Perancangan Heat Exchanger

25
TK-2202 PERPINDAHAN KALOR Laporan tugas 2 Perhitungan Perancangan HE, Gambar Desain, dan Analisis Tekno-Ekonomi Disusun Oleh : Faisal Ahmad 130 08 080 Norman Y Perdana 130 08 081 Indro Wicahyo 130 08 082 Prapti D Utami 130 08 083 Dosen : Dr. Ahmad Zainal Abidin PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2010

description

Contoh Perancangan Heat Exchanger

Transcript of Perancangan Heat Exchanger

Page 1: Perancangan Heat Exchanger

TK-2202 PERPINDAHAN KALOR Laporan tugas 2

Perhitungan Perancangan HE, Gambar Desain, dan Analisis Tekno-Ekonomi

Disusun Oleh :

Faisal Ahmad 130 08 080

Norman Y Perdana 130 08 081

Indro Wicahyo 130 08 082

Prapti D Utami 130 08 083

Dosen :

Dr. Ahmad Zainal Abidin

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2010

Page 2: Perancangan Heat Exchanger

Page 2

KASUS 23

Salah satu tahap dalam pembuatan eritromisin adalah pendinginan asam

propionat dengan cooling water. Berikut ini merupakan data kondisi operasinya.

Fluida Tekanan T in (oC) T out (

oC) Laju alir (kg/h)

Asam propionat 2,5 bar 394 ? 3780

Cooling water 1,5 bar ? ? ?

a. Tentukan kondisi operasi yang sesuai (data temperatur inlet dan outlet serta laju alir

untuk aliran panas dan aliran dingin yang belum diketahui)

b. Rancang heat exchanger jenis shell and tube seekonomis mungkin dengan tetap

memperhatikan kelayakan kriteria perancangan seperti luas area perpindahan panas,

hilang tekan, dan ketahanan material.

I. Data Fisik Yang Dibutuhkan

Asam propionat (tube)

P: 2,5 bar

Th1: 394 C

Th2: 180 C

m asam propionat: 3780 kg/jam

Mean Tube Temperature : 287 C

Cp asam propionat: 1.869 kJ/kg C

ρ asam propionat 4.05 kg/m3

viskositas asam propionat 0,01177 cP

k asam propionat 0,02853 W/m.K

Cooling water (shell)

P: 1,5 Bar

Tc1: 28 C

Tc2: 75 C

Mean Tube Temperature : 51,5 C

Cp cooling 4.219 kJ/kg K

ρ cooling 987,1 kg/m3

viskositas cooling 0,5306 cP

k cooling 0,6449 W/m.K

beda tekan shell-tube: 1 Bar

Page 3: Perancangan Heat Exchanger

Page 3

Untuk merancang heat exchanger, digunakan algoritma dengan metode Bell

(Sinnott, 2004).

Menghitung Panas Yang Dipertukarkan :

Qh = mh cp,h (T1 – T2)

= 1,050 x 1869 x (667-453)

= 419964 W

Qc = Qh

Qc = mc cp,c (T2 – T1)

mc = 419964/[4219 x (348-301)]

= 2.118 kg/s

1. Mengasumsikan nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan

Utebak = 300 W/m2.K

2. Menghitung beda temperatur rata-rata (aliran counter current) ΔTm

∆𝑇𝐿𝑀 = 𝑇𝑕1 − 𝑇𝑕2 − (𝑇𝑐2 − 𝑇𝑐1)

ln(𝑇𝑕1 − 𝑇𝑕2𝑇𝑐2 − 𝑇𝑐1)

∆𝑇𝐿𝑀 = 394 − 180 − (75 − 28)

ln(394 − 180

75 − 28)

∆𝑇𝐿𝑀 = 225.277 𝐾

Untuk menentukan ΔTm digunakan faktor koreksi FT untuk HE 1-shell-2-pass

55,4

)2875/()180394(

)(( 12)21

TcTcThThZ

128,0

)75394/()2875(

)()( 2112

TcThTcTcY

Page 4: Perancangan Heat Exchanger

Page 4

Gambar 1 Faktor Koreksi Temperatur, 1 shell pass, 2 atau lebih (genap) tube

passes

Dari gambar 1, nilai FT = 0.96, maka:

