Open Source by Budi Syihabudin

22
Defenisi Open Source Menurut thesaurus Bahasa Indonesia, kata free bisa diartikan sebagai : bebas, blong, Cuma-Cuma, gratis, luang, meluputkan, membebaskan, terluang. Adapun secara istilah, free adalah kebebasan anda untuk menyalin software serta menggunakannya secara legal dikomputer manapun tanpa harus membayar biaya tertentu. Adapun Open Source, secara istilah diartikan sebagai prinsip-prinsip dan metodelogi yang bertujuan mempromosikan akses terbuka terhadap tahapan produksi dan desain pada sebuah produk atau sumber daya apapun dan dimanapun. Istilah Open Source lazim diterapkan pada kode sumber (source code) dari software yang dibuat untuk kepentingan public secara umum dengan tidak adanya batasan hak atas kekayaan intelektual. Prinsip ini menyediakan kebebasan kepada user untuk membuat isi sebuah software secara bertahap maupun berkolaborasi. Ada empat jenis kebebasan bagi para pengguna perangkat lunak, yaitu: 1. Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa saja (kebebasan 0). 2. Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (kebebasan 1). Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat. 3. Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan perangkat lunak tersebut sehingga dapat membantu sesama anda (kebebasan 2).

Transcript of Open Source by Budi Syihabudin

Page 1: Open Source by Budi Syihabudin

Defenisi Open Source

Menurut thesaurus Bahasa Indonesia, kata free bisa diartikan sebagai : bebas, blong,

Cuma-Cuma, gratis, luang, meluputkan, membebaskan, terluang. Adapun secara istilah, free

adalah kebebasan anda untuk menyalin software serta menggunakannya secara legal

dikomputer manapun tanpa harus membayar biaya tertentu.

Adapun Open Source, secara istilah diartikan sebagai prinsip-prinsip dan metodelogi

yang bertujuan mempromosikan akses terbuka terhadap tahapan produksi dan desain pada

sebuah produk atau sumber daya apapun dan dimanapun.

Istilah Open Source lazim diterapkan pada kode sumber (source code) dari software

yang dibuat untuk kepentingan public secara umum dengan tidak adanya batasan hak atas

kekayaan intelektual. Prinsip ini menyediakan kebebasan kepada user untuk membuat isi

sebuah software secara bertahap maupun berkolaborasi.

Ada empat jenis kebebasan bagi para pengguna perangkat lunak, yaitu:

1. Kebebasan untuk menjalankan programnya untuk tujuan apa saja (kebebasan 0).

2. Kebebasan untuk mempelajari bagaimana program itu bekerja serta dapat

disesuaikan dengan kebutuhan anda (kebebasan 1). Akses pada kode program

merupakan suatu prasyarat.

3. Kebebasan untuk menyebarluaskan kembali hasil salinan perangkat lunak

tersebut sehingga dapat membantu sesama anda (kebebasan 2).

4. Kebebasan untuk meningkatkan kinerja program, dan dapat menyebarkannya ke

khalayak umum sehingga semua menikmati keuntungannya (kebebasan 3).

Akses pada kode program merupakan suatu prasyarat juga.

Dengan munculnya internet, perkembangan dunia software open source sangat

cepat, banyak kalangan bahkan menyatakan perkembangan software open source lebih

cepat dibandingkan dengan perkembangan software Closed Source.

Model pengembangan open source memungkinkan pengembangan software

dilakukan secara parallel dengan tujuan yang berbeda-beda. Metode pengembangan ini

berbeda jauh dibandingkan dengan metode sentralistik yang lazim diterapkan di perusahaan

pengembang software komersial.

Page 2: Open Source by Budi Syihabudin

Sejarah Software Open Source

Kata “Open Source” pertama kali muncul pada sebuah rapat di Palo Alto California.

