Oleh - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

6
PERSOALAN PROTEKSI RADIASI PADA NEGARA-NEGARA BERKEMBANG Oleh: T.I1. Siahaan Abstrak. Dengan semakin meluasnya pemakaian tenaga atom di negara kita mengharuskan kita untuk segera mengadakan perumusan serta pengembangan dan pclaksanaan ukuran protcksi radiasi. Pada negara-negara sudah berkcmbang kemajuan proteksi radiasi adalah sejalan dengan program tenaga atom dari negara itu sendiri. Sedang pada negara-ncgara berkembang terdapat ukuran dcngan cara-cara yang berlainan. Pada ncgara-ncgara berkcmhang pema- kaian radiasi yang utama tcrdapat dalam bidang kcdokteran mcskipun pemakaian dalam bidang-bidang pertanian, industri dan penelitian akhir ini mengalami pcningkatan .. Pada negara-ncgara bcrkembang tcrdapat persoalan-persoalan yang dihadapi dari instalasi dan pengendalian reaktor nuklir. Pemakaian pesawat sinar-X yang konvcnsionil dan pcmakai- an radium dalam bidang kedokteran masih tctap mcrupakan potensi bahaya radiasi pada ncgara-negara bcrskembang. Banyak unsur-unsur kclcmahan yang dihadapi pada program proteksi radiasi dari ncgara-negara bcrkcmbang, a.l. dan terulama kebutuhan tenaga-tena- ga personil yang terlatih baik sarjana maupun tcknisi. Persoalan-pcrsoalan lain yang diha- dapi dengan kekurangan instrumentasi elektronik nuklir, perala tan seria perlengkapan proteksi radiasi. Selain itu perlu ada tindakan usaha dalam: a. menegakkan peraturan- peraturan norma protcksi radiasi b. merancangkan instalasi radiasi yang baik untuk mcn- capai kcseIamatan radiasi dengan maksimum, c. menyusun prosedur kcamanan dan kese- lamatan kerja untuk memperkr.cil kcmungkinan dengan bahaya radiasi. Kertas karya ini membahas beberapa persoalan sehubungan dengan pclaj<.sanaan program proteksi radiasi di negara-negara berkembang, khususnya Indonesia .. Selama beberapa puluh tahun yang lampau telah kita saksikan perkembangan tenaga atom maju dengan sangat pesat. Masa pertenaga atoman dimulai dengan pemakaian radium dan sinar-X dalam bidang kedokteran dan kemudian meningkat dengan pemakaian radioisotop. Pada negara sudah berkembang terdapat keimbangan dalam pengembangan tenaga atom .. Pengembangan reaktor meningkat dengan pcsat sampai pada pembuatan raclioisotop dan tenaga nuklir. Dcmikian penggunaan sllmber radiasi dalam berbagai bidang sepcrti pcrtani- an, industri dan penelitian makin meluas. Pada negara berkcmbang corak kcmajuannya tidaklah serupa pengembangan tenaga nuklir masih jauh tcrbelakang. Pemakaian sumber radiasi dalam kcdokteran menonjol, scdang pemakaian dalam. industri, pertanian dan pc- nelitian akhir-akhir ini men cat at kemajuan .. Persoalan kesela:matan radiasi dari pemakaian instalasi nuklir seperti reaktor, re-proces- sing plant dan pengurusan sampah pacta negara sudah berkembang dan negara berkem- bang adalah sarna. Untuk mcngatasi persoaIan itu dibutuhkan ahli-ahli proteksi radiasi yang terlatih baik. Akan tetapi pcrsoalan pelik dalam proteksi radiasi adalah bcrlainan pada negara sudah berkembang dan negara berkcmbang. Dalam mcneliti persoaIan ini pembicara berusaha pad a seminar hari ini mengemukakan beberapa persoalan khusus proteksi radiasi pada ncgara berkembang khususnya Indonesia. Sumber radiasi yang u- tama masih tctap diperoleh dari pemakaian diagnostik pesawat sinar-X, terutama meru- pakan sumber bahaya utama bagi dokter dan pcmbantu-pembantunya. Pemeliharaan pe- sawat yang tidak terurus dan pcnggunaan teknik yang buruk adalah juga merupakan ba- bya bagi pasien. Sumber bahaya radiasi lain di pcroleh dari pemakaian radium untuk pengobatan kanker. Paparan radiasi yang berlebihan diperoleh dari pemakaian serta fasi· litas penyimpanan yang tidak wajar, dan juga pemakaian teknik yang sudah terbelakang. Pasien yang sed·ang mengalami pengobatan radium tidak dilakukan dalam ruangan yang 262

