Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

14
Oh! Mr. Hikkikomori Vanille Yacchan All Character Naruto © Masashi Kishimoto NHK Ni Youkoso © Tatsuhiko Takimoto 11 Eyes Original Soundtrack Altair © ASRIEL Warning : OOC SASUKE, AU, DLDR A/N : REPUBLISH + EDITED. Saya tidak tahan setelah membacanya, banyak sekali kalimat-kalimat aneh. Maaf yang mengharapkan kelanjutan ff ini. Lagi proses pengerjaan! Ditunggu~ [Chapter One : New Neighbour and Accindental Occurence] Ctik... Ctik... Ctik... Ctik... Shakunetsu ni tsukinukeru senkou yo Oimotometeru sorezore no yume wa dare mo ga yuzurenai. Kakusei no DOA hiraki tobidase. Ctik... Ctik... Ctik... Ctik... Mayoi osore sore wa kienu tomo. Takanaru mune no kodou kono te ni yadoshite. Hanate Shiny blast my soul... “AAAAAARRRRRRGHHHHHH!!”

description

My Anime Naruto fanfiction

Transcript of Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

Page 1: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

Oh! Mr. Hikkikomori

Vanille Yacchan

All Character Naruto © Masashi Kishimoto

NHK Ni Youkoso © Tatsuhiko Takimoto

11 Eyes Original Soundtrack Altair © ASRIEL

Warning : OOC SASUKE, AU, DLDR

A/N : REPUBLISH + EDITED. Saya tidak tahan setelah membacanya, banyak sekali kalimat-kalimat aneh. Maaf yang mengharapkan kelanjutan ff ini. Lagi proses

pengerjaan! Ditunggu~

[Chapter One : New Neighbour and Accindental Occurence]

Ctik... Ctik... Ctik...

Ctik...

Shakunetsu ni tsukinukeru senkou yo

Oimotometeru sorezore no yume wa dare mo ga yuzurenai.

Kakusei no DOA hiraki tobidase.

Ctik... Ctik... Ctik...

Ctik...

Mayoi osore sore wa kienu tomo.

Takanaru mune no kodou kono te ni yadoshite.

Hanate Shiny blast my soul...

“AAAAAARRRRRRGHHHHHH!!”

Pemuda dengan perawakan jangkung dan memiliki rambut bak pantat ayam itu sedikit—bahkan bisa dibilang sangat terganggu dengan suara audio yang luar biasa memekakkan indera pendengarannya. Ia mendengus, mengistirahatkan kepala ayamnya di atas keyboard komputer yang monitornya masih menyala menampilkan sebuah game RPG—lima hari yang lalu ia mainkan.

Page 2: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

Pemuda bermarga Uchiha itu HAMPIR meneriakkan kemenangan euforianya ketika ia tak lama lagi berhasil menundukkan musuh terakhir dan voila level enam belas yang ia tunggu-tunggu sudah terbentang di hadapannya. Tetapi suratan takdir melawan kehendaknya, tetangga apartemen barunya yang super brengsek itu memutar musik anime berulang-ulang dan yang paling terburuk, volumenya yang super dahsyat itu menganggu kinerja otaknya untuk memusatkan perhatian pada musuh yang mencoba menyerangnya.

Apa yang dipikirkan orang itu sih sepanjang hari memutar Altair, dasar tetangga bodoh. Pekik innernya jengkel.

Atensinya mengarah pada sebuah buku tabungan yang tergeletak tak jauh dari letak komputernya. Ia menghela napas pasrah. Hilang sudah moodnya melanjutkan game yang beberapa menit lalu tertunda apalagi ketika ia melihat nominal angka yang tertera di atas kertas putih itu.

¥ 60

Aaaaah... lebih baik bunuh saja dirinya.

“AAAAARRRGGHH!!!” pemuda itu menegakkan tubuhnya, ia mengacak-acak rambut bak pantat ayamnya yang berantakan semakin menambah hancur style rambutnya yang aneh itu.

GROOOKKKKK

Spontan pemuda itu memegangi perutnya, merasakan sensasi asing yang mencoba menusuk-nusuk isi perutnya. Seingatnya ia tak pernah memakan makanan yang tak wajar. Jadi hal apa kiranya yang membuat perutnya terasa sakit? Memorinya mencoba merekonstruksi ulang kejadian beberapa hari yang lalu dan ah~ benar juga ia baru ingat, lima hari ini ia sama sekali belum menyantap makanan, hanya karena gara-gara game terobosan Square Enix itu ia sukses menjadi orang sinting selama lima hari.

