OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non...

85
SKRIPSI EFEKTIVITAS BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) “ABBULOGADING” TAHUN 2018 DI DESA BULOGADING KECAMATAN BONTONOMPO KABUPATEN GOWA OLEH ASWAR ANAS 105610452312 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non...

Page 1: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

SKRIPSI

EFEKTIVITAS BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) “ABBULOGADING” TAHUN 2018

DI DESA BULOGADING KECAMATAN BONTONOMPO

KABUPATEN GOWA

OLEH

ASWAR ANAS

105610452312

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

2020

Page 2: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

i

Page 3: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

ii

Page 4: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

iii

Page 5: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

iv ABSTRAK

ASWAR ANAS, 2020, Efektivitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Abbulogading” Tahun 2018 di Desa Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten Gowa (bimbingan oleh Muhlis Madani dan Nurbiah Tahir

Penelitian ini mengkaji tentang efektivitas/tingkat pencapaian dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Abbulogading” tahun 2018 di Desa Bulogading, kecamatan Bontonompo, kabupaten Gowa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pengelolaan badan usaha milik desa dalam meningkatkan kemandirian masyarakat dan memperkuat ekonomi Desa. Penelitian ini menggunakan teknik Purporsive Sampling dengan jumlah informan sebanyak 5 Orang melalui studi putusan dan studi lapangan yang terdiri dari wawancara dokumentasi dan observasi kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil Penelitian menunjukan bahwa adanya BUMDes di Desa bulogading dapat membantu dan mampu meningkatkan produktifitas berupa keuntungan/laba di tahun 2018, aspek efesiensi penggunaan sumber daya organisasi terhadap perkembangan BUMDes yang dilihat dari kerjasama antar anggota, aspek kepuasan berupa pemenuhan kebutuhan-kebutuhan karyawan/pengurus dalam mengelola BUMDes, aspek kedaptasian mencakup tanggapan karyawan/pengurus yaitu seberapa efektifkah BUMDes itu sendiri dan tanggapan masyarakat tentang kehadiran BUMDes dalam melayani kebutuhan masyarakat dan aspek kelangsungan hidup berupa tingkat efektivitas bagaimana kelangsungan hidup organisasi dan mengacu pada tanggung jawab organisasi atau lembaga dalam usaha memperbesar kapasitas dan potensinya untuk dapat berkembang ke depannya di Desa Bulogading dan tingkat efektivitas BUMDes terhadap kelangsungan hidup ini benar-benar dirasakan anggota organisasi BUMDes serta masyarakat atas kehadiran lembaga tersebut. Kata Kunci : Efektivitas BUMDes ( Badan Usaha Milik Desa )

Page 6: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

v KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberika limpahan rahmat, nikmat, karunia, kekuatan serta kasih sayang yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis hanturkan kepada baginda Rasulullah Shallallahu’alaihiwassalam beserta keluarga dan sahabat beliau yang telah terbukti dalam sejarah, mampu mengubah peradaban manusia dari kegelapan moral intelektual dan membawanya pada peradaban tinggi di bawah petunjuk Ilahi. Skripsi ini berjudul “Efektivitas Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)

Abbulogading 2018 Di Desa Bulogading Kecamatan Bontonompo Kabupaten

Gowa” Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Dalam kesempatan ini penulis menghanturkan ucapan rasa terima kasih yang tulus mendalam kepada Ibunda tercinta Hasnah Dg Tanning dan Ayahanda Muh Arif terima kasih atas cinta dan kasih sayang dan segala pengorbanannya selama ini, terima kasih atas setiap tetes keringat yang tercucur agar ananda dapat menikmati hidup yang sampai kapanpun tak mampu ananda membalasnya. Penulis percaya segala kesulitan akan terasa mudah berkat Do’a dan restu dari keluarga terkasih terutama orang tua. Teruntuk kedua Saudara dan Saudari saya

Page 7: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

vi Muhammad Isra, Asrul, Rahmi Rahayu, Rahmadani, Nur Fadilah, dan Dewi Hestiyana terimakasih atas Do’a dan dukungannya. Penulis menyadari bahwa penyusunan ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Dr. Muhlis Madani, M.Si. selaku Pembimbing I dan ibu Nurbiah Tahir S.Sos., M.PA selaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktu membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Ibu Dr. Hj Ihyani Malik, S.Sos., M.Si yang juga selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., M.PA Selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Terimakasih kepada Bapak Drs. H. Muhammad Nasir, M.Si selaku Kepala Badan Kepegawaian di Desa Bulogading dan seluruh pegawai yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian dan senantiasa melayani serta menyediakan data yang dibutuhkan. Terimakasih banyak untuk sahabat dan teman- teman tersayang yang senantiasa memberikan doa dan semangat. Teman-teman kelas D angkatan 2012 jurusan Ilmu Administrasi Negara Fitriyana Mufyanti. S. S.Sos, Umi Hania S.Sos, Hamdan, S.Sos, Marwah, Aryadi Tri Putra Mahmud dan yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah sama-sama berjuang selama kuliah.

Page 8: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

vii Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Makassar, 27 Februari 2020 Aswar Anas

Page 9: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

viii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PERSETUJUAN JUDUL ............................................... i

PENERIMAAN TIM ............................................................................ ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........ iii

ABSTRAK ............................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

DAFTAR ISI .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. x

DAFTAR TABEL ................................................................................. xi

KATA PENGANTAR ........................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 7 A. Efektivitas ................................................................................... 7 B. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) .......................................... 20 C. Pembentukan BUMDes ............................................................... 23 D. BUMDes Dalam Perspektif Pemberdayaan Masyarakat Desa ... 27 E. Prinsip Dalam Pengelolaan BUMDes ........................................ 32 F. Kerangka Pikir ............................................................................ 34 G. Fokus Penelitian .......................................................................... 35

Page 10: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

ix H. Deskrisipsi Fokus Penelitian ....................................................... 36 BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 38 A. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................... 38 B. Jenis dan Tipe Penelitian ............................................................. 38 C. Sumber Data ................................................................................ 39 D. Informan Penelitian ..................................................................... 40 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 41 F. Teknik Analisis Data ................................................................... 42 G. Teknik Pengabasahan Data ......................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 44 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 44 B. Gambara Umum Potensi Usaha BUMDes .................................. 46 C. Maksud dan Tujuan Yang Di Kelolah ........................................ 47 D. Aspek Pasar Dan Pemasaran ....................................................... 48 E. Aspek Manajemen dan Hukum ................................................... 49 F. Sumber Daya Manusia ................................................................. 51 G. Aspek Hukum Atau Legalitas Organisasi ................................... 51 H. Hasil Penelitian dan Pembahasan................................................ 52 BAB V PENUTUP ................................................................................ 64 A. Kesimpulan ................................................................................. 64 B. Saran ............................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 11: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

x DAFTAR GAMBAR Daftar Gambar………………………………………………………………… 70

Page 12: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

xi DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Kerangka Pikir…………………………………………………… 33

Page 13: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Alokasi Dana Desa (ADD) sangat penting guna pembiayaan pengembangan wilayah tertinggal dalam suatu sistem wilayah pengembangan. Pelaksanaan alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan, tingkat pendapatan masyarakat, dan tingkat kesehatan. Salah satu alasan rasional mengapa perlu ada alokasi dana Desa adalah karena Desa ditempatkan sebagai basis “Desentralisasi”. Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang nemiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten, adapun tujuan alokasi dana Desa yaitu: 1) Membantu mengatasi permasalahan ekonomi di Desa antara lain kemiskinan bisa dikurangi, angka pengangguran bisa diturunkan, laju urbanisasi bisa dihambat dan ketimpangan bisa dipersempit 2) Membantu pemberdayaan ekonomi Desa, membantu pemerataan pembangunan dan hasilnya, membangun infrastruktur dan menciptakan peluang serta lapangan kerja baru 3) Membangun sumber daya manusia (SDM) di Desa seperti melaksanakan pembinaan, bimbingan, serta pendampingan, dan pemantauan yang lebih tertata dan saling berhubungan 4) Memperkuat koordinasi, konsolidasi, dan sinergi terhadap pelaksanaan program

Page 14: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

2 yang menjadi prioritas pembangunan Desa dari tingkat pemerntah pusat, daerah, kecamatan, hingga Desa itu sendiri 5) Membangun infrastruktur dan layanan fasilitas publik serta memberdayakan dan mengembangkan perekonomian yang ada di Desa tersebut. Kebijakan ADD sangat relevan dengan perspektif yang menempatkan Desa sebagai basis partisipasi, karena Desa berhadapan langsung dengan masyarakat dan kontrol masyarakat lebih kuat. Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup di dalam komunitas pedesaan. Sehingga desentralisasi di tingkat Desa akan meningkatkan fungsi pemerintahan sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya menurut Toriqi. Melalui Alokasi Dana Desa (ADD), Desa berpeluang untuk mengelola pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan Desa secara mandiri. Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang diberikan kepada Desa yang berasal dari dana perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten/kota. Pemberian alokasi dana Desa merupakan wujud dari pemenuhan hak Desa untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan dari desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memacu percepatanpembangunan dan pertumbuhan wilayah-wilayah strategis. Kebijakan berupa “Desentralisasi Fiskal” ke Desa ini menunjukkan bentuk keberpihakan yang besar dan progresif dari pemerintah pusat akan prioritas peningkatan pembangunan daerah dalam pelayanan masyarakat demi terwujudnya

Page 15: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

3 kesejahteraan masyarakat Desa. Dana tersebut dapat digunakan sebagai modal pembangunan Desa melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sesuai Pasal (87-90) pada UU No 6/2014 dengan maksud untuk mendorong peningkatan skala ekonomi usaha produktif rakyat Desa menurut Fajar. Pelembagaan BUMDes untuk pemberdayaan dan penggerakan potensi ekonomi Desa, bertujuan untuk mendukung kebijakan makro pemerintah (UU No.32/2004) dalam upaya pengentasan kemiskinan khususnya di pedesaan. Pemberdayaan BUMDes secara melembaga ditingkat Desa diharapkan akan mendinamisasi segala potensi Desa untuk kesejahteraan masyarakatnya. BUMDes diharapkan dapat menstimulus masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan membangun dan mensejahterakan Desa-desa mereka. Karena BUMDes dapat menjadi wadah bagi pemerintah Desa untuk memberdayakan dan memanfaatkan sumber daya dan potensi yang ada di Desa. Dengan itu, masyarakat diharapkan dapat menjadi masyarakat yang mandiri dengan berwirausaha menurut Sayuti. Dengan dibentuknya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ini pemerintah Desa berharap dapat meningkatkan kemandirian masyarakat dan memperkuat ekonomi Desa dengan meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD). Namun dalam proses sosialisasi program kepada masyarakat, pemilihan calon pengurus BUMDes, perencanaan program, pembentukan sampai dengan pelaksanaan program tersebut tentu masyarakat dan pemerintah Desa akan menemukan hambatan-hambatan. BUMDes Abbulogading adalah badan usaha yang dibentuk oleh masyarakat dan Pemerintah Desa Bulogading, kecamatan Bontonompo, kabupaten

Page 16: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

4 Gowa pada 11 November 2016. Namun BUMDes Abbulogading ini baru dapat berjalan pada September 2016, hal ini terkendala oleh beberapa masalah yang dihadapi oleh pemerintah Desa Bulogading. Mulai dari kurangnya minat dan tanggapan dari masyarakat untuk ikut dalam program kegiatan BUMDes tersebut. Selain itu penentuan jenis usaha juga menjadi kendala dimana banyak persepsi masyarakat yang berbeda dan saling bertolak belakang. Setelah dilakukan musyawarah sebanyak 3 kali, pemerintah Desa bersama pengurus BUMDes memilih jasa yaitu“pemberian modal pinjaman pembelian kayu pembakaran batu merah” sebagai usaha yang akan dijalankan. Dijelaskan bahwa penyebab BUMDes tidak memberikan pemasukan pada Pendapatan Asli Desa (PAD) dikarenakan adanya kepentingan individu terkait dengan pengelolaan potensi ekonomi yang terjadi di Desa. Lembaga Pemerintah Desa memegang peran penting dalam implementasi kebijakan. Pemerintah yang tertutup dikarenakan adanya kepentingan individu yang cenderung mempersulit pelebaran jenis usaha yang dijalankan oleh BUMDes ini menjadikan implementasi kebijakan tidak tercapai, hal ini terlihat dari masyarakat Desa kekurangan sumber daya manusia yang mampu menjalankan manajemen dan pengelolaan keuangan, masyarakat Desa juga kurang memperoleh informasi tentang pembentukan BUMDes. Kegiatan penelitian ini untuk mengamati dan mencermati hal-hal mengenai tingkat efektivitas BUMDes yang telah dilaksanakan terkait dengan jasa “pembelian kayu pembakakaran bagi pengrajin batu merah” agar dapat mengetahui apakah dalam proses tersebut berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan dan

Page 17: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

5 sasaran yang tepat. Oleh kerena itu peneliti mengambil judul “Efektivitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Abbulogading” dengan mengambil lokasi di Desa Bulogading, kecamatan Bontonompo, kabupaten Gowa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari deskripsi latar belakang maka dapat ditarik suatu rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

• Bagaimana Tingkat Efektivitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Abbulogading di Desa Bulogading, kecamatan Bontonompo, kabupaten Gowa. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu:

• Untuk Mengetahui Efektivitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Abbulogading di Desa Bulogading, kecamatan Bontonompo, kabupaten Gowa. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu: 1. Manfaat Teoritis a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan kajian ilmiah khususnya dalam bidang sosiologi.