Transcript of Oleh - digilib.batan.go.iddigilib.batan.go.id/e-prosiding/File...

PERSOALAN PROTEKSI RADIASI PADA NEGARA-NEGARA BERKEMBANG

Oleh:

T.I1. Siahaan

Abstrak.

Dengan semakin meluasnya pemakaian tenaga atom di negara kita mengharuskankita untuk segera mengadakan perumusan serta pengembangan dan pclaksanaan ukuranprotcksi radiasi.Pada negara-negara sudah berkcmbang kemajuan proteksi radiasi adalah sejalan denganprogram tenaga atom dari negara itu sendiri. Sedang pada negara-ncgara berkembangterdapat ukuran dcngan cara-cara yang berlainan. Pada ncgara-ncgara berkcmhang pema­kaian radiasi yang utama tcrdapat dalam bidang kcdokteran mcskipun pemakaian dalambidang-bidang pertanian, industri dan penelitian akhir ini mengalami pcningkatan .. Padanegara-ncgara bcrkembang tcrdapat persoalan-persoalan yang dihadapi dari instalasi danpengendalian reaktor nuklir. Pemakaian pesawat sinar-X yang konvcnsionil dan pcmakai­an radium dalam bidang kedokteran masih tctap mcrupakan potensi bahaya radiasi padancgara-negara bcrskembang. Banyak unsur-unsur kclcmahan yang dihadapi pada programproteksi radiasi dari ncgara-negara bcrkcmbang, a.l. dan terulama kebutuhan tenaga-tena­ga personil yang terlatih baik sarjana maupun tcknisi. Persoalan-pcrsoalan lain yang diha­dapi dengan kekurangan instrumentasi elektronik nuklir, perala tan seria perlengkapanproteksi radiasi. Selain itu perlu ada tindakan usaha dalam: a. menegakkan peraturan­peraturan norma protcksi radiasi b. merancangkan instalasi radiasi yang baik untuk mcn­capai kcseIamatan radiasi dengan maksimum, c. menyusun prosedur kcamanan dan kese­lamatan kerja untuk memperkr.cil kcmungkinan dengan bahaya radiasi. Kertas karya inimembahas beberapa persoalan sehubungan dengan pclaj<.sanaan program proteksi radiasidi negara-negara berkembang, khususnya Indonesia ..

Selama beberapa puluh tahun yang lampau telah kita saksikan perkembangan tenaga atommaju dengan sangat pesat. Masa pertenaga atoman dimulai dengan pemakaian radium dansinar-X dalam bidang kedokteran dan kemudian meningkat dengan pemakaian radioisotop.Pada negara sudah berkembang terdapat keimbangan dalam pengembangan tenaga atom ..Pengembangan reaktor meningkat dengan pcsat sampai pada pembuatan raclioisotop dantenaga nuklir. Dcmikian penggunaan sllmber radiasi dalam berbagai bidang sepcrti pcrtani­an, industri dan penelitian makin meluas. Pada negara berkcmbang corak kcmajuannyatidaklah serupa pengembangan tenaga nuklir masih jauh tcrbelakang. Pemakaian sumberradiasi dalam kcdokteran menonjol, scdang pemakaian dalam. industri, pertanian dan pc­nelitian akhir-akhir ini men cat at kemajuan ..

