Operasi teknik kimia heat exchanger

21
Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger” BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam praktikum OTK yang berjudul “Heat Exchanger” ini diharapkan dapat mengetahui factor – factor apa saja yang mempengaruhi perpindahan panas yaitu Luas penmapang (A), Debit fluida dan suhu fluida masuk (panas / dingin) dan keluar. Selain itu juga kita dapat mengetahui mekanisme perpindahan pans sehingga dapat kita terapkan penggunaannya pada alat – alat industri proses untuk berbagai keperluan. 1.2. Tujuan Praktikum Memperkirakan harga keseluruhan dari proses perppindahan secara konveksi air panas dan air dingin. 1.3. Manfaat Praktikum 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja single pass double pipe. 2. Mahasiswa dapat menghitung harga koefisien perpindahan panas secara keseluruhan. Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur 1

Transcript of Operasi teknik kimia heat exchanger

Page 1: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam praktikum OTK yang berjudul “Heat Exchanger” ini diharapkan dapat

mengetahui factor – factor apa saja yang mempengaruhi perpindahan panas yaitu Luas

penmapang (A), Debit fluida dan suhu fluida masuk (panas / dingin) dan keluar.

Selain itu juga kita dapat mengetahui mekanisme perpindahan pans sehingga

dapat kita terapkan penggunaannya pada alat – alat industri proses untuk berbagai

keperluan.

1.2. Tujuan Praktikum

Memperkirakan harga keseluruhan dari proses perppindahan secara konveksi

air panas dan air dingin.

1.3. Manfaat Praktikum

1. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja single pass double pipe.

2. Mahasiswa dapat menghitung harga koefisien perpindahan panas secara keseluruhan.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur1

Page 2: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Secara Umum

Apabila dua benda yang berbeda temperatur dikontakkan, maka panas akan

mengalir dari benda bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah.

Mekanisme perpindahan panas yang terjadi dapat berupa konduksi, konveksi, atau

radiasi. Dalam aplikasinya, ketiga mekanisme ini dapat saja berlangsung secara

simultan.

Konduksi ( keadaan steady )

Suatu material bahan yang mempunyai gradient, maka kalor akan mengalir

tanpa disertai oleh suatu gerakan zat. Aliran kalor seperti ini disebut Konduksi

atau hantaran. Konduksi thermal pada logam - logam padat terjadi akibat

gerakan elektron yang terikat dan konduksi thermal mempunyai hubungan

dengan konduktivitas listrik. Pemanasan pada logam berarti pengaktifan gerakan

molekul, sedangkan pendinginan berarti pengurangan gerakan molekul

[McCabe, 1993]

Gambar 2.1 Pergerakan molekul yang sama dengan suhu beda

Contoh perpindahan kalor secara konduksi antara lain: perpindahan kalor

pada logam cerek pemasak air atau batang logam pada dinding tungku. Laju

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur2

Page 3: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

perpindahan kalor secara konduksi sebanding dengan gradien suhu

[McCabe,1993]

Dan dengan konstanta kesetimbangan ( konduksi ) maka menjadi

persamaan Fourier.

dimana; q = laju perpindahan kalor

Gradient suhu kearah perpindahan kalor

k = konduktuvitas termal

A = luas permukaan bidang hantaran

Tanda ( - ) digunakan untuk memenuhi hukum II Thermodinamika yaitu “

Kalor mengalir ke tempat yang lebih rendah dalam skala temperatur“

[Holman,1986].

Konveksi

Arus fluida yang melintas pada suatu permukaan, maka akan ikut terbawa

sejumlah enthalphi. Aliran enthalphi ini disebut aliran konveksi kalor atau

Konveksi. Konveksi merupakan suatu fenomena makroskopik dan hanya

berlangsung bila ada gaya yang bekerja pada partikel atau ada arus fluida yang

dapat membuat gerakan melawan gaya gesek [McCabe,1993] . Contoh sederhana

pepindahan panas secara konveksi adalah aliran air yang dipanaskan dalam

belanga.Kalor yang dipindahkan secara konveksi dinyatakan dengan persamaan

Newton tentang pendinginan [Holman , 1986 ].

dimana : q = Kalor yang dipindahkan

h = Koefisien perpindahan kalor secara konveksi

A = Luas bidang permukaan perpindahan panas

T = T emperatur

Tanda minus (-) digunakan untuk memenuhi hukum II thermodinamika,

sedangkan panas yang dipindahkan selalu mempunyai tanda positif (+).