Ketika itu, Netscape yang merupakan pengembang browser Navigator ingin melepaskan

kode sumber dari produk dengan nama Mozilla di bulan Januari 1998. Merekan ingin

membedakan diri dan menghindari konfrontasi ideologis maupun konotatif dengan istilah

Free Software yang dipelopori oleh Richard Stallman. Para penggagas istilah open source

adalah : Christine Peterson, Todd Anderson, Larry Augustin, Jon Hall, Sam Ockman, and Eric

S. Raymond.

Istilah “Open Source” ini kemudian menjadi terkenal setelah dipublikasikan oleh tim

O’Reilly melalui sebuah event yang diadakan di bulan April 1999. Event ini dihadiri oleh para

selebritis IT yang terlibat dalam project-project free open source, seperti Linus Torvallds

(penemu Linux), Larry Wall, Brian Behlendorf, Eric, Allman, Guido van Rossum (pembuat

python), Michael Tieman, Paul Vixie, Jamie Zawinski dari Netscape, dan Eric Raymond.

Untuk menjaga perkembangan dunia open source, dibentuklah sebuah badan yang

disebut Open Source Initiative. Badan ini didirikan tahun 1998 oleh Eric S. Raymond dan

Bruce Perens. Definisi open source yang digunakan disini Debian Free Software Guidelines.

Saat ini, perkembangan Open Source tidak hanya terbatas pada dunia IT, namun juga

pada beberapa hal sebagai berikut : Pertanian, Kesehatan dan Farmasi, Teknologi, Media,

Pendidikan, Pemerintahan dan Kesenian.

Lisensi Open Source Software (OSS)

1. GNU General Public License (GPL)

GNU General Public License (disingkat GNU GPL, atau cukup GPL; dalam bahasa

Indonesia diterjemahkan menjadi lisensi publik umum) merupakan suatu lisensi perangkat

lunak bebas yang aslinya ditulis oleh Richard Stallman untuk proyek GNU. Lisensi GPL

memberikan penerima salinan perangkat lunak hak dari perangkat lunak bebas dan

menggunakan copyleft untuk memastikan kebebasan yang sama diterapkan pada versi

berikutnya dari karya tersebut. GPL terakhir lisensi ini, yaitu versi 3, dirilis 27 Juni 2007. GNU

Lesser General Public License (LGPL) merupakan versi lain GPL, ditujukan untuk penggunaan

beberapa software library.

Page 3: Open Source by Budi Syihabudin

Berdasarkan beberapa pengukuran, GPL merupakan lisensi perangkat lunak bebas dan

sumber terbuka terpopuler. Per Januari 2006, GPL digunakan oleh 66% dari 41.962

perangkat lunak bebas yang terdaftar di Freshmeat, serta 68 % dari keseluruhan perangkat

lunak bebas yang terdaftar di SourceForge.net.

2. Berkeley Software Distribution (BSD)

Berkeley Software Distribution (BSD) pertama kali dibangun dan dikembangkan oleh

Computer System Research Group (CSRG) di University of California at Berkeley (UCB), BSD

pertama kali keluar pada akhir 1977 sebagai paket tambahan dan patch dari AT&T UNIX

versi 6, yang mana waktu itu beroperasi pada mesin PDP-11 minicomputer.

BSD dibuat, dikembangkan, dan digunakan secara “Bebas” sebagai perlawanan

terhadap lisensi UNIX yang dimiliki oleh AT&T dan oleh karena itu BSD mempunyai lisensi

tersendiri yang memungkinkan setiap orang bebas melakukan pengembangan, dan

menggunakan kode sumber BSD. Pada tahun 1993, versi 4.4BSD dirilis sebagai sebuah

Sistem Operasi yang utuh.

- Distribusi Varian

Semenjak CSRG tidak lagi aktif, beberapa turunan 4.4BSD muncul, dan beberapa

diantaranya menjadi produk komersial.

- BSD/OS

Berkeley Software Design, Inc., didirikan oleh beberapa pendiri awal developer

CSRG sebagai kelanjutan dari pengembangan BSD dalam sisi komersial. BSD/OS telah

mendukung untuk banyak platform, seperti i386 dan sparc, yang biasanya dipasarkan

dengan memasukkan beberapa applikasi Internet.