Tak perlu menunggu para badan pemerintahan yang bertugas memelihara keamanan itu menemukan bangkainya yang membusuk di apartemen, ia beranjak dari kursi empuknya, menyeret kakinya menuju dapur.

Ketika tangannya membuka gagang rice cooker, matanya melotot sempurna, OH GOD! Teriak innernya horor. Sama sekali tak ada tersisa nasi sedikitpun di dalam sana. Tubuhnya melemas, bibir tipisnya tak henti-hentinya berkomat-kamit melontarkan kalimat ‘aku akan mati!’

AARRRGHH... Cukup sudah kehidupan Hikkikomori ini. Mulai sekarang aku akan mencari pekerjaan, dan semua orang tidak akan memanggilku HIKKIKOMORI lagi! Seru innernya seraya menyeringai, t-t-tapi interview pekerjaan itu sungguh menakutkan. Tambah innernya menciut.

Page 3: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

Uchiha Sasuke, pemuda berumur dua puluh tiga tahun, pecandu dunia maya tingkat akut, pernah di drop out dari perkuliahan, gamers amatiran, dan yang paling terburuk dari segalanya ia merupakan penyandang Hikkikomori. Oh! Hell jika ia memiliki pilihan hidup, maka ia akan memilih hidup sebagai makhluk melata, kemudian dikonsumsi oleh beberapa hewan yang lebih besar darinya dan voila hidupnya berguna untuk makhluk lainnya. Tapi, lain halnya dengan dirinya yang asli; pengangguran, tidak pandai bersosialisasi, dua puluh empat jam hanya menghabiskan waktunya di depan benda elektronik melakukan surfing di dalam dunia maya aaah~ bagai makhluk bak parasit yang mendiami muka bumi dan tak memiliki kegunaan apapun.

GROOOKKKKK

Rasa laparnya semakin menjadi-jadi. Atensinya mengarah pada jam dinding di sudut ruangan.

Pukul 11 PM.

Sasuke menghela napas pelan, ia berjalan lunglai menuju ranjangnya kemudian merebahkan tubuhnya—yang menurut Sasuke entahlah tak terdifinisikan bagaimana baunya. Pandangan matanya mulai mengabur.

Jangan mati, sebelum kau menjadi manusia berguna, bakaaaaaaa! Bentak innernya.

Seketika bola matanya terbuka lebar. Dengan sekejap ia bangkit dari ranjang dan mencoba mencari sesuatu yang dapat mengganjal perutnya.

Ia berlari kecil, melangkahkan kakinya menuju lemari pakaian. Tangannya bergerak membuka kenop pintu lemari, atensinya menyapu tiap-tiap petak di dalam lemari. Sasuke mendengus, mana mungkin ia pernah menyimpan makanan di lemari pakaian? Saking bodohnya jika ia benar-benar melakukannya.

Rasa kesal menyelimuti dirinya, kenapa beberapa hari yang lalu ia lebih memilih membeli doujinshi yang berisi karakter-karakter moe di ajang comiket daripada membeli makanan yang justru sangat penting jika ia tak mau dihadapkan dengan jurang kematian? Ah~ penyesalan memang selalu ada di akhir kisah, bukan?

Sasuke menepuk jidatnya pelan.

Baka... baka... bakaaaaaa.

Ia berniat lain kali tidak akan terbuai dengan kesenangan sementara.

Tapi aku penasaran dengan kelanjutan kisah Meirin. Ucap innernya. Apa Meirin akan ditolong oleh pria berpakaian robot atau bahkan ia akan...

“BAKAAAAAAA!!! Kenapa pada saat seperti ini aku memikirkan hal yang tidak penting?” Sasuke mendengus, ia membanting pintu lemarinya dengan keras. Berbalik menuju

Page 4: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

ranjangnya yang berbalut seprei dark blue. Tak lama ia menghenyakkan pantatnya di ranjang, menumpu wajah dengan sebelah tangannya.

Tanpa sengaja onyxnya menangkap sebuah obi terselip diantara sekumpulan doujinshi-doujinshi yang berhamburan di lantai apartemen. Seketika saraf di otaknya terhubung. Memorinya mendeteksi sebuah ide yang tanpa sengaja pernah ia baca di sebuah website yang menurutnya what the fuck? Mungkin dulu benar jika ia menganggap ide bodoh itu terlalu dibuat-buat. Tetapi tanpa di duga-duga ide gila yang ditulis sang author itu sangat ia butuhkan sekarang juga.

