Oli Bocor

30
MAKALAH TEKNOLOGI MOTOR BENSIN PROBLEM BASED LEARNING SCENARIO 6 DISUSUN OLEH : VERY HADI KUNCORO 12504241036 / C1 ARDHI NURWIJAYA 12504241041 / C1 ADITYA KURNIAWAN 12504244003 / C2 RIFAI SYAFULLAH 12504244007 / C2 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

description

otomotif

Transcript of Oli Bocor

  • MAKALAH

    TEKNOLOGI MOTOR BENSIN

    PROBLEM BASED LEARNING

    SCENARIO 6

    DISUSUN OLEH :

    VERY HADI KUNCORO 12504241036 / C1

    ARDHI NURWIJAYA 12504241041 / C1

    ADITYA KURNIAWAN 12504244003 / C2

    RIFAI SYAFULLAH 12504244007 / C2

    PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

    2013

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat beserta

    hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah problem based

    learning ini dengan baik dan tepat waktu. Penyusunan makalah ini dimaksudkan

    sebagai tugas kelompok mata kuliah Teknologi Motor Bensin.

    Dalam makalah ini kami menguraikan tentang permasalahan oli mobil

    yang cepat berkurang. Makalah ini akan membahas mengenai analisa sumber

    kerusakan dan juga cara penanganannya. Pada penyusunan makalah ini kami

    mengambil beberapa sumber referensi dan narasumber yang telah ditentukan

    sebelumnya sehingga isi dalam makalah ini dapat dibenarkan sesudahnya.

    Dalam proses penyelesaian tugas makalah ini penulis mendapatkan banyak

    bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu selayaknya

    penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

    1. Bapak Lilik Chaerul Yuswono, M.Pd selaku Dosen yang memberikan

    tugas ini.

    2. Narasumber yang telah memberikan jawaban dan tanggapan.

    3. Dan semua pihak yang turut membantu.

    Akhirnya selaku penulis kami ingin mengucapkan banyak terima kasih

    kepada seluruh pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat

    terselesaikan. Selain itu kami segenap tim penyusun juga menyadari bahwa dalam

    penyusunan makalah ini masih banyak ditemukan kekurangan. Oleh karena itu,

    besar harapan kami terhadap kritik dan saran dari pembaca agar dalam

    penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih benar. Atas segala kekurangan

    tersebut kami selaku penulis memohon maaf.

    Yogyakarta, 22 Desember 2013

    Tim Penyusun

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul i

    Kata Pengantar... ii

    Daftar Isi. iii

    Daftar Gambar iv

    Scenario ..... v

    Bab I Pendahulan

    A. Latar Belakang 1

    B. Rumusan Masalah... 2

    C. Tujuan. 2

    D. Manfaat.. 2

    Bab II Analisa dan Pembahasan

    A. Sistem Pelumasan.. 3

    B. Pelumas.. 7

    C. Kuantitas Oli Mesin yang Berkurang 11

    D. Mengidentifikasi Oli Mesin yang Bocor... 18

    E. Solusi Mengatasi Oli Mesin yang Cepat Berkurang. 21

    Bab III Penutup

    A. Kesimpulan 24

    Daftar Pustaka... 25

  • iv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Sirkulasi Oli Dalam Mesin. 6

    Gambar 2. Molekul Oli Mineral dan Oli Sintetik 10

    Gambar 3. Seal Katup yang Bocor.. 12

    Gambar 4. Celah Terlalu Besar Antara Piston dengan Dinding Silinder 13

    Gambar 5. Pemasangan Ring Piston... 14

    Gambar 6. Penguapan Oli Dalam Mesin. 16

    Gambar 7. Diafragma Fuel Pump Konvensional. 17

    Gambar 8. Asap Putih dari Knalpot Kendaraan.. 18

    Gambar 9. Karburator Motor Kotor Akibat Adanya Oli. 19

    Gambar 10. Filter Udara Kotor Karena Oli. 19

    Gambar 11. Tutup Oli.. 20

    Gambar 12. Elektroda Busi yang Kotor dan Basah Karena Oli.. 21

    Gambar 13. Piston, Ring Piston dan Silinder Liner.... 22

    Gambar 14. Gasket Kepala Silinder 23

  • v

    SCENARIO

    Seorang pemilik mobil mengeluh oli mobilnya cepat berkurang sehingga

    harus menambahkan oli setelah mobilnya digunakan pada beberapa waktu.

    Bagaimana analisa saudara terhadap keadaan tersebut? Bagaimana cara

    menentukan sumber kerusakan dan bagaimana pula cara mengatasinya agar oli

    mesin tidak cepat berkurang? Alasan yang saudara berikan harus didasarkan atas

    analisis yang mendalam dan bukan karena karter atau perpak atau seal oli bocor.

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Oli mesin merupakan zat atau komponen yang sangat penting bagi sebuah

    kendaraan, khususnya bagian mesin. Pasalnya, selain berfungsi menjaga

    suhu mesin agar tetap stabil seiring dengan proses gesekan antarkomponen

    di mesin, oli juga berperan penting dalam melumasi berbagai komponen

    mesin, bahkan menjadi fungsi utama sistem pelumasan dalam mesin.

