernah dikemukakan secara
ilmiah, jadi masih tidak tahu pasti.
C. Macam Kelainan Refraksi
Inilah beberapa kelainan refraksi yang kerap dijumpai:
* Miopia
Kelainan sering diistilahkan rabun jauh. Terjadi karena sistem optik yang sangat
kuat pembiasannya, sehingga fokus bayangan benda yang dilihat akan jatuh di
depan retina. Kelainan ini bisa dikoreksi dengan lensa minus. Oleh sebab itu, mata
miopia dikenal sebagai mata minus.
* Hipermetropia
Kalau yang ini dikenal dengan istilah rabun dekat. Apa yang terjadi pada rabun
dekat merupakan kebalikan dari miopia, yaitu sistem optik yang terlalu lemah
sehingga fokus dari bayangan benda yang dilihat akan jatuh di belakang retina.
Kelainan ini harus dikoreksi dengan lensa plus sehingga fokusnya maju ke posisi
normal. “Pada bangsa-bangsa di Asia Timur, mata minus atau rabun jauh lebih
dominan ketimbang rabun dekat. Namun, di kalangan bangsa Barat atau Arab
penderita hipermetropia lebih banyak dibandingkan dengan mata minus.
* Astigmatisme
Kelainan ini tidak hanya meliputi masalah bagaimana fokus bayangan dibentuk,
karena fokus benda yang dilihat terpecah menjadi dua bayangan. Biasanya
astimagtisme terjadi karena lengkung datar kornea dan lengkung tegak kornea
tidak simetris. Keadaaan ini bisa dianalogikan dengan lengkungan pada sendok.
Pada satu sisi ada yang landai sedangkan sisi lainnya terjal. Kalau sistem optik
atau suatu lensa terlalu melengkung/terjal maka cahaya yang terbias melalu retina
menjadi terlalu dekat. Sedangkan lengkung yang landai membuat fokusnya
menjadi terlalu jauh. Akhirnya, imej atau citraan yang jatuh jadi terpecah dua.
Nah, kelainan ini yang oleh orang awam disebut sebagai mata silinder. Namun,
terminologi mata silinder ternyata tak tepat karena sebenarnya bukan matanya
yang silinder tetapi lensa yang fungsinya mengoreksi keadaan astigmatisme itulah
yang bersifat silinder. Jadi, yang ada lensa silinder bukan mata silinder. Kasus
astigmatisme banyak dijumpai pada orang Asia.
* Kombinasi Kelainan
Kelainan lensa silinder bisa dibarengi dengan kelainan mata minus atau plus.
Kalau kelainan astigmatisme berbarengan dengan kelainan rabun dekat, maka
fokus benda yang terlihat terpecah menjadi dua dan jatuhnya di depan retina.
Gangguan ini bisa diatasi dengan lensa silinder yang disatukan dengan lensa
minus. Sedangkan bila dibarengi rabun jauh, fokus benda yang terpecah akan jatuh
di belakang retina. Gangguan seperti ini dapat diatasi dengan lensa silinder yang
disatukan dengan lensa plus. Intinya hampir semua kelainan refraksi dapat diatasi
dengan kacamata.
D. Katarak
Penyebab terbanyak kebutaan adalah katarak. Di samping itu, disebabkan juga
oleh glaukoma, jaringan parut kornea, gangguan retina akibat kencing manis,
degenerasi makula akibat usia, dan kelainan refraksi (kacamata). Kekeruhan pada
lensa yang disebut katarak merupakan salah satu kelainan terbanyak yang
menyebabkan kebutaan.
Kebutaan akibat katarak kinilah yang dapat disembuhkan. Kasus katarak ini
terbanyak di negara ketiga termasuk di Indonesia, angka kejadian katarak 0,78 %
dan angka pertumbuhan katarak pertahun 0,1 % dari jumlah penduduk, jumlah
penderita katarak di Indonesia bila jumlah penduduk saat ini 300 juta jiwa maka
penderita katarak 2,34 juta jiwa dan tiap tahun muncul kasus baru 300 ribu jiwa.
Untuk di Sumatera Selatan dengan jumlah penduduk kira-kira 7 juta maka penderita
katarak adalah 54.600 jiwa dan kasus baru tiap tahun 7 ribu jiwa. Dapat
dibayangkan apa yang akan terjadi bila kasus katarak ini terus bertambah. Usia
merupakan penyebab terbanyak terjadinya katarak yang disebut dengan katarak
senelis. Dengan meningkatnya derajat kesehatan hingga usia harapan hidup pun
meningkat maka katarak senelis pun meningkat. Selain itu, penyebab lain katarak
adalah trauma pada mata. Baik langsung maupun tidak langsung, radiasi, gangguan
metabolik dan peradangan. Hampir 100 % orang akan mengalami katarak terutama
sekali katarak karena usia, akan tetapi usia timbulnya katarak dan derajat
kekeruhannya setiap orang dapat berbeda-beda. Hal ini dikarenakan perbedaan
kebiasaan gaya hidup dan keadaan kesehatannya seperti pekerjaan, kebiasaan
makanan, penyakit sistemik menahun dan faktor keturunan juga dapat
mempengaruhi. Secara statistik usia timbulnya katarak mulai diatas usia 45 tahun
dan semakin banyak usia diatas 60 tahun.