Karma macam apa yang sedang terjadi pada diriku?

Sasuke bangkit dari ranjangnya, dengan perlahan ia mengambil obi berwarna hitam itu.

Kiat-kiat menahan lapar eh? Akan ku buktikan jika ide aneh author itu benar-benar terbukti.

Tanpa ragu ia mulai mengikat obi hitam disekeliling perutnya dengan kencang. Yah~ walaupun pada awalnya memang sangat sakit, tapi tak ada cara lain untuk bertahan hidup satu hari ini saja.

Sasuke meringis, ia berjalan membungkuk seraya tangannya meraih-raih ranjang yang tak jauh di hadapannya.

Apa yang dipikirkan author bodoh itu sih? Ini sakit sekali. Pikirnya sembari menghenyakkan pantat di lantai, kemudian merebahkan kepalanya di atas ranjang.

Well... well... Rupanya pemuda satu ini tak sadar betul siapa yang sebenarnya pantas disebut sangat bodoh.

“Arrrrhhhh...” ia menjerit seraya mengelus-elus perutnya. Bahkan ia baru menyadari bahwa tetangga sebelah apartemennya masih melanjutkan memutar musik anime. Ia mengambil bantal yang tak jauh dari tempatnya. Menenggelamkan wajahnya di atas bantal, kedua tangannya bergerak menutup sepasang indera pendengarannya.

Tak mungkin aku akan mati—

Koko ni hokoru shimei wo bokura wa tada tsuranuku kara.

dengan keadaan—

Kakete Shiny blast my soul.

Hatenaki daichi e.

Sono saki ni egaku monogatari wo tsukurou.

seperti ini!

“AARRRGHHH... ORANG MACAM APA SIH HAMPIR TENGAH MALAM MEMUTAR MUSIK DENGAN VOLUME YANG LUAR BIASA KERASNYA?” teriaknya, ia bangkit

Page 5: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

dari duduknya bergegas menyeret kakinya menuju pintu depan apartemen dengan tak sabaran dan tak lupa merenggut paksa obi yang melingkar di perutnya.

KNOCK... KNOCK...

Sasuke menggedor pintu tetangga barunya secara bertahap.

Sagase Lost paradise my soul.

KNOCK... KNOCK...

Bokura no ketsui yo zutto tooku e tsuzuke motto takaku mirai e.

“Oiiiiiiii!! MATIKAN MUSIKMU BRENGSEEEEKKKKK!!!” teriaknya masih setia menggedor pintu. Tapi tak ada satu pun respon dari si penghuni apartemen, karena ketidaksabaran mengalahkan segalanya maka ia memilih mendobrak pintu apartemen tetangga barunya dan tanpa berpikir panjang bagaimana cara menggantinya nanti.

Matanya melotot sempurna, ketika hal pertama yang ia lihat adalah dua lemari besar di seberangnya dipenuhi dengan tankoubon-tankoubon manga. Ketika atensinya beralih ke sudut ruangan sebuah lemari yang dipenuhi figur-figur anime yang kebanyakan bergender perempuan ada di depan matanya.

Atensinya beralih menatap lantai apartemen yang dipenuhi dengan doujinshi bahkan manga yang tak cukup ditampung di dalam lemari, dan tak lupa si penghuni apartemen menghiasi dinding apartemennya dengan poster-poster anime yang err... membuat darahmu memanas jika memandangnya. Hell, cobaan apa lagi ini? Ia bertemu dengan orang yang lebih maniak daripada dirinya.

Orang macam apa dia!! Pekik innernya tak percaya dengan pemandangan di hadapannya.

“Senpai?”

Seketika pikirannya buyar, dengan sekejap ia mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara yang menginterupsi luapan pikirannya mengenai kamar apartemen aneh itu. Bola matanya hampir meloncat keluar ketika melihat sosok pemuda di hadapannya.

“KAU!!”

TAAKK

“Heh—ternyata tetangga baru yang pindah di sebelah apartemenku itu kau orangnya!!” seru Sasuke yang telah selesai merampok makanan tetangga barunya, ia meletakkan cup mie instan yang telah ludes di atas meja. Kemudian menenggak ludes bir yang tentu saja merupakan hasil rampokan juga.

