Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

47
PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )” PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN TALANG PONCOL TALANG PONCOL 1.UMUM Daerah irigasi Pemali Kiri (17.433 ha) memiliki luas lebih dari 3000 Ha, maka kewenangan pengelolaan daerah irigasi ini berada di pemerintah pusat, yang dalam hal ini BBWS Pemali Juana. Kewenangan tersebut sesuai dengan KEPMEN No 390/KPTS/2007 tentang penetapan status daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan Kabupaten Kota. Dalam operasi dan pemeliharaan bangunan talang poncol tidak terlepas dari pola operasi secara keseluruhan Daerah irigasi Pemali kiri dengan beberapa pola operasi dan pemeliharaan khusus sesuai dengan jenis dan fungsi bangunan talang poncol. 2.STRUKTUR ORGANISASI TPOP D.I. PEMALI Daerah irigasi Pemali Kiri (17.433 ha) memiliki luas lebih dari 3000 Ha, maka kewenangan pengelolaan daerah irigasi ini berada di pemerintah pusat, yang dalam hal ini BBWS Pemali Juana. Kewenangan tersebut sesuai dengan KEPMEN No 390/KPTS/2007 tentang penetapan status daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan Kabupaten Kota. Berdasarkan KEPMEN PU NO. 628/KPTS/M/2008 tentang penetapan pelaksanaan kegiatan bidang sumberdaya air dalam rangka tugas pembantuan tahun 2009 diputuskan bahwa : CV GRACIA ADI CIPTA 1

description

Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Talang

Transcript of Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Page 1: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAANPEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

TALANG PONCOLTALANG PONCOL

1. UMUM

Daerah irigasi Pemali Kiri (17.433 ha) memiliki luas lebih dari 3000 Ha, maka kewenangan pengelolaan daerah irigasi ini berada di pemerintah pusat, yang dalam hal ini BBWS Pemali Juana. Kewenangan tersebut sesuai dengan KEPMEN No 390/KPTS/2007 tentang penetapan status daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan Kabupaten Kota.Dalam operasi dan pemeliharaan bangunan talang poncol tidak terlepas dari pola operasi secara keseluruhan Daerah irigasi Pemali kiri dengan beberapa pola operasi dan pemeliharaan khusus sesuai dengan jenis dan fungsi bangunan talang poncol.

2. STRUKTUR ORGANISASI TPOP D.I. PEMALI

Daerah irigasi Pemali Kiri (17.433 ha) memiliki luas lebih dari 3000 Ha, maka kewenangan pengelolaan daerah irigasi ini berada di pemerintah pusat, yang dalam hal ini BBWS Pemali Juana. Kewenangan tersebut sesuai dengan KEPMEN No 390/KPTS/2007 tentang penetapan status daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan Kabupaten Kota.

Berdasarkan KEPMEN PU NO. 628/KPTS/M/2008 tentang penetapan pelaksanaan kegiatan bidang sumberdaya air dalam rangka tugas pembantuan tahun 2009 diputuskan bahwa :

Sebagian urusan yang menjadi kewenangan Departemen Pekerjaan Umum di bidang sumberdaya air pada tahun 2009 dilaksanakan melalui tugas pembantuan kepada Pemerintah Propinsi. Lingkup kegiatan bidang sumberdaya air yang ditugas pembantuankan kepada Pemerintah Provinsi pada tahun 2009 meliputi kegiatan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi dan Rawa.

D.I Pemali Kiri mempunyai luas daerah irigasi 17.344 ha dan lintas Kabupaten Tegal dan Brebes.

CV GRACIA ADI CIPTA 1

Page 2: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”

Sesuai KEPMEN PU No. 401/KPTS/M/2009, kegiatan O & P D.I Pemali Kiri dilaksanakan melalui Tugas Pembantuan (TPOP) kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, cq. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah.

D.I Pemali Kiri merupakan daerah irigasi strategis nasional dan menjadi wewenang Pemerintah Pusat dan segala sesuatu yang terkait dengan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasinya dikoordinasikan melalui Komisi Irigasi Provinsi.Dari informasi yang didapatkan, bahwa Komisi Irigasi Kabupaten Tegal dan Brebes sudah terbentuk. Sedangkan Komisi Irigasi Provinsi Jawa Tengah pembentukannya masih dalam proses. Yang berperan selama ini adalah (Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Pemali Comal (TKPSDA Pemali Comal).

Dalam TPOP ini Kepala Balai Wilayah Sungai Pemali-Comal selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Brebes dan Dinas Pengairan Kabupaten Tegal melalui Kerjasama Operasi (KSO) serta melibatkan peran serta aktif dari masyarakat petani P3A/Sub GP3A/GP3A berdasarkan nota kesepahaman yang ditandatangani oleh penanggungjawab kegiatan dan wakil masyarakat petani P3A/Sub GP3A/GP3A.

Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 27, persyaratan partisipasi adalah :

1. Partisipasi masyarakat petani dalam pembangunan

jaringan irigasi induk dan sekunder dilaksanakan melalui kelompok petani pada

setiap desa (P3A)

2. Partisipasi masyarakat dalam peningkatan jaringan

irigasi induk dan sekunder dilaksanakan melaui :

a. P3A/Sub GP3A/GP3A

b. Organisasi adat pengelolaan irigasi

3. Masyarakat petani secara perseorangan dapat

berpartisipasi terhadap hal yang tidak mempunyai dampak secara kolektif dan

bersifat sukarela

4. Hal yang tidak mempunyai dampak secara kolektif

dan bersifat sukarela sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berupa kontribusi

material, dana untuk membantu pelaksanaan pekerjaan pembangunan, dan/atau

peningkatan jaringan irigasi induk dan sekunder.

Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 28, tata laksana partisipasi adalah :

CV GRACIA ADI CIPTA 2

Page 3: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”

1. Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya, wajib memberikan

informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat petani P3A/Sub GP3A/GP3A

sebelum melaksanakan tahapan dalam kegiatan pembangunan, peningkatan atau

rehabilitasi jaringan irigasi

2. P3A/Sub GP3A/GP3A mengirimkan usulan untuk

berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan, peningkatan atau rehabilitasi jaringan

irigasi induk dan sekunder kepada pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah

kabupaten sesuai dengan wewenang dan tanggungjawabnya

3. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja

setelah menerima usulan dari P3A/Sub GP3A/GP3A, Pemerintah, pemerintah

provinsi dan pemerintah kabupaten sesuai dengan wewenang dan

tanggungjawabnya membentuk dan menugasi tim teknis untuk melakukan penilaian

terhadap kinerja P3A/Sub GP3A/GP3A

4. Penilaian kinerja tersebut mencakup aspek :

a. Struktur organisasi P3A/Sub GP3A/GP3A

b. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia

c. Pelaksanaan terhadap segala kewajiban dan tanggungjawabnya.

5. Berdasarkan penilaian terhadap aspek-aspek

tersebut, Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten menyusun nota

kesepahaman pertisipasi dengan P3A/Sub GP3A/GP3A.

Berdasarkan KEPMEN PU NO. 401/KPTS/M/2009 Tentang pengangkatan /pengukuhan

kembali atasan kepala satuan kerja, pembantu atasan kepala satuan kerja, atasan

langsung kepala satuan kerja, kepala satuan kerja perangkat daerah tugas pembantuan

(SKPD-TP) pejabat pembuat komitmen, dst. Diputuskan bahwa untuk Kegiatan Operasi

dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Pemali-Comal :

Atasan Kepala Satuan Kerja dalam hal ini adalah Direktur Jenderal Sumber Daya Air.

Pembantu Atasan Kepala Satuan Kerja adalah Direktur Irigasi Ditjen SDA.

Atasan Langsung dalam hal ini adalah Gubernur Jawa Tengah.

Pembantu Atasan Langsung adalah Kepala Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah.

Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Tugas Pembantuan (SKPD-TP) adalah Kepala

Bidang Irigasi dan Air Baku Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah.

CV GRACIA ADI CIPTA 3

Page 4: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”

Pejabat Pembuat Komitmen dalam hal ini adalah Kepala BPSDA Pemali – Comal

Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah.