Terjadinya katarak memang tidak dapat dicegah, akan tetapi dapat
diperlambat. Ada beberapa faktor yang dapat mempercepat terjadinya katarak
seperti penyakit kencing manis, penggunaan obat steroid jangka panjang, radiasi
sinar ultra violet. Pekerjaan dapat mempengaruhi timbulnya katarak. Tentu akan
berbeda seorang pekerja diluar dengan didalam gedung. Pekerja diluar gedung,
lanjutnya akan lebih banyak dan sering terpapar sinar matahari secara langsung. Ada
kebiasaan baik petani zaman dahulu, mereka biasa menggunakan topi caping untuk
mengurangi paparan sinar matahari, tetapi kebiasan ini hampir punah. Pada
penderita katarak yang berhubungan dengan usia keluhan utamanya adalah
penglihatan semakin kabur seperti ada asap atau embun. Keluhan tambahan
biasanya penderita lebih suka ditempat teduh.
E. Sistem Perjalanan Obat Pada Mata
Mata adalah organ/ bagian badan yang paling menarik dalam kaitan dengan
karakteristik disposisi obatnya. Karena penyakit mata, pemberian mengenai pokok-
pokok pada umumnya lebih disukai daripada sistem pemberian, sebelum mencapai
penghalang anatomis kornea mata, molekul obat diatur oleh rute yang berhubungan
dengan penglihatan harus melewati precorneal penghalang itu. Ini adalah
penghalang yang pertama yang memperlambat penetrasi dari suatu formula aktif ke
dalam mata dan terdiri dari film air mata dan conjunctiva. Pengobatan, ketika
pemanasan merangsang mekanisme fisiologis yang bersifat melindungi, yaitu
mencabik produksi, yang menggunakan suatu pertahanan hebat melawan
penyerahan obat mata. Serentak penghapusan utama penerapan obat dari precorneal
area adalah rongga hidung, dengan area permukaan lebih besar dan dapat
menyerap air atau gas yang lebih tinggi pada mucosal selaput dibandingkan kormea
mata. Penetes normal menggunakan dengan solusi berkenaan dengan mata
konvensional sekitar 50-75µl menetes jatuh dan bagian dari tetesan ini yang dengan
cepat mengalirkan sampai mata kembali ke volume penduduk 7µl normal. Oleh
karena kerugian obat ini di depan mata, sangat kecil obat ada tersedia untuk masuk
kormea mata dan jaringan ke bagian dalam mata. Corneal nyata dapat menyerap air
atau gas obat adalah corneal yang sungguh sangat kecil dan rendah waktunya sekitar
1-2 mins di dalam manusia untuk solusi yang ditanamkan yang biasanya lensa
dibanding 10% 1-3 Sebagai konsekwensi hanya jumlah kecil yang benar-benar
menembus kormea mata dan jangkauan intraocular. Penyerahan Obat yang
dikendalikan kepada mata terbatas dalam kaitan dengan pembatasan ini yang
dikenakan oleh mekanisme bersifat melindungi yang efisien.
Penyerahan Obat berkenaan dengan mata ideal harus mampu mendukung
pelepasan/release obat dan untuk tinggal disekitar, hampiran medan mata untuk
memperpanjang periode waktu. Yang menjadi konsekwensi adalah sangat mendesak
untuk mengoptimalkan penyerahan obat berkenaan dengan mata, salah satu dari cara
untuk melakukannya adalah oleh penambahan polymers berbagai nilai/kelas,
pengembangan tentang 'gel' agar-agar merekat, pengembangan pengasingan koloidal
atau menggunakan erodible atau bukan erodible memasukkan untuk memperpanjang
precorneal obat retention. Bioadhesive Sistem menggunakan dapat baik
microparticle suspension maupun solution polymeric. Karena yang kecil dan
medium yang ukuran peptides pembalasan utama bukanlah ukuran tetapi
menuntut/tugaskan, ditemukan bahwa penawaran kormea mata lebih pembalasan ke
campuran bermuatan negatif dibandingkan dengan compounds bermuatan positif.