Page 6: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

Si pemilik apartemen menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, “Senpai, ternyata kau sama sekali tak berubah.”

Kedua alis Sasuke bertautan, onyxnya meneliti dengan detail sosok yang berada di hadapannya. Orang yang ditatap merasa ngeri dengan onyx yang menatapnya terlalu intens, jangan bilang kalau dia itu penyuka—

“Kau juga masih sama seperti dulu, Naruto!” suara baritone Sasuke menginterupsi pikiran kotor pemuda berambut pirang di hadapannya. Walaupun sekarang kau lebih maniak. Tambah innernya seraya mengangguk afirmatif.

“Aa! Sasuke-senpai!” panggil Naruto menyela.

Perhatian Sasuke yang pada awalnya tertuju pada sebuah majalah kini teralihkan pada sosok pemuda pirang itu, “Apa?” jawabnya tak penuh minat kemudian kembali pada rutinitas awalnya.

Naruto menelan salivanya, ia ragu menanyakan hal ini, “Anooo... aku dengar kau—“

Sasuke yang penasaran dengan sekejap langsung mengalihkan atensinya pada sosok Naruto yang kini memasang ekspresi gugup luar biasa. Satu alis Sasuke terangkat, mencoba menunggu lanjutan kalimat yang akan Naruto ucapkan.

Tanpa Sasuke sadari, onyxnya yang tajam itu menimbulkan bulir-bulir keringat dingin yang bercucuran di jidat pemuda pirang itu. Naruto menggelengkan kepalanya, “Tidak jadi senpai!”

Sasuke mendengus, kembali mengalihkan perhatiannya pada sebuah majalah. Bahkan ia tak menyadari Naruto bernapas lega ketika onyx itu tak menatapnya secara tajam lagi.

Mengerikan. Pikirnya.

Setelah itu keheningan melanda di antara keduanya. Sasuke yang masih sibuk dengan bahan bacaannya, sedangkan Naruto, ia sibuk berdebat dengan batinnya mengenai pertanyaan yang tak jadi ia ucapkan pada Sasuke.

BRAAK

“Aku tak percaya dengan keadaan Jepang sekarang!” ucap Sasuke memecahkan keheningan, tangan kanannya menggebrak meja kayu. “Kenapa studio anime selalu merilis anime yang luar biasa seperti ini?” tambahnya seraya menyodorkan halaman majalah bergambar yang menampilkan sosok direktur studio anime yang kini terkenal seantero Jepang. “Tak heran jika para otaku semakin membludak tiada henti. Ini namanya persekongkolan, orang awam seperti kita tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya,” pekiknya lalu menggelengkan kepalanya tak mengerti. Sosok pemuda pirang itu hanya bisa menatap senpainya jawdrop.

“U-uh... aku tidak mengerti apa maksudmu, senpai,” sahut Naruto yang telah berhasil menetralisir kekagetannya. Sebuah kerutan halus menghiasi keningnya.

Page 7: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

Sasuke menghela napas dalam, ia menutup majalah milik Naruto dengan sentakan keras, “Apa kau tak menyadari jika para otaku semakin tak terhitung jumlahnya negara kita akan hancur Naruto. Penyakit otaku itu sangat mengerikan! Mereka terlalu tergila-gila, kemudian mengurung dirinya di kamar sampai berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun hanya untuk mengisi kesehariannya membaca manga, menonton anime, atau bermain game, yang lebih parahnya mereka tak memiliki kesempatan untuk bersosialisasi di luar rumah dan bekerja untuk memenuhi kebutuhannya di hari yang akan datang. Masyarakat non produktif itu hanya parasit di muka bumi ini,” jelas Sasuke meluap-luap. Tatapan matanya menyiratkan kengerian pada dampak yang akan terjadi dengan kehidupan para otaku.

Oh! Hell bahkan kau juga seperti itu, bukan? Seorang hikkikomori yang terlalu takut bersosialisasi dengan orang yang tak kau kenal. Kau juga masyarakat non produktif, baka! Ucap innernya meyakinkan.

Sasuke mencondongkan tubuhnya ke arah pemuda bermarga Uzumaki itu. Kedua tangannya terulur memegang bahu Naruto, “Sudah jelas kau di sini sebagai korbannya, Naruto dan tak bisa kau bayangkan aku juga korban dari persekongkolan dunia bisnis ini!” ucap Sasuke seraya melepaskan pegangannya dan menegakkan tubuhnya kembali.