Gambar 1.1 Struktur TPOP D.I Pemali Kiri

CV GRACIA ADI CIPTA 4

GP3ARanting Kendawa

Propinsi Jawa Tengah

Atasan Kepala Satuan Kerja Dirjen Sumber Daya Air

Pembantu Atasan Kepala Satuan Kerja Direktur Irigasi Ditjen SDA

Atasan LangsungGubernur Jawa Tengah

Pembantu Atasan LangsungKa. Dinas PSDA Propinsi Jawa Tengah

Ka. Satker Perangkat Daerah Tugas Pembantuan (SKPD-TP)

Kabid Irigasi dan Air Baku Dinas PSDA

Ko. Perwakilan Balai PSDA Pemali – Comal Wil. Comal

UPTD Pemali Hilir

GP3A Ranting Notog

Bendahara Penguji SPM

Ka. Urusan Administrasi

PUMKa. Urusan

Teknik

Pejabat Pembuat Komitmen

Propinsi Jawa TengahKa. BPSDA Pemali – Comal Dinas PSDA

Page 5: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”

Gambar 1.1 Struktur Organisasi TPOP D.I Pemali Kanan

I. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN O & P

Dalam pelaksanaanya kegiatan Operasi & Pemeliharaan sehari – hari di lapangan untuk

saluran induk dilaksanakan oleh :

Koordinator Perwakilan Balai PSDA Pemali – Comal Wilayah Pemali (Bendung Notog

– Hm 57+00).

UPTD pemali Hilir Kabupaten Brebes (Hm 57+00- B P III)

Sedangkan pelaksanaan kegiatan Operasi & Pemeliharaan saluran sekunder dilaksanakan

oleh:

UPTD Pemali Hilir Kabupaten Brebes.

Dalam pelaksanaan kegiatan Operasi & Pemeliharaan telah melibatkan peran serta

Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Ex Ranting Notog dan Ex ranting

Kendawa dan Perkumpulan Petani Pemakai Air antara lain :

P3A Dharma Bakti.

P3A Subur Makmur.

P3A Sumber Pangan .

P3A Tani Makmur.

P3A Tani Mulya

CV GRACIA ADI CIPTA 5

Page 6: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”

Gambar 1.2. Bagan Organisasi UPTD Pengairan Pemali Hilir

CV GRACIA ADI CIPTA 6

Page 7: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

PEDOMAN O P ‘Desain Rehabilitasi Talang Poncol DI Pemali (Optimalisasi/pemanfaatan sisa lelang )”

CV GRACIA ADI CIPTA 7

Page 8: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Gambar 1.3. Bagan Organisasi Koordinator Perwakilan Balai PSDA Pemali-Comal Wilayah Pemali

CV GRACIA ADHI CIPTA 8

Page 9: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Tabel 1.1 Personil pelaksana Operasi dan Pemeliharaan

Daerah Irigasi Pemali Kanan

A. Koperbal PSDA Pemali Comal Wilayah Pemali

1. Koordinator Wilayah Koordinator Perwakilan Balai Pemali – Comal Wilayah Pemali

(P. Sajiyo)

2. Pengadministrian Teknik - Abdul Rojak

3. Pengadministrasian Umum

- Dulatip

4. Pengelola Jaringan Supadi dibantu oleh:

- Penjaga Bendung : Warso

- Penjaga Pintu Air : Wadiyo

- Pekarya Saluran : Wadrohi

5. Pengelola Sungai Sijad Dibantu Oleh:

- Penjaga Tanggul Sungai : Sudiman dan Drajad

6. Pengelola Waduk R Sujoko dibantu oleh:

- Pengamat Pintu waduk : Sukhad

- Petugas elektonik hidrolis waduk : kamsi

- Penjaga Bendung : Sugeng dan muflikhin

7. Penjaga Pantai -

B. UPTD Pengairan Pemali Hilir

1. Kepala UPTD - Suripto

2. Pelaksana Urusan Irigasi - Tarodi dibantu 5 ( lima ) orang staff

3. Pelaksana Urusan Sungai - Sumarsono dibantu 1 ( satu ) orang staff

4. Pelaksana Urusan ESDM - Muhartoyo SH

dibantu 3 ( tiga ) orang staff

5. Pelaksana Urusan - Tarwidi

CV GRACIA ADHI CIPTA 1

Page 10: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Administrasi dibantu 4 (empat) orang staff

6. Juru/ Mantri - Kemantren Geger Kunci : Sutjipto

- Kemantren Bojong : Mastoha

- Kemantren Tegalwulung: Sugeng

- Kemantren Krasak : Hudi Rusmanto

- Kemantren Wangan dalem: Kardoyo

7. Penjaga Pintu Air - Kemantren Geger Kunci : 12 Orang

- Kemantren Bojong : 9 Orang

- Kemantren Tegalwulung: 9 Orang

- Kemantren Krasak : 11 Orang

- Kemantren Wangan dalem: 12 Orang

II. HUBUNGAN KERJASAMA ANTAR INSTANSI

Pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan D.I Pemali Kiri dilakukan dengan Tugas

Pembantuan Operasi Dan Pemeliharaan (TPOP). Pelaksanaan O & P Jaringan Irigasi Pemali

Kiri selama ini dilakukan oleh petugas yang berasal dari :

Dinas Pengairan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Brebes.

Balai PSDA Pemali – Comal

Kondisi tersebut merupakan implikasi dari pelaksanaan PP N0.25 Tahun 2000 mengenai

pembagian kewenangan.

Dalam TPOP ini Kepala Balai Wilayah Sungai Pemali-Comal selaku Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) menggalang kerjasama dengan Dinas Pengairan Energi Sumber Daya

Mineral (ESDM) Kabupaten Brebes melalui Kesepakatan Kerjasama O & P.

III. PERAN SERTA P3A

Sesuai PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 tentang Pedoman & Pengelolaan Sistem Irigasi

Partisipatif Bab II mengenai Prinsip Partisipatif, diterangkan bahwa ”Pengembangan dan

pengelolaan sistem irigasi yang bertujuan untuk mewujudkan kemanfaatan air dalam bidang

pertanian diselenggarakan secara partsipatif dan pelaksanaannya dilakukan dengan berbasis

pada peran serta masyarakat petani / P3A / GP3A / IP3A”.

Dalam pelaksanaannya berdasarkan prinsip-prinsip :

CV GRACIA ADHI CIPTA 2

Page 11: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

1.1. Sukarela dengan berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat

2.2. Kebutuhan, kemampuann dan kondisi ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat petani /

P3A / GP3A / IP3A di daerah irigasi yang bersangkutan

3.3. Bukan bertujuan untuk mencari keuntungan

Partisipasi masyarakat petani / P3A / GP3A / IP3A tersebut dimaksudkan untuk tujuan

meningkatkan rasa memiliki, rasa tanggungjawab, serta meningkatkan kemampuan

masyarakat petani dalam rangka mewujudkan efisiensi, efektivitas, dan keberlanjutan sistem

irigasi.

Sedangkan sesuai PERMEN PU No. 32/PRT/M/2007 tentang Pedoman OP Jaringan Irigasi,

dalam rangka mengikutsertakan masyarakat petani pemakai air / P3A / GP3A / IP3A, maka

kegiatan perencanaan dan pelaksanaan operasi didapat melalui usulan dari P3A / GP3A /

IP3A.

Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 27, persyaratan partisipasi adalah :

1. Partisipasi masyarakat petani dalam pembangunan jaringan irigasi induk dan sekunder

dilaksanakan melalui kelompok petani pada setiap desa (P3A).

2. Partisipasi masyarakat dala peningkatan jaringan irigasi induk dan sekunder

dilaksanakan melaui :

P3A/Sub GP3A/GP3A

Organisasi adat pengelolaan irigasi

Masyarakat petani secara perseorangan dapat berpartisipasi terhadap hal yang tidak

mempunyai dampak secara kolektif dan bersifat sukarela.

Hal yang tidak mempunyai dampak secara kolektif dan bersifat sukarela sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) dapat berupa kontribusi material, dana untuk membantu

pelaksanaan pekerjaan pembangunan, dan/atau peningkatan jaringan irigasi induk dan

sekunder.

Selanjutnya Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 28 yang juga mengenai

persyaratan partisipasi menyebutkan bahwa :

1. Masyarakat petani dapat berpartisipasi dalam kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi

jaringan irigasi primer (induk) dan sekunder melalui P3A/Sub GP3A/GP3A di wilayah

kerja masing-masing.

2. Partisipasi P3A/Sub GP3A/GP3A dapat dilakukan setelah P3A/Sub P3A/GP3A

melaksanakan tanggungjawabnya dalam pengelolaan jaringan irigasi tersier.