Pada tahun 2000, BSDI bergabung dengan Walnut Creek CDROM, sebuah

perusahaan yang secara finansial mendukung juga OS FreeBSD . BSD/OS akan

dilanjutkan sebagai sebuah produk yang terpisah, namun seperti yang diharapkan,

BSD/OS dan FreeBSD Sumber bebas akan digabungkan.

- Darwin

DarwinOS adalah bagian penting open-source operating system baru Apple, Mac

OS X. Darwin mengimplementasikan kepribadian 4.4BSD dan userland pada sebuah

Page 4: Open Source by Budi Syihabudin

mikrokernel Mach, dengan FreeBSD sebagai referensi utama. Walaupun ditujukan pada

platforn pps Apple, namun system ini juga sedang dikembangkan untuk platform i386.

Varian BSD lainnya yang juga merupakan turunan 4.4BSD, menggunakan lisensi

distribusi BSD yang menyediakan kode sumber secara bebas.

- FreeBSD

FreeBSD mengoptimalkan penggunaan platform PC. FreeBSD menyediakan

kemudahan installasi dan dukungan yang luas terhadap perangkat keras PC. FreeBSD

mendukung arsitektur i386 dan alpha, dan pengembangan FreeBSD pada beberapa

platform juga telah dilakukan. FreeBSD juga digunakan pada server-server yang

memiliki traffic dan kinerja yang cukup tinggi untuk service WWW dan FTP seperti

www.yahoo.com dan ftp.cdrom.com.

- NetBSD

NetBSD memfokuskan pengembangan pada penyediaan sistem operasi untuk

banyak platforms, dari sebuah palmtop sampai server alpha yang besar. NetBSD

berjalan pada hampir semua mesin dimana orang menginginkan UNIX sebagai sistem

operasinya.

- OpenBSD

OpenBSD memfokuskan pengembangan pada keamanan dan cryptography. Proyek

pengembangan ini terpisah dari proyek NetBSD pada tahun 1995 sebagai akibat

perselisihpahaman antara Theo de Raadt dengan NetBSD core team lainnya. OpenBSD

saat ini setidaknya telah mendukung lebih dari 10 platforms, dengan beberapa proses

pengembangan lebih terstruktur. Tim OpenBSD juga telah menghasilkan sebuah

applikasi OpenSSH , sebuah implementasi untuk memenuhi kebutuhan Secure Shell

untuk pekerjaan secara remote.

Lalu, seberapa besar perbedaan FreeBSD, NetBSD, dan OpenBSD? Secara praktis,

tidak banyak bedanya. Namun dari ketiganya justru berbeda jauh jika dibandingkan

dengan distribusi Linux, yang mungkin bisa dipersempit dari sisi sudut pandang

pengguna, dan sysadmin. Dan dari ketiga distribusi BSD tersebut terdapat sharing

source code antar proyek dengan memfasilitasi lisensi yang sama.

Page 5: Open Source by Budi Syihabudin

3. GNU Lesser General Public License

Lisensi Publik Sedikit Kurang Umum GNU (bahasa Inggris: GNU Lesser General Public

License; disingkat LGPL; dahulu bernama GNU Library General Public License) adalah lisensi

perangkat lunak gratis yang dirancang sebagai kompromi antara Lisensi Publik Umum GNU

(GPL) dan lisensi-lisensi perizinan yang sederhana seperti lisensi BSD dan lisensi MIT. LGPL

ditulis pada tahun 1991 (dan dimutakhirkan pada tahun 1999) oleh Richard Stallman dan

Eben Moglen.

Perbedaan utama antara GPL dan LGPL adalah bahwa LGPL dapat ditautkan ke sebuah

program yang tidak berlisensikan LGPL, yang bisa merupakan perangkat lunak gratis atau

perangkat lunak proprieter, jika syarat-syarat penggunannya mengizinkan "modifikasi untuk

kebutuhan pribadi pelanggan dan reverse engineering bagi melakukan debugging terhadap

modifikasi semacam itu."