Sistem Perjalanan Obat pada Mata
Penyerahan obat secara ocular via selaput/membran mengangkut proses di
dalam mata untuk sistem administrasi obat; berkenaan dengan penglihatan
iontophoresis, mucoadhesive polymers untuk penyerahan obat dalam mata;
perjalanan terapetik agen macromolecular; perjalanan penglihatan dan terapetik dari
peptides dan protein, pendekatan terapetik untuk penyakit mundurnya fungsi retina.
Karakteristik berikut diperlukan untuk mengoptimalkan sistem perjalanan obat
pada penglihatan :
1. Penetrasi corneal baik.
2. Memperpanjang waktu kontak dengan jaringan corneal.
3. Kesederhanaan pemanasan/penyulingan untuk pasien.
4. Bukan irritative dan format nyaman solusi merekat mestinya tidak menimbulkan
refleks dan air mata.
5. Rheological Konsentrasi Dan Kekayaan sesuai sistem yang merekat.
Walaupun kelompok dosis alternatif format telah diuji untuk menghindari
kelemahan dosis berkenaan dengan mata konvensional membentuk berlangsungnya
sedikit tahun, masing-masing telah ditemukan untuk menjadi tak mencukupi satu
atau lebih jalan. Fokus tentang tinjauan ulang ini adalah pada pengembangan yang
terbaru dalam sistem penyerahan obat berkenaan dengan penglihatan mengenai
pokok-pokok, keuntungan karakteristik dan pembatasan dari tiap sistem.
1. Modifier sifat merekat
Polymer membentuk suatu tulang punggung suatu format dosis yang
dikembangkan untuk memperpanjang precorneal waktu tempat kediaman secara
mengenai pokok-pokok menerapkan obat. Usaha pertama buat untuk
memperpanjang waktu kontak dari obat diterapkan dengan kormea mata adalah
untuk meningkatkan yang sifat merekat untuk preparation itu. Modifier yang
sifat merekat digunakan adalah hydrophillic polymers seperti bahan kimia untuk
cat/kertas, polyvinylalcohol dan poly cuka acrylic. Polysaccarides seperti
xanthun getah telah ditemukan untuk meningkatkan yang sifat merekat dan
menunda pemeriksaan solusi yang ditanamkan oleh mencabik arus. Obat
berbagai daya larut menyatukan dengan ini polymers untuk membentuk 'gel'
agar-agar. Ini polymers mempunyai bobot molekular tinggi yang tidak bisa
menyeberang selaput biologi, Patton Dan Robinson melaporkan itu
meningkatkan corneal penetrasi dari obat berkenaan dengan mata akan bersifat
maksimum pada sifat merekat untuk sekitar 15 pada 150 cp., peningkatan lebih
lanjut didalam yang dihubungkan sifat merekat dengan blurring visi dan
pembalasan ke pergerakan kelopak mata. Pelindung kaki dari baja Et Al., yang
dilaporkan yang perumusan polymers itu memajang bukan penawaran kekayaan
newtonian yang dengan mantap lebih sedikit pembalasan kepada pergerakan
kelopak mata. Visocas sarana angkut meningkatkan waktu kontak tetapi tidak
ada ditandai mendukung efek. Bagian tinjauan ulang yang berikutnya akan
hadapi secara detil dengan dua utama jenis polymers yang digunakan sistem
penyerahan obat berkenaan dengan mata yaitu mucoadhesive dan bukan
mucoadhesive polymers.
2. Mucoadhesive polymers
Sel Gelas berbentuk piala di dalam kormea mata glycoprotein yang rahasia
membentuk suatu film tipis diatas kormea mata seperti mucin. Mucin mampu
untuk bergerigi sekitar 40-80 kali beratnya di dalam air ketika terdiri dari
peptide rantai linier sangat besar bagi yang besar yang mana tidak ada
oligosaccharides rantai terikat. Penyerahan Obat menarik adalah aplikasi alami
dan buatan polymers itu akan menyertakan ke mucin dan akan tinggal sekitar,
hampiran mucin sepanjang hadir dan ini polymers ditunjuk seperti
mucoadhesive polymers. Cakupan yang besar polymers ada tersedia dan
berbagai peneliti sudah memberi metoda untuk menandai bioadhesion, seperti
polymers. Robinson melaporkan itu polyanions menjadi lebih baik didalam
bioadhesiveness dan toxicas ketika menyamakan dengan polycations. Ditigen
menemukan bioadhesion itu yang secara langsung mempengaruhi penghapusan
berkenaan dengan penglihatan dan corneal permeation. Ditemukan corneal
pengurangan penyebaran itu sebagai bioadhesion peningkatan.
Ikuti mucoadhesive polymers digunakan kebanyakan dari waktunya dalam
berbagai sistem penyerahan obat berkenaan dengan mata.