Persoalan kesela:matan radiasi dari pemakaian instalasi nuklir seperti reaktor, re-proces­sing plant dan pengurusan sampah pacta negara sudah berkembang dan negara berkem­bang adalah sarna. Untuk mcngatasi persoaIan itu dibutuhkan ahli-ahli proteksi radiasiyang terlatih baik. Akan tetapi pcrsoalan pelik dalam proteksi radiasi adalah bcrlainanpada negara sudah berkembang dan negara berkcmbang. Dalam mcneliti persoaIan inipembicara berusaha pad a seminar hari ini mengemukakan beberapa persoalan khususproteksi radiasi pada ncgara berkembang khususnya Indonesia. Sumber radiasi yang u­tama masih tctap diperoleh dari pemakaian diagnostik pesawat sinar-X, terutama meru­pakan sumber bahaya utama bagi dokter dan pcmbantu-pembantunya. Pemeliharaan pe­sawat yang tidak terurus dan pcnggunaan teknik yang buruk adalah juga merupakan ba­bya bagi pasien. Sumber bahaya radiasi lain di pcroleh dari pemakaian radium untukpengobatan kanker. Paparan radiasi yang berlebihan diperoleh dari pemakaian serta fasi·litas penyimpanan yang tidak wajar, dan juga pemakaian teknik yang sudah terbelakang.Pasien yang sed·ang mengalami pengobatan radium tidak dilakukan dalam ruangan yang

262

tcrpisah dari pasicn lain, dari doktor scrta pembantu-pcl11bantunya. Keccrobohan dan ti­<lak adanya pengarahan pcngawasan clapat menyebabkan penempatan yang salah danhi)angnya radium. Pernah kami diminta untuk mencarikan radium yang hilang dan dike­Il'mukan pada tcmpat pembuangan kotoran. Kami pernah mcncari sampai kctempat pcm­hllatan sampah umum, (Ian hilangnya radium pada tempat sampah dapat menyebabkan po­tensi bahaya radiasi pada penduduk. K1mi juga pernah dilaporkan tentang jatuhnya (terle­pas) sumbcr dari kamera yang dipergunakan untuk radiografi. Biasanya sebagai sumberdigunakan'isotop 1921r dan 60Co yang bcrbcntuk pellet. Kela!aian ini terutama disebah­kan oleh kurangnya pengetahuan-pengetahuan dasar dan latihan-Iatihan yang cukup darioperator dan kondisi lapangan tempat bekerja yang tidak memenuhi syarat. Bahaya radi­asi yang dipcro)eh dari pemakaian bidang lain (kontraktor-kontraktor asing pada P.N.Pertamina, P. T. Stanvac dan Caltex, pcrtanian, hydrologi dll.) adalah relatip kedl karcnaI. frekwensi pemakaian sumbcr radiasi kedl dan 2. dilakukan oleh orang-orang yang ter­latih baik dan berpengalaman.Peningkatan keselamatan kerja radiasi masih perlu mendapat perhatian ....Dari Tabel I berikut dibawah ini kita melihat bahwa pada dosis rata-rata dan dosis mak­simum yang diterima oleh pekerja radiasi masih besar. Sungguhpun dihubungkan meng­ingat sifat dan jenis peningkatan pekerjaan yang dihadapi, perIu diatur dan diusahakanagar cara-cara keselamatan kerja radiasi semaksimum mungkin.Tabe) 2 menunjukkan dosis radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi pada rumah-rumahsakit yang mempergunakan sinar-sinar X. Dosis rata-rata yang diterima tiap minggunyamelebihi dosis maksimum yang diizinkan untuk tiap minggunya. Pada hasillaporan ins­peksi penggunaan tenaga atom dan radiasi yang baru-baru ini dilakukan oleh BATANmenunjukkan dosis radiasi yang tinggi pada pemakaian pesawat sinar-X di rumah-rul11ahsakit. Dosis tinggi ini terutama disebabkan oleh: 1. pemakaian pesawat sinar-X yang su­dah tua dengan kondisi yang buruk. 2. sudah lama atau boleh dikatakan tidak pernah di­lakukan pengcchekan dan kalibrasi. 3. perIengkapan proteksi radiasi tidak ada at au minimsekali. 4. latihan dan dasar pengetahuan kurang dan 5. tidak ada pengawasan keselamat­an radiasi.