Page 18: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

6 b) Dapat digunakan sebagai referensi atau penelitian agar terdapat wacana yang diharapkan berubah menjadi suatu tindakan nyata untuk mensejahterakan masyarakat. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Masyarakat Dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai mekanisme pembentukan dan pengelolaan Anggaran Dana Desa dalam BUMDes, sehingga dapat menumbuhkan partisipasi masyarakat. b) Bagi Pemerintah Dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan evaluasi guna meningkatkan kinerja BUMDes.

Page 19: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil,atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah popular mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna ataumenunjang tujuan. Robbins memberikan definisi efektivitas sebagai tingkat pencapaian organisasi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Efektivitas organisasi adalah konsep tentang efektif dimana sebuah organisasi bertujuan untuk menghasilkan. Organizational effectiveness (efektivitas organisasi) dapat dilakukan dengan memperhatikan kepuasan pelanggan, pencapaian visi organisasi, pemenuhan aspirasi, menghasilkan keuntungan bagiorganisasi, pengembangan sumber daya manusia, organisasi dan aspirasi yang dimiliki, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat di luar organisasi. Bamard menyatakan bahwa efektivitas organisasi merupakan kemahiran dalam sasaran spesifik dari organisasi yang bersifat objektif (“if itaccomplished its

specific objective aim”). Schein dalam bukunya yang berjudul Organizational

Psychology mendefinisikan efektivitas organisasi sebagaikemampuan untuk bertahan, menyesuaikan diri, memelihara diri dan juga bertumbuh, lepas dari fungsi-fungsi tertentu yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Efektivitas dapat didefinisikan dengan empat hal yang menggambarkan tentang efektivitas, yaitu :

Page 20: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

8 1. Mengerjakan hal-hal yang benar, dimana sesuai dengan yang seharusnya diselesaikan sesuai dengan rencana dan aturannya. 2. Mencapai tingkat diatas pesaing, dimana mampu menjadi yang terbaik dengan lawan yang lain sebagai yang terbaik. 3. Membawa hasil, dimana apa yang telah dikerjakan mampu memberi hasil yang bermanfaat. 4. Menangani tantangan masa depan Efektivitas pada dasarnya mengacu pada sebuah keberhasilan atau pencapaian tujuan. Efektivitas merupakan salah satu dimensi dari produktivitas, yaitu mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. Efektivitas menurut Hidayat yang menjelaskan bahwa :“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”. Sedangkan pengertian efektivitas menurut Schemerhon John R. Jr. adalah sebagai berikut : “Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasiatau sesungguhnya (OS), jika (OS) > (OA) disebut efektif ”Adapun pengertian efektivitas menurut Saksono adalah :“Efektivitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input“. Dari pengertian-pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana

Page 21: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

9 target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Berdasarkan hal tersebut maka untuk mencari tingkat efektivitas dapat digunakan rumus sebagai berikut: Efektivitas = Ouput Aktual / Output Target >=1 a. Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan lebih besar atau samadengan 1 (satu), maka akan tercapai efektivitas. b. Jika output aktual berbanding output yang ditargetkan kurang daripada 1 (satu), maka efektivitas tidak tercapai. Steers mengemukakan bahwa: “Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya”. Adapun Martoyo memberikan definisi sebagai berikut: “Efektivitas dapat pula diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan”. Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dipahami bahwa efektivitas dalam proses suatu program yang tidak dapat mengabaikan target sasaran yang telah ditetapkan agar operasionalisasi untuk mencapai keberhasilan dari program yang dilaksanakan dapat tercapai dengan tetap memperhatikan segi kualitas yang diinginkan oleh program. Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat yang menjelaskan bahwa

Page 22: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

10 :“Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”.Unsur yang penting dalam konsep efektivitas adalah yang pertama adalah pencapaian tujuan yang sesuai dengan apa yang telah disepakati secara maksimal, tujuan merupakan harapan yang dicita-citakan atau suatu kondisi tertentu yang ingin dicapai oleh serangkaian proses. Etzioni mengemukakan bahwa: “Efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.” Adapun Komaruddin juga mengungkapkan bahwa “Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukantingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. ”Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari beberapa literatur ilmiah mengemukakan bahwa efektivitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektivitas juga bisa diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah

Page 23: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

11 tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. 2. Karakteristik Efektivitas Organisasi Efektivitas juga dapat diartikan sebagai penggambaran siklus input dan proses output. Petters dan Waterman mengemukakan tentang karakteristik umum dari perusahaan-perusahaan efektif, yaitu : 1. Mempunyai bias terhadap setiaptindakandan penyelesaian pekerjaaan yang dilakukan. 2. Selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara penuh apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan. 3. Memberikan tingkat otonomi yang tinggi pada para pegawai serta memupuk semangat kewirausahaan pegawai tersebut. 4. Berusaha untuk meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para pegawai perusahaan. 5. Para pegawai telah mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh perusahaan dan para manajer perusahaan terlibat secara aktif pada masalah disetiap tingkatan. 6. Selalu berdekatan dengan usaha yang diketahui dan dipahami oleh pegawai perusahaan. 7. Memiliki struktur organisasi yang bersifat luwes dan sederhana, dengan jumlah individu-individu yang minimal dalam aktivitas staf yang mendukung bidangnya.

Page 24: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

12 8. Menggabungkan kontrol yang sifatnya ketat dan desentralisasi yang bertujuan mengamankan nilai-nilai inti perusahaan dengan kontrol yang longgar pada bagian-bagian lain untuk mendorong pengambilan resiko serta inovasi. Gibson mengemukakan pula kriteria efektivitas organisasi yang terdiri dari 5 (lima) unsur, yaitu : a. Produksi. Produksi merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada ukuran keluaran utama dari organisasi. Ukuran dari produksi mencakup tentang keuntungan, penjualan, pangsa pasar, dokumen yang diproses, rekanan yang dilayani, dan sebagainya. Ukuran tersebut memiliki hubungan secara langsung dengan pelanggan dan rekanan organisasi yang bersangkutan. b. Efisiensi. Efisiensi merupakan kriteria efektivitas mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya yang langka oleh organisasi. Efisiensi merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan.Ukuran efisiensi terdiri dari keuntungan dan modal, biaya perunit, pemborosan, waktu terluang, biaya perorang, dan sebagainya. Efisiensi diukur berdasarkan rasio antara keuntungan dengan biaya atau waktu yang digunakan. c. Kepuasan. Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan dan anggota-anggota perusahaan tersebut. Ukuran dari kepuasan meliputi sikap karyawan, penggantian karyawan, absensi, kelambanan, keluhan, kesejahteraan dan sebagainya.

Page 25: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

13 d. Keadaptasian. Keadaptasian merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal. Perubahan-perubahan eksternal seperti persaingan, keinginan para pelanggan, kualitas produk, dan sebagainya serta perubahan internal seperti ketidakefisienan, ketidakpuasan, dan sebagainya merupakan adaptasi terhadap lingkungan. e. Kelangsungan hidup. Kelangsungan hidup merupakan kriteria efektivitas mengacu pada tanggung jawab organisasi atau perusahaan dalam usaha memperbesar kapasitas dan potensinya untuk dapat berkembang. Indikator-indikator yang digunakan ialah produktivitas, efisiensi, kecelakaan, pergantian pegawai, absensi, kualitas, tingkat keuntungan, moral, dan kepuasan karyawan atau anggota perusahaan. 3. Kriteria Keefektifan Organisasi Pendekatan Efektivitas Menurut Martani dan Lubis, ada tiga pendekatan dalam mengukur efektivitas organisasi, yaitu: 1. Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. 2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi.

Page 26: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

14 3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana. Steers mengemukakan bahwa efektivitas bersifat abstrak, oleh karena itu hendaknya efektivitas tidak dipandang sebagai keadaan akhir akan tetapi merupakan proses yang berkesinambungan dan perlu dipahami bahwa komponen dalam suatu program saling berhubungan satu sama lain dan bagaimana berbagai komponen ini memperbesar kemungkinan berhasilnya program. Gibson mengungkapkan tiga pendekatan mengenai efektivitas yaitu: 1. Pendekatan Tujuan. Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi efektivitas merupakan pendekatan tertua dan paling luas digunakan. Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Pendekatan tujuan menekankan peranan sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk menilai efektivitas serta mempunyai pengaruh yang kuat atas pengembangan teori dan praktek manajemen dan perilaku organisasi, tetapi sulit memahami bagaimana melakukannya. Alternatif terhadap pendekatan tujuan ini adalah pendekatan teori sistem. 2. Pendekatan Teori Sistem. Teori sistem menekankan pada pertahanan elemen dasar masukan-proses-pengeluaran dan beradaptasi terhadap lingkungan yang lebih luas yang menopang organisasi. Teori ini menggambarkan hubungan organisasi terhadap sistem yang lebih besar, dimana organisasi menjadi bagiannya. Konsep organisasi sebagian suatu sistem yang berkaitan dengan

Page 27: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

15 sistem yang lebih besar memperkenalkan pentingnya umpan balik yang ditujukan sebagai informasi mencerminkan hasil dari suatu tindakan atau serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok atau organisasi. Teori sistem juga menekankan pentingnya umpan balik informasi.Teori sistem dapat disimpulkan: (1) Kriteria efektivitas harus mencerminkan siklus masukan-proses-keluaran, bukan keluaran yang sederhana, dan (2) Kriteria efektivitas harus mencerminkan hubungan antar organisasi dan lingkungan yang lebih besar dimana organisasi itu berada. Jadi efektivitas organisasi adalah konsep dengan cakupan luas termasuk sejumlah konsep komponen. (3) Tugas manajerial adalah menjaga keseimbangan optimal antara komponen dan bagiannya. 3. Pendekatan Multiple Constituency. Pendekatan ini adalah perspektif yang menekankan pentingnya hubungan relatif di antara kepentingan kelompok dan individual dalam hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan pentingnya hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan mengkombinasikan tujuan dan pendekatan sistem guna memperoleh pendekatan yang lebih tepat bagi efektivitas organisasi. Robbins mengungkapkan juga mengenai pendekatan dalam efektivitas organisasi: a. Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach). Pendekatan ini memandang bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari pencapaian tujuannya (ends) daripada caranya (means). Kriteria pendekatan yang

Page 28: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

16 popular digunakan adalah memaksimalkan laba, memenangkan persaingan dan lain sebagainya. Metode manajemen yang terkait dengan pendekatan ini dekenal dengan Manajemen By Objectives (MBO) yaitu falsafah manajemen yang menilai keefektifan organisasi dan anggotanya dengan cara menilai seberapa jauh mereka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. b. Pendekatan sistem. Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan kelangsungan hidup organisasi, maka perlu diperhatikan adalah sumber daya manusianya, mempertahankan diri secara internal dan memperbaiki struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi agar dapat berintegrasi dengan lingkungan yang darinya organisasi tersebut memerlukan dukungan terus menerus bagi kelangsungan hidupnya. c. Pendekatan konstituensi-strategis. Pendekatan ini menekankan pada pemenuhan tuntutan konstituensi itu di dalam lingkungan yang darinya orang tersebut memerlukan dukungan yang terus menerus bagi kelangsungan hidupnya. d. Pendekatan nilai-nilai bersaing. Pendekatan ini mencoba mempersatukan ketiga pendekatan diatas, masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai.Masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai.Masing-masing nilai selanjutnya lebih disukai berdasarkan daur hidup dimana organisasi itu berada.