    Fungsi penting oli tersebut menjadi sangat penting sehingga apabila

    jumlahnya berkurang sedikit saja dapat mengakibatkan mesin rusak fatal.

    Bila itu terjadi, biaya perbaikannya dapat sangat mahal yang tentu justru

    lebih merugikan. Padahal, banyak mobil yang mengalami masalah oli

    berkurang dengan cepat atau lebih cepat dari tenggang yang semestinya.

    Sayangnya, tidak banyak pemilik yang menyadari kondisi seperti ini.

    Mengingat begitu pentingya fungsi pelumasan dalam menjaga umur dan

    performa mesin maka oli yang ada di dalam kendaraan perlu dijaga agar

    mampu mencukupi kebutuhan pelumasan. Selain itu memeriksa kondisi

    oli mesin merupakan hal yang wajib dilakukan, salah satunya yakni

    dengan melihat stik indikator secara rutin sebelum mobil dipanaskan.

    Pada beberapa kasus, terkadang pemilik mobil menjumpai permasalahan

    oli mobilnya cepat habis, meskipun kerap menambahkan oli untuk

    menjaga kapasitas oli namun hal tersebut tidak mampu untuk

    menyelesaikan masalah karena hanya menanggulangi untuk sementara.

    Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian dan pemeriksaan terkait

    darimana sumber penyebabnya, sehingga dapat diberikan penanganan

    yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.

  • 2

    Oleh karena itu terkait dengan masalah oli yang cepat berkurang, kami

    melalui makalah ini akan memberitahukan hasil analisis kami terhadap

    permasalahan oli mesin yang cepat berkurang. Apa saja penyebabnya dan

    juga bagaimana mengatasinya. Sehingga harapannya dapat menambah

    wawasan dan membantu menyelesaikan permasalahan.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan dari latar belakang masalah dan juga scenario PBL yang telah

    ditentukan, maka kami dapat merumuskan masalah yang akan dibahas,

    yang antara lain:

    1. Bagaimanakah sistem pelumasan yang ada di kendaraan?

    2. Apa sajakah penyebab dari sumber oli yang berkurang?

    3. Bagaimana cara mengetahui sumber penyebab oli berkurang?

    4. Bagaimana cara mengatasi sumber masalah oli yang berkurang?

    C. TUJUAN

    Beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini antara lain:

    1. Melaksanakan tugas PBL teknologi motor bensin.

    2. Mempelajari sistem pelumasan dan troubleshootingnya.

    3. Menganalisa dan membahas masalah oli mesin yang cepat berkurang.

    4. Membantu mengatasi sumber masalah oli yang cepat berkurang.

    D. MANFAAT

    Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain:

    1. Mengetahui bagaimana sistem pelumasan yang ada di kendaraan.

    2. Mengetahui penyebab-penyebab oli cepat berkurang.

    3. Mampu mengidentifikasi lokasi kebocoran oli mesin.

    4. Mampu mengatasi sumber masalah oli yang cepat berkurang.

  • 3

    BAB II ANALISA DAN PEMBAHASAN

    A. SISTEM PELUMASAN

    Pelumas memegang peranan penting dalam desain dan operasi semua

    mesin otomotif. Umur dan pelayanan yang diberikan oleh mobil tergantung pada

    perhatian yang kita berikan pada pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan

    bahkan lebih sulit dibanding pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat

    panas terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat leadakan dalam ruang

    pembakaran. Tujuan utama dari pelumasan setiap peralatan mekanis adalah untuk

    melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan daya. Sedangkan tujuan lain dari

    pelumasan pada motor bakar adalah:

    1. Menyerap dan memindahkan panas.

    2. Sebagai penyekat celah antara torak dan silinder sehingga tekanan tidak bocor

    dari ruang pembakaran.

    3. Sebagai pelapis/bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian

    yang bergerak.

    Langkah Kerja Sistem Pelumasan:

    Oli diangkat dari bak oli (carter), oleh suatu sedotan/vakum, dari pompa

    oli yang digerakkan oleh perputaran roda gerigi yang diputarkan dengan

    perputaran poros engkol melalui pipa hisap.

    Dari pompa oli, disalurkan melalui pipa pembagi, kemudian dialirkan ke

    suatu media pendinginan yang berupa pipa penunjang melingkar satu setengah (1

    ) lingkaran dengan dinding bersirip untuk memperluas permukaan pipa sehingga

    proses pendinginan lebih lancar dari udara sekitarnya atau berupa radiator oli atau

    tanpa kedua sistem pendinginan tersebut, tergantung dari kapasitas mesin.

    Oli selanjutnya melalui filter untuk disaring terhadap kotoran-kotoran

    yang terbawa dari luar maupun dari kotoran yang terbawa ketika oli bersirkulasi

    di dalam mesin. Apabila filter oli tersumbat maka oli akan melalui katup by pass

  • 4

    sehingga oli tetap dapat bersirkulasi di dalam mesin. Selain itu untuk apabila

    tekanan oli berlebihan maka akan diatur oleh relief valve dan akan dikembalikan

    menuju karter.