Pembicara berpendapat agar program proteksi radiasi lebih diefektipkan terutama mela-lui personnel monitoring service. Persoalan yang dihadapi pada negara-negara berkembangkhusus Indonesia adalah faktor-faktor geografi dan iklim dimana kondisi Iingkungan mem­pcngaruhi kerjanya alat-alat monitoring radiasi.Pelayanan film badge di Indonesia dimulai pada permulaan tahun 1968 dan baru efektippada akhir tahun 1969. Banyak kcsukaran-kesukaran dan persoalan yang dihadapi a.1.: 1.sangat tcrbatasnya biaya untuk program proteksi radiasi. 2. bahan film yang sulit diper­oleh dan hanls di-import dari luar negeri. 3. kesulitan hubungan komunikasi.Pelayanan film badge boleh dikatakan sudah meliputi hampir seluruh pekerja-pekerja ra­diasi yang tersebar pada pusat-pusat penelitian, indllstri dan rumah-rumah sakit yangmempergunakan sumber radiasijsinar-X. Pelayanan masih didasarkan atas pcriode 1 bulansekali. Type film yang dipergunakan dalam personnel monitoring dari Kodak Type 2 danKodak Type 3. Dengan adanya emulsi cepat dan lambat pada dasar kcdua sisi film me­nyebabkan range d~ri dosis racliasi yang ditangkap besar. Untuk memperkecil penyimpanganevaluasi pembacaan pada film dipergunakan 5 - 6 macam filter. Dengan demikian dapat di­tentukan macam-macam kwalitet sinar-X, sinar beta, sinar gamma dan neutron. Untuk dosi­metri neutron digunakan badge emulsi nuklir yang terpisah. Dalam waktu dekat ini peralat­an dosimetri di BAT AN akan diperlengkapi lagi dengan dosimetri kimia yang lebih dikenaldengan TLD phospor. Pemakaian TLD penting terutama pada kecelakaan radiasi atau padatingkat radiasi yang diperkirakan tinggi.Tak clapat disangkal pemakaian film sebagai alat monitoring radiasi adalah paling baik.Tcrutama karena mempunyai kesanggupan untuk menangkap racliasi dari macam-macamkwalitet yang jatuh pad a film. Terutama pemakaian pada instansi dcngan sumber-sumber

radiasi seperti sinar-X untuk diagnostik dan terapi, radium dan. radioisotop lain yangmemancarkan sinar beta.

13ahkan juga dapat menentukan paparan dari radiasi campuran pada film'seperti sinar-X

medium sinar-X dan yang keras atau sinar gamma, demikian pula sinar b~ta dan sinar gam-

263

~ Tabell : Dosis radiasi (mremfminggu) dari Karyawan di Pusat Reaktor Atom Bandung.~ .

197019711972

Laboratorlum

bulan 4bulan 5bula n 8bulan 1bulan 2bln.6bln.7 bin. 8 bln.9 bin lIbln,12

maks

rata2maksrata2maksratlmaksrata2maksrata2maksrata2mkasratlmaksrata

:2

1. Operasl Reaktor

50058.935.711.528662.11500121.72

2.

Kim I a 500134.87

3.

ProtekslRadiasl 22551.717037.910575107.2

4.

Isotop 1050137180282 26320»

5.N.G.H. Lapangan 1500137 1015348

Tabel 2. Dosis radiasi rata-rata (mremfminggu) dari Karyawan pada beberapa Rumah Sakit.

Rumah Sakit

1970

bulan 4

bulan 5bulan 6bulan6bulan 7bulan 11

1.

Imanuel 187.5137.5200--85

2.

eel ak e t ----365 -3. A.K. Vaury

----190 -4. Bp4 Pontianak

174-----5.

Pas!r Junghun ---310 --6.

