Oleh : MENTERI KEHUTANAN RI ZULKIFLI HASAN, SE, MM. Diskusi 3/Zulkifli H_Menhut... · KEBIJAKAN...

14
Oleh : MENTERI KEHUTANAN RI ZULKIFLI HASAN, SE, MM LAND AVAILABILITY FOR FOOD ESTATE Jakarta Food Security Summit 2012 “Feed Indonesia Feed The World” Jakarta, Selasa, 7 Februari 2012

Transcript of Oleh : MENTERI KEHUTANAN RI ZULKIFLI HASAN, SE, MM. Diskusi 3/Zulkifli H_Menhut... · KEBIJAKAN...

Oleh :MENTERI KEHUTANAN RIZULKIFLI HASAN, SE, MM

LAND AVAILABILITY FOR FOOD ESTATE

Jakarta Food Security Summit 2012

“Feed Indonesia Feed The World”

Jakarta, Selasa, 7 Februari 2012

I. PENDAHULUAN

Pangan merupakan kebutuhan pokok

manusia selain sandang dan papan

masalah krusial

Luas Hutan Indonesia 136,89 juta ha :• Hutan Konservasi seluas 23,4 juta ha,

• Hutan Lindung seluas 31,6 juta ha

• Hutan Produksi Tetap 59,1 juta ha,

• Hutan Produksi yang dapat dikonversi 22,8 juta ha

Menyediakan bahkan memproduksi

kekayaan hayati yang merupakan

sumber pangan berkualitas

Hutan menyimpan sumber pangan yang luar

biasa, yaitu ;

• 77 jenis sumber pangan karbohidrat,

• 26 jenis kacang-kacangan,

• 75 jenis minyak dan lemak,

• 110 jenis biji dan buah buahan,

• 40 jenis bahan minuman, serta

• 1260 jenis tumbuhan obat.

Potensi hutan dalam pemenuhan kebutuhan pangan adalah :

1. Sebagai penyangga sistem kehidupan (Life Supporting System)

termasuk sistem pertanian pangan

2. Sebagai penyedia pangan (Forest for Food Production).

BAB II. KEBIJAKAN KEMENHUT DALAM MEDUKUNG KETAHANAN

PANGAN

Dituangkan dalam PP Nomor 44

tahun 2004, tentang Perencanaan

Kehutanan, dimana dialokasikan

Hutan Produksi yang dapat

dikonversi (HPK) untuk kepentingan

diluar kehutanan, seperti pangan,

infrastruktur dan pemukiman.

Dalam sidang kabinet, Presiden menetapkan untuk

swasembada beras 10 Juta Ton pada tahun 2014.

Kehutanan ditugaskan untuk menyiapkan areal

seluas 200.000 hektar, tentu berdasarkan kesesuaian

lahan hutan, yang akan dimintakan rekomendasi

teknis dari Kementerian Pertanian, dan juga

pertimbangan dari Gubernur/Bupati setempat.

Selain upaya perluasan lahan, sebaiknya untuk

pemenuhan kebutuhan pangan dilakukan intensifikasi

dan diversivikasi pangan, seperti umbi-umbian dan

sagu, yang sudah dikenal oleh masyarakat di Wilayah

Timur Indonesia

Lanjutan...

Kemenhut juga mendukung program MeraukeIntegrated Food and Energy Estate (MIFEE) dalambentuk penyiapan lahan.

Status kawasan pada Rancangan MIFEE terdiridari HPK seluas 1,30 juta ha dan APL seluas 0,17juta ha.

Lanjutan...

III. Integrasi pengembangan produksi komoditas pangan

Program atau kegiatan kehutanan tanpa merubahfungsi kawasan dengan model seperti tumpangsari, Pemanfaatan Lahan Bawah Tegakan (PLBT),Pengkayaan tanaman, agroforestry dansilvofishery, bahkan melalui silvo-pasture padakawasan hutan produksi yang sudah tidakproduktif.

Lanjutan...

Di luar jawa, dimungkinkan dengan pembangunan

Hutan Tanaman Industri (HTI). Pembangunan HTI

kedepannya diprioritaskan dengan tanaman yang

dapat menghasilkan kayu, energi, sekaligus pangan,

seperti HTI Sagu. Kemenhut juga mengembangkan

pengusahaan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)

seperti pohon aren, dimana bioetanol dapat menjadi

sumber energi terbarukan, sekaligus memperbaiki

kualitas lingkungan hidup dan ketersediaan pangan,

untuk kesejahteraan masyarakat.

IV. Sinergi dan Implementasi Kebijakan Dalam Mengatasi Kerawanan Pangan

1. Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM)

yaitu suatu sistem pengelolaan sumberdaya hutandengan pola kolaborasi yang bersinergi antaraPerum Perhutani (salah satu BUMN Kehutanan)dan masyarakat desa hutan atau pihak yangberkepentingan.

Implementasi PHBM (2002-2009) telahterbentuk 5.224 Desa PHBM dari 5.402 desapangkuan (97 %).

Produksi pangan dari program PHBM (2001-2009)

Memberikan kontribusi pangan sebanyak 13,5 jutaton yang setara dengan 9,128 trilyun rupiah,berupa

padi (0,86 juta ton atau setara dengan 1,193 trilyunrupiah),

jagung (7,09 juta ton atau setara dengan 5,982 trilyunrupiah),

kacang-kacangan (0,64 juta ton atau setara dengan 787milyar rupiah)

jenis pangan lainnya (4,96 juta ton atau setara dengan1,165 trilyun rupiah).

Lanjutan...

2. Rehabilitasi hutan dan lahan, melalui kegiatanpenanaman 1 miliar pohon.

Realisasi penanaman mencapai 1,4 miliar.

Kegiatan ini dilakukan tidak hanya untukmeningkatkan kualitas hutan dan lahan sebagaipenyangga sistem kehidupan, tetapi juga dapatdimanfaatkan untuk penyediaan pangan. Pohon yangditanam selain yang memiliki fungsi ekologi sepertipohon lokal setempat dan pohon satwa, juga ditanampohon yang memenuhi fungsi ekonomi penyediapangan seperti sukun, durian, nangka dan sebagainya.

Seluruh kebijakan dan program prioritas ketahananpangan dilakukan secara terintegrasi.

Kebijakan tidak terlepas dari upaya pembangunankehutanan dalam rangka mewujudkan visiKementerian Kehutanan tahun 2010-2014, yaituHutan Lestari Untuk Kesejahteraan Masyarakat YangBerkeadilan.

Terima kasih