LGPL menempatkan batasan-batasan copyleft terhadap program tersebut sendiri

namun tidak menjalankan batasan tersebut terhadap perangkat-perangkat lunak lainnya

yang hanya bertaut dengan program tersebut. Meskipun begitu, ada pula batasan-batasan

tertentu lainnya terhadap perangkat lunak ini.

LGPL umumnya digunakan untuk library perangkat lunak, meskipun juga digunakan

aplikasi seperti OpenOffice.org dan Mozilla.

Perbedaan software Open Source dengan Freeware

Serupa dengan perangkat lunak gratis, perangkat lunak sumber terbuka merupakan

perangkat lunak yang juga dapat diperoleh dan didistribusikan secara bebas. Berbeda halnya

dengan perangkat lunak gratis yang belum tentu boleh dilihat kode aslinya, perangkat lunak

sumber terbuka dapat dibaca kode-kode pemrograman sesuai aslinya. Kode pemrograman

ini dapat juga diubah, dimodifikasi dan dikembangkan sendiri oleh kita dengan tetap

memperhatikan kaidah yang berlaku sesuai dengan lisensi perangkat lunak tersebut.

Sebagai contoh untuk memahami perbedaan antara kedua jenis perangkat ini dapat

diilustrasikan misalnya perusahaan Microsoft pada suatu saat menjadikan salah satu

produknya menjadi perangkat lunak gratis. Hal ini berarti siapapun dapat mendapatkannya

Page 6: Open Source by Budi Syihabudin

secara gratis. Akan tetapi anda tidak diperkenankan untuk kemudian memodifikasi dan

mengembangkan produk perangkat lunak tersebut.

Dapat disimpulkan, perangkat lunak sumber terbuka sudah pasti merupakan

perangkat lunak gratis, namun sebaliknya perangkat lunak gratis belum tentu merupakan

perangkat lunak sumber terbuka.

Perbedaan software Open Source dengan SharewareShareware ialah perangkat lunak yang mengizinkan orang orang untuk

meredistribusikan salinannya, tetapi mereka yang terus menggunakannya diminta untuk

membayar biaya lisensi. Shareware bukan perangkat lunak bebas atau pun semi-bebas. Ada

dua alasan untuk hal ini, yakni: Sebagian besar shareware, kode programnya tidak tersedia;

jadi anda tidak dapat memodifikasi program tersebut sama sekali. Shareware tidak

mengizinkan seseorang untuk membuat salinan dan memasangnya tanpa membayar biaya

lisensi, tidak juga untuk orang-orang yang terlibat dalam kegiatan nirlaba. Dalam

prakteknya, orang-orang sering tidak mempedulikan perjanjian distribusi dan tetap

melakukan hal tersebut, tapi sebenarnya perjanjian tidak mengizinkannya. - See more at:

http://www.g-excess.com/pengertian-shareware-software-berbayar/#sthash.y9TKzOkj.dpuf

Skema Lisensi Open Source Software (OSS)

Jenis Penggunaan OSS Lisensi OSS yang dapat dipergunakan

Tidak mengubah source code Semua jenis lisensi OSS(GPL, BSD, MPL, LGPL, Lisensi MIT)

Mengubah source code untuk kebutuhan internal Semua jenis lisensi OSS(GPL, BSD, MPL, LGPL, Lisensi MIT)

Mengubah source code dan mendistribusikan sebagai OSS Semua jenis lisensi OSS(GPL, BSD, MPL, LGPL, Lisensi MIT)

Mengubah source code dan mendistribusikan sebagai proprietary software

BSD, Lisensi MIT

Menggunakan OSS sebagai salah satu komponen/library software yang didistribusikan sebagai proprietary software