2.1. Cuka Polyacrylic
a). Corbopol
Salib berhubungan cuka polyacrylic untuk mempunyai mucoadhesive
kekayaan sempurna [yang] menyebabkan peningkatan penting di dalam
bioavailability berkenaan dengan penglihatan. Carbopol 934 P adalah
salib tinggi menghubungkan air yang bisa membengkak acrylic polymer
dengan bobot molekular kira-kira 3000000 Da. yang mana sesuai untuk
menggunakan industri berkenaan dengan farmasi. Taman Robinson Dan
Ponchel et Al. yang dilaporkan yang poly cuka acrylic saling
berhubungan dengan golongan fungsional ingus glycol tien ahli via
carboxylic group. Precorneal Tempat kediaman carpool solusi
menemukan untuk menjadi alat parutan dibandingkan dengan PVA
solusi ketika devis et al. corneal pemeriksaan pilocarpine yang dievaluasi
di dalam carpool 934P solusi menyamakan dengan bahwa akhir
equiviscous bukan MUCOADHESIVE PVA solusi dan penyanggan
(PBS) di dalam rabbits.
Saettone et Al. yang dilaksanakan banyak eksperimen dengan
pilocarpine, poly cuka acrylic ( 5%w/v) carbopol 941P membentuk suatu
precorneal film stabil dan dengan lebih sedikit daya larut. Jangka waktu
Obat dari film stabil mempengaruhi dengan mantap meningkatkan
[ketika;seperti] menyamakan dengan pilocarpine. Weinreh et Al. yang
ditemukan yang pengasingan beta hexabol berdasar pada poly cuka
acrylic menyajikan suatu pelepasan betaxol yang tetap bahwa itu
solution. Termos Et Al. bioavailibas timolol yang berkenaan dengan
penglihatan yang dievaluasi di dalam isoviscous solusi PVA (PAA dan
TIMOLOL PAA menggarami). Hasil mengusulkan PAA itu polymer
hasil menurunkan konsentrasi berkenaan dengan penglihatan yang
mereka setelah PVA dan lebih lambat release timolol dan menghasilkan
ingatan sarana angkut yang lebih panjang didalam cunjuctivital kantung
oleh mucoadhesion.
Penggunaan carpool di dalam obat berkenaan dengan mata
penyerahan mempunyai nikmati mengikuti keuntungan dan kerugian.
'Gel' agar-agar siapkan untuk administrasi berkenaan dengan mata
yang menggunakan carbopol jadilah lebih nyaman dibanding solusi,
atau dapat larut memasukkan/menyisipkan meskipun demikian mereka
ditanamkan seperti obat salep lebih sedikit blurring visi terjadi seperti
menyamakan dengan obat salep. Bagaimanapun, kerugian adalah tidak
ada tingkat tarip mengendalikan pada atas ketidakstabilan obat dan
memimpin ke arah lids32 kusut
b) Polycarbophil
Salib dihubungkan poly cuka acrylic polymer yang mana adalah
tidak dapat larut air tetapi membengkak dan dapat menyertakan
kwantitas air besar. Carbophil Salib berhubungan dengan divinyl glycol
yang ditemukan untuk memberi bioadhesion baik ketika menyamakan
dengan konvensional bukan bioadhesive suspenton.
2.2. Carboxymethyl Bahan kimia untuk cat/kertas
Sodium CMC menemukan untuk;menjadi mucoadhesive sempurna
polymer. 'Gel' agar-agar berkenaan dengan mata yang yang dirumuskan
menggunakan Nacmc, PVP dan corbopol pada vivo belajar pada atas 'gel'
agar-agar menunjukkan koefisien baur di dalam corbopol 940 1%>
Nacmc 3%> PVP 23%14. Riset terbaru menyatakan bahwa peningkatan
kekuatan mudah lengket ketika bobot molekular meningkatkan atas bagi
100000 da.
3. Di tempat asal gelling sistem
Di dalam awal tahun delapan puluhan konsep di tempat asal gelling
existsnace datang sistem ini akan mempunyai sifat merekat rendah dan akan
[jadi] ditanamkan seperti memandang tetesan dan akan berubah ke 'gel' agar-
agar seperti sistem ketika dalam hubungan dengan corneal fluid35. Sol ini ke
transisi 'gel' agar-agar dapat disempurnakan oleh tiga jalan. ;Ubah temperatur,
berubah pH dan pengaktifan ion.
3.1. pH mencetuskan sistem
Hidrogen Asam cuka Bahan kimia untuk cat/kertas Phthalate Getah,
[yang] secara khas menunjukkan atas sifat merekat sangat rendah ke pH 5,
dan format bersih;kan 'gel' agar-agar di dalam ketika dalam hubungan
dengan mencabik cairan pH 7.2 kepada 7.4 dan karenanya, melepaskan
muatan diatas memperpanjang periode waktu. Penggunaan . seperti pH
getah sensitip yang diuraikan oleh Gurny et al. umur-paruh tempat
kediaman pembubaran KOPIAH pada corneal permukaan kira-kira 400
detik ketika menyamakan dengan 40 detik/second untuk solution.