∆𝑇𝑚 = 0,96 𝑥 225,277

∆𝑇𝑚 = 216,266 𝐾

3. Menghitung luas area yang dibutuhkan

𝐴 = 𝑄𝑐 /(𝑈 ∆𝑇𝑚)

𝐴 = 419664 /(300𝑥216,266)

𝐴 = 6.473 𝑚2

4. Memutuskan layout dari alat penukar panas dan besar tube

a. Tube

Do 33 mm = 0.033 m

thickness 1.6 mm = 0.0032 m

Di 29.8 mm = 0.0298 m

L

1.83 m

At

0.190 m2

𝑁𝑡 =

𝐴

𝐴𝑡=

6.473

0,190≈ 34 𝑡𝑢𝑏𝑒𝑠

Konfigurasi yang dipilih adalah triangular pitch karena merupakan

kofigurasi paling optimum.

Page 5: Perancangan Heat Exchanger

Page 5

Tabel 1. Nilai konstanta untuk perhitungan bundle diameter

Dari tabel 1 untuk 2 pas, diperoleh nilai K1 dan n1 yaitu 0.249 dan 2.207,

sehingga:

𝐷𝑏 = 𝑑0(𝑁𝑡

𝐾𝑡)

1𝑛𝑡 = 0,033(

34

𝐾𝑡0.249)

12,207

𝐷𝑏 = 0,306 𝑚

pt = 1.25 x do = 1.25 x 0.033 = 0.041 m

b. Shell

Dari gambar 2 diperoleh nilai koreksi C = 12 mm, sehingga:

𝐷𝑠 = 𝐷𝑏 + 𝐶= 0,306 + 0,012 = 0,318 m

Gambar 2 Koreksi Bundel Shell

Page 6: Perancangan Heat Exchanger

Page 6

Lb (baffle spacing) = Ds x 0,2 = 0.0636 m

𝐴𝑠 = 𝑝𝑡−𝑑𝑜 𝐷𝑠 𝑙𝑏

𝑝𝑡

𝐴𝑠 = 0.041−0.033 0,318𝑥0.0636

0.041 = 0.00405 m2

𝐴𝑏 = 𝑙𝑏 𝐷𝑠 − 𝐷𝑏 = 0.0636 0.318 − 0.306

𝐴𝑏 = 0.000764 𝑚2

Ab/As = 0.189

5. Menghitung koefisien individu perpindahan panas

a. Tube

Tube per pass = 59/2 = 29.5

𝐴 𝑐𝑟𝑜𝑠𝑠 𝑠𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑢𝑏𝑒 = 0.25𝜋𝑑𝑖2

= 0.000697 𝑚2

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐹𝑙𝑜𝑤 𝐴𝑟𝑒𝑎 = 0.000697 𝑥 17 𝑡𝑢𝑏𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑎𝑠𝑠

= 0.01186 𝑚2

𝐺𝑡 = 1.050 𝑥 0.01186 = 88.556 kg/m2 s

𝑁𝑅𝑒 = 𝐺𝑡 𝑑𝑖

µ

𝑁𝑅𝑒 = 88.556 𝑥 0.0298

0.00001177= 224212 (𝑡𝑢𝑟𝑏𝑢𝑙𝑒𝑛)

𝑁𝑃𝑟 = 𝐶𝑝. µ

𝑘

𝑁𝑃𝑟 = 1869𝑥0.00001177

0.02853 = 0.771

L/di = 61.409

Page 7: Perancangan Heat Exchanger

Page 7

Gambar 3 Faktor perpindahan panas bagian tube

Dari gambar 3, dengan menggunakan data L/di dan bilangan Reynolds,

diperolej jh = 0.0026. Sehingga:

𝑕𝑖 =𝑘𝑓 . 𝑗𝑕 . 𝑅𝑒. 𝑃𝑟1/3(µ/𝜇𝑤)0,14

𝑑𝑖

𝑕𝑖 =0.02853 𝑥 0.0026 𝑥 224212 𝑥 0.7711/3 𝑥 (1)0,14

0.0298

𝑕𝑖 = 551.774 𝑊/𝑚2. 𝐾

b. Shell

1) Koefisien perpindahan panas tanpa kebocoran (hoc)

𝐺𝑠 =𝑚𝑠

𝐴𝑠 =

2.118

0.00405 = 522.904 𝑘𝑔 𝑚2 .s

𝑑e =1.27 x (pt2 − 0.78 x 𝑑o

2)

𝑑o

𝑑e =1.27 x (0.0412 − 0.78 x 0.0332)

0.033

𝑑e = 0.0284 m

Page 8: Perancangan Heat Exchanger

Page 8

Re

.