Dustlra ---110170-

lI1a. Dengan dcmikian kita dapat mcncntukan sebab dari paparan radiasi tinggi dcngan te­liti. Pemakaian film pada sinar heta yang terbatas dapat mcnentukan segera kecclakaankontaminasi dcngan film badge yang terkena kontaminasi.Salah satu aspek yang pcnting dari pemakaian sumber radiasi adalah kalibrasi output radi­asi dari macam-macam sumher radiasi terutama pada rumah-rumah sa kit secara berkala.Kalihrasi output ini penting dalall1 ll1enentukan hcrobah tidaknya letak sumber penyinar­an. Perobahan Ictak dari focal spot menyehabkan pasien yang diperkirakan semula tdahmendapat sinar sarna sekali tidak mendapat penyinaran. Persoalan lain yang perlu mcnda~pat perhatian ten tang pcmakaian radium. Dari pengalall1an sering terjadi kecerobohan danpersia pan yang tidak baik dalam pemakaian radium sehingga menycbabkan perubahanbentuk pada jarum radium bahkan sampai bengkok atau patah. Perobahan bentuk ini da­pat menyebabkan kebocoran radiasi dengan terjadinya emanasi.Peli1t:riksaan berkala perlu dilakukan untuk memisahkan jarum-jarum radium yang \1OCOr.Aspek lain yang penting adalah proteksi pada pasien baik dari pengobatan diagnostik mau­pun terapi. Pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia masih banyak mempergu­nakan pesawat-pesawat sinar-X yang konvensioniI, dimana kondisi keamanan dan teknikpemakaiannya buruk. Sehingga menyehabkan penerimaan dosis tinggi yang tidak diperlu­kan. Pada pemeriksaan kami pada bcberapa rumah sakit yang mempergunakan sinar-Xmenunjukkan dosis yang dilerima pada kulit dan kclenjar kelamin adalah besar. Meskipundosis genetik tahunan dari penduduk kescluruhannya kecil dibandingkan dengan dosisgenctik tahunan dari pcnduduk pada negara sudah berkcmbang disebabkan karcna pema­kaian yang masih sangat tcrbatas, faktor utama yang perlu mendapat pcrhatian tidak lainoleh penggunaan tcknik yang sangat buruk. Misalnya pell1akaian luas penyinaran yangberlehihan, ukuran foto yang tidak sesuai dan tidak dilakllkannya pelindungan yang baikterhadap kelenjar kelamin. Fasilitas yang tidak memberikan latihan-Iatihan w.ajar untuktekniksi ditamhah dengan bchan kcrja yang berlebihan perlu mcndapat perhatian. Tidak

. adanya hospital physicist, kurangnya pcngetahuan dasar lektronik, tidak adanya fa­silitas pemeliharaan dan pcmbetulan alat-alat merllpakan hambatan. Pada hanyak fasili­tas tidak dapat dilakukan pcmhetulan pesawat dan pedggantian komponen dengan segera.Hampir seluruh pesawat tcrapi sinar-X jarang dilakukan pengukuran-pengukuran output.Persoalan lain penting pada program proteksi radiasi perlu adanya standar radiasi primermaupun sekunder. Dan hila ini tak mllngkin sekurang-kurangnya mengusahakan standarsekunder untuk kalihrasi alat-alat pengukur. Pusat Reaktor Atom Bandung sudah mcmu­lai persiapan dalam pembuatan standar radiasi, hahkan telah mcnghasilkan hcberapa alatsurvey meter, scaler dll. Dengan adanya lab. elektronika yang lengkap darat dilakukanscgera penggantian komponcn-komponen yang rllsak schingga lebih cfektip haik menge­nai waktu maupun biaya. BAT AN tiap tahunriya telah mengadakankurslls proteksi radia­si jangka pendck yang lamanya 2 - 3 minggu dengan jumlah 25 - 30 pcserta ctari berbagai­bagai instansi. Kursus ini terdiri dari 60 jam kuliah dengan 8 - 10 maeam eksperimenyang meliputi dasar fisika radiasi, aspek radiasi dalam kedokteran dan industri dankeselamatan radiasi. Pemhicara berpendapat dalam program proteksi radiasi pacta negara­berkcmhang janganlah terlalu menggantungkan pada pcmbuatan peraturan ptotcksi radia­si. Akan tctapi perlu memperdalam keahlian dan pengembangan instrumentasi. Demikiandengan pcngembangan pelayanan personnel monitoring, pendidikan terutama dalam pel­bagai aspek keselamatan, pemeriksaan inspeksi yang intensif dapat mengusahakan perba­ikan cara kerja pclaksanaan program proteksi radiasi. Segera program ini siap baru dapatdimuJai membuat perumusan peraturan protcksi radiasi. Pertimbangan diatas dapat di­huhungkan dengan perumusan peraturan transpor zat radioaktip yang sedang disiapkanoleh BA TAN, Sehingga dapat memungkinkan :