    Pada sistem pelumasan mekanisme katup, pelumasan didapatkan melalui

    laju oli yang melalui camshaft, tappel dan push rod langsung menembus baut

    pengatur jarak rocker arm (Rocker Arm Bearing) kemudian menetes keluar

    sejenak ditampung bak pada tiap klep lalu melalui celah antara push rod dan pipa

    pelindung push rod, oli mengalir ke bawah menuju ke bak karter. Untuk

    pelumasan ada metal-metal dan juga dinding-dinding silinder, oli disalurkan

    melalui pipa kapiler yang terdapat dalam dinding/blok mesin (crankcase), juga

    masuk ke dalam pipa yang sejenis dengan crank case.

    Fungsi dari Oli:

    1. Pelumasan

    Untuk mengurangi keausan dan gesekan pada bagian bagian yang bergerak.

    2. Pendinginan

    Untuk mendinginkan dengan cara menghanyutkan (menyerap dan membawa)

    panas.

    3. Perapat

    Untuk merapatkan atau menutup celah dengan baik pada rongga-rongga yang

    terdapat pada cincin-cincin torak dengan dinding silinder.

    4. Pembersih

    Untuk membersihkan bidang-bidang yang terlumasi dengan membawa

    kotoran menuju ke karter.

    5. Mengurangi Gesekan

    Pada motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam

    dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan

    menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan

    keausan, menghasilkan kotoran dan panas. Guna mengurangi gesekan maka

    antara bagian yang bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).

  • 5

    6. Sebagai Peredam

    Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin menerima

    gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya tekan yang besar

    memungkinkan menimbulkan benturan yang keras dan menimbulkan suara

    berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi antara bagian tersebut dan

    meredam benturan yang terjadi sehingga suara mesin lebih halus.

    7. Sebagai Anti Karat

    Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli, sehingga

    mencegah kontak langsung antar logam dengan udara maupun maupun air

    sehingga reaksi oksidasi menjadi terhalang dan terbentuknya karat dapat

    dihindari.

    Seperti diketahui bahwa elemen mesin seperti piston-ring dan cylinder-

    liner, ujung batang penghubung, lalu cam-nose dan rocker-arm adalah saling

    bersentuhan. Untuk bagian seperti ini, pelumasan dari fluida yang bersifat

    mengalir menjadi pelumasan permukaan dimana alirannya sangat terbatas.

    Kondisi jenis pelumasan yang ada di ruang mesin tersebut, harus dapat direspon

    oleh satu jenis oli mesin saja.

    Untuk pelumasan jenis permukaan tersebut, kekentalan oli mesin yang

    tinggi akan lebih cocok untuk melindungi dari keausan akibat gesekan antar

    logam, namun kekentalan oli mesin yang tinggi tersebut menjadi hambatan bagi

    elemen-elemen yang berputar yang menurunkan efisiensi bahan bakar dari sistem

    itu sendiri. Sebaliknya kekentalan yang rendah atau encer, bagus untuk effisiensi

    bahan bakar, tetapi memungkinkan kerusakan elemen mesin lebih tinggi

    disebabkan kemungkinan gesekan antar elemen yang lebih besar. Sehingga oli

    mesin perlu di kondisikan agar mampu merespon kondisi jenis pelumasan yang

    diperlukan seperti di atas. Misalnya dengan penambahan aditif ZDTP untuk

    melindungi bagian-bagian yang bersinggungan seperti cam dan sebagainya.

  • 6

    Gambar 1. Sirkulasi Oli Dalam Mesin

    Distribusi penggunaan energi hasil pembakaran bisa digambarkan kurang

    lebih energi yang bisa dipakai sebagai tenaga gerak sistem 25%, gesekan roda dan

    jalan 6%, lalu kehilangan karena mekanik 7.5%, dari distribusi tersebut misalnya

    dengan menggunakan oli mesin sehingga loss mekanik menjadi 0% sekalipun,

    efisiensi bahan bakar akan naik 7.5%, namun sebenarnya tidaklah bisa diharapkan

    begitu tinggi peningkatan efisiensi bahan bakarnya. Namun harga oli yang cocok

    untuk efisiensi bahan bakar tinggi, tidaklah begitu berbeda dari oli biasa, maka

    penggunaan oli untuk mempertinggi keiritan bahan bakar ini tetap menjadi salah

    satu point yang tidak dilupakan.

    Spesifikasi oli untuk menghemat bahan bakar tersebut meliputi berbagai

    hal penting yang perlu diingat. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa ada beberapa

    jenis pelumasan yang terjadi di ruangan mesin, secara ringkas oli yang baik adalah

    oli yang mampu menurunkan friksi/gesekan pada jenis pelumasan yang manapun

    di atas. Pada oli yang dipasarkan, ada sebuah sertifikat yang dikeluarkan dengan

  • 7

    standard ILAC, yaitu standard yang dikeluarkan oleh produsen minyak dan

    produsen mobil tentang grade oli tersebut.