Page 29: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

17 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai berikut: (1) Adanya tujuan yangjelas, (2) Struktur organisasi, (3) Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat, (4) Adanya sistem nilai yang dianut. Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya tujuan akan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi diantaranya yaitu memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan yang akan datang yang senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat perhatian yang serius apabila ingin mewujudkan suatu efektivitas. 5. Faktor-faktor Yang Menunjang Efektivitas Di bawah ini penulis menguraikan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas, yang dikemukakan oleh Steers : 1. Karakteristik Organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap sepertisusunan sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. Struktur merupakan cara yang unik menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian darisuatu hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas. 2. Karakteristik Lingkungan, mencakup dua aspek. Aspek pertama adalah lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada di luar batas organisasi dan

Page 30: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

18 sangat berpengaruh terhadap organisasi, terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan. Aspek kedua adalah lingkungan interen yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu lingkungan yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi. 3. Karakteristik Pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas. Di dalam diri setiap individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi apabila suatu organisasi menginginkan keberhasilan, organisasi tersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi. 4. Karakteristik Manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang di dalam organisasi sehingga efektivitas tercapai.Kebijakan dan praktek manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi.Dalam melaksanakan kebijakan dan praktek manajemen harus memperhatikan manusia, tidak hanya mementingkan strategi dan mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan atas sumberdaya, penciptaan lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan inovasi organisasi. B. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam buku panduan BUMDes yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional. BUMDes merupakan badan usaha milik Desa yang didirikan atas dasar

Page 31: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

19 kebutuhan dan potensi Desa sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berkenaan dengan perencanaan dan pendiriannya, BUMDes dibangun atas prakarsa dan partisipasi masyarakat. BUMDes juga merupakan perwujudan partisipasi masyarakat Desa secara keseluruhan, sehingga tidak menciptakan model usaha yang dihegemoni oleh kelompok tertentu ditingkat Desa. Artinya, tata aturan ini terwujud dalam mekanisme kelembagaan yang solid. Penguatan kapasitas kelembagaan akan terarah pada adanya tata aturan yang mengikat seluruh anggota (one for all). Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Pengurusan dan Pengelolaan, dan Pembubaran Badan Usaha Milik Desa menyatakan bahwa Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Anom Surya Putra menyatakan beberapa pengertian dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) diantaranya yaitu: BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk menghadirkan institusi negara (Kementerian Desa PDTT) dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Desa (selanjutnya disebut tradisi berdesa). 1. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan membangun Indonesia dari pinggiran melalui pengembangan usaha ekonomi Desa yang bersifat kolektif.

Page 32: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

20 2. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia di Desa. 3. BUMDes merupakan salah satu bentuk kemandirian ekonomi Desa dengan menggerakkan unit-unit usaha yang strategis bagi usaha ekonomi kolektif Desa. Dinyatakan di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 pasal 5 ayat 1 Tentang Badan Usaha Milik Desa bahwa BUMDes dapat didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa. Apa yang dimaksud dengan ”kebutuhan dan potensi Desa” adalah: 1. Kebutuhan masyarakat terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok. 2. Tersedia sumberdaya Desa yang belum dimanfaatkan secara optimal terutama kekayaan Desa dan terdapat permintaan di pasar. 3. Tersedia sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengelola badan usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat. 4. Adanya unit-unit usaha yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi. Dalam buku panduan BUMDes Departemen Pendidikan Nasional.BUMDes merupakan wahana untuk menjalankan usaha di Desa. Apa yang dimaksud dengan “Usaha Desa” adalah jenis usaha yang meliputi pelayanan ekonomi Desa seperti antara lain. 1. Usaha jasa keuangan, jasa angkutan darat dan air, listrik desa, dan usaha sejenis lainnya. 2. Penyaluran sembilan bahan pokok ekonomi Desa.

Page 33: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

21 3. Perdaganganhasil pertanian meliputi tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan agrobisnis. 4. Industri dan kerajinan rakyat. Dalam buku panduan BUMDes yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan BUMDes dengan lembaga ekonomi komersial pada umumnya yaitu: a) Badan usaha ini dimiliki oleh Desa dan dikelola secara bersama. b) Modal usaha bersumber dari Desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui penyertaan modal (saham atau andil). c) Operasionalisasinya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya lokal (local wisdom). d) Bidang usaha yang dijalankan didasarkan pada potensi dan hasil informasi pasar. e) Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota (penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan Desa (village policy) f) Difasilitasi oleh Pemerintah, PemProv, PemKab, dan PemDes. g) Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (PemDes, BPD, anggota).

C. Pembentukan BUMDes Tujuan awal pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dimaksudkan untuk mendorong atau menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang berkembang menurut adat istiadat dan budaya

Page 34: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

22 setempat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan untuk dikelola oleh masyarakat melalui program atau proyek pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Sebagai sebuah usaha Desa, pembentukan BUMDes adalah benar-benar untuk memaksimalisasi potensi masyarakat Desa baik itu potensi ekonomi, sumber daya alam (SDA), ataupun sumber daya manusianya. Secara spesifik, pendirian BUMDes adalah untuk menyerap tenaga kerja Desa meningkatkan kreatifitas dan peluang usaha ekonomi produktif mereka yang berpenghasilan rendah. Sasaran pemberdayaan ekonomi masyarakat Desa melalui BUMDes ini adalah untuk melayani masyarakat Desa dalam mengembangkan usaha produktif. Tujuan lainnya adalah untuk menyediakan media beragam usaha dalam menunjang perekonomian masyarakat Desa sesuai dengan potensi Desa dan kebutuhan masyarakat. Kartasasmita menyatakan bahwa secara konseptual pemberdayaan BUMDes tidak jauh berbeda dengan konsep-konsep pemberdayaan masyarakat yang sudah banyak dikenal dewasa ini, misalnya sebagai upaya memperkuat unsur-unsur keberdayaan untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang berada dalam kondisi yang tidak mampu dengan mengandalkan kekuatannya sendiri sehingga dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan, atau proses memampukan dan memandirikan masyarakat. Konsep pemberdayaan BUMDes yang dikemukakan disini berpijak pada pemberdayaan BUMDes merupakan proses pemberdayaan potensi-potensi pembangunan yang ada di Desa yang bersumber dari, oleh, dan untuk masyarakat atau dengan kata lain dilaksanakan secara partisipatif.

Page 35: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

23 Perubahan perilaku/sikap dan cara pandang masyarakat merupakan pondasi yang kokoh bagi terbangunnya lembaga masyarakat yang mandiri, melalui pemberdayaan para pelaku-pelakunya, agar mampu bertindak sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia luhur yang mampu menerapkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakatnya sehari-hari. Kemandirian lembaga masyarakat ini dibutuhkan sebagai wadah perjuangan kaum miskin, yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kebijakan publik ditingkat lokal agar lebih berorientasi ke masyarakat miskin dan mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (“good governance”), baik ditinjau dari aspek ekonomi, lingkungan termasuk perumahan dan permukiman, maupun sosial menurut Kessa Penyusunan rencana usaha penting untuk dibuat dalam periode 1 sampai dengan 3 tahun. Tujuanya agar pengelola BUMDes memiliki pedoman yang jelas apa yang harus dikerjakan dan dihasilkan dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan dan kinerjanya menjadi terukur. Penyusunan rencana usaha dibuat bersama dengan Dewan Komisaris BUMDes. Poin lain yang juga dibahas adalah melakukan proses rekruitmen dan sistem penggajian dan pengupahan. Untuk menetapkan orang-orang yang bakal menjadi pengelola BUMDes dapat dilakukan secara musyawarah. Namun pemilihannya harus didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria itu dimaksudkan agar pemegang jabatan di BUMDes mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik menurut Kessa

Page 36: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

24 Selain tahap-tahap pembentukan, ada beberapa syarat yang harus di penuhi dalam pembentukan BUMDes yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa pasal (5), syarat-syarat pembentukan BUMDes diantaranya yaitu: 1. Atas inisiatif Pemerintah Desa dan atau masyarakat berdasarkan musyawarah warga Desa. 2. Adanya potensi usaha ekonomi masyarakat. 3. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat, terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok. 4. Tersedianya sumber daya Desa yang belum dimanfaatkan secara optimal, terutama kekayaan Desa. 5. Tersedianya sumber daya manusiayang mampu mengelola badan usaha sebagai aset penggerak perekonomian masyarakat Desa. 6. Adanya unit-unit usaha masyarakat yang merupakan kegiatan ekonomi warga masyarakat yang dikelola secara parsial dan kurang terakomodasi. 7. Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Desa Dalam pembentukan BUMDes diperlukan tahapan-tahapan yang dilakukan secara patrtisipatif. Tujuannya pendirian BUMDes benar-benar dengan denyut nadi usaha ekonomi Desa dan demokratisasi Desa. Tahap-tahap tersebut meliputi: 1. Sosialisasi Tentang BUMDes. Inisiatif sosialisasi kepada masyarakat Desa dapat dilakukan oleh Pemerintah Desa, BPD, KPMD (Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa) baik secara langsung maupun bekerjasama dengan (i) Pendamping Desa

Page 37: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

25 yang berkedudukan di Kecamatan, (ii) Pendamping Teknis yangberkedudukan di Kabupaten, dan (iii) Pendamping Pihak Ketiga (LSM, Perguruan Tinggi, Organisasi Kemasyarakatan atau perusahaan).Langkah sosialisasi ini bertujuan agar masyarakat Desa dan kelembagaan Desa memahami tentang apa BUMDes, tujuan pendirian BUMDesa, manfaat pendirian BUMDes dan lain sebagainya. Keseluruhan para pendamping maupun KPMD melakukan upaya inovatif-progresif dalam meyakinkan masyarakat bahwa BUMDes akan memberikan manfaat kepada Desa. 2. Pelaksanaan Musyawarah Desa. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis. Secara praktikal, Musyawarah Desa diselenggarakan oleh BPD yang difasilitasi oleh pemerintah Desa. Musyawarah Desa ini membahas mengenai hal-hal sebagai berikut : a. PotensiDesa yang dapat dikembangkan melalui pengelolaan usaha/bisnis. b. Mengenali kebutuhan sebagian besar warga Desa dan masyarakat luarDesa. c. Menentukan rancangan alternatif tentang unit usaha dan klasifikasi jenis usaha. Unit usaha yang diajukan dapat berbadan hukum (PT dan LKM) maupun tidak berbadan hukum. d. Penentuan pengelola BUMDes termasuk didalamnya susunan kepengurusan (struktur organisasi dan nama pengurus). Struktur organisasi menjadi bahan

Page 38: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

26 pembahasan dalam musyawarah Desa dan nantinya akan menjadi bagian substantif dalam peraturan Desa tentang pendirian BUMDes. e. Merancang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga BUMDes. AD/ART dibahas dalam MusDes dan hasil naskah AD/ART itu ditetapkan oleh Kepala Desa sebagaimana diatur dalam Pasal 136 ayat (5) PP Desa. AD/ART dalam Pasal 5 Permendesa BUMDes merupakan norma derivatif dari Pasal 136 ayat (4) PP Desa, sehingga AD/ART tersebut dibahas dalam Musyawarah Desa agar prakarsa masyarakat Desa tetap mendasari substansi AD/ART. f. Penetapan perdes tentang pendirian BUMDes g. Susunan nama pengurus yang telah dipilih dalam musdes, dijadikan dasar oleh Kepala Desa dalam penyusunan surat keputusan Kepala Desa tentang susunan kepengurusan BUMDes. D. Pembentukan BUMDes Dalam Perspektif Pembardayaan Desa

Masyarakat Pada dasarnya pemberdayaan merupakan suatu pendekatan yang dilakukan dalam sebuah proses pembangunan yang manekankan pada pemberian kekuatan, kemampuan dan kewenangan kepada masyarakat untuk ikut dalam proses pembangunan tersebut. Setidaknya ada dua sasaran dari pemberdayaan yang dapai dicapai yaitu: (1) Terlepasnya masyarakat dari belenggu kemiskinan ketergantungan dan keterbelakangan, (2) semakin kuatnya posisi mereka baik dalam stuktur sosial, ekonomi dan kekuasaan menurut Sholeh.

