Olah Tampang Rumah Nelayan sebagai Salah Satu Daya Tarik ... · alam bawah sadar. Spiritual...

16
Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 1 Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010 Olah Tampang Rumah Nelayan sebagai Salah Satu Daya Tarik Pantai Kota Bengkulu Studi Kasus: Kampung Nelayan Malabero, Sumur Meleleh dan Berkas Adri Aristianto 1) Happy Ratna Santosa 2) Josef Prijotomo 3) 1) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected] 2) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email : [email protected] 3) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email : [email protected] Abstrak Propinsi Bengkulu mempunyai 3 (tiga) suku besar yang memiliki peranan penting dalam mewarnai adat dan istiadat daerah Bengkulu, yaitu: Suku Melayu yang berpusat di Kota Bengkulu, Suku Rejang yang berpusat di Kabupaten Rejang Lebong, Suku Serawai yang berpusat di Kabupaten Bengkulu Selatan. Secara ekologis rumah tradisional mencerminkan budaya warganya dan menggambarkan pola kehidupan yang ada di dalamnya. Permukiman nelayan yang ada di pesisir pantai yang kurang sehat dan tidak tertata, dapat dibenahi menjadi daya tarik kota yang unik. Adapun metode yang dipakai adalah Deskriptif Kualitatif, dimana penentuan sample melalui probability sampling secara simple random sampling dan non probability sampling meliputi sampling kuota, sampling purposive serta snowball sampling. Kajian diperlukan karena posisi studi kasus berada di pesisir pantai kota lama Bengkulu yang berdekatan dengan aset wisata Fort Marlborough. Secara analisis, perkampungan tersebut lebih dikenal sebagai “Kampung” tempat terlaksananya nuansa budaya kesenian Tabot, tanpa terbersit bentuk tampang rumah seperti apa dikala masyarakat melintas lahan studi kasus. Hasil penelitian dapat memberikan solusi tampang rumah nelayan yang disajikan kepada masyarakat secara tradisional dengan cara pengolahan komposisi, ornament, kosmologi serta persepsi sebagai satu kesatuan yang dapat dijadikan pedoman penataan lingkungan dan acuan pengembangan pariwisata disisi pantai Kota Bengkulu. Kata Kunci - Olah tampang rumah nelayan dan lingkungannya. Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Transcript of Olah Tampang Rumah Nelayan sebagai Salah Satu Daya Tarik ... · alam bawah sadar. Spiritual...

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 1

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Olah Tampang Rumah Nelayansebagai Salah Satu Daya Tarik Pantai Kota Bengkulu

Studi Kasus: Kampung Nelayan Malabero, Sumur Meleleh dan Berkas

Adri Aristianto1) Happy Ratna Santosa2) Josef Prijotomo3)

1) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email: [email protected]) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email : [email protected]

3) Jurusan Arsitektur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email : [email protected]

Abstrak

Propinsi Bengkulu mempunyai 3 (tiga) suku besar yang memiliki peranan pentingdalam mewarnai adat dan istiadat daerah Bengkulu, yaitu: Suku Melayu yang berpusat diKota Bengkulu, Suku Rejang yang berpusat di Kabupaten Rejang Lebong, Suku Serawai yangberpusat di Kabupaten Bengkulu Selatan. Secara ekologis rumah tradisional mencerminkanbudaya warganya dan menggambarkan pola kehidupan yang ada di dalamnya. Permukimannelayan yang ada di pesisir pantai yang kurang sehat dan tidak tertata, dapat dibenahimenjadi daya tarik kota yang unik.

Adapun metode yang dipakai adalah Deskriptif Kualitatif, dimana penentuan samplemelalui probability sampling secara simple random sampling dan non probability samplingmeliputi sampling kuota, sampling purposive serta snowball sampling. Kajian diperlukankarena posisi studi kasus berada di pesisir pantai kota lama Bengkulu yang berdekatandengan aset wisata Fort Marlborough. Secara analisis, perkampungan tersebut lebih dikenalsebagai “Kampung” tempat terlaksananya nuansa budaya kesenian Tabot, tanpa terbersitbentuk tampang rumah seperti apa dikala masyarakat melintas lahan studi kasus.

Hasil penelitian dapat memberikan solusi tampang rumah nelayan yang disajikankepada masyarakat secara tradisional dengan cara pengolahan komposisi, ornament,kosmologi serta persepsi sebagai satu kesatuan yang dapat dijadikan pedoman penataanlingkungan dan acuan pengembangan pariwisata disisi pantai Kota Bengkulu.

Kata Kunci - Olah tampang rumah nelayan dan lingkungannya.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 2

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Fisherman House FacadeAS One of Affinity Bengkulu’s City Beach

Case Study: Malabero’s Fisherman Kampong, Sumur Meleleh and Berkas

Adri Aristianto1) Happy Ratna Santosa2) Josef Prijotomo3)

1) Graduate Student of Architectur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email:[email protected]

2) Lecture Departement of Architectur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email:[email protected]

3) Lecture Departement of Architectur FTSP ITS Surabaya Indonesia 60111, email :[email protected]

Abstract

Bengkulu's province has 3 (three) big tribe that has to play a part essential in colourcustom and culture of Bengkulu's region, which is: Malay tribe one that gets center atBengkulu's City, Rejang's tribe that gets center at Regency Rejang Lebong, serawai's tribethat gets center at South Bengkulu Regency. In ecological house reflects the traditionalculture of its citizens and describes the life pattern in it. Residence fisherman which is atbeach coast that under the way and not orderly, can be fixed as unique city affinity.

The method used is Descriptive qualitative, where the sample determination throughthe sampling probability in simple random sampling and non-probability quota samplingincludes sampling, purposive sampling and snowball sampling.This study is needed becausethe position of case studies in the old coastal town of Bengkulu adjacent to Fort Marlboroughtourism asset. In the analysis, the township is well better-known as the "Village" where theimplementation of arts Tabot cultural nuances, without dawned form what looks like a houseacross the case study.