Naruto yang tak percaya dengan ucapan senpainya, bibirnya menganga. Tanpa ia sadari ucapan senpainya itu benar-benar mengena dengan personalitas miliknya.

Ya! Ia seorang otaku! Apa ada yang salah dengan otaku? Memang, setiap masyarakat di negara ini menilai para otaku itu penyendiri yang aneh. Berterima kasihlah pada insiden pembunuhan berantai pada tahun silam. Seorang kolektor manga yang setia dan otaku pembunuh yang membuat setiap masyarakat curiga pada geek yang terlalu fanatik. Tapi Naruto yakin, ia bukan otaku seperti rata-rata otaku maniak lainnya. Ia hanya seorang otaku biasa, pemuda pengkolektor manga dan figur anime, bahkan ia bukan seorang hikkikomori. Ia menyimpulkan bahwa kehidupannya sebagai otaku tak akan membebaninya, seperti yang telah diasumsikan oleh senpainya.

“Mana bisa aku meninggalkan kehidupan otaku yang menyenangkan ini, senpai!” geram Naruto seraya bangkit dari duduknya. Ia melangkahkan kakinya menuju lemari besar, tangannya bergerak membuka kenop pintu lemari tersebut. “Bagaimana dengan manga karya Katagiri Ikumi yang cool ini?” ia menyodorkan sebuah manga dengan cover art yang menampilkan pemuda pirang jatuh dari langit. Sasuke yang masih duduk seraya menangkupkan wajahnya hanya bergumam ‘hah?’.

Naruto bergegas mengembalikan manga yang ia anggap cool itu ketempat semula. Ia menutup lemarinya dengan pelan. Kemudian langkah kakinya membawanya ke sebuah kardus yang tak jauh dari letak lemari, “Bagaimana dengan beberapa koleksi DVD Gundam yang ku dapatkan dengan susah payah!” jeritnya seraya menyodorkan lima buah DVD anime mecha dengan tatapan menggebu-gebu.

Heh! Mana ku tahu ahoo!! Jerit inner Sasuke menjawab.

Page 8: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

Dengan tak berperasaan Naruto menghempaskan koleksi DVDnya ke dalam kardus. Ia menyeret kakinya menuju sudut ruangan. Membuka lemari yang dipenuhi figur-figur anime—yang Sasuke lihat kebanyakan bergender perempuan—dengan sangat hati-hati. Sasuke dengan sangat jelas dapat melihat mata biru kouhainya itu berbinar-binar, “Bagaimana dengan my sweet Mikarin. Jika aku membuangnya dipastikan seluruh hidupku akan dipenuhi dengan kesuraman!” serunya seraya memeluk figur gadis maid robo layaknya bocah berumur satu tahun yang baru dibelikan boneka beruang.

Satu alis Sasuke berkedut. Ia tak tahan dengan nasib Naruto yang menyedihkan. Lihat saja sekarang kouhainya itu menelanjangi figur maid robonya berusaha mengganti pakaian figur anime yang sangatsangatsangat dicintai pemuda pirang itu. Sasuke dapat melihat wajah Naruto bersemu merah ketika kedua mata biru Naruto terfokus pada tubuh telanjang figur maid robonya.

Apa-apaan dia itu! Teriak inner Sasuke kesal.

Dengan sekejap Sasuke bangkit dari duduknya, langkah kakinya bergegas membawanya ke hadapan kouhai semasa SMPnya.

“Sadarlah Naruto!” hardik Sasuke merebut maid robo dari tangan Naruto. “Ini adalah tipe ilusi yang membuat orang-orang menjadi sinting!” tambah Sasuke seraya menunjuk sang objek pembawa petaka yang di genggam di tangan kanannya.

“Whaaaa!! My sweet Mikarin!! Apa yang kau lakukan!! Kembalikan my sweet Mikarin!!” bentak Naruto berurai air mata. “Ayolah, takkan ada seorang pun yang terluka!” Naruto menggapai figur anime yang disembunyikan di belakang punggung senpainya.

“Kau lah yang melukai dirimu sendiri. SADARLAH!!” bentak Sasuke sembari tangan bebasnya mendorong tubuh pemuda di hadapannya. “Benda ini akan kubuang demi kebaikanmu!!” Sasuke bergegas melangkahkan kakinya menuju pintu apartemen yang notabene dengan susah payah keduanya perbaiki. Naruto hanya meringkuk dan menjerit histeris.