Page 39: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

27 Ketidakpercayaan merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, pemerintah tidak percaya kepada kemampuan rakyatnya sehingga terjadi monopoli kekuasaan. Untuk itu membangun kembali kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah sangatlah penting untuk dilakukan dalam upaya untuk mempercepat pembangunan. Melihat hal ini pemerintah sadar bahwa pendekatan paling rasional untuk dipergunakan adalah pembangunan partisipatif dan bukan pembangunan yang mengedepankan pendekatan mobilisasi menurut Sholeh. Pembangunan yang mengedepankan partisipasiberarti pembagunan yang memberikan kesempatan kepada rakyat untuk ikut merencanakan, melaksanakan, mengawasi dan mempertanggungjawabkan. Dalam hal ini masyarakat tidak dipandang sebagai objek, melainkan mereka dipandang sebagai subjek pembangunan. Melalui pendekatan pembangunan partisipatif ini akuntabilitas, responsbilitas dan transparansi akan lebih mudah untuk diwujudkan. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan salah satu program pemerintah yang berazaskan pemberdayaan dan desentralisasi. Dengan program BUMDes ini pemerintah memiliki semangat untuk kembali meembangum kembali keparcayaan dengan masyarakat untuk saling bekerja sama untuk mewujudkan masyarakat Desa yang mandiri secara ekonomi. Selama ini masyarakat hanya menjadi objek pada pembangunan, hal ini akan berpengaruh pada mental dan perilaku mereka yang cenderung bergantung pada pemerintah. Oleh karena itu pembinaan masyarakat Desa sebelum pengikutsertaan mereka dalam pembentukan BUMDes diperlukan agar tujuan dari program tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut Sholeh mengemukakan kegiatan pokok dalam proses pemberdayaan diantaranya yaitu :

Page 40: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

28 1. Tahap Penyadaran Pada tahap ini dilakukan serangkaian kegiatan untuk menyadarkan masyarakat tentang keberdayaannya, baik sebagai individu dan anggota masyarakat maupun sebagai bagian dari lingkungan fisik dan sosial ekonomi, budaya dan politik. Proses penyadaran dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan maupun penyuluhan. 2. Tahap Penunjukan Adanya Masalah Orang yang tidak sadar, atau tidak mengerti ia tidak akan tahu apa yang terjadi disekelilingnya. Ia tidak memahami apa yang sebenarnya mereka hadapi dan juga tidak memahami bagaimana memecahkan masalah tersebut. Tahap penunjukan adanya masalah pada dasarnya merupakan suatu tahapan untuk memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa didepannya telah terjadi masalah antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang ada sekarang.Dalam tahapan ini mereka diberikan pemahaman tentang berbagai faktor yang menjadi penyebab taerjadinya masalah baik berkenaan dengan kondisi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, kelembagaan dan aksesbilitas. Termasuk juga proses mengidentifikasi atas kekuatan dan kelemahan dan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang akan dihadapi masyarakat. 3. Tahap Membantu Pemecahan Masalah Pada dasarnya pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemberdaya agar mereka yang menjadi sasaran pemberdayaan dapat memecahkan masalah mereka sendiri. Pemberdaya hanya membantu masyarakat dalam menganalisa kemampuan dan kelemahan mereka, menganalisa peluang dan

Page 41: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

29 tantangan/resiko yang dihadapi agar masyarakat mampu merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah serta mampu memilih alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah. 4. Tahap Menunjukan Akan Pentingnya Perubahan Tahap menunjukan pentingnya perubahan mengisyaratkan bahwa perubahan mesti dilakukan secara terencana yakni berkenaan dengan apa yang mesti dirubah, kapan perubahan itu harus dilakukan, alasan megapa harus dirubah, bagaimana perubahan itu dilakukan, serta kondisi seperti apa yang diinginkan dengan adanya perubahan tersebut. 5. Tahap Penguatan Kapasitas Penguatan kapasitas dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan dan kepercayaan yang lebih luas kepada kelompok sasaran yang diberdayakan untuk menyampaikan gagasan atau ide kreatif yang mereka pilih baik berkaitan dengan aksesbilitas informasi dan permodalan. Keterlibatan yang lebih luas dalam melaksanakan partisipasi utuk memenuhi kebutuhan dalam keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi serta pertanggung-jawaban dalam proses penguatan kapasitas lokal. Sayuti berpendapat bahwa masyarakat desa perlu dintervensi melalui pembelajaran pemberdayaan. Model pembelajaran untuk pemberdayaan masyarakat itu komponen-kompoen diantaranya yaitu: 1. Penyadaran, penyadaran yang dimaksud disini merupakan kegiatan pemberian informasi dasar mengenai deskripsi BUMDes beserta visi dan misi pembentukan BUMDes. Dengan memahami hal tersebut diharapkan

Page 42: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

30 dapat menumbuhkan motivasi dalam diri masyarakaat akan pentingnya pembentukan Desa dalam upaya meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD). 2. Perencanaan, merupakan bentuk persiapan masyarakat untuk pendirian BUMDes seperti nama dan wilayah kerja, penentuan bidang usaha yang akan digeluti, sampai pemilihan kepengurusan BUMDes. 3. Pengorganisasian bertujuan untuk memastikan BUMDes berjalan dengan baik sesuai dengan visi misi yang telah disepakati 4. Penilaian ini dilakukan untuk bahan evaluasi bagi BUMDes agar menjadi lebih baik kedepannya. E. Prinsip dalam Pengelolaan BUMDes Dalam buku panduan BUMDes yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional. Prinsip-prinsip pengelolaan BUMDes penting untuk dielaborasi atau diuraikan agar dipahami dan dipersepsikan dengan cara yang sama oleh Pemerintah Desa, anggota (penyerta modal), BPD, PemKab, dan masyarakat. Terdapat 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUMDes yaitu: 1. Kooperatif, Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus mampu melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya 2. Partisipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUMDes.

Page 43: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

31 3. Emansipatif. Semua komponen yang terlibat di dalam BUMDes harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama. 4. Transparan. Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka. 5. Akuntabel. Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis maupun administratif. 6. Sustainabel. Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUMDes. Menurut Sholeh Selain azas pemberdayaan dan desentralisasi, pembentukan dan pengelolaan BUMDes harus dilakukan berdasarkan: 1. Azas Kesukarelaan, maksudnya keterlibatan seseorang dalam kegiatan pemberdayaan melalui kegiatan BUMDes harus dilakukan tanpa adanya paksaan, tetapi atas dasar keinginannya sendiri yang didorong oleh kebutuhan untuk memperbaiki dan memecahkan masalah kehidupan yang dirasakannya. 2. Azas Kesetaraan, maksudnya semua pihak pemangku kekuasaan yang berkecimpung di BUMDes memiliki kedudukan dan posisi yang setara tidak ada yang ditinggikan dan tidak ada yang direndahkan. 3. Azas Musyawarah, maksudnya semua pihak diberikan hak untuk mengemukakan gagasan atau pendapatnya dan saling menghargai perbedaan pendapat. Dalam pengambilan keputusan harus dilakukan musyawarah untuk mencapai mufakat.

Page 44: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

32 4. Azas Keterbukaan, dalam hal ini semua yang dilakukan dalam kegiatan BUMDes dilakukan secara terbuka, sehingga tidak menimbulkan kecurigaan, dan memupuk rasa saling percaya, sikap jujur dan saling peduli satu sama lain. F. Kerangka Pikir Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikelola pemerintah Desa Bulogading tujuannya adalah untuk pengembangan potensi ekonomi di Desa tersebut. Oleh karena itu perlu pengoptimalan pengelolaan agar benar-benar menjadi kekuatan ekonomi yang handal sehingga dapat berperan aktif, baik menjalankan fungsi dan tugasnya maupun sebagai kekuatan ekonomi Desa. Laba dari BUMDes diharapkan mampu memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, adanya BUMDes perlu diperhatikan dalam melihat tingkat efektivitas BUMDes Abbulogading di Desa Bulogading, Peneliti menggunakan teori Gibson terkait kriteria efektivitas organisasi yang terdiri dari 5 (lima) unsur yaitu : 1) Produksi 2) Efesiensi 3) Kepuasan 4) Keadaptasian 5) Kelangsungan hidup Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui bagan kerangka pikir sebagai berikut:

Page 45: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

33 Bagan Kerangka Pikir Gambar 2.1 : Kerangka Pikir G. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian ini adalah : 1. Produksi, tingkat pendapatan dilihat dari pemasukan dan pengeluaran. 2. Efesiensi, mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya organisasi. 3. Kepuasan, mengacu pada tingkat keberhasilan organisasi. 4. Keadaptasian, terkait pada tanggapan organisasi terhadap perubahan internal dan eksternal. 5. Kelangsungan hidup, berupa tanggung jawab organisasi atau perusahaan dalam usaha memperbesar kapasitas dan potensinya untuk dapat berkembang. Efektivitas BUMDes

Produksi Efesiensi Kepuasan Keadaptasi

an

Peningkatan Efektivitas

BUMDes

Kelangsungan

Hidup

Page 46: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

34 H. Deskripsi Fokus Penelitian Deskripsi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Produksi merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada keluaran utama dari BUMDes yang mencakup tentang keuntungan, penjualan, pangsa pasar, dokumen yang diproses, rekanan yang dijalani, dan sebagainya. 2. Efesiensi merupakan kriteria efektivitas mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya organisasi, Efesiensi merupakan perbandingan antara keluaran dan masukan BUMDes. Ukuran efesiensi terdiri dari keuntungan dan modal, biaya perunit, pemborosan, waktu terluang, biaya perorang, dan sebagainya. Efesiensi diukur berdasarkan rasio antara keuntungan dengan biaya waktu yang digunakan. 3. Kepuasan merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan dan anggota-anggota BUMDes tersebut. Ukuran dari kepuasan meliputi sikap karyawan, absensi, kelambanan, keluhan, kesejahteraan dan sebagainya. 4. Keadaptasian merupakan kriteria efektivitas yang mengacu pada tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal BUMDes. Perubahan-perubahan eksternal seperti persaingan, keinginan para pelanggan, kualitas produk, dan sebagainya serta perubahan internal seperti ketidakefesienan, ketidakpuasan, dan sebagainya merupakan adaptasi terhadap lingkungan. 5. Kelangsungan Hidup merupakan kriteria efektivitas mengacu pada tanggung jawab organisasi atau perusahaan dalam usaha memperbesar kapasitas dan potensinya untuk dapat berkembang. Indikator-indikator yang digunakan ialah

Page 47: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

35 produktivitas, efesiensi, kecelakaan, pergantian pegawai, absensi, kualitas, tingkat keuntungan, moral, dan kepuasan karyawan atau anggota perusahaan di BUMDes.