CV GRACIA ADHI CIPTA 3

Page 12: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

3. Masyarakat petani secara perseorangan dapat berpartisipasi dalam pemeliharaan dan

rehabilitasi jaringan irigasi primer (induk) dan sekunder terhadap hal yang tidak

mempunyai dampak secara kolektif dan bersifat sukarela.

Berdasarkan PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 29, tata laksana partisipasi adalah :

1. Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sesuai dengan wewenang

dan tanggungjawabnya, wajib memberikan informasi yang seluas-luasnya kepada

masyarakat petani P3A/Sub GP3A/GP3A sebelum melaksanakan tahapan dalam

kegiatan pembangunan, peningkatan atau rehabilitasi jaringan irigasi.

2. P3A/Sub GP3A/GP3A mengirimkan usulan untuk berpartisipasi dalam kegiatan

pembangunan, peningkatan atau rehabilitasi jaringan irigasi induk dan sekunder kepada

pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sesuai dengan wewenang

dan tanggungjawabnya.

3. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah menerima usulan dari P3A/Sub

GP3A/GP3A, Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten sesuai dengan

wewenang dan tanggungjawabnya membentuk dan menugasi tim teknis untuk

melakukan penilaian terhadap kinerja P3A/Sub GP3A/GP3A.

4. Penilaian kinerja tersebut mencakup aspek :

a. Struktur organisasi P3A/Sub GP3A/GP3A.

b. Kuantitas dan kualitas sumber daya manusia.

c. Pelaksanaan terhadap segala kewajiban dan tanggungjawabnya.

5. Berdasarkan penilaian terhadap aspek-aspek tersebut, Pemerintah, pemerintah provinsi

dan pemerintah kabupaten menyusun nota kesepahaman pertisipasi dengan P3A/Sub

GP3A/GP3A.

Sesuai PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 22

1. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasi jaringan irigasi, P3A/Sub GP3A/GP3A

mengajukan usulan RTT beserta Kebutuhan Air kepada Bupati/Gubernur secara

berjenjang melalui pengamat dan dinas

2. Dalam Pelaksnaan kegiatan operasi jaringan irigasi P3A/Sub GP3A/GP3A dapat

berpartisipasi dalam :

a. Pengajuan usulan Rencana Tata Tanam (RTT)

b. Pengajuan Kebutuhan Air

c. Pemberian masukan mengenai perubahan rencana tata tanam, perubahan pola

tanam, perubahan jadwa tanam dan perubahan jadwal pemberian/pembagian air

dalam hal terjadi perubahan ketersediaan air pada sumber air.

CV GRACIA ADHI CIPTA 4

Page 13: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Sesuai PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 23

1. P3A/Sub GP3A/GP3A di daerah yang bersangkutan dapat berpartisipasi dalam kegiatan

penelusuran jaringan irigasi, penyusunan kebutuhan biaya, dan pelaksanaan pekerjaan

pemeliharaan jaringan irigasi induk dan sekunder

2. Partisipasi dalam penelusuran jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi penyampaian usulan prioritas pekerjaan dan cara pelaksanaan pekerjaan

3. Dalam penyusunan kebutuhan biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masyarakat

petani, P3A/Sub GP3A/GP3A dapat memberikan usulan kontribusi berupa material atau

dana untuk membantu pembiayaan pekerjaan yang akan dilaksanakan dengan cara

swakelola.

Sesuai PERMEN PU No. 30/PRT/M/2007 Pasal 15

1. Pelaksanaan pekerjaan dengan cara swakelola dilaksanakan oleh penanggungjawab

kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

2. Masyarakat petani, P3A/Sub GP3A/GP3A dapat berpartisipasi berdasarkan nota

kesepahaman yang ditandatangani oleh penanggungjawab kegiatan dan wakil

masyarakat petani, P3A/Sub GP3A/GP3A.

3. Nota Kesepahaman paling sedikit memuat tentang :

a. Rincian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penanggungjawab kegiatan

b. Bentuk partisipasi masyarakat petani, P3A/Sub GP3A/GP3A dalam pekerjaan

pembangunan dan/atau peningkatan jaringan irigasi induk dan sekunder yang akan

dilaksanakan.

IV. KOMISI IRIGASI

Komisi Irigasi Provinsi

Komisi Irigasi Provinsi adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil pemerintah

provinsi, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi, wakil pengguna

jaringan irigasi pada provinsi, dan wakil komisi irigasi kabupaten/kota yang terkait.

Wilayah kerja Komisi Irigasi Provinsi :

a. Daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggungjawab pemerintah

provinsi yang meliputi daerah irigasi yang luasnya 1000 ha sampai dengan 3000 ha atau

pada daerah irigasi yang bersifat lintas kabupaten/kota.

b. Daerah irigasi strategis nasional dan daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha yang

bersifat lintas kabupaten/kota, baik yang sudah ditugas-pembantuankan maupun yang

belum ditugas-pembantuankan dari Pemerintah kepada pemerintah provinsi.

CV GRACIA ADHI CIPTA 5

Page 14: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Keanggotaan Komisi Irigasi Provinsi terdiri atas :

a. Wakil Pemerintah Provinsi.

b. Wakil Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) pada Daerah Irigasi lintas kabupaten.

c. Wakil kelompok pengguna jaringan irigasi lain.

d. Wakil Komisi Irigasi Kabupaten yang mempunyai Daerah Irigasi lintas Kabupaten.

Tata Kerja Komisi Irigasi Provinsi adalah :

a. Komisi Irigasi bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada

waktu menjelang musim hujan dan menjelang musim kemarau yang dihadiri oleh seluruh

anggota Komisi Irigasi dan dipimpin oleh Ketua Komisi Irigasi

b. Tata tertib persidangan dan tata cara pengambilan keputusan ditetapkan oleh ketua

Komisi Irigasi

c. Dalam persidangan, Ketua Komisi Irigasi dapat mengundang narasumber tertentu dari

instansi Pemerintah, unsur perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan unsur

masyarakat terkait.

Untuk D.I Pemali Kanan, selama Komisi Irigasi Provinsi belum terbentuk maka koordinasi

yang terkait dengan pengelolaan sistem irigasi dilaksanakan dalam forum Tim Koordinasi

Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Pemali Comal (TKPSDA) Pemali Comal.

Komisi Irigasi Kabupaten

Komisi Irigasi Kabupaten merupakan lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil

pemerintah kabupaten, wakil perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi, wakil

pengguna jaringan irigasi pada kabupaten. Komisi Irigasi Kabupaten berkedudukan di

ibukota kabupaten. Komisi ini dibentuk dengan Keputusan Bupati dan berada di bawah serta

bertanggungjawab langsung kepada Bupati. Wilayah kerja Komisi Irigasi Kabupaten :

a. Daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggungjawab

kabupaten yang meliputi daerah irigasi yang luasnya kurang dari 1000 ha.

b. Daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggung jawab

pemerintah provinsi yang meliputi daerah irigasi yang luasnya 1000 ha sampai dengan

3000 ha yang berada dalam satu Kabupaten yang sudah ditugas-pembantuankan

maupun yang belum ditugas-pembantuankan dari Pemerintah Provinsi kepada

Pemerintah Kabupaten.

c. Daerah irigasi yang pengelolaannya menjadi wewenang dan tanggungjawab

pemerintah yang meliputi daerah irigasi yang luasnya lebih dari 3000 ha dan daerah

irigasi strategis nasional yang berada dalam satu Kabupaten yang sudah

ditugaspembantuankan maupun yang belum ditugas-pembantuankan dari Pemerintah

kepada Pemerintah Kabupaten.

CV GRACIA ADHI CIPTA 6

Page 15: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

d. Daerah Irigasi Desa.

Keanggotaan Komisi Irigasi Kabupaten terdiri atas :

a. Wakil Pemerintah Kabupaten.

b. Wakil Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) pada Daerah Irigasi kabupaten.

c. Wakil kelompok pengguna jaringan irigasi lain.

Tata Kerja Komisi Irigasi Kabupaten adalah :

a. Komisi Irigasi bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada

waktu menjelang musim hujan dan menjelang musim kemarau yang dihadiri oleh

seluruh anggota Komisi Irigasi dan dipimpin oleh Ketua Komisi Irigasi.

b. Tata tertib persidangan dan tata cara pengambilan keputusan ditetapkan oleh ketua

Komisi Irigasi.

c. Dalam persidangan, Ketua Komisi Irigasi dapat mengundang narasumber tertentu

dari instansi Pemerintah, unsur perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan

unsur masyarakat terkait.