Observational result can give house façade solution which is presented to traditionalsociety by perception of processing, composition, ornaments and cosmology as a whole thatcan be used as guidelines for structuring the environment and the reference side of coastaltourism development at Bengkulu City

Key word - Fixed up fisherman house façade and its environment.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 3

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

I. Pendahuluan

Di lingkungan pantai terdapat komunitas nelayan yang bermukim, diantaranya;kampung nelayan Malabero, Sumur Meleleh dan Berkas. ”Kampung” hingga saat inimewakili istilah atau sebutan bagi ketiga lingkungan diatas. Adapun permasalahan yang adameliputi; bagaimana mencari tampang yang berorientasi identitas melalui penggalian danpenemuan kembali karakteristik lingkungannya. Tujuan yang akan dicapai yaitu ; menemukantampang yang dapat dijadikan identitas pada saat ini dan yang akan datang sebagai sebuahdaya tarik bagi pantai Kota Bengkulu. Penelitian ini dibatasi dan dilaksanakan pada area studikasus yaitu kampung nelayan Malabero, Sumur Meleleh dan Berkas. Pendekatan yangdilakukan adalah tinjauan unsur fisik dan penataan. Hal tersebut ”Dapat dijadikan acuanpengintegrasian antara rumah nelayan dimasa lalu hingga masa kini yang dapat memberikandaya tarik tersendiri disisi pantai”.

II. Kajian Pustaka dan Teori

Propinsi Bengkulu yang terbagi menjadi 8 Kabupaten dan 1 Kota memiliki kesenianyang berbeda. Sebagai contoh kesenian berbeda di Bengkulu seperti gambar 1,a,b,c di bawahini:

Gambar 1.a,b,c : ”Penari (1916), Orkes Gamelan (1916) dan kelompok tabot (1939) berada diBengkulu”, (Sumber : Royal Netherlands Institute of Southeast Asian,Holl.Indische School Madioen 1916-1919)

Contoh Kerajaan-kerajaan yang terdapat di Bengkulu antara lain : Kerajaan Sungai Serut,Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sungai Itam, Kerajaan Selebar, Kerajaan Anak Sungai, danKerajaan Empat Petulai, semua nama bernuansa perairan. Beberapa profil rumah ;

Gambar 2.a,b,c : ”Rumah dikampung muara santen (1901), Rumah di Bengkulu (1920), danRumah di Bengkulu (1939), (Sumber : Royal Netherlands Institute ofSoutheast Asian, Holl.Indische School Madioen 1916-1919)

a b c

a b c

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 4

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Secara ekologis rumah tradisional mencerminkan budaya warganya,menggambarkan pola kehidupan yang ada di dalamnya, karena yang berkarakter dinilai positifsecara normative. Karakter rumah tradisional tidak terlepas dari proses pembentukannya, dankarakter tersebut selalu berubah terlanda kekuatan baru yang bermunculan.

A. Tampang Rumah Nelayan Dimasa LaluKekhasan lingkungan binaan hasil cipta karya dan karya nenek moyang salah satunya

tercermin dari ragam bangunannya. Dahulu karya arsitektur merupakan produksi setempatyang dirancang dan dibangun dengan keterampilan orang setempat serta memakai bahansetempat.

Gambar 3.a,b : ”Rumah di Kampong Muara Santen Bengkulu”,1901, dengan variasi bentukpola atap (Sumber : Royal Netherlands Institute of Southeast Asian,Holl.Indische School Madioen 1916-1919)

B. Tampang Rumah Nelayan Dimasa KiniHubungan antara satu manusia tidak terlepas dari manusia lainnya. Dari hubungan ini

tentunya akan saling mempengaruhi serta membawa suatu perubahan dalam bermasyarakat.Begitu pula dengan arsitektur rumah tradisional nelayan.

C. Bentuk Tetap Dengan Makna BaruPenampilan bentuk tetap mengadopsi bentuk lama tetapi diberi makna baru. Hal ini

dimungkinkan terjadi dimasyarakat yang baru mengalami masa transisi akibat pengadopsiannilai-nilai kebudayaan asing. Mereka masih enggan “meninggalkan kebudayaan masalalunya” atau kalaupun terpaksa mereka harus meninggalkan “kebudayaan masa lalu”membutuhkan waktu yang cukup lama. Untuk mengadopsi kebudayaan “baru” sertamenghindari kejutan budaya (culture shock) maka diberi makna baru. Misalnya makna yangbersifat sakral diubah menjadi profane. Untuk menemukan dunianya sendiri iamendesakralisasikan dunia nenek moyangnya. Secara tidak langsung rasa itu secara emosionalmasih tetap hadir dalam dirinya, dan diwujudkan kembali dalam bentuk-bentuk tertentu.

D. Bentuk Baru Dengan Makna TetapPenampilan arsitekturnya menghadirkan bentuk baru dalam pengertian unsur-unsur

lama yang diperbaharui ; jadi tidak lepas sama sekali, interpretasi baru terhadap bentuk lamatetapi diberi makna yang lama untuk menghindari kejutan budaya. Hal ini terjadi padamasyarakat transisi, dimana dalam proses akulturasi dengan kebudayaan asing masihmenyadari tidak bisa menghilangkan sama sekali sikap religious sebagai warisan leluhurnya.Sebagian besar eksistensinya diperoleh dari bisikan hati yang masuk kedalam dirinya melaluialam bawah sadar. Spiritual masyarakat tradisional ini tetap hidup dengan caranya sendiri,

a b

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 5

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

bukan dengan tindakan atau sesuatu yang dapat dikerjakan secara efektif, melainkan dalambentuk suatu nostalgia terhadap nilai-nilai yang berarti bagi dirinya.