Page 48: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan dan berlokasi di Desa Bulogading, kecamatan Bontonompo, kabupaten Gowa. B. Jenis dan TipePenelitian

Adapun jenis dan tipe penelitian ini adalah: 1. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial dan lain-lain. Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau gejala sosial dengan cara memberikan pemaparan berupa penggambaran yang jelas tentang fenomena atau gejala sosial yang ada pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Abbulogading di Desa Bulogading. Dalam proses penelitian kualitatif, data yang didapatkan catatan berisikan tentang perilaku dan keadaan individu secara keseluruhan. Penelitian kualitatif menunjukkan pada prosedur riset yang menghasilkan data kualitatif, ungkapan atau catatan orang atau tingkah laku masyarakat dalam hal ini pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Abbulogading di Desa Bulogading.

Page 49: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

37 2 Tipe penelitian ini adalah Tipe Fenomenologi yaitu: penelitian yang berusaha mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang dialami individu, peneliti masuk kedalam dunia subjek yang diteliti sehingga peneliti mengerti tentang apa dan bagaimana sesuatu pengertian dikembangkan oleh subjek disekitar peristiwa. C. Sumber Data Penelitian Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek atau subjek yang diteliti.Dalam penelitian ini, data primer didapatkan secara langsung oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dan masyarakat Desa Bulogading yang telah dipilih menjadi Informan. Selain itu data primer dalam penelitian ini didapat dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh peneliti mengenai BUMDes ini, hal ini dikarenakan peneliti merupakan salah satu warga Desa Bulogading yang sekaligus merupakan anggota aktif dari BUMDes Desa Bulogading. 2. Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua).Data sekunder yang digunakan peneliti berupa arsip Pemerintah Desa mengenai BUMDes, catatan peneliti dilapangan, foto-foto kegiatan perencanaan, pembentukan, serta pengelolaan BUMDes di Desa Bulogading.

Page 50: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

38 D. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Menurut Faisal, agar diperoleh informasi yang lebih terbukti, terdapat beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan antara lain: 1. Subjek yang lama dan intensif dengan suatu kegiatan atau aktifitas yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian. 2. Subjek yang masih terkait secara penuh dan aktif pada lingkungan atau kegiatan yang menjadi sasaran atau perhatian penelitian. 3. Subjek yang mempunyai cukup banyak informasi, banyak waktu, dan kesempatan untuk dimintai keterangan. 4. Subjek yang berada atau tinggal pada sasaran yang mendapat perlakuan yang mengetahui kejadian tersebut. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive

sampling dimana pemilihan informan dipilih secara sengaja berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Adapun kriteria dari informan yang ditunjuk atau dipilih dalam penelitian ini adalah: 1. Warga Desa Bulogading yang memiliki informasi mengenai BUMDes Abbulogading di Desa Bulogading. 2. Anggota BUMDes yang berkecimpung dalam kegiatan BUMDes Abbulogading Desa Bulogading.

Page 51: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

39 3. Pemerintah Desa Bulogading yang banyak memiliki informasi mengenai BUMDes Abbulogading Desa Bulogading. E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dan informasi pada penelitian ini, digunakan beberapa teknik, antara lain: 1. Observasi Observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian. 2. Wawancara Mendalam Menurut Sujarweni wawancara mendalam adalah proses memperoleh penjelasan untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan cara tanya jawab dengan bertatap muka maupun dengan tidak bertatap muka (melalui media telekomunikasi) antara orang yang mewawancara dengan orang yang diwawancarai. Wawancara merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi secara mendalam tantang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian.Dengan menggunakan metode wawancara secara mendalam peneliti bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas guna mempermudah dan menganalisis data selanjutnya. Wawancara mendalam ini dilakukan dengan pedoman wawancara yang telah dibuat peneliti. Hal ini dimaksudkan agar

Page 52: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

40 pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dapat terarah, dan juga mendalam terkait dengan efektivitas pengelolaan BUMDes. 3. Dokumentasi Menurut Sujarweni, studi dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Bisa dalam bentuk surat, catatan harian, arsip foto, hasil rapat, jurnal kegiatan dan sebagainya. Teknik ini dilakukan dengan mencari informasi dalam bentuk visual atau foto yang berhubungan dengan penelitian. Penelitian ini mengumpulkan arsip milik Pemerintah Desa Bulogading yang berhubungan dengan pembentukan BUMDes Abbulogading, Seperti SK pembentukan BUMDes, peraturan Desa mengenai pembentukan BUMDes, serta contoh laporan keuangan BUMDes. Selain itu, peneliti juga mendokumentasikan beberapa foto tempat dan kegiatan usaha dalam BUMDes Abbulogading Desa Bulogading. F. Teknik Analisis Data Nawawi mengemukakan bahwa tujuan analisa data adalah untuk menjelaskan, mendeskripsikan, serta menafsirkan hasil penelitian dengan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban atas permasalahan yang diteliti. Tujuan analisis data kualitatif adalah untuk mengungkapkan: 1. Data apa yang masih perlu dicari. 2. Hipotesis apa yang perlu diuji. 3. Pertanyaan apa yang perlu dijawab. 4. Metode apa yang harus digunakan untuk mendapatkan informasi baru.

Page 53: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

41 5. Kesalahan apa yang harus segera diperbaiki. Dari definisi yang telah dijabarkan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis data adalah suatu usaha untuk menjelaskan, mendeskripsikan, serta menafsirkan hasil penelitian agar mendapatkan informasi baru serta tidak terjadi kesalahan. Adapun langkah-langkah untuk menganalisis data menurut Usman dan Setiyadi, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 6. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian, seorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode observasi, wawancara atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan subjek yang diteliti Iskandar. Jika dalam penelitian kualitatif terdapat data yang bersifat kuantitatif dalam bentuk angka-angka jangan dipisahkan dari kata-katanya secara kontekstual, sehingga tidak mengurangi maknanya. Setelah data atau laporan terkumpul dan semakin banyak, maka data tersebut perlu direduksi yaitu dengan memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. 7. Display Data atau Penyajian Data Penyajian data yang telah diperoleh ke dalam sejumlah matriks atau daftar kategori setiap data yang didapat, penyajian data biasanya digunakan berbentuk teks neratif menurut Iskandar.Data yang semakin bertumpuk- tumpuk itu kurang dapat memberikan gambaran secara menyeluruh. Oleh sebab itu diperlukan display data. Display data menyajikan data dalam bentuk matrix, network, chart

Page 54: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

42 atau grafik, dan sebagainya. Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak terbenam dengan setumpuk data. 8. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi data dan display data sehingga data dapat disimpulkan dan peneliti masih berpeluang untuk menerima masukan dan penarikan kesimpulan masih dapat diuji kembali dengan data di lapangan, dengan cara mereflesikan kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman sejawat, triangulasi, sehingga kebenaran ilmiah dapat tercapai menurut Iskandar. Penarikan kesimpulan dilakukan secara cermat dengan melakukan verifikasi berupa tujuan ulang pada catatan-catatan lapangan sehingga data-data yang ada telah diuji validasinya. G. Teknik Pengabsahan data Validasi data sangat mendukung hasil akhir penelitian, oleh karena itu diperlukan teknik untuk memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini diperiksa dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi bermakna silang yakni mengadakan pengecekan akan kebenaran data yang akan dikumpulkan dari sumber data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang lain serta pengecekan pada waktu yang berbeda. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari sumber dengan berbagai cara dan waktu. Dengan demikian terdapat triangulsi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu. 1. Triangulasi Sumber dilakukan dengan cara mengecek pada data sumber lainya yang telah diperoleh sebelumnya

Page 55: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

43 2. Triangulasi Metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan menggunakan metode atau teknik tertentu diuji keakuratan atau tidak akuratnya. 3. Triangulasi Waktu yang dilakukan sesuai dengan menguji kredibilitas data yang dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara observasi atau teknik lainnya dalam waktu dan situasi yang berbeda.

Page 56: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

44 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian Salah satu strategi pemerintah pusat untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi masyarakat Desa adalah dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah disektor jasa dan perdagangan dengan memberi akses permodalan melalui lembaga yang dapat menampung dan menaungi usaha yang ada dimasyarakat dalam rangka mendukung perekonomian masyarakat. Pemerintah melalui Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) sebagai lembaga yang diberi kewenangan mengurus pembangunan wilayah perdesaan di Indonesia telah menetapkan strategi pembangunan ekonomi Desa melalui pembentukan lembaga disebut Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) disetiap Desa sesuai potensi dan kebutuhan Desa masing-masing, hal ini sesuai dengan amanah Undang-undang nomor 6 tentang Desa tahun 2014. Wilayah kecamatan Bontonompo terkenal sebagai kawasan sentra batu merah karena sebagian besar penduduknya merupakan pelaku usaha batu merah sehingga batu merah dari kecamatan Bontonompo terkenal akan kualitas/mutunya, salahsatu Desa di kecamatan Bontonompo yang masyarakatnya sebahagian besar adalah pengrajin serta pelaku usaha batu merah selain dari penggarapan lahan pertanian adalah Desa Bulogading.

Page 57: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

45 Letak geografis Desa Bulogading terletak di ujung barat kecamatan Bontonompo, batas di sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Parambambe dan Desa Parangmata kecamatan Galesong, kabupaten Takalar,di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kalebarembeng, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Romanglasa dan di sebelah utara berbatasan dengan Desa Gentungang kecamatan Bajeng Barat. Desa Bulogading memiliki luas wilayah 1,50 km persegi, yang memiliki 3 (tiga) Dusun yaitu: Dusun Borongjati, Dusun Daru’mung, dan Dusun Borongtangnga, Jumlah penduduk Desa Bulogading tahun 2019 sebanyak 1.709 jiwa. Kondisi yang terjadi di Desa Bulogading, yang masyarakatnya setelah bekerja di lahan pertanian, mereka menggunakan sisa waktu bekerja sebagai pengrajin batu merah di siang hari, bahkan mereka membuat batu merah di waktu malam hari. Memperhatikan dan menyadari keadaan tersebut maka pengurus BUMDes “Abbulogading” melihat sebuah peluang yang strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menjadikan BUMDes sebagai wadah/lembaga yang dapat menawarkan solusi atas permasalahan dari proses produksi yang sering dihadapi oleh pengrajin batu merah tersebut. Untuk mendukung mendukung jasa perdagangan tersebut di atas, maka Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) “Abbulogading” Desa Bulogading kecamatan, Bontonompo Kabupaten Gowa, sesuai dengan arahan pemerintah daerah (Pemda) kabupaten Gowa melalui Kepala Dinas Pemberdayaan

Page 58: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

46 Masyarakat dan Desa (Kadis PMD), serta dengan melihat potensi dan kebutuhan masyarakat telah disepakati untuk membentuk usaha: Pengadaan/pembelian kayu pembakaran batu merah. B. Gambaran umum potensi usaha BUMDes Desa Bulogading memiliki luas wilayah 1,50 km persegi dan berada di daerah dataran rendah, dimana masyarakatnya 85% berprofesi sebagai pelaku usaha batu merah selain dari bidang pertanian dan bidang-bidang lainnya. Selama ini sebagian besar akses permodalan masyarakat banyak tergantung pada pinjaman yang diberikan oleh rentenir dan pemberi modal yang lain dengan suku bunga yang terlalu tinggi, menyebabkan biaya yang dikeluarkan oleh pelaku usaha batu merah sangatlah besar/tinggi, belum lagi apabila pada saat harga jual produksi mengalami fluktuasi harga. Selain itu usaha pembelian kayu pembakaran batu merah juga sangat besar karena usaha tersebut memiliki konsumen yang cukup besar, hal ini menjadi potensi besar BUMDes untuk mengembangkan usaha dan menawarkan solusi atas permasalahan pengrajin batu merah yang selama ini terkendala dipendanaan pembelian kayu bakar. Produksi usaha batu merah dalam setiap tahunnya, dikondisikan musim dalam pembuatan batu merah, musim kemarau/timur adalah musim yang sangat cocok dalam produksi batu merah karena cuaca yang terik dalam produksi tersebut, dalam usaha batu merah tersebut bersifat industri rumah tangga/rumahan yang apabila dirata-ratakan setiap rumah tangga memproduksi 30.000-50.000 biji dalam setiap ukuran batu merah setiap musimnya, jadi pertahunnya bisa mencapai

Page 59: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

47 100.000 biji, konsumsi kayu pembakaran dalam usaha batu merah jika penyesuaian produksi bata mentahnya yaitu: 1. 30.000 biji = 2 truk kayu bakar 2. 50.000 biji = 3-4 truk kayu bakar 3. 100.000 biji = 5-7 truk kayu bakar Keterangan: 1 truk antara Rp 1.000.000-Rp 1.250.000 C. Maksud dan tujuan jenis usaha yang dikelola Berdasarkan uraian di atas, maka maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam hal ini: 1. Membantu pelaku usaha batu merah dalam mengelola usaha batu merahnya melalui pemberian akses pengadaan/pembelian kayu pembakaran batu merah. 2. Membantu masyarakat di Desa Bulogading mendapatkan modal dengan harga murah dan terjangkau. 3. Meningkatkan penghasilan dengan adanya kepastian produksi yang jelas. 4. Membantu mengurangi resiko meminjam ke rentenir melalui pendampingan intensif dari pengurus BUMDes. 5. Memutus atau memotong rantai distribusi pinjaman Rentenir kepada pelaku usaha yang selama ini mengambil keuntungan yang berlipat ganda. 6. Meningkatkan pendapatan dan diharapkan dapat berdampak pada kesejahteraan masyrakat Desa Bulogading.