Untuk D.I Pemali Kanan, Komisi Irigasi Kabupaten yang ada adalah :

a. Komisi Irigasi Kabupaten Tegal.

b. Komisi Irigasi Kabupaten Brebes.

CV GRACIA ADHI CIPTA 7

Page 16: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

3. RENCANA OPERASI3.1. Perencanaan Penyediaan Air Tahunan

Penyediaan air tahunan direncanakan dengan membandingkan antara Ketersediaan Air

dengan Kebutuhan Air dalam kurun waktu 1 (satu) tahun tanam. Ketersediaan air

didapatkan dari debit andalan (Q80) bendung Notog dan debit dari Bendung-bendung

suplesi. Sedangkan kebutuhan air didapatkan dari perhitungan kebutuhan air di lahan

ditambah dengan faktor kehilangan air di saluran. Dari perbandingan inilah diperoleh nilai

Faktor K yang akan digunakan sebagai acuan pemberian air melalui intake bendung

Notog.

Perencanaan ini dibuat oleh instansi teknis tingkat Kabupaten (UPTD)/Provinsi (Dinas

PSDA Pemali-Comal) sesuai dengan kewenangannya.

3.2. Rencana Tata Tanam Detail

Penyusunan RTT (Rencana Tata Tanam) tahunan dilakukan dengan melibatkan peran

aktif masyarakat petani. Secara aktif masyarakat petani melalui wadah P3A/Sub

GP3A/GP3A mendiskusikan komoditas yang akan ditanam. Sementara pemerintah/dinas

dalam hal ini bertindak dan berperan sebagai pembimbing atau penasehat yang

memberikan masukan dan pertimbangan berkaitan dengan ketersediaan air.

Mengingat jika suatu saat terjadi kekurangan ketersediaan air atau dengan kata lain

ketersediaan air tidak konstan sepanjang tahun, maka rencana tata tanam dapat

diatur/disiasati dengan sistem golongan. Sesuai analisa yang telah dilakukan, D.I Pemali

Hilir terbagi atas 3 golongan yaitu :

a. Gol. I : 7.799 ha

b. Gol. II : 12.213 ha

c. Gol. III : 5.230 ha

Sedangkan jenisnya adalah Golongan Tersebar.

Pengaturan jadwal waktu mulai pengolahan tanah tiap golongan diberi jarak antara 10 hari

s/d 15 hari.

Gambar 3.1. Pengaturan Jadwal Waktu Mulai Pengolahan Tanah Tiap Golongan

CV GRACIA ADHI CIPTA 8

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II

GOLONGAN I 7.799.00 Ha

GOLONGAN II 12.213.00 Ha

GOLONGAN III 5.230.00 Ha

MEI JUN JUL AGS SEPBULAN

URAIAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APR

Pertumbuhan PadiMT II

Pertumbuhan Palawija MT I

Pertumbuhan Bawang MT IPL PL

Pertumbuhan Palawija MT III

Pertumbuhan Bawang MT IIIPL

Pertumbuhan PadiMT II

Pertumbuhan Palawija MT I

Pertumbuhan Bawang MT IPL PL

Pertumbuhan Palawija MT III

Pertumbuhan Bawang MT IIIPLK

K

K

K

Pertumbuhan PadiMT II

Pertumbuhan Palawija MT I

Pertumbuhan Bawang MT IPL PL

Pertumbuhan Bawang MT IIIPL

K K

Pertumbuhan Palawija MT III

Pertumbuhan Palawija MT III

Page 17: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

3.3. Rapat Komisi Irigasi Untuk Menyusun Rencana Tata Tanam

Menurut Permen PU No. 31/PRT/M/2007 Bab III Pasal 4, salah satu tugas Komisi Irigasi

adalah merumuskan rencana tata tanam yang telah disiapkan oleh dinas instansi terkait

dengan mempertimbangkan data debit air yang tersedia pada setiap daerah irigasi,

pemberian air serentak atau golongan, kesesuaian jenis tanaman, rencana pembagian dan

pemberian air. Dari keterangan tersebut diusulkan agar dalam pembahasan rencana

pemberian air agar benar-benar mengakomodir aspirasi dari P3A. Selain itu, kepada

Komisi Irigasi dan Petugas Pengairan yang berwenang, untuk memantau dan

mengoptimalkan pengisian Blangko Operasi (01-O s/d 12-O) agar kondisi sebenarnya

yang terdapat di lapangan dapat diketahui. Untuk implementasinya dapat dilakukan

dengan menjaga fungsi dari bangunan alat ukur yang ada, selain itu dapat pula diakukan

penyuluhan ataupun pembuatan pedoman pelaksanaan di lapangan serta petunjuk cara

pengisian masing-masing blangko operasi tersebut. Sedangkan untuk P3A agar lebih

menghimbau kepada anggotanya untuk tidak melakukan sadapan liar dan mengikuti

sistem pembagian air yang telah ditetapkan/disepakati bersama.

3.4. S.K. Bupati/Gubernur Mengenai Rencana Tata Tanam

Setelah ada kesepakatan dalam rapat Komisi Irigasi maka disusun penetapan melalui SK

Bupati atau Gubernur tentang Rencana Tata Tanam (RTT) Tahunan. SK ini sebagai dasar

dalam menyusun rencana pembagian dan pemberian air serta waktu pengeringan. SK ini

harus diterbitkan sebelum dimulainya MT.I.

Dari analisa yang telah dilakukan (pada Laporan System Planning D.I Pemali Kanan)

dengan membandingkan antara Ketersediaan air (debit andalan dan suplesi) dengan

Kebutuhan air tanaman serta faktor K, maka disimpulkan bahwa Masa Tanam I (MT. I)

yang optimal adalah dimulai pada 1 Oktober.

.3.5. Perencanaan Pembagian dan Pemberian Air Tahunan

Rencana Tahunan Pembagian dan Pemberian Air Irigasi disusun oleh Komisi Irigasi

Provinsi, yang membidangi irigasi sesuai dengan kewenangannya berdasarkan rencana

tahunan penyediaan air irigasi dan pemakaian air untuk keperluan lainnya.

Rencana ini digulirkan setelah mendapatkan persetujuan dari Komisi Irigasi Kabupaten

maupun Provinsi dan ditetapkan melalui Keputusan Bupati atau Gubernur sesuai

kewenangannya dan atau penyelenggara wewenang yang dilimpahkan kepada

Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

CV GRACIA ADHI CIPTA 9

Page 18: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

3.6. Mekanisme dan Proses Penyusunan Kegiatan Operasi

Mekanisme dan proses penyusunan kegiatan Operasi adalah sebagai berikut :

1. Pertemuan P3A tingkat Desa untuk menetukan usulan rencana tata tanam yang

diinginkan secara musyawarah bersama anggotanya berdasarkan hak guna air yang

diberikan. Dari tingkat ini dibawa ke pertemuan Sub Gabungan P3A untuk ditindaklajuti

dan bermusyawarah dalam pengisian blanko 01-O. Untuk selanjutnya akan diteruskan

ke tingkat GP3A selambat-lambatnya 2 bulan sebelum MT.1.

2. GP3A bersama seluruh anggotanya mengadakan rapat lengkap untuk membahas

Rencana tata Tanam (RTT) di masing wilayah kerjanya.

3. Setelah adanya kesepakatan di tingkat GP3A, hasil usulan akan diteruskan ke kantor

pembantu Balai PSDA Pemali Comal yang rekap dalam Blanko 02-O dan 03-O

selambat-lambatnya 1 bulan sebelum MT.I. Selanjutnya akan diteruskan ke Balai PSDA

Pemali Comal.

4. Balai PSDA Pemali Comal akan membawa usulan tersebut ke tingkat Dinas PSDA

Provinsi Jawa Tengah untuk dievaluasi dan dikoordinasikan.

5. Selanjutnya Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah akan membawa usulan ke tingkat

Komisi Irigasi Provinsi Jawa Tengah untuk dievaluasi dan dikoordinasikan untuk

menentukan Rencana Tata Tanam (RTT) Tahunan.

6. Setelah adanya kesepakatan dalam rapat Komisi Irigasi Provinsi Jawa Tengah, maka

disusun penetapan melalui SK Gubernur tentang Rencana Tata Tanam (RTT). SK

tersebut sebagai dasar dalam menyusun rencana pembagian dan pemberian air serta

waktu pengeringan, dan sebelum MT.1, SK ini sudah harus terbit.