    Kecenderungan oli mesin saat ini adalah penurunan kekentalan oli untuk

    menurunkan hambatan fluida pada elemen yang berputar, sedangkan untuk

    menangani masalah pada permukaan elemen yang bersinggungan ditambahkan

    aditif anti wearing, dan sebagainya. Pada operasional di lapangan yang lebih

    banyak dalam kondisi beban ringan atau sedang, dengan suhu sekitar 150 derajat

    Celcius, oli yang memiliki base dari polimer memiliki kelebihan. Hal ini karena

    oli dengan base polimer mengalami perubahan kekentalan yang sedikit sekalipun

    terjadi perubahan suhu yang cukup besar. Sehingga aplikasi nyatanya memiliki

    jangka pemakaian yang lebih luas atau fleksible. Namun dengan kekentalan yang

    rendah, atau oli yang lebih encer, memiliki kecenderungan menguap yang lebih

    tinggi dari pada oli berkekentalan tinggi. Hal ini juga menjadi salah satu tema

    penelitian pada formula-development (pengembangan formula) oli mesin.

    Kode kekentalan dari sebuah oli mesin, biasanya tertulis di luar kaleng oli

    tersebut. Bagian yang ada huruf W, merupakan index kekentalan tersebut yang

    diuji dengan sistem pengujian Cold Cranking Simulator (CCS) Ini dilakukan pada

    suhu rendah di bawah nol, misalnya 10W, 20W, 5W, atau 0W. Semakin kecil

    angka di situ semakin encer oli mesin tersebut. Atau semakin mudah dalam starter

    mesin. Namun kalau dilihat secara problem pemakaian khusus nya di Indonesia

    dan bukan di dataran tinggi, oli tanpa standar CCS ini juga mencukupi. Apabila

    tanda kekentalan tersebut, tidak menggunakan huruf W, maka oil tersebut hanya

    ditest dengan standard pada suhu 100 derajat Celcius. Semakin kecil angkanya,

    semakin encer, dan cocok untuk titik berat pada efisiensi bahan bakar, tetapi

    kurang baik untuk melindungi elemen mesin yang saling bersentuhan.

    B. PELUMAS

    Pelumas adalah bahan penting bagi kendaraan bermotor. Memilih dan

    menggunakan pelumas yang baik dan benar untuk kendaraan bermotor anda,

  • 8

    merupakan langkah tepat untuk merawat mesin dan peralatan kendaraan agar

    tidak cepat rusak dan mencegah pemborosan.

    Khalayak umum beranggapan bahwa fungsi utama oli hanyalah sebagai

    pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain yang tak kalah penting, yakni

    antara lain sebagai; Pendingin, Pelindung dari Karat, Pembersih dan Penutup

    Celah pada Dinding Mesin seperti halnya yang telah dijelaskan di atas.

    Semua fungsi tersebut adalah sangat erat kaitannya: Sebagai pelumas, oli

    akan membuat gesekan antar komponen di dalam mesin berkurang sehingga

    komponen bergerak lebih halus, sehingga memudahkan mesin untuk mencapai

    suhu kerja yang ideal. Selain itu Oli juga bertindak sebagai fluida yang

    memindahkan panas ruang bakar yang mencapai 1000-1600 derajat Celcius ke

    bagian lain mesin yang lebih dingin.

    Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas volume

    maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat kebocoran akan

    semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan bertambahnya beban kerja bagi

    pompa oli.

    Oleh sebab itu, peruntukkan bagi mesin kendaraan baru (dan/atau relatif

    baru berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli dengan

    tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh komponen mesin baru

    (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang atau celah dinding yang sangat kecil,

    sehingga akan sulit dimasuki oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi.

    Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan film pada

    dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start. Sekaligus mencegah

    timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak dipergunakan dalam waktu yang lama.

    Disamping itu pula kandungan aditif deterjen dalam pelumas berfungsi sebagai

    pelarut kotoran hasil sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli.

  • 9

    Oli Sintetik dan Oli Mineral

    Lalu apa yang membedakan kedua jenis oli ini? Pada dasarnya kedua jenis oli

    ini dibedakan oleh bahan dasarnya, berikut penjalasan singkat mengenai kedua

    jenis oli tersebut:

    1. Oli Sintetik

    Oli sintetik pertama kali dikembangkan pada abad ke-20 oleh Dr.

    Hermann Zorn dari IG Farben, Jerman dan Dr. WA Zisman dari Naval

    Research Laboratory, Amerika Serikat. Pada dasarnya oli jenis ini merupakan

    pelumas artifisial, yang diproses menggunakan formula terbaru. Oli sintetik

    biasanya terdiri dari Polyalphaolifins, senyawa yang hasil pemilahan terbersih

    dari oli mineral, yaitu gas. Senyawa inilah yang nantinya dicampur dengan oli

    mineral.

    Oli Sintetik pertama kali muncul di Amerika Serikat, oli ini menggunakan

    bahan dasar polyolefin. Seiring dengan berkembangnya teknologi, para produsen

    oli terus mengembangkan produk mereka menggunakan bahan dasar yang

    beragam mulai dari poliester, polyglycos, sintetis non-PAO,

    ester,nafalena dan benzena alkilasi, saat ini para insinyur mekanik dan ahli kimia

    terus berusaha membuat formula yang lebih baik untuk memberikan sistem

    pelumasan terbaik.