Adapun teori yang berkaitan meliputi:1. Teori Persepsi

Sebagaimana diketahui, bila dua benda/objek diperbandingkan maka ada dua titikekstrim yang dapat ditarik sebagai kesimpulan pembandingnya. Pada titik ekstrim yang satuadalah tidak adanya perbedaan diantara keduanya, alias sama. Adapun menurut Prijotomoperihal persepsi, adalah sebagaimana tertera dibawah ini:

Pada titik ekstrim yang lain adalah keduanya sama sekali tidak sama, dan tidakjarang dikatakan ; berlawanan, bertolak belakang, kontras/kontradiktif atau bisajuga bertentangan. (Prijotomo. 1987 : 91)Kompleksitas selain sebagai prinsip-prinsip umum persepsi yang tak kasat mata, juga

merupakan prinsip penilaian relatif atau pengaruh dari konteks terhadap hal yang diamati. Iniberarti bahwa, tiap prinsip yang dikembangkan dalam teori-teori persepsi belum tentu bisadijelaskan berdasarkan hukum-hukum alam. Estimasi konservasi lahan yang potensial tidakterlepas dari karakter lokal wilayahnya dan proporsi atau sudut pandang masyarakat yang adadiwilayah yang dilingkupinya. Komponen yang membuat estimasi menjadi relatif diantaranyamencakup ; definisi karakter, rasa lokal, hubungan internal, corak, kiat dan materinya. Adapunpendekatannya melalui diagram konservasi relatif sebagai mana berikut ini ;

Diagram Konservasi Relative

Gambar 4 : Diagram Konservasi Relative (Sumber : Cohen, Nahoum.,”UrbanPlanning Conservation and Preservation”, p.243,273)

Legend : 1.Character-clear definition of local character and size2.Clearly formulated sense of locality of place3.Internal proportions of spaces and volumes4.Well defined design of the volumes5.Building methods and materials employed are of clear and exceptional

nature

Suatu kebutuhan diterima bila ditemukan bahwa mereka unik, jelas dan tersusun padasuatu jalur yang tepat, dengan ketentuan yang berkaitan dengan konservasi, kebutuhan akanhal tersebut akan terlihat lebih jelas sebelum memulainya. Merupakan hal yang benar jikapada kota dengan historis tertentu, konservasi menjadi pertimbangan sangat pentingdikarenakan bahwa hal ini menjadi satu bahan pertimbangan penataan atau tata kota dilingkup kota dimaksud. Hal ini menjelaskan bahwa bagaimanapun juga ini tidak boleh

Max.20% each totals 100% Estimated Total Conservation Potential

CharacterDefinition Locality

Sense

InternalRelations

Methods& MaterialStyle

& Design

87 %

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 6

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

sepenuhnya dilepaskan dari perencanaan suatu kota secara menyeluruh, seperti konservasiyang tidak dapat dipisahkan dari prosedurnya akan suatu prosedur perencanaan. Estimasikonservasi bersifat potensial dan komponen yang ada dibelakangnya mencakup kualitasterlihat dan merupakan proses penilaian dalam dua arah mencakup ; a.Comparison to other,similar sites (perbandingan ke lokasi lainnya, lokasi terkait) dan b.Esthetics and historicalvalue judgement (Pertimbangan menghargai estetika dan historis). Lebih tepatnya, iadijelaskan sebagai berikut : 1.The clear border of the site (Pembatasan yang jelas dari lokasi) ;2.The sense of locality (Perasaan akan tempat) ; 3.Internal relations in their variety (Hubunganinternal dari keanekaragamannya); 4.Style and design (corak dan desain) ; 5.Materials and theworkmanship (Bahan dan pengerjaannya).

2. Teori Komposisi TampangArsitektural adalah pola pembuatan. Adapun komposisi suatu bangunan tersusun dari

pola kelengkapan pengaturan satu dengan lainnya. Idealnya, tiap-tiap aspek dari satubangunan yang rencana di dalamnya memisahkan hal fisik yang terkecil rinciannya padasuatu pola yang berhubungan satu sama lain terukur pada penciptaan satu rangkaian tanpagugatan akan skala dan kompleksitas.

Adapun teori komposisi menurut “Don Han Lon” yang membaginya menjadi limabagian adalah;

Composition that have five related formal properties : Number, Geometry,Proportion, Hierarchy and Orientation. Number is the fundamental, Geometry is theshape, Proportion is the ratio, Hierarchy indicates the relative importance of theparts, Orientation operates in two ways in pattern ; Externally and Internally.

3. Teori OrnamenEstetika komposisi dari suatu bangunan tertuang dalam variasi jalur sejarahnya.

Seperti di abad ke-19, sesuatu yang modern, menggunakan transparansi untuk mencapai suatuarahan penyajian dari elemen arsitektural, hal tersebut terkait dengan ruang, struktur danprogram. Akan tetapi sejarah baru turut berkontribusi untuk membuat kegunaan daritransparansi, melalui sebuah diskusi tentang ekspresi dari bangunannya. Post modernismmenggunakan dekorasi dan dekonstruksi menggunakan geometri pendidikannya, seperti sosokmode di ruang transparensinya, akan tetapi corak mode tidak dapat dengan mudah untukdigantikan di dalam sebuah budaya. Adapun pada ornamen yang memiliki peran sebagaidekorasi komunikasi tertera pada kalimat :

“For loss, on the other hand, ornamentation was a crime. In his view, ornament wasused in traditional societies as a means of differentiation ; modern society needed notto emphasize individuality, but on the contrary, to suppress it”. (Farshid Moussaviand Michael Kubo, 2007 : 6)

Dan ornamen sebagai pemberi pengaruh dan sensasi yaitu :Many buildings of the twentieth century continue to effectively relate to culture bycreating sensations and affects. Similar to Sigfried Kracauer’s suggestion thatornamental mass movements in a stadium “bestow form to given matter”, thesebuildings produce affects that seem to grow directly from matter itself. They buildexpressions out of an internal order that overcome the need to “communicate”through a common language, the terms of which may longer be available. (FarshidMoussavi and Michael Kubo, 2007 : 7)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 7

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Ornamen massa adalah suatu refleksi estitis dari rasionalitas yang mengarah keekonomi keteraturan sistemnya.