Dari hasil analisa yang telah dilakukan dengan membandingkan antara Ketersediaan air

(debit andalan dan suplesi) dengan kebutuhan air tanaman serta faktor K, D.I Pemali Hilir

mempunyai debit ketersediaan air lebih dari 70% debit rencana kebutuhan irigasi. Sehingga

sesuai PERMEN PU No. 32/PRT/M/2007, air dapat dialirkan secara terus (continous flow)

ke petak-petak tersier melalui pintu sadap tersier.

CV GRACIA ADHI CIPTA 10

Page 19: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

4. PELAKSANAAN OPERASI

4.1. Laporan Keadaan Air dan Tanaman (Blanko 04 - O)

Diisi oleh Mantri/Juru tiap 2 (dua) mingguan untuk menetahui realisasi keadaan air dan

tanaman. Blangko ini telah jelas dan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Mantri/Juru di

masing-masing UPT.

4.2. Penentuan Rencana Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan (Blanko 05 - O)

Berdasarkan Laporan pada Blangko 04 – O, maka dietapkan kebutuhan air di tiap pintu

pengambilan sesuai realisasi pada periode 2 (dua) mingguan. Pada blangko ini terdapat

isian kebutuhan air di saluran tersier. Kebanyakan yang terjadi adalah pencatatan hanya

debit per saluran sekunder. Untuk debit di saluran tersier tidak diamati. Blangko ini diisi

oleh Petugas UPT.

4.3. Pencatatan Debit Saluran (Blanko 06 - O)

Pencatatan debit dilakukan oleh Petugas Operasi Bendung (POB)/Petugas Pintu Air (PPA)

pada setiap bangunan pengambilan utama, sekunder dan bangunan sadap tersier yang

dilakukan 2 (dua) mingguan guna mengetahui realisasi detail yang dialirkan setiap luas

saluran sesuai dengan rencana pembagian dan pemberian air. Blangko ini telah jelas dan

sudah dilaksanakan dengan baik oleh Mantri/Juru di masing-masing UPT.

4.4. Penetapan Pembagian Air Pada Jaringan Sekunder & Primer (Blanko 07 - O)

Sistem yang diterapkan selama ini dalam pengukuran air adalah dengan pencatatan debit

menggunakan alat ukur antara lain Ambang Lebar, Chipoletti. Pencatatan/perhitungan

kebutuhan air dan pemberian air dituangkan dalam Blangko 07-O, dilaksanakan tiap

periode setengah bulanan (15 harian).

Penetapan pembagian air pada jaringan primer dan sekunder adalah jumlah kebutuhan air

di masing-masing petak tersier ditambah dengan kehilangan air sebesar 10% - 20%.

Blangko ini telah jelas dan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Petugas UPT.

4.5. Pencatatan Debit Sungai / Bangunan Pengambilan (Blanko 08 - O)

Pelaksanaan pencatatan debit sungai pada bangunan pengambilan dilakukan 2 (dua) kali

setiap hari (pagi dan sore). Pencatatan ini harus konstan, misal : tiap pagi jam 07.00 dan

tiap sore jam 16.00. Blangko diisi oleh Petugas Pintu Air (PPA), baik yang dialirkan ke

Saluran induk maupun yang limpas bendung.

CV GRACIA ADHI CIPTA 11

Page 20: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Blangko ini telah jelas dan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Mantri/Juru di masing-

masing UPT. Hanya saja pelaksanaannya di lapangan selama ini, ada sistem pembagian

tugas. Juru/ Penjaga Bendung hanya mencatat tinggi muka air saja, sedangkan untuk

perhitungan debit dilakukan oleh petugas UPT.

4.6. Perhitungan Faktor K / Faktor Palawija Relatif FPR (Blanko 09 - O)

Dari hasil pencatatan debit sungai pada intake kadang terjadi kekurangan air (pada tanggal

tertentu), maka pembagian dan pemberian air irigasi perlu dikoreksi dengan menggunakan

faktor K.

Maka koreksi pembagian dan pemberian air dengan menggunakan Blangko 09 – O ini.

Blangko ini telah jelas dan sudah dilaksanakan dengan baik oleh Petugas UPT di masing-

masing UPT dan telah diserahkan kepada Balai PSDA Pemali-Comal secara teratur.

4.7. Laporan Produktifitas & Neraca Pembagian Air

Per Daerah Irigasi (Blanko 10 - O)

Blangko ini diisi oleh petugas dinas Kabupaten yang membidangi irigasi setingkat

pengamat/cabang dinas / ranting / pengamat / UPTD / korwil / korwil PSDA. Dilakukan

pencatatan per musim tanam selama 1 (satu) tahun.

Isi blangko ini antara lain adalah :

Realisasi tanam per musim tanam (MT.I, MT.II dan MT. III)

Kerusakan tanaman

Rencana tanam pada tahun berjalan dan pada tahun mendatang

Keadaan air, Produksi tanaman.

CV GRACIA ADHI CIPTA 12

Page 21: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Tabel 4.2 Neraca Air D.I Pemali Hilir

4.8. Rekap Kabupaten Per Masa Tanam (Blanko 11 - O)

Diisi oleh petugas dinas Kabupaten yang membidangi irigasi setingkat subdin PSDA.

Pencatatan dilakukan 1 (satu) tahun sekali setelah MT. III. Berisi informasi mengenai

rencana luas tanam, realisasi tanam dan areal terkena musibah.

4.9. Rekap Provinsi (Blanko 12 - O)

Diisi oleh petugas dinas Provinsi Jawa Tengah yang membidangi irigasi setingkat subdin

PSDA sesuai rekapitulasi dari Blangko 11 - O. Pencatatan dilakukan 1 (satu) tahun sekali

CV GRACIA ADHI CIPTA 13

m3/dt m

3/dt m

3/dt

Jan 1 33.877 5.618 28.258 6.03Jan 2 58.313 14.410 43.903 4.05Feb 1 64.090 32.822 31.268 1.95Feb 2 60.207 28.194 32.013 2.14Mar 1 60.111 31.031 29.080 1.94Mar 2 60.036 34.964 25.072 1.72Apr 1 50.813 32.907 17.906 1.54Apr 2 43.252 32.158 11.094 1.34Mei 1 23.959 29.818 -5.859 0.80Mei 2 14.702 23.609 -8.907 0.62Jun 1 10.314 20.414 -10.100 0.51Jun 2 7.235 20.113 -12.878 0.36Jul 1 5.200 15.381 -10.181 0.34Jul 2 4.215 12.760 -8.545 0.33Agt 1 3.228 18.126 -14.898 0.18Agt 2 2.902 19.853 -16.951 0.15Sep 1 1.823 16.548 -14.725 0.11Sep 2 1.204 6.600 -5.396 0.18Okt 1 1.637 12.505 -10.868 0.13Okt 2 8.110 19.695 -11.586 0.41Nov 1 11.703 13.912 -2.210 0.84Nov 2 24.784 9.109 15.675 2.72Des 1 28.024 13.362 14.662 2.10Des 2 40.371 7.364 33.007 5.48

PERIODE

KETERSEDIAAN AIR

KEBUTUHAN AIR

SURPLUS/MINUS FAKTOR K

NERACA AIR

Page 22: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

setelah MT. III. Berisi informasi mengenai rencana luas tanam, realisasi tanam dan areal

terkena musibah.

4.10. Pengoperasian Bangunan Talang Poncol

Operasi bangunan talang

Pembukaan dan penutupan pintu harus terkoordinir agar debit air sesuai dengan

kebutuhan

Tinggi muka air di hulu talang tidak boleh melebihi tanggul saluran atau elevasi yang

ditetapkan

Endapan di hulu talang dapat dibilas bila diperlukan ( kantong lumpur telah penuh )

Elevasi muka air di hulu talang secara oyomatis melimpah di saluran pelimpah

apabila ketingggia melebihi ambang yang ditentukan.

Debit yang masuk saluran dicatat setiap terjadi perubahan

Operasi Bangunan Penguras

Operasi pada saat endapan telah penuh

Pengurasan endapan lumpur dilakukan apabila endapan telah memenuhi kantong

lumpur setinggi elevasi dasar rencana saluran penghantar.

Pengopersian pintu pembilas harus hati-hati untuk mencegah endapan masuk ke

dalam saluran dan terlampau banyak terjadi endapan di kantong pembilas

Perbedaan elevasi antara dasar saluran dan d asar Kantong lumpur adalah 1,0 m.