    2. Oli Mineral

    Berbeda dengan oli sintetik, oli mineral pada dasarnya merupakan produk

    atau varian yang berasal dari minyak bumi. Oli mineral merupakan hasil turunan

    dari proses penyulingan fraksional minyak bumi. Oli jenis ini terdiri dari unsur

    alam seperti alkaline dan cyclic paraffin. Sebelum ditemukan pengembangan oli

    sintetik, oli mineral sempat mendominasi pasar pelumas mesin.

  • 10

    Oli Sintetik VS Oli Mineral

    Gambar 2. Molekul Oli Mineral dan Oli Sintetik

    Selain perbedaan metode pembuatan dan bahan dasarnya, satu-satunya

    perbedaan mendasar antara oli sintetik dan oli mineral adalah molekul dan

    struktur dari kedua jenis pelumas ini. Sebagai hasil inovasi lanjutan tidak heran oli

    sintetik memiliki molekul dan partikel yang seimbang. Di sisi lain, oli mineral

    memiliki molekul yang kurang seimbang jika dibandingkan dengan oli sintetik.

    Keunggulan Oli Sintetik:

    1. Oli sintetik cenderung lebih stabil pada termperatur tinggi (less volatile)

    sehingga memiliki kadar penguapan yang rendah.

    2. Dapat mengendalikan atau mencegah terjadinya endapan karbon pada mesin.

    3. Melumasi dan melapisi logam lebih baik sehingga mencegah terjadi gesekan

    antar logam yang berakibat kerusakan mesin.

    4. Lebih awet (tahap terhadap oksidasi-karat).

    5. Menjaga mesin lebih dingin (mengurangi gesekan).

    6. Dapat membersihkan mesin dari kerak oli mineral.

  • 11

    Kekurangan Oli Sintetik:

    1. Harganya yang cukup mahal (2-4 kali lipat harga oli mineral).

    Keunggulan Oli Mineral:

    1. Saat mesin (piston dan blok piston) dalam keadaan baru dianjurkan untuk

    menggunakan oli mineral. Struktur molekul oli mineral yang tidak rata dapat

    membuat komponen dan suku cadang mobil saling menggikis satu sama lain

    sehingga komponen mesin baru bisa bertaut dengan pas dan beradapatasi

    dengan mekanisme.

    2. Harganya yang jauh lebih murah dibandingkan oli sintetik.

    Kekurangan Oli Mineral:

    1. Stuktur molekul yang tidak seimbang.

    2. Meninggalkan kerak pada komponen mesin.

    C. KUANTITAS OLI MESIN YANG BERKURANG

    Pada suatu peristiwa/kasus dimana sebuah mobil yang selalu mengalami

    kekurangan dalam kuantitas oli mesinnya akibat oli mesin yang cepat berkurang.

    Dimana tidak terdapat kebocoran di karter ataupun di antara karter dan blok mesin

    (seal karter). Dan hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal antara lain:

    1. Oli masuk ke dalam ruang bakar dan ikut terbakar dalam pembakaran.

    2. Oli tidak sesuai dengan kondisi mesin.

    3. Oli cepat menguap.

    4. Terjadi kebocoran pada diafragma fuel pump konvensional.

  • 12

    1. Oli Mesin yang Ikut Masuk ke Dalam Ruang Bakar dan Ikut Terbakar

    Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan demikian, antara lain:

    a. Seal katup yang bocor

    Dengan bocornya seal katup maka oli akan masuk dalam sistem intake

    dan akan masuk ke ruang bakar dan ikut terbakar dengan bahan bakar

    dan di keluarkan ke exhaust. Dan jika oli masuk ke dalam sistem exhaust

    maka sebagian oli yang bocor tersebut ikut terbakar karena panas hasil

    sisa pembakaran dan yang lain yang tidak terbakar keluar dan membuat

    knalpot terlihat basah.

    Gambar 3. Seal Katup yang Bocor

    b. Terdapat celah yang terlalu besar antara piston dan dinding silinder

    Celah yang ada di antara dinding silinder dengan piston jika sudah

    melebihi spesefikasi maka akan menimbulkan kebocoran. Kebocoran

    yang ada akan mengakibatkan kompresi yang rendah dan tenaga mesin

    menjadi berkurang, selain dari itu juga dapat menyebabkan oli yang ada

    di bawahnya dapat naik keatas dan masuk ke ruang bakar dan ikut

    terbakar.

  • 13

    Gambar 4. Celah Terlalu Besar Antara Piston dengan Dinding Silinder

    c. Bermasalah pada ring pistonnya.

    Masalah yang ada pada ring piston ada beberapa hal diantaranya:

    1) Salah dalam pemasangan ring piston

    Salah dalam pemasangan ring piston dapat menyebabkan oli dapat

    masuk ke ruang bakar dan ikut terbakar dalam pembakaran.