4. Teori KosmologiNaungan atau bangunan dimana ia merupakan tempat manusia tinggal dan

mengadakan fungsi yang berbeda-beda serta dilengkapi dengan isi baik sendiri ataupunkelompok di dalam masyarakat. Wadah tersebut memuat, antara alam dan buatan manusiaatau elemen buatan. Konsep determinisme lingkungan berlaku pada awal peradaban manusia.Alam sangat mempengaruhi kehidupan manusia, hal ini menumbuhkan orientasi pemikiranmanusia kearah hubungan antara Kosmis dan Chtonis. Kosmis yaitu hubungan antara manusiadengan alam semesta, misalnya dengan matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Chtonisadalah hubungan manusia dengan bumi, misalnya dengan gunung, laut, pohon, batu dansebagainya. Perihal penghayatan kosmis dan mistis,Mangunwijaya, mengatakan bahwa;

Pada masa ini, orang berfikir dan bercita rasa dalam alam penghayatan kosmis danmistis atau agama. Tidak estetis yang berarti penilaian sifat yang dianggapkenikmatan. Segi mitos dan dan ke-agamaan menyangkut ke-ada-an manusia atausemesta dari dasar-dasarnya paling akar, paling menentukan dan palingsejati.(Mangunwijaya,YB.1988)

Hubungan antara manusia dan lingkungannya ini berkembang dan menjadi dasarkehidupan masyarakat “masa lalu”. Sejalan dengan perkembangan pengetahuan budaya yangdimiliki, maka mulai timbul kesadaran bahwa tidak semua aktivitas yang dilakukan sehari-hari dapat dilaksanakan di alam terbuka, oleh sebab itu dibutuhkan sebuah pelindung (shelter).Mulanya memanfaatkan goa yang ada di alam, setelah itu dibuatkan rumah tinggal dalambentuk yang sangat sederhana.

Konsep Penataan Lingkungan1. Tatanan Berbasis Lokal

Pola tata letak permukiman bagi orang Indonesia lebih dari sekedar usaha untukmenyediakan atap untuk berteduh dari hujan dan panas matahari atau berlindung dari hewanbuas dan musuh. Pola ini dilakukan secara sadar, yang mencerminkan konsep-konsep jagadraya dan hubungan-hubungan sosial dipermukaan bumi. pola ruang yang ada di Indonesiayang mempunyai keterkaitan dengan alam salah satunya pola permukiman pesisir, sertatatanan permukiman berbasis kelokalan sangat penting dalam mengedepankan identitaskawasan.

2. Tatanan dengan Pendekatan IdentitasKata latin “Identitas” dalam pembahasan ini, sebetulnya mengarah pada : “kesamaan

yang absolute atau keserupaan yang eksak”.(Hornby, 1975 : 428).Jadi, perencanaan pembangunan kota yang berwawasan identitas menuntut dilakukannyapenggalian dan penemuan kembali secara intensif dan ekstensif tentang kekhasan,kekhususan, keunikan dan karakter spesifik yang menjiwai suatu kota tetentu yangmembedakannya secara bermakna dengan kota lain.

3. Tatanan Rumah dalam LahanArti sebuah rumah bagi nelayan di suatu permukiman pantai, memiliki arti yang

berbeda dengan masyarakat yang berdomisili di pegunungan dan dilahan pertanian. Demikian

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 8

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

pula dengan budaya masyarakat yang terkandung didalam komunitasnya. Memberikan contohpermasalahan yang terjadi di suatu lingkungan permukiman yang memerlukan tindak lanjutpenyelesaian. Pertumbuhan tidak dapat dikesampingkan dan penataan lebih lanjut sangatdiperlukan bagi menunjang kelayakan. Demikian pula sesuatu yang tumbuh jangan dibiarkantumbuh begitu saja, akan tetapi diusahakan mendekati culture atau budaya setempat, yaituditempat dimana ia berdiri dan berpijak.

Pengertian Pariwisata1. Pengertian Pariwisata Sisi Tinjau Wisatawan

Pariwisata atau turisme adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atauliburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktifitas ini. Seorang wisatawan atau turisadalah seseorang yang melakukan perjalanan paling tidak sejauh 80 Km (50 mil) darirumahnya dengan tujuan rekreasi.

2. Pengertian Perumahan Nelayan Yang Dapat Dijadikan ObjekSebagaimana yang diungkapkan oleh Silas mengenai hukum sebuah rumah adalah :

Pertama ; bila semua keputusan tentang rumah dilakukan bebas oleh pemakai-pemilik, makahasilnya adalah masyarakat yang sejahtera

Kedua ; yang penting dari rumah bukan apanya (what it is) tetapi manfaat bagikesejahteraan penghuni (what-it-does)

Ketiga ; ketidak sempurnaan rumah yang diadakan oleh pemakai-penghuni akan lebih mudahditerima oleh bersangkutan.

Kata perumahan bukan kata benda tetapi kata kerja sesuai dengan makna berumah tangga(Silas, Johan.2009)

Pengertian Nelayan. Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukanpenangkapan ikan. Kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggalkelompok orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan diusahakan agarkepentingan seluruh penduduk untuk maju dapat dikolaborasikan dengan mengembangkankekhasan lokal atas dasar beragam tradisi dan keunikan yang ada, sehingga dapatmeningkatkan identitas kawasan dan penghasilan masyarakatnya.