Berdasarkan gaya penyebab terjadinya arus aliran fluida, konveksi dapat

diklasifikasikan.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur3

Page 4: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

Radiasi ( pancaran )

Pada radiasi panas, panas diubah menjadi gelombang elektromagnetik yang

merambat tanpa melalui ruang media penghantar. Jika gelombang tersebut mengenai

suatu benda, maka gelombang dapat mengalami transisi (diteruskan), refleksi

( dipantulkan ), dan absorpsi ( diserap ) dan menjadi kalor. Hal itu tergantung pada

jenis benda, sebagai contoh memantulkan sebagian besar radiasi yang jatuh padanya,

sedangkan permukaan yang berwarna hitam dan tidak mengkilap akan menyerap

radiasi yang diterima dan diubah menjadi kalor.

Contoh radiasi panas antara lain pemanasan bumi oleh matahari. Menurut hukum

Stefan Boltzmann tentang radiasi panas dan berlaku hanya untuk benda hitam, bahwa

kalor yang dipancarkan ( dari benda hitam ) dengan laju yang sebanding dengan

pangkat empat temperatur absolut benda itu dan berbanding langsung dengan luas

permukaan benda [ Artono Koestoer,2002 ].

Pertukaran panas dengan aliran searah ( co - current / paralel flow )

Pertukaran panas jenis ini, kedua fluida (dingin dan panas) masuk pada sisi penukar

panas yang sama, mengalir dengan arah yang sama, dan keluar pada sisi yang sama pula.

Karakter penukar panas jenis ini, temperatur fluida dingin yang keluar dari alat penukar panas

( Tcb ) tidak dapat melebihi temperatur fluida panas yang keluar dari alat penukar panas (T hb),

sehingga diperlukan media pendingin atau media pemanas yang banyak. Neraca panas yang

terjadi:

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur4

Page 5: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

gambar 2.2 Profil temperatur pada aliran co - current [McCabe,1993]

Alat penukar panas

Alat penukar panas konvensional seperti penukar panas pipa rangkap (Double pipe

heat exchanger) dan penukar panas cangkang buluh (shell and tube Heat exchanger)

selama beberapa decade mendominasi fungsi sebagai penukar panas di industri.

Perkembangan kemudian, karena tuntutan effisiensi energi, biaya, serta tuntutan terhadap

beban perpindahan panas yang lebih tinggi dengan ukuran penukar panas yang kompak

menjadi penting. Menanggapi hal itu, maka dibuat suatu penukar panas kompak. Salah

satu jenis penukar panas kompak tersebuat adalah penukar panas Plate and frame Heat

Exchanger.

Penukar panas pipa rangkap ( double pipe heat exchanger )

Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang dikedua

ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida yang satu

mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus antara

pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir

fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih

besar digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat

exchanger ).

ganbar 2.3 Penukar panas jenis pipa rangkap

Penukar panas cangkang dan buluh ( shell and tube heat exchanger )

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur5

Page 6: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

Alat penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang

dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang ).

Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain mengalir di

luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut

dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk meningkatkan effisiensi

pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas cangkang dan buluh dipasang sekat

(buffle). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu

tinggal (residence time), namun pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop

operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan

panasnya harus diatur.

gambar 2.4 Penukar panas jenis cangkang dan buluh

Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )

Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus,

bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat lunak

( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat

penekan yang pada setiap sudut pelat ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir

fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,

sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya

karena ada sekat.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur6

Page 7: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

gambar 2.5 Penukar panas jenis pelat and Frame

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Bahan-bahan Yang Digunakan

Air

3.2. Alat-alat Yang Digunakan

a. 1 set alat HE

b. Gelas ukur

c. Beaker glass

d. Thermometer

e. Stop watch

3.3. Gambar Susunan Alat

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur7

a

Page 8: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

3.4 Peubah

- putaran kran aliran air ¼, ½, ¾, 1, 1¼

3.5 Prosedur Percobaan

a. Panaskan air dalam tangki penampung air panas sehingga temperatur tertentu

b. Isi pipa air dan hilangkan gelembung-gelembung udara dari pipa manometer, alirkan

air melalui bagian dalam pipa pada laju alir yang diinginkan

c. Alirkan air panas kedalam bagian shell pada tekanan tertentu

d. Setelah aliran dan temperatur konstan (tercapai kedaan steady), lakukan pengamatan

selama 20 menit untuk data-data berikut selama selang waktu 2 menit:

Waktu

Pembacaan manometer

Temperatur air pendingin / air panas masuk dan keluar

Tekanan air panas

e. Ulangi percobaan dengan variasi laju alir dan temperatur umpan air panas

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur8

b c dee

Page 9: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

BAB IV

HASIL PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel Hasil Pengamatan untuk T = 60°C

T1(°C) T2(°C) t1(°C) t2(°C) V1 (ml) V2 (ml) V3 (ml) Vrata2(ml)