Page 60: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

48 D. Aspek Pasar dan Pemasaran

Salah satu hal yang menentukan keberhasilan sebuah usaha/bisnis yang dilakukan adalah kemampuan seberapa besar permintaan pasar itu dapat dipenuhi oleh produsen/pemasok dalam mengisi peluang pasar maka semakin besar potensi produksi barang dan jasa dapat diserap oleh pasar. Pemasaran dari jasa perdagangan BUMDes “Abbulogading” meliputi: 1. Pengadaan kayu pembakaran batu merah kepada pelaku usaha batu merah dalam pembelian kayu bakar (anggota nasabah BUMDes) yang memiliki usaha batu merah yang tidak punya modal dalam pembelian kayu bakar, pengembalian pembayaran pinjaman dengan persentase jasa/bunga maksimal 3% perdua bulan dengan modal pinjaman di bawah Rp 5.000.000 dalam satu tahun sesuai banyaknya nasabah yang ingin meminjam modal tersebut, dengan memprioritaskan/mendahulukan pemberian pinjaman kepada anggota/nasabah BUMDes. 2. Jika anggota/nasabah belum laku penjualan batu merahnya, maka bisa menjual kepihak BUMDes, sesuai dengan jumlah pinjaman yang dipinjamkan. a. Kondisi Persaingan Pasar Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka BUMDes “Abbulogading” Desa Bulogading hadir untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi para pengrajin batu merah yaitu: pendanaan pembelian kayu pembakaran batu merah, sehingga warga tidak lagi mengambil dana/meminjam pada rentenir atau tengkulak yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.Pesaing terbesar BUMDes

Page 61: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

49 adalah para rentenir yang memiliki modal besa, sedangkan BUMDes baru memulai dan belajar mengelola usaha/bisnis. b. Persaingan Harga Faktor persaingan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan usaha/bisnis yang diambil, oleh karena itu perlu memperhitungkan hal-hal di bawah ini: • Persaingan pemberian jasa/bunga yang dibebankan kepada pelaku usaha batu merah yang hanya 5% perproduksi cukup/sangat rendah dibandingkan dengan lembanga lainnya, apalagi dengan para tengkulak untuk pembelian kayu bakar. • Untuk mendapatkan modal usaha yang murah dan terjangkau, akan dilakukan kerjasama dengan BUMDes melalui mekanisme kerjasama pengadaan modal bagi pembelian kayu bakar untuk usaha batu merah tersebut.

E. Aspek Manajemen Dan Hukum 1. Aspek Manajemen a. Profil Perusahaan: 1. Nama Perusahaan : BUMDes “Abbulogading” Desa Bulogading. 2. Bidang Usaha : Usaha Simpan Pinjam (USP) bidang jasa perdagangan 3. Alamat Kantor : Jl. Letnan Marzuki Dg Talli 4. Nomor Telpon/HP: 081242792861

Page 62: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

50 2. Aspek Organisasi a. Nama Pemilik : Pemerintah Desa Bulogading, Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa b. Jabatan: Kepala Desa Bulogading c. Alamat: Desa Bulogading d. Nomor Telpon : 082296766639 e. struktur organisasi : BUMDes “Abbulogading” PENASEHAT KETUA SEKRETARIS BENDAHARA Unit Usaha Koperasi Bidang Usaha : Pembelian Kayu Pembakaran Batu Merah BADAN PENGAWAS

Page 63: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

51 F. Sumber Daya Manusia Jumlah struktural di lembaga BUMDes “Abbulogading” terdiri dari: 1 penasehat yakni Kepala Desa, 7 orang Badan Pengawas BUMDes terdiri dari 2 orang dari BPD (Badan Permusyawaratan Desa), 2 orang Kepala Dusun dan 3 orang warga Bulogading, dan 3 orang pengurus BUMDes yakni Ketua, Sekretaris dan Bendahara, jika usaha BUMDes berkembang maka akan diadakan perekrutan tenaga harian atau borongan untuk membantu pengelola unit usaha. Untuk meningkatkan keterampilan pengurus/karyawan, maka akan diikutkan kepelatihan-pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah Desa maupun pihak kabupaten dan provinsi sesuai dengan permintaan. Persyaratan rekrutmen pengurus/karyawan serta tugas dan tanggung jawab pengurus tertuang dalam aturan-aturan standar di Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART) BUMDes. G. Aspek hukum atau legalitas organisasi Untuk menjamin kelancaran operasionalisasi usaha yang dikelola BUMDes, sangat penting menyiapkan dokumen-dokumen hukum perizinan usaha agar dikemudian hari tidak menimbulkan dampak negatif. Beberapa dokumen-dokumen hukum yang berkaitan dengan aspek hukum operasional BUMDes antara lain: 1. Peraturan desa (PerDes) Desa Bulogading Nomor 5 Tahun 2016 tentang pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) 2. Unit usaha koperasi simpan pinjam Nomor 5 Tahun 2017 3. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) BUMDes

Page 64: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

52 4. Tanda daftar perusahaan dan surat izin usaha perdagangan (SIUP) Nomor 5 tahun 2017 5. Surat Izin Tempat Usaha (SITU) 6. KTP (Kartu Tanda Pengenal) 7. Akta Notaris 8. Dan lain-lain H. Hasil Penelitian dan pembahasan

• Efektivitas BUMDes “Abbulogading” di Desa Bulogading tahun 2018,

Kecamatan Bontonompo, Kabupaten Gowa

BUMDes merupakan Badan Usaha Milik Desa yang didirikan atas dasar kebutuhan dan potensi Desa sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, berkenaan dengan perencanaan dan pendiriannya, BUMDes dibangun atas dasar prakarsa dan partisipasi masyarakat. Efektivitas BUMDes merupakan suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh BUMDes dalam menentukan target (kuantitas, kualitas dan waktu) yang telah tercapai. Pada bagian ini dideskripsikan bagaimana tingkat efektivitas BUMDes “Abbulogading” di Desa Bulogading yang ditunjukkan pada limaunsur yaitu: 1. Produksi Adapun defenisi produksi yaitu: mengacu pada ukuran keluaran utama dari organisasi mencakup tentang keuntungan, penjualan, pangsa pasar, dokumen yang diproses, rekanan yang dilayani dan memiliki hubungan secara langsung dengan pelanggandan rekanan organisasi yang bersangkutan.

Page 65: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

53 Menurut Assauri produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah barang atau jasa. Dalam proses produksi BUMDes akan diketahui seberapa besar keuntungan dari pengelolaan BUMDes di tahun 2018. Adapun bahasan tentang bagaimana keuntungan yang didapatkan dari produksi ini dilihat dari efektivitas BUMDes sejauh ini. Hal tersebut diungkapkan salah satu informan EH sebagai Sekretaris Desa Bulogading dalam hasil wawancara berikut ini: Dalam keuntungan yang diperoleh BUMDes Abbulogading pada tahun 2018 itu akan dibagi hasil dari keuntungan tersebut, terkait pembagian-pembagian keuntungan BUMDes “Abbulogading” sudah ditetapkan dalam peraturan desa( perdes), adapun keuntungan tersebut akan diukur seberapa efektifkah bidang usaha tersebut yang dikelola BUMDes di Desa Bulogading, dan apakah jenis usaha yang selama ini dijalankan di Desa Bulogading efektif atau kurang efektif, dan bisa meningkatkan pendapatan asli desa (PAD) yang signifikan ke depannya.(hasil wawancara EH, 12 Februari 2020). Dari Hasil wawancara di atas diketahui bahwa pada dasarnya BUMDesakan bisa diketahui keuntungan atau kerugiannya, jika pengelolaannya berjalanataupun tidak berjalan secara optimal dalam satu tahun, itu bisa diketahui dari hasil laporan pertanggungjawaban dari pihak pengurus yang terlibat di dalamnya. Kemudian hasil kutipan wawancara selanjutnya dari salah satu pengurus BUMDes yaitu: informan JA sebagai bendahara BUMDes “Abbulogading”mengatakan bahwa: Laporan BUMDes Abbulogading pada tahun 2018 lalu yang telah dilaporkan pertanggungjawabannya terkait pengelolaan dana BUMDes yaitu adanya keuntungan yang tidak terlalu besar dalam satu tahun tersebut, karena jumlah dana yang dikelola yang dialokasikan oleh pemerintah Desa juga tidak terlalu besar sehingga proses perputaran uang pada nasabah harus menunggu dalam batas waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. (hasil wawancara JA 13 Februari 2020)

Page 66: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

54 Kemudian terkait masalah produktivitas, hal-hal apa saja yang dapat meningkatkan pangsa pasar sekaligus bisa meningkatkan pendapatan BUMDes, adapun hasil wawancara dari informan EH mengatakan bahwa: Perkembangan BUMDes dalam tahun 2018 terkait pangsa pasar punya peluang bagus dan menjanjikan, karena usaha pembuatan batu merah di Desa Bulogading sebahagian besar masyarakatnya sebagai produsen batu merah, karena penjualan batu merah begitu menjanjikan dan kebutuhan masyarakat akan batu merah juga besar apalagi sebagai bahan utama dalam pembangunan rumah, kantor, sekolah, rumah sakit dan berbagai macam proyek-proyek swasta atau pengembang perumahan. (hasil wawancara EH 13 Februari 2020) Dari Hasil wawancara tersebut di atas menjelaskan bahwa pangsa pasar untuk usaha batu merah terbuka luas apalagi kebutuhan masyarakat akan perumahan dan pembangunan sarana infrastruktur baik pemerintah dan swasta. Untuk Informan lainnya selaku Bendahara BUMDes “Abbulogading” JA mengemukakan terkait pangsa pasar bahwa : Pangsa pasar sangat berperan penting dalam permintaan batu merah sehingga para produsen batu merah dapat menjualnya kepada konsumen, biasanya yang membeli batu merah awalnya dari para makelar batu merah ataupun dari pebisnis batu merah sehingga harga biasanya berbeda-beda dan selisihnya juga tidak seberapa karena biasanya para makelar batu merah berkeliling kampung untuk mencari stok batu merah pada produsen batu merah. (hasil wawancara JA 13 Februari 2020) Dari hasil wawancara di atas bahwa pangsa pasar sangat membantu dalam penjualan batu merah itulah sebabnya baik produsen batu merah dan konsumen harus mengetahui harga batu merah yang berlaku dipasaran dari segi kualitas, kuantitas dan waktu pendistribusiannya, agar dapat saling diuntungkan satu sama lain. Berdasarkan hasil wawancara dari semua informan di atas mengenai produksi BUMDes, disimpulkan bahwa produksinya kurang sejalan karena