715.065 0.0212

0.232

65364( )

s eG dN

turbulen

𝑁𝑅𝑒 = 𝐺𝑠. 𝑑𝑒

µ

𝑁𝑅𝑒 = 522.904 𝑥 0.0284

0.0005306

𝑁𝑅𝑒 = 27993

𝑁𝑃𝑟 = 𝐶𝑝. µ

𝑘

𝑁𝑃𝑟 = 4219 𝑥 0.0005306

0.6449

𝑁𝑃𝑟 = 3.471

Type equation here. Dari gambar 4, dengan hubungan garis NRe dan konfigurasi triangular

pitch maka diperoleh nilai jf = 0.005

Page 9: Perancangan Heat Exchanger

Page 9

Gambar 4 Faktor Perpindahan panas untuk cross-flow tube banks

𝑁𝑁𝑢 = 𝑗𝑕𝑁𝑅𝑒𝑁𝑃𝑟1/3(𝜇 𝜇𝑤 )0.14

𝑁𝑁𝑢 = 0.005 𝑥 27993 𝑥 3.4711/3(1)0.14

𝑁𝑁𝑢 = 221.922

𝑕𝑜𝑐 =𝑁𝑁𝑢 𝑘𝑠

𝑑𝑒

𝑕𝑜𝑐 =211.922 𝑥 0.6449

0.0284

𝑕𝑜𝑐 = 4811.475

2) Faktor koreksi baris tube (Fn)

Bc = 0.25

𝐻𝑏 = 𝐷𝑏 2 − 𝐷𝑠(0.5 − 𝐵𝑐)

𝐻𝑏 = 0.306 2 − 0.318(0.5 − 0.25)

𝐻𝑏 = 0.0736

Page 10: Perancangan Heat Exchanger

Page 10

N𝑐𝑣 = (D𝑏 − 2H𝑏)/𝑃𝑡′

N𝑐𝑣 = 0.306 − 2x0.0736)/0.041

N𝑐𝑣 = 3.857

Aliran dalam shell merupakan aliran turbulen. Maka Fn diperoleh dari

interpolasi gambar 5. Nilai Fn bergantung pada besar Ncv.

Gambar 5 Faktor koreksi untuk baris tube, Fn

Maka nilai Fn adalah 0.93

3) Faktor koreksi window (Fw)

Dipilih Baffle cut sebesar 25% karena pada umumnya memberikan nilai

laju perpindahan panas yang optimum tanpa menyebabkan penurunan

tekanan yang berlebihan(Sinnot,2003).

Bb (bundle cut) = Hb/Db = 0.0736/0.306 = 0.240

Dari gambar 6 dapat diperoleh Ѳb sebesar 2.090 dan Ra’ sebesar 0.19

Page 11: Perancangan Heat Exchanger

Page 11

Gambar 6 Faktor Geometris Baffle

𝑁𝑤 = 𝑁𝑡 x𝑅′𝑎

𝑁𝑤 = 34 x 0.19

𝑁𝑤 = 6.46

Rw = 2Nw/Nt = 26.46/34 = 0.38

Gambar 7 Faktor koreksi window

Page 12: Perancangan Heat Exchanger

Page 12

Fw diperoleh dari gambar 7 dan bergantung pada nilai Rw. Sehingga

nilai Fw adalah 1.02

4) Faktor koreksi bypass (Fb)

Gambar 8 Faktor koreksi bypass

Dari gambar 8, dengan nilai Ab/As = 0.189 diperoleh nilai Fb sebesar

0.77

5) Faktor koreksi kebocoran (FL)