Bukaan ¼

56 52 30 31 1810 1720 1720 1750 350Bukaan ½

55 50 31 34 1440 1380 1370 1396.6 279.3Bukaan ¾

53 50 33 35 1010 1000 960 990 198Bukaan 1

52 49 32 34 590 650 620 620 124Bukaan 1¼

52 49 29 34 400 400 510 436.6 87.3

4.2. Hasil Perhitungan

Untuk T = 60oC (dalam SI)

Bukaan m (gr/menit) Δt (°C) Q(cal/jam) ΔtLMTD (°C) UD (cal/jam.m2 °C)

¼ 105000 1 105000 23.347 10773.04463

½ 83796 3 251388 19.983 30250.67253

¾ 59400 2 118800 17.495 16328.77759

1 37200 2 74400 17.495 10226.10314

1¼ 26196 5 130980 18.982 16592.59057

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur9

Page 10: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

Untuk T = 60oC (dalam British)

Bukaan m (Lbm/jam) Δt (°F) Q(Btu/jam) ΔtLMTD (°F) UD (Btu/jam.ft2 °F)

¼ 13897.35477 -1.8 -25015.23859 42.242 -132.4214632

½ 11090.88324 -5.4 -59890.7695 35.977 -372.2486677

¾ 7861.932127 -3.6 -28302.95566 31.491 -200.9756973

1 4923.634261 -3.6 -17725.08334 31.491 -125.863568

1¼ 3467.191482 -9 -31204.72333 34.168 -204.2203345

4.3 Grafik Perhitungan Data

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur10

Grafik 1 q vs ∆t LMTD Si

q ∆t LMTD

350 23.437

279.3 19.983

198 17.495

124 17.495

87.3 18.982

Page 11: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

Grafik 2

q vs ∆t LMTD

British

q ∆t LMTD

222.6148 42.242

177.6594 35.977

125.9364 31.491

78.8692 31.491

55.5392 34.168

Grafik 3 q vs Ud Si

q Ud

350 10773.04463

279.3 30250.67253

198 16328.77759

124 10226.10314

87.3 16592.59057

Grafik 4 q vs Ud British

q Ud

222.6148 -132.42146

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur11

Page 12: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

177.6594 -372.24866

125.9364 -200.97569

78.8692 -125.86356

55.5392 -204.22033

4.4 Pembahasan

Setelah melakukan percobaan dan dilihat pada data yang di olah menjadi grafik,

ternyata didapatkan nila Ud terbesar yaitu 30250.67253 untuk satuan internasional dan nilai

Ud terbesar adalah -125.86356 untuk satuan british, sedangkan berdasarkan literatur (Kern),

harga Ud untuk hot fluid dan cold fluid berupa air adalah berkisar antara 200-500 untuk heat

exchanger, maka hasilnya tidak sama dengan literatur. Hal ini mungkin disebabkan karena

peralatan heat exchanger yang digunakan sudah terlalu lama sehingga terdapat banyak kerak

di dalam pipa, dikarenakan air yang sudah bercampur dengan kotoran dan bahan lain yang

menyebabkan nilai Ud kurang dari 250. Selain itu mungkin juga dikarenakan kurang

ketilitian praktikan di dalam mengamati suhu yang masuk dan suhu yang keluar pada

percobaan heat exchanger ini.

Pembahasan secara vertikal dari pengamatan terdapat kesalahan yang dimana

seharusnya dengan suhu T1 sama maka T2 semakin menurun dikarenakan pengaruh dari air

pendingin.

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur12

Page 13: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur13

Page 14: Operasi teknik kimia  heat exchanger

Laporan Praktikum OTK Percobaan “Heat Exchanger”

5.1. Kesimpulan.

1. Dengan percobaan ini kita dapat mengetahui jumlah panas yang dialirkan dengan

suhu awal dan akhir dari steam dan padat juga menghitung waktu yang dibuhtukan

untuk mengalirkan panas .

2. Semakin kecil luas permukaan, maka makin besar laju alir air, sehingga semakin

besar pula koefisien perpindahan panas keseluruhan.

3. Faktor - faktor yang berpengaruh dalam perhitungan :

a. Suhu fluida yang masuk dan keluar.

b. Perbedaan suhu secara rata-rata logaritma.

c. Debit fluida untuk menghitung laju alir.

d. Panjang dan diameter pipa, untuk menghitung luas penampang aliran fluida

dalam pipa.

5.2. Saran

a. Sebaiknya tempat untuk mendidihkan air sebagai fluida panas diganti yang baru

agar perpindahan panas dapat lebih sempurna.

b. Kran pada alat H E harus diperhatikan dari kerusakan dan kebocoran .

Teknik Kimia UPN “Veteran” Jawa Timur14