BSD, MIT License, LGPL

Page 7: Open Source by Budi Syihabudin

Keuntungan dan Kerugian Open Source

Keuntungan dari software open source, yaitu :

1. Adanya hak untuk mendistribusikan modifikasi dan perbaikan pada kode.

2. Ketersediaan source code dan hak untuk memodifikasi.

3. Tidak disandera vendor, open source menggunakan format data terbuka, sehingga

data menjadi transparan dan bisa dengan bebas diproses di sistem komputer yang

berbeda-beda, sambil tetap menjaga keamananya. Dengan demikian, konsumen

tidak lagi terikat pada kemauan vendor untuk dapat menggunakan data-datanya.

4. Banyaknya tenaga (SDM) untuk mengerjakan proyek, proyek open source biasanya

menarik banyak developer, misalnya pengembangan web server Apache menarik

ribuan orang untuk ikut mengembangkan dan memantau.

5. Kesalahan (bugs, error) lebih cepat ditemukan dan diperbaiki, hal ini dikarenakan

jumlah developer-nya sangat banyak dan tidak dibatasi. Visual inspection (eye-

balling) merupakan salah satu metodologi pencarian bugs yang paling efektif. Selain

itu, source code yang tersedia membuat setiap orang dapat mengusulkan perbaikan

tanpa harus menunggu dari vendor.

6. Kualitas produk lebih terjamin, hal ini dikarenakan evaluasi dapat dilakukan oleh

banyak orang sehingga kualitas produk dapat lebih baik. Namun, hal ini hanya

berlaku untuk produk open source yang ramai dikembangkan orang. Tidak

selamanya open source dikembangkan oleh banyak orang, karena bisa juga dilakukan

oleh individual.

7. Hemat biaya, sebagian besar developer ini tidak dibayar. Dengan demikian, biaya

dapat dihemat dan digunakan untuk pengeluaran yang tidak dapat ditunda, misal

membeli server untuk hosting web.

8. Tidak mengulangi development, pengulangan (re-inventing the wheel) merupakan

pemborosan. Adanya source code yang terbuka membuka jalan bagi seorang

programmer untuk melihat solusi-solusi yang pernah dikerjakan oleh orang lain.

Namun, pada kenyataannya tetap banyak pengulangan.

9. User dapat memodifikasi dan mengunci agar hanya kalangan terbatas yang dapat

membaca kode dan memodifikasinya.

Page 8: Open Source by Budi Syihabudin

10. Mencegah software privacy yang melanggar hukum.

Kerugiannya dari software open source, yaitu : :

1. Kurangnya SDM yang dapat memanfaatkan open source, ketersediaan source code

yang diberikan dapat menjadi sia-sia, jika SDM yang ada tidak dapat

menggunakannya. SDM yang ada ternyata hanya mampu menggunakan produk saja,

Jika demikian, maka tidak ada bedanya produk open source dan yang propriertary

dan tertutup.

2. Tidak adanya proteksi terhadap HaKI, kebanyakan orang masih menganggap bahwa

open source merupakan aset yang harus dijaga kerahasiannya. Hal ini dikaitkan

dengan besarnya usaha yang sudah dikeluarkan untuk membuat produk tersebut.

Karena sifatnya dapat di-abuse oleh orang-orang untuk mencuri ide dan karya orang

lain.

3. Kesulitan dalam mengetahui status project.

4. Tidak ada garansi dari pengembangan.

5. Limitasi modifikasi oleh orang – orang tertentu yang membuat atau memodifikasi

sebelumnya.

6. Untuk beberapa platform, contohnya JAVA yang memiliki prinsip satu tulis dan bisa

dijalankan dimana saja, akan tetapi ada beberapa hal dari JAVA yang tidak

competible dengan platform lainnya. Contohnya J2SE yang SWT – AWT bridge-nya

belum bisa dijalankan di platform Mac OS.

7. Open Source digunakan secara sharing, dapat menimbulkan resiko kurangnya

diferensiasi antara satu software dengan yang lain, apabila kebetulan menggunakan

beberapa open Source yang sama.