Sehingga aliran terbagi menjadi 2 lapisan. Lapisan atas mengalir masuk ke bangunan

talang , lapisan bawah mengalir melewati pintu pembilas. Pintu talang tidak perlu

ditutup karena endapan dapat dibilas bila diperlukan.

Periode waktu pengurasan akan ditentukan sesuai dengan hasil pengamatan setelah

bangunan ini dilaksanakan di lapangan ssesuuai dengan berapa lama kantong lumpur

terisis penuh untuk beberapa kali sehingga akan didapatkan periode waktu

pengurasan yang optimal.

CV GRACIA ADHI CIPTA 14

Page 23: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

5. MONITORING DAN EVALUASI

5.1. Monitoring Pelaksanaan Operasi

Monitoring dilakukan dengan menggunakan daftar simak Bagan Alir Blangko Operasi.

Blangko tersebut harus dikondisikan dengan kewenangan pengelolaan daerah irigasi yang

bersangkutan. Dalam hal ini D.I Pemali Hilir merupakan kewenangan Pemerintah Pusat

yang di TPOP kan kepada Pemerintah Provinsi.

5.2. Kalibrasi Alat Ukur

Jenis alat ukur yang dipakai pada sistem Jaringan D.I Pemali Kanan adalah : Tipe Cipoletti

dan Tipe Drempel. Kalibrasi alat ukur sebaiknya dilakukan oleh tim yang mempunyai

kemampuan dan peralatan yang memadai dan dilakukan setiap ada perubahan/perbaikan

dari alat ukur atau dilakukan secara periodik/berkala minimal 5 (lima) tahun sekali.

5.3. Monitoring Kinerja Daerah Irigasi

Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi kinerja sistem irigasi yang meliputi

beberapa komponen dan sub komponen dengan sistem penilaian (scoring system) tertentu

pula. Secara rinci ditampilkan pada halaman selanjutnya.

Tabel 5.1. Sistem penilaian (scoring system)

No Kriteria Score

1 Prasarana Fisik 45

a Bangunan Utama 13

b Saluran Pembawa 10

c Bangunan Pada Saluran Pembawa 9

d Saluran Pembuang & Bangunannya 4

e Jalan Masuk / Inspeksi 4

f Kantor, Perumahan & Gudang 5

2 Produktifitas Tanam 15

3 Sarana Penunjang 10

a Peralatan OP 4

b Transportasi 2

c Alat – Alat Kantor Pelaksana OP 2

d Alat Komunikasi 2

CV GRACIA ADHI CIPTA 15

Page 24: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

4 Organisasi Personalia 15

a Organisasi OP 5

b Personalia 10

5 Dokumentasi 5

6 Kondisi Kelembagaan P3A 10

Evaluasi ini dilaksanakan setiap tahun dengan menggunakan Formulir Indeks Kinerja

Sistem Irigasi dengan klasifikasi :

a. 80 – 100 : kinerja sangat baik

b. 70 – 79 : kinerja baik

c. 55 – 69 : kinerja kurang dan perlu perhatian

d. < 55 : kinerja jelek dan perlu perhatian

e. Maksimal 100, minimal 55 dan optimum 77,5.

CV GRACIA ADHI CIPTA 16

Page 25: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

6. KEGIATAN PEMELIHARAAN

6.1. Inventarisasi Jaringan Irigasi

Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan data jumlah, dimensi, jenis, kondisi dan fungsi

seluruh aset irigasi serta data ketersediaan air, nilai aset jaringan irigasi dan areal

pelayanan pada Daerah Irigasi Pemali Kanan. Inventarisasi dilakukan setiap tahun

mengacu pada pedoman yang berlaku.

Pelaksanaan dilaksanakan secara partisipatif melalui penelusuran jaringan irigasi oleh

aparat dinas secara berjenjang bersama-sama dengan P3A/Sub GP3A/GP3A dengan

menggunakan Blangko Inventaris Jaringan Irigasi. Dari hasil inventarisasi tersebut disusun

program 5 (lima) tahunan yang akan diusulkan untuk mendapatkan biaya pemeliharaan.

6.2. Perencanaan Pekerjaan Pemeliharaan

Perencanaan pemeliharaan dibuat oleh Dinas/pengelola irigasi bersama P3A/Sub

GP3A/GP3A berdasarkan rencana prioritas hasil inventarisasi jaringan irigasi. Dalam

rencana pemeliharaan terdapat pembagian tugas, antara P3A/Sub GP3A/GP3A dengan

pemerintah diantaranya bagian mana bisa ditangani P3A/Sub GP3A/GP3A dan bagian

mana yang ditangani pemerintah melalui Nota Kesepakatan Kerjasama O & P.

a. Inspeksi Rutin

Dilaksanakan oleh Juru Pengairan/Mantri secara rutin di masing-masing wilayah

kerjanya setiap 10 hari/15 hari sekali. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa

jaringan irigasi dapat berfungsi (air dapat dialirkan sesuai ketentuan). Jika ditemukan

ada kerusakan ringan harus dicatat dalam Blangko 01 – P dan diserahkan kepada

Pengamat di UPTD.

b. Penelusuran Jaringan Irigasi

Dilakukan berdasarkan usulan kerusakan yang dikirimkan oleh juru pengairan/mantri

dalam rangka pembuatan usulan pekerjaan pemeliharaan tahun depan. Penelusuran

dilaksanakan 2 (dua) kali dalam setahun yaitu pada saat pengeringan (untuk

mengetahui endapan dan tingkat kerusakan) dan pada saat air normal/saat

pengolahan tanah (untuk mengetahui berapa besarnya rembesan dan bocoran

jaringan). Penelusuran dilakukan bersama secara partisipatif antara

Pengamat/UPT/Ranting, Juru/Mantri dan P3A/Sub GP3A/GP3A. Hasil penelusuran

dicatat dalam Blangko 02 – P dan ditentukan rangking prioritasnya.

CV GRACIA ADHI CIPTA 17

Page 26: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

c. Identifikasi dan Analisis Tingkat Kerusakan

Dari hasil inventarisasi di atas, dilakukan survey identifikasi permasalahan dan

kebutuhan pemeliharaan secara partisipatif, dan dibuat suatu rangkaian rencana aksi

yang tersusun dengan skala prioritas serta uraian pekerjaan pemeliharaan. Dalam

menentukan kriteria pemeliharaan dapat dilihat dari kondisi kerusakan fisik jaringan

irigasi. Hasil identifikasi dan analisa kerusakan merupakan bahan dalam penyusunan

detail desain pemeliharaan.

d. Pengukuran dan Pembuatan Detail Desain

Survey dan pengukuran dapat dilaksanakn secara sederhana oleh petugas

Dinas/pengelola irigasi bersama dengan perkumpulan petani pemakai air dengan

menggunakan roll meter, alat bantu ukur, selang air atau tali. Untuk pekerjaan

perbaikan/penggantian harus menggunakan alat ukur waterpass atau theodolith untuk

mendapatkan elevasi yang akurat. Hasilnya dituangkan dalam gambar sket atau

gambar as built drawing.

Dari hasil survey dan pengukuran disusun rancangan detail desain dan penggambaran.

Hasil rancangan akan didiskusikan kembali dengan perkumpulan petani pemakai air

sebagai dasar pembuatan desain akhir.

e. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya

Dihitung berdasarkan perhitungan volume dan harga satuan yang sesuai dengan

standar yang berlaku di wilayah setempat.

Data harga satuan biasa didapat dengan survey langsung ke toko bahan konstruksi

maupun data dari Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten setempat.

Sumber pembiayaan pemeliharaan jaringan dapat berasal dari :

Alokasi biaya pemeliharaan dari sumber APBN, APBD, atau DAK

Kontribusi biaya pemeliharaan oleh perkumpulan petani pemakai air

Alokasi biaya dari badan usaha atau sumber lainnya.

f. Penyusunan Program/Rencana Kerja Pemeliharaan

Rencana/Program Kerja dibuat oleh Dinas/Pengelola Irigasi (Dinas PSDA Pemali-

Comal) bersama P3A/Sub GP3A/GP3A.

g. Pekerjaan Swakelola

Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan cara swakelola antara lain adalah :

a. Pemeliharaan rutin

Dilaksanakan secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan/hasil inspeksi

rutin juru/mantri.

CV GRACIA ADHI CIPTA 18

Page 27: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Pelaksanaan oleh dinas/pengelola irigasi atau oleh P3A/Sub GP3A secara gotong

royong dengan bimbingan teknis dari dinas/pengelola irigasi.

b. Pemeliharaan berkala (yang bersifat perawatan dan penanggulangan)

Dilaksanakan secara periodik disesuaikan dengan tersedianya anggaran.