Ct (tolerance tube) = 0.0008 m

Dari tabel 2, diperoleh nilai cs sebesar 0.0008

Tabel 2. Koreksi dan toleransi baffle

𝐴𝑡𝑏 =𝑐𝑡 . 𝜋. 𝑑𝑜

2(𝑁𝑡 − 𝑁𝑤)

𝐴𝑡𝑏 =0.0008 𝑥 𝜋 𝑥 0.033

2(34 − 6.46)

𝐴𝑡𝑏 = 0.00114

Page 13: Perancangan Heat Exchanger

Page 13

Asb =csds

2(2π − θb)

Asb =0.0008x0.318

2(2π − 2.090)

Asb = 0.000534

AL = Atb + Asb = 0.00168 m

AL/As = 0.00181/0.00405 = 0.414

Page 14: Perancangan Heat Exchanger

Page 14

Dari gambar 9 diperoleh nilai βL sebesar 0.31.

Gambar 9 Koefisien untuk FL, perpindahan panas

𝐹𝐿 = 1 − 𝛽𝐿[(𝐴𝑡𝑏 + 𝐴𝑠𝑏 )/𝐴𝐿

𝐹𝐿 = 1 − 0.28[(0.00114 + 0.000534)/0.00168

𝐹𝐿 = 0.631

6) Koefisien panas pada sisi shell

𝑕𝑠 = 𝑕𝑜𝑐𝐹𝑛𝐹𝑤𝐹𝑏𝐹𝐿

𝑕𝑠 = 4811.475𝑥0.93𝑥1.02𝑥0.77𝑥0.631

𝑕𝑠 = 2216.923 𝑊 𝑚2. 𝐾

6. Menghitung koefisien perpindahan panas keseluruhan

hid = 5000 W/m2.K

hod = 3000 W/m2.K

kw = 16 W/m.K

Page 15: Perancangan Heat Exchanger

Page 15

1

𝑈𝑜=

1

𝑕𝑠+

1

𝑕𝑜𝑑+

𝑑𝑜 ln(𝑑𝑜 𝑑𝑖)

2𝑘𝑤+

𝑑𝑜

𝑑𝑖

1

𝑕𝑖𝑑+

𝑑𝑜

𝑑𝑖

1

𝑕𝑖

1

𝑈𝑜=

1

2216.923+

1

3000+

0.033ln(0.033 0.0298)

32+

0.033

0.0298

1

5000

+0.033

0.0298

1

511.774

1

𝑈𝑜= 0.00327

𝑈𝑜 = 305 𝑊 𝑚2 . 𝐾

Karena galat < 30%, maka spesifikasi dapat diterima(Sinnott, 2004).

Page 16: Perancangan Heat Exchanger

Page 16

7. Menghitung pressure drop alat penukar panas

a. Tube

Dari gambar 10, diperoleh jf = 0.0028

Gambar 10 Faktor friksi di sisi tube

ut = Gt/ρt = 88.556/4.049 = 21.871 m/s

𝛥𝑃𝑡 = 𝑁𝑝 8 𝑗𝑓 . 𝐿 𝑑𝑖 . 𝜇 𝜇𝑤 −𝑚 + 2.5 𝜌.𝑢𝑡

2

2

𝛥𝑃𝑡 = 𝑁𝑝𝑥 8 𝑥 0.0028𝑥 61.409 𝑥 1 −𝑚 + 2.5 𝑥4.049𝑥21.8712

2

𝛥𝑃𝑡 = 7.506𝑘𝑃𝑎

b. Shell

1) Hilang tekan ideal ∆Pi

Dari gambar 11, diperoleh jf = 0.043

Page 17: Perancangan Heat Exchanger

Page 17

Gambar 11 Faktor friksi dari cross-flow tube banks

us = Gs/ρs = 522.904/987.1 = 0.530 m/s

𝛥𝑃𝑖 = 8𝑗𝑓𝑁𝑐𝑣

𝜌𝑢𝑠2

2(𝜇 𝜇𝑤) −0.14

𝛥𝑃𝑖 = 8𝑥0.043𝑥3.857𝑥987.1 𝑥0.5302

2(1)−0.14

𝛥𝑃𝑖 = 0.184𝑘𝑃𝑎

2) Faktor koreksi pressure drop aliran bypass Fb’