Page 9: Open Source by Budi Syihabudin

Aplikasi Open Source Untuk Pemetaan

Sejak Pemerintah Indonesia mencanangkan IGOS (Indonesia Goes Open Source) awal

tahun 2005, perhatian kita terhadap yang berbau open source mulai meningkat. Hal ini juga

didukung sepenuhnya oleh isu hak cipta, biaya lisensi perangkat lunak komersial yang tinggi

dan kemampuan beli masyarakat Indonesia yang rendah.

“Open source” secara teknis dapat diartikan sebagai perangkat lunak yang

menyediakan kode sumber (source code) untuk dimodifikasi dan didistribusikan kepada

publik. Ada beberapa lisensi aplikasi open source (AOS) yang dikoordinasikan oleh “Open

Source Initiative” (http://www.opensource.org). Kesuksesan AOS bukan disebabkan oleh

karena penyediaan kode sumber yang secara bebas dapat dimodifikasi dan disitribusikan,

akan tetapi lebih disebabkan oleh tumbuh dan berkembangnya komunitas yang memiliki

minat yang sama dalam mengembangkan aplikasi tersebut.

Secara umum keunggulan AOS adalah adalah:

Didesain untuk dikembangkan secara modular. Seseorang yang ingin berkontribusi

dapat menambahkan suatu fungsi tanpa atau sedikit ketergantungan terhadap

bagian/fungsi yang lain.

Dokumentasi yang lengkap. Dokumentasi yang lengkap ditujukan untuk pengembang

yang baru dapat dengan cepat mempelajari struktur aplikasi. Tanpa dokumentasi

yang lengkap, seseorang akan terbuang waktunya hanya untuk mempelajari struktur

aplikasi.

Transparansi disain dan proses pengembangan. Setiap orang dapat berkontribusi

karena disain dan arah pengembangan selalu dikomunikasikan ke publik melalui web

dan mailing list. Kode sumber selalu tersedia pada saat proses pengembangan

melalui CVS (concurrent versning system) dan bukan pada saat dirilis.

Timi inti yang modular dan transparan. Tim inti pengembang dipilih oleh komunitas

berdasarkan kontribusinya. Apabila sudah tidak memiliki kontribusi yang signifikan

maka dengan sendirinya akan keluar dari anggota tim inti dan digantikan oleh yang

lain yang memiliki kontribusi yang lebih banyak.

Page 10: Open Source by Budi Syihabudin

Kekuatan AOS harus dapat dievaluasi sebagaimana layaknya aplikasi komersial.

Empat faktor diatas setidaknya harus dipenuhi oleh suatu proyek AOS untuk dapat

berkembang dan sukses diterima publik.

Aplikasi Open Source SIG dan Penginderaan Jauh

AOS dapat dikategorikan menjadi dua macam yaitu library dan aplikasi. Library

merupakan modul yang dapat digunakan untuk membangun suatu aplikasi, sehingga dapat

menyingkat waktu dalam pengembangan aplikasi tersebut. Aplikasi didisain untuk pengguna

akhir (end-user). Aplikasi SIG dan penginderaan jauh termasuk didalamnya. Umumnya

aplikasi memiliki tampilan antar muka untuk memudahkan menjalankan aplikasi, sama

halnya dengan aplikasi komersial.

Review lengkap mengenai open source SIG dan penginderaan jauh disajikan dalam

“The State of Open Source GIS” oleh Paul Ramsey (Refractions Research Inc.). Tulisan

tersebut membahas mengenai status dan fungsi dari AOS di bidang SIG dan penginderaan

jauh.

Library yang berbasiskan C:

GDAL/ORG (http://remotesensing.org/gdal) – Geospatial Data Abstraction Library

Library untuk membaca dan menulis data raster (GDAL) dan data vektor(OGR). GDAL

dan OGR banyak digunakan pada aplikasi GIS dan penginderaan jauh dan bahkan

pada aplikasi komersial.