    Sehingga oli semakin berkurang. Kesalahan ini dapar berupa dalam

    pemasangan yang tertukar atau pemasangan yang terbalik. Ada juga

    yang pemasangannya salah dalam penempatan end-gapnya. Karena

    dalam penempatan end gap ring piston pada piston tentu mempunyai

    ketentuan sebagai berikut:

    End gap tidak boleh segaris dengan sisi kerja piston

    End gap tidak boleh segaris dengan pena piston

    End gap antara ring satu dengan ring yang lainnya tidak boleh

    segaris

  • 14

    Gambar 5. Pemasangan Ring Piston

    2) Ring sudah rusak

    Kerusakan yang ada pada ring piston adalah ring sudah aus atau ring

    tidak mampu memegas dengan sempurna. Ring oli pada piston

    berfungsi untuk menyapu atau mengikis oli yang ada di dinding

    silinder saat piston bergerak dari titik mati atas ke titik mati bawah.

    c. Terdapat kebocoran pada packing di antara kepala silinder dengan blok

    silinder

    Dengan begitu maka oli dapat masuk ke dalam ruang bakar dan ikut

    terbakar dengan bahan bakar dan keluar melalui exhaust.

  • 15

    2. Oli yang Digunakan Tidak Sesuai dengan Kondisi Mesin

    Dalam pemilihan oli mesin harus disesuaikan dengan kodisi kendaraan.

    Oli didesain untuk menjaga temperatur dan mengontrol deposit lebih baik. Juga

    bisa mengonsumsi oli lebih rendah. Beberapa oli ini juga cocok dengan spesifikasi

    terakhir ILSAC sebagai Energy Conserving. Untuk mesin generasi 2004 atau

    sebelumnya

    SL = untuk mesin kendaraan tahun 2004 dan sebelumnya

    SJ = untuk mesin kendaraan tahun 2001 dan sebelumnya

    SH = untuk mesin kendaraan tahun 1996 dan sebelumnya

    SG = untuk mesin kendaraan tahun 1993 dan sebelumnya

    SF = untuk mesin kendaraan tahun 1988 dan sebelumnya

    SE = untuk mesin kendaraan tahun 1979 dan sebelumnya

    SD = untuk mesin kendaraan tahun 1971 dan sebelumnya

    SC = untuk mesin kendaraan tahun 1967 dan sebelumnya

    SB dan SA = sudah tidak direkomendasikan

    Jadi dalam penggunaannya oli disesuaikan dengan kebutuhan mesin.

    Mesin yang sudah tua menggunakan oli yang viskositasnya lebih besar.

    Selain dari itu ada kalanya konsumen menggunakan oli palsu. Oli palsu

    yang dimaksud adalah oli bekas yang di daur ulang oleh beberapa oknum tidak

    bertanggung jawab dan dijual kembali ke pasaran. Oli palsu ini adalah oli yang

    tidak baik untuk digunakan mesin, walaupun oli mempunyai sama dari segi warna

    dan kekentalan akan tetapi tidak terdukung oleh zat aditif didalamnya. Dan oli

    bekas ini justru akan merusak mesin. Karena kinerja oli tidak sesuai dengan yang

    diharapkan, dimana pendinginnannya kurang baik, tidak dapat membersihkan,

    tidak dapat melumasi bagian bagin yang kecil. Atau oli terlalu kental atau terlalu

    cair. Sehinga oli mesin cepat habis termakan oleh panas ataupun gesekan.

  • 16

    3. Oli yang Mudah Menguap

    Dalam pemakaian kendaraan tentunya menyebabkan panas. Panas yang

    ditimbulkan digunakan untuk menghasilkan tenaga, akan tetapi hal ini juga

    berimbas pada oli mesin yang ikut memanas. Dengan begitu maka oli mesin yang

    terkena panas maka akan terjadi penguapan. Penguapan yang terjadi pada oli

    mesin ini akan mengakibatkan kerugian, dimana oli menguap dan terbawa keluar

    melewati saluran PVC. Dan dengan begitu oli yang menguap tersebut akan masuk

    kembali ke ruang bakar dan akan terbakar bersama dengan bahan bakar.

    Penguapan yang terjadi pada oli mesin memang sangat sedikit, akan tetapi

    jika terjadi selama terus menerus maka akan mengakibatkan pengurangan pada

    kuantitas oli mesin. Dan jika hal ini tidak segera di perbaiki maka akan menjadi

    masalah dalam pelumasan mesin.

    Gambar 6. Penguapan Oli Dalam Mesin

    4. Terjadi Kebocoran Pada Diafragma Fuel Pump Konvensional

    Pompa bahan bakar mekanik (mechanical fuel pump), mempunyai sebuah

    diafragma yang letaknya tepat ditengah-tengah seperti terlihat pada gambar

    dibawah. Sepasang katup, yang bekerja dengan arah yang berlawanan,

  • 17

    dipasangkan di dalam pompa. Katup ini digerakan oleh daya balik diafragma

    untuk menekan bahan bakar ke karburator. Diafragma digerakan oleh rocker arm

    yang digerakan oleh putaran nok camshaft.

    Nok cam berputar, maka rocker arm akan kembali ke posisi semula

    sehingga diafragma didorong ke atas oleh pegas, akibatnya bahan bakar terdorong

    melalui katup keluar dan terus mengalir ke karburator. Dalam keadaan seperti ini

    katup keluar terbuka dan katup masuk tertutup. Tekanan penyaluran pompa

    sekitar 0,2 s/d 0,3 kg/cm2.