Page 67: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

55 keuntungan/laba pertahunnya dinilai rendah dan tidak begitu efektif dengan bidang usaha yang dijalankan, dan untuk meningkatkan pendapatan asli desa (PAD) perlu bidang usaha yang bisa dikatakan menghasilkan keuntungan yang besar pula, kemudian pangsa pasarnya mengalami tingkat persaingan yang cukup berat dengan pebisnis lain, hal ini adanya perbedaan harga yang berbeda di lapangan. Menurut Gibson produksi merupakan efektivitas yang mengacu pada ukuran keluaran utama dari organisasi mencakup tentang keuntungan, penjualan, dan pangsa pasar dan sebagainya, ukuran tersebut memiliki hubungan secara langsung dengan pelanggan dan rekanan organisasi yang bersangkutan. 2. Efesiensi Defenisi efesiensi yaitu: ukuran keberhasilan suatu kegiatan yang dinilai berdasarkan jumlah biaya/sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut S.P Hasibuan (1984,233-4) efesiensi adalah perbandingan terbaik antara input (masukan) dan output (antara laba dengan sumber yang digunakan), dan hasil optimal dicapai dengan penggunaan sumber daya yang terbatas, dengan kata lain hubungan antara apa yang telah dilakukan. Dalam proses efesiensi BUMDes “Abbulogading” tahun 2018 akan diukur bagaimana penggunaan sumber daya organisasi terhadap efektivitas BUMDes “Abbulogading”, berikut kutipan hasil wawancara dari salah satu informan RM sebagai staf kantor Desa Bulogading sebagai berikut: Mengenai struktur organisasi BUMDes “Abbulogading” yang terdiri dari penasehat atau Kepala Desa, kemudian badan pengawas BUMDes “Abbulogading” yang senantiasa mengawasi/mengontrol perkembangan BUMDes dari awal pelaksanaan sampai laporan pertanggung jawaban yang diisi tujuh orang pengawas, kemudian pengurus terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara, struktur organisasi ini dilatarbelakangi tingkat pendidikan yang berbeda-beda dan

Page 68: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

56 profesi masing-masing, untuk pengurus BUMDes yaitu ketua sebagai direktur BUMDes, kemudian sekretaris mengurus persuratan-persuratan dan bendahara mencatat keuangan BUMDes sehingga pekerjaan dapat diringankan dan pengelolaan BUMDes dapat berjalan optimal, untuk bidang usaha simpan pinjam ini masing-masing pengurus bertugas menagih nasabah jika pembayarannya sudah jatuh tempo. Dan dapat diketahui hasil kinerja sesuai dengan tugas masing-masing. (hasil wawancara RM 13 Februari 2020) Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa organisasi BUMDes begitu terstruktur sehingga bisa bekerja dan mengelola BUMDes serta melayani kebutuhan masyarakat luas. Kemudian wawancara selanjutnya dari informan RM mengatakan bahwa: Sumber daya yang ada di BUMDes sudah baik untuk strukturalnya, tapi perlu ditingkatkan untuk bisa memaksimalkan keberaadaan BUMDes di Desa sebagai pemberi modal pinjaman kepada masyarakat yang akan meminjam yaitu perlu sosialisasi yang baik lagi ke masyarakat terkait dana BUMDes yang nantinya dikelola pengurus BUMDes. (hasil wawancara RN 13 Februari 2020) Hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa banyak masyarakat awam yang mengetahui jika dana BUMDes itu adalah dana dalam bentuk bantuan yang cuma-cuma/gratis sehingga pihak BUMDes perlu mensosialisasikan secara detail terkait keberadaan BUMDes sebagai lembaga desa di masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara sebelumya dapat diketahui bahwa efesiensi BUMDes “Abbulogading” mengenai sumber daya organisasi berjalan dengan baik ini dikatakan latar belakang pendidikan dan suber daya tiap anggota, hal yang perlu diperhatikan agar efektif oleh anggota organisasi yaitu: sosialisasi tentang BUMDes ke masyarakat agar masyarakat bisa memahami dan tahu keberadaan BUMDes di Desa. Penggunaan anggaran BUMDes harus sesuai pengelolaan baik dari pemasukan dan pengeluaran biaya-biaya agar jauh dari pemborosan anggaran serta memanfaatkan waktu dan kesempatan agar peluang organisas bisa sejalan

Page 69: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

57 dengan program lembaga.Menurut Gibson efesiensi mengacu pada ukuran penggunaan sumber daya yang langka oleh organisasi.Efesiensi dilihat dari perbandingan keluaran dan masukan.Dan efesiensi diukur pula berdasarkan rasio antara keuntungan dengan biaya atau waktu yang digunakan. 3. Kepuasan Defenisi kepuasan merupakan keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan dan anggota-anggota tersebut.Menurut Kotler mendefenisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk dengan harapan-harapannya. Dalam efektivitas BUMDes “Abbulogading” apakah kebutuhan karyawan/pengurus telah terpenuhi kebutuhannya.Menurut informan JR saat diwawancarai dan juga sebagai ketua BUMDes “Abbulogading” mengatakan bahwa: Salah satu tantangan para pengurus BUMDes terkait kebutuhannya yaitu kebutuhan akan honor para pengurus/kesejahteraan pengurus yang dibilang masih minim ini dikarenakan untuk mendapatkan honor para pengurus dan struktural lainnya didapat dari pembagian keuntungan pertahunnya jadi semakin banyak keuntungan yang didapat maka semakin banyak honor yang didapat, jika pertahunnya keuntungan/laba BUMDes sedikit ataupun tidak ada laba sama sekali maka bisa dikatakan BUMDes tidak berkembang karena pengelolaan yang tidak optimal. Kebutuhan selanjutnya yaitu pelatihan-pelatihan para pengurus untuk memperkuat wawasan dan keahlian dalam mengelola BUMDes sehingga mampu merealisasikan hasil pelatihan baik diorganisasi BUMDes dan di saat melayani masyarakat/nasabah, kebutuhan yang paling mendasar dari para karyawan/pengurus yaitu jam kerja yang harus disesuaikan dengan seberapa besar beban tugas yang diberikan agar para karyawan bisa fokus pada kegiatan lainnya diluar jam kerja BUMDes, para karyawan/pengurus BUMDes diberikan kebutuhan akan fasilitas penunjang untuk bisa bekerja dengan baik seperti kursi, meja, lemari, alat-alat tulis kantor dan komputer, kebutuhan selanjutnya yaitu sekretariat BUMDes, hal ini penting supaya BUMDes punya tempat khusus karena menyangkut banyak tugas yang diemban, kendalanya jika BUMDes satu kantor atau seruangan dengan para staf kantor lainnya bisa menimbulkan suasana yang kurang nyaman dan tidak sinkron. (hasil wawancara JR 13 Februari 2020)

Page 70: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

58 Dari kutipan wawancara di atas disimpulkan bahwa kebutuhan para karyawan/pengurus BUMDes terkait kepuasan para pengurusnya disesuiakan dengan kinerja, jika kebutuhan belum sesuai harapan maka yang perlu ditingkatkan dengan seberapa besar pengelolaan BUMDes agar bisa menjadi acuan sebagai lembaga yang bisa bersaing dan terampil dalam berbagai tantangan di masyarakat. Selanjutnya Informan JA (Bendahara BUMDes) mengemukakan terkait dengan kebutuhan karyawan/pengurus apakah sudah terpenuhi yaitu: Kebutuhan karyawan/pengurus selama ini belum bisa dikatakan cukup baik/sejahtera karena dilihat dari perkembangan BUMDes itu sendiri, banyak tantangan yang dihadapi yakni keuntungan yang kecil belum bisa menggaji para pengurus, bidang usaha belum berkembang secara optimal karena hanya satu bidang saja yakni simpan pinjam itupun dana yang dialokasikan masih cukup sedikit dan menunggu selama satu tahun untuk bisa mengetahui kinerja para pengurus serta pengelolaannya di BUMDes. (hasil wawancara JA 13 Februari 2020) Dari Hasil wawancara tersebut di atas menjelaskan keluhan karyawan/pengurus yaitu masalah kesejahteraan, itu perlu digaris bawahi bahwa bekerja di lembaga BUMDes harus betul-betul serius dan bekerja secara kolektif, apapun tantangan di BUMDes bisa membuka wawasan pengurus untuk bisa berinovasi dan mencari ide peluang usaha baru yang lebih baik dari sebelumnya. Adapun Kesimpulan dari hasil wawancara sebelumnya mengenai kepuasan yaitu: adanya tantangan para pengurus BUMDes dalam menjalankan tugas yaitu: kebutuhan akan kesejahteraan para pengurusnya yang dinilai masih menginginkan honor yang layak dari pengelolaan BUMDes dan para pengurus menunggu selama satu tahun dilihat dari laporan pertanggungjawaban BUMDes, jika selama satu tahun tersebut dinilai maksimal dengan keuntungan besar maka pembagian

Page 71: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

59 hasil juga besar, jika keuntungan rendah maka para pengurus mendapatkan pembagian hasil yang rendah pula. Lembaga tidak akan efektif jika para pengurus terlalu lamban dalam mengambil keputusan dan tidak sesuai peraturan lembaga baik berupa terlalu mengeluh dalam bekerja, selalu absen dalam kegiatan BUMDes, kurang komunikatif dan transparan dalam penggunaan anggaran, banyak melakukan kegiatan yang tidak bersifat membangun lembaga dan kurangnya informasi dalam memahami perkembangan BUMDes serta pergantian kepengurusan yang sepihak dan tidak sesuai dengan peraturan lembaga. Dan hasil dari kesimpulan mengenai kepuasan tidak sejalan apa yang menjadi peraturan di lembaga lembaga BUMDes ini diperkuat oleh teori Gibson yaitu: efektivitas yang mengacu pada keberhasilan organisasi dalam memenuhi kebutuhan karyawan dan anggota-anggota tersebut. 4. Keadaptasian Adapun defenisi keadaptasian yaitu: mengacu pada tanggapan organisasi terhadap perubahan eksternal dan internal . Dalam keadaptasian BUMDes “Abbulogading” terkait dengan efektivitas BUMDes yaitu: bagaimana tanggapan karyawan/pengurus terkait efektivitas BUMDes. Hal tersebut diungkapkan salah satu informan JR yaitu: Bagi para karyawan/pengurus BUMDes yang menjadi pengelola BUMDes berharap agar pemerintah desa memberikan dana BUMDes yang cukup, agar pengelolaannya bisa menghasilkan keuntungan/laba yang besar pula setiap tahunnya, ketika banyak keuntungan yang dihasilkan mampu mencukupi hasil usaha serta besarnya tanggung jawab bagi karyawan/pengurus dan terhadap lembaga BUMDes kedepannya bisa memberikan pendapatan asli desa (PAD) yang tinggi bagi desa, dan bidang usaha yang dikelola bisa efektif dgn capaian-capain yang memuaskan. (hasil wawancara JR 13 Februari 2020)