Pelaksanaan oleh dinas/pengelola irigasi atau dapat melibatkan P3A/Sub GP3A.

Pekerjaan berupa perawatan

c. Penanggulangan

Pekerjaan bersifat darurat agar bangunan dan saluran segera berfunsi.

Pelaksanaan oleh dinas/pengelola irigasi atau oleh P3A/Sub GP3A secara gotong

royong.

h. Pekerjaan yang Dikontrakkan

Pekerjaan yang dapat dilaksanakan dengan cara dikontrakkan antara lain adalah :

a. Pekerjaan bersifat perbaikan, perbaikan berat dan penggantian

b. Pelaksanaan melalui pihak ketiga (kontraktor).

Untuk program pemeliharaan yang akan dilaksanakan dengan cara kontraktual dibuat

oleh Dinas/Pengelola Irigasi dengan menggunakan Blangko 05 – P.

7. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN

Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan berdasarkan Detail Desain dan Rencana Kerja yang

telah disusun oleh Dinas/Pengelola Irigasi bersama P3A/Sub GP3A/GP3A. Adapun

pelaksanaannya menyesuaikan dengan jadwal pengaturan air dan masa pengeringan

yang telah disepakati bersama dan ditetapkan oleh Bupati/Gubernur sesuai

kewenangannya. Pelaksanaan pemeliharaan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan pelaksanaan

Sebelum kegiatan pemeliharaan perlu dilakukan sosialisasi kepada petani pemakai air

sebagai anggota P3A/Sub GP3A/GP3A tentang waktu, jenis kegiatan, jumlah tenaga,

bahan, peralatan yang harus disediakan dan disesuaikan dengan jenis, sifat

pemeliharaan dan tingkat kesulitannya.

1. Yang dilaksanakan Pekarya / P3A/Sub GP3A/GP3A

Pengusulan kebutuhan bahan

Penyediaan tenaga

Pengaturan regu kerja

Pelatihan praktis mengenai jasa konstruksi

Pengisian Blangko 06 – P dan 07 – P.

CV GRACIA ADHI CIPTA 19

Page 28: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

2. Yang dilaksanakan Kontraktor

Disusun dalam paket pekerjaan yang menggambarkan lokasi, jenis pekerjaan, rencana

biaya dan waktu pelaksanaannya

Kontraktor harus menggunakan tenaga kerja setempat kecuali tenaga kerja tersebut

tidak tersedia

Adanya kesepakatan bersama antara kontraktor dengan P3A/Sub GP3A/GP3A

mengenai jam kerja, upah kerja dan hal-hal lainnya

b. Pelaksanaan Pemeliharaan

Sesuai PP No.20 Tahun 2006 Pasal 58 menerangkan bahwa Pemerintah, Pemerintah

Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya menetapkan waktu

pengeringan dan bagian jaringan irigasi yang harus dikeringkan setelah berkonsultasi dengan

perkumpulan petani pemakai air. Pengeringan tersebut adalah untuk keperluan pemeriksaan

atau pemeliharaan jaringan irigasi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemeliharaan :

1. P3A/Sub GP3A/GP3A dan atau kontraktor wajib memahami dan

menerapkan persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh Dinas/Pengelola Irigasi

2. Pelaksanaan tidak menggangu kelancaran pembagian air untuk tanaman,

artinya pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pengeringan dan pergiliran air

3. Dinas/Pengelola Irigasi wajib menyampaikan kepada masyarakat pemakai

air mengenai rencana pengeringan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan

pengeringan

4. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh P3A/Sub GP3A/GP3A, agar

sesuai dengan kuantitas dan kualitas yang dipersyaratkan, perlu adanya bimbingan dari

tenaga pendamping lapangan

5. Untuk pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor, sebagai kontrol sosial

P3A/Sub GP3A/GP3A dapat berperan serta secara swadaya mengawasi pekerjaan.

c. Pengamanan Jaringan Irigasi

Merupakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya kerusakan jaringan irigasi

yang disebabkan oleh daya rusak air, hewan atau oleh manusia guna mempertahankan

fungsi jaringan irigasi. Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus oleh dinas yang

membidangi irigasi, P3A/Sub GP3A/GP3A, kelompok pendamping lapangan dan seluruh

masyarakat setempat.

CV GRACIA ADHI CIPTA 20

Page 29: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Tindakan pencegahan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan/merusak

jaringan irigasi dapat dilakukan antara lain dengan pemasangan papan larangan, papan

peringatan atau perangkat pengamanan lainnya.

Adapun macam tindakan pengamanan antara lain adalah :

1. Tindakan Pencegahan

Melarang pengambilan batu, pasir, dan tanah pada lokasi ± 500 m sebelah hulu dan ±

1.000 m sebelah hilir talang. Di bangunan talang terdapat sedimen berupa pasir yang

sangat banyak. Dengan adanya hal tersebut maka di lokasi ini terjadi aktifitas

penambangan pasir terutama di musim kemarau. Hal ini bisa berdampak 2 hal, yaitu :

a. Terkeruknya sedimen yang mengganggu alur aliran sungai yang menuju pintu

bangunan talang

b. Mengakibatkan munculnya palung-palung sungai karena penambangan tidak

mempertimbangkan aspek teknis, pengerukan hanya di titik-titik tertentu dan tidak

merata.

Dalam kondisi ini, sebaiknya dilakukan penerapan Peraturan Perundang-undangan

yang terkait dengan pengaturan kegiatan penambangan Bahan Galian Golongan C.

Sedangkan untuk wilayah hilir bendung sebaiknya dipasang papan larangan

penambangan pasir. Hal ini bertujuan melindungi lapisan tanah Clay Stone agar tidak

terganggu/teroksidasi. Karena jika lapisan tanah ini sampai terganggu/teroksidasi, daya

dukungnya akan menurun drastis dan mengancam stabilitas Bendung Notog.

Melarang memandikan hewan selain di tempat yang telah ditentukan dengan

memasang papan larangan.

Menetapkan garis sempadan saluran sesuai ketentuan dan peraturan yang berlaku

dan memasang patok batas sempadan.

Memasang papan larangan tentang penggarapan tanah dan mendirikan bangunan

di dalam garis sempadan saluran.

Petugas pengelola irigasi harus mengontrol patok-patok batas tanah pengairan

supaya tidak dipindahkan oleh masyarakat.

Memasang papan larangan untuk kendaraan yang melintas jalan inspeksi yang

melebihi kelas jalan.

Melarang mandi di sekitar bangunan atau lokasi-lokasi yang berbahaya.

Melarang mendirikan bangunan dan atau menanam pohon di tanggul saluran irigasi

(melindungi daerah tanggul maupun sempadan saluran dari kegiatan eksploitasi

yang dapat merusak jaringan).

CV GRACIA ADHI CIPTA 21

Page 30: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Mengadakan penyuluhan/sosialisasi kepada masyarakat dan instansi terkait tentang

pengamanan fungsi Jaringan Irigasi.

Melakukan sertifikasi aset yang berupa lahan, sungai, saluran (termasuk bekas sungai

maupun saluran), serta bangunan yang terkait dengan pengelolaan jaringan irigasi

Pemali Kanan.

2. Tindakan Pengamanan

Membuat bangunan pengamanan ditempat-tempat yang berbahaya, misalnya : disekitar

bangunan utama, siphon, ruas saluran yang tebingnya curam, daerah padat penduduk

dsb.

Penyediaan tempat mandi hewan dan tangga cuci

Pemasangan penghalang jalan inspeksi dan tanggul-tanggul saluran berupa portal,

patok dsb.

Pemeliharan Rutin

Merupakan kegiatan perawatan dalam rangka mempertahankan kondisi bangunan dan

jaringan irigasi yang dilaksanakan secara terus menerus tanpa ada bagian konstruksi yang

diubah atau diganti.

Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi :

1. Yang bersifat Perawatan :

Memberikan minyak pelumas pada bagian pintu

Membersihkan saluran dan bangunan dari tanaman liar dan semak-semak

Membersihkan saluran dan bangunan dari sampah dan kotoran

Pembuangan endapan lumpur di bangunan ukur

Memelihara tanaman lindung di sekitar bangunan dan di tepi luar tanggul saluran.