Bagaimanapun, sistem ini dihubungkan ke kegelisahan ke pasien dalam
kaitan dengan tinggi polymer conc dan pH yang rendah dari solusi
ditanamkan.
3.2. Perubahan temperatur
Poloxamer F127 adalah dalam wujud solusi di dalam ruang temp dan
ketika solusi ini ditanamkan/disuling untuk memandang peralihan fase
terjadi dari solusi ke 'gel' agar-agar pada temp mata dengan demikian
memperpanjang kontak nya dengan permukaan berkenaan dengan
penglihatan. Polyol Pluronic menghadirkan suatu kelas co-polymer blok
terdiri dari (polyoxyehylene dan polyoxypropylene unit). Tidak ada unit ini
dan rangsum mereka saban mol polymer menyediakan cakupan luas polyol
dengan phisik berbeda dan properties kimia.
3.3. Pengaktifan Ion
Gelrite adalah suatu polysaccharides, suatu acetyl rendah gellan
merekatkan peralihan fase pertunjukan dalam kehadiran dari mono atau
divalent cations. Timolol bioavailabilas menemukan untuk;menjadi
superior dengan geltrite di atas equiviscous HEC solution.
4. Sistim koloidal
Obyek utama di dalam optimisasi dari penyerahan obat berkenaan dengan
penglihatan adalah untuk meningkatkan waktu kontak obat dengan conjunctiva.
Pengangkut Koloidal seperti liposomes nano partikel unsur/butir menemukan
untuk;menjadi berguna bagi memperpanjang corneal waktu kontak dan
karenanya semakin banyak diuji obat berkenaan dengan penglihatan delivery.
Smolin et al. untuk pertama kali belajar aplikasi liposome untuk penyerahan
obat/racun berkenaan dengan penglihatan. Liposomal Pengasingan idoxuridine
menemukan di hadapan yang lebih efisien herpex simplex keratitis didalam
kelinci sebagai menyamakan dengan idoxuridine solusi. Peningkatan
triamicinolone yang penting didalam cairan mata menemukan dari administrasi
dari trimcinolone encapsulated didalam liposomes. Bagaimanapun,
menghasilkan setelah administrasi pilocarpine 0.1% di dalam liposomes dalam
kaitan dengan intraocular tekanan yang ditemukan kekecewaan ketika
bandingkan dengan pilocarpine penyangga isotonik solution. Hasil sama
memperoleh dengan dihydrosteptomycin sulfat setelah administrasi dalam
wujud liposomes.
Dari atas hasil disimpulkan obat encapsulated itu physico sifat kimia
mempunyai pengaruh penting pada efek liposomes. Hasil baik dengan liposomes
menemukan sangat utama dengan obat lipophilic. Alasan untuk yang diusulkan
ini menjadi obat hidrofil itu lepas dengan cepat ke luar dari liposomes dibanding
drugs lipophilic. Menugaskan pada atas liposomes juga mempengaruhi
konsentrasi obat/racun didalam jaringan/tisu berkenaan dengan penglihatan.
Corneal epithelium dicakup oleh mucin bermuatan negatif dan semua pengarang
menyetujui [yang] bermuatan positif itu liposomes meningkat/kan konsentrasi
obat/racun didalam tissues berkenaan dengan penglihatan.
Nanoparticles adalah partikel unsur/butir koloidal polymeric yang berkisar
ukuran dari 10-100nm. Berbagai polymers suka polyacrylamide, polymethyl
methaacrylate, agar-agar zat putih telur, polyalkylcynoacrylate, cuka polylactic-
co-glycolic, e-caprolactone menggunakan persiapan nanoparticles. Penggunaan
Studi pertama Nanosphere melakukan pada sistem mendasar nanosphere yang
pilocrpine-loaded polymethyl methacrylate co-polymer cuka acrylic oleh Gurny
et Al. pH yang dikembangkan getah sensitip nanoparticles untuk pilocarpine dan
hasil yang ditemukan untuk;menjadi berjanji. Di dalam studi lain [yang]
mengikat pilocarpine ke polybutyl cynoacrylate nanoparticles tingkatkan
tanggapan yang mitotic oleh sekitar 22 kepada 33%.