Secara Ekopolis berdasar alasan wisata perlu:a. Keberlanjutan lingkungan, ekonomi dan sosial;b. Dimiliki oleh dan menjamin hak serta kepentingan seluruh penduduk untuk maju;c. Mengembangkan kekhasan lokal atas dasar beragam tradisi dan keunikan yang ada ;d. Menempatkan diri sebagai bagian dari sistem global dalam arti luas ;e. Selalu menyertakan warga sebagai kekuatan dasar dan pemilik upaya pembangunan.(Santosa, Happy Ratna.2009)

3. Kesiapan Terhadap Aset WisataSejauh ini Pemerintah Daerah Kota Bengkulu secara bertahap telah melakukan

pembangunan infrastruktur, dan pembangunan prasarana tersebut sangat penting untukmempermudah pelancong disaat membutuhkan ruang peristirahatan sambil menikmatimakanan ringan. Demikian pula dengan jalur yang akan ditempuh disaat melakukanperjalanan wisata. Adapun yang telah dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Bengkulu adalahkesiapan akses yaitu melalui jalan baru disisi pantai. Guna menghijaukan kawasan yang saatini dalam kondisi gersang tanpa tumbuhan, sebanyak 2.000 batang.1.500 batang pohon

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 9

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

berbagai jenis ditanam di kawasan Pantai Berkas Kota Bengkulu, sedangkan 500 batangpohon lainnya diserahkan kepada masyarakat setempat untuk ditanam disekitar tempattinggalnya.

III. Metode Penelitian

Tujuan yang diharapkan adalah tercapainya kriteria bagi rumah nelayan dimaksuddengan memperhatikan isu berkelanjutan khususnya kampung nelayan studi yang dijadikantarget. Tampang seperti apa yang dijadikan standar kajian dimana ia memiliki kedekatansecara culture lingkungan dari rumah nelayan yang pada akhirnya dapat meningkatkan tarafhidup masyarakat melalui kepariwisataan. Adapun gambar diagram pendekatan penelitiannyasebagai mana berikut ini ;

Gambar 5. Diagram Pendekatan Penelitian

Deskriptif ; merupakan penelitian yang bertujuan menggambarkan, meringkaskan berbagaikondisi, berbagai situasi atau variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objekpenelitian. Kemudian menarik kepermukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi,situasi ataupun variabel tertentu. Seperti diketahui bahwa metode deskriptif dirancang untukmengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara berlangsung).

Variabel Objek PenelitianDi dalam suatu pekerjaan sudah menjadi kebiasaan untuk mengambil manfaat dari

semua penyelidikan dan pengalaman, dan pada akhirnya merumuskannya dalam tata tertibmengenai dan untuk apa pekerjaan tersebut. Penelitian yang dilakukan adalah untukmembandingkan suatu variable (objek penelitian) antara subjek yang berbeda perihal tampangperumahan nelayan disisi pantai dan aktifitas penduduk di lingkungan.

Klasifikasi variabel dari hasil kajian pustaka adalah sebagai berikut :1. Variabel Tergantung/Terikat (Dependent Variable)

Dapat diungkapkan sebagai berikut :

Gambar 6 : Diagram Olah Tampang Rumah Nelayan

Dilihat dariPendekatanPenelitian

KualitatifDeskriptif

Studi Kasus

Survei

Hipotesa

Permukimannelayan Awal

Non Fisik

Fisik

Fisik

Non Fisik

Perubahan FisikPermukimannelayan masakini

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 10

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

2. Variabel BebasSebagai variabel yang memberikan pengaruh terhadap beberapa variabel lain, maka

ditentukan bahwa variabel bebas dari penelitian ini adalah lokasi dan keadaan fisik dariperumahan nelayan studi kasus kampung nelayan Malabero, Sumur Meleleh dan Berkas KotaBengkulu.

Sebagai pusat permasalahan, maka variabel terikat merupakan poin-poin kunci yangmemegang peranan dalam mencapai tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini, seperti yangtelah dijelaskan sebelumnya adalah terciptanya tampang rumah nelayan yang dapat dijadikandaya tarik wisata disisi pantai Kota Bengkulu yang tetap memperhatikan isu keberlanjutannyasebagai sebuah perumahan nelayan. Secara garis besar prinsip penataan dapat dilihat dari duasudut pandang, yaitu penataan dan pengembangan rumah nelayan dari sudut teori empirispraktis, dan yang kedua teori fenomenologi pada penciptaan place.

Merupakan variabel yang memberikan pengaruh terhadap hal-hal yang terjadi danberkembang didalamnya. Variabel bebas, adalah faktor yang berdiri sendiri, karena telahtercipta sedemikian.

Strategi PenelitianPenelitian kualitatif lebih menekankan kepada proses dengan metode yang variatif

dengan sifat interpretatif dan naturalistik. Dari hasil data dan informasi yang diperolehtersebut, peneliti akan menafsirkan informasi. Keunggulan dari strategi ini dalam usahamencapai tujuan penelitian yaitu tercapainya kriteria tampang rumah nelayan sejalan denganpotensi penghuni, lahan dan kultur atau budaya dilingkungan perumahan setempat.

Keunggulan dari strategi ini dalam usaha mencapai tujuan penelitian yaitu tercapainyakriteria tampang rumah nelayan sejalan dengan potensi penghuni, lahan dan kultur ataubudaya dilingkungan perumahan setempat.