BRAAK

Pemuda raven itu membuka pintu apartemen Naruto dengan keras. Ia terkekeh menatap Naruto yang meringkuk di lantai berurai air mata, “Kenapa kau tidak mengucapkan selamat tinggal dengan maid robo mu sebelum aku membuang—“

Ketika ia memalingkan wajahnya dan bersiap membuang benda pembawa petaka itu, seketika onyxnya mendelik. Bibirnya menganga menatap sosok belia yang berada di hadapannya terperanjat.

“—nya!”

Saat emerald itu melirik benda yang digenggam di tangan kanannya, pemuda raven itu membeku. Sasuke bersumpah dengan jelas dapat melihat sosok di hadapannya merona. OH! GOD! Apakah ini hukuman darimu atas dosa-dosaku? Jerit innernya histeris.

Page 9: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

Sebelum rasa malunya memuncak, Sasuke memutar tubuhnya dan berbalik menutup pintu apartemen Naruto dengan keras. Ia menyandarkan tubuhnya pada pintu apartemen dan menghirup rakus seluruh oksigen. Oh! Hell!! Setelah title hikkikomori dengan resmi disandangnya kini title baru ‘si pemuda cabul’ akan resmi disandang pemuda itu.

“INI SEMUA GARA-GARA FIGUR ANIME BRENGSEEEKK!!” jerit Sasuke seraya membanting benda yang benar-benar pembawa petaka baginya. Naruto yang kini menegakkan tubuhnya menggapai maid robo dengan wajah berbinar. Naruto mengelus-elus rambut hitam maid robo miliknya dan tak tahu menahu soal senpainya yang kini meringkuk mengenaskan di pintu apartemen. Aura gelap mengitari sekeliling tubuh pemuda raven itu.

Semoga aku tidak dipertemukan dengan sosok itu. Harap innernya memohon.

Well—rupanya pemuda satu ini tidak tahu bagaimana suratan takdir telah mengatur jalan kehidupannya.

.

.

.

.

To Be Continue...

Otakupedia :

- Moe : Konsep karakter muda, feminine, dan innocent.- Comiket : Comic Market.- Square Enix : Studio anime yang pernah merilis anime/game macam Final Fantasy,

Pandora Hearts, Kingdom Hearts, Kuroshitsuji, etc.- Tankoubon : Manga yang diterbitkan per volume atau jilid.- Mecha : Genre animanga yang kisahnya menitik beratkan pada robot.- Doujinshi : Karya animanga buatan fans yang diinspirasi dari animanga tertentu.- Katagiri Ikumi : Mangaka Are You Alice? (A/N : Saya gak tahu mau memasukkan

mangaka yang mana, jadinya saya memilih beliau)- Hikkikomori : Dalam bahasa Jepang yang berarti seseorang yang memilih untuk

mengisolasi diri (menghindarkan diri) dari kehidupan sosial (kehidupan luar) dan memilih untuk menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk diam di rumah, kalaupun ke luar rumah hanya seperlunya saja.

- Otaku : Sekelompok orang penggemar Anime, Idol, maupun Game tingkat akut bin kronis. Pengertian Otaku sendiri sebenarnya tidak selalu punya hobi yang kejepang-jepangan kaya anime dsb, tetapi intinya lebih kepada Orang yang sungguh sangat terlalu fokus sama hobinya.

Page 10: Oh! Mr. Hikkikomori, Ch 1

...

Halloooo readers-san. Saya datang lagi membawa fiksi yang terinspirasi dari manga NHK, jujur saja dari dulu kepengen banget mengulas tentang otaku atau gak hikkikomori yang kalau di indo penyakit psikologi ini sama kayak INTROVERT ‘kan? *Nyengir* BTW saya juga introvert *gak ada yang nanya*

Sekedar pengetahuan saja kejadian otaku sang pembunuh berantai itu memang benar loh! Kalau gak salah pada tahun 1989 pelakunya ditangkap. Mungkin akibat insiden itu otaku di Jepang gak suka kalau dirinya disebut dengan otaku.

Okay~ akhir kata, terima kasih sudah mau meluangkan waktunya...

Review please!!! *Teriak 5 oktaf bareng Tobi*