a. pengawasan administratip lalu lintas zat radioaktip dalam negeri.b. penyclenggaraan fasilitas yang baik dalam laboratorium dan instalasi.c. pcnggunaan personnel monitoring pada scmua pekerja radiasi.

Kami juga telah bcrhasil dalam pcrluasan pclayanan film badge pada hampir scmua ru­mah sakit dan instansi yang mempergunakan radiasi dan sinar-X. Tanpa didahului de­n!!an peraturan-peraturanBA T AN telah dapat menyebarkan fasilitas fasilitas proteksiradiasi pada instansi/rumah sakit terutama pada pemegang lisensi dari BA TAN ..

265

Sebclum mengakhiri pcmbicaraan ini, penulis sckali lagi mcnekankan hambatan yangutama dari program proteksi radiasi adalah anggaran yant; rendah sckali alat-alat scrta

I komponen pemeHharaannya didatangkan dari luar. Agar program proteksi radiasi dapatdcngan efcktip perlu mel11perdalam kcahlian, perlengkapan instrumentasi yang baik,fasilitas latihan-Iatihan dan fasilitas inspeksi. Segera hal-hal tcrscbut diatas dapat diatasibamlah dapat dil11ulaiprogram pelaksanaan pcmbuatan peraturan-peraturan" proteksiradiasi.

Referensi:

1. Suratno P, Soewarno W, T.H. Siahaan, Laporan inspeksi penggunaan tenaga atom"dan radiasi, 1972/1973.

2. S.S. Nayyar, V.K. Jain, J.B. Singh Nagpal and K.S. Shenov, Personnel monitoringin India. IAEA/WHO Regional monitoring seminar for Asia and the Far East onradiation protection monitorig, Bombay (1968)

3. U.S. Dep. of Health, Education and Welfare, Public Health Service, Estimates ofGonad and genetically significant dose from the public health service X-rayexposure study (l964f

DISK US I

M. lORIS:

I) Langkah-Iangkah apakah yang telah diambil daladi rangka proteksi-proteksi ter­scbut dan rencana-rencana sclanjutnya.

2) Mohon ditekankan faktor-faktor pokok jadi diantara organ dalam usaha-usahaproteksi tersebut disamping tergantung oleh tenaga-tenaga ahli dan saran penyajisendiri.

T.H. SIAHAAN:

I) Dengan dikeluarkannya peraturan P.P. No.9, th 1969 semua instansi/rul11ah sakityang mempergunakan radiasi/sinar X, hams mendapat ijin (liscnsi).Untuk itu perlu pengisian form, y.a.1.

mengenai fasilitas-fasilitas proteksi radiasi/perlengkapan.

design (building) atau pcnyimpanan.

perIengkapan personel monitoring (film badge).-- dosis record ada atau tidak.

BATAN menyediakan fasilitas-fasilitas ini, terutama mengenai pelayanan filmbadge.BATAN dapat melakukan inspeksi sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelum­nya.BATAN menyelenggarakan kursus-kursus Proteksi Radiasi tanpa memungut ba­yaran-bayaran.

2) Lihat bahan pembahasan pada seminar 6 - 7 February 1973.

a.l.: a) good house keeping

266

b) mempunyai cukup pengetahuan-pcngctahuan dasar fasilitas radiasi daripcmakaian teknik dan kesclamatan kerja radiasi (melalui training danpendidikan).

c) harus mcmpunyai paling sedikit survey meter <.Ianharus ada personnelmonitoring seperti film badge service.

d) dosis record dari para pekerja radiasi.

e) segera melaporkan pada BAT AN (lihat jawaban 1).

267