OH

3
Ovarium merupakan organ reproduksi yang menghasilkan sel telur pada hewan vertebrata betina. Ovarium memiliki dua peranan, baik sebagai kelenjar reproduksi maupun sebagai kelenjar endokrin karena mensekresikan hormon untuk metabolisme. Hormon yang dihasilkan oleh ovarium adalah estrogen dan progesteron, yang keduanya memiliki mekanisme feedback negatif (Anonim 2011). Uterus berada di sebelah ventral rectum, merupakan organ di rongga pelvis yang menjadi tempat terjadinya kebuntingan dan perdarahan selama masa estrus (Rich 2011). Sterilisasi dengan tindakan bedah pada hewan kecil merupakan satu dari tindakan yang paling sering dilakukan dalam dunia praktisi kedokteran hewan yang dilakukan sebagai metode kontrasepsi, untuk mencegah overpopulasi dan penanganan penyakit organ reproduksi. Beberapa teknik bedah sterilisasi yang dilakukan di antaranya ovariohisterektomi, kastrasi, gonadektomi, ovariektomi, histerektomi, dan vasektomi. Pada hewan betina, ovariohisterektomi dapat dilakukan dengan teknik traditional midline ovariohisterectomi, lateral flank ovariohisterectomi, atau laparoskopik ovariohisterectomi (Howe 2006). Ovariohisterektomi adalah operasi pengambilan atau pemotongan organ ovarium dan uterus dari rongga abdomen. Operasi dilakukan pada hewan peliharaan atau hewan kecil, dan bukan pada hewan ternak (Anonim 2011). Ovariohisterektomi (ovariohysterectomy) merupakan salah satu operasi bedah yang banyak dilakukan pada anjing. Operasi ini biasanya direkomendasikan pada umur 5 sampai 8 bulan dan atau setelah estrus pertama. Tujuan umum tindakan ovariohisterektomi adalah untuk mencegah kebuntingan yang tidak diinginkan. Selain itu, pencegahan dan penanganan pyometra, metritis, neoplasia, kista, trauma, serta torsio uteri (Kim et al. 2006). Ovariohisterektomi dilakukan pada hewan betina yang telah dewasa kelamin. Sebaiknya, operasi tidak dilakukan pada saat hewan estrus

description

OH

Transcript of OH

Page 1: OH

Ovarium merupakan organ reproduksi yang menghasilkan sel telur pada hewan

vertebrata betina. Ovarium memiliki dua peranan, baik sebagai kelenjar reproduksi maupun

sebagai kelenjar endokrin karena mensekresikan hormon untuk metabolisme. Hormon yang

dihasilkan oleh ovarium adalah estrogen dan progesteron, yang keduanya memiliki

mekanisme feedback negatif (Anonim 2011). Uterus berada di sebelah ventral rectum,

merupakan organ di rongga pelvis yang menjadi tempat terjadinya kebuntingan dan

perdarahan selama masa estrus (Rich 2011).

Sterilisasi dengan tindakan bedah pada hewan kecil merupakan satu dari tindakan

yang paling sering dilakukan dalam dunia praktisi kedokteran hewan yang dilakukan sebagai

metode kontrasepsi, untuk mencegah overpopulasi dan penanganan penyakit organ

reproduksi. Beberapa teknik bedah sterilisasi yang dilakukan di antaranya

ovariohisterektomi, kastrasi, gonadektomi, ovariektomi, histerektomi, dan vasektomi. Pada

hewan betina, ovariohisterektomi dapat dilakukan dengan teknik traditional midline

ovariohisterectomi, lateral flank ovariohisterectomi, atau laparoskopik ovariohisterectomi

(Howe 2006).

Ovariohisterektomi adalah operasi pengambilan atau pemotongan organ ovarium dan

uterus dari rongga abdomen. Operasi dilakukan pada hewan peliharaan atau hewan kecil,

dan bukan pada hewan ternak (Anonim 2011). Ovariohisterektomi (ovariohysterectomy)

merupakan salah satu operasi bedah yang banyak dilakukan pada anjing. Operasi ini

biasanya direkomendasikan pada umur 5 sampai 8 bulan dan atau setelah estrus pertama.

Tujuan umum tindakan ovariohisterektomi adalah untuk mencegah kebuntingan yang tidak

diinginkan. Selain itu, pencegahan dan penanganan pyometra, metritis, neoplasia, kista,

trauma, serta torsio uteri (Kim et al. 2006).

Ovariohisterektomi dilakukan pada hewan betina yang telah dewasa kelamin.

Sebaiknya, operasi tidak dilakukan pada saat hewan estrus dan saat kondisi bunting. Hal ini

dikarenakan pada kondisi tersebut suplai darah cukup besar ke ovarium dan uterus,

sehingga berisiko terjadinya pendarahan. Operasi ini terdiri dari dua tahap, yakni

pemotongan ovarium dan pemotongan uterus.

Pemotongan ovarium dilakukan terlebih dahulu dilanjutkan dengan pemotongan uterus.

Perlu dilakukan pengikatan yang kuat pada pangkal uterus sebelum pemotongan, untuk

mengantisipasi terjadinya peritonitis (Mc Coy 1968).

Meskipun ovariohisterektomi ditujukan untuk beberapa indikasi yang telah disebutkan,

operasi ini juga memiliki efek samping, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku, yang

dilaporkan dalam beberapa studi (Hardie et al. 1997). Hemorrhagi komplikasi sekunder yang

umum terjadi pada operasi ovariohisterektomi dan dapat mengakibatkan kematian jika

kondisi pasien terlalu parah. Penanganan yang baik dalam fiksasi ovarium dan uterus serta

Page 2: OH

pengikatan yang tepat menjadi salah satu langkah untuk menghindari terjadinya hemorrhagi

yang dapat menimbulkan peritonitis (Howe 2006).

Ovariohisterektomi juga dapat meningkatkan bobot badan hewan. Beberapa waktu

post-operasi, hewan mengalami kenaikan feed intake secara signifikan, yang menyebabkan

peningkatan bobot badan seiring adanya penimbunan lemak (Belsito et al. 2009).

Dapus :[Anonim]. 2011. Ovary. [terhubung berkala] http://en.wikipedia.org/wiki/Ovary [23

April 2011].

Belsito KR, Vester BM, Keel T, Graves TK, Swanson KS. 2009. Impact of

ovariohysterectomy and food intake on body composition, physical activity, and

adipose gene expression in cats. Journal of Animal Science 87(2):594-602.

Howe LM. 2006. Surgical methods of contraception and sterilization.

Theriogenology 66: 500–509

Howe LM. 2006. Surgical methods of contraception and sterilization.

Theriogenology 66: 500–509

Kim HH, et al. 2006. Effects of ovariohysterectomy on reactivity in German Shepherd

dogs. The Veterinary Journal 172:154-159.

Mc Coy JJ. 1968. The Complete Book of Cat Health and Care. London: Herbert

Jenkins.

Rich WM. 2011. Cancer of the Uterus. [terhubung berkala]

http://www.gyncancer.com/uterus.html [23 April 2011].