Dari gambar 12 dengan Ab/As = 0.189, diperoleh Fb’ = 0.46

Page 18: Perancangan Heat Exchanger

Page 18

Gambar 12 Faktor bypass untuk hilang tekan F’b

3) Hilang tekan karena kebocoran

Dari gambar 13 dengan AL/As = 0.414, β’L = 0.51

Gambar 13 Koefisien untuk hilang tekan karena kebocoran

Page 19: Perancangan Heat Exchanger

Page 19

𝐹𝐿′ = 1 − 𝛽𝐿

′(𝐴𝑡𝑏 + 𝐴𝑠𝑏 )/𝐴𝐿

𝐹𝐿′ = 1 − 0.51(0.00114 + 0.000534)/0.00168

𝐹𝐿′ = 0.631

4) Hilang tekan window zone ∆Pw

Dari gambar 13 dengan Ab/As = 0.18, β’L = 0.38

Gambar 14 Koefisien untuk hilang tekan

𝐹𝐿′ = 1 − 𝛽𝐿

′(𝐴𝑡𝑏 + 𝐴𝑠𝑏 )/𝐴𝐿

𝐹𝐿′ = 1 − 0.38(0.00114 + 0.000534)/0.00168

𝐹𝐿′ = 0.631

∆𝑃𝑤 = 59 𝑃𝑎 = 0.059 𝑘𝑃𝑎

5) Hilang terkan pada end zone ∆Pe

∆𝑃𝑒 = ∆𝑃𝑖[(𝑁𝑤𝑣 + 𝑁𝑐𝑣)/𝑁𝑐𝑣]𝐹𝑏 ′

= 184[(1.783+3.857)/3.857]0.46

= 124 Pa

Page 20: Perancangan Heat Exchanger

Page 20

= 0.124 kPa

6) Hilang tekan pada bagian shell

755.27

10636.0

83.1

1

b

bl

LN

∆𝑃𝑠 = 2∆𝑃𝑒 + 𝑃𝑐 + 𝑁𝑏 − 1 + 𝑁𝑏∆𝑃𝑤

= 2𝑥124 + 28 27.755 − 1 + 27.755𝑥59

= 2621 𝑃𝑎

= 2.621 𝑘𝑃𝑎

Page 21: Perancangan Heat Exchanger

Page 21

Spesifikasi Heat Exchanger

Berikut ini adalah bentuk visual dari heat exchanger yang telah didesain dengan

seekonomis mungkin :

