Leni Rusilawati (20120730002) Alvionita (20120730010) Jamal Zulkifli (20120730066)
description
Transcript of Leni Rusilawati (20120730002) Alvionita (20120730010) Jamal Zulkifli (20120730066)
Leni Rusilawati (20120730002)Alvionita(20120730010)Jamal Zulkifli(20120730066)Intan C Tyas(20120730135)Laili A’Yunina W(20120730150)Maulida Masruroh (20120730218)
TAMBAHAN MURABAHAH
PENGERTIAN RIBA NASIAH
PERBEDAAN MURBAHAH, ISTISHNA, SALAM, dan BA’I BITSAMAN AJIL
BADAN ARBITRASE NASIONAL
SANKSI DENGAN PRINSIP TA’ZIR
HUKUM JUAL BELI EMAS
CONTOH MURABAHAH MODAL USAHA
CONTOH MURABAHAH KONSUMSI
CONTOH MURABAHAH INVESTASI
PENGERTIAN RIBA NASIAH
Riba Nasiah
Riba yang muncul akibat adanya jual beli atau pertukaran barang ribawi tidak sejenis yang dilakukan secara hutangan. Atau dengan kata lain terdapat penambahan nilai transaksi yang diakibatkan oleh perbedaan atau penangguhan waktu transaksi.
Contoh riba nasiah:
Si A berutang kepada si B sebanyak Rp. 1000 dan akan dikembalikan
setelah habis masa sebulan. Setelah habis masa sebulan A belum
sanggup membayar utangnya karena itu ia minta kepada si B agar
bersedia menerima penangguhan pembayaran. B bersedia memberi
tangguh asal A menambah pembayaran sehingga menjadi Rp.
1300. Tambahan pembayaran dengan penangguhan waktu serupa
ini disebut riba nasiah
PERBEDAAN MURABAHAH, SALAM, ISTISHNA, DAN BA’I BITSAMAN AJIL
SUBJEK Murabahah Salam Istihna Ba’I Bitsaman
Ajil
Barang Diserahkan di awal
Diserahkan di akhir
Diserahkan di akhir
Diserahkan di awal
Pembayaran
Uang dibayar secara
berangsur (cicilan).
Pembayaraan
dilakukan di awal 100%
Pembayaran dilakukan
secara berangsur
Pembayaran dilakukan
secara bernagsur
(cicilan)
PENGERTIAN BADAN ARBITRASE NASIONAL INDONESIA
BANI adalah lembaga independen yang memberikan jasa beragam
yang berhubungan dengan arbitrase, mediasi dan bentuk-bentuk lain dari penyelesaian sengketa di luar pengadilan.
SANKSI DENGAN PRINSIP TA’ZIR
Ta’zir adalah denda yang
harus dibayar akibat
penundaan pengembalian
piutang, dana dari denda
ini akan dikumpulkan
sebagai dana sosial.
Ta’zir merupakan
hukuman yang mendidik
agar para nasabah tidak
melakukan kesalahan
yang sama dan lebih
bertanggungjawab ketika
bertransaksi dengan bank.
HUKUM JUAL BELI EMAS
Pendapat mayoritas fuqaha, dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali; DILARANG. Mereka menyatakan, emas dan perak adalah tsaman (harga, alat pembayaran,uang), yang tidak boleh dipertukarkan secara angsuran maupun tangguh, karena hal itu menyebabkan riba.
Pendapat Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim dan ulama kontemporer; BOLEH.
Mereka berpendapat bahwa emas dan perak adalah barang (sil'ah) yang dijual dan dibeli seperti halnya barang biasa, dan bukan lagi tsaman (harga, alat
pembayaran, uang).
Lanjutan…
Berdasarkan fatwa MUI, Jual beli emas
secara tidak tunai, baik melalui jual beli biasa
atau jual beli murabahah, hukumnya boleh
(mubah, ja’iz) selama emas tidak menjadi
alat tukar yang resmi (uang).
CONTOH MURABAHAH KONSUMSI
Seorang nasabah bernama Marsiani ingin memiliki mobil Toyota Avanza dengan harga Rp 80 juta. Untuk itu dia menghubugi Bank Syariah di mana dia menjadi nasabah dan mohon agar membelikan mobil tersebut dan dia akan membayarnya secara angsuran selama 24 bulan. Setelah permohonan diteliti dan dipelajari, Bank Syariah setuju membelikan mobil tersebut dan menyerahkannya kepada Marsini. Bank Syariah menetapkan keuntungan Rp 10 juta selama 24 bulan. Jadi harga pembiayaan yag disepakati adalah Rp 80 juta harga pokok + Rp 10 juta keutungan = Rp 90 juta diangsur selama 24 bulan. Agsuran perbulan adalah Rp 90 juta dibagi 2 bulan, jadi angsuran perbulan adalah Rp 3.75 juta.
CONTOH MURABAHAH MODAL USAHA
Kang Shodiq berminat untuk membeli sebuah mobil pick up untuk usaha peternakan kambing. Mobil tersebut mempunyai harga perolehan (harga beli + biaya balik nama + lain-lain) sebesar Rp 100 juta. Pada saat ini kang Shodiq mempunyai uang sebesar Rp 20 juta dan menginginkan pembayaran secara angsuran sebanyak 24x. untuk mengatasi masalah tersebut, beliau disarankan saudaranya untuk bank syariah “X” untuk mendapatkan solusi. Kemudian bank syariah tersebut menawarkan solusi dengan akad murabahah, yakni Bank Syariah menetapkan keuntungan (misalnya) sebesar Rp 10 juta dan kang Shodiq memberikan uang muka sebesar Rp 20 juta, sehingga harga jual mobil tersebut kepada nasabah menjadi Rp 100 juta + Rp 10 juta – Rp 20 juta = Rp 90 juta. Karena pembayaran tersebut diangsur tiap bulan selama 24 bulan, maka angsuran perbulan menjadi Rp 3.75 juta (besarnya cicilan ini tetap selamanya).
CONTOH MURABAHAH INVESTASI
CV. Mustika, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri air mineral, membutuhkan 2 unit truk tangki karena permintaan yang meningkat. Kemudian CV. Mustika mengajukan pembiayaan ke Bank syariah dan ditawarkan produk Murabahah Investasi. Harga 1 unit truk tangki adalah Rp 200 juta dan CV Mustika membutuhkan 2 unit. Maka dari pengajuan pembiayaan tersebut diperoleh data:
Harga 2 unit truk tangki Rp 400.000.000
Margin yang disepakati Rp 29.750.000
Harga Jual Rp 429.750.000
Uang Muka Rp 50.000.000
Jangka waktu 12 bulan
Dari data tersebut maka dapat diperoleh perhitungan angsuran perbulan sbb:
= (Harga jual – uang muka) / jangka waktu= (Rp 429.750.000 – Rp 50.000.000) /12
= Rp 31.645.833