Proj4 (http://proj.maptools.org) – Cartographic Projections Library

Library untu proyeksi peta, menyediakan lebih dari 100 macam proyeksi.

GEOS (http://geos.refractions.net) – Geometry Engine Open Source

Library untuk topology data vektor.

Aplikasi yang berbasiskan C:

OpenEV (http://openev.sourceforge.net)

OpenEV merupakan library dan aplikasi contih menampilkan dan melakukan analysis

geospasial data (vektor dan raster. OpenEV dapat dijalankan di Windows

98/NT/2000/XP, Linux, Irix, Solaris.

Page 11: Open Source by Budi Syihabudin

UMN MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu)

MapServer merupakan aplikasi pemetaan online (web-mapping) yang cukup popular.

Dikembangkan oleh Universitas Minnesota dan didukung oleh NASA dan

Departemen Sumber Daya Alam Minnesota (Minnesota Department of Natural

Resources).

Open Source GIS dan Penginderaan Jauh (Sumber: Ramsey, P., 2004)

GRASS (http://grass.itc.it/index.php) – Geographic Resources Analysis Support

System

GRASS merupakan AOS yang cukup lengkap untuk melakukan analisis SIG dan

penginderaan jauh. GRASS memiliki kemampuan untuk melakukan manajemen data

dan analisis, pengolahan citra, kartografi, pemodelan spasial, dan visualisasi. GRASS

dapat dijalankan di sistem operasi Unix/Linux, Windows, dan MacOS.

OSSIM (http://www.ossim.org) – Open Source Software Image Map

Aplikasi penginderaan jauh, pengolahan citra, SIG, dan photogrametri.

QGIS (http://qgis.org) – Quantum GIS

Aplikasi dekstop SIG yang mendukung format data vektor, raster, dan database

(PostGIS dan Oracle).

Page 12: Open Source by Budi Syihabudin

Thuban (http://thuban.intevation.org)

Thuban merupakan interaktif data viewer untuk data geospasial. Dapat dijalankan

pada sistem operasi Linux, Windows, dan MacOS.

GMT (http://gmt.soest.hawaii.edu) – The Generic Mapping Tools

Koleksi alat bantu untuk analisis data geospasial, umumnya ditujukan untuk data

citra. Dapat dijalankan pada sistem operasi Unix/Linux dan Windows serta MacOS.

PostGIS (http://postgis.refractions.net)

PostGIS merupakan plugin untuk database PostgreSQL yang berfungsi untuk

menyimpan dan melakukan analisis data geospasial. Fungsi dan kegunaannya sama

dengan SDE (Spatial Data Engine) ESRI dan Oracle Spasial.

Library yang berbasiskan Java:

GML4J (http://gml4j.sourceforge.net)

Java API untuk Geographic Markup Languge (GML)

WK4BJ (http://wk4bj.sourceforge.net)

Java library untuk format Well-Known Binary (WKB) dari sumber data dan

merubahnya menjadi data yang berhubungan dengan object Java.

JTS (http://www.jump-project.org)

Library geometri untuk pengembangan SIG berbasis Java. Menyediakan geometri

standar dan kompleks.

GeoTools (http://www.geotools.org)

Java toolkit untuk mengembangkan aplikasi berbasis Java berdasarkan standar dari

OpenGIS.

Aplikasi yang berbasiskan Java:

GeoServer (http://geoserver.sourceforge.net/)

GeoServer merupakan aplikasi pemetaan online (web-mapping) yang berbasiskan

Java dan dibangun menggunakan library GeoTools. GeoServer merupakan

implementasi OpenGIS Consortium untuk Spesifikasi Web Feature Server

Page 13: Open Source by Budi Syihabudin

DeeGree (http://deegree.sourceforge.net/)

DeeGree, sebelumnya dikenal dengan nama jaGo, menyediakan beberapa fungsi SIG

yang merupakan implementasi dari OpenGIS Consortium.