5. Berkenaan dengan mata Memasukkan/Menyisipkan
Berkenaan dengan mata Masukkan/Menyisipkan menggambarkan sebagai
persiapan steril dengan padat atau semisolid terdiri atas dan ukuran siapa dan
tajam/jelas terutama dirancang untuk aplikasi berkenaan dengan mata. Mereka
menawarkan beberapa keuntungan ketika meningkatkan tempat kediaman
berkenaan dengan penglihatan, possibillty melepaskan obat pada suatu tingkat
tarip tetap lambat, dosing akurat dan meningkat hidup rak berkenaan dengan
larutan mengandung air. Ocusert®, Pilocarpine yang berkenaan dengan
penglihatan sistem mengobati adalah produk-awal yang dijual oleh Alza AS
Persatuan/Perseroan dari kategori ini. Dua jenis Ocuserts® ada tersedia di dalam
market.
Collegen Perisai menggunakan model binatang dan di dalam manusia oleh
Bloomfield et Al. Kredit untuk yang pertama mengusulkan 1977 dan di dalam
1978 penggunaan collgen memasukkan/menyisipkan sama cabikan/ air mata
substitution dan seperti sistem penyerahan untuk gentamicin.
Saettone et Al. rangkaian yang dievaluasi secara komersial tersedia
polymers ketika material mungkin untuk persiapan dapat larut, monolitis
memasukkan/menyisipkan. Berbagai polymers yang dicoba yang berkenaan
dengan mata memasukkan/menyisipkan adalah cuka polyacrylic, polyvinyl
alkohol, silikon elastomer, hydroxy propyl bahan kimia untuk cat/kertas, asam
cuka bahan kimia untuk cat/kertas etil selulos phthalate dan cuka
polymethacrylic, cuka hyluronic. Kemungkinan yang menggunakan
biopolymers seperti fibrin chitosan untuk persiapan dapat larut atau erodible
memasukkan/menyisipkan telah juga melaporkan literature.
6. Berkenaan dengan penglihatan Iontophorosis:
Berkenaan dengan penglihatan Iontophorosis menawarkan sistem
penyerahan obat yang adalah puasa sakit lebih sedikit aman dan mengakibatkan
penyerahan dari obat yang tinggi ke lokasi spesifik. Belajar pada yang berkenaan
dengan penglihatan iontophorosis 6-hydroxy dopamine dan metil para tyrosine
yang dibawa oleh jumlah investigators. Iontophoresis aplikasi zat pembunuh
kuman boleh tingkatkan aktivitas bactericidal zat pembunuh kuman dan
mengurangi kekejaman penyakit.
Material Polymeric Sistem Perjalanan Obat pada mata : kecenderungan dan
perspektif
Koloidal nanosystems berdasar pada material polymeric biodegradable yang
berkombinasi kemampuan tanggapan stimulus dan pengenalan molekular janjikan
peningkatan penting di dalam penyerahan yang berkenaan dengan penglihatan yang
berhubungan dengan agen mengobati.
BAB III
PEMBAHASAN
Perjalanan obat secara ocular via selaput/membran mengangkut proses-proses di
dalam mata untuk sistem administrasi obat; berkenaan dengan penglihatan
iontophoresis, mucoadhesive polymers untuk penyerahan obat dalam mata; perjalanan
terapetik agen macromolecular; perjalanan penglihatan dan terapetik dari peptides dan
protein, pendekatan terapetik untuk penyakit mundurnya fungsi retina.
Pada penderita penyakit mata biasanya diberikan obat yang secara langsung
dapat dirasakan oleh mata. Obat harus melewati precorneal penghalang sebelum
mencapai daerah anatomis mukosal kornea mata. Precorneal merupakan suatu
penghalang pertama yang dapat memperlambat jalannya penetrasi dan pencapaian
konsentrasi zat aktif obat pada daerah yang dituju pada suatu pengobatan. Obat yang
biasanya digunakan untuk mata berupa sediaan salep atau tetes mata. Pada penggunaan
tetes mata cairan yang diteteskan sebanyak 50 – 75 µL tetapi yang masuk ke dalam
kornea mata dan bagian dalam mata lainnya hanya sebanyak 7 µL. Hal ini dapat
disebabkan oleh pelepasan obat yang tidak maksimal dan waktu kontak yang pendek
dari suatu formulasi obat. Untuk mengatasi hal tersebut maka suatu sediaan obat mata
harus dilakukan penambahan nilai polymer, pengembangan tentang 'gel' agar-agar
perekat, pengembangan koloidal atau menggunakan erodible untuk memperpanjang
retensi obat pada precorneal. Untuk mengoptimalkan sistem perjalanan obat pada mata
harus memenuhi persyaratan yaitu :
1. Penetrasi kornea yang baik
Tidak sakit, lebih sedikit aman dan menghasilkan penetrasi obat yang baik ke lokasi
spesifik.