1. Mendapatkan kriteria, dibutuhkan pengetahuan khusus mengenai kehidupan yangterjadi di suatu kawasan selain data-data fisik. Hal tersebut adalah bagaimanamanusia memposisikan kehidupan sehari-harinya bagi diri mereka sendiri/makesense of their lives,experiences, and their structures of the world. Penelitiankualitatif menitik beratkan meaning dengan metodenya, sehingga memudahkanpendekatan terhadap studi (Creswell, 1994)

2. Taktik dalam prosedur penelitian kualitatif, seperti in depth interview, focus group,dan observation/participant observation dapat memberikan informasi secara detailmengenai kehidupan dan norma yang terjadi untuk kemudian diukur denganinstrument tertentu.(Mack dkk, 2005)

Adapun kelemahan dari prosedur penelitian kualitatif ini adalah tingkat subjektifitasyang lebih dominan karena peneliti memiliki peran dalam menginterpretasikan data hasilpengumpulan yang dilakukan secara detail. Hal ini dapat diatasi dengan memperkuatpengetahuan peneliti mengenai standar penataan tampang rumah.

Analisa dimaksudkan untuk mengkaji data dalam hubungannya dengan keperluanpengujian hipotesa penelitian. Dari hasil analisa harus diinterpretasikan untuk mengetahuikaitan antara data yang satu dengan data yang lain, sehingga dapat membuktikan hipotesayang telah ditentukan.

Adapun analisa untuk penelitian ini adalah mendapatkan kebenaran dan mendapatkanpengetahuan akan rasa ingin tahu tampang rumah nelayan seperti apa yang dapat menjadiidentitas kawasan studi kasus ; kampung nelayan Malabero, Sumur Meleleh dan Berkas.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 11

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Secara keseluruhan, teknik pengumpulan, analisis dan interpretasi yang dipilihbersifat kualitatif, sesuai dengan strategi yang dipilih. Hal tersebut dapat dilakukan dengancara ; analisa dokumentasi visual diiringi dengan wawancara kepada tokoh masyarakat(pemuka masyarakat) dan masyarakat umum setempat.

Didalam menentukan populasi dan sampel, lebih lanjut dijabarkan ; populasi adalahwilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristiktertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.Sedang sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasitersebut.

Adapun analisa ini mencoba mencari pendekatan terbaik akan tampang rumahnelayan melalui wawancara keingintahuan, peneliti akan mencoba menarik kesimpulan akanculture (budaya) di masyarakat.

Adapun lingkup kegiatan pengumpulan data bangunan, dapat dilakukan dengan cara ;analisa dokumentasi visual diiringi dengan wawancara kepada tokoh masyarakat (pemukamasyarakat) setempat dan daftar pertanyaan hendaknya disusun dan dikelompokkan sesuaidengan kebutuhan analisa.

Proses analisa memainkan peranan penting akan penentuan hasil tampang seperti apayang dapat menjadi identitas.

IV. Kajian Lokasi Penelitian Kampung Nelayan

Fungsi kampung; terutama di daerah studi kasus yakni Malabero, tanah lapang ditepipantai juga dimanfaatkan bagi persiapan pra keberangkatan sekaligus perakitan perahunelayan sebelum berangkat menuju laut lepas.

Sekilas perbincangan dengan narasumber “Z”; dimasa lalu, tepian pantai merupakantempat yang dekat bagi nelayan, dikarenakan rumah tinggal warga yang tinggal ditepi pantai,kadangkala dialih fungsikan sebagai tempat menganyam jala (jaring) dan memperbaikisampan (perahu kecil) mereka. Demikian pula tepi pantai lebih sering dimanfaatkan sebagaitempat permainan bagi anak-anak, entah bermain bola atau mencari ikan dikala air surutdisiang hari. Akan tetapi dipagi hari; terutama jam-jam subuh; tempat tersebut dijadikantempat buang air besar bagi warga dewasa, dikarenakan mereka masih belum memiliki WC.Akan tetapi sekarang sudah jarang di sebabkan mereka dapat menggunakan WC umum.

A. Dinamika Didalam MasyarakatTempat bermain anak-anak yang paling bebas adalah di pantai, tetapi pada pagi dan

siang hari panas karena tidak ada pepohonan.Interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hariwarga perkampungan cukup baik dan hampir semua warga saling mengenal sesamanya, danmereka dapat menjaga hubungan dengan baik. Soal pinjam meminjam bahan atau bumbudapur bagi ibu rumah tangga di “kampung” merupakan hal yang biasa. Keadaan rumah yangrapat satu sama lainnya memudahkan bagi ibu-ibu rumah tangga untuk bersosialisasi. Secarafisik terkait bangunan tempat tinggal, warga yang tidak mampu membayar ongkos membuatrumah, yang bersangkutan dapat meminta bantuan kepada warga lain untuk bergotong royong,dan yang bersangkutan cukup menyediakan makan dan minum serta rokok bagi mereka yangbergotong royong.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 12

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

B. Budaya di Lingkup Lingkungan MasyarakatSetahun bukanlah waktu yang panjang bagi masyarakat Bengkulu untuk mengikuti

festival Tabot yang sudah menjadi tradisi. Tidak ada catatan tertulis sejak kapan upacaraTabot mulai dikenal di Bengkulu. Namun, diduga kuat tradisi yang berangkat dari upacaraberkabung para penganut paham Syi'ah ini dibawa oleh para tukang yang membangunBenteng Marlborought (1718-1719) di Bengkulu. Adapun festival tabot seperti terlihat padagambar 7a,b,c dibawah ini:

Gambar 7a,b,c : Festival Tabot di Bengkulu,(Sumber : dokumentasi lapangan Festival Tabot)

Hiasan (ornament) mengacu kepada permainan warna, sebuah bentuk objek yang berorientasiruncing bagian atas dan pada ujungnya terdapat bentukan kubah kecil. Bentukan objek yangberada disisi tengah didampingi empat gerga sebagai pendampingnya.