Page 72: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

60 Dari Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tanggapan pengurus terkait efektivitas BUMDes harus sejalan dengan bidang usaha yang dikembangkan, ini dilihat dari seberapa besar pula pelayanan kepada masyarakat Desa Bulogading yang akan dinilai oleh masyarakat akan pelayanan yang pengurus berikan. Untuk wawancara berikutnya yaitu tentang tanggapan masyarakat mengenai efektivitas BUMDes “Abbulogading” dimana informan dari warga Desa Bulogading yaitu: MP, adapun kutipan wawancara tersebut sebagai berikut: Kehadiran BUMDes “Abbulogading” sangat membantu masyarakat karena dapat memberikan pinjaman modal usaha bagi pengrajin batu merah, ini karena di Desa Bulogading adalah masyarakatnya sebahagian besar adalah pengrajin batu merah selain bertani, masyarakat yang ingin meminjam modal usaha tidak serta merta langsung diberikan pinjaman modal usaha tetapi ada bnyak persyratan-persyaratan yang harus dipenuhi dari pihak pengurus, BUMDes “Abbulogading” selama beroperasi di tahun 2018 mempunyai dampak positif yangcukup besar, masyarakat pengrajin batu merah tidak susah lagi untuk mencari modal pembeli kayu pembakaran karena BUMDes senantiasa hadir sebagai solusi masyarakat jika dana BUMDes tersebut masih ada di kas BUMDes dan belum semuanya dicairkan, dan perlu juga disampaikan, pihak pemerintah dan BUMDes perlu berinovasi dibidang usaha yang lain karena banyaknya potensi-potensi desa yang bisa dikembangkan seperti bidang pertanian, peternakan, perikanan, pendirian warung BUMDes dan usaha-usaha lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan asli Desa serta menyerap tenaga kerja lokal/Desa, kalau satu bidang usaha dan tidak menjamin keuntungan besar maka bisa ditambah bidang usaha lain agar BUMDes “Abbulogading” menjadi lembaga Desa yang mandiri dan berkembang ke depannnya. (hasil wawancara SP 13 Februari 2020) Dari Hasil wawancara di atas menggambarkan kondisi BUMDes “Abbulogading” yang mempunyai dampak baik bagi masyarakat yang ingin modal pinjaman usaha batu merah terkait pembelian kayu pembakaran batu merah, tetapi tidak terlepas itupula untuk pengembangan bidang usaha lain yang memiliki peluang besar dan pangsa pasar sehingga perlahan dapat membangun lembaga agar bisa berkembang di Desa itu sendiri. Jadi perlu kerjasama antara

Page 73: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

61 pihak pemerintah Desa, Lembaga BUMDes dan masayarakat agar bisa mewujudkan Desa mandiri ke depannya. Berdasarkan Hasil wawancara sebelumnya dari informan mengenai keadaptasian yaitu: adanya tanggapan anggota organisasi tentang BUMDes yang dinilai kurang sejalan dengan pemberian anggaran dari pemerintah Desa yang menginnginkan keuntungan yang besar, ketika pemberian modal semakin besar maka keuntungan yang didapatkan besar pula tetapi perlu kajian-kajian tentang bidang usaha yang dikembangkan, kehadiran BUMDes di Desa turut hadir membantu masyarakat dalam pemberian modal pinjaman kepada para pengrajin batu merah di Desa Bulogading, hal ini juga kurang sejalan tanggapan masyarakat karena masyarakat yang ingin meminjam yang bukan pelaku usaha batu merah tidak dilayani, untuk itu masyarakat berharap agar BUMDes menambahkan bidang usaha lainnya yang ada di Desa. Menurut Gibson keadaptasian merupakan efektivitas yang mengacu pada tanggapan oerganisasi terhadap perubahan-perubahan eksternal seperti persaingan, keinginan para pelanggan, kualitas produk dan sebagainya, serta perubahan internal seperti ketidaefesienan, ketidakpuasan, dan sebagainya merupakan adaptasi terhadap lingkungan. 5. Kelangsungan hidup Defenisi kelangsungan hidup yakni mengacu pada tanggung jawab organisasi atau perusahaan dalam usaha memperbesar kapasitas dan potensinya untuk dapat berkembang. Adapun tentang efektivitas BUMDes “Abbulogading jika dilihat kelangsungan hidup anggota organisasi, ini akan dikemukakan oleh

Page 74: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

62 Informan JR selaku Ketua BUMDes “Abbulogading” dalam kesempatan wawancara sebagai berikut: Dalam kelangsungan hidup anggota organisasi di BUMDes diperkuat dengan struktur organisasi BUMDes yang jelas, masa bakti kepengurusan selama tiga tahun (1 periode), anggota organisasi yang bekerja dengan semangat dan tidak ada ada yang dibeda-bedakan sesuai tugas masing-masing yang diberikan, anggota organisasi nantinya menjadi contoh buat anggota lainnya supaya bisa bekerja bersama dalam memajukan BUMDes, tanggung jawab organisasi adalah memberikan kontrol yang kuat dalam segala bentuk kegiatan anggota di BUMDes, karena di dalamnya mengelola keuangan yang begitu rawan dalam setiap lembaga, dan segala bentuk pembukuan/adminustrasi yang perlu dimaksimalkan karena terkait kehadiran dan pengelolaan keuangan BUMDes. Untuk bidang usaha simpan pinjam ini kedepannya bisa berkembang dengan potensi usaha batu merah di Desa Bulogading yang masih bertahan hingga saat ini. (hasil wawancara JR 13 Februari 2020) Dari Hasil kutipan wawancara di atas menunjukkan bahwa kelangsungan hidup organisasi dapat dilihat seberapa anggota organisasi mengelola lembaga sehingga bisa berkembang dan punya potensi sebagai penggerak roda perekonomian di Desa, dan anggota organisasi betul-betul bisa serius dengan jiwa wirausaha dalam melaksanakan tugas dan kinerja yang lebih baik, dan melaporkan pertanggungjawaban pendapatan BUMDes tiap satu tahun sekali. Kemudian wawancara selanjutnya dari Informan JA mengatakan bahwa: BUMDes Abbulogading adalah lembaga yang didalamnya terdapat anggota-anggota organisasi yang senantiasa saling mendukung dan bertanggung jawab demi memajukan lembaga agar bisa berkembang, ketika lembaga berkembang maka memperbesar potensi lembaga kedepannya. (hasil wawancara JA 25 Februari 2020) Berdasarkan Hasil wawancara sebelumnya dari informan mengenai kelangsungan hidup kurang sejalan karena efektivitas sebuah lembaga mampu memberikan kesejahteraan bagi anggota organisasi ini dikarenakan banyaknya tugas yang diemban oleh anggota organisasi tapi dampak dari semua itu timbul

Page 75: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

63 keluhan-keluhan dari anggota organisasi khususnya karyawan/pengurus BUMDes, perlu pemberian semangat kerja dari pihak-pihak lain agar pengelolaan BUMDes berjalan dengan maksimal. Menurut Gibson kelangsungan hidup merupakan efektivitas yang mengacu pada tanggung jawab organisasi atau perusahaan dalam usaha memperbesar kapasitas dan potensinya untuk dapat berkembang.

Page 76: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

64 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: tingkat efektivitas BUMDes “Abbulogading” tahun 2018 di Desa Bulogading, kecamatan Bontonompo, kabupaten Gowa yang dilihat dari kegiatan yang telah dilaksanakan yang merujuk pada: 1. Produksi, berupa pendapatan baik dari keuntungan/laba di tahun 2018. 2. Efesiensi, berupa penggunaan sumber daya organisasi. 3. Kepuasan, pemenuhan kebutuhan-kebutuhan karyawan/pengurus dalam mengelola BUMDes. 4. Keadaptasian, mencakup tanggapan karyawan/pengurus serta masyarakat tentang kehadiran BUMDes dalam melayani kebutuhan masyarakat. 5. Kelangsungan hidup, berupa tingkat efektivitas BUMDes terhadap kelangsungan hidup anggota organisasi BUMDes serta masyarakat atas kehadiran lembaga tersebut. B. Saran Saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Penganggaran alokasi dana BUMDes supaya lebih dinaikkan lagi, agar penyertaan modal kepada masyarakat bisa terpenuhi dan terealisasi dengan baik. 2. perlu sosialisasi yang lebih terbuka lagi kepada masyarakat agar pemahaman tentang BUMDes bisa diketahui masyarakat luas.

Page 77: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

65 3. perlu pembangunan kantor/sekretariat BUMDes yang terpisah dari bangunan lembaga lainnya. 4. pengajuan modal pinjaman dari masyarakat terkait usaha batu merah dipermudah, supaya masyarakat bisa mengelola pinjaman modal untuk kegiatan usaha batu merah. 5. penggunaan dana BUMDes oleh pengurus BUMDes harus transparan terkait penggunaan Anggaran Dana Desa (ADD). 6. perlu peningkatan kualitas karyawan/pengurus BUMDes yakni berupa pelatihan-pelatihan dalam menambah pengetahuan tentang BUMDes.

Page 78: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

66 DAFTAR PUSTAKA Basrowi, Suwandi.2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta. ISBN 978-979-518-907-7 Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pendirian Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa. Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP).Fakultas Ekonomi. Universitas Brawijaya Fakrullah, Zudan, dkk. 2004.Kebijakan Desentralisasi di Persimpangan. Jakarta.CV.Cipruy. Iskandar.2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press. Kessa, Wahyudin. 2015 Perencanaan Pembangunan Desa.Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia. Jakarta Kurniawan, Boni. 2015. Desa Mandiri, Desa Membangun. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia. Jakarta. Meleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasir, Moh. 1999. Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia KaryaNawawi, Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Putra, Surya Anom. 2015. Badan Usaha Milik Desa: Spirit Usaha Kolektif Desa.Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan TransmigrasiRepublik Indonesia. Jakarta Sholeh, Chabib. 2014. Dialektika Pembangunan Dengan Pemberbayaan. Bandung: Fokusmedia Sujarweni, Winarta. 2014. Metode Penelitan. PT. Pustaka Baru.Bantul. Yogyakarta Sukasmanto.2014. Rancang Bangun Bisnis Dan Pengelolaan Bum Desa.Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD). Yogyakarta. Usman, Husaini dan Purnomo Setiadi Akbar.1996. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara Widjaja, HAW. 2003. Pemerintahan Desa/Marga. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Page 79: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

67 ARTIKEL

Budiono, Puguh. 2015. Implementasi Kebijakan Badan Usaha Milik Desa

(Bumdes) Di Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu Dan Desa Kedungprimpen Kecamatan Kantor. Jurnal Politik Muda, Vol. 4 No. 1, Candra Kusuma Putra, Ratih Nur Pratiwi, suwondo. 2007. Pengelolaan AlokasiDana Desa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa dalam PemberdayaanMasyarakat Desa. Jurnal Administrasi Publik , vol I, No. 6. Purnamasari, Hanny. Yulyana, Eka. Ramdani, Rachmat. 2016. Efektivitas Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bum Desa) Berbasis Ekonomi Kerakyatan Di Warungbambu Kecamatan Karawang Timur Kabupaten Karawang.Jurnal Politikom Indonesiana Vol. 1 No. 2. e-ISSN : 2528 –2069 Sidik, Fajar. 2015. Menggali Potensi Lokal Mewujudkan Kemandirian Desa.JurnalKebijakan&Administrasi Publik Vol 19 No 2-p-ISSN 0852-9213, e-ISSN 2477-4693. Toriqi, Annisaa. 2015. Analisis Yuridis Tentang Pengaturan PengelolaanAnggaran Dana Desa Berdasarkan Otonomi Desa. Bagian HukumAdministrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung Zatalini,Farah, 2015. Kewenangan Otonomi Desa Dalam PerencanaanPembangunan DesaBagian.Hukum Administrasi Negara Fakultas HukumUniversitas Lampung.

Page 80: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

68 PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa Undang-Undang 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa, penjelasan mengenaiDesa. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang tentang Desa.

Page 81: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

69

Page 82: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

70

Page 83: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

71

Page 84: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

72

Page 85: OLEH ASWAR ANAS 105610452312 · alokasi dana Desa ini ditujukan untuk program-program fisik dan non fisik yang berhubungan dengan indikator perkembangan Desa, meliputi tingkat pendidikan,

73 RIWAYAT HIDUP

Aswar Anas, lahir di Bulogading pada tanggal 11 Mei 1992. Anak pertama dari Tujuh bersaudara, putra dari pasangan Bapak Muh.Arif dengan Ibu Hasnah Dg. Tanning. Penulis mengawali jenjang pendidikan pertamanya pada tahun 1999 di SD Negeri Romanglasa dan tamat pada tahun 2004. Kemudian ditahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya di Mts Muhammadiyah Takwa dan tamat pada tahun 2007. Selanjutnya di tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bontonompo dan tamat pada tahun 2010. 2 tahun berikutnya, penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi Swasta pada program Strata Satu (S1) dan terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Makassar sampai sekarang.