2. Memperpanjang waktu kontak pada jaringan kornea
Usaha pertama untuk memperpanjang waktu kontak dari obat pada kornea mata
adalah dengan meningkatkan sifat rekat preparasi tersebut. Modifier sifat rekat yang
digunakan adalah polymer hydrophillic, polyvinylalcohol dan poly cuka acrylic.
Selain itu dapat juga dengan melakukan perubahan temperatur, perubahan pH dan
pengaktifan ion.
3. Tidak terjadi iritasi oleh formula sehingga tidak menimbulkan refleks dan air mata.
Perlakuan secara steril pada sediaan dan ukuran apapun yang dirancang untuk
aplikasi obat mata.
Orang kota bisa dibilang memiliki resiko lebih tinggi memiliki cacat mata
dibanding orang yang ada di desa. Faktanya adalah bahwa kebanyakan orang di kota
menghabiskan banyak waktu bekerja atau berada di tempat yang jarak pandang yang
tidak jauh. Contoh aktifitasnya adalah seperti bekerja di depan komputer, membaca
buku, bekerja di dalam ruangan tertutup yang sempit, dsb. Hal tersebut justru dapat
menyiksa mata kita karena terus-menerus harus melihat jarak dekat tanpa banyak
melihat jarak jauh. Alhasil mata kita yang tadinya tidak memiliki masalah melihat jauh
kini menjadi buram jika melihat benda yang jaraknya jauh. Melihat bintang di langit
yang tinggi pun jadi berpendar berbayang. Untuk itu seseorang harus memperhatikan
kesehatan matanya dengan menjaga keseimbangan jarak pandang kita antara yang jauh
dan yang dekat. Jaga jarak pandang dan segera istirahat mata jika sudah terlalu lama
melihat dekat agar otot mata kita tidak stress dan kaku. Di samping itu salah satu cara
untuk menjaga agar mata tidak memiliki penyakit cacat mata adalah dengan menghindar
dari kegiatan yang merusak mata, seperti :
1. Membaca sambil tiduran.
2. Membaca di tempat dengan penerangan kurang.
3. Membaca terlalu lama.
4. Kurang mengkonsumsi makanan bervitamin A.
5. Terlalu lama bekerja di komputer.
6. Nonton televisi terlalu dekat.
7. Main game dengan TV besar dan jarak dekat.
8. Terlalu banyak nonton bioskop layar lebar, dll.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Beberapa hal menarik perhatian penyerahan obat berkenaan dengan
penglihatan. Meningkatkan perjalanan obat berkenaan dengan bioavailibas dalam
mata dengan terus meningkat waktu tempat kediaman obat berkenaan dengan
penglihatan, mengurangi akibat sampingan dalam kaitan dengan penyerapan
sistemik dan mengurangi jumlah mengobati yang perlu obat untuk tanggapan yang
mengobati didalam kamar di depan. Bagaimanapun, semua sistem mempunyai
kerugian berhubungan dengan mereka. Karenanya ada suatu kebutuhan untuk
polymer mempola di mana obat bisa terjerat secara phisik untuk memperpanjang
waktu tempat kediaman obat dari corneal permukaan dan cagar alam aktivitas
visuil. seperti itu sistem perlu mungkin jadilah lebih hidrofil dibanding material
yang sekarang ini mempekerjakan dan ingin mempunyai ke barang yang
dipamerkan perilaku pseudoplastik untuk memperkecil gangguan campur tangan
dengan mengejapkan. Penyerahan obat secara ocular via selaput/membran
mengangkut proses di dalam mata untuk sistem administrasi obat; berkenaan dengan
penglihatan iontophoresis, mucoadhesive polymers untuk perjalanan obat dalam
mata; perjalanan terapetik agen macromolecular; perjalanan penglihatan dan
terapetik dari peptides dan protein, pendekatan terapetik untuk penyakit mundurnya
fungsi retina.
B. Saran
1. Harus menjaga kesehatan mata dan apabila mata megalami gangguan
gunakanlah obat yang tepat.
2. Pelajari dan terapkan cara untuk menjaga dan merawat kesehatan mata kita.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat. Penerbit
Universitas Indonesia : Jakarta.