C. Rumah Tempat TinggalPada umumnya, satu rumah di Kampung Malabero, Sumur Meleleh dan Berkas

dihuni oleh 1(satu) keluarga batih atau inti. Keluarga batih atau inti ini terdiri dari Ayah, Ibu,dan Anak-anak yang belum menikah. Disamping itu, ada juga didalam satu rumah terdiri atas2(dua) keluarga batih, bahkan terdapat juga keluarga luas yang terdiri atas suami, istri, anak-anak, dan adik ipar dari kedua belah pihak. Bahan bangunan yang dipergunakan adalah batubata, semen, kayu atau papan. Sebagaimana yang disebutkan narasumber “Z” sudah tidak adalagi yang menggunakan bambu, gedek atau tepas, mungkin tidak tahu pemasangannya danbanyak tersedia bahan bangunan pilihan selain item bambu, gedek dan tepas seperti yangdisebutkan diatas. Bahan untuk atap dari seng atau rumbia (dimasa lalu). Atap seng masihbertahan, akan tetapi kondisi seng yang ada sekarang ini lebih tipis dibandingkan masa lalu.Profil rumah di daerah studi kasus meliputi :

a b C

a b C d

e f g h

i j k

Gambar 8a,b,c,d,e,f,g,h,i,j dan k :Rumah nelayan di daerah studikasus. (Sumber : dokumentasilapangan di daerah studi kasus)

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 13

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Tampilan rumah sebagai tempat tinggal secara variatif mengikuti perkembangansesuai dengan kemampuan finansial penduduk.

D. Ciri Khas Rumah NelayanSecara fisik, rumah tinggal mereka kadangkala dialih fungsikan sebagai tempat

menganyam jala (jaring) dan memperbaiki sampan (perahu kecil) mereka. Apabila ditinjaudari kedekatan antar warga yang kuat terjalin diwaktu festival Tabot, kemungkinankebersamaan tersebut terbawa hingga ketempat kerja nelayan ditepi pantai.

V. Analisa Tampang Rumah Nelayan di Lokasi Penelitian

Didalam analisa model rumah didaerah studi kasus, barang bukti berupa rumah yangtersisa dapat dijadikan acuan kasar atau tolok ukur sosok bangunan untuk tempat tinggal.Dengan kata lain, hal tersebut dapat disebut “identitas”. Sebagaimana diungkapkan olehHornby, 1975:428 ; bahwa identitas mengarah kepada kesamaan yang absolute ataukeserupaan yang eksak.

A. Sosok Bangunan Darat

Sikap masyarakat lebih statis, artinya ; masyarakat di desa atau di daerah pedalamantidak mudah dipengaruhi, apa lagi di tampilkan perubahan bentuk rumah dari yang telah adasejak zaman lampau yang dijadikan acuan. Bentuk dan struktur rumah di desa menunjukkankesederhanaan, namun unsur-unsur seni dan ukir yang bersifat tradisional walaupun sederhanatetap dipertahankan.

B. Sosok Bangunan TepianSecara bentuk dan struktur rumah tempat tinggal penduduk amat ditentukan oleh

faktor-faktor adat kebiasaan, lingkungan alam, kondisi tempat ekonomi dan lokasi. Pengaruhdari faktor lingkungan alam dan lokasi dapat kita lihat dari perbedaan berbagai bangunanrumah yang ada. Rumah yang tumbuh dikota, lebih banyak menunjukkan khas ke-kota-anyakni ukuran rendah, banyak kamar, sumur dan WC dalam halaman. Atau pada bagianbangunan rumah ; jendela besar-besar, atap genteng atau seng, rumah pakai kaca, dankebanyakan rumah batu.

C. Analisa Kesamaan dan PerbedaanSecara makro bangunan terlihat berbeda satu dengan lainnya. Akan tetapi secara

mikro terdapat beberapa unsur kesamaannya, baik secara struktural, maupun pola ruang.Suatu pola bangunan memiliki kesamaan dengan bangunan lainnya, akan tetapi ditemukanjuga suatu pola yang sama tetapi berbalik arah. Demikian pula suatu pola memiliki kesamaanharfiah tetapi dimensinya dipersempit. Adakalanya suatu pola yang dipersempit tersebut dialihfungsikan bukan sebagai tempat tinggal, tetapi dijadikan warung atau kios makanan ringan.Artinya, pemindahan pola ruang mengikuti fungsi.

Secara garis besar kesamaan antara rumah tepian pantai terhadap rumah tradisionaldaratan yaitu, bentuk atap yang mendekati, sama-sama berbentuk rumah panggung, memilikijumlah tiang disisi depan 4 (empat) buah dan disisi samping 6(enam) buah, pola ruang yanghampir mendekati. Pembedanya dari rumah tradisional daratan yaitu terdapat sedikitornamentasi, adanya penggabungan dapur yang terpisah oleh garang atau tempatpenyimpanan air, serta minimnya tampilan aksesoris pada bangunan, yang terlihat hanya padatiang teras atau barendo.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 14

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Pada rumah tepian pantai terjadi perubahan posisi ruang, dikarenakan ketidaktahuanmasyarakat pada pola denah masa lalu. Sebagaimana keterangan narasumber di lokasikampung nelayan malabero pernah terjadi kebakaran besar yang menyebabkan sebagian besarbangunan musnah terbakar. Oleh karena itu, rumah nelayan lama sudah jarang, dan yangtersisa saat ini adalah bangunan sisa yang tak ikut musnah terbakar. Adapun perbandingandenah rumah tepian pantai dengan rumah daratan sebagaimana terlihat pada gambar 9 berikutini :

Kadangkala penciptaan bentuk bangunan baru tetapi tidak terlepas dari makna lama.Hal tersebut tergantung dari pemahaman individu yang tinggal dilingkup permukimannya,kearah mana pola denah rumah tempat tinggal mereka asalkan semua kebutuhan minimalisruang tercapai. Apabila ditelusuri lebih jauh, pola denah suatu bangunan didaerah studi kasusmerupakan gambaran dari denah bangunan yang telah ada sebelumnya. Perihal bentukpolanya tetap merupakan pendekatan dari sebuah bentuk lama dengan makna baru.