2. Yang bersifat Perbaikan Ringan :

Menutup lubang-lubang bocoran kecil di saluran/bangunan dan sambungan

Perbaikan kecil pada pasangan, misalnya siaran/plesteran yang retak atau beberapa

batu muka yang lepas.

Pemeliharaan Berkala

Merupakan kegiatan perawatan dan perbaikan yang dilaksanakan secara berkala yang

direncanakan dan dilaksanakan oleh dinas yang membidangi irigasi dan dapat bekerja sama

dengan P3A/Sub GP3A/GP3A secara swakelola berdasarkan kemampuan lembaga

tersebut dan dapat pula dilaksanakan secara kontraktual.

CV GRACIA ADHI CIPTA 22

Page 31: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Pelaksanaannya dilakukan secara periodik sesuai kondisi jaringan, misalnya 1,2 atau 3

tahun sekali sesuai rencana dan disesuaikan dengan jadwal musim tanam serta waktu

pengeringan.

Pekerjaan pemeliharaan berkala meliputi :

1. Yang bersifat Perawatan

Penegecatan pintu

Pengurasan dan Pembuangan lumpur di bangunan dan saluran

2. Yang bersifat Perbaikan

Perbaikan bendung, bangunan pengambilan dan bangunan pengatur

Perbaikan bangunan ukur dan kelengkapannya

Perbaikan saluran

Perbaikan pintu-pintu dan skot balok

Perbaikan jalan inspeksi

Perbaikan fasilitas pendukung seperti kantor, rumah dinas, rumah PPA dan

PPB, kendaraan dan peralatan.

3. Yang bersifat Penggantian

Penggantian pintu

Pengantian alat ukur

Penggantian peil schaal

3. Perbaikan Darurat dan Waktu Pengeringan

Sesuai PP No.20 Tahun 2006 Pasal 64 menerangkan bahwa :

a. Waktu pengeringan yang diperlukan untuk kegiatan rehabilitasi dan peningkatan

jaringan irigasi harus dijadwalkan dalam rencana tata tanam

b. Waktu pengeringan yang diperlukan untuk kegiatan rehabilitasi yang direncanakan,

rehabilitasi akibat keadaan darurat, atau peningkatan jaringan irigasi dapat dilakukan

paling lama 6 (enam) bulan

c. Pengeringan yang memerlukan waktu lebih lama dari ketentuan sebagaimana di

atas ditetapkan oleh Menteri, Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan

kewenangannya.

Perbaikan darurat dilakukan akibat bencana alam dan atau kerusakan berat akibat

terjadinya kejadian luar biasa (seperti pengrusakan/penjebolan tanggul, longsoran

tebing yang menutup jaringan, tanggul putus dll.) dan penanggulangan segera

dengan konstruksi tidak permanen, agar jaringan irigasi tetap berfungsi.

CV GRACIA ADHI CIPTA 23

Page 32: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Kejadian luar biasa ini dilaporkan oleh juru/mantri kepada pengamat/UPT dan kepala

dinas secara berjenjang dan selanjutnya oleh kepala dinas dilaporkan kepada

Bupati/Walikota. Lokasi, tanggal/waktu, dan kerusakan akibat kejadian bencana/KLB

dimasukkan dalam Blangko 03 – P dan lampirannya.

Perbaikan darurat dapat dilakukan secara gotong royong, swakelola atau kontraktual,

dengan menggunakan bahan yang tersedia di Dinas/pengelola irigasi atau yang

disediakan masyarakat (seperti bronjong, karung plastik, batu, pasir, bambu, batang

kelapa dll.)

Selanjutnya perbaikan darurat ini disempurnakan dengan konstruksi yang permanen

dan dianggarkan secepatnya melalui program rehabilitasi.

4. Monitoring Evaluasi dan Pelaporan

Dilakukan untuk kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan sendiri secara swakelola

ataupun dikontrakkan, baik untuk jenis pengamanan jaringan irigasi, pemeliharaan rutin,

pemeliharaan berkala dan penenggulangan/perbaikan darurat.

1. Yang dilaksanakan secara Swakelola

Dilakukan oleh dinas/pengelola irigasi bersama P3A/Sub GP3A/GP3A.

Pemantauan dilakukan terhadap sumberdaya yang meliputi : tenaga kerja, bahan

(pelumas, cat dsb.), peralatan dsb. Peralatan secara berkala dipantau dan dibandingkan

dengan program pemeliharaan rutin atau rencana yang telah ditetapkan dan dituangkan

dalam Blanko 06 – P.

Waktu ditetapkan harian/mingguan oleh dinas/pengelola irigasi.

Tiap akhir bulan dilakukan evaluasi untuk penyempurnaan proses pemeliharaan yang

sedang dilaksanakan di lapangan.

Juru/Mantri dan Pengamat Pengairan UPTD mencatat hasil kegiatan pemeliharaan di

dalam Buku Catatan Pemeliharaan (BCP). Dari BCP ini dapat diketahui bagian

bangunan atau ruas saluran yang sudah dan yang belum dilaksanakan

pemeliharaannya.

2. Yang dilaksanakan secara Kontraktual

Pemantauan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan dilakukan oleh Dinas/Pengelola Irigasi

dengan melibatkan peran serta P3A/Sub GP3A/GP3A.

a. Pemantauan dan Evaluasi Mingguan

Jenis dan volume pekerjaan

Rencana dan realisai fisik dan keuangan

CV GRACIA ADHI CIPTA 24

Page 33: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah dilaksanakan

Kemajuan hasil pekerjaan

Nilai pelaksanaan (%) yaitu kemajuan hasil pekerjaan dibandingkan dengan nilai

bobot seluruh kegiatan.

b. Pemantauan dan Evaluasi Bulanan

Jenis dan volume pekerjaan

Rencana dan realisasi fisik dan keuangan

Nilai bobot (dlm %) yaitu biaya dibagi volume yang telah dilaksanakan

Kemajuan hasil pekerjaan (volume vs waktu)

Nilai tertimbang (%) yaitu bobot kemajuan biaya sertab kinerja fisik

Hasil pemantauan dan evaluasi tersebut terutama ditujukan untuk keperluan perbaikan

pelaksanaan kegiatan pemeliharaan yang sedang berjalan. Sedangkan untuk perbaikan

perencanaan program pemeliharaan, pemantauan dan evaluasi dilaksanakan pada setiap

akhir tahun. Dengan melihat hasil evaluasi tahunan tersebut, dapat dipelajari masalah dan

kekurangan yang pernah terjadi, sehingga dapat dilakukan perbaikan rencana tahun

berikutnya.

Apabila pekerjaan sudah selesai, penilaian hasil pekerjaan dilakukan terhadap kuantitas dan

kualitas pekerjaan. Juga evaluasi terhadap funsi atau kinerja jaringan irigasi melalui

penelusuran jaringan dan pengujian lapangan (trial run).

3. Laporan Kemajuan Pelaksanaan

Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat oleh pelaksana kegiatan dan disampaikan

kepada Dinas/Pengelola Irigasi. Laporan kemajuan pelaksanaan pekerjaan dilakukan

secara berkala meliputi :

a. Laporan Bulanan

Pengunaan bahan swakelola (Blanko 08 – P)

Realisasi pekerjaan yang diborongkan (Blanko 09 – P)

b. Laporan Tahunan (Blanko 10 – P)

4. Indikator keberhasilan kegiatan pemeliharaan Indikator yang dapat dipakai adalah :

b. Terpenuhinya kapasitas saluran sesuai dengan kapasitas rencana

c. Terjaganya kondisi bangunan dan saluran :

Kondisi Baik, jika tingkat kerusakan < 10% dari kondisi awal bangunan dan saluran,

diperlukan pemeliharaan rutin.

Kondisi Rusak Ringan, jika tingkat kerusakan 10 - 20% dari kondisi awal bangunan

dan saluran, diperlukan pemeliharaan berkala.

CV GRACIA ADHI CIPTA 25

Page 34: Operasi Dan Pemeliharaan Akhir Talang Poncol

Kondisi Rusak Sedang, jika tingkat kerusakan 21 - 40% dari kondisi awal bangunan dan

saluran, diperlukan perbaikan.

Kondisi Rusak Berat, jika tingkat kerusakan > 40% dari kondisi awal bangunan dan

saluran, diperlukan perbaikan berat atau penggantian.

d. Meminimalkan biaya rehabilitasi bangunan danjaringan irigasi

e. Tercapainya umur rencana bangunan dan jaringan.

CV GRACIA ADHI CIPTA 26