    Rocker arm dalam pergerakkannya juga dilumasi oleh oli mesin agar bisa

    bergerak halus, jika karet membran mengalami kerusakan, maka oli yang

    menempel pada rocker arm ini juga akan tersedot oleh kevakuman tadi walaupun

    sedikit tapi sering terjadi akibatnya BBM yang telah bercampur oli akan

    memasuki karburator dan ada sebagian yang kembali ke dalam tangki, kondisi ini

    lama kelamaan juga mengakibatkan bercampurnya oli mesin dengan BBM di

    dalam tangki.

    Yang terjadi pada beberapa mobil tadi adalah karena kurangnya perhatian

    pemilik, maka kondisi tersebut lama kelamaan menyebabkan volume oli di dalam

    mesin akan terus berkurang bahkan sampai melebihi batas toleransi sehingga

    menyebabkan kerusakan yang akut pada komponen-komponen mesin karena tidak

    berfungsinya fungsi pelumasan sehingga harus menjalani Overhaul mesin.

    Gambar 7. Diafragma Fuel Pump Konvensional

  • 18

    D. MENGIDENTIFIKASI OLI MESIN YANG BOCOR

    Dengan begitu banyaknya kemungkinan yang menyebabkan oli berkurang

    walaupun tidak terdapat kebocoran pada karter maupun pada seal karter, maka ada

    beberapa cara untuk mengidentifikasi dari berkurangnya oli mesin yang berkurang,

    dan berikut cara yang dapat dilakukan:

    1. Terlihat Asap Putih Dari Knalpot

    Gambar 8. Asap Putih dari Knalpot Kendaraan

    Apabila mobil mengeluarkan asap putih maka dapat disimpulkan bahwa

    terbakarnya oli mesin di ruang bakar dan keluar dari exhaust manifold. Dan

    hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni:

    1. Terjadi kebocoran pada seal katup.

    2. Terjadi keausan pada dinding silinder.

    3. Terjadi keausan pada ring piston.

    4. Terjadi kesalahan pemasangan pada ring piston.

    5. Diafragma fuel pump bocor.

  • 19

    2. Karburator Kotor

    Gambar 9. Karburator Motor Kotor Akibat Adanya Oli

    Dari karburator yang kotor hal ini menandakan bahwa kurang melakukan

    perawatan dan kurangnya pemeriksaan. Ini dapat menandakan bahwa oli

    masuk ke dalam saluran bahan bakar.

    3. Filter Udara Kotor (Basah dan Terdapat Oli)

    Gambar 10. Filter Udara Kotor Karena Oli

    Jika terdapat kotoran berupa oli yang berada di filter udara, hal ini

    menandakan bahwa oli ikut menguap dan masuk ke saluran udara / saluran

  • 20

    pernafasan pada kendaraaan. Pada kasus ini oli yang mudah menguap keluar

    dari mesin melalui salura PCV ke filter udara sebelum masuk lagi ke ruang

    bakar.

    5. Pada Tutup Oli Terlihat Kotor

    Gambar 11. Tutup Oli

    Jika pada tutup oli terdapat banyak kotoran seperti kerak oli yang mengendap

    maka hal ini menunjukan bahwa menggunakan oli yang tidak original atau oli

    palsu. Karena oli oli palsu mudah menguap dan menjadi kerak dan menempel

    pada bagin-bagian mesin.

    Untuk membedakan antara oli asli dengan oli palsu menurut Community

    Gathering Federal Oil berikut diantaranya:

    - Pertama adalah membedakan dari kemasannya. Botolnya bisa sangat mirip

    karena botol asli sering kali dikumpulkan oleh pemalsu untuk digunakan

    kembali. Tapi print label pada oli palsu umumnya terlihat kurang nyata.

    Label hasil scan, dan dicetak ulang, sehingga nampak lebih buram.

    - Kedua adalah pada tutup botolnya. Pemalsu sering memanfaatkan tutup

    botol bekas. Saat membuka botol bukan di sobek tapi dicongkel agar tidak

    rusak dan bisa dipakai lagi. Tetapi biasanya pada tutup botol yang asli ada

    kode huruf dan angka yang harus sama antara botol dan tutupnya.

  • 21

    - Ketiga pada bagian atas produk dilengkapi dengan aluminium foil, lengkap

    dengan logo (jika ada). Kemasan botol kadang memang tidak didesain

    transparan, namun masih bisa diterawang.

    - Keempat adalah dari bau dan warnanya. Jika dituang, oli yang asli bening

    dan tidak bau. Sedangkan jika palsu akan buram dan baunya tidak enak,

    agak sangit.

    6. Elektroda Busi Kotor dan Basah Oli

    Gambar 12. Elektroda Busi yang Kotor dan Basah Karena Oli

    Jika elektroda busi yang basah dan kotor oleh oli hal ini menandakan bahwa

    oli ikut masuk ke ruang bakar dan terbakar barsama dengan campuran udara

    bahan bakar.