JUMP/JCS (http://www.jump-project.org) – JUMP Unified Mapping Platform

AOS yang merupakan aplikasi dekstop SIG untuk menyajikan dan melakukan analisis

data spasial. JUMP merupakan aplikasi yang berorientasi kepada pengguna sehingga

cukup mudah digunakan.

OpenMap (http://openmap.bbn.com)

OpenMap merupakan komponen library untuk membangun aplikasi berbasis Java.

uDig/JUMP (http://udig.refractions.net) – User-friendly Desktop Internet GIS

Merupakan aplikasi desktop yang menyediakan teknologi

Lisensi Open Source dan HAKI

Belakangan ini, produk dari aktivitas kreatif manusia yang tidak terukur secara nyata

(intangible) dapat dinilai sebagai jenis kekayaan dan diproteksi/dilindungi dalam bentuk

yang terukur secara nyata (tangible). Secara umum ide hak atas kekayaan intelektual (HaKI)

atau intellectual property rights dapat diterima, dan institusi hukum telah didirikan untuk

memberikan perlindungan terhadap para pemiliknya. Meskipun hak cipta (copyrights),

paten, merek dagang, dan rahasia dagang termasuk dalam kelompok besar kekayaan

intelektual, masing-masing memiliki arti yang berbeda. Berikut ini penjelasannya:

Rahasia Dagang (Trade Secrets). Rahasia dagang dilindungi dari akses oleh pesaing

bisnis. Perlindungan ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, misalnya perjanjian rahasia

atau NDA (Non Disclosure Agreement) yang ditandatangani oleh mereka yang diberi akses

terhadap suatu pengetahuan atau informasi.

Merek Dagang (Trademarks). Merek dagang adalah nama, frasa, simbol, desain,

gambar, atau gaya khusus yang digunakan oleh sebuah bisnis untuk mengidentifikasikan

dirinya dan produk atau jasanya kepada pelanggannya. Di banyak negara, warna, merek

berbentuk tiga dimensi, suara, dan bahkan bau, juga mendapat perlindungan sebagai merek

dagang.

Paten (Patents). Berbeda dengan rahasia dagang yang merahasiakan informasi

tertentu dari publik, paten memberikan monopoli kepada penemunya terhadap setiap

Page 14: Open Source by Budi Syihabudin

pengetahuan baru yang dikembangkan dari paten itu untuk periode waktu tertentu

(misalnya 20 tahun) sebagai imbalan atas pengungkapan temuannya. Biasanya, untuk

mendapatkan hak ekslusif itu pemilik paten harus mendaftarkan temuannya ke suatu badan

yang akan melakukan pengujian terhadap penemuannya. Hal yang baru (novelty) dari suatu

penemuan merupakan elemen penting dalam pemberian paten.

Hak Cipta (Copyrights). Hak cipta diterapkan terhadap berbagai bentuk hasil kreasi

manusia, misalnya tulisan sastra, komposisi musik, lukisan dan perangkat lunak (software).

Pemegang hak cipta memiliki hak eksklusif terhadap ciptaannya dalam hal reproduksi,

modifikasi, distribusi, dan publikasi atau pengumuman kepada publik. Tidak seperti paten

yang dilindungi dari sisi idenya, hak cipta dilindungi dari sisi hasil kreasinya. Ide untuk

menghasilkan kreasi itu (misalnya algoritma software) tidak dilindungi oleh hukum hak cipta.

Page 15: Open Source by Budi Syihabudin

Daftar Pustaka

1. http://www.diptara.com/2010/04/pengertian-dan-sejarah-software-open.html

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Perangkat_lunak_sumber_terbuka

3. http://frankdjeby.wordpress.com/2008/11/17/sejarah-open-source-sistem-operasi/

4. Sumber Internet. Panduan Pendayagunaan Open Source Software: Perangkat Lunak

Bebas dan Open Source

5. http://freezcha.wordpress.com/2011/03/18/keuntungan-dan-kerugian-penggunaan-

open-source/