2. http://www.watson-inc.com
3. http://www.rsc.org
4. http://www.pharmainfo.net
5. http://www.iovs.org
LAMPIRAN
Pertanyaan :
1. Yang ditayangkan kebanyakan tentang alat, bagaimana tentang obat dan bentuk
sediaan obat untuk mata? (Kelompok 10)
2. Proses apa yang terjadi pada mata normal menjadi rabun? (Kelompok 24)
3. Kencing manis dapat meyebabkan katarak/buta, bagaimana prosesnya?
(Kelompok 11)
4. Setelah dilakukan operasi, apa ada efek sampingnya? (Kelompok 5)
5. Jika diberikan obat pada mata yang sama, kapan selang waktu diberikan obat
yang lain, jika diberikan obat lebih dari satu? (Kelompok 7)
6. Adakah obat efek sistemik pada mata yang, zat aktifnya dapat masuk kedalam
mata? (Kelompok 17)
7. Kacamata, lensa, dan laser, mana yang lebih baik? (Kelompok 22)
8. Pada Video ketiga, obat seperti apa yang dimasukkan? (Kelompok 10)
Jawaban :
1. Dalam video tidak dapat ditemukan obat apa yang dipakai, hanya cara kerja dan
beserta alat-alat yang dipakai untuk mengobati dan mengoperasi mata. Bentuk
sediaan adalah dalam bentuk cairan yang diberikan sebagai pegganti cairan air
mata, sediaan cair yang di injeksikan kedalam mata untuk mendorong keluarnya
penggumpalan darah pada mata , obat untuk topikal dalam bentuk seperti lensa
mata tetapi mengandung obat yang dimasukkan kedalam mata dalam
berminggu-minggu. Adapun beberapa jenis obat yang dipakai pada mata pada
umumnya adalah Miotik, Midriatik dan Sikloplegik, Anestetika lokal, Zat
Antiradang, Antiseptik Lokal, Zat Antimikroba, Astringen dan Pelindung
Topikal.
2. Mata normal menjadi rabun banyak sekali akibatnya, seperti membaca sambil
tiduran, membaca di tempat dengan penerangan kurang, membaca terlalu lama,
kurang mengkonsumsi makanan bervitamin A, terlalu lama bekerja di komputer,
nonton televisi terlalu dekat, main game dengan TV besar dan jarak dekat dan
terlalu banyak nonton bioskop layar lebar, dll. Mekanisme yeng terjadi adalah
karena mata terlalu sering berkontraksi dengan hal-hal tersebut diatas, sehingga
mata dipaksa untuk bekerja keras sehingga terjadi gangguan pada mata. Dapat
juga terjadi karena penyakit lain yang mengganggu sistem saraf mata.
3. Kencing manis adalah kelainan metabolik dimana ditemukan ketidakmampuan
untuk mengoksidasi karbohidrat, akibat gangguan pada mekanisme insulin yang
normal, menimbulkan hiperglikea, glikosuria, poliuria, rasa haus, rasa lapar,
badan kurus, kelemahan, asidosis, sering menyebabkan dispnea, lipenlia,
ketonuria, dan akhirnya koma dengan hal-hal tersebut kebutaan dapat terjadi
juga.
4. Efek samping dapat terjadi pada suatu pengobatan, pada mata pada saat
pengoperasian seperti operasi katarak adalah pembuangan lapisan yang
menyebabkan seperti asap yang menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
Akibat operasi selain mengakibatkan hasil yang baik kemungkinan fungsi mata
yang bagian organ mata lengkap sehingga harus diangkat bagian yang
menyebabkan kekaburan pada mata, menjadi berkurang fungsinya walaupun
hanya sebagian kecil.
5. Pemberian obat yang lebih dari satu pasti akan dibedakan kapan pemberiannya,
misalnya pemberian salep mata dan larutan untuk mata. Salep harus dibiarkan
menyerap dulu pada mata setelah itu baru diberi pengobatan selanjutnya,
sehingga tidak menyebabkan interaksi obat, jika cara kerja lebih baik
dikombinasi kedua obat tersebut, maka dapat dikombinasi, tetapi jika tidak maka
jangan dilakukan.
6. Obat sistemik pada mata yang dapat masuk kedalam mata seperti pengobatan
Miotik yang dapat diserap secara sistemik begitu dimasukkan ke dalam mata dan
mungkin menyebabkan efek yang tidak diinginkan pada beberapa pasien.
7. Kacamata, lensa ataupun laser tidak dapat dibandingkan mana yang baik, tetapi
dapat dilihat dari kegunaan dan kebutuhan mata untuk menyembuhkan atau
mengurangi kerusakan pada mata. Tergantung kebutuhan mata.
8. Pada Video ketiga obat yang dimasukkan adalah suatu perkembangan obat baru
dalam pemakaian obat kedalam mata telah bergerak dengan adanya sisipan pada
mata yaitu TODDD pada video tersebut. Suatu macam alat dengan sistem
OCUSERT (Alza Pharmaceuticals). Unit insert dirancang supaya siap
melepaskan jumlah obat yang telah ditetapkan dan diperhitungkan sebelumnya,
sehingga memungkinkan pengurangan pemakaian dosis yang lebih sering
dipakai oleh pasien, menjamin pengobatan waktu malam dan meyajikan cara
yang lebih dapat diterima si pasien.