    E. SOLUSI MENGATASI OLI MESIN YANG SERING BERKURANG

    Setelah mengetahui berbagai kemungkinan penyebab oli mesin yang cepat

    berkurang dan juga setelah mengidentifikasi letak kebocoran, maka langkah

    selanjutnya yang ditempuh adalah menangani masalah-masalah tersebut sehingga

    oli mesin yang cepat berkurang menjadi teratasi. Adapun beberapa solusi yang

    dapat dilakukan untuk mengatasi masalah seperti di atas, yakni antara lain:

  • 22

    1. Mengganti oli dan memilih oli yang lebih sesuai dengan usia dan kondisi

    mesin.

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, misalnya dalam penggunaannya oli

    mesin yang sudah tua menggunakan oli yang viskositasnya lebih besar, dan

    memerlukan oli dengan zat aditif tambahan.

    2. Mencegah agar oli tidak masuk ke dalam ruang bakar, beberapa diantaranya

    dapat dilakukan dengan:

    - Memeriksa dan membenarkan posisi end gap saat pemasangan ring piston.

    - Mengganti ring piston jika sudah lemah, mengganti ring piston dengan

    ukuran yang sesuai.

    - Mengganti piston dan silinder liner dengan ukuran yang sesuai jika celah

    antara piston dan dinding silinder terlalu besar akibat keausan.

    - Mengganti seal-seal yang telah rusak (robek, mengeras, ataupun tidak

    rapat) terutama pada seal katup.

    Gambar 13. Piston, Ring Piston dan Silinder Liner

    3. Mengecek kondisi mesin apakah terjadi overheating atau tidak.

    Kondisi mesin yang overheating dapat mempermudah oli cepat menguap

    dikarenakan temperature mesin yang tinggi tidak diimbangi dengan

    pendinginan yang baik, terutama pada sistem pelumasan. Selain itu

    overheating juga dapat mempengaruhi kualitas dan kekentalan oli yang

    menjadi berkurang.

  • 23

    4. Hindari pemakaian oli palsu atau oli yang tidak berkualitas.

    Oli palsu memiliki kualitas yang kalah jauh dibanding dengan oli asli,

    misalnya dalam penambahan aditif dan juga ketahanan terhadap panas yang

    diterima. Oli palsu cenderung tidak tahan terhadap panas yang tinggi selama

    waktu yang lama sehingga lebih mudah menguap ataupun terbakar.

    5. Mengecek dan memperbaiki kebocoran pada blok mesin, kepala silinder.

    Kebocoran pada blok mesin dan kepala silinder dapat diakibatkan sudah

    rusaknya perpak, gasket, seperti halnya gasket yang memisahkan blok dengan

    kepala silinder sehingga oli terkadang masuk ke saluran pendingin ataupun

    juga dapat ke ruang bakar. Gasket dapat diganti dengan yang baru seusai

    pembongkaran.

    Gambar 14. Gasket Kepala Silinder

    6. Mengecek dan memperbaiki kebocoran oli pada diafragma fuel pump.

    Diafragma fuel pump bagian bawah juga terkadang mendapatkan pelumasan,

    namun apabila terjadi kesalahan pemasangan, ataupun diafragma rusak maka

    oli dari mesin dapat memungkinkan masuk/merembes ke dalam sistem bahan

    bakar.

  • 24

    BAB III PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan di atas maka dapat kami

    simpulkan sebagai berikut:

    1. Beberapa sumber penyebab oli mesin yang cepat berkurang antara lain:

    - Oli mesin yang bocor masuk ke ruang bakar dan ikut terbakar.

    - Oli mesin yang mudah menguap, dapat karena kualitas atau

    overheating.

    - Kebocoran pada perpak, gasket kepala silinder.

    - Kualitas oli yang tidak sesuai dengan kondisi mesin dan oli palsu.

    - Kebocoran pada diafragma fuel pump.

    2. Cara mengatasi masalah oli mesin yang cepat berkurang antara lain:

    - Mengganti oli dan memilih oli yang lebih sesuai dengan usia dan

    kondisi mesin. Tidak memakai oli palsu.

    - Mencegah agar oli tidak masuk ke dalam ruang bakar.

    - Memeriksa dan membenarkan posisi end gap saat pemasangan ring

    piston.

    - Mengganti ring piston jika sudah lemah, mengganti ring piston

    dengan ukuran yang sesuai.

    - Mengganti piston dengan ukuran yang sesuai jika celah antara

    piston dan dinding silinder terlalu besar.

    - Mengganti seal-seal yang telah rusak (robek, mengeras, ataupun

    tidak rapat).

    - Mengecek dan memperbaiki kondisi mesin apakah terjadi

    overheating atau tidak.

    - Mengecek dan memperbaiki kebocoran pada kepala silinder,

    perpak, dan gasket di blok mesin.

  • 25

    DAFTAR PUSTAKA

    Martin T, Teiseran. 2000. Merawat dan Memelihara Mobil. Yogyakarta: Kanisius.

    Toyota. New Step 1 Training Manual. Jakarta: PT Toyota Astra Motor.

    Wartawan, Anton L. 1983. Minyak Pelumas, Pengetahuan Dasar dan Cara

    Penggunaan. Jakarta: Gramedia.

    Adel. 2013. Penyebab Oli Mesin Cepat Habis dan Berkurang.

    http://superpolishpremium.com. Diakses pada 22 Desember 2013.

    Anonymous. 2013. http://news.federaloil.co.id. Diakses pada 22 Desember 2013.