Penampang normal

Tampak Dalam

Page 22: Perancangan Heat Exchanger

Page 22

Specification sheet

Operating Data

SIZE TYPE BEU

SHELLS PER UNIT 1

SURFACE PER UNIT 0.190 m2

SURFACE PER SHELL 0.190 m2

Performance of one unit

Fluid Allocation Shell side Tube side

Fluid name Cooling water Propionic acid

Fluid quantity, Total 2.514 kg/s 1.050 kg/s

Vapor - - 1.050 kg/s 1.050 kg/s

Liquid 2.514 kg/s 2.514 kg/s - -

Noncondensable - - - -

Temperature 301 K 348 K 667 K 413 K

Dew / Bubble point - - - -

Density 1005 kg/m3 968.5 kg/m3 3.390 kg/m3 4.916 kg/m3

Viscosity 0.8326 cp 0.3743 cp 0.01477 cp 0.00929 cp

Molecular wt, Vap

-

- 74.08 74.08

Molecular wt, NC

-

-

-

-

heat capacity 4.221 kJ/kg 4.196 kJ/kg 2.074 kJ/kg K 2.210 kJ/kg K

Tampak Depan

Page 23: Perancangan Heat Exchanger

Page 23

K K

Thermal Conductivity

0.6154 W/m-K

0.6662 W/m-K 0.03710 W/m-K 0.02112 W/m-K

Latent heat

Pressure 1.5 bar 2.5 bar

Velocity 0.530 m/s 21.2871 m/s

Pressure drop, allow / calc. 0.75 bar 0.026 bar 1.25 bar 0.075 bar

Fouling resist. (min) 0.00017 m2 0.0002-deg C/W

Heat exchanged 419964 Watt MTD Corrected 216.266 deg C

Transfer rate, Service Tebak = 300 W/m2-K Perhitungan = 299 W/m2-K

CONSTRUCTION OF ONE SHELL

SHELL SIDE TUBE SIDE

Design / Test Pressure

1.5 bar / 1.5 bar

2.5 bar / 2.5 bar

Design Temperature > 667 K > 667 K

Number passes per shell 1

corrosion allowance 0.0625 0.125

connection in

size/rating out

in/

Sketsa, triangular pitch

Tube No. = 34 tubes

Length = 1.83 m

OD = 33 mm ID = 29.8 mm

Thickness= 1.6 mm

Shell CS OD = 323 mm

Fixed U tube (small)

Baffle Crossing CS

Type single seg Cut (%d) 25

Baffle spacing = 0.036 m

Supports-tube U-bend

Luas area perpindahan panas (A) : 6.473 𝑚2

Panjang tube : 1.83 m

Jumlah Tube : 34 buah

U-Tube Heat Exchanger Type BEU 1-shell-2-pass triangular pitch

Page 24: Perancangan Heat Exchanger

Page 24

1. Tube (2.5 bar)

Dimensi tube yang diperoleh dari perhitungan:

OD : 33 mm

Thickness : 1.6 mm

Nominal Pipe Size yang sesuai :

NPS 1 in-schedule number 5 bahan stainless steel

OD : 33.40 mm

Thickness : 1.651 mm

2. Shell (1.5 bar)

Baffle spacing : 0.0636 m

Jumlah Baffle : 29 buah

Dimensi Shell yang diperoleh dari perhitungan:

Ds : 318 mm

Nominal Pipe Size yang sesuai :

NPS 12 in-schedule number 5s-carbon steel

Diameter : 323.85 mm

Ketebalan : 3.962 mm

Pada Tube menggunakan bahan dari stainless steel 304 dengan tensile strengh

mencapai 525-610 Mpa pada suhu 400oC (Perry and Green 2007). Bahan ini lebih mahal

dibandingkan dengan bahan carbon steel, tetapi karena fluida yang dialirkan melalui

tube adalah bahan bersifat asam sehingga untuk mencegah tube agar tidak mudah

terkorosi. Jenis stainless steel yang dipilih bukan merupakan stainless steel jenis lain

seperti stainless steel 316 ataupun 410 karena alasan keekonomisan harga. Meskipun

stainless steel 410 lebih kuat, tetapi karena hanya beroperasi pada tekanan yang

mendekati tekanan atmosfer dan laju terkorosi carbon steel cukup rendah. Sedangkan,

untuk bagian shell cukup menggunakan bahan carbon steel dengan ketebalan yang

rendah karena fluida yang dialirkan berupa air biasa dan pada tekanan atmosferik. Selain

itu, pressure drop yang terjadi masih berada pada batas aman, tanpa perlu

menambahkan pompa sehingga lebih menghemat pengeluaran.

Page 25: Perancangan Heat Exchanger

Page 25

Sebagai perbandinga dalam pemilihan harga, kalkulasi dilakukan dengan

membandingkan penggunaan bahan stainless steel 304 dengan stainless steel 410

Jenis Stanless

Steel Panjang

Uo (W/m2 K)

A (m2) Harga ( US$)

304 L=1.83m 299 6.473 4000

410 L=1.83m 299 6.473 4300

Data tersebut merupakan harga untuk fixed/U shell/tube pada tahun 2007 sesuai

dengan yang diperoleh dari sumber :

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:WJdBxjI3DWEJ:www.matche.

com/EquipCost/Exchanger.htm+matche.com/equipcost/exchanger&cd=1&hl=id&ct=cln

k&gl=id

Jika dirupiahkan, berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap dollar sesuai dengan sumber

berikut : http://www.depkeu.go.id/ind/Currency/

Maka harga yang diperoleh 4000 x Rp 9021 = Rp 36,084,000.00 dan 4300 x Rp 9021 = Rp

38,790,300.00 sehingga diperoleh spesifikasi yang sesuai dan harga paling rendah adalah

shell and tubes dengan panjang 1.83 m berbahan stainless steel 304 untuk tube dan

carbon steel untuk bagian shell-nya.