Masing-masing bangunan secara garis besar mengacu kepada pengetahuan danpersepsi pemilik akan model rumah. Menurut Narasumber ‘U.K’ dikelurahan Malabero entahbagaimana bentuknya yang penting mereka dapat tinggal dengan nyaman didalamnya dandapat melaksanakan hidup dan kehidupan bersama keluarganya. Jawaban akan pertanyaanperihal persepsi arsitektur secara tidak langsung tidak akan lepas dari ketersambungan antarabangunan yang satu dengan bangunan lain disekitarnya.

Satu Arah

Pribadi SemiPublik

SemiPublik

Pribadi

Denah rumah tepi pantai Denah rumah darat

Dapur

Teras

R.Tamu Kel.Dekat

R.MakanKeluarga

R.Tidu

R.Tidur

Barendo

Hal

R.Tengah

Bilik R.Makan

Barendo Dapur

Garang

BilikGedang

Gambar 9. Perbandingan denah rumah tepi pantai dan denah rumah darat

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 15

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

VI. Kesimpulan dan Saran Tampang Rumah Nelayan

Berdasarkan analisa beberapa contoh rumah didaerah studi kasus diatas secara umumsetiap rumah memiliki fungsi dan ruang yang hampir sama, walaupun secara posisi didalambangunan ia berbeda. Secara umum pendekatan penjabaran pengolahan tampang: Dari segijumlah tampang rumah tradisional sangat jarang. Akan tetapi terdapat juga sebagianornamentasinya yang dipakai oleh bangunan lain. Oleh karena itu, sosok ke arah semitradisional mengarah ke tradisional sekilas terbaca secara persepsi. Dari segi geometri, yaitusesuatu yang memberikan fenomena berkaitan dengan ornamentasi karena tidak semua rumahdi daerah studi kasus memiliki ornamentasi fisik yang berkesan eksklusif. Dari segi proporsi,tidak semua rumah memiliki halaman, ada yang memiliki dan ada yang tidak, dimasa lalu,rumah nelayan yang ada disisi pantai memanfaatkan halamannya sebagai tempat menganyamjaring atau jala ; alangkah baiknya jika rumah juga memiliki halaman karena anak-anak didaerah studi kasus berkecenderungan menggunakannya untuk bermain diwaktu luang. Darisegi hirarki, rumah nelayan lama sebagai tempat tinggal menandai kepentingan relatif, lebihkuat kearah prifasi artinya bertemu hanya dengan orang tertentu, dengan jumlah prifasi yangdibatasi tersebut, dinamika sosial masyarakat permukiman pantai berkesan tidak rileks atauterhambat.

Apabila pola denah ruang secara garis besar tetap sama maka berbenturan dengandata lapangan permukiman nelayan pantai saat ini. Pola denah ruang rumah nelayan sekarangtetap dipertahankan akan tetapi arahnya mengikuti rumah tradisional walaupun dengandimensi yang berbeda. Ornamentasi, memiliki peran sebagai penghias ketidaktentuan yangdikomunikasikan melalui pengaruh dan sensasi. Kelokalan sedapat mungkin harusmemperlihatkan keberlanjutannya dengan masa lalu sehingga dapat berkelanjutan denganmasa yang akan datang. Hal tersebut harus menjadi perhatian sebagai sebuah prediksi atauperkiraan pembangunan rumah, jadi tidak semena-mena merancang dan membangun. Olehkarena itu, sebaiknya hal diatas dapat dijadikan pertimbangan didalam pengolahan tampangbangunan perumahan nelayan didaerah studi kasus kampung nelayan Malabero, SumurMeleleh dan Berkas dan lebih lanjut dapat dijadikan identitas. Kedekatan antara bangunan dipermukiman nelayan yaitu sama-sama berada diposisi tepian pantai, sama-sama mendekatipanggung, sama sama beratap bubungan sembilan, dan sama-sama berdomisili di lingkunganberbudaya Tabot dapat dijadikan target.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.

Jurusan Arsitektur ITS – Maret 2010 | 16

Seminar Nasional Perumahan Permukiman dalam Pembangunan Kota 2010

Daftar Pustaka

A.BukuCreswell, J.W. (1994). Research Desain: Qualitatif and Quantitative Approaches, Sage

Publication Inc.California.Cohen, Nahoum, (1999) Urban Planning Conservation and Preservation”. The MIT Press.

Cambridge Mass.Don Han Lon. (1976), “Composition In Architecture”,Publication by Jhon Wiley.Farshid Mousavi and Michael Kubo.(2007), The Function Of Ornament, posted by

Robert Blinn 2007.Hornby, (1975), Drama, Metapora & Perception, Associated University Press.Inc.Mangunwijaya,YB.(1988), Sastra dan Religiusitas, Yogyakarta. Kanisius Publisher.Prijotomo, Josef. (1987) Dinamika Arsitektur Indonesia. Penerbit Jurusan Teknik

Arsitektur FTSP.ITS Surabaya.

B.Jurnal dan Materi KuliahKTT Habitat Agenda II (Istanbul 6/96). Santosa, Happy Ratna. Catatan Penutup, Modul

Kuliah; “Dari Ekopolis ke Pariwisataan” 30 Maret 2009.Mack, N, Woodsong, C, MacQueen, K, Guest, G, Namey, E, (2005) Qualitative Research

Methods: A Data Collectors Field Guide, Family Health International.http://www.fhi.org

Silas, Johan (2009), Modul Kuliah; Pengembangan Sumber Daya Perumahan PermukimanDaerah”.

.

Easy PDF Creator is professional software to create PDF. If you wish to remove this line, buy it now.