Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi...

8

Transcript of Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi...

Page 1: Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi rahimahullaheskatologiislam.org/read-offline/32/ilmu-pengetahuan-dan-tazkiyah.pdfjelas tentang nilai-nilai Islam mereka, tidak perlu ada
Page 2: Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi rahimahullaheskatologiislam.org/read-offline/32/ilmu-pengetahuan-dan-tazkiyah.pdfjelas tentang nilai-nilai Islam mereka, tidak perlu ada

Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi rahimahullah

Muslim pada umumnya, mereka yang berpikir sempit dan berpendidikan Islam konservatif,menganggap pendidikan Barat, terutama pada level perguruan tinggi, sebagai pendidikan yangtidak diutamakan. Mereka tidak menuntut ilmu pengetahuan dari sudut pandang tawhid, atautidak pula memperoleh pengetahuan demi kepentingan diri mereka sendiri, apalagi jikapengetahuan itu berasal dari lembaga pendidikan non-Muslim. Selama umat Islam paham denganjelas tentang nilai-nilai Islam mereka, tidak perlu ada yang ditakutkan akan tingkat pengetahuanyang berasal dari sumber asing tersebut. Untuk mengejar ilmu pengetahuan atau pengetahuanyang berguna lainnya juga merupakan kewajiban dalam Islam dan harus dianggap demikian.

Tugas dalam Islam adalah penaklukan pada tiga tingka, yaitut:

Penaklukan Diri Sendiri1.Penaklukan Lingkungan2.Penaklukan Alam3.

Acuan saya terhadap penaklukan komprehensif ini yaitu pada tingkat spiritual dan fisik.

Tingkat-tingkat penaklukan tersebut merupakan misi Islam dalam semua pengamalannya: apakahkita sholat lima waktu setiap hari atau berpuasa selama bulan Ramadan, dan sebagainya. Halpertama adalah penaklukan terhadap bagian jiwa yang lebih rendah atau sifat duniawi (nafsu)oleh setiap individu.

Tazkiyah (pensucian) merupakan salah satu sasaran utama dalam pembelajaran Islam dan salahsatu aspek yang paling penting dari misi Nabi Muhammad saw. Tazkiyah merupakan menyucikandiri demi pengembangan karakter. Tazkiyah awalnya bermakna pemangkasan tanaman,menghapus apa pun yang berbahaya bagi pertumbuhannya. Ketika istilah ini diterapkan padakepribadian manusia, maka istilah itu bermakna untuk mempercantik diri dan menghapus semuajejak jahat dan penyakit rohani yang menjadi penghalang untuk merasakan keberadaan AllahSWT.

Ketika pensucian tersebut selesai dilakukan, maka kepribadian manusia yang tadi, yang terdiridari bagian yang lebih rendah dan yang lebih tinggi, akan berfungsi di bawah komando bagian diriyang lebih tinggi.

Bagian diri yang lebih rendah (al nafs al ammara) berfungsi atas dasar insting; yakni, insting rasalapar, seks, penghasilan, hasrat untuk menjadi kaya, penonjolan diri, dan lain sebagainya.Bagaimanapun, bagian diri yang lebih tinggi merindukan akan nilai-nilai kebenaran, keindahan,kesucian, keharmonisan dan terakhir kedekatan kepada Allah SWT. Ketika sifat duniawi tadimengendalikan bagian diri yang lebih tinggi, seseorang – meskipun berbentuk manusia – akanbertingkah lebih dari seekor binatang dan kurang pantas disebut sebagai “wakil Tuhan” atauKhalifat-Allah.

Page 3: Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi rahimahullaheskatologiislam.org/read-offline/32/ilmu-pengetahuan-dan-tazkiyah.pdfjelas tentang nilai-nilai Islam mereka, tidak perlu ada

Perjuangan penaklukan bagian diri yang lebih rendah ini (al nafs al ammara) merupakanperjuangan yang lebih besar (Jihad al Akbar). Dengan demikian, semua ibadah, latihan spiritualdan kegiatan belajar diarahkan terhadap jihad atau perjuangan ini demi menjinakkan sifat duniawidan difungsikan di bawah komando bagian diri yang lebih tinggi. Perjuangan ini akanmemungkinkan semua tindakan memiliki etika, dan bukannya sebuah dasar insting. Insting yangada pada diri manusia menginginkan kekayaan, kekuatan, kesenangan, dll. Terkadang instingpada diri manusia muncul dalam bentuk badai yang mengamuk, kemudian manusia itu bertindaksangat brutal. Amatilah setiap manusia yang kemarahannya berada di luar kendali: orang sepertiitu berperilaku seperti binatang.

Dorongan insting ini dapat mengarahkan manusia menuju neraka. Dua aspek dalam kehidupan inisecara jelas disebutkan di dalam Al Qur’an:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. KemudianKami kembalikan dia (jika dia terlalu bernafsu) ke tempat yang serendah-rendahnya(neraka),.”Q.S At Tin, 95:4-5Oleh karena itu, perjuangan ini ada dalam diri manusia. (lihat Q.S Asy Syams, 91:7-9)

Kepribadian manusia memiliki dua sisi (dimensi): terang dan gelap, baik dan jahat. Kitadiberitahu: “dia yang mensucikannya dan membuatnya tetap suci, dia yang menumbuhkannya(mengembangkannya), dan terus-menerus merawatnya, dia telah mencapai kesuksesan.” – Q.SAsy Syams, 91:9 – dia telah mencapai takdirnya, dan “dia yang membiarkan kepribadiannyamenjadi berhenti tumbuh atau menjadi sasaran kejahatan, adalah kegagalan tanpa harapan.” (Q.SAsy Syams, 91:10). Mereka adalah orang yang menjauhi takdir mereka.

Tujuan hidup manusia adalah mewujudkan potensi menjadi Khalifat-Allah; untuk mengikuti “jalanyang lurus” dan bukannya menyimpang. Hal ini bisa mungkin terjadi melalui Tawfiq (bantuanIlahi) dari Allah SWT dan melalui kekuatan dan rahmat-Nya. Saat manusia melaksanakanfungsinya sebagai Khalifat-Allah, manusia itu menjadi tuan atas dirinya dan lingkungannya. Untukmencapai hal ini dia harus menaklukkan bagian dirinya yang rendah (nafsu). Jadi, tingkat pertamaadalah penaklukan diri sendiri, titik awal untuk menguasai yang lainnya.

Tingkat kedua adalah penaklukan lingkungan. Karena manusia hidup dalam sebuah tatanan sosial,oleh karena itu, pemeliharaan kesucian hidup suatu individu hanya mungkin terjadi jikalingkungannya juga suci. Jadi setiap manusia harus berjuang secara individu dan kolektif untukmemberantas semua jenis kejelekan moral dan spiritual. Kita diberitahu di dalam Al Qur’an:

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk umat manusia. Kamu menyuruh kepada yangma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan kamu beriman kepada Allah. …”Q.S Ali Imran, 3:110Tingkat ketiga adalah penaklukan alam. Potensi Khalifat-Allah ini hanya bisa diwujudkan melaluipenaklukan alam sebagaimana yang dicontohkan dalam mi’raj-nya Nabi Muhammad saw. Tidakada yang bisa menghalangi jalan beliau menuju kedekatannya kepada Penciptanya, bahkankosmos sekalipun: Peristiwa ini membuktikan tatanan tertinggi Khalifat-Allah.

Page 4: Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi rahimahullaheskatologiislam.org/read-offline/32/ilmu-pengetahuan-dan-tazkiyah.pdfjelas tentang nilai-nilai Islam mereka, tidak perlu ada

Apa itu Khalifat-Allah? Kita membaca di dalam Al Qur’an:

“Allah telah menciptakan (memberkahi manusia sebuah kekuatan) dasar dari segala hal yang adadi langit dan di bumi, sehingga bisa dikendalikan dan ditaklukan oleh manusia. Tuhan telahmembuat ini sebagai tugas umat manusia, …” (Q.S Al Jatsiyah, 45:13)”sahara lakum” – “seluruhumat manusia” – tidak hanya umat Islam.

Setiap manusia adalah Khalifat-Allah yang potensial. Menurut hadits: “Seluruh umat manusiaadalah keluarga Allah.” Allah Yang Maha Kuasa mencintai semua dan juga menghukum semua –entah itu Muslim atau non-Muslim. Dia bukan Tuhan milik golongan manapun, Dia adalah TuhanYang Maha Adil. Dia berfirman dalam Al Qur’an:

“… Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.”Q.S Hud, 11:56Dia adalah Tuhan Yang Maha Adil. Allah telah membuat prinsip dan memaksakan atas Diri-Nyasendiri untuk mengikuti prinsip-prinsip tersebut – meskipun Dia lah Yang menciptakan prinsip-prinsip itu. Oleh karena itu Dia mengajak kita untuk melakukan hal yang sama dan berdo’akepada-Nya:

“Tunjukilah kami jalan yang lurus.”Q.S Al Fatihah, 1:6Kita juga harus berjalan di atas jalan yang lurus. Garis terpendek antara dua titik adalah garislurus. Karena itu tujuannya bisa dilihat dari titik awalnya. Ayatnya melanjutkan:

“… pada yang demikian itu adalah pedoman bagi mereka yang menggunakan kekuatanintelektualnya.” (Q.S Al Jatsiyah, 45:13) atau kekuatan pemikiran, untuk menyelidiki lebih dalammisteri-misteri hukum alam.

Manusia berbicara tentang mendarat di bulan, Al Qur’an telah menyebutkan tentang orang-orangyang bepergian jauh:

“Dan bulan, apabila kamu menemukan air di atasnya, maka kamu akan bepergian dari satu daerahke daerah lain.”Q.S Al Insyiqaq, 84: 18-19Konsep dualitas (diarki) yang membagi kehidupan menjadi dua kompartemen bukanlah Islami.Konsep ilmu pengetahuan di dalam agama lain bersifat dualistik: ada bentuk pengetahuan yangsakral dan ada pula yang berbentuk duniawi.

Al Qur’an berbicara tentang sistem nilai dan sebagaimana yang kita tahu bahwa setiap kulturdidasarkan pada susunan nilai tertentu. Kepribadian manusia memiliki lima tingkat kesadaran dankarena itu juga memiliki lima nilai yang sesuai dengan lima tingkat tersebut:

Spiritual (kesadaran Transendental)1.Estetika2.Intelektual3.Moral4.Jasmani5.

Page 5: Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi rahimahullaheskatologiislam.org/read-offline/32/ilmu-pengetahuan-dan-tazkiyah.pdfjelas tentang nilai-nilai Islam mereka, tidak perlu ada

Terkadang, sebuah komunitas hanya menyadari beberapa dari lima nilai di atas, akibatnya sistemnilainya tidak sempurna, dan kultur yang muncul darinya juga tidak sempurna. Sebuah ideologibisa saja mengetahui lima nilai tersebut, namun urutannya salah. Masalah yang dialami kulturlainnya adalah masalah gradasi nilai; yakni beberapa nilai lebih diperioritaskan daripada nilailainnya. Budaya permisif modern memiliki masalah karena memberi prioritas pada tingkatkesadaran fisik, meletakkannya di atas tingkat yang lebih tinggi daripada yang lainnya.

Al Qur’an dan Hadits sudah secara jelas menyatakan hal ini, misalnya pada ayat Al Qur’an:

“…mereka yang diberikan kehormatan oleh Allah adalah orang-orang yang menumbuhkankeimanan dan orang-orang yang menumbuhkan pengetahuan…” [berbagai cabang pengetahuan –semua pengetahuan].Q.S Al Mujadilah, 58:11Nabi Muhammad saw diutus dengan dua peran dalam sejarah manusia:

Beliau diutus untuk menutup era kenabian,1.Beliau membuka era sains modern. Bukti ini bisa ditemukan saat kita membaca Al Qur’an2.dan Hadits dan sejarah sains.

R. Briffault, dalam bukunya yang berjudul; “The Making of Humanity”, mengatakan: “Ilmupengetahuan sebelum Islam tidak ilmiah. Dunia tidak mengenal sains sebelum kemunculan Islam.”

Ilmu sebelum Islam didasarkan pada metode deduktif yang merupakan metode penelitian yangtidak tepat. Metode yang dimiliki Nabi Muhammad saw adalah metode ilmiah; beliaumenganjurkan eksperimen atau metode induktif.

Dasar-dasar ilmu fisika didasarkan pada tiga prinsip:

Kesatuan umat manusia1.Kesatuan pengetahuan2.Kesatuan alam3.

Orang pertama yang memberikan prinsip kesatuan ini (Tawhid) adalah Nabi Muhammad saww.Mengapa tiga-per-empat ayat-ayat Al Qur’an merujuk pada fenomena alam? Setelah ayat-ayat itukita diberitahu:

“… sesungguhnya pedoman tersebut terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yangberfikir.”Nabi Muhammad saw bersabda:

“keutamaan orang yang memupuk pengetahuan atas orang yang melakukan ibadah sepertikeutamaanku atas setiap kalian”Beliau adalah orang, di antara para penegak keimanan, yang mengatakan bahwa:

“tinta ilmuan lebih suci daripada darah orang yang syahid.”Beliau juga mengajarkan:

Page 6: Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi rahimahullaheskatologiislam.org/read-offline/32/ilmu-pengetahuan-dan-tazkiyah.pdfjelas tentang nilai-nilai Islam mereka, tidak perlu ada

“setiap bagian pengetahuan adalah harta yang hilang dari orang beriman”Dan juga:

“tuntutlah ilmu hingga ke negeri China”Namun, di era degenerasi ini, kita diajari bahwa pengetahuan hanya terdiri dari tiga jenis:

Fiqh1.Tafsir, dan2.Hadits3.

Siapapun yang mempelajari hal selain tiga di atas dianggap setan. Ini diproklamirkan sendiri olehorang-orang yang disebut Muslim yang saleh. Nabi Muhammad saw meletakkan dasar dan prinsip-prinsip ilmu fisika.Mari kita baca Al Qur’an:

“Kuda, bagal dan keledai ini telah diciptakan untuk kamu, sebagai sarana pengangkutan danhiasan untuk kandangmu, namun di masa depan Tuhan akan membuat terciptanya kendaraanyang tidak dapat kamu saksikan sekarang ”Q.S An Nahl, 16:8Hingga abad ke-12 semua ilmuan percaya bahwa alam semesta adalah alam semesta yang statis,namun Al Qur’an mengatakan pada kita:

“… Allah Yang Maha Kuasa terus-menerus menambahkan rahmat ke alam semesta inisebagaimana yang dikehendaki-Nya …”Q.S Faathir, 35:1Ini adalah sebuah perluasan alam semesta, bukannya alam semesta “blok” yang dipercayaiNewton dan lainnya. Sebagaimana seorang guru yang terkenal berkata: “bagian-bagian dasarkebijaksanaan yang ditemukan oleh para filsuf dan ilmuan abad ini, diberikan oleh NabiMuhammad saw hanya dengan begitu saja.

Saat ini dunia sains terbagi karena masalah apakah ada makhluk hidup di planet lain, namun AlQur’an menyatakan:

“Di antara (ayat-ayat) tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan makhluk-makhlukyang melata Yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mempertemukan semuanyaapabila dikehendaki-Nya.”Q.S Asy Syuura, 42:29Di dalam Islam, tidak ada pembagian antara ilmu yang sakral dan ilmu yang duniawi, danakibatnya menuntut ilmu fisika merupakan ‘ibādah. Memang benar bahwa pengetahuan Dīnadalah tingkatan pengetahuan yang paling tinggi, namun dalam prosesnya anda tidak dapatmemahami pengetahuan yang paling tinggi kecuali jika anda membina tingkat pengetahuan yanglebih rendah.

Jika kita membaca sejarah Islam tentang pendidikan Islam, kita akan menemukan bahwa sumberpendidikan didalamnya itu seluas dan selengkap mungkin. Pengetahuan disusun dalam istilahKesatuan (Tawhīd). Kita pikir seorang yang ‘Alim adalah orang yang hanya mempelajari fiqh, tafsirdan Hadits. Betapa kelirunya kita! Tahukah anda bahwa Imam Abu Hanifa menulis sebuah risalah

Page 7: Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi rahimahullaheskatologiislam.org/read-offline/32/ilmu-pengetahuan-dan-tazkiyah.pdfjelas tentang nilai-nilai Islam mereka, tidak perlu ada

ilmiah dengan persamaan matematis dan risalah tersebut tersedia di Perpustakaan Internasionaldi Perancis? Imam Ghazzali, Imam Fakhruddin Ar-Razi, Imam Syafi’i merupakan tokoh besarintelektual dalam berbagai cabang ilmu dan mereka adalah orang-orang yang saleh dan suci.

Oleh karena itu, umat Islam pada masa awal menyelesaikan tugas dengan memberikan pondasiilmu pengetahuan modern dengan mengklasifikasikan berbagai cabang ilmu pengetahuan danmenghapus yang batil dari kebenaran. Mereka memberikan sains dalam bentuk yang murni danmeletakkan pondasi beberapa sains yang tepat, misalnya Aljabar (dinamai menurut nama SheikhJabir bin Hayyan), kordinat geometri, pengukuran, tentang darah, logam, langit dan bumi, dll.

Kemudian dua peristiwa yang tidak diharapkan terjadi pada Dunia Islam:

Pengusiran umat Islam dari Spanyol, dan1.Runtuhnya Baghdad2.

Daerah di atas merupakan pusat atau kedudukan pembelajaran ilmiah dan musuh memastikankehancuran semua jejak prestasi Islam. Setelah itu umat Islam secara kultur menjadi lemah.

Itu lah perkembangan menuju Khalifat-Allah, yakni penaklukan diri sendiri, penaklukanlingkungan dan penaklukan alam, namun umat Islam mengasingkan diri mereka dari penaklukanalam dan akibatnya gagal di dunia.

Ajaran palsu muncul dan umat Islam kembali dari laboratorium ke muşallā. Membaca seributasbīhs setiap malam dan melakukan jutaan thawāb! Akhirnya, kita jadi begitu lemah dalam halteknologi hingga musuh bisa menciptakan senjata yang lebih baik dan menyerang dunia Islamseperti runtuhnya sebuah rumah kartu. Ketika runtuh, umat Islam menjadi budak mereka. Hal inidikarenakan kita menganggap Pendidikan Sains sebagai pendidikan yang tidak Islami.

Jika kita terus kehilangan kesempatan dan tidak paham penekanan ílm – kita akan hancur.Mengapa kita membuat Islam menjadi lelucon dan mendapati diri kita lemah dan hina? Di setiapkomunitas kita mendapati “umat Islam” – ada yang melakukan pembunuhan, pemerkosaan,penipuan, menjual narkoba, dan sebagainya. Apakah mereka melakukan hal yang baik atas namaIslam? Saya pikir mereka adalah penjahat terburuk terhadap nama Islam. Hampir di seluruhdunia, umat Islam memliki pendidikan yang terbelakang! Mereka adalah pengikut seseorang yangbersabda:

“menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap laki-laki dan perempuan muslim.”Namun, mereka tidak mau mempelajari Al Qur’an dan Hadits dan tetap ingin berada di selokan.Beberapa Muslim kini mengatakan: “Kami ingin menciptakan Negara Islam sekali lagi.”Bagaimana? Dengan apa? Jika kita memeriksa motifnya, kita menemukan bahwa pendekatanmereka bersifat sosial, historis, ritualistik dan politis. Dengan materil apa kita ingin membuatperubahan?

Nabi Muhammad saw mendirikan Negara Islam dengan materil seperti Sayyidina Abu Bakr (ra),

Page 8: Oleh: Maulana Fazlur Raman Ansari Al Qaderi rahimahullaheskatologiislam.org/read-offline/32/ilmu-pengetahuan-dan-tazkiyah.pdfjelas tentang nilai-nilai Islam mereka, tidak perlu ada

Sayyidina Umar Faruq (ra), Sayyidina ‘Utsman (ra), Sayyidina ‘Ali (ra), dan sebagainya.Bagaimana bisa kita mendirikan Negara Islam tanpa menciptakan kelompok atau geng seperti itu?Dan siapa yang ingin membuat perubahan dan dengan apa? Slogan, berperang satu sama lain,satu organisasi melawan organisasi lainnya! Kita diperingatkan di dalam Al Qur’an:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, …” (Q.S AlBaqarah, 2:208) yakni berIslam secara komprehensif. Allah SWT berfirman:

“… apakah kamu hanya beriman terhadap sebagian firman dan mengingkari sebagian lainnya?…”Q.S Al Baqarah, 2:85Jika anda merusak agama, hukumannya adalah bahwa “anda akan direndahkan di dunia ini.” Andatidak akan memperoleh kehormatan! Apakah kita tidak sedang berada dalam keadaan ini?Seharusnya kita bangkit dari hal-hal kecil dan mengatasi kekurangan kita. Membawa label Islamtidaklah cukup; kita akan mendapatkan pukulan sepanjang waktu.

Wahai umat Islam, berhati-hatilah sebelum Islam hanya menjadi kenangan masa lalu. Kecuali kitadapat mengorganisir pendidikan sesuai dengan konsep Islam, dan menghasilkan umat yang takutkepada Tuhan, secara moral yang terintegritas, ditinggikan secara spiritual, umat yangtercerahkan secara intelektual dalam komunitas ini, kita akan meraih masa depan.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Sumber:

Fazlur Raman Ansari, Islam to The Modern Mind, hal 23

Ketika mengambil atau mengutip segala materi baik dalam bentuk tulisan maupun hasilterjemahan dari website Eskatogi Islam ini, mohon masukkan